BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah ; (1) menyiapkan

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah jenjang pendidikan vokasi untuk menciptakan tenaga terampil dan siap kerja. Seperti dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS, SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara rinci misi penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah ; (1) menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi, (3) menyiapkan tenaga kerja trampil tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan kerja saat ini dan masa mendatang, serta (4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, siap berkembang, beradaptasi serta kreatif. Keberhasilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat di ukur dari seberapa besar para lulusan dapat terserap dalam dunia kerja. Kenyataanya tidak sesuai dengan yang diharapkan karena realitasnya bahwa baru 33,33% lulusan SMK bekerja sesuai keahliannya (DEPDIKBUD, 1994:3) rendahnya daya serap dunia kerja disebabkan rendahnya kompetensi lulusan SMK. Salah satu faktor penyebab rendahnya kompetensi adalah dalam proses belajar mengajar dalam menyampaikan materi guru masih menggunakan metode konvensional dimana pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered teaching). Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru yang aktif sedangkan siswa pasif hanya mendengarkan sehingga tidak ada interaksi antara guru dan siswa dan materi yang disampaikan tidak bisa terserap sepenuhnya oleh siswa. 1

2 digilib.uns.ac.id 2 Yang terjadi hanya guru memindahkan ilmu sehingga pengalaman belajar siswa tidak tercipta seperti yang diharapkan. Padahal belajar hanya bisa terjadi jika terjadi aktivasi dalam proses pembelajaran. Makna sebenarnya tentang mengajar adalah sebuah tindakan seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya (Moore dalam Rosyada, 2004: 91). Dalam buku peringkat pembelajaran KTSP SMK yang diterbitkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2009) menyatakan bahwa mengajar (teaching) pada hakikatnya adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan diri, dan cara-cara belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan pembelajaran berpusat pada siswa maka siswa-siswa dengan bimbingan guru, memiliki tanggung jawab yang lebih banyak dalam mengkontruksi pengetahuan sendiri (McCombs & Miller, 2007:2). Sebagai upaya untuk memperbaiki rendahnya kompetensi tersebut dibutuhkan perbaikan metode sebab penggunaan metode merupakan satu aspek yang berperan dalam memperbaiki proses sekaligus hasil pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Untuk mengembangkan metode pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasikan metode-metode tersebut serta dengan penggunaan metode yang cocok dengan kondisi peserta didik akan tercipta suasana pembelajaran yang nyaman dan semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3 digilib.uns.ac.id 3 Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu bentuk tujuan pembelajaran berupa prestasi belajar siswa yang memuaskan. Hal ini dikarenakan pencapian prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, untuk itu kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar yang merupakan tolok ukur utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang dan digunakan sebagai indikator mutu pendidikan. Pencapaian prestasi belajar pada siswa dipengaruhi banyak faktor; 1) faktor internal yaitu fisiologi dan psikologi, fisiologi terdiri dari kondisi fisik secara umum dan kondisi panca indera. Psikologi terdiri dari kecerdasan atau intelegnsi, sikap, minat,motivasi, belajar; 2) Faktor eksternal merupakan faktor yang muncul dari luar siswa, seperti faktor lingkungan, metode mengajar dan sistem evaluasi. Penilaian hasil belajar siswa, disamping menilai kecakapan selama menerima pelajaran, komponen hasil pembelajaran juga mencakup kecakapan akademik (Slameto,2010). Kemandirian belajar merupakan salah satu unsur yang penting untuk menekankan pada aktifitas siswa dalam belajarnya yang penuh tanggung jawab atas keberhasilan dalam belajar, karena sikap mandiri seseorang tidak terbentuk secara mendadak,namun melalui proses sejak masa anak-anak. Dalam perilaku mandiri antara tiap individu tidak sama, kondisi ini dipengaruhi oleh banyak hal. Hal yang memperngaruhi atau faktor penyebab sikap mandiri seseorang itu dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu. Berbagai faktor mempengaruhi seseorang, antara lain adalah faktor yang berasal dari luar seperti keluarga,sekolah, dan masyarakat. Faktor kemandirian yang lain adalah faktor yang berasal dari dalam diri murid yaitu fisiologis dan psikologis. Kemandirian belajar

4 digilib.uns.ac.id 4 siswa, akan menuntut mereka untuk aktif baik sebelum pelajaran berlangsung dan sesudah proses belajar. Murid yang mandiri akan mempersiapkan materi yang akan dipelajari. Sesudah proses belajar mengajar selesai, murid akan belajar kembali mengenai materi yang sudah disampaikan sebelumnya dengan cara membaca atau berdiskusi. Sehingga murid yang menerapkan belajar mandiri akan mendapat prestasi lebih baik jika dibandingkan dengan murid yang tidak menerapkan belajar mandiri. Salah satu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar dan kemandirian belajar yang sudah diterapkan di negara-negara Amerika adalah metode pembelajaran flipped classroom. Metode flipped classroom adalah metode dimana dalam proses belajar mengajar tidak seperti pada umumnya, yaitu dalam proses belajarnya siswa mempelajari materi pelajaran dirumah sebelum kelas dimulai dan kegiatan belajar mengajar dikelas berupa mengerjakan tugas, berdiskusi tentang materi atau masalah yang belum dipahami siswa. Dengan mengerjakan tugas disekolah diharapkan ketika siswa mengalami kesulitan dapat langsung dikonsultasikan dengan temannya atau dengan guru sehingga permasalahannya dapat langsung dipecahkan. Dengan penggunaan metode flipped classroom siswa dapat mempelajari materi dalam waktu yang tidak terbatas seperti ketika belajar di kelas. Metode flipped classroom merupakan metode yang dapat meningkatkan prestasi belajar seperti yang dikemukakan oleh Lambert (2012:23) pada tahun ajaran 2011/2012 di Sekolah Menengah Atas yang terletak di negara bagian Byron dengan menerapkan metode flipped classroom prestasi belajar matematika siswa meningkat hal ini dibuktikan dengan siswa yang lulus dengan tepat waktu mencapai 94,5%. Dengan menggunakan Metode flipped classroom siswa dituntut untuk lebih mandiri karena siswa harus belajar terlebih dahulu materi sebelum memasuki kelas.

5 digilib.uns.ac.id 5 Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang Pengaruh Metode Pembelajaran Flipped Classroom dan Diskusi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri di Kabupaten Klaten. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian permasalahan di atas, dapat diidentifikasi beberapa hal terkait dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1. Guru-guru SMK Negeri di Kabupaten Klaten masih banyak menggunakan metode diskusi dan tanya jawab dalam mengajar mata pelajaran Akuntansi 2. Diskusi pada mata pelajaran Akuntansi tidak berjalan dengan baik karena siswa kurang aktif dalam pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang diuraikan di atas, dapat dipersempit dengan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penggunaan metode flipped classroom dan diskusi pada mata pelajaran Akuntansi kelas X SMK Negeri di Kabupaten Klaten. 2. Peningkatan kemandirian siswa dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. 3. Peningkatan prestasi belajar akuntansi dan kemandirian siswa dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa siswa lebih aktif, metode flipped classroom dan metode diskusi

6 digilib.uns.ac.id 6 D. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan metode Flipped Classroom dan metode Diskusi terhadap prestasi belajar Akuntansi kelas X Akuntansi SMK Negeri di Kabupaten Klaten? 2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara kemandirian belajar tinggi dan kemandirian belajar rendah terhadap prestasi belajar Akuntansi kelas X Akuntansi SMK Negeri di Kabupaten Klaten? 3. Apakah terdapat interaksi pengaruh penggunaan metode pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri di Kabupaten Klaten? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh antara pembelajaran menggunakan meode flipped classroom dan metode diskusi terhadap prestasi belajar Akuntansi kelas X Akuntansi SMK Negeri di Kabupaten Klaten. 2. Untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh antara kemandirian belajar tinggi, dan kemandirian belajar rendah terhadap prestasi belajar Akunatnsi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri di Kabupaten Klaten. 3. Untuk mengetahui adakah interaksi pengaruh penggunaan metode pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri di Kabupaten Klaten.

7 digilib.uns.ac.id 7 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran khusunya pada mata pelajaran akuntansi. 2) Siswa lebih termotivasi dan berminat mengikuti pembelajaran b. Bagi Guru 1) Membantu guru dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam proses belajar mengajar. 2) Membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan metode pembelajaran flipped classroom dan metode diskusi. 2. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan masukan tentang pengembangan pembelajaran dengan penggunaan metode pembelajaran flipped classroom dan metode diskusi.