BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Mikroskopik Mikroskopik pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri. Kandungan sel dapat langsung dilihat di bawah mikroskop atau dilakukan pewarnaan. Sedangkan untuk pemeriksaan anatomi jaringan dapat dilakukan setelah penetesan pelarut tertentu, seperti kloralhidrat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel seperti amilum dan protein sehingga akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop (Djauhari, 2012) Makroskopik Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ makhluk hidup. Identitas makroskopis didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, dan karakteristik permukaan (WHO, 2011) Struktur Histologi Paru-paru Paru-paru Paru-paru merupakan sepasang organ terletak di dalam rongga dada pada tiap-tiap sisi dari daerah pusat atau mediastinum, yang berisi jantung dan pembuluh darah besar, esofagus, bagian bawah trakea dan sisa-sisa kelenjar timus (Tambajong, 1996). 11

2 Bronkus Trakea bercabang menjadi dua bronki, masing-masing menuju ke tiap belahan paru-paru. Di dalam paru-paru brokus bercabang berulang-ulang menjadi pipa yang semakin halus (Campbell, 2010). Paru-paru kanan lebih besar daripada paru-paru kiri dan dibagi menjadi tiga lobusoleh fissura interlobaris. Paru-paru kiri dibagi menjadi dua lobus (Price dan Wilson, 1995). Paru-paru dibungkus oleh membran serosa yang disebut pleura (Bloom and Fawcett, 1994). Pleura yang melapisi rongga dada disebut pleura parietalis. Pleura yang menyelubungi paruparu disebut pleura visceralis. Diantara pleura parietalis dan pleura visceralis terdapat suatu lapisan tipis cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan permukaan bergerak selama pernapasan dan untuk mencegah pemisah thoraks dan paru (Price and Wilson, 1995) Bronkiolus Bronkiolus adalah jalan nafas intralobular bergaris tengah 5 mm atau kurang, tidak memiliki tulang rawan maupun kelenjar dalam mukosanya (Junqueira, 1997). Bronkiolus merupakan cabang kecil yang membawa udara dari bronkus ke alveoli paru-paru (Nordmann, 2012).Bronkiolus didefinisikan sebagai melakukan saluran udara berdiameter kurang dari 1 mm yang tidak memiliki tulang rawan di dindingnya (Cagle, 2008). Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa bronkiolus merupakan percabangan saluran udara dari bronkus yang berbentuk intralobular dengan diameter 5 mm dan tidak memiliki tulang rawan.

3 Bronkiolus terminalis Gambar 2.1 Bronkiolus terminalis (bagian melintang). Pewarnaan: hematoxylin dan eosin. Sumber: Eroschenko, 2008 Bronkiolus terminal (membran bronkiolus) adalah bronkiolus yang paling distal yang tidak mengandung alveoli dan memiliki kolumnar ephitelium sederhana (mukosa bronchiolar) yang tersusun dari sel kolumnar bersilia dan sel clara yang tidak bersilia, lapisan otot polos, dan jaringan ikat adventitia (Cagle, 2008). Bronkiolus terminalis juga memiliki sel clara. Sel ini tidak memiliki silia, pada bagian apikalnya terdapat kelenjar sekretorik dan diketahui mensekresi glikosaminoglikan yang mungkin melindungi lapisan bronkiolus (Junqueira, 1997).

4 Bronkiolus respiratorius Gambar 2.2 Bronkiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveoli. Pewarnaan: HE Sumber: Eroschenko, 2008 Bronkiolus respiratorius merupakan saluran pendek bercabang-cabang dengan panjang 1-4 mm, biasanya bergaris tengah kurang dari 0,5 mm berasal dari bronkiolus terminalis (Tambajong, 1996). Bronkus terminalis bercabang menjadi bronkiolus repiratorius yang ditandai dengan mulai adanya kantongkantong udara (alveolus) berdinding tipis. Adapun fungsi dari bronkiolus respiratorius ini sebagai peralihan antara bagian konduksi dan bagian respirasi dari sistem pernapasan. Mukosa bronkiolus respiratorius secara struktural identik dengan ada pada bronkiolus terminalis kecuali dindingnya yang diselingi oleh banyak alveolus sakular tempat terjadinya pertukaran gas. Bagian dari bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel kuboid bersilia dan sel clara. Tetapi tepi muara alveolus, epitel bronkiolus menyatu dengan sel-sel pelapis alveolus gepeng (sel alveolus tipe I). Makin distal, makin banyak alveolusnya, dan jarak di antaranya makin kecil. Diantara alveolus, epitel bronkiolusnya terdiri atas epitel kuboid bersilia itu hilang

5 15 pada bagian yang lebih distal. Otot polos dan jaringan ikat elastis terdapat di bawah dari bronkiolus respiratorius (Junqueira, 1997) Duktus alveolaris Duktus alveolaris merupakan saluran berdinding tipis, berbentuk kerucut, dilapisi oleh epitel selapis gepeng (Tambajong, 1996). Semakin ke distal pada bronkiolus respiratorius, jumlah muara alveolus ke dalam dinding bronkiolus semakin banyak hingga dinding seluruhnya terempati dan tabung ini disebut duktus alveolaris. Duktus alveolaris dan alveolus keduanya dilapisi oleh sel alveolus gepeng yang sangat halus (Junqueira, 1997). Duktus alveolaris bermuara kedalam atrium, yang berhubungan dengan sakus alveolaris, dua atau lebih sakus alveolaris timbul dari setiap atrium. Banyak serat elastin dan retikulin membentuk jalinan rumit sekitar muara atrium, sakus alveolaris, dan alveoli. Serat-serat elastin memungkinkan alveolus mengembang sewaktu inspirasi dan berkontraksi secara pasif selama ekspirasi. Serta-serat retikulin berfungsi sebagai penunjang yang mencegah pengembangan yang berlebihan dan pengerusakan pada kapiler-kapiler halus dan septa alveolaris yang tipis (Junqueira, 1997) Alveolus Alveolusadalah benjolan (evaginasi) dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan sakus alveolaris yang berbentuk menyerupai kantung, bergaris tegah kurang dari 200 µm. Alveoli merupakan bagian terminal dari percabangan bronkus, alveolilah yang memberikan spons pada paru (Utami, 2015). Struktur dinding alveolus dikhususkan untuk memudahkan dan memperlancar difusi antara

6 16 lingkungan luar dan dalam. Umumnya setiap dinding terletak diantara 2 alveolus yang bersebelahan sehingga disebut sebagai septum atau dinding interalveolus Septum alveolaris Gambar 2.3 Dinding alveolus dan sel alveolus. Pewarnaan: HE Sumber: Eroschenko, 2008 Septum atau dinding interalveolus adalah setiap dinding yang terletak diantara dua alveolus. Satu septum interalveolus terdiri atas dua lapis epitel gepeng tipis, dan mengandung kapiler, fibroblas, serat elastin, retikular, makrofag, kapiler, dan matrik jaringan ikat membentuk interstisium. Satu sistem interalveolus terdiri dari 2 lapis epitel selapis pipih, dan mengandung kapiler, fibroblas, serat elastin, serat retikular dan makrofag (Junqueira, 1997). Septum interalveolus terdiri dari 5 jenis sel utama, yaitu sel endotel kapiler (30%), sel alveolus tipe I (gepeng) (8%), sel alveolus tipe II (septal, alveolar besar) (16%), sel interstisial, termasuk fibroblas dan sel mast (36%), dan makrofag alveolar (10%) (Junqueira et al, 1997).

7 Radikal Bebas Pengertian radikal bebas Radikal bebas merupakan atom atau gugus apa saja yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan yang dapat bertindak sebagai akseptor elektron. Karena jumlah elektron ganjil, maka tidak semua elektron dapat berpasangan (Utami,2015). Radikal bebas merupakan molekul yang relatif tidak stabil dengan atom yang orbit terluarnya memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan (Khaira, 2010). Elektron-elektron yang tidak berpasangan inilah menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang elektron molekul lain yang ada disekitarnya Macam-macam radikal bebas Radikal bebas atau oksidan di dalam tubuh manusia secara umum dibagi menjadi dua yaitu radikal bebas endogen dan radikal bebas eksogen (Herliansyah, 2001). 1. Radikal/okasidan endogen Radikal/oksidan endogen merupakan radikal bebas yang diproses secara enzimatik maupun non enzimatik dan diproduksi di dalam tubuh manusia.contohnya adalah: a. Superoksida (O 2 ) b. Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 ) c. Radikal Hidroksil (OH 0 ) d. Radikal Peroksil (RCOO 0 ) e. Radikal Organik (R 0 )

8 18 2. Radikal/Oksidan eksogen Radikal eksogen yaitu radikal yang berasal dari lingkungan dan bahan yang berasal dari luar tubuh manusia yang dapat dimakan. Radikal bebas eksternal dapat berasal dari asap rokok, ozon, nitrogen oksida, dan asap kendaraan bermotor, obat-obatan tertentu seperti pestisida, radikal bebas yang didapatkan dari proses pengolahan makanan yang akrab dengan kehidupan sehari-hari adalah menggoreng makanan, membakar, atau memanggang. Proses pengolahan makanan dengan menggoreng, membakar, atau memanggang dengan suhu terlalu tinggi sebaiknya tidak sering dilakukan karena menimbulkan radikal bebas, dan minyak goreng yang dipakai berkali-kali, serta tidak layak dipakai dapat melepaskan senyawa peroksida dan epoksida yang bersifat karsinogenik (Khaira, 2010) Dampak negatif dari senyawa-senyawa oksigen reaktif Stress oksidatif merupakan suatu keadaan dimana adanya ketidakseimbangan antara oksidan yang berlebihan dan ketersediaan antioksidan yang kurang memadai, hal ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas. Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat reaktif, apabila tidak diinaktivasi dapat merusak molekul disekitarnya. Dampak negatif dari radikal bebas yang ditimbulkan antara lain: 1. Peroksidasi lipid Ini terjadi bila asam lemak tak jenuh terserang radikal bebas. Dalam tubuh, reaksi antar zat gizi tersebut dengan radikal bebas akan menghasilkan peroksidasi yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel, yang dianggap salah satu

9 19 penyebab terjadinya berbagai penyakit degeneratif (kemerosotan fungsi tubuh) (Anies, 2009). 2. Kerusakan protein Terjadinya kerusakan protein akibat serangan radikal bebas ini termasuk oksidasi protein yang mengakibatkan kerusakan jaringan tempat protein itu berada (Anies, 2009). 3. Kerusakan DNA Kerusakan oksidatif basa DNA terjadi karena reaksinya dengan spesies oksigen reaktif (ROS), kandungan senyawa kimia dalam asap rokok akan mengakibatkan mutasi pada deoxyribonucleic acid (DNA) (Fitria, 2013) Rokok Deskripsi Rokok Rokok merupakan salah satu polutan berupa gas yang mengandung berbagai bahan kimia antara lain nikotin, karbon monoksida, tar, dan eugenol (Tohomi, 2014). Rokok ini adalah olahan tembakau yang menggunakan atau tanpa bahan tambahan Kandungan rokok Satubatang rokok yang dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia beracun. Secara umum bahan-bahan ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas (92%) dan komponen padat atau partikel(8%). Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Sedangkan partikelnya berupa tar, indol, nikotin,

10 20 karbarzol dan kresol (Indra, 2015). Banyaknya kandungan zat kimia yang beracun dalam rokok ini menyebabkan timbulnya banyak penyakit paru-paru Jenis Rokok Berdasarkan Bahan Bakunya 1. Rokok Kretek Rokok kretek dapat didefinisikan sebagai rokok dengan atau tanpa filter yang menggunakan tembakau rajangan, dicampur dengan cengkeh rajangan, digulung dengan kertas sigaret, boleh memakai bahan tambahan kecuali yang tidak diizinkan. Rokok kretek dicirikan oleh bau dan rasanya yang khas serta bunyi mengeretek yang timbul dari pembakaran cengkeh yang terkandung dalam rokok kretek tersebut (Soetiarto,1995). Rokok kretek lebih berbahaya daripada rokok putih, karena kandungan tar, nikotin, dan karbon monoksida di dalamnya lebih tinggi daripada rokok biasa. Selain itu rokok kretek dibuat dengan bahan baku cengkeh yang mengandung zat anestetik. Adanya kandungan zat ini mampu menurunkan panas yang dirasakan saat menghisap asap rokok, sehingga perokok bisa menghisap lebih lama dan lebih dalam (Widodo, 2006) Rokok kretek mengandung campuran tembakau 30% dan bunga cengkeh kering 40%. Kandungan tar, nikotin, dan karbon monoksida rokok kretek lebih tinggi daripada rokok putih. Rokok kretek mempunyai kadar nikotin dan tar 2-3 kali lebih besar dari rokok putih. Setiap batang rokok kretek menghasilkan mg tar, 1,9-2,6 mg nikotin, dan mg karonmonoksida (Hashim, 2005). Cengkeh (bunga cengkeh) sebagai bahan campuran dalam rokok kretek ternyata mengandung zat aktif eugenol berkadar tinggi, yaitu 82-87%. Kandungan

11 21 ini setara dengan mg eugenol bagi setiap 1 gram bunga cengkeh kering. Rokok kretek yang beredar di pasaran saat ini mengandung zat aktif eugenol hingga 12,92 mg per batang, dan diperkirakan sebanyak 7 mg eugenol dihisap masuk ketika merokok. Eugenol memberi efek toksik pada sistem saraf pusat/ memberi kesan khayal dan menyebabkan karies yang spesifik pada gigi (Cattaneo, 2000). Rokok kretek mengandung sejumlah bahan reaktif molekuler kimia termasuk reaktif oksigen dan zat radikal. Rokok kretek terdapat lima zat kimia yang tidak terdapat pada rokok putih non cengkeh. Bahan tersebut antara lain eugenol, acetyl eugenol, B-caryophyllene, x-humulene serta caryophyllene epoksida. 2. Rokok Putih Rokok putih merupakan rokok yang hanya berisikan daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, biasanya berisikan filter penyaring pada bagian yang akan dihisap. Kadar nikotin dalam asap rokok putih lebih besar daripada dalam asap rokok kretek berfilter ataupun tanpa filter (Arta, 2014). 3. Rokok Klembak Rokok klembak adalah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa serta aroma tertentu (Salam (1983) dalam Purbasari, 2010). Berita online yang dipublis oleh radarjogja (2016) menyebutkan bahwa rokok klembak yang dipasarkan di warung-warung dengan harga lebih murah memiliki kandungan kadar nikotin yang lebih besar dibandingkan rokok yang lain. Berita online

12 22 kompas (2008) juga menyebutkan bahwa hasil penelitian orang yang terpapar asap dupa atau kemenyan dalam waktu lama berisiko lebih tinggi mengidap penyakit kanker seperti kanker mulut, lidah, dan kanker paru-paru. Paparan terhadap asap dupa atau kemenyan dalam waktu lama dapat memperbesar risiko mengalami jenis-jenis kanker yang menyerang alat pernafasan bagian atas serta kanker paru-paru squamous. Jenis kanker paru-paru squamous merupakan kanker yang banyak ditemukan pada perokok. Beragam tanaman dan minyak digunakan sebagai bahan pembuat dupa. Ketika dibakar, bahan campuran ini terbukti menghasilkan zat yang menyebabkan kanker (karsinogen) yang ditemukan pada asap tembakau. Karenanya, banyak penelitian telah menguji hubungan antara asap dupa yang terhirup ke paru-paru dengan kanker. Penelitian terbaru dengan memantau orang sehat dalam waktu yang lama sebagai upaya dalam memahami pengaruh paparan asap dupa atau kemenyan terhadap risiko kanker mendapatkan hasil paparan dalam waktu yang lama dan sering terhadap pembakaran dupa atau kemenyan berhubungan dengan peningkatan risiko signifikan dari squamous cell cancers pada organ pernafasan bagian atas Bahaya rokok Rokok mengandung banyak sekali zat kimia yang bersifat racun dalam sebatang rokok. Apabila setiap hari mengonsumsi rokok, maka racun-racun tersebut akan terakumulasi bertahun-tahun di dalam tubuh perokok. Hal tersebut menyebabkan timbulnya penyakit berbahaya. Kemkes (2015) menyampaikan

13 23 bahwa ada beberapa penyakit yang berbahaya yang diakibatkan oleh merokok diantaranya: 1. Penyakit paru-paru. Efek dari perokok yang paling pertama merusak organ tubuh akibat asap rokok adalah paru-paru. Asap rokok tersebut terhirup dan masuk ke dalam paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia. 2. Penyakit impotensi dan organ reproduksi. Efek bahaya merokok bagi kesehatan lainnya adalah bisa mengakibatkan impotensi, kasus seperti ini sudah banyak dialami oleh para perokok. Sebab kandungan bahan kimia yang sifatnya beracun tersebut bisa mengurangi produksi sperma pada pria. Bukan hanya itu saja, pada pria juga bisa terjadi kanker di bagian testis 3. Penyakit lambung. Menghisap rokok adalah aktifitas otot di bawah kerongkongan semakin meningkat. Otot sekitar saluran pernafasan bagian bawah akan lemah secara perlahan, sehingga proses pencernaan menjadi terhambat. Bahaya merokok bagi kesehatan juga bisa dirasakan sampai ke lambung, karena asap rokok yang masuk ke sistem pencernaan akan menyebabkan meningkatnya asam lambung. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin akan menjadi penyakit yang lebih kronis seperti tukak lambung yang lebih sulit diobati. 4. Resiko stroke. Pada perokok aktif bisa saja menderita serangan stroke, karena efek samping rokok bisa menyebabkan melemahnya pembuluh darah. Ketika pelemahan tersebut terjadi dan kerja pembuluh darah terhambat bisa menyebabkan serangan radang di otak. Hal itulah yang bisa beresiko terjadi

14 24 stroke meskipun orang tersebut tidak ada latar belakang darah tinggi atau penyakit penyebab stroke lainnya. Penyebab stroke tersebut bersumber dari kandungan kimia berbahaya seperti nikotin, tar, karbon monoksida, dan gas oksidan yang terkandung dalam rokok. Sehingga bahaya merokok bagi kesehatan terkena stroke hampir 50% terjadi pada seorang perokok aktif. Penyakit-penyakit tersebut tidak hanya mengancam pada perokok aktif saja, juga mengancam perokok pasif. Banyak masalah kesehatan yang diakibatkan merokok dalam masyarakat adalah penyakit paru yaitu emfisema, bronkitis, kanker paru-paru, pneumonia. Emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru disertai distruksi jaringan. Emfisema merupakan kelainan dimana terjadinya kerusakan pada dinding alveolus yang akan menyebabkan overdistensi permanen ruang udara. Perjalanan udara akan terganggu akibat dari perubahan ini. Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema merupakan akibat dari adanya destruksi dinding (septum) di antara alveoli, jalan napas kolaps sebagian dan kehilangan elastisitas untuk mengerut atau recoil. Pada saat alveoli dan septum kolaps, udara akan tertahan di antara ruang alveolus dan di antara parenkim paru-paru (Somantri, 2007). Berdasarkan penjelasan tersebut, emfisema dapat diartikan sebagai penyakit paru dimana kondisi ruang udara alveolus mengalami pembesaran atau pelebaran yang disebabkan destruksi septum alveolus. Menurut Cui (2011) bahwa merokok merupakan penyebab utama penyakit emfisema.

15 25 Gambar 2.4 Emfisema dengan pewarnaan HE. Sumber: Cui, 2011 Penyakit paru akibat merokok lainnya adalah bronkitis. Bronkitis merupakan penyakit yang ditandai dengan peradangan akut atau kronis pada tabung bronkus. Peradangan mungkin disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri) atau paparan iritasi (merokok atau penghirupan polutan kimia atau debu). Merokok adalah penyebab utama bronkitis kronis. Proses inflamasi menghambat aktivitas karakteristik silia, yaitu untuk menjebak dan menghilangkan polutan. Peradangan juga meningkatkan sekresi lendir. Area dinding bronkus yang meradang menjadi bengkak, dan lendir berlebih bisa menghalangi jalan napas. Pada bronkitis kronis, epitel permukaan dapat mengalami hiperlasia dan kehilangan epitel pseudostratifikasi yang sering digantikan oleh epitelium skuamosa. Proses ini disebut metaplasia skuamosa (Cui, 2011). Kanker paru-paru juga gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh merokok. Kanker paru-paru juga disebut kanker bronkus yang ditandai dengan tidak terkendalinya pertumbuhan sel dalam jaringan paru, terutama sel-sel yang melapisi bagian pernapasan. Sel yang dihasilkan tidak akan berkembang menjadi

16 26 sel sehat (Hashemi, 2013). Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus = bronchogenic carcinoma) Hubungan Asap rokok terhadap Histologi dan Kerusakan jaringan Paru-paru Asap rokok terdiri atas asap primer dan asap skunder. Asap primer merupakan asap yang langsung dihirup oleh perokok (perokok aktif), sedangkan asap sekunder sebagai hasil dari pembakaran tembakau pada ujung rokok (perokok pasif). Asap sekunder paling berbahaya dibandingkan dengan asap primer karena lebih banyak mengandung toksik. Menurut Indra (2015) menyatakan bahwa secara umum bahan kimia yang terdapat dalam rokok dibagi menjadi 2 komponen, yaitu komponen gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%). Asap rokok yang dihirup akan masuk ke dalam saluran pernapasan dan berujung pada paru-paru, sehingga organ yang terkena dampak secara langsung akibat radikal bebas asap rokok adalah paru-paru. Radikal bebas yang terkandung dalam rokok yaitu semikuinon, dan radikal hidroksil, nitrogen oksigen, dan hidrogen peroksida. Oksigen yang bersifat radikal bebas sebenarnya juga diproduksi di dalam sel sebagai akibat proses respirasi yang meggunakan oksigen (MacNee & Rahman (1999) dalam Marianti, 2009). Keadaan normal antioksidan endogen masih mampu melindungi sistem dalam tubuh, akan tetapi penambahan radikal bebas yang terus menerus dari lingkungan (eksogen) akibat paparan asap rokok menyebabkan antioksidan endogen tidak mampu melindungi sistem di dalam tubuh. Oksidan dalam asap rokok

17 27 menimbulkan respon inflamasi dalam saluran pernapasan yang dapat memicu timbulnya Reactive Oksigen spescies (ROS). Reactive oksigen species (ROS) merupakan radikal bebas yang berupa oksigen dan turunannya yang sangat reaktif. ROS yang diproduksi secara endogen dihasilkan pada saat terjadinya metabolisme oksidatif dalam tubuh. ROS tidak hanya terdiri atas molekul oksigen tanpa pasangan elektron seperti superoksida (O 2 - ), radikal hidroksil (OH ), dan nitrit oksida (NO). Molekul oksigen yang memiliki elektron berpasangan tersebut diantaranya hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), asam hipoklorous (HOCl) dan anion peroksinitrit (ONOO). Pembentukan ROS dipengaruhi oleh sel-sel inflamasi. Paparan asap rokok yang terus menerus, kadar radikal bebas dalam tubuh semakin meningkat akan menyebabkan stress oksidatif pada jaringan paru. Stress oksidatif menurut Dekhuijzen (2004) dalam Marianti, 2009 juga menyebabkan munculnya respon imun lokal, peningkatan resiko infeksi dan akibat-akibat yang lebih buruk serta berujung pada penurunan fungsi paru. Stress oksidatif juga akan memicu peningkatan jumlah makrofag dan neutrofil pada jaringan paru. Peningkatan jumlah makrofag turunan metaloprotease yaitu gelatinosa A dan B, matrilisin, dan makrofag metaloprotease berkolerasi dengan kerusakan jaringan ikat yang menyebabkan emfisema. Makrofag ini terbukti mendegradasi elastin dan kolagen. Sedangkan neutrofil yang semakin meningkat adalah prekursor emfisema (Churg, 2002). Stress oksidatif menurut Arief (2002) dapat menyebabkan peroksidasi lipid, peroksidasi lipid ini diawali dengan nitrogen oksida (NO) yang terdapat pada asap

18 28 rokok. NO mudah menyerang molekul yang mempunyai ikatan rangkap kemudian bereaksi dengan O 2 menghasilkan senyawa nitrogen dioksida (NO 2 ). NO 2 ini dapat mengabstraksi atom hidrogen dari Poly Unsaturated Faty Acid (PUFA) dan menstimulasi peroksidasi lipid. Selain itu NO dan NO 2 juga dapat bereaksi dengan H 2 O untuk membentuk radikal hidroksi (OH). Radikal hidroksi ini sangat reaktif dan menjadi faktor penyebab terjadinya peroksidasi lipid dalam tubuh. Peroksidasi lipid akan menimbulkan kerusakan sel dan inflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel alveolar makrofag sebagai pertahanan pertama, aktivasi sel tersebut akan menyebabkan dilepaskannya faktor kemotatik neutrofil, seperti interleukin 8 dan leukotrien B4 yang merangsang neutrofil melepaskan protease yang dapat merusak jaringan ikat parenkim paru dengan menyebabkan terjadinya elastisitas berlebihan pada paru sehingga timbul kerusakan dinding alveolar dan hipersekresi mukus (Al idrus, 2014). Selain itu stress oksidatif akibat paparan asap rokok menyebabkan aktivasi proteinase dan inaktivasi α1-at. Aktifnya proteinase menyebabkan reaksi inflamasi dengan mengaktivasi transkrip NF- k B yang akan menginduksi transkripsi gen-gen penyebab inflamasi. Selain inflamasi terjadi pula kerusakan sel-sel epitel alveolus yang menyebabkan terjadinya kematian sel. Kematian sel tersebut disebabkan oleh peningkatan apoptosis akibat stress oksidatif (Demedts, 2006) Hubungan Asap Rokok terhadap Makroskopik Paru-paru Organ paru-paru akibat paparan asap rokok akan mengalami perubahan warna, yaitu paru-paru akan tampak lebih merah, pucat, dan kehitaman. parubahan ini terjadi disebabkan oleh reaksi peradangan paru-paru. Reaksi

19 29 peradangan akut dapat terjadi pada organ paru-paru mencit yang terpapar asap rokok. Menurut Kardena (2011) bahwa reaksi peradangan akut ini dapat mengakibatkan pembuluh darah yang berada di daerah septa alveoli mengalami peningkatan permeabilitas dan bervasodilatasi untuk mengaktivasi sel-sel pertahanan tubuh lalu bermigrasi keluar vaskuler yang selanjutnya melakukan reaksi berupa fagositosis atau ke tingkat imunitas yang lebih spesifik. Vasodilatasi vaskuler inilah menyebabkan volume darah yang ada di sekitar jaringan yang mengalami peradangan bertambah, sehingga organ paru-paru tampak kemerahan atau mengalami hyperemia. Paru-paru yang berwarna pucat terjadi karena sel-sel atau jaringan pada paru-paru telah mengalami kematian sel atau nekrosis. Nekrosis yang terjadi pada tingkat sel tanpa diikuti dengan hemoragi dapat menyebabkan perubahan warna jaringan menjadi lebih pucat, selain itu diduga akibat kekurangan suplai darah. Paru-paru akan berwarna lebih gelap kehitaman apabila nekrosis pada sel atau jaringan disertai dengan adanya perdarahan. Menurut Retnowati (2009) bahwa paru-paru normal akan tampakberwarna pink dan multilobularis Mencit (Mus musculus) Mencit (Mus musculus) termasuk hewan mamalia pengerat yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak (Akbar, 2010). Mencit (Mus musculus) liar atau rumahan adalah hewan satu spesies dengan Mus musculus laboratorium. Semua galur Mus musculus laboratorium sekarang ini merupakan keturunan dari Mus musculus liar sesudah melalui peternakan selektif

20 30 (Smith (1988) dalam Muliani, 2011). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut : Gambar 2. 5 Mencit (Mus musculus) Sumber: Dokumen Pribadi, 2017 Phylum Sub phylum Class Ordo Family Genus : Chordata : Vertebrata : Mammalia : Rodentia : Muridae : Mus Species : Mus musculus(sumber: Akbar, 2010) Mencit (Mus musculus) memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil, berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit (Mus musculus) harus senantiasa bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga kisarannya antara 18-19ºC serta kelembaban udara antara 30-70%. Mencit betina ataupun jantan dapat dikawinkan pada umur 8 minggu (Akbar, 2010). Berat badan bervariasi, tetapi umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai gram. Mus

21 31 musculus liar dewasa dapat mencapai gram pada umur enam bulan atau lebih (Muliani, 2011). Tabel 2.2 Data Biologi Mencit (Kusumawati (2004) dalam Muliani, 2011) Kriteria Jumlah Berat Badan (Jantan) gram Lama hidup 1-3 tahun Temperatur tubuh 36,5 o C Kebutuhan air Ad libtum Kebutuhan makanan 4-5 g/hari Pubertas hari Glukosa 62,8-176 mg/dl Kolesterol 26,0-82,4 mg/dl SGOT 23,2-48,4 UI/I SGPT 2,10-23,8 UI/I Mencit sering digunakan dalam penelitian dengan pertimbangan hewan tersebut memiliki beberapa keuntungan yaitu daur estrusnya teratur dan dapat dideteksi, periode kebuntingannya relatif singkat, dan mempunyai anak yang banyak, serta terdapat keselarasan pertumbuhan dengan kondisi manusia (Akbar, 2010). Alasan lain mencit dipilih menjadi subjek eksperimental, sebagai bentuk relevansinya pada manusia. Walaupun mencit mempunyai struktur fisik dan anatomi yang jelas berbeda dengan manusia, tetapi mencit adalah hewan mamalia yang mempunyai beberapa ciri fisiologi dan biokimia yang hampir menyerupai manusia. Terutama dalam aspek metabolisme glukosa melalui perantara hormon insulin. Disamping itu, mempunyai jarak gestasi yang pendek untuk berkembangbiak (Syahrin (2006) dalam Selvia, 2013 ).

22 Penggunaan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Sumber belajar adalah semua sumber termasuk pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang dapat dipergunakan peserta didik baik secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk gabungan untuk menfasilitasi kegiatan belajar dan meningkatkan kinerja belajar (Abdullah,2012). Sumber belajar (learning resources) dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan, dalam proses pembelajaran (Navy, 2013). Berdasarkan paparan di atas, dapat diklasifikasikan bahwa sumber belajar ada yang berbasis manusia, sumber belajar berbasis cetakan, sumber belajar berbasis visual, sumber belajar berbasis audio-visual, dan sumber belajar berbasis komputer (Abdullah, 2012). Dengan demikian, sumber belajar adalah semua sumber baik itu pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar yang dapat mempermudahkan peserta didik menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut. Sumber belajar dapat dipandang dalam 2 segi yaitu proses dan produk. Makna sumber belajar dari segi proses yang dapat dicapai adalah berkaitan dengan kepentingan pengembangan keterampilan belajar biologi, dan serangkaian proses sains yang dimulai dari perumusan masalah hingga penarikan kesimpulan. Segi produk berkaitan dengan kepentingan untuk pengembangan terutama fakta dan konsep yang diperoleh dari penelitian. Menurut Djohar (1987) bahwa proses atau produk hasil penelitan yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar harus memenuhi syarat-syarat pemanfaatan sumber belajar sebagai berikut:

23 33 a. Kejelasan potensinya b. Kejelasan sasarannya c. Kesesuaian dengan tujuan belajar d. Kejelasan informasi yang dapat diungkap e. Kejelasan pedoman eksplorasi f. Kejelasan perolehan yang diharapkan Hasil penelitian yang telah memenuhi syarat-syarat pemanfaatan sumber belajar kemudian dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. kegiatan pembelajaran yang dimaksud berupa kegiatan praktikum siswa di laboratorium, penyediaan media pembelajaran, diskusi hasil pengamatan dan lain-lain. Hasil penelitian yang telah diseleksi dan dimodifikasi kemudian dirancang menjadi sumber belajar berupa poster. Perlunya pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk poster yaitu sebagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk membantu guru metransformasi ilmu kepada siswanya. Selain itu poster juga sebagai sumber informasi bagi siswa SMA kelas IX materi struktur dan fungsi sel pada sistem pernapasan. Jennah (2009) menyatakan bahwa tujuan media poster adalah 1)Menggembangkan kemampuan visual 2) Mengembangkan daya imajinasi anak 3) Membantu mengembangkan dan meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan didalam kelas 4) Mengembangkan daya kreatifitas siswa. Poster menonjolkan kekuatan pesan, visual, dan warna. Pesan yang dibuat singkat, jelas, dan komunikatif, warna-warna yang digunakan kontras dan kuat,

24 34 dan poster didesain semenarik mungkin ini mampu menangkap perhatian siswa dan mempermudah daya ingat siswa terhadap pesan atau informasi yang terdapat di dalam poster tersebut. Menurut Sulistyono (2015) bahwa poster sebagai media pembelajaran mengacu pada pemanfaatan media gambar yang digunakan sebagai alat atau sarana untuk berkomunikasi antara guru dan siswa. Media poster berfungsi sebagai media yang mengandung anjuran atau larangan, dimana media poster ini terdiri dari lambang kata atau simbol yang sangat sederhana (Maiyena, 2013). Jadi dengan adanya poster ini mempermudah siswa SMA kelas XI memperoleh informasi dan pegetahuan mengenai struktur dan fungsi sel pada sistem pernapasan. Selain itu juga dapat mengajak siswa agar menghindari asap rokok ataupun rokok itu sendiri demi kesehatannya. Pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar berupa poster, maka menurut Janed, 2010 perlu diperhatikan cara pengorganisasian pesan yang ada pada poster kepada siswa yaitu: 1. Menentukan sasaran poster 2. Menentukan penerapanposter 3. Menentukan format poster 4. Merancang beberapa draft kasar tentang apa yang akan dicantumkan dalam poster. 5. Menyederhanakan informasi yang ingin disebarkan. 6. Memilih foto (gambar, grafik, atau tabel yang mendukung dan dapat menjelaskan pesan yang ingin disampaikan. 7. Memilih judul yang menarik.

25 35 8. Memeriksa semua teks, termasuk foto dan keterangan grafik. 9. Menentukan bentuk huruf, ukuran, dan jarak. 10. Menentukan warna latar belakang, grafis. 11. Membuat sketsa desain poster yang akan dibuat. Poster yang baik harus memenuhi kriteria tingkat keterbacaan (readability), mudah dilihat (visibility), mudah dimengerti (legibility), serta komposisi yang baik. Kriteria keterbacaan mencakup ukuran font yang digunakan. Ukuran minimal yang disarankan untuk tulisan yang dimuat dalam media poster adalah 24 pt. Sementara itu, kriteria mudah dilihat mencakup pemilihan warna pada teks dan warna pada latar poster. Jumlah warna yang disarankan untuk digunakan adalah 2-3 warna. Warna pada teks harus saling kontras dengan warna pada latar (Sulistyono, 2015). Poster harus dibuat semenarik mungkin tanpa mengabaikan ketentuanketentuan pembuatan poster, oleh karena itu judul poster harus menarik dan jelas tetapi bisa menggambarkan secara keseluruhan dari isi poster. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam poster harus bahasa komunikatif dan tidak berbelit-belit, karena tujuan poster sendiri merupakan sebuah sarana komunikasi dan informasi. Sehingga informsi-informasi yang ada dalam poster dapat tersampaikan kepada pembaca. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai acuan atau pendukung penulis dalam melakukan penelitian. Peneletian terdahulu yang dimaksudkan berupa teori-teori atau temuan-temuan dari hasil berbagai penelitian sebelumnya seperti jurnal, tesis,

26 36 maupun skripsi yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian penulis, sehingga dapat memperkaya teori. Fokus penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan atau pendukung yaitu terkait dengan asap rokok dan lama paparannya. Hasil penelitian Triana (2013) bahwa morfologi paru mencit jantan pada kelompok perlakuan paparan asap rokok elektrik rasa tembakau murni menunjukkan perbedaan warna pau-paruyaitu memiliki warna putih kemerahan serta agak gelap, ditemukan juga bercak-bercak hitam di permukaan paru-paru. Sedangkan warna paru-paru pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan paparan asap rokok elektrik rasa strawberry tidak jauh berbeda yaitu memiliki warna putih kemerahan dan tekstur yang kenyal. Tidak hanya morfologi, Triana (2013) juga melakukan pengamatan histologi paru-paru mencit jantan, hasil penelitiannya pemberian asap rokok elektrik pada mencit secara statistik tidak memberikan kerusakan terhadap membran alveolus, lumen alveolus, dan hubungan antar alveolus. Sedangkan pengamatan mikroskopis ada kecenderungan asap rokok elektrik menyebabkan lumen alveolus melebar, hubungan antar alveolus yang merenggang, dan sel-sel endotelium pada membran tidak terlihat. Nurjannah, 2015 juga melakukan peneitian dengan permasalahan yang sama yaitu asap rokok. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terjadi kerusakan struktur mikroanatomi paru-paru, alveolusparu-apru yang terpapar asap rokok terlihat melebar, sel epitelium tidak berinti, sel endothelium tidak tampak di sekeliling membran alveolus dan hubungan antar alveolus merenggang.

27 37 Hasil penelitian Arkeman (2006) tentang efek vitamin C dan E terhadap sel goblet saluran nafas pada tikus akibat pajanan asap rokok dengan pejanan asap rokok sebanyak 8 batang dalam waktu 30 menit setiap hari selama 20 hari, menunjukkan terjadi perubahan histologi pada jaringan paru berupa kerusakan sel goblet. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata presentase sel goblet pada perlakuan kontrol negatif sebesar 51,2 ± 17,23 sel/mm lebih besar dibandingkan dengan kontrol positif yang tanpa diberi pejanan asap rokok yaitu rata-rata presentase sel gobletnya 20,3 ± 7,94 sel/mm. Togatorop (2013) juga melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian filtrat daun katuk terhadap gambaran histopatologi paru mencit yang terpapar asap rokok, hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan kontrol negatif (dipapari asap rokok selama 20 hari, 1 batang rokok/ 1,5 jam/hari) tanpa pemberian filtrat daun katuk berpengaruh tinggi terhadap tingkat kerusakan paru. Kerusakan tersebut ditandai dengan terbentuknya lesi kongesti, inflamasi, degenerasi hidroponik, serta nekrosis.

28 Kerangka Konseptual Penelitian ini secara garis besar dapat dituliskan dalam bentuk kerangka konsep seperti berikut ini: Asap Rokok Radikal bebas Meningkatnya Reactive Oxygen Species (ROS) di dalam tubuh Dihirup masuk ke dalam tubuh Stress Oksidatif Meningkatnya jumlah makrofag dan neutrofil NO+O 2 = NO 2 NO+H 2 O = OH Sequestrasi neutrofil Peroksidasi lipid Infiltrasi sel radang ~ Aktivasi proteinase ~ Inaktivasi α 1 -AT Proteolisis ~ Kerusakan protein ~ Mendegradasi elsatin dan kolagen membran Destruksi septum alveolus Gambar 2.6 Kerangka konsep pengaruh asap berbagai jenis rokok terhadap gambaran makroskopik dan mikroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)

29 Hipotesis 1. Ada pengaruh paparan asap dari berbagai jenis rokok terhadap gambaran mikroskopik paru-paru mencit jantan. 2. Ada pengaruh lamanya paparan terhadap gambaran mikroskopik paruparu mencit jantan. 3. Ada pengaruh paparan asap dari berbagai jenis rokok terhadap gambaran makroskopik paru-paru mencit jantan. 4. Ada pengaruh lamanya paparan terhadap gambaran makroskopik paru-paru mencit jantan. 5. Interaksi antara asap berbagai jenis rokok dan lamanya paparan mempengaruhi gambaran mikroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus) 6. Interaksi antara asap berbagai jenis rokok dan lamanya paparan mempengaruhi gambaran makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus) 7. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi SMA kelas XI

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan ancaman besar bagi kesehatan di dunia (Emmons, 1999). Merokok memberikan implikasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni sesungguhnya (True Experimental Research) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan banyak penyakit dan mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global World Health Organization

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan penyakit ganas

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran hutan telah menjadi masalah bukan hanya di Indonesia tetapi juga berdampak regional di Asia Tenggara yang berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis dengan uji one way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test membuktikan bahwa adanya perbedaan pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan, air, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun lalu. Sekitar satu milyar penduduk dunia merupakan perokok aktif dan hampir 80% dari total tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual, sedikitnya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi (Straight,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan organ respiratorik yang berfungsi dalam pertukaran udara antara O2 dan CO2. 1 Patologi yang terjadi pada saluran napas, terutama paru dapat disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia, sebanyak 31,4% orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok oleh seseorang individu

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah China, USA dan Rusia. Jumlah batang rokok yang dikonsumsi di Indonesia terutama rokok kretek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah infertilitas pria merupakan masalah yang menunjukkan peningkatan dalam dekade terakhir ini. Infertilitas yang disebabkan oleh pria sebesar 50 %, sehingga anggapan

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah konsumen rokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India. Tidak

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Itik Cihateup Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan tempat asalnya. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa ketinggian menimbulkan stress pada berbagai sistem organ manusia. Tekanan atmosfer menurun pada ketinggian, sehingga terjadi penurunan tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di Indonesia. Jumlah perokok di seluruh dunia saat ini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan zat kimia yang dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh. Penggunaan alkohol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri saat ini makin berkembang, dari satu sisi memberi dampak positif berupa bertambah luasnya lapangan kerja yang tersedia dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan. ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mengetahui kualitas spermatozoa tikus putih jantan dewasa (Rattus sp.) setelah diberikan paparan asap rokok dan ekstrak buah juwet (Syzygium cumini L.) telah dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk hidup pasti melakukan aktivitas fisik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh karena adanya kontraksi otot

Lebih terperinci

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA Oleh : Maulana Hudan Daromi, S.Pd Reaksi kimia pernafasan O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi Energi berfungsi untuk memberikan kekuatan manusia dalam beraktifitas Alat

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan

DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan - Sudah tak asing lagi dalam pengetahuan kita, bahwa merokok memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Seseorang yang telah lama merokok mempunyai prevalensi tinggi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 4 Sumber: www.brighamandwomans.org Sistem Pernapasan pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan dan martabat manusia.

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan penyakit diabetes (Senturk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia masih hidup sampai saat ini karena setiap saat selalu bernafas menghirup udara. Secara garis besar, sistem pernafasan terdiri dari paru-paru dan susunan saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil. Jumlah Penurunan Glomerulus Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus musculus L.) setelah diberi perlakuan pajanan medan listrik tegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk hidup. Senyawa radikal bebas mencakup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan jenis unggas petelur maupun pedaging yang cukup produktif dan potensial disamping ayam. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang memiliki daya merusak cukup besar terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis penyakit, baik lokal seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Di perkirakan setiap tahun 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

SOAL IPA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN SMP NEGERI 14 KOTA TASIKMALAYA

SOAL IPA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN SMP NEGERI 14 KOTA TASIKMALAYA Pilahan Ganda SOAL IPA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2009 2010 SMP NEGERI 14 KOTA TASIKMALAYA 1. Perkecambahan di dalam tanah disebut a. epigeal c. hipokotil b. epikotil d. hypogeal 2. Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patofisiologi Kelainan Paru akibat Paparan Uap/Gas BBM Secara fisiologis sebelum masuk ke paru udara inspirasi sudah dibersihkan dari partikel debu dan asap yang memiliki diameter

Lebih terperinci

Jenis Rokok Kandungan Rokok

Jenis Rokok Kandungan Rokok BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok 2.1.1. Defenisi Rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Rokok adalah silinder dari kertas

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan dan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai hubungannya dengan berbagai macam penyakit seperti kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanpa disadari, setiap hari semua orang membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup karena makanan merupakan sumber utama penghasil energi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik Cihateup termasuk kedalam jenis unggas air yang memiliki sifat fisiologik terbiasa dengan air dan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas-unggas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat dibutuhkan makhluk hidup sebagai logam esensial dalam proses metabolisme dan juga sebagai co-faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah pola hidup masyarakat yang saat ini cenderung tidak

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1.200-1.500 gram. Pada orang dewasa ± 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi ± 1/18 dari berat

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Infertilitas merupakan masalah yang memiliki angka kejadian yang cukup besar di Indonesia. Penyebab infertilitas pria dipengaruhi oleh banyak faktor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) 2.1.1 Definisi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) atau juga dikenali sebagai Chronic Obstructive

Lebih terperinci

Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan)

Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan) Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan) Alat pernapasan pada Vertebrata meliputi: insang (branchia), paru-paru (pulmo). Pada dasarnya alat-alat tersebut berbeda bentuknya tetapi sama fungsinya. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang. agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujungnya yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang. agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujungnya yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak seluruhnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC

Lebih terperinci