GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG

Transkripsi

1 GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK BAHAN BAKER KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR. GUBERNUR BALI ] Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, yang diubah dengan Peratruan Daerah Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2001 perlu menetapkan Peraturan GUbernur tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan bermotor sebagaimana telah diubah dengan peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 7 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pajak bahan baker Kendaraan Bermotor; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493); 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2002 tentang Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; 5. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pajak bahan Bakar Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Provini Daerah Tingkat I Bali Tahun 1999 Nomor 73 Seri A Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2001 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2001 Nomor 74 Seri A Nomor 3);

2 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK BAHAN BAKER KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Gubernur adalah Gubernur Bali 2. Dinas adalah Dinas Pendapatan Provinsi Bali 3. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali 4. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Pajak adalah pajak atas bahan baker yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor. 5. Wajib Pajak bahan baker Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Wajib Pajak adalah penyediaan bahan baker kndaraan bermotor 6. Penyediaan bahan baker kendaraan bermotor antara lain, PERTAMINA dan Produsen lainnya 7. Bahan baker kendaraan bermotor adalah bahan baker yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan bermotor dan/atau kendaraan diatas air. 8. Surat Pemeberitahuan Pajak daerah yang selanjutnya disebut SPTPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang; 9. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disebut STPD adalah surat yang digunakan untuk melakukan tagihan Pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda 10. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disebut SSPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Pajak yang terutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Gbernur. 11. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Provinsi Bali. BAB II TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH Pasal 2 (1) Setiap Wajib Pajak diwajibkan mengisi SPTPD (2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Gubernur Cq. Kepala Dinas paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penyetoran pokok pajak yang terhutang, (3) Bentuk dan Isi SPTPD sebagaimna dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini.

3 Pasal 3 (1) Gubernur dapat menerbitkan SPTPD dalam hal : a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar; b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung; c. wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda (2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Kepala Dinas atas nama Gubernur BAB III TATA CARA PENYETORAN PAJAK Pasal 4 (1) Wajib Pajak diwajibkan menyetorkan hasil pemungutan Pajak ke Kas Daerah (2) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menggunakan SSPD. (3) Bentuk dan Isi SSPD dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini Pasal 5 (1) Penyetoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib dilakukan paling lambat tanggal 25 (dua puluh lima) pada bulan berikutnya. (2) Apabila tanggal 25 (dua puluh lima) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh pada hari libur, penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya. BAB IV TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN KEKERINGAN, ATAU PEMBEBASAN PAJAK Pasal 6 (1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan keringanan, pengurangan atau pembebasan pajak (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan secara tertulis kepada Gubernur Cq Kepala Dinas. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan alasan untuk mendapatkan keringanan, penguranan atau pembebasan pajak Pasal 7 (1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus diajukan paling lambat 20 (dua puluh) hari sebelum jatuh tempo pembayaran Pajak. (2) Jika dalam waktu 14 (empat belas hari) sejak diterimanya permohonan, Gubernur Cq. Kepala Dinas tidak memberikan keputusan maka permohonan dianggap dikabulkan BAB V TATA CARA PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI DAN/ATAU PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK Pasal 8 (1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan mendapatkan : a. penghatusan atau pengurangan sanksi administrasi, dan/atau b. pengurangan atau pembatalan pajak

4 (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan SSPD (3) Permohonan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) harus diajukan secara tertulis kepada Gubernur Cq. Kepala Dinas. Pasal 9 (1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) harus diajukan dalam jangka wkatu 14 (empat belas hari) sejak pembayaran dilakukan. (2) Jika dalam jangka waktu 14 (empat belas hari) sejak diterimanya permohonan Gubernur melalui Kepala Dinas tidak memberikan keputusan maka permohonan dianggap dikabulkan. BAB VI TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pasla 10 (1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan pengembalian atas kelebihan pembayaran Pajak (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan SSPD (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan secara tertulis kepada Gubernur Cq. Kepala Dinas. (4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas hari) sejak pembayaran dilakukan. BAB VII KETENTUAN-KETENTUAN Pasal 11 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 15 Desember 2005 GUBERNUR BALI, DEWA BERATHA Diundangkan di Denpasar pada tanggal 15 Desember 2005 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI I NYOMAN YASA

5 BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2005 NOMOR 39

6