PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010"

Transkripsi

1 PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010 I. DASAR: 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Tindak Pidana Korupsi, pasal 6 huruf d, mengamanatkan KPK untuk melakukan upaya-upaya pencegahan tindak pidana korupsi. Untuk itu Direktorat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) KPK telah menyusun instrumen untuk menilai inisiatif anti korupsi di alam instansi pemerintah. Instrumen ini diharapkan mampu memetakan seberapa jauh inisiatif instansi pemerintah dalam mengupayakan kegiatan pencegahan korupsi di instansinya. 2. Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK) nomor B-412/01-10/03/2010 tanggal 1 Maret 2010 tentang undangan sebagai peserta dalam acara Sosialisasi Penilaian Inisiatif Anti Korupsi Tahun 2010, yang didalamnya memuat harapan agar kepada setiap instansi pemerintah yang diundang mengikuti sosialisasi agar bersedia untuk berpartisipasi dalam Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK). Dari hasil PIAK akan dapat memberikan gambaran yang objektif mengenai inisiatif/upaya nyata pemberantasan korupsi dan peningkatan layanan yang telah dilakukan oleh instansi pemerintah peserta PIAK Tahun II. TUJUAN PIAK 2010: 1. Sebagai upaya pencegahan tindak pidana korupsi. 2. Memetakan seberapa jauh inisiatif instansi pemerintah dalam mengupayakan kegiatan pencegahan korupsi di instansinya. 3. Dari hasil PIAK akan dapat memberikan gambaran yang objektif mengenai inisiatif/upaya nyata pemberantasan korupsi dan peningkatan layanan yang telah dilakukan oleh instansi pemerintah peserta PIAK Tahun III. INSTRUMEN PIAK 2010 YANG DIKERJAKAN PESERTA PIAK Laporan Kualitatif Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) Tahun Kuesioner Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) Tahun IV. PESERTA PIAK Semua Kementerian/Lembaga di Pusat dan Daerah (PEMDA). 2. Untuk di Kementerian/Lembaga di tingkat Pusat adalah unit-unit utama dalam hal ini unit eselon I, sekurang-kurangnya 3 unit utama, dengan ketentuan unit Sekjen wajib mengisi. 3. Penentuan peserta diserahkan KPK kepada pihak Irjen/Irtama tiap K/L ybs. V. PERAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA 1. Sebagai koordinator pelaksanaan PIAK di Kementerian Agama; 2. Menerima koordinasi dari KPK atas pelaksanaan PIAK di Kementerian Agama; 3. Mensosialisasikan program PIAK kepada peserta PIAK 2010 pada Kementerian Agama; 1

2 4. Menetapkan 3 (tiga) unit utama atau lebih yang menjadi target untuk mewakili Kementerian Agama dalam pelaksanaan PIAK 2010 (dikecualikan unit utama Itjen). 5. Menjadi penghubung antara KPK dengan unit utama terutama dalam tahap pengisian kuesioner, konfirmasi jawaban dan pemenuhan bukti untuk penilaian; 6. Melakukan verifikasi atas pengisian kuesioner dari unit utama peserta PIAK 2010; 7. Meneruskan isian kuesioner peserta PIAK ke KPK disertai bukti pendukungnya. (Dengan demikian, Itjen tidak ikut mengisi PIAK 2010) VI. JADWAL PELAKSANAAN PIAK Konfirmasi penetapan unit utama eselon I peserta pengisi PIAK (oleh Itjen Kementerian Agama) ke KPK paling lambat tanggal 30 April 2010; 2. Sosialisasi pengisian kuesioner dan pembuatan laporan kualitatif oleh Itjen Kementerian Agama kepada masing-masing unit utama eselon I peserta pengisian PIAK 2010 tanggal 20 April Persiapan dan pengisian kuesioner dan pembuatan laporan kualitatif PIAK serta penyiapan lampiran pendukungnya oleh masingmasing unit utama eselon I peserta PIAK 2010, tanggal 20 April 2010 s.d. 7 Mei Penyerahan isian kuesioner dan laporan kualitatif PIAK seta lampiran pendukungnya dari masing-masing unit utama eselon I peserta PIAK 2010 ke Itjen Kementerian Agama 10 s.d. 11 Mei Verifikasi isian kuesioner dan laporan kuantitatif unit utama eselon I peserta PIAK 2010 serta lampirannya oleh tim verifikasi Itjen Kementerian Agama, tanggal 12 s.d. 17 Mei Pengembalian hasil verifikasi isian kuesioner dan laporan kualitatif PIAK 2010 serta lampirannya oleh Itjen Kementerian Agama kepada unit utama eselon I peserta PIAK 2010, tanggal 14 s.d. 18 Mei Pembetulan dan pelengkapan lampiran pendukung isian PIAK 2010 oleh masing-masing unit utama eselon I dan penyerahannya kembali ke Itjen Kementerian Agama tanggal 17 s.d. 19 Mei Finalisasi isian oleh Itjen dan unit utama eselon I peserta PIAK 2010, tanggal 20 s.d. 21 Mei Penyiapan dan penyampaian isian kuesioner dan laporan kuantitatif serta lampiran pendukungnya kepada KPK oleh Itjen Kementerian Agama, tanggal 24 s.d. 25 Mei Penilaian akhir oleh KPK diharapkan selesai tanggal 15 Juli Laporan akhir dan desiminasi hasil oleh KPK dilakukan pada awal Agustus VII. PEDOMAN PENULISAN DAN PENILAIAN LAPORAN KUALITATIF PIAK 2010 A. Tujuan: 1. Laporan bersifat bebas untuk menjelaskan inisiatif anti korupsi institusi lembaga yang tidak terangkum dalam penilaian kuantitatif. 2. Penilaian kualitatif dapat disusun untuk menjelaskan penjelasan dari penilaian kuantitatif yang tidak terangkum dalam kuesioner. 3. Penulisan laporan kualitatif ditujukan untuk memberikan gambaran lebih atas usaha dan upaya suatu instansi/institusi dalam meningkatkan upaya pencegahan korupsi di lingkungannya. 4. Penulisan kualitatif memiliki bobot 17% dari seluruh penilaian sehingga sangat membantu dalam penilaian seluruhnya. Bagi instansi yang tidak menyerahkan laporan kualitatif, peluang nilai terbaik yang dimiliki hanya 83%. 2

3 B. Bagan Penulisan Laporan yang disarankan 1. Pendahuluan Menuliskan secara garis besar inisiatif anti korupsi yang dilakukan 2. Isi: Isi utama laporan dibuat secara ringkas dan sebaiknya dipaparkan dalam bentuk matriks Contoh: Matriks Inisiatif Anti Korupsi Inisiatif Anti Korupsi Kegiatan yang dilakukan Latar Belakang dilakukannya Waktu Pelaksanaan nya Pihak-pihak yang terlibat Dampak dari Kegiatan (jika ada) 1. Pengukuran komitmen anti korupsi oleh pimpinan instansi 2. Peningkatan Transparansi PN Melakukan survei kepada pegawai atas kinerja pimpinan sehubungan dengan upaya pecegahan korupsi Melakukan personal life checking secara random terhadap karyawan target 1. Mengawal komitmen pimpinan dalam menjaga integritas dan komitmen anti korupsi di institusi/instansi; 2. Memacu transparansi dan kontrol internal di dalam lembaga Mengawasi adanya perubahan gaya hidup dari pegawai dengan posisi beresiko Sejak tahun 2008, dilakukan setahun sekali Rencana akan dilakukan pada awal 2011 Inisiasi oleh pengawas Internal, partisipasi oleh seluruh pegawai di seluruh unit pengawas internal 1. Pimpinan menjaga komitmen anti korupsi; 2. Pegawai bebas memberi kritik ke atas; belum ada 3. Lampiran: a. Detil laporan yang berhubungan dengan kegiatan inisiatif anti korupsi yang dilakukan diantaranya: Laporan hasil kegiatan, Dokumentasi foto kegiatan Rencana kegiatan yang akan dilakukan Masterplan yang sudah disiapkan Dll b. Hambatan dan dampak yang muncul dari kegiatan tersebut. C. Penilaian 1. Laporan kualitatif akan dinilai oleh tim ahli yang terdiri dari para ahli di luar KPK yang memiliki kompetensi terkait kegiatan/upaya pencegahan korupsi di Indonesia. 2. Penilaian oleh Tim Ahli akan dikomunikasikan dengan Tim KPK dalam rangka penetapan nilai akhir untuk instansi ataupun unit utama 3

4 VIII. KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI (PIAK) TAHUN 2010 A. RINCIAN JUMLAH PERTANYAAN/KUESIONER PIAK TAHUN 2010: No Kelompok Kuesioner Jumlah dan No Kuesioner 1. KODE ETIK KHUSUS 1-13= Ketersediaan dan Bentuk Kode Etik Khusus 1-5= Ketersediaan Mekanisme Penerapan dan Pelembagaan Kode Etik Khusus: 6-11= Penegakan Kode Etik Khusus: 12-13=2 2. PENINGKATAN TRANSPARANSI DALAM MANAJEMEN SDM 14-29= Tersedianya Proses Rekrutmen yang Terbuka dan Transparan 14-21= Tersedianya sistem penilaian kinerja yang objektif dan terukur 22-26= Tersedianya proses promosi dan pengisian jabatan yang terbuka dan transparan 27-29=2 3. PENINGKATAN TRANSPARANSI DALAM PENGADAAN 30-37= Penetapan pengaadaan secara elektronik 30-34= Adanya mekanisme kontrol dari eksternal 35-37=3 4. PENINGKATAN TRANSPARANSI PENYELENGGARAAN NEGARA 38-46= Pelaporan Gratifikasi 38-40= Kepatuhan LHKPN 41-46=6 5. PENINGKATAN AKSES PUBLIK DALAM MEMPEROLEH INFORMASI UNIT UTAMA 47-51= Keterbukaan unit utama dalam menyebarkan informasi 47-49= Tingkat keaktifan unit utama dalam menyebarkan informasi 50-51=2 6. PELASKANAAN REKOMENDASI YANG DIEBeRIKAN OLEH KPK/BPK/APIP 52-53= Respon terhadap rekomendasi dari KPK/BPK/APIP 52= Pelaksanaan erekomendasi dari KPK/BPK/APIP 53=1 7. KEGIATAN PROMOSI ANTI KORUPSI 54-57= Kegiatan promosi internal 54= Kegiatan promosi eksternal 55-57=3. 4

5 B. KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 Kementerian/Pemprov/Pemkot/Pemkab : Agama Unit Utama : Petunjuk Umum: 1. Semua pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab kecuali jika ada petunjuk lain berdasarkan jawaban yang anda berikan. 2. Jawaban kuesioner disesuaikan dengan kondisi terakhir atau sesuai pertanyaan di unit utama Anda dan kondisi tersebut telah berlangsung minimal 6 bulan terakhir 3. Demi objektivitas, setiap jawaban harus dilengkapi dengan dokumen pendukung. No Pertanyaan Dokumen lampiran yang perlu disiapkan 1. KODE ETIK KHUSUS 1. Ketersediaan dan Bentuk Kode Etik Khusus 1. Apakah ada kode etik khusus (selain kode etik pegawai negeri pada PP 30 tahun 1980 dan PP 42 tahun 2004) pada unit utama Anda? a. Ada b. Tidak ada, (lanjut ke pertanyaan no 14) Kode etik khusus adalah kode etik yang ada di unit utama Anda selain PP Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil maupun PP No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 2. Dalam wujud apakah kode etik khusus tersebut? a Surat Keputusan atau peraturan tentang kode etik pegawai yang telah dibukukan b.surat Keputusan atau peraturan tentang kode etik pegawai yang belum dibukukan 3. (Sesuai jawaban no 2) Kapan unit utama Anda mulai memiliki aturan mengenai kode etik khusus? a. 3 tahun yang lalu atau lebih b. kurang dari 3 tahun yang lalu Dokumen berupa SK penetapan Kode Etik khusus untuk unit utama (eselon I) pengisi PIAK, bukan kode etik K/L (bila jawaban Ada ) Lampiran sama dengan pertanyaan 1 (bila jawaban nomor 1 ada \\]) Catatan: Bila tanggal penetapan setelah Januari 2010, tidak termasuk mencukupi untuk PIAK ini, dan agar dimuat pada laporan tersendiri 5

6 Kode Etik Khusus yang ada di unit utama Anda dihitung dengan cara : a.3 tahun yang lalu atau lebih : Januari 2007 b.kurang dari 3 tahun yang lalu : > Januari 2007 sampai dengan Januari Pernahkah ada evaluasi terhadap kode etik khusus tersebut? a. Pernah b. Belum pernah (lanjut ke pertanyaan no.6) Evaluasi kode etik adalah kegiatan menganalisa/meninjau ulang kesesuaian kode etik khusus terhadap situasi dan kondisi yang berkembang saat ini. 5. Hal apakah dari kode etik khusus tersebut yang terakhir dievaluasi? Sebutkan Ketersediaan Mekanisme Penerapan dan Pelembagaan Kode Etik Khusus: 6. Apakah ada unit kerja pada unit utama Anda yang salah satu tupoksinya mengawasi penerapan kode etik khusus? a. Ada b. Tidak ada, (lanjut ke pertanyaan no 10) Unit kerja yang mengawasi pelaksanaan kode etik khusus sebagai contoh adalah unit pengawasan/kepatuhan internal atau unit lain yang bertugas mengawasi pelaksanaan kode etik khusus. 7. Pada tingkatan apakah unit kerja yang mengawasi pelaksanaan kode etik khusus di unit utama Anda? a. Unit pengawasan pada tingkat eselon 2 b. Unit pengawasan pada tingkat eselon 3 atau lebih rendah 8. Apakah unit kerja yang mengawasi penerapan kode etik khusus juga menyediakan layanan konsultasi tentang penerapan kode etik khusus? a. Ada b. Tidak ada, (lanjut ke pertanyaan no 10) Dokumen penyenggaraan evaluasi Kode Etik (bila pernah, bisa dengan bentuk notulen rapat, atau laporan pelaksanaan evaluasi) dengan disebutkan waktu pelaksanaan, siapa-siapa yang melakukan evaluasi, dan aspek-aspek kode etik apa saja yang dievaluasi (bila jawaban pernah ). Catatan: Data yang disebutkan harus sinkron dengan data pada dokumen kuesioner nomor 4 di atas Dokumen penetapan/sk dari pejabat yang berwenang/menteri atau dari Pimpinan unit utama/eselon I pengisi PIAK ini tentang penetapan unit kerja yang melakukan tugas mengawasi pelaksanaan kode etik pada unit utama Eselon I dengan disertai ruang lingkup pengawasannya, sampai pada tingkat eselon berapa yang diawasai, misalnya pada tingkat eselon 2, eselon 3, atau kebawah (bila jawaban Ada ) Catatan: Isian nomor 7 ini harus sesuai dengan SK penetapan tersebut pada angka 6 di atas (bila ada) Layanan konsultasi adalah layanan yang disediakan oleh unit kerja yang bertugas mengawasi pelaksanaan kode etik khusus yang bertugas untuk memberi keterangan/penjelasan kepada seluruh pegawai terkait dengan hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang menurut kode etik khusus. 6

7 Layanan konsultasi adalah layanan yang disediakan oleh unit kerja yang bertugas mengawasi pelaksanaan kode etik khusus yang bertugas untuk memberi keterangan/penjelasan kepada seluruh pegawai terkait dengan hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang menurut kode etik khusus. 9. Apa saja kelengkapan sarana unit kerja konsultasi penerapan kode etik khusus? (jawaban dapat lebih dari satu) a. Faksimili b. Telepon c. d. Ruang konsultasi e. Lain lain, sebutkan 10. Adakah kegiatan sosialisasi kode etik khusus kepada seluruh pegawai pada unit utama Anda? a. ada, b. terjadwal c. Ada, tidak terjadwal d. Tidak ada, (lanjut ke pertanyaan no 12) a.ada, terjadwal berarti sosialisasi kode etik khusus kepada seluruh pegawai dilakukan secara rutin. Contoh : sosialisasi kode etik khusus kepada pegawai baru ataupun kepada pegawai yang mendapat promosi/mutasi. b.ada, tidak terjadwal berarti sosialisasi kode etik khusus diberikan kepada seluruh pegawai tidak rutin. c.cukup jelas. 11. Apa saja media komunikasi yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi kode etik khusus tersebut? (jawaban dapat lebih dari satu) a. Website b. Majalah/buletin yang terbit secara periodik c. Leaflet/Flyer d. Majalah dinding e. Papan pengumuman f. Lain lain, sebutkan 1.3. Penegakan Kode Etik Khusus: Dokumen lampiran yang disiapkan adalah SK Pimpinan Unit Utama tentang pembentukan unit layanan/pejabat yang diberi tugas untuk melakukan pengawasan pelaksanaan kode etik dengan penyebutan pokok-pokok tugasnya. Pada SK ini perlu disertai ketentuan tentang sarana unit kerja konsultasi yang dipakai, meliputi seperti: faksimili, telepon, , ruang konsultasi, dan lainnya (bila jawaban ada ). Catatan: Jenis kelengkapan sesuaikan dengan yang tertera pada SK tersebut pada jawaban/dokumen lampoiran angka 8 di atas. Dokumen tentang rencana dan hasil pelaksanaan kegiatan sosialisasi kode etik khusus untuk/pada unit utama /eselon I, dengan disertai dokumen seperti: rencana kegiatan sosialisasi, jadual, dan sejenisnya(bila jawaban Ada ). Dokumen untuk setiap point media komunikasi yang diisikan pada pertanyaan 11. Untuk jawaban b, c, d misalnya, maka bukti fisiknya harus dilampirkan dan tentunya yang didalamnya memuat materi terkait sosialisasi kode etik khusus tersebut (pada unit utama eselon I ybs) 7

8 12. Apakah unit utama Anda memiliki ketentuan tertulis tentang mekanisme penanganan pelanggaran kode etik khusus? a.ada b.tidak ada, Yang dimaksud dengan ketentuan tertulis mengenai mekanisme penanganan pelanggaran kode etik khusus adalah tahapan-tahapan penanganan pelanggaran kode etik khusus mulai dari penerimaan laporan sampai dengan tindak lanjut telah diatur melalui ketetapan/peraturan internal. 13. Apakah ada peraturan pada unit utama Anda untuk memastikan kerahasiaan whistle-blower? a.ada b.tidak ada Yang dimaksud dengan whistle blower adalah seseorang dari lingkungan internal yang memberi informasi adanya tindakan pelanggaran atas peraturan atau kode etik, baik kepada pihak pengawas internal atau penegak hukum. Kepastian kerahasiaan harus dibuktikan dengan adanya peraturan yang menjamin hal tersebut. 2. PENINGKATAN TRANSPARANSI DALAM MANAJEMEN SDM 2.1. Tersedianya Proses Rekrutmen yang Terbuka dan Transparan 14. Apa saja kewenangan yang dimiliki unit utama anda dalam tahapan tahapan proses rekrutmen? (jawaban dapat lebih dari satu) a.usulan kebutuhan pegawai b.pengumuman rekrutmen pegawai c.seleksi administrasi d.seleksi kompetensi e.wawancara 15. Bagaimana bentuk pengumuman rekrutmen pegawai di unit utama Anda? (Diisi apabila memilih kewenangan b dalam pertanyaan 14) a. Diumumkan secara terbuka di media massa (cetak atau elektronik) Dokumen tertulis tentang mekanisme penanganan pelanggaran kode etik khusus, bisa dalam bentuk keputusan atau surat edaran dari pimpinan unit utama eselon I masing-masing. Dimaksud dengan ketentuan tertulis mengenai mekanisme penanganan pelanggaran kode etik khusus adalah tahapantahapan penanganan pelanggaran kode etik khusus mulai dari penerimaan laporan sampai dengan tindak lanjut telah diatur melalui ketetapan/peraturan internal (bila jawaban Ada ) Dokumen penunjukan kepada pejabat tertentu/seseorang pejabat pada lingkup internal unit utama eselon I ybs yang ditugasi untuk memberi informasi adanya tindakan pelanggaran atas peraturan atau kode etik, baik kepada pihak pengawas internal atau penegak hukum. Kepastian kerahasiaan harus dibuktikan dengan adanya peraturan yang menjamin hal tersebut (bila jawaban Ada ) Dokumen yang dikeluarkan/ditetapkan oleh Menteri atau a.n. Menteri yang memuat tentang jenis kewenangan kepada masing-masing unit utama di internal Kementerian Agama, misalnya tentang Petunjuk Pengadaan Pegawai di Lingkungan Kementerian Agama (yang setiap jelang penerimaan CPNS dikeluarkan/ditetapkan oleh Sekjen)?. Pemilihan item isian oleh masing-masing unit utama disesuaikan dengan kewenangan yang diebrikan Menteri untuk hal itu. Dokumen surat pengumuman rekruitmen oleh Pimpinan unit utama 8

9 b. Diumumkan melalui papan pengumuman (lanjut ke pertanyaan no 17) c. Diumumkan secara lisan kepada semua pegawai (lanjut ke pertanyaan no 17) d. Tidak diumumkan (lanjut ke pertanyaan no 17) Yang dimaksud media massa adalah media khusus yang khusus digunakan untuk komunikasi massa yang dirancang khusus untuk menjangkau khalayak luas, dapat berbentuk cetak maupun elektronik Contoh : - media cetak : koran, tabloid, majalah, buku, dll. - media elektronik : radio, televisi, website (situs), blog, dll. 16. Telah berapa kali unit utama Anda menggunakan pengumuman rekrutmen terbuka di media massa (cetak atau elektronik)? a. 5 kali atau lebih b. 4 kali c. 3 kali d. 2 kali e. 1 kali 17. Apakah unit utama Anda melibatkan pihak ketiga dalam proses rekrutmen pegawai? a. Ya b. Tidak (lanjut ke pertanyaan no 20) Yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah institusi di luar dari Kementerian/Lembaga Anda yang bersifat independen, dapat berupa tenaga ahli (perorangan) atau firma/lembaga/organisasi. Dokumen surat surat pengumuman rekruitmen melalui media cetak atau elektronik disertai copy pengumuman yang dimuat di media yang dituju tersebut (sejak beberapa tahun yang lalu yang sudah pernah dilakukan unit utama) Dokumen surat permintaan atau penunjukkan pihak ketiga yaitu institusi diluar Kemag yang bersifat independen (berupa tenaga ahli atau firma/lembaga/organmsiasi) dalam proses rekruitmen pegawai dari pimpinan unit utama eselon I (bila jawaban Ya ). Dalam surat permintaan/penunjukkan tersebut dengan disebutkan kontribusi atau peran-peran apa yang dimintakan, misalnya dalam: a. Seluruh tahap proses rekrutmen (empat tahap), atau b. Pada sebagian besar tahapan proses rekrutmen (dua-tiga tahap), atau c. Pada sebagian kecil tahapan proses rekrutmen (satu tahap) Poses rekruitmen biasanya mencakup proses/tahapan: a. Pengumuman rekrutmen pegawai b.seleksi administrasi c.seleksi kompetensi d.wawancara 9

10 18. Telah berapa kali unit utama Anda menggunakan pihak ketiga dalam melakukan rekrutmen? a. 5 kali atau lebih b. 4 kali c. 3 kali d. 2 kali e. 1 kali 19. Bagaimana kontribusi pihak ketiga tersebut dalam proses rekrutmen pegawai di unit utama Anda? a. Seluruh tahap proses rekrutmen (empat tahap) b.pada sebagian besar tahapan proses rekrutmen (dua-tiga tahap) c.pada sebagian kecil tahapan proses rekrutmen (satu tahap) Catatan: Tahap proses rekrutmen pegawai melalui pihak ketiga meliputi : a. Pengumuman rekrutmen pegawai b.seleksi administrasi c.seleksi kompetensi d.wawancara Tahap proses rekrutmen pegawai melalui pihak ketiga meliputi : a.pengumuman rekrutmen pegawai: pengumuman rekrutmen melalui media massa (cetak/elektronik), papan pengumuman. b.seleksi administrasi: seleksi kesesuaian latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan bahasa, dll. c.seleksi kompetensi: psikotest, focussed group discussion (FGD), tes TOEFL, TPA/Tes Potensi Akademik,tes kesehatan, dll. d.wawancara : wawancara psikolog, dll. 20. Melalui media apa bentuk pengumuman hasil rekrutmen tersebut? (jawaban dapat lebih dari satu) a.media cetak b.media elektronik c.papan pengumuman (lanjut ke pertanyaan no 22) d.diberitahukan secara personal (lanjut ke pertanyaan no 22) a.media cetak : koran, tabloid, majalah, buku, dll. b.media elektronik : radio, televisi, website (situs), blog, dll. c.cukup jelas d.diberitahukan secara personal :surat, surat elektronik ( ), Catatan: Isian harus sinkron dengan jawaban atas pertanyaan 17, dan dilampiri semua dokumen surat sejak pertama kali mulai menggunakan pihak ketiga tersebut Jawaban harus sinkron dengan jawaban no 17 dan 18 Jawaban harus sinkron dengan jawaban no 15. Lampikan dokumen-dokumen surat pengumuman dimasud 10

11 telepon. 21. Telah berapa kali unit utama Anda melakukan pengumuman hasil rekrutmen secara terbuka? a.5 kali atau lebih b.4 kali c.3 kali d.2 kali e.1 kali f. Belum pernah Tersedianya sistem penilaian kinerja yang objektif dan terukur 22. Apakah tersedia sistem penilaian kinerja pegawai yang objektif dan terukur pada unit utama Anda (selain DP3/Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) a.ada b.tidak ada (lanjut ke pertanyaan no 27) Sistem penilaian kinerja pegawai yang objektif adalah sistem penilaian terhadap kompetensi teknis, perilaku, dan kinerja yang dihasilkan oleh pegawai. 23. Berdasarkan apa standar penilaian kinerja pegawai di unit utama Anda? (jawaban dapat lebih dari satu) a.kualitas pekerjaan (Kecepatan/ketepatan/kecermatan penyelesaian setiap pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai yang bersangkutan) dalam jangka waktu tertentu b.kuantitas pekerjaan (banyaknya item pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pegawai yang bersangkutan) dalam jangka waktu tertentu c.lainnya, sebutkan 24. Apakah di unit utama Anda telah diberlakukan kontrak kinerja? a.ya b.tidak (lanjut ke pertanyaan no 26) Jawaban harus sinkron dengan jawaban nomor 15 dan 20. Lampirkan dokmen-domunen surat pengumuman hasil rekruitmen dimaksud sesuai dengan jumlah kali/tahunnya Dokumen/surat penetapan sistem penilaian kinerja pegawai yang objektif yaitu sistem penilaian terhadap kompetensi teknis, perilaku, dan kinerja yang dihasilkan oleh pegawai yang ditetapkan oleh pimpinan unit utama eselon I (mungkin bisa berupa penjabaran dari system dimaksud yang ditetapkan oleh Menag) (bila jawaban Ada ). Dalam system tersebut perlu memuat aspek-aspek seperti: a. Kualitas pekerjaan (kecepatan/ketepatan/kecermatan penyelesaian setiap pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai yang bersangkutan) dalam jangka waktu tertentu; b. Kuantitas pekerjaan (banyaknya item pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pegawai yang bersangkutan) dalam jangka waktu tertentu c. Dan lainnya, yang dipandang perlu Jawaban disesuaikan dengan jawaban angka 22, dan lampirannya tercukupi dengan lampiran jawaban nomor 22 tersebut Dokumen kontrak kinerja (Penkin?) yang berisi tentang kontrak pelaksanaan program kerja selama periode tertentu dengan pengukuran kinerja pegawai yang dapat dilakukan pada 11

12 Kontrak kinerja adalah kontrak pelaksanaan program kerja selama periode tertentu dengan pengukuran kinerja pegawai dapat dilakukan pada setiap tri wulan/semester ataupun akhir periode kontrak kinerja. Contoh : - Kontrak kinerja Bupati dengan DPRD - Kontrak kinerja SKPD dengan Bupati - Kontrak kinerja Direktur Jenderal dengan Menteri 25. Sampai pada tingkat eselon berapa penerapan kontrak kinerja pada unit utama Anda? a.seluruh eselon b.sampai eselon 3 c.sampai eselon 2 d.sampai eselon Setiap periode waktu berapa lama dilakukan pengukuran kinerja pegawai pada unit utama Anda? a.6 bulan sekali atau kurang b.1 tahun sekali c.tidak tentu Lihat penjelasan pertanyaan nomor (24). 24:Kontrak kinerja adalah kontrak pelaksanaan program kerja selama periode tertentu dengan pengukuran kinerja pegawai dapat dilakukan pada setiap tri wulan/semester ataupun akhir periode kontrak kinerja. Contoh : - Kontrak kinerja Bupati dengan DPRD - Kontrak kinerja SKPD dengan Bupati - Kontrak kinerja Direktur Jenderal dengan Menteri 2.3. Tersedianya proses promosi dan pengisian jabatan yang terbuka dan transparan 27. Apakah jabatan di unit utama Anda sudah memiliki kualifikasi jabatan (job qualification) yang jelas? a.ya, seluruhnya b.ya, sebagian besar (>50%) c.ya, sebagian kecil (<=50%) d.belum ada setiap tri wulan/semester ataupun akhir periode kontrak kinerja. Misalnya: Kontrak kinerja Sekretaris dengan Dirjen, antara Kabag dengan Kepala Biro, dsbnya. Sebaiknya dilampiri pula dengan surat edaran misalnya dari pimpinan unit utama tentang ketentuan pemberlakukan kontrak kinerja yang berisi ketentuan meliputi: sampai tingkat eselon berapa, periode waktu-waktu dilakukannya evaluasi kontrak kinerja (bila jawaban Ya ) Dilampiri surat pernyataan dari pimpinan unit utama eselon I tentang pemberlakukan penerapan kotrak kinerja pada unit utama dengan disertai copy kontrak kinerja untuk dengan sumua eselon yang diberlakukan tersebut Jawaban dengan menyesuaikan/harus sesuai dengan jawaban angka 24 Dokumen/surat penetapan tentang job qualification yang telah diberlakukan di tiap unit utama eselon I. Pada dokumen job tersebut semestinya dimasukkan ketentuan tenang mekanisme pengisian jabatan (dipublikasikan atau tidak, terbuka, atau terbatas), penterlibatan pihak ketiga dalam proses pengisian jabatan yaitu institusi di luar dari 12

13 Yang dimaksud dengan job qualification adalah kualifikasi /persyaratan untuk pengisian jabatan struktural di unit utama. 28. Apakah pengisian jabatan di unit utama Anda dipublikasikan? a.ya, secara terbuka b.ya, secara terbatas c.tidak (langsung lanjut ke no 29) 29. Apakah ada pelibatan pihak ketiga dalam proses pengisian jabatan di unit utama Anda a.ada b.tidak ada Lihat penjelasan pertanyaan nomor (17): Yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah institusi di luar dari Kementerian/Lembaga Anda yang bersifat independen, dapat berupa tenaga ahli (perorangan) atau firma/lembaga/organisasi. 3. PENINGKATAN TRANSPARANSI DALAM PENGADAAN 3.1. Penetapan pengaadaan secara elektronik 30. Apakah di unit utama Anda, terdapat satu unit khusus yang hanya bertugas menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa? (contoh : ULP Unit Layanan Pengadaan) a.ya, ke 34 b.tidak, ke 35 Unit Layanan Pengadaan adalah suatu unit yang terdiri dari pegawaipegawai yang telah memiliki sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah. Unit ini bertugas untuk melakukan seluruh pengadaan yang ada di instansi. 31. Apakah unit utama Anda sudah menerapkan metode pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement) a.sudah b.belum, (lanjut ke pertanyaan nomor 34) e-procurement adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi sehingga sebagian besar proses pengadaan barang/jasa tidak menggunakan tatap muka lagi. Kementerian/Lembaga Anda yang bersifat independen, dapat berupa tenaga ahli (perorangan) atau firma/lembaga/organisasi (ada atau tiak ada) Jawaban disesuaikan dengan jawaban 27 Jawaban terkait dengan isisan nomor 27 dan 28 Dokumen/surat penetapan dari pimpinan tentang pembentukan Unit Layanan Pengadaan yaitu unit khusus yang bertugas untuk melakukan seluruh pengadaan yang ada di instansi, terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah (bila jawaban ya ) Dokumen/surat yang menyatakan telah diberlakukannya- /diterapkannya metode pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement), yaitu kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi sehingga sebagian besar proses pengadaan barang/jasa tidak menggunakan tatap muka lagi (bila jawaban Sudah ). 13

14 32. Telah berapa lama e-procurement diterapkan di unit utama Anda? a.> 2 tahun b.1 2 tahun c.< 1 tahun 33. Pada tahun Anggaran terakhir (2010) berapa persentase nilai pengadaan yang dilakukan dengan e-procurement? a.> 75% b.50 75% c.< 50% 34. Kapan unit utama Anda menargetkan akan memulai menerapkan sistem e-procurement? a.2011 b.2012 c.2013 d.setelah 2013 atau belum ditentukan 3.2. Adanya mekanisme kontrol dari eksternal 35. Apakah tersedia mekanisme pengaduan dalam proses pengadaan? a.ya b.tidak (langsung lanjut ke no 38) Mekanisme pengaduan yang dimaksud adalah tata cara penyampaian, pemrosesan dan tindak lanjut terhadap pengaduan pengadaan barang/jasa yang dikelola di luar panitia pengadaan barang dan jasa. 36. Telah berapa lama mekanisme pengaduan tersebut terbentuk? a.lebih dari 3 tahun b.1-3 tahun c.kurang dari 1 tahun 37. Berapa persen pengaduan dalam pengadaan yang telah ditindaklanjuti (diterima, ditelaah, dan diselesaikan)? a.> 85% b.70 85% c.50 69% d.< 50% 4. PENINGKATAN TRANSPARANSI PENYELENGGARAAN NEGARA Jawaban disesuaikan dengan pertanyaan nomor 31 Dokumen yang berisi data jumlah anggaran s.d. saat pengisian kuesioner PIAK 2010 ini yang telah dilaksanakan melalui metode e-procurement tersebut dengan disertai jumlah total anggaran pengadaan tahun 2010, realisasi dan persentasenya Dokumen/surat yang dibuat oleh pimpinan unit utama eselon I yang berisi rencana target penerapan sistem e-procuremen di tiap unit utama eselon I (mulainya tahun kapan) Dokumen/surat penetapan dari pimpinan unit utama eselon I yang mengatur tentang mekanisme pengaduan berisi /memuat tentang: tata cara penyampaian, pemrosesan dan tindak lanjut terhadap pengaduan pengadaan barang/jasa yang dikelola di luar panitia pengadaan barang dan jasa. Bila telah ada pengaturan dari Menteri, maka ditiap unit utama dokumennya dalam bentuk penjabaran atas peraturan menteri dimaksud (bila jawaban ya ) Jawaban sesuaikan dengan jawaban 35 Dilampiri dokumen atau data yang dibuat dan ditandatangani pimpinan unit utama atau yang ditunjuk tentang hasil penanganan pengaduan yang telah ditangani (diterima, ditelaah, dan diselesaikan). 14

15 4.1. Pelaporan Gratifikasi 38. Apakah ada aturan internal di unit utama Anda yang mengatur mengenai gratifikasi? a.ada b.tidak 39. Apakah di unit utama Anda pernah menyelenggarakan sosialisasi tentang gratifikasi? a.ya, terjadwal b.ya, tidak terjadwal c.tidak a.ada, terjadwal berarti sosialisasi gratifikasi kepada seluruh pegawai dilakukan secara rutin. Contoh : sosialisasi gratifikasi kepada pegawai baru ataupun kepada pegawai yang mendapat promosi/mutasi. b.ada, tidak terjadwal berarti sosialisasi gratifikasi diberikan kepada seluruh pegawai tidak rutin. 40. Apakah unit utama Anda memfasilitasi pelaporan gratifikasi? a.ya, sebutkan : b.tidak 4.2. Kepatuhan LHKPN 41. Apakah unit utama telah membuat perjanjian kerjasama Pengelolaan Data Wajib LHKPN dengan KPK? a.sudah b.belum 42. Apakah ada ketetapan Wajib Lapor LHKPN di unit utama Anda? a.ada b.tidak 43. Apakah unit utama Anda telah mensyaratkan LHKPN sebagai salah satu kelengkapan dalam sistem promosi/mutasi? a.ya b.tidak Dokumen/surat penetapan pimpinan unit utama tentang pengaturan mengenai gratifikasi, dilengkapi pula (rencana) pelaksanaan sosialisasinya kepada semua pejabat/pegawai, mekanisme penanganan gratifikasi di intern unit utama (bila jawaban Ada ) Dokumen/surat yang berisi tentang pelaksanaan sosialisasi tentang gratifikasi yang telah dilaksanakan di unit utama masing-masing, dan disertai rencana/jadwal pelaksanaannya Jawaban terkait pertanyaan nomor 38 dan 39 Dokumen perjanjian kerjasama pengelolaan data wajib LHKPN dengan KPK (bila sudah dilakukan oleh unit utama) (bila jawaban sudah ) Dokumen/surat edaran yang berisi tentang wajib lapor LHKPN bagi pejabat di unit utama. Bila telah ada ketetapan dari Menteri/Sekjen a.n. Menteri Agama, maka bisa berupa surat pimpinan unit utama yang bersifat meneruskan kebijakan Menteri dimaksud untuk di lingkungan unit utamanya (bila jawaban Ada ) Dokumen/surat pimpinan unit utama tentang penetapan persyaratan LHKPN sebagai salah satu kelemgkapan dalam sistem promosi/mutasi utuk intern unitnya. Bila telah ada ketetapan dari Menteri/Sekjen a.n. Menteri Agama, maka bisa berupa surat pimpinan unit utama yang 15

16 44. Apakah di unit utama Anda menyelenggarakan bimbingan teknis pengisian formulir LHKPN? a.ya, terjadwal b.ya, tidak terjadwal c.tidak Yang dimaksud dengan menyelenggarakan bimbingan teknis pengisian formulir LHKPN adalah unit utama memberi bimbingan cara-cara mengisi formulir LHKPN, baik yang dilakukan sendiri oleh unit utama ataupun bekerjasama dengan KPK. a.ada, terjadwal berarti bimbingan teknis pengisian formulir LHKPN kepada Wajib Lapor secara rutin. b.ada, tidak terjadwal berarti bimbingan teknis pengisian formulir LHKPN diberikan kepada Wajib Lapor rutin. c.sebutkan kapan terakhir bimbingan teknis pengisian formulir LHKPN dilaksanakan dan siapa saja yang mengikuti. 45. Berapa persentase Penyelenggara Negara pada unit utama Anda telah melaporkan LHKPN kepada KPK? a. 85% b.70 85% c.50 69% d.< 50% Jumlah Wajib Lapor LHKPN pada unit utama Anda =... orang 46. Apakah ada sanksi internal bagi Wajib Lapor yang tidak melaporkan LHKPN? a.ada b.tidak 5. PENINGKATAN AKSES PUBLIK DALAM MEMPEROLEH INFORMASI UNIT UTAMA 5.1. Keterbukaan unit utama dalam menyebarkan informasi 47. Apakah unit utama Anda memiliki media informasi yang terbuka bagi publik? a.ada b.tidak (lanjut ke pertanyaan no. 52) bersifat meneruskan kebijakan Menteri dimaksud untuk di lingkungan unit utamanya (bila jawaban Ya ) Dokumen/surat undangan kepada para pejabat di unitnya dan surat terkait (misalnya surat permintaan ke KPK untuk memberikan bimbingan teknis) tentang bimbingan teknis pengisian formulir LHKPN baik yang dilakukan sendiri oleh unit utama ataupun bekerjasama dengan KPK, disertai daftar hadirnya (bila jawaban Ada ) Data nama pejabat wajib lapor LHKPN, yang telah dan belum melapor serta persentasenya (data dibuat dengan ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk, misalnya sekretaris) Dokumen surat pemberian sanksi internal bagi wajib lapor LHKPN yang belum melaporkan (bila jawaban Ada ) Dokumen media informasi yang terbuka bagi publik yang telah diterbitkan (sampel/contohnya) (bila jawaban Ada ) 48. Apa saja media komunikasi yang digunakan untuk penyebarluasan Dokumen/bukti fisik atas setiap jawaban yang diisikan. Bila 16

17 informasi unit utama Anda kepada publik? (jawaban dapat lebih dari satu) a.website b.majalah/buletin yang terbit secara periodik c.leaflet/flyer d.majalah dinding e.papan pengumuman f.lain lain, sebutkan 49. Apa saja jenis informasi yang disebarluaskan unit utama Anda kepada publik? (jawaban dapat lebih dari satu) a.prosedur, biaya, jangka waktu dan persyaratan layanan yang disediakan oleh unit utama b.produk hukum c.anggaran unit utama d.lain lain, sebutkan 5.2. Tingkat keaktifan unit utama dalam menyebarkan informasi 50. Apakah unit utama Anda memiliki unit kerja khusus yang bertanggung jawab dalam penyebaran informasi kepada publik? a.ada b.tidak Yang dimaksud dengan kerja khusus yang bertanggung jawab dalam penyebaran informasi kepada publik adalah unit kerja yang salah satu tugasnya mengumpulkan, mengelola, menyebarkan informasi kepada publik secara luas. 51. Seberapa sering dilakukan pemutakhiran informasi bagi publik? a.real time b.mingguan c.bulanan 6. PELAKSANAAN REKOMENDASI YANG DIEBERIKAN OLEH KPK/BPK/APIP 6.1. Respon terhadap rekomendasi dari KPK/BPK/APIP 52. Apakah unit utama Anda dalam satu tahun terakhir telah membuat action plan terhadap rekomendasi atas saran dari KPK/BPK/APIP? a.ya b.tidak, lanjut ke pertanyaan no. 54 website, bisa dengan alamatnya, bila majalah ya dengan majalahnya dimaksud, dstnya Dokumen/bukti fisik dari jenis informasi yang disebarluaskan oleh unit utama ke publik dan telah diisikan pada jawaban Dokumen/surat penetapan dari pimpinan unit utama yang berisi/menetapkan tentang pembentukan unit kerja khusus yang bertanggung jawab dalam penyebaran informasi kepada publik adalah unit kerja yang salah satu tugasnya mengumpulkan, mengelola, menyebarkan informasi kepada publik secara luas. Disertai pula mekanisme waktu pelaksanaan pemutakhiran innformasinya (bila jawaban Ada ). Dokumen/data pelaksanaan pemutakhiran informasi bagi publik yang ditandatangani oleh pimpinan atau yang ditunjuk, disertai dengan hasil pemutakhirannya Dokumen action plan yaitu rencana aksi atau rencana tindak lanjut unit utama dalam satu tahun terakhir ini terhadap penyelesaian rekomendasi atas saran KPK/BPK/BPKP/Itjen (bila jawaban Ya) 17

18 Yang dimaksud dengan action plan adalah rencana aksi atau rencana tindak lanjut unit utama terhadap rekomendasi dari KPK/BPK/APIP 6.2. Pelaksanaan erekomendasi dari KPK/BPK/APIP 53. Berapa persentase implementasi action plan (terhadap rekomendasi KPK/BPK/APIP) tersebut? a.> 85% b.70 85% c.50 69% d.< 50% Persentase implementasi action plan (terhadap rekomendasi KPK/BPK/APIP) adalah gabungan jumlah rekomendasi dari hasil kajian KPK atau hasil audit BPK/APIP yang terakhir. 7. KEGIATAN PROMOSI ANTI KORUPSI 7.1. Kegiatan promosi internal 54. Berapa persentase unit kerja eselon III yang telah menerima sosialisasi anti korupsi? a.> 85% b.70 85% c.50 69% d.< 50% Yang dimaksud dengan persentase unit kerja eselon III yang telah menerima sosialisasi anti korupsi adalah perhitungan persentase yang didasarkan pada unit kerja setingkat Eselon III yang telah menerima sosialisasi dan dibandingkan dengan total seluruh unit kerja setingkat Eselon III 7.2. Kegiatan promosi eksternal 55. Apa saja media promosi anti korupsi yang digunakan oleh unit utama Anda kepada publik? (jawaban dapat lebih dari satu) a. Website b. Spanduk c. Standing Banner d. Poster e. Stiker f. Papan pengumuman publik g. Iklan cetak Data persentase implementasi action plan (terhadap rekomendasi KPK/BPK/APIP) yang merupakan gabungan jumlah rekomendasi dari hasil kajian KPK atau hasil audit BPK/BPKP/Itjen yang terakhir yang ditandatangani pimpinan unit utama atau yang ditunjuk. Data persentase unit kerja eselon III yang telah menerima sosialisasi anti korupsi, yaitu perhitungan persentase yang didasarkan pada unit kerja setingkat Eselon III yang telah menerima sosialisasi dan dibandingkan dengan total seluruh unit kerja setingkat Eselon III yang ada di unti utama eselon I ybs. Sebaiknya dilengkapi data tentang : kapan dilakukan, oleh siapa, berapa orang. Dokumen berupa arsip atau foto dari item-item jawaban yang dipilih dan dilaksanakan di unit utama 18

19 h. Iklan elektronik i. Leaflet, booklet j. Lainnya, sebutkan 56. Apakah pada tahun ini unit utama Anda memiliki rencana kegiatan promosi anti korupsi kepada eksternal (termasuk waktu dan anggaran)? a.ya b.tidak a.ya : bukti pendukung yang perlu dilampirkan adalah anggaran dan rencana waktu pelaksanaan kegiatan promosi anti korupsi kepada eksternal 57. Apakah Unit Utama Anda memproduksi sendiri materi anti korupsi? a.ya b.tidak Dokumen/bukti pendukung berupa anggaran dan rencana waktu pelaksanaan kegiatan promosi anti korupsi kepada (bila jawaban ya ) Dokumen berupa asli atau foto kopy materi anti korupsi produk sendiri dari unit utama ybs. (bila jawaban ya ) Lembar validasi: Diisi oleh... (...) NIP Diperiksa oleh*)... (...) NIP 19

20 Disetujui oleh... (...) NIP *) Diperiksa oleh Tim PIAK Itjen Kementerian Agama, masing-masing sbb: No. Petugas Verifikasi PIAK Unit Utama Eselon I yang diverifikasi 1. Irwil I 1.Ditjen Pendis 2. Ditjen Bimas Kristen 2. Irwil II 1. Ditjen Bimas Katolik 3. Irwil III 1. Setjen 2.Dirjen Bimas Hindu 4. Irwil IV 1. Balitbang dan Diklat 2. Ditjen PHU 5. Irwil V 1. Ditjen Bimas Islam 2. Ditjen Bimas Budha Jakarta, 20 April 2010 Inspektur Jenderal, H. M. Suparta NIP

21 KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010 Kementerian/Pemprov/Pemkot/Pemkab : Agama Unit Utama : INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN

KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2011

KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2011 KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2011 Kementerian/ Lembaga/ Pemprov / Pemkot : Unit Utama/SKPD : Petunjuk Umum - Semua

Lebih terperinci

KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010

KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010 KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010 Kementerian/Pemprov/Pemkot/Pemkab : Unit Utama : Petunjuk Umum - Semua pertanyaan

Lebih terperinci

Mengukur Tingkat Inisiatif Anti Korupsi Tahun 2010 di Lingkungan Kementerian Agama

Mengukur Tingkat Inisiatif Anti Korupsi Tahun 2010 di Lingkungan Kementerian Agama Mengukur Tingkat Inisiatif Anti Korupsi Tahun 2010 di Lingkungan Kementerian Agama D alam rangka menilai kemajuan suatu instansi publik dalam mengembangkan upaya pemberantasan korupsi di instansinya, Komisi

Lebih terperinci

INDIKATOR PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI (PIAK) 2011

INDIKATOR PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI (PIAK) 2011 INDIKATOR PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI (PIAK) 2011 Variabel Indikator Sub Indikator 1. Kode Etik 2. Transparansi Manajemen SDM 1. Ketersediaan Kode Etik 2. Ketersediaan Mekanisme Penerapan dan Pelembagaan

Lebih terperinci

Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Kamis, 4 Oktober 2012

Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Kamis, 4 Oktober 2012 Direktorat Penelitian dan Pengembangan Kamis, 4 Oktober 2012 Agenda A Pendahuluan B Metode Pelaksanaan PIAK 2012 C Hasil Penilaian Inisiatif Antikorupsi (PIAK) 2012 D Kesimpulan A.Pendahuluan 1. Latar

Lebih terperinci

Laporan. Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2009

Laporan. Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2009 Laporan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2009 Direktorat Penelitian dan Pengembangan 2010 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 103/PMK.09/2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011

SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 (PIAK 2011) 24 Februari 2011 AGENDA 1. Gambaran Singkat tentang PIAK 2. Sekilas Hasil Pelaksanaan PIAK 2010 3. Rencana Pelaksanaan PIAK 2011 1. Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hal yang menjadi kunci penting keberhasilan upaya pemberantasan korupsi pada suatu unit utama/lembaga adalah inisiatif dari internal unit utama sendiri. Beberapa inisiatif

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme No.839, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. LHKPN. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi No.898, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. LHKPN BNPB. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.70, 2015 KEMENLU. Pelaporan. Tindak Lanjut. Pengelolaan. Pelanggaran. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA 1 BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat No.943, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Penyampaian LHKPN. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2015 LIPI. Whistleblowing System. Pengaduan. Pengelolaan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN WHISTLEBLOWING

Lebih terperinci

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI TANA TORAJA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA Menimbang :

Lebih terperinci

2018, No Korupsi (KPK) dalam hal kepatuhan pelaporan laporan harta kekayaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2018, No Korupsi (KPK) dalam hal kepatuhan pelaporan laporan harta kekayaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf No. 245, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. LHKPN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ I /2018 TENTANG LAPORAN HARTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1657, 2014 KEMENDIKBUD. Pengaduan. Penanganan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme ( BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2018 KEMEN-LHK. Pengelolaan Pengaduan atas Dugaan Pelanggaran oleh ASN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.4/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN WHISTLEBLOWER DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti No.1194, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. LHKN. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat : No.1268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-MARITIMAN. LHKPN. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 01 /MBU/01 /2018 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi. No.95, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Pengembangan Konsep PIAK Lanjutan 2011 BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan Konsep PIAK Lanjutan 2011 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi mengamanahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melaksanakan tugas-tugas koordinasi dan supervisi

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36 / HUK / 2007 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN SOSIAL RI Menimbang

Lebih terperinci

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.ptasemarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/1714/HK.00/VIII/2011 Semarang, 11 Agustus 2011

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.584, 2015 OMBUDSMAN. Whistleblowing System. Pelanggaran. Penanganan. Pelaporan. Sistem. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PELAPORAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014 SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan No.1280, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. LHKPN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti No.1244, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. LHKN Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2015 KEMEN.LHK. Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. ASN. Laporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.19/MenLHK-II/2015

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.69, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENLU. Unit. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam No.578, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Whistleblowing System. Tindak Pidana Korupsi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 No.862, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Penyampaian dan Pengumuman LHKPN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN DAN PENGUMUMAN

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1091, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pelaporan. Pelanggaran. Whistleblowing. Sistem. MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENANGANAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWER SYSTEM) TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 NOMOR 59 TAHUN 2014HUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DILINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT Menimbang PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR : a. bahwa berdasarkan Peraturan Rektor

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1020, 2015 KEMENLU. Benturan Kepentingan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Lebih terperinci

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN ATAS PENYALAHGUNAAN WEWENANG, PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA KORUPSI LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2014, meliputi 4 (empat) area perubahan : Meningkatnya kepatuhan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENGADUAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1382, 2016 PERPUSNAS. Pengaduan Masyarakat. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan. No.16, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENGADUAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PENILAIAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KATEGORI

KERTAS KERJA PENILAIAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KATEGORI LAMPIRAN II Permenkumham No. M.HH-01.PW.02.03 Tahun 2011 KERTAS KERJA PENILAIAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN KATEGORI PENILAIAN y/t; a/b/c/d/e NILAI

Lebih terperinci

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1269,2014 KEMENHUT. Pengaduan. Penyalahgunaan Wewenang. Korupsi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.63/MENHUT-II/2014 TENTANG

Lebih terperinci

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1189, 2014 LPSK. Dugaan Pelanggaran. System Whistleblowing. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG WHISTLEBLOWING SYSTEM ATAS DUGAAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun No.729, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Konflik Kepentingan Pencegahan dan Penanganan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.539, 2015 BNP2TKI. Laporan Harta Kekayaan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPATK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPATK NO Kode Klasifikasi Ringkasan Isi Informasi Pejabat/Unit/ Satker yang menguasai Informasi Penanggungj awab pembuatan atau penerbitan informasi Waktu dan tempat pembuatan informasi Format informasi yang

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - d. bahwa untuk memperkuat komitmen tersebut dalam pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme diperlukan kerjasama sinergis dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam hal kepatuhan pelaporan laporan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2016 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci