Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit. Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data

Transkripsi

1 Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun 2017 Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data Muhammad Ryan *), Rino Wijatmiko Saragih, Fitriana Nur Indah Sari Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika *) ABSTRAK - Indonesia Memiliki bermacam-macam kekayaan alam yang berlimpah, termasuk diantaranya adalah kekayaan sumber daya ikan baik laut, sungai maupun danau. Sumber daya perikanan di perairan Indonesia yang sangat melimpah terutama di perairan laut, menjadikan masyarakat pesisir bermata pencarian sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan. Nelayan memiliki beberapa permasalahan dalam kegiatan penangkapan ikan, salah satunya adalah mereka tidak mengetahui area gerombolan ikan disuatu perairan khususnya bagi para nelayan di laut Banda. Metode yang digunakan adalah metode deskritif yaitu dengan mengambil data satelit MODIS-Aqua klorofil-a dan suhu muka laut. Data ini kemudian digunakan untuk menentukan Prakiraan daerah penangkapan ikan. Klorofil-a merupakan sumber makanan bagi ikan di laut sedangkan suhu muka laut mempengaruhi keberlangsungan hidup biota di lautan. Dengan kandungan klorofil dan suhu muka laut yang mendukung, daerah perairan tersebut di anggap berpotensi menjadi daerah penangkapan ikan. Kata kunci: Suhu Muka Laut, Modis Aqua, Klorofil-a ABSTRACT - Indonesia has a lot of potential in natural resources, one of them is fishery resources including freshwater fish and saltwater fish. Overflowing fishery resources in Indonesian waters make its coastal communities work as a fisherman. Fisherman has few problems including deciding which area has more fish, and this problem also occur for them who lived around Banda Sea. This study use descriptive method using MODIS-Aqua Chlorophyll-a satellite data and sea surface temperature data. These data will be used to forecast fishing area. Chlorophyll-a as food source of fish in the sea while sea surface temperature influence viability of organism in the sea. With good content of chlorophyll-a and fit sea surface temperature, that zone potential to be fishing area. Keywords: Sea Surface Temperature, Modis Aqua, Chlorophyll-a 1. PENDAHULUAN Indonesia memiliki bermacam-macam kekayaan alam yang berlimpah, termasuk diantaranya adalah kekayaan sumber daya ikan baik laut, sungai maupun danau. Sumber daya perikanan di perairan Indonesia yang sangat melimpah terutama di perairan laut, menjadikan masyarakat pesisir bermata pencarian sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan. Salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar adalah di Laut Banda. Namun nelayan di sekitar Laut Banda memiliki beberapa permasalahan dalam kegiatan penangkapan ikan, salah satunya adalah mereka tidak mengetahui area penangkapan ikan. Selama ini dalam penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground), mereka cenderung menggunakan intuisi atau naluri alamiah. Mereka belum mampu membuat rencana operasi penangkapan ikan akibat perubahan oseanografi atau cuaca yang dapat mempengaruhi perubahan potensi penangkapan ikan (Gersang, 2008). Untuk memperkirakan daerah tempat berkumpulnya banyak ikan, dilakukan dengan memperhitungkan kondisi suhu muka laut dan kandungan klorofil-a. Ini karena klorofil adalah sumber makanan bagi para ikanikan yang akan di tangkap para nelayan dan suhu muka laut yang mempengaruhi keberlangsungan hidup biota laut. Kondisi laut dengan kandungan klorofil 0.5 mg/m 3 dan suhu muka laut dengan rentang di antara 26 o C 29 o C biasanya banyak terdapat ikan (Hasyim, 2015). Pada penelitian Ghazali dan Manan (2011), dilakukan identifikasi prakiraan daerah penangkapan ikan harian menggunakan data Aqua/Terra level 2. Pengolahan datanya menggunakan software ENVI 4.7 sehingga didapatkan titik-titik daerah penangkapan ikan untuk harian. Di penelitian Mursydin dkk (2015), melakukan prediksi zona tangkapan ikan bulanan di pulo Aceh menggunakan data satelit Aqua level 3 standard mapped image (SMI). 341

2 Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut Di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit (Ryan, dkk) Penelitian ini mencoba membuat prakiraan daerah penangkapan ikan bulanan berdasarkan daerah dengan suhu muka laut antara 26 o C dan 29 o C dan kandungan klorofilnya di atas 0.5 mg/m 3 sebagai daerah penangkapan ikan. Data citra yang digunakan pada penelitian ini di dapatkan dari server Giovanni NASA pada link Data yang digunakan adalah data klimatologi suhu muka laut dan kandungan klorofil-a dari tahun 2002 sampai Data suhu muka laut terbagi menjadi 2 yaitu suhu muka laut pada siang hari dan malam hari. 2. METODE Area yang menjadi fokus penelitian ini adalah laut Banda dan sekitarnya dengan lokasi geografis dari o BT dan o LS sampai o BT dan o LS. Area ini mencakup pulau Buru, Ambon, Pulau Seram, Pulau Wetar, Pulau Jamdena, dan beberapa pulau kecil lainnya. Gambar 1. Peta area penelitan yang mencakup laut Banda dan pulau-pulau sekitarnya. Warna oranye menggambarkan pulau sedangkan latar putih lautan. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data citra satelit klimatologi suhu muka laut dan klorofil-a yang didapatkan dari server Giovanni NASA pada link dalam bentuk file berformat netcdf. Rentang data klimatologi yang digunakan adalah rata-rata dari tahun 2002 sampai Untuk data suhu muka laut, terbagi menjadi 2, yaitu: Suhu muka laut pada siang hari dan malam hari. Satuan suhu muka adalah derajat Celcius sedangkan untuk data klorofil adalah mg/m 3. Dua jenis data ini kemudian dibaca dan diolah menggunakan script pemgrograman Python. Pertama 2 jenis data ini dibaca secara terpisah sehingga menjadi dalam bentuk matriks 2 dimensi dengan lintang dan bujur sebagai dimensinya. Tiap grid pada data yang terbaca mempunyai nilainya masing-masing. Data klorofil-a per bulan diseleksi dengan kriteria grid yang mempunyai kandungan klorofil di atas 0.5 mg/m 3. Pada data suhu muka laut, dipilih grid yang mempunyai nilai suhu muka laut di antara 26 o C dan 29 o C. Dari 2 seleksi grid yang terpisah ini kemudian digabungkan untuk dilakukan seleksi lagi yaitu, grid yang memenuhi kriteria dari 2 seleksi sebelumnya dinyatakan sebagai grid atau titik prakiraan daerah penangkapan ikan. Data suhu muka laut terdiri dari 2 jadi dalam pengolahannya data klorofil akan dipasangkan dengan data suhu muka laut siang hari dan malam hari sehingga akan menghasilkan peta prakiraan daerah penangkapan ikan bulanan pada siang hari dan malam hari. 342

3 Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun 2017 Gambar 2. Diagram alur pengolahan data citra satelit klimatologi suhu muka laut dan klorofil-a untuk mendapatkan peta prakiraan daerah penangkapan ikan per bulan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pengolahan data citra satelit klimatologi kandungan klorofil-a, suhu muka laut pada siang hari, dan suhu muka laut pada malam hari menghasilkan peta prakiraan daerah penangkapan ikan bulanan yang terbagi menjadi 2, yaitu: Peta prakiraan daerah penangkapan ikan bulanan pada siang hari dan peta prakiraan daerah penangkapan ikan bulanan pada malam hari. Pada Gambar 3 dan Gambar 4 terlihat bahwa di bulan Agustus daerah prakiraan penangkapan ikannya untuk siang hari maupun malam hari menjadi yang terluas di bandingkan dengan bulan lainnya. Untuk peta prakiraan daerah penangkapan ikan siang hari (Gambar 3) terlihat daerah prakiraan penangkapan ikannya berkembang pesat dimulai pada bulan Juni dan terus meningkat sampai puncaknya pada bulan Agustus lalu mulai menurun pada bulan September walaupun pada bulan september daerahnya masih termasuk luas dibandingkan dengan bulan lainnya. Pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, November, dan Desember daerah penangkapan ikan yang dideteksi hanya beberapa titik bahkan terdeteksi tidak ada sama sekali. Pada peta prakiraan daerah penangkapan ikan di malam hari (Gambar 4), umumnya wilayah yang terdeteksi sebagai daerah penangkapan ikannya lebih luas dibandingkan dengan peta prakiraan siang harinya. Bulan November tercatat sebagai bulan yang daerah prakiraan penangkapan ikannya paling sempit. Meskipun begitu, daerah prakiraan yang terdeteksi pada bulan November ini masih lebih luas daripada daerah prakiraan yang siang hari yang tercatat untuk daerah tersempitnya yaitu pada bulan Maret, April, dan Desember yang tidak terdeteksi sama sekali daerah prakiraan penangkapan ikannya. 343

4 Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut Di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit (Ryan, dkk) Gambar 3. Peta prakiraan daerah penangkapan ikan per bulan dari Januari sampai Desember untuk siang hari. Warna biru menyatakan daerah yang diperkirakan tempat berkumpulnya ikan sedangkan oranye adalah daratan. 344

5 Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun 2017 Gambar 4. Peta prakiraan daerah penangkapan ikan per bulan dari Januari sampai Desember untuk malam hari. Warna biru menyatakan daerah yang diperkirakan tempat berkumpulnya ikan sedangkan oranye adalah daratan. Dari peta prakiraan siang hari dan malam hari terlihat ada pola yang sama untuk siklus daerah penangkapan ikannya yaitu daerah laut yang memiliki kandungan klorofil di atas 0.5 mg/m 3 dan suhu muka lautnya di antara 26 o C dan 29 o C. Siklusnya yaitu daerah penangkapan ikan yang diprakirakan akan berkembang pesat mulai bulan Juni dan seterusnya sampai mencapai puncaknya pada bulan Agustus yang mana wilayah prakiraan penangkapan ikannya adalah yang terluas dibanding dengan bulan-bulan lainnya lalu mulai menurun pada bulan selanjutnya yaitu pada September. 345

6 Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut Di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit (Ryan, dkk) 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Daerah yang paling berpotensi bagi para nelayan untuk mendapatkan ikan yang banyak adalah pada daerah Maluku yang mencakup pulau Buru, Ambon, pulan Seram. Terlihat bahwa pusat daerah penangkapan ikan atau tempat berkumpulnya ikan-ikan berpusat di daerah tersebut. 2. Daerah penangkapan ikan siang hari dan malam hari terlihat berkembang pesat luasan wilayahnya pada bulan Juni dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus, namun pada daerah penangkapan ikan malam hari umumnya wilayah yang terdeteksi sebagai daerah penangkapan ikannya lebih luas. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Adi Mulsandi, S.Si, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Interpretasi Citra Satelit serta kepada Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai institusi tempat kami menimba ilmu. 6. DAFTAR PUSTAKA Gersang, Harry S. (2008). Studi Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol Melalui Pemetaan Penyebaran Klorofil- A dan Hasil Tangkap di Pelabuhanratu, Jawa Barat (Skripsi Sarjana Perikanan), IPB (Institut Pertanian Bogor), Bogor. Ghazali, I., dan Manan, A., (2011). Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Di Selat Bali Berdasarkan Data Citra Satelit. Jurnal KELAUTAN, 4(2), Hasyim, B., (2015). Pengembangan Dan Penerapan Informasi Spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan Berdasarkan Data Pengindraan Jauh: Maxymum. Mursydin., Munadi, K., dan Muchlisi Z. A., (2015). Prediksi Zona Tangkapan Ikan Menggunakan Citra Klorofil-a dan Citra Suhu Permukaan Laut Satelit Aqua MODIS di Perairan Pulo Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika, 11(5),