BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral.1 Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya bahkan juga seluruh pribadinya. 2 Pendidikan sebagai salah satu aspek dari program pemerintahan yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam pengembangan dewasa ini. Dan perlu juga disadari bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan, pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang vital. Oleh karena itu melalui proses pendidikan di sekolah, menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Untuk pencapaian tujuan, pendidikan yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan 1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h Soelaeman, Pendidikan Dalam Keluarga, (Bandung: CV Alfabeta, 2001), h

2 2 secara menyeluruh. Upaya tersebut berupa pembangunan, pembuatan sarana dan prasarana, bahkan semua komponen yang dibutuhkan bagi terlaksananya pendidikan. Setiap arah tujuan pendidikan diupayakan untuk membentuk pribadi bukan hanya cerdas dalam intelektual, akan tetapi juga memiliki kualitas kepribadian yang mulia dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan lebih khususnya adalah menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang tergambar di dalam surah Huud ayat 61 yang berbunyi: Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan agar dapat membuat kemakmuran dimuka bumi dan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal di atas adalah melalui jalur pendidikan khususnya melalui pendidikan agama. Dengan cara inilah di harapkan siswa dapat mengenal dan menyerap berbagai ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3 3 Pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan di lembaga pendidikan berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Salah satu lembaga pendidikan formal tersebut adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI). Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan yang setara dengan sekolah dasar, yang bercirikan agama Islam, yang dalam penyelenggaraannya bertujuan untuk: 1. Menanamkan dasar-dasar perilaku berbudi pekerti dan berakhlak mulia; 2. Menumbuhkan dasar-dasar kemahiran membaca, menulis dan menghitung; 3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan berfikir logis, kritis, dan kreatif; 4. Menumbuhkan sikap toleran, tanggung jawab, kemandirian, dan kecakapan emosional; 5. Memberikan dasar-dasar keterampilan hidup, kewirausahaan, dan etos kerja; 6. Membentuk rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.3 Tujuan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran agama Islam mempunyai peran penting dalam membentuk watak dan perilaku siswa. Lebih jauh lagi, dengan pendidikan agama Islam lah pembangunan yang seimbang dan selaras antara material dan spritual dimulai. Secara garis besar pendidikan agama Islam yang diberikan di sekolah pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt. Salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang termasuk urgensi diajarkan adalah fikih, karena fikih sebagai bidang studi dalam kelompok pendidikan agama Islam yang memberikan pengetahuan tentang ajaran Islam dalam segi hukum syara dan membimbing anak 3 E. Juhana Wijaya dan A. Tabrani, Konsep dan Strategi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Intimedia Cipta Nusantara, 2003), h

4 4 didik ke arah timbulnya keyakinan dan kebenaran hukum-hukum tersebut serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya.4 Masalah pendidikan agama Islam terutama mata pelajaran fikih perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif, mengingat betapa pentingnya materi fikih untuk difahami peserta didik, karena fikih merupakan proses pengarahan agar siswa dapat mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya. Pembelajaran fikih sebagai bagian dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam membentuk watak dan kepribadian siswa, akan tetapi secara substansial, mata pelajaran fikih memiliki kontribusi penting dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal dan mempelajari agama Islam secara baik dan benar. Dalam keberhasilan pencapaian sebuah tujuan perlu beberapa faktor yang menunjang diantaranya guru, siswa, sarana dan fasilitas, program atau kurikulum, alokasi waktu dan lingkungan.5 Seiring kemajuan teknologi yang ada tentunya sangat membantu dan menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan untuk menempuh tujuan pembelajaran yang diharapkan secara maksimal. Banyak sumber belajar yang saat ini mudah didapatkan bagi siapa saja yang ingin memperoleh pengetahuan secara cepat dan praktis. Meskipun demikian salah satu sumber belajar yang masih menjadi pegangan erat bagi guru dan siswa adalah Buku Teks, dalam interaksi belajar Tamjidnoor, Karakteristik Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyyah, (Banjarmasin: IAIN Antasari Banjarmasin, 2010), h Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1989), h

5 5 mengajar ternyata buku teks masih menjadi acuan yang sangat penting untuk digunakan dalam proses pembelajaran bahkan menjadi acuan wajib untuk digunakan dalam satuan pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. 6 Selain guru yang harus membantu siswa untuk membangun pengetahuannya, diperlukan sarana belajar yang efektif. Salah satu sarana yang paling penting adalah penyediaan buku pelajaran sebagai rujukan yang baik dan benar bagi siswa. Penyertaan buku ini sangat penting karena buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana yang signifikan dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran. Buku teks pelajaran yang dimaksud adalah buku yang menjadi pegangan siswa, baik siswa pada jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Luar Biasa, maupun Perguruan Tinggi. Buku teks adalah satu sumber belajar bagi siswa yang merupakan alat pendidikan fungsional, dimana dengan membaca buku, anak secara langsung atau tidak langsung dapat memperoleh nilai-nilai positif bagi pembentukkan dirinya. Di samping itu buku juga merupakan alat pengendali bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dari pengaruh-pengaruh negatif.7 Buku teks merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran, karena buku teks merupakan bahan ajar dan juga sebagai sumber panduan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1 (3) tentang Buku Teks, h Abu Ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Bandung : Armico, 1986), h. 208.

6 6 pengajaran. Selain kurikulum yang merupakan pedoman bagi sistem pengajaran, pemilihan buku teks yang dipakai harus didasarkan pada kurikulum dan kualitas lain yang harus dimiliki buku teks agar menjadi buku teks yang berkualitas. 8 Buku teks juga memegang peranan yang sangat penting bagi guru, guru dapat saja mengajar tanpa buku teks tetapi untuk mengoptimalkan penggunaan waktu dalam kelas dan mengajarkan pola-pola bahasa yang esensial, penggunaan buku teks masih sangat diperlukan. Buku teks sangat bermanfaat baik bagi guru maupun bagi siswa. Setiap mata pelajaran yang disampaikan di kelas selalu menggunakan buku teks pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran fikih di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Bagi guru mata pelajaran fikih, buku teks fikih dapat digunakan sebagai salah satu sumber materi pelajaran fikih, sumber persiapan materi fikih, sumber pelengkap bahan pelajaran, dan memperkaya pengetahuan guru fikih. Sedangkan bagi siswa, sangat berguna sebagai sumber belajar yang dapat diulang kembali. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks sebagai salah satu sumber belajar yang mempunyai nilai yang sangat strategis dan praktis sebagai sarana untuk meningkatkan keterlibatan siswa, dapat membuka wawasan seorang guru dalam mengajar serta menunjang pencapaian bahan pelajaran pokok.9 Pada dasarnya penentuan dan pemilihan buku teks sebagai acuan atau buku pegangan Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), h Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 50.

7 7 siswa dalam belajar fikih menjadi hal yang sangat penting di awal sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar buku teks yang dipakai sebagai buku pegangan siswa dapat dipahami secara baik dan mudah. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, buku teks dapat menjadi pegangan untuk guru maupun murid, yaitu sebagai referensi utama maupun menjadi buku tambahan. Siswa tentunya membutuhkan referensi atau acuan untuk menggali ilmu lebih luas, sehingga kemampuannya dapat lebih dimaksimalkan. Dengan adanya buku teks, siswa dituntun untuk memahami lebih dalam materi yang diajarkan, berlatih, berpraktek, atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dalam buku teks tersebut. Buku teks diharapkan benar-benar memiliki kualitas isi yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik dari segi standar kurikuler, isi, maupun dari segi mudah atau tidaknya dicerna oleh guru dan peserta didik agar benar-benar layak digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memilih buku teks yang tepat dan bisa diterima oleh siswa karena berpengaruh besar terhadap minat belajar siswa. Pemilihan buku teks yang baik hendaknya harus didasarkan pada kurikulum yang telah ditetapkan, bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa yang dimengerti oleh siswa, kalimatnya efektif dan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa, relevan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa yang akan menggunakan buku teks tersebut, sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Buku teks yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan cara penyajian yang membuat enak dibaca dan dipelajari. Selain itu, dari segi

