GENTA MULIA ISSN: Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GENTA MULIA ISSN: Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page :"

Transkripsi

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRATEGI CARD SORT MATERI MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIK KELAS X IPA 10 MAN 2 MODEL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Laili Rahmaini Hasibuan Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan, Jl. William Iskandar No 7A, Medan Tembung, Kota Medan Sumatera Utara 20222, lailirahmainihsb@yahoo.co.id. Abstrak : Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah melalui metode card sort dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA 10 Man 2 Model Medan Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi menghindari perbuatan syirik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, tindakanm observasi dan refleksi. Tujuan penelitian tindakan ini untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa diambil dari data hasil tes siklus 1 dan siklus 2. Sedangkan data pada proses pembelajaran guru dan aktivitas siswa diambil dari lembar observasi pengamatan pembelajaran. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah 85% dari jumlah siswa mendapat nilai KKM 75 dan keaktifan pembelajaran siswa dalam kelas baik dengan skor rata-rata 2,5 < skor aktif 3,25. Hasil penelitian pada siklus 1 dan siklus 2 diperoleh jumlah siswa yang mendapat nilai KKM 75 pada siklus 1 sebesar 80% dan siklus 2 sebesar 87%. Sedangkan hasil observasi keaktifan siswa dengan rata-rata skor pada siklus 1 2,29 dan pada siklus 2 diperoleh 2,98. Hasil pengamatan untuk guru pada siklus 1 skor rata-rata 2,5 dan siklus 2 sebesar 3,0. Simpulan dalam penelitian ini adalah metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPA 10 Man 2 Moedl Medan tahun pelajaran 2016/2017 pada materi menghindari perbuatan syirik. Kata kunci : Hasil belajar, metode card sort. keaktifan siswa. PENDAHULUAN Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-nya. Adapun yang dapat menyempurnakan akidah yang benar terhadap Allah adalah berakidah dengan benar terhadap malaikatmalaikat-nya, kitab-kitab-nya yang diturunkan kepada para Rasul dan percaya kepada Rasulrasul utusan-nya yang mempunyai sifat jujur dan amanah dalam menyampaikan risalah Tuhan Mereka. 115

2 Ketidakberesan dan adanya keresahan yang selalu menghiasi kehidupan manusia timbul sebagai akibat dari penyelewengan terhadap akhlak akhlak yang telah Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi (atau rangsang) yang terjadi. Belajar diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. melibatkan berbagai unsur yang ada di Penyelewengan ini tidak akan mungkin terjadi jika tidak ada kesalahan dalam berakidah, baik kepada Allah. Malikat, rasul, kitab-kitab-nya maupun hari Akhir. Untuk menjaga kebenaran pendidikan akhlak dan agar seseorang selalu dijalan Allah yang lurus, yaitu jalan yang sesuai dengan apa yang telah digariskan-nya, maka akidah harus dijadikan dasar pendidikan akhlak manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh pada tuntutan bahwa pendidikan diasumsikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dinamisasi jaman yang senantiasa melaju dengan cepat menuntut dunia pedidikan untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. dalamnya, berupa kondisi fisik dan psikis orang yang belajar. Kedua kondisi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya Kiranya masih banyak unsur lain yang dapat disebutkan yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain suasana lingkungan saat belajar tersedianya media pendidikan dan sebagainya. Oleh karena itu, unsur-unsur tersebut perlu mendapatkan perhatian guna menunjang tercapainya tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan (djamarah, 2002: 57). Untuk menunjang keberhasilan belajar, maka hendaknya menggunakan metode yang bervariatif. Sebab, dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif peserta didik dimungkinkan akan lebih berpikir secara konkret dan hal ini berarti dapat Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses mengurangi verbalisme pada diri peserta pembelajaran diselenggarakan secara efektif, artinya berlangsung secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pendidikan (Hamalik, 2002: 22). didik. Apalagi seiring dengan perkembangan jaman yang makin modern dan serba canggih. Hal demikian mengakibatkan peserta didik termasuk guru dapat memilih atau 116

3 menggunakan strategi pembelajaran yang baik dalam proses belajar. Dalam proses belajar-mengajar adanya strategi pembelajaran yang baik mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut kondisi psikologi peserta didik serta motivasi yang menjadi salah satu bagian dari keberhasilan proses pembelajaran sering menjadi berkurang karena metode atau strategi yang digunakan monoton. Penggunaan metode pembelajaran disetiap mata pelajaran sangat penting, karena tidak semua metode pembelajaran tepat untuk semua penyampaian, waktu kondisi, dan bidang studi. Salah satu penentu dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode. mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada dorongan (motivasi) baik dalam atau luar diri siswa. Dalam bidang studi akidah akhlak yang seringkali membicarakan sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga dalam mengajarkannya dibutuhkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Agar apa yang diajarkan tadi bisa dipahami dan diterima dengan baik oleh anak-anak, mengingat anakanak adalah pribadi yang serba terbatas dalam kemampuannya menerima pelajaran. Setiap sekolah memiliki mutu pendidikan, upaya Metode pengajaran adalah suatu cara untuk peningkatan mutu pendidikan sekolah tidak menyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil pembelajaran dapat optimal. Dalam setiap proses pembelajaran termasuk akidah akhlak metode memiliki kedudukan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai (azhar, 2004 : 87). Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat terlepas dari peningkatan mutu guru, fasilitas, dan sarana prasarana serta pembentukan kurikulum termasuk penggunaan metode pengajaran aktif, dimana guru dalam tugasnya sebagai pengajar harus selalu berusaha agar peserta didiknya mampu mencapai keberhasilan belajar yang optimal. Kemampuan profesional seorang guru teruji oleh kemampuan menguasai berbagai metode, terutama metode Card Sort, yaitu suatu metode 117

4 pembelajaran dengan menggunakan kartu yang tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian disortir kemudian mengajak peserta didik tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan untuk belajar secara aktif, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata (Nur, 2002: 13). Metode ceramah dalam pembelajaran akidah akhlak sering digunakan disetiap sekolah, hal ini mengakibatkan peserta didik sulit untuk mengingat, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode pembelajaran itu sangat penting, karena tidak semua metode pembelajaran tepat untuk semua waktu, kondisi, dan bidang studi (Usman, 2001:23). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Ali 118

5 (1996:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Man 2 Model Medan Tahun pelajaran 2016/2017. Waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari semester genap. Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihakpihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain (Usman, 2001 : 12). Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. 2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. 3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga. 4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. 119

6 5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat Putaran 1 merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan Rencana Rencana Putaran 2 Putaran 3 sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi, Refleksi Rencana 2002:82-83). Tindakan Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Penjelasan alur di atas adalah: I. Siklus 1 a) Tahap Perencanaan 1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran menghindari perbuatan syirik. 2) Guru menyiapkan latihan-latihan yang harus dikerjakan secara kelompok dengan tujuan agar siswa dapat memahami materi dengan baik. 3) Guru menyiapkan soal kuis Siklus 1 pertemuan 1. 4) Guru menyiapkan lembar pengamatan kooperatif untuk guru siklus 1 pertemuan

7 5) Guru menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan siklus 1 pertemuan 1 b) Tahap Implementasi Tahap implementasi yaitu pelaksanaan RPP yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. 1) Guru membuka pelajaran dengan mengabsen kehadiran siswa. 2) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. 3) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan pentingnya materi tersebut untuk memahami materi berikutnya dan manfaatnya dalam kehidupan. 4) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok dengan kemampuan heterogen. Dalam satu kelas terdapat 10 kelompok, pemberian nama kelompok dilakukan oleh guru. 5) Guru membagikan card sort yang berisi latihan soal yang harus dikerjakan secara kelompok. 6) Guru berkeliling memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 7) Ketua kelompok melaporkan hasil diskusinya. 8) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. 9) Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok. 10) Guru meminta tanggapan dari kelompok lain terhadap presentasi kelompok yang maju. 11) Guru menganalisis hasil kerja tiap kelompok. 12) Guru memberikan umpan balik kepada siswa sebagai penguatan terhadap hasil kerja kelompok. 13) Guru bersama siswa membahas hasil presentasi. 14) Siswa kembali ke tempat duduk semula. 15) Guru memberikan soal kuis individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. 16) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya 17) Guru membimbing siswa untuk merangkum materi. 18) Guru memberikan tugas rumah. 121

8 19) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil diskusinya baik, teraktif, terkompak. 20) Guru menutup pelajaran. c) Tahap Observasi Observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa serta untuk mengetahui kendalakendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan pembelajaran yang dilaksanakan saat implementasi pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, peneliti sebagai pengajar dibantu oleh guru sebagai observer. d) Tahap Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap dalam siklus 1. Pada pertemuan 1 peneliti belum melakukan tahapan refleksi karena siklus 1 belum berakhir. c) Tahap Observasi Observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa serta untuk mengetahui kendalakendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan pembelajaran yang dilaksanakan saat implementasi pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini peneliti dibantu observer. d) Tahap Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap dalam siklus 1. Refleksi dilaksanakan segera setelah implementasi usai. Siklus berikutnya dilaksanakan dengan tahapan yang sama dengan siklus 1. Di mana perencanaan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus sebelumnya. Kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan siklus 1, diupayakan untuk diantisipasi dalam penyusunan RPP Siklus 2. II. Siklus 2 a) Tahap Perencanaan 1. Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi pembelajaran akibat negatif perbuatan syirik. 2. Guru menyiapkan card sort yang berisi latihan soal yang dikerjakan secara kelompok 3. Guru menyiapkan soal kuis individu siklus 2 pertemuan Guru menyiapkan lembar pengamatan kooperatif intuk guru. Siklus pertemuan

9 5. Guru menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan siswa siklus 2 pertemuan 1. b) Tahap Implementasi Tahap implementasi yaitu pelaksanaan RPP yang telah disiapkan pada tahap peremcanaan. 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa. 2. Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. 3. Guru memberikan motivasi pentingnya materi yang dipelajari. 4. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. 5. Guru memberikan contoh soal kehidupan sehari-hari dengan cara tanya jawab kepada siswa. 6. Guru meminta siswa menempatkan diri secara berkelompok menurut kelompoknya masing-masing. 7. Guru membimbing siswa melakukan pembentukan kelompok secara efektif. 8. Guru membagikan card sort pada setiap kelompok dan siswa mengerjakan permasalahan tersebut menurut kelompoknya masing-masing secara diskusi. 9. Guru memberikan bimbingan pada siswa yang sedang kesulitan. 10. Ketua kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya. 11. Guru meminta kepada beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. 12. Guru meminta tanggapan dari kelompok lainnya terhadap presentasi kelompok tersebut. 13. Guru bersama siswa membahas hasil presentasi. 14. Siswa kembali ke tempat duduk semula. 15. Guru memberikan soal kuis individu siklus 2 petemuan Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kemudian guru bersama siswa membahas soal tersebut yang dianggap sulit. 17. Siswa bersama guru merangkum tentang materi yang dipelajari. 18. Guru membeikan Pekerjaan Rumah (PR). 19. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terkompak dan hasil diskusinya baik. 20. Guru menutup pelajaran. 123

10 c) Tahap Observasi Observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa serta untuk mengetahui kendala-kendala yang duhadapi dalam mengimplementasikan pembelajaran yang dilaksanakan saat implementasi pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini peneliti sebagai pengajar dibantu oleh guru sebagai observer. d) Tahap Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap dalam siklus 2. Pada pertemuan ini peneliti belum melakukan tahapan refleksi karena siklus 2 belum berakhir. HASIL PENELITIAN 1. Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 11 Januari 2017 dan hari rabu, 18 Januari 2017 dengan masing- masing pertemuan berlangsung selama 2 kali 40 menit. Sedangkan tes siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Januari 2017 dengan waktu 40 menit. Subyek penelitian adalah kelas X IPA 10 Man 2 Model Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 40 siswa. Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh peneliti sendiri dengan bantuan guru lain sebagai observer. a) Pertemuan 1 Kegiatan belajar mengajar diawali guru memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode card sort. Guru membagi kelas menjadi 10 kelompok. Dari 40 siswa, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Dan tiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan heterogen. Guru melakukan tahapan-tahapan yang ada dalam pembelajaran kooperatif dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat dengan cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar 2,11. Namun pada pertemuan pertama ini guru dalam memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik hasil diskusinya kurang memberikan pujian yang semangat karena guru hanya menyebutkan 124

