BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Djaja Indradjaja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konflik Peran Ganda 1. Pengertian konflik peran ganda Ada berbagai definisi yang diungkapkan oleh para ahli tentang konflik. Diantaranya yang diungkapkan Putman &Pool (dalam Wahyu, 2007) konflik didefinisikan sebagai interaksi antara individu, kelompok atau organisasi yang membuat tujuan atau arti berlawanan, dan merasa bahwa orang lain sebagai pengganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan mereka. Sedangkan konflik secara umum bisa diartikan sebagai kondisi dimana terjadi ketidak cocokan antara nilai dan tujuan yang ingin dicapai, baik nilai atau tujuan yang ada di dalam sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain (Wijono, 2010). Konflik juga dapat terjadi pada saat munculnya dua kebutuhan atau secara bersamaan. Hal tersebut tersebut terjadi karena dorongan dan kebutuhan tidak selalu muncul satu persatu (Irwanto, 1988). Lebih lanjut Robins (1996) menyatakan bahwa konflik adalah suatu proses adanya pertentangan atau oposisi dari suatu pemikiran yang dirasa akan membawa pengaruh negatif. Berdasarkan uraian di atas dapat dimengerti bahwa konflik adalah suatu kondisi pertentangan yang terjadi pada diri seseorang dikarenakan 7
2 8 harus memilih antara dua kebutuhan atau lebih pada saat yang bersamaan. Istilah peran ganda adalah dua peran atau lebih yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan, dalam hal ini peran yang dimaksud adalah peran seseorang perempuan sebagai istri bagi suaminya, ibu bagi anakanaknya, dan peran sebagai perempuan yang memiliki karir di luar rumah. Peran ganda ini dijalani bersamaan dengan peran tradisional kaum perempuan sebagai istri dan ibu dalam keluarga, seperti menjadi mitra suami dalam membina rumah tangga, menyediakan kebutuhan keluarga, serta mengasuh dan mendidik anak (Wolfman dalam Wahyu,2007). Anoraga (1992) menyebutkan bahwa konflik peran ganda merupakan suatu konflik atau pertentangan antara kepentingan pekerjaan dan kepentingan keluarga,dimana seringkali individu akan mengalami tekanan berkaitan dengan kedua kepentingan tersebut. Selanjutnya Anoraga menyebutkan bahwa konflik peran ganda dapat dikatakan sebagai work-family conflict atau konflik pekerjaan-keluarga. Berdasarkan uraian yang ada di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konflik peran ganda adalah suatu kondisi atau keadaan dimana telah terjadi pertentangan pada wanita karir dikarenakan harus memilih antara memenuhi peran sebagai ibu rumah tangga atau peran polisi wanita pada waktu yang sama.
3 9 2. Aspek-Aspek Konflik Peran Ganda Pada Wanita Menurut Kopelman dan Burnley (dalam Suryadi, 2004) terdapat enam aspek dalam konflik peran ganda. Keenam aspek tersebut yaitu : a. Aspek pengasuhan anak, orang tua khususnya seorang wanita yang mengalami konflik peran ganda mencemaskan kesehatan anak, perhatian terhadap anak, kondisi emosi anak, dan pendidikan anak. b. Bantuan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga, wanita yang mengalami konflik peran ganda membutuhkan bantuan dalam hal mengurus rumah tangga (baik dari pihak suami, pembantu rumah tangga, ataupun bantuan pihak lain). c. Komunikasi dan interaksi dengan keluarga, melalui komunikasi semua anggota keluarga dapat mengutarakan kebutuhan, keinginan, dan keluhan dengan sesama anggota keluarga. Wanita yang mengalami konflik peran ganda amat dipengaruhi oleh sistem komunikasi yang diterapkan dalam keluarganya. d. Waktu untuk keluarga, ketika wanita mengalami konflik peran ganda seringnya merasakan kekurangan waktu dengan suami, anakanak, bahkan untuk dirinya sendiri. e. Penentuan prioritas, apabila seorang wanita yang mengalami konflik peran ganda sering mengalami pertentangan prioritas pekerjaan dan prioritas keluarga, sehingga hal tersebut menimbulkan konflik. f. Tekanan karier dan keluarga, terdapat tuntutan pekerjaan dalam setiap individu bekerja tidak terkecuali wanita yang bekerja.
4 10 Tuntutan tersebut tentunya menghadirkan tekanan dalam pekerjaan. Disamping itu juga terdapat tuntutan keluarga, dimana keluarga akan menuntut kehadiran wanita karir tersebut untuk menjalankan perannya dalam keluarga sebagai istri dan ibu. Menurut Frone, (2000) terdapat aspek yang mempengaruhi konflik peran ganda pada wanita, yaitu : a. Tekanan sebagai orang tua, dimana tekanan sebagai orang tua merupakan beban kerja bagi orang tua dalam keluarga. Beban yang ditanggung bisa berupa beban pekerjaan rumah tangga karena anak tidak dapat membantu, dan adanya kenakalan remaja. b. Tekanan dalam perkawinan, tekanan perkawinan merupakan beban sebagai istri di dalam keluarga. Beban yang ditanggung bisa merupakan pekerjaan rumah tangga dikarenakan suami tidak bisa dan tidak dapat membantu, tidak adanya dukungan suami, tingkat kepuasan perkawinan, dan pengambilan keputusan suami yang dilakukan secara sepihak. c. Kurangnya keterlibatan sebagai istri, keterlibatan sebagai istri dapat berupa kesediaan istri untuk menemani suami dan sewaktu dibutuhkan oleh suami. d. Kurangnya keterlibatan sebagai orang tua, dapat berupa kesediaan orang tua untuk menemani anak dan sewaktu dibutuhkan oleh anak. e. Campur tangan pekerjaan, campur tangan pekerjaan dapat berupa persoalan-persoalan pekerjaan yang mengganggu hubungan di dalam
5 11 keluarga. Sehingga hal tersebut menyebabkan waktu untuk hubungan keluarga menjadi tersita. 3. Bentuk-Bentuk Konflik Peran Ganda Yang, Chen, Choi, dan Zhou (dalam Wirakristama,2011) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis work-family-conflict, yaitu : a. Time-based conflict atau konflik peran ganda yang didasari oleh pembagian waktu. Waktu yang digunakan untuk menjalankan salah satu peran (baik itu pekerjaan atau keluarga) akan mengurangi waktu untuk peran yang lain. b. Strain-based conflict atau konflik peran ganda yang didasari oleh tekanan yang berasal dari salah satu peran, dimana tekanan yang datang dari salah satu peran akan sangat mempengaruhi kinerja individu untuk menjalani peran yang lain. c. Behavior-based conflict atau konflik peran ganda yang didasari oleh perilaku terhadap kedua peran yang dijalani. Hal ini berhubungan dengan ketidaksesuaian antara perilaku yang diinginkan oleh kedua peran dengan perilaku individu tersebut ketika menjalani kedua peran tersebut.
6 12 4. Sumber-Sumber Konflik Peran Ganda Pada Wanita Greenhaus dan Beautell (dalam Almasitoh, 2012) menyebutkan bahwa terdapat empat sumber konflik peran ganda pada wanita, yaitu : a. Permintaan waktu akan peran yang tercampur pengambilan bagian dalam peran yang lain. b. Stres yang dimulai dalam satu peran yang terjatuh dalam peran yang lain dikurangi dari kualitas hidup dalam peran itu. c. Kecemasan dan ketegangan yang disebabkan oleh ketegangan dari satu peran dapat mempersulit peran yang lain. d. Perilaku yang efektif dan tepat pada suatu peran, tetapi tidak efektif dan tepat ketika dipindahkan ke peran yang lain. Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan beban pekerjaan yang berlebihan dan waktu pekerjaan. Dimana seorang pekerja dihadapkan kepada beban kerja melebihi apa yang ditugaskannya dan deadline atau waktu pekerjaan yang diburu-buru. Sedangkan tuntutan atau tekanan dalam peran keluarga meliputi tuntutan-tuntutan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga dan keluarga.faktor pemicu konflik peran ganda (work-family conflict) pada wanita dapat bersumber dari tekanan pekerjaan atau tekanan yang berasal dari keluarga.tekanan tersebut saling berhubungan positif dengan konflik pada urusan keluargapekerjaan (Irwanto, 1998). Menurut Frone(2000) tekanan pekerjaan meliputi beban pekerjaan, kurangnya pemberian otonomi dan terjadinya keracunan peran dalam
7 13 lingkungan pekerjaan. Sedangkan tekanan yang berasal dari keluarga menggambarkan peran individu sebagai orang tua khususnya wanita sebagai seorang ibu yang juga berperan sebagai seorang istri.kedua peran tersebut mengarah pada kualitas peran terhadap masing-masing peran yaitu sebagai pekerja atau wanita karir dan peran sebagai orang tua dan istri. 5. Gejala-gejala konflik peran ganda Paludi (dalam Suryadi, 2004) mengemukakan bahwa area konflik yang dialami oleh ibu yang bekerja bekisar pada pengaturan rumah tangga dan perhatian pada anak-anak.masalah lain juga meliputi pembagian atau pengaturan waktu, stress dan kelelahan. Hal ini dapat memicu konflik pada ibu sebagai wanita karir, seperti munculnya rasa bersalah, kegelisahan, keletihan dan frustasi. Banyak polisi wanita yang menunjukan kecemasan dan perasaan bersalahterhadap peran sebagai ibu rumah tangga karena tidak banyak waktu yang diluangkan untuk keluarga. Apabila telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam keluarga, ibulah yang paling disalahkan. Perasaan sedih, marah, bingung dan hal ini menyebabkan konflik yang dalam ibu yang menjadi wanita karir.
8 14 Mengacu pada uraian di atas dapat dimengerti bahwa konflik peran ganda dapat diindikasikan dari gejala-gejala berikut : a. Rasa bersalah Salah satu fungsi mendasar yang dijalankan ibu rumah tangga adalah mengasuh dan merawat keluarga. Kebiasaan untuk menomor duakan kebutuhan-kebutuhan pribadinya sungguh sudah mendarah daging. Akibatnya, disaat mereka berusaha memenuhi kebutuhan pribadi mereka sendiri justru timbul rasa bersalah karena konsekuensinya adalah tidak banyak waktu yang diluangkan untuk keluarga, dan sepanjang hari meninggalkan rumah. b. Kegelisahan Ibu yang berperan ganda dengan jumlah kerja rata-rata 6-8 jam seiring merasa tidak nyaman sehingga selalu ingin mempersingkat jam kerjanya untuk mengurangi ketegangan akibat konflik peran ganda yang dihadapinya. c. Keletihan Ibu yang berperan ganda sering merasakan keletihan karena adanya beban tanggung jawab terhadap pekerjaan dan rumah tangga dalam waktu yang bersamaan sehingga mengurangi waktu luang ibu untuk beristirahat. d. Frustasi Ibu yang berperan ganda sering dihadapkan pada pilihan yang sulit antara pendahuluan kepentingan keluarga dengan kepentingan
9 15 pekerjaan seperti seperti kita memilih bekerja lembur. Hal ini sering menyebabkan sorang ibu yang menjadi wanita karir harus membagi perhatian yang sama antara keluarga dan pekerjaannya, sehingga menyebabkan timbulnya frustasi pada wanita karir. Dampak bagi seseorang wanita dapat memberikan dampak yang positif seperti timbulnya harga diri, lebih mandiri dan dapat menunjang kehidupannya. Di sisi lain, dampak negatif dari pekerjaan dapat berupa penyakit yang timbul akibat melakukan pekerjaan, kecelakaan dan gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh lingkungan kerjanya. Sebagai seorang wanita yang sudah berkeluarga sekaligus menjadi wanita karir, mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai pengurus rumah tangga (Munandar, 2001) Strong dan DeVault (dalam Suryadi, 2004) mengemukakan pandangan bahwa tugas seorang ibu yang berperan ganda akan menjadi lebih berat. Kesulitan yang dihadapi menjadi lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang hanya mengurus suami dan anakanak. Ibu yang menjadi wanita karir harus mengatur waktu bagi keluarganya, namun di sisi lain ibu juga harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Adanya dualisme peran menimbulkan beberapa tuntutan yang dapat menimbulkan konflik antar peran yang dialami oleh ibu, selain harus mengurus keluarga serta mengasuh anak dengan peran sebagai ibu sebagai wanita karir yangdihadapkan
10 16 pada orientasi pekerjaan demi mencapai tujuan pekerjaannya dengan baik. Konflik peran ganda yang dialami oleh ibu sebagai wanita karir dapat berkurang jika mendapat dukungan sosial dari suaminya. Ibu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga (dalam hal ini suami) sebagai tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana ibu sedang menghadapi permasalahan. Adapun dukungan emosional yang dapat diberikan suami berupa pengertian dan perhatian. Berbeda dengan dukungan informatif, yaitu berupa nasehat yang diberikan suami dalam memecahkan masalah pekerjaan di kantor. Apabila suami memberi dukungan seperti tersebut di atas maka istri atau ibu yang menjadi wanita karir, akan menimbulkan rasa nyaman dan rasa tidak bersalah jika sesuatu menimpa keluarganya. Sebaliknya jika suamitidak memberikandukungan pada ibu yang menjadi wanita karir maka dapat menyebabkan rasa bersalah pada ibu jika sesuatu menimpa keluarganya. Dukungan sosial yang lain adalah dukungan penghargaan, yaitu menghormati dan mendorong istri dalam pekerjaannya dan semua itu pasti akan mempengaruhi kinerja pada instansiyang bersangkutan.
11 17 B. Dukungan sosial suami 1. Pengertian dukungan sosial Setiap manusia tidak pernah lepas dari sebuah masalah. Permasalahan yang ada akan semakin bertambah dan kompleks dan seringkali menekan individu. Sehingga dalam keadaan tersebut individu sangat membutuhkan adanya dukungan sosial. Dukungan sosial dapat diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti orang tua, keluarga, rekan kerja, atasan, saudara dan lain sebagainya. Adanya dukungan sosial yang tinggi dari lingkungan sekitar akan membuat individu merasa nyaman dan dimengerti oleh orang lain, sehingga mampu memberikan motivasi bagi individu. Sebaliknya dukungan sosial yang rendah akan membuat individu merasa tidak nyaman dan akan timbul perasaan bersalah dari individu karena tidak adanya atau kurangnya dukungan yang dibutuhkan individu. Etzion (dalam Indarjati, 1997) mengartikan dukungan social sebagai hubungan atau transaksi interpersonal yang di dalamya terdapat satu atau lebih bantuan dalam bentuk fisik (instrumental), informasi dan pujian. Selain itu Cobb (dalam Smet, 1994) juga menekankan masalah dukungan sosial ini orientasi subjektifnya yang memperlihatkan bahwa dukungan sosial tersebut terdiri atas informasi yang menuntun seseorang untuk meyakini bahwa ternyata dirinya masih diurus dan disayang. Cohen dan Syme (1985) yang mendefinisikan dukungan social secara lebih umum yaitu segala sumber daya yang diberikan oleh orang
12 18 lain. Menurut House (dalam Cohen dan Syme, 1985) dukungan sosial dapat diartikan sebagai tingkat persepsi seseorang terhadap intensitas dukungan sosial yang diterimanya dari orang lain. Dari pengertianpengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan suatu bantuan baik berupa psikologis, fisik maupun finansial yang diterima seseorang yang berasal dari lingkungan sosial sekitarnya untuk membantu mengatasi permasalahan orang tersebut. Fenlason dan Beehr (dalam Indarjati, 1997), mengatakan bahwa membagi dukungan sosial menjadi dua macam yaitu dukungan emosional dan dukungan instrumental. Dukungan emosional adalah perilaku memberikan bantuan atau dukungan dalam bentuk memberi perhatian dan mendengarkan semua keluhan dengan simpati terhadap orang lain. Sementara itu dukungan instrumental merupakan perilaku bantuan dalam bentuk pertolongan yang nyata seperti bantuan fisik. Sarafino (2011) mengatakan bahwa sumber dukungan sosial yang utama bagi individu barasal dari keluarga, seperti suami/istri, anak, orang tua, saudara atau kerabat. Hal ini disebabkan keluarga merupakan lingkungan utama dan memiliki pengaruh yang paling kuat bagi individu.
13 19 Menurut Safitri (2007) dukungan suami dapat diterjemahkan sebagai sikap-sikap penuh pengertian yang ditunjukan dalam bentuk kerja sama yang positif, ikut membantu menyelesaikan masalah pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus anak-anak, serta memberikan dukungan moral dan emosional terhadap karir atau pekerjaan istrinya. Berdasarkan uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial suami adalah suatu bantuan atau tindakan yang nyata dari suami yang dirasakan istri, yang memberikan efek fisik, emosional dan perilaku istri. 2. Aspek-aspek dukungan sosial suami Menurut Sarafino (2011) dukungan sosial dibedakan menjadi empat aspek mendasar, yaitu: a. Dukungan emosi, yaitu meliputi empati, kepedulian, perhatian, penghormatan positif dan semangat kepada seseorang. Dukungan emosi memberikan rasa nyaman, jaminan dan aman, rasa memiliki dan dicintai ketika seseorang dalam situasi stres, misalnya memberikan dukungan emosi pada seseorang yang kehilangan pasangan hidupnya. Dukungan emosi membantu seseorang memiliki rasa kompetensi dan dihargai.
14 20 b. Dukungan instrumental atau alat, yaitu meliputi bantuan langsung, seperti ketika orang meminjamkan atau memberi uang kepada orang tersebut atau menolong memberi pekerjaan ketika orang tersebut membutuhkan pekerjaan. c. Dukungan informasi, yaitu meliputi memberikan nasihat, arahan, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik mengenai bagaimana orang tersebut bekerja, contohnya seseorang yang sedang sakit mendapat informasi dari keluarga atau dokter bagaimana mengatasi penyakit, atau seseorang yang menghadapi keputusan sulit dalam pekerjaannya, mendapat umpan balik atas idenya dari rekan kerja. d. Dukungan penghargaan, meliputi ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang tersebut, dorongan untuk maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif dengan orang lain. Sedangkan Cutrona dan Orford (dalam Farhati dan Rosyid, 1996) menyebut ada empat jenis dukungan sosial : a. Dukungan materi, dukungan ini bisa disebut juga dengan bantuan nyata (tangible aid) atau dukungan alat (instrument support). b. Dukungan emosi, yaitu perilaku memberi bantuan atau dukungan dalam bentuk memberi perhatian dan empati terhadap orang lain. c. Dukungan penghargaan, dukungan ini terjadi apabila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu.
15 21 d. Dukungan informatif, yaitu proses pemberian informasi, nasehat, saran atau bimbingan untuk memecahkan yang dihadapi. Berdasarkan uraian yang ada di atas maka yang dimaksud dengan aspek-aspekdukungan sosial dalam penelitian ini adalah yang dikemukakan dalam teori Sarafino (2011) yaitu aspek dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif. C. Kerangka pemikiran Dukungan social suami a. Dukungan emosi b. Dukungan instrumental alat c. Dukungan informasi d. Dukungan penghargaan Konflik peran ganda a. Tekanan sebagai orang tua b. Tekanan dalam perkawinan c. Keterlibatan sebagai istri d. Keterlibatan sebagai orang tua Gambar. 1 Kerangka Berpikir D. Hipotesis Ho:Tidak ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan konflik peran ganda. Ha:Ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan konflik peran ganda.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Karir Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu rumah tangga sebenarnya adalah seorang wanita karir. Namun wanita karir adalah wanita yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Perubahan demografi tenaga kerja terhadap peningkatan jumlah wanita bekerja dan pasangan yang keduanya bekerja, telah mendorong
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Lebih terperinciPekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda)
Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda) Dengan hormat, Disela-sela kesibukan Anda, perkenankanlah saya mohon
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Pekerjaan Istri = Bekerja / Tidak Bekerja Apa pekerjaan Istri Anda? = Berapa jam perhari Istri bekerja = Usia Anak =...Tahun Pembantu Rumah Tangga = Punya / Tidak Punya (Lingkari Salah Satu) Dengan hormat,
Lebih terperinciAda sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari
TINJAUAN PUSTAKA Burnout Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari seseorang yang bekerja atau melakukan sesuatu, dengan ciri-ciri mengalami kelelahan emosional, sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan
Lebih terperinci2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari masa ke masa, perbedaan waktu dan tempat mengelompokan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker, 1998). Di Eropa, fokus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole
BAB II LANDASAN TEORI A. Work-Family Conflict 1. Definisi Work-Family Conflict Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam pendidikan tinggi. Dengan demikian, lebih banyak wanita/istri yang bekerja di luar rumah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan pengetahuan kepada anak didik (Maksum, 2016). pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Guru Guru merupakan salah satu profesi yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas pada bidang pendidikan. Guru adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah. Dalam pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami peningkatan maka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konflik peran ganda Konflik peran ganda merupakan salah satu konflik yang paling banyak terjadi saat ini pada perempuan yang telah berkeluarga. Konflik peran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DAN DUKUNGAN SOSIAL PASANGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWATI DI RUMAH SAKIT ABDUL RIVAI-BERAU
ejournal Psikologi, 2013, 1 (1): 58-68 ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.org Copyright 2013 HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DAN DUKUNGAN SOSIAL PASANGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama lain. Lingkungan dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perubahan bertahap di tempat kerja dan pada tingkah laku karyawan membuat penelitian tentang hubungan antara kerja dan keluarga menjadi semakin penting. Jumlah
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab 5 ini, akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan diskusi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian, saran-saran juga akan dikemukakan untuk perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan pekerjaan dan keluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Memilih keduanya atau menjalani salah satu saja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, mendorong perempuan berperan aktif dalam sektor publik. Sumbangan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja (Variabel Y) 1. Definis Stress Kerja Lazarus dan Launier (1978) stres adalah situasi yang terjadi akibat tuntutan lingkungan melebihi kemampuan yang dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA
BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di Indonesia, salah satunya adalah kota Bandung. Hal tersebut dikarenakan banyaknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Konsep dan Defenisi Konsep 2.1.1 Work Family Conflict(Konflik Kerja-Keluarga) Work-family conflict yaitu konflik yang muncul dikarenakan tanggung jawab pekerjaan yang mengganggu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Sementara itu pada saat ini banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Sementara itu pada saat ini banyak negara berkembang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Work-Life Balance Work-Life Balance didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi pekerjaan mereka, memenuhi komitmen keluarga, serta tangung jawab kerja dan kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suami istri yang bersama-sama mencari nafkah (bekerja) untuk masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era globalisasi ini. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain dampaknya terhadap penggunaan alat-alat produksi dan strategi pemasaran. Modernisasi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, terjadi pergeseran dari rumah tangga tradisional ke rumah tangga modern. Dalam rumah tangga tradisional terdapat pembagian tugas yang jelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi saat ini semakin mendorong wanita untuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi saat ini semakin mendorong wanita untuk memiliki peran dalam dunia kerja. Wanita mulai mengecap pendidikan yang tinggi dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterbukaan ekonomi dan politik, perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterbukaan ekonomi dan politik, perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat membuat perubahan yang dramatis di pasar kerja dan keluarga. Secara tradisional,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) 1.1.1 Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa dekade terakhir peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Hal ini terlihat dari peran sosial yang diikuti sebagian wanita dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat banyak harga-harga kebutuhan rumah tangga, angkutan umum dan biaya rumah sakit semakin mahal,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Komitmen Organisasi II.A.1. Definisi Komitmen Organisasi Streers dan Porter (1991) mengemukakan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi sangat
Lebih terperinciHubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui. Rizky Wijayanti
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui Rizky Wijayanti 18513012 BAB I Latar Belakang Masalah Tuntutan Kebutuhan Hidup Wanita Bekerja Wanita Bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah maupun swasta saling bersaing, dengan persaingan yang berfokus pada kepuasan konsumen dituntut
Lebih terperinciBAB IX PENUTUP. 9.1 Kesimpulan. Dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya maka berikut ini. kesimpulan dari penelitian ini :
193 BAB IX PENUTUP 9.1 Kesimpulan Dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya maka berikut ini kesimpulan dari penelitian ini : 1. Mahasiswa dalam penelitian ini menghadapi tiga hal yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah suatu hubungan yang sah dan diketahui secara sosial antara seorang pria dan seorang wanita yang meliputi seksual, ekonomi dan hak serta tanggung
Lebih terperinciPuji Hastuti F
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA WANITA KARIER DENGAN SIKAP KERJA NEGATIF ABSTRAKSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi Oleh : Puji Hastuti F 100
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Area dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai suatu area
11 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konflik Kerja-Keluarga Area dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai suatu area paling penting bagi seseorang (Rane dan McBride 2000 seperti Wadsworth dan Owens,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang serta bersaing bebas dengan unsur lain dalam dan luar lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita yang ikut dalam aktifitas bekerja. Wanita sudah mempunyai hak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang kebutuhan hidup individu semakin meningkat. Bekerja menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan individu. Aktifitas bekerja banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization, rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan keluarga yang sejahtera, pastilah menjadi impian setiap orang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan keluarga yang sejahtera, pastilah menjadi impian setiap orang. Merasa nyaman, diterima, dipercaya dalam keluarga dan yang terpenting, keluarga bisa menjadi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
62 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian untuk menjawab masalah penelitian dan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian. Disamping itu, akan dibahas pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga adalah unit sosial terkecil di masyarakat. Peran keluarga menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Keluarga adalah unit sosial terkecil di masyarakat. Peran keluarga menjadi penting untuk dasar sosialisasi dari banyak hal yang harus dibekalkan pada anakanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, sehingga masalah sumber daya manusia menjadi hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat dihindarkan dan sulit untuk diselesaikan. Umat manusia diberikan akal dan pikiran agar dapat memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkat, pekerjaan yang dirancang dengan baik akan mampu menarik dan
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Pekerjaan A. Pengertian Karakteristik Pekerjaan Karakteristik pekerjaan merupakan dasar bagi produktivitas organisasi dan kepuasan kerja karyawan yang memainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sudah banyak wanita yang bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing dan di berbagai macam perusahaan. Permintaan untuk karyawan wanita dari masyarakat
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. STRES. yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan
BAB II PEMBAHASAN A. STRES 1. Pengertian Stres Stres adalah bagian dari kehidupan manusia. Stres dapat menimbulkan penderitaan atau dapat pula menyertai kegembiraan. Stres adalah pengalaman subjektif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan masyarakatnya dan menyebabkan kebutuhan hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini kondisi ekonomi diberbagai negara terasa sangat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya dan menyebabkan kebutuhan hidup yang terus meningkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu institusi. Sumber daya manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara dan dikembangkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan pada perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Posisi atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan Menurut Seligman (2005) kebahagiaan hidup merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan individu yang memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang melanjutkan pendidikan ke sebuah perguruan tinggi. Menurut Kamus Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat menginjak masa dewasa, individu telah menyelesaikan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat menginjak masa dewasa, individu telah menyelesaikan masa pertumbuhannya dan siap untuk memiliki statusnya dalam masyarakat bersamasama orang dewasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini, peneliti menguraikan hasil tinjauan pustaka, yang terdiri dari teori- teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini. Teori yang ditinjau adalah prestasi akademik,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting yang dapat dijadikan kesimpulan, yaitu: 1. Dari data yang didapatkan mengenai konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan semaksimal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efikasi Diri Akademik 1. Pengertian Efikasi Diri Akademik Bandura (1997) menjelaskan bahwa efikasi diri merupakan perkiraan seseorang tentang kemampuannya untuk mengatur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. area, seperti di area pekerjaan dan keluarga. Demikian juga dengan para pegawai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap individu memiliki peran dalam menjalani kehidupan di berbagai area, seperti di area pekerjaan dan keluarga. Demikian juga dengan para pegawai PT. X
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres adalah kondisi fisik dan psikologis yang disebabkan karena adaptasi seseorang pada lingkungan. Stres kerja didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKAN. Manusia sebagai seorang individu memiliki kepentingan-kepentingan yang
12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Konflik Peran Ganda 2.1.1. Pengertian Konflik Peran Ganda Manusia sebagai seorang individu memiliki kepentingan-kepentingan yang ingin dipenuhi, namun jika kepentingan-kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang bekerja juga. Wanita yang pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan lagi, sekat pemisah antara pria dan wanita dalam bekerja semakin menipis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengatasan Masalah Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) pengatasan masalah merupakan suatu proses usaha individu
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan lama. Karena salah satu sumber daya yang sangat penting yang. dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan produktivitas dan mengembangkan sumber daya manusianya. Apabila perusahaan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
1.1. Latar Belakang Permasalahan 1. PENDAHULUAN Tidak dapat dipungkiri, bahwa hidup seorang perempuan akan berubah setelah lahirnya si buah hati. Bukan hanya kehidupan pribadi anda yang berubah, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Pada saat ini tidak hanya suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengertian antara suami dan istri, sikap saling percaya-mempercayai dan sikap saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam hidupnya. Dalam perkawinan diperlukan kematangan emosi, pikiran, sikap toleran, sikap saling pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Stres Kerja. adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu yang
BAB II LANDASAN TEORI A. Stres Kerja 1. Pengertian stres kerja Menurut Ivancevich dan Matteson (1980) stres kerja adalah suatu respon adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini kegiatan ekonomi di dalam negeri tidaklah menentu, dengan mulai
BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Pada saat ini kegiatan ekonomi di dalam negeri tidaklah menentu, dengan mulai naiknya kebutuhan pokok atau harga barang-barang yang mulai naik, persaingan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya saing dalam dunia usaha. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi abad ke dua puluh satu, ditandai dengan globalisasi ekonomi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia serta menuntut adanya efisiensi dan daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan keprihatinan tentang kesejahteraan psikologis perempuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Partisipasi perempuan dalam angkatan kerja meningkat di seluruh dunia. Kecenderungan ini mengakibatkan transformasi dalam peran gender tradisional dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA a. Hasil Belajar Hasil Belajar adalah suatu proses atau usaha yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil
Lebih terperinciKONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR
KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciJurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN
Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Penulis : Mori Dianto Sumber : Jurnal Counseling Care,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Work-Family Conflict 2.1.1 Definisi Triaryati (2003) yang mengutip dari Frone, Rusell & Cooper (2000), mendefinisikan work-family conflict sebagai bentuk konflik peran dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. daripada psikologis yang berfungsi positif (Ryff, 1989).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis Kesehatan mental dikaitkan dengan tidak adanya gangguan psikologis daripada psikologis yang berfungsi positif
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menemukan makna hidupnya. Sedangkan berkeluarga adalah ikatan perkawinan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bekerja dan berkeluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Bekerja adalah salah satu sarana atau jalan yang dapat dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu melakukan suatu aktivitas kerja, yang mana aktivitas tersebut terdapat di dalam perusahaan atau organisasi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (2003), work-family conflict (WFC) merupakan suatu bentuk konflik peran
14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Work-Family Conflict (WFC) Work-family conflict (WFC) memiliki beberapa definisi. Menurut Triaryati (2003), work-family conflict (WFC) merupakan suatu bentuk konflik peran
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sampel 165 pekerja perempuan di perusahaan berteknologi tinggi Science-Based
24 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Dukungan sosial sebagai variabel dalam mengatasi stress kerja yang disebabkan oleh konflik pekerjaan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap individu mampu menjalankan segala aktivitas kehidupan dengan baik. Kesehatan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah faktor utama dalam kehidupan karena dengan tubuh yang sehat setiap individu mampu menjalankan segala aktivitas kehidupan dengan baik. Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang menarik di banyak negara, termasuk negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita yang memilih bekerja telah menjadi fenomena yang menarik di banyak negara, termasuk negara-negara berkembang salah satunya adalah
Lebih terperinci