ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD DAN UTANG OBLIGASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD DAN UTANG OBLIGASI"

Transkripsi

1 KEGIATAN BELAJAR 4 ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD DAN UTANG OBLIGASI Sumber : Uraian Materi PENERAPAN PROSES PENCATATAN PERSEDIAAN Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Definisi persediaan meliputi sebagai berikut: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; 3. Dalam bentuk bahan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Terdapat dua sistem pencatatan persediaan yaitu sistem fisik (physical system) dan sistem pencatatan terus menerus (perpetual system). Berikut adalah penjelasannya: 1. Pencatatan sistem inventarisasi fisik/periodik Pencatatan sistem inventarisasi fisik (physical system), atau disebut juga pencatatan sistem periodik (periodical system). Sistem ini biasa digunakan oleh perusahaan yang menjual barang secara eceran, jenis barang yang beragam, dengan harga satuan tiap jenis barang relatif rendah, contohnya swalayan. Dalam penerapan sistem inventarisasi fisik, harga

2 pokok barang yang dijual dihitung tiap akhir periode, setelah fisik barang yang tersedia di gudang diperiksa lalu dicatat dengan prosedur pencatatan sebagai berikut: a. Transaksi pembelian barang dicatat dengan mendebit akun pembelian dan kredit utang dagang atau kas, seharga pembelian. Transaksi yang bersangkutan dicatat juga dalam kartu persediaan barang yang bersangkutan; b. Biaya angkut pembelian dicatat dengan mendebit akun biaya angkut pembelian dan mengkredit akun kas; c. Transaksi retur pembelian kredit atau pengurangan harga, dicatat dengan mendebit akun utang dagang dan kredit akun retur pembelian dan pengurangan harga. Dalam kartu persediaan, transaksi tersebut dicatat sebagai mutasi keluar; d. Potongan pembelian yang timbul karena pembayaran utang dalam periode potongan, dicatat dengan mendebit utang dagang dan mengkredit akun potongan pembelian; e. Transaksi penjualan barang dicatat dengan mendebit akun piutang dagang atau kas dan kredit akun penjualan seharga penjualan. Untuk barang-barang yang secara teknis harga pokok penjualannya sulit dihitung (contohnya barang yang jenisnya banyak dan harga satuan relatif kecil), transaksi penjualan tidak dicatat dalam kartu persediaan namun hanya dicatat jumlah satuannya saja; f. Transaksi retur penjualan kredit dan pengurangan harga dicatat dengan mendebit akun retur penjualan dan kredit akun piutang dagang; g. Potongan penjualan yang timbul karena debitor membayar dalam periode potongan,dicatat dengan mendebit akun potongan penjualan dan mengkredit akun kas. Contoh Soal: Berikut adalah transaksi jual beli yang dilakukan oleh perusahaan dagang UD. Agustin selama bulan Juli 2017, sistem pencatatan barang dagangan yang digunakan adalah sistem periodik: Tanggal Transaksi 2 Juli Dibeli barang dagangan secara tunai dari CV Aditya seharga Rp , dengan ongkos angkut sebesar Rp (ditanggung oleh pembeli) 5 Juli Dijual barang dagangan kepada Firma Naufal seharga Rp dengan syarat 4/10 n/30 FOB Shipping Point, biaya pengiriman terlebih dahulu dibayarkan oleh UD. Agustin sebesar Rp

3 6 Juli Diterima kas Rp untuk pengembalian barang dagangan yang dibeli dari CV Aditya 8 Juli Dikirimkan nota kredit kepada Firma Naufal atas pengembalian barang dagangan yang rusak senilai Rp Juli Dibeli barang dagangan dari UD Kamila sebesar Rp syarat 2/10 n/30 FOB Shipping Point, biaya pengiriman Rp telah dibayarkan terlebih dahulu oleh UD Kamila 12 Juli Dijual barang dagangan kepada CV Nugraha sebesar Rp syarat 5/10 n/30 FOB Destination Point, ongkos angkut yang dibayarkan UD Agustin sebesar Rp Juli Dikirimkan nota debet kepada UD Kamila atas pengembalian barang dagangan yang cacat sebesar Rp Juli Diterima pembayaran dari Firma Naufal sebagai pelunasan seluruh utang usahanya 19 Juli Pembayaran seluruh utang usaha kepada UD Kamila Pertanyaan: Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi selama bulan Juli 2017 pada pembukuan UD. Agustin! Jawaban: 2 Juli Pembelian Ongkos angkut masuk Kas Juli Piutang usaha Penjualan Kas Juli Kas Retur pembelian Juli Retur penjualan Piutang usaha Juli Pembelian

4 Ongkos angkut masuk Utang usaha Juli Piutang usaha Ongkos angkut keluar Penjualan Kas Juli Utang usaha Retur pembelian Juli Kas Piutang usaha Juli Utang usaha Kas Potongan pembelian Pencatatan Sistem Perpetual Pencatatan sistem perpetual/pencatatan terus menerus, atau dikenal juga sebagai metode balance permanen. Sistem ini lebih cocok untuk pencatatan persediaan barang yang jenisnya tidak terlalu banyak dan harga satuan tiap jenis barang relatif tinggi dengan prosedur pencatatan sebagai berikut: a. Transaksi pembelian barang: 1) Harga pembelian dicatat debit akun Persediaan dan kredit akun Utang dagang; 2) Biaya angkut pembelian dicatat debit akun persediaan dan kredit akun Kas; 3) Harga pokok barang yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan barang yang bersangkutan sebagai mutasi masuk. b. Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga: 1) Harga pembelian barang yang dikembalikan atau pengurangan harga, dicatat debit akun utang dagang dan kredit akun Persediaan; 2) Harga pokok barang yang dikembalikan dicatat dalam kartu persediaan yang bersngkutan sebagai mutasi keluar.

