DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN"

Transkripsi

1

2 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN Edisi 2017 Buku Direktori Layanan Perpajakan ini disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku saat penyusunan buku ini. Apabila terdapat perbedaan antara isi buku ini dengan ketentuan yang berlaku karena kesalahan tulis atau terjadi perubahan peraturan, maka peraturan perundang-undangan perpajakan yang sedang berlaku menjadi acuan. Buku ini Ditujukan Untuk Kepentingan Dinas Tidak Untuk Diperjualbelikan

3 KATA PENGANTAR Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah salah satu Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan. DJP merupakan institusi penting di negeri ini di mana mayoritas pembiayaan APBN berasal dari penerimaan pajak. Sejak reformasi perpajakan yang dimulai pada tahun 2002, DJP telah melakukan banyak perubahan atau reformasi administrasi perpajakan. Dasar dari program ini adalah penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan menggunakan teknologi informasi. Modernisasi ini pada hakikatnya adalah program reformasi birokrasi di lingkungan DJP yang merpakan bagian dari Reformasi Birokrasi Kemenkeu. Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun Dengan adanya dukungan regulasi tersebut, gerakan Reformasi Birokrasi Kemenkeu bisa diintegrasikan dengan gerakan Reformasi Birokrasi Nasional. Sasaran reformasi birokrasi, sebagaimana yang tercantum dalam Grand Design Reformasi Birokrasi , mencakup 3 (tiga) aspek yaitu: (1) terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; (2) terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan (3) meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Untuk memenuhi salah satu aspek sasaran reformasi birokrasi yaitu terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, maka disusunlah buku Direktori DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN i

4 Layanan Perpajakan sebagai sebuah unsur dalam pelayanan perpajakan. Buku ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pelayanan perpajakan di masa depan dan dapat berfungsi memberikan informasi pelayanan pajak yang komprehensif, yang akan memberikan kemudahan dari sisi petugas pajak maupun dari sisi Wajib Pajak. Semoga buku Direktori Layanan Perpajakan ini dapat menjadi unsur yang makin membuat kokoh bangunan pelayanan perpajakan Indonesia sehingga mendorong terwujud visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga niat baik kita akan selalu diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Jakarta, Januari 2018 Penyusun ii DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

5 DAFTAR ISI A. KATA PENGANTAR...i B. DAFTAR ISI... iii C. DAFTAR LAMPIRAN...xi D. PENDAFTARAN Pendaftaran NPWP Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak Pemberitahuan KLU Pemindahan Wajib Pajak Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Penetapan Wajib Pajak sebagai Wajib Pajak Non Efektif Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif Cetak Ulang Kartu NPWP/SKT/SPPKP Aktivasi EFIN Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak Cetak Ulang Kode Aktivasi Sertifikat Elektronik Surat Kuasa Khusus...17 E. PEMBUKUAN/PENCATATAN Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan dan Perolehan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, Pemekaran, atau Pengambilalihan Usaha Izin Menyelenggarakan Pembukuan dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Pemberitahuan Menyelenggarakan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Indonesia dan Satuan Mata Uang Rupiah Perubahan Metode Pembukuan Perubahan Tahun Buku Pertama Perubahan Metode Pembukuan dan/atau Tahun Buku Kedua, dan Seterusnya...29 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN iii

6 DAFTAR ISI 8. Pencabutan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Penerbitan Kembali Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Pemberitahuan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat...34 F. PEMBAYARAN Kode Billing Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran PPh Pasal Pengurangan Angsuran PPh Pasal Angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajak Bank, Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah Angsuran atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan Pemindahbukuan (Pbk) Pengalihan Saldo Bea Meterai dari Sistem Komputerisasi ke Teknologi Percetakan Pengalihan Saldo Bea Meterai dari Teknologi Percetakan ke Sistem Komputerisasi Pemindahbukuan (Pbk) Saldo Deposit Mesin Teraan Meterai Digital G. SURAT PEMBERITAHUAN Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal 21/ Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal 23/ Pelaporan SPT Masa PPh Pasal Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Pelaporan SPT Masa PPN Pelaporan SPT Masa PPN 1111 DM...61 iv DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

7 DAFTAR ISI 9. Pelaporan SPT Masa PPN 1107 Pemungut Pelaporan SPT Masa Pembetulan Pelaporan SPT Tahunan PPh Pribadi 1770 SS Pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 S Pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Pelaporan SPT Tahunan PPh Pembetulan Pemberitahuan Penggunaan Norma Penghitungan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian Surat Pemberitahuan...72 H. PEMERIKSAAN, BUKTI PERMULAAN, DAN PENYIDIKAN Pembahasan Hasil Pemeriksaan Oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan Penghentian Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan Untuk Kepentingan Penerimaan Negara I. LAYANAN DJP Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital Pembetulan Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital Pencabutan Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan Izin Sebagai Pelaksana Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan Penetapan/Perpanjangan Penetapan sebagai Daerah Tertentu Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu Pengusaha Kena Pajak Beresiko Rendah Pengusaha Kena Pajak Toko Retail yang Berpartisipasi Dalam Skema Pengembalian PPN Kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN v

8 DAFTAR ISI 11. Fasilitas Pengurangan PPh Badan Untuk Industri Pionir Pemusatan Tempat PPN Terutang Penambahan dan/atau Pengurangan Pemusatan Tempat PPN Terutang Perubahan Tempat Pemusatan PPN Terutang Perpanjangan Pemusatan Tempat PPN Terutang Pencabutan Pemusatan Tempat PPN Terutang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan Penetapan Masa Manfaat atas Harta Berwujud Bukan Bangunan dan Harta Tidak Berwujud Fasilitas Untuk Bidang Usaha/Daerah Tertentu (PP 18/2015) Penambahan Jangka Waktu Penyelesaian Kompensasi Kerugian Fasilitas untuk Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Surat Keterangan Fiskal Surat Keterangan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Bakal Calon Kepala Daerah Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/Pasal 22 Selain Impor, PPh Pasal 22 Impor/PPh Pasal Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 Atas Impor Emas Batangan dari Wajib Pajak yang Bergerak Dalam Bidang Industri Perhiasan Emas Untuk Tujuan Ekspor Surat Keterangan Bebas Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri Keuangan Surat Keterangan Bebas PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Surat Keterangan Bebas PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Bagi Wajib Pajak yang Usaha Pokoknya Melakukan Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh Bagi Wajib Pajak yang Dikenai PPh vi DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

9 DAFTAR ISI Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun Surat Keterangan Bebas PPN atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis Pembatalan Surat Keterangan Bebas PPN Barang Kena Pajak Strategis Surat Keterangan Bebas PPN atau PPN dan PPnBM Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional Serta Pejabatnya Surat Dispensasi kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional serta Pejabatnya Surat Keterangan Bebas PPnBM atas Impor atau Penyerahan Kendaraan Ambulan, Kendaraan Jenazah, Kendaraan Pemadam Kebakaran, Kendaraan Tahanan, dan Kendaraan Angkutan Umum Surat Keterangan Bebas PPnBM atas Impor atau Penyerahan Kendaraan Protokoler Kenegaraan, Kendaraan Dinas atau Kendaraan Patroli TNI/Polri Surat Keterangan Tidak Dipungut Pembatalan Surat Keterangan Tidak Dipungut Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan Perubahan Surat Keterangan Domisili Surat Keterangan Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran PPh atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan atau Perubahan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan Nomor Seri Faktur Pajak Permintaan Data Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-faktur) Konfirmasi Status Wajib Pajak Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan Pasal Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh Bunga Deposito, Tabungan, Jasa Giro, dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas Pembayaran Bunga Kepada Nasabah Pemegang Surat Utang Negara DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN vii

10 DAFTAR ISI Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI) Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh atas Pembayaran Dividen Kepada Para Pemegang Saham Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedure) Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement) Legalisasi Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/22/ Legalisasi Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/22/23 terkait Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun Legalisasi Surat Keterangan Domisili Cetak Ulang SPPT PBB Endorsement dan Persetujuan Pemasukan atau Pengeluaran Barang di Kawasan Bebas Pemberitahuan Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Bagi Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu yang dapat Melaporkan Beberapa Masa Pajak dalam Satu Surat Pemberitahuan Masa Pemberitahuan Informasi Layanan Publik Penerbitan atau Peningkatan Surat Izin Konsultan Pajak Penerbitan Kembali atau Perpanjangan Kartu Tanda Pengenal Konsultan Pajak Pencabutan Surat Izin Konsultan Pajak J. SENGKETA PAJAK Permintaan Keterangan Wajib Pajak dalam Rangka Pengajuan Keberatan Keberatan Pencabutan Permohonan Keberatan Permintaan Keterangan Wajib Pajak dalam Rangka Banding Pembetulan (Pasal 16 UU KUP) Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi (Pasal 36 Ayat 1a UU KUP) Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (Pasal 36 Ayat 1b UU KUP) viii DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

11 DAFTAR ISI 8. Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak yang Tidak Benar (Pasal 36 Ayat 1c UU KUP) Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari Hasil Pemeriksaan (Pasal 36 Ayat 1d UU KUP) Pencabutan Permohonan Pasal 36 UU KUP Pengurangan Denda Administrasi PBB (Pasal 20 UU PBB) Pengurangan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang atau Surat Ketetapan Pajak PBB yang Tidak Benar Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak PBB, atau Surat Tagihan Pajak PBB yang Tidak Benar Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan K. PENAGIHAN PAJAK Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan Pajak L. PENGEMBALIAN PAJAK Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan karena Diterbitkannya Keputusan atau Putusan yang Mengakibatkan Lebih Bayar PBB Pengembalian Pendahuluan bagi Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu (Pasal 17C UU KUP) Pengembalian Pendahuluan bagi Wajib Pajak dengan Persyaratan Tertentu (Pasal 17D UU KUP) Pengembalian Pendahuluan bagi Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah (Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) Pengembalian PPN bagi Turis Asing (VAT Refund for Tourists) Pengembalian atas Keputusan/Putusan Keberatan/ Banding/Peninjauan Kembali/Pasal 36/Pembetulan Pasal Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Pembayaran Pajak Oleh Pihak Pembayar Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang atas Kelebihan Pajak Dalam Rangka Impor DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN ix

12 DAFTAR ISI 10. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan PPh, PPN, atau PPnBM Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan Pajak terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang Memiliki Bentuk Usaha Tetap di Indonesia Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan Pajak terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang Tidak Memiliki Bentuk Usaha Tetap di Indonesia Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan Pajak terhadap Orang Pribadi atau Badan yang Tidak Diwajibkan Memiliki NPWP Imbalan Bunga M. PENGHAPUSAN Penghapusan NPWP Pencabutan Pengukuhan PKP Pencabutan Sertifikat Elektronik N. LAMPIRAN x DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Formulir Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi Lampiran 2 Formulir Pendaftaran Wajib Pajak Badan Lampiran 3 Formulir Perubahan Data Wajib Pajak Lampiran 4 Formulir Pemindahan Wajib Pajak Lampiran 5 Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Lampiran 6 Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif Lampiran 7 Formulir Permohonan Cetak Ulang Lampiran 8 Formulir Aktivasi EFIN Lampiran 9 Formulir Permohonan Kode Aktivasi dan Password Lampiran 10 Formulir Permohonan Cetak Ulang Kode Aktivasi Lampiran 11 Formulir Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak Lampiran 12 Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik Lampiran 13 Formulir Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik DJP Lampiran 14 Format Surat Kuasa Khusus Lampiran 15 Formulir Permohonan Izin Penggunaan Nilai Buku Dalam Rangka atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha Lampiran 16 Formulir Permohonan/Pemberitahuan Pembukuan Lampiran 17 Format Surat Pernyataan Terkait Bahasa Dalam Pembukuan Lampiran 18 Format Surat Pernyataan Terkait Mata Uang Dalam Pembukuan Lampiran 19 Contoh Format Surat Permohonan Pengangsuran Pembayaran PPh Pasal Lampiran 20 Contoh Format Surat Permohonan Penundaaan Pembayaran PPh Pasal Lampiran 21 Formulir Permohonan Persetujuan Pembayaran PPh yang Bersifat Final Atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Secara Angsuran DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN xi

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 22 Contoh Format Surat Permohonan Pemindahbukuan Lampiran 23 Contoh Format Surat Kesalahan Perekaman Lampiran 24 Formulir SPT Masa PPh Pasal Lampiran 25 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Tidak Final) atau Pasal Lampiran 26 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Final) Lampiran 27 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Atau Penerima Pensiun atau Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala Lampiran 28 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Negeri Sipil atau Anggota Tentara Nasional Indonesia atau Anggota Polisi Republik Indonesia Atau Pejabat Negara Atau Pensiunannya Lampiran 29 Formulir SPT Masa PPh Pasal Lampiran 30 Formulir Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Oleh Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu Lampiran 31 Formulir SPT Masa PPh Pasal 23 atau Pasal 26 Berbentuk Kertas Lampiran 32 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 Berbentuk Kertas Lampiran 33 Formulir SPT Masa PPh Pasal 23 atau Pasal 26 Berbentuk Elektronik Lampiran 34 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 Berbentuk Elektronik Lampiran 35 Formulir SPT Masa PPh Pasal Lampiran 36 Formulir Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang Kepada Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final) Lampiran 37 Formulir Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang Kepada Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri (Final) Lampiran 38 Formulir Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang Kepada Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri xii DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

15 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 39 Formulir SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Lampiran 40 Formulir Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi Lampiran 41 Formulir Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Atas Hadiah Undian Lampiran 42 Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan Lampiran 43 Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham yang Diperdagangkan di Bursa Efek Lampiran 44 Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBI, Jasa Giro Lampiran 45 Formulir Bukti Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari Transaksi Deivatif Berupa Kontrak Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa Lampiran 46 Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga dan/atau Diskonto Obligasi dan Surat Berharga Negara (SBN) Lampiran 47 Formulir Bukti Pemotongan PPh FInal Pasal 4 ayat (2) atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Lampiran 48 Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi Kepada anggota Koperasi Orang Pribadi Lampiran 49 Formulir SPT Masa PPN Lampiran 50 Formulir SPT Masa PPN 1111 DM Lampiran 51 Formulir SPT Masa PPN 1101 Pemungut Lampiran 52 Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770 SS Lampiran 53 Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770 S Lampiran 54 Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Lampiran 55 Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan xiii

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 56 Formulir Pemberitahuan Penggunaan Norma Penghitungan Lampiran 57 Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Lampiran 58 Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh WP Badan Lampiran 59 Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (Bagi WP yang Diizinkan Menyelenggarakan Pembukuan Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat) Lampiran 60 Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan Lampiran 61 Format Laporan Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian Surat Pemberitahuan Lampiran 62 Contoh Format Surat Penghentian Penyidikan Lampiran 63 Formulir Surat Pernyataan Kepemilikan Mesin Teraan Meterai Digital Lampiran 64 Contoh Permohonan Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi Lampiran 65 Contoh Permohonan Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan Lampiran 66 Formulir Permohonan Izin/Perpanjangan Izin sebagai Pelaksana Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan Lampiran 67 Formulir Permohonan Penetapan/Perpanjangan Penetapan Daerah Tertentu Lampiran 68 Formulir Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah Lampiran 69 Formulir Permohonan Penetapan Saat Dimulainya Berproduksi Secara Komersial Lampiran 70 Formulir Pemberitahuan Pemusatan Tempat PPN Terutang Lampiran 71 Formulir Surat Pernyataan Pemberitahuan Pemusatan Tempat PPN Terutang Lampiran 72 Formulir Penambahan dan/atau Pengurangan Pemusatan Tempat PPN Terutang xiv DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

17 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 73 Formulir Perubahan Tempat Pemusatan PPN Terutang Lampiran 74 Formulir Pemberitahuan Pencabutan Pemusatan Tempat PPN Terutang Lampiran 75 Formulir Permohonan Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Lampiran 76 Formulir Daftar Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Lampiran 77 Formulir Permohonan untuk Penetapan Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan Lampiran 78 Formulir Permohonan Penetapan Penambahan Jangka Waktu Kompensasi Kerugian Lampiran 79 Formulir Permohonan Pengurangan Penghasilan Neto 30% dari Jumlah Penanaman Modal (KAPET) Lampiran 80 Formulir Permohonan Ijin Kompensasi Kerugian (KAPET) Lampiran 81 Formulir Permohonan PPh Pasal 26 Atas Dividen Dengan Tarif Sebesar 10% (KAPET) Lampiran 82 Formulir Permohonan Surat Keterangan Fiskal Lampiran 83 Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh Lampiran 84 Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan PPh atas Impor Emas Batangan Lampiran 85 Contoh Format Surat Permohonan Tanda Bukti Tidak Mempunyai Tunggakan Pajak Lampiran 86 Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia Lampiran 87 Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Lampiran 88 Formulir Surat Pernyataan Berpenghasilan di Bawah PTKP dan Jumlah Bruto Penghasilan atas Tanah dan/atau Bangunan Kurang dari Rp , Lampiran 89 Formulir Surat Pernyataan Hibah xv

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 90 Formulir Surat Pernyataan Pembagian Waris Lampiran 91 Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pembayaran PPh yang Bersifat Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan Lampiran 92 Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM Atas Impor/Penyerahan Kendaraan Bermotor Lampiran 93 Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Lampiran 94 Formulir Surat Pernyataan Wajib Pajak yang Memiliki Bruto Tertentu Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun Lampiran 95 Contoh Format Permohonan Surat Keterangan Tidak Dipungut Lampiran 96 Format Rincian Alat Angkutan Tertentu yang Diajukan Permohonan Untuk Memperoleh Fasilitas Tidak Dipungut PPN Lampiran 97 Format Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan (RKIP) Lampiran 98 Format Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan (RKIP) Perubahan Lampiran 99 Contoh Format Surat Pernyataan Penghasilan yang Dikenai PPh yang Bersifat Final atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Lampiran 100 Contoh Format Surat Pernyataan Kedudukan Untuk Kepentingan Penerbitan Surat Keterangan Domisili Bagi Subjek Pajak Dalam Negeri Indonesia (SKD SPDN) Lampiran 101 Contoh Format Permohonan Surat Keterangan Domisili Lampiran 102 Formulir Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak Lampiran 103 Formulir Permintaan Data Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-faktur) yang Rusak atau Hilang Lampiran 104 Contoh Format Surat Permohonan Keterangan Status Wajib Pajak xvi DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 105 Formulir Surat Permintaan Pelaksanaan Mutual Agreement Procedure Lampiran 106 Format Permohonan Legalisasi Fotokopi Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Lampiran 107 Formulir Penelitian SSP atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Lampiran 108 Contoh Format Formulir Permohonan Informasi Publik Lampiran 109 Format Surat Permohonan Izin Praktik Konsultan Lampiran 110 Format Surat Permohonan Izin Praktik Konsultan Pajak Bagi Konsultan Pajak yang Pernah Mengabdikan Diri Sebagai Pegawai atau Pensiunan DJP Lampiran 111 Format Surat Permohonan Peningkatan Izin Praktik Konsultan Lampiran 112 Format Surat Permohonan Perpanjangan Masa Berlaku Kartu Izin Praktik Lampiran 113 Format Surat Permohonan Pendaftaran Asosiasi Konsultan Pajak Lampiran 114 Format Surat Pendaftaran Ulang Izin Praktik Konsultan Pajak Lampiran 115 Format Surat Keberatan Lampiran 116 Format Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan Lampiran 117 Format Surat Permohonan Pembetulan Lampiran 118 Format Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Lampiran 119 Format Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Lampiran 120 Format Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak yang Tidak Benar Lampiran 121 Format Surat Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Hasil Pemeriksaan Lampiran 122 Contoh Format Permintaan Pengurangan Denda DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN xvii

20 DAFTAR LAMPIRAN Administrasi PBB Lampiran 123 Contoh Format Surat Permohonan Pengurangan SPPT atau SKP PBB Yang Tidak Benar Lampiran 124 Contoh Format Surat Permohonan Pembatalan SPPT, SKP PBB, atau STP PBB Yang Tidak Benar Lampiran 125 Contoh Format Surat Permohonan Pengurangan PBB Lampiran 126 Format Surat Permohonan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Lampiran 127 Format Surat Kuasa Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Bagi Orang Pribadi atau Badan yang Tidak Diwajibkan Memiliki NPWP Lampiran 128 Format Surat Permohonan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Bagi SPLN yang Tidak Memiliki BUT di Indonesia Lampiran 129 Format Surat Kuasa Bagi SPLN yang Tidak Memiliki BUT di Indonesia Kepala Pemotong atau Pemungut Lampiran 130 Format Surat Penunjukan Nomor Rekening Bank di Indonesia Lampiran 131 Formulir Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Lampiran 132 Formulir Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Lampiran 133 Permintaan Pencabutan Sertifikat Elektronik xviii DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

21 PENDAFTARAN DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 1

22

23 PENDAFTARAN 1. Pendaftaran NPWP Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak untuk memperoleh NPWP sebagai sarana dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Prosedur Wajib Pajak melakukan: a. penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan secara langsung, melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dan disampaikan ke KPP/KP2KP/Layanan di Luar Kantor sesuai wilayah kerja; atau b. penyampaian secara elektronik melalui sistem e-registration ( Persyaratan dan Dokumen a. Wajib Pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak orang pribadi: 1) fotokopi KTP bagi Warga Negara Indonesia; atau 2) fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing. b. Wajib Pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 3

24 PENDAFTARAN pekerjaan bebas: 1) fotokopi KTP (WNI) atau fotokopi paspor, fotokopi KITAS/ KITAP (WNA), dan fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik; atau 2) fotokopi e-ktp (WNI) dan surat pernyataan di atas meterai dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas. c. Wajib Pajak badan yang berorientasi pada profit (profit oriented): 1) fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap; 2) fotokopi kartu NPWP salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa (penanggung jawab WNA); dan 3) fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik. d. Wajib Pajak badan yang tidak berorientasi pada profit (non profit oriented): 1) fotokopi e-ktp salah satu pengurus badan atau organisasi; dan 2) surat keterangan domisili dari pengurus RT/RW. e. Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) berupa: 1) fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint Operation); 2) fotokopi Kartu NPWP masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki NPWP; 3) fotokopi Kartu NPWP orang pribadi salah satu pengurus 4 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

25 PENDAFTARAN perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurangkurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing; dan 4) fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa. f. Bendahara sebagai Wajib Pajak pemotong dan/atau pemungut pajak: 1) fotokopi surat penunjukan sebagai Bendahara; dan 2) fotokopi KTP. g. Wajib Pajak dengan status cabang dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu berupa: 1) fotokopi kartu NPWP pusat atau induk; 2) surat keterangan sebagai cabang untuk Wajib Pajak Badan; dan 3) fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak badan; atau 4) fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/ bukti pembayaran listrik atau surat pernyataan di atas meterai dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu. h. Wajib Pajak orang pribadi wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, dan wanita kawin yang memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah, permohonan juga harus dilampiri dengan: 1) fotokopi Kartu NPWP suami; 2) fotokopi Kartu Keluarga; dan 3) fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat pernyataan menghendaki melaksanakan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 5

26 PENDAFTARAN hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suami. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung setelah permohonan diterima secara lengkap (tanggal BPS). Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Serta Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2016 tentang Layanan Pajak di Luar Kantor di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/ Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan perubahan data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak. Prosedur Wajib Pajak melakukan penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan secara langsung, melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dan disampaikan ke KPP/KP2KP/ Layanan di Luar Kantor sesuai wilayah kerja. 6 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

27 PENDAFTARAN Persyaratan dan Dokumen Formulir Permohonan Perubahan Data, dilampiri dengan dokumen yang menunjukkan bahwa data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak mengalami perubahan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah BPS diterbitkan. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/ Pemberitahuan KLU Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan perubahan data Wajib Pajak (KLU) melalui Tempat Pelayanan Terpadu di KPP. Prosedur Wajib Pajak melakukan penyampaian permohonan perubahan data ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen Formulir perubahan data. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) hari kerja setelah BPS diterbitkan. Peraturan Terkait Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2012 tentang Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak s.t.d.d. Keputusan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 7

28 PENDAFTARAN Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-321/PJ/ Pemindahan Wajib Pajak Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pemindahan KPP pengadministrasi Wajib Pajak karena tempat tinggal atau tempat kedudukan menurut keadaan sebenarnya pindah ke wilayah KPP lain. Prosedur Wajib Pajak melakukan penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan secara langsung, melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dan disampaikan ke KPP/KP2KP/ sesuai wilayah kerja (KPP Terdatar Lama atau KP2KP (teruskan). Wajib Pajak Orang Pribadi dapat mengajukan ke KPP Baru. Persyaratan dan Dokumen Formulir pemindahan Wajib Pajak, dilengkapi dengan dokumen yang menunjukkan bahwa tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak menurut keadaan yang sebenarnya pindah ke wilayah kerja KPP lain. Jangka Waktu Penyelesaian a. Berdasarkan permohonan pindah yang sudah diterbitkan BPS, KPP Lama harus memberikan keputusan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah diterbitkan BPS; b. KPP Baru menerbitkan Kartu NPWP dan SKT dan/atau SPPKP paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah menerima tembusan Surat Pindah, Surat Pencabutan SKT, dan/atau Surat Pencabutan Pengukuhan PKP dari KPP Lama c. KPP Baru mengirimkan SKT dan/atau SPPKP paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah penerbitan ke KPP Lama. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha 8 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

29 PENDAFTARAN dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/ Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Prosedur Wajib Pajak melakukan penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan secara langsung, melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dan disampaikan ke KPP/KP2KP/ Layanan di Luar Kantor sesuai wilayah kerja. Persyaratan dan Dokumen a. Wajib Pajak orang pribadi: 1) fotokopi KTP (WNI) atau fotokopi paspor, fotokopi KITAS/KITAP (WNA), yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang; 2) dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan 3) surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurangkurangnya Lurah atau Kepala Desa. b. Wajib Pajak badan: 1) fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap, yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang; 2) fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing; 3) dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan 4) surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa. c. Wajib Pajak badan bentuk kerja sama operasi (Joint Operation): DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 9

30 PENDAFTARAN 1) fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akta Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang; 2) fotokopi Kartu NPW masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki NPWP; 3) fotokopi Kartu NPW orang pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dalam hal penanggung jawab adalah orang Warga Negara Asing; 4) dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan 5) surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak badan dalam negeri maupun Wajib Pajak badan asing. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung setelah permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Serta Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2016 tentang Layanan Pajak di Luar Kantor di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib 10 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

31 PENDAFTARAN Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/ Penetapan Wajib Pajak sebagai Wajib Pajak Non Efektif Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan sebagai Wajib Pajak non efektif agar dapat dikecualikan dari pengawasan rutin KPP. Prosedur Wajib Pajak melakukan penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan secara langsung, melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dan disampaikan ke KPP/KP2KP/ Layanan di Luar Kantor sesuai wilayah kerja. Persyaratan dan Dokumen a. formulir permohonan penetapan Wajib Pajak Non Efektif; b. surat pernyataan memenuhi kriteria Wajib Pajak Non Efektif; c. dokumen yang menunjukan bahwa Wajib Pajak memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak Non Efektif. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung setelah permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2016 tentang Layanan Pajak di Luar Kantor di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 11

32 PENDAFTARAN 7. Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengaktifan kembali Wajib Pajak dari status non efektif menjadi efektif Prosedur Wajib Pajak melakukan penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan secara langsung, melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dan disampaikan ke KPP/KP2KP/ Layanan di Luar Kantor sesuai wilayah kerja. Persyaratan a. formulir permohonan pengaktifan kembali Wajib Pajak Non Efektif; b. SPT Masa/Tahunan atau bukti pembayaran pajak atau dokumen yang menyatakan kegiatan usaha/pekerjaan bebas. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Bukti Penerimaan Surat (BPS) diterbitkan. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2016 tentang Layanan Pajak di Luar Kantor di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/ Cetak Ulang Kartu NPWP/SKT/SPPKP Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan 12 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

33 PENDAFTARAN permohonan cetak ulang kartu NPWP, Surat Keterangan Terdaftar (SKT), dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) baik di Tempat Pelayanan Terpadu KPP maupun KP2KP. Permohonan cetak ulang kartu NPWP, SKT dan SPPKP hanya dapat dilakukan secara tertulis dengan cara datang langsung ke KPP atau KP2KP. Prosedur Wajib Pajak mengajukan melalui TPT pada KPP atau KP2KP menggunakan surat permohonan secara tertulis yang ditandatangani oleh Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, atau kuasa dari Wajib Pajak. Persyaratan dan Dokumen a. permohonan; b. fotokopi KTP/identitas; dan c. fotokopi Akta Pendirian. Catatan: Dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan cetak ulang kartu NPWP, SKT, dan atau SPPKP adalah sama dengan dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pendaftaran NPWP dan atau pengukuhan sebagai PKP. Khusus Cetak Ulang Kartu NPWP cukup hanya dengan menunjukkan KTP orang pribadi bersangkutan dan dapat dimohonkan tidak hanya pada KPP Terdaftar. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah penerbitan BPS. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 13

34 PENDAFTARAN Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; 9. Aktivasi EFIN Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak untuk melakukan aktivasi EFIN agar Wajib Pajak dapat mendaftarkan diri pada layanan pajak secara daring (online) dan melakukan transaksi elektronik dengan Direktorat Jenderal Pajak. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan Formulir Permohonan Aktivasi EFIN dengan mendatangi secara langsung KPP terdekat, Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) terdekat dan lokasi lain yang ditentukan oleh KPP atau KP2KP. Persyaratan dan Dokumen a. formulir permohonan aktivasi EFIN b. Wajib Pajak Orang Pribadi menunjukan asli dan menyerahkan fotokopi dokumen berupa: 1) KTP atau Paspor dan KITAS atau KITAP dalam hal Wajib Pajak merupakan WNA; 2) Kartu NPWP atau Surat Keterangan Terdaftar (SKT); c. Wajib Pajak badan menunjukkan asli dan menyerahkan fotokopi dokumen berupa: 1) surat penunjukan pengurus yang bersangkutan untuk mewakili badan. 2) identitas diri berupa: a) KTP atau Paspor dan KITAS atau KITAP dalam hal pengurus merupakan WNA; b) kartu NPWP atau SKT atas nama yang bersangkutan;dan c) kartu NPWP atau SKT atas nama Wajib Pajak badan. d. Wajib Pajak badan berstatus cabang Pimpinan kantor cabang menunjukkan asli dan menyerahkan fotokopi dokumen berupa: 1) surat pengangkatan pimpinan kantor cabang; 2) surat penunjukan pimpinan kantor cabang sebagai pengurus; 3) identitas diri berupa: a) KTP atau Paspor dan KITAS atau KITAP dalam hal pengurus merupakan WNA; b) kartu NPWP atau SKT atas nama yang bersangkutan; 14 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

35 PENDAFTARAN dan c) kartu NPWP atau SKT atas nama kantor cabang. e. alamat aktif. Jangka Waktu Penyelesaian Pada saat Wajib Pajak datang langsung ke KPP untuk aktivasi. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2015 tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-80/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2015 tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online. 10. Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permohonan kode aktivasi dan password. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan melalui KPP PKP tempat dikukuhkan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan cetak ulang kode aktivasi; b. fotokopi surat keterangan kehilangan dari kepolisian; c. fotokopi bukti penerimaan surat dari KPP atas surat permohonan kode aktivasi dan password. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat Penolakan Pemberian Kode Aktivasi dan Password diterbitkan 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan diterima dengan lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 15

36 PENDAFTARAN Faktur Pajak s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-20/PJ/2014 tentang Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi dan Password, Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak dan Sertifikat Elektronik, Serta Permintaan, Pengembalian, dan Pengawasan Nomor Seri Faktur Pajak. 11. Cetak Ulang Kode Aktivasi Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permohonan cetak ulang Kode Aktivasi. Prosedur PKP mengajukan permohonan secara tertulis ke KPP tempat PKP dikukuhkan. Persyaratan dan Dokumen Surat permohonan kode aktivasi dan password. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-20/PJ/2014 tentang Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi dan Password, Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak dan Sertifikat Elektronik, Serta Permintaan, Pengembalian, dan Pengawasan Nomor Seri Faktur Pajak. 12. Sertifikat Elektronik Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permintaan Sertifikat Elektronik sebagai otentifikasi pengguna layanan perpajakan secara elektronik yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Prosedur PKP mengajukan permohonan secara tertulis ke KPP tempat 16 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

37 PENDAFTARAN Pengusaha Kena Pajak (PKP) dikukuhkan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permintaan Sertifikat Elektronik; b. surat pernyataan persetujuan penggunaan Sertifikat Elektronik; c. menunjukkan asli Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan beserta bukti penerimaan surat/tanda terima pelaporan SPT; d. menunjukkan asli dan menyerahkan salinan surat pengangkatan pengurus yang bersangkutan dan akta pendirian perusahaan atau asli penunjukan sebagai Bentuk Usaha Tetap (BUT)/ permanent establishment dari perusahaan induk di luar negeri; e. menunjukkan asli dan menyerahkan salinan kartu identitas berupa KTP Elektronik (e-ktp) dan Kartu Keluarga (KK); f. menunjukkan asli dan menyerahkan salinan paspor, Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), dalam hal pengurus merupakan Warga Negara Asing (WNA); dan g. salinan lunak (sotfcopy) pas foto terbaru yang disimpan dalam compact disc (CD) atau media lain sebagai kelengkapan surat permintaan Sertifikat Elektronik (file foto diberi nama: NPWP PKP-nama pengurus-nomor kartu identitas pengurus). Jangka Waktu Penyelesaian Sertifikat Elektronik diserahkan kepada PKP pada hari yang sama setelah berkas permintaan diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-69/PJ/2015 tentang Pemberian dan Pencabutan Sertifikat Elektronik. 13. Surat Kuasa Khusus Layanan ini terkait dengan penyampaian surat kuasa khusus oleh DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 17

38 PENDAFTARAN Wajib Pajak yang menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Prosedur Penyampaian surat kuasa khusus dilakukan: a. sebelum pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan; atau b. bersamaan dengan pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan. Persyaratan dan Dokumen Surat kuasa khusus. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.03/2014 tentang Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-2/PJ/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.03/2014 tentang Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa. 18 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

39 PENDAFTARAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 19

40

41 PEMBUKUAN/PENCATATAN 1. Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan dan Perolehan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, Pemekaran, atau Pengambilalihan Usaha Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang menerima harta, dalam hal dilakukan penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan usaha atau Wajib Pajak yang mengalihkan harta dalam hal dilakukan pemekaran usaha yang mengajukan permintaan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, atau pengambilalihan usaha. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke Kantor Wilayah atau KPP tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama 6 (enam) bulan setelah tanggal efektif penggabungan, peleburan, pemekaran, atau pengambilalihan usaha dilakukan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. surat pernyataan yang menerangkan bahwa penggabungan, peleburan, pemekaran, atau pengambilalihan usaha memenuhi persyaratan tujuan bisnis (business purpose test); c. surat pernyataan yang mengemukakan alasan dan tujuan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 21

42 PEMBUKUAN/ PENCATATAN melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, atau pengambilalihan usaha; d. surat keterangan fiskal dari Direktur Jenderal Pajak untuk tiap Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang terkait. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2017 tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan dan Perolehan Harta dalam rangka Penggabungan, Peleburan, Pemekaran atau Pengambilalihan Usaha; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/ PJ./2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian lzin Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-29/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha. 2. Izin Menyelenggarakan Pembukuan dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Layanan ini diberikan kepada: a. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan Penanaman Modal Asing; b. Bentuk Usaha Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang Pajak Penghasilan atau sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) terkait; c. Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri; d. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan pasar modal; e. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk 22 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

43 PEMBUKUAN/ PENCATATAN di luar negeri, yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf 2 dan huruf b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008; f. Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya menggunakan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia; g. Wajib Pajak Kontrak Karya, dan Kontrak Kerja Sama yang terikat perjanjian dengan Pemerintah, yang dalam perjanjian tersebut mewajibkan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, atau h. Wajib Pajak Kerja Sama Operasi (KSO), sepanjang dipersyaratkan dalam perjanjian kerjasama/akta pendirian KSO yang tidak semua anggotanya mendapatkan izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Ingrgis dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, yang mengajukan permohonan izin untuk menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan secara langsung atau melalui pos/jasa ekspedisi kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar: a. untuk Wajib Pajak yang terikat perjanjian dengan pemerintah, permohonan diajukan paling lama paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/ PMK.03/2015 atau 1 (satu) tahun sejak berakhirnya perjanjian dengan Pemerintah b. untuk Wajib Pajak selain yang terikat dengan perjanjian pemerintah, permohonan diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan: 1) sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai; atau 2) sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 23

44 PEMBUKUAN/ PENCATATAN b. fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahannya atau dokumen lain yang serupa bagi Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap; c. fotokopi Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing dari Badan Koordinasi Penanaman Modal bagi Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing; d. fotokopi surat keterangan/penunjukan kantor perwakilan Indonesia dari kantor pusat bagi Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap; e. surat keterangan dari bursa efek luar negeri yang menyatakan bahwa emisi saham Wajib Pajak pemohon didaftarkan di bursa efek tersebut bagi Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri; f. fotokopi Surat Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan pasar modal atas penerbitan reksadana oleh Kontrak Investasi Kolektif yang bersangkutan bagi Wajib Pajak Kontrak Investasi Kolektif; g. fotokopi prospektus penawaran atas reksadana yang diterbitkan dalam satuan mata uang Dollar Amerika Serikat bagi Wajib Pajak Kontrak Investasi Kolektif; h. surat keterangan/pernyataan dari perusahaan induk (parent company) di luar negeri dan laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statement) perusahaan induk (parent company) di luar negeri bagi Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri; i. fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak pengajuan izin, kecuali bagi Wajib Pajak baru terdaftar yang belum wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan; j. surat pernyataan bermeterai bahwa transaksi penjualan dan biaya yang dilakukan perusahaan didominasi oleh satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dan pembukuan menggunakan bahasa Inggris serta seluruh aktiva, pasiva, modal, pendapatan, dan biaya seluruhnya dicatat dalam satuan mata uang Dollar Amerika Serikat; k. fotokopi Bukti Penyetoran Modal Awal dalam Dollar Amerika Serikat bagi Wajib Pajak baru untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak pertama; dan l. surat pernyataan bermeterai dari Wajib Pajak yang menyatakan bahwa mata uang fungsional yang digunakan Wajib Pajak 24 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

45 PEMBUKUAN/ PENCATATAN sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia adalah satuan mata uang Dollar Amerika Serikat bagi Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya menggunakan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Pembatalan, Serta Permohonan dan Penerbitan Kembali Izin Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2015 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, dan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. 3. Pemberitahuan Menyelenggarakan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya dan Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang menyampaikan pemberitahuan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan secara langsung atau melalui pos/jasa ekspedisi kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar: a. sejak tanggal pendirian dalam hal Wajib Pajak yang sejak pendiriannya telah menyelenggarakan pembukuan dengan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 25

46 PEMBUKUAN/ PENCATATAN menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat; atau b. sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai dalam hal Wajib Pajak akan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat. Persyaratan dan Dokumen Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundangundangan pertambangan selain pertambangan minyak dan gas bumi: a. surat pemberitahuan; b. fotokopi Kontrak Karya; dan c. fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahannya atau dokumen lain yang serupa bagi Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) hari sejak pemberitahuan diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Pembatalan, Serta Permohonan dan Penerbitan Kembali Izin Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2015 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, dan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. 26 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

47 PEMBUKUAN/ PENCATATAN 4. Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Indonesia dan Satuan Mata Uang Rupiah Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya, Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau Wajib Pajak Kerja Sama Operasi yang telah memberitahukan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, tetapi Wajib Pajak tersebut akan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan satuan mata uang Rupiah. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah melalui KPP Terdaftar paling lama 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan satuan mata uang Rupiah tersebut dimulai. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. fotokopi surat pemberitahuan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat c. dokumen pendukung Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan dari Wajib Pajak diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Pembatalan, Serta Permohonan dan Penerbitan Kembali Izin Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2015 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, dan Pembatalan Izin DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 27

48 PEMBUKUAN/ PENCATATAN Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. 5. Perubahan Metode Pembukuan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan perubahan metode pembukuan. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP terdaftar. Persyaratan dan Dokumen Surat permohonan perubahan metode pembukuan, dengan menyebutkan: a. identitas Wajib Pajak; b. perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku untuk yang ke berapa; dan c. alasan permohonan dan maksud/tujuan usul perubahan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permohonan dari kantor Pelayanan Pajak, Kepala Kantor Wilayah DJP menerbitkan surat keputusan yang berupa menyetujui atau menolak. Peraturan Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-40/PJ.42/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-208/PJ/1998 tanggal 6 Oktober Perubahan Tahun Buku Pertama Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan perubahan tahun buku pertama. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. SPT Tahunan PPh tahun terakhir telah dimasukkan. b. apabila ada utang pajak, maka utang pajak yang telah jatuh tempo pembayarannya harus sudah dilunasi oleh Wajib Pajak. c. surat permohonan perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku, dengan menyebutkan: 1) identitas Wajib Pajak; 28 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

49 PEMBUKUAN/ PENCATATAN 2) perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku untuk yang ke berapa; 3) alasan permohonan dan maksud/tujuan usul perubahan dalam bentuk surat pernyataan yang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku dikehendaki oleh pemegang saham, pemberi kredit, partner usaha, pemerintah atau pihak-pihak lainnya, dimana apabila metode pembukuan dan/atau tahun buku tidak diubah akan mengakibatkan kesulitan dan atau kerugian bagi perusahaan. b) permohonan perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku tersebut baru pertama kali diajukan dan tidak ada niat untuk melakukan perubahan lagi pada tahun-tahun yang akan datang. c) tidak ada maksud bahwa perusahaan dengan sengaja berusaha untuk melakukan penggeseran laba/rugi guna meringankan beban pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 2 (dua) bulan terhitung setelah permohonan beserta dokumen lain untuk memenuhi persyaratan oleh Wajib Pajak. Peraturan Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-14/PJ.313/1991 tentang Petunjuk Penerbitan Keputusan Persetujuan/Penolakan Permohonan Perubahan Tahun Buku/Tahun Pajak dari Wajib Pajak. 7. Perubahan Metode Pembukuan dan/atau Tahun Buku Kedua, dan Seterusnya Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permintaan perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku untuk mendapatkan persetujuan sehubungan dengan penggunaan metode pembukuan dan/atau tahun buku untuk yang kedua dan seterusnya sesuai dengan keperluan Wajib Pajak. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan ke Kantor Wilayah DJP melalui KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. SPT Tahunan PPh tahun terakhir telah dimasukkan; b. apabila ada utang pajak, maka utang pajak yang telah jatuh tempo pembayarannya harus sudah dilunasi oleh Wajib Pajak; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 29

50 PEMBUKUAN/ PENCATATAN c. surat permohonan perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku, dengan menyebutkan: 1) identitas Wajib Pajak; 2) perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku untuk yang ke berapa; 3) alasan permohonan dan maksud/tujuan usul perubahan dalam bentuk surat pernyataan yang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku dikehendaki oleh pemegang saham, pemberi kredit, partner usaha, pemerintah atau pihak-pihak lainnya, dimana apabila metode pembukuan dan/atau tahun buku tidak diubah akan mengakibatkan kesulitan dan atau kerugian bagi perusahaan. b) permohonan perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku tersebut baru pertama kali diajukan dan tidak ada niat untuk melakukan perubahan lagi pada tahun-tahun yang akan datang. c) tidak ada maksud bahwa perusahaan dengan sengaja berusaha untuk melakukan penggeseran laba/rugi guna meringankan beban pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari setelah surat permintaan diterima dengan lengkap dari KPP. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Tahun Berjalan; b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-14/ PJ.313/1991 tentang Petunjuk Penerbitan Keputusan Persetujuan/Penolakan Permohonan Perubahan Tahun Buku/ Tahun Pajak dari Wajib Pajak. 8. Pencabutan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pencabutan izin untuk menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. 30 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

51 PEMBUKUAN/ PENCATATAN Prosedur Wajib Pajak yang telah menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat minimal 5 (lima) tahun mengajukan permohonan secara langsung atau melalui pos/jasa ekspedisi kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau Kepala Kantor Wilayah DJP paling lama 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika serikat berakhir. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. mengemukakan alasan permohonan pencabutan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya; c. fotokopi Surat Keputusan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Mengunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat yang akan dicabut. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Pembatalan, Serta Permohonan dan Penerbitan Kembali Izin Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2015 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, dan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 31

52 PEMBUKUAN/ PENCATATAN 9. Penerbitan Kembali Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penerbitan kembali izin untuk menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dalam hal Surat Keputusan rusak, tidak terbaca, hilang atau tidak dapat ditemukan lagi. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan secara langsung atau melalui pos/jasa ekspedisi kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau Kepala Kantor Wilayah DJP. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. surat pernyataan bermaterai yang menyatakan bahwa atas keputusan dimaksud: 1) rusak, tidak terbaca, hilang atau tidak dapat ditemukan lagi; dan 2) tidak pernah diterbitkan keputusan pencabutan; c. dalam hal: 1) keputusan dimaksud rusak atau tidak terbaca, Wajib Pajak harus melampirkan asli keputusan izin menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat; atau 2) keputusan izin dimaksud hilang atau tidak dapat ditemukan lagi, Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan hilang dari Kepolisian; dan d. dokumen ketetapan, keputusan dan/atau dokumen perpajakan lainnya antara lain Surat Ketetapan Pajak, Bukti Penerimaan Surat atau Surat Pemberitahuan Tahunan yang menunjukkan bahwa atas Wajib Pajak dimaksud telah diterbitkan Keputusan Izin Menyenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan 32 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

53 PEMBUKUAN/ PENCATATAN Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Pembatalan, Serta Permohonan dan Penerbitan Kembali Izin Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2015 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, dan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. 10. Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pembatalan izin untuk menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan secara langsung atau melalui pos/jasa ekspedisi kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau Kepala Kantor Wilayah DJP paling lama 3 (tiga) bulan setelah tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dimulai. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. fotokopi Surat Keputusan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Mengunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat yang akan dibatalkan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 33

54 PEMBUKUAN/ PENCATATAN tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Pembatalan, Serta Permohonan dan Penerbitan Kembali Izin Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2015 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, dan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. 11. Pemberitahuan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya dan Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang menyampaikan pemberitahuan pembatalan menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan pembatalan sebelum tahun pajak sebagaimana tercantum dalam surat izin dimulai. Persyaratan dan Dokumen a. surat pemberitahuan; b. fotokopi Surat Keputusan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Mengunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat yang akan dibatalkan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) hari sejak surat pemberitahuan diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan 34 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

55 PEMBUKUAN/ PENCATATAN Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Pembatalan, Serta Permohonan dan Penerbitan Kembali Izin Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2015 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2015 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, dan Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 35

56

57 PEMBUKUAN/ PENCATATAN PEMBAYARAN DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 37

58

59 PEMBAYARAN PAJAK KARTU BAYAR SPT 1. Kode Billing Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak untuk melakukan pembuatan Kode Billing agar Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran atau penyetoran pajak sesuai dengan kewajiban dan peruntukannya. Prosedur Wajib Pajak dapat melakukan pembuatan Kode Billing melalui: a. aplikasi Billing DJP (billing-djp, sse.pajak.go.id, sse2.pajak. go.id, sse3.pajak.go.id); atau b. layanan, produk, aplikasi, atau sistem penerbitan Kode Billing yang terhubung dengan Sistem Billing Direktorat Jenderal Pajak yang disediakan oleh Bank/Pos Persepsi dan pihak lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak, meliputi perusahaan Application Service Provider dan Perusahaan Telekomunikasi (Petugas Bank/Pos Persepsi, Kring Pajak, SMS ID Billing, Internet Banking). Persyaratan dan Dokumen a. data setoran; atau b. Surat Setoran Pajak (SSP), dalam hal pembuatan Kode Billing dilakukan melalui asistensi petugas Bank/Pos Persepsi. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 39

60 PEMBAYARAN PAJAK Jangka Waktu Penyelesaian Pada saat Wajib Pajak melakukan pembuatan Kode Billing melalui kanal yang disediakan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.05/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/ PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara secara Elektronik; dan c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 05/PJ/2017 tentang Pembayaran Pajak secara Elektronik. 2. Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran PPh Pasal 29 Layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan mengangsur atau menunda kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh, dalam hal Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kekuasaannya sehingga Wajib Pajak tidak mampu memenuhi kewajiban pajak pada waktunya. Prosedur Permohonan diajukan oleh Wajib Pajak kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan pengangsuran pembayaran pajak yang mencantumkan jumlah utang pajak yang pembayarannya dimohonkan untuk diangsur, masa angsuran, dan besarnya angsuran atau jumlah utang pajak yang pembayarannya dimohonkan untuk ditunda dan jangka waktu penundaan; dan b. jaminan yang dapat berupa garansi bank, surat/dokumen bukti kepemilikan barang bergerak, penanggungan utang oleh pihak ketiga, sertifikat tanah, atau sertifikat deposito; Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterima permohonan. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak; 40 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

61 PEMBAYARAN PAJAK 3. Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengurangan angsuran PPh Pasal 25 dari Wajib Pajak. Prosedur Permohonan diajukan oleh Wajib Pajak kepada Kepala KPP terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan pengurangan angsuran PPh Pasal 25; dan b. penghitungan besarnya PPh yang akan terutang berdasarkan perkiraan penghasilan yang akan diterima atau diperoleh dan besarnya PPh Pasal 25 untuk bulan-bulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan dan lampiran diterima dengan lengkap. Peraturan Terkait Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 537/PJ./2000 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak dalam Tahun Pajak Berjalan dalam Hal-Hal Tertentu. 4. Angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajak Bank, Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak Bank, Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah untuk diberikan penetapan angsuran PPh Pasal 25. Prosedur Permohonan diajukan oleh Wajib Pajak kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) bagi BUMN/ BUMD b. Laporan Triwulanan bagi Bank Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja sejak Laporan Keuangan Triwulanan atau Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dari Wajib DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 41

62 PEMBAYARAN PAJAK Pajak diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Pajak Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa dan Wajib Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan Keuangan Berkala Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.03/2009; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2010 tentang Penyampaian Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.03/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Pajak Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa dan Wajib Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan Keuangan Berkala Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu. 5. Angsuran atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permintaan pembayaran angsuran atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan. Prosedur Permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP yang membawahi KPP tempat Perusahaan terdaftar (KPP Domisili). Persyaratan dan Dokumen a. surat permintaan pembayaran angsuran atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan; b. fotokopi surat izin usaha perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah, yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang berwenang menerbitkan surat izin usaha tersebut; c. laporan penilaian perusahaan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah 42 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

63 PEMBAYARAN PAJAK d. daftar penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan; dan e. laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap perusahaan yang telah diaudit akuntan publik. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dokumen terakhir di Kanwil DJP (bersamaan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Persetujuan Direktur Jenderal Pajak tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan). Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/ PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 56/PJ/2009 tentang Penyampaian dan Penegasan Atas Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/ PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan. 6. Pemindahbukuan (Pbk) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk memindahbukukan penerimaan pajak untuk dibukukan pada penerimaan pajak yang sesuai. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan pemindahbukuan secara langsung ke KPP tempat pembayaran diadministrasikan atau melalui pos atau jasa pengiriman dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat pembayaran diadministrasikan. Persyaratan dan Dokumen a. permohonan pemindahbukuan; b. asli SSP (lembar ke-1), asli SSPCP (lembar ke-1), asli Bukti Pbk (lembar ke-1), dokumen BPN, atau asli bukti pembayaran PPh Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat yang dimohonkan untuk dipindahbukukan; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 43

64 PEMBAYARAN PAJAK c. asli surat pernyataan kesalahan perekaman dari pimpinan Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing tempat pembayaran dalam hal permohonan Pemindahbukuan diajukan karena kesalahan perekaman oleh petugas Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/ Bank Persepsi Mata Uang Asing; d. asli pemberitahuan pabean impor, asli dokumen cukai, atau asli surat tagihan/surat penetapan dalam hal permohonan Pemindahbukuan diajukan atas SSPCP; e. fotokopi KTP penyetor atau pihak penerima Pemindahbukuan, dalam hal permohonan Pemindahbukuan yang diajukan atas SSP, SSPCP, BPN, atau Bukti Pbk yang tidak mencantumkan NPWP atau mencantumkan angka 0 (nol) pada 9 (sembilan) digit pertama NPWP; f. fotokopi dokumen identitas penyetor atau dokumen identitas wakil badan dalam hal penyetor melakukan kesalahan pengisian NPWP; g. surat pernyataan dari Wajib Pajak yang nama dan NPWP-nya tercantum dalam SSP, yang menyatakan bahwa SSP tersebut sebenarnya bukan pembayaran pajak untuk kepentingannya sendiri dan tidak keberatan dipindahbukukan dalam hal nama dan NPWP pemegang asli SSP (yang mengajukan permohonan Pemindahbukuan) tidak sama dengan nama dan NPWP yang tercantum dalam SSP; dan h. pembayaran pajak yang tercantum dalam SSP, SSPCP, BPN atau Bukti Pbk yang diajukan permohonan Pemindahbukuan belum diperhitungkan dengan pajak yang terutang dalam Surat Pemberitahuan, Surat Tagihan Pajak dan/atau surat ketetapan pajak, Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang, Surat Tagihan Pajak PBB dan/atau Surat Ketetapan Pajak PBB, Pemberitahuan Impor Barang (PIB), dokumen cukai, atau surat tagihan/surat penetapan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak; b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ./2002 tentang Pelaksanaan Teknis Tata Cara Pemindahbukuan atas Kekeliruan Pembayaran Pajak Penghasilan dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat; dan 44 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

65 PEMBAYARAN PAJAK c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-26/PJ.9/1991 tentang Petunjuk Teknis Pemindahbukuan (Pbk). 7. Pengalihan Saldo Bea Meterai dari Sistem Komputerisasi ke Teknologi Percetakan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengalihan saldo Bea Meterai dari sistem komputerisasi ke teknologi percetakan dalam hal Bea Meterai yang telah dibayar belum dipergunakan karena sesuatu hal. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan mencantumkan alasan dan jumlah Bea Meterai yang akan dialihkan. Persyaratan dan Dokumen Surat permohonan Wajib Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan Wajib Pajak diterima dengan lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Cara Lain; dan b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 122d/PJ./2000 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi. 8. Pengalihan Saldo Bea Meterai dari Teknologi Percetakan ke Sistem Komputerisasi Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengalihan saldo Bea Meterai dari teknologi percetakan ke sistem komputerisasi dalam hal Bea Meterai yang telah dibayar atas tanda Bea Meterai Lunas yang tercetak pada cek, bilyet giro, dan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang belum dipergunakan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan mencantumkan alasan dan jumlah Bea Meterai yang akan dialihkan. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 45

66 PEMBAYARAN PAJAK Persyaratan dan Dokumen Surat permohonan Wajib Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan Wajib Pajak diterima dengan lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Cara Lain; dan b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 122c/PJ./2000 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan. 9. Pemindahbukuan (Pbk) Saldo Deposit Mesin Teraan Meterai Digital Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengalihan saldo Bea Meterai dari Mesin Teraan Digital ke setoran jenis pajak yang lain. Prosedur Wajib Pajak mengajukan surat permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan Wajib Pajak dengan: 1) mencantumkan jumlah saldo deposit yang akan dipindahbukukan 2) memberitahukan kode akun pajak dan kode jenis setoran sebagai tujuan pemindah bukuan selain KAP dan KJS penyetoran deposit mesin teraan meterai digital b. surat pernyataan dari distributor mesin teraan meterai digital yang menyatakan bahwa mesin teraan meterai digital telah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi (dalam hal permohonan disebabkan oleh mesin teraan meterai digital telah mengalami kerusakan). Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan Wajib Pajak diterima lengkap. 46 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

67 PEMBAYARAN PAJAK Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Cara Lain; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2008 tentang Penggunaan Mesin Teraan Meterai Digital; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/ PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-152/PJ./2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 47

68

69 SURAT PEMBERITAHUAN

70

71 SURAT PEMBERITAHUAN SPT 1. Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal 21/26 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri. Prosedur Wajib Pajak yang memiliki kewajiban pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21 seperti Bendahara, Orang Pribadi, atau Pemberi Kerja menyampaikan: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; b. induk SPT Masa PPh Pasal 21; c. formulir 1721-I (Masa); d. formulir 1721-I (Tahun); e. formulir 1721-II; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 51

72 SURAT PEMBERITAHUAN f. formulir 1721-III; g. formulir 1721-IV; h. formulir 1721-V; i. bukti pembayaran negara/bukti Pbk; j. surat kuasa khusus; k. fotokopi surat keterangan domisili (Khusus PPh Pasal 26); Batas Waktu Penyampaian a. Batas waktu pembayaran pada tanggal 10 bulan berikutnya. b. Batas waktu pelaporan pada tanggal 20 bulan berikutnya. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan dan Pengenaan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-262/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi; d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-215/PJ/2001 tentang Tata Cara Penerimaan Surat Pemberitahuan; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14/PJ/2013 tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26; f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi; dan g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik. 2. Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal 22 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak yang dilakukan pemotongan atau pemungutan pajak oleh satu pihak terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan badan-badan usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor dan re-impor. 52 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

73 SURAT PEMBERITAHUAN Prosedur Bendahara dan badan-badan yang memungut PPh Pasal 22 atau Wajib Pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib memungut PPh Pasal 22 saat penjualan menyampaikan: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; b. induk SPT Masa PPh Pasal 22; c. daftar SSP PPh Pasal 22 tertentu; d. daftar Bukti pemungutan PPh Pasal 22; e. bukti pemungutan PPh Pasal 22; f. daftar rincian penjualan dan retur penjualan; g. risalah lelang; h. surat kuasa khusus; i. bukti pembayaran negara/bukti Pbk. Batas Waktu Penyampaian a. Batas waktu pembayaran PPh Pasal 22 oleh Bea Cukai 1 hari setelah dipungut. Batas waktu pelaporan Hari kerja terakhir minggu berikutnya (melapor secara mingguan); b. Batas waktu pembayaran PPh Pasal 22 - Bendahara Pemerintah Pada hari yang sama saat penyerahan barang. Batas waktu pelaporan tanggal 14 bulan berikut. c. Batas waktu pembayaran PPh Pasal 22 - Pertamina sebelum Delivery Order dibayar. d. Batas waktu pembayaran PPh Pasal 22 - Pemungut tertentu Tgl. 10 bulan berikut. Batas waktu pelaporan tanggal 20 bulan berikut. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-253/PMK.03/2008 tentang Wajib Pajak Badan Tertentu sebagai Pemungut Pajak dari Pembeli atas Penjualan Barang yang Tergolong Mewah s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-90/ PMK.03/2015; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 53

74 SURAT PEMBERITAHUAN c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 tentang Tata Cara dan Prosedur Pemungutan PPh Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 31/PJ/2015; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-52/PJ/2008 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Penyalur/ Distributor Rokok; dan f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik 3. Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal 23/26 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak yang dilakukan pemotongan pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Prosedur Pihak pemotong PPh Pasal 23 seperti badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap (BUT), perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu yang ditunjuk Direktur Jenderal Pajak atau Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 seperti Wajib pajak dalam negeri atau Bentuk Usaha Tetap (BUT) menyampaikan: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; b. induk SPT Masa PPh Pasal 23/26; c. daftar bukti pemotongan PPh Pasal 23/26; d. bukti pemotongan PPh Pasal 23/26; e. surat kuasa khusus; f. fotokopi surat keterangan domisili; g. bukti pembayaran negara/bukti Pbk; h. legalisasi fotokopi surat keterangan bebas. 54 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

75 SURAT PEMBERITAHUAN Batas Waktu Penyampaian a. Batas waktu penyetoran PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajak berakhir. b. Batas waktu pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan PPh dalam Tahun Berjalan; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-251/PMK.03/2008 tentang penghasilan atas jasa keuangan yang dilakukan oleh badan usaha yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/ atau pembiayaan yang tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 23; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-53/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2), Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Serta Bukti Pemotongan/Pemungutannya; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik; dan e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2017 tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak yang dilakukan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dengan cara melakukan pembayaran PPh secara angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Prosedur Wajib Pajak yang angsuran PPh Pasal 25 nihil menyampaikan SPT Masa: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 55

76 SURAT PEMBERITAHUAN Persyaratan dan Dokumen Khusus PPh Pasal 25 hanya menggunakan formulir SSP lembar 3. Batas Waktu Penyampaian a. Angsuran PPh Pasal 25 harus dibayarkan selambat-lambatnya pada tanggal 15 pada bulan berikutnya setelah bulan jatuh tempo; b. Wajib Pajak juga harus melaporkan ke KPP yang dilakukan paling lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan PPh dalam Tahun Berjalan; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 243 TAHUN 2014 tentang Surat Pemberitahuan; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ./2008 tentang Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 25; dan d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik. 5. Pelaporan SPT Masa Penghasilan Pasal 15 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak yang dilakukan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib pajak Tertentu, yaitu perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional, perusahaan pelayaran dalam negeri, perusahaan penerbangan dalam negeri, perusahaan asuransi luar negeri, perusahaan pengeboran migas dan panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun-guna-serah atau build-operate-transfer (BOT). Prosedur Pihak yang menerima penghasilan yaitu: a. Perusahaan Pelayaran dalam negeri/internasional; b. Perusahaan penerbangan dalam negeri/internasional; c. Perusahaan Asuransi Luar Negeri; d. Perusahaan pengeboran migas dan panas bumi e. Perusahaan dagang asing; f. Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangunguna-serah atau build-operate-transfer (BOT), menyampaikan SPT Masa: a. secara langsung; 56 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

77 b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. SURAT PEMBERITAHUAN Persyaratan dan Dokumen a. induk SPT SPT Masa PPh Pasal 15; b. bukti pembayaran; c. daftar bukti pemotongan; d. bukti pemotongan; e. surat kuasa khusus (jika ditandatangani oleh selain Wajib Pajak); f. fotokopi surat keterangan domisili (Khusus untuk perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri dengan P3B). Batas Waktu Penyampaian a. Untuk perusahaan pelayaran wajib membayar paling lambat tanggal 10 pada bulan yang sama setelah faktur dibuat. b. Untuk jenis perusahaan pelayaran dalam negeri ataupun asing serta penerbangan asing, pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 10 pada bulan yang sama setelah faktur dibuat. Boleh dibayarkan pemungut cukai atau bisa juga dibayar sendiri oleh wajib pajak pada tanggal 15 di bulan yang sama setelah faktur dibuat. c. Untuk wajib pajak luar negeri, pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 15 pada bulan yang sama setelah wajib pajak menerima pendapatan. d. Untuk jenis wajib pajak kemitraan dalam bentuk perjanjian BOT, pembayaran dilakukan pada tanggal 15 paling lambat di bulan yang sama setelah masa kontrak BOT berakhir. e. Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 15 paling lambat tanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan PPh dalam Tahun Berjalan; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-251/PMK.03/2008 tentang Penghasilan Atas Jasa Keuangan yang Dilakukan Oleh Badan Usaha yang Berfungsi Sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang Tidak Dilakukan Pemotongan PPh Pasal 23 ; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-53/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2), Surat Pemberitahuan Masa DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 57

78 SURAT PEMBERITAHUAN Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Serta Bukti Pemotongan/ Pemungutannya; dan d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik. 6. Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak yang dilakukan atas: a. penghasilan dalam bentuk bunga deposito serta tabungan lainnya, bunga obligasi serta surat utang negara, dan juga bunga simpanan yang telah dibayarkan oleh koperasi ke anggota koperasi orang pribadi, b. penghasilan berupa hadiah undian, c. penghasilan yang diperoleh dari transaksi saham serta sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan pada bursa, dan juga transaksi penjualan saham ataupun pengalihan penyertaan modal di perusahaan pasangannya yang telah diterima oleh perusahaan modal ventura, d. penghasilan yang diperoleh dari transaksi pengalihan harta, yakni dalam bentuk tanah dan/atau bangunan, usaha real estate, usaha jasa konstruksi, dan juga penyewaan tanah dan/ atau bangunan, atau e. penghasilan tertentu lainnya, yang telah diatur dengan ataupun berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah. Prosedur Wajib Pajak Badan, orang pribadi, pihak-pihak yang ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat 2 adalah koperasi, penyelenggara kegiatan, otoritas bursa, dan bendaharawan, menyampaikan SPT Masa: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. Induk SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2); b. Daftar Bukti Potong PPh Pasal 4 Ayat (2); c. Daftar Bukti Potong PPh Pasal 4 Ayat (2) Bunga Deposito; d. Bukti Potong PPh Final Jasa Konstruksi; e. Bukti Potong PPh Final Hadiah Undian; f. Bukti Potong PPh Final Sewa Tanah Bangunan; g. Bukti Potong PPh Final Penjualan Saham; 58 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

79 h. Bukti Potong PPh Final Deposito; i. Bukti Potong PPh FInal Transaksi Derivatif; j. Bukti Potong PPh FInal Obligasi; k. Bukti Potong PPh FInal Dividen OP; l. Bukti Potong PPh FInal Bunga Koperasi. SURAT PEMBERITAHUAN Batas Waktu Penyampaian a. Omzet penjualan (peredaran bruto) usaha, tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Jika sudah validasi NTPN, Wajib Pajak tidak perlu lapor lagi. Cukup menyertakan lampiran laporan PPh Final 1% pada pelaporan SPT Tahunan Badan/Pribadi (SPT 1770); b. Bunga, deposito/tabungan, diskonto SBI, bunga/diskonto, tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir 20 hari setelah masa pajak berakhir; c. Transaksi penjualan saham, tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham Tanggal 25 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham; d. Hadiah undian, tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak 20 hari setelah masa pajak berakhir; e. Persewaan tanah dan/atau bangunan, tanggal 10 (bagi Pemotong Pajak) atau tanggal 15 (bagi Wajib Pajak pengusaha persewaan) dari bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir; f. Jasa konstruksi, tanggal 10 (bagi Pemotong Pajak) dan tanggal 15 (bagi WP jasa konstruksi) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir 20 hari setelah masa pajak berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan s.t.d.d Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002; b. Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi; c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan atau Bangunan s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120/ KMK.03/2002; d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan, dan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 59

80 SURAT PEMBERITAHUAN Penatausahaan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi; e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-243/PJ/2014 tentang Surat Pemberitahuan; f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-53/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2), Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Serta Bukti Pemotongan/Pemungutannya; dan g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik. 7. Pelaporan SPT Masa PPN 1111 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran PPN dan/atau PPnBM, objek dan/atau bukan objek PPN dan/atau PPnBM untuk suatu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Prosedur Pengusaha Kena Pajak yang yang tidak menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan, menyampaikan SPT Masa: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. induk SPT Masa PPN 1111; b. formulir 1111 AB; c. formulir 1111 A1; d. formulir 1111 A2; e. formulir 1111 B1; f. formulir 1111 B2; g. formulir 1111 B3. Batas Waktu Penyampaian a. PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan; b. Batas waktu pelaporan dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya. 60 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

81 SURAT PEMBERITAHUAN Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.032/2014 tentang Surat Pemberitahuan; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-2/PJ/2011 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/ PJ/2013 c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-29/PJ/2015 Tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-58/PJ/2010 tentang Bentuk dan Ukuran Formulir serta Tata Cara Pengisian Keterangan pada Faktur Pajak bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik; dan f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak dan perubahannya s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 17 Tahun Pelaporan SPT Masa PPN 1111 DM Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran PPN dan/atau PPnBM, objek dan/atau bukan objek PPN dan/atau PPnBM untuk suatu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Prosedur Pengusaha Kena Pajak yang yang tidak menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan, menyampaikan SPT Masa: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. induk SPT Masa PPN 1111 DM; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 61

82 SURAT PEMBERITAHUAN b. formulir 1111 A DM; c. formulir 1111 R DM. Batas Waktu Penyampaian a. PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan; b. Batas waktu pelaporan dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-2/PJ/2011 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/ PJ/2013 c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai SPT Masa PPN) Bagi Pengusaha Kena Pajak yang Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-10/PJ/2013. d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik; dan e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak dan perubahannya s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 17 Tahun Pelaporan SPT Masa PPN 1107 Pemungut Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran PPN dan/atau PPnBM, objek dan/atau bukan objek PPN dan/atau PPnBM untuk suatu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Prosedur Bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang 62 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

83 SURAT PEMBERITAHUAN ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah tersebut menyampaikan SPT Masa: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. induk SPT Masa PPN 1107 Pemungut; b. lampiran I; c. lampiran II; Batas Waktu Penyampaian a. PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan; b. Batas waktu pelaporan dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-147/PJ/2006 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) Bagi Pemungut PPN 10. Pelaporan SPT Masa Pembetulan Hak Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam hal DJP belum melakukan tindakan: a. Pemeriksaan; atau b. Pemeriksaan Bukti Permulaan. Prosedur Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan menyampaikan secara langsung atau melalui pos dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. SPT Masa Normal dan/atau SPT Masa sebelumnya sesuai jenis SPT Masa yang dibetulkan; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 63

84 SURAT PEMBERITAHUAN b. SPT Masa Pembetulan sesuai jenis SPT Masa yang dibetulkan; c. dalam hal Wajib Pajak melakukan pembetulan SPT Masa untuk Masa Pajak Januari 2011 dan/atau Masa Pajak setelah Januari 2011, untuk: SPT Masa yang disampaikan dalam bentuk dokumen elektronik, SPT Masa Pembetulan dilampiri dengan seluruh Lampiran SPT dalam bentuk dokumen elektronik; d. dalam hal SPT Masa yang disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hard copy), SPT Masa PPN Pembetulan cukup dilampiri dengan Lampiran SPT yang dibetulkan; dan e. dalam hal Wajib Pajak melakukan pembetulan SPT Masa untuk Masa Pajak, pembetulan dilakukan dengan menggunakan formulir SPT Masa yang sama dengan formulir SPT Masa yang dibetulkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Batas Waktu Penyampaian Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan; a. Pemeriksaan; atau b. Pemeriksaan Bukti Permulaan. Apabila pembetulan SPT, tetapi menjadi lebih bayar/rugi maka Wajib Pajak yang melakukan pembetulan SPT yang menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan SPT tersebut dapat dilakukan paling lama 2 (dua) tahun sebelum daluarsa penetapan. Peraturan Terkait a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan; dan c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan. 11. Pelaporan SPT Tahunan PPh Pribadi 1770 SS Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh subyek pajak orang pribadi dalam negeri untuk memberitahukan pajak yang terhutang dalam suatu Tahun pajak untuk Wajib Pajak 64 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

85 SURAT PEMBERITAHUAN yang penghasilan brutonya tidak lebih dari 60 juta rupiah setahun. Prosedur Wajib Pajak Orang Pribadi menyampaikan SPT Tahunan:. a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen Induk SPT Tahunan PPh Pribadi 1770 SS. Batas Waktu Penyampaian Batas waktu pelaporan adalah 3 bulan setelah Tahun Pajak berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT); b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2012; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/PMK.01/2012; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2015; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2016 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan; dan f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2017 tentang Surat Pemberitahuan Elektronik. 12. Pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 S Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh subyek pajak orang pribadi dalam negeri untuk memberitahukan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 65

86 SURAT PEMBERITAHUAN pajak yang terhutang dalam suatu Tahun pajak untuk Wajib Pajak yang penghasilan brutonya lebih dari 60 juta rupiah setahun. Prosedur Wajib Pajak Orang Pribadi menyampaikan SPT Tahunan: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. induk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 S; b. lampiran 1770-I dan 1770-II; c. bukti potong 1721-A1/A2; d. bukti pembayaran zakat/sumbangan wajib keagamaan; e. penghitungan angsuran PPh Pasal 25 tahun berikutnya. Batas Waktu Penyampaian Batas waktu pelaporan adalah 3 bulan setelah Tahun Pajak berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT); b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2012; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/PMK.01/2012; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2015; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2016 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan; dan f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2017 tentang Surat Pemberitahuan Elektronik. 66 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

87 SURAT PEMBERITAHUAN 13. Pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh subyek pajak orang pribadi dalam negeri untuk memberitahukan pajak yang terhutang dalam suatu Tahun pajak. Prosedur Wajib Pajak Orang Pribadi menyampaikan SPT Tahunan secara langsung, melalui pos dengan bukti pengiriman surat, atau dengan cara lain (e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya). Persyaratan dan Dokumen a. induk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770; b. lampiran 1770-I s.d IV; c. bukti pembayaran zakat/sumbangan wajib keagamaan; d. neraca dan laporan laba rugi (pembukuan); e. rekapitulasi bulanan peredaran bruto dan biaya (norma); f. daftar pembayaran PPh Pasal 25 dari gerai (Wajib Pajak Pengusaha Tertentu); g. penghitungan peredaran bruto dan pembayaran final PP 46 Tahun 2013; h. bukti potong sehubungan dengan pekerjaan atau penghasilan luar negeri; i. daftar nominatif biaya infotainment; j. penghitungan angsuran PPh Pasal 25 tahun berikutnya; k. penghitungan kompensasi kerugian; l. penghitungan PPh terutang (PH/MT); m. SSP lembar ke-3 PPh Pasal 29; n. bukti potong 1721-A1/A2; o. surat kuasa khusus; p. surat keterangan kematian. Batas Waktu Penyampaian Batas waktu pelaporan adalah 3 bulan setelah Tahun Pajak berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT); b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2007 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 67

88 SURAT PEMBERITAHUAN tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2012; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/PMK.01/2012; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2015; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2016 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan; dan f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2017 tentang Surat Pemberitahuan Elektronik. 14. Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan 1771 Kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh subyek pajak orang pribadi dalam negeri untuk memberitahukan pajak yang terhutang dalam suatu Tahun pajak. Prosedur Wajib Pajak badan menyampaikan SPT Tahunan: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. induk SPT Tahunan PPh Badan 1771; b. lampiran 1771-I s.d VI; c. lampiran khusus 1A-8A; d. SSP lembar ke-3 PPh Pasal 29; e. laporan keuangan yang telah atau tidak diaudit oleh Akuntan Publik; f. SSP PPh Pasal 26 ayat (4); g. surat kuasa khusus; h. perhitungan peredaran bruto dan pembayaran PPh Final berdasarkan PP No.46 Tahun DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

89 SURAT PEMBERITAHUAN Batas Waktu Penyampaian Batas waktu pelaporan adalah 4 bulan setelah Tahun pajak berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT); b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2012; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/PMK.01/2012; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2015; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2016 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan; dan f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2017 tentang Surat Pemberitahuan Elektronik. 15. Pelaporan SPT Tahunan PPh Pembetulan Hak Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam hal DJP belum melakukan tindakan: a. Pemeriksaan; atau b. Pemeriksaan Bukti Permulaan. Prosedur Wajib Pajak Orang Pribadi atau badan menyampaikan SPT Tahunan Pembetulan: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen Sama dengan persyaratan untuk SPT 1770 SS, 1770 S, 1770, dan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 69

90 SURAT PEMBERITAHUAN Batas Waktu Penyampaian Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan; a. Pemeriksaan; atau b. Pemeriksaan Bukti Permulaan. Apabila Pembetulan SPT Tapi Jadi Lebih Bayar/Rugi maka Wajib Pajak yang melakukan pembetulan SPT yang menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan SPT tersebut dapat dilakukan paling lama 2 (dua) tahun sebelum daluarsa penetapan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT); b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2012; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/PMK.01/2012; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2015; e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2016 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan; dan f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2017 tentang Surat Pemberitahuan Elektronik. 16. Pemberitahuan Penggunaan Norma Penghitungan Kewajiban untuk memberitahukan mengenai penggunaan Norma Penghitungan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Prosedur Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan Norma 70 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

91 SURAT PEMBERITAHUAN Penghitungan Penghasilan Neto wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen Surat pemberitahuan. Batas Waktu Penyampaian Paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal Tahun Pajak yang bersangkutan. Peraturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2015 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto. 17. Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang dalam hal-hal tertentu mengakibatkan Wajib Pajak bersangkutan tidak dapat menyampaikan SPT sesuai dengan ketentuan batas waktu penyampaian SPT Tahunan. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. e-filling, ASP dan saluran tertentu lainnya. Persyaratan dan Dokumen a. pemberitahuan perpanjangan penyampaian SPT; b. penghitungan sementara pajak terutang; c. Laporan Keuangan sementara; d. Surat Setoran Pajak (SSP) bukti pelunasan atas kekurangan pembayaran; e. surat pernyataan dari Akuntan Publik (dalam hal LK diaudit oleh Akuntan Publik); f. surat pernyataan dari pemberi kerja yang menyatakan bukti potong A1/A2 belum diberikan oleh pemberi kerja (untuk Orang Pribadi); g. surat kuasa dalam hal ditandatangani oleh kuasa. Batas Waktu Penyampaian Paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak pemberitahuan penyampaian DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 71

92 SURAT PEMBERITAHUAN SPT Tahunan diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT); dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2009 tentang Tata Cara Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan. 18. Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian Surat Pemberitahuan Hak Wajib Pajak dalam hal sedang dilakukan pemeriksaan, untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) Undang Undang KUP. Hak ini dapat dilakukan sepanjang Pemeriksa Pajak belum menyampaikan SPHP kepada Wajib Pajak. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan pengungkapan ketidakbenaran Surat Pemberitahuan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. laporan tersendiri secara tertulis harus ditandatangani oleh Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak; b. penghitungan pajak yang kurang dibayar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam format Surat Pemberitahuan; c. Surat Setoran Pajak atas pelunasan pajak yang kurang dibayar; dan d. Surat Setoran Pajak atas pembayaran sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen). Apabila pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan tidak mengakibatkan kekurangan pembayaran pajak maka pengungkapan tersebut tidak perlu dilampiri dengan Surat Setoran Pajak. Batas Waktu Penyampaian Sepanjang Pemeriksa Pajak belum menyampaikan SPHP. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nornor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/ DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

93 PEMERIKSAAN, BUKTI PERMULAAN, DAN PENYIDIKAN

94

95 PEMERIKSAAN 1. Pembahasan Hasil Pemeriksaan Oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan dan terdapat hasil pemeriksaan yang belum disepakati antara Tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan kepada: a. Kepala Kantor Wilayah DJP dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksa Pajak pada KPP atau Kantor Wilayah DJP; atau b. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksa Pajak pada Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan, dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak penandatanganan risalah pembahasan dan ditembuskan kepada kepala unit pelaksana pemeriksaan. Persyaratan dan Dokumen a. risalah pembahasan telah ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak; b. berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan belum DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 75

96 PEMERIKSAAN, BUKPER, DAN PENYIDIKAN ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak; c. terdapat perbedaan pendapat yang terbatas pada dasar hukum koreksi antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; d. surat permohonan pembahasan hasil pemeriksaan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan. Jangka Waktu Penyelesaian a. Pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya Surat Permohonan Pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan dari Wajib Pajak. b. Pelaksanaan pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan harus diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak dimulainya pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2016 tentang Kebijakan Pemeriksaan. 2. Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan Hak Wajib Pajak dalam hal sedang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka, untuk mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya atas tindak pidana: a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Prosedur Orang pribadi atau badan selaku Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan menyampaikan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan kepada kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat Objek Pajak diadministrasikan dan tembusannya kepada kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti Permulaan. Persyaratan dan Dokumen 76 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

97 PEMERIKSAAN, BUKPER, DAN PENYIDIKAN a. surat pernyataan tertulis yang menyatakan pengungkapan ketidakbenaran; b. penghitungan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang dalam format Surat Pemberitahuan; c. Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak; dan d. Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan sanksi administrasi berupa denda. Jangka Waktu - Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan. 3. Penghentian Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan Untuk Kepentingan Penerimaan Negara Hak Wajib Pajak dalam hal sedang dilakukan penyidikan, untuk mengajukan permohonan penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan untuk kepentingan penerimaan Negara sebagaimana diatur Pasal 44B Undang-Undang KUP. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan dengan tembusan Direktur Jenderal Pajak. Persyaratan dan Dokumen a. Ssrat permohonan penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dari Wajib Pajak yang ditujukan kepada Menteri Keuangan dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Pajak yang diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan menyatakan pengakuan bersalah dan pelunasan jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan sanksi administrasi; b. ditandatangani oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dikuasakan; dan c. dilampiri dengan surat setoran pajak dan/atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak sebagai bukti pelunasan jumlah pajak yang tidak atau kurang DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 77

98 PEMERIKSAAN, BUKPER, DAN PENYIDIKAN dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permintaan penghentian Penyidikan dari Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan Penyidikan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Permintaan Penghentian Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan Untuk Kepentingan Penerimaan Negara; b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-29/PJ/2016 tentang Penegasan Mengenai Pejabat yang Ditunjuk Oleh Direktur Jenderal Pajak Untuk Memberikan Informasi Tertulis Dalam Rangka Penghentian Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan Untuk Kepentingan Penerimaan Negara. 78 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

99 LAYANAN DJP

100

101 LAYANAN DJP 1. Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan izin pembubuhan tanda Bea Meterai lunas dengan mesin teraan meterai digital. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan izin kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi domisili atau tempat tinggal Wajib Pajak. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan izin pembubuhan tanda bea meterai lunas dengan mesin teraan meterai digital dari wajib pajak; b. surat keterangan layak pakai dari distributor mesin teraan meterai digital; c. surat pernyataan kepemilikan mesin teraan meterai digital. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan izin diterima lengkap. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 81

102 LAYANAN DJP Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai Dengan Menggunakan Cara Lain; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2008 tentang Penggunaan Mesin Teraan Meterai Digital; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/ PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-152/PJ./2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital. 2. Pembetulan Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pembetulan izin pembubuhan tanda Bea Meterai lunas dengan mesin teraan meterai digital dalam hal terdapat kesalahan data akibat salah tulis atau salah perekaman pada aplikasi e-meterai yang didasarkan atas permohonan Wajib Pajak. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan ke Kepala KPP tempat surat izin pembubuhan diterbitkan. Persyaratan dan Dokumen Surat permohonan pembetulan izin pembubuhan tanda bea meterai lunas dengan mesin teraan meterai digital. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Cara Lain; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2008 tentang Penggunaan Mesin Teraan Meterai Digital; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/ PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan 82 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

103 LAYANAN DJP Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-152/PJ./2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital. 3. Pencabutan Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pencabutan surat izin pembubuhan tanda bea meterai lunas dengan mesin teraan meterai digital dalam hal mesin teraan meterai digital mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi atau Wajib Pajak mengajukan pencabutan izin pembubuhan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan ke Kepala KPP tempat Surat izin pembubuhan diterbitkan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan Wajib Pajak, dengan menyebutkan alasan pencabutan izin pembubuhan. b. surat pernyataan dari distributor mesin teraan meterai digital yang menyatakan bahwa mesin teraan meterai digital telah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi (dalam hal permohonan disebabkan oleh mesin teraan meterai digital telah mengalami kerusakan). Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai Dengan Menggunakan Cara Lain; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2008 tentang Penggunaan Mesin Teraan Meterai Digital; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/ PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital; dan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 83

104 LAYANAN DJP d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-152/PJ./2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/PJ/2010 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital. 4. Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan izin pembubuhan tanda Bea Meterai lunas dengan sistem komputerisasi. Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak penerbit dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah uang dengan jumlah rata-rata pemeteraian setiap hari minimal sebanyak 100 (seratus) dokumen, meliputi dokumen: a. yang menyebutkan penerimaan uang; b. yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di Bank; c. yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank; atau d. yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan. Prosedur Permohonan izin disampaikan kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi domisili atau tempat tinggal Wajib Pajak. Persyaratan dan Dokumen a. melakukan pembayaran Bea Meterai di muka minimal sebesar perkiraan jumlah dokumen yang harus dilunasi Bea Meterai setiap bulan, Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran xxx; dan b. surat permohonan izin dengan mencantumkan jenis dokumen dan perkiraan jumlah rata-rata dokumen yang akan dilunasi Bea Meterai setiap hari. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan izin diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai Dengan Menggunakan Cara Lain; b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 122d/PJ./ DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

105 LAYANAN DJP tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-05/PJ.5/2001 tentang Pembubuhan Tanda Bea Meterai dengan Sistem Komputerisasi. 5. Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak penerbit dokumen berupa cek, bilyet giro, atau efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mengajukan permohonan izin pembubuhan tanda Bea Meterai lunas dengan teknologi percetakan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan izin tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP pelaksana pembubuhan. Persyaratan dan Dokumen a. permohonan izin secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan mencantumkan jenis dokumen yang akan dilunasi Bea Meterai dan jumlah Bea Meterai yang telah dibayar, perusahaan yang mendapat izin Direktur Jenderal Pajak sebagai pelaksana pembubuhan; dan b. bukti pembayaran deposit Bea Meterai. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan izin diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai Dengan Menggunakan Cara Lain; b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 122c/PJ./2000 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-03/ PJ.53/2006 tentang Pembubuhan Tanda Bea Meterai dengan Teknologi Percetakan. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 85

106 LAYANAN DJP 6. Izin Sebagai Pelaksana Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan izin sebagai pelaksana Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan izin tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP Pelaksana Pembubuhan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan Wajib Pajak. b. bentuk tanda Bea Meterai Lunas yang akan dibubuhkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. fotokopi Keputusan Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia tentang Penetapan Sebagai Perusahaan Percetakan Warkat Debet dan Dokumen Kliring masih berlaku dan sesuai dengan aslinya; d. petikan Keputusan Kepala Badan Intelijen Negara Selaku Ketua Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu tentang Izin Operasional dibidang Pencetakan Dokumen Sekuriti: 1) telah dilegalisasi sesuai dengan aslinya; 2) menetapkan nama dan alamat perusahaan percetakan sesuai dengan surat permohonan Izin/Perpanjangan Izin Pembubuhan; 3) menetapkan masa Izin Operasional yang masih berlaku. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan izin diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai Dengan Menggunakan Cara Lain; b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 122c/PJ./2000 tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan; dan c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2013 tentang Pelaksana Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan. 86 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

107 LAYANAN DJP 7. Penetapan/Perpanjangan Penetapan sebagai Daerah Tertentu Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penetapan/perpanjangan daerah tertentu terkait dengan fasilitas atas penyediaan makanan dan/atau minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang diberikan berkenaan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu, yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan penetapan/perpanjangan penetapan daerah tertentu; b. fotokopi surat persetujuan penanaman modal berserta rinciannya yang diterbitkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau instansi lain yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk wajib Pajak penanaman modal, atau rencana investasi untuk Wajib Pajak lainnya; c. fotokopi peta lokasi; d. fotokopi laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum tahun permohonan; e. pernyataan mengenai keadaan prasarana ekonomi dan sarana transportasi umum; dan f. fotokopi Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang penetapan daerah tertentu dalam hal perpanjangan penetapan ditambah. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2009 tentang Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi Seluruh Pegawai Serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan di Daerah Tertentu dan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan yang dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-51/PJ/2009 tentang Tata Cara Pemberian dan Penetapan Besaran Kupon Makanan dan/atau Minuman Bagi Pegawai, Kriteria dan Tata Cara Penetapan Daerah Tertentu, dan Batasan Mengenai Sarana dan Fasilitas di Lokasi 8. Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 87

108 LAYANAN DJP permohonan untuk ditetapkan sebagai Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C ayat (2) Undang-Undang KUP. Prosedur Wajib Pajak atau kuasanya mengajukan surat permohonan penetapan sebagai Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu ke KPP tempat Wajib Pajak domisili terdaftar melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) paling lambat tanggal 10 Januari pada tahun penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu. Persyaratan dan Dokumen a. tepat waktu dalam menyampaikan Surat; b. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak; c. laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; d. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir; e. surat permohonan diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak Domisili terdaftar (NPWP dengan kode 3 (tiga) digit terakhir adalah 000 ); f. rekapitulasi nomor dan tanggal bukti penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa untuk masa pajak Januari sampai dengan November tahun terakhir untuk setiap jenis pajak; g. rekapitulasi nomor bukti dan tanggal penerimaan SPT Masa untuk masa pajak Januari sampai dengan November tahun terakhir untuk setiap jenis pajak dan untuk setiap tempat kegiatan usaha/cabang dalam hal Wajib Pajak mempunyai lebih dari satu tempat kegiatan usaha/cabang h. rekapitulasi nomor dan tanggal bukti penerimaan SPT Tahunan selama 3 (tiga) tahun pajak terakhir yang wajib disampaikan sampai dengan akhir tahun sebelum tahun penetapan sebagai Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu. i. rekapitulasi nomor dan tanggal bukti penerimaan SPT Tahunan selama 3 (tiga) tahun pajak terakhir yang wajib disampaikan sampai dengan akhir tahun sebelum tahun penetapan sebagai Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu dalam hal Wajib Pajak mempunyai lebih dari satu tempat kegiatan usaha/cabang 88 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

109 LAYANAN DJP Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama tanggal 20 Februari tahun penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-62/PJ/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. 9. Pengusaha Kena Pajak Beresiko Rendah Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah sehingga dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak. Prosedur PKP mengajukan surat permohonan penetapan sebagai Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah tempat dikukuhkan sebagai PKP paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum dimulainya Masa Pajak PKP ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah. Persyaratan dan Dokumen a. PKP merupakan Perusahaan Terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan saham disetornya diperdagangkan di bursa efek di Indonesia; b. PKP merupakan perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki secara langsung oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; atau c. produsen selain PKP diatas, yang tidak pernah dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terakhir dan memenuhi persyaratan tertentu sebagai berikut: 1) tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN selama 12 (dua belas) bulan terakhir, 2) nilai Barang Kena Pajak yang dijual pada tahun sebelumnya paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) adalah produksi sendiri; dan 3) Laporan Keuangan untuk 2 (dua) tahun pajak sebelumnya diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat Wajar Tanpa DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 89

110 LAYANAN DJP Pengecualian atau Wajar Dengan Pengecualian. d. surat permohonan e. keterangan dari instansi yang berwenang, yang dapat berupa Laporan Bulanan Kepemilikan Saham Emiten atau Perusahaan Publik dan Rekapitulasi, bagi Perusahaan Terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan saham disetornya diperdagangkan di bursa efek di Indonesia; f. keterangan dari instansi yang berwenang, yang dapat berupa Akta Pendirian dan perubahannya, bagi perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki secara langsung oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; atau g. surat pernyataan bahwa nilai Barang Kena Pajak yang dijual pada tahun sebelumnya paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) adalah produksi sendiri dan Laporan Keuangan untuk 2 (dua) tahun pajak sebelumnya yang diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian atau Wajar dengan Pengecualian, bagi produsen selain Perusahaan Terbuka dan BUMN/BUMD. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan Wajib Pajak Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.03/2010 tentang Pengusaha Kena Pajak Beresiko Rendah yang Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 31/PJ/2010 tentang Tata Cara Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-144/PJ/2010 tentang Penegasan Tata Cara Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah dan Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah. 10. Pengusaha Kena Pajak Toko Retail yang Berpartisipasi Dalam Skema Pengembalian PPN Kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang ingin berpartisipasi dalam skema Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri untuk ditunjuk sebagai PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak melalui Toko Retail. Layanan ini juga meliputi 90 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

111 LAYANAN DJP pemutakhiran Surat Penunjukan Pengusaha Kena Pajak Toko Retail dalam hal PKP Toko Retail: a. pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha ke KPP Lain atau terjadi perubahan status perusahaan yang mengakibatkan KPP tempat Wajib Pajak terdaftar harus berubah; b. memperoleh Surat Keputusan Pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai yang baru, dan cabang pada Surat Keputusan Pemusatan tempat PPN yang baru berbeda dengan cabang pada Surat Keputusan Pemusatan tempat PPN yang lama; dan c. melakukan pemindahan tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang. Prosedur Pengusaha Kena Pajak mengajukan permohonan sebagai Pengusaha Kena Pajak Toko Retail dengan cara melakukan pendaftaran melalui aplikasi VAT Refund for Tourists. Persyaratan dan Dokumen Permohonan PKP yang direkam melalui aplikasi VAT Refund for Tourists. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 10 (sepuluh) hari sejak PKP membuat permohonan melalui aplikasi VAT Refund for Tourists. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permintaan Kembali Pajak Pertambahan Nilai Barang Bawaan Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri s.t.d.t.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.03/2013; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Kewajiban Pengusaha Kena Pajak Toko Retail serta Pengelolaan Administrasi Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai Kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri. 11. Fasilitas Pengurangan PPh Badan Untuk Industri Pionir Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak badan yang melakukan penanaman modal baru yang merupakan Industri Pionir dan atas Wajib Pajak tersebut dapat diberikan fasilitas pengurangan PPh badan. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 91

112 LAYANAN DJP Prosedur Wajib Pajak badan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. Persyaratan dan Dokumen a. permohonan tertulis b. fotokopi akta pendirian; c. fotokopi keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh badan; d. laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit; e. surat kuasa khusus dalam hal permohonan disampaikan oleh kuasa Wajib Pajak; f. dokumen-dokumen yang berkaitan dengan transaksi penjualan hasil produksi sekurang-kurangnya terdiri dari faktur penjualan, faktur pajak, dan bukti pengiriman barang; g. telah merealisasikan seluruh rencana penanaman modal; dan h. telah berproduksi secara komersial. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 2 (dua) bulan sejak saat Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa, atau pegawai dari Wajib Pajak. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159/PMK.010/2015 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/ PMK.010/2016; dan c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2011 tentang Tata Cara Penetapan Saat Dimulainya Berproduksi Secara Komersial bagi Wajib Pajak Badan yang Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. 12. Pemusatan Tempat PPN Terutang Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki lebih dari satu tempat PPN terutang untuk dapat memilih 1 (satu) tempat atau lebih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang. 92 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

113 LAYANAN DJP Prosedur PKP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah DJP dengan tembusan kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat PPN terutang yang akan dipusatkan. Persyaratan dan Dokumen a. pemberitahuan yang memuat: 1) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang; dan 2) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang akan dipusatkan b. surat pernyataan bahwa administrasi penjualan diselenggarakan secara terpusat pada tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 15/PJ/2016; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2013 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Sebagai Pengusaha yang Dikenai Pajak Berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Perubahannya yang Melakukan Usaha di Bidang Pengalihan Tanah dan/atau Bangunan; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 93

114 LAYANAN DJP 13. Penambahan dan/atau Pengurangan Pemusatan Tempat PPN Terutang Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki Tempat Pemusatan PPN Terutang untuk menambahkan/ mengurangi tempat PPN terutang yang akan dipusatkan. Prosedur PKP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah DJP dengan tembusan kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat PPN terutang yang akan dipusatkan. Persyaratan dan Dokumen a. pemberitahuan yang memuat: 1) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang; dan 2) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang akan dipusatkan b. surat pernyataan bahwa administrasi penjualan diselenggarakan secara terpusat pada tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 15/PJ/2016; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2013 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Sebagai Pengusaha yang Dikenai Pajak Berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Perubahannya yang Melakukan Usaha di Bidang Pengalihan Tanah dan/atau Bangunan; dan 94 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

115 LAYANAN DJP d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang. 14. Perubahan Tempat Pemusatan PPN Terutang Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyampaikan perubahan Tempat Pemusatan PPN Terutang. Prosedur PKP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah DJP dengan tembusan kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat PPN terutang yang akan dipusatkan. Persyaratan dan Dokumen a. pemberitahuan memuat: 1) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang; dan 2) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang akan dipusatkan b. surat pernyataan bahwa administrasi penjualan diselenggarakan secara terpusat pada tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 15/PJ/2016; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2013 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Sebagai Pengusaha yang Dikenai DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 95

116 LAYANAN DJP Pajak Berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Perubahannya yang Melakukan Usaha di Bidang Pengalihan Tanah dan/atau Bangunan; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang. 15. Perpanjangan Pemusatan Tempat PPN Terutang Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyampaikan perpanjangan Pemusatan PPN Terutang. Prosedur PKP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah DJP dengan tembusan kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat PPN terutang yang akan dipusatkan. Persyaratan dan Dokumen a. pemberitahuan memuat: 1) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang; dan 2) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang akan dipusatkan b. surat pernyataan bahwa administrasi penjualan diselenggarakan secara terpusat pada tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 15/PJ/2016; 96 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

117 LAYANAN DJP c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2013 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Sebagai Pengusaha yang Dikenai Pajak Berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Perubahannya yang Melakukan Usaha di Bidang Pengalihan Tanah dan/atau Bangunan; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang. 16. Pencabutan Pemusatan Tempat PPN Terutang Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyampaikan pemberitahuan pencabutan Pemusatan PPN Terutang. Prosedur PKP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah DJP dengan tembusan kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat PPN terutang yang akan dipusatkan. Persyaratan dan Dokumen a. pemberitahuan memuat: 1) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang; dan 2) nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang akan dipusatkan b. surat pernyataan bahwa administrasi penjualan diselenggarakan secara terpusat pada tempat PPN terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan PPN Terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 97

118 LAYANAN DJP Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 15/PJ/2016; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2013 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak Sebagai Pengusaha yang Dikenai Pajak Berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Perubahannya yang Melakukan Usaha di Bidang Pengalihan Tanah dan/atau Bangunan; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2010 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang. 17. Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permintaan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan. Wajib Pajak yang dapat mengajukan penilaian kembali aktiva tetap adalah Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT), tidak termasuk perusahaan yang memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan secara tertulis melalui KPP terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan persetujuan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan b. fotokopi surat izin usaha perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah, yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang berwenang menerbitkan surat izin usaha tersebut; c. laporan penilaian Perusahaan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah; d. daftar Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan e. daporan Keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap perusahaan yang telah diaudit akuntan publik f. telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan 98 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

119 LAYANAN DJP masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali, termasuk kewajiban pajak dari cabang atau perwakilan Perusahaan yang terdaftar di KPP Lokasi Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/ PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 56/PJ/2009 tentang Penyampaian dan Penegasan Atas Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/ PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan. 18. Penetapan Masa Manfaat atas Harta Berwujud Bukan Bangunan dan Harta Tidak Berwujud Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk dapat memperoleh penetapan kelompok harta berwujud bukan bangunan yang tidak dapat dimasukkan ke dalam Kelompok 3 (tiga) sesuai dengan masa manfaat yang sesungguhnya. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP yang membawahi KPP tempat Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. permohonan untuk penetapan kelompok harta berwujud bukan bangunan sesuai dengan masa manfaat yang sesungguhnya; b. penjelasan terperinci mengenai aktiva; c. spesifikasi aktiva dari produsen; d. perkiraan umur aktiva/masa manfaat ekonomis dari Penilai Publik; e. dokumen teknis pendukung dari produsen mengenai masa DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 99

120 LAYANAN DJP manfaat aktiva; dan f. keputusan penetapan kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan yang sudah pernah diperoleh. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan beserta dokumen pendukung diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk Dalam kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2014 tentang Tata Cara Permohonan dan Penetapan Masa Manfaat yang Sesungguhnya atas Harta Berwujud bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan. 19. Fasilitas Untuk Bidang Usaha/Daerah Tertentu (PP 18/2015) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan fasilitas PPh untuk penanaman modal di bidangbidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu. Prosedur Permohonan untuk mendapatkan fasilitas PPh diajukan oleh Wajib Pajak kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan pengajuannya dilakukan sebelum saat mulai berproduksi secara komersial. Persyaratan dan Dokumen a. rekomendasi tertulis staf ahli Menteri Keuangan yang mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalahmasalah di bidang penerimaan negara; b. usulan pemberian fasilitas PPh dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; c. fotokopi surat permohonan Wajib Pajak kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan bukti tanda terima surat permohonan Wajih Pajak dimaksud; d. surat penolakan pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh Badan, untuk permohonan pemberian fasilitas PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89/PMK.010/2015; e. izin Penanaman Modal atau izin perluasan Penanaman Modal 100 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

121 LAYANAN DJP yang diterbitkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau instansi lain yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. rincian aktiva tetap; dan g. surat keterangan pemenuhan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015, kesesuaian cakupan produk, dan pemenuhan tiap persyaratan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak usulan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu s.t.d.d Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2016; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89/PMK.010/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu Serta Pengalihan Aktiva dan Sanksi Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Diberikan Fasilitas Pajak Penghasilan; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2013 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan, Penetapan Realisasi Penanaman Modal, Penyampaian Kewajiban Pelaporan, dan Pencabutan Keputusan Persetujuan Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak yang Melakukan Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2015 tentang Penegasan Atas Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2013 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan, Penetapan Realisasi Penanaman Modal, Penyampaian Kewajiban Pelaporan, dan Pencabutan Keputusan Persetujuan Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak yang Melakukan Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah- Daerah Tertentu. 20. Penambahan Jangka Waktu Penyelesaian Kompensasi Kerugian Layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penambahan jangka waktu kompensasi kerugian DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 101

122 LAYANAN DJP bagi Wajib Pajak yang telah mendapatkan Keputusan Persetujuan Pemberian Fasilitas PPh dan Keputusan Penetapan Saat Pemanfaatan Fasilitas PPh. Prosedur Wajib Pajak harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan penetapan penambahan jangka waktu kompensasi kerugian; b. fotokopi persetujuan Penanaman Modal baru di kawasan industri dan/atau kawasan berikat dari instansi yang berwenang; c. pernyataan investasi pengeluaran untuk infrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar Rp ,00 (sepuluh miliar rupiah) untuk penanaman modal baru dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukungnya; d. pernyataan penggunaan bahan baku dan/ atau komponen hasil produksi dalam negeri paling sedikit 70% (tujuh puluh persen) sejak tahun ke-4 dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukungnya; e. pernyataan bahwa Wajib Pajak telah memperkerjakan sekurang-kurangnya 500 (lima ratus) atau (seribu) orang tenaga kerja Indonesia selama 5 (lima) tahun berturutturut dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukungnya; f. pernyataan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri dalam rangka pengembangan produk atau efisiensi produksi paling sedikit 5% (lima persen) dari investasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dilampiri dengan dokumendokumen pendukungnya; g. pernyataan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri dalam rangka pengembangan produk atau efisiensi produksi paling sedikit 5% (lima persen) dari investasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dilampiri dengan dokumendokumen pendukungnya; h. dokumen Penanaman Modal berupa perluasan dari usaha yang telah ada pada Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau Daerah-daerah Tertentu sebagian sumber pembiayaannya berasal dari laba setelah pajak (earning after tax) Wajib Pajak pada satu tahun pajak sebelum tahun diterbitkannya izin prinsip perluasan Penanaman Modal; 102 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

123 LAYANAN DJP i. dokumen melakukan ekspor paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari nilai total penjualan, untuk Penanaman Modal pada bidang-bidang usaha yang dilakukan di luar kawasan berikat. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu s.t.d.d Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2016; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89/PMK.010/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu Serta Pengalihan Aktiva dan Sanksi Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Diberikan Fasilitas Pajak Penghasilan; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2013 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan, Penetapan Realisasi Penanaman Modal, Penyampaian Kewajiban Pelaporan, dan Pencabutan Keputusan Persetujuan Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak yang Melakukan Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2015 tentang Penegasan Atas Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2013 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan, Penetapan Realisasi Penanaman Modal, Penyampaian Kewajiban Pelaporan, dan Pencabutan Keputusan Persetujuan Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak yang Melakukan Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah- Daerah Tertentu. 21. Fasilitas untuk Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan fasilitas PPh kepada pengusaha yang berdomisili di dalam wilayah KAPET. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 103

124 LAYANAN DJP Prosedur Pengusaha mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala KPP tempat pengusaha terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. fasilitas pengurangan penghasilan neto 1) permohonan tertulis; 2) surat penunjukan pelaksana proyek dari Badan Pengelola KAPET; 3) surat keterangan penanaman modal dari instansi yang berwenang; 4) jumlah dan tahun realisasi penanaman modal yang dilakukan; 5) laporan keuangan untuk tahun mulai berproduksi komersial. b. fasilitas Kompensasi kerugian fiskal 1) permohonan tertulis; 2) surat penunjukan pelaksana proyek dari Badan Pengelola KAPET c. fasilitas PPh sebagaimana PPh Pasal 26 atas Dividen sebesar 10% (sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku: 1) surat permohonan; 2) surat penunjukan pelaksana proyek dari Badan Pengelola KAPET; 3) daftar nama, alamat, jumlah dividen yang dibagikan, jumlah PPh Pasal 26 yang terutang; 4) penjelasan bahwa dividen yang dibayarkan berasal dari sisa laba tahun pajak yang bersangkutan. d. fasilitas PPh tambahan dan fasilitas PPN untuk Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penyelenggara Kawasan Berikat (PKB) dan atau Pengusaha di Kawasan Berikat (PDKB), Pengusaha harus mengikuti ketentuan yang berlaku bagi Kawasan Berikat. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 147 Tahun 2000; 104 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

125 LAYANAN DJP b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 200/KMK.04/2000 tentang Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 11/KMK.04/2001; dan c. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-229/PJ./2001 Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. 22. Surat Keterangan Fiskal Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF) dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa untuk keperluan instansi pemerintah. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan SKF secara langsung KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh untuk Tahun Pajak terakhir dan melampirkan fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan PPh tersebut; b. fotokopi tanda terima pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh untuk Tahun Pajak terakhir; c. fotokopi Surat Setoran Pajak PPh Pasal 29 untuk Tahun Pajak terakhir dalam hal terdapat pembayaran dan/atau fotokopi surat persetujuan mengangsur atau menunda pembayaran pajak yang terutang, dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan menunda atau mengangsur pembayaran pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang KUP; d. fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Pajak terakhir, dalam hal kewenangan pemungutannya berada di Direktorat Jenderal Pajak; e. fotokopi Surat Tanda Terima Setoran Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Pajak terakhir, dalam hal kewenangan pemungutannya berada di Direktorat Jenderal Pajak; f. telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa untuk 3 (tiga) Masa Pajak terakhir dan melampirkan fotokopi Surat Pemberitahuan Masa tersebut; g. fotokopi bukti pelaporan Surat Pemberitahuan Masa untuk 3 (tiga) Masa Pajak terakhir; h. fotokopi Surat Setoran Pajak Surat Pemberitahuan Masa untuk 3 (tiga) Masa Pajak terakhir, dalam hal terdapat pembayaran DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 105

126 LAYANAN DJP dalam Surat Pemberitahuan Masa dimaksud; i. tidak sedang dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dan membuat pernyataan bahwa tidak sedang dalam penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; j. tidak mempunyai utang pajak baik di KPP tempat Wajib Pajak Pusat terdaftar maupun di KPP tempat Wajib Pajak Cabang terdaftar, kecuali dalam hal Wajib Pajak mendapatkan izin untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang KUP, mengajukan keberatan sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (3a) Undang-Undang KUP, atau mengajukan banding sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (5a) Undang-Undang KUP. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan Wajib Pajak secara lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan s.t.d.t.d Keputusan Menteri Keuangan Nomor 601/KMK.01/2015; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2014 tentang Tata Cara Pemberian Surat Keterangan Fiskal. 23. Surat Keterangan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Bakal Calon Kepala Daerah Layanan ini diberikan kepada bakal calon kepala daerah terkait persyaratan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang meliputi: a. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); b. tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Pajak Orang Pribadi (SPT Tahunan PPh WP OP) atas nama bakal calon, untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak bakal calon menjadi wajib pajak; dan c. tanda bukti tidak mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat bakal calon yang bersangkutan terdaftar. Prosedur Bakal calon kepala daerah mengajukan permohonan kepada Kepala KPP di mana bakal calon kepala daerah terdaftar sebagai 106 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

127 LAYANAN DJP Wajib Pajak dan menyampaikan permohonan dimaksud secara langsung melalui Tempat Pelayanan Terpadu. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. fotokopi bukti pengiriman/tanda terima penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi untuk 5 (lima) tahun pajak terakhir atau sejak bakal calon kepala daerah terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam hal Wajib Pajak terdaftar belum sampai 5 (lima) tahun; c. NPWP valid; d. tidak mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat bakal calon yang bersangkutan terdaftar. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KPP. Peraturan Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-55/PJ/2015 tentang Tata Cara Pemberian Layanan Terkait Dengan PErsyaratan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Bagi Bakal Calon Kepala Daerah. 24. Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/Pasal 22 Selain Impor, PPh Pasal 22 Impor/PPh Pasal 23 Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari PPh Pasal 21/Pasal 22 selain impor, PPh Pasal 22 impor/pph Pasal 23. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan SKB ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. telah menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun pajak terakhir sebelum tahun diajukan permohonan; b. surat permohonan; c. penghitungan PPh yang diperkirakan akan terutang untuk tahun pajak diajukannya permohonan, yang paling sedikit memuat: 1) peredaran usaha dan luar usaha tahun berjalan serta perkiraan peredaran usaha dan luar usaha dalam satu DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 107

128 LAYANAN DJP tahun pajak; 2) biaya fiskal tahun berjalan dan perkiraan biaya fiskal dalam satu tahun pajak, kecuali bagi Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan penghasilan neto; 3) perkiraan PPh yang akan terutang dalam satu tahun pajak; 4) PPh yang telah dipotong/dipungut dan/atau dibayar sendiri dalam tahun berjalan; dan 5) perkiraan PPh yang akan dipotong/dipungut dan/atau dibayar sendiri dalam tahun berjalan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari sejak Pemberitahuan permohonan diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan Oleh Pihak Lain s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 21/PJ/2014; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan Oleh Pihak Lain. 25. Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 Atas Impor Emas Batangan dari Wajib Pajak yang Bergerak Dalam Bidang Industri Perhiasan Emas Untuk Tujuan Ekspor Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari PPh Pasal 22 atas impor emas batangan dari Wajib Pajak yang bergerak dalam bidang industri perhiasan emas untuk tujuan ekspor. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan SKB ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar Persyaratan dan Dokumen a. telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir sebelum tahun diajukan permohonan Surat Keterangan Bebas; b. tidak mempunyai tunggakan pajak; 108 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

129 LAYANAN DJP c. surat permohonan SKB; d. laporan realisasi ekspor yang menjelaskan jumlah ekspor perhiasan emas tahun sebelumnya dilampiri Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Pernyataan Rincian Berat (PRB) barang perhiasan emas, apabila sebelumnya telah mengekspor emas; e. laporan realisasi ekspor perhiasan emas tahun berjalan dilampiri PEB dan PRB barang perhiasan emas; dan f. pemberitahuan rencana ekspor perhiasan emas dan PRB barang perhiasan emas pada tahun yang bersangkutan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 tentang Tata Cara dan Prosedur Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/ Surat Keterangan Bebas Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri Keuangan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan SKB ke KPP tempat dana pensiun terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. permohonan SKB; b. fotokopi Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengesahan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 109

130 LAYANAN DJP Pendirian dana Pensiun; c. fotokopi Neraca; d. fotokopi Laporan Sisa Hasil Usaha (Laporan Laba Rugi); e. fotokopi Laporan Arus Kas dan Bank; f. fotokopi Laporan Investasi; dan g. daftar sertifikat/bilyet/buku deposito, tabungan, dan SBI yang meliputi semua sertifikat/bilyet/buku deposito, tabungan, dan SBI yang akan diajukan permohonan SKB tanpa perlu melampirkan fotokopi dokumen dimaksud dan memuat: 1) surat permohonan 2) nama dan NPWP kantor cabang bank; 3) jenis penanaman modal (contoh: deposito, tabungan, SBI, dll); 4) nomor sertifikat/bilyet/buku deposito, tabungan, dan SBI; 5) jumlah untuk masing-masing jenis penanaman modal, yaitu nilai atau jumlah saldo penanaman modal pada saat akan diajukan permohonan SKB; dan 6) tanggal penempatan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51/KMK.04/2001 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.010/2016; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2013 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang Diterima atau Diperoleh dana Pensiun yang Pendiriannya Telah Disahkan Oleh Menteri Keuangan. 27. Surat Keterangan Bebas PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan SKB ke KPP orang pribadi 110 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

131 LAYANAN DJP atau badan yang bersangkutan terdaftar atau bertempat tinggal. Persyaratan dan Dokumen a. orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/ atau bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp ,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecahpecah, permohonan harus dilampiri dengan: 1) surat keterangan berpenghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak dari pemerintah daerah serendahrendahnya kecamatan tempat orang pribadi tersebut bertempat tinggal; 2) surat pernyataan bahwa jumlah brutonilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunanatau perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya kurang dari Rp ,00 (enam puluh juta rupiah),; dan 3) fotokopi Kartu Keluarga; b. orang pribadi yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan atau badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/ atau bangunan dengan cara hibah kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan, permohonan harus dilampiri dengan: 1) surat pernyataan hibah; 2) fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan tahun terakhir; dan 3) fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan PPh atas nama pemberi hibah, atau Surat Keterangan bahwa orang pribadi pemberi hibah memiliki penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 111

132 LAYANAN DJP c. ahli waris, permohonan harus dilampiri dengan: 1) surat Pernyataan Pembagian Waris; 2) fotokopi Kartu Keluarga; 3) fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan tahun terakhir; dan 4) fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi tahun pajak terakhir atas nama pewaris, atau surat keterangan bahwa pewaris memiliki penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak. d. badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/ atau bangunan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan untuk menggunakan nilai buku, 1) surat permohonan 2) surat persetujuan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha dari pejabat yang berwenang; e. orang pribadi atau badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf f, permohonan harus dilampiri dengan: 1) surat perjanjian bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/ atau bangunan; dan 2) berita acara serah terima bangunan dalam rangka dalam perjanjian bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan. f. orang pribadi atau badan yang melakukan pengalihan harta berupa bangunan dalam rangka melaksanakan perjanjian bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/ atau bangunan 1) surat permohonan 2) dokumen yang menunjukkan bahwa orang pribadi atau badan tersebut bukan merupakan subjek pajak, antara lain dokumen anggota diplomatik negara lain atau dokumen izin pendirian kantor kedutaan besar negara lain. g. orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan 1) surat permohonan; 2) daftar pengalihan tanah dan/atau bangunan atau perubahan perjanjian pengikatan jual beli yang penghasilannya telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan PPh. Jangka Waktu Penyelesaian 112 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

133 LAYANAN DJP Paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Penyetoran, Pelaporan, dan Pengecualian Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/ atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2009 tentang Tata Cara Pemberian Pengecualian dari Kewajiban Pembayaran atau Pemungutan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. 28. Surat Keterangan Bebas PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Bagi Wajib Pajak yang Usaha Pokoknya Melakukan Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari PPh atas penghasilan dari dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan bagi Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan SKB ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. daftar tanah dan/atau bangunan yang penghasilan atas pengalihannya telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan PPh. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap Peraturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2009 tentang Pelaksanaan ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 113

134 LAYANAN DJP Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. 29. Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh Bagi Wajib Pajak yang Dikenai PPh Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang dikenai PPh yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang mengajukan permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh yang tidak bersifat final. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak menyampaikan kewajiban Surat Pemberitahuan Tahunan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh; b. telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak diajukan permohonan, untuk Wajib Pajak yang telah terdaftar pada Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak diajukannya SKB; c. menyerahkan surat pernyataan yang ditandatangani Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak yang menyatakan bahwa peredaran bruto usaha yang diterima atau diperoleh termasuk dalam kriteria untuk dikenai PPh bersifat final disertai lampiran jumlah peredaran bruto setiap bulan sampai dengan bulan sebelum diajukannya SKB, untuk Wajib Pajak yang terdaftar pada Tahun Pajak yang sama dengan Tahun Pajak saat diajukannya SKB; d. menyerahkan dokumen-dokumen pendukung transaksi seperti Surat Perintah Kerja, Surat Keterangan Pemenang Lelang dari instansi pemerintah, atau dokumen pendukung sejenis lainnya; dan e. ditandatangani oleh Wajib Pajak, atau dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 Undang-Undang KUP. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja setelah menerima permohonan Wajib Pajak secara lengkap. 114 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

135 LAYANAN DJP Peraturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013 tentang Tata Cara Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak yang Dikenai Pajak Penghasilan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. 30. Surat Keterangan Bebas PPN atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN atas impor dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis. Prosedur PKP mengajukan permohonan ke KPP tempat Pengusaha Kena Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. fotokopi kartu NPWP; c. fotokopi surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; d. asli surat kuasa khusus dalam hal Pengusaha Kena Pajak menunjuk seorang kuasa untuk mengajukan permohonan Surat Keterangan Bebas PPN; e. penjelasan tertulis secara rinci bahwa mesin dan peralatan pabrik yang diimpor/diterima akan dipergunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan Barang Kena Pajak; dan f. surat pernyataan bermeterai bahwa mesin dan peralatan pabrik yang diimpor atau diperoleh tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dalam jangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; g. dalam hal impor, permohonan juga harus dilampiri dokumen pendukung lainnya berupa: 1) invoice; 2) Bill of Lading (B/L) atau airway bill (AWB); 3) dokumen kontrak pembelian; dan 4) dokumen pembayaran atau dokumen pengakuan utang. h. dalam hal penyerahan, permohonan juga harus dilampiri dokumen pendukung lainnya berupa dokumen kontrak pembelian atau dokumen lain yang menunjukkan terjadinya DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 115

136 LAYANAN DJP penyerahan Barang Kena Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja sejak permohonan PKP diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Tata Cara Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Telah Dibebaskan Serta Pengenaan Sanksi; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-32/PJ/2016 tentang Prosedur Pelaksanaan dan Administrasi Pemberian Fasilitas Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis. 31. Pembatalan Surat Keterangan Bebas PPN Barang Kena Pajak Strategis Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permohonan pembatalan Surat Keterangan Bebas PPN BKP Strategis karena kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dalam penerbitannya, diperoleh data dan/atau informasi yang menunjukkan bahwa PKP tidak berhak memperoleh SKB PPN BKP strategis. Prosedur PKP mengajukan permohonan ke KPP tempat Pengusaha Kena Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; dan b. asli SKB yang dibatalkan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan PKP diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Dibebaskan dari Pengenaan 116 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

137 LAYANAN DJP Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Tata Cara Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Telah Dibebaskan Serta Pengenaan Sanksi; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-32/PJ/2016 tentang Prosedur Pelaksanaan dan Administrasi Pemberian Fasilitas Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis. 32. Surat Keterangan Bebas PPN atau PPN dan PPnBM Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional Serta Pejabatnya Layanan ini diberikan kepada Perwakilan Negara Asing serta Pejabat Perwakilan Negara Asing yang mengajukan permohonan pembebasan PPN atau PPN dan PPnBM kepada berdasarkan asas timbal balik. Prosedur Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional serta Pejabatnya mengajukan permohonan pembebasan PPN atau PPN dan PPnBM kepada Menteri Keuangan melalui Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara sebelum perolehan BKP dan/atau JKP. Persyaratan dan Dokumen a. surat rekomendasi Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara; b. asli proforma invoice dan fotokopi purchase order atau dokumen lain yang dapat dipersamakan; c. bukti-bukti pendukung yang dipersyaratkan oleh Kementerian Luar Negeri atau Kementerian Sekretariat Negara; dan d. dalam hal perolehan kendaraan bermotor, harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bermotor. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 117

138 LAYANAN DJP Penjualan Atas Barang Mewah Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional Serta Pejabatnya s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.010/2015; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39/PJ/2014 tentang Prosedur Penerbitan Surat Keterangan Bebas dan Surat Dispensasi Serta Prosedur Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional Serta Pejabatnya. 33. Surat Dispensasi kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional serta Pejabatnya Layanan ini diberikan kepada Perwakilan Negara Asing, Badan Internasional, Pejabat Perwakilan Negara Asing, atau Pejabat Badan Internasional penerima pemindahtanganan BKP atau penerima pengalihmanfaatan JKP yang mengajukan permohonan agar PPN atau PPN dan PPnBM yang telah dibebaskan tidak perlu dibayar kembali. Prosedur Perwakilan Negara Asing, Badan Internasional, Pejabat Perwakilan Negara Asing, dan/atau Pejabat Badan Internasional penerima pemindahtanganan BKP atau penerima pengalihmanfaatan JKP mengajukan permohonan Surat Dispensasi kepada Menteri Keuangan melalui Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara sebelum perolehan BKP dan/atau JKP. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. surat rekomendasi dari Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara atau Pejabat yang ditunjuk; c. Surat Keterangan Bebas PPN atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas Barang Kena Pajak yang dipindahtangankan atau Jasa Kena Pajak yang dialihmanfaatkan; d. invoice pada saat perolehan atau dokumen yang dapat dipersamakan; dan e. bukti-bukti pendukung yang dipersyaratkan oleh Kementerian Luar Negeri atau Kementerian Sekretariat Negara. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan Perwakilan Negara Asing, Badan Internasional, Pejabat Perwakilan Negara Asing, dan/atau Pejabat Badan Internasional penerima pemindahtanganan BKP atau penerima pengalihmanfaatan JKP 118 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

139 LAYANAN DJP diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional Serta Pejabatnya s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.010/2015; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39/PJ/2014 tentang Prosedur Penerbitan Surat Keterangan Bebas dan Surat Dispensasi Serta Prosedur Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional Serta Pejabatnya. 34. Surat Keterangan Bebas PPnBM atas Impor atau Penyerahan Kendaraan Ambulan, Kendaraan Jenazah, Kendaraan Pemadam Kebakaran, Kendaraan Tahanan, dan Kendaraan Angkutan Umum Layanan ini diberikan kepada orang pribadi atau badan yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari PPnBM atas impor atau penyerahan kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan angkutan umum. Prosedur Orang pribadi atau badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPnBM mengajukan permohonan sebelum impor atau penyerahan kendaraan bermotor dilakukan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. fotokopi kartu NPWP; c. surat kuasa khusus bila menunjuk pihak lain untuk pengurusan SKB PPn BM; d. surat keterangan atau dokumen lain yang menunjukkan pengunaan kendaraan dimaksud; e. surat pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah sanksi dengan ketentuan yang DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 119

140 LAYANAN DJP berlaku; f. perjanjian jual-beli kendaraan bermotor yang memuat keterangan-keterangan antara lain: 1) nama penjual; 2) nama pembeli; 3) jenis dan spesifikasi kendaraan yang dibeli; g. izin usaha dan izin trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk kendaraan angkutan umum selain taksi) atau persetujuan (izin) prinsip yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat (untuk taksi); h. khusus untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: 1) invoice; 2) Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); 3) dokumen kontrak pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; 4) dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya berkaitan dengan pembayaran tersebut. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah surat permohonan diterima dengan lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 64/PMK.011/2014 tentang Jenis Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Tata Cara Pemberian Pembebasan dari Pengenaan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.010/2017; dan b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-229/PJ/2003 tentang Tata cara Pemberian dan Penatausahaan Pembebasan Serta Pengembalian Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Impor atau Penyerahan Kendaraan Bermotor. 35. Surat Keterangan Bebas PPnBM atas Impor atau Penyerahan Kendaraan Protokoler Kenegaraan, Kendaraan Dinas atau Kendaraan Patroli TNI/Polri Layanan ini diberikan kepada Bendaharawan TNI/POLRI atau Bendaharawan Sekretariat Negara yang mengajukan permohonan fasilitas dibebaskan dari PPnBM atas impor atau penyerahan kendaraan Protokoler Kenegaraan, kendaraan dinas atau kendaraan Patroli TNI/Polri. 120 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

141 LAYANAN DJP Prosedur Bendaharawan TNI/POLRI atau Bendaharawan Sekretariat Negara mengajukan permohonan ke KPP tempat terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. fotokopi kartu NPWP; c. surat kuasa khusus bila menunjuk pihak lain untuk pengurusan SKB PPn BM; d. surat keterangan atau dokumen lain yang menunjukkan penggunaan kendaraan dimaksud; e. surat pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. kontrak atau Surat Perintah Kerja untuk pengadaan kendaraan dimaksud; g. khusus untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: 1) Invoice; 2) Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); 3) Dokumen Kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; 4) Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya berkaitan dengan pembayaran tersebut. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah surat permohonan diterima dengan lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 64/PMK.011/2014 tentang Jenis Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Tata Cara Pemberian Pembebasan dari Pengenaan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/ PMK.010/2017; dan b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-229/PJ/2003 tentang Tata cara Pemberian dan Penatausahaan Pembebasan Serta Pengembalian Pajak Penjualan Atas Barang Mewah DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 121

142 LAYANAN DJP Atas Impor atau Penyerahan Kendaraan Bermotor. 36. Surat Keterangan Tidak Dipungut Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mengajukan permohonan fasilitas tidak dipungut PPN atas impor dan/atau penyerahan alat angkutan tertentu dan penyerahan Jasa Kena Pajak terkait alat angkutan tertentu. Prosedur Wajib Pajak, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia harus mengajukan permohonan SKTD kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, bendahara pada Kementerian Pertahanan, bendahara pada Tentara Nasional Indonesia, atau bendahara pada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdaftar. Persyaratan dan Dokumen Dokumen yang diperlukan untuk mengajukan permohonan SKTD untuk setiap kali impor atau penyerahan: a. permohonan SKTD. b. rincian alat angkutan tertentu. c. Fotokopi kartu NPWP atau kartu NPWP bendahara. d. surat kuasa khusus bermeterai dalam hal Wajib Pajak, bendahara pada Kementerian Pertahanan, bendahara pada Tentara Nasional Indonesia, atau bendahara pada Kepolisian Negara Republik Indonesia menunjuk seorang kuasa untuk mengajukan permohonan SKTD. e. surat pernyataan bermeterai tidak sedang dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. f. surat pernyataan bermeterai bahwa alat angkutan tertentu yang diimpor atau diperoleh tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukkannya dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. g. dalam hal melakukan impor, ditambahkan juga dokumendokumen berupa: 1) invoice; 1) Bill of Lading atau air waybill; 2) dokumen kontrak pembelian atau dokumen lain yang dapat dipersamakan; dan 3) dokumen pembayaran berupa letter of credit, bukti transfer, atau dokumen lain yang menunjukkan adanya 122 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

143 LAYANAN DJP pembayaran atau perjanjian mekanisme pembayaran. h. dalam hal menerima penyerahan alat angkutan, ditambahkan juga dokumen-dokumen berupa: 1) dokumen pemesanan barang (purchase order); 2) proforma invoice; 3) dokumen kontrak pembelian atau dokumen lain yang dapat dipersamakan; dan/atau 4) dokumen pembayaran berupa kuitansi, bukti transfer, atau dokumen lain yang menunjukkan adanya pembayaran atau perjanjian mekanisme pembayaran. i. dalam hal impor dilakukan oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia ditambahkan juga dokumen berupa fotokopi dokumen penunjukan oleh Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, atau Kepolisian Negara Republik Indonesia seperti kontrak atau surat perintah kerja. j. dalam hal impor dilakukan dan/atau penyerahan diterima oleh pihak yang ditunjuk oleh Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian Umum dan/atau Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian Umum, ditambahkan juga dokumen berupa fotokopi dokumen perjanjian atau kontrak pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan dan pemeliharaan, serta prasarana perkeretaapian. Dokumen yang diperlukan untuk mengajukan permohonan SKTD yang berlaku sampai dengan 31 Desember tahun berkenaan: a. surat permohonan SKTD; b. RKIP yang disampaikan dalam bentuk softcopy (format microsoft excel) dan hardcopy; c. fotokopi kartu NPWP; d. surat kuasa khusus bermeterai dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa khusus untuk mengajukan permohonan SKTD; e. surat pernyataan bermeterai tidak sedang dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; f. surat pernyataan bermeterai bahwa alat angkutan tertentu yang diimpor atau diperoleh tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukkannya dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; g. dalam hal impor dilakukan dan/atau penyerahan diterima oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 123

144 LAYANAN DJP Kepelabuhanan Nasional, atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, danau dan Penyeberangan Nasional, ditambahkan juga dokumen berupa: 1) fotokopi surat izin usaha perusahaan angkutan laut; 2) fotokopi surat izin usaha perikanan; 3) fotokopi surat izin usaha badan usaha pelabuhan; 4) fotokopi surat izin usaha angkutan sungai dan danau; atau 5) fotokopi surat izin usaha angkutan penyeberangan. h. dalam hal impor dilakukan dan/atau penyerahan diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional ditambahkan juga dokumen fotokopi surat izin usaha perusahaan angkutan udara niaga. i. dalam hal impor dilakukan dan/atau penyerahan diterima oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional ditambahkan juga dokumen fotokopi dokumen perjanjian atau kontrak pemberian jasa perawatan dan reparasi pesawat udara. j. dalam hal impor dilakukan dan/atau penyerahan diterima oleh Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian Umum dan/atau Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian Umum ditambahkan juga dokumen berupa fotokopi surat izin usaha perkeretaapian. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan SKTD diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Impor dan Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu; dan c. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-78/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu. 124 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

145 LAYANAN DJP 37. Pembatalan Surat Keterangan Tidak Dipungut Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mengajukan permohonan pembatalan SKTD dalam hal terjadi kesalahan tulis dan/atau hitung. Prosedur Wajib Pajak, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia harus mengajukan permohonan kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak, bendahara pada Kementerian Pertahanan, bendahara pada Tentara Nasional Indonesia, atau bendahara pada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. SKTD asli; dan b. surat permohonan pembatalan SKTD yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang atau wakil Wajib Pajak, atau kuasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, disertai dengan alasan pembatalan SKTD. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 2 (dua) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Impor dan Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu; dan c. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-78/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu. 38. Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan Perubahan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 125

146 LAYANAN DJP Republik Indonesia yang mengajukan RKIP perubahan. Prosedur Wajib Pajak, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia harus mengajukan kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak, bendahara pada Kementerian Pertahanan, bendahara pada Tentara Nasional Indonesia, atau bendahara pada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan RKIP Perubahan yang berisi alasan mengajukan RKIP Perubahan; b. formulir RKIP Perubahan; dan c. surat pernyataan bermeterai bahwa alat angkutan tertentu dan/atau Jasa Kena Pajak terkait alat angkutan tertentu yang diajukan perubahaan belum dilakukan impor dan/atau penyerahan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja setelah pengajuan diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Impor dan Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu; dan c. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor 78/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu. 39. Surat Keterangan Domisili Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak dalam negeri yang mengajukan permohonan surat keterangan domisili yang isinya menerangkan bahwa Wajib Pajak adalah subjek pajak dalam negeri Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang PPh dalam rangka memperoleh manfaat P3B di 1 (satu) negara 126 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

147 LAYANAN DJP mitra P3B. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan ke KPP domisili. Persyaratan dan Dokumen Permohonan tertulis dengan menggunakan Form-DGT 6. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan Wajib Pajak lengkap. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan s.t.d.t.d. dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor Nomor 601/ KMK.01/2015; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-8/PJ/20107 tentang Surat Keterangan Domisili Bagi Subjek Pajak Dalam Negeri Indonesia Dalam Rangka Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2010 tentang Tata Cara Penerbitan Pengesahan dan Pemanfaatan Surat Keterangan Domisili Bagi Subjek Pajak Dalam Negeri Indonesia Dalam Rangka Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-54/PJ/2015 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan. 40. Surat Keterangan Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran PPh atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan atau Perubahan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan Layanan ini diberikan kepada orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban penyetoran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari: a. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan; atau b. perubahan perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan, untuk mendapatkan surat keterangan penelitian formal bukti pemenuhan kewajiban penyetoran PPh atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan atau perubahan perjanjian pengikatan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 127

148 LAYANAN DJP jual beli atas tanah dan/atau bangunan. Prosedur Orang pribadi atau badan atau kuasanya menyampaikan permohonan ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi lokasi tanah dan/atau bangunan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. Surat Setoran Pajak yang sudah tertera Nomor Transaksi Penerimaan Negara dan Nomor Transaksi Bank/Nomor Transaksi Pos/Nomor Penerimaan Potongan atau sarana administrasi lainnya yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak; c. surat pernyataan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan atau perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/ atau bangunan beserta perubahannya yang telah diisi secara lengkap dan dibubuhi meterai; d. fotokopi seluruh faktur/bukti penjualan, bukti transfer dan/ atau fotokopi bukti penerimaan uang secara tunai yang telah ditandatangani pihak yang mengalihkan tanah dan/atau bangunan di atas meterai; e. fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan atau bukti penagihan Pajak Bumi dan Bangunan lainnya untuk tahun terakhir; f. fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi pembeli dan penjual yang berstatus Warga Negara Indonesia; g. fotokopi Paspor bagi pembeli dan penjual yang berstatus Warga Negara Asing; h. surat kuasa dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang diberi kuasa untuk menyampaikan dan/atau mengambil dokumen dalam hal penyampaian permohonan penelitan dikuasakan; i. fotokopi brosur, price list, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dalam hal pengalihan tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh pengembang; dan j. surat pernyataan tidak wajib menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam hal penyetoran Pajak Penghasilan tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak. Dalam hal pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dilakukan kepada Spesial Purpose Company atau Kontrak Investasi Kolektif dalam skema Kontrak Investasi Kolektif tertentu, juga harus dilengkapi dengan dokumen: a. fotokopi pemberitahuan efektifnya pernyataan pendaftaran 128 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

149 LAYANAN DJP Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diterbitkan dan telah dilegalisasi oleh Otoritas Jasa Keuangan; b. keterangan dari Otoritas Jasa Keuangan bahwa Wajib Pajak yang mengalihkan Real Estat bertransaksi dengan Spesial Purpose Company atau Kontrak Investasi Kolektif dalam skema Kontrak Investasi Kolektif tertentu; dan c. surat pernyataan bermeterai yang menyatakan bahwa Wajib Pajak melakukan pengalihan Real Estat kepada Spesial Purpose Company atau Kontrak Investasi Kolektif dalam skema Kontrak Investasi Kolektif tertentu. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal permohonan penelitian diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Penyetoran, Pelaporan, dan Pengecualian Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.03/2017 tentang Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Real Estat dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2018 tentang Tata Cara Penelitian Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan atau Perubahan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-40/PJ/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2018 tentang Tata Cara Penelitian Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan atau Perubahan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/ atau Bangunan. 41. Nomor Seri Faktur Pajak Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 129

150 LAYANAN DJP Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan ke KPP tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan atau melalui laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Persyaratan dan Dokumen a. telah memiliki Kode Aktivasi dan Password; b. telah melakukan aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak; c. telah melaporkan SPT Masa PPN untuk 3 (tiga) masa pajak terakhir yang telah jatuh tempo secara berturut-turut pada tanggal permintaan disampaikan ke KPP; dan d. surat permintaan Nomor Seri Faktur Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian a. permintaan ke KPP Surat Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak diterbitkan pada hari kerja yang sama setelah berkas permintaan diterima secara lengkap. b. permintaan online Surat Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak dapat diunduh pada hari yang sama saat permintaan diajukan. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-20/PJ/2014 tentang Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi dan Password, Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak dan Sertifikat Elektronik, Serta Permintaan, Pengembalian, dan Pengawasan Nomor Seri Faktur Pajak 42. Permintaan Data Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-faktur) Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permintaan data e-faktur yang rusak atau hilang. Data e-faktur yang dapat diminta terbatas pada data Faktur Pajak Keluaran yang telah diunggah (upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dan telah memperoleh persetujuan Direktorat Jenderal Pajak. 130 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

151 LAYANAN DJP Prosedur PKP mengajukan permintaan data e-faktur ke KPP tempat PKP terdaftar. Persyaratan dan Dokumen Surat permintaan data e-faktur. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak Surat Permintaan Data e-faktur diterima secara lengkap dan dapat diperpanjang 20 (dua puluh) hari kerja. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-58/PJ/2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Permintaan Data Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-faktur) yang Rusak atau Hilang. 43. Konfirmasi Status Wajib Pajak Layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak dalam rangka pelaksanaan konfirmasi status Wajib Pajak atas layanan publik tertentu pada Instansi Pemerintah. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan ke KPP/KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi Pemerintah, KPP/ KP2KP tempat Wajib Pajak terdaftar, atau KPP/KP2KP terdekat dengan lokasi Instansi Pemerintah. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan keterangan status Wajib Pajak; b. nama Wajib Pajak dan NPWP sesuai dengan data dalam sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak; dan c. telah menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2 (dua) Tahun Pajak terakhir yang sudah menjadi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) hari kerja setelah permohonan diterima DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 131

152 LAYANAN DJP lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2015 tentang Tata Cara Pemberian Keterangan Status Wajib Pajak Dalam Rangka Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak Atas Layanan Publik Tertentu Pada Instansi Pemerintah; dan b. Surat Edaran Direktur Jendera Pajak Nomor SE-33/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak Atas Layanan Publik Tertentu Pada Instansi Pemerintah. 44. Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 Layanan yang diberikan kepada Pemotong Pajak berupa penggunaan stempel tanda tangan pada bukti pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26 untuk mengurangi beban administrasi. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. data pendukung, seperti jumlah karyawan/penerima penghasilan lainnya yang akan dikenakan pemotongan PPh Pasal 21/26, specimen stempel tanda tangan dan lain-lain.; dan c. menerbitkan sekitar (seribu) lembar bukti pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari setelah Pemotong Pajak menyampaikan permohonan. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-36/ PJ.43/2000 tentang Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Potong Pasal 21 atau Pasal DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

153 LAYANAN DJP 45. Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh Bunga Deposito, Tabungan, Jasa Giro, dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia Layanan yang diberikan kepada pemotong Pajak Penghasilan atas bunga deposito, tabungan, jasa giro, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia berupa penggunaan stempel tanda tangan pada bukti pemotongan Pajak Penghasilan bunga deposito, tabungan, jasa giro, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia untuk mengurangi beban administrasi. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. jumlah penerima penghasilan bunga deposito, tabungan, jasa giro, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia; dan c. penunjukan pejabat yang berwenang menandatangani bukti pemotongan PPh bunga deposito, tabungan, jasa giro, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permohonan. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51/KMK.04/2001 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.010/2016; dan b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-286/PJ/2002 tentang Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh Bunga Deposito, Tabungan, Jasa Giro, Dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia. 46. Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas Pembayaran Bunga Kepada Nasabah Pemegang Surat Utang Negara Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI) Layanan yang diberikan kepada pemotong Pajak Penghasilan atas pembayaran bunga kepada nasabah pemegang Surat Utang Negara Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI) berupa penggunaan stempel tanda tangan pada bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) untuk mengurangi beban administrasi. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 133

154 LAYANAN DJP Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP tempat Pemotong Pajak Terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. jumlah penerimaan bunga; c. penunjukan pejabat yang berwenang menandatangani bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas pembayaran bunga kepada para nasabah SUN-ORI; dan d. menerbitkan bukti pemotongan PPh minimal (enam ribu) lembar. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permohonan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan atas Diskonto Surat Perbendaharaan Negara; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Penghasilan atas Bunga Obligasi s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.011/2012; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ./2008 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Diskonto Surat Perbendaharaan Negara; dan d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-171/PJ./2006 tentang Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) atas Pembayaran Bunga Kepada Nasabah Pemegang Surat Utang Negara Obligasi Republik Indonesia (SUN-ORI). 47. Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan PPh atas Pembayaran Dividen Kepada Para Pemegang Saham Layanan yang diberikan kepada pemotong Pajak Penghasilan atas pembayaran atas pembayaran dividen kepada para pemegang saham berupa penggunaan stempel tanda tangan pada bukti pemotongan Pajak Penghasilan atas pembayaran dividen kepada para pemegang saham untuk mengurangi beban administrasi. 134 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

155 LAYANAN DJP Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP tempat Pemotong Pajak Terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. jumlah penerima dividen; c. penunjukan pejabat yang berwenang menandatangani bukti pemotongan Pajak Penghasilan atas pembayaran dividen kepada para pemegang saham; dan d. menerbitkan bukti pemotongan Pajak Penghasilan minimal (enam) ribu lembar. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permohonan. Peraturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2014 tentang Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan atas Pembayaran Dividen Kepada Para Pemegang Saham. 48. Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedure) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak Layanan terkait pelaksanakan prosedur administratif yang diatur dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam penerapan P3B. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP tempat Wajib Pajak tersebut terdaftar dengan tembusan kepada Direktur Perpajakan Internasional untuk diadakan persetujuan bersama dengan mitra P3B. Persyaratan dan Dokumen a. surat permintaan pelaksanaan MAP yang memuat sebagai berikut: 1) nama, NPWP, alamat, dan jenis usaha WP dalam negeri Indonesia yang mengajukan permintaan pelaksanaan MAP; 2) nama dan identitas pendukung dari WP dalam negeri Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra yang terkait transaksi Transfer Pricing, antara lain nomor identitas Wajib Pajak dan surat keterangan domisili; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 135

156 LAYANAN DJP 3) nama dan identitas pendukung dari WP Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra yang melakukan pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri Indonesia yang mengajukan permintaan MAP, antara lain nomor identitas WP dan surat keterangan domisili; 4) Tahun Pajak dan/atau Masa Pajak sehubungan dengan permintaan pelaksanaan MAP; 5) tindakan yang telah dilakukan oleh Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra atau oleh Wajib Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra, yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan P3B; 6) penjelasan mengenai transaksi yang telah dilakukan koreksi oleh Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra, yang meliputi substansi transaksi, nilai koreksi, dan dasar dilakukannya koreksi; 7) pendapat WP dalam negeri Indonesia atas penerapan ketentuan dalam P3B sehubungan dengan tindakan Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra. b. pengajuan permintaan pelaksanaan MAP harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; 2) ditandatangani oleh Wajib Pajak dalam negeri Indonesia atau wakilnya yang sah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang; dan 3) dalam hal ditandatangani oleh kuasa, dilampiri surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Jangka Waktu Penyelesaian Mulai dari diterimanya permohonan Wajib Pajak sampai dengan dikirimkannya surat pemberitahuan hasil MAP kepada Wajib Pajak. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 240/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedure); b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-19/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Perpajakan Internasional; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-05/PJ.10/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Ketentuan Mengenai Persetujuan Bersama Berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) (Seri P3N No. 24). 136 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

157 LAYANAN DJP 49. Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement) Layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak untuk mengajukan permohonan Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement) antara: a. Direktur Jenderal Pajak dan Wajib Pajak; atau b. Direktur Jenderal Pajak dengan Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra P3B yang melibatkan Wajib Pajak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3a) Undang-Undang PPh untuk menyepakati kriteria-kriteria dan/atau menentukan harga wajar atau laba wajar dimuka. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP tempat Wajib Pajak tersebut terdaftar dengan tembusan kepada Direktur Perpajakan Internasional untuk diadakan persetujuan bersama dengan mitra P3B. Persyaratan dan Dokumen a. Wajib Pajak dalam negeri Indonesia dan Wajib Pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia dapat mengajukan APA sepanjang telah beroperasi atau melakukan kegiatan usaha di Indonesia paling singkat selama 3 (tiga) tahun. b. Wajib Pajak dalam negeri Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra. Pengajuan APA dilakukan melalui Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra. c. permohonan pembicaraan awal secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan mencantumkan transaksi dan tahun pajak yang akan dicakup dalam APA. d. pernyataan kesediaan secara tertulis untuk menyediakan seluruh dokumen yang diperlukan dalam proses permohonan APA e. penjelasan dari Wajib Pajak mengenai alasan mengajukan permohonan APA; f. penjelasan mengenai kegiatan dan usaha Wajib Pajak; g. penjelasan mengenai rencana usaha (business plan) Wajib Pajak; h. struktur perusahaan yang meliputi antara lain struktur kelompok usaha, struktur kepemilikan dan struktur organisasi; i. penjelasan mengenai pemegang saham dan penjelasan mengenai transaksi yang dilakukan oleh pemegang saham dengan Wajib Pajak; j. penjelasan mengenai pihak-pihak lainnya yang mempunyai DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 137

158 LAYANAN DJP Hubungan Istimewa dengan Wajib Pajak dan penjelasan rinci mengenai transaksi yang dilakukan pihak-pihak lain tersebut dengan Wajib Pajak; k. penjelasan mengenai transaksi dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa untuk 3 (tiga) tahun pajak terakhir, dalam hal ada; l. penjelasan mengenai transaksi yang diusulkan untuk dibahas dan yang dicakup dalam APA; m. metode dan penjelasan atas penentuan harga transfer yang diusulkan oleh Wajib Pajak dan dokumentasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak mengenai Analisis Kesebandingan, analisis fungsional, pemilihan dan penentuan pembanding, dan penentuan metode Transfer Pricing; n. penjelasan mengenai situasi atau keadaan dalam kegiatan atau usaha Wajib Pajak yang perubahannya dapat mempengaruhi secara material kesesuaian metode Transfer Pricing Wajib Pajak; o. penjelasan mengenai sistem akuntansi, proses produksi, dan proses pembuatan keputusan; p. penjelasan mengenai pihak lain yang menjadi pesaing yang mempunyai jenis kegiatan atau usaha atau produk yang sama atau sejenis dengan Wajib Pajak, termasuk penjelasan mengenai karakteristik dan pangsa pasar pesaing; q. fotokopi akta pendirian dan perubahan Wajib Pajak, atau sejenisnya; r. fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan PPh dan Laporan Keuangan Wajib Pajak selama 3 (tiga) tahun terakhir; dan s. dokumen pendukung lainnya yang diperlukan. Jangka Waktu Penyelesaian Pembahasan APA dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak permohonan APA diterima. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pembentukan dan Pelaksanaan Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement). 50. Legalisasi Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/22/23 Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan legalisasi Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/22/23 yang telah diterima oleh Wajib Pajak. 138 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

159 LAYANAN DJP Prosedur Wajib Pajak datang langsung ke KPP yang menerbitkan Surat Keterangan Bebas. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. menunjukan SKB Asli; dan c. fotokopi SKB. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) hari sejak permohonan legalisasi diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak Lain s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2014; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ.2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/ Legalisasi Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/22/23 terkait Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan legalisasi Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 21/22/23 terkait Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang telah diterima Wajib Pajak. Prosedur Wajib Pajak datang langsung ke KPP yang menerbitkan Surat Keterangan Bebas. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak menyampaikan kewajiban Surat Pemberitahuan Tahunan; b. menunjukkan Surat Keterangan Bebas; c. menyerahkan bukti penyetoran PPh yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ; d. mengisi identitas Wajib Pajak pemotong dan/atau pemungut PPh dan nilai transaksi pada kolom yang tercantum dalam Surat Keterangan Bebas; e. ditandatangani oleh Wajib Pajak, atau dalam hal permohonan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 139

160 LAYANAN DJP ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak harus dilampiri dengan Surat Kuasa. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) hari sejak permohonan legalisasi diterima. Peraturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013 tentang Tata Cara Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak yang Dikenai Pajak Penghasilan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. 52. Legalisasi Surat Keterangan Domisili Layanan ini merupakan layanan atas permohonan legalisasi Surat Keterangan Domisili (SKD) khusus Form-DGT 2 milik Wajib Pajak Luar Negeri yang diajukan melalui Kustodian ke KPP tempat di mana Kustodian terdaftar. Salinan SKD yang telah dilegalisasi tersebut akan dipergunakan oleh Wajib Pajak Dalam Negeri sebagai persyaratan administrasi ketika melakukan pemotongan/ pemungutan PPh Pasal 26 atas penghasilan yang dibayar kepada Wajib Pajak Luar Negeri dimaksud. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan legalisasi SKD kepada KPP melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan legalisasi SKD (format bebas, tetapi menggunakan format yang lazim digunakan); b. fotokopi SKD yang akan dilegalisasi; c. asli SKD (dalam hal WP baru pertama kalinya mengajukan legalisasi). Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 2 (dua) hari kerja berikutnya sejak dokumen diterima secara lengkap dari Wajib Pajak. Peraturan Terkait a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan s.t.d.t.d Keputusan Menteri Keuangan Nomor 601/KMK.01/2015; 140 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

161 LAYANAN DJP b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ./2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2010; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-114/PJ/2009 tentang Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-54/PJ/2015 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan. 53. Cetak Ulang SPPT PBB Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan cetak ulang penerbitan SPPT PBB Sektor Perkebunan, Sektor Perhutanan, Sektor Pertambangan, dan Sektor lainnya. Permohonan cetak ulang penerbitan SPPT PBB Sektor Perkebunan, Sektor Perhutanan, Sektor Pertambangan, dan Sektor lainnya. Prosedur Wajib Pajak mengajukan melalui surat permohonan secara tertulis ditandatangani oleh Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, atau kuasa dari Wajib Pajak, atas SPPT yang telah diterbitkan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan Wajib Pajak; b. fotokopi SPPT PBB tahun pajak sebelumnya; dan c. fotokopi bukti pembayaran PBB tahun pajak sebelumnya. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) hari kerja berikutnya sejak dokumen diterima secara lengkap dari Wajib Pajak. Peraturan Terkait a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-2/PJ/2015 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Untuk sektor Perkebunan, Sektor Perhutanan, Sektor Pertambangan dan Sektor Lainnya; b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-54/PJ/2015 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan; dan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 141

162 LAYANAN DJP c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-19/PJ.6/1994 tentang Pelayanan Satu Tempat SISMIOP. 54. Endorsement dan Persetujuan Pemasukan atau Pengeluaran Barang di Kawasan Bebas Layanan ini diberikan untuk Wajib Pajak yang melakukan pemasukan barang kena pajak dari tempat lain dalam daerah pabean (TLDDP) ke kawasan bebas melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk. Prosedur Wajib Pajak/PPJK menyampaikan permohonan ke KPP melalui UPT Kawasan Bebas Persyaratan dan Dokumen a. pemberitahuan Pabean (PPFTZ-03) yang telah didaftarkan pada kantor pabean, b. fotokopi Faktur Pajak (lembar pembeli) dan menunjukkan aslinya c. fotokopi Bill of Lading, Airway Bill atau Delivery Order dan menunjukkan aslinya d. fotokopi Faktur Penjualan atau Invoice; dan e. surat kuasa dari pengusaha yang melakukan pemasukan Barang Kena Pajak ke Kawasan Bebas, dalam hal pengurusan Pemberitahuan Pabean dilakukan oleh pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK). Khusus untuk pemasukan kembali Barang Kena Pajak untuk transaksi tertentu atau pemasukan Barang Kena Pajak untuk transaksi tertentu ke Kawasan Bebas: a. pemberitahuan Pabean (PP FTZ-03) yang telah didaftarkan pada kantor pabean; b. asli lembar ke-3 dan lembar ke-4 Pemberitahuan Pemasukan/ Pengeluaran Barang Transaksi Tertentu (PPBTT) yang telah disetujui oleh Kepala KPP tempat pengusaha di TLDDP terdaftar; c. salinan lembar depan, lembar yang menerangkan tujuan transaksi, dan lembar tanda tangan, atau salinan dokumen lain yang menyatakan bahwa pengeluaran/pemasukan barang tersebut adalah dalam rangka kegiatan produksi atau pengerjaan infrastruktur atau keperluan perbaikan, atau pengujian atau peragaan atau demonstrasi dan menunjukkan aslinya; 142 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

163 LAYANAN DJP d. invoice, dalam hal pengeluaran/pemasukan barang tersebut harus diterbitkan invoice dan menunjukkan aslinya; e. Foto terbaru barang tersebut dalam ukuran 4R; f. fotokopi Bill of Lading, Airway Bill atau Delivery Order; g. surat kuasa dari pengusaha yang melakukan pemasukan Barang Kena Pajak ke Kawasan Bebas, dalam hal pengurusan Pemberitahuan Pabean dilakukan oleh pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK). Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) hari kerja sejak dokumen diterima lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, Serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas; b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.03/2010 tentang Penugasan Pejabat/Pegawai Direktorat Jenderal Pajak dalam Rangka Pengawasan atas Pemasukan Barang dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/ PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan Pengadministrasian Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas. 55. Pemberitahuan Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Bagi Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu yang dapat Melaporkan Beberapa Masa Pajak dalam Satu Surat Pemberitahuan Masa Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang meliputi Wajib Pajak usaha kecil atau Wajib Pajak di daerah tertentu yang melakukan pemberitahuan untuk melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 143

164 LAYANAN DJP Prosedur Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis paling lambat 2 (dua) bulan sebelum dimulainya masa pajak pertama yang oleh Wajib Pajak akan disampaikan dalam Surat Pemberitahuan Masa. Persyaratan dan Dokumen Surat pemberitahuan. Jangka Waktu Penyelesaian - Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Bagi Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu yang Dapat Melaporkan Beberapa Masa Pajak Dalam Satu Surat Pemberitahuan Masa. 56. Pemberitahuan Informasi Layanan Publik Layanan secara tertulis maupun tidak tertulis terkait dengan pemberian informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh Kementerian Keuangan yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan peraturan perundangan mengenai Keterbukaan Informasi Publik serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Prosedur Pemohon Informasi Publik dapat menyampaikan permohonan informasi publik di Kantor Wilayah DJP. Persyaratan dan Dokumen a. dalam hal permohonan diajukan secara tertulis, Pemohon Informasi Publik: 1) mengisi formulir permohonan Informasi Publik 2) membayar biaya salinan dan/atau pengiriman Informasi Publik apabila diperlukan. b. dalam hal permohonan diajukan secara tidak tertulis, PPID memastikan permohonan Informasi Publik tercatat dalam formulir permohonan Informasi Publik. Jangka Waktu Penyelesaian a. pemberitahuan tertulis wajib disampaikan paling lama DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

165 LAYANAN DJP (sepuluh) hari kerja sejak permohonan informasi publik diterima. b. jangka waktu pemberitahuan tertulis dapat diperpanjang selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja dan harus diberitahukan kepada pemohon Informasi Publik. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 200/PMK.01/2016 tentang Pedoman Layanan Informasi oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kementerian Keuangan dan Perangkat Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kementerian Keuangan. 57. Penerbitan atau Peningkatan Surat Izin Konsultan Pajak Layanan ini diberikan kepada konsultan pajak yang mengajukan permohonan izin praktik konsultan pajak bagi orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya. Prosedur Konsultan pajak mengisi formulir dan mencetak Surat Permohonan Izin Praktik Konsultan Pajak pada aplikasi administrasi Konsultan Pajak, serta menyampaikan Surat Permohonan Izin Praktik Konsultan Pajak dimaksud kepada Direktur Jenderal Pajak. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan Izin Praktik Konsultan Pajak; b. daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan; c. fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi oleh Panitia Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak; d. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI); e. pas foto terakhir berwarna dan berlatar belakang putih ukuran 2x3 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; f. fotokopi KTP; g. fotokopi kartu NPWP; h. surat pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara dan/atau Badan Usaha Milik Negara/ Daerah; i. fotokopi surat keputusan keanggotaan Asosiasi Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi oleh Ketua Umum Asosiasi Konsultan Pajak; dan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 145

166 LAYANAN DJP j. surat pernyataan yang berisi komitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan sebaikbaiknya dan sebenar-benarnya. Dalam hal Konsultan Pajak adalah orang yang pernah mengabdikan diri sebagai pegawai pada Direktorat Jenderal Pajak atau pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak: a. surat permohonan lzin Praktik Konsultan Pajak; b. daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan; c. fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi oleh Panitia Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak; d. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI); e. pas foto terakhir berwarna dan berlatar belakang putih ukuran 2x3 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; f. fotokopi KTP; g. fotokopi kartu NPWP; h. surat pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara dan/atau Badan Usaha Milik Negara/ Daerah; i. fotokopi surat keputusan keanggotaan Asosiasi Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi oleh Ketua Umum Asosiasi Konsultan Pajak; j. fotokopi surat keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atas permintaan sendiri atau surat keputusan pensiun; dan k. surat pernyataan yang berisi komitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan sebaikbaiknya dan sebenar-benarnya. l. Surat permohonan Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak; dan b. Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Ketentuan Konsultan Pajak. 146 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

167 LAYANAN DJP 58. Penerbitan Kembali atau Perpanjangan Kartu Tanda Pengenal Konsultan Pajak Layanan ini diberikan kepada konsultan pajak yang mengajukan permohonan untuk memperpanjang masa berlaku kartu izin praktik dan Konsultan Pajak yang mengalami perubahan data diri untuk mendapatkan Kartu Izin Praktik yang baru. Prosedur Konsultan pajak mengisi formulir dan mencetak Surat Permohonan Penerbitan Kembali Kartu Izin Praktik Karena Perubahan Data Diri pada aplikasi administrasi Konsultan Pajak, serta menyampaikan Surat Permohonan Penerbitan Kembali Kartu Izin Praktik Karena Perubahan Data Diri kepada Direktur Jenderal Pajak. Persyaratan dan Dokumen Dalam hal penerbitan kembali: a. surat permohonan b. Kartu Izin Praktik c. pas foto terakhir berwarna dan berlatar belakang putih ukuran 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar. d. dokumen perubahan diri Konsultan Pajak Dalam hal salinan Izin Praktik dan/atau Kartu Izin Praktik hilang: a. Surat Permohonan Penerbitan Kembali Salinan Izin Praktik dan/atau Kartu Izin Praktik Karena Hilang b. pas foto terakhir berwarna dan berlatar belakang putih dengan ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; dan c. surat keterangan kehilangan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI). Dalam hal perpanjangan Masa berlaku Kartu Izin Praktik: a. surat permohonan; b. Kartu Izin Praktik; dan c. pas foto terakhir berwarna dan berlatar belakang putih ukuran 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap diterbitkan Kartu Izin Praktik Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak; dan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 147

168 LAYANAN DJP b. Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Ketentuan Konsultan Pajak. 59. Pencabutan Surat Izin Konsultan Pajak Layanan ini diberikan kepada konsultan pajak yang mengajukan permohonan pencabutan surat izin konsultan pajak dikarenakan konsultan pajak sudah tua, sudah meninggal, sudah tidak mampu menjalankan kegiatan konsultan pajak atau karena keadaan lain dari konsultan pajak tersebut. Prosedur Konsultan Pajak/ahli waris/pihak luar lainnya yang berhubungan dengan konsultan pajak mengajukan permohonan pencabutan Surat Ijin Konsultan Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak. Persyaratan dan Dokumen Surat permohonan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah semua persyaratan administrasi dipenuhi secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak; dan b. Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Ketentuan Konsultan Pajak. 148 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

169 LAYANAN DJP SENGKETA PAJAK DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 149

170

171 SENGKETA PAJAK 1. Permintaan Keterangan Wajib Pajak dalam Rangka Pengajuan Keberatan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak sebelum mengajukan keberatan untuk meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak dalam surat ketetapan pajak atau bukti pemotongan atau pemungutan. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permintaan keterangan melalui KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan. Persyaratan dan Dokumen Surat permintaan keterangan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak surat permintaan keterangan diterima (dalam hal Unit Pelaksana Pemeriksaan berada di KPP). DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 151

172 SENGKETA PAJAK Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.03/2015; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 2. Keberatan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan keberatan dalam hal Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi dan/atau jumlah pajak yang tertuang dalam surat ketetapan pajak, atau pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga tidak sebagaimana mestinya. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan secara langsung, melalui pos dengan bukti pengiriman surat atau dengan cara lain ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. asli satu surat keberatan Wajib Pajak untuk satu surat ketetapan pajak atau satu pemotongan atau pemungutan pajak yang diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan disertai dengan alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan; b. surat keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak/Wakil/ Kuasa atau surat kuasa khusus dalam hal Surat Keberatan ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak; c. fotokopi surat ketetapan pajak, bukti pemotongan, atau bukti pemungutan pajak; d. fotokopi SSP/bukti pemindahbukuan/print out pembayaran pajak dari modul MPN*); dan e. keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013 tentang 152 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

173 SENGKETA PAJAK Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.03/2015; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 3. Pencabutan Permohonan Keberatan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan pencabutan permohonan keberatan. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pajak dan Kepala Kantor Wilayah DJP yang merupakan atasan Kepala KPP. Persyaratan dan Dokumen a. permohonan pencabutan dilakukan sebelum tanggal diterima Surat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Wajib Pajak; b. permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan alasan pencabutan dan ditandatangani oleh Wajib Pajak; c. surat kuasa khusus, dalam hal surat permohonan tersebut ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan pencabutan keberatan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.03/2015; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 4. Permintaan Keterangan Wajib Pajak dalam Rangka Banding Layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak untuk memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar Surat Keputusan Keberatan yang diterbitkan untuk keperluan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 153

174 SENGKETA PAJAK permohonan banding. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permintaan keterangan melalui KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan. Persyaratan dan Dokumen Surat permintaan keterangan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal penerimaan permintaan keterangan dan/atau dengan mempertimbangkan batas waktu pengajuan banding Wajib Pajak, kepala unit pelaksana peneliti keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak memberikan tanggapan. Peraturan Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 5. Pembetulan (Pasal 16 UU KUP) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pembetulan: a. Surat ketetapan pajak yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; b. Surat Tagihan Pajak; c. Surat Keputusan Pembetulan; d. Surat Keputusan Keberatan; e. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi; f. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi; g. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak; h. Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak; i. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak; j. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga; k. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang; l. Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan; m. Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan; n. Surat Keputusan Pemberian Pengurangan Pajak Bumi dan 154 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

175 SENGKETA PAJAK Bangunan; atau o. Surat Keputusan Pengurangan Denda Pajak Bumi dan Bangunan, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam Peraturan perundang-undangan perpajakan. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan melalui: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filing. Persyaratan dan Dokumen a. asli satu surat permohonan pembetulan secara tertulis dalam bahasa Indonesia untuk satu surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, atau surat keputusan lain yang terkait bidang perpajakan dan ditandatangani oleh Wajib Pajak/wakil/kuasa; b. surat kuasa khusus, dalam hal surat permohonan pembetulan ditandatangani oleh kuasa Wajib Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan. 6. Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi (Pasal 36 Ayat 1a UU KUP) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi meliputi: a. sanksi administrasi yang tercantum dalam surat ketetapan pajak, kecuali sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A Undang-Undang KUP; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 155

176 SENGKETA PAJAK b. sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak yang terkait dengan penerbitan surat ketetapan pajak, kecuali sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan berdasarkan Pasal 25 ayat (9) dan Pasal 27 ayat (5d) Undang-Undang KUP; atau c. sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak selain Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf b, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan melalui: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filing. Persyaratan dan Dokumen a. asli satu surat permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Wajib Pajak untuk satu surat ketetapan pajak atau satu Surat Tagihan Pajak, kecuali permohonan tersebut diajukan untuk Surat Tagihan Pajak berdasarkan Pasal 19 ayat (1) Undang-undang KUP, sepanjang terkait dengan surat ketetapan pajak yang sama maka satu permohonan dapat diajukan untuk lebih dari satu Surat Tagihan Pajak dan ditandatangani oleh Wajib Pajak/wakil/kuasa; b. surat kuasa khusus, dalam hal surat permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak; dan c. fotokopi surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/ DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

177 SENGKETA PAJAK tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak. 7. Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (Pasal 36 Ayat 1b UU KUP) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar, kecuali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A Undang- Undang KUP. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan melalui: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filing. Persyaratan dan Dokumen a. asli satu surat permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar Wajib Pajak untuk satu surat ketetapan pajak (kecuali SKPKB yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A Undang-Undang KUP) dan ditandatangani oleh Wajib Pajak/wakil/kuasa; b. surat kuasa khusus, dalam hal surat permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak; dan c. fotokopi surat ketetapan pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 157

178 SENGKETA PAJAK Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak. 8. Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak yang Tidak Benar (Pasal 36 Ayat 1c UU KUP) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak, meliputi: a. Surat Tagihan Pajak yang tidak benar yang terkait dengan penerbitan surat ketetapan pajak; dan b. Surat Tagihan Pajak yang tidak benar selain Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan melalui: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filing. Persyaratan dan Dokumen a. asli satu surat permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar Wajib Pajak untuk satu Surat Tagihan Pajak dan ditandatangani oleh Wajib Pajak/ wakil/kuasa; b. surat kuasa khusus, dalam hal surat permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar ditandatangani oleh kuasa Wajib Pajak; dan c. fotokopi Surat Tagihan Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat 158 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

179 SENGKETA PAJAK Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak. 9. Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari Hasil Pemeriksaan (Pasal 36 Ayat 1d UU KUP) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pembatalan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan, yang diterbitkan tanpa: a. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau b. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak, kecuali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A Undang-Undang KUP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang KUP dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang KUP. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan melalui: a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filing. Persyaratan dan Dokumen a. asli satu surat permohonan pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak Wajib Pajak untuk satu surat ketetapan pajak (kecuali SKPKB yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A UU KUP, SKPKBT yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (3) UU KUP, dan SKPLB yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2) UU KUP) dan ditandatangani oleh Wajib Pajak/wakil/kuasa; dan b. surat kuasa khusus dalam hal Surat pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak ditandatangani oleh kuasa Wajib Pajak. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 159

180 SENGKETA PAJAK dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak. 10. Pencabutan Permohonan Pasal 36 UU KUP Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pencabutan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar, atau pembatalan surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan pencabutan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak yang ditandatangani oleh Wajib Pajak; b. dalam hal surat pencabutan ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak, surat pencabutan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus Batas Waktu Penyampaian Wajib Pajak dapat melakukan pencabutan permohonan Pasal 36 UU KUP sebelum diterbitkan surat keputusan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak. 11. Pengurangan Denda Administrasi PBB (Pasal 20 UU PBB) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak berupa pengurangan 160 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

181 SENGKETA PAJAK denda administrasi PBB karena: a. kealpaan Wajib Pajak; b. bukan kesalahan Wajib Pajak; c. Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas pada: 1) akhir tahun buku sebelum tahun pengajuan permintaan pengurangan denda administrasi PBB, dalam hal Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan; atau 2) akhir tahun kalender sebelum tahun pengajuan permintaan pengurangan denda administrasi PBB, dalam hal Wajib Pajak melakukan pencatatan; d. terjadi bencana alam atau kejadian luar biasa lainnya sehingga Wajib Pajak tidak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya; atau e. hal-hal lain berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permintaan pengurangan denda administrasi PBB kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP dengan cara: a. langsung; b. dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat secara tercatat; atau c. dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. 1 (satu) permintaan untuk 1 (satu) SKP PBB atau STP PBB; b. permintaan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; c. mengemukakan besarnya denda administrasi PBB yang dimintakan pengurangan dengan disertai alasan; d. Wajib Pajak telah melunasi PBB yang tidak atau kurang dibayar yang menjadi dasar penghitungan denda administrasi yang tercantum dalam SKP PBB atau STP PBB; dan e. ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat permintaan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat permintaan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal surat permintaan pengurangan denda administrasi PBB diterima. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 161

182 SENGKETA PAJAK Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2017 tentang Pengurangan Denda Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang Tidak Benar; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Yang Tidak Benar s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/ Pengurangan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang atau Surat Ketetapan Pajak PBB yang Tidak Benar Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak berupa pengurangan SPPT atau SKP PBB yang tidak benar dalam hal terdapat ketidakbenaran materi dalam penetapan besarnya PBB yang terutang pada SPPT atau SKP PBB. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permintaan pengurangan SPPT atau SKP PBB yang tidak benar kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP dengan cara: a. langsung; b. dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat secara tercatat; atau c. dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) SPPT atau SKP PBB; b. permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; c. mencantumkan besarnya pengurangan SPPT atau SKP PBB yang dimohonkan dengan disertai alasan; d. dilampiri fotokopi SPPT atau SKP PBB yang dimohonkan pengurangan; dan e. ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa 162 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

183 SENGKETA PAJAK khusus sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal surat permintaan pengurangan SPPT atau SKP PBB yang tidak benar diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2017 tentang Pengurangan Denda Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang Tidak Benar; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Yang Tidak Benar s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/ Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak PBB, atau Surat Tagihan Pajak PBB yang Tidak Benar Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak berupa pembatalan SPPT, SKP PBB, atau STP PBB yang tidak benar dalam hal SPPT, SKP PBB, atau STP PBB tersebut berdasarkan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan seharusnya tidak diterbitkan. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permintaan pembatalan SPPT, SKP PBB, atau STP PBB yang tidak benar kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP dengan cara: a. langsung; b. dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat secara tercatat; atau c. dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) SPPT, SKP PBB, atau STP DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 163

184 SENGKETA PAJAK PBB; b. permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; c. mencantumkan alasan permohonan; d. dilampiri asli SPPT, SKP PBB, atau STP PBB, yang dimohonkan pembatalan; dan e. ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal surat permintaan pembatalan SPPT, SKP PBB, atau STP PBB yang tidak benar diterima. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2017 tentang Pengurangan Denda Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang Tidak Benar; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Yang Tidak Benar s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/ Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengurangan PBB karena kondisi tertentu Objek Pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak atau dalam hal Objek Pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permintaan pengurangan PBB kepada Menteri Keuangan dan disampaikan melalui Kepala KPP dengan cara: a. langsung; b. dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat secara 164 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

185 SENGKETA PAJAK tercatat; atau c. dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) SPPT, SKP PBB, atau STP PBB; b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan besarnya persentase Pengurangan PBB yang dimohonkan dengan disertai alasan yang jelas; c. ditandatangani oleh Wajib Pajak atau wakil Wajib Pajak, dan dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak atau wakil Wajib Pajak, permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; dan d. tidak memiliki tunggakan PBB atas Objek Pajak yang dimohonkan Pengurangan PBB, kecuali dalam hal Objek Pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 4 (empat) bulan terhitung sejak tanggal surat permohonan Pengurangan PBB. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.03/2017 tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-46/PJ./2009 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-77/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 165

186

187 PENAGIHAN PAJAK

188

189 PENAGIHAN PAJAK 1. Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak Layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan mengangsur atau menunda kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak PBB, Surat Tagihan Pajak PBB, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, dalam hal Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kekuasaannya sehingga Wajib Pajak tidak mampu memenuhi kewajiban pajak pada waktunya. Prosedur Permohonan diajukan oleh Wajib Pajak kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan pengangsuran pembayaran pajak yang mencantumkan jumlah utang pajak yang pembayarannya dimohonkan untuk diangsur, masa angsuran, dan besarnya DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 169

190 PENAGIHAN angsuran atau jumlah utang pajak yang pembayarannya dimohonkan untuk ditunda dan jangka waktu penundaan; b. jaminan yang dapat berupa garansi bank, surat/dokumen bukti kepemilikan barang bergerak, penanggungan utang oleh pihak ketiga, sertifikat tanah, atau sertifikat deposito; dan c. fotokopi SPPT, Surat Ketetapan Pajak PBB, atau Surat Tagihan Pajak PBB yang dimohonkan pengangsuran atau penundaan PBB. Jangka Waktu Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterima permohonan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-25/PJ.2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. 2. Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan Pajak Layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak Usaha Kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu untuk memperpanjang jangka waktu pelunasan STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali menjadi paling lama 2 (dua) bulan. Wajib Pajak usaha kecil, terdiri dari Wajib Pajak orang pribadi dan Wajib Pajak badan tidak termasuk BUT yang menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp ,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Wajib Pajak di daerah tertentu, yaitu Wajib Pajak yang tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usahanya berlokasi di daerah tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran dengan menggunakan surat permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan. 170 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

191 PENAGIHAN Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan pembayaran pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/wajib Pajak di daerah tertentu b. dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri surat kuasa khusus. Jangka Waktu Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 171

192

193 PENGEMBALIAN PAJAK

194

195 PENGEMBALIAN PAJAK 1. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PBB, dalam hal: a. PBB yang dibayar ternyata lebih besar dari yang seharusnya terutang; atau b. dilakukan pembayaran PBB yang tidak seharusnya terutang. Prosedur Permohonan disampaikan ke KPP Pratama tempat objek pajak terdaftar. Persyaratan a. surat permohonan tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan besarnya pengembalian yang dimohon disertai alasan yang jelas; dan b. fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Tagihan Pajak PBB (STP PBB), atau SKP PBB, dan bukti pembayaran PBB yang sah. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 175

196 PENGEMBALIAN PAJAK Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal diterimanya surat permohonan pengembalian Wajib Pajak. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PBB; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. 2. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan karena Diterbitkannya Keputusan atau Putusan yang Mengakibatkan Lebih Bayar PBB Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PBB, dalam hal diterbitkannya Keputusan atau putusan yang mengakibatkan kelebihan pembayaran PBB: a. Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali; b. Surat Keputusan Pemberian Pengurangan PBB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-Undang PBB; c. Surat Keputusan Pengurangan Denda Administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Undang-Undang PBB; d. Surat Keputusan Pembetulan PBB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang KUP; e. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a Undang-Undang KUP; f. Surat Keputusan Pengurangan Surat Ketetapan Pajak PBB atau Surat Keputusan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak PBB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b Undang-Undang KUP; atau g. Surat Keputusan Pengurangan Surat Tagihan Pajak PBB atau Surat Keputusan Pembatalan Surat Tagihan Pajak PBB 176 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

197 PENGEMBALIAN PAJAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf c Undang-Undang KUP. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan nomor rekening ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Persyaratan dan Dokumen Tidak Ada. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya keputusan, atau dalam hal putusan banding dan Peninjauan Kembali sejak diterima oleh unit DJP yang berwenang menangani. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PBB; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. 3. Pengembalian Pendahuluan bagi Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu (Pasal 17C UU KUP) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak Bagi Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu untuk PPh dan PPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C UU KUP. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP atau KP2KP tempat Wajib Pajak diadministrasikan dengan cara memberi tanda pada Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar restitusi atau dengan cara mengajukan surat tersendiri. Persyaratan dan Dokumen a. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang dapat DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 177

198 PENGEMBALIAN PAJAK diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak meliputi Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang tercakup dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kalender (terhitung sejak tanggal 1 Januari tahun penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu). b. Surat Pemberitahuan Lebih Bayar yang dilaporkan oleh Wajib Pajak Patuh atau surat permohonan tersendiri; c. Faktur Pajak dan atau dokumen lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak sesuai Pasal 13 ayat (5) UU PPN dalam hal kelebihan pembayaran PPN; d. fotokopi Surat Keputusan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu (bila diperlukan). Jangka Waktu Penyelesaian a. paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap untuk PPh; b. paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap untuk PPN Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; dan b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-406/PJ/2001 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak s.t.d.d. KEP-359/PJ/ Pengembalian Pendahuluan bagi Wajib Pajak dengan Persyaratan Tertentu (Pasal 17D UU KUP) Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak bagi wajib pajak persyaratan tertentu meliputi PPh dan PPN sesuai dengan pasal 17D UU KUP. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke KPP atau KP2KP tempat Wajib Pajak diadministrasikan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; atau b. SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang dimintakan pengembalian kelebihan pembayaran pajak 178 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

199 PENGEMBALIAN PAJAK Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama: a. 15 (lima belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap, untuk permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran PPh orang pribadi; b. 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap, untuk permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran PPh badan; dan c. 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap, untuk permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran PPN. Dalam hal permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak melewati jangka waktu, maka permohonan dianggap dikabulkan, dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah jangka waktu berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.03/2013 tentang Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak yang Memenuhi Persyaratan Tertentu; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-12/PJ/2014 tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak yang Memenuhi Persyaratan Tertentu. 5. Pengembalian Pendahuluan bagi Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah (Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) Berisiko Rendah yang mengajukan permohonan pengembalian pendahuluan atas kelebihan pembayaran PPN. PKP yang ditetapkan sebagai PKP berisiko rendah yaitu: a. PKP merupakan Perusahaan Terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan saham disetornya diperdagangkan di bursa efek di Indonesia; b. PKP merupakan perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki secara langsung oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; atau c. produsen selain PKP sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, yang memenuhi persyaratan tertentu, yang tidak pernah dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terakhir. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 179

200 PENGEMBALIAN PAJAK Persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf c meliputi: a. tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN selama 12 (dua belas) bulan terakhir, b. nilai Barang Kena Pajak yang dijual pada tahun sebelumnya paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) adalah produksi sendiri; dan c. laporan keuangan untuk 2 (dua) tahun pajak sebelumnya diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian atau Wajar Dengan Pengecualian. Prosedur PKP menyampaikan permohonan kepada Kepala KPP di tempat PKP dikukuhkan. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan atau SPT Masa PPN yang dimintakan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak. b. fotokopi Surat Keputusan Penetapan PKP Berisiko Rendah (bila diperlukan). Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak saat diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pajak. Dalam hal permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak melewati jangka waktu, maka permohonan dianggap dikabulkan, dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah jangka waktu berakhir. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.03/2010 tentang Pengusaha Kena Pajak Beresiko Rendah yang Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-63/PJ/2010 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah. 6. Pengembalian PPN bagi Turis Asing (VAT Refund for Tourists) Layanan ini diberikan kepada Turis Asing yang melakukan pembelian barang yang akan dibawa keluar daerah pabean, barang bawaan tersebut dibeli pada toko retail yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai Pengusaha Kena Pajak yang berpartisipasi dalam skema Pengembalian PPN kepada Orang 180 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

201 PENGEMBALIAN PAJAK Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri. Prosedur Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri mengajukan langsung saat akan meninggalkan Indonesia melalui Unit Penyelenggara Restitusi PPN (UPRPPN) yang ada di bandar udara: a. Bandara Soekarno-Hatta; b. Bandara Ngurah Rai; c. Bandara Kualanamu; d. Bandara Adisucipto; atau e. Bandara Juanda. Persyaratan dan Dokumen a. permintaan pengembalian PPN (PPN) atas pembelian Barang Bawaan bukan berupa: 1) makanan, minuman, produk tembakau, 2) senjata api dan bahan peledak, 3) barang yang dilarang dibawa ke dalam pesawat b. barang bawaan yang dibeli di Toko Retail yang menerbitkan Faktur Pajak Khusus untuk Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri; c. jumlah PPN yang dapat dikembalikan paling sedikit Rp sampai dengan Rp (yang dapat dikembalikan secara tunai dengan mata uang rupiah), jika melebihi maka dikembalikan dengan cara ditransfer ke rekening pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri bersangkutan; d. barang bawaan yang dibawa keluar daerah pabean dengan menggunakan moda trasportasi berupa pesawat udara; e. hanya dapat diajukan oleh Orang Pribadi yang berkenaan; dan f. hanya dapat diajukan pada saat orang Pribadi tersebut meninggalkan Indonesia melalui bandar udara yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan membawa: 1) surat permohonan 2) Faktur Pajak Khusus asli lembar kesatu dan lembar kedua 3) menunjukkan paspor, tiket atau pas naik (boarding pass) dan barang bawaan Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.03/2010 tentang DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 181

202 PENGEMBALIAN PAJAK Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permintaan Kembali Pajak Pertambahan Nilai Barang Bawaan Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri s.t.d.t.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.03/2013; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Kewajiban Pengusaha Kena Pajak Toko Retail serta Pengelolaan Administrasi Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai Kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39/PJ/2013 tentang Tata Cara Pengembalian dan Pengelolaan Administrasi Pajak Pertambahan Nilai kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri. 7. Pengembalian atas Keputusan/Putusan Keberatan/ Banding/Peninjauan Kembali/Pasal 36/Pembetulan Pasal 16 Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak terkait pengembalian kelebihan pajak yang dilakukan atas Keputusan/Putusan Keberatan/Banding/Peninjauan Kembali Pasal 36/Pembetulan Pasal 16. Prosedur - Persyaratan dan Dokumen Tidak Ada Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya keputusan, atau dalam hal putusan banding dan Peninjauan Kembali sejak diterima oleh unit DJP yang berwenang menangani. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; dan b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak. 8. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Pembayaran Pajak Oleh Pihak Pembayar Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan 182 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

203 PENGEMBALIAN PAJAK permohonan pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak terutang atas pembayaran pajak oleh pihak pembayar dapat berupa: a. pembayaran pajak yang lebih besar dari pajak yang terutang; b. pembayaran pajak atas transaksi yang dibatalkan; c. pembayaran pajak yang seharusnya tidak dibayar; atau d. pembayaran pajak terkait dengan permintaan penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B Undang-Undang KUP yang tidak disetujui. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian: a. secara langsung ke 1) KPP tempat Wajib Pajak terdaftar; atau 2) KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan, dalam hal orang pribadi atau badan tersebut tidak diwajibkan memiliki NPWP; b. pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah dibayar ke kas negara dan tidak dikreditkan dalam SPT; b. surat permohonan; c. asli bukti pembayaran pajak berupa Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan Surat Setoran Pajak; d. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan e. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 183

204 PENGEMBALIAN PAJAK 9. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang atas Kelebihan Pajak Dalam Rangka Impor Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak terutang atas kelebihan pajak dalam rangka impor yang meliputi PPh Pasal 22 impor, PPN impor, dan/atau PPnBM impor yang telah dibayar dan tercantum dalam: a. SPTNP atau SPKTNP; b. SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusan keberatan; c. SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusan keberatan dan putusan banding; d. SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusan keberatan, putusan ban.ding, dan putusan peninjauan kembali; e. SPKTNP yang telah diterbitkan putusan banding; f. SPKTNP yang telah diterbitkan putusan banding dan putusan peninjauan kembali; atau g. dokumen yang berisi pembatalan impor yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang, yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian: a. secara langsung ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar; b. pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah dibayar atau disetor ke kas negara; b. dalam hal pajak yang telah dibayar atau disetor terkait dengan PPh Pasal 22 impor, pajak tersebut tidak dikreditkan dalam SPT Tahunan PPh; c. dalam hal pajak yang telah dibayar atau disetor terkait dengan PPN impor dan SPT Tahunan Tahun Pajak terjadinya pembayaran telah dilaporkan, pajak tersebut tidak dikreditkan dalam SPT Masa PPN, tidak dibebankan sebagai biaya dalam SPT Tahunan PPh, atau tidak dikapitalisasi dalam harga perolehan; d. dalam hal pajak yang telah dibayar atau disetor terkait dengan PPnBM impor, pajak tersebut tidak dibebankan sebagai biaya 184 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

205 PENGEMBALIAN PAJAK dalam SPT Tahunan PPh atau tidak dikapitalisasi dalam harga perolehan; e. surat permohonan; f. fotokopi bukti pembayaran pajak berupa surat setoran pabean cukai dan pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan surat setoran pabean cukai dan pajak; g. fotokopi SPTNP, SPKTNP, SPKPBM, SPP, atau dokumen yang berisi pembatalan impor yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang; h. fotokopi keputusan keberatan, putusan banding, dan/atau putusan peninjauan kembali yang terkait dengan SPTNP, SPKTNP, SPKPBM, atau SPP, dalam hal diajukan keberatan, banding dan/atau peninjauan kembali terhadap SPTNP, SPKTNP, SPKPBM, atau SPP; i. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan j. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang. 10. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan PPh, PPN, atau PPnBM Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak terutang atas kesalahan pemotongan atau pemungutan PPh, PPN, atau PPnBM. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian: a. secara langsung ke KPP tempat Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut terdaftar; b. pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 185

206 PENGEMBALIAN PAJAK Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak, atau Faktur Pajak, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak; c. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan d. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang. 11. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan Pajak terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang Memiliki Bentuk Usaha Tetap di Indonesia Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak terutang atas kesalahan pemotongan atau pemungutan terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian: a. secara langsung ke KPP tempat bentuk usaha tetap terdaftar; b. pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak; c. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; d. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang; dan e. surat pemyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yang dimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan 186 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

207 PENGEMBALIAN PAJAK pajak yang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagai biaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang. 12. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan Pajak terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang Tidak Memiliki Bentuk Usaha Tetap di Indonesia Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak terutang atas kesalahan pemotongan atau pemungutan terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang tidak memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian: a. secara langsung ke KPP tempat Wajib Pajak yang melakukan pemotongan atau pemungutan terdaftar; b. pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak; c. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; d. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang; e. surat permohonan dari Subjek Pajak Luar Negeri; f. surat kuasa dari Subjek Pajak Luar Negeri yang dipotong atau dipungut kepada Wajib Pajak yang melakukan pemotongan atau pemungutan; dan g. surat pernyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yang dimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 187

208 PENGEMBALIAN PAJAK pajak yang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagai biaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri. Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajak terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang tidak memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia dan tidak dapat ditemukan dan pihak yang dipotong atau dipungut merupakan Subjek Pajak Luar Negeri yang tidak memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia: a. surat permohonan; b. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak; c. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; d. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang; dan e. surat pemyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yang dimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan pajak yang terutang di luar negeri dan/ atau belum dibebankan sebagai biaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang. 13. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Atas Kesalahan Pemotongan atau Pemungutan Pajak terhadap Orang Pribadi atau Badan yang Tidak Diwajibkan Memiliki NPWP Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak terutang atas kesalahan pemotongan atau pemungutan terhadap orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki NPWP. Prosedur Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian: a. secara langsung ke KPP tempat Wajib Pajak yang melakukan pemotongan atau pemungutan terdaftar atau Pengusaha Kena Pajak yang melakukan pemungutan dikukuhkan; b. pos dengan bukti pengiriman surat; atau 188 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

209 PENGEMBALIAN PAJAK c. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Persyaratan dan Dokumen a. surat permohonan; b. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak, atau Faktur Pajak atau dokumen lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak; c. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; d. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang; dan e. surat kuasa dari pihak yang dipotong atau dipungut kepada Wajib Pajak yang melakukan pemotongan atau pemungutan atau Pengusaha Kena Pajak yang melakukan pemungutan. Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajak terhadap orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki NPWP dan pihak yang dipotong atau dipungut merupakan orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki NPWP a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak, atau Faktur Pajak atau dokumen lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak; b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. Jangka Waktu Penyelesaian Paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang. 14. Imbalan Bunga Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang mendapat imbalan bunga. Prosedur Wajib Pajak menyampaikan permohonan ke Kepala KPP di tempat Wajib Pajak terdaftar. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 189

210 PENGEMBALIAN PAJAK Persyaratan dan Dokumen Surat permohonan Wajib Pajak yang sekurang-kurangnya memuat: nama Wajib Pajak, NPWP, alamat jelas, nomor telepon kantor, nomor rekening bank dalam negeri atas nama Wajib Pajak, dan alasan meminta imbalan bunga sesuai aturan yang mendasari pemberian imbalan bunga. Jangka Waktu Penyelesaian Surat Keputusan Penghitungan Pemberian Imbalan Bunga (SKPPIB) dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) diterbitkan paling lama 1 (satu) bulan sejak penerbitan Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga (SKPIB). Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga kepada Wajib Pajak s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.03/2015; dan b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-19/PJ/2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.03/2005 tentang Tata Cara Pemberian Imbalan Bunga kepada Wajib Pajak. 190 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

211 PENGHAPUSAN

212

213 PENGHAPUSAN 1. Penghapusan NPWP Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Prosedur Penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan: a. secara langsung; b. melalui pos; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir, disampaikan ke KPP/KP2KP/Layanan di Luar Kantor sesuai wilayah kerja. Persyaratan dan Dokumen a. surat keterangan kematian atau dokumen sejenis dari instansi yang berwenang dan surat pernyataan bahwa tidak mempunyai warisan atau surat pernyataan bahwa warisan sudah terbagi dengan menyebutkan ahli waris, untuk orang pribadi yang meninggal dunia; b. dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya, untuk orang pribadi yang meninggalkan Indonesia selama-lamanya; DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 193

214 PENGHAPUSAN c. dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak sudah tidak ada lagi kewajiban sebagai bendahara, untuk bendahara pemerintah; d. surat pernyataan mengenai kepemilikan NPWP ganda dan fotokopi semua kartu NPWP yang dimiliki, untuk Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu NPWP; e. fotokopi buku nikah atau dokumen sejenis dan surat pernyataan tidak membuat, perjanjian pemisahan harta dan penghasilan atau surat pernyataan tidak ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suami, untuk Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP; atau f. dokumen yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak badan termasuk bentuk usaha tetap telah dibubarkan sehingga tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, seperti akta pembubaran badan yang telah disahkan oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, untuk Wajib Pajak badan. Selain memperhatikan pemenuhan persyaratan subjektif dan/atau objektif, penghapusan NPWP dilakukan sepanjang Wajib Pajak memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. tidak mempunyai utang pajak, kecuali 1) utang pajak yang penagihannya telah daluwarsa; dan/atau 2) utang pajak yang dimiliki oleh: 3) Wajib Pajak yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan; atau 4) Wajib Pajak yang tidak mempunyai harta kekayaan; b. tidak sedang dilakukan tindakan: c. pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan; d. pemeriksaan bukti permulaan; e. penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; atau f. penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; g. tidak sedang dalam proses penyelesaian persetujuan bersama (mutual agreement procedure); h. tidak sedang dalam proses penyelesaian kesepakatan harga transfer (advance pricing agreement); i. seluruh NPWP cabang telah dihapus; dan j. tidak sedang dalam proses penyelesaian upaya hukum di bidang perpajakan, berupa: 1) keberatan; 194 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

215 PENGHAPUSAN 2) pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi; 3) pengurangan atau pembatalan SKP; 4) pengurangan atau pembatalan STP; 5) pembatalan hasil pemeriksaan, verifikasi, atau penelitian PBB; 6) gugatan; 7) banding; dan/atau 8) peninjauan kembali. Jangka Waktu Paling lama 6 (enam) bulan untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan Wajib Pajak dliterima secara lengkap. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Serta Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2016 tentang Layanan Pajak di Luar Kantor di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 38/PJ/ Pencabutan Pengukuhan PKP Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai PKP DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 195

216 PENGHAPUSAN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atas permohonan Pengusaha Kena Pajak, dilakukan berdasarkan hasil Pemeriksaan terhadap: a. Pengusaha Kena Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia; b. Pengusaha Kena Pajak telah dipusatkan tempat terutangnya PPN di tempat lain; c. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat tempat tinggal, tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja KPP lainnya; d. Pengusaha Kena Pajak yang jumlah peredaran usaha dan/ atau penerimaan brutonya untuk 1 (satu) tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran usaha dan/atau penerimaan bruto untuk pengusaha kecil dan tidak memilih untuk menjadi Pengusaha Kena Pajak; e. Pengusaha Kena Pajak selain perseroan terbatas dengan status tidak aktif (non efektif) dan secara nyata tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha; atau f. Pengusaha Kena Pajak bentuk usaha tetap yang telah menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia. g. hasil sensus pajak nasional; h. hasil konfirmasi lapangan atau pengawasan setelah pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; atau i. hasil kegiatan lain yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak Prosedur Penyampaian permohonan secara tertulis dilakukan: a. secara langsung; b. melalui pos; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir, disampaikan ke KPP/KP2KP/Layanan di Luar Kantor sesuai wilayah kerja. Persyaratan dan Dokumen Dokumen yang disyaratkan meliputi dokumen yang menunjukkan bahwa Pengusaha Kena Pajak sudah tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Jangka Waktu Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap. 196 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

217 PENGHAPUSAN Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Serta Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak s.t.d.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013; c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2016 tentang Layanan Pajak di Luar Kantor di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/ Pencabutan Sertifikat Elektronik Layanan ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengajukan permintaan pencabutan Sertifikat Elektronik sebagai otentifikasi pengguna layanan perpajakan secara elektronik. Prosedur Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengajukan permohonan secara tertulis ke KPP tempat Pengusaha Kena Pajak (PKP) dikukuhkan. Persyaratan dan Dokumen a. Surat Permintaan Sertifikat Elektronik b. Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik c. asli Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan beserta bukti penerimaan surat/tanda terima pelaporan SPT d. asli dan menyerahkan salinan surat pengangkatan pengurus yang bersangkutan dan akta pendirian perusahaan atau asli penunjukan sebagai Bentuk Usaha Tetap (BUT)/permanent establishment dari perusahaan induk di luar negeri. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 197

218 PENGHAPUSAN e. asli dan menyerahkan salinan kartu identitas berupa KTP Elektronik (e-ktp) dan Kartu Keluarga (KK). f. asli dan menyerahkan salinan paspor, Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), dalam hal pengurus merupakan Warga Negara Asing (WNA) g. salinan lunak (sotfcopy) pas foto terbaru yang disimpan dalam compact disc (CD) atau media lain sebagai kelengkapan surat permintaan Sertifikat Elektronik (file foto diberi nama: NPWP PKP-nama pengurus-nomor kartu identitas pengurus). Jangka Waktu Penyelesaian Sertifikat Elektronik dicabut pada hari yang sama setelah berkas permintaan diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan. Peraturan Terkait a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak; b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak s.t.d.t.d Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014; dan c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-69/PJ/2015 tentang Pemberian dan Pencabutan Sertifikat Elektronik. 198 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

219 LAMPIRAN

220

221 1. Formulir Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi 201 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

222 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 202

223 2. Formulir Pendaftaran Wajib Pajak Badan 203 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

224 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 204

225 205 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

226 3. Formulir Perubahan Data Wajib Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 206

227 207 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

228 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 208

229 209 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

230 4. Formulir Pemindahan Wajib Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 210

231 5. Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak 211 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

232 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 212

233 6. Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif 213 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

234 7. Formulir Permohonan Cetak Ulang DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 214

235 8. Formulir Aktivasi EFIN 215 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

236 9. Formulir Permohonan Kode Aktivasi dan Password DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 216

237 10. Formulir Permohonan Cetak Ulang Kode Aktivasi 217 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

238 11. Formulir Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 218

239 12. Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik 219 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

240 13. Formulir Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik DJP DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 220

241 221 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

242 14. Format Surat Kuasa Khusus DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 222

243 15. Formulir Permohonan Izin Penggunaan Nilai Buku Dalam Rangka atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha 223 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

244 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 224

245 225 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

246 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 226

247 16. Formulir Permohonan/Pemberitahuan Pembukuan 227 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

248 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 228

249 17. Format Surat Pernyataan Terkait Bahasa Dalam Pembukuan 229 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

250 18. Format Surat Pernyataan Terkait Mata Uang Dalam Pembukuan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 230

251 19. Contoh Format Surat Permohonan Pengangsuran Pembayaran PPh Pasal 29 CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PENGANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK: Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pengangsuran Pembayaran Pajak Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) NOP :... (12) Alamat :... (13) Menyatakan masih mempunyai Utang Pajak berdasarkan: STP SK Pembetulan Putusan Peninjauan Kembali SKPKB SK Keberatan SPPT PBB/SKP PBB SKPKBT Putusan Banding SPT Tahunan PPh Sebagai berikut: Jenis Pajak Masa/Tahun Pajak Nomor Ketetapan/ Keputusan/Putusan Jumlah Pajak Yang Masih Harus Dibayar (Rp) Tanggal Jatuh Tempo (14) (15) (16) (17) (18) Terhadap Utang Pajak tersebut, saya mengajukan permohonan pengangsuran pembayaran pajak sebesar Rp...(19) selama...(20) bulan dengan pembayaran angsuran per bulan sebesar Rp...(21). Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa*) Keterangan:...(22) 1. Beri tanda X pada yang sesuai 2. Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri surat kuasa khusus. *) coret/hapus yang tidak sesuai 231 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

252 20. Contoh Format Surat Permohonan Penundaaan Pembayaran PPh Pasal 29 CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK: Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) NOP :... (12) Alamat :... (13) Menyatakan masih mempunyai Utang Pajak berdasarkan: STP SK Pembetulan Putusan Peninjauan Kembali SKPKB SK Keberatan SPPT PBB/SKP PBB SKPKBT Putusan Banding SPT Tahunan PPh Sebagai berikut: Jenis Pajak Masa/Tahun Pajak Nomor Ketetapan/ Keputusan/Putusan Jumlah Pajak Yang Masih Harus Dibayar (Rp) Tanggal Jatuh Tempo (14) (15) (16) (17) (18) Terhadap Utang Pajak tersebut, saya mengajukan permohonan penundaan pembayaran pajak sebesar Rp...(19) selama...(20) bulan. Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa*)...(21) Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai 2. Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri surat kuasa khusus. *) coret/hapus yang tidak sesuai DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 232

253 21. Formulir Permohonan Persetujuan Pembayaran PPh yang Bersifat Final Atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Secara Angsuran Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Pembayaran Pajak Penghasilan Yang Bersifat Final Atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Secara Angsuran Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... di... Dengan ini kami selaku pengurus/kuasa *) dari: Nama Perusahaan :... NPWP :... Alamat :... mengajukan permohonan persetujuan pembayaran Pajak Penghasilan yang bersifat final yang terutang sebesar Rp.... (...) secara angsuran, apabila permohonan kami untuk penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan disetujui, karena kondisi keuangan perusahaan yang tidak memungkinkan sebagaimana tercermin pada Proyeksi Arus Kas tahun ini dan satu tahun ke depan (terlampir). Kami mohon pembayaran secara angsuran dimaksud dapat dilakukan dalam... (...) kali angsuran. Demikian permohonan kami untuk dapat dipertimbangkan...., ( Nama/Jabatan/Tanda Tangan) *) coret yang tidak sesuai dan lampirkan surat kuasa khusus dalam hal selaku kuasa Perusahaan. 233 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

254 22. Contoh Format Surat Permohonan Pemindahbukuan CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PEMINDAHBUKUAN: Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pemindahbukuan Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP......(4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Alamat :... (7) Nomor Telepon :... (8) Bertindak selaku : Penyetor/Wajib Bayar Pemungut Pajak Menyatakan telah melakukan pembayaran atau penyetoran pajak sebagai berikut: Nama :... (9) NPWP :... (l0) Alamat :... (11) Jenis Pajak :... (12) Masa/Tahun Pajak Nomor :... (13) Ketetapan/ Keputusan/Putusan :... (14) Nomor Objek Pajak :... (15) Jumlah Bayar/Setor :... (16) Terhadap pembayaran atau penyetoran tersebut, saya mengajukan permohonan pemindahbukuan kepada: Nama :... (17) NPWP :... (18) Alamat :... (19) Jenis Pajak :... (20) Masa/Tahun Pajak Nomor :... (21) Ketetapan/ Keputusan/Putusan :... (22) Nomor Objek Pajak :... (23) Jumlah yang dimohonkan Pemindahbukuan :... (24) Adapun permohonan pemindahbukuan dimaksud sebagai akibat adanya (25) Demikian surat permohonan saya sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.... (26)... (27) Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai 2. Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri surat kuasa khusus. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 234

255 23. Contoh Format Surat Kesalahan Perekaman 235 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

256 24. Formulir SPT Masa PPh Pasal 21 a r e a s t a p l e s KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK MASA PAJAK : [mm - yyyy] H.01 - SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi formulir ini SPT SPT H.02 H.03 NORMAL PEMBETULAN KE- H.04 FORMULIR 1721 a r e a b a r c o d e JUMLAH LEMBAR SPT TERMASUK LAMPIRAN : (DIISI OLEH PETUGAS) H.05 H.06 A. IDENTITAS PEMOTONG 1. NPWP 2. NAMA 3. ALAMAT : A.01 : A.02 : A NO. TELEPON : 5. A.04 A.05 B. OBJEK PAJAK NO PENERIMA PENGHASILAN KODE OBJEK PAJAK JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (Rp) JUMLAH PAJAK DIPOTONG (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. PEGAWAI TETAP PENERIMA PENSIUN BERKALA PEGAWAI TIDAK TETAP ATAU TENAGA KERJA LEPAS BUKAN PEGAWAI: 4a. DISTRIBUTOR MULTILEVEL MARKETING (MLM) b. PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI c. PENJAJA BARANG DAGANGAN d. TENAGA AHLI BUKAN PEGAWAI YANG MENERIMA IMBALAN YANG BERSIFAT 4e. BERKESINAMBUNGAN f. BUKAN PEGAWAI YANG MENERIMA IMBALAN YANG TIDAK BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS ATAU DEWAN PENGAWAS YANG TIDAK MERANGKAP SEBAGAI PEGAWAI TETAP MANTAN PEGAWAI YANG MENERIMA JASA PRODUKSI,TANTIEM, BONUS ATAU IMBALAN LAIN PEGAWAI YANG MELAKUKAN PENARIKAN DANA PENSIUN PESERTA KEGIATAN PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG P Ph PASAL 21 TIDAK FINAL LAINNYA PEGAWAI/PEMBERI JASA/PESERTA KEGIATAN/PENERIMA PENSIUN BERKALA SEBAGAI WAJIB PAJAK LUAR NEGERI JUMLAH (PENJUMLAHAN ANGKA 1 S.D. 10) PENGHITUNGAN PP h PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR JUMLAH (Rp) 12. STP PP h PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 (HANYA POKOK PAJAK) B KELEBIHAN PENYETORAN PP h PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 DARI: MASA PAJAK : B.02 B TAHUN KALENDER [yyyy] 14. JUMLAH (ANGKA 12 + ANGKA 13) 15. PP h PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR (ANGKA 11 KOLOM 6 - ANGKA 14) B.04 B.05 LANJUTKAN PENGISIAN PADA ANGKA 16 & 17 APABILA SPT PEMBETULAN DAN/ATAU PADA ANGKA 18 APABILA PP h LEBIH DISETOR 16. PP h PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR PADA SPT YANG DIBETULKAN (PINDAHAN DARI BAGIAN B ANGKA 15 DARI SPT YANG DIBETULKAN) B PP h PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR KARENA PEMBETULAN (ANGKA 15 - ANGKA 16) 18. KELEBIHAN SETOR PADA ANGKA 15 ATAU ANGKA 17 AKAN DIKOMPENSASIKAN KE MASA PAJAK (mm - yyyy) B.07 B.08 - HALAMAN 1 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 236

257 a r e a s t a p l e s NPWP PEMOTONG: B.09 C. OBJEK PAJAK FINAL -. FORMULIR 1721 NO PENERIMA PENGHASILAN KODE OBJEK PAJAK JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (Rp) JUMLAH PAJAK DIPOTONG (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. PENERIMA UANG PESANGON YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS PENERIMA UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA ATAU JAMINAN HARI TUA DAN PEMBAYARAN SEJENIS YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TNI/POLRI DAN PENSIUNAN YANG MENERIMA HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN YANG DIBEBANKAN KEPADA KEUANGAN NEGARA/DAERAH PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG P Ph PASAL 21 FINAL LAINNYA JUMLAH BAGIAN C (PENJUMLAHAN ANGKA 1 S.D. 5) D. LAMPIRAN 1. FORMULIR I D.01 (untuk Satu Masa Pajak) D.02 LEMBAR 5. FORMULIR IV D.09 D.10 LEMBAR 2. FORMULIR I D.03 (untuk Satu Tahun Pajak) D.04 LEMBAR 6. FORMULIR V D FORMULIR II D.05 D.06 LEMBAR 7. SURAT SETORAN PAJAK (SSP) DAN/ATAU D.12 BUKTI PEMINDAHBUKUAN (Pbk) D.13 LEMBAR 4. FORMULIR III D.07 D.08 LEMBAR 8. SURAT KUASA KHUSUS D.14 E. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN PEMOTONG Dengan menyadari sepenuhnya atas segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. 1. E.01 PEMOTONG E.02 KUASA 6. TANDA TANGAN : 2. NPWP : E NAMA : E TANGGAL : E (dd - mm - yyyy) 5. TEMPAT : E.06 HALAMAN DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

258 DAFTAR PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA SERTA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA POLISI REPUBLIK INDONESIA, PEJABAT NEGARA DAN PENSIUNANNYA FORMULIR I KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK MASA PAJAK : [mm - yyyy] H.01 - SATU MASA PAJAK SATU TAHUN PAJAK NPWP PEMOTONG : H Lembar ke-1 : untuk KPP Lembar ke-2 : untuk Pemotong A. PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU THT/JHT SERTA PNS, ANGGOTA TNI/POLRI, PEJABAT NEGARA DAN PENSIUNANNYA YANG PENGHASILANNYA MELEBIHI PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) NO. NPWP NAMA BUKTI PEMOTONGAN NOMOR TANGGAL (dd - mm - yyyy) KODE OBJEK PAJAK JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (Rp) P Ph DIPOTONG (Rp) MASA PEROLEHAN PENGHASILAN KODE NEGARA DOMISILI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) JUMLAH A (PENJUMLAHAN ANGKA 1 S.D. ANGKA 20) PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU THT/JHT SERTA PNS, ANGGOTA TNI/POLRI, PEJABAT NEGARA B. DAN PENSIUNANNYA YANG PENGHASILANNYA TIDAK MELEBIHI PTKP : ORANG B.01 C. TOTAL (JUMLAH A + B) a r e a s t a p l e s DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 238

259 - DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (TIDAK FINAL) DAN/ATAU PASAL 26 Formulir ini digunakan untuk melaporkan pemotongan P Ph dengan bukti pemotongan menggunakan formulir 1721-VI FORMULIR II KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK MASA PAJAK : [mm - yyyy] H.01 NPWP PEMOTONG : H Lembar ke-1 : untuk KPP Lembar ke-2 : untuk Pemotong NO. NPWP NAMA BUKTI PEMOTONGAN NOMOR TANGGAL (dd - mm - yyyy) KODE OBJEK PAJAK JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (Rp) PP h DIPOTONG (Rp) KODE NEGARA DOMISILI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) JUMLAH (PENJUMLAHAN ANGKA 1 S.D. ANGKA 20) a r e a s t a p l e s 239 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

260 - DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (FINAL) Formulir ini digunakan untuk melaporkan pemotongan P Ph dengan bukti pemotongan menggunakan formulir 1721-VII FORMULIR III KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK MASA PAJAK : [mm - yyyy] H.01 NPWP PEMOTONG : H Lembar ke-1 : untuk KPP Lembar ke-2 : untuk Pemotong NO. NPWP NAMA BUKTI PEMOTONGAN NOMOR TANGGAL (dd - mm - yyyy) KODE OBJEK PAJAK JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (Rp) PP h DIPOTONG (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) JUMLAH (PENJUMLAHAN ANGKA 1 S.D. ANGKA 20) a r e a s t a p l e s DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 240

261 a r e a s t a p l e s DAFTAR SURAT SETORAN PAJAK (SSP) DAN/ATAU BUKTI PEMINDAHBUKUAN (Pbk) UNTUK PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK FORMULIR IV Lembar ke-1 : untuk KPP Lembar ke-2 : untuk Pemotong MASA PAJAK : [mm - yyyy] H.01 NPWP PEMOTONG : -. - H.02 NO. KODE AKUN PAJAK (KAP) KODE JENIS SETORAN (KJS) TGL SSP/BUKTI Pbk [dd - mm - yyyy] NTPN/NOMOR BUKTI Pbk JUMLAH PPh DISETOR KET. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) JUMLAH (PENJUMLAHAN BAGIAN A ANGKA 1 S.D. ANGKA 13) KETERANGAN: KOLOM (7) DIISI DENGAN ANGKA : 0 : UNTUK SSP 1 : UNTUK SSP P Ph PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH 2 : UNTUK BUKTI Pbk 241 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

262 a r e a s t a p l e s DAFTAR BIAYA FORMULIR V Lembar ke-1 : untuk KPP Lembar ke-2 : untuk Pemotong KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Formulir ini hanya disampaikan pada masa pajak Desember oleh Wajib Pajak yang tidak wajib menyampaikan SPT Tahunan MASA PAJAK : [mm - yyyy] H.01 NPWP PEMOTONG : -. - H.02 No. PERINCIAN JUMLAH (Rp) (1) (2) (3) 1. GAJI, UPAH, BONUS, GRATIFIKASI, HONORARIUM, TUNJANGAN HARI RAYA, DLL 2. BIAYA TRANSPORTASI 3. BIAYA PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 4. BIAYA SEWA 5. BIAYA BUNGA PINJAMAN 6. BIAYA SEHUBUNGAN DENGAN JASA 7. BIAYA PIUTANG TAK TERTAGIH 8. BIAYA ROYALTI 9. BIAYA PEMASARAN/PROMOSI 10. BIAYA LAINNYA JUMLAH (PENJUMLAHAN ANGKA 1 S.D. ANGKA 10) DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 242

263 25. Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Tidak Final) atau Pasal 26 a r e a s t a p l e s BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (TIDAK FINAL) ATAU PASAL 26 FORMULIR VI Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan Lembar ke-2 : untuk Pemotong KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR: H.01 A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG 1. NPWP : A NAMA : A ALAMAT : A NIK / NO. PASPOR : A WAJIB PAJAK LUAR NEGERI : A.05 YA 6. KODE NEGARA DOMISILI : A.06 B. P Ph PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG DIPOTONG KODE OBJEK PAJAK JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (Rp) DASAR PENGENAAN PAJAK (Rp) TARIF LEBIH TINGGI 20% (TIDAK BER- NPWP) TARIF (%) P Ph DIPOTONG (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) - - C. IDENTITAS PEMOTONG 1. NPWP : C TANGGAL & TANDA TANGAN 2. NAMA : C.02 C [dd - mm - yyyy] KODE OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (TIDAK FINAL) ATAU PASAL 26 P Ph PASAL 21 TIDAK FINAL Upah Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas Imbalan Kepada Distributor Multi Level Marketing (MLM) Imbalan Kepada Petugas Dinas Luar Asuransi Imbalan Kepada Penjaja Barang Dagangan Imbalan Kepada Tenaga Ahli Imbalan Kepada Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Bersifat Berkesinambungan Imbalan Kepada Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan Honorarium atau Imbalan Kepada Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan Kepada Mantan Pegawai Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai Imbalan Kepada Peserta Kegiatan Objek PPh Pasal 21 Tidak Final Lainnya P Ph PASAL Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainnya yang dipotong P Ph Pasal DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

264 26. Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Final) a r e a s t a p l e s BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (FINAL) FORMULIR VII Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan Lembar ke-2 : untuk Pemotong KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NOMOR: H A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG 1. NPWP : A NIK / NO. PASPOR : A NAMA : A ALAMAT : A.04 B. P Ph PASAL 21 YANG DIPOTONG KODE OBJEK PAJAK JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (Rp) TARIF (%) P Ph DIPOTONG (Rp) (1) (2) (3) (4) - - C. IDENTITAS PEMOTONG 1. NPWP : C TANGGAL & TANDA TANGAN 2. NAMA : C.02 C [dd - mm - yyyy] KODE OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (FINAL) Uang Pesangon yang Dibayarkan Sekaligus Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus Honor dan Imbalan Lain yang Dibebankan kepada APBN atau APBD yang Diterima oleh PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara dan Pensiunannya Objek PPh Pasal 21 Final Lainnya DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 244

265 27. Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Atau a r Penerima e a s t a p l e Pensiun s atau Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA FORMULIR A1 Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan Lembar ke-2 : untuk Pemotong KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NPWP PEMOTONG : H.03 NAMA PEMOTONG : H.04 NOMOR : H.01 H MASA PEROLEHAN PENGHASILAN [mm - mm] - A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG 1. NPWP : A NIK /NO. PASPOR: A NAMA : A STATUS / JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP K / TK / HB / A.07 A.08 A NAMA JABATAN : A ALAMAT: A.04 KARYAWAN ASING A : YA 9. KODE NEGARA DOMISILI : A.12 A.05 A JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI PEREMPUAN B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 URAIAN JUMLAH (Rp) KODE OBJEK PAJAK: PENGHASILAN BRUTO: 1. GAJI/PENSIUN ATAU THT/JHT 2. TUNJANGAN PPh 3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA 4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA 5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 6. PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR 8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D.7) PENGURANGAN: 9. BIAYA JABATAN/BIAYA PENSIUN 10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT 11. JUMLAH PENGURANGAN (9 S.D.10) PENGHITUNGAN PPh PASAL 21: 12. JUMLAH PENGHASILAN NETO (8-11) 13. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14-15) 17. PP h PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN 18. PP h PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA 19. PP h PASAL 21 TERUTANG 20. PP h PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI C. IDENTITAS PEMOTONG 1. NPWP : C TANGGAL & TANDA TANGAN 2. NAMA : C.02 C [dd - mm - yyyy] 245 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

266 28. Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Negeri Sipil atau Anggota Tentara Nasional Indonesia atau Anggota Polisi a r Republik e a s t a p l Indonesia e s Atau Pejabat Negara Atau Pensiunannya KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NAMA INSTANSI/ BADAN LAIN : NAMA BENDAHARA : A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL ATAU ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA ATAU ANGGOTA POLISI REPUBLIK INDONESIA ATAU PEJABAT NEGARA ATAU PENSIUNANNYA NOMOR : H.01 NPWP H.03 BENDAHARA : H.05 H.04 FORMULIR A2 Lembar ke-1 : untuk Penerima Penghasilan Lembar ke-2 : untuk Pemotong MASA PEROLEHAN PENGHASILAN [mm - mm] H NPWP : A NIP/ NRP : A NAMA : A PANGKAT/ GOLONGAN : A ALAMAT : A A.05 A.07 A JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI PEREMPUAN 7. NIK : A STATUS / JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP K / TK / HB / A.10 A.11 A NAMA JABATAN : A.13 B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 URAIAN JUMLAH (Rp) KODE OBJEK PAJAK: PENGHASILAN BRUTO: 1. GAJI POKOK/PENSIUN 2. TUNJANGAN ISTERI 3. TUNJANGAN ANAK 4. JUMLAH GAJI DAN TUNJANGAN KELUARGA (1 S.D. 3) 5. TUNJANGAN PERBAIKAN PENGHASILAN 6. TUNJANGAN STRUKTURAL/FUNGSIONAL 7. TUNJANGAN BERAS 8. TUNJANGAN KHUSUS 9. TUNJANGAN LAIN-LAIN 10. PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR LAINNYA YANG PEMBAYARANNYA TERPISAH DARI PEMBAYARAN GAJI 11. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (4 S.D. 10) PENGURANGAN: 12. BIAYA JABATAN/BIAYA PENSIUN 13. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT 14. JUMLAH PENGURANGAN (12 S.D.14) PENGHITUNGAN PPh PASAL 21: 15. JUMLAH PENGHASILAN NETO (11-14) 16. JUMLAH PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 17. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 18. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 19. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (17-18) 20. PP h PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN 21. PP h PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA 22. PP h PASAL 21 TERUTANG 23. PP h PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 23A. ATAS GAJI DAN TUNJANGAN 23B. ATAS PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR LAINNYA YANG PEMBAYARANNYA TERPISAH DARI PEMBAYARAN GAJI C. PEGAWAI TERSEBUT : C.01 DIPINDAHKAN PINDAHAN BARU PENSIUN C.02 C.03 C.04 D. TANDA TANGAN BENDAHARA 1. NPWP : D NAMA : D NIP/NRP : D TANGGAL & TANDA TANGAN D [dd - mm - yyyy] DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 246

267 29. Formulir SPT Masa PPh Pasal DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

268 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 248

269 30. Formulir Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Oleh Badan Usaha Industri/ Eksportir Tertentu 249 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

270 31. Formulir SPT Masa PPh Pasal 23 atau Pasal 26 Berbentuk Kertas DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 250

271 251 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

272 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 252

273 32. Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 Berbentuk Kertas 253 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

274 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 254

275 33. Formulir SPT Masa PPh Pasal 23 atau Pasal 26 Berbentuk Elektronik 255 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

276 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 256

277 257 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

278 34. Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 Berbentuk Elektronik DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 258

279 259 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

280 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 260

281 261 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

282 35. Formulir SPT Masa PPh Pasal 15 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 262

283 263 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

284 36. Formulir Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/ Terutang Kepada Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final) DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 264

285 37. Formulir Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/ Terutang Kepada Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri (Final) 265 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

286 38. Formulir Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/ Terutang Kepada Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 266

287 39. Formulir SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) 267 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

288 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 268

289 40. Formulir Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi 269 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

290 41. Formulir Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Atas Hadiah Undian DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 270

291 42. Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan 271 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

292 43. Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham yang Diperdagangkan di Bursa Efek DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 272

293 44. Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBI, Jasa Giro 273 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

294 45. Formulir Bukti Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari Transaksi Deivatif Berupa Kontrak Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 274

295 46. Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga dan/atau Diskonto Obligasi dan Surat Berharga Negara (SBN) 275 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

296 47. Formulir Bukti Pemotongan PPh FInal Pasal 4 ayat (2) atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 276

297 48. Formulir Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi Kepada anggota Koperasi Orang Pribadi 277 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

298 49. Formulir SPT Masa PPN 1111 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 278

299 279 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

300 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 280

301 281 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

302 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 282

303 283 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

304 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 284

305 50. Formulir SPT Masa PPN 1111 DM 285 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

306 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 286

307 287 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

308 51. Formulir SPT Masa PPN 1101 Pemungut DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 288

309 289 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

310 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 290

311 291 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

312 52. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770 SS DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 292

313 53. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770 S 293 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

314 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 294

315 295 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

316 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 296

317 54. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

318 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 298

319 299 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

320 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 300

321 301 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

322 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 302

323 303 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

324 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 304

325 305 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

326 55. Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan 1771 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 306

327 307 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

328 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 308

329 309 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

330 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 310

331 311 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

332 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 312

333 313 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

334 56. Formulir Pemberitahuan Penggunaan Norma Penghitungan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 314

335 57. Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi 315 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

336 58. Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh WP Badan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 316

337 317 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

338 59. Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (Bagi WP yang Diizinkan Menyelenggarakan Pembukuan Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat) DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 318

339 60. Formulir Pemberitahuan Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan 319 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

340 61. Format Laporan Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian Surat Pemberitahuan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 320

341 321 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

342 62. Contoh Format Surat Penghentian Penyidikan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 322

343 63. Formulir Surat Pernyataan Kepemilikan Mesin Teraan Meterai Digital 323 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

344 64. Contoh Permohonan Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 324

345 325 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

346 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 326

347 327 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

348 65. Contoh Permohonan Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 328

349 66. Formulir Permohonan Izin/Perpanjangan Izin sebagai Pelaksana Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan 329 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

350 67. Formulir Permohonan Penetapan/Perpanjangan Penetapan Daerah Tertentu DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 330

351 331 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

352 68. Formulir Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 332

353 69. Formulir Permohonan Penetapan Saat Dimulainya Berproduksi Secara Komersial 333 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

354

355

356 72. Formulir Penambahan dan/atau Pengurangan Pemusatan Tempat PPN Terutang... (1)... Nomor :... (2)... (3) Hal : Penambahan dan/atau Pengurangan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang Lampiran : 1 (satu) set Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... (4)... (5) Sehubungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor... (6) tanggal... (7) tentang persetujuan pemusatan terhadap... (8) NPWP... (9) yang beralamat di... (10), telah diberikan persetujuan untuk melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang diadministrasikan di Kantor Pelayanan Pajak... (11) dengan tempat kedudukan/kegiatan usaha: 1. Nama... NPWP... alamat...; (12) dst melalui surat ini kami: Nama :... (13) NPWP :... (14) Alamat :... (15) bertindak selaku: Pengusaha Kena Pajak bertindak selaku: Wakil Kuasa dari Pengusaha Kena Pajak: Nama :...(16) NPWP :...(17) Alamat :...(18) menyampaikan pemberitahuan perubahan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dipusatkan sebagai berikut: I. Penambahan 1. Nama... NPWP... alamat...; (19) dst II. Pengurangan 1. Nama... NPWP... alamat...; (19) dst Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih. Tembusan:... (22)... dst Pengusaha Kena Pajak/Pengurus/Kuasa*) ttd... (21) Keterangan: Beri tanda X pada yang sesuai *) coret yang tidak perlu DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 336

357 73. Formulir Perubahan Tempat Pemusatan PPN Terutang... (1)... Nomor :... (2)... (3) Hal : Perubahan Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang Lampiran : 1 (satu) set Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... (4)... (5) Sehubungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor... (6) tanggal... (7) tentang persetujuan pemusatan terhadap... (8) NPWP... (9) yang beralamat di... (10), telah diberikan persetujuan untuk melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang diadministrasikan di Kantor Pelayanan Pajak... (11) dengan tempat kedudukan/kegiatan usaha: 1. Nama... NPWP... alamat...; (12) dst melalui surat ini kami: Nama :... (13) NPWP :... (14) Alamat :... (15) bertindak selaku: Pengusaha Kena Pajak bertindak selaku: Wakil Kuasa dari Pengusaha Kena Pajak: Nama :...(16) NPWP :...(17) Alamat :...(18) menyampaikan pemberitahuan perubahan Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang sebagai berikut: Semula: Nama... (19) NPWP... (20) Alamat... (21) Terdaftar di KPP... (22) Menjadi: Nama... (23) NPWP... (24) Alamat... (25) Terdaftar di KPP... (26) Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima ksih. Tembusan:... (28)... dst Keterangan: Beri tanda X pada yang sesuai *) coret yang tidak perlu Pengusaha Kena Pajak/Pengurus/Kuasa*) ttd... (27) 337 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

358 74. Formulir Pemberitahuan Pencabutan Pemusatan Tempat PPN Terutang... (1)... Nomor :... (2)... (3) Hal : Pemberitahuan Pencabutan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang Lampiran : 1 (satu) set Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... (4)... (5) Sehubungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor... (6) tanggal... (7) tentang persetujuan pemusatan terhadap... (8) NPWP... (9) yang beralamat di... (10), telah diberikan persetujuan untuk melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang diadministrasikan di Kantor Pelayanan Pajak... (11) dengan tempat kedudukan/kegiatan usaha: Nama... NPWP... alamat...; (12)... dst melalui surat ini kami: Nama :... (13) NPWP :... (14) Alamat :... (15) bertindak selaku: Pengusaha Kena Pajak bertindak selaku: Wakil Kuasa dari Pengusaha Kena Pajak: Nama :...(16) NPWP :...(17) Alamat :...(18) memberitahukan bahwa terkait dengan adanya perubahan sistem administrasi penjualan/pembukuan yang menyebabkan secara administratif kami tidak memenuhi persyaratan untuk diberikan persetujuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, mohon kiranya Bapak berkenan untuk mencabut Surat Keputusan persetujuan pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang yang selama ini telah kami laksanakan terhitung mulai Masa Pajak... (19) Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih. Pengusaha Kena Pajak/Pengurus/Kuasa*) ttd... (20) Tembusan:... (21)... dst Keterangan: Beri tanda X pada yang sesuai *) coret yang tidak perlu DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 338

359 75. Formulir Permohonan Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... di... Dengan ini kami selaku pengurus/kuasa *) dari: Nama Perusahaan :... NPWP :... Alamat :... mengajukan permohonan persetujuan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 tanggal 23 Mei 2008, terhitung mulai tanggal... Sebagai kelengkapan permohonan, bersama ini kami lampirkan: a. Fotokopi surat ijin usaha perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh ijin dari Pemerintah, yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang berwenang menerbitkan surat ijin usaha tersebut; b. Laporan penilaian perusahaan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh ijin dari Pemerintah; c. Daftar Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan;dan d. Laporan Keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap perusahaan yang telah diaudit akuntan publik; Demikian permohonan kami untuk dapat dipertimbangkan...., (Nama/Jabatan/Tanda Tangan ) *) coret yang tidak sesuai dan lampirkan surat kuasa khusus dalam hal selaku kuasa Perusahaan. 339 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

360 76. Formulir Daftar Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan NAMA PERUSAHAAN :... NPWP :... NO KELOMPOK/JENIS AKTIVA TETAP BERWUJUD DAFTAR PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP PERUSAHAAN UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN PER TANGGAL... TAHUN PEROLEHAN NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU FISKAL TH. BUKU TERAKHIR SEBELUM PENILAIAN KEMBALI NILAI BUKU FISKAL TAHUN BERJALAN TERAKHIR SEBELUM PENILAIAN KEMBALI NILAI BUKU FISKAL (NILAI PASAR) SETELAH PENILAIAN KEMBALI SELISIH LEBIH (7) (6) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) BUKAN BANGUNAN Kelompok 1: Kelompok 2: Kelompok 3: Kelompok 4: BANGUNAN Permanen: Tidak Permanen: JUMLAH: KETERANGAN : Diisi dengan rincian masing-masing jenis aktiva tetap, kecuali dalam hal jenis aktiva tetap yang s`ama yang termasuk dalam kelompok harta yang sama dan diperoleh serta dipergunakan dalam tahun yang sama, dapat digabungkan/dijumlahkan. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 340

361 77. Formulir Permohonan untuk Penetapan Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan <KOP SURAT WAJIB PAJAK> Nomor :...(1)...,... (2) Sifat :...(3) Lampiran :...(4) Hal : Permohonan untuk Penetapan Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... (5)... (6) Melaksanakan Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2014 tentang Tata Cara Permohonan dan Penetapan Masa Manfaat yang Sesungguhnya atas Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan, yang bertandatangan di bawah ini: Nama :... (7) NPWP :... (8) Alamat :... (9) Jabatan :... (10) bertindak untuk kepentingan dan atas nama: Nama Wajib Pajak :... (11) NPWP :... (12) Alamat :... (13) Jenis Usaha :... (14) Telepon/fax :... (15) mengajukan permohonan untuk penetapan kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan, sebagai berikut: No Nama Harta Berwujud Tanggal Perolehan Harga Perolehan (Rp) Masa Manfaat Menurut WP Kelompok Penyusutan Menurut WP Keterangan (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) Sebagai bahan pertimbangan, terlampir disampaikan:*) penjelasan terperinci mengenai aktiva; spesifikasi aktiva dari produsen; perkiraan umur aktiva/masa manfaat ekonomis dari Penilai Publik; dokumen teknis pendukung dari produsen mengenai masa manfaat aktiva; keputusan penetapan kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan;**) surat kuasa khusus dalam hal permohonan disampaikan oleh kuasa Wajib Pajak. Demikian permohonan ini kami sampaikan. Pemohon, (23)... (7)... (10) Keterangan: *) beri tanda X pada yang sesuai; **) wajib dilampirkan bagi Wajib Pajak yang sudah pernah memperoleh keputusan penetapan kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan, sebelum permohonan ini diajukan. 341 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

362 78. Formulir Permohonan Penetapan Penambahan Jangka Waktu Kompensasi Kerugian DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 342

363 343 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

364 79. Formulir Permohonan Pengurangan Penghasilan Neto 30% dari Jumlah Penanaman Modal (KAPET) DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 