PENGARUH LABA AKUNTANSI, ALIRAN KAS OPERASI DAN AKRUAL TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK- TAX DIFFERENCES SEBAGAI PEMODERASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LABA AKUNTANSI, ALIRAN KAS OPERASI DAN AKRUAL TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK- TAX DIFFERENCES SEBAGAI PEMODERASI"

Transkripsi

1 PENGARUH LABA AKUNTANSI, ALIRAN KAS OPERASI DAN AKRUAL TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK- TAX DIFFERENCES SEBAGAI PEMODERASI Wahyu Prihatin N. dan Mekani Vestari ABSTRACT This study aims to determine the effect of accounting earnings, cash flow and accrual earnings in firms with large book-tax differences compared to companies with small book-tax differences. Object of this study is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the year with a sample of 56 manufacturing companies that were selected by purposive sampling method. Testing this hypothesis using techniques Moderated Regression Analysis (MRA). The results of this study indicate that firm with large negative (positive) book-tax diffetences have persistence of the accrual component of future earnings is lower than firms with small book-tax differences. Keywords: Earnings Persistence, Book-Tax Differences, Accruals of Earnings, Cash Flows. 1. Pendahuluan Pelaporan keuangan merupakan sebuah wujud pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Sedangkan laporan keuangan sendiri merupakan salah satu sumber informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan ekonomi oleh para penggunanya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Darraough (1993) dalam Fanani (2010) menunjukan arti pentingnya laba dengan menyatakan bahwa perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba yang disajikan harus berkualitas. Laba yang berkualitas adalah laba yang mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2001; dalam Wijayanti, 2006), sehingga laba yang tidak berfluktuatif merupakan ciri dari laba yang persisten. Beberapa analis keuangan lebih suka mengaitkan aliran kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih persisten 46

2 dibanding komponen akrual. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 Tahun 1980 mengenai karekteristik kualitatif laporan keuangan bertujuan untuk menganalisis karakteristik yang membuat informasi akuntansi dapat bermanfaat. Dalam membuat keputusan pemilihan metode akuntansi, karakteristik kualitatif suatu informasi merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan, karena kualitas ini merupakan komposisi suatu informasi agar dapat bermanfaat. Dilihat dari hirarki kualitas akuntansi bahwa kualitas utama informasi akuntansi terletak pada relevance dan reliability, yang komposisi pembentuknya adalah predictive value, feedback value, timeliness, comparability, verifiability, neutrality dan representational faithfulness. Untuk informasi berupa laba, meskipun persistenai laba bukan merupakan komponen dari definisi kualitas primer laba, namun persistensi laba sering digunakan sebagai pertimbangan kualitas laba karena dalam karakter relevansi terdapat komponen nilai prediktif laba, dimana salah satu unsur nilai prediktif laba adalah persistensi laba (Jonas dan Blanchet, 2000; dalam Martani dan Persada, 2009). Konstruk dan pengukuran kualitas laba yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya dapat diterjemahkan lagi tekniknya melalui book-tax differences (BTD). Maksudnya adalah book-tax differencesmampu menjelaskan bagaimana persistensi, akrual dan arus kas perusahaan (Hanlon, 2005; Wijayanti, 2006). Setiap tahunnya manajemen menghitung laba perusahaan dengan dua tujuan utama, untuk memenuhi tujuan pelaporan sesuai dengan PSAK dan memenuhi aturan dalam UndangUndang Perpajakan sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan. Perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal (book-tax differences) terjadi karena adanya perbedaan perlakuan dalam standar akuntansi dan aturan perpajakan. Pengakuan pendapatan dan biaya dalam akuntansi memperbolehkan metode akrual. Sedangkan menurut aturan perpajakan pendapatan dikategorikan menjadi: (1) pendapatan sebagai penambah penghasilan bruto, dan (2) pendapatan yang telah dipotong PPh final (tidak menambah penghasilan bruto). Hanya pendapatan jenis pertama saja yang dapat dimasukkan kedalam laporan laba rugi fiskal, namun apabila pendapatan tersebut telah diterima. Demikian pula biaya, menurut perpajakan, biaya dikategorikan sebagai biaya pengurang penghasilan (deductible expense) dan biaya non pengurang penghasilan (non deductible expense). Hanya biaya yang deductible saja yang boleh dimasukkan kedalam laporan laba rugi fiskal, namun dengan syarat biaya tersebut sudah dibayarkan. Beberapa penelitian mengenai kualitas laba dari berbagai literatur, menggunakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dalam menjelaskan kualitas laba yang dilaporkan perusahaan (Patrick, 2001; Desai, 2002; Manzon dan Plesko, 2002; Mills et al., 2002; dalam Wijayanti, 2006). Mereka berpendapat bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba. Logika yang mendasarinya adalah adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal sehingga perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan 47

3 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) informasi tentang management discretion dalam proses akrual. Selain itu beberapa analis keuangan menegaskan peran book-tax differences dalam menilai kualitas laba yang dilaporkan oleh manajemen. Seperti Revsine et al.(1998) dalam Hanlon (2005) menyatakan rasio laba sebelum pajak dibagi laba fiskal dapat mengukur konservatisme akuntansi, Palepu et al.(2003) dalam Hanlon (2005) menyatakan bahwa semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal mencerminkan "red flag" bagi pengguna laporan keuangan, dan Penman (2001) dalam Wijayanti (2006) juga menyatakan bahwa book-tax differences dapat digunakan sebagai diagnosis untuk mendeteksi adanya manipulasi pada biaya utama suatu perusahaan. Oleh karena persistensi laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa informasi dalam book-tax differences yang dapat mempengaruhi persistensi laba, dapat membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan (Martani dan Persada, 2009). Oleh karena book-tax differences dapat mewakili keleluasaan manajemen dalam proses akrual, maka banyak penelitian menggunakan perbedaan tersebut sebagai indikator kualitas laba dalam menilai persistensi laba (Martani dan Persada, 2010; Sin, 2012; Asma, 2012; Purwanti dkk., (2012); dan Suwandika dan Astika, 2013). Martani dan Persada (2010) membuktikan bahwa perbedaan permanen dan perbedaan temporer antara akuntansi komersial (sesuai SAK) dengan akuntansi fiskal (sesuai perpajakan) sama-sama memiliki pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Asma (2012) membuktikan adanya pengaruh negatif antara beban pajak tangguhan sebagai proksi dari book-tax differences dengan persistensi laba, yang artinya semakin tinggi perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal suatu perusahaan maka semakin rendah persistensi laba perusahaan tersebut. Dalam penelitian Suwandika dan Astika (2013) yang menggunakan sampel perusahaan perbankkan hanya berhasil membuktikan bahwa perusahaan dengan large positive book-tax differences saja yang memiliki tingkat persistensi laba yang rendah, hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Djamaluddin dkk. (2008). Sementara Sin (2012) yang hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur tidak berhasil membuktikan bahwa perusahaan dengan large positive book-tax differences dan large negative book-tax differences sama-sama memiliki persistensi laba yang rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences. Penelitian-penelitian diatas telah membuktikan peran book-tax differences dalam menilai persistenai laba, namun belum ada hasil yang konklusif untuk perbedaan besar antara laba akuntansi dengan laba fiskal yang bernilai negatif (large negative booktax differences), apakah memiliki persistensi laba akuntansi yang lebih rendah dibanding dengan perusahaan yang memiliki perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal (small book-tax differences). Berdasarkan pada research gap yang ada, penelitian ini akan meneliti apakah perusahaan dengan perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dengan laba fiskal (large negative book-tax differences) memiliki persistensi laba akuntansi yang lebih rendah dibanding perusahaan yang memiliki perbedaan kecil antara laba akuntansi dengan laba fiskal (small book-tax differences). Dari beberapa hasil 48

4 penelitian sebelumnya, maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah perbedaan besar negatif atau positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large negative/positive booktax differences) secara negatif akan berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi satu periode kedepan? (2) Apakah perbedaan besar negatif atau positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large negative/positive) booktax differences) yang berhubungan dengan komponen akrual laba dan aliran kas terhadap laba masa depan menyebabkan rendahnyapersistensi laba akuntansi satu periode kedepan? 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kualitas Laba Laba perusahaan merupakan informasi yang menjadi pusat perhatian para stakeholder. Stakeholder biasanya beranggapan bahwa laba yang besar mencerminkan kondisi perusahaan yang baik, namun mereka tidak mengetahui apakah informasi yang terkandung dalam laba tersebut mempunyai kualitas yang tinggi atau tidak. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan para pembacanya terutama investor. Informasi tentang laba sering kali digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan utamanya dalam pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dasar penentuan besarnya pengenaan pajak, dan pembagian dividen. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Menurut Chandrarin (2003) dalam Djamaluddin dkk. (2008), laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived noise), dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Hayn (1995) dalam Wijayanti (2006) menjelaskan bahwa gangguan persepsian dalam laba akuntansi disebabkan oleh peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu dan hanya berpengaruh pada periode terjadinya peristiwa tersebut. Candrarin (2001) dalam Wijayanti (2006) juga menjelaskan bahwa komponen transitori merupakan komponen yang hanya berpengaruh pada periode tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-menerus, dan mengakibatkan angka laba (rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi berfluktuatif. Semakin besar gangguan persepsian yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin rendah kualitas laba akuntansi. 2.2 Persistensi Laba Definisi persistensi laba menurut Penman (1992) dalam Wijayanti (2006) adalah revisi laba dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan (current earnings). Besarnya revisi menunjukan persistensi laba. Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba akuntansi periode 49

5 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) sekarang dengan periode yang akan datang sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Laba akuntansi dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya semakin kecil. Sedangkan Wijayanti (2006) menggunakan laba akuntansi sebelum pajak tahun depan sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Jika koefisiennya positif dan menghasilkan angka yang mendekati satu, maka dapat dikatakan laba tersebut memiliki persistensi yang tinggi, dan jika mendekati nilai nol, maka akan memiliki laba transitori yang tinggi. Jika koefisiennya negatif dan menghasilkan angka yang mendekati satu, maka persistensinya kurang, sebaliknya jika angka lebih kecil atau mendekati nol, maka persistensinya kuat atau besar. Selain itu, persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas yang terkandung dalam laba saat ini (Penman, 2001; dalam Wijayanti 2006). Bernstein (1993) dalam Wijayanti (2006) menyatakan bahwa komponen akrual dari current earnings cenderung kurang terulang lagi atau kurang persisten untuk menentukan laba masa depan karena mendasarkan pada akrual, deffered (tangguhan), alokasi dan penilaian yang mempunyai distorsi subyektif. Beberapa analis keuangan lebih suka mengaitkan aliran kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih persisten dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut. 2.3 Book-Tax Differences Setiap tahunnya manajemen menghitung laba perusahaan dengan dua tujuan utama, untuk memenuhi tujuan pelaporan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dan pelaporan pajak berdasarkan peraturan pajak untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak (taxable income) atau laba fiskal. Peraturan pajak di Indonesia mengharuskan laba fiskal dihitung berdasarkan metode akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi, yaitu metode akrual, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk dua tujuan pelaporan laba tersebut. Untuk menentukan besarnya laba fiskal perusahaan diwajibkan untuk melakukan rekonsiliasi fiskal diakhir tahun pembukuan dengan cara melakukan penyesuaian- penyesuaian laba akuntansi berdasarkan peraturan pajak. Perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal (book-tax differences) terjadi karena adanya perbedaan perlakuan dalam standar akuntansi dan aturan perpajakan. Pengakuan pendapatan dan biaya dalam akuntansi memperbolehkan metode akrual. Sedangkan menurut aturan perpajakan pendapatan dikategorikan menjadi: (1) pendapatan sebagai penambah penghasilan bruto, dan (2) pendapatan yang telah dipotong PPh final (tidak menambah penghasilan bruto). Hanya pendapatan jenis pertama saja yang dapat dimasukkan kedalam laporan laba rugi fiskal, namun apabila pendapatan tersebut telah diterima. Demikian pula biaya, menurut perpajakan, biaya dikategorikan sebagai biaya pengurang penghasilan (deductible expense) dan biaya non pengurang penghasilan (non deductible expense). Hanya biaya yang deductible saja yang boleh dimasukkan 50

6 kedalam laporan laba rugi fiskal, namun dengan syarat biaya tersebut sudah dibayarkan. Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara penyajian laporan keuangan komersial (menurut SAK) dengan laporan keuangan fiskal (menurut aturan perpajakan) dibagi menjadi beda waktu atau temporer dan beda tetap atau permanen (Kiswara, 2011; dalam Rosanti dan Zulaikha, 2013). Perbedaan permanen terjadi karena transaksitransaksi pendapatan dan biaya diakui menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal, dan sebaliknya. Perbedaan permanen mengakibatkan laba (rugi) bersih menurut akuntansi berbeda (secara tetap) dengan laba kena pajak menurut fiskal. Perbedaan permanen positif terjadi karena ada laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan perpajakan, sedangkan perbedaan permanen negatif terjadi karena adanya pengeluaran sebagai beban laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan fiskal. Misalnya, bunga deposito diakui sebagai pendapatan dalam laba akuntansi, tetapi tidak diakui sebagai pendapatan dalam laba fiskal, dan premi asuransi yang ditanggung perusahaan untuk karyawan, diakui sebagai biaya dalam laba akuntansi, tetapi tidak diakui sebagai biaya dalam laba fiskal. Menurut Harnanto (2003:112), perbedaan temporer adalah perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban dengan nilai tercatat aktiva atau kewajiban tersebut, yang akan berakibat pada kenaikan atau bertambahnya laba fiskal periode mendatang (future taxable amount atau taxable temporary differences) atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang (future deductible amount atau deductible temporary differences), pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban diselesaikan atau dilunasi (settled). Perbedaan temporer dapat dibagi menjadi perbedaan temporer positif dan perbedaan temporer negatif. Perbedaan temporer positif terjadi apabila pengakuan beban untuk akuntansi lebih lambat dari pengakuan beban untuk pajak atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi. Perbedaan temporer negatif terjadi jika ketentuan perpajakan mengakui beban lebih lambat dari pengakuan beban akuntansi komersial atau akuntansi penghasilan mengakui penghasilan lebih lambat dari pengakuan penghasilan menurut ketentuan pajak. Perbedaan temporer yang terjadi harus diakui sebagai aktiva pajak tangguhan dan atau kewajiban pajak tangguhan. 2.4 Pengembangan Hipotesis Dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (2007) dinyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Agar bermanfaat, laporan keuangan perlu memiliki karakteristik sebagai laporan keuangan yang berkualitas. Untuk informasi akuntansi berupa laba, meskipun persistensi laba bukan merupakan komponen dari definisi kualitas primer laba, namun persistensi laba sering digunakan sebagai pertimbangan kualitas laba karena dalam karakter relevansi terdapat komponen nilai prediktif laba, dimana salah 51

7 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) satu unsur nilai prediktif laba adalah persistensi laba (Jonas dan Blanchet, 2000; dalam Martani dan Persada, 2009). Oleh karena persistensi laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa informasi dalam perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang dapat mempengaruhi persistensi laba, dapat membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Hanlon (2005) menyatakan bahwa masih terdapat beberapa pendapat yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba. Pendapat yang mendukung berasal dari beberapa literatur analisis keuangan yang menyatakan bahwa naiknya laba yang dilaporkan oleh manajemen yang disebabkan oleh pilihan metode akuntansi dalam proses akrual akan menyebabkan adanya perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal. Misalnya, Revsine et al. (1999) dalam Djamaluddin dkk. (2008) menyatakan bahwa kenaikan utang pajak tangguhan, yang mencerminkan laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal mengindikasikan kualitas laba semakin buruk. Revsine et al. (2001) dalam Djamaluddin dkk. (2008) juga berpendapat bahwa berkurangnya saldo aktiva pajak tangguhan harus diinvestigasi lebih lanjut, karena perubahan dalam hubungannya dengan akun neraca mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk menaikkan laba secara semu. Karena jumlah pendapatan selama setahun harus sama dengan jumlah aliran kasnya, pada akhirnya manajer harus membalikkan beberapa kelebihan kenaikan (penurunan) akrual laba yang dibuat di masa lalu (Jones, 1991; dalam Djamaluddin dkk., 2008). Dengan kata lain, jika perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal besar merupakan bukti kenaikan (penurunan) laba karena pilihan akrual, komponen akrual perusahaan tersebut akan menunjukkan pembalikan (reversal) dimasa depan yang besar secara rata-rata, dan menyebabkan persistensi laba rendah. Sedangkan pendapat yang menentang bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba masa depan adalah adanya suatu penjelasan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal dapat dihasilkan melalui strategi perencanaan pajak (tax planning). Oleh karena terdapat bermaca-mmacam sumber pendapat mengenai informasi yang terkandung dalam perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal, apakah perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal merupakan indikasi rendahnya persistensi laba akuntansi, belum ada hasil konklusif. Penelitian ini mendasarkan pendapat dalam literatur analisis keuangan yang fokus utamanya adalah pada perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal dimana laba akuntansi lebih besar dibanding laba kena pajak (large positive book-tax differences), dan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) tersebut dapat digunakan untuk menilai kualitas laba akuntansi. Sedangkan adanya studi Joos et al., (2000) dalam Wijayanti (2006) yang membuktikan bahwa perusahaan dengan perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal baik positif (laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal) maupun negatif (laba akuntansi lebih kecil daripada laba fiskal) diduga sama-sama mempunyai kualitas laba rendah. Mengacu pada perbedaan besar 52

8 antara laba akuntansi dan laba fiskal yang bernilai positif dan negatif, maka hipotesis pertama dalam bentuk alternatif yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ha(1a) : Perusahaan dengan perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large negative book-tax differences) mempunyai persistensi laba akuntansi lebih rendah dibanding perusahaan dengan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal (small book-tax differences). Ha(1b) : Perusahaan dengan perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large positive book-tax differences) mempunyai persistensi laba akuntansi lebih rendah dibanding perusahaan dengan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal (small book-tax differences). Seperti yang telah didiskusikan diatas bahwa hipotesis pertama dalam literatur akuntansi dan beberapa penelitian sebelumnya mengasumsikan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal mengindikasikan kualitas laba yang rendah karena subyektivitas dalam proses akrual untuk tujuan pelaporan keuangan dibanding untuk tujuan pajak. Jika perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal menunjukkan subjektivitas dalam proses akrual pelaporan keuangan, maka perusahaan dengan perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large negative book-tax differences) dan perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large positive book-tax differences) akan menunjukkan komponen akrual laba dan aliran kas terhadap laba tahun depan yang kurang persisten dibanding perusahaan yang memiliki perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal (small book-tax differences), maka hipotesis kedua dalam bentuk alternatif yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ha(2a) : Perusahaan dengan perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large negative book-tax differences) mempunyai persistensi komponen akrual laba dan aliran kas terhadap laba tahun depan yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal (small book-tax differences). Ha(2b) : Perusahaan dengan perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large positive book-tax differences) mempunyai persistensi komponen akrual laba dan aliran kas terhadap laba tahun depan yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal (small book-tax differences). 3. Metode Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sebanyak 149 perusahaan (IDX Statistics, ). Sampel dalam penelitian 53

9 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) ini dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Data yang digunakan dikumpulkan dengan metode dokumentasi yaitu melalui pengumpulan data sekunder. Seluruh data diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang telah diaudit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan dua model. Model pertama untuk menguji pengaruh laba akuntansi sebelum pajak terhadap persistensi laba, dengan persamaan berikut: Y = α + β1x1it + β2x2it + β3x3it + β4x3it*x1it + β5x3it*x2it + e (1) Keterangan : Y : Laba sebelum pajak tahun depan α : Konstanta X1 : Large negative book-tax differences X2 : Large positive book-tax differences X3 : Laba sebelum pajak tahun berjalan β1,2,3,4,5 : Koefisien regresi i : Nama perusahaan t : Tahun e : residual (error term) Selanjutnya, model kedua merupakan pengujian untuk hipotesis ketiga dan keempat yang bertujuan untuk menguji pengaruh aliran kas dan akrual laba terhadap persistensi laba dengan persamaan berikut: Y = α + β1x1it + β2x2it + β3x3it + β4x3it*x1it + β5x3it*x2it + β6x4it + β7x4it*x1it + β8x4it*x2it + e (2) Keterangan : Y : Laba sebelum pajak tahun depan α : Konstanta X1 : Large negative book-tax differences X2 : Large positive book-tax differences X3 : Aliran kas operasi X4 : Akrual laba β 1,23,4,5,6,7,8 : Koefisien regresi large negative book-tax differences i : Nama perusahaan t : Tahun e : residual (error term) 54

10 4. Hasil dan Pembahasan 4.1Pengujian Asumsi Klasik Sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini agar diperoleh estimasi yang terbaik. Uji asumi klasik tersebut terdiri dari uji Normalitas Data, Mulitolinieritas dan Heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Data Hasil dari perhitungan Kolmogorof Smirnov (Tabel 1) sudah menunjukkan distribusi yang normal pada modelyang digunakan dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,174 dan 0,249 (0,174 > 0,05 dan 0,249 > 0,05), sehingga bisa dilakukan regresi dengan model Linier Berganda. Tabel 1. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : data sekunder diolah, 2014 Model 1 Model , , ,075 0,075-0,047 1,105 0, , , ,081 0,081-0,066 1,020 0,249 b. Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF). Dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang digunakan bebas dari multikolonieritas antar variabel, sehingga model regresi dapat dilanjutkan. Tabel 3. Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian Tolerance VIF Keterangan Model 1 PTBIt LNBTD LPBTD LNBTDPTBIt LPBTDPTBIt 0,497 0,899 0,748 0,594 0,639 2,013 1,112 1,336 1,685 1,564 55

11 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) Model 2 PTCFt PTACCt LNBTD LPBTD LNBTDPTCFt LPBTDPTCFt NBTDPTACCt LPBTDPTACCt 0,158 0,166 0,530 0,682 0,276 0,181 0,358 0,213 Sumber: data sekunder diolah, ,325 6,029 1,888 1,466 3,627 5,522 2,792 4,702 c. Uji Heteroskedasitistas Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas dalam data. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Uji Heteroskedastisitas Variabel Penelitian t Sig. Keterangan Model 1 PTBIt LNBTD LPBTD LNBTDPTBIt LPBTDPTBIt Model 2 PTCFt PTACCt LNBTD LPBTD LNBTDPTCFt LPBTDPTCFt NBTDPTACCt LPBTDPTACCt -1,151 1,565 0,155 1,407 1,920 1,222 1,112 1,248 1,131 2,524 0,308-2,617-1,572 Sumber: data sekunder diolah, ,251 0,119 0,877 0,161 0,056 0,224 0,268 0,214 0,260 0,013 0,759 0,010 0,118 Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian baik dalam model pertama maupun model kedua tidak terjadi heteroskedastisitas dengan ditunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 d. Uji Autokorelasi Regresi yang baik tidak terdapat gejala autokorelasi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Uji Durbin Waston dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: 56

12 Model Penelitian Tabel 5: Uji Autokorelasi dengan Uji D-W Keterangan DW du DW 4-du Model 1 2,000 1,809 2,000 2,191 Bebas Autokorelasi Model 2 1,910 1,847 1,910 2,153 Bebas Autokorelasi Sumber: data sekunder diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 5 di atas maka dapat disimpulkan tidak terdapat Autokorelasi baik positif maupun negative dalam model penelitian ini sehingga analisis lebih lanjut dapat dilakukan. 4.2 Uji Kelayakan Model Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien Determinasi dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 6 berikut: Tabel 6: Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,699a 0,489 0,477 0, ,746a 0,557 0,533 0,08957 Sumber: data sekunder diolah, 2014 Dari hasil pengujian diperoleh nilai Adjusted R 2 untuk model pertama sebesar 0,477 yang menunjukkan bahwa 47,7% variasi kinerja laba masa depan mampu dijelaskan oleh laba tahun berjalan (Tabel 6). Untuk model kedua diperoleh nilai Adjusted R 2 sebesar 0,533 yang menunjukkan bahwa 53,3% variasi kinerja laba masa depan mampu dijelaskan oleh aliran kas dan akrual laba tahun berjalan Analisis Regresi Hasil analis regresi model pertama dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Model Pertama Variabel Koefisien t-value Sig. Konstanta (y0) ,846 0,000 PTBIt (y1) 0,444 9,934 0,000 LNBTD (y2) 0,022 1,474 0,142 LPBTD (y3) -0,032-1,845 0,066 LNBTDPTBIt (y4) -0,192-2,757 0,006 LPBTDPTBIt (y5) 0,335 3,478 0,001 F = 40,807 Sig. F = 0,000 Sumber: data sekunder diolah,

13 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) Dari ke lima variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi variabel LNBTD dan LPBTD tidak signifikan hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk LNBTD sebesar 0,142 dan LPBTD sebesar 0,066 yang keduanya jauh diatas 0,05. Sedangkan PTBIt, LNBTDPTBIt dan LPBTDPTBIt signifikan pada 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel PTBIt+1 dipengaruhi oleh variabel PTBIt, LNBTDPTBIt dan LPBTDPTBIt Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Model Pertama Variabel Koefisien tvalue Sig. Konstanta (y0) 0,028 2,382 0,018 PTCFt (y1) 0,414 7,532 0,000 PTACCt (y2) 0,371 6,572 0,000 LNBTD (y3) 0,048 1,978 0,050 LPBTD (y4) 0,008 0,370 0,712 LNBTDPTCFt (y5) -0,145-1,595 0,113 LPBTDPTCFt (y6) 0,008 0,096 0,924 LNBTDPTACCt (y7) -0,282-3,170 0,002 LPBTDPTACCt (y8) -0,429-4,310 0,000 F = 23,539 Sig. F = 0,000 Sumber: data sekunder diolah, 2014 Dari ke delapan variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi variabel LNBTD, LPBTD, LNBTDPTCFt dan LPBTDPTCFt tidak signifikan hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk LNBTD sebesar 0,050, LPBTD sebesar 0,712, LNBTDPTCFt sebesar 0,113 dan LPBTDPTCFt sebesar 0,924 yang menunjukkan bahwa nilai ke empatnya jauh diatas 0,05. Sedangkan PTCFt, PTACCt, LNBTDPTBIt dan LPBTDPTBIt signifikan pada 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel PTBIt+1 dipengaruhi oleh variabel PTCFt, PTACCt, LNBTDPTACCt dan LPBTDPTACCt. 4.4 Pembahasan Pengujian hipotesis Ha(1a) bertujuan untuk membuktikan apakah perusahaan dengan large negative book-tax differences memiliki persistensi laba lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences. Persentase pengaruh yang diberikan oleh semua variabel bebas yang ada didalam persamaan regresi terhadap perubahan persistensi laba (PTBIt+1) adalah 47,7%. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa koefisien regresi pada variabel interaksi LNBTDPTBIt adalah negatif signifikan (-0,192, sig 0,006 < 0,05), maka H0(1a) ditolak dan Ha(1a) diterima. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan dengan large negative book-tax differences terbukti memiliki 58

14 persistensi laba akuntansi yang lebih rendah, ditunjukkan dengan pengaruh menurunkan persistensi laba dan hasilnya signifikan. Nilai koefisien negatif dapat diartikan bahwa perbedaan temporer (large negative book-tax differences) akan mengalami pembalikan dimasa depan, sehingga perbedaan temporer (large negative book-tax differences) memiliki pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Dalam penelitian ini secara individu variabel LNBTD dan LPBTD tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap persistensi laba (PTBIt+1) karena tidak semua manfaat dan kewajiban pajak tangguhan yang ada di perusahaan dapat direalisasi di tahun depan. Hasil pengujian hipotesis Ha(1a) sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2006) dan, Suwandika dan Astika (2013). Pengujian Ha(1b) bertujuan untuk membuktikan apakah perusahaan dengan large positive book-tax differences memiliki persistensi laba lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences. Persentase pengaruh yang diberikan oleh semua variabel bebas yang ada didalam persamaan regresi terhadap perubahan persistensi laba (PTBIt+1) adalah 47,7%. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa koefisien regresi pada variabel interaksi LPBTDPTBItadalah positif signifikan (0,335, sig 0,001 < 0,05), maka H0(1b) tidak dapat ditolak dan Ha(1b) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan dengan large positive book-tax differences tidak terbukti memiliki persistensi laba akuntansi yang lebih rendah, ditunjukkan dengan pengaruh menaikkan persistensi laba dan hasilnya signifikan. Nilai koefisien positif dapat diartikan bahwa perbedaan temporer yang ada (large positive book-tax differences) tidak akan mengalami pembalikan dimasa depan, sehingga large positive book-tax differences tidak berpengaruh terhadap persistensi laba tahun depan.hasil pengujian hipotesis Ha(1b) sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dkk. (2012) dan Sin (2012) tetapi hasilnya signifikan. Pengujian hipotesis Ha(2a) bertujuan untuk membuktikan apakah perusahaan dengan large negative book-tax differences memiliki persistensi komponen akrual laba dan aliran kas terhadap laba masa depan yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences. Persentase pengaruh yang diberikan oleh semua variabel bebas yang ada didalam persamaan regresi terhadap perubahan persistensi laba (PTBIt+1) adalah 53,3%. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa koefisien regresi pada variabel interaksi LNBTDPTCFt adalah negatif tidak signifikan (-0,145, sig 0,113 > 0,05) dan LNBTDPTACCt adalah negatif signifikan (-0,282, sig 0,002 < 0,05), maka H0(2a) tidak dapat ditolak dan Ha(2a) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan dengan large negative book-tax differences tidak terbukti memiliki persistensi laba akuntansi yang lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrual laba dan aliran kasnya. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sin (2012) dan Wijayanti (2006). Pengujian hipotesis Ha(2b) bertujuan untuk membuktikan apakah perusahaan dengan large positive book-tax differences memiliki persistensi komponen akrual laba dan aliran kas terhadap laba masa depan yang lebih 59

15 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences. Persentase pengaruh yang diberikan oleh semua variabel bebas yang ada didalam persamaan regresi terhadap perubahan persistensi laba (PTBIt+1) adalah 53,3%. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa koefisien regresi pada variabel interaksi LPBTDPTCFt adalah positif tidak signifikan (0,008, sig 0,924 > 0,05) dan LPBTDPTACCt adalah negatif signifikan (-0,429, sig 0,000 < 0,05), maka H0(2b) tidak dapat ditolak dan Ha(2b) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan dengan large positive book-tax differences tidak terbukti memiliki persistensi laba akuntansi yang lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrual laba dan aliran kasnya. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sin (2012) dan Wijayanti (2006). 2. Kesimpulan Berdasalkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan perbedaan besar negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large negative booktaxdifferences) terbukti memiliki persistensi laba yang lebih rendah dari perusahaan dengan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal (small book-tax differences). Hasil yang berlawanan diperoleh untuk perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (large positive book-tax differences), karena dari hasil pengujian diketahui bahwa perusahaan dengan perbedaan besar positif antara laba akuntansi dan laba fiskal terbukti tidak memiliki persistensi laba yang lebih rendah dari perusahaan dengan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan temporer yang bisa dikurangkan dimasa depan mampu mempengaruhi kualitas laba dengan menurunkan atau meningkatkan persistensi laba. Investor harus mewaspadai jumlah manfaat (beban) pajak tangguhan yang disajikan perusahaan pada laporan laba rugi agar tidak tertipu dengan jumlah laba yang disajikan. Hal ini bisa digunakan untuk menganalisis laba akuntansi apakah kenaikan yang disajikan benar-benar terjadi atau hanya kenaikan laba secara semu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan perbedaan besar antara laba akuntasi dan laba fiskal baik positif maupun negatif (large negative (positif) book-tax differences) memiliki persistensi laba akuntansi lebih rendah yang diakibatkan oleh komponen akrualnya. Komponen akrual pada perusahaan dengan large negative(positive) book-tax differences terbukti menurunkan tingkat persistensi laba akuntansi. 60

16 Daftar Pustaka Anggarsari, Dian Septina (2009), Persistensi Laba, Akrual, Aliran Kas dan Book-Tax Differences, Universitas Sebelas Maret, Skripsi Tidak Dipublikasikan. Arfiyanto, Pungki (2012), Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Jurnal Universitas Brawijaya. Asma, Tuti N. (2012), Pengaruh Aliran Kas dan Perbedaan Laba Akuntansi dengan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Jurnal Universitas Negeri Padang. Bandi (2012), Finance Perspective versus Accounting Perspective: The Case of Earnings Persistence in Indonesia, International Journal of Economics and Finance, Vol. 4, No. 9. Barth, M., W. Beaver, J. Hand, and W. Landsman (1999), Accruals, Cash Flows, and Equity Values, Review of Accounting Studies 4(3-4) : Briliane, Lovelinez, dan S. Nurwahyuningsih, Harahap (2012), Pengaruh Keandalan Akrual pada Persistensi Laba dan Harga Saham, Jurnal Universitas Indonesia. Djamaluddin S., Wijayanti dan Rahmawati (2008), Analisis Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi laba, Akrual dan Aliran Kaspada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Djamaluddin S., Wijayanti dan Rahmawati (2008), Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan Untuk Mendeteksi Manajemen Laba, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 19, No. 3, hlm Ghozali, Imam (2011), Aplikasi Analisis Multivariat Aplikasi dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. (2003), Basic Econometrics, 4th ed, Singapore: Mc Graw Hill. Hanlon, M. (2005), The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and CashFlows When Firms Have Large Book-tax Differences, The Accounting Review 80 (March), pp Harnanto (2003), Akuntansi Perpajakan, Edisi Pertama,Yogjakarta: BPFE. Ikatan Akuntan Indonesia (2007), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia (2009), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Irfan, Fatkhur Haris (2013), Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Dengan Komponen Akrual dan Aliran 61

17 Pengaruh Laba Akuntansi, Aliran Kas Operasi dan Akrual (Prihatin &Vestari: 46-63) Kas Sebagai Moderasi, Universitas Diponegoro, Skripsi Tidak Dipublikasikan. Keiso, Donald E., Jerry J., Waygant, Terry D.,W.(2007), Akuntansi Intermediate, Edisi ke 12, Jakarta: Erlangga. Khafid, Muhammad (2012), Pengaruh Tatakelola Perusahaan (Corporate Governance) dan Struktur Kepemilikan Terhadap Persistensi Laba, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 4, No. 2, September 2012, pp Martani, Dwi dan Persada, Aulia Eka (2008), Pengaruh Book-Tax Gap Terhadap Persistensi Laba, Jurnal Akuntansi Universitas Indonesia. Martani, Dwi dan Persada, Aulia Eka (2010), Analisis Faktor yang Mempengaruhi Book-Tax Gap dan Pengaruhnya Terhadap Persistensi Laba, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 7, No. 2, Desember Meythi (2006), Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening, Simposium Akuntansi Nasional 9. Purwanti, Sheila N., Hardi dan Hasan, Murdika A. (2012), Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Universitas Riau. Richardson, Scott, A., Richard G. Sloan, et al. (2004), Accruals Reliability, Earnings Persistence and Stock Prices, Journal of Accounting and Economic, Vol. 39, pp Rosanti, Nur A., dan Zulaikha (2013), Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Perubahan Laba,Diponegoro Journal Of Accounting. Ruhul, Fitros (2008), Pajak Penghasilan (Teori dan Praktik Terkini), Pekanbaru: Unri Press. Sekaran, Uma (2006), Metodologi Penelitian Bisnis, (Terjemahan), Jakarta: Salemba Empat Setiawati, Lilis, dan Na im, Ainun (2000), Manajemen Laba, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 2000, XV(4). Sin, Melita N. (2012), Pengaruh Large Book-Tax Differences Terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Sloan, Richard G (1996), Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows About Future Earnings?, The Accounting Review, Vol. 71, No. 3, July: Sunarto (2009), Teori Keagenan dan Manajemen Laba, Kajian Akuntansi, Vol. 1, No. 1. Suwandika, I Made A., dan Astika, I Bagus P. (2013), Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi, Laba Fiskal, Tingkat Hutang Pada Persistensi Laba, E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, hlm Wijayanti, Handayani (2006), Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas, Simposium Nasional Akuntansi 9. 62

18 Wiryandari, Santi A., dan Yulianti (2008), Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Pajak Dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba, Simposium Nasional Akuntansi XI. Zaenal, Fanani (2010), Analisis FaktorFaktor Penentu Persistensi Laba, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 63

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 Bab 1 : 1. menyediakan informasi keuangan bagi pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Persistensi Laba Definisi persistensi laba menurut Penman (2001:340) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan suatu indikator dalam menilai kinerja pihak manajemen. Informasi laba merupakan hal yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang berkembang tentunya Indonesia masih harus melakukan banyak pembangunan di berbagai bidang dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Laba Akrual terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dan merupakan komponen terbesar serta sumber utama penerimaan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Manajemen Laba. Manajemen sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kinerja perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian A.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian bagi para pengguna informasi laporan keuangan, baik pihak internal maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu informasi potensial terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan karena memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam dan Anis Chariri Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam dan Anis Chariri Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Lestari, Budi. 2011. Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum kena

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah mengkaji tentang pengaruh book-tax differences terhadap pertumbuhan laba pada periode yang akan datang, antara lain: 1. Mark Jackson

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan penelitian (Sekaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persistensi Laba Persistensi laba menurut Penman (1992) dalam Wijayanti (2006) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, baik bagi pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Peristensi Laba (Mudrika Alamsyah Hasan, Hardi & Sheila Nika Purwanti) PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP

Lebih terperinci

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbedaan permanen berpengaruh secara negatif signifikan terhadap persistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memberikan perlindungan dan kepastian bagi para investor, kreditor, dan para pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI LABA AKRUAL, DAN ALIRAN KAS

PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI LABA AKRUAL, DAN ALIRAN KAS 203 Ade Mayasari Pengaruh Kualitas Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) PENGARUH KUALITAS PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (BOOK-TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERSISTENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Tingkat Hutang, Book Tax Gap, dan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Persistensi Laba

Analisa Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Tingkat Hutang, Book Tax Gap, dan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Persistensi Laba TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014 Analisa Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Tingkat Hutang, Book Tax Gap, dan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Persistensi Laba Briliana Kusuma

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI, LABA FISKAL, TINGKAT HUTANG PADA PERSISTENSI LABA

PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI, LABA FISKAL, TINGKAT HUTANG PADA PERSISTENSI LABA PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI, LABA FISKAL, TINGKAT HUTANG PADA PERSISTENSI LABA I Made Andi Suwandika Ida Bagus Putra Astika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BOOK TAX DIFFERENCES PADA PERSISTENSI LABA

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BOOK TAX DIFFERENCES PADA PERSISTENSI LABA PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BOOK TAX DIFFERENCES PADA PERSISTENSI LABA Fitria Jumiati 1 Ni Made Dwi Ratnadi 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia email:fitria.jumi@gmail.com/

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teoriteori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap perilaku manajemen laba dan persistensi laba yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Andreani Caroline Barus 1), Vera Rica 2) Program Studi Akuntansi STIE Mikroskil Jl Thamrin No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri dibedakan menjadi dua yaitu penerimaan yang bersumber dari pajak dan penerimaan yang bersumber bukan dari pajak. Penerimaan pajak akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Laba merupakan selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Investor atau stakeholder melihat laba

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN JASA DI BEI

ANALISIS DETERMINAN TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN JASA DI BEI ANALISIS DETERMINAN TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN JASA DI BEI Feni Marnilin E-mail: fenimarnilin@gmail.com J.M.V. Mulyadi Darmansyah Program Studi Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Hasil pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2014 diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013

Lebih terperinci

Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt. ABSTRACT

Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt. ABSTRACT PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 2010) Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI Buntoro Heri Prasetyo Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Lecturer of Economic

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Peraturan untuk perhitungan laba untuk tujuan pelaporan keuangan tidak selalu sama dengan peraturan laba untuk tujuan perpajakan. Adapun

Lebih terperinci

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan besar yang gulung tikar alias

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

Handayani Tri Wijayanti. Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta

Handayani Tri Wijayanti. Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta ANALISIS PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA Dosen DPK STIE Atma Bhakti Surakarta ABSTRACT This study aims to obtain empirical evidence about the role of differences between accounting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. B. Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

Pradipta Febiyanto Nur Cahyonowati 1

Pradipta Febiyanto Nur Cahyonowati 1 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1-11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain menjadi bahan rujukan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu isu yang berkembang di bidang analisis perpajakan yang menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences adalah perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Jenis Sesi Paper: Full paper Nurul Aisyah Rachmawati Universitas Trilogi nurulaisyah@universitas-trilogi.ac.id Abstract:

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK TANGGUHAN DAN TAX TO BOOK RATIO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

PENGARUH PAJAK TANGGUHAN DAN TAX TO BOOK RATIO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PENGARUH PAJAK TANGGUHAN DAN TAX TO BOOK RATIO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN I Made Dwi Harmana 1 Ketut Alit Suardana 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail:dwiharmana99@aol.com/telp:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016:78) manyatakan bahwa penelitian asosiatif adalah jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun selalu memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 dengan objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index untuk periode 2011-2013 berjumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERMANENT DIFFERENCES, TEMPORARY DIFFERENCES, LPBTD, LNBTD DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA

ANALISIS PENGARUH PERMANENT DIFFERENCES, TEMPORARY DIFFERENCES, LPBTD, LNBTD DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA ANALISIS PENGARUH PERMANENT DIFFERENCES, TEMPORARY DIFFERENCES, LPBTD, LNBTD DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA Mirna Dyah Praptitorini Sekolah Tinggi Ilmu Ekomomi Totalwin Semarang ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015. Sampel adalah bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. B. Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

III.METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang III.METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur serta telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 yang laporan keuangannya telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016: 78) penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa perusahaan manufaktur go publik sebanyak 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.5 No.1,

DAFTAR PUSTAKA. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.5 No.1, DAFTAR PUSTAKA Ariani, M.D. 2010. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Bandi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) PUNGKI ARFIYANTO UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

OTOMASI PELAYANAN PERIZINAN, INOVASI PELAYANAN PUBLIK PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES

OTOMASI PELAYANAN PERIZINAN, INOVASI PELAYANAN PUBLIK PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES OTOMASI PELAYANAN PERIZINAN, INOVASI PELAYANAN PUBLIK PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Syarat Syarat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode 2010-2014 yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan data

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 83 BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara laba dengan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013 yaitu sebanyak 129 perusahaan. Dari

Lebih terperinci