8 8 fisik dan aspek grafis selayaknya buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang menarik dalam memperjelas materi yang dibicarakan, dikemas dengan baik agar timbul minat baca pada setiap siswa atau siapapun yang menggunakannya. Menteri Pendidikan Nasional dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar menjelaskan kriteria buku yang baik, yaitu: Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.10 Berdasarkan hal tersebut maka buku ajar yang digunakan di sekolah diharapkan benar-benar memiliki kualitas isi yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik dari segi standar kurikuler, isi, maupun dari segi mudah atau tidaknya dicerna oleh guru dan para peserta didik. Salah satu faktor penentuan keberhasilan siswa dalam menggunakan buku ajar ditentukan oleh kualitas buku ajar. Dalam pengukuran kualitas buku ajar harus diperhatikan aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, keakuratan konsep, kebenaran bahasa, dan penyajian grafis. Apabila buku ajar yang digunakan siswa kesesuaian isi dengan kurikulumnya rendah maka kompetensi yang diharapkan sulit dicapai. Ditambah lagi apabila banyak mengandung kesalahan konsep dan kesalahan bahasa maka akan berakibat perbedaan 10 h. 12. MENDIKNAS, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: DEPDIKNAS, 2008),

9 9 pemahaman antara pemahaman siswa dengan apa yang dimaksudkan dalam buku ajar, sehingga akan mempengaruhi pola pikir siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya dan sangat sulit diluruskan kembali karena dalam pemikiran siswa biasanya bersifat permanen (tetap). Hal ini akan terjadi jika guru cenderung menganggap keseluruhan buku itu benar dan menerima apa adanya tanpa menganalisis terlebih dahulu isi materi buku ajar tersebut. Pada tahun 2009, telah dilaksanakan kegiatan pengembangan instrumen penilaian buku teks pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah oleh BSNP. 11 Kegiatan pengembangan instrumen penilaian buku teks pelajaran bertujuan untuk menghasilkan instrumen yang dapat dipergunakan untuk menilai buku teks pelajaran. Manfaat instrumen penilaian buku teks pelajaran adalah diperolehnya alat penilaian buku teks pelajaran yang terstandar dan dapat dipergunakan untuk menilai buku teks pelajaran yang memenuhi kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan.12 Dengan buku teks yang baik, yang isinya mencakup semua standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai tuntutan standar isi, penyajiannya menarik, bahasanya baku, dan ilustrasinya menarik dan tepat, maka diharapkan proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa bisa optimal mencapai standar kompetensi lulusan (SKL). 11 BSNP, Laporan BSNP 2009, (Jakarta: BSNP, 2010), h Ibid, h. 128.

10 10 Ada beberapa penelitian analisis buku yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya: 1. Wahyu Wardani, dalam skripsinya yang berjudul Analisis Teks Buku Sekolah Elektronik (BSE) IPS Terpadu Kelas VII SMP/MTs Terbitan Depdiknas Pada Kompetensi Dasr Mendiskripsikan Gejala Atmosfer Dan Hidrosfer Serta Pengaruhnya Bagi Kehidupan, dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa buku BSE dari segi Kesesuaian isi dengan kompetensi dasar masih kurang karena masih ada beberapa materi yang tidak sesuai dengan indikator. Ketidaksesuaian tersebut diakibatkan beberapa hal antara lain, aside that overwhelm the purpose (lepas dari tujuan), understate presentation of important information (indikator yang kurang penjelasan materinya), dan not close at a problematic discussion (kurangnya penyajian masalah diskusi) Rusda, dalam skripsinya yang berjudul Analisis Materi Buku Ajar Matematika SMA/MA Kelas X Yang Digunakan Guru Di Kecamatan Anjir Muara, dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) Dari segi kalayakan isi, semua buku ajar matematika SMA/MA Kelas X yang digunakan guru di SMA/MA di Kecamatan Anjir Muara adalah Layak untuk digunakan dalam pembelajaran. (2) Dari segi kesesuaian materi dengan SK dan KD masih ada buku yang kurang sesuai yakni buku Matematika untuk SMA Jilid 1 Kelas X terbitan Erlangga. Adapun buku Matematika dan Kecakapan Hidup untuk SMA Kelas X terbitan Ganeca Exact telah cukup sesuai dengan SK dan KD. Sedangkan buku Matematika SMA Kelas X terbitan Yudhistira dan buku Matematika SMA 1 untuk Kelas X terbitan Erlangga telah sesuai dengan SK dan KD.14 Hal ini mendasari penulis untuk melanjutkan penelitian tentang buku ajar. Sebab pada buku BSE yang telah disahkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan masih terdapat ketidaksesuaian, sehingga penulis berasumsi bahwa buku ajar yang lain pun masih memiliki kekurangan dari aspek kelayakan isi. 13 Wahyu Wardani, Analisis Teks Buku Sekolah Elektronik (BSE) IPS Terpadu Kelas VII SMP/Mts Terbitan Depdiknas Pada Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Gejala Atmosfer Dan Hidrosfer Serta Pengaruhnya Bagi Kehidupan, (Skripsi tidak diterbitkan: UN Malang, 2010) Rusda, Analisis Materi Buku Ajar Matematika SMA/MA Kelas X Yang Digunakan Guru Di Kecamatan Anjir Muara, (Skripsi diterbitkan: IAIN Antasari, 2013) 14

11 11 Berdasarkan pengalaman penulis pada waktu mengajar Fikih saat mengikuti praktik pengalaman lapangan (PPL) pada semester sebelumnya, mata pelajaran Fikih pada sekolah tersebut menggunakan buku Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk terbitan Erlangga. Menurut guru mata pelajaran Fikih mengatakan bahwa buku teks tersebut sudah lengkap dari segi materi isinya untuk disampaikan kepada peserta didik. Sebagai seorang mahasiswa praktik pengalaman lapangan harus menguasai kelas, semua strategi dan metode yang akan dilaksanakan di kelas, sehingga murid akan merasa senang dan memahami apa yang kita sampaikan, namun peserta didiknya kebanyakan kurang berminat untuk membaca atau mempelajari kembali buku pelajaran fikih tersebut di rumah, karena menurut mereka gambar-gambarnya kurang berwarna. Selain itu pula di dalam buku fikih ini tidak melampirkan panduan penggunaan buku, tidak dilengkapi dengan silabus, tujuan, dan indikator pembelajaran, padahal hal tersebut dapat memudahkan para pengguna buku yang mempergunakannya dalam proses belajar mengajar. Dan berdasarkan pengalaman penulis, yaitu pada semester sebelumnya pernah belajar tentang analisis buku teks pada mata kuliah materi bahasa Arab MI, mempelajari mengenai kriteria-kriteria buku teks yang berkualitas baik menurut pendapat Greene dan Petty. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai analisis buku teks pelajaran, berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria-kriteria cara penulisan buku teks yang baik dan berkualitas, apakah buku teks tersebut sudah memenuhi semua kriteria yang sudah ditetapkan sebagai buku teks yang ideal.

12 12 Perkembangan peserta didik dalam menyerap pembelajaran pada dasarnya berbeda-beda, hal ini tergantung pada usia anak didik itu sendiri. Sehingga karakteristik pola pikir anak didik pada Sekolah Dasar tentunya berbeda dengan Sekolah Menengah, menurut Piaget, anak-anak usia Sekolah Dasar masih pada tahap pemikiran konkret-operasional (concrete operational thought), yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata terhadap apa yang mereka lihat.15 Dengan demikian peneliti tertarik untuk menganalisis buku yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga karya Ling Tajudin, S. Ag dan dkk dengan judul buku Bina Fikih Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III dimana buku ini sudah digunakan dijenjang Pendidikan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, serta ingin mengetahui peranan buku teks pada sistem pembelajaran dan kualitas buku teks tersebut. Oleh karena itu peneliti mengangkat tema penelitiannya dengan judul ANALISIS BUKU TEKS BINA FIKIH UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III KARYA LING TAJUDIN DKK. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Bagaimana gambaran muatan/isi buku dalam buku teks Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk? Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h

13 13 2. Bagaimana analisis buku teks dalam buku Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk ditinjau dari segi kriteria buku teks yang baik menurut Greene dan Petty? C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan Supaya tidak ada kekeliruan dalam pemahaman judul karya ilmiah ini, maka akan dijelaskan beberapa hal-hal pokok yakni sebagai berikut: 1. Analisis Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman makna keseluruhan.16 Analisis merupakan usaha untuk mengamati, menilai dan memberikan feedback terhadap suatu objek, baik berupa konsep, teori, proses maupun hasil dalam rangka pengembangan. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha untuk mengetahui bagaimana materi buku ajar fikih ditinjau dari segi kesesuaian materi, penyajian materi, bahasa, keterbacaan, dan grafika, latihan dan soal, serta aksesibilitas terhadap buku teks berdasarkan kriteria buku teks yang baik dan berkualitas berdasarkan teori analisis Greene dan Petty. Penelitian ini difokuskan pada analisis terhadap materi ajar fikih khususnya buku sebagai sumber belajar di kelas rendah (Kelas III MI) Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press, 2005), h.

14 14 2. Buku Teks Dalam Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1 menjelaskan bahwa Buku teks adalah buku ucuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.17 Buku ajar fikih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buku ajar Fikih MI kelas III yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu buku ajar fikih Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk. Jadi, yang dimaksud dari judul penelitian ini adalah suatu penelitian analisis buku teks atau bahan ajar fikih untuk MI kelas III yang digunakan guru di salah satu sekolah yaitu MIN Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur. Analisis dalam penelitian ini adalah kegiatan mengamati dan mendeskripsikan buku ajar fikih ditinjau dari segi kesesuaian materi, penyajian materi, bahasa, keterbacaan, dan grafika, latihan dan soal, serta aksesibilitas terhadap buku teks berdasarkan kriteria buku teks yang baik dan berkualitas, sehingga dengan hasil analisis tersebut dapat mengetahui buku teks yang memang benar-benar berkualitas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1 (3) tentang Buku Teks. 17

15 15 dengan analisis berdasarkan kriteria buku yang baik berdasarkan teori analisis Greene dan Petty. D. Alasan Memilih Judul Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis kemukakan di atas maka alasan yang mendorong penulis untuk meneliti masalah tersebut adalah: 1. Untuk mendeskripsikan muatan buku teks Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk. 2. Mengingat bahwa buku teks merupakan sumber belajar yang sangat penting dan menunjang dalam proses belajar mengajar. Maka dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peranan buku teks ini pada sistem pembelajaran dan kualitas buku teks yang baik serta membantu guru dan siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran. 3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur dan bisa di kembangkan untuk masa-masa yang akan datang dalam pemilihan buku teks dalam pembelajaran. E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti diatas, maka tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: 1. Mendapatkan gambaran tentang muatan/isi buku dalam buku teks Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk.

16 16 2. Mengetahui tentang analisis buku teks pelajaran dalam buku Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk ditinjau dari segi kriteria buku teks yang baik menurut Greene dan Petty. Penelitian buku teks yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S. Pd. I) di IAIN Antasari Banjarmasin. 2. Bagi guru, memberikan pedoman untuk mengetahui lebih rinci kriteria buku teks Fikih Kelas III yang baik untuk kegiatan belajar mengajar. 3. Bagi siswa, diharapkan siswa bergairah dalam mengikuti pembelajaran fikih sehingga mutu, proses dan hasil belajarnya lebih meningkat. 4. Bagi sekolah, memberikan masukan dan informasi dalam memilih dan menentukan buku teks Fikih yang baik untuk dipakai pada tahun ajaran mendatang. 5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti khususnya dan bagi peneliti lain umumnya yang ingin melakukan penelitian serupa yang berkenaan dengan hasil penelitian ini.

17 17 F. Metode Penelitian Ketepatan menggunakan metode dalam penelitian adalah syarat utama dalam menggunakan data. Berkaitan dengan hal ini Winarno Surachmad mengatakan bahwa metode merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai tujuan Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research). Library Research adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara mengumpulkan data-data yang bersumber dari buku, jurnal, kitab, artikel, dan tulisan-tulisan tertentu. 19 Analisis ini akan digunakan dalam usaha mencari dan mengumpulkan data, menyusun, menggunakan serta menafsirkan data yang sudah ada. Penelitian kepustakaan (Library Research) ini, menggunakan landasan filosofis kualitatif rasionalistik, maka tahapan-tahapan yang dilakukan adalah memilih dan mengkaji secara kritis sumber data atau referensi yang berkaitan dengan materi ajar fikih di kelas III MI, dengan merumuskan perhatian kritis terhadap konsep-konsep isi materi yang diajarkan. Hal ini dilakukan dengan harapan akan diperoleh informasi yang lengkap dan objektif. Analisis isi, seringkali disebut analisis dokumen, adalah telaah sistematis atas catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagai sumber data. Dokumen bisa dikumpulkan dengan diklasifikasi untuk dianalisis menurut kriteria yang sudah Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar-Dasar Metode dan Teknik, (Bandung: Tarsito Rimbuan, 1995), h h. 85. Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Ar Rijal Institute, 2007),

18 18 ditetapkan. Datanya bisa berasal dari laporan-laporan resmi berbagai lembaga atau organisasi, dan bahkan sering dari perseorangan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang berupa uraian-uraian kata yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan pada pengumpulan data yang bersifat kualitatif (tidak berbentuk angka) dan menggunakan analisis kualitatif dalam pemaparan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan seperti library research. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu dengan menganalisis objek penelitian dan kemudian mendeskripsikannya apa adanya. Metode deskriptif ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran, tulisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. 20 Dalam hal ini yaitu mendekripsikan menganalisis kualitas buku teks Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III Karya Ling Tajudin dkk, dan menganalisis buku teks berdasarkan cara penulisan buku teks dan kriteria buku teks yang benar. Pencarian data dalam penelitian ini dilakukan di perpustakaanperpustakaan, baik perpustakaan IAIN Antasari ataupun di perpustakaan Fakultas Tarbiyah serta perpustakaan-perpustakaan lainnya. 20 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 5.

19 19 2. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini berupa bahan ajar fikih Bina Fikih karya Ling Tajudin dkk untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Buku ini mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2008, dan buku tersebut juga masih digunakan hingga saat ini, salah satunya di sekolah MIN Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur. 3. Data dan Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung dari sumber pertama mengenai masalah yang diungkap secara sederhana disebut data asli. 21 Data yang dimaksud yaitu buku teks Fikih Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III karya Ling Tajudin, dkk. b. Data Sekunder Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang berfungsi sebagai penunjang untuk mencarikan jawaban dalam penelitian ini, sumber data sekunder ini berupa buku-buku, teks artikel ataupun situs-situs dalam media elektronik yang bersinggungan dalam permasalahan yang sedang penulis teliti. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah buku-buku lainnya yang sejalan dengan masalah yang diteliti diantaranya: Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar-Dasar Metode dan Teknik, (Bandung: Tarito Rimbuan, 1995), h

20 20 1) Ali Mudlofir. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers ) Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ) Saifudin Azwar. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ) Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet 12. Jakarta: PT Rineka Cipta ) BSNP, Laporan BSNP Jakarta: BSNP ) Beni Ahmadi Saebeni dan Januari. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung: CV Pustaka Setia ) Tim Bina Karya Guru. Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta: Erlangga ) Anis Tanwir hadi. Pengantar Fikih untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT Tiga Serangkai ) Dan buku-buku lainnya. 4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Pengumpulan data dilakukan dengan menghimpun dari buku-buku, kemudian mengolah data, teknik yang digunakan adalah menguraikan dan menjelaskan mengenai analisis buku teks kelas III Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan

21 21 analisis data menggunakan teknik pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan penarikan kesimpulan menggunakan pendekatan induktif (khusus-umum). Analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu dengan melakukan pengkajian atau penelaahan secara mendalam dan menyeluruh terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai analisis buku teks Fikih untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah sesuai dengan kriteriakriteria penilaian buku teks. Sementara itu dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis isi (content analysis). Menurut Holsti, analisis isi merupakan teknik penelitian yang ditujukan untuk membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik tertentu pada pesan-pesan secara sistematis dan objektif Prosedur Penelitian Untuk menyelesaikan penelitian ini hingga menjadi sebuah skripsi yang siap dimunaqasahkan, ditempuh prosedur dengan tahapan berikut: a. Tahapan pendahuluan Pada tahap ini penulis mempelajari permasalahan yang akan diteliti, kemudian hasilnya dituangkan dalam sebuah proposal penelitian yang berjudul ANALISIS BUKU TEKS FIKIH UNTUK KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH KARYA LING TAJUDIN DKK. Untuk kesempurnaannya maka dikonsultasikan kepada Dosen Penasehat dan Stefan Sticsher, dkk, Metode Analisis Teks & Wacana, terj, Ghazali dkk (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h

22 22 meminta persetujuannya. Setelah dinyatakan diterima dengan disertai surat penetapan judul serta penetapan Dosen Pembimbing. b. Tahapan pengumpulan data Pada tahapan ini terlebih dahulu mengurus surat risetnya, kemudian menyerahkannya kepada pihak perpustakaan yang menjadi tempat riset. Kemudian penulis melakukan pengumpulan data yang bersifat kepustakaan dan studi literatur, yang dilakukan selama dua bulan sesuai dengan surat izin riset yang dikeluarkan oleh Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin, yang dimulai dari tanggal 14 Juni 2015 sampai tanggal 14 Agustus c. Tahapan pengolahan data dan analisis data Pada tahapan ini penulis melakukan pengolahan secara intensif terhadap data yang diperoleh dari perpustakaan dengan menggunakan teknik reduksi data, dan kesimpulannya, sehingga diperoleh data yang valid. Untuk memperoleh kesimpulannya dilakukan analisis secara kualitatif berdasarkan landasan teoritis yang disusun. d. Tahapan penutup Pada tahapan ini penulis menyusun secara sitematis terhadap data yang diperoleh berdasarkan sistematika penulisan yang telah disusun. Untuk kesempurnaannya, maka dikonsultasikan secara intensif kepada Dosen Pembimbing dengan melakukan perbaikan, sehingga dianggap sempurna dan menjadi sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk sebuah skripsi.

23 23 G. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri dari empat bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bagian awal skripsi ini memuat tentang halaman judul skripsi, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi. Bab I adalah pendahuluan yang membahas mengenai gambaran secara umum mengenai seluruh isi skripsi, ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan teori yang terdiri dari beberapa sub-bab yaitu: sub-bab pertama tentang buku sebagai bahan ajar Fikih, yang meliputi pengertian buku teks, fungsi buku teks, kualitas buku teks yang baik. Sub-bab kedua tentang cara pemilihan dan penggunaan buku teks pelajaran. Sub-bab ketiga tentang mata pelajaran Fikih di MI yang meliputi: pengertian mata pelajaran Fikih, karakteristik mata pelajaran Fikih MI, tujuan mata pelajaran Fikih MI, fungsi mata pelajaran Fikih MI, ruang lingkup mata pelajaran Fikih MI. Sub-bab keempat tentang karakteristik perkembangan anak usia kelas rendah SD/MI. Bab III adalah membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: sub-bab pertama tentang identitas buku teks Fikih karya Ling Tajudin dkk. Sub-bab kedua tentang deskripsi umum isi buku teks Fikih karya Ling Tajudin dkk.

24 24 Bab IV adalah pembahasan analisis hasil penelitian terhadap buku pelajaran Fikih kelas III MI karya Ling Tajudin dkk yang diterbitkan oleh Erlangga, meliputi: sub-bab pertama tentang buku pelajaran Fikih kelas III karya Ling Tajudin dkk. Sub-bab kedua tentang analisis buku pelajaran Fikih kelas III MI yang diterbitkan oleh Erlangga berdasarkan teori Greene dan Petty. Sub-bab ketiga tentang kelebihan dan kekurangan buku teks Bina Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah kelas III karya Ling Tajudin dkk. Bab IV adalah penutup, yang di dalamnya terdiri dari simpulan, saransaran, dan kata penutup, kemudian daftar pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan desentralisasi pendidikan oleh pemerintah. Pembaharuan sistem

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan desentralisasi pendidikan oleh pemerintah. Pembaharuan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan dan penghapusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan strategi pembangunan pendidikan nasional. berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan strategi pembangunan pendidikan nasional. berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan nasional, di antaranya pembaharuan dan penghapusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan desentralisasi pendidikan oleh pemerintah.pembaharuan sistem

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan desentralisasi pendidikan oleh pemerintah.pembaharuan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan dan penghapusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan ajar memiliki posisi yang sangat penting dalam pembelajaran. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nurdaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nurdaeni, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi situasi yang berubahubah. Pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang penelitiannya dilakukan secara intensif terinci dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bangsa yang sedang membangun seyogyanya menjadikan sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan bangsa dan negara, karena pendidikan berusaha untuk membentuk manusia beriman, berilmu pengetahuan, berketerampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI JENIS-JENIS TANAH MELALUI MEDIA KONKRIT PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF NU 01 PETAHUNAN KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa, serta pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebuah bangsa yang maju memang sangat diharapkan oleh setiap Negara di belahan dunia, kemajuan sebuah bangsa tergantung pada warga Negara itu sendiri. Sudah

Lebih terperinci

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP sebagai seperangkat rencana dan

Lebih terperinci

Oleh Reni Nurdeani ABSTRAK

Oleh Reni Nurdeani ABSTRAK 1 ANALISIS BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA INGGRIS BERDASARKAN STANDAR PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN (Penelitian Deskriptif Terhadap Buku Teks Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas III SD Negeri Layungsari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu fenomena penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, dimana pendidikan sendiri tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sifatnya mutlak baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai panduan penyelenggaraan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaannya merupakan suatu proses yang berkesimbungan pada setiap jenis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan suatu bangsa, maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada pendidikan itu sendiri. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan, dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan manusia, karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan kebutuhan manusia yang esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu,

BAB I PENDAHULUAN. bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu, Freire (2007) juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. yaitu buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Agar proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar dan efektif maka perlu adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang suatu objek. Dengan ilmu hidup akan menjadi mudah dan baik, serta terangkat derajad kemuliaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dimasa pembangunan saat ini, manusia dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini karena pendidikan kini telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan serta meningkatkan kemampuan dasar siswa baik dalam bentuk formal maupun non formal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak pada kualitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS

PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS Oleh: Dr. Marzuki FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 KIAT MENULIS BUKU Harus punya modal 2 APA MODALNYA? Punya kemauan Niat untuk menulis Punya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang handal dan terampil, serta mampu berkompetensi seraca global. Untuk mewujudkan hal tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013 ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013 Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah yang telah dan akan dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi : 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan zaman yang semakin cepat, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik sebagai individu yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62 2015 SERI : E IKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT MELALUI BUDAYA BACA, MENULIS DAN BELAJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kegiatan antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta didik, ataupun peserta didik dengan berbagai sumber belajar guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang akan memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala bidang. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang handal, terampil dalam segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan mempunyai pemerintahan sendiri, pendidikan agama telah diprogramkan untuk diberikan di sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan dari individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas anak didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 1 Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 1 Pendidikan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 1 Pendidikan pada hakekatnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan manusia yang esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, melalui pendidikan manusia dapat terlepas dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat kedewasaan. Artinya anak dituntut agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu alat bagi manusia dalam mencapai kesempurnaan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan modal untuk memberikan pengetahuan, penanaman akhlakul

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. grop, 2014), Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Renada Media

BAB I PENDAHULUAN. grop, 2014), Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Renada Media 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buku adalah bahan tertulis dalam bentuk lembaran kertas yang dijilid dan diberi kulit (cover) yang menyajikan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistemmatis oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru yang berperan aktif dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru yang berperan aktif dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Selain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa dapat dicapai melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam menentukan kelangsungan hidup masyarakat atau suatu bangsa ke arah yang lebih maju, Oleh karenanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN [1] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan buku ajar kimia sekolah Menengah Atas (SMA) melalui inovasi materi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 sangat perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Buku memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Buku merupakan salah satu sumber bahan ajar. Ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mochammad Ramdhani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mochammad Ramdhani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar nasional pendidikan terdiri dari sejumlah standar yang masingmasing memiliki kekhasan. Salah satu standar nasional tersebut adalah standar isi. Bagian penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci