BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 21
|
|
- Djaja Hadiman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 21 menyebutkan bahwa Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan di lakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut (Pasal 26 Ayat 3) jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat, jumlah sarana pelayanan kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan dijelaskan yang dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari : tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga keperawatan (meliputi perawat dan bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan, dan sanitarian), tenaga gizi (nutrionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasiterapis dan wicara) dan tenaga tehnisi medis (radiographer, radioterapis, tehnisi gigi, tehnisi
2 elektromedis, analis kesehatan, refraktionis optisien, otorik prostetik, tehnisi tranfusi dan perekam medis). Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dijelaskan bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan diperlukan sumber daya kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi secara adil dan merata sesuai dengan tuntutan pembangunan kesehatan. SKN memberikan fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manusia kesehatan guna menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan. Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan meliputi perencanaan kebutuhan dan program sumber daya manusia yang diperlukan, pengadaan yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan pelatihan sumber daya kesehatan termasuk peningkatan kesejahteraannya dan pembinaan serta pengawasan mutu SDM kesehatan. Sistem Kesehatan Nasional Tahun 2012 telah mengindentifikasikan masalah strategis sumber daya kesehatan yang dihadapi dewasa ini dan di masa depan diantaranya adalah perencanaan kebijakan dan program SDM kesehatan masih lemah dan belum didukung sistem informasi SDM kesehatan yang memadai, dan masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis SDM. Berdasarkan Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012, menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami kemajuan penting dalam menentukan Kualitas Kesehatan Penduduk Indonesia, yang di ukur dari Umur Harapan Hidup yaitu 70,5 tahun pada tahun 2007 meningkat pada tahun 2012
3 menjadi 73,2 tahun. SDM yang berkualitas merupakan subjek dan sekaligus objek pembangunan. Kualitas SDM semakin baik yang antara lain ditandai dengan meningkatnya nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dari 0,586 pada tahun 2000 pada peringkat ke-122 dari 175 negara menjadi 0,728 pada tahun 2007 pada peringkat ke-107 dari 177 negara, namun demikian kinerja pelayanan kesehatan masih rendah yang diketahui dari masih tingginya angka kematian ibu yang pada tahun 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup meningkat menjadi 359 per kelahiran hidup di tahun 2012, demikian juga dengan angka kematian bayi masih tinggi walaupun angkanya sudah ada penurunan dari 34 per kelahiran di tahun 2007 menjadi 32 per 1000 kelahiran di tahun Oleh karena itu kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Menurut data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDMK) Kesehatan Kementerian Kesehatan, pada tahun 2012 jumlah SDM Kesehatan yang ada diseluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia tercatat sebanyak orang yang terdiri tenaga medis ( dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) sebanyak orang, tenaga perawat sebanyak orang, tenaga bidan orang. Pada tahun 2013 jumlah seluruh SDM Kesehatan meningkat menjadi orang, tenaga medis menjadi orang, tenaga perawat juga meningkat menjadi 296,126 dan demikian juga tenaga bidan meningkat
4 menjadi Pada tahun 2012 tenaga kefarmasian sebanyak orang, tenaga kesehatan lainnya ada orang dan tenaga non nakes , demikian juga pada tahun 2013 tenaga kefarmasian meningkat menjadi 46,764 orang, tenaga kesehatan lainnya 125,609 orang dan tenaga non kesehatan meningkat menjadi orang. Menurut Data BPPSDMK Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013, jumlah perawat di Indonesia pada tahun 2012 tercatat sebanyak orang, sehingga rasionya terhadap penduduk sebesar 96,2 perawat per penduduk. Estimasi jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 yang bersumber dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI sebesar jiwa. Provinsi dengan ratio jumlah perawat dengan penduduk tertinggi yaitu Maluku dengan jumlah penduduk jiwa memiliki ratio 275,5 perawat per penduduk, sedangkan ratio terendah yaitu Jawa Barat dengan jumlah penduduk jiwa memiliki 49,3 perawat per penduduk. Jumlah bidan di Indonesia pada tahun 2012 tercatat sebanyak orang, sehingga rationya terhadap penduduk Indonesia sebesar 51,6 bidan per penduduk. Provinsi dengan rasio tertinggi yaitu Aceh dengan jumlah penduduk jiwa sebesar 193,4 bidan per penduduk sedangkan ratio terendah yaitu DKI Jakarta dengan jumlah penduduknya sebanyak 21,9 bidan per penduduk. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara menurut Data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 tercatat sebesar jiwa. Jumlah tenaga perawat tahun 2012 sebanyak orang dengan rasio perawat terhadap
5 penduduk 112,58 perawat per penduduk. sedangkan jumlah bidan sebanyak orang dengan rasio 93,01 bidan per penduduk. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2011 di mana jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara jiwa dengan jumlah perawat orang di mana rasio perawat dengan penduduk 74,62 perawat per penduduk dan jumlah bidan orang dengan rasio bidan terhadap jumlah penduduk sebesar 81,83 per penduduk. SDM kesehatan di Indonesia yang bertugas di Rumah Sakit tahun 2012 berjumlah dengan rincian tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Perawat yang bertugas sakit sebanyak orang, dengan rata-rata 53 perawat per rumah sakit dan bidan yang yang bertugas di rumah sakit sebanyak orang, dengan rata-rata 9 bidan per rumah sakit. Jumlah SDM kesehatan yang bertugas di rumah sakit kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara tahun 2012 adalah orang, tenaga perawat orang dan tenaga bidan orang (Kemenkes, 2012). Perencanaan tenaga kesehatan di atur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang pada Pasal 6 dinyatakan bahwa pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat. Perencanaan nasional tenaga kesehatan disusun dengan memperhatian faktor jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, sarana kesehatan serta jenis dan jumlah
6 tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Perencanaan Nasional tenaga kesehatan ditetapkan oleh Menteri. Metode penyusunan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, yang juga merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah di atas. Di dalam Kemenkes ini dijelaskan metode-metode dasar dalam penyusunan rencana SDM kesehatan baik metode lama maupun baru. Metode perencanaan yang lama diantaranya berdasarkan ratio penduduk ( jumlah SDM kesehatan per 1000 penduduk), merencanakan standar penempatan tenaga (jumlah tertentu tenaga kesehatan per fasilitas kesehatan), dan beberapa metode berdasarkan masalah (contoh: jumlahnya tidak memperhatikan perbedaan daerah dan jenis pekerjaan yang dilakukan). Kebutuhan tenaga SDM kesehatan lainnya adalah berdasarkan beban kerja (Workload Indicator of Staff Need). WISN adalah suatu metode baru perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan (Depkes, 2004). Adapun langkah-langkah perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu: 1.Menetapkan waktu kerja tersedia; 2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM kesehatan; 3. Menyusun standar beban kerja; 4.Menyusun standar kelonggaran; 5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja. (Depkes, 2004).
7 Menurut Stone dalam Ilyas (2012), bahwa perencanaan SDM tampaknya belum menjadi prioritas dari pimpinan organisasi rumah sakit. Hal ini diperlihatkan dari hasil penelitian yang dilakukan An Australian Graduate School of Management terhadap 541 organisasi, ternyata hanya 37% institusi yang mempunyai sistem perencanaan SDM yang berdasarkan analisis ilmiah dan 41% tidak mempunyai sistem perencanaan SDM yang baik serta sisanya sebanyak 12% sama sekali tidak memiliki perencanaan SDM. Hasil penelitian ini menggambarkan walaupun Negara maju sekalipun, hanya sepertiga organisasi saja yang mempunyai sistem perencanaan SDM, sedangkan mayoritas (63%) sama sekali belum melakukan fungsi perencanaan SDM. Kebijakan terhadap perencanaan SDM seperti ini pada akhirnya berefek terhadap rendahnya kinerja kualitas dan produktivitas rumah sakit. Peneliti Jauhari (2005), di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan tentang perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja menyimpulkan sebagian pekerjaan yang selama ini dilaksanakan oleh perawat belum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya perawat mengerjakan pekerjaan lain yang tidak termasuk dengan tugas pokok dan fungsinya, seperti melakukan penulisan resep (94,8%), menyapu ruangan (94,3%), mengepel lantai ruangan (92,6%), membersihkan kamar mandi (88,4%). Di temukan juga tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Pirngadi Medan secara keseluruhan berlebih. Menurut Adikoesumo (2003), Rumah Sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah rumah sakit yang dibuat oleh suatu perusahaan BUMN dalam rangka
8 melayani kesehatan karyawan dan keluarga perusahaan tersebut dan karyawan dari perusahaan yang ada hubungannya dengan perusahaan itu. Rumah sakit ini dimiliki dan dikelola oleh perusahaan BUMN yang bersangkutan. Karena fungsi rumah sakit tak lepas dari fungsi sosial maka rumah sakit BUMN juga menerima pasien-pasien lain yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan sendiri. Rumah Sakit Bangkatan merupakan Rumah Sakit dengan kepemilikan BUMN PT Perkebunan Nusantara II (Persero), terletak di Kota Binjai, dengan Kelas C. Menerima pasien dari masyarakat umum, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan/Tenaga Kerja dan konsumen utama dari karyawan PTP Nusantara II beserta keluarga yang ditanggung termasuk pensiunannya. Rumah Sakit Bangkatan mempunyai Visi : Menjadi Rumah Sakit Rujukan yang Mandiri, Unggul dan Berdaya Saing. Dalam mencapai Visi tersebut Rumah Sakit Bangkatan menjalankan misinya yaitu: 1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna khususnya terhadap Karyawan PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) dan keluarganya. 2. Melaksanakan Manajemen Rumah Sakit secara Profesional. 3. Membangun kepercayaan Pelanggan melalui Sumber Daya Manusia yang profesional, berkualitas dan berbudaya kerja prima. 4. Memberikan kontribusi yang optimal bagi Perusahaan maupun Masyarakat sekitar. 5. Menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan serta menciptakan nilai tambah. Sedangkan Motto Rumah Sakit Bangkatan adalah We Care For You Health.
9 Jumlah tenaga keperawatan Rumah Sakit Bangkatan adalah 119 orang, yang berpendidikan Sarjana Keperawatan (S1) ada 6 orang, Akademi Keperawatan (D3) 87 orang, Akademi Kebidanan (D3) ada 16 orang, Perawat (SPK) ada 9 orang dan SPRG ( Perawat Gigi) 1 orang. Ruang Rawat Inap yang ada di Rumah Sakit Bangkatan ada 10 ruangan berdasarkan kelas yang terdiri Ruang SuperVIP, Ruang VIP, Ruang Kelas I, Kelas II Laki-laki, Kelas II Wanita, Kelas III Laki-laki, Kelas III Wanita, Ruang Anak, Ruang Neonati dan Ruang Bersalin. Jumlah pasien rawat inap Sampai November 2014 sebanyak pasien, meningkat dari tahun 2013 yang jumlahnya pasien. Jumlah kunjungan rawat jalan sampai November 2014 sebanyak Tahun 2013 sebanyak pasien, meningkat dari tahun 2012 yang berjumlah pasien. Meningkatnya jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di tahun 2014 berhubungan sudah berjalannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari mulai Januari Indikator - indikator pelayanan Rumah Sakit Bangkatan Binjai yang dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisien rumah sakit berdasarkan BOR (Bed Occopancy Rate) yaitu prosentase pemakaian tempat tidur dipergunakan untuk melihat berapa banyak tempat tidur rumah sakit yang gunakan dalam satu masa tertentu, LOS (Lenght Of Stay) yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien, BTO (Bed Turn Over) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur berapa kali dalam satuan waktu tertentu tempat tidur rumah sakit terpakai dan TOI (Turn Over Interval)
10 yaitu penggunaan tepat tidur dari saat kosong sampai terisi berikutnya. Indikator indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Indikator di Rumah Sakit Bangkatan tahun Jenis Indikator Nilai Ideal (Depkes) Tahun s/d Nov BOR(%) ,00 69,15 63,87 85,84 LOS(Hari) 6-9 3,88 4,39 3, BTO(Kali) ,14 47,99 48,77 77,3 TOI(Hari) 1-3 2,21 2,01 2,76 0,72 Sumber : Unit Rekam Medik Rumah Sakit Bangkatan Tahun Berdasarkan tabel di atas dari tahun 2011 sampai 2014 BOR (Bed Occupancy Rate) Rumah Sakit Bangkatan pada dengan jumlah tempat tidur 133 unit sudah memenuhi nilai ideal 60-85% (Depkes, 2005), walaupun berfluktuasi dan trennya meningkat, BOR merupakan indikator yang memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan rumah sakit. LOS, BTO dan TOI memberikan gambaran mutu dan efisiensi rumah sakit (Unit Rekam Medik Rumah Sakit Bangkatan tahun ). Namun di ruang rawat inap masih ditemukan keluhan pasien tentang pelayanan yang kurang optimal dari perawat dan bidan di ruangan, terutama tentang sikap dan perilaku perawat yang kurang ramah, perawat terlalu sibuk mengurusi hal lain di luar dari tugas keperawatan sehingga memberi kesan pasien kurang mendapat perhatian. Misalnya terkadang keluarga pasien harus memberitahu perawat bila cairan infus sudah habis, ada naik darah di selang infus, perawat lambat memberikan obat. Dari hasil pengamatan peneliti yang yang setiap hari mem visite pasien di salah
11 satu ruang rawat inap kelas 3 laki-laki di Rumah Sakit Bangkatan kemungkinan ini berhubungan dengan masalah tingginya beban kerja yang tidak sesuai tugas pokok dan fungsi keperawatan dan jumlah tenaga keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap yang tidak sesuai dengan jumlah pasien yang terus meningkat. Bidan di ruang Bersalin juga merangkap bertugas di ruang VIP dan Ruang Neonati.Perawat Kelas III Wanita merangkap tugas di Kelas II Wanita, demikian juga Perawat Kelas II Lakilaki melakukan tugas juga di Ruang Anak, keadaan tersebut sedikit banyak berdampak pada kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada perawat yang bertugas di ruang rawat inap Rumah Sakit Bangkatan masih ada perawat yang melakukan pekerjaan yang bukan tugas dan fungsi pokok perawat dan bidan di ruangan, misalnya menyapu sekaligus membersihkan kamar perawat, menyajikan makanan ke pasien, mengumpulkan piring bekas pasien, mengantar dan mengambil obat ke apotik, mengantar dan mengambil formulir pemeriksaan laboratorium ke labotorium, sebagai costumer servis atau tempat bertanya keluarga pasien apabila berkunjung ke ruangan rawat inap, juga sebagai kasir bila ada pasien yang pulang pada sore atau malam hari. Hasil temuan Komisi Survei Akdreditasi pada tahun 2012 di Rumah Sakit Bangkatan pada saat penilaian Akreditasi menggunakan Sistem Akreditasi 2007 dengan Lima Kelompok Kerja (Pokja) yaitu Pelayanan Medik, Gawat Darurat, Keperawatan, Rekam Medik dan Administrasi, menemukan bahwa ke Lima Pokja Rumah Sakit Bangkatan di nilai belum menggunakan suatu metode untuk
12 merencanakan dan menentukan jumlah kebutuhan SDM kesehatan yang sebenarnya, walaupun sebenarnya kelompok keperawatan sudah mencoba menggunakan cara Douglas untuk menilai kebutuhan perawat di ruang rawat inap. Douglas menetapkan jumlah perawat berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per shift, cara ini masih memiliki kelemahan dan belum optimal karena tidak dapat menilai beban kerja perawat, Komisi Akreditasi Rumah Sakit dari Jakarta menganjurkan sebaiknya menggunakan metode WISN (Workload Indicator Staff Need) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/kota serta Rumah Sakit. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan belum pernah dilakukan sebelumnya analisis kebutuhan tenaga SDM kesehatan khususnya keperawatan di Rumah Sakit Bangkatan sehingga peneliti memandang perlu dilakukan analisis kebutuhan SDM kesehatan keperawatan menggunakan metode WISN (Workload Indicator Staff Need) yang pada akhirnya akan dapat diketahui berapa sebenarnya jumlah kebutuhan tenaga perawat dan bidan di ruang rawat inap Rumah Sakit Bangkatan. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: berapakah sebenarnya jumlah tenaga perawat dan bidan yang dibutuhkan di ruang rawat inap Rumah Sakit Bangkatan menurut metode WISN?
13 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan sumber daya manusia tenaga keperawatan menggunakan metode WISN di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Sebagai bahan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Bangkatan dalam merencanakan kebutuhan tenaga perawat dan bidan, khususnya di unit rawat inap. 2) Sebagai bahan masukan bagi perawat dan bidan untuk mengetahui tugas dan fungsinya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan di rumah sakit Bangkatan khususnya di unit rawat inap. 3) Sebagai penambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagaimana melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan dengan metode WISN.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan yang tujuan utamanya adalah preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Lebih terperinciPERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Disampaikan dalam Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan
Lebih terperinciBidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan sumberdaya manusia. Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut American Hospital Association, Wolper dan Pena, Association of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa pengertian
Lebih terperinciPenampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :
Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan modernisasi dunia saat ini, kemajuan di segala bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit termasuk unit usaha yang tergolong dalam jenis perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari keuntungan. Adapun tujuannya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciNAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis
NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL
BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan
Lebih terperinciPokok bahasan. Kesehatan
REKAM MEDIS Pokok bahasan 1. Pengertian Rekam Medis 2. Manfaat Rekam Medis 3. Isi Rekam Medis 4. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis 5. Rekam Medis Kaitannya Dengan Manajemen Informasi 5. Rekam Medis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciPenilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Rumah sakit umum daerah Dr. Hi Abdul Moeloek (RSUD.AM) merupakan rumah sakit di Provinsi Lampung yang menjadi rujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat karya dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu rumah sakit dipengaruhi oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan. Kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sejak tahun 1960-an. Hal ini terjadi sebagai bentuk respon ketidakpuasan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran tenaga kefarmasian telah mengalami perubahan yang cukup besar sejak tahun 1960-an. Hal ini terjadi sebagai bentuk respon ketidakpuasan terhadap norma praktik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan klinik
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015
(IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 VISI : Menjadi Rumah Sakit yang Bermutu Internasional dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian MISI : Menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit seyogyanya dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat sehingga usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015
EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA
Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima dan paripurna serta pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA
Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima paripurna serta pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menuntut sebuah rumah sakit untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal ini didorong karena semakin besarnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini terdapat perubahan dalam paradigma pelayanan jasa yang diberikan oleh suatu rumah sakit dari pandangan masyarakat dan pengelola rumah sakit. Perubahan cara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak dibidang jasa khususnya pemberian jasa pada pasien, pemberian pelayanan keperawatan secara professional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin hari semakin meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep perspektif mutu total (Perspectif Total Quality)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pemerintah telah mencanangkan visi dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu bertekad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional bertujuan untuk menyehatkan masyarakat sehingga derajat kesehatan yang lebih baik dapat tercapai secara optimal (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan asuhan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional, merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, baik yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
Lebih terperinci2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan suatu organisasi dalam bidang kesehatan yang berfungsi untuk mengupayakan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Rumah Sakit menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tentang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Pengertian Rumah Sakit menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit Tahun 2009, yang di maksud Rumah Sakit adalah institusi
Lebih terperinciPEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK
PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan
Lebih terperinci2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal
18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004, Puskesmas adalah usaha pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat. Namun saat ini rumah
Lebih terperinciTin Herniyani, SE, MM
Karya Ilmiah ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Sari Mutiara) Oleh : Tin Herniyani, SE, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2011 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki risiko jatuh sakit dan membutuhkan biaya cukup besar ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan penyakit yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Kelas Perawatan: - Kapasitas Tempat Tidur Rekapitulasi Rawat Inap: - Jumlah pasien keluar hidup dan mati - Jumlah hari perawatan - Jumlah hari
Lebih terperinci1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015
LAMPIRAN LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015 RSUD Lawang mempunyai 2 sasaran srategis, yaitu : 1. Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan, dan kebijakan untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Lebih terperinciPERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM
PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM Lily Widjaja SKM, MM Lilywi 1 PERATURAN Peraturan yang terkait dg.r M/ RK Isi dari struktur RM Pentingnya Keamanan Informasi Mengidentifikasi Peran dan Tanggung jawab dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir atau bertindak dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Menkes RI (2010), rumah sakit adalah suatu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit a. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciLAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017
LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya hampir selalu memerlukan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 8 2014 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat
Lebih terperinci