Jenis teknologi (e-banking) dan media elektronik yang digunakan antara lain adalah :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jenis teknologi (e-banking) dan media elektronik yang digunakan antara lain adalah :"

Transkripsi

1 Dengan dukungan teknologi informasi, sampai dengan tahun 2012 Bank Lampung telah mengembangkan kompetensi dalam memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan berbagai pembayaran antara lain tagihan rekening listrik, telepon dan pembelian pulsa telpon genggam. Selain itu Bank Lampung juga telah ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak sebagai salah satu Bank persepsi on line dalam rangka pengelolaan setoran Penerimaan Negara. Penunjukan tersebut setelah melalui pengujian User Acceptance Test (UAT), dimana system Teknologi Bank Lampung dinyatakan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. Atas pemenuhan persyaratan tersebut, Bank Lampung memperoleh Sertifikat Sistem MP3 On-Line dari direktorat Jendral Pajak Depatremen Keuangan RI. Saat ini Bank Lampung telah menggunakan Aplikasi modul Penerimaan Negara (MPD) dalam penyetoran pajak dari masyarakat dan ditunjuk oleh pemerintah Kabupaten/Kota sebagai Bank Tunggal penerima Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta ditunjuk oleh pemerintah Provinsi Lampung sebagai Bank Tunggal penerima Pajak Kendaraan Bermotor(Samsat). Industri perbankan adalah salah satu bidang jasa yang secara ekstensif menyelenggarakan layanan dengan memanfaatkan media elektronik (e-banking). Bank Lampung pada saat ini telah memanfaatkan Teknologi informasi dan media elektronik sebagai basis layanannya. Jenis teknologi (e-banking) dan media elektronik yang digunakan antara lain adalah : 1. L a y a n a n p e r b a n k a n o n l i n e, memungkinkan terjadinya hubungan dan transaksi antar cabang secara real time (seketika) melalui jaringan computer sehingga memudahkan dan mempercepat pelayanan kepada nasabah. 2. Layanan jaringan mesin ATM (Automated Teller Machine), Masyarakat untuk melakukan transaksi perbankan melalui mesin ATM misalnya untuk pembayaran/ p e m b e l i a n, p e n g i r i m a n ata u penerimaan dan pengambilan tunai. Sementara layanan e-banking dengan media Phone Banking, Kartu Debet, EDC (Electronic Data Capture) dan Internet B a n k i n g d i r e n c a n a k a n m u l a i dikembangkan ditahun 2013 untuk meningkatkan kepuasan dan kemudahan nasabah dalam melakukan transaksi. 48

2 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Sebagaimana Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/PBI/2006 dan perubahannya Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum, serta Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum, bahwa dalam pelaksanaannya Tata Kelola Good Corporate Governance (GCG) pada Bank Lampung memberi arti penting kepada seluruh jajaran manajemen dan karyawan dalam menjalani fungsifungsi, tugas dan tanggung jawabnya secara benar dan konsisten. Selain itu, sebagai salah satu lembaga keuangan yang telah mendapat kepercayaan publik, Bank Lampung menyadari bahwa seiring dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi, maka semakin meningkat pula kebutuhan praktik Good Corporate Governance (GCG) oleh perbankan guna melindungi kepentingan stakeholders serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku dan nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan. Akuntabilitas merupakan salah satu tolak ukur yang sekaligus untuk meningkatkan nilai tambah Bank bagi pemegang saham dan stakeholders lainnya. Memperhatikan dari alasan tersebut maka Bank Lampung secara berkesinambungan terus meningkatkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance - GCG) yang baik dan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan usahanya. Proses penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada Bank Lampung diawali dengan proses internalisasi untuk memperoleh kesepahaman di seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank tentang arti penting dari penerapan Good Corporate Governance (GCG) di masing-masing fungsi yang dijalankan, diikuti dengan penerapan secara benar dan konsisten. Selanjutnya menetapkan Governance Structure seperti desain organisasi termasuk pembentukan komite-komite dan pengisian/penempatan pejabat-pejabat yang kompeten dengan pembagian/penetapan tugas dan tanggung jawab yang jelas serta adanya komitmen dari masing-masing pejabat yang ditempatkan tersebut. Peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), diterapkan dalam 11 (sebelas) aspek pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Peraturan Bapepam yakni tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite, penanganan hal-hal yang mengandung benturan kepentingan, penerapan fungsi kepatuhan bank, fungsi audit internal dan audit eksternal, penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan debitur besar (large exposures), transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan laporan internal serta rencana strategis bank. Berdasarkan hasil Self Assessment tentang pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan Bank Lampung, yang meliputi 11 (sebelas) aspek penilaian tersebut serta sesuai dengan parameter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, Bank Lampung memberi nilai 2.6 dengan peringkat komposit 3 (tiga) atau Cukup Baik. 49

3 A. CAKUPAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris memberikan pengarahan kepada Direksi dalam proses implementasi visi, misi serta rencana kerja dan anggaran Bank. Dewan Komisaris, dengan mempertimbangkan masukan dari komite-komite dibawahnya, juga menominasikan dan memberikan rekomendasi mengenai remunerasi anggota Direksi, mengevaluasi dan menyetujui keputusan manajemen dan tindakan strategis yang diusulkan oleh Direksi, memonitor praktik manajemen risiko, mengevaluasi dan menindaklanjuti temuan audit internal dan eksternal, berkonsultasi mengenai penyaluran kredit kepada pihak terkait dan tidak terkait, mengawasi pelaksanaan GCG dan mengevaluasi kinerja Direksi. Penetapan tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris PT. Bank Lampung telah diatur dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 06/K/BL/V/2008 tanggal 20 Mei 2008 Tentang Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris PT. Bank Lampung serta tugas, wewenang dan tanggung jawab Direksi diatur dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris PT. Bank Lampung Nomor : 04.A/K/BL/XII/2010 tanggal 1 Desember 2010 tentang Tata Tertib dan Pedoman Kerja Direksi PT. Bank Lampung, pada dasarnya telah selaras dengan yang diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar dan Peraturan Bank Indonesia mengenai Good Corporate Governance serta kebijakan intern Bank Lampung lainnya yang secara keseluruhan merupakan panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terkait dengan pengelolaan Perusahaan. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris Bank Lampung relatif sudah cukup efektif dan memenuhi prinsip Good Corporate Governance (GCG), namun memang masih terdapat kelemahan-kelemahan yang pada prinsipnya akan terus disempurnakan. Kekosongan jabatan Dewan Komisaris merupakan salah satu kelemahan yang sedang disempurnakan. Mengingat sampai dengan waktunya laporan GCG ini, belum diketahui lulus atau tidaknya hasil fit and proper test calon-calon Dewan Komisaris oleh Bank Indonesia. a. Komposisi Anggota Dewan Komisaris Pada tahun 2012 terjadi perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris PT. Bank Lampung yang habis masa bhaktinya pada bulan Juli Sampai dengan bulan Juli 2012, komposisi anggota Dewan Komisaris PT. Bank Lampung adalah: 1. Sdr. Kadarsyah Irsa : Komisaris Utama 2. Sdr. Helmi Rony : Komisaris 50

4 Sedangkan untuk mengisi komposisi anggota Dewan Komisaris masa bhakti , Keputusan RUPS-LB Tahun 2012 telah diusulkan kepada Bank Indonesia sebanyak 5 (lima) orang calon anggota Dewan Komisaris untuk mengikuti fit and proper test. b. Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 06/K/BL/V/2008 tanggal 20 Mei 2008 Tentang Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris PT. Bank Lampung: 1) Dewan Komisaris Bank Lampung melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan pengurusan Bank pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberi nasihat kepada Direksi yang dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan yang dituangkan dalam Anggaran Dasar Bank Lampung. 2) Menerima setiap pelimpahan wewenang dari RUPS untuk kepentingan Bank dan atau Pemegang Saham sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 3) Bersama-sama dengan Direktur Utama menandatangani surat saham atau surat saham pengganti Bank yang diterbitkan. 4) Menetapkan tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5) Memberikan persetujuan atas penetapan sasaran organisasi dan tata kerja Bank. 6) Dewan Komisaris memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank Lampung pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi melalui Komite-Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris. 7) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan Audit dan rekomendasi dari Satuan Audit Internal Bank Lampung, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. 8) Dalam mendukung efektifias pelaksanaan tugasnya Dewan Komisaris telah membentuk: a) Komite Audit; b) Komite Pemantau Risiko; c) Komite Remunerasi dan Nominasi. 9) Dewan Komisaris secara berkala atau insidentil meminta setiap anggota Direksi untuk memberikan penjelasan tentang segala hal mengenai Bank Lampung sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas mereka. 10) Dewan Komisaris memberikan Laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 51

5 c. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite Penunjang Dewan Komisaris Untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/2006 tanggal 5 Oktober 2006, pada periode tahun 2012 Bank Lampung telah menyesuaikan struktur dan keanggotaan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi, Bank Lampung juga telah menyusun pedoman dan tata tertib kerja untuk komite-komite tersebut sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 04/K/BL/VII/2009 tanggal 31 Juli 2009 Tentang Pedoman dan Tata Kerja Komite PT. Bank Pembangunan Daerah Lampung : 1) Komite Audit Komite Audit diangkat oleh Direksi atas rekomendasi dari Dewan Komisaris dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris yang tugas utamanya yaitu membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi tugasnya, melakukan pengawasan/monitoring hal-hal yang terkait dengan akuntansi dan laporan keuangan,tata kelola perusahaan serta proses pemeriksaan audit internal dan pihak eksternal. Dalam menjalankan tugasnya Komite Audit menjalin hubungan kerja yang efektif dengan Direksi, Manajemen, Auditor Internal, serta Auditor Eksternal. Secara terus menerus setiap anggota Komite Audit mendalami tentang pemahaman tugas dan tanggung jawabnya agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien. Keanggotaan Pertanggal 1 Januari 2012 s/d 29 Juli 2012 susunan keanggotaan Komite Audit terdiri atas 3 orang anggota termasuk ketua komite, dengan susunan sebagai berikut: Ketua : Helmi Rony (Komisaris Independen) Anggota : Kadarsyah Irsa (Komisaris Utama Independen) Anggota : Einde Evana (Pihak Independen) Namun, terhitung sejak tanggal 30 Juli 2012 s/d 31 Desember 2012, susunan keanggotaan komite audit terdiri dari 1 (satu) orang anggota sebagai berikut: Ketua : - Anggota : - Anggota : Einde Evana (Pihak Independen) 52

6 Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi halhal yang memerlukan perhatian Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, sebagaimana Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 04/K/BL/VII/2009 tanggal 31 Juli 2009 Tentang Pedoman dan Tata Kerja Komite PT. Bank Pembangunan Daerah Lampung antara lain meliputi : a) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap : (1) Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) (2) Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar audit yang berlaku (3) Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku (4) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Internal, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia serta Pemeriksa ekstern lainnya. b) Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dan dimintakan persetujuan kepada RUPS. (penunjukan AP dan KAP untuk general audit laporan keuangan tahun buku 2012, sepenuhnya dilakukan oleh pihak manajemen Bank Lampung) c) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank, seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya. d) Melakukan penelaahan atas ketaatan Bank terhadap peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Bank. e) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal Bank. f) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Bank. g) Menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi Bank. Rapat Komite Audit Selama tahun 2012, per tanggal 1 Januari s/d 29 Juli 2012 Komite Audit telah melaksanakan rapat secara berkala sebanyak 19 (sembilan belas) kali pertemuan dengan tingkat kehadiran, sebagai berikut: 53

7 Sejak tanggal 30 Juli s/d 31 Desember 2012, penyelengaraan rapat komite audit digabung dengan rapat komite pemantau risiko, yaitu sebanyak 14 (empat belas) kali pertemuan, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut: No. Nama Anggota Komite Tingkat Kehadiran Persentase (%) 1. Einde Evana Mahatma Kufepaksi Mutia Citra Hasil keputusan rapat komite dituangkan dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan Komisaris. 2) Komite Pemantau Risiko Sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia tentang GCG, Komite Pemantau Risiko dibentuk untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko Bank. Keanggotaan Per tanggal 1 Januari s/d 29 Juli 2012 susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga) orang, dengan susunan sebagai berikut: Ketua : Helmi Rony (Komisaris Independen) Anggota : Mutia Citra (Pihak Independen) Anggota : Mahatma Kufepaksi (Pihak Independen) 54

8 Sejak tanggal 30 Juli s/d 31 Desember 2012, susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko terdiri dari 2 (dua) orang anggota, sebagai berikut: Ketua : - Anggota : Mutia Citra (Pihak Independen) Anggota : Mahatma Kufepaksi (Pihak Independen) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi halhal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, sebagaimana yang diatur dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 04/K/BL/VII/2009 tanggal 31 Juli 2009 Tentang Pedoman dan Tata Kerja Komite PT. Bank Pembangunan Daerah Lampung antara lain meliputi : a) Melakukan pemantauan dan evaluasi kesesuaian atas penerapan pedoman kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko; b) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko; c) Evaluasi terhadap laporan profil risiko triwulanan bank yang berkaitan dengan penerapan manajemen risiko; d) Memantau dan mengevaluasi kepatuhan bank sehubungan dengan pelaksanaan Manajemen Risiko terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Direksi kepada Bank Indonesia dan pihak-pihak terkait lainnya; e) Memberi masukan kepada Dewan Komisaris atas kondisi risiko yang dihadapi oleh Bank serta usulan langkah-langkah untuk mitigasi atas risiko-risiko tersebut; f) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang dipandang perlu oleh Dewan Komisaris; g) Melaporkan dan merekomendasikan hasil evaluasi dan pemantauan kepada Dewan Komisaris. 55

9 Dalam menjalankan tugas pengawasannya, Komite Pemantau Risiko memiliki kewenangan untuk mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, aset, serta sumber daya Bank lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Komite Pemantau Risiko cukup efektif memenuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) namun masih terdapat kelemahankelemahan minor yang akan terus dilakukan penyempurnaan. Rapat Komite Pemantau Risiko Selama tahun 2012, per tanggal 1 Januari s/d 29 Juli 2012 Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat secara berkala sebanyak 22 (dua puluh dua) kali pertemuan dengan tingkat kehadiran, sebagai berikut: No. Nama Anggota Komite Tingkat Kehadiran Persentase (%) 1. Helmi Rony Mutia Citra Mahatma Kufepaksi Sejak tanggal 30 Juli s/d 31 Desember 2012, penyelengaraan rapat Komite Pemantau Risiko digabung dengan rapat Komite Audit, yaitu sebanyak 14 (empat belas) kali pertemuan, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut: No. Nama Anggota Komite Tingkat Kehadiran Persentase (%) 1. Einde Evana Mahatma Kufepaksi Mutia Citra Keputusan rapat Komite dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, dan keputusan rapat Komite bersifat mengikat bagi seluruh anggota komite. Hasil keputusan rapat Komite dituangkan dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan didokumentasikan secara baik serta merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan Komisaris 56

10 3) Komite Remunerasi dan Nominasi Untuk mengoptimalkan fungsi Dewan Komisaris, telah dibentuk Komite Remunerasi dan Nominasi untuk memastikan bahwa proses penetapan Remunerasi dan Nominasi bagi Dewan Komisaris sendiri, Direksi, Executive Officer dan Karyawan sudah diterapkan secara transparan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Keanggotaan Per tanggal 1 Januari 2012 s/d 29 Juli 2012 susunan keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 4 (empat) orang, dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Kadarsyah Irsa (Komisaris Utama Independen) Anggota : Helmi Rony (Komisaris Independen) Anggota : Pemimpin Divisi SDM (ex officio) Anggota : Sjachrazad ZP (Pihak Independen) Namun, sejak tanggal 30 Juli s/d 31 Desember 2012, susunan keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari 2 (dua) orang anggota,sebagai berikut: Ketua : - Anggota : Pimpinan Divisi SDM (ex officio) Anggota : Sjachrazad ZP (Pihak Independen) Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 04/K/BL/VII/2009 tanggal 31 Juli 2009 Tentang Pedoman dan Tata Kerja Komite PT. Bank Pembangunan Daerah Lampung sebagai berikut : a) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan Remunerasi. b) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai : (1) Kebijakan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. (2) Kebijakan Remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. c) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. d) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. 57

11 e) Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota independen dari Komite Audit maupun Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris. f) Dalam mengevaluasi kebijakan Remunerasi, Komite paling kurang wajib memperhatikan : (1) Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Prestasi kerja individual; (3) Kewajaran dengan peer group; (4) Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang bank. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi sudah cukup efektif memenuhi prinsip-prinsip GCG, namun masih terdapat kelemahan-kelemahan minor yang akan terus dilakukan penyempurnaan. Frekuensi rapat Komite Remunerasi dan Nominasi Selama tahun 2012, per tanggal 1 Januari s/d Juli 2012 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Remunerasi dan Nominasi melaksanakan rapat sebanyak 9 (sembilan) kali pertemuan dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Remunerasi Dan Nominasi sebagai berikut: No. Nama Anggota Komite Tingkat Kehadiran (x) Persentase (%) 1. Kadarsyah Irsa Helmi Rony Pemimpin Divisi SDM Sjachrazad ZP Sedangkan per tanggal 30 Juli s/d 31 Desember 2012, penyelenggaraan rapat komite remunerasi dan nominasi tidak diselenggarakan. 2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Direksi bertanggung jawab menyusun strategi bisnis, anggaran dan rencana kerja sesuai dengan visi dan misi Bank. Direksi juga bertanggung jawab terhadap struktur pengendalian internal Bank dan penerapan manajemen risiko dan pelaksanaan tata kelola yang baik. Direksi memastikan agar praktik-praktik akuntansi dan pembukuan Bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan perusahaan publik, lebih jauh lagi Direksi mengawasi pelaksanaan audit internal, melakukan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. 58

12 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi Bank Lampung sudah berjalan efektif dan memenuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), namun masih terdapat kelemahan minor yang terus akan disempurnakan. Kekosongan jabatan Direktur Operasional dan Direktur Bisnis setelah berakhirnya masa bhakti kepengurusan Direksi merupakan salah satu kelemahan minor yang sedang disempurnakan Bank Lampung untuk lebih mengefektifkan serta memenuhi prinsip-prinsip GCG. Dalam pedoman pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab Direksi ditetapkan dalam Surat Keputusan Komisaris No. 04A/K/BL/XII/2010 tanggal 1 Desember Komposisi Anggota Direksi Pada tahun 2012 terjadi perubahan komposisi anggota Direksi PT. Bank Lampung yang habis masa bhaktinya pada bulan Juli Sampai dengan bulan Juli 2012, komposisi anggota Direksi PT. Bank Lampung adalah: 1. Syamsu Rizal : Direktur Utama 2. Devi Liza : Direktur Operasional 3. Rolie Firman : Direktur Bisnis 4. Basuki : Direktur Kepatuhan Pada tanggal 08 Juni 2012 telah dilaksanakan RUPS Luar Biasa PT. Bank Lampung yang dicatatkan dalam Akta Notaris Achmad Mulya,SH Bandar Lampung dengan hasil antara lain menetapkan/memutuskan Direksi Periode diangkat kembali menjadi calon Direksi Periode , yaitu Direktur Utama Syamsu Rizal dan Direktur Basuki. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 04.A/K/BL/XII/2010 tanggal 1 Desember Tentang Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris PT. Bank Lampung: a. Direksi mempunyai tugas pokok memimpin, mengurus dan melaksanakan Kebijakan Umum Bank yang telah ditetapkan Komisaris sesuai dengan Visi dan Misi Bank. b. Fungsi Direksi: 1) Menyusun dan menyampaikan rencana kegiatan usaha bank dalam bentuk Bisnis Plan dan Corporate Plan. 2) Menghimpun dana dan mengelola usaha Bank serta mengurus kekayaan bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka peningkatan dan pengembangan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4) Mewakili Bank didalam dan diluar pengadilan. c. Direksi mempunyai wewenang antara lain : 1) Menetapkan dan merubah struktur organisasi Bank sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan Dewan Komisaris. 2) Mengangkat dan memberhentikan pegawai, serta menetapkan besarnya penghasilan yang diterima oleh pegawai. 59

13 3) Mendirikan unit usaha baru dan atau pembukaan cabang dengan persetujuan Dewan Komisaris sesuai ketentuan yang berlaku. 4) Mengelola likuiditas dan penempatan dana dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. 5) Membeli, menjual atau menghapusbukukan inventaris Bank sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan Bank yang telah mendapat persetujuan RUPS. 6) Melaksanakan restrukturisasi kredit sesuai ketentuan yang berlaku. 7) Menghapuskan aktiva produktif sepanjang tersedianya dana cadangan aktiva produktif. 8) Menghapuskan rekening administratif yang telah melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan. d. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. Frekuensi Rapat Direksi Direksi mengadakan Rapat bulanan secara rutin setiap bulan, baik rapat antar Direksi, bersama-sama dengan Dewan Komisaris, maupun seluruh Pemimpin Unit Kerja. Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat, dan hasil keputusan rapat Direksi dituangkan dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir. 3. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Fungsi Audit Intern dan Fungsi Audit Ekstern. a. Fungsi Kepatuhan Untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, Bank Lampung telah menunjuk salah satu anggota Direksi sebagai Direktur yang membidangi fungsi Kepatuhan. Pengangkatan Direktur Kepatuhan Bank Lampung telah melalui mekanisme Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur yang membidangi fungsi Kepatuhan dibantu oleh beberapa unit kerja yang dibawah supervisi Direktur yang membidangi fungsi Kepatuhan, yaitu : 1. Divisi Kepatuhan dan Hukum; 2. Unit Kerja APU-PPT. Selain menjadi supervisi unit kerja yang membidangi fungsi kepatuhan, Direktur yang membidangi fungsi kepatuhan sesuai organisasi PT. Bank Lampung juga menjadi supervisi : 1. Divisi Perencanaan dan Pengembangan; 2. Divisi Manajemen Risiko. 60

14 Sebagai upaya agar fungsi kepatuhan berjalan dengan baik, untuk pemantauan kepatuhan, dengan langkah antara lain, yaitu: melakukan kajian kepatuhan terhadap penyusunan kebijakan dan prosedur internal bank, pengembangan produk dan aktivitas baru termasuk didalamnya penerapan program APU-PPT. Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan berupaya secara optimal mengkomunikasikan seluruh kebijakan dan pedoman serta prosedur yang ada kepada seluruh jajaran karyawan yang terkait agar diketahui dan dilaksanakan. Kepatuhan Bank relatif cukup baik, walaupun pernah melakukan pelanggaran yang sifatnya tidak material terhadap ketentuan dan komitmen yang dibuat namun telah diselesaikan. Hasil pemantauan kepatuhan selalu dilaporkan setiap bulan kepada Direktur Utama dan ditembuskan juga kepada Dewan Komisaris. Selain itu, untuk memenuhi kewajiban sesuai Peraturan Bank Indonesia yang berlaku, Bank Lampung selalu melaporkan pelaksanaan tugas Direkur Kepatuhan kepada Bank Indonesia setiap 6 (enam) bulan (satu semester) sekali, yang disampaikan tidak sampai 1 (satu) bulan setelah laporan semesteran yang wajib dilaporkan. b. Fungsi Audit Intern Pelaksanaan fungsi audit intern bank dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) / Divisi Internal Audit dan telah berjalan efektif, dimana : - SKAI telah melakukan evaluasi atas proses manajemen risiko dan struktur pengendalian intern untuk menilai kecukupan dan efektivitasnya, serta melakukan evaluasi atas tata kelola perusahaan. - Pengawasan oleh SKAI telah mencakup pada seluruh kegiatan dimulai dari unit operasional Kantor Cabang, Capem dan Kas Khusus serta Divisi atau Satuan Kerja di Kantor Pusat, namun khusus Audit terhadap divisi IT-EB masih terdapat kelemahan yang akan terus dilakukan penyempurnaan, hal tersebut disebabkan keterbatasan SDM terhadap bidang IT. - Laporan Hasil Audit disampaikan kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris, Direktur Kepatuhan dan Direktur Lainnya, serta Audite. c. Fungsi Audit Ekstern Pelaksanaan audit oleh Akuntan publik telah efektif, dimana Bank telah memenuhi seluruh aspek dalam proses penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP), antara lain Akuntan Publik dan KAP terdaftar di Bank Indonesia, Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk tidak melebihi masing-masing 3 tahun dan 5 tahun buku berturut-turut dan penunjukan KAP telah mendapat rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris. Terkait penunjukan AP dan KAP pada general audit laporan keuangan tahun buku yang berakhir per 31 Desember 2012, pelaksanaan telah dilakukan oleh manajemen Bank Lampung. 61

15 4. Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern a. Dewan Komisaris cukup aktif mengawasi aktivitas operasional bank yang berpotensi menimbulkan risiko dan pengendalian intern yang dilakukan dengan melakukan pemantau atas kinerja bank dan profil risiko bank lewat seluruh laporan yang disampaikan dan ditindaklanjuti melakukan pertemuan dengan Direksi secara berkala. b. Manajemen memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko bank, untuk itu telah dibentuk Komite Manajemen Risiko yang tugas dan tanggung jawabnya telah disesuaikan. c. Manajemen secara aktif mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk langkah menghadapi perubahan kondisi pasar dengan cara membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR). d. Penyusunan sistem dan prosedur kerja yang ada telah memperhatikan sisi operasional maupun bisnis serta tingkat risiko yang mungkin terjadi dalam suatu unit kerja. e. Telah terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas antara satuan kerja operasional (risk taking unit) dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR). Fungsi pengendalian intern dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI). f. SKAI melakukan review secara independen dan obyektif terhadap prosedur penilaian kegiatan operasional Bank secara berkala dan berkesinambungan yaitu melalui Laporan Hasil Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit. g. Manajemen selalu memperhatikan kesesuaian bank dengan prinsip pengelolaan bank yang sehat dan ketentuan yang berlaku. h. Adanya Kontrol Intern Cabang (KIC), yang melakukan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. i. Laporan Profil Risiko telah disusun setiap triwulan dan disampaikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. j. Secara berkala Direksi memantau/memonitor perkembangan kinerja usaha bank dan efektifitas pengelolaan risiko yang dilakukan serta sistem pengendalian intern lewat rapat kaji ulang secara triwulanan untuk memastikan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. k. Manajemen melalui Direktur Kepatuhan dan satuan kerja kepatuhan cukup aktif untuk memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan kebijakan/prosedur yang berlaku dari setiap aktivitas transaksi yang dilakukan berdasarkan prinsip pengelolaan bank yang sehat. 5. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposures) per tanggal 31 Desember 2012 Tabel di bawah ini menguraikan penyediaan dana kepada pihak terkait maupun debitur individu dan grup di Bank Lampung selama tahun

16 No. Penyediaan Dana Debitur Jumlah Nominal (Jutaan Rp) 1. Kepada Pihak Terkait Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Grup Rencana Strategis Berdasarkan pada PBI No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank Umum, manajemen Bank Lampung telah menyusun : a. Rencana Bisnis Bank (RBB) yang mencakup periode 3 (tiga) tahun. RBB tersebut merupakan cetak biru (Blue Print) rencana bisnis Bank Lampung. b. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). c. (RKAT) merupakan strategi bisnis Bank Lampung jangka pendek (satu tahun). RKAT lebih berorientasi pada pelaksanaan termasuk didalamnya Program Kerja Divisi (PKD) beserta anggaran yang dibutuhkan. Materi dari RBB dan RKAT tersebut telah mengacu pada ketentuan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Rencana Bisnis Bank Umum antara lain meliputi: a. Visi dan Misi Bank Lampung b. Arsitektur Perbankan Indonesia c. Kondisi makro ekonomi regional d. Asumsi perbankan ekonomi regional e. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah f. Arahan Direksi B. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI YANG MENCAPAI 5% (LIMA PERSERATUS) ATAU LEBIH DARI MODAL DISETOR, YANG MELIPUTI JENIS DAN JUMLAH LEMBAR SAHAM : Dewan Komisaris dan Direksi Bank Lampung tidak memiliki saham pada Bank Lain, Lembaga keuangan bukan bank maupun perusahaan lainnya. Sedangkan kepemilikan saham pada Bank Lampung jumlahnya tidak mencapai 5 % (lima per seratus) dari modal disetor Bank Lampung posisi 31 Desember

17 NO NAMA KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT. BANK LAMPUNG PER 31 DESEMBER 2012 Kepemilikan Saham yang Mencapai 5% atau lebih PT. Bank Lampung Bank Lain LKBB Perusahaan Lainnya 1 Kadarsyah Irsa Helmi Rony Syamsu Rizal Rolie Firman Devi Liza Basuki C. HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK. No. Perusahaan Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan Dewan Komisaris dan Direksi dengan Dewan Komisaris lainnya Tidak ada Tidak ada Dewan Komisaris dan Direksi dengan Dewan Direksi lainnya Tidak ada Tidak ada Dewan Komisaris dan Direksi dengan Pemegang Saham Pengendali Tidak ada Tidak ada Catatan : Mengacu pada definisi Hubungan Keluarga dan Hubungan Keluarga sebagaimana dimaksud dalam SE BI No. 9/12/DPNP Tanggal 30 Mei 2007 Tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. 64

18 D. PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI. Penerimaan dalam tahun 2012 No. Nama Gaji Dan Penghasilan Lain Diluar gaji (bonus, tantiem, penghargaan, dll) Fasilitas Lain (perumahan, transport, asuransi dll) (jutaan rupiah) Jumlah Penerimaan 1. Kadarsyah Irsa* , ,5 2. Helmi Rony* , ,8 3. Syamsu Rizal , ,8 4. Devi Liza * , ,9 5. Rolie Firman* , ,6 6. Basuki , ,6 Jumlah *) Penerimaan yang bersangkutan s/d Bulan Juli 2012 Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi menerima paket remunerasi dan fasilitas lain dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan. Jumlah Remunerasi Per Orang Dalam 1 Tahun Yang Diterima Secara Tunai Jumlah Direksi Jumlah Komisaris Di atas Rp. 2 milyar 4 Orang 2 Orang Diatas Rp. 1 milyar s.d. Rp. 2 milyar Tidak ada Tidak ada Diatas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 milyar Tidak ada Tidak ada Rp. 500 juta ke bawah Tidak ada Tidak ada 65

19 E. SHARES OPTION Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Lampung tidak melakukan opsi untuk membeli kembali saham (share option) yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank, yang telah diputuskan dalam RUPS atau Anggaran Dasar Bank. F. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH No. Keterangan Gaji Tertinggi Gaji Terendah Rasio 1. Gaji Pegawai tertinggi dan terendah 2. Gaji Direksi tertinggi dan terendah 3. Gaji Komisaris tertinggi dan terendah 4. Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi Rp Rp ,11 kali Rp Rp ,11 kali Rp Rp ,11 kali Rp Rp kali G. FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS No. Keterangan Jumlah 1. Jumlah Rapat dalam 1 (satu) tahun 8 kali 2. - Jumlah Rapat yang dihadiri secara fisik - Jumlah Rapat melalui teknologi telekonferensi 3. Kehadiran masing-masing anggota disetiap rapat - Komisaris Utama - Komisaris 8 kali Tidak ada 8 kali 8 kali 66

20 H. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD) Internal Fraud dalam 1 tahun Tahun Sebelumnya Jumlah kasus yang dilakukan oleh : (satuan) Pen gurus Pegawai Tetap Pegawai tidak Tetap Tahun Berjalan Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Total Fraud Tidak ada Tidak ada 1 1 Tidak ada Tidak ada Telah diselesaikan Tidak ada 1 Tidak ada Dalam proses penyelesaian di internal bank Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada I. PERMASALAHAN HUKUM YANG DIHADAPI TAHUN Permasalahan Hukum Perdata Jumlah Pidana (satuan) Telah selesai (Telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Tidak Ada Tidak Ada Dalam proses penyelesaian Tidak Ada Ada 3 permasalahan yang saat ini sedang ditangani oleh pihak penegak hukum, dalam hal ini PT. Bank Lampung selaku pelapor adanya indikasi tindak pidana oleh oknum bendahara gaji terkait dengan fasilitas pinjaman yang diberikan. Jumlah Tidak Ada 3 67

21 J. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN No. Nama dan Jabatan Yang Memiliki Benturan Kepentingan Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan Nama Jabatan Nama Jabatan Jenis Transaksi Nilai Transaksi (jutaan rupiah) Keterangan 1. Firmansyah Pemimpin KCP Natar Firmansyah Pemimpin KCP Natar Kredit Usaha Rakyat 100 Debitur merupakan adik kandung pejabat pengambil keputusan, namun berdasarkan Analisa petugas, Kredit tersebut telah memenuhi syarat dan layak untuk diberikan. 2. Yerry Andrian Putra Penyelia Pemasaran KCP Natar Firmansyah Pemimpin KCP Natar Kredit Usaha Rakyat 100 Debitur merupakan ayah kandung pejabat yang memiliki benturan kepentingan, namun berdasarkan Analisa petugas, Kredit tersebut telah memenuhi syarat dan layak untuk diberikan. K. BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGASI BANK. Bank Lampung untuk Tahun buku 2012 tidak melakukan kebijakan buy back shares atau upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebut. L. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK PERIODE LAPORAN DESEMBER 201 Bank Lampung tidak memberikan bantuan untuk kegiatan politik, sedangkan bantuan sosial yang diberikan selama tahun 2012 dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu Pendidikan, Sosial Kemasyarakatan, Keagamaan dan Olahraga. Rincian aktivitas tersebut adalah sebagai berikut : No. Jenis Kegiatan Jumlah Nominal 1. Pendidikan Rp ,- 2. Sosial Kemasyarakatan Rp ,- 3. Keagamaan Rp ,- 4. Olahraga Rp ,- JUMLAH Rp ,- 68

22 M. KESIMPULAN UMUM HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG Sesuai dengan ketentuan PBI tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, Bank Lampung melakukan self assessment tentang Pelaksanaan GCG di lingkungan Perseroan selama tahun 2012, yang meliputi 11 (sebelas) aspek penilaian sesuai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berikut ringkasan perhitungan nilai komposit Self Assessment GCG di Bank Lampung: No. Aspek Yang Dinilai Bobot (A) Peringkat (B) Nilai (A) X (B) 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan 10% Komisaris 2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 20% Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 10% Penanganan Benturan Kepentingan 10% Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5% Penerapan Fungsi Audit Intern 5% Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5% Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (LargeExposures) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal 7,5% ,5% % Rencana Strategis Bank 5% Nilai Komposit 100% Nilai Komposit yang diperoleh dari hasil Self Assessment pelaksanaan GCG di Bank Lampung adalah 2.6 atau predikat Cukup Baik sesuai dengan klasifikasi peringkat komposit sebagaimana tabel berikut: Nilai Komposit Predi kat Komposit Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik 1,5 < Nilai K omposit < 2,5 Baik 2,5

23 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berbasis Risiko Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity). Seiring dengan penerapan penilaian Risk Based Bank Rating (RBBR) faktor-faktor penilaiannya adalah : 1. Profil Risiko (Risk Profile) Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inherent dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko : Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi. 2. Good Corporate Governance (GCG) Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana diatur dalam PBI tentang Good Corporate Governance (GCG) 3. Rentabilitas (Earnings) Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings dan sustainability earnings Bank. 4. Permodalan (Capital) Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. 70

24 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERBASIS RISIKO PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG 31 DESEMBER 2012 NO FAKTOR PERINGKAT ANALISA 1 PROFIL RISIKO 2 Peringkat Risiko bank secara komposit adalah peringkat 2 (Low to Moderate), hal ini disebabkan masih adanya beberapa kelemahan minor pada Penilaian Sistem Pengendalian Risiko (KPMR), namun dari Penilaian Inherent terhadap kinerja Bank selama semester II tahun 2012 dinilai baik. 2 GCG 3 Penerapan GCG dengan peringkat 3 cukup baik, dimana banyak hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain terkait dengan kecukupan perangkat organisasi Dewan Komisaris dan Direksi serta beberapa permasalahan yang dialami oleh bank selama kurun waktu penilaian yang telah menjadi bahan perhatian bagi pihak pemeriksa intern dan ekstern. 3 EARNING 2 Rasio kinerja Bank dalam menghasilkan laba untuk periode penilaian semester II 2012 meningkat dibandingkan penilaian sebelumnya, namun mengalami penurunan dari posisi sama tahun sebelumnya. Kinerja bank dalam menghasilkan laba dominan berasal dari core earning (pendapatan bunga). Periode ini rasio-rasio dinilai cukup baik walaupun ROA, ROE, dan NIM mengalami penurunan dari posisi sama tahun sebelumnya. ROA sebesar 2,89%, ROE 28,38%, dan NIM 6,51%. Posisi sama tahun sebelumnya ROA, ROE, NIM masing-masing sebesar 3,96%, 38,71%, dan 6,97%. Periode ini, kinerja laba terhadap proyeksi anggaran hampir terealisasi, yaitu sebesar 99,95%. Rasio BOPO saat ini dinilai cukup baik, sebesar 74,23% mengalami peningkatan dari posisi sama tahun sebelumnya yang sebesar 68,89%. Komponen yang mendukung rentabilitas dianggap cukup stabil, salah satunya terlihat dari Core ROA sebesar 2,45%, walaupun mengalami penurunan dari posisi sama tahun sebelumnya. 4 CAPITAL 2 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang baik relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha dari bank. Kualitas komponen permodalan sangat baik, terlihat dari rasio KPMM sebesar 18,63%, dan didominasi modal tier I yaitu sebesar 17,67%. Bank memiliki tingkat permodalan di atas persyaratan minimum dan dapat mengcover seluruh risiko yang dihadapi. Bank telah melakukan stress test dengan hasil yang dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi dengan memadai. Bank memiliki akses sumber permodalan yang baik. TOTAL PERINGKAT KOMPOSIT 2 KETERANGAN PERINGKAT KOMPOSIT Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan. 71

25 Laporan Profil Risiko Desember 2012 RISK PROFILE PERINGKAT RISIKO INHERENT PERINGKAT KPMR PERINGKAT TINGKAT RISIKO PERINGKAT AGREGAT RISIKO KREDIT RISIKO PASAR RISIKO LIKUIDITAS RISIKO OPERASIONAL RISIKO HUKUM RISIKO STRATEJIK RISIKO KEPATUHAN RISIKO REPUTASI Peringkat Risiko bank secara komposit adalah peringkat 2 (Low to Moderate), hal ini disebabkan masih adanya beberapa kelemahan minor pada penilaian Sistem Pengendalian Risiko (KPMR), namun dari penilaian Inhernt terhadap kinerja Bank selama semester II Tahun 2012 beberapa perbaikan yang telah dilakukan bank yang merupakan kelemahan pada periode penilaian sebelumnya antara lain adalah penerbitan beberapa SOP antara lain penyempurnaan pedoman pelaksanaan fungsi kepatuhan, penyusunan SOP benturan kepentingandan dalam rangka meningkatkan sistem pengendalian yang lebih baik, bank juga telah melakukan penyempurnaan struktur organisasi guna meningkatkan sistem kewenangan dan pengawasan. 72

26 GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG 31 DESEMBER 2012 NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT PERINGKAT NILAI CATATAN *) (a) (b) (a) x (b) 1 Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab 10% 3 0,27 - Komposisi anggota Dewan Komisaris saat dilakukan Dewan Komisaris self assesment terdapat kekosongan jabatan. 2 Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi - Pelaksanaan Fungsi dan tugas Dekom tidak dapat berjalan sempurna akibat kekosongan jabatan Dekom sejak Juli Efektifitas Rapat Dekom tidak dapat dilakukan assesment - Transparansi kepemilikan saham, hubungan keluarga dan lain-lain telah diungkapkan dalam laporan Pelaksanaan GCG - Saat ini ada 5 (lima) calon anggota Dewan Komisaris yang sedang mengikuti fit & Proper Test 20% 2 0,49 - Komposisi anggota Direksi belum lengkap sebagaimana ketentuan dalam GCG - Saat ini ada 2 (dua) calon anggota Direksi yang sedang dalam proses persetujuan dari Bank Indonesia - Tugas dan tanggung jawab Direksi telah diatur dalam Pedoman dan tata tertib kerja Direksi 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 10% 3 0,30 - Komposisi anggota Komite belum sesuai dengan ketentuan. - Efektifitas kerja Komite tidak maksimal yang diakibatkan oleh ketidak lengkapan struktur Komisaris sebagai ketua komite 4 Penanganan Benturan Kepentingan 10% 3 0,27 - Bank telah memiliki pedoman penanganan benturan kepentingan, namun dalam pelaksanaanya pengungkapan adanya transaksi yang mengandung benturan kepentingan belum didokumentasikan dengan baik. 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5% 3 0,13 - Bank masih perlu meningkatkan kualitas SDM yang tersedia - Bank belum memiliki Sistem Informasi Manajemen yang efektif dan permanen untuk mendukung fungsi kepatuhan bank secara keseluruhan. 73

27 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5% 3 0,15 - Didalam Audit charter disebutkan bahwa pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh aspek dan unsur kegiatan bank, namun dalam pelaksanaannya belum melakukan audit terhadap aspek pengembangan SDM. - Fungsi Audit Intern belum memiliki kemampuan melakukan audit terhadap pelaksanaan Teknologi Informasi 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5% 2 0,12 - Audit Ekstern dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, namun proses penunjukkan Kantor Akuntan Publik belum berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris 8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern 8% 3 0,23 - Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi telah diatur dalam tata tertib kerja, namun dalam implementasinya masih perlu pengembangan komptensi SDM pada Risk Taking Unit/unit kerja operasional - Proses pelaksanaan identifikasi dan pengukuran risiko pada masing-masing unit kerja operasional belum berjalan sebagaimana mestinya. 9 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Debitur Besar (Large Exposures) 10 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan GCG dan laporan Internal 8% 3 0,21 - Dalam Kebijakan Perkreditan bank secara eksplisit belum dicantumkan mengenai mekanisme penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, namun dalam pelaksanaannya tetap mengacu kepada ketentuan perkreditan secara umum dan prinsip kehatihatian. 15% 2 0,35 - Bank telah menyampaikan laporan keuangan publikasi dan laporan GCG kepada publik sesuai dengan ketentuan. 11 Rencana Strategis Bank 5% 3 0,14 - Penyusunan corporate plan dan bussiness plan secara kuantitatif telah cukup memperhatikan visi dan misi bank, namun rencana kerja belum sepenuhnya menunjukkan upaya penyempurnaan Risk Control System. Nilai Komposit 3 2,64 Penerapan GCG dengan peringkat 3 cukup baik, dimana banyak hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain terkait dengan kecukupan perangkat organisasi Dewan Komisaris dan Direksi serta beberapa permasalahan yang dialami oleh bank selama kurun waktu penilaian yang telah menjadi bahan perhatian bagi pihak pemeriksa intern dan ekstern. 74

28 RENTABILITAS PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG 31 DESEMBER 2012 Peringkat Rentabilitas 2 Rasio kinerja Bank dalam menghasilkan laba untuk periode penilaian semester II 2012 meningkat dibandingkan penilaian sebelumnya, namun mengalami penurunan dari posisi sama tahun sebelumnya. Kinerja bank dalam menghasilkan laba dominan berasal dari core earning (pendapatan bunga). Periode ini rasio-rasio dinilai cukup baik walaupun ROA, ROE, dan NIM mengalami penurunan dari posisi sama tahun sebelumnya. ROA sebesar 2,89%, ROE 28,38%, dan NIM 6,51%. Posisi sama tahun sebelumnya ROA, ROE, NIM masing-masing sebesar 3,96%, 38,71%, dan 6,97%. Periode ini, kinerja laba terhadap proyeksi anggaran hampir terealisasi, yaitu sebesar 99,95%. Rasio BOPO saat ini dinilai cukup baik, sebesar 74,23% mengalami peningkatan dari posisi sama tahun sebelumnya yang sebesar 68,89%. Komponen yang mendukung rentabilitas dianggap cukup stabil, salah satunya terlihat dari Core ROA sebesar 2,45%, walaupun mengalami penurunan dari posisi sama tahun sebelumnya. PERMODALAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG 31 DESEMBER 2012 Peringkat Permodalan 2 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang baik relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha dari bank. Kualitas komponen permodalan sangat baik, terlihat dari rasio KPMM sebesar 18,63%, dan didominasi modal tier I yaitu sebesar 17,67%. Bank memiliki tingkat permodalan di atas persyaratan minimum dan dapat mengcover seluruh risiko yang dihadapi. Bank telah melakukan stress test dengan hasil yang dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi dengan memadai. Bank memiliki akses sumber permodalan yang baik. 75

29 Tinjauan Keuangan Tahun 2012 Bank Lampung mampu mencapai kinerja yang baik berkat komitmen dan kerja keras seluruh jajaran pegawai dan manajemen serta dukungan dari Stakeholder. Laporan Keuangan Bank Lampung disusun dan disajikan berdasarkan Prinsip-prinsip Akuntansi (PSAK) yang berlaku umum di Indonesia dengan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember Laporan Keuangan Bank 31 Desember 2012 yang disajikan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan dengan pendapat wajar. Pengelolaan Aktiva Kepemilikan aset Bank Lampung per 31 Desember 2012 sebesar Rp ,73 miliar meningkat sebesar Rp. 518,23 miliar atau 12,33 % dibandingkan dengan posisi tahun 2011 sebesar Rp ,50 miliar. Peningkatan aset ini antara lain disebabkan naiknya jumlah aktiva produktif antara lain kredit yang diberikan sebesar Rp ,91 Miliar di Tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 358,41 miliar atau 18,69 % dari Tahun 2011 sebesar Rp ,50 miliar. (dalam miliar Rupiah), Diaudit ASET Pertumbuhan Nominal % Kas 175,76 124,70 (51,06) -29,05% Giro pada Bank Indonesia 260,11 323,22 63,11 24,26% Giro pada Bank Lain 72,02 83,02 11,00 15,28% Penempatan pada Bank Lain 1.581, ,93 123,05 7,78% Efek-efek yang dimiliki 113,51 108,52 (4,99) -4,40% Kredit yang Diberikan 1.917, ,91 358,41 18,69% Aset Tetap 25,94 28,06 2,12 8,17% Penyertaan 0,58 0,58 (0,00) -0,10% Pendapatan Bunga yang Masih Harus Diterima 32,31 38,52 6,21 19,21% Aset Pajak Tangguhan 2,40 3,05 0,65 27,18% Aset Imbalan Kerja 12,34 11,85 (0,49) -3,94% Aset Lain-lain 8,15 18,36 10,22 125,45% Jumlah Aset 4.202, ,73 518,23 12,33% 76

30 Aset Likuid Alat likuid Per 31 Desember 2012 sebesar Rp ,39 miliar atau 92,88 % dari total Dana Pihak Ketiga dan merupakan jumlah yang aman guna memenuhi kebutuhan likuiditas Bank. Dengan ketersediaan alat likuid tersebut dan kerjasama yang baik antara Unit Operasional dengan Pemerintah Daerah selaku penyimpan dana yang cukup signifikan menjadikan pengelolaan profil jatuh tempo dana terjaga secara baik. Gambaran lebih lanjut nampak pada tabel berikut. (dalam miliar Rupiah), Diaudit ASET LIKUID Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Surat Berharga Jumlah Aset Likuid 175,76 260,11 72, ,88 113, ,28 124,70 323,22 83, ,93 108, ,39 Pertumbuhan Nominal % (51,06) -29,05% 63,11 24,26% 11,00 15,28% 123,05 7,78% (4,99) -4,40% 141,11 6,40% Alat likuid Bank Lampung dalam tahun 2012 sangat memadai guna memenuhi kebutuhan nasabah dan pihak lainnya, baik untuk kebutuhan uang tunai, transaksi ATM, pemberian kredit, pembayaran kembali dana pihak ketiga maupun pemenuhan keperluan likuiditas lainnya. Komposisi alat likuid meliputi Kas, Giro pada Bank Indonesia, Giro pada Bank Lain, Surat-surat Berharga dan Penempatan pada Bank Lain. Kredit Yang Diberikan. Dalam situasi perekonomian yang stabil sepanjang tahun 2012, hal ini sangat mendukung kegiatan operasional Bank, sehingga target-target yang telah ditetapkan dapat direalisir dengan baik. Dalam menyalurkan kredit dilakukan dengan mempertimbangkan faktor likuiditas dan berpedoman pada prinsip kehati-hatian serta penerapan strategi yang tepat, guna memperbaiki kualitas kredit dalam upaya pencapaian target Bank. Posisi kredit yang diberikan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp ,91 miliar, naik sebesar Rp. 358,41 miliar atau 18.69% bila dibandingkan posisi tahun Portofolio kredit Bank Lampung tergambar pada posisi kolektibilitasnya per 31 Desember 2012 menunjukan kondisi yang sangat baik, meliputi : Lancar 99,05 %, Dalam Perhatian Khusus 0.21 %, Kurang Lancar 0.02 %, Diragukan 0.03 % dan Macet 0,68 %. 77

31 Perkembangan kondisi kredit terlihat pada tabel berikut. (dalam miliar Rupiah), Diaudit Pertumbuhan KOLEKTIBILITAS KREDIT Nominal % Lancar 1.936, ,32 356,75 18,42% Dalam Perhatian Khusus 3,35 4,90 1,55 46,44% Kurang Lancar 0,19 0,45 0,26 134,79% Diragukan 0,84 0,76 (0,08) -9,23% Macet 15,96 15,81 (0,15) -0,95% Portofolio kredit tahun 2012 Bank Lampung konsisten menyalurkan kredit pada sektor retail. Kredit yang disalurkan dalam Kredit Usaha Kecil (KUK) terhadap saldo kredit tahun 2011 tumbuh sebesar Rp.355,70 Miliar atau sebesar 18,19 %. Data selengkapnya nampak pada tabel berikut. (dalam miliar Rupiah), Diaudit JENIS KREDIT Pertumbuhan Nominal % KUK 1.952, ,87 349,81 17,92% Non KUK 1,76 10,22 8,46 480,82% Pihak yang Berelasi 3,07 3,26 0,19 6,06% Kredit yang diberikan 1.956, ,35 358,46 18,32% Penyisihan Penghapusan (39,39) (39,43) (0,04) 0,11% Kredit yang diberikan - Netto 1.917, ,91 358,41 18,69% Aset Produktif Pada tahun 2012 Aktiva Produktif Bank Lampung berjumlah Rp ,46 miliar meningkat Rp. 29,20 miliar atau 16,06 % bila dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp ,29 miliar. Peningkatan Aktiva Produktif didorong oleh meningkatnya Kredit yang disalurkan sebesar 18,69 % bila dibandingkan tahun Gambaran lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini. 78

32 (dalam miliar Rupiah), Diaudit ASET PRODUKTIF* Pertumbuhan Nominal % Giro pada Bank Lain 72,02 83,02 11,00 15,28% Penempatan pada Bank Lain 1.581, ,93 123,05 7,78% Efek-efek yang dimiliki 113,51 108,52 (4,99) -4,40% Kredit yang Diberikan 1.917, ,91 358,41 18,69% Tagihan Akseptasi ,00% Tagihan Transaksi Repo ,00% Tagihan Derivatif ,00% Transaksi Rekening Administratif 181,80 211,00 29,20 16,06% Penyertaan 0,58 0,58-0,00% Jumlah Aset Produktif 3.867, ,96 513,37 13,42% Liabilitas dan Ekuitas Jumlah Liabilitas dan ekuitas Bank Lampung Tahun 2012 sebesar Rp ,73 miliar, meningkat sebesar Rp. 518,24 miliar atau 12,33 % bila dibandingkan liabilitas dan ekuitas tahun 2011 sebesar Rp.4.202,50 miliar. (dalam miliar Rupiah), Diaudit LIABILITAS DAN EKUITAS Pertumbuhan Nominal % Liabilitas Segera 45,86 86,18 40,32 87,91% Giro 1.097, ,33 (25,94) -2,36% Tabungan 762,65 687,38 (75,27) -9,87% Deposito 579,07 765,35 186,28 32,17% Surat Berharga yang Diterbitkan 299,34 496,52 197,18 65,87% Pinjaman yang Diterima 17,98 16,09 (1,89) -10,52% Simpanan dari Bank Lain 983, ,59 78,36 7,97% Liabilitas Lain-lain 16,15 73,02 56,87 352,20% Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 9,60 13,53 3,93 40,96% Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 144,23 144,23 (0,00) 0,00% Modal Setor Lainnya 4,99 11,70 6,71 134,47% Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya 109,95 150,67 40,72 37,03% Saldo Laba yang Belum Ditentukan Penggunaannya 132,17 143,15 10,98 8,31% Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 4.202, ,73 518,24 12,33% 79

33 Dana yang dihimpun pada tahun 2012 sebesar Rp.2.524,06 miliar, meningkat 3,48 % atau dibandingkan 2011 sebesar Rp miliar. Sementara posisi peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun pada tahun 2012 Deposito mengalami peningkatan. Deposito meningkat sebesar Rp.186,28 miliar atau 32,17% dibandingkan tahun , , , ,33 800,00 762,65 687,38 765,35 600,00 579, , ,00 - Giro Tabungan Deposito Pendapatan Bunga. Komposisi pendapatan bunga didominasi oleh Pendapatan Bunga Kredit yang merupakan fungsi intermediasi, sehingga Porsi Pendapatan Bunga Kredit dibandingkan dengan total pendapatan bunga, relative cukup tinggi yaitu 82,96 %. Sedangkan Jumlah pendapatan bunga tahun 2012 meningkat sebesar 87,90 miliar atau 20,08 % menjadi 525,66 miliar dibandingkan tahun 2011 sebesar 437,77 miliar. Untuk mengantisipasi perputaran dana masyarakat, laju peningkatannya dilakukan dengan tetap memperhatikan posisi likuiditas melalui pengalokasian pada Surat Berharga maupun Penempatan pada Bank lain. Rincian lebih lanjut Pendapatan Bunga terlihat pada tabel berikut. (dalam miliar Rupiah), Diaudit PENDAPATAN BUNGA Pertumbuhan Nominal % Bunga Kredit 343,64 430,84 87,20 25,38% Bunga Penempatan 91,35 91,78 0,43 0,47% Provisi Jaminan 2,27 2,63 0,36 15,86% Provisi Lainnya 0,51 0,41 (0,09) -18,36% Jumlah Pendapatan Bunga 437,77 525,66 87,90 20,08% 80

34 Beban Bunga. Beban Bunga pada tahun 2012 sebesar Rp. 238,97 miliar dan mengalami peningkatan sebesar Rp. 46,11 miliar atau 23,91 % bila dibandingkan tahun Peningkatan ini didominasi terutama oleh meningkatnya beban Jasa Giro sebesar Rp. 22,05 miliar atau 38,25 % yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. (dalam miliar Rupiah), Diaudit KOMPOSISI BEBAN BUNGA Pertumbuhan Nominal % Bunga Deposito Berjangka 73,65 85,20 11,55 15,68% Jasa Giro 57,65 79,70 22,05 38,25% Bunga Obligasi 36,19 42,24 6,05 16,72% Bunga T abungan 14,57 18,29 3,72 25,53% Premi DPK-LPS 7,21 9,63 2,42 33,56% Bunga Call Money 1,60 1,32 (0,28) -17,50% Bunga Pinjaman yang Diterima 0,91 1,83 0,92 100,16% Lainnya 1,08 0,76 (0,32) -29,43% Jumlah Beban Bunga 192,86 238,97 46,11 23,91% Obligasi III yang diterbitkan pada bulan September 2012 sebesar Rp.500 Miliar dengan kupon 9,75% berjangka waktu lima tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2017, habis terserap pasar seluruhnya. Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan Bunga Bersih yang dihasilkan dalam tahun 2012 sebesar Rp. 286,68 miliar, meningkat sebesar Rp. 41,78 miliar atau 17,06 % bila dibandingkan tahun Peningkatan Pendapatan Bunga cukup signifikan, salah satu faktor utama yang mempengaruhinya adalah terjadinya peningkatan volume usaha. (dalam miliar Rupiah), Diaudit PENDAPATAN Pertumbuhan BUNGA BERSIH Nominal % Pendapatan Bunga 437,77 525,66 87,89 20,08% Beban Bunga 192,87 238,98 46,11 23,91% Jumlah Pendapatan Bunga Bersih 244,90 286,68 41,78 17,06% 81

35 Pendapatan Provisi Dan Operasional Lainnya Pendapatan Provisi Pada tahun 2012 pendapatan yang bersumber dari Provisi Kredit dan lainnya sebesar Rp miliar mengalami peningkatan sebesar Rp. 0,26 miliar atau 9,35 % bila dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini antara lain disebabkan karena tumbuhnya penyaluran kredit di tahun 2012 yang jumlahnya cukup signifikan dan yang merupakan sumber pendapatan Provisi. (dalam miliar Rupiah), Diaudit PENDAPATAN PROVISI Pertumbuhan Nominal % Provisi Jaminan 2,27 2,63 0,36 15,86% Provisi Lainnya 0,51 0,41 (0,10) -19,61% Jumlah 2,78 3,04 0,26 9,35% Pendapatan Operasional Lainnya. Pendapatan Operasional Lainnya merupakan pendapatan non bunga yang berasal dari Pendapatan Administrasi Kredit, Comitment Fee, Pendapatan Bunga Extra Comtable dan lainnya. Pada tahun 2012 Pendapatan Operasional Lainnya mencapai Rp. 18,57 miliar mengalami peningkaatan sebesar Rp. 1,36 miliar atau 7,93 % bila dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 17,15 miliar. (dalam miliar Rupiah), Diaudit PENDAPATAN Pertumbuhan OPERASIONAL LAINNYA Nominal % Pendapatan Administrasi 7,10 7,49 0,39 5,49% Lainnya 10,05 11,02 0,97 9,65% Jumlah 17,15 18,51 1,36 7,93% Beban Operasional Lainnya. Tahun 2012 Beban Operasional Lainnya sebesar Rp. 166,17 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp. 25,03 miliar atau 17,73 % bila dibandingkan tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya ini terutama berkaitan dengan biaya umum dan administrasi serta biaya barang dan jasa masing-masing meningkat 23,5 % dan 9,22 % sebagaimana terlihat pada tabel berikut. 82

36 (dalam miliar Rupiah), Diaudit BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Pertumbuhan Nominal % Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (5,77) 0,04 5,81-100,77% Tenaga Kerja 86,56 94,40 7,84 9,06% Umum dan Administrasi 38,73 47,85 9,12 23,55% Barang dan Jasa 15,13 16,53 1,40 9,22% Pemeliharaan dan Perbaikan 2,46 3,32 0,86 34,95% Penyusutan 4,95 4,03 0,92-18,58% Jumlah 142,06 166,17 24,11 16,97% Laba Bersih Pada tahun 2012 kinerja operasional Bank Lampung dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan baik. Kondisi ini dapat dibuktikan dengan perolehan Laba sebelum pajak sebesar Rp. 138,08 miliar meningkat sebesar Rp. 17,19 miliar atau 14,22 % dibandingkan dengan perolehan Laba tahun 2011 sebesar Rp. 120,89 miliar. Sesuai dengan Laporan Keuangan Bank Lampung Tahun Buku 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, Laba bersih setelah pajak mencapai sebesar Rp. 101,14 miliar dengan kontribusi PPh Pasal 25 atau Pajak Badan sebesar Rp. 36,94 miliar. Peningkatan perolehan laba yang cukup signifikan ini merupakan faktor meningkatnya volume usaha dan kondisi perekonomian yang stabil sepanjang tahun , , , , , , , , ,00 500, Jumlah Aset Aset Produktif (Netto) Kredit yang Diberikan (Netto) Dana Pihak Ketiga Liabilitas Ekuitas Laba Sebelum Pajak Laba Bersih 83

37 Perkembangan Ekuitas. Jumlah ekuitas per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 449,79 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp. 58,40 miliar atau 14,92 % dari jumlah ekuitas akhir tahun 2011 sebesar Rp. 391,34 miliar. Perkembangan usaha Bank Lampung selalu didukung penuh oleh para Pemegang Saham dengan meningkatkan modal setornya hal ini tercermin dari komitmennya dalam setiap Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa melalui peningkatan modalnya. Perkembangan Modal Setor terlihat pada tabel dan catatannya berikut ini. (dalam miliar Rupiah), Diaudit Modal Setor Modal Setor Persentase SAHAM 31-Des Des-12 (%) Provinsi Lampung 62,04 62,04 43,02% Kabupaten Lampung Selatan 15,53 15,53 10,77% Kabupaten Lampung Tengah 15,40 15,40 10,68% Kabupaten Tanggamus 7,89 7,89 5,47% Kabupaten Lampung Utara 7,57 7,57 5,25% Kabupaten Tulang Bawang 7,15 7,15 4,96% Kabupaten Lampung Barat 6,21 6,21 4,31% Kota Metro 5,58 5,58 3,87% Kota Bandar Lampung 5,26 5,26 3,65% Kabupaten Lampung Timur 4,38 4,38 3,04% Kabupaten Way Kanan 3,25 3,25 2,25% Koperasi Sai Rasan 2,56 2,56 1,78% Kabupaten Mesuji 1,00 1,00 0,69% Kabupaten Pesawaran 0,40 0,40 0,28% Kabupaten Pringsewu - - 0,00% JUMLAH 144,22 144,22 100,00% Rasio Rasio Rasio BOPO, NIM, ROA dan ROE Efisiensi pengelolaan Perseroan yang diukur melalui rasio Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional atau BOPO mampu dikelola pada tahun 2012 mencapai 75,05% mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, ini mengindikasikan pengelolaan efisiensi usaha yang semakin baik. Marjin Pendapatan Bunga Bersih atau NIM berkembang dan di tahun 2012 berada pada 6,51%, sedangakan ROA sebesar 2,80% dan ROE 27,80% 84

38 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 83,13% 78,34% 73,69% 75,05% 68,57% 41,38% 22,76% 28,44% 27,80% 17,49% 8,75% 6,70% 9,59% 5,66% 6,51% 2,61% 2,97% 4,79% 3,13% 2,80% ROA ROE NIM BOPO Rasio NPL dan LDR Kredit yang diberikan memiliki Non Performing Loan (NPL) tahun 2012 sebesar 0,74% jauh berada dibawah ketentuan Bank Indonesia yaitu maksimal 5%. Hal tersebut menunjukkan kredit yang disalurkan telah dikelola secara hati-hati (Prudential Banking). Selain itu posisi Load Deposit Ratio (LDR) tahun 2012 sebesar 91,73% yang mengindikasikan bahwa dana yang dihimpun sebagian besar telah disalurkan dalam bentuk kredit sehingga tidak terjadi adanya idle fund dengan tetap menjaga kecukupan likuiditas. 120,00% 100,00% 80,00% 109,32% 99,36% 89,46% 80,23% 91,73% 60,00% 40,00% LDR NPL Gross 20,00% 0,00% 1,86% 1,47% 1,20% 0,87% 0,74%

39 Kecukupan Modal Rasio CAR pada tahun 2012 sebesar 18,63% berada diatas Ketentuan Penyediaan Modal Minimum atau KPMM sebesar 8%. Hal ini tidak terlepas dari komitmen yang kuat para Pemegang Saham untuk terus melakukan penambahan Modal setor dalam rangka menunjang pengembangan usaha Bank. 30,00% 25,00% 20,00% 26,76% 21,58% 22,64% 19,83% 19,29% 15,00% CAR 10,00% 5,00% 0,00%

40 Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bagian dalam mendukung pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Pelaksanaan CSR Bank Lampung dilaksanakan diberbagai daerah yang tersebar di Kabupaten / Kota se-provinsi Lampung. Untuk memberikan hasil yang optimal, Bank lampung berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Setiap permohonan/proposal yang diusulkan terlebih dahulu dilakukan verifikasi oleh Pemerintah Daerah masing-masing lokasi domisili pemilik proposal, sehingga diharapkan dana CSR yang disalurkan dapat tepat dalam penggunaannya. Setelah dilakukan verifikasi dan persetujuan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dankabupaten/kota selanjutnya Bank Lampung melakukan pencairan dana CSR sesuai dengan usulan proposal yang telah disetujui. Bank Lampung telah melaksanakan berbagai program CSR diantaranya membantu program peningkatan sarana kesehatan, pendidikan dan membantu peningkatan permodalan bagi kelompok kelompok usaha produktif. 09 Oktober 2012 Secara simbolis Direktur Kepatuhan Bank Lampung Basuki menyerahkan bantuan program CSR untuk Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek berupa Alat Kesehatan dan Kedokteran senilai Rp.1,29 Miliar, disaksikan oleh Wakil Gubernur Lampung Ir. H.M.S. Joko Umar Said, MM. 87

41 selanjutnya selain program CSR untuk Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bank Lampung juga memberikan dana bantuan CSR sebagi berikut : 1. Bantuan Dana CSR Bank Lampung untuk Pemerintah Kota Bandar Lampung yang akan digunakan untuk Pembuatan Tugu Batas Kota. 2. Bantuan Dana CSR Bank Lampung untuk Pemerintah Kabupaten Mesuji yang akan digunakan untuk Bantuan Saran Belajar TK Negeri Pembina Tanjung Raya Mesuji. 3. Bantuan Dana CSR Bank Lampung untuk Pemerintah Kabupaten Lampung Utara yang akan digunakan untuk Bantuan Bibit Ayam Buras bagi Peternak Ayam di Kabupaten Lampung Utara 4. Bantuan Dana CSR Bank Lampung untuk Pemerintah Kabupaten Lampung Utara yang akan digunakan untuk Bantuan Bibit Ayam Buras bagi Peternak Ayam di Kabupaten Lampung Utara 5. Bantuan Dana CSR Bank Lampung untuk Pemerintah Kabupaten Lampung Timur yang akan digunakan untuk Bantuan Sarana Belajar SMUN 1 Pasir Sakti dan SMPN 2 Labuhan Ratu. 6. Bantuan Dana CSR Bank Lampung untuk Pemerintah Kabupaten Tanggamus yang akan digunakan untuk Bantuan Bibit Sapi bagi Peternak Sapi di Kabupaten Lampung Tanggamus 88

42

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Posisi 31 Desember 2012 PT. BANK LAMPUNG

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Posisi 31 Desember 2012 PT. BANK LAMPUNG Lampiran Surat Direksi PT. Bank Lampung Nomor : /DIR/I/2013 Tanggal : 18 Januari 2013 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Posisi 31 Desember 2012 PT. BANK LAMPUNG LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Posisi 31 Desember 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Posisi 31 Desember 2013 Lampiran Surat Direksi PT. Bank Lampung Nomor : /DIR/I/2013 Tanggal : 18 Januari 2013 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Posisi 31 Desember 2013 PT. BANK LAMPUNG LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TAHUN 2008 BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA Jl. Mayjend Sutoyo Nomor 95 Kendari Telp. 0401 321526 Fax. 0401 321568 1 a. Pengungkapan Pelaksanaan Good

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007

Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007 Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007 a. Pengungkapan Pelaksanaan Good Corporate Governance 1. Pelaksanaan tugas

Lebih terperinci

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012 Posisi Dec 01 REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 01 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit No. Komponen GCG Nilai Bobot Perolehan Nilai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

DAFTAR ISI. Daftar isi 1 DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) Tahun 2009 Periode Desember 2008 DAFTAR ISI Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Pendahuluan. 1 II. Transparansi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Tata Kelola BPR Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR PT BPR KEPRI BINTAN JL. D.I. Panjaitan KM. IX No.

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF-ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA Tujuan

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR Penjelasan Umum Tata Cara Pengisian Faktor Penilaian Profil BPR Nama BPR * PT. BPR CIPATUJAH JABAR Alamat BPR * JL. RAYA CIPATUJAH RT/RW 009/00 CIPATUJAH, KAB. TASIKMALAYA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA AGI ANK PERKREDITAN RAKYAT PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA AGI PR - 1 - Penjelasan Umum Pedoman

Lebih terperinci

Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2007 tercatat sebagai berikut : 1. Drs. Johnny : Presiden Komisaris

Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2007 tercatat sebagai berikut : 1. Drs. Johnny : Presiden Komisaris Pendahuluan Ketentuan mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance merupakan suatu prinsip penting untuk memastikan pengelolaan industri perbankan nasional berjalan sesuai dengan cetak biru Arsitektur

Lebih terperinci

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) Tahun 2010 DAFTAR ISI Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Pendahuluan. 1 II. Transparansi Pelaksanaan

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Tahun 2010 Head Office : Jl Abdul Muis No. 40. Jakarta 10160 Telp 3859050 Fax 3859041 Laporan Pelaksanaan Tentang Good Corporate Governance

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Posisi : 30 Juni 2015 (Revisi OJK) 1. Peringkat Faktor GCG dan Definisi Peringkat

Lebih terperinci

PERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027

PERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027 ASPEK PENILAIAN : PERINGKAT PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 2 4 5 % A. Komposisi, Kriteria dan Indepensi Dewan Komisaris 2.000% 0.027 Jumlah Dewan Komisaris sekurang-kurangnya tiga

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 2 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017 LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan untuk

Lebih terperinci

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) Tahun 2011 DAFTAR ISI Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Pendahuluan. 1 II. Transparansi Pelaksanaan

Lebih terperinci

% % % % 0.002

% % % % 0.002 ASPEK PENILAIAN : PERINGKAT 1 1 PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 1 4 5 % A. Komposisi, Kriteria dan Indepensi Dewan Komisaris.000% 0.07 1 Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan Komisaris

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NATIONALNOBU PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NATIONALNOBU PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 1/16 I. ASPEK-ASPEK CAKUPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 1. Pelaksanaan tugas & tanggung jawab Dewan Komisaris & Direksi

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/5/DPNP Tanggal 9 April 03 Perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan pelaksanaan GCG tahun 2012 PT. Bank Dinar Indonesia, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan pelaksanaan GCG tahun 2012 PT. Bank Dinar Indonesia, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. KATA PENGANTAR Perkembangan industri perbankan dari tahun ke tahun senantiasa menunjukan perkembangan yang menggembirakan baik dari sisi total aset, penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga dan

Lebih terperinci

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai: I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai: a. kecukupan komposisi, kriteria dan independensi Dewan Komisaris; b. efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Lebih terperinci

PT Bank Nationalnobu Tbk. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Periode 1 Januari - 31 Desember 2012

PT Bank Nationalnobu Tbk. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Periode 1 Januari - 31 Desember 2012 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Periode 1 Januari - 31 Desember 2012 LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT BANK NATIONALNOBU TBK PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2012 0 1. Aspek-Aspek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI I. TUJUAN PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance)

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018 LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PT. BPR TRISURYA BUMINDO Jl. Kartini No. 79 Tanjung Karang Bandar Lampung Tel (0721) Fax (0721) TATA KELOLA

PT. BPR TRISURYA BUMINDO Jl. Kartini No. 79 Tanjung Karang Bandar Lampung Tel (0721) Fax (0721) TATA KELOLA PT. BPR TRISURYA BUMINDO Jl. Kartini No. 79 Tanjung Karang Bandar Lampung Tel (0721) 253555 Fax (0721) 261452 TATA KELOLA 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan 1 Dewan Komisaris 4 Direksi 7 Komite-Komite

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Nama Bank BANK SULTENG Posisi Januari S.d Desember 2013 HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN

Lebih terperinci

ASPEK PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

ASPEK PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan komposisi dan kompetensi Komisaris dibandingkan dengan ukuran

Lebih terperinci

No. 9/12/DPNP Jakarta, 30 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 9/12/DPNP Jakarta, 30 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 9/12/DPNP Jakarta, 30 Mei 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/07 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas Penerapan

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA(GOOD CORPORATE GOVERNANCE) BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM Sehubungan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI I. TUJUAN 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance)

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi bank,

Lebih terperinci

SUMMARY PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT PERSIAPAN SELF ASESSMENT GCG DESEMBER 2012 PT. BANK NTT. Nilai (a)x(b) Bobot (a) Peringkat (b)

SUMMARY PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT PERSIAPAN SELF ASESSMENT GCG DESEMBER 2012 PT. BANK NTT. Nilai (a)x(b) Bobot (a) Peringkat (b) Lampiran 1. No Aspek Yang Dinilai 1. Pelaksanaan Tugas dan TanggungJawab Dewan Komisaris 2. Pelaksanaan Tugas Dan TanggungJawab Direksi 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 4. Penanganan Benturan

Lebih terperinci

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) Tahun 2013 DAFTAR ISI Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Pendahuluan. 1 II. Transparansi Pelaksanaan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) A. Pelaksanaan Tugas & Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) A. Pelaksanaan Tugas & Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) A. Pelaksanaan Tugas & Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi 1. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

Lebih terperinci

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE A. Komite Audit 1. Dasar pembentukan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN 1 LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN 2 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN II. TRANSPARANSI

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN Yth. Perusahaan Perasuransian di Indonesia SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN Sehubungan dengan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN

Lebih terperinci

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Laporan GCG BPR Central Kepri 2016

Laporan GCG BPR Central Kepri 2016 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) Pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan merupakan persyaratan bagi keberhasiilan dan keberlangsungan Perusahaan dalam jangka

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan bank merupakan sarana

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Versi Versi 3.0 Fungsi Corporate Secretary Tanggal Efektif 5 November

Lebih terperinci

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014 PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014 PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT INDIVIDUAL Peringkat Komposit 2 Penerapan good corporate governance di PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia No.

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI TAHUN 2010

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI TAHUN 2010 LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI TAHUN 20 A. Pengungkapan pelaksanaan GCG : 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi a) Jumlah,

Lebih terperinci

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) Tahun 2012 DAFTAR ISI Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Pendahuluan. 1 II. Transparansi Pelaksanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR ASTANAJAPURA TAHUN 2017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan untuk masyarakat,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Bukit Duri Plaza Blok B No.2-3 Jl.Jatinegara Barat No.54 E, Jakarta Timur Telp (021) 28 00005 Faks (021) 85910918 DAFTAR ISI TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA

Lebih terperinci

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG Laporan Pelaksanaan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Good Corporate Governance Posisi 31 Desember 2015 Posisi 31 Desember 2014 PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG 0 GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI TAHUN 2009.

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI TAHUN 2009. LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI TAHUN 200. A. Pengungkapan pelaksanaan GCG : 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi a) Jumlah,

Lebih terperinci

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT INDIVIDUAL Peringkat Komposit 2 Penerapan Good Corporate Governance di PT Bank Syariah Bukopin secara umum adalah Baik, sebagaimana tercermin

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK JASA JAKARTA TAHUN 2009

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK JASA JAKARTA TAHUN 2009 LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK JASA JAKARTA TAHUN 2009 I. PENDAHULUAN Praktik Good Corporate Governance (GCG) bertujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan stakeholders

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan 2015 O u t l i n e 1 Latar Belakang 2 Cakupan Pengaturan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/07 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Transparansi Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD. BPR BKK TASIKMADU TAHUN 2017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan untuk masyarakat,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan good corporate governance, bank perlu

Lebih terperinci