5 c. Potongan pembelian yang timbul karena pembayaran utang dalam periode potongan, dicatat debit akun Utang dagang dan kedit akun persediaan. d. Transaksi penjualan kredit: 1) Harga penjualan barang dicatat debit akun Piutang dagang dan kredit akun Penjualan; 2) Harga pokok barang yang dijual (harga pokok penjualan), dicatat debit akun harga pokok penjualan dan kredit akun Persediaan; 3) Harga pokok barang yang dijual dicatat dalam kartu persediaan barang yang besangkutan sebagai mutasi keluar. e. Transaksi retur penjualan kredit dan pengurangan harga 1) Harga penjualan barang yang diterima kembali atau pengurangan harga yang diberikan, dicatat dengan mendebit akun retur penjualan dan kredit akun piutang dagang; 2) Harga pokok barang yang diterima kembali dicatat debit akun persediaan dan kredit akun Harga Pokok Penjualan. Contoh Soal: Berikut ini adalah transaksi jual beli yang dilakukan oleh UD. Kencana Sakti selama Desember 2017 dengan sistem perpetual: 4 Desember Dibeli barang dagangan secara tunai dari UD Adiguna Rp dengan ketentuan FOB destination point, ongkos pengangkutan Rp dibayar oleh UD Adiguna 11 Desember Dijual barang dagangan kepada UD Umami seharga Rp syarat 1/15 n/30, FOB shipping point. Harga pokok penjualan sebesar 80% harga jual dengan ongkos angkut Rp dibayarkan terlebih dahulu oleh UD. Kencana Sakti 12 Desember Diterima kas Rp untuk pengembalian barang dagangan yang telah dibeli dari UD Adiguna 18 Desember Dibeli barang dagangan dari UD Karlita Rp syarat FOB shipping point, 2/10 N/30, dengan ongkos angkut Rp dibayarkan terlebih dahulu oleh penjual 20 Desember Dikirimkan nota kredit kepada UD Umami atas pengembalian barang dagangan yang tidak sesuai spesifikasi Rp Desember Dibayar seluruh utang usaha kepada UD Karlita 24 Desember Diterima pembayaran dari UD Umami

6 29 Desember Dijual barang dagangan secara tunai kepada UD Bina Marga Rp FOB destination point, dengan harga pokok penjualan 80% dari harga jual dengan ongkos angkut Rp dibayarkan oleh UD. Kencana Sakti Pertanyaan: Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi selama bulan Desember 2017 pada pembukuan UD. Kencana Sakti! Jawaban: 4 Desember Persediaan barang dagangan Kas Desember Piutang usaha Penjualan Kas Harga pokok penjualan Persediaan barang dagangan Desember Kas Persediaan barang dagangan Desember 20 Desember Persediaan barang dagangan Utang usaha Retur penjualan Piutang usaha Persediaan barang dagangan Harga pokok penjualan Desember 24 Desember 29 Desember Utang usaha Kas Persediaan barang dagangan Kas Potongan penjualan Piutang usaha Kas

7 Penjualan Harga pokok penjualan Persediaan dagangan barang Ongkos angkut keluar Kas B. PENERAPAN METODE PERSEDIAAN Terdapat tiga metode untuk menghitung besarnya nilai persediaan yaitu sebagai berikut (Hery, 2017): 1. FIFO (First-In, First-Out) Dalam metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini tidak berarti bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali akan dijual sebab penekanannya bukan pada fisik barangnya melainkan harga pokoknya. Jadi, dengan metode FIFO yang menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok barang yang terakhir kali dibeli. 2. LIFO (Last-In, First Out) Dalam metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini tidak berarti bahwa barang yang terakhir kali dibeli adalah barang yang pertama kali akan dijual sebab penekanannya bukan pada fisik barangnya melainkan harga pokoknya. Jadi dalam metode LIFO yang menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok barang yang pertama kali dibeli. 3. Average (biaya rata-rata) Dalam metode Average (biaya rata-rata), nilai persediaan akhir berdasarkan rata-rata harga pokok barang yang tersedia untuk dijual. Dengan asumsi terjadi inflasi (peningkatan harga barang), apabila: 1. Perusahaan menggunakan metode FIFO dalam menilai persediaan akhirnya, maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang paling besar, harga pokok penjualan yang paling kecil, dan laba kotor serta laba bersih yang paling besar.

8 2. Perusahaan menggunakan metode LIFO dalam menilai persediaan akhirnya, maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang paling kecil, harga pokok penjualan yang paling besar, dan laba kotor serta laba bersih yang paling kecil. 3. Perusahaan menggunakan metode Average dalam menilai persediaan akhirnya, maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba kotor serta laba bersih berada di antara hasil FIFO dan LIFO. Contoh Soal: Berikut ini adalah ringkasan data transaksi pembelian dan penjualan barang dagang yang dilakukan oleh PT. Kamila Jaya sepanjang bulan Januari 2018: Tanggal Keterangan Kuantitas (Unit) Harga Perolehan Per Unit 1 Januari Persediaan Awal 120 Rp Januari Penjualan Januari Penjualan 96 Rp Januari Penjualan Januari Penjualan Januari Penjualan 60 Rp Januari Penjualan 60 Rp Pertanyaan: Apabila metode pencatatan adalah metode perpetual, hitunglah nilai persediaan akhir PT. Kamila Jaya dengan metode penilaian persediaan FIFO, LIFO, dan Average!

9 Jawaban: 1) Metode FIFO Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total 1 Jan juta ,8 juta ,2 juta ,16 juta ,2 juta 20,16 juta ,2 juta ,52 juta ,64 juta ,04 juta ,6 juta ,2 juta ,6 juta 13,2 juta ,2 juta ,6 juta 26,4 juta 2) Metode LIFO Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total 1 Jan juta ,8 juta ,2 juta ,16 juta ,2 juta 20,16 juta ,08 juta ,04 juta ,2 36 juta ,2 juta ,2 juta 10,08 juta 7,2 juta 5,04 juta 7,2 juta 5,04 juta 13,2 juta 7,2 juta 5,04 juta 26,4 juta

10 3) Metode Average Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total 1 Jan juta ,8 juta ,2 juta ,16 juta ,7 27,36 juta ,7 9,95 84 juta ,7 17,41 juta ,7 4,975 juta ,2 juta ,2 juta ,7 12,436 juta ,636 juta ,836 juta

11 C. ANALISIS Cost of Goods Sold (CGS) Definisi Cost of Goods Sold atau disebut juga Harga Pokok Penjualan adalah laporan yang menggambarkan kondisi harga perolehan suatu barang yang terjual dan rugi laba yang di peroleh. Cost of Goods Sold penting untuk mengetahui nilai nominal dari barang yang terjual sehingga hanya ada pada perusahaan yang memiliki persediaan barang dagangan saja (perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang) sedangkan perusahaan jasa tidak memiliki Harga Pokok Penjualan. Cost of Goods Sold atau Harga Pokok Penjualan memiliki beberapa komponen antara lain sebagai berikut ( 1. Persediaan Awal Barang Dagangan Persediaan awal barang dagangan merupaka persediaan barang dagangan yang tersedia di awal periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagangan terdapat dalam neraca saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahum sebelumnya. 2. Persediaan Akhir Barang Dagangan Persediaan akhir barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan yang tersedia di akhir periode atau akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode. 3. Pembelian bersih Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang dagangan secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

12 Berikut ini adalah pedoman dalam perhitungan Cost of Goods Sold: 1. Menghitung Penjualan Bersih Rumus menghitung penjualan bersih: Penjualan (Return Penjualan + Potongan Penjualan) = Penjualan Bersih Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum saja. 2. Menghitung Pembelian Bersih Rumus menghitung pembelian bersih: (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) (Return Pembelian + Potongan Pembelian) = Pembelian Bersih 3. Menghitung Persediaan Barang Rumus menghitung persediaan barang: Persediaan Awal + Pembelian Bersih = Persediaan Barang 4. Menghitung Harga Pokok Penjualan Rumus menghitung harga pokok penjualan: Persediaan Barang Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan 5. Menghitung Laba Kotor Rumus menghitung laba kotor: Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor 6. Menghitung Laba Bersih Sebelum Pajak Rumus menghitung laba bersih sebelum pajak: Laba Kotor Akumulasi Biaya = Laba Bersih Sebelum Pajak

13 Format Harga Harga Pokok Penjualan Penjualan Rp. xxx.xxx Persediaan Awal Rp. xxx.xxx Pembelian Rp. xxx.xxx Return Pembelian Rp. xxx.xxx Beban Angkut Pembelian Rp. xxx.xxx + Total Pembelian Rp. xxx.xxx + Persediaan Rp. xxx.xxx Persediaan Akhir Rp. xxx.xxx Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp. xxx.xxx Laba Kotor Rp. xxx.xxx Beban Kantor Beban Rp. xxx.xxx Beban Rp. xxx.xxx Beban dst Rp. xxx.xxx + Total Beban Kantor Rp. xxx.xxx Beban Usaha Rp. xxx.xxx Beban Rp. xxx.xxx Beban Rp. xxx.xxx Beban dst Rp. xxx.xxx + Total Beban Usaha Rp. xxx.xxx + Total Beban Perusahaan Rp. xxx.xxx Laba/Rugi Bersih Sebelum Pajak Rp. xxx.xxx Pendapatan Lain-lain Bunga Deposito. dst Rp. xxx.xxx + Laba/Rugi Total Perusahaan Sebelum Pajak Rp. xxx.xxx Pajak Pajak Penghasilan (PPh) Rp. xxx.xxx Laba Bersih perusahaan setelah Pajak Rp. xxx.xxx

14 D. PENERAPAN BERBAGAI METODE PENYUSUTAN ASET TETAP Suatu aktiva dapat digolongkan sebagai aktiva tetap apabila memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Mempunyai bentuk fisik (tangible), dapat dilihat atau diraba. b. Digunakan dalam aktivitas usaha, dalam keadaan usaha normal tidak ada maksud atau rencana untuk dijual. c. Mempunyai masa penggunaan lebih dari satu tahun atau memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Definisi penyusutan adalah berkurangnya manfaat ekonomis suatu aktiva tetap selama masa penggunaannya. Penyusutan terdiri atas 3 kategori sebagai berikut: 1 Depresiasi, merupakan istilah penyusutan untuk aktiva tetap berwujud; 2 Deplesi, merupakan istilah penyusutan untuk aktiva sumber daya alam; 3 Amortisasi, merupakan istilah penyusutan untuk aktiva tetap tidak berwujud. Hal penting yang harus diketahui dalam rangka menghitung biaya penyusutan: 1. Harga Perolehan, yaitu keseluruhan pengeluaran yang layak dibebankan untuk memperoleh suatu aktiva tetap. 2. Umur Ekonomis, yaitu umur aktiva tetap sejak siap digunakan hingga aktiva tetap tersebut secara ekonomis sudah tidak menguntungkan lagi untuk digunakan. 3. Nilai sisa atau nilai residu, yaitu nilai aktiva tetap setelah habis umur ekonomisnya atau jumlah yang diharapkan akan diperoleh melalui penjualan aktiva yang bersangkutan setelah penghentian pemakaian. 4. Metode penyusutan, yaitu cara mengalokasikan harga perolehan sebagai biaya operasional sepanjang umur aktiva. Hasil perhitungannya adalah biaya depresiasi per tahun dari aktiva tetap tersebut.

15 Metode penyusutan aktiva tetap/depresiasi terbagi atas beberapa kategori sebagai berikut: 1. Metode Aktifitas Dalam metode aktivitas, umur ekonomis aktiva tetap diukur berdasarkan jumlah jam kerja atau jumlah produk yang mampu diberikan oleh aktiva tetap tersebut. Rumus Dep = Jumlah jam/unit yang dihasilkan x ( HP NR) Total jam / unit yang dihasilkan Keterangan Rumus: Dep = Depresiasi HP = Harga Perolehan NR = Nilai Residu Contoh Soal: CV Kharisma Niaga membeli mesin pengaduk adonan dengan harga faktur Rp , biaya pemasangan dan biaya lain yang dikapitalisasikan Rp Mesin tersebut diperkirakan dapat memproduksi sebanyak unit kue selama umur ekonomisnya. Pada tahun 2005 diproduksi kue sebanyak unit. Nilai residu mesin adalah Rp Pertanyaan: Hitunglah penyusutan mesin yang dicatat CV Kharisma Niaga! Jawaban: Harga Perolehan = Rp Rp = Rp Nilai Residu = Rp HP NR = Rp Rp = Rp Unit yang dihasilkan tahun 2005 = unit. Total unit yang dihasilkan = unit Dep = unit x Rp unit = Rp Jadi, pencatatan jurnal depresasinya sebagai berikut: Biaya Depresiasi Mesin Rp Akumulasi Depresiasi Mesin Rp

16 2. Metode Garis Lurus Metode Garis Lurus adalah metode penyustan yang paling mudah dan digunakan apabila suatu aktiva tetap memiliki penyusutan yang relatif tetap setiap tahunnya. Contoh Soal: CV Kharisma Niaga membeli mesin pengaduk adonan dengan harga faktur Rp , biaya pemasangan dan biaya lain yang dikapitalisasikan Rp Mesin tersebut diperkirakan dapat memproduksi sebanyak unit kue selama umur ekonomisnya. Pada tahun 2005 diproduksi kue sebanyak unit. Nilai residu mesin adalah Rp Umur ekonomis Mesin Pengaduk Adonan 5 tahun. Pertanyaan: Hitunglah penyusutan mesin yang dicatat CV Kharisma Niaga! Jawaban: Penyusutan per tahun selama 5 tahun adalah: HP NR = Rp = Rp i 5 Jadi, pencatatan jurnal depresiasi per tahun adalah sebagai berikut: Biaya Depresiasi Mesin Pengaduk Adonan Rp Akumulasi depresiasi Peralatan Kantor Rp Program Depresiasi dengan Metode Garis Lurus (dalam ribuan) sebagai berikut: Ta hun Harga Perolehan Depresiasi /tahun Akumulasi Depresiasi (total depresiasi yang telah terjadi) = = = = Nilai Buku Akhir Tahun (HP Akumulasi)

17 3. Metode Depresiasi Dengan Pembebanan Menurun Pada metode Garis Lurus untuk mendapatkan nilai buku pada tahun tertentu selalu menggunakan Harga Perolehan aktiva tetap tersebut. Sebaliknya, pada metode depresiasi pembebanan menurun, nilai buku terakhir yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan tahun tersebut untuk mendapatkan nilai buku selanjutnya. Metode depresiasi dengan pembebanan menurun terdiri atas 3 metode pembebanan berikut ini: a. Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance) Rumus mencari persentase depresiasi tiap tahun adalah 2/umur ekonomis X Nilai Buku atau 2 kali tarif depresiasi garis lurus. Contoh Soal: CV Kharisma Niaga membeli mesin pengaduk adonan dengan harga faktur Rp , biaya pemasangan dan biaya lain yang dikapitalisasikan Rp Mesin tersebut diperkirakan dapat memproduksi sebanyak unit kue selama umur ekonomisnya. Pada tahun 2005 diproduksi kue sebanyak unit. Nilai residu mesin adalah Rp Umur ekonomis Mesin Pengaduk Adonan 5 tahun. Pertanyaan: Hitunglah penyusutan mesin yang dicatat CV Kharisma Niaga! Jawaban: HP = Rp Rp = Rp Umur ekonomis = 5 tahun Tarif depresiasi garis lurus = = Depresiasi/ tahun saldo menurun berganda = 2 x 0,2 = 0,4 Atau 2/ umur ekonomis = 2/5 = 0,4 Perlu diperhatikan pada Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance) yaitu: 1. Biaya depresiasi tahun pertama diperhitungkan dengan menggunakan Harga Perolehan, tanpa dikurangi nilai sisa. 2. Biaya depresiasi untuk tahun terakhir, tidak dihitung berdasarkan tarif (0,4 x Nilai buku), melainkan dengan mengurangi nilai buku tahun tersebut dengan nilai residu.

18 Depresiasi tahun I = 2/5 x Rp = 0,4 x Rp = Rp Program Depresiasi dengan Metode Saldo Menurun Berganda(dalam ribuan): Ta hun Harga Perolehan Depresiasi /tahun 0,4 x NB Akumulasi Depresiasi = Nilai Buku Akhir Tahun (HP Akumulasi) Depresiasi tahun II = 0,4 x Rp = Rp Depresiasi tahun III = 0,4 x Rp = Rp Depresiasi tahun IV = 0,4 x Rp = Rp Depresiasi tahun V = = b. Metode Jumlah Angka Tahun Untuk mencari depresasi per tahun, pertama-tama kita jumlahkan umur penggunaan aktiva tersebut. Contoh Soal: CV Kharisma Niaga membeli mesin pengaduk adonan dengan harga faktur Rp , biaya pemasangan dan biaya lain yang dikapitalisasikan Rp Mesin tersebut diperkirakan dapat memproduksi sebanyak unit kue selama umur ekonomisnya. Pada tahun 2005 diproduksi kue sebanyak unit. Nilai residu mesin adalah Rp Umur ekonomis Mesin Pengaduk Adonan 5 tahun.

19 Pertanyaan: Hitunglah penyusutan mesin yang dicatat CV Kharisma Niaga! Jawaban: Karena n pada soal diatas adalah 5 tahun, maka: = 15. HP = Rp Rp = Rp NR= Rp HP NR = Rp Rp = Rp Depresiasi tahun 1 = 5/15 x Rp = Rp Depresiasi tahun 2 = 4/15 x Rp = Rp Depresiasi tahun 3 = 3/15 x Rp = Rp Depresiasi tahun 4 = 2/15 x Rp = Rp Depresiasi tahun 5 = 1/15 x Rp = Rp Program Depresiasi dengan Metode Jumlah Angka Tahun: Tahun Harga Perolehan Depresiasi /tahun Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Akhir Tahun (HP Akumulasi) c. Metode Saldo Menurun 1 Persentase untuk depresiasi (r) = Berdasarkan contoh diatas : n NR HP HP = Rp Rp = Rp NR= Rp n = 5 tahun. 1 r =

20 = = 1 0,59 = 0,41 Sehingga depresiasi tahun I = 0,41 x Rp = Rp ,5, dan seterusnya. lalu dibuatkan program depresiasi, yang caranya sama dengan metode pembebanan menurun berganda. E. PENERAPAN PEMELIHARAAN DAN PENGEMBANGAN ASET TETAP PSAK No. 16 menyatakan bahwa suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Yang dimaksud dengan biaya (harga) perolehan aktiva tetap adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Berikut ini adalah pedoman pencatatan harga perolehan beberapa akun aktiva tetap: 1. Tanah Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, iuran (pajak) selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian, pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah. Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah tetapi mempunyai umur yang terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi dicatat sendiri dalam rekening jalan dan jembatan (contohnya biaya membuat jalan, trotoar, dan saluran air). Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan tanah.

21 Khusus untuk perseroan terbatas (PT), apabila tanah yang dimiliki tidak merupakan hak milik tetapi berupa hak atas tanah yang umurnya terbatas maka hak atas tanah ini disusutkan selama umurnya dan dicantumkan dalam kelompok aktiva tetap tidak berwujud. 2. Bangunan Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah harga beli, biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajakpajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian. Apabila gedung dibuat sendiri maka harga perolehan gedung terdiri dari biaya pembuatan gedung, biaya perencanaan gambar, biaya pengurusan izin bangunan, pajak selama masa pembangunan gedung, bunga selama masa pembuatan gedung, asuransi selama masa pembuatan gedung. Alat-alat perlengkapan gedung seperti tangga berjalan, lift, dan lain-lain dicatat tersendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut. 3. Mesin dan Alat-alat Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah harga beli, pajak yang menjadi beban pembeli, biaya angkut, asuransi selama dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin. Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Apabila mesin disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. 4. Alat-Alat Kerja Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan seperti drei, catut, pukul besi dan lain-lain. Karena harga perolehannya relative kecil maka biasanya alat-alat ini tidak didepresiasi tetapi diperlukan langkah sebagai berikut: Pada waktu pembelian dikapitalisasi, kemudian setiap akhir periode dihitung fisiknya, selisihnya dicatat sebagai biaya untuk periode itu dan rekening alat -alat kerja dikredit, atau dikapitalisasi sebagai aktiva dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai persediaan normal, kemudian setiap kali terjadi pembelian baru dibebankan sebagai biaya. 5. Perabot (Mebelair) dan Alat-alat Kantor Contoh perabot antara lain meja, kursi, lemari; sedangkan alat-alat kantor antara lain mesin tik, dan mesin hitung. Pembelian atau pembuatan alat-alat ini harus dipisah-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjualan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada masing-masing fungsi tersebut. Yang termasuk dalam harga perolehan

22 perabot dan alat-alat kantor adalah harga beli, biaya angkut, dan pajak yang menjadi tanggungan pembeli. Sama halnya dengan perabot dan alat-alat kantor, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda. Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama, dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, Jasa Raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selam masa kegunaannya. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berikut akan dibicarakan masing-masing perolehan aktiva tetap dan penentuan harga perolehan: 1. Pembelian Tunai Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat atau tidak. Ilustrasi: Perusahaan membeli Mobil dengan harga Rp ,00; perusahaan juga membayar biaya angkut sebesar Rp ; biaya balik nama Rp ,00. maka perhitungan harga perolehan mobil adalah sebagai berikut: Harga mobil Rp Biaya angkut Rp Biaya balik nama Rp Total harga perolehan Rp

23 2. Pembelian secara Lumpsum/ Gabungan Apabila dalam pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan berdasarkan alokasi yang logis pada masing-masing aktiva tetap, misalnya berdasarkan perbandingan harga pasar relatif atau perbandingan jumlah pajak atas masing-masing aktiva yang bersangkutan. Menurut PSAK No. 16, harga perolehan dari setiap aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan. Ilustrasi: Perusahaan membeli tanah dan bangunan di atasnya dengan harga gabungan Rp ,00. Berdasarkan data dari kantor pajak, dari jumlah pajak atas tanah dan bangunan tersebut, 60% dikenakan atas bangunan dan 40% dikenakan atas tanah. Berdasarkan perbandingan pajak yang dikenakan aktiva tersebut, harga perolehan dialokasikan sebagai berikut : Harga perolehan tanah 40% x Rp = Rp ,00 Harga perolehan bangunan 60% x Rp = Rp ,00 Jumlah Rp ,00 3. Perolehan Melalui Pertukaran a. Ditukar Dengan Surat-Surat Berharga Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan berdasarkan harga pasar aktiva tersebut. Apabila harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar kedua-duanya tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran ini dijadikan sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan. Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio.

24 Ilustrasi: PT Mirana menukar sebuah mesin dengan lembar saham biasa Rp10.000,00. Pada saat pertukaran harga pasar saham sebesar Rp ,00 per lembar. Harga perolehan mesin adalah Rp ,00, untuk selisih nilai pertukaran sebesar Rp dicatat sebagai agio saham. Apabila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang maka harga perolehan mesin adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang dijadikan penukar. Yang dimaksudkan dengan harga pasar surat berharga adalah harga yang terjadi dalam bursa surat berharga atau dalam transaksi dengan pihak lain yang bebas. b. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar tambah dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar tunai. Dalam kondisi ini, harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dinilai sebesar nilai wajar aktiva tetap yang dilepas atau diperoleh, mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva tetap yang dilepaskan setelah disesuaikan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. Bila harga pasar aktiva lama maupun baru tidak dapat ditentukan, maka nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut. Masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba akibat pertukaran aktiva tetap tersebut. Pembicaraan mengenai masalah rugi atau laba pertukaran akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis, yang kedua pertukaran aktiva tetap yang sejenis. a) Pertukaran Aktiva Tetap Yang Tidak Sejenis Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesinmesin,tanah dengan gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus didasarkan pada nilai wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada nilai wajar aktiva baru. Ilustrasi: Awal tahun 2017 PT Maju Jaya menukarkan mesin produksi dengan truk baru, harga perolehan mesin produksi sebesar Rp ; akumulasi depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar Rp ; sehingga nilai bukunya sebesar Rp ,00. Nilai

25 wajar mesin produksi tersebut sebesar Rp ,00 dan PT Maju Jaya harus membayar uang sebesar Rp ,00 dengan harga perolehan truk sebesar Rp ,00. Perhitungannya sebagai berikut: Nilai wajar mesin produksi Rp ,00 Uang tunai yang dibayarkan Rp ,00 Harga perolehan truk Rp ,00 Laba pertukaran mesin dihitung sebagai berikut : Nilai wajar mesin Rp ,00 Harga perolehan mesin Rp ,00 Akumulasi depresiasi mesin Rp ,00 Laba pertukaran mesin Rp ,00 Apabila mesin di atas ditukarkan pada pertengahan tahun 2017 dan bukannya awal tahun 2017, maka pertama kali harus diadakan pencatatan depresiasi untuk ½ tahun 2017 dan baru dilakukan pencatatan transaksi pertukaran. Bila diketahui umur ekonomis mesin adalah 5 tahun. Perhitungan 6/12 x 1/5 x Rp ,00 = Rp ,00 Sehingga akumulasi depresiasi mesin adalah Rp ,00 Laba pertukaran mesin dapat dihitung sebagai berikut : Nilai wajar mesin Rp ,00 Harga perolehan mesin Rp ,00 Depresiasi s.d awal 2017 Rp ,00 Depresiasi 6 bulan Rp ,00 + Rp ,00 Laba pertukaran mesin Rp ,00 b) Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produksi merek A dengan merek B, mobil merek A dengan merek B, dan seterusnya. Dalam hubungannya dalam aktiva tetap yang sejenis PSAK No 16 menyatakan bahwa laba atau rugi yang timbul akibat perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan yang diserahkan tidak boleh

26 diakui sehingga selisihnya akan digunakan untuk mengoreksi nilai wajar aktiva yang diperoleh. Bila terdapat selisih wajar, maka nilai wajar aktiva tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku aktiva yang dilepaskan. Sebaliknya bila nilai buku aktiva yang dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aktiva yang diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus diturunkan (write down), nilai baru sesudah penurunan digunakan sebagai nilai wajar aktiva yang diterima. Apabila dalam transaksi pertukaran itu perusahaan harus membayar uang dalam jumlah tertentu, maka harga perolehan aktiva yang diterima sama dengan nilai buku aktiva yang dilepaskan ditambah uang yang dibayarkan. Sebaliknya apabila perusahaan menerima uang dalam transaksi pertukaran itu, maka harga perolehan aktiva yang diterima adalah sebesar nilai buku aktiva yang dilepaskan dikurangi uang yang diterima. Ilustrasi Pertukaran Dengan Mengeluarkan Kas: PT Kamila menukarkan truk merek A dengan truk baru merek B. harga perolehan truk A sebesar Rp ,00 dan akumulasi depresiasinya sebesar Rp ,00. Truk B harga pasarnya (nilai wajar) Rp ,00. PT Kamila membayar Rp ,00 tunai. Perhitungannya sebagai berikut: Harga perolehan truk A Rp ,00 Akumulasi depresiasi Rp ,00 Nilai buku truk A Rp ,00 Kas yang dibayarkan Rp ,00 Harga perolehan truk B Rp ,00 Ilustrasi Pertukaran Dengan Penerimaan Kas: Sebagai contoh, misalnya CV Sregep Abadi menukarkan truk A dengan truk B. Harga perolehan truk A sebesar Rp ,00 dan akumulasi depresiasinya sebesar Rp ,00. Harga pasar (nilai wajar) truk B Rp ,00 dan CV Sregep Abadi menerima uang Rp ,00. Perhitungan harga perolehan truk B sebagai berikut: Harga perolehan truk A Rp ,00 Akumulasi depresiasi Rp ,00 Nilai buku truk A Rp ,00 Kas yang diterima Rp ,00 Harga perolehan truk B Rp ,00

27 4. Pembelian Angsuran Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. Ilustrasi: CV Firda Jaya pada tanggal 1 Januari 2017 membeli mesin dengan harga Rp pembayaran pertama Rp ,00 dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember selama 3 tahun dengan bunga 12% pertahun. Pencatatan harga perolehan mesin dan pembayaran angsuran sebagai berikut : 31 Desember 2017 Pembayaran angsuran I Rp ,00 Bunga : 12% x Rp ,00 = Rp ,00 + Rp ,00 Pembayaran angsuran II Rp ,00 Bunga : 12% x Rp ,00 = Rp ,00 + Rp ,00 Pembayaran angsuran III Rp ,00 Bunga : 12% x Rp ,00 = Rp ,00+ Rp ,00 Harga perolehan mesin = Rp Rp = Rp ,00 5. Diperoleh dari Hadiah/Donasi/Hibah Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah/donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang telah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi hal ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Ilustrasi:

28 Misalnya UD Umami menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang dinilai sebagai berikut : Tanah Rp ,00 Gedung Rp ,00+ Rp ,00 Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut UD Umami mengeluarkan biaya sebesar Rp ,00 maka modal hadiah akan dikredit dengan jumlah Rp ,00. Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena tergantung pada terlaksanya perjanjian) maka aktiva dan modal dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contingent). Bila hak atas aktiva tersebut sudah diterima maka barulah contingent atas aset dicatat sebagai harta (aktiva). Pengeluaran reparasi dan pemeliharaan (Repair and Mainenance) adalah segala pengeluaran untuk menjaga agar aktiva tetap selalu dalam kondisi dapat digunakan secara normal. Ada dua macam reparasi sebagai berikut: 1. Pengeluaran Reparasi Kecil (Original Expenditure) Pengeluaran reparasi kecil adalah pengeluaran reparasi dalam jumlah relatif kecil, biasanya terjadi berulang-ulang dan tidak menambah manfaat potensial aset. Pengeluaran reparasi kecil diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan yang artinya pengeluaran reparasi dibebankan sebagai biaya reparasi pada periode terjadinya pengeluaran. 2. Pengeluaran Reparasi Besar (Major Expenditure) Pengeluaran reparasi besar adalah pengeluaran reparasi dalam jumlah relatif besar, dan tidak bersifat rutin. Pengeluaran reparasi besar ini diperlakukan sebagai pengeluaran modal berdasarkan kondisi tertentu seperti perlakuan kos aset tambahan, perbaikan atau penggantian sebagai berikut: a. Kos aset tetap dan akumulasi depresiasi aset tetap dihapus; b. Kos reparasi dikapitalisasi sebagai kos tetap; c. Laba dan rugi yang terjadi diakui. Ilustrasi: Tanggal 1 Maret 2018 CV Sandiago mengeluarkan biaya reparasi mengganti komponen mesin A Rp , diketahui kos komponen mesin A sebesar Rp dan telah

29 didepresiasi Rp Pengeluaran ini merupakan pengeluaran reparasi besar. Ayat jurnal yang harus dibuat oleh CV Sandiago yaitu: Akumulasi Depresiasi Mesin Rp Rugi Penggantian Komponen Mesin A Rp Mesin A Rp Mesin A Rp Kas Rp Ketika pengeluaran tunai Rp adalah pengeluaran reparasi kecil, ayat jurnal yang perlu dibuat adalah: Beban Reparasi Rp Kas Rp Berikut ini adalah ringkasan akuntansi untuk pengeluaran setelah pemerolehan aset tetap: JENIS PENGELUARAN Tambahan Perbaikan dan Penggantian Penyusunan dan pengorganisasian kembali Reparasi dan pemeliharaan PERLAKUAN AKUNTANSI Kos tambahan dikapitalisasi seagai kos aset 1. Kos aset lama dan akumulasi depresiasi dihapus 2. Laba atau rugi penggantian diakui 3. Kos penggantian/ perbaikan dikapitalisasi Kos diperlakukan sebagai beban saat terjadi Reparasi kecil: kos diperlakukan sebagai beban saat terjadi Reparasi besar: kos dan akumulasi depresiasi aset lama dihapus, laba atau rugi diakui, dan kapitalisasi kos reparasi. F. EVALUASI PENGHENTIAN ASET TETAP Penghentian aset tetap bisa dikarenakan 3 hal yaitu: 1. Transaksi Penjualan Aset Tetap Ilustrasi: TANGGAL 1 Januari 2001 PT Bagong memperoleh gedung degan kos Rp ; kos gedung didepresiasi metode garis lurus dengan masa manfaat 20 tahun dengan

30 nilai residu Rp Pada 31 Juni 2009, gedung dijual secara tunai Rp Pencatatannya: a. Mencatat pemutakhiran depresiasi Beban Depresiasi Gedung Rp Akumulasi Depresiasi Gedung Rp Pencatatan ini menyebabkan nilai akumulasi depresiasi menjadi Rp dari perhitungan: Beban depresiasi gedung (Rp Rp )/20 x 8 tahun Rp Beban depresiasi gedung 2009 (Rp RP )/20 x ½ tahun Rp Akumulasi depresiasi gedung Rp b. Pencatatan atas transaksi penjualan gedung: Kas Rp Akumulasi Depresiasi Gedung Rp Gedung Rp Laba Penjualan Gedung Rp Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap Ilustrasi: UD Kinanthi memiliki mesin yang diperoleh pada tanggal 1 Januari 2000 dengan kos Rp , umur ekonomis 10 tahun, dan nilai residu Rp , depresiasi metode garis lurus. Jika 1 Januari 2009 berhenti dioperasikan maka pencatatannya: a. Mencatat depresiasi selama 6 bulan: Depresiasi gedung (6/12 * Rp ) Rp Akumulasi depresiasi gedung Rp b. Mencatat penghentian mesin: Akumulasi depresiasi mesin Rp Rugi penghentian mesin Rp Mesin Rp

31 Pertukaran Dengan Aset Lain Pertukaran dengan aset lain meliputi pertukaran dengan surat berharga dan pertukaran dengan aset non-moneter. G. HARGA PEROLEHAN DAN METODE PENCATATAN BEBAN DEPLESI ASET TETAP BERUPA SUMBER DAYA ALAM Terdapat 2 kelompok aset sumber daya alam yaitu: a) aset biologik (misalnya lahan kayu); dan b) sumber daya mineral, minyak, dan gas. Kos aset sumber daya alam dibentuk oleh tiga komponen sebagai berikut: 1. Kos Sebelum Eksplorasi, yaitu kos yang terjadi sebelum hak legal untuk mengeksploasi wilayah tertentu dilakukan. 2. Kos Eksplorasi, yaitu kos yang berhubungan dengan pemerolehan hak melakukan eksplorasi, studi topografis, geologis, geokemis, geofisis, penyampelan, dan evaluasi kelayakan teknis. 3. Kos Pengembangan, yaitu kos peralatan berwujud dan kos pengembangan tak berwujud. Deplesi adalah proses alokasi manfaat potensial aset sumber daya alam untuk dipertemukan dengan pendapatan yang dihaslikan dari aset sumber daya alam tersebut pada periode tertentu. Ilustrasi: PT Rahman memperoleh hak menggunakan tanah seluas are di Cepu untuk mengeksplorasi sumber minyak. Proyek ini dikenal dengan proyek A. Biaya sewa Rp , biaya ekssplorasi yang berkaitan langsung dengan penemuan sumber alam Rp , daan kos pengembangan tak berwujud Rp Menurut taksiran, kandungan sumber daya minyak sebanyak barrel minyak. Perhitungan deplesi sebagai berikut: Kos sumber daya mineral Rp Nilai residu Rp 0 Taksiran unit tersedia Tarif deplesi barrel = (Rp Rp 0)/ barrel

32 = Rp per barrel Jika PT Rahman mengekstraksi barrel pada tahun pertama maka deplesi tahun ini adalah Rp x barrel = Rp Jurnal untuk mencatat deplesi: Sediaan minyak Rp Deplesi akumulasian Rp Rekening sediaan minyak dikredit dan beban deplesi didebit ketika aset minyak berhasil dijual. Jumlah minyak yang belum dijual tetap diakaui sebagai sediaan dan dilaporkan dalam aset lancar sebagai berikut: Aset Lancar Sediaan Minyak Rp Aset Tak Lancar Pertambangan Minyak (Proyek A) kos Rp Deplesi akumulasian Rp Nilai buku tambang minyak Rp H. ANALISIS HARGA PEROLEHAN ASET TETAP TIDAK BERWUJUD SERTA AMORTISASI DARI ASET TETAP TIDAK BERWUJUD Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memiliki substansi atau wujud fisik. Biaya atau kos perolehan aset tidak berwujud adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset pada saat aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau saat tersedia, nilai tersebut diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK. Metode amortisasi aset tetap tak berwujud ada tiga yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Kriteria pengakuan aset tidak berwujud sebagai berikut: 1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut. 2. Biaya perolehan aset dapat dikur secara andal. Cara perolehan dan penciptaan aset tidak berwujud adalah sebagai berikut: 1. Pemerolehan secara terpisah

33 Kos perolehan aset tetap tidak berwujud dapat berupa harga beli, pajak, impor dikurang potongan dan rabat, dan kos terkait lainnya untuk penyiapan aset agar siap digunakan. 2. Pemerolehan dari kombinasi bisnis Kos perolehan aset tetap tidak berwujud sebesar nilai wajar aset pada tanggal perolehan. 3. Bantuan atau izin pemerintah Kos perolehan aset tetap tidak berwujud sebesar nilai wajar, atau nilai nominal bantuan ditambah pengeluaran tambahan yang berhubungan langsung dengan penyiapan aset tersebut. 4. Pertukaran aset Kos perolehan aset tetap tidak berwujud sebesar nilai wajar, kecuali: a) transaksi ini tidak memiliki substansi komersial; atau b) nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan terukur secara andal. 5. Aset tidak tetap lain yang tercipta secara internal Menurut PSAK No. 19 ada 2 tahapan penciptaan aset tetap tidak berwujud secara internal yaitu tahapan riset dan tahapan pengembangan. I. HUTANG JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang adalah semua kewajiban perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi, yang akan dilunasi dengan menggunakan sumber-sumber yang bukan digolongkan sebagai aktiva lancar. Utang jangka panjang ini, umumnya dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana dalam merealisasikan rencana-rencana strategis perusahaan, misalnya ; penambahan modal kerja permanen, pembelian mesin-mesin atau aktiva tetap baru, perluasan pabrik, akuisisi, afiliasi, pelunasan hutang jangka panjang lain yang segera jatuh tempo, dll. Utang jangka panjang, dapat berupa : a. Utang Obligasi (Bond Payable) b. Utang Hipotek (Mortgage Notes Payable) suatu jenis pinjaman (utang) jangka panjang dengan jaminan benda-bemda tidak bergerak c. Wesel Bayar Jangka Panjang (Long Term Notes) d. Perjanjian-perjanjian dengan pembayaran angsuran (Installment Payment Contract)

34 1. Hutang Obligasi Hutang jangka panjang (long-term debt) terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin dimasa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan, menurut mana yang lebih lama. Korporasi biasanya membutuhkan persetujuan dewan direktur dan pemegang saham sebelum obligasi dapat diterbitkan, sesuai anggaran dasar perusahaan tersebut. Hal ini berlaku pula untuk jenis-jenis lain pengaturan hutang jangka panjang. Pada umumnya, hutang jangka panjang memiliki berbagai ketentuan atau pembatasan (covenants or restrictions) untuk melindungi baik peminjam maupun pemberi pinjaman. Itemitem yang sering kali dinyatakan dalam perjanjian meliputi jumlah yang diotorisasi untuk diterbitkan, suku bunga, tanggal jatuh tempo, provisi penarikan, properti yang digadaikan sebagai jaminan, persyaratan dana pelunasan, modal kerja dan pembatasan dividen, serta pembatasan yang berhubungan dengan asumsi hutang tambahan. Jika ketatapan ini berperan penting untuk memahami secara menyeluruh posisi keuangan dan hasil operasi, maka semua ini harus dijelaskan dalam laporan keuangan atau catatan yang menyertainya. Meskipun ketentuan ini kelihatannya memberikan perlindungan yang memadai bagi pemegang hutang jangka panjang, namun banyak pemegang obligasi menderita kerugian yang cukup besar ketika hutang tambahan dimasukkan ke struktur modal. PENERBITAN OBLIGASI Obligasi yang timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture obligasi (bond indenture) dan merupakan janji untuk membayar: (1) sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada tanggal jatuh tempo, ditambah (2) bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo (nilai nominal). Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunyai nilai nominal. Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan secara setengah tahunan, meskipun suku bunga pada umumnya dinyatakan secara tahunan. Tujuan utama dari obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman. Dengan menerbitkan obligasi dalam pecahan Rp100, Rp1.000, atau Rp10.000, sejumlah besar hutang jangka panjang dapat dibagi banyak unit investasi yang kecil, sehingga memungkinkan lebih dari satu pemberi pinjaman berpartisipasi dalam memberikan pinjaman. Obligasi dapat dijual kepada bank investasi maupun kepada pihak swasta. Perusahaan dapat langsung menjual obligasinya kepada perusahaan besar dengan lembaga penjamin swasta sebagai pihak mediatornya.

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Menurut IAI, PSAK No.16 (2011:16) aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya. 1. Pengertian Aktiva Tetap AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap PERTEMUAN KEENAM AKTIVA TETAP BERWUJUD (1) Pengertian Aktiva Tetap Definisi Aktiva Tetap Yaitu Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam operasi

Lebih terperinci

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya. BAB 7 ASET TETAP Pendahuluan Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 3 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang

BAB 3 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang BAB 3 NERACA SALDO A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang Neraca saldo adalah daftar kumpulan saldo-saldo akunakun yang ada di buku besar Neraca saldo berguna untuk meringkas akun-akun

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan salah satu harta kekayaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022) CURRENT LIABILITIES By : DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) 7232288/ 08122488071 Fax (022) 7201756 Email : duddyrudianto@telkom.netdd di t Financing Decisions :

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS )

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) AKTIVA TETAP AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) MEMPUNYAI MASA GUNA LEBIH DARI 1 PERIODE AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE FIXED ASSET) Mempunyai bentuk fisik, dpt dikenali melalui panca indra MEMPUNYAI

Lebih terperinci

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16). 51 pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya Sentosa, Penyesuaian dengan PSAK No.16 dan Metode penyusutan sesuai dengan PSAK No.16. 2. Metode Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) KUWAT RIYANTO, SE. M.M. 081319434370 http://kuwatriy.wordpress.com Kuwat_riyanto@yahoo.com PENGERTIAN AKTIVA TETAP

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG. xxx

BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG. xxx BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Ad. 5) Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) Harga pokok penjualan merupakan ciri khas perusahaan dagang dan industri yang tidak dimiliki oleh perusahaan jasa. Berikut

Lebih terperinci

CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS)

CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS) CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS) 1. MEMBANGUN (KONSTRUKSI) SENDIRI Pada tanggal 2 Januari 2014, PT MADIRI PERKASA, memutuskan untuk membangun sendiri gedung yang akan ditempati

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Jurnal Khusus dan Jurnal Umum Jurnal khusus adalah jurnal yang dibuat khusus untuk transaksi yang sering terjadi Dalam siklus akuntansi langkah pertama yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG NAMA : EKO KRISTIAWAN NIRM : 3130076 FAKULTAS EKONOMI RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG TAHAP PENCATATAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Pengertian Perusahaan Dagang Perusahaan Dagang adalah

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA PADA AKHIR PERTEMUAN INI MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU : 1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang dagangan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Aset tetap a. Definisi aset tetap Definisi aset tetap menurut Standar Akuntansi Keuangan No 16 (2011:16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

Soal Akuntansi Perusahaan Dagang

Soal Akuntansi Perusahaan Dagang Soal Akuntansi Perusahaan Dagang Pak Jono adalah seorang pengusaha toko kelontong yang kini melebarkan usaha UKM yang di milikinya menjadi sebuah minimarket sekaligus grosir yang ia beri nama Mitra Mart.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA DAGANG

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA DAGANG VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA DAGANG Kegiatan utama usaha dagang : membeli barang dan menjual kembali barang tersebut. Berdasarkan besar kecilnya kegiatan usaha dagang dapat dibedakan menjadi : grosir dan

Lebih terperinci

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahasas tentang Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Munawir (2004) mendefinisikan Akuntansi adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Perusahaan adalah sebagai suatu organisasi pencari laba yang memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN A. Penilaian Persediaan dan Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan Metode FIFO Persediaan adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk

Lebih terperinci

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Awalludiyah Ambarwati PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk atau memroses lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG PENCATATAN METODE PERPETUAL Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: PENCATATAN METODE PERPETUAL Perusahaan dagang dapat menggunakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pengukur Laba Rugi Prosedur prosedur akhir periode Pendapatan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional Laba Bersih Jurnal penyesuaian

Lebih terperinci