PEMBINAAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN PADA SMK BINAAN KOTA BANDA ACEH MELALUI SUPERVISI MANAGERIAL TAHUN 2013 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBINAAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN PADA SMK BINAAN KOTA BANDA ACEH MELALUI SUPERVISI MANAGERIAL TAHUN 2013 ABSTRAK"

Transkripsi

1 PEMBINAAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN PADA SMK BINAAN KOTA BANDA ACEH MELALUI SUPERVISI MANAGERIAL TAHUN 2013 ABSTRAK Dra.Siti Wahidah, M.Pd Pengawas Sekolah Kota Banda Aceh Kinerja ketua program keahlian tidak hanya berkisar pada aspek karakter individual melainkan juga pada hal-hal yang menunjukkan proses dan hasil kerja yang di capainya; seperti kualitas, kuantitas hasil kerja dan ketepatan waktu kerja. Apa yang terjadi dan di kerjakan oleh ketua program keahlian merupakan proses pengolahan input menjadi output melalui proses manajerial dan supervise. Berdasarkan hasil supervise manajerial yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Banda Aceh, ketua-ketua program keahlian pada SMK Negeri 1 Banda Aceh belum melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan baik. Proses dan hasil kerja yang di capai, kualitas, kuantitas hasil kerja serta ketepatan waktu kerja yang dilaksanakan oleh ketua program keahlian belum sesuai dengan ketentuan yang di tuntut oleh SNP. Dari hasil supervisi manajerial terdapat hambatan-hambatan terutama kurangnya informasi dan belum ada bimbingan-bimbingan/ pelatihan tentang manajemen ketua program keahlian yang di lakukan oleh pihak-pihak terkait terhadap ketua program keahlian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah dengan memberikan bimbingan langsung, workshop dan pembinaan melalui pemberian informasi yang jelas sesuai dengan SNP serta menertipkan administrasi agar memiliki dokumen yang lengkap dan baik. Kata Kunci:Pembinaan Kinerja,Ketua Program Keahlian,Supervisi Manajerial

2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketua program keahlian adalah seseorang yang membantu Kepala Sekolah dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta melaksanakan tugas mengajar dan meningkatkan profesionalisme guru dalam program keahliannya. Tugas guru sebagai PNS dan guru dengan tugas tambahan sebagai ketua program keahlian telah di atur berdasarkan beberapa peraturan, sebagai berikut : 1. Undang-Undang RI No. 8 tahun 1974 tentang pokok kepegawaian; 2. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional; 3. Peraturan Pemerintah RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen; 4. Peraturan Pemerintah RI No 10 tahun 1979 tentang jabatan fungsional PNS; 5. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1994 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS; 6. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan; 7. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun2008 tentang guru; 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru; 9. Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya; 10. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala badan Kepegawaian Negara No. 03/V/PB/ 2010 dan No. 14 tahun 2010 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Pendidikan yang bermutu akan dapat dicapai melalui pencapaian 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada satuan pendidikan. Program keahlian sebagai sebuah unit kerja internal sekolah membutuhkan pengelolaan yang baik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Seorang Ketua Program keahlian akan dilihat kinerja dalam beberapa aspek, yaitu :

3 1. Aspek kepribadian ; berperilaku arif, jujur, mandiri, memiliki rasa percaya diri atas keputusan yang diambil, bertindak secara konsisten dan disiplin. 2. Aspek sosial ; menyadari kekuatan dan kelemahannya, kemampuan kerjasama dan komunikasi yang baik, empati dan efektif. 3. Aspek perencanaan ; menyusun rencana kerja tahunan dan menyusun kebutuhan alat/bahan praktek dengan melibatkan guru lingkup program keahliannya. 4. Aspek pengelolaan ; dapat mengkoordinasikan kegiatan pengembangan kurikulum dalam menyusun silabus dan RPP, mengkoordinir kegiatan pembelajaran. 5. Aspek pengelolaan SDM ; menyusun jadwal mengajar, melakukan pembagian tugas, memotivasi guru, kepala bengkel, laboratorium dalam melaksanakan tugas. 6. Aspek pengelolaan sarana dan prasarana ; menyusun jadwal penggunaan bengkel/ laboratorium, memiliki perangkat administrasi, mengkoordinasikan pemeliharaan bengkel/ laboratorium, kebersihan ruangan gedung dan halaman dengan petugas. 7. Aspek pengelolaan keuangan ; membuat rencana anggaran belanja program keahlian, perangkat administrasi keuangan dan menggunakan dana secara efektif dan efisien untuk kegiatan kemajuan program keahliannya. 8. Aspek evaluasi dan pelaporan ; memantau pelaksanaan kegiatan pembelajaran, ketersediaan alat dan bahan praktek pada lingkup program keahliannya, menyusun laporan keuangan dan membuat laporan tahunan kepada atasannya. Penilaian terhadap kinerja ketua program keahlian mutlak diperlukan untuk melihat tingkat keberhasilan mereka dalam memimpin program keahliannya, terutama kesesuaian tugas pokok dan fungsi yang dijalankan. Hasil dari penilaian kinerja tersebut dapat menjadi acuan bagi peningkatan setiap program baik dari segi input, proses dan outputnya. SMK Negeri 1 dan dan SMK Negeri 3 Banda Aceh merupakan sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Kota Banda Aceh yang berlokasi dalam satu area yang sama dan keduanya memiliki 10 Program Keahlian terdiri dari : a. Program Keahlian di SMK Negeri 1 Banda Aceh yaitu: 1. Program Keahlian Akuntansi 2. Program Keahlian Penjualan 3. Program Keahlian Administrasi Perkantoran

4 4. Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata 5. Program Keahlian Persiapan Grafika 6. Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan b. Program Keahlian di SMK Negeri 3 Banda Aceh yaitu: 1. Program Keahlian Tata Busana 2. Program Keahlian Tata Boga 3. Program Keahlian Tata Kecantikan 4. Program Keahlian Akomodasi Perhotelan Selama ini, hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa ketua program keahlian di SMK binaan belum melaksanakan tugas pokok dan fungsi mereka dengan baik, terutama pada aspek manajerial seperti perencanaan, pengelolaan sumberdaya organisasi dan aspek evaluasi dan pelaporan. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan ketidakefektifan ketua program keahlian dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, yaitu: 1. Keterampilan dalam manajerial organisasi yang masih lemah. Pada umumnya ketua program keahlian mampu menguasai ilmu manajerial, tetapi tidak menguasi teknik karena kurangnya workshop yang melatih mereka untuk meningkatkan skill manajerialnya. 2. Kurangnya pemahaman atas tugas dan tanggungjawab mereka sebagai seorang pimpinan sebuah program keahlian. Hal ini terjadi karena pendelegasian wewenang dan informasi pekerjaan yang tidak sempurna dari atasan (kepala sekolah) sehingga batasan tugas -tugas dari seorang ketua program keahlian menjadi kabur dan tidak diketahui oleh ketua program keahlian. 3. Kurangnya pemantauan dan evaluasi atas pekerjaan pimpinan program keahlian, sehingga mereka tidak mendapatkan feedback atas pekerjaan mereka (apakah baik atau tidak), sehingga mereka tidak tahu jika pekerjaan mereka tidak sempurna dan tidak mendapatkan supervisi atas kekurangan dalam pekerjaan mereka. Hal-hal seperti tersebut di atas apabila tidak diselesaikan dengan baik pada akhirnya akan mengganggu kestabilan kegiatan sekolah karena ketidakefektifan yang terus menerus terjadi pada tingkatan setiap program keahlian. Hal ini menuntut penyelesaian sedini dan sebaik

5 mungkin untuk meningkatkan kapasitas manajerial ketua program keahlian, karena keefektifan sekolah akan dipengaruhi oleh keefektifan kelompok-kelompok program keahlian yang berada di bawah naungan sekolah tersebut. B. PERUMUSAN MASALAH. Temuan masalah yang didapatkan pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 3 Banda Aceh sebagai sekolah binaan penulis adalah adalah masih rendahnya kinerja ketua program keahlian dalam melakukan tugas pokok dan fungsi baik dalam bentuk kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu. Masalah ini tentunya dapat diselesaikan dengan beberapa cara, baik penyelesaian jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam kriteria penyelesaian jangka pendek, pengawas pembina melalui kepala sekolah dapat langsung memberikan sanksi hukuman disiplin bagi ketua program kejuruan yang tidak mampu mencapai target penyelesaian tugasnya, atau memberhentikan dan mengganti ketua program keahlian tersebut. Namun hal ini tentunya akan menimbulkan efek ganda pada masalah yang tidak terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pembimbingan kepada ketua program keahlian merupakan metode penyelesaian masalah yang paling tepat karena metode ini merupakan metode penyelesaian masalah jangka panjang, dimana ketua program keahlian dituntun dan dibekali dengan kemampuan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik ke depan. C. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan pelaksanaan supervisi akademik pada SMK binaan adalah meningkatkan kapasitas manajerial ketua program keahlian dalam melakukan tugas pokok dan fungsi baik dalam bentuk kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu, melalui supervisi manajerial oleh pengawas sekolah. Diharapkan kegiatan ini bermanfaat dalam meningkatkan peran ketua program keahlian dalam memajukan sekolah melalui penyelesaian pekerjaan dengan baik dan tepat waktu, sehingga SMK binaan akan menjadi sekolah yang maju dan menjadi contoh bagi sekolah yang lain.

6 BAB II METODELOGI BEST PRACTICE A. LOKASI DAN WAKTU Best Practice ini dilakukan pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 3 Banda Aceh yang beralamat di Jln. Sultan Malikul Saleh, Lhong Raya kecamatan Bandaraya Kota Banda Aceh. Kedua sekolah ini berada dalam satu Area. Best Practice ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran selama 6 bulan mulai Agustus 2013-Januari 2014 dengan jadwal sebagai berikut : No Kegiatan WAKTU PELAKSANAAN Agustus September Oktober November Desember Januari 1 Pemantauan Penilaian kinerja sebelum pembinaan Perumusan hasil penilaian Pembimbingan Ketua Program Keahlian Penilaian kinerja sesudah pembinaan 6 Pelaporan B. METODE PENGAMBILAN DATA Best Practice ini menggunakan metode sensus yaitu melibatkan seluruh ketua program di kedua sekolah binaan, Pengambilan data dilakukan dengan metode survei yaitu pengawas sekolah langsung mengamati dan mengambil data di lapangan, baik dengan wawancara langsung

7 maupun dengan bantuan perangkat kuisoner.pendekatan supervisi yang dilakukan adalahpendekatan individu dan kelompok.pendekatan individu dilakukan pada saat supervisi individual pada kompetensi manajerial ketua program keahlian.berikutnya bila saat melakukan supervisi yang melibat guru dan ketua program keahlian disetiap program keahlian masingmasing maka pendekan yang digunakan adalah pendekatan kelompok. Untuk melengkapi data hasil observasi,pengawas pembina juga melakukan studi untuk menilai kinerja masing-masing program keahlian. C. BATASAN VARIABEL Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, penulis sebagai pengawas pembina sekolah melakukan pembinaan melalui supervisi langsung terhadap 10 ketua program keahlian di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 3 Banda Aceh. Teknik pengumpulan data atas hasil supervisi dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Beberapa variabel bimbingan yang dilaksanakan terdiri dari beberapa aspek yaitu : 1. Menyusun program tahunan. Melalui aspek ini ketua program keahlian dibimbing untuk dapat menyusun rencana kegiatan tahunan, menyusun kebutuhan alat dan bahan praktik. Selain itu, ketua program keahlian dibimbing untuk mampu membuat sebuah program tahunan dengan mekanisme yang tepat, baik dalam penyusunan maupun dalam menganalisis ketercapaian rencana tahunan tersebut. 2. Mengelola pembelajaran. Dalam mengelola pembelajaran, ketua program keahlian dibimbing untuk mampu mengkoordinasikan kegiatan pengembangan kurikulum, menciptakan iklim kerja yang kondusif, menyediakan media dan bahan ajar, dan selanjutnya untuk mampu mengembangkan kapasitas peserta didik. 3. Mengelola sumber daya manusia Pembimbingan dalam pengelolaan sumberdaya manusia dilaksanakan dalam bentuk penyusunan jadwal mengajar guru, pembagian tugas pada jenjang kepala bengkel, serta mendorong keberhasilan ketua program keahlian untuk mampu memotivasi dan mengkoordinasi kinerja kepala bengkel yang dipimpinnya. 4. Mengelola sarana dan prasarana

8 Dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana, seorang kepala program keahlian dibina untuk dapat menyusun jadwal penggunaan bengkel, menyediakan perangkat administrasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan pemeliharaan kondisi sarana dan prasarana, serta mengkoordinasikan kebersihan ruangan, gedung dan halaman. 5. Mengelola keuangan Pengelolaan keuangan yang dibimbing oleh pengawas adalah adanya rencana anggaran dan pendapatan program keahlian, kepemilikan perangkat administrasi keuangan, penggunaan dana secara efektif dan efisien dan pendelegasian wewenang mengenai pengelolaan keuangan kepada bendahara. 6. Mengevaluasi dan pelaporan Dalam hal ini, ketua program keahlian dibimbing agar mampu melakukan pengawasan terhadap kegiatan pembelajaran, memantau ketersediaan dan kondisi alat dan bahan praktikum, mampu menyusun laporan keuangan dan laporan kegiatan pada tingkat program keahlian yang dipimpinnya. D. METODELOGI SUPERVISI Dalam melakukan supervisi pada setiap ketua program keahlian di SMK binaan, pengawas melakukan langkah-langkah supervisi melalui metode pembelajaran orang dewasa, dimana ketua program yang disupervisi benar-benar diperlakukan sebagai seorang dewasa yang dapat diajak berbicara dan berdiskusi, mengenali potensi diri dan bekerja bersama menyelesaikan masalah. Langkah yang ditempuh dalam metode supervisi ini dikenal penulis sebagai P4MB, yaitu : 1. Pemahaman Individu Pada tahap ini, pengawas pembina mengadakan pendekatan dengan ketua program keahlian agar terjadi hubungan yang akrab antara pengawas dan ketua program yang disupervisi. Hal ini penting mengingat kedekatan akan memudahkan dalam pengungkapan masalah dan meningkatkan kepercayaan ketua program kepada pengawas pembina. 2. Pendekatan Langsung Pengawas pembina melakukan supervisi secara langsung kepada ketua program keahlian, tanpa perantara dan tidak diwakilkan kepada orang lain. Pelaksanaan supervisi dilakukan

9 secara individual, agar ketua program tidak merasa dijatuhkan karena masalah-masalah yang ditemukan dalam kepemimpinannya. 3. Positif ke negatif Supervisi dimulai dengan mendiskusikan kegiatan rutin ketua program keahlian yang dimulai dari aspek-aspek positif, seperti kemajuan program studi dan capaian-capaian positif yang berhasil di capai oleh program keahlian yang dipimpinnya, kemudian beralih kepada aspek-aspek negatif yang ditemukan oleh pengawas pembina. 4. Pengenalan masalah Pada tahap ini, pengawas pembina mengarahkan pembicaraan agar ketua program keahlian yang disupervisi menyadari kelemahan/kekurangannya, dan menggali potensi diri dalam upaya penyelesaian masalah. 5. Motivasi tinggi Pengawas pembina dalam praktek supervisi berupaya untuk memberikan semangat agar ketua program keahlian yakin bahwa masalah yang ditemukan pasti dapat dipecahkan dan program yang dipimpinnya dapat lebih maju lagi dari apa yang telah dimiliki. 6. Bekerja bersama. Dalam meningkatkan keterampilan ketua program keahlian, pengawas pembina selalu ada untuk bekerja bersama. Pada tahap awal, penyusunan dokumen dan pengelolaan program selalu dikerjakan dalam bimbingan pengawas pembina. Pengawas tidak pernah menuntut ketua program untuk mengerjakan semua sendiri sebagai PR dan menunjukkan hasil kepada pembina, akan tetapi masalah selalu dipecahkan bersama dan alternatif pemecahan masalah selalu didiskusikan bersama. Yang di prioritaskan pada tahap ini adalah proses pemecahan masalah dan perbaikan atas masalah, bukan hanya hasil atau output yang diharapkan. E. METODE ANALISIS DATA Data yang ditemukan pada kegiatan pembibingan ini analisis dengan pendekatan deskriptif-kualitatif,pada pendekatan ini hasil analisis disajikan dalam tabel dan dijabarkan secara kualitatif.pemaparan hasil analisis dilakukan secara mendalam dengan menampilkan atribut-atribut yang dimiliki Ketua program Keahlian.

10 BAB III HASIL CAPAIAN DAN TINDAK LANJUT A. HASIL YANG TELAH DICAPAI Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dalam rangka mewujudkan guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah yang professional pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait dengan penilaian kinerja pengawas, penilaian kinerja guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua laboratorium/bengkel, kepala perpustakaan dan ketua program keahlian. Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Penilaian kinerja dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data dan informasi tertentu yang dibutuhkan dalam rangka melihat kinerja ketua program keahlian sekolah yang sebenarnya sebagai bahan pertimbangan tindak lanjut yang akan diputuskan oleh kepala sekolah. Penilaian kinerja ketua program keahlian tidak hanya berkisar pada aspek karakter individu melainkan juga pada proses dan hasil kerja yang dicapainya. Beberapa komponen penilaian kinerja ketua program keahlian adalah sebagai berikut: 1. Penilaian input, yaitu kemampuan atau kompetensi yang dimiliki dalam melakukan pekerjaannya. Orientasi penilaian ini adalah karakteristik individu dalam bentuk komitmen terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. 2. Penilaian proses, yaitu penilaian terhadap prosedur pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk fungsi manajerial dan supervisi yang dilakukan oleh ketua program keahlian. 3. Penilaian output, yaitu penilaian terhadap hasil kerja yang dicapai dari pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab seorang ketua program keahlian dalam bentuk perubahan kinerja sekolah, terutama guru dan staf sekolah yang dipimpinnya.

11 Hasil supervisi yang dilakukan oleh pengawas pada ketua program keahlian di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 3 Banda Aceh menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kinerja ketua program keahlian dari segi input, proses dan outputnya. Data menunjukkan bahwa rata-rata nilai kinerja setiap ketua program keahlian meningkat pada saat setelah supervisi. Peningkatan ini terjadi karena perubahan motivasi dan pengetahuan ketua program studi terhadap aspek-aspek yang menjadi tanggung jawabnya dan kesadaran terhadap aspek input-proses-output yang menentukan keberhasilan kinerja mereka terhdapat program keahlian yang dipimpinnya. Dari data penilaian kinerja ketua program keahlian di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 3 Banda Aceh, nilai total kinerja ketua program keahlian sebelum dan sesudah supervisi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Nilai Kinerja Ketua Program Keahlian pada SMK Negeri 1 Banda Aceh No Nama Program Keahlian Sebelum Supervisi Setelah Supervisi 1 Ketua Program Keahlian Akuntansi 79,17 95,83 2 Program Keahlian Penjualan 75, Program Keahlian Administrasi Perkantoran 79,17 95,83 4 Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata ,83 5 Program Keahlian Persiapan Grafika 83, Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan 70, Ketua Program Keahlian Tata Boga 83,33 95,83 8 Ketua Program Keahlian Tata Busana 70, Ketua Program Keahlian Akomodasi Perhotelan 66,67 95,83 10 Ketua Program Studi Tata Kecantikan 66,67 95,83 Sumber: data primer (2013)

12 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan terhadap nilai kinerja ketua program keahlian dari beberapa variabel penilaian yang telah dikemukakan di atas. Hal utama yang menjadi pendorong perubahan kinerja tersebut adalah adanya bimbingan oleh pengawas tentang tugas pokok dan fungsi yang harus dikerjakan oleh setiap ketua program keahlian. Sebelumnya para ketua program studi tidak pernah mendapatkan bimbingan dan pelatihan mengenai tugas-tugas pokok mereka, sehingga pekerjaan menjadi tidak terprogram. Sebagian ketua program studi yang telah mampu melakukan perencanaan dengan baik menjadi lemah pada proses dan tidak terdokumentasinya kegiatan yang telah dilakukan. Oleh karena itu, bimbingan yang dilakukan sangat membantu ketua program keahlian menjadi lebih terprogram dan terarah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi mereka. Dengan adanya usaha dan kerja keras pengawas sekolah seperti yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan masih rendahnya kinerja ketua program keahlian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik dalam bentuk kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu di SMK Negeri 1dan di SMK Negeri 3 Banda Aceh telah terlaksanakan dengan baik. Adapun beberapa hasil yang telah mampu dilaksanakan dengan baik oleh setiap ketua program keahlian adalah : 1. Program tahunan sudah lebih baik dan terperinci 2. Adanya program pengembangan sumber daya manusia program keahlian 3. Adanya struktur organisasi dan job description yang jelas 4. Adanya peraturan akademik 5. Adanya kelender akademik 6. Adanya tata tertib program keahlian, tata tertib bengkel 7. Adanya daftar inventaris/ buku inventaris program keahlian 8. Adanya rencana biaya oprasional program keahlian 9. Adminitrasi laboratorium/ bengkel/ sanggar lengakap yang meliputi : a) Struktur organisasi laboratotium/ bengkel/ sanggar dan job description b) Program kerja c) Adanya daftar kebutuhan alat dan bahan praktik d) Buku inventaris alat dan bahan praktik e) Jadwal kegiatan penggunaann lab/ bengkel/ sanggar f) Peraturan/ tata tertib penggunaan lab/ bengkel/ sanggar dan perpus

13 g) Ruang nyaman, bersih, dan teratur h) Tersedia pakaian praktik i) Buku laporan kegiatan per-semester j) Tersedianya air dan listrik serta berfungsi k) Tersedianya bahan Box P3K l) Adanya program pengadaan/ perawatan peralatan praktek 10. Melaksakan evaluasi pelaksanaan kegiatan lab/ bengkel/ sanggar pada program keahliannya 11. Menyusun laporan kegiatan lingkup program keahlian kepada kepala sekolah Keberhasilan maising-masing ketua program keahlian dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepadanya merupakan tolak ukur keberhasilan dari kegiatan supervisi yang telah dilakukan. Peningkatan nilai kinerja ketua program keahlian yang sangat signifikan (tabel 1) merupakan pencapaian yang luar biasa, menunjukkan bahwa keseriusan ketua program keahlian dalam komiten menerima binaan dari pengawas, ketua program keahlian telah memiliki kemampuan dan keterampilan manajerial sehingga dapat menyelesaikan tugas mereka dengan predikat yang sangat memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan melakukan kegiatan supervisi manajerial merupakan kegitan yang sangat tepat dan berkelanjutan, karena keterampilan yang kini dimiliki oleh ketua program keahlian akan membawa mereka ke level pekerjaan efektif sampai masa kepemimpinan mereka berakhir, dan mereka akan mampu menyiapkan kader-kader pemimpin yang akan menggantikan mereka sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki. B. RENCANA TINDAK LANJUT Setelah dilakukannya supervisi terhadap kinerja ketua program keahlian di SMK binaan, pengawas sekolah mendiskusikan hasil penilaian kepada sekolah. Diskusi di tingkat sekolah dilakukan untuk membahas pencapaian-pencapaian yang telah diperoleh bersama dan hal-hal yang hatus dilakukan agar pencapaian tersebut menjadi lebih baik. Selain itu, kelemahan dan hambatan dalam setiap program keahlian juga di bahas agar kepala sekolah dapat mengambil kebijakan guna mengantisipasi kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut. Dari hasil penilaian kinerja dan diskusi dengan kepala sekolah, pengawas akhirnya memberikan penghargaan ( reward) kepada ketua program keahlian yang memiliki peningkatan

14 kinerja paling tinggi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi setiap ketua program keahlian untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi dalam memimpin program keahliannya. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN

15 a. Penilaian kinerja merupakan hal yang sangat diperlukan untuk melihat tingkat keberhasilan seorang ketua program studi dalam memimpin. b. Supervisi terhadap ketua program keahlian dilakukan untuk memberikan pengarahan terhadap tugas dan tanggung jawab serta mekanisme pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, sehingga seluruh kegiatan program keahlian menjadi lebih terarah dan terdokumentasi. c. Nilai kinerja ketua program keahlian di SMK binaan meningkat secara signifikan setelah pelaksanaan supervisi, yang disebabkan karena meningkatnya motivasi kerja dan kesadaran yang meningkat akan tugas dan tanggungjawabnya. B. REKOMENDASI a. Perlu tindak lanjut worshop manajemen ketua program keahlian b. Perlu supervisi yang berkelanjutan untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran kerja ketua program keahlian. c. Pengawas sekolah tetap mendukung dan membina usaha kepala sekolah dan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi siswa dan guru agar menjadi sekolah yang berprestasi dan menjadi idola bagi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Anonymous Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

16 Anonymous Pelaporan Dalam Supervisi. Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta Anonymous Panduan Penilaian Kinerja Ketua Program Keahlian SMK. Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Jakarta. Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnely, James H., disadur oleh Dharma, A Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga. Hasibuan, malayu, SP Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Cetakan ke tujuh. Bumi Aksara, Jakarta. Uus Ruswenda Berbagai Faktor dalam Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Kuningan. Thesis. Jakarta

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 Lampiran 3E INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN A. PETUNJUK PENILAIAN 1. Petugas penilaian

Lebih terperinci

EDISI 22 AGT 2011 PANDUAN PENILAIAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

EDISI 22 AGT 2011 PANDUAN PENILAIAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN EDISI 22 AGT 2011 PANDUAN PENILAIAN KINERJA KETUA PROGRAM KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN SDM PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Upaya yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/12 1 Judul STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 06 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/12 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMTI BANDA ACEH JLN. TWK. HASYIM BANTA MUDA NO. 6 BANDA ACEH EMAIL : SMKSMTI.BANDAACEH@GMAIL.COM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU. Fakultas Kedokteran merupakan fakultas

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI LAB. KIMIA TANAH

STRUKTUR ORGANISASI LAB. KIMIA TANAH STRUKTUR ORGANISASI LAB. KIMIA TANAH 1. STRUKTUR ORGANISASI 2. TUPOKSI A. KETUA JURUSAN Ketua Jurusan mempunyai tugas: 1. Menyusun dan melaksanakan Rencana Strategis yang hendak dicapai dalam masa jabatannya,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi pada awalnya diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokeran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT SALINAN BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN POLEWALI

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan tentang hasil pembahasan analisis kinerja pengawas sekolah menengah kejuruan dalam pelaksanaan program supervisi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR

URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR JLN. ERLANGGA NO 1 GIANYAR URAIAN TUGAS

Lebih terperinci

BAB II PROFIL LEMBAGA. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB II PROFIL LEMBAGA. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL LEMBAGA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi lahir di kota Medan atau di luar Propinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien dan efektif apabila dalam seluruh proses manajemen tersebut terjadi interaksi positif

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas

Bagian Kedua Kepala Dinas BAB X DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 180 Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL ORGANISASI. atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan

BAB II PROFIL ORGANISASI. atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan BAB II PROFIL ORGANISASI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa manajemen implementasi kurikulum 2013 di SMP Khadijah adalah. 1. Manajemen Kurikulum2013 di SMP Khadijah Surabaya

BAB V PENUTUP. bahwa manajemen implementasi kurikulum 2013 di SMP Khadijah adalah. 1. Manajemen Kurikulum2013 di SMP Khadijah Surabaya BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen implementasi kurikulum 2013 di SMP Khadijah adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Kurikulum2013

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak 1 PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM Oleh: Nur Dewi Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Abstrak Kompetensi manajerial adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang kepala. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut. 5.1.1 Pengawasan akademik

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU A. Sejarah Singkat 1. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Dwi Ratna Safitri NIM : 7101409195 Prodi : Pendidikan Ekonomi ( Koperasi ) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT

BAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT JENDERAL Hasil Penyempurnaan Tanggal 18 Desember 2010 JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN HUKUM DAN KEPEGAWAIAN UMUM PEMBINAAN SEKOLAH DASAR PEMBINAAN SEKOLAH PEMBINAAN

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Analisis situasi bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sekolah yang digunakan sebagai lokasi PPL meliputi kondisi fisik

A. Analisis Situasi Analisis situasi bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sekolah yang digunakan sebagai lokasi PPL meliputi kondisi fisik BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dalam rangkaian KKN-PPL Terpadu merupakan keterpaduan dari dua matakuliah, yakni KKN dan PPL. PPL merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional.

Lebih terperinci

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Alkhafi Maas Siregar 1 dan Rahmansyah 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Unimed dan 2. Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diberlakukannya Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi titik tolak acuan standarisasi dalam pengelolaan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Implementasi kebijakan beban kerja pengawas SMA di Kabupaten Padang Lawas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (1) Komunikasi, (2) Sumber Daya, (3) Disposisi,

Lebih terperinci

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA IPB 2012

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 DESKRIPSI GENERIK (LEARNING OUTCOMES KKN) 1 Mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Bina Umat (SMK YASBU) Al-qomariah adalah sebuah sekolah kejuruan yang dinaungi oleh Yayasan bina umat Al-qomariah

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4 i DAFTAR ISI Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 18 Tahun 2010 Tanggal : 22 November 2010 Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I : KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Nomor 374/N/UNBRAH/VII/2013. Tentang STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Nomor 374/N/UNBRAH/VII/2013. Tentang STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Nomor 374/N/UNBRAH/VII/2013 Tentang STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. Bahwa dengan Keputusan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri 10 BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi pertama kali berkedudukan di Banda Aceh, pada tahun 1961 membuka Fakultas Ekonomi yang bertempat di Medan.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN. YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri

BAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN. YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri BAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN A. Sejarah Singkat YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri Yayasan yaitu : Drs. H. Achmad Effendi Siregar (merupakan Ketua di badan pengurus

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Keadaan Fisik Sekolah ).

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Keadaan Fisik Sekolah ). BAB I PENDAHULUAN Program PPL adalah program kegiatan yang dilihat dari aspek manajemen dan waktu dengan tujuan mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau pendidik atau tenaga kependidikan.

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH PENILIK DAN PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PROFIL INSTANSI / LEMBAGA

PROFIL INSTANSI / LEMBAGA BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di kota Medan atau di luar Propinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB (1) Fakultas adalah Unsur Pelaksana Akademik yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Universitas; (2) Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha 259 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perencanaan Pengembangan Kinerja Dosen Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada prinsipnya telah dilakukan dengan

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja para anggotanya.

Lebih terperinci

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2016 KEMEN-LHK. Jabatan Fungsional. Penyuluh Kehutanan. Uji Kompetensi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan

BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah singkat Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar provinsi Sumatera Utara. Jelasnya fakultas ekonomi lahir

Lebih terperinci

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK 1 STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK Aap Pandriana 1, Nana Sumarna 2, Ridwan A.M. Noor 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas berkaitan erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.1109, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di kota Medan atau di luar

BAB II PROFIL INSTANSI. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di kota Medan atau di luar BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

V. IMPLIKASI MANAJERIAL

V. IMPLIKASI MANAJERIAL V. IMPLIKASI MANAJERIAL Berdasarkan hasil penelitian hubungan penilaian kinerja dengan motivasi kerja widyaiswara pada Pusat Diklat Kehutanan, kementerian Kehutanan Bogor memiliki hubungan yang positif

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi USU mempunyai ciri khas tersendiri di dalam kelahirannya. Ciri khas itu dapat ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 11 SEMARANG 2O16 Standar Pengelolaan Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan

BAB II PROFIL INSTANSI. luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU Fakultas Ekonomi lahir di kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci