BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA, MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI YANG BERDAYA SAING MENUJU MASYARAKAT MADANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA, MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI YANG BERDAYA SAING MENUJU MASYARAKAT MADANI"

Transkripsi

1

2 Kata Pengantar Puji dan syukur ke khadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Tasikmalaya Tahun 2016 akhirnya dapat diselesaikan. Penyusunan lkip ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Kota Tasikmalaya sepanjang tahun 2016, adalah komitmen kami sebagai pemegang amanah untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat Kota Tasikmalaya atas pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun : yaitu BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA, MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI YANG BERDAYA SAING MENUJU MASYARAKAT MADANI LKIP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Laporan Kinerja Instanasi Pemerintah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya untuk perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Tasikmalaya Tahun 2016 menyajikan pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan i LKIP Kota Tasikmalaya 2016

3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tasikmalaya Tahun , serta Indikator Kinerja Utama berdasarkan Keputusan Walikota Nomor Nomor : 061/Kep.33-rg/2016 Tentang Penetapan Indikator Tujuan Dan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun sehingga dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan pemerintahan pada periode tersebut. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pencapaian kinerja tahun 2016, dan juga yang telah membantu tersusunnya LKIP ini. Mari kita niatkan dengan ikhlas segala perbuatan kita agar semuanya bernilai lebih di sisi Allah SWT. Semoga dokumen ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam perbaikan manajemen kinerja pada tahun depan khususnya dan manajemen pemerintahan Kota Tasikmalaya pada umumnya. Tasikmalaya, Maret 2017 WALIKOTA TASIKMALAYA ttd H. BUDI BUDIMAN ii LKIP Kota Tasikmalaya 2016

4 Daftar Isi KATA PENGANTAR... i IKHTISAR EKSEKUTIF... iii DAFTAR ISI... vii BAB IENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tugas dan Wewenang serta Kewajiban... 2 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah C. Struktur Organisasi... 6 D. Sistematika Laporan... 8 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 9 A. Rencana Strategis Visi Misi Tujuan dan Sasaran B. Indikator Kinerja Utama C. Prioritas Pembangunan Tahun D. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja B. Capaian Indikator Kinerja BAB IV PENUTUP LAMPIRAN LAMPIRAN I. LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 II. NOMOR : 061/KEP.33-RG/2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR TUJUAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN ix LKIP Kota Tasikmalaya 2016

5 Pendahuluan A. Latar Belakang LKIP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Laporan Kinerja Instanasi Pemerintah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya untuk perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam perspektif reformasi birokrasi, akuntabilitas merupakan salah satu sasaran dari 3 sasaran utama reformasi birokrasi yaitu : Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakata dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Good Governance yang dimaksud adalah merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan Negara dalam melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan public yang efektif, murah dan birokrasi yang tidak berbelit belit, agar good governance dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan baik maka dibutuhkan koordinasi yang baik dan integritas, professional, etos kerja, moral tinggi serta komitmen dan keterlibatan semua pihak yaitu Pemerintah, Pengusaha (Private Sector) dan masyarakat, dengan demikian penerapan konsep Good Governance penyelenggara kekuasaan pemerintah Negara dapat diterapkan. Salah satu asas penyelenggara Negara yang baik adalah asas akuntabilitas, asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 LKIP 2016

6 3 Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN. Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas dalam penyelenggaraan Negara, pemerintah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan dalam suatu system Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Sistem AKIP seyogyanya dilakukan penyempurnaan terus menerus sehingga dapat meningkatkan fungsinya sebagai salah satu instrument untuk menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya, dalam mencapai tujuan serta cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk itu, pengembangan dan penetapan system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sangat diperlukan, sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab sehingga terwujudnya transparansi Instansi Pemerintah, terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional, dan terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. B. Tugas pokok dan Wewenang serta kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, 2 LKIP 2016

7 keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan itu Pemerintah menetapkan pembagian urusan pusat dan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, terdapat Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat yang dikenal dengan istilah urusan pemerintahan absolut dan ada urusan pemerintahan konkuren. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan Daerah kabupaten/kota. Urusan Pemerintahan wajib dibagi dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak terkait Pelayanan Dasar. Untuk Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar ditentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak-hak konstitusional masyarakat. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Daerah provinsi dengan Daerah kabupaten/kota walaupun Urusan Pemerintahan sama, perbedaannya akan nampak dari skala atau ruang lingkup Urusan Pemerintahan tersebut. Walaupun Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota mempunyai Urusan Pemerintahan masing-masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap akan terdapat hubungan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaannya dengan mengacu pada NSPK yang dibuat oleh Pemerintah Pusat. Di samping urusan pemerintahan absolut dan urusan pemerintahan konkuren, dalam Undang-Undang ini dikenal adanya urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan umum menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan yang terkait pemeliharaan ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, menjamin hubungan yang serasi berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara serta memfasilitasi kehidupan demokratis. Presiden dalam pelaksanaan urusan 3 LKIP 2016

8 pemerintahan umum di Daerah melimpahkan kepada gubernur sebagai kepala pemerintahan provinsi dan kepada bupati/wali kota sebagai kepala pemerintahan kabupaten/kota. Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintahan daerah yang disebut kepala daerah dan untuk kota disebut Walikota serta dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah. Sesuai dengan Pasal 65 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, kepala daerah mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : 1. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; 2. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat; 3. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD; 4. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama; 5. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 6. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan 7. peraturan perundang-undangan. Wewenang : 1. mengajukan rancangan Perda; 2. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; 3. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah; 4. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat; 4 LKIP 2016

9 5. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan 6. peraturan perundang-undangan. Sedangkan wakil kepala daerah mempunyai tugas sebagai berikut : 1. membantu kepala daerah dalam : a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; b. mengoordinasikan kegiatan Perangkat Daerah dan menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan; c. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah provinsi bagi wakil gubernur; dan d. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah kabupaten/kota, kelurahan, dan/atau Desa bagi wakil bupati/wali kota; 2. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam pelaksanaan Pemerintahan Daerah; 3. melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah menjalani masa tahanan atau berhalangan sementara; dan 4. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan 5. peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban : 1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; menaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. mengembangkan kehidupan demokrasi; 5 LKIP 2016

10 3. menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; 4. menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik; 5. melaksanakan program strategis nasional; dan 6. menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan semua Perangkat Daerah. C. Struktur Organisasi Pembentukan Organisasi Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan urusan daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, terdiri dari : a) Sekretariat Daerah : Dipimpin seorang Sekretaris Daerah membawahkan 3 Asisten dan 9 Bagian. b) Sekretariat DPRD : Dipimpin seorang Sekretaris DPRD, membawahkan 3 Bagian. c) Dinas : 11 Dinas, terdiri dari 1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi; 4. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan; 5. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan; 6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 8. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 9. Dinas Pendapatan; 10. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 11. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan 6 LKIP 2016

11 d) Lembaga teknis daerah Olahraga. : Terdiri dari 5 Badan, Inspektorat, 3 Kantor dan RSUD dan : 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu; 3. Badan Kepegawaian Daerah; 4. Badan Pengelola Keuangan dan Barang Daerah; 5. Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 6. Inspektorat; 7. Kantor Lingkungan Hidup; 8. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah; 9. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; 10. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo; e) Kecamatan : 10 Kecamatan f) Kelurahan : 69 Kelurahan g) Lembaga teknis Lainnya : 1. Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat; 2. Sekretariat Dewan Pengurus Korp Pegawai Republik Indonesia; 3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah. D. Sistematika Laporan Adapun sistematika penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun 2014 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja adalah : + 7 LKIP 2016

12 BAB. I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang Gambaran Umum Kota Tasikmalaya, Tugas dan Wewenang Serta Kewajiban Kepala Daerah, Kewenangan, Struktur Organisasi, Dasar Hukum serta Sistematika Laporan. BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Berisi ikhtisar mengenai beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja) BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA a. Capaian Kinerja Organisasi; b. Analisis Capaian Kinerja; c. Realisasi Anggaran; d. Capaian Kinerja lainnya; BAB. IV PENUTUP Berisi uraian simpulan umum atas capaian kinerja kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya dan strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang. LAMPIRAN-LAMPIRAN 8 LKIP 2016

13 Perencanaan Dan Perjanjian Kerja A. RENCANA STRATEGIS Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Kota Tasikmalaya telah menyusun Rencana Strategis yang berisi tentang tujuan, sasaran dan kebijakan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk periode lima tahun sesuai Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tasikmalaya Tahun Secara ringkas substansi RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun , dapat diilustrasikan sebagai berikut : 1. Visi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Visi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintahan Kota Tasikmalaya, sesuai dengan amanat Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dirumuskan dari Visi Kepala Daerah hasil pemilihan langsung. Perumusan visi pembangunan ini juga mempertimbangkan kondisi umum Kota Tasikmalaya sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan pada periode periode sebelumnya. Kondisi keberhasilan masa depan Kota Tasikmalaya hingga tahun dinyatakan dalam visi: Berlandaskan Iman dan Taqwa, Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Yang Berdaya Saing Menuju Masyarakat Madani 9 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

14 Penjelasan Visi Iman menurut bahasa adalah membenarkan. Menurut istilah yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkannya dalam perilaku sehari-hari. Taqwa adalah secara sadar menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-nya. Secara harfiah taqwa mengandung 3 (tiga) makna yaitu tawadhu (sikap rendah hati); qona ah (sikap ikhlas); dan wara (sikap menjaga diri dan hati). Kemandirian Ekonomi adalah kemampuan daerah dalam mengembangkan perekonomian yang sebesar mungkin mempergunakan daya/kekuatan sendiri, berdaya saing, semakin terbuka dan tetap terintegrasi dengan perekonomian regional, nasional dan global. Secara operasional kemandirian ekonomi dibangun melalui material (sandang, pangan, papan); intelektual (memiliki pola pikir kritis dan sistematis); dan manajemen komunitas (kemampuan kolektif mengkombinasikan potensi keberdayaan kader/pelaku usaha). Membangun kemandirian bersifat totalitas mencakup banyak aspek, bertahap, fokus berdasar tematik yang disepakati dengan konsistensi pelaksanaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Daya Saing adalah segenap kemampuan/daya tarik dalam membentuk atau menawarkan tingkat produktifitas dan bakat/keterampilan masyarakat yang mendorong tumbuhnya investasi dan pergerakan sektor perekonomian dengan kinerja yang berkelanjutan. Kemandirian Ekonomi yang Berdaya Saing adalah kemampuan dalam mengembangkan perekonomian daerah, khususnya ekonomi kreatif yang mengutamakan sebesar mungkin sumber daya/kekuatan sendiri dengan tidak membatasi kesempatan dan peluang dari luar melalui mekanisme pasar yang terbuka dan terintegrasi dengan perekonomian regional, nasional dan global. Masyarakat Madani adalah suatu masyarakat yang berbudaya, maju dan modern, setiap warganya menyadari dan mengetahui kewajiban dan haknya terhadap negara, bangsa dan agama serta terhadap sesama dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. 10 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

15 Dengan demikian Visi Berlandaskan Iman dan Taqwa, Mewujudkan Kemandirian Ekonomi yang Berdaya Saing Menuju Masyarakat Madani adalah bahwa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan landasan fundamental religius yang menjadi inspirasi, motivasi, filosof dan dasar berpijak serta arah dan petunjuk bagi seluruh masyarakat dan pemerintah dalam mengemban amanah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang mengutamakan sumber daya sendiri tanpa membatasi peluang dari luar, dengan mengembangkan potensi khas daerah untuk sebesar-besarnya mewujudkan kesejahteraan rakyat menuju masyarakat yang berbudaya, maju dan modern dimana setiap warganya menyadari kewajiban dan haknya terhadap negara, bangsa dan agamanya. 2. Misi Secara harfiah Misi berarti serangkaian tujuan terukur dan terstruktur dalam upaya mewujudkan visi. Misi adalah rumusan umum mengenai upayaupaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Kalimat misi mengandung makna yang menggambarkan kebutuhan, keinginan dan harapan prioritas masyarakat dalam rangka pencapaian visi. Pernyataan misi disampaikan agar tidak terjadi multi tafsir atau salah tafsir mengenai maksud dan tujuan yang terkandung di dalamnya, berkaitan dengan batas dan maksud realistis yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat. Pernyataan misi bertujuan untuk mengkomunikasikan eksistensi dan arah yang ingin dituju. Misi 1 : Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Amanah dan Menciptakan Peningkatan Ketaatan dan Kesalehan Sosial Masyarakat; Misi ini mengandung 2 aspek yang dituju, yakni Penyelenggaraan Pemerintahan dalam sistem pemerintahan (kelembagaan, SDM/ aparatur dan regulasi/ mekanisme) dan kehidupan Masyarakat dalam sistem sosial yang komplek. Secara harfiah amanah bermakna tenteram, aman, selamat dan harmoni. Makna amanah ialah tanggung jawab yang diterima oleh seseorang yang 11 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

16 kepadanya diberikan kepercayaan bahwa ia dapat melaksanakannya sebagaimana yang dituntut, tanpa mengabaikannya. Makna amanah dalam misi ini adalah gambaran integritas moral aparatur yang menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai kewajiban berdasar koridor ketentuan yang berlaku sebagai abdi negara dan pengayom masyarakat. Ketaatan dan Kesalehan Sosial menggambarkan keutamaan bersikap dalam mematuhi hukum yang berlaku (hukum positif), sekaligus mengembangkan ketaatan terhadap aturan yang bersumber dari tata nilai keagamaan, adat istiadat, budaya dan hak asasi manusia secara universal dalam sistem sosial di lingkungannya dengan memelihara gotong royong, solidaritas dan kesetiakawanan sosial serta kerukunan antar komponen masyarakat. Misi Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Amanah dan Menciptakan Peningkatan Ketaatan dan Kesalehan Sosial Masyarakat mempunyai pengertian segala upaya yang dilakukan untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan dapat dipercaya dalam mengemban amanat masyarakat serta menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disisi lain sikap masyarakat yang penuh kesadaran untuk mematuhi hukum dan mendukung kebijakan pemerintah serta menjunjung tinggi tata nilai religius dengan memelihara budaya gotong royong, solidaritas dan kesetiakawanan sosial serta kerukunan antar sesama komponen masyarakat. Misi 2 : Meningkatkan Infrastruktur dan Suprastruktur Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang Berwawasan Lingkungan. Meningkatkan berarti melakukan perbaikan atau pemeliharaan terhadap infrastruktur dan suprastruktur sehingga peran dan fungsinya sesuai yang diharapkan. Menyediakan berarti melakukan pembangunan infrastruktur dan suprastruktur yang belum tersedia sesuai urgensi kebutuhannya. Infrastruktur Ekonomi adalah sumber daya alam, sarana, alat/ fasilitas produksi yang mendukung terhadap aktifitas perekonomian. Suprastruktur Ekonomi adalah unsur non fisik, mencakup regulasi, organisasi/ kelembagaan, 12 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

17 mekanisme pasar, manajemen distribusi barang dan jasa, termasuk sistem perekonomian. Pemberdayaan Masyarakat yang Berbasis Lingkungan berarti kegiatan pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur dan suprastruktur ekonomi yang dilaksanakan selalu memberi ruang dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk mengembangkan potensi khas daerah dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian makna misi Meningkatkan Infrastruktur dan Suprastruktur Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang Berwawasan Lingkungan adalah upaya pemerintah sesuai kewenangan dan sumberdaya yang tersedia untuk membangun sarana prasarana (infrastruktur) dan penunjangnya (sufrastruktur) yang dibutuhkan dan memiliki daya dorong terhadap laju pertumbuhan perekonomian berbasis potensi khas daerah dengan memberikan ruang bagi partisipasi masyarakat serta tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup. Misi 3 : Meningkatkan dan Menyediakan Infrastruktur dan Mutu Layanan Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Pengembangan Budaya Lokal. Meningkatkan mengandung pengertian melakukan pemeliharaan dan atau rehabilitasi terhadap infrastruktur yang telah rusak/ menurun fungsinya. Menyediakan berarti membangun dan atau menyediakan infrastruktur yang belum ada/tersedia. Infrastruktur mencakup sarana fisik seperti bangunan sekolah, rumahsakit, puskesmas, rumah singgah bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), gedung kesenian dan lain-lain, termasuk peningkatan jalan/jembatan yang menuju dari dan ke layanan pendidikan, kesehatan, sarana sosial dan wahana pengembangan budaya. Mutu adalah kualitas pelayanan yang diberikan aparatur terhadap masyarakat yang membutuhkan seperti mutu tenaga pendidik, mutu bahan pelajaran, layanan tenaga medis, layanan fasilitas/ peralatan kesehatan, layanan obat-obatan dan kefarmasian, layanan kesejahteraan sosial (termasuk regulasi 13 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

18 sistem pengelolaan), layanan pengembangan budaya lokal (termasuk sistem pengembangan seni dan budaya), dan lain-lain. Makna Misi Meningkatkan dan Menyediakan Infrastruktur dan Mutu Layanan Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Pengembangan Budaya Lokal adalah upaya pemerintah sesuai kewenangan dan sumberdaya yang tersedia untuk membangun sarana prasarana (infrastruktur) pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan budaya dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang cerdas, handal, produktif, memiliki kondisi jiwa raga yang sehat dan sejahtera serta memiliki kearifan budaya lokal. 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai Visi, melaksanakan Misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut : a. Misi 1 : Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Amanah dan Menciptakan Peningkatan Ketaatan dan Kesalehan Sosial Masyarakat, mempunyai Tujuan dan Sasaran sebagai berikut : Tujuan 1. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang profesional, bersih, dan akuntabel Sasaran Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel Meningkatnya pelayanan publik. Meningkatnya penataan, pembinaan dan penegakan hukum serta demokrasi yang adil dan bermartabat. Meningkatnya akuntabilitas pemerintah kota tasikamalaya b. Misi 2 : Meningkatkan Infrastruktur dan Suprastruktur Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang Berwawasan Lingkungan, mempunyai Tujuan dan Sasaran sebagai berikut: 14 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

19 Tujuan 1. Tersedianya infrastruktur dasar yang berkualitas dan memadai untuk menunjang pertumbuhan dan pemerataan ekonomi 2. Meningkatkan pembangunan berwawasan lingkungan dan keberlanjutan berdasarkan pola tata ruang daerh 3. Meningkatnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, dan daya beli masyarakat melalui pengembangan UMKM berbasis ekonomi kerakyatan/ekonomi kreatif dan potensi lokal Sasaran 1. Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan 1. Meningkatnya cakupan layanan air bersih, sanitasi dan persampahan. 2. Tersedianya permukiman dan lingkungan yang tertib dan sehat sesuai dengan pola tata ruang. 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. 2. Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja. c. Misi 3 : Meningkatkan Infrastruktur dan Mutu Layanan Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Pengembangan Budaya Lokal, mempunyai Tujuan dan Sasaran sebagai berikut : Tujuan 1. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan serta derajat kesehatan masyarakat untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Sasaran 1. Meningkatnya mutu pendidikan 2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. 1. Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran 2. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Kemudian karena mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), RPJMD Kota Tasikmalaya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 perlu disesuaikan dengan ketentuan tersebut, untuk itu Walikota Kota Tasikmalaya menetapkan Keputusan Walikota Nomor Nomor : 061/Kep.33-rg/2016 Tentang Penetapan Indikator Tujuan Dan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun Keputusan tersebut melengkapi Perda Nomor 6 Tahun LKIP Kota Tasikmalaya 2016

20 k GPQi i 1 tentang RPJM dengan penambahan Indikator Tujuan beserta target capaiannya, dan menetapkan Indikator Kinerja Utama Kota Tasikmalaya, tahun Tujuan, Indikator Tujuan dan Target Tujuan Pemerintah Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Tujuan, Indikator Tujuan dan Target Tujuan No Tujuan Indikator Satuan Target 2017 Misi 1 : Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Amanah dan Menciptakan Peningkatan Ketaatan dan Kesalehan Sosial Masyarakat 1. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang profesional, bersih, dan akuntabel. Opini laporan keuangan pemerintah daerah Nilai Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah Opini WTP Poin 75 Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 85 MISI 2 : Meningkatkan Infrastruktur dan Suprastruktur Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang Berwawasan Lingkungan 1. Tersedianya infrastruktur dasar yang berkualitas dan memadai untuk menunjang pertumbuhan dan pemerataan ekonomi 2. Meningkatnya pembangunan berwawasan lingkungan dan keberlanjutan berdasarkan pola tata ruang daerah. Kontribusi lapangan usaha sektor konstruksi terhadap PDRB Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang % 16,44 % Meningkatnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, dan daya beli masyarakat melalui pengembangan UMKM berbasis ekonomi kerakyatan/ekonomi kreatif dan potensi lokal Laju Pertumbuhan Ekonomi % 6,35 Indeks Gini Indeks 0,315 1()1 Indek Daya Beli Indeks 68,51 MISI 3 : Meningkatkan Infrastruktur dan Mutu Layanan Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Pengembangan Budaya Lokal 1. Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan serta derajat kesehatan masyarakat untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya Angka rata-rata lama sekolah Tahun 10,07 Indeks Pendidikan Indeks 88,98 Angka usia harapan hidup Tahun 70,93 16 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

21 saing Indeks Kesehatan Indeks 76,55 2. Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat. Indeks Pembangunan Manusia Indeks 78,01 Angka Kemiskinan % 13,66 Tingkat Pengangguran Terbuka % 9.01 Sumber : Keputusan Walikota Nomor Nomor : 061/Kep.33-rg/2016 Tentang Penetapan Indikator Tujuan Dan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun LKIP Kota Tasikmalaya 2016

22 Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN PENJELASAN SUMBER DATA FORMULASI ALASAN 1 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel 1 Peningkatan pendapatan daerah Rupiah Jumlah Pendapatan Daerah 1. Meningkatkan pendapatan daerah untuk mendanai pembangunan yang terus meningkat 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah berserta perubahannya BPKBD 2 Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah Kategori Opini Hasil pemeriksaan/opini atas laporan keuangan pemerintah daerah yang diberikan oleh BPK Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah BPKBD 2 Meningkatnya pelayanan publik 3 Indek Kepuasan Masyarakat Indeks Nilai rata-rata IKM OPD 1. Sebagai salah satu upaya mengukur tingkat kepuasan masyarakat akan pelayanan yang diberikan pemerintah Bagian Organisasi Sekretariat Daerah 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 3. Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survey 18 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

23 Kepuasan Masyarakat 3 Meningkatnya akuntabilitas pemerintah kota tasikmalaya 4 Nilai Akuntabilitas Kinerja Tingkat Kota Nilai Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja dari Kemenpan RB 1. Akuntabilitas kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah Inspektorat/ Bagian Organisasi Sekretariat Daerah 2. Peraturan Presiden No.29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), 3. Peraturan Menteri PAN RB No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP 4 Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan 5 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Persen Panjang Jalan dalam Kondisi Baik dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya x 100 % 1. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 /Prt/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Dinas Bina Marga Pengairan Pertambangan dan Energi 5 Meningkatnya cakupan layanan air bersih, sanitasi dan 6 Persentase penanganan sampah Persen Tingkat pengelolaan sampah kota dibanding Jumlah timbulan sampah kota dikali 100% Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 /Prt/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan 19 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

24 persampahan 6 Tersedianya permukiman dan lingkungan yang tertib dan sehat sesuai dengan pola tata ruang 7 Persentase luas pemukiman yang tertata Persen Luas permukiman yang tertata dibandingkan seluruh luas permukiman dikali 100% Penataan permukiman dalam upaya mengurangi permukiman kumuh Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan 7 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat 8 Pertumbuhan PDRB/ Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen Merupakan nilai PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun dalam suatu wilayah per periode tertentu Untuk mengukur tingkat tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta struktur ekonomi daerah yang akan dijadikan bahan evaluasi terhadap hasil pembangunan ekonomi daerah sebagai dasar pembuatan proyeksi/perencanaan pembangunan perekonomian daerah di masa yang akan datang BPS/Bappeda 9 PDRB Perkapita adh Konstan Rupiah Jumlah PDRB atas dasar konstan dibagi jumlah orang penduduk dalam suatu wilayah per periode tertentu PDRB perkapita dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menghitung pendapatan per kapita dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transferyang mengalir keluar(transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in). BPS/Bappeda 20 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

25 10 Inflasi Kota Persen Berdasarkan data dari BPS 11 Purchasing Power Parity/PPP Rupiah Berdasarkan data dari BPS 12 Indek Daya Beli Point Berdasarkan data dari BPS 13 Index Gini Indeks Berdasarkan data dari BPS 14 Jumlah kunjungan wisatawan Jumlah Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun berjalan Digunakan sebagai indikator atas terjadinya perubahan harga. Selain itu dapat digunakan sebagai alat untuk melihat seberapa besar tingkat kestabilan harga yang terjadi di suatu negara/daerah, yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi secara umum oleh pemerintah daerah Sebagai alat ukur yang digunakan untuk menghitung daya beli atau rata-rata pengeluaran konsumsi perkapita per tahun. Sebagai alat ukur yang digunakan untuk menilai daya beli atau rata-rata pengeluaran konsumsi perkapita per tahun. Merupakan salah satu ukuran umum untuk mengukur tingkat distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Sebagai bahan data evaluasi keberhasilan pembangunan dibidang pariwisata BPS/Bappeda BPS/Bappeda BPS/Bappeda BPS/Bappeda Disbudparpora 21 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

26 8 Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja 15 Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN/PMA Rupiah Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN/PMA Untuk meningkatkan investasi di kota tasikmalaya sebagai kota perdagangan termaju di priangan timur BPMPPT 9 Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan 16 Indeks Pendidikan Point Berdasarkan data dari BPS Sebagai alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk pada suatu daerah BPS/Bappeda 10 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 17 Angka usia harapan hidup Tahun perkiraan jumlah tahun hidup dari individu yang berdiam di suatu wilayah Sebagai alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan penduduk pada suatu daerah BPS/Bappeda 18 Indek Kesehatan Point Berdasarkan data dari BPS Sebagai alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk pada suatu daerah BPS/Bappeda 11 Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran 19 Indek Pembangunan Manusia Persen Berdasarkan data dari BPS Salah satu alat ukur yang digunakan untuk menilai kualitas pembangunan manusia agar dapat hidup secara layak, yang dijadikan bahan evaluasi terhadap hasil kinerja pembangunan daerah BPS/Bappeda 20 Angka Kemiskinan Persen Berdasarkan data dari BPS Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan keberhasilan pembangunan. Data tersebut sebagai bahan evaluasi terhadap hasil kinerja pembangunan daerah dan untuk perencanaan 22 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

27 pembangunan kedepan 21 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen Berdasarkan data dari BPS Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kondisi perekonomian suatu daerah. Data tersebut sebagai bahan evaluasi terhadap hasil kinerja pembangunan ekonomi daerah dan untuk perencanaan pembangunan kedepan BPS/Bappeda 12 Menurunnya laju pertumbuhan penduduk 22 Laju Pertumbuhan Penduduk Persen Berdasarkan data dari BPS Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perubahan jumlah penduduk di suatu daerah tertentu setiap tahunnya. Digunakan unruk memprediksi jumlah penduduk suatu daerah di masa yang akan datang. BPS/Bappeda 23 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

28 Prioritas dan program pembangunan pemerintah Kota Tasikmalaya tahun adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur daerah a. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; b. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; c. Program Pembangunan Sistem Informasi/ Database Jalan dan Jembatan; d. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Saluran Drainase/ Gorong-gorong; e. Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong; f. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ; g. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan; h. Program Pendidikan Menengah; i. Program Peningkatan Fasilitas Pendukung Kerja Bidang Pendidikan; j. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan; k. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru/ Rumah Sakit Mata; l. Program Peningkatan Fasilitas Pendukung Kerja Pemerintahan; m. Program Fasilitasi Pengadaan Tanah Pemerintah; n. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga; o. Program Peningkatan Fasilitas Pelayanan Pasar; p. Program Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian. 2. Peningkatan kualitas SDM yang didukung oleh peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan a. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Dua Belas Tahun; b. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; c. Program Upaya Kesehatan Masyarakat; d. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; e. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan; f. Program Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan Laboratorium dan Perbekalan Kesehatan; 24 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

29 g. Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba; h. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS; i. Program Peningkatan Kesejahteraan SDM Rumah Sakit; j. Program Keluarga Berencana. 3. Pengendalian tata ruang, permukiman dan lingkungan yang berkelanjutan a. Program Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang; b. Program Perencanaan Tata Ruang dan Tata Bangunan (Tata Kota); c. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH); d. Program Peningkatan Fasilitas Pendukung Kerja Pertamanan dan Pemakaman; e. Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Pemukiman; f. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; g. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; h. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; i. Program Peningkatan Pengendalian Polusi; j. Program Pengendalian Banjir; k. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup; l. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. 4. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat a. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah; b. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah); c. Program peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi; d. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial; e. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; f. Program Peningkatan dan Pengembangan Eksport; g. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; h. Program Peningkatan Ketahanan Pangan; i. Program Peningkatan Produksi Perikanan; 25 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

30 j. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan; k. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Tawar; l. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan; m. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; n. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan; o. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan; p. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata; q. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata; r. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata. 5. Penyelenggaraan tata kelola pemerintah yang baik dan amanah a. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan; b. Program Pengembangan Data/ Informasi; c. Program Pengembangan Data/ Informasi/ Statistik Daerah; d. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi; e. Program Perencanaan Pembangunan Daerah; f. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi; g. Program Perencanaan Sosial Budaya; h. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah; i. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah; j. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH; k. Program Pengembangan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan; l. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah; m. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah; n. Program Penataan Administrasi Kependudukan; o. Program Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Pendapatan Daerah; p. Program Peningkatan Pelayanan Publik; q. Program Peningkatan Pelayanan Perijinan; 26 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

31 r. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur; s. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan; t. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur; u. Program Peningkatan SDM Pertanian; v. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi. 6. Penanggulangan kemiskinan a. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; b. Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas dan Jaringannya; c. Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan; d. Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya; e. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; g. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak; h. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak; i. Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan; j. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan; k. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan (bantuan listrik untuk rumah tangga pra KS). 7. Pelestarian tata nilai dan kebudayaan daerah a. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan; b. Program Pengembangan Nilai Budaya; c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya; d. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; e. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal; f. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat); g. Program Pendidikan Politik Masyarakat. Program prioritas pembangunan daerah Kota Tasikmalaya tahun , secara spesifik menjadi perhatian khusus yakni: 27 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

32 1. Peningkatan Infrastruktur berkualitas kota melalui Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Saluran Drainase/ Gorong-gorong, Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong, Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; 2. Pembangunan pusat pasar ekonomi kreatif produk unggulan daerah (kerajinan, makanan, olahan dll) sebagai pusat pemasaran, promosi dan objek wisata belanja dan kuliner Tasikmalaya, melalui Program Peningkatan Fasilitas Pelayanan Pasar; 3. Pendidikan berbasis akhlak, melalui Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Dua Belas Tahun; 4. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat melalui Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit; Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan; Program Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan Laboratorium dan Perbekalan Kesehatan; Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas dan Jaringannya; 5. Rintisan pengembangan lapangan terbang komersial, melalui Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. Selain itu, disamping melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihannya, Pemerintah Kota Tasikmalaya akan mendukung terhadap program-program Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat serta inisiatif masyarakat, diantaranya adalah upaya percepatan penegerian Universitas Siliwangi dan memfasilitasi terlaksananya pembangunan Asrama Haji Tasikmalaya, termasuk mendukung program pembangunan antar wilayah yang direncanakan oleh Provinsi Jawa Barat diantaranya pembangunan jalan tol Cileunyi - Nagreg - Ciamis Banjar dengan membuat akses jalan penghubung dari Kota Tasikmalaya ke rencana jalan tol tersebut melalui rencana pembangunan Ring Road Utara; optimalisasi Terminal Tipe A / Indihiang; rencana pengelolaan air limbah dan sistem pelayanan air bersih; penetapan batas wilayah dan pembangunan tugu batas; kerjasama penanggulangan 28 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

33 bencana dan penanganan pengungsi serta kesiapan dini dan mitigasi bencana, diantaranya ancaman bencana Gunung Galunggung. Dalam pelaksanaan prioritas pembangunan lima tahun kedepan dan untuk optimalisasi, efisiensi, dan efektivitas program serta pencapaian target kinerja pembangunan, maka perlu dirumuskan suatu kebijakan umum pembangunan tahunan secara bertahap. Perumusan pembangunan tahunan ini dilakukan dengan mempertimbangkan isu strategis, prioritas pembangunan dan berdasarkan kemendesakan kebutuhan serta limitasi kemampuan keuangan daerah. Dengan pentahapan ini diharapkan output dan outcome pembangunan secara cepat dan nyata dapat dirasakan oleh kelompok sasaran pembangunan khususnya, serta seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya pada umumnya. Pentahapan pembangunan dimaksud selanjutnya disebut Fokus Pembangunan Kota Tasikmalaya. Fokus pembangunan ini menggambarkan sasaran utama pembangunan yang akan dijadikan prioritas pembangunan pada tahun bersangkutan dengan tidak mengabaikan pembangunan urusan dan sasaran pembangunan yang lain. 1. Fokus Pembangunan Tahun Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur Daerah Fokus pembangunan periode ini merupakan upaya penyediaan infrastruktur sebagai modal dasar untuk pelaksanaan pada fokus pembangunan tahun Peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur daerah adalah upaya untuk menyediakan infrastruktur daerah yang mempunyai daya tampung sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi standar sesuai dengan kelas dan fungsinya. Pembangunan infrastruktur daerah meliputi infrastruktur pemerintahan, kesehatan, pendidikan dan perekonomian serta kemasyarakatan yang didukung oleh infrastruktur ke-pu-an yang berkualitas dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pada tahap awal, prioritas pembangunan menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan drainase terutama yang menuju pada pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, kesehatan, pendidikan dan kemasyarakatan. Peningkatan kapasitas dan kualitas 29 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

34 jaringan jalan, menggambarkan kondisi jaringan jalan yang memenuhi standar konstruksi jalan sesuai dengan kelas dan fungsinya. Tahap selanjutnya pembangunan difokuskan pada pengembangan infrastruktur lainnya antara lain: a. Infrastruktur pemerintahan seperti pembangunan dan rehabilitasi gedung kantor pemerintahan. b. Infrastruktur kesehatan seperti pembangunan dan rehabilitasi puskesmas, pustu, dan pengembangan RSUD serta penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan. c. Infrastruktur pendidikan seperti pembangunan dan rehabilitasi sarana pendidikan termasuk kelengkapannya (perpustakaan, toilet, laboratorium, dll). d. Infrastruktur perekonomian seperti pemeliharaan irigasi, pembangunan / revitalisasi pasar tradisional, pembangunan sentra usaha mikro dan kecil, industri kreatif dengan konsep One Village One Product serta terminal peti kemas. e. Infrastruktur kemasyarakatan seperti penyediaan taman kota, pembangunan dan rehabilitasi sarana olah raga, dan keagamaan. 2. Fokus Pembangunan Tahun Mendorong Kemandirian Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Fokus pembangunan pada periode ini merupakan lanjutan dari fokus pembangunan sebelumnya. Pada periode ini pembangunan diprioritaskan pada upaya mendorong kemandirian ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang ditandai oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan kualitas hidup masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan membayar dalam memperoleh barang/jasa yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh masyarakat. Upaya peningkatan daya beli diantaranya melalui pengembangan usaha mikro dan kecil, peningkatan produktivitas usaha, pengendalian inflasi, penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Peningkatan kesejahteraan sosial adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tujuan peningkatan kualitas 30 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

35 hidup masyarakat. Langkah utama yang menjadi prioritas diantaranya dengan mutu layanan pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan dapat berdampak langsung pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kota Tasikmalaya yang sehat, produktif, mandiri dan dapat bersaing baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun global. Dalam rangka mewujudkan fokus pembangunan yang terukur, maka disajikan tabel kebijakan dan program pembangunan sebagai berikut: C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Perjanjan kinerja merupakan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.melalui perjanjian kinerja, terwujudlahkomitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcomeyang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya,sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja adalah : 1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur; 2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; 31 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

36 4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; 5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai. Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun 2016 disusun berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2016 yang telah ditetapkan. Secara ringkas, gambaran keterkaitan tujuan, sasaran, indikator kinerja dan target Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun 2016 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel 2. Meningkatnya pelayanan publik 3. Meningkatnya akuntabilitas pemerintah kota tasikmalaya 4. Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan 5. Meningkatnya cakupan layanan air bersih, sanitasi dan persampahan 1 Peningkatan pendapatan daerah 2 Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah 3 Indek Kepuasan Masyarakat 4 Nilai Akuntabilitas Kinerja Tingkat Kota 5 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 6 Persentase penanganan sampah Rupiah Kategori Opini WTP Indeks 82 Nilai 70 Point 0.9 Persen Tersedianya permukiman dan lingkungan yang tertib dan sehat sesuai dengan pola tata ruang 7 Persentase luas pemukiman yang tertata Persen 73,94 32 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

37 7. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat 8 Pertumbuhan PDRB/ Laju Pertumbuhan Ekonomi 9 PDRB Perkapita adh Konstan Persen 6.20 Juta Rupiah 7, Inflasi Kota Persen Purchasing Power Parity/PPP Ribu Rupiah 652,15 12 Indek Daya Beli Point Index Gini Indeks Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja 9 Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan 10. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 14 Jumlah kunjungan wisatawan 15 Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN/PMA Jumlah Rupiah Indeks Pendidikan Point Angka usia harapan hidup Tahun 70,84 Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran 18 Indek Kesehatan Point 76,4 19 Indek Pembangunan Manusia Persen 77, Angka Kemiskinan Persen 14,72 12 Menurunnya laju pertumbuhan penduduk 21 Tingkat Pengangguran Terbuka 22 Laju Pertumbuhan Penduduk Persen 9,04 Persen 1,45 Jumlah Anggaran Tahun 2016 Rp ,4 sembilan ratus lima puluh empat milyar, seratus lima juta seratus dua puluh enam ribu sembilan ratus empat puluh satu koma empat rupiah 33 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

38 Akuntabilitas Kinerja Berdasarkan peraturan presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Akuntabilitas kinerja mengandung pengertian merupakan sebuah perwujudan kewajiban suatu instasni pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. A. Pengukuran Kinerja. Pengukuran kinerja merupakan pengukuran pencapaian target kinerja sasaran yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tasikmalaya Tahun , dan dokumen penetapan kinerja Kota Tasikmalaya Tahun Pengukuran tersebut dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja. Melalui pengukuran tersebut, dapat terlihat keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran rencana strategis daerah. Analisis Kinerja Pembangunan Kota Tasikmalaya Tahun 2016 dapat diukur melalui pencapaian Indikator Kinerja Pembangunan sebagaimana telah ditetapkan di dalam RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun Adapun metode pengukuran capaian kinerja dapat dilakukan dengan dua rumus, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk sasaran yang mempunyai hubungan positif dimana semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus: 34 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

39 Realisasi % Capaian = x 100 % Rencana 2. Untuk sasaran yang mempunyai hubungan negatif dimana semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus: Atau Rencana- (Realisasi - Rencana) % Capaian = x 100 % Rencana % Capaian = 2 x Rencana - Realisasi x 100 % Rencana Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja, dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Tasikmalaya dalam pencapaian sasaran dapat dinilai dari skala prosentase pencapaian target sebagai berikut: Tabel 3.2. Kriteria Keberhasilan Kinerja NO CAPAIAN KINERJA KETERANGAN 1. Nilai 85 Berhasil 2. Nilai 70 s/d < 85 Cukup Berhasil 3. Nilai 55 s/d < 70 Kurang Berhasil 4. Nilai < 55 Tidak Berhasil Evaluasi bertujuan untuk mengetahui capaian realisasi, kemajuan dan kendala-kendala yang dijumpai di dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam 35 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

40 rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. B. Capaian Indikator Kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya telah menetapkan IKU melalui Peraturan Walikota Nomor Nomor 061/Kep.280-Org/2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun , Kemudian direvisi dengan Peraturan Walikota Nomor Nomor 061/Kep.33.Org/2016 tentang Penetapan Revisi Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun Indikator Kinerja Utama yang merupakan ukuran keberhasilan (baik kuantitatif maupun kualitatif) atau menggambarkan bagaimana indikator atau perhitungan yang digunakan untuk mengetahui pencapaian sasaran strategi yang ditetapkan. Adapun indikator kinerja Utama Pemerintah Kota Tasikmalaya dimaksud, sebagaimana terlampir. Sedangkan sebagai komitmen Pemerintah Kota Tasikmalaya dan sebagai pedoman bagi OPD dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah Kota Tasikmalaya telah menetapkan Perjanjian Kinerja Kota Tasikmalaya. Dengan berpedoman kepada Indikator Kinerja Utama, dan Penetapan Kinerja didapatkan Realisasi Indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.3. Capaian Kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun 2016 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI 1. Meningkatnya pengelolaan 1. Peningkatan pendapatan daerah Rupiah , LKIP Kota Tasikmalaya 2016

41 keuangan daerah yang akuntabel 2. Tingkat keselarasan perencanaan pembangunan % Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah Kategori Opini WTP WTP 2. Meningkatnya pelayanan publik 3. Meningkatnya penataan, pembinaan dan penegakan hukum serta demokrasi yang adil dan bermartabat 4. Meningkatnya akuntabilitas pemerintah kota tasikmalaya 5. Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan 6. Meningkatnya cakupan layanan air bersih, sanitasi dan persampahan 7. Tersedianya permukiman dan lingkungan yang tertib dan sehat sesuai dengan pola tata ruang 8. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat 4 Indek Kepuasan Masyarakat 5 Partisipasi pada Pemilu 6 Nilai Akuntabilitas Kinerja Tingkat Kota 7 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 8 Persentase penanganan sampah 9 Persentase luas pemukiman yang tertata 10 Pertumbuhan PDRB/ Laju Pertumbuhan Ekonomi 11 PDRB Perkapita adh Konstan Indeks 82 76,18 Persen - - Nilai Point 0.9 1,1** Persen 60 54,10 Persen 73,94 97,75 Persen ,29)* Juta Rupiah 7,589 23,170)*) 12 Inflasi Kota Persen 4,4 2,75 13 Purchasing Power Parity/PPP Ribu Rupiah 652,15 14 Indek Daya Beli Point 66,96 65,42)* 37 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

42 15 Index Gini Indeks ,490)* 16 Jumlah kunjungan wisatawan Jumlah Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja 10. Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan 11. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 17 Jumlah nilai investasi Rupiah Indeks Pendidikan Point ,39)* 19 Angka usia harapan hidup Tahun 70,84 71,13)* 20 Indek Kesehatan Point 76,4 76,85)* 12. Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran 21 Indek Pembangunan Manusia Persen 77, Angka Kemiskinan Persen 14,72 16,28)* 13. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk 23 Tingkat Pengangguran Terbuka 24 Laju Pertumbuhan Penduduk Persen 9,04 4,22 Persen 1,45 0,32 (Sumber: BPS Kota Tasikmalaya, 2014). Dari uraian tabel Indikator Kinerja tersebut digambarkan bahwa secara umum berhasil dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun, bahkan beberapa indikator dapat melebihi target. Jika dibandingkan terhadap target capaian kinerja pada kondisi awal RPJMD dan pada tahun sebelumnya, realisasi indikator kinerja pada tahun 2016 dapat digambarkan sebagai berikut : 38 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

43 MISI 1 MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG AMANAH DAN MENCIPTAKAN PENINGKATAN KETAATAN DAN KESALEHAN SOSIAL MASYARAKAT 35 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

44 Sasaran 4 Meningkatnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Akuntabel Sasaran 2 terdiri dari 2 Indikator Kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut : Tabel 3.1 Capaian Indikator Sasaran 2 No Indikator Kinerja 1 Peningkatan pendapatan daerah (triliun) 3. Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah Satuan Target % Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun Target Realisasi % Target Realisasi % 2018 (Akhir RPJMD) Trilyun , Opini WTP WDP - WTP WTP 100 WTP Target pendapatan daerah pada tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,48 meningkat sebesar Rp ,74 (5,11%) dari target pendapatan daerah pada APBD tahun anggaran 2015 sebesar Rp ,74. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan dari pajak dan retribusi daerah, Lain-lain PAD yang sah, Dana Perimbangan serta Lain-lain Pendapatan yang sah. Sedangkan realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,69 atau 94,98%. Tidak tercapainya target pendapatan daerah antara lain dari Pendapatan Lain-lain PAD yang sah, Dana Alokasi Khusus, Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kebijakan peningkatan pendapatan daerah untuk meningkatkan kemampuan pendanaan pembangunan dilakukan melalui berbagai upaya, diantaranya adalah melakukan intensifikasi dan ekstentifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), optimalisasi dana perimbangan, serta sumber dana lain dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 36 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

45 Arah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diantarnya adalah : 1. Penggalian dan peningkatan potensi sumber-sumber pendapatan (intensifikasi dan ekstensifikasi) terutama bagi sumber pendapatan pajak dan retribusi yang potensial, diantaranya melalui : a) Pembinaan dan penyuluhan wajib pajak baik wajib pajak PBB, BPHTB maupun wajib pajak daerah lainnya; b) Optimalisasi SIM BPHTB ( Sistem Informasi Manajemen Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) dan SIMPAD (Sistem Informasi Manajemen Pajak Daerah); c) Pemutakhiran data objek PBB Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2); d) Penyelenggaraan hadiah bagi wajib pajak PBB-P2; 2. Optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan SKPD penghasil, diantara melalui Pembentukan UPTD Pelayanan Pajak Daerah yang terdiri dari 4 (empat) UPTD yaitu : a) UPTD Pelayanan Pajak Daerah Wilayah I dengan wilayah kerja meliputi Kecamatan Indihiang, Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Cihideung; b) UPTD Pelayanan Pajak Daerah Wilayah II dengan wilayah kerja meliputi Kecamatan Cipedes dan Kecamatan Tawang; c) UPTD Pelayanan Pajak Daerah Wilayah III dengan wilayah kerja meliputi Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Purbaratu dan Kecamatan Tamansari; d) UPTD Pelayanan Pajak Daerah Wilayah IV dengan wilayah kerja meliputi Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Mangkubumi. 3. Optimalisasi penggunaan Sistem Infomasi/Teknologi Infromasi untuk pengelolaan pendapatan daerah, diantaranya melalui kajian penerapan sistem online dalam pengelolaan Pajak Daerah, sebagai bentuk inovasi dalam pengelolaan Pajak Daerah yang akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun LKIP Kota Tasikmalaya 2016

46 4. Peningkatan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, OPD Penghasil, Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan. 5. Meningkatkan penyertaan modal pada BUMD dan Perusahaan Daerah untuk peningkatan penerimaan bagi hasil (deviden), yaitu penyertaan modal ke Bank bjb dan BPRS Al Madinah. 6. Meningkatkan pendayagunaan aset dan keuangan daerah. 7. Meningkatkan pelayanan pemerintah untuk perijinan dan investasi di Daerah melalui optimalisasi peran dan fungsi institusi penanaman modal dan perijinan serta peningkatan promosi daerah. Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah : 1. Mendorong upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri ( PPh OPDN ), PPh Pasal 21 dan Pajak lainnya 2. Meningkatkan akurasi data dan sumber daya yang dijadikan instrumen dasar perhitungan Dana Perimbangan; 3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Propinsi Jawa Barat dalam guna peningkatan perolehan penerimaan pendapatan untuk Pemerintah Kota Tasikmalaya. Rincian masing-masing kelompok target dan realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut : 38 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

47 Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran 2015 NO. URUT URAIAN JUMLAH (Rp) BERTAMBAH / (BERKURANG) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI (Rp) (%) PENDAPATAN , ,69 ( ,79 94,98 ) , ,69 ( ,99) 95,33 PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah , , ,00 101, Hasil Retribusi Daerah , , ,23 100, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan , , ,00 170, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah , ,78 ( ,22) 90, DANA PERIMBANGAN , ,00 ( ,00) 94, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak , , ,00 103, Dana Alokasi Umum , ,00 0,00 100, Dana Alokasi Khusus , ,00 ( ,00) 76, LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH , ,00 ( ,80) 97, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya , ,00 ( ,80) 94, , ,00 ( ,00) 98,08 Sumber : Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Tasikmalaya, Tahun 2016 Pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui pelaksanaan Program intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (PAD), Program pengendalian pendapatan daerah, dan Program pengendalian, monitoring dan evaluasi penerimaan pendapatan daerah. Peningkatan Pendapatan Daerah sebanyak % dari target disumbangkan melalui peningkatan penerimaan dari pajak daerah dan bagi hasil pajak/bukan pajak. Hal tersebut cukup memberikan ruang dalam peningkatan pelaksanaan program pemerintah selanjutnya. Pada APBD tahun anggaran 2016 kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah yaitu sebesar Rp ,00 atau sekitar 14,56%, sedangkan kontribusi pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah sebesar Rp atau sekitar 85,44%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendapatan daerah Kota Tasikmalaya pada tahun anggaran 2015 masih 39 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

48 mengandalkan pendapatan transfer yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian dalam upaya mengurangi tingkat ketergantungan dengan memaksimalkan pendapatan daerah yang berasal dari PAD. Solusi dalam menjawab permasalahan diatas, diantaranya adalah melalui Optimalisasi PAD dengan mengoptimalkan sumber pendapatan dari pajak daerah dan retribusi daerah. Pemberlakuan Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 4 tahun 2011 tentang Pajak Daerah merupakan upaya Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam mengoptimalkan PAD. Langkah serta upaya nyata dalam mengoptimalkan pajak daerah dan retribusi daerah dilakukan melalui: a. Pemutakhiran database wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah; b. Pelaksanaan Sistem Informasi Pajak Daerah (SIMPADA); c. Sosialisasi dan Pembinaan Wajib Pajak Daerah; d. Peningkatan pengelolaan dan pelayanan pajak dan retribusi daerah. Sedangkan predikat opini laporan keuangan Kota Tasikmalaya, sudah meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian. WTP yang diraih pada tahun 2016 disebabkan oleh beberapa hal : 1. Penyajian dana bergulir yang sebelumnya merupakan pengecualian, sudah disajikan sebagai nilai bersih yang dapat direalisasikan 2. Penyajian data aset dilakukan secara tertib sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; salah satu upaya unutk mengatasi hal tersebut adalah membangun Sistem Informasi Manajemen Aset Tetap (SIMANTAP) yang bersumber dari APBDP Tahun Anggaran 2015, sistem tersebut baru dapat dilaksanakan pada bulan Nopember 2015 dan baru tersosialisaikan kepada para pengurus dan penyimpan barang pada akhir bulan Desember Selanjutnya untuk proses migrasi data aset tetap tahun 2014 dan proses input data aset tetap hasil pengadaan tahun anggaran 2015 ke dalam program Simantap baru dapat dilaksanakan pada awal bulan Januari Namun demikian secara 40 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

49 keseluruhan data aset tetap untuk tahun 2014, data aset tetap hasil pengadaan tahun 2015 dan data aset tetap yang bersumber dari dana BOS Dinas Pendidikan tahun 2013, 2014 dan 2015 serta data aset tetap yang bersumber dari dana JKN Dinas Kesehatan Tahun 2015 sudah masuk ke dalam program Simantap, sehingga untuk saat ini Pemerintah Kota Tasikmalaya sudah memiliki data base mengenai aset tetap secara keseluruhan. Untuk saat ini program Simantap memang belum terintegrasi secara langsung dengan sistem lainnya yang sudah ada, namun mudah-mudahan hal ini dapat dilakukan secara bertahap seiring dengan penyempurnaan program Simantap kedepan. Dalam rangka pencapaian indikator tersebut dilaksanakan beberapa program sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.3. Program dan Realisasi Keuangan Presentase Realisasi ,32 NO PROGRAM Anggaran Realisasi 1 Program intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (PAD) 2 Program pengendalian pendapatan daerah 3 Program pengendalian, monitoring dan evaluasi penerimaan pendapatan daerah 4 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 5 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah , , ,55 Rata rata capaian 96,10 41 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

50 Sasaran 3 : Meningkatnya Pelayanan Publik Sasaran meningkatnya Pelayanan Publik, hanya satu indikator yaitu hasil kepuasan masyarakat atas pelayanan publik yang dilaksanakan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Capaian indikator Indeks Kepuasan Masyarakat adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Indikator Sasaran Meningkatnya Pelayanan Publik No Indikator Kinerja 1 Indeks Kepuasan Masyarakat, Satuan Target % Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun Target Realisasi % Target Realisasi % 2017 (Akhir RPJMD) indeks 80 76,04 95, ,18 92, ,62 Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperoleh dari rata-rata nilai IKM dari 74 OPD/Unit kerja yang menjadi sampel survey IKM yang untuk tahun 2016 meliputi Kecamatan, Kelurahan,SMA/SMK dan Seluruh UPTD Puskesmas di lingkungan Kota Tasikmalaya. Pada kurun waktu bulan Juni Oktober 2016 masing-masing OPD sampel melakukan pengambilan data kepuasan dari masyarakat dengan metoda sampling secara acak. Tiap OPD/Unit kerja ratarata lakukan survey terhadap 150 orang responden. Rata-rata nilai IKM Kota Tasikmalaya adalah 76.18, atau dengan capaian % dari target capaian nilai IKM 82. Apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu dengan nilai IKM 76,04 (95,05 % dari target nilai 80 ) terdapat penurunan prosentase capaian dengan nilai IKM ( 92,90 % dari target nilai 82 ) sedangkan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD, capaian pada tahun 2016 masih jauh yaitu 89,62 % dari target nilai 85. Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum pelayanan di kota Tasikmalaya memperoleh apresiasi yang cukup baik dari masyarakat. Secara capaian point memang tidak tercapai, namun secara mutu pelayanan, tercapai, 42 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

51 karena berdasarkan Kemenpan 25 Tahun 2005 tentang Indeks Kepuasan masyarakat, angka/nilai masih satu interval dengan nilai 80, dengan Mutu pelayanan sama yaitu B dan Kinerja Baik. Secara lengkap distribusi interval IKM adalah sebagai berikut : Nilai Persepsi Nilai Interval Tabel 3.5 Distribusi Interval IKM Nilai Interval Konversi Mutu Pelayanan Kinerja Unit Pelayanan D Tidak Baik C Kurang Baik B Baik A Sangat Baik Adapun hasil survey kepuasan masyarakat masing-masing OPD/unit kerja adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 Nilai Tingkat Kepuasan Masyarakat Pada OPD dan Unit Kerja Tahun 2016 NO UNIT KERJA NILAI NO UNIT KERJA NILAI 1 SMP1 72,19 38 Kel Setiawargi 80,65 2 SMP3 80,04 39 Kel Sukahurip 71,67 3 SMA2 77,13 40 Kec Cipedes 73,78 4 SMA3 76,76 41 Kel Sukamanah 75,11 5 SMK1 76,62 42 Kel Nagarasari 72,29 6 SMK2 77,69 43 Kel. Panglayungan 65,51 7 Dinas Pendidikan 78,39 44 Kec. Mangkubumi 75,53 8 BPMPPT 73,37 45 Kel. Cipari 75,53 9 Dinsosnakertran 82,01 46 Kel. Mangkubumi 81,12 10 Satpol PP dan Linmas 72,99 47 Kel. Sambongpari 80,97 11 Disdukcapil 71,35 48 Kec. Bungursari 75,53 12 Dishubkominfo 72,78 49 Kel Sukamulya 78,81 13 BKBPMP3A 73,38 50 Kel Bungursari 77,03 14 Dinas Cipta Karya Tata 65,25 51 Kel Bantarsari 78,31 Ruang dan Kebersihan 15 BKBPMP3A 78,16 52 Kec Purbaratu 76,66 43 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

52 16 Bappeda 74,69 53 Kel. Sukamenak 78,76 17 Kec. Kawalu 74,51 54 Kel Purbaratu 78,16 18 Kel. Gn Gede 74,48 55 Kel Singkup 84,21 19 Kel Urug 77,75 56 PKM Cilembang 75,43 20 Kel Talagasari 77,70 57 PKM Cipedes 76,28 21 Kec. Tawang 73,21 58 PKM Purbaratu 70,46 22 Kel Tawangsari 77,00 59 PKM Kahuripan 76,62 23 Kel Cikalang 78,76 60 PKM Karanganyar 78,63 24 Kel Kahuripan 73,40 61 PKM Kawalu 80,86 25 Kec. Cihideung 75,90 62 PKM Panglayungan 75,95 26 Kel Cilembang 71,36 63 PKM Urug 76,27 27 Kel Nagarawangi 81,52 64 PKM Sambongpari 79,14 28 Kel Argasari 77,14 65 PKM Sangkali 70,27 29 Kec. Indihiang 78,12 66 PKM Tamansari 66,64 30 Kel Indihiang 80,51 67 PKM Indihiang 77,43 31 Kel. Parakannyasag 73,72 68 PKM Cihideung 79,35 32 Kel Sukamajukidul 76,93 69 PKM Cigeureung 81,20 33 Kec. Cibeureum 76,36 70 PKM Mangkubumi 80,79 34 Kel Setiaratu 75,22 71 PKM Sukalaksana 74,10 35 Kel Ciherang 78,28 72 PKM Cibeureum 76,75 36 Kel. Setianagara 78,28 73 PKM Cilembang 75,43 37 Kec. Tamansari 76,25 74 PKM Tawang 76,70 Sumber : Laporan Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Tahun 2016 Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan survey adalah diantaranya adalah belum semua Perangkat Daerah menganggap penting dilakukannya survey karena tidak masuk ke dalam prioritas kinerja OPD. Tabel 3.7 Realisasi Program Meningkatnya Pelayanan Publik NO PROGRAM Anggaran Realisasi % 1 Program peningkatan pelayanan publik 2 Program peningkatan pelayanan perijian 3 Program fasilitasi prasarana pelayanan publik , , ,05 44 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

53 4 Program penataan administrasi kependudukan 5 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran , , ,08 45 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

54 SASARAN 7 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Tingkat Kota Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Nilai Akuntabilitas Kinerja Tingkat Kota terdiri dari 1 indikator kinerja sebagai berikut No Tabel 3.8 Indikator Kinerja Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Kota Tasikmalaya Indikator Kinerja 1. Nilai Akuntabiltas Kinerja Satuan Tahun 2015 Tahun 2016 Target % Target Realisasi % Target Realisasi % Tahun 2017 (Akhir RPJMD) Nilai ,79 73, Hasil Evaluasi Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebagai berikut : Tabel 3.9 Hasil Evaluasi AKIP 2015 Komponen Bobot Nilai Hasil Evaluasi a. Perencanaan Kinerja 30% b. Pengukuran Kinerja 25% c. Pelaporan Kinerja 15% d. Evaluasi Internal 10% e. Pencapaian Sasaran Kinerja 20% JUMLAH Sumber : Laporan Hasil Evaluasi Atas Implementasi SAKIP Kota Tasikmalaya Tahun LKIP Kota Tasikmalaya 2016

55 PENINGKATAN EVALUASI SAKIP ,63 51, , ,34 43, Series 1 43,34 43,48 48,72 50,63 51,79 Series 1 Pada tahun 2016 target indikator sasaran nilai hasil evaluasi AKIP adalah sebesar 70, sedangkan hasil yang dicapai berdasarkan LHE Inspektorat Prov. Jabar adalah sebesar 51,79 dengan predikat CC. atau dengan presentasi capaian dibanding target sebesar 73,99. Secara nilai capaian pada tahun 2016 meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 1,19 point ( Nilai hasil Evaluasi AKIP Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 adalah sebesar 50.63, dengan target nilai evaluasi AKIP 65, dengan capaian %. ). Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka capaian 2016 masih jauh dari target. Pemerintah Kota Tasikmalaya menargetkan nilai hasil evaluasi AKIP 2017 sebesar 75. Capaian tahun 2016 masih % dari target akhir RPJMD. Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat, capaian indikator sasaran nilai hasil evaluasi AKIP masih jauh. Nilai AKIP Provinsi Jawa Barat sudah 47 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

56 mencapai Predikat A pada tahun Berdasarkan hasil tersebut Pemerintah Kota Tasikmalaya harus melakukan upaya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan akuntabiilitas Pemerintah Kota Tasikmalaya. Untuk itu dilakukan serangkaian upaya diantara sebagai berikut : a. Pembentukan Satuan Tugas Peningkatan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya. b. Meningkatkan pemahaman terhadap implementasi SAKIP dengan melakukan bimbingan teknis dan pengarahan dari Asisten Deputi Akuntabilitas dan RB pada Kemenpan RB c. Melakukan perbaikan dokumen-dokumen pendukung AKIP. d. Penerapan aplikasi AKIP di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Tabel 3.10 Realisasi Program Pendukung Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Kota Tasikmalaya NO PROGRAM Anggaran Realisasi % 1 Program pengembangan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan 2 Program perencanaan pembangunan daerah , ,35 3 Program perencanaan kerja ,43 4 Program perencanaan pembangunan ekonomi ,39 5 Program perencanaan sosial budaya ,71 6 Program perencanaan tata ruang dan tata bangunan (tata kota) ,55 48 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

57 7 Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah 8 Program pengembangan data/informasi/statistik daerah 9 Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa , , ,84 10 Program peningkatan sistem ,98 pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH 11 Program peningkatan profesionalisme ,97 tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan TOTAL ,81 49 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

58 MISI 2 MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN. 49 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

59 Sasaran 6 : Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan No Indikator Kinerja 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (point) Tabel 3.11 Capaian Indikator Sasaran 6 Satuan Target % Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi % Target Realisasi % (Akhir RPJMD) indeks , % Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (point) dihitung dari perbandingan antara jumlah panjang jalan dalam kondisi baik dengan jumlah seluruh panjang jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Panjang Jalan dalam kondisi baik sepanjang km sedangkan jumlah jalan seluruhnya sepanjang km, dengan capaian persen Perlu diinformasikan pula bahwa ada beberapa ruas jalan yang belum termasuk jalan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang masuk ke dalam program dan kegiatan peningkatan jalan, sehingga hal ini terlihat dari capaian yang melebihi 100 %. Hal ini untuk mengakomodasi permintaan dari masyarakat yang sangat membutuhkan akses jalan yang baik. Berdasarkan hal itu, hal ini perlu ditindaklanjuti dengan identifikasi jalan tersebut dan apabila diperlukan dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam jalan milik Pemerintah Kota Tasikmalaya. Sampai saat ini keputusan tentang Jalan Milik Pemerintah Kota Tasikmalay teus dikaji dan terus dilakukan upaya untuk mendorong para pengembang untuk menyerahkan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial yang dibangunnya untuk diserahkan kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Permukiman Di Daerah. 50 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

60 Selain dari hal tersebut, ada beberapa jalan baru yang menjadi komitmen Walikota yaitu : 1. Jalan lingkar utara yang menghubungkan Kecamatan Cibeureum dengan daerah Cintapada yang masih dalam tahap pembebasan lahan dan pengerasan Jalan lingkar Utara. 2. Peningkatan pendukung jalan seperti drainage, rambu rambu lalu lintas dan marka jalan di jalan Mangkubumi Indihiang. Untuk rambu-rambu lalu lintas dan PJU ditangani oleh Dinas Perhubungan. 51 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

61 52 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

62 53 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

63 54 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

64 55 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

65 56 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

66 Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah : a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, meliputi : 1. Pembangunan Jalan Lingkar Utara; 2. Pembangunan Jalan Cintapada Cibeureum; 57 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

67 b. Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong, meliputi: 1. Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong Wilayah Kota Tasikmalaya; 2. Pembangunan Drainase Wilayah Kec. Bungursari dan Kec. Cipedes Kota Tasikmalaya; 3. Pembangunan Drainase Jalan Purbaratu - Jalan Cikareo; 4. Pembangunan Drainase Jalan KH. Mamun Sodik; 5. Pembangunan Saluran Samping Jalan dan Tembok Penahan Tanah Kota Tasikmalaya. c. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, yang dilaksanakan melalui kegiatan: 1. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Wilayah Kota Tasikmalaya; 2. Rehabilitasi Jalan / Jembatan Dalam Kondisi Tanggap Darurat; 3. Pemeliharaan Berkala Jalan Dan Pelengkap Jalan (Guard Rail And Drainase) Kota Tasikmalaya; 4. Pemeliharaan Berkala Jalan di Wilayah Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya; 5. Pemeliharaan Berkala Jalan Pasar Cikurubuk; 6. Pemeliharaan Berkala Jalan dan Jembatan Wilayah Kota Tasikmalaya. d. Program Pembangunan Sistem Informasi / Data Base Jalan dan Jembatan 1. Detail Engineering Design (DED) Pembangunan Ruas Jalan yang Menghubungkan Jalan Mangkubumi Indihiang dengan Situ Gede; 2. Detail Engineering Design (DED) Pembangunan Jalan Brigjen Wasita Kusumah - Cihaur Beuti; 3. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pembangunan Jalan yang Menghubungkan Jalan Brigjen Wasita Kusumah Cihaurbeti; 4. Perencanaan Teknis Jalan Wilayah Kecamatan Kawalu, Tamansari, Mangkubumi, Indihiang, Tawang, Cipedes, Purbaratu, Bungursari. 5. Penelitian Kondisi Jembatan Wilayah Kecamatan Indihiang, Bungursari, Mangkubumi, Kawalu, Tamansari, Cibeureum; 58 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

68 6. Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan / Perbaikan Jalan Wilayah Kecamatan Cihideung dan Cibeureum. Infrastruktur jalan dan jembatan hasil pelaksanaan program dan kegiatan tersebut di atas, adalah sebagai berikut diantaranya : Tabel 3.11 Output Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan 1. Pembangunan Jalan Meter 2. Peningkatan Jalan Meter 3. Pemeliharaan Rutin Jalan Meter 4. Drainase/Kirmir Meter 5. Jembatan 6 Unit 6. Pembebasan Lahan Lingkar Utara M2 Tabel 3.12 Realisasi Program Pendukung Sasaran Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan NO PROGRAM Anggaran Realisasi % 1 Program pembangunan jalan dan ,27 jembatan 2 Program peningkatan jalan dan ,99 jembatan 3 Program rehabilitasi/ pemeliharaan ,88 jalan dan jembatan 4 Program pembangunan sistem ,09 informasi/ data base jalan dan jembatan 5 Program pembangunan saluran ,82 drainase/gorong-gorong 6 Program rehabilitasi / pemeliharaan ,62 saluran drainase/ gorong-gorong 7 Program pembangunan / rehabilitasi/ ,24 pemeliharaan trotoar 8 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan 9 Program pembangunan infrastruktur ,35 perdesaan 10 Program fasilitasi pengadaan tanah pemerintah ,73 59 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

69 Capaian sasaran meingkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan terdapat efisiensi sumber daya, terlihat dari melebihi target capaian sebesar 22,22 %. Dengan serapan anggaran sebesar 93,50 %. terdapat penghematan sebesar Rp ,- 60 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

70 SASARAN 7 Meningkatnya Cakupan Layanan Air Bersih, Sanitasi Dan Persampahan No Indikator Kinerja 1 Persentase penanganan sampah (%) Satuan Target % Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun Target Realisasi % Target Realisasi % 2017 (Akhir RPJMD) % Prosentase Penanganan sampah dari target 60 % tercapai sekitar 54,10 persen dengan prosentase capaian kinerja sebesar persen meningkat dibandingkan dengan prosentase capaian tahun 2015 sebesar %. Jumlah volume sampah yang harus ditangani sebesar m 3 / hari dan yang dapat tertangani sebesar 885,73 m 3. Sedangkan apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 65 % sampah yang tertangani, capaian 2016 masih 83,23 % dari target. Dalam penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup khususnya penanganan masalah persampahan, kendala yang dihadapi antara lain adalah : a. Keterbatasan tenaga pengelola sampah armada angkutan persampahan. jumlah unit armada sampah yang dimiliki. Kondisi saat ini, armada sampah tersebut baru tersedia sebanyak 49 Unit yang terdiri dari Arm Roll Truck sebanyak 12 Unit, Pick Up sebanyak 1 Unit, Engkel Truk sebanyak 1 Unit, Motor Roda 3 sebanyak 15 Unit, dan Dump truck sebanyak 20 Unit. Sementara itu produksi sampah rata-rata telah mencapai M 3 / hari dan yang dapat tertangani sebesar 885,73 M 3 atau 54,10 %. Upaya kami dalam meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah adalah dengan cara melakukan penambahan jam kerja (lembur) untuk membersihkan lokasi lokasi tertentu yang terdapat penumpukan sampah dengan mengerahkan sumber daya yang ada, baik SDM maupun sarana & prasarana. b. Pengelolaan TPA Ciangir. Hingga saat ini, pemrosesan sampah di TPA Ciangir belum melaksanakan system sanitary landfill sebagaimana amanat regulasi 61 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

71 tentang persampahan. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan alat berat yang masih terbatas, yaitu hanya ada 1 unit Exavator, 2 unit Bulldozer dan 1 unit Wheel Loader, itu pun dalam kondisi yang kurang baik. Untuk melaksanakan pengelolaan sampah dengan Sanitary Landfill diperlukan alat berat yang spesifikasinya untuk pemadatan sampah, yaitu Refuse Compactor. Upaya yang dilakukan dalam rangka untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi di TPA Ciangir, antara lain : - Sewa alat berat kepada pihak lain (swasta) pada saat alat berat yang tersedia mengalami kerusakan atau pada saat kondisi tumpukan sampah telah terjadi. - Mengusulkan kebutuhan anggaran untuk pengadaan kendaraan dinas operasional alat berat jenis Refuse Compactor baik kepada pemerintah pusat melalui APBN, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Lebih jauh lagi adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan kebiasaaan/pola hidup sehat dengan membuang sampah pada tempatnya. Untuk itu alangkah pentingnya untuk bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat dalam rangka menangani masalah persampahan ini secara komprehensip, bukan penyelesaian di tingkat hilir saja tetapi juga mengatasi permasalahan di tingkat hulu, diantaranya mengubah mindset dan pola hidup dan agar senantiasa memperhatikan kebersihan diri dan lingkungannya sebagaimana Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program yang mendukung pencapaian sasaran ini adalah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, melalui kegiatan : NO PROGRAM PAGU REALISASI % 1 Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah ,87 62 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

72 2 Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan , ,42 63 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

73 SASARAN 8 Tersedianya permukiman dan lingkungan yang tertib dan sehat sesuai dengan pola tata ruang No Indikator Kinerja 1 Persentase luas pemukiman yang tertata Satuan Tahun 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % Target Realisasi % Target Tahun 2017 (Akhir RPJMD) % ,94 97, , % Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Tahun 2016 Perhitungan indikator kinerja Presentasi Luas pemukiman yang tertata dihitung dari jumlah luas pemukiman total dikurangi luas pemukiman kumuh, dibagi dengan luas kawasan pemukiman Terdapat Capaian 132, 20 NO PROGRAM PAGU REALISASI % CAPAIAN 1 Program pengendalian ,88 dan pemanfaatan ruang 2 Program pengelolaan areal pemakaman ,94 3 Program peningkatan kualitas lingkungan pemukiman ,94 4 Program Peningkatan ,36 Fasilitas Pendukung Kerja Pertamanan dan Pemakaman 5 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) , ,33 64 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

74 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB pada tahun 2016 baru tercapai point atau sebesar % dari target point. Terdapat penurunan prosentase capaian kinerja dibandingkan dengan tahun Sedangkanapabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD, capaian tahun 2016 masih % dari target sebesar point. Penambahan jumah ruang terbuka hijau karena terdapat Pembangunan Taman- taman sebagai berikut : 1. Taman depan Mesjid Agung Kota Tasikmalaya 2. Penataan Taman Dadaha 65 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

75 Keberadaan taman-taman tersebut akan menambah ruang publik yang digunakan oleh masyarakat Kota Tasikmalaya, disamping menambah daya tarik wisata Kota Tasikmalaya. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian indicator ini adalah a. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau melalui kegiatan : 1. Peremajaan Pohon Pelindung; 2. Pembangunan Taman Warga; 3. Monitoring dan Pengendalian Reklame; 4. Updating Data dan Titik Sebaran Reklame di Kota Tasikmalaya; 5. Kajian Rancang Bangun Reklame; 6. Penataan Tugu HZ. Mustofa; 7. Penataan Taman di Wilayah Kota Tasikmalaya; b. Program Pengelolaan Areal Pemakaman melalui : 1. Penataan Areal Pemakaman; 2. Penataan Bangunan dan Lingkungan TPU Aisha Rashida; 3. Penyususnan Dokumen Lingkungan TPU Muslim Aisha rashida. c. Program Peningkatan Fasilitas Pendukung Kerja Pemerintahan melalui kegiatan : 1. Peningkatan Prasarana Sarana Pemerintahan; 2. Pembangunan/Rehabilitasi Kantor Kelurahan Pemerintah Kota Tasikmalaya; 3. Pembangunan Gedung Aula Kecamatan Cibeureum; 4. Pembangunan Gedung Aula Kecamatan Cipedes; 5. Pembangunan Gedung Aula Kelurahan Empangsari; 6. Penyusunan DED Gedung Penunjang di Komplek Bale Kota Tasikmalaya; 7. Pembangunan Gedung Guest House (Gedung Badan Anggaran) DPRD Kota Tasikmalaya; 8. Penyusunan DED Bumi Perkemahan Pramuka Kota Tasikmalaya; 66 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

76 9. Penataan Ruangan Pimpinan DPRD Kota Tasikmalaya; 10. Penyusunan DED Sarana dan Prasarana Penunjang Komplek Perkantoran Jalan Ir. H. Juanda; 11. Penyusunan DED Pengembangan Gedung Dinas Pendidikan; 12. Penyusunan DED Pengembangan Gedung Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan; 13. Penyusunan DED Pengembangan Gedung Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 14. Rehabilitasi Gedung Kantor Dinas Kesehatan; 15. Penyusunan DED Balai Latihan Kerja Kota Tasikmalaya; 16. Penataan Gedung Dinas di Komplek Bale Kota Tasikmalaya; 17. Lanjutan Pembangunan Gedung Inspektorat; 18. Rehabilitasi Implasement Komplek Balekota; 19. Pembangunan Kantor arsip (lanjutan); 20. Rehabilitasi Aula Kelurahan Kahuripan; 21. Penyusunan DED Pasar Cibeureum. d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga: 1. Penataan Lapangan Cigeureung; 2. Penataan Lapang Sepak Bola Babakan Kadu; 3. Pembangunan/Rehabilitasi Gelanggang Olahraga; 4. DED Pembangunan Lapangan Olahraga Ex-Pasar Hewan Cibeureum; 5. Penataan Sarana Prasarana Olah Raga Tenis (PELTI) Kota Tasikmalaya; 6. Lanjutan Rehabilitasi Stadion Dadaha Kota Tasikmalaya; 7. Penyusunan DED Rehabilitasi Sarana Olah Raga Dadaha; 8. Lanjutan Pembangunan Lapang Tenis; 9. Pembangunan Lapangan Olah Raga Ex Pasar Hewan Cibeureum. 67 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

77 SASARAN 9 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat N o Indikator Kinerja 1 Pertumbuha n PDRB/ Laju Pertumbuha n Ekonomi (%) 2 PDRB Perkapita adh Konstan 3 Laju Inflasi Kota 4 Indek Daya Beli (point) 5 Index Gini (point) 6 Purchasing Power Parity/PPP (ribu Rupiah ) 7 Jumlah Kunjungan Wisata Satua n Target % Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun Target Realisasi % Target Realisasi % 2017 (Akhir RPJMD) 6, ,82 6, ,45 6,35 100,95 7, ,01 7, ,31 7,833 33,81 4, ,90 4, ,77 4,3 117,91 66, ,15 66, ,70 67,95 103, ,85 0, ,44 3,05 39, ,82 652, ,61 656,45 102,08 436, , , , Sumber : BPS Kota Tasikmalaya Tahun 2017 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Salah satu indikator ekonomi yang penting untuk diketahui pada suatu wilayah adalah laju pertumbuhan ekonomi (LPE). Indikator ini memperlihatkan bagaimana perekonomian di suatu wilayah tumbuh membesar dari sisi volume barang dan jasa yang dihasilkan. Laju pertumbuhan ekonomi dapat juga dijadikan sebagai ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Berdasarkan hasil analisa PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar 2010, dapat dilihat kinerja perekonomian Kota Tasikmalaya pada periode 3 (tiga) tahun 68 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

78 terakhir mengalami pertumbuhan positif, yaitu dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 mencapai 6,29 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya artinya secara agregat, kuantitas output perekonomiannya meningkat sebesar 6,29 persen dibanding tahun sebelumnya. Untuk diketahui, bahwa sejak mulai berdirinya Kota Tasikmalaya sampai tahun 2015 perekonomian Kota Tasikmalaya secara konsisten dan meyakinkan mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan kinerja seluruh kategori ekonomi dalam membentuk PDRB Kota Tasikmalaya tahun mengalami pertumbuhan positif. Kategori Informasi dan Komunikasi menjadi kategori yang tumbuh paling tinggi, dengan pertumbuhan sebesar 13,25 persen pada tahun 2015, kemudian diikuti oleh Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh 12,42 persen, Kategori Jasa Pendidikan yang tumbuh sebesar 10,60 persen serta Kategori Konstruksi dengan pertumbuhan sebesar 10,03 persen. Tabel Laju Pertumbuhan Kategorial Kota Tasikmalaya Atas Dasar Harga Konstan 2010, Tahun (Persen) Kategori [1] [2] [3] [4] I. Primer 1,54 2,33 0,35 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,54 2,33 0,35 B Pertambangan dan Penggalian 2,12 2,17 2,02 II. Sekunder 8,24 6,90 6,62 C Industri Pengolahan 6,05 3,22 3,41 D Pengadaan Listrik dan Gas 5,58 5,09 0,92 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 5,37 2,97 3,85 Daur Ulang F Konstruksi 10,91 11,14 10,03 III. Tersier 5,69 6,16 6,63 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 4,66 7,92 6,90 Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan 1,94 1,92 5,48 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,10 5,17 5,87 J Informasi dan Komunikasi 7,43 16,30 13,25 K Jasa Keuangan dan Asuransi 11,75 4,91 6,41 L Real Estate 3,85 3,67 3,58 M,N Jasa Perusahaan 8,14 2,68 2,61 69 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

79 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 2,53 2,35 2,46 Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 11,72 11,01 10,60 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,67 8,51 12,42 R,S,T,U Jasa lainnya 10,36 5,89 5,90 PDRB 6,17 6,16 6,29 Sumber : BPS Kota Tasikmalaya PDRB per kapita PDRB per kapita adalah ukuran produktivitas dari faktor-faktor produksi dalam suatu wilayah untuk melakukan transformasi berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya finansial dalam proses produksi sehingga dapat menghasilkan sejumlah pendapatan dimana pendapatan tersebut belum tentu seluruhnya diterima dan dinikmati masyarakat suatu wilayah tersebut. PDRB per kapita Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan selama periode , rata-rata mencapai lebih dari 10 persen per tahunnya. Pada tahun 2012, PDRB per kapita Kota Tasikmalaya atas dasar harga berlaku mencapai Rp.17,09 juta kemudian naik menjadi Rp.18,86 juta pada tahun 2013 dan Rp.20,79 juta pada tahun 2014 kemudian naik menjadi Rp juta pada tahun Perkembangan PDRB per kapita Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 1.22 di bawah ini. Tahun Tabel... PDRB per kapita Kota Tasikmalaya dan Pertumbuhannya, Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp.) Pertumbuhan (%) Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Juta Rp.) Pertumbuhan (%) (1) (2) (3) (4) (5) ,09 8,88 15,93 5, ,86 10,33 16,82 5, ,79 10,23 17,77 5, ,17 11,45 18,81 5,88 70 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

80 Sumber : BPS Kota Tasikmalaya Kendati demikian peningkatan PDRB per kapita tersebut masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kota Tasikmalaya secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor perubahan harga (inflasi atau deflasi) yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil dapat digunakan PDRB per kapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan, yaitu dengan asumsi tidak ada perubahan harga. Dari Tabel 1.22 dapat dilihat bahwa PDRB per kapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2012 mencapai Rp.15,93 juta, pada tahun 2013 menjadi Rp.16,82 juta dan pada tahun 2014 mencapai Rp.17,77 juta. Sedangkan pada tahun 2015, PDRB per kapita Kota Tasikmalaya mencapai Rp.18,81 juta. Dari dua kondisi di atas memberi gambaran bahwa secara riil daya beli masyarakat tumbuh sebesar 5,88 persen pada tahun INFLASI Salah satu indikator yang digunakan untuk menjaga stabilitas perekonomian suatu wilayah adalah inflasi. Inflasi ataupun Deflasi merupakan persentase tingkat perubahan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi oleh rumahtangga. Penghitungan inflasi sangat berguna untuk dapat memperoleh indikator yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga di suatu wilayah. Hal tersebut sangat penting, karena indikator tersebut dapat digunakan sebagai informasi awal/dasar untuk pengambilan keputusan atau kebijakan, baik di tingkat ekonomi makro ataupun mikro. Pada tingkat mikro yaitu rumahtangga atau masyarakat dapat memanfaatkan inflasi sebagai dasar penyesuaian pada pengeluaran atau konsumsi rumahtangga terhadap pendapatan yang diterima. 71 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

81 Angka inflasi dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan kontrak bisnis oleh suatu perusahaan. Sedangkan pada konteks makro, angka inflasi dapat menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah. Faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi antara lain karena terjadi peningkatan permintaan pasar maupun adanya kenaikan biaya produksi yang mengakibatkan terjadinya kenaikan harga jual barang dan jasa yang diproduksinya. Keadaan seperti ini sering terjadi pada saat-saat tertentu, seperti menjelang bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, Natal, Tahun Baru dan tahun ajaran baru. Selain itu, inflasi juga disebabkan karena kebijakan pemerintah dimana sejak tahun 2014 pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM ini menyebabkan kenaikan pada biaya transportasi sehingga berdampak terhadap semua jenis komoditas. Inflasi yang rendah akan dapat menggairahkan kondisi perbankan, karena akan mampu menurunkan suku bunga, kemudian dapat merangsang sektor riil untuk berproduksi yang akhirnya akan berdampak baik pada penanaman modal untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Inflasi ideal untuk ukuran Indonesia saat ini berkisar antara 4 sampai 6 persen. Angka inflasi tersebut cukup ideal untuk pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas moneter serta stabilitas daya beli masyarakat dan peningkatan investasi. Pemerintah Kota Tasikmalaya berkomitmen secara konsisten untuk menjaga angka inflasi agar tetap ideal. Hal ini ditunjukkan dengan dibentuknya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang bertugas secara rutin setiap bulan untuk memantau dan mengevaluasi fenomena perubahan harga, baik inflasi maupun deflasi yang terjadi di Kota Tasikmalaya. Setelah mengevaluasi fluktuasi perubahan harga, TPID melakukan berbagai program untuk dapat menjaga kestabilan harga komoditi yang ada di pasar, sehingga angka inflasi dapat terkendali. Pada tahun 2011 angka inflasi Kota Tasikmalaya sebesar 4,17 dan tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 3,87. Angka tersebut menunjukan bahwa selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 perekonomian di Kota Tasikmalaya dapat dikatakan cukup terkendali dan stabil. Sedangkan untuk tahun 2013 dan 2014 laju 72 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

82 inflasi Kota Tasikmalaya naik di angka 6,89 dan 8,09 yang dipicu oleh kenaikan Bahan bakar Minyak (BBM). Adapun untuk Tahun 2015 angka inflasi mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 3,53, capaian ini salah satunya oleh pernurunan harga BBM pada awal tahun 2015 yang berdampak pada menurunnya harga barang dan jasa dikarenakan biaya transportasi orang dan barang menjadi lebih murah. Dari hasil evaluasi terhadap kondisi perekonomian makro dapat dilihat kecenderungan laju inflasi di Kota Tasikmalaya 2 (dua) tahun terakhir yang masih berada di atas rata-rata laju inflasi Jawa Barat. Sehingga hal ini harus disikapi dengan baik dan dicarikan solusi yang multi dimensi. Dengan telah dibentuknya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya, diharapkan upaya pengendalian laju inflasi terutama yang berkaitan dengan sisi permintaan dan penawaran komoditi di Kota Tasikmalaya dapat berjalan dengan baik. Capaian laju inflasi Kota Tasikmalaya selengkapnya pada Tabel Laju inflasi Kota Tasikmalaya di dominasi oleh kelompok bahan makanan dan sandang yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Namun demikian diharapkan laju inflasi dapat ditekan tidak melebihi angka 5 persen, dengan asumsi bahwa tidak ada faktor eksternal maupun internal yang mengganggu baik sisi penawaran maupun permintaan, seperti arus distribusi dan ketersediaan barang di pasaran. Penetapan laju inflasi Kota Tasikmalaya dibawah 5 persen merupakan upaya dalam meningkatkan gairah kerja, melaksanakan diversifikasi usaha, menabung, dan mengadakan investasi yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah. Pengendalian laju inflasi akan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat. 73 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

83 Sumber : BPS Kota Tasikmalaya Tabel 1 Laju Inflasi Kota Tasikmalaya Tahun (Year on year) Tahun Kalender Laju Inflasi (%) (1) (2) , , , ,53 INDEKS GINI Salah satu ukuran kesenjangan ekonomi yang biasa digunakan adalah Koefisien Gini. Kesenjangan ekonomi diukur dengan seberapa besar perbanding-an distribusi dari pengeluaran dengan distribusi pemerataan ideal (uniform) yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Kesenjangan tersebut diilustrasikan dalam bentuk Kurva Lorenz. Apabila kedua garis distribusi tersebut berimpit, berarti pemerataan pendapatannya sempurna, sedangkan apabila daerah antara kedua garis distribusi tersebut sangat lebar maka pemerataan pendapatannya sangat timpang. Koefisien Gini yang lebih besar dari 0,50 menunjukkan ketimpangan distribusi pendapatan yang cukup serius. Koefisien Gini di Kota Tasikmalaya dari Suseda 2016 mencapai 0,39 yang berarti pemerataan pendapatannya kategori sedang. Keadaan ini mengindikasikan bahwa peningkatan pengeluaran perkapita (pendapatan) penduduk Kota Tasikmalaya belum mampu mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat. Peningkatan pendapatan yang diterima golongan atas lebih besar daripada yang diterima golongan bawah. Gambar Perkembangan Koefisien Gini di Kota Tasikmalaya Tahun LKIP Kota Tasikmalaya 2016

84 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,49 0,37 0,4 0,39 0,37 0,39 0, Tahun Sumber : jabar.bps.go.id dan Suseda 2016 Program dalam rangka mendukung pencapaian sasaran ini adalah sebagai berikut : NO PROGRAM PAGU REALISASI CAPAIAN 1 Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 2 Program peningkatan fasilitas pelayanan pasar 3 Program pengembangan sentra-sentra industri potensial 4 Program pengembangan destinasi pariwisata 5 Program pengembangan kemitraan pariwisata 6 Program pengembangan pemasaran pariwisata 7 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan 8 Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan 9 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak , , , , , , , , ,50 75 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

85 10 Program peningkatan produksi hasil peternakan 11 Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 12 Program peningkatan ketahanan pangan 13 Program penyediaan dan perbaikan infrastruktur pertanian 14 Program peningkatan SDM pertanian 15 Program pemanfaatan potensi sumber daya kehutanan 16 Program pengembangan budidaya perikanan 17 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 18 Program Peningkatan Produksi Perikanan , , , , , , , , , ,89 Salah satu program yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan perekonomian adalah program Gema madani, yaitu Gerakan Masyarakat Mandiri, Berdaya Saing, dan Inovatif (GEMA MADANI) Tahun 2016 Program GEMA MADANI merupakan metamorphosis dari Program Pemberdayaan Kemandirian Kelurahan (P2KK), sebelumnya bernama Program Block Grant yang dimulai pada awal terbentuknya Kota Tasikmalaya di Tahun 2002/2003. Program ini merupakan usaha memberdayakan masyarakat dalam pembangunan ditengah keterbatasan kemampuan keuangan (budget constraint) Pemerintah Kota Tasikmalaya sebagai Daerah Otonom Baru (DOB). Pendekatan Program GEMA MADANI merupakan model perencanaan, penganggaran, dan pembangunan berbasis partisipasi masyarakat yang dikembangkan dengan pendekatan bottom up. Usulan kegiatan yang diajukan 76 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

86 oleh masyarakat dirumuskan dalam Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan (BAPPUK) yang didasarkan pada kajian kebutuhan masyarakat Community Need Assessment ( CNA) Konsep program GEMA MADANI adalah membalikan paradigm pembangunan yang lazim, yaitu Pemerintah Membangun, dalam hal ini pemerintah memfokuskan pada aspek regulasi, stimulasi dan fasilitasi serta diorientasikan pada kebutuhan masyarakat yang disinergikan dengan program Pemerintah Kota Tasikmalaya. Tujuan Program GEMA MADANI adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang infrastruktur, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pengendalian, dan pertanggungjawaban dalam setiap kegiatan. Mengakselerasi terwujudnya Visi Kota Tasikmalaya sebagaimana dimaksudkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tasikmalaya , yaitu: Berlandaskan Iman dan Taqwa, Mewujudkan Kemandirian Ekonomi yang Berdaya Saing Menuju Masyarakat Madani P2KK PERUBAHAN P2KK MENJADI GEMA MADANI GEMA MADANI 1. Nama Program: P2KK 1. Nama Program: GEMA MADANI 2. Pelaksana: TPK P2KK 2. Pelaksana: TPK GEMA MADANI 3. Peran lurah & camat: sekadar legalitas & 3. Peran lurah & camat: sebagai formalitas penanggung jawab 4. Kuota jenis kegiatan: RTLH & Listrik 4. Kuota RTLH & Listrik Gakin ditiadakan 2 kegiatan & dialihkan untuk kegiatan suplai air 5. Proporsi dana kegiatan: a. Infras: 40%; bersih (sumur) b. Ekon: 50%; Sos: 10% 5. Proporsi dana kegiatan: a. Ekon: 60%; 6. Fasilitator: Tidak terlibat Musrenbang b. Infras: 30%; Sosi: 10% (Kontrak Juni/April Desember) 6. Fasilitator: Terlibat Musrenbang 7. Penetapan pajak: Fleksibel (Kontrak Januari Desember) 8. Nilai kegiatan: 150 juta rupaih/kel. 7. Penetapan pajak: Infras: 12% 8. [Nilai kegiatan: tetap, dipotong pajak infras: 12% dari 30%] 77 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

87 Adapun bidang kegiatan pembangunan yang dilaksanakan terdiri dari bidang pembangunan infrastruktur, bidang pengembangan ekonomi dan koperasi dan bidang sosial/kemasyarakatan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan merupakan kesepakatan bersama ditingkat kelurahan yang mengacu kepada Dokumen Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Kelurahan. Pada tahun 2016, alokasi anggaran untuk pelaksanaan Program GEMA MADANI sebesar Rp ,00 yang bersumber dari APBD Kota Tasikmalaya dengan alokasi anggaran setiap kelurahan sebesar Rp ,00. Adapun realisasi anggaran pada tahun 2016 masing-masing kelurahan sebagai berikut : Realisasi Anggaran Gema Madani Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Kecamatan Kelurahan Tahap I (Rp.) Alokasi P2KK Tahap II (Rp.) Keterangan Cihideung 1. Yudanegara , ,00 Terserap 2. Nagarawangi , ,00 Terserap 3. Cilembang , ,00 Terserap 4. Argasari , ,00 Terserap 5. Tugujaya , ,00 Terserap 6. Tuguraja , ,00 Terserap 2. Cipedes 1. Panglayungan , ,00 Terserap 2. Cipedes , ,00 Terserap 3. Nagarasari , ,00 Terserap 4. Sukamanah , ,00 Terserap 3. Tawang 1. Tawangsari , ,00 Terserap 2. Empangsari , ,00 Terserap 3. Lengkongsari , ,00 Terserap 4. Cikalang , ,00 Terserap 5. Kahuripan , ,00 Terserap 4. Indihiang 1. Indihiang , ,00 Terserap 2. Sirnagalih , ,00 Terserap 3. Parakannyasag , ,00 Terserap 4. Panyingkiran , ,00 Terserap 5. Sukamajukaler , ,00 Terserap 6. Sukamajukidul , ,00 Terserap 5. Kawalu 1. Karsamenak , ,00 Terserap 78 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

88 2. Cilamajang , ,00 Terserap 3. Gunungtandala , ,00 Terserap 4. Urug , ,00 Terserap 5. Tanjung , ,00 Terserap 6. Cibeuti , ,00 Terserap 7. Karanganyar , ,00 Terserap 8. Talagasari , ,00 Terserap 9. Leuwiliang , ,00 Terserap 10. Gununggede , ,00 Terserap 6. Cibeureum 1. Setiajaya , ,00 Terserap 2. Setaratu , ,00 Terserap 3. Kersanagara , ,00 Terserap 4. Kotabaru , ,00 Terserap 5. Awipari , ,00 Terserap 6. Setianegara , ,00 Terserap 7. Ciherang , ,00 Terserap 8. Ciakar , ,00 Terserap 9. Margabakti , ,00 Terserap 7. Tamansari 1. Tamansari , ,00 Terserap 2. Mugarsari , ,00 Terserap 3. Tamanjaya , ,00 Terserap 4. Sumelap , ,00 Terserap 5. Setiawargi , ,00 Terserap 6. Mulyasari , ,00 Terserap 7. Sukahurip , ,00 Terserap 8. Setiamulya , ,00 Terserap 8. Mangkubumi 1. Mangkubumi , ,00 Terserap 2. Cigantang , ,00 Terserap 3. Karikil , ,00 Terserap 4. Linggajaya , ,00 Terserap 5. Cipawitra , ,00 Terserap 6. Sambongpari , ,00 Terserap 7. Sambongjaya , ,00 Terserap 8. Cipari , ,00 Terserap 9. Bungursari 1. Bantarsari , ,00 Terserap 2. Cibunigeulis , ,00 Terserap 3. Sukarindik , ,00 Terserap 4. Sukamulya , ,00 Terserap 5. Sukajaya , ,00 Terserap 6. Bungursari , ,00 Terserap 7. Sukalaksana , ,00 Terserap 10. Purbaratu 1. Purbaratu , ,00 Terserap 2. Sukanagara , ,00 Terserap 3. Sukaasih , ,00 Terserap 4. Sukamenak , ,00 Terserap 5. Sukajaya , ,00 Terserap 6. Singkup , ,00 Terserap 79 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

89 JUMLAH , ,00 JUMLAH YANG TERSERAP TAHAP I + TAHAP II ,00 Sumber : TPK Gema Madani Kota Tasikmalaya Penggunaan anggaran Gema Madani untuk bidang pembangunan infrastruktur sebagaimana tabel berikut : Rincian Kegiatan Gema Madani Kota Tasikmalaya Bidang Pembangunan Infrastruktur Tahun 2016 NO JENIS KEGIATAN VOLUME SATUAN Jl. Rabat Beton 16, m' 2 Tpt/Kirmir 2, m' 3 Drainase 2, m' 4 Jln. Pavingblock m' 5 Tempat Wudlu 3.00 unit 6 Gorong-Gorong m' 7 Sarana/Prasarana Posyandu unit 8 Penerangan Jalan Lingkungan unit 9 Roda Sampah unit 10 Sumur Bor/Air Bersih unit 11 Pos Ronda 2.00 unit 12 Mesin Rumput unit 13 Rtlh 8.00 unit 14 Mck 5.00 unit 15 Halaman Pavingblock m2 16 Jembatan 6.00 unit 17 Septictank 1.00 unit 18 Renovasi Kantor Rw 1.00 unit 19 Jalan Hotmik Manual m' 20 Rabat Beton Dan Gorong-Gorong m' 21 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) m' 80 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

90 22 Tong Sampah bh 23 Tembok Benteng m2 24 Tangga m' 25 Bak Kontrol 3.00 unit 26 Rehab Madrasah 1.00 unit 27 Labur Aspal m' 28 Rabat Beton Dan SPAL m' 29 TPT Dan Rabat Beton m' 30 Plat Decker m' 31 Tembok Saluran Irigasi 161 m' 32 Drainase Dan Rabat Beton 161 m' 33 Kirmir Dan Gorong-Gorong 10 m' 34 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) 1 unit Sumber : TPK Gema Madani Kota Tasikmalaya + SASARAN 10 Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja No Indikator Kinerja 1. Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN/PMA (Milyar Rp.) Satuan Rp milyar Target % Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun Target Realisasi % Target Realisasi % 2017 (Akhir RPJMD) Realisasi ikinerja untuk jumalh investor masih belum meningkat dari tahun 81 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

91 2015 dengan jumlah investor dan nilai investasi yang tidak jauh berbeda. Data Investor/Penanaman Modal Asing di lingkungan Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : NO NAMA PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA 1. Heinz ABC Indonesia, PT Perdagangan Besar Minuman dan Makanan lainnya 2. Chang Jui Fang, PT Perdagangan Besar Rokok 3. Hutchison 3 Indonesia, PT Telekomunikasi Satelite 4. Ajinomoto Sales Perdagangan Besar Minuman dan Makanan lainnya 5. Penta Palent, PT Suplier Obat Obat Farmasi 6. Mingfeng, PT Perdagangan Besar Mesin Kantor dan Industri Suku Cadang dan Perlengkapannya 7. PT. Lotte Shopping Perkulakan (menjual secara grosir, barang Indonesia konsumsi) 8. Via Motif Handicraft/kerajinan tangan 9. PT. Alam Kelapa Jaya Pengeringan Gula 10. PT. Luxindo Raya Alat Rumah tangga Total investasi Tahun 2016 sebesar Rp Pencapaian indikator ini merupakan pelaksanaan Urusan wajib Penanaman Modal di Kota Tasikmalaya yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. Dengan kegiatan : - Fasilitasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kota Tasikmalaya - Fasilitasi Dekranasda Kota Tasikmalaya (Bantuan Provinsi Tahun 2012) - Fasilitasi Penyelenggaran Tasik Festival Program ini dilaksanakan oleh Dinas KUMKM Perindag dan dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu. 82 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

92 Beberapa program lintas sektoral yang mendukung pencapaian indikator iadalah sebagai berikut : 1. Tasik Investment Expo and Conference (TIEC) Tasik Invesment Expo and Conference (TIEC) dilaksanakan dalam rangka menjawab tantangan kompetisi di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Konsep kolaborasi dan membangun jaringan menjadi misi Kota Tasikmalaya dalam memasuki era MEA ini, yang dikedepankan bukanlah kompetisi melainkan kolaborasi. Dengan demikian, diharapkan jaringan yang terbentuk akan terbangun dan prinsip bekerjasama saling memperkuat satu sama lain bisa terwujud. Diikuti oleh 50 delegasi dari dalam dan luar kota serta perwakilan negara ASEAN, Jerman, Belgia, Italia, Afrika Selatan dan Palestina 83 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

93 84 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

94 Tujuan dari pelaksanaan kegiatan TIEC adalah : a. Terpublikasikannya potensi Kota Tasikmalaya pada umumnya dan khususnya potensi investasi di wilayah Kota Tasikmalaya kepada masyarakat tingkat Nasional maupun ASEAN b. Membangun jaringan dengan beberapa kota ASEAN yang hadir pada kegiatan ini, yang menjadi modal bagi Kota Tasikmalaya untuk mengembangkan kerjasama lebih lanjut di berbagai biddsng kerjasama dalam rangka pengembangan ekonomi daerah c. Melakukan Branding Kota Tasikmalaya sebagai inisiator kegiatan ini sehingga mampu menarik perhatian masyarakat nasional maupun ASEAN d. Terjalinnya kerjasama antar pelaku usaha, budayawan, akademisi dan stakeholder terkait di tingkat nasional dan ASEAN 85 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

95 Hasil yang dicapai pada kegiatan Tasik Expo and Conference (TIEC) adalah : a. Kerjasama antara Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan Pemerintah Kota Baler Propinsi Aurora Filiphina di bidang pengembangan Pariwisata dan inisisasi Sister city b. kerjasama antara KADIN Kota Tasikmalaya dengan Jaco Singapore Pte. Ltd di bidang pengembangan cluster industri kerajinan c. Kerjasama antara MATTA (Malaysia Tour and Travel Assiciation) dengan Disbudparpora Kota Tasikmalaya de bidang pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan d. Kerjasama antara BPMPPT Kota Tasikmalaya dengan BPMPPT Kota Magelang di bidang Kerjasama Promosi investasi e. Kerjasama antara KADIN Kota Tasikmalaya, kgwebong communication - Afrika Selatan dan Leyte Normal University - Filipina di Bidang Pengembangan Pendidikan, Perpustakaan dan Usaha Kecil dan Menengah f. Kerjasama Antara KADIN Kota Tasikmalaya dengan Puan Noraida Othaman Malaysia di Bidangn pemagangan atau internship siswa SMK 2. Pembangunan akses transportasi Udara Lanud Wiriadinata Salah satu upaya peningkatan akses transportasi sebagai penunjang pertumbuhan perdagangan dan ekonomi masyarakat; Sampai dengan akhir Tahun 2015 Pemerintah Kota Tasikmalaya belum dapat mewujudkan optimalisasi LANUD Wiriadinata sebagai Bandara Umum yang melayani penerbangan sipil, namun pada bulan Oktober 2015 Mabes TNI AU telah memberikan ijin terhadap rencana Optimalisasi LANUD Wiriadinata sebagai Bandara Umum dengan diterbitkannya Surat KASAU Nomor B/420/X/2015 tanggal 6 Oktober 2015 perihal Penggunaan LANUD Wiriadinata sebagai Bandara Umum. Selanjutnya pada tahun 2016 Pemerintah Kota Tasikmalaya bersama dengan TNI Angkatan Udara (LANUD Wiriadinata) terus berupaya mendorong Kementerian Perhubungan untuk merealisasikan pelayanan transportasi udara dari dan ke Kota Tasikmalaya walaupun penyelenggaraan Perhubungan Udara merupakan kewenangan Pemerintah Pusat sebagaimana 86 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

96 amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Sebagai tambahan informasi, kami sampaikan capaian perkembangan Optimalisasi LANUD Wiriadinata sebagai Bandara Umum pada Tahun 2016 sampai awal tahun 2017, yaitu : 1. Pihak Maskapai WINGS AIR (LION AIR GROUP) telah menyatakan siap melayani rute penerbagan dari Halim Perdana Kusuma ke Kota Tasikmalaya (Pulang-Pergi) dengan Surat Nomor : 16/DF-IW/IV/2016 tanggal 26 April 2016, yang menyampaikan bahwa : a. Ijin Slot Time Penerbangan dari Komandan LANUD Halim Perdanakusuma; b. Ijin Slot Time Penerbang dari Angkasa Pura II dan Air Navigasi. 2. PT. Pertamina telah menyampaikan dukungan penyediaan Bahan Bakar Pesawat Udara; 3. Pada tanggal 14 September 2016 telah dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara PT. WINGS AIR dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya (MoU Nomor: 553/Mou-08-Dishubkominfo/2016). 4. Pada tanggal 17 oktober 2016 dilakukan uji coba penerbangan (Proffer Flight) oleh maskapai WINGS AIR dengan Tipe pesawat ATR Pada tanggal 12 November 2016, Kota Tasikmalaya mendapatkan keormatan dengan kunjungan Menteri Perhubungan ke LANUD Wiriadinata sebagai persiapan ijin operasinoal LANUD Wiriadinata sebagai Bandara Umum. 6. Perkembangan terakhir pada tanggal 20 Januari 2017 telah dilaksanakan rapat pembahasan ijin operasional penerbangan sipil di Bandar Udara Wiriadinata bertempat di Ruang Rapat Amahai Direktorat Bandar Udara Gedung Karya Lantai 24 KEMENHUB RI dengan kesimpulan rapat sebagai berikut : a. Disepakati pengelolaan Bandar Udara Wiriadinata akan dikelola oleh Pihak KEMENHUB. b. Akan dibuat MoU antara TNI AU dengan KEMENHUB dan Pemerintah Kota Tasikmalaya. 87 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

97 c. Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mengalokasikan anggaran pada Tahun 2017 untuk pengadaan mobil Fire Fighting Vehicle (PKP-PK) Foam Tender dan mesin peralatan X-Ray. 7. Tindak lanjut poin 6.a., KEMENHUB telah mengeluarkan surat nomor : AU204/2/7/DJPU-DKP2017 tanggal 24 Februari 2017 perihal Tingkat Pelayanan PKP-PK di UPBU Pongtiku Toraja yang menyatakan bahwa PKP- PK yang ada dipinjamkan ke Bandara Wiriadinata Tasikmalaya. Untuk tahapan selanjutnya terkait pengembangan LANUD Wiriadinata, pada Tahun 2017 ini telah diusulkan kegiatan perpanjangan Landasan Pacu sepanjang 600 m sebagai persyaratan minimal untuk jenis pesawat ATR-72 kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan untuk dialokasikan pada Tahun Anggaran Pangkalan Udara Militer Wiriadinata dikembangkan sebagai bandara yang akan melayani penerbangan komersil. Kesepakatan itu dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Jumat 9 Juni Penerbangan akan menghubungkan Bandara Wiriadinata Tasikmalaya dengan Bandara Halim Perdanakusuma. Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan tiga pihak yaitu Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, dan Panglima Komandan Operasi I Imran Baidirus. "Dengan ditandatanganinya naskah MoU tersebut maka mulai hari ini Pangkalan TNI AU Wiriadinata menjadi inclave sipil," kata Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso. Ia melakukan peninjauan bandara itu, Jumat 9 Juni Pengembangan Bandara Wiriadinata bisa menjadi salah satu pemicu pengembangan perekonomian di sebelah selatan Pulau Jawa. "Pengembangan bandara ini adalah permulaan untuk dibukanya penerbangan jalur selatan Jawa. Akan menyusul kemudian dikembangkan bandara di Sukabumi selatan dan Banten selatan. Sesuai hasil rapat di kantor Direktorat Bandar Udara pada 20 Januari 2017, Lanud Wiriadinata akan diserahkan pengelolaannya dari TNI AU kepada Kementerian Perhubungan. Lanud Wiriadinata saat ini telah memiliki Register Bandar Udara No. 022/RBU.BN-DBU/VI/2013. Bagian Kepegawaian Ditjen Perhubungan Udara 88 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

98 akan membuat kajian yang akan dibahas di Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara. Lokasi Bandara Wiriadinata berjarak ±6 kilometer dari pusat Kota Tasikmalaya dan berjarak ±12 kilometer dari terminal tipe A Kota Tasikmalaya. Dari pusat Kota ke lokasi bandara dapat ditempuh lancar dengan waktu tempuh ±15 menit. Jarak lurus Lanud Wiriadinata Tasikmalaya dengan bandar udara di sekitarnya meliputi: Bandara Nusawiru Ciamis ±53 kilometer (4 jam perjalanan darat) Bandara Kertajati Majalengka ±80 kilometer (4,5 jam perjalanan darat) Bandara Cakrabhuwana Cirebon ±73 kilometer (4 jam perjalanan darat) Bandara Tunggul Wulung Cilacap ±90 kilometer (4,5 jam perjalanan darat) 89 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

99 90 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

100 91 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

101 92 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

102 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 98.18%; dilaksanakan oleh BPMPPT. Dengan tercapainya target kinerja, maka terdapat efisiensi anggaran sebesar ,- 93 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

103 SASARAN 11 Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan No Indikator Kinerja 1 Indeks Pendidikan Satuan Target % Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun Target Realisasi % Target Realisasi % 2017 (Akhir RPJMD) indeks 88, , ,39 97,561 88,98 97,09 (Sumber: BPS Kota Tasikmalaya, 2014). Indikator Sasaran Indeks Pendidikan masih dalam perhitungan BPS sehingga data yang dipergunakan adalah data tahun 2015 dan masih menggunakan metode perhitungan lama. Apabila menggunakan angka tahun 2015, maka indikator kinerja indeks pendidikan belum tercapai 100 persen dengan capaian 97,561 % dari target 88,55 point. Indikator Sasaran ini didukung oleh Indikator sasaran pada Dinas Pendidikan diantaranya Angka melek huruf (%) a. Angka rata-rata lama sekolah (tahun) b. Indeks Pendidikan (point) c. Angka kelulusan per jenjang pendidikan (%) d. Persentase pendidikan yang ditamatkan (%) e. Angka Partisipasi Kasar (%) f. Angka Partisipasi Murni (%) Parameter pembangunan pendidikan dapat dilihat dari tinggi rendahnya derajat pendidikan masyarakat. Tingginya derajat pendidikan masyarakat dapat dilihat dari meningkatnya indikator-indikator pendidikan seperti tingginya angka melek huruf dan tingginya angka rata-rata lama sekolah. Untuk mendapatkan angka yang tinggi pada kedua indikator tersebut tentu dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, seperti jumlah sekolah dan ruang kelas/rombongan belajar (rombel) yang mencukupi untuk semua penduduk usia 94 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

104 sekolah, juga banyaknya guru yang mengajar mencukupi untuk semua murid. Selain jumlah guru yang mencukupi, kualitas gurupun sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan (Tabel 1.11). Tingkatan Sekolah Rasio Guru-Murid dan Kelas-Murid di Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Jumlah Jumlah Rasio Guru- Murid Rasio Kelas- Murid Guru Murid (1) (2) (3) (4) (5) 1. SD/MI :20,33 1:33,00 2. SMP/MTs :14,25 1:35,00 3. SMA/SMK/MA :11,17 1:30,00 Sumber: : Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Tahun Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan di Kota Tasikmalaya Tahun 2016 No Kecamatan SD/MI SMP/MTs SMA/MA/S JUMLAH MK (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kawalu Tamansari Cibereum Purbaratu Tawang Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari Cipedes Kota Tasikmalaya Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Tahun LKIP Kota Tasikmalaya 2016

105 Angka partisipasi sekolah (APS) merupakan perbandingan antara jumlah anak usia 7 12; dan tahun yang sedang bersekolah dibagi seluruh jumlah anak usia SD (7 12); usia SMP (13 15) dan usia SMA (16-18). Realisasi APS yang dicapai pada tahun 2016 untuk usia SD/MI sebesar 99,85 persen, artinya dari seluruh penduduk usia 7-12 tahun yang masih bersekolah sebesar 99,85 persen, sisanya 0,15 persen ada yang tidak/belum sekolah dan yang sudah tidak bersekolah lagi (putus sekolah). Sementara itu, angka partisipasi sekolah penduduk usia SMP/MTs sebesar 93,82 persen dan angka partisipasi penduduk usia SMA/MA/SMK sebesar 89,32 persen (Tabel 1.13). Semakin tinggi tingkatan sekolahnya semakin turun tingkat partisipasi sekolahnya. Berbagai alasan yang melatarbelakangi antara lain kekurangan biaya, keterbatasan akses ke sekolah, keharusan untuk mencari nafkah, menikah dan lain-lain.. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota Tasikmalaya Tahun Indikator (1) (2) (3) (4) (5) 1. APS usia 7-12 tahun (SD) 99,74 99,78 99,83 99,85 2. APS usia tahun (SLTP) 93,61 93,70 93,79 93,82 3. APS usia tahun (SMA/K) 89,17 89,26 89,30 89,32 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Tahun Indikator tingkat pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran untuk mengklasifikasikan kualitas seseorang. Asumsi yang berlaku secara umum bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kualitas seseorang, baik pola pikir maupun pola tindakannya. Dalam sudut pandang penduduk sebagai subyek pembangunan, seseorang yang mempunyai kualitas tinggi diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan. Tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk dapat menggambarkan mutu/kualitas sumber daya manusia dalam tingkat pendidikan. 96 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

106 Tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 yang terbanyak adalah tamat SD/sederajat sebanyak 40,85 persen, diikuti tamat SMA/sederajat (20,10 persen), tamat SMP/sederajat (19,85 persen), tidak tamat SD (12,42 persen). Sisanya sebanyak 6,80 persen saja yang mampu menamatkan sekolah hingga perguruan tinggi, berarti dari sebanyak penduduk usia 10 tahun ke atas, hanya 68 orang yang berkesempatan menyelesaikan pendidikan tinggi (Diploma, Akademi, Perguruan tinggi).(tabel 1.14) Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin di Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Penduduk 10 Tahun Keatas Pendidikan Yang ditamatkan Laki-laki Perempuan Laki- Laki+Perempuan (1) (2) (3) (4) 1. < SD 11,06 13,77 12,42 2. SD/MI/Sederajat 40,01 41,68 40,85 3. SMP/MTS/Sederajat 20,07 19,63 19,85 4. SMA/Sederajat 21,97 18,22 20,10 5. Akademi/PT 6,89 6,7 6,80 Jumlah (%) Sumber : BPS Kota Tasikmalaya, Tahun Semakin besar proporsi penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA /sederajat keatas), maka menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dasar yang telah dicapai juga semakin tinggi, implikasinya angka melek huruf juga akan semakin mendekati angka 100. Angka melek huruf merupakan persentase penduduk 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 1.15 berikut ini memperlihatkan Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan di Kota Tasikmalaya Tahun LKIP Kota Tasikmalaya 2016

107 Angka Melek Huruf dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. Angka melek huruf juga menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media, menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Berikut Angka Melek Huruf di Kota Tasikmalaya Tahun 2015 (Tabel 1.15). 5. Angka Melek Huruf (AMH) dan Indeks Melek Huruf Menurut Kecamatan di Kota Tasikmalaya, 2015 No. Kecamatan AMH (Persen) Indeks Melek Huruf Ranking (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kawalu 99,86 99, Tamansari 99,58 99, Cibeureum 99,93 99, Purbaratu 99,94 99, Tawang 99,96 99, Cihideung 99,98 99, Mangkubumi 99,90 99, Indihiang 99,96 99, Bungursari 99,36 99, Cipedes 99,95 99,95 4 Kota Tasikmalaya 99,82 99,82 Sumber: BPS Kota Tasikmalaya, Tahun Parameter pembangunan pendidikan dapat dilihat dari tinggi rendahnya derajat pendidikan masyarakat dengan indikator antaralain tingginya angka melek huruf (AMH) dan tingginya angka rata-rata lama sekolah (RLS). Untuk mendapatkan angka yang tinggi pada kedua indikator tersebut tentu dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, seperti jumlah sekolah dan ruang 98 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

108 kelas/rombongan belajar (rombel) yang mencukupi, banyaknya guru yang mengajar telah mencukupi untuk semua murid serta kualitas gurupun sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan (Gambar 1.11). Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas di Kota Tasikmalaya Tahun Sumber: BPS Kota Tasikmalaya, Tahun Gambar mengilustrasikan perkembangan angka melek huruf Kota Tasikmalaya periode yang terus bergerak naik mendekati angka 100, dari 98,80 persen pada tahun 2006, merangkak naik menuju 99,20 persen di tahun 2007, dan seterusnya sampai pada tahun 2015 mencapai 99,82 persen. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan sebuah proses yang panjang dan hasilnya pun tidak dapat dilihat atau dirasakan secara instan. Belum tercapainya angka melek huruf sebesar 100 dikarenakan masih adanya penduduk usia tua (56 tahun ke atas) yang belum bisa membaca dan menulis karena memang belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Meskipun telah dilakukan berbagai program untuk memberantas buta aksara, diperlukan kesabaran dan keuletan tinggi untuk membujuk mereka agar kembali memiliki minat mengakses informasi dunia luar dengan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. 99 LKIP Kota Tasikmalaya 2016

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH - 125 - BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya dipertegas melalui strategi pembangunan daerah yang akan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN - 107 - BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan 1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa efisiensi

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I.5. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjabarkan dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Banjar Tahun 2014-2018 ke dalam pilihan program prioritas di masing-masing

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 BULAN : NOPEMBER 2014 NO 1 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA OLAHRAGA, PARIWISATA DAN 46.877.699.625,00 82,74 20.845.634.092,00

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 - PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KaT A BLITAR KOTABUTAR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan akuntabel serta berorientasi pada

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan adanya pembagian/klasifikasi urusan pemerintahan yang

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 No Prioritas Daerah Sasaran Program SKPD 1 Peningkatan Mutu Pendidikan - Meningkatnya pemerataan dan kualitas pendidikan anak usia sekolah

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.130,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN A. Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD Kabupaten Pati tahun 2012 2017 merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Pati Tahun

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban 1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang demokratis.

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 1. Latar Belakang Dengan adanya Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN TABEL 3.2 MATRIKS NO 1. Pemantapan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian 1 Peningkatan peluang usaha dibidang agribisnis 2 Peningkatan ketahanan pangan pertanian 3 Peningkatan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Dengan memperhatikan target capaian Indikator Kinerja Utama yang termuat dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 dan capaian tahun 2014 maka ditetapkan

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 29 Desember 2016 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pasal 18 ayat (7) Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci