BAB II KAJIAN PUSTAKA. Yunani Yaitu oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti. berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga.
|
|
- Hendri Yuwono
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tingkat Ekonomi Masyarakat 1. Pengertian ekonomi masyarakat Ekonomi atau economic dari banyak literatur berasal dari bahasa Yunani Yaitu oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan. Dengan demikian, ekonomi dapat diartikan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga. Kata rumah tangga mempunyai arti yang luas tidak hanya terbatas dalam satu keluarga saja, yang terdiri dari suami, istri dan anak, melainkan rumah tangga bangsa, negara, dan dunia (Putong, 2003:14). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ekonomi adalah pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasukan dan pemakaian barang serta kekayaan (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005:128). Sedangkan masyarakat dalam bahasa Inggris yaitu Society yang berarti kawan. Adapun dalam bahasa Arab masyarakat berasal dari kata syirk artinya bergaul. Para ahli seperti Maclver, J. L. Gillin dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya bergaul dan interaksi karna mempunyai nilai-nilai, norma-norma yang menjadi pengikat dalam berinteraksi pada suatu sistem yang dijalin bersama (Munandar, 1986:26). 16
2 17 Berikut pengertian masyarakat menurut para ahli yang ditulis oleh Abu Ahmadi dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar (1991:96-97) diantaranya: a. Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektivakolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok lebih baik atau sub kelompok. b. Prof. M. M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebutuhan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. c. Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama. Dari berbagai pendapat di atas penulis mengartikan masyarakat adalah sautu kelompok manusia yang hidup berdampingan yang memiliki tatanan, norma-norma, nilai-nila sebagai pengikat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah semua hal yang berkenaan dengan asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasukan dan pemakaian barang yang menjadi sumber kekayaan masyarakat. 2. Pelapisan sosial Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita dengar kata kaya dan miskin, elit dan non elit, kelas atas dan bawah yang menunjukkan adanya pelapisan sosial atau perbedaan kedudukan. Masyarakat terbentuk dari individu-individu dengan latar belakang yang berbeda-beda sehingga
3 18 mempunyai sudut pandang atau cara berpikir serta kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula. Di dalam Islam telah diatur bagaimana menjadi orang yang kaya yang baik dan orang miskin yang sabar karena pada hakekatnya semua manusia mempunyai derajat dan kedudukan yang sama dihadapan Allah swt. Perbedaan bagi Allah swt bukanlah kekayaan maupun jabatan seseorang melainkan ketakwaannya. Orang yang kaya yang sadar dan insaf akan kedudukan dan kewibawaannya, yaitu ganiyan syakura (orang kaya yang tahu syukur). Orang yang kaya diwajibkan infaq kepada kaum yang miskin untuk meringankan beban mereka. Orang yang miskin atau tidak mampu, Islam mengajarkan untuk bersabar dan tabah. Istilah dalam Islam dinamakan faqiran shabira (fuqura yang sabar). Orang yang miskin dilarang berputus asa. Mereka senantiasa diajarkan untuk berusaha dan bekerja keras. Sehingga orang kaya dan orang miskin dapat berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap Tuhannya. Dengan demikian, antara orang yang kaya dengan orang yang miskin dapat hidup berdampingan tanpa adanya deskriminasi (Ahmad, 1979:321). Terjadinya pelapisan sosial di masyarakat ada 2 macam, yaitu terjadi secara alamiah dan disengaja.
4 19 a. Terjadi secara alamiah Proses ini berjalan dan tumbuh dengan sendirinya di dalam masyarakat. Orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun oleh masyarakat sebelumnya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya. Oleh karena tumbuh secara alamiah maka bentuk lapisan bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku. Pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena kepemilikan bakat dan kecerdasan yang lebih. b. Terjadi secara disengaja Sistem pelapisan ini terjadi karena adanya ketentuan yang jelas tentang pemberian ukuran kekuasaan dan wewenang untuk mencapai tujuan bersama. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat dalam organisasi pemerintahan, partai politik, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), perusahaan-perusahaan besar dan lain-lain. ialah: Di dalam sistem organisasi seperti ini mengandung dua sistem,
5 20 1) Sistem fungsional yaitu merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat. 2) Sistem skalar, yaitu pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (Ahmadi, 1991: ). Banyak para sarjana yang mengklasifikasikan pelapisan sosial secara komprehensif tetapi ada kalanya hanya satu aspek, misal aspek ekonomi atau politik saja. Pelapisan sosial biasanya digambarkan dengan piramida, semakin ke atas maka semakin sedikit. Maksudnya pencapaian derajat atau kedudukan seseorang di tingkat atas hanya diraih oleh orang tertentu, sehingga jumlahnya sedikit dibanding tingkat bawah. Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini: a. Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class). b. Masyarakat terdiri dari tiga kelas ialah kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class). 3. Persamaan Derajat Manusia dan lingkungan mempunyai hubungan timbal balik, maksudnya seseorang sebagai anggota masyarakat mempunyai kewajiban dan hak, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah.
6 21 a. Persamaan hak Mengenai persamaan hak dicatumkan dalam pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia atau universitas declaration of human right (1948) dalam pasal-pasalnya seperti: Pasal 1 : Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan. Pasal 2 ayat 1 : Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tak ada kecuali apa pun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan. Pasal 7 : Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama dengan tak ada perbedaan. Sedangkan orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang ditujukan kepada perbedaan semacam ini. (Ahmadi, 1991:207). b. Persamaan derajat di Indonesia Dalam Undang-Undang Dasar 1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secara jelas. Kalau kita lihat ada
7 22 empat pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak asasi itu yakni pasal 27, 28, 29 dan 31. Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut: Pertama tentang kesamaan kedudukan dan kewibawaan warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan : bahwa: Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat 2, ialah : Hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Kedua dalam pasal 28 ditetapkan bahwa : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang. Ketiga dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi: (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dan (2) Pemerintah mengusahakan dan
8 23 menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang. (Ahmadi, 1991: ). 4. Sistem ekonomi a. Pengertian Istilah sistem dalam sistem ekonomi adalah suatu kumpulan elemen-elemen, dimana antara elemen-elemen tersebut terdapat adanya hubungan, dan yang ditujukan ke arah pencapaian sasaran-sasaran bersama atau tujuan yang diinginkan bersama (Ahmadi, 1991:303). Sistem ekonomi berarti semua hal yang berhubungan dengan ekonomi guna mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan. b. Macam-macam sistem ekonomi 1) Sistem ekonomi kapitalis Sistem ekonomi kapitalis yang dipelopori oleh Adam Smith yang dikenal sebagai bapaknya ekonomi politik. Sistem ekonomi kapitalis bercorak sekuler karena dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas dan didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhannya (Mansur, 2009:13). Sistem kapitalis menjadikan kekayaan dan kemewahan hanya dimiliki oleh orang segelintir saja. Penguasaan terhadap modal membuat pengaturan harga pasar semena-mena sehingga kaum lemah benar-benar tertindas. Negara tidak mempunyai ruang untuk
9 24 mengatur kebijakan ekonomi karena kebijakan ekonomi kapitalis di tangan swasta sepenuhnya (Thahir, 1985:37). Pada sistem ekonomi kapitalis asumsi dasarnya adalah manusia mengejar kepentingan pribadinya. Kepentingan pribadi menjadikan manusia serakah, ingin memiliki dan menguasai segalanya. Dalam pandangan sistem kapitalis, keserakahan manusia bukan saja tidak berbahaya, dia bahkan merupakan sumber dinamika dari masyarakat kapitalis. Ada empat sifat pokok yang penting dalam sistem kapitalis, keempat sifat pokok tersebut sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Keempat sifat pokok tersebut ialah: a) Hak milik atas barang-barang modal atau alat-alat produksi seperti tanah, mesin-mesin dan sumber-sumber alam ada di tangan orang perorang. b) Prinsip ekonomi pasar. Menurut prinsip ini, maka harga barang-barang dan jasajasa ditentukan oleh permintaan dan penawaran. c) Persaingan bebas Dalam sistem kapitalis persaingan bebas dapat terjamin. Hal ini berasal dari adanya empat kebebasan kapitalis yang pokok yaitu: (1) Kebebasan untuk berdagang dan mempunyai pekerjaan (2) Kebebasan untuk mengadakan kontrak
10 25 (3) Kebebasan hak milik (4) Kebebasan untuk membuat untung. d) Prinsip keuntungan Dalam mencari keuntungan sistem kapitalis lebih demokratis sifatnya, artinya terbuka kesempatan bagi setiap orang untuk mengecap keuntungan (Ahmadi, 1991:304). 2) Sistem ekonomi sosialisme Sistem ekonomi sosialis filosofinya adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan bersama (Mansur, 2009:14). Sistem ekonomi sosialisme memandang bahwa manusia hakekatnya adalah sosialis bukan individualis. Manusia sebenarnya hidup secara harmonis dengan alam dan manusia-manusia lain. Pokok pikiran kaum sosialis adalah mengembalikan hakikat manusia pada proporsi sebenarnya, yaitu manusia sosial bukan manusia yang individual. Sifat individu dan keserakahan harus diubah. Dari itu, butuh sebuah sistem dan sistem tersebut adalah sistem sosialisme. Menurut pandangan kaum sosialis yang perlu dilakukan adalah penghapusan kepemilikan pribadi. Seluruh kegiatan ekonomi dipimpin dari pusat/negara. Produksi, distribusi dan konsumsi diatur degan peraturan dan tiada tempat bagi private interprise (Ahmadi, 1991:305).
11 26 Adapun prinsip-prinsip sistem ekonomi sosialisme antara lain: a) Pemilikan harta oleh negara Segala macam bentuk produksi dan sumber pendapatan dimiliki dan diatur oleh negara dan dimanfaatkan oleh rakyat. Tidak ada hak bagi masyarakat untuk memiliki harta kecuali yang ditetapkan oleh negara. b) Kesamaan ekonomi Dalam bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan artinya semua masyarakat mendapatkan pelayanan yang sama untuk memenuhi kebutuhannya. c) Disiplin politik Untuk mencapai tujuan, maka negara diletakkan di bawah peraturan kaum buruh sehingga aturan yang diterapkan sangat ketat untuk mengefektifkan sistem sosialisme (Mansur, 2009:28). 3) Sistem ekonomi Indonesia Sistem ekonomi Indonesia atau pancasila berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi pancasila diatur di dalam Undang- Undang Dasar Misalnya pasal 33 yang berbunyi: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
12 27 (2) Cabang-cabang yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Wujud dari asas kekeluargaan adalah munculnya koperasi. Koperasi sebagai wadah dalam kegiatan usaha swasta yang menumbuhkan semangat keusahabersamaan dan gotong royong (Ahmadi, 1991:306). 4) Sistem ekonomi Islam Ekonomi Islam adalah iqtishad, sebagaimana tujuan syariat Islam yaitu merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Mansur, 2009:35). Sistem ekonomi Islam menurut Suhrawardi K. Lubis (2004:14) adalah ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun pemerintah/pengusaha dalam rangka mengorganisasi faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan perundang-undangan Islam (Sunnatullah). Sistem ekonomi Islam sebenarnya sudah ada sejak Nabi Muhammad saw menjadi pemimpin baik pemimpin negara maupun agama. Sistem ekonomi yang dijalankan Nabi saat berada
13 28 di Madinah berdasarkan petunjuk langsung dari Allah. Yang terkenal adalah Baitul Mal (rumah harta) atau bendahara negara (Karim, 2004:53). Sistem ekonomi Islam sendiri di Indonesia belum bisa berkembang secara maksimal di kalangan umat Islam meski penduduk Islam menjadi mayoritas. Sebab sosialisasi ekonomi Islam masih kurang dan ekonomi konvensional sudah terlanjur mengakar di tubuh kaum muslimin sejak pemerintahan Hindia Belanda. Sulitnya menghapus ekonomi konvensional dan mengganti dengan ekonomi Islam menjadi tantangan bagi kaum Intelektual muslim terutama yang terjun di bidang muamalah. Sejatinya sistem ekonomi Islam menjadi tanggung jawab semua kaum muslimin dan sudah sepantasnya kaum muslimin beralih kepada sistem ekonomi Islam. Sumber terpenting ekonomi Islam yang menjadi undangundang adalah al-qur an dan al-hadits. Dimana setiap kebijakan diperuntukan untuk kemaslahatan umat Islam sendiri. Prinsip-prinsip ekonomi Islam antara lain: a) Kebebasan individu Maksudnya manusia bebas mengembangkan potensinya dan memenuhi kebutuhannya sesuai dengan syariah Islam.
14 29 b) Hak terhadap harta Maksudnya dalam memperoleh harta dengan cara yang baik, dan setiap harta yang dimiliki ada sebagian harta milik orang lain. c) Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar Maksudnya Allah memberi rezeki kepada makhluknya berbeda-beda agar mereka satu sama lain saling membutuhkan, saling memberi dan menerima. d) Jaminan sosial Maksudnya bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk hidup, berkembang dan berpartisipasi. e) Distribusi kekayaan Islam melarang harta hanya dikuasai oleh segelintir orang saja. Tetapi Islam mengajarkan agar harta bisa mengalir kepada kelompok miskin. Dengan demikian ada hubungan sosial yang harmonis antara kaya dan miskin. f) Larangan menumpuk harta Maksudnya Allah membolehkan manusia mencari harta, tetapi melarang orang yang mengumpulkan harta secara berlebihan. g) Kesejahteraan individu dan masyarakat Islam mengakui kehidupan individu maupun masyarakat. Kehidupan individu dipengaruhi oleh masyarakat sebagai
15 30 lingkungan. Begitu juga masyarakat terbentuk oleh individuindividu yang berbeda karakter. Maka kesejahteraan baik individu maupun masyarakat menjadi sama pentingnya (Mansur, 2009:32). Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem ekonomi yang lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah sebagaimana diungkapkan oleh Suroso Imam Zadjuli dalam Suhrawakardi K. Lubis (2004:15): a) Asumsi dasar/norma pokok ataupun aturan main dalam proses maupun interaksi kegiatan ekonomi yang diberlakukan. Dalam sistem ekonomi Islam yang menjadi asumsi dasarnya adalah syariat Islam. b) Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efesiensi dan manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. c) Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan akhirat selalu khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas. 5. Macam-macam kebutuhan manusia Dalam menjalani kehidupan, manusia dihadapkan berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan biologis maupun bathiniyah. Demikian juga untuk mendapatkan kebahagian di dunia maupun akhirat maka kebutuhan sebagai sarananya harus terpenuhi.
16 31 Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. Kebutuhan sebagai motif mencapai tujuan, tanpa kebutuhan manusia tidak akan punya rasa tanggung jawab atas kewajiban memelihara diri sendiri maupun lingkungan. Dengan motif kebutuhan rasa sosialis akan tumbuh sebagai individu yang kehidupannya juga tergantung pada orang lain. Di bawah ini akan diberikan jenis, macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap kebutuhan manusia selama hidupnya di dunia : a. Kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingan/prioritas 1) Kebutuhan primer Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya makanan pokok/sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya. 2) Kebutuhan sekunder Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.
17 32 3) Kebutuhan tersier/mewah Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, komputer laptop, notebook, apartemen, dan lain sebagainya. b. Kebutuhan manusia berdasarkan sifat 1) Kebutuhan jasmani/kebutuhan fisik Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya. 2) Kebutuhan rohani/kebutuhan mental Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain. c. Kebutuhan manusia berdasarkan waktu 1) Kebutuhan sekarang Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet
18 33 pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya. 2) Kebutuhan Masa Depan Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh pendidikan tinggi, membeli mobil baru, dan lain sebagainya. d. Kebutuhan manusia berdasarkan subjek/subyek penggunanya 1) Kebutuhan Individual/Individu/Pribadi Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya. 2) Kebutuhan sosial/kolektif Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain ( ekonomi-manusia_kebutuhan_primer_sekunder_tersier_jasmani_ rohani_ sekarang_masa_depan_pribadi_dan_sosial). e. Teori needs - Abraham Maslow Di dalam teori needs Maslow memaparkan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan. Kebutuhan dibedakan menjadi
19 34 dua yaitu basic needs dan meta needs. Basic needs atau kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri. Sementara kebutuhan meta meliputi keadilan, kesatuan, kebaikan, keteraturan, keindahan. Selanjutnya Maslow membagi kebutuhan menjadi lima jenis yang disusun secara hirarkhi dari kebutuhan terendah sampai kebutuhan tertinggi. 1) Physiological need Physiological need adalah kebutuhan dasar manusia yang paling mendesak untuk dipenuhi karena berkaitan dengan kelangsungan hidup. Kebutuhan ini berupa makan, minum, oksigen, istirahat, dan keseimbanan temperatur. 2) Safeety need Safeety need yaitu kebutuhan akan rasa aman. Merupakan kebutuhan psikologis yang fundamental dan perlu dipenuhi. Kebutuhan ini harus dipenuhi setelah kebutuhan pshysiological need. Apabila tidak dipenuhi akan menimbulkan gangguan kepribadian yang serius. 3) Long and belongingness Long and belongingness yaitu kebutuhan kasih sayang dan kebersamaan yang mendorong seseorang berinteraksi secara afektif dan emosional dengan orang lain. Kurangnya kasih sayang menyebabkan perkembangan seseorang terhambat.
20 35 4) Self estem Self estem mengandung dua konsep yaitu rasa harga diri oleh diri sendiri serta penghargaan yang diberikan orang lain terhadap diri seseorang. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri kompetisi, penguasaan, prestasi, kebebasan dan ketidaktergantungan. Sementara kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan nama baik dan penghargaan. 5) Self-Actualization Self-Actualization merupakan kebutuhan tertinggi dari semua kebutuhan yang dikemukakan Maslow. Kebutuhan ini akan muncul dan terpuaskan bila kebutuhan lain di bawahnya sudah terpenuhi. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang ada dalam diri manusia untuk mengeskpresikan, mengembangkan segala kemampuan dan potensi yang dimiliki (Sriyanti Dkk, 2009: ). B. Komitmen Mengembangkan Madrasah Diniyah 1. Komitmen a. Pengertian Komitmen dalam bahasa Inggris disebut commitment berarti tanggung jawab (Echols dan Hassan Shadily, 2005:130). Menurut ensiklopedia umum tanggung jawab mempunyai pengertian kewajiban dalam melakukan tugas tertentu. Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto tanggung jawab adalah sesuatu yang
21 36 menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya (Mustopo, 1989:191). Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab sebagaimana dituliskan di dalam kitb suci al-qur an. Artinya: Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban). (QS. Al-Qiyaamah: 36). Dalam konteks sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Ia tidak bisa hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan selain bersifat individual juga mempunyai tanggung jawab sosial (Sulaiman, 1995:78). Tanggung jawab juga merupakan keberanian untuk mengambil risiko dari apa yang menjadi pilihan. Setiap pilihan pasti ada risiko. Keberanian mengambil risiko akan menggerakkan semua potensi dalam diri untuk selalu jujur pada diri sendiri dan orang lain sebagai sifat bertanggung jawab atas pilihannya. b. Macam-macam tanggung jawab Sesuai dengan eksistensinya manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu dan makhluk sosial, maka tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut:
22 37 1) Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Manusia diciptakan oleh Tuhan akan mengalami periode lahir, hidup, mati, kemudian hidup kembali setelah kematian di alam barzah. Maka manusia diberi tanggung jawab dari setiap tindakannya. Tindakannya akan diadili baik di dunia oleh manusia maupun di akhirat oleh Tuhan sendiri. 2) Tanggung jawab terhadap keluarga Sebagaimana makhluk yang lain, manusia juga hidup berketurunan dan berkeluarga. Tanggung jawab terhadap keluarga menjadi kewajiban agar tatanan hidup menjadi lebih baik. Setiap keturunan dapat kehidupan yang layak dan mempunyai harga diri di dalam masyarakat. Di dalam al-qur an Allah swt juga berfirman: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6).
23 38 Ayat di atas sangat jelas bahwa manusia selain bertanggung jawab atas dirinya juga bertanggung jawab atas keluarganya, memberikan yang terbaik untuk kehidupan dunia hingga akhirat. 3) Tanggung jawab terhadap masyarakat Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Ia tidak bisa hidup sendiri maka ia harus berinteraksi dengan masyarakat. Saling ketergantuan ini menimbulkan hukum timbal balik (feedback) sehingga ia harus bertanggung jawab dari tindakannya. Ketika tindakannya baik dia akan mendapatkan balasan baik pula dan sebaliknya. 4) Tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa Manusia tidak hanya hidup di dunia saja, tetapi ada kehidupan setelah kematian. Manusia bertanggung jawab penuh atas tindakannya di dunia yang akan dipertanggung jawabkan setelah kematiannya. Sebagaimana yang dituliskan dalam berbagai kitab suci-nya. Terkadang Tuhan memberikan teguran langsung kepada manusia ketika berbuat salah di dunia, tetapi adakalanya ditunda di akhirat (Mustopo, 1989: ). 2. Madrasah diniyah a. Pengertian Madrasah diniyah adalah jenis pendidikan keagamaan yang memberikan pendidikan khusus ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:2).
24 39 Di dalam Peraturan Menteri Agama Nomor: 13 tahun 1964 juga disebutkan bahwa: 1. Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam pengetahuan agama Islam kepada pelajar bersama-sama sedikitnya berjumlah 10 (sepuluh) orang atau lebih, diantara anak-anak yang berusia 7 (tujuh) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun. 2. Pendidikan dan pengajaran pada madrasah diniyah bertujuan untuk memberi tambahan pengetahuan agama kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima pelajaran agama di sekolah-sekolah umum. 3. Madrasah diniyah ada 3 (tiga) tingkatan yakni: Diniyah Awaliyah, Diniyah Wustha, dan Diniyah Ulya (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:23). b. Sejarah berdirinya madrasah diniyah Menurut Al-Maqrizi bahwa madrasah merupakan prestasi abad kelima Hijriyah. Ia mengatakan Madrasah-madrasah yang timbul dalam Islam tidak dikenal pada masa-masa sahabat dan tabi in, melainkan suatu yang baru setelah 400 tahun sesudah Hijriyah. Sedangkan menurut Hasan Abd al- Al menyebutkan bahwa Abi Ishaq Isfirayini (wafat 418 H/1027 M) adalah orang pertama yang mendirikan madrasah di Naisabur. Berarti madrasah telah berdiri sejak
25 40 abad keempat Hijriyah dan dihubungkan dengan penduduk Naisabur (Maksum, 1999:60). Madrasah diniyah di Indonesia tumbuh seiring munculnya pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di pribumi Indonesia. Madrasah diniyah berkembang dari bentuk yang sederhana, yaitu pengajian di masjid-masjid, langgar, dan surau. Madarasah pada mulanya hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Dalam perkembangan selanjutnya, sebagian di madrasah diberikan mata pelajaran umum, dan sebagian lainnya tetap mengkhususkan diri hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Madrasah yang mengkhususkan mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab inilah yang disebut madrasah diniyah. Di masa pemerintahan Hindia Belanda, hampir di semua desa di Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam terdapat madrasah diniyah dengan berbagai nama dan bentuk seperti pengajian anak-anak, sekolah kitab, sekolah agama dan lain-lain. Penyelenggaraan madrasah diniyah ini biasanya mendapatkan bantuan dari raja-raja/sultan setempat. Setelah Indonesia merdeka, kebutuhan pendidikan agama semakin meningkat. Oleh karena itu, masyarakat mendirikan madrasah diniyah di luar pondok pesantren. Madrasah diniyah terus berkembang seiring pendidikan agama di sekolah umum dirasa belum cukup dan
26 41 perlu diadakan tambahan, salah satunya memasukkan anaknya ke dalam madrasah diniyah. Kebutuhan tambahan pendidikan agama ini telah mendorong peningkatan jumlah diniyah. Saat ini terdapat buah diniyah dengan jumlah siswa sebanyak Dari jumlah tersebut, sebanyak buah diniyah dengan jumlah siswa sebanyak orang berada di pondok pesantren dan sisanya sebanyak buah dengan orang siswa berada di luar pondok pesantren (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:23). c. Potensi dan kelemahan madrasah diniyah 1) Potensi madrasah diniyah Pada umumnya, madrasah diniyah memiliki potensi untuk maju dan berkembang memberdayakan diri dan masyarakat. Hal ini karena adanya potensi dan peluang pada madrasah diniyah, antara lain: a) Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang populis, didirikan secara mandiri oleh dan untuk masyarakat, sangat berperan dalam pembentukan moral bangsa. b) Tersedia lahan yang luas, karena pada umumnya madrasah diniyah berada di pedesaan. c) Minat masyarakat cukup besar terhadap madrasah diniyah, karena di samping diberikan pendidikan agama juga bimbingan moral.
27 42 d) Madrasah diniyah menyiapkan siswanya untuk siap menghadapi kenyataan hidup, meski dengan kondisi serba kekurangan. e) Madrasah diniyah mempunyai kebebasan memilih pola, pendekatan, bahkan sistem pembelajaran yang dipergunakan tanpa terikat dengan model-model tertentu. 2) Kelemahan madrasah diniyah Sebagian besar madrasah diniyah lembaga pendidikan yang melayani lapisan masyarakat yang lemah. Pada umumnya lembaga pendidikan Islam ini berada di daerah-daerah pedesaan dengan sumber daya alam yang rendah dan kondisi-kondisi ekonomi peserta yang lemah pula. Kondisi ekonomi masyarakat yang lemah serta sumber daya pendidikan (SDM, sarana prasarana, pembiayaan) yang lemah mengakibatkan sulitnya berkembang bahkan secara angsur-angsur mengalami kemunduran. Kondisi seperti ini mempengaruhi kualitas pendidikan bahkan mengancam eksistensinya sebagai penyelemat masyarakat dalam memenuhi pendidikan agama Islam. Permasalahan lain, perhatian dari pemerintah juga kurang, meski madrasah diniyah termasuk lembaga yang secara historis merupakan bagian penting dalam usaha mencerdaskan rakyat. Ketidakjelasan pengakuan terhadap lulusan madrasah diniyah hingga pelayanan pembinaan dan perberdayaan. Hal ini tentu tidak
BAB VI PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
BAB VI PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT 1. PELAPISAN SOSIAL a. Pengertian : stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata atau stratum yang berarti lapisan. Definisi stratifikasi/ pelapisan
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciPernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan
Lebih terperinciPERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA
PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa Pendidikan Nasional di samping
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Pendidikan
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
Lebih terperinciKODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA
KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinci2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ESTI HADI KUSMAWAN 11.02.7914 11.D3MI.01 DOSEN: BPK. KALIS PURWANTO [Type text] Page 1 ABSTRAK Sistem Ekomomi Pancasila
Lebih terperinciSANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA
SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciMEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA
Artikel MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA Mardiya Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan perjuangan hidup, diakui atau tidak, perhatian kita terhadap pentingnya penduduk
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa seluruh Indonesia secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini ditegaskan pada pembukaan
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008
DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, tanggal : Senin, 9 Juni 2008 Waktu : 60 Menit PETUNJUK UMUM:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu pernikahan, kehadiran seorang bayi mungil tentu dinantikan, sebab merekalah lambang cinta
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA
DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciLESTARI, SE. MM
LESTARI, SE. MM Lestari_ari10@yahoo.co.id PERKEMBANGAN ILMU EKONMI Aristoteles dan Plato (pra klasik) sistem ekonomi Merkantilisme yang menjunjung tinggi intervensi pemerintah dalam perekonomian suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa yang sangat penting (urgent) sepanjang hidup. Sebab pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian
Lebih terperinciUNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional
Lebih terperinci2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
Lebih terperinciHAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti
HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun 1945 Dr.Hj. Hesti HAK ASASI MANUSIA NASIONAL INTERNASIONAL LOKAL / DAERAH INTERNASIONAL dalam konteks pergaulan antar bangsa (Internasional) Penghargaan dan
Lebih terperinciK29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA
K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA 1 K 29 - Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH
DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)
DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 11 TAHUN : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang
Lebih terperinciKODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciRENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN
RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN BIDANG KEGIATAN : PKM GT Diusulkan oleh : Okky Wicaksono 09 / 282652 / SA / 14854 English Department UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
Lebih terperinciMATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL
MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL 1. Bentuk dan Fungsi Lembaga Sosial Pada dasarnya, fungsi lembaga sosial dalam masyarakat beraneka macam berdasarkan jenis-jenis lembaganya. Oleh karena itu, kita
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
Lebih terperinciSEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA
SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA MANUSIA MAKHLUK BUDAYA: HAKEKAT MANUSIA Manusia Makhluk ciptaan Tuhan, terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan utuh. Manusia merupakan makhluk
Lebih terperinciKODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN
KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa guru Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DOSEN PENGAMPU : HARI SUDIBYO S.KOM UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA NAMA: HERI SANTOSO NIM: 11.11.5151
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui
Lebih terperinciPENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014
PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 Membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979
Lebih terperinciPENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciDASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin
Lebih terperinciUU 8/1990, AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA. Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 8 TAHUN 1990 (8/1990) Tanggal : 13 OKTOBER 1990 (JAKARTA)
UU 8/1990, AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 8 TAHUN 1990 (8/1990) Tanggal : 13 OKTOBER 1990 (JAKARTA) Tentang : AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 6, 1989 (PEMBANGUNGAN. PENDIDIKAN. Kebudayaan. Prasarana. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. Bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang konsep ketuhanan Al Ghazali dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Relevansinya dengan Pembentukan Pribadi
Lebih terperinciHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KELOMPOK 2: 1. Hendri Salim (13) 2. Novilia Anggie (25) 3. Tjandra Setiawan (28) SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG 2015/2016 Hakikat Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi Warga Negara
Lebih terperinci2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan
Lebih terperinciUSIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL
USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL Oleh: Nunung NS Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG
BAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG A. Analisis tolong menolong santri dalam aspek kebersihan. Setelah dipaparkan data hasil penelitian
Lebih terperinciMUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6
MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART
Lebih terperinciA. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru
BAB I PENDAHULUAN A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan mengenai pemberhentian Pegawai
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR
1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Para ahli pendidikan
Lebih terperinciPEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA
PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Diterbitkan oleh Yayasan LBH Indonesia Jakarta, 1986 KETETAPAN No. : TAP 01/V/1985/YLBHI T e n
Lebih terperinciBUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013
SALINAN BUPATI MAROS BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang Mengingat : a. bahwa Diniyah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciHAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.
HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Sani Hizbul Haq 11.11.5585 Kelompok F Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM
Lebih terperinciKETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom
KETAHANAN NASIONAL Yanti Trianita S.I.Kom Definisi Ketahanan Nasional Ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan
Lebih terperinciLingkungan Mahasiswa
Lingkungan Mahasiswa Pernikahan Apa Hubungannya ya Lingkungan Mahasiswa dengan Pernikahan????? Pernikahan Dini Pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang masih muda, seperti mahasiswa atau mahasiswi yang
Lebih terperinciINVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan
L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang
Lebih terperinciBAB V STRATIFIKASI SOSIAL
BAB V STRATIFIKASI SOSIAL 6.1 Pengantar Stratifikasi merupakan karakteristik universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta beserta isinya yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa anak adalah amanah dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan
Lebih terperinciKODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN A. Analisis Implementasi Etos Kerja Islam di Kop BCAA Jawa Timur Cabang Panceng Gresik Upaya Kop BCAA Jawa Timur Cabang Panceng Gresik
Lebih terperinciCBT SBMPTN TPA SBMPTN
CBT SBMPTN Buku ini dilengkapi aplikasi CBT SBMPTN android yang dapat di download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi Aplikasi: kxx TPA SBMPTN Buku
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)
PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) NAMA : HARRY FITRI USMANTO NPM : 38412209 KELAS : 1ID08 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciREV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran yang penting
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12
Lebih terperinciREVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP.19651216 198903 2 012 Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
Lebih terperinciKriteria Presiden Indonesia Dalam Pandangan Islam (576/M) Oleh : Zulkarnain Senin, 16 Juli :50
KOPI - Seorang pemimpin dalam Islam disebut dengan Khalifah, artinya pemimpin. Para memimpin Islam mulai dari Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Sidik, Umar bin Khatab, Usman, Ali, dan para pemimpin generasi
Lebih terperinciDEVELOPPING OF TEACHERS HP
DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan
Lebih terperinci