11 nama kelompok yang hasil diskusinya baik. Dalam pembelajaran ini guru cukup baik dalam memberikan bimbingan terhadap kerja kelompok. Terlihat dari 10 kelompok yang ada, 7 kelompok dapat mengerjakan benar semua dari soal yang diberikan. Skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa 2,0 dari skor rata-rata maksimal 4 sehingga pembelajaran ini sudah dikatakan cukup baik meskipun dari hasil observasi terlihat partisipasi siswa dalam aktivitas kelompok masih rendah. Hal ini terjadi karena siswa masih dalam tahap beradaptasi dengan anggota kelompoknya. Dalam presentasi hasil kelompok, terlihat siswa sangat antusias sekali meskipun masih malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Dalam pembelajaran ini guru memberikan soal kuis individu kepada siswa untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menerima materi yang diajarkan.nilai perkembangan individu dan nilai perkembangan kelompok dapat diketahui dari hasil nilai kuis individu yang diberikan dengan skor awal diambil dari nilai mid semester tiap anggota kelompok. Terdapat 4 kelompok dengan kriteria good team, 6 kelompok kriteria great team, dan tidak ada kelompok yang berkriteria super team. b) Pertemuan 2 Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan 2 tetap dilakukan peneliti dengan bimbingan dari salah satu guru mata pelajaran akidah akhlak yang ada disekolah itu. Dalam pembelajaran ini sperti biasa, setelah guru malakukan langkah-langkah kegiatan pendahuluan yang ada dalam rencana pembelajaran, guru menyampaikan materi dan Tanya jawab pada siswa dan meminta siswa berkelompok menurut kelompoknya yang sudah diterapkan pada pertemuan pertama. Dalam pembelajaran kooperatif ini guru sudah baik dalam melakukan tahapantahapan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar 125

12 2.88, sehingga diperoleh skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru pada siklus 1 sebesar 2,5. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 berjalan cukup baik. Dalam pertemuan 2 ini, guru sangat baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal ini terlihat dari pemberian skor guru pengamat dengan skor tertinggi yaitu 4. Bimbingan guru cukup merata dalam proses kerja kelompok, terlihat dari 10 kelompok yang ada, 8 kelompok dapat mengerjakan dengan benar dari seluruh soal yang diberikan. Skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa sebesar 2,57, dari skor ratarata maksimal 4, sehingga pembelajaran ini sudah dikatakan baik. Setiap anggota kelompok sudah dapat beradaptasi dengan angota kelompoknya. Masing-masing kegiatan diskusi kelompok berjalan baik, sebagian besar anggota kelompok mau kelompoknya. Tetapi masih terdapat sebagian anggota kelompok yang menyelesaikan permasalahan kelompok secara indivdu. Secara keseluruhan, pembelajaran metode card sort pada siklus 1 berjalan cukup baik dengan skor rata-rata pada lembar observasi siswa terlihat sebesar 2,29. Nilai perkembangan individu dan nilai perkembangan kelompok dapat diketahui dari hasil nilai soal kuis yang diberikan. Skor awal diambil dari nilai skor perkembangan pada pertemuan 1 tiap anggota kelompok. Dari hitungan terdapat 6 kelompok kriteria good team, 2 kelompok great team, dan dua kelompok tidak mendapat kriteria yaitu kelompok 6 dan kelompok 7. Hasil belajar siswa pada siklus 1 diperoleh setelah siswa mengerjakan tes siklus 1 pada hari kamis, 19 januari Jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 75 pada dengan persentase 80%. untuk berdiskusi di dalam kelompknya untuk menyelesaikan permasalahan 126

13 2. Siklus 2 Siklus 2 dilaksanakan setelah refleksi siklus 1 dilaksanakan. Dari refleksi yang dilakukan pada siklus 1 diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 75 belum semua aspek menunjukkan 85%. Demikian juga guru belum dapat mengelola pembelajaran dengan baik dan juga hasil observasi aktivitas siswa dalam kelas terlihat masih cukup baik. Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada hari rabu, 25 januari 2017 dan rabu, 01 februari 2017, dengan masing-masing 40 siswa, yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Anggota tiap kelompok tetap seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru melakukan tahapan-tahapan yang ada dalam pembelajaran kooperatif dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar 2,88 Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi belajar siswa agar. siswa giat mengikuti kegiatan pembelajaran dan pertemuan berlangsung 2 kali 40 menit. memberikan bimbingan kepada siswa Subyek peneliti adalah kelas X IPA 10 Man dengan merata. Hal ini dapat terlihat dari 2 Model Medan tahun pelajaran soal yang diberikan, dalam kelompok 2016/2017 yang berjumlah 40 siswa. Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru lain sebagai observer. a) Pertemuan 1 Kegiatan belajar mengajar dilakukan guru dengan meggunakan pembelajaran metode card sort. Guru terdapat 5 kelompok dapat menyelesaikan soal benar semua, sedang 5 kelompok yang lain adalah salah satu. Dalam mempresentasikan hasil kelompok, guru memberikan kesempatan kepada masingmasing kelompok, terutama pada kelompok yang belum pernah mempresentasikan hasil diskusinya. Penghargaan kelompok membagi kelas menjadi 10 kelompok dari 127

14 diberikan pada kelompok yang hasil diskusinya baik, terkompak, dan teraktif. Skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa sebesar 2,85 dari skor ratarata maksimal 4, sehingga pembelajaran berjalan baik. Setiap anggota kelompok mau melakukan diskusi kelompok dan partisipasi siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok baik. Meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab dalam tugas kelompoknya karena ia mengerjakan secara individu. Sedangkan keaktifan siswa dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas cukup baik. Kebenaran jawaban siswa dalam diskusi kelompok juga baik, hal ini terlihat dari skor kebenaran jawaban siswa dengan materi yang dibahas dalam diskusi diberi skor 3. Kuis dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi yang telah diajarkan. Nilai kuis pertemuan siklus 2 dijadikan skor perkembangan dan nilai kelompok. Sedangkan nilai awal diambil dari skor perkembangan pada pertemuan 2 siklus 1. Dari hasil perhitungan terdapat 6 kelompok berkriteria good team,3 kelompok great team, dan ada 1 kelompok yang tidak mendapat kriteria yaitu kelompok 8 yang salah satu anggota kelompoknya tidak hadir karena sakit. b) Pertemuan 2 Pada pertemuan ini guru tetap menggunakan pembelajaran metode card sort dengan membagi kelas menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 4 siswa tiap kelompok. Guru melaksanakan tahapantahapan pembelajaran kooperatif dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar 3,11. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan sangat baik, memberi motivasi belajar siswa dengan baik, dan membimbing siswa dalam kelompok dengan baik. Meskipun dari hasil diskusi yang diberikan kelompok hanya ada 1 kelompok yang dapat mengerjakan semua soal benar dari soal 128

15 yang diberikan dalam kelompok. Sedangkan kelompok yang lainnya ada kesalahan sedikit pada kekurang telitian dalam mengerjakan. Guru memberikan kesempatan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka dengan baik. Demikian juga guru dalam memberikan pujian terhadap kelompok yang hasil diskusinya baik. Skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru pada siklus 2 adalah 3,0. Jadi, pembelajaran pada siklus 2 berjalan dengan baik. Skor rata-rata hasil observasi siswa pada pembelajaran kooperatif pada pertemuan 2 ini sebesar 3,14 dari rata-rata maksimal 4. Sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Kegiatan diskusi kelompok berlangsung sangat baik karena setiap anggota kelompok mau terlibat menyelesaikan soal yang diberikan dalam kelompok. Demikian juga partisipasi siswa dalam memecahkan masalah kelompok, mengerjakan, dan keaktifan menyampaikan materi yang dibahas dalam kelompok baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi siswa diberikan skor 3, sedangkan untuk kebenaran jawaban siswa dengan materi yang dibahas dalam diskusi siswa cukup baik. Secara keselurahan pembelajaran metode card sort pada siklus 2 untuk siswa berjalan baik dengan skor rata-rata pada observasi siswa adalah 2,98. Soal kuis diberikan untuk mengetahui pemahaman siswa. Hasil nilai kuis dipergunakan sebagai skor perkembangan, dan skor awal diambil dari skor perkembangan pada pertemuan 1 siklus 2. Dari hasil hitungan, terdapat 3 kelompok berkriteria good team, 6 kelompok berkriteria great team, dan 1 kelompok berkriteria super team. Hasil belajar siswa pada siklus 2 diperoleh setelah siswa mengerjakan tes siklus 2 pada hari kamis, 02 Februari Jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 75 adalah 87%. Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan siklus 2 berakhir. Dari hasil refleksi yang dilakukan, diperoleh jumlah 129

16 siswa yang mendapatkan nilai minimal 75 sudah menunjukkan lebih dari 85% dari setiap aspek. Dalam pembelajaran guru sudah melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif dengan baik. Demikian juga dari hasil observasi sudah dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat guru. Jadi, guru sudah bisa mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang diberikan karena guru sempat memberikan soal kuis individu kepada siswa. keaktifan siswa dalam kelas juga sudah Menurut peneliti, aktivitas siswa baik, sehingga peneliti tidak perlu melaksanakan siklus 3. Karena pada siklus 2 indikator kinerja peneliti sudah tercapai. PEMBAHASAN Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil penelitian dan catatan penelitian selama melakukan penelitian. Pelaksanaan pembelajaran metode card sort pada siklus 1 cukup baik dengan skor 2,5 dari maksimal 4. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam siklus 1 ini yaitu bimbingan guru dan pujian yang semangat kepada kelompok yang hasil diskusinya baik, terkompak, dan teraktif. Pengelolaan waktu di dalam kelas oleh guru pada siklus 1 sudah cukup baik, hal ini terlihat dari pembelajaran yang pada siklus 1 sudah cukup baik dengan skor rata-rata observasi siswa 2,29 dari skor maksimal 4. Meskipun metode pembelajaran card sort ini baru pertama kali dilakukan, akan tetapi keaktifan siswa sudah kelihatan tumbuh karena siswa tidak merasa jenuh dan bisa berkomunikasi dengan teman pada saat pembelajran. Dalam mempresentasikan hasil diskusi, siswa agak malu-malu, akan tetapi dengan bimbingan guru akhirnya terbiasa. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam diskusi cukup baik. Terlihat dari hasil diskusi, hampir semua jawaban dari soal yang diberikan benar semua, hasil nilai kuis yang dicapai digunakan sebagai skor perkembangan yang disumbangkan dalam kelompok. Dari 130

17 88% 86% 84% 82% 80% 78% 76% hasil ini, hampir semua kelompok mendapat kriteria good team atau great team. Meskipun ada dua kelompok yang pada pertemuan 2 siklus 1 belum mendapat kriteria yaitu kelompok 6 dan kelompok 7. Ketuntasan Klasikal SIswa Kelas X IPA 10 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Siklus 2 Gambar 2. Ketuntasan Klasikal Siklus 1 dan siklus 2 Hasil belajar siswa pada siklus 1, diperoleh jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 75 adalah 80%. Sedangkan pada pembelajaran guru dan observasi keaktifan siswa masih cukup baik, sehingga peneliti masih perlu mengadakan siklus 2 karena indikator kinerja peneliti belum tercapai. Bimbingan guru kepada siswa sudah merata, dan pujian terhadap kelompok yang hasil diskusinya baik juga sudah diberikan dengan semangat. Pengelolaan waktu oleh guru pada pembelajaran bsiklus 2 sudah baik. Kesempatan presentasi yang diberikan oleh guru sudah cukup banyak Ada 5 kelompok yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tanpa rasa malu-malu lagi. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dalam diskusi sudah baik, hanya kebenaran jawaban yang diberikan masih cukup baik. Hal ini dikarenakan siswa masih perlu penjelasan lagi dari guru mengenai materi menghindari perbuatan syirik. Setelah presentasi hasil diskusi kelompok, guru membahas kembali mengenai soal-soal Pelaksanaan pembelajaran yang terkait dalam diskusi. metode card sort pada siklus 2 sudah baik dengan skor sebesar 3,0 dari skor maksimal 4. Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1. Keaktifan siswa pada pembelajaran card sort pada siklus ini tampak sudah aktif, terlihat dari skor rata-rata pada observasi siswa 3,14 dari skor maksimal 4. Kegiatan 131

18 diskusi kelompok berlangsung dengan baik. Setiap anggota kelompok berperan aktif dalam kegiatan kelompoknya. Hampir seluruh kelompok mampu menyelesaikan permasalahan kelompoknya dengan tepat waktu, meskipun tidak semua jawaban benar Sk or perkembangan pada siklus 2 dapat dilihat dari hasil nilai kuis individu yang diberikan guru. Hasil nilai kuis sebagai skor perkembangan dalam kelompok. Pada pertemuan 2 siklus 2 semua kelompok mendapat kriteria semua, tercatat dari 10 kelompok yang ada, 3 kelompok good team, 6 kelompok great team, dan 1 kelompok super team yang dicapai kelompok 3. Observasi KEaktifan siswa dan kegiatan guru 2,29 2,5 2,98 Siklus 1 Siklus 2 Observasi Keaktifan Siswa Observasi Pembelajaran oleh guru Gambar 3. Observasi Keaktifan siswa dan kegiatan guru 3 Hasil belajar yang diperoleh pada siklus 2 sudah baik. Jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 75 naik 7 % dari hasil siklus 1. Keaktifan Siswa juga meningkat dari rata-rata skor 2,29 menjadi 2,98 pada siklus 2, sedangkan pembelajaran kooperatif guru naik dari 2,5 menjadi 3,0 pada siklus 2. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran akidah akhlah dengan menerapkan metode card sort yang telah dilaksanakan di kelas X IPA 10 MAN 2 Model Medan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 75 pada siklus 1 sebesar 80%. Sedangkan pada hasil belajar siswa pada siklus 2 sebesar 87%. 2. Aktivitas belajar siswa pada saat diterapkan metode card sort pada siklus 1 yaitu cukup baik yaitu dengan 132

19 skor 2,29. Dan pada siklus 2 mendapat skor 2,98. Dengan tingkat aktivitasnya baik. Sedangkan pengamatan pelaksanaan pembelajaran kooperatif guru pada siklus 1 dan siklus 2 mendapat skor 2,5 dan 3,0 dengan predikat baik. Dengan demikian dalam pembelajaran dengan menggunakan metode card sort untuk guru baik dan untuk siswa juga baik (ada peningkatan aktivitas dalam belajar). proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas X IPA 10 Man 2 SARAN Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar akidah akhlak lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan metode card sort memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran metode card sort dalam model tahun pelajaran 2016/2017 Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikanperbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta Azhar, Muhammad Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional 133

20 Djamarah, Syaiful Bahri Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta Hamalik, Oemar Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nur, Moh Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Sukidin, dkk Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia Usman, Moh. Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. 134

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena 24 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian

Lebih terperinci

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1 Djulaikah Guru SDN Ngampal 1 Sumberrejo Bojonegoro Email :djulaikah.ngampal1@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action 33 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN SD Negeri 01 Kalirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini

Lebih terperinci

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MENGGUNAKAN MODEL PENGAJARAN TUNTAS PADA SISWA KELAS III SDI BERTINGKAT OEBOBO2 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang,

Lebih terperinci

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

RICO RASMARA NIM : A54 A100158 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN 01 PLUMBON KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013 UPAYA MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER SATU VARIABEL SERTA PEMECAHAN MASALAH LEWAT METODE BELAJAR AKTIF MODEL AIR PADA SISWA KELAS 7-1 SMP NEGERI 4 WARU TAHUN

Lebih terperinci

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan

Lebih terperinci

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA PESERTA DIDIK KELAS IX B SMP NEGERI 1 RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jarianto SMP Negeri 01

Lebih terperinci

Kata Kunci : Reading Guid dan Index Card Matc, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kata Kunci : Reading Guid dan Index Card Matc, Pendidikan Kewarganegaraan. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI "KEKUASAAN KEHAKIMAN" DENGAN PENERAPAN METODE READING GUID DAN INDEX CARD MATC PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II SDN WOROMARTO II SULISTYANINGSIH SDN Woromarto

Lebih terperinci

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 3 TLOGOSARI KECAMATAN SUMBERMALANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan 34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS Sujianto SMP N 2 Kokap Kulonprogo, Indonesia Email: ayahzahra0101@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN sampai dengan tanggal 27 Setember Jadwal pelaksanaan. perbaikan untuk setiap pelajaran adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN sampai dengan tanggal 27 Setember Jadwal pelaksanaan. perbaikan untuk setiap pelajaran adalah sebagai berikut : 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas II MI Hidayatul Ulum Purworejo Metatu Benjeng, mulai tanggal 15 Setember 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI POKOK MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW A. Analisis Data Per

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka penelitian ini dinamakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. maka penelitian ini dinamakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bila ditinjau dari tujuannya tergolong penelitihan Tindakan. Karena penelitian ini dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran maka penelitian

Lebih terperinci

Setyagung Budi Cahyono 4

Setyagung Budi Cahyono 4 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SDN KARANGSEMANDING 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Setyagung Budi Cahyono 4 Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 35 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom Action reaseach

BAB III METODE PENELITIAN. model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom Action reaseach 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bila ditinjau dari tujuannya tergolong penelitihan Tindakan. Karena penelitian ini dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran maka penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRODUKTIF TKJ DALAM PEMBAHASAN MELAKUKAN INSTALASI JARINGAN BERBASIS LUAS (WAN)PADA SISWA KELAS XI TKJ DI SMK NEGERI 2 PALOPO TAHUN 2011-2012

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 1 BILAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini menerapkan model pembelajaran Card sort pada pelajaran Akidah Akhlak pada materi pokok iman kepada rapsul-rasul Allah

Lebih terperinci

RAHYANTI YUDIATI, S.Pd.

RAHYANTI YUDIATI, S.Pd. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN TGT ( TEAMS GAMES TOURNAMENTS ) PADA SISWA KELAS VIII C MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMBANG TAHUN 0 / 05 RAHYANTI YUDIATI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 218

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 218 DIDAKTIKA PGRI,, (), 0, 8 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MATERI PEMILU MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD SISWA KELAS VI SDN KEBONAGUNG KECAMATAN SULANG Sujito*)

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bermakna penelitian yang didesain untuk membantu guru mengetahui

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 329 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Kelompok Pada Siswa Kelas XII IPA 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. ABSTRAK Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA [Fadhil Santosa] UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

Lebih terperinci

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIIB SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kanti Wilujeng 14 Abstrak. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS V SDN BLEGA OLOH BLEGA BANGKALAN TAHUN 06/07 Masniyah SDN Kajjan 0 Blega

Lebih terperinci

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Classroom Action Research 15 yang disingkat CAR atau dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK merupakan tindakan guru ketika melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB. III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom action reaseach

BAB. III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom action reaseach BAB. III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bila ditinjau dari tujuannya tergolong penelitihan Tindakan. Karena penelitian ini dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa

Lebih terperinci

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk mecahkan masalah kelas yang dihadapi dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN I. A. Subyek dan Tempat Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram semester genap tahun pelajaran 2011/2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut Classroom Action Research. Di mana merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire Ratna Kamoyo, Amran Rede dan Sri Mulyani Sabang Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif 18 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini penelitian tindakan dimana peneliti berinteraksi langsung dengan subjek di lapangan, atau sering dinamakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan pada Siswa Kelas III.a SDN 02 Kota Bima

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan pada Siswa Kelas III.a SDN 02 Kota Bima Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan pada Siswa Kelas III.a SDN 02 Kota Bima Dahlia Abidin Sekolah Dasar Negeri 02 Kota Bima ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reklektif terhadap

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai Aswan Natalia, Bonifasius Saneba, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo 63 Abstrak : Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan penulis untuk mulai mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama satu bulan, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Binangun 01, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada semester 2tahun 2011/2012. Subjek penelitian

Lebih terperinci

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA DENGAN MENERAPKAN PENGAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA SISWA KELAS 2 SDN KANDAT 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SRI WINARNI SDN Kandat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berfikir, reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Pujien Barus Guru IPA SMP Negeri Bangun Purba Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Metode adalah cara yang teratur dan terorganisir dengan baik yang hendak ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian merupakan cara yang ditempuh

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN HUBUNGAN ANTAR SATUAN BERAT PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SDN TLOGOSARI TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD Sunarti SDN 3 Depok Kec. Bendungan Kab. Trenggalek Email: ssunarti7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober sampai 31 Oktober 2011. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Tada Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Asfian, Lestari, dan Jamaluddin

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING Rusmin SMP Negeri 1 Air Joman, kab. Asahan Abstract: The purpose of this study was to determine the

Lebih terperinci

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN Heppy Juriver Siregar Guru SMP Negeri 7 Medan Surel : heppyjuriver2000@gmail.com

Lebih terperinci