BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN) No. 20 th Sesuai pengertian di atas, maka pendidikan dapat memaknai sebagai proses perubahan tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam lingkungan dimana dia berada. Penyelenggara proses pendidikan tidak terlepas dari sebuah proses pengajaran karena pengajaran merupakan sarana yang ampuh dalam pelaksanaan pendidikan. Inti dari pendidikan yaitu mengajar yang dilakukan oleh pendidik, sedangkan inti dari pengajaran yaitu siswa belajar, oleh karena itu mengajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Menurut Oemar Hamalik (2011:65) Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kurikulum 2013 ini merupakan salah satu upaya memperbaharui setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum yang sesuai dengan generasi muda. Kurikulum 2013 memadukan tiga konsep yang menyeimbangkan sikap, 1

2 keterampilan dan pengetahuan. Melalui konsep itu, keseimbangan antara hardskill dan softskill dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian dapat diwujudkan. Dalam kurikulum 2013 dan silabus mata pelajaran seni budaya di SMPN 1 Dayun bahwa salah satu Standar Kompetensi (SK) yang dilaksanakan yaitu: 1. Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya dengan memacu pada Kompetensi Dasar (KD) 1.1 menerima menanggapi dan menghargai keragamandan keunikan karya seni tari, Standar Kompetensi (SK) 2. Menunjukan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian dengan mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) 2.1 mengekspresikan ide perasaan secara jujur dalam aktivitas berkesenian, 3. memahami gerak tari sesuai level, dan pola lantai sesuai iringan dengan mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 menjelaskan pengertian level dan pola lantai sesuai iringan, 4. Memperagakan gerak tari berdasarkan level, dan pola lantai sesuai iringan dengan mengacu Kompetensi Dasar (K D) 4.1 Memppraktekkan gerak tari berdasarkan level, dan pola lantai sesuai iringan, maka seni tari yang diajarkan kepada siswa VII.5 disesuaikan pada jenis tari yang ada di nusantara daerah lain. Salah satu jenis tari nusantara daerah yang dikembangkan di SMPN 1 Dayun oleh guru Seni Budaya, yaitu Tari Tor-tor. Menjalankan strategi metode mengajar tentu akan mempengaruhi pada peningkatan hasil belajar siswa, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih metode, antara lain yaitu tujuan pembelajaran 2

3 berlangsung, jenis tugas, dan respon yang diharapkan siswa akan kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Berbagai materi dalam mata pelajaran seni tari diajarkan dengan metode yang berbeda-beda agar siswa tidak mudah bosan serta tertarik mempelajari seni tari. Beberapa metode pengajaran yang telah digunakan adalah metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, serta metode Tutor Sebaya (peer teaching). Berdasarkan beberapa metode pengajaran di atas penulis tertarik untuk mengangkat dan meneliti penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran seni tari. Pengunaan metode pembelajaran tutor sebaya yang mana metode ini dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi kepada teman-temannya yang belum paham sehingga memenuhi ketuntasan belajar semuanya. Langkah-langkahpelaksanaan tutor sebaya terdiri dari empat langkah yaitu merencanakanperlakuan, menentukan tutor, melaksanakan, melakukan evaluasi. Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:250) Metode pembelajaran tutor sebaya dilakukan dengan memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, maka siswa tersebut harus mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum paham, dan dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa yang terpilih sebagai tutor kemudian dipilih menjadi ketua kelompok.penerapan metode Tutor Sebaya ini dilakukan dengan tahapan 2 siklus, siklus 1 dilakukan 4 kali pertemuan, siklus ke 2 dilakukan 3 kali pertemuan dan setiap pertemuan dilakukan evaluasi untuk menemukan hasil belajar. 3

4 Selanjutnya menurut Djmarah dan Aswan Zain (2006 : 223) mengatakan ada beberapa manfaat dari kegiatan tutor sebaya yaitu: 1) ada kala hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. 2) Bagi tutor pekerja tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. 3) Bagi tutor merupakan kesepakatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengembangkan suatu tugas untuk melatih kesabaran. 4) mempererat hubungan antara sesama sehingga melatih mempertebal perasaan sosial. Menurut Soedarsono Tari adalah desakan perasaan manusia tentang sesuatu yang disalurkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah, sedangkan tari tradisional adalah tari yang tumbuh dan berkembang dalam kelompok masyarakat dari suatu daerah tertentu. Salah satu contoh tari tr adisional adalah tari Tor-tor. Tari Tor-tor berasal dari sumatra utara. Asal-usl tari Tor-tor adalah dimaksudkan sebagai upacara selamat datang dan ungkapan rasa hormat terhadap tamu yang datang. Tari Tor-tor dipilih karena tari yang memiliki gerak dasar tari yang mudah diajarkan kepada siswa. Seni tari yang akan diterapkan itu memiliki sifat, gaya dan fungsi tari yang selalu tidak dapat dijelaskann dari kebudayaan yang menghasilkan kemampuan, Menurut Abdurachman & Rusliana skrip ( 1979:22) berpendapat bahwa ada tiga aspek penilaian dalam praktek tari antara lain: 1) Wiraga adalah ungkapan secara fisik dari awal sampai akhir menari. kemampuan wiraga yang memadai artinya, 4

5 a. Hafal, adalah tuntutan kemampuan penguasaan daya ingat yang maksimal b. Teknik, adalah tuntutan penguasaan keterampilan di dalam mengungkapkan dan mewujudkan berbagai pose, elemen gerak, dan pose-pose gerak yang selaras dengan penggunaan atau pengendalian tenaganya yang dituntut oleh suatu tarian. c. Ruang adalah tuntutan penguasaan ketepatan di dalam menempatkan tubuhnya diberbagai posisi pada setiap gerak dalam ruang. 2) Wirasa adalah keindahan pada aspek wirasa, pada dasarnya menyangkut penjiwaan atau kemampuan penari di dalam menggungkapkan rasa emosi yang sesuai dengan isi atau tema atau karakter dari tarian tersebut. 3) Wirama adalah aspek wirama akan terungkap jika penari memiliki ketajaman rasa atau peka irama yang luluh menyatu dengan setiap ungkapan geraknya. Menurut Sunarti dan Selly Rahmawati (2014:252) Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) merupakan kriterian untuk menentukan kelulusan peserta didik. Pada bab sebelum ini telah dipelajari tentang berbagai acuan untuk mengonversikan skor menjadi nilai, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan kelulusan peserta didik. Salah satu prinsip penilaian dalam kurikulum berbasis kompetensi, yaitu dengan menggunakan acuan kriteria atau tolak ukur. Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Dayun yang beralamat di JL. Mt. Haryono Desa Sialang Sakti Kecamatan Dayun Kabupaten Siak, dalam proses pembelajaran seni budaya terdapat indikasi-indikasi masalah minat siswa terhadap pembelajaran seni budaya sangatlah minim, karena pendidik. Untuk mencapai 5

6 keberhasilan pembelajaran para tenaga pengajar baik secara fasilitas yang memadai dan menerapkan metode Tutor Sebaya untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Strategi Pembelajaran yang tidak efektif tersebut tentunya akan berdampak pada perolehan nilai belajar siswa. Adapun Hasil ulangan seni budaya semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 di sekolah SMPN 1 Dayun, menunjukan hasil belajar seni Budaya secara umum masih tergolong rendah. Nilai rata-rata seni budaya siswa di sekolah ini pada ulangan umum semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 adalah 64,75. sementara itu, kriteria minimal pelajaran seni budaya 78. Berdasarkan hasil ulangan tersebut, tampak bahwa rata-rata nilai siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai.rendahnya rata-rata nilai seni budaya siswa menunjukan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai yang rendah.masalah rendahnya hasil belajar siswa tersebut perlu dicari solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuh kembangkan sikap spiritual dan meningkatkan hasil belajar siswa (wawancara, 26 september 2017). Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain. Dengan adanya tutor dapat memberi keringanan pada guru dalam memberikan contoh soal atau latihan. Melalui tutor sebaya ini siswa bukan hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor melakukan pengulangan dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih paham dalam setiap bahan ajar yang disampaikan. 6

7 Peran Tutor Sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan tutor eksistensinya diakui oleh teman sebaya. Pembelajaran Tutor Sebaya adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/ harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari gurunya yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. (wawancara, 27 september 2017). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitan dengan judul PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI BUDAYA (SENI TARI) KELAS VII. 5 DI SMPN 1 DAYUN KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK TA 2017/ Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adanya penurunan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya 2. Kurangnya respon siswa terhadap materi yang disampaikan dan kurangnya variasi guru dalam menerapkan metode-metode pembelajaran. 3. Nilai yang diperoleh siswa masih banyak di bawah KKM (78). 4. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran yang masih berpusat pada guru. 1.3 Batasan Masalah 7

8 Agar penelitian ini lebih terarah maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti dalampenerapan metode tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar seni budaya (seni tari) kelas VII.5 SMPN 1 Dayun adalah dengan fokus terhadap materi pelajaran seni budaya serta metode pembelajaran tutor sebaya yang diterapkan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu : 1. Apakah Penerapan Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar seni budaya (seni tari) di kelas VII.5 SMPN 1 Dayun Kecamatan Dayun Kabupaten Siak? 1.5 Tujuan Penelitian Bertujuan untuk mengetahui Penerapan metode Tutor Sebaya untuk meningkatkan hasil belajar seni budaya (seni tari) kelas VII. 5 SMPN 1 Dayun Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah. 2. Bagi siswa, dengan penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menari. 8

9 3. Bagi guru, sebagai bahan masukan tentang salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajarkan materi pembelajaran yang baik yang bersifat teori maupun praktek. 4. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 5. Bagi program studi sendratasik, penulisan ini diharapkan sebagai sumber ilmiah dan kajian dunia akademik, khususnya bagi program Studi Sendratasik Universitas Islam Riau dan umumnya di Lembaga Pendidikan Seni. 6. Bagi masyarakat, yang ingin memperdalam wawasan secara lisan dan tulisan serta menambah wawasan tentang pendidikan kesenian di lingkungan masyarakat. 9