BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja lebih sering diistilahkan masa adolescence, yang banyak mencakup arti yang luas, dalam hal ini kematangan mental, emosional, spasial, dan fisik sangat mempengaruhi perkembangannya. Pada masa remaja ini, mereka mulai merentangkan sayapnya dengan berbagai impian dan pada dasarnya mereka mempunyai rasa ingin tahu yang besar, maka mereka cenderung mudah terpengaruh oleh kebiasaan sehari-hari dan pengaruh lingkungan sekitar mereka bergaul (Al-Mighwar, 2006). Perilaku remaja memang sangat menarik, gaya mereka bermacammacam, ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif dalam hal-hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura bahkan mengacau. Pada masa remaja ini memulai ketidaktergantungan terhadap keluarga, sehingga pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa ini, pola asuh keluarga dan pola kehidupan masyarakat akan sangat berpengaruh pada perilaku remaja, pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang menyimpang: merokok, minum-minuman keras, seks bebas dan lain-lain (Aditama, 2002). Dewasa ini di seluruh dunia diperkirakan terdapat 1,26 miliar perokok, lebih dari 200 juta di antaranya adalah wanita. Data WHO menyebutkan, di negara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat negara maju. Hingga tahun 2000 konsumsi rokok per kapitanya mencapai 1370 batang per tahun, dengan kenaikan 12 persen. Setiap tahun tidak kurang dari 700 juta anak-anak terpapar asap rokok dan menjadi perokok pasif. Setiap tahun ada empat juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok, sekitar 70 persen di antaranya terjadi di negara-negara maju. Kerugian ekonomi akibat rokok setahunnya adalah tidak kurang dari 200 miliar dolar Amerika. Kalau tidak ada penanganan memadai, maka di 1

2 2 tahun 2030 akan ada 1,6 miliar perokok (15 persen di antaranya tinggal di negara-negara maju), 10 juta kematian (70 persen di antaranya terjadi di negara berkembang) dan sekitar 770 juta anak yang menjadi perokok pasif dalam setahunnya. 20 sampai 25% kematian di tahun itu dapatterjadi akibat rokok (Aditama, 2002). Sebuah laporan survei terbaru bahwa 19% dari perempuan Finlandia dan 26% pria merokok sehari-hari. Antara laki-laki, merokok yang paling sering terjadi pada usia tahun (30%), sedangkan pada wanita merokok yang paling sering di antara usia tahun (21%) dan menurun dengan usia. Tiga persen perempuan dan laki-laki Finlandia melaporkan bahwa mereka telah berhenti merokok satu hingga 12 bulan yang lalu dan 16% wanita dan 19% laporan pria bahwa mereka memiliki berhenti merokok lebih dari setahun yang lalu (Kouvonen, dkk, 2005). Usia dimulainya kebiasaan merokok setiap tahun cenderung semakin muda. Bila dahulu umumnya kebiasaan merokok dimulai saat SMP maka sekarang banyak dijumpai anak-anak SD kelas 5 sudah mulai merokok secara diam-diam. Kebiasaan merokok dimulai dari usia anak-anak dan remaja merasa sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok karena sudah bertahuntahun melakukan kebiasaan buruk itu. Rokok sudah menjadi bagian dari hidupnya, dan dia merasakan kenikmatan dari merokok (Mu tadin, 2002). Pada saat ini remaja cenderung melakukan tindakan negatif yaitu dengan merokok, sehingga dengan menggunakan zat tersebut remaja cenderung lebih merasa percaya diri. Hasil penelitian Haryono (2007) menunjukkan sebanyak 18,3% dari siswa mempunyai tingkat ketergantungan merokok yang rendah, 58,3% siswa memiliki tingkat ketergantungan merokok sedang, dan 23,3 % siswa memiliki tingkat ketergantungan merokok tinggi. Menurut Surjanto (2005) dalam penelitian perilaku merokok pelajar SMP Surakarta tahun 2004 menunjukkan kekerapan merokok pelajar SMP di Surakarta sebesar 16%, berdasarkan jenis kelamin kekerapan merokok pelajar laki-laki 30,2% dan perempuan 3,1%. Usia pertama kali merokok di bawah 10 tahun sebesar 36,9%, pelajar paling banyak menghabiskan rokok <1 batang

3 3 per hari 45,8% dan jumlah rokok yang dihisap 6 batang per hari sebesar 3,13% (Surjanto, 2005). Hasil penelitian Hardjanto (2004), dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di kalangan pelajar SMU Negeri 1 Kartasura Jawa Tengah. Jenis penelitian ini adalah survey dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode non eksperimen yaitu deskriptif eksploratif. Penelitian dilakukan terhadap 24 remaja di SMU Negeri 1 Kartasura dengan menggunakan kuesioner, diskusi kelompok terpadu dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukaan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor kepribadian, faktor lingkungan, faktor orang tua dan faktor iklan rokok. Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Orang tua secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perilaku merokok pada remaja disebabkan oleh keadaan orang tua yang perokok, kurangnya komunikasi serta perhatian orang tua terhadap pergaulan dan perilaku anak, dan adanya anggapan dari orang tua bahwa merokok diperbolehkan dengan syarat sudah kerja atau memiliki penghasilan sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok adalah lingkungan. Lingkungan pergaulan remaja banyak dipengaruhi oleh teman sebaya dan kelompoknya. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja yang merokok maka semakin besar kemungkinan teman-tamannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tersebut dipengaruhi oleh temantemannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang merokok, begitu pula dengan remaja yang tidak merokok (Aditama, 2002).

4 4 Faktor keterpaparan iklan (media massa) juga telah berpengaruh terhadap perilaku remaja untuk merokok. Remaja dengan melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Penelitian Setyowati (2005), telah menghasilkan temuan adanya hubungan yang cukup signifikan antara keterpaparan terhadap iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja. Sikap juga mempengaruhi terhadap perilaku merokok. Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bereaksi atau berespon terhadap objek atau stimulus. Seseorang yang bersikap kurang baik terhadap rokok, menganggap rokok rasanya tidak enak, rokok dapat menyebabkan penyakit dan rokok merugikan diri sendiri dan orang lain maka orang tersebut akan tidak merokok. Sebaliknya, orang yang mempunyai sikap baik terhadap rokok, dan menganggap rokok itu menyenangkan akan membuat orang tersebut merokok dalam kehidupan sehari-seharinya (Cahyani, 2003). Berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Remaja Pria di SMA Negeri 3 Demak. B. Rumusan Masalah Masa remaja merupakan masa krisis untuk menghasilkan terbentuknya identitas. Remaja lebih banyak adopsi nilai kelompok terhadap teman-teman daripada keluarga. Selama tahap remaja, tekanan untuk memiliki suatu kelompok semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok dapat memberi mereka status. Jika pemilihan kelompok tidak baik, maka akan muncul perilaku yang tidak sehat pada remaja. Perilaku tersebut salah satunya adalah merokok.

5 5 Masalah bagi setiap siswa yang merokok adalah keputusan yang mereka ambil bukan merupakan keputusan yang diambil secara sadar karena pilihan atau keputusan tersebut sebagai salah satu bentuk reaksi siswa yang dipengaruhi oleh teman atau lingkungan sekitarnya. Kebiasaan merokok sangat sulit dihentikan dan dapat terus berlanjut sampai seseorang menjadi lansia karena merokok dapat menimbulkan ketergantungan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan tipe kepribadian pada remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. b. Mendiskripsikan pola asuh orang tua pada remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. c. Mendiskripsikan lingkungan pada remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. d. Mendiskripsikan keterpaparan iklan (media massa) rokok pada remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. e. Mendiskripsikan sikap pada remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. f. Mendiskripsikan perilaku merokok pada remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. g. Menganalisis hubungan tipe kepribadian dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. h. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak.

6 6 i. Menganalisis hubungan lingkungan dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. j. Menganalisis hubungan keterpaparan iklan (media massa) dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. k. Menganalisis hubungan sikap dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja pria. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan menambah wawasan peneliti mengenai perilaku kesehatan pada remaja pria. b. Bagi profesi kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk promosi kesehatan yaitu sebagai bahan dalam penyusunan program penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya pada para remaja, orang tua, dan pendidik dalam rangka mengantisipasi perilaku kesehatan menyimpang pada remaja. c. Bagi pengelola sekolah Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan tipe kepribadian dengan sikap siswa terhadap pengguna rokok, sehingga dapat dilakukan usaha-usaha penanggulangan perilaku merokok di kalangan siswa. d. Bagi remaja Untuk menambah wawasan bagi remaja dalam hal pemahaman tentang merokok untuk mengurangi atau bahkan tidak merokok lagi.

7 7 e. Bagi orang tua Untuk memberikan gambaran pengaruh internal keluarga terhadap perilaku merokok anaknya sehingga orang tua dapat menanggulangi perilaku merokok pada anaknya. 3. Manfaat bagi keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan agar lebih bisa menambah wawasan dalam bidang kesehatan. E. Bidang Ilmu Bidang ilmu penelitian ini adalah keperawatan komunitas pada kelompok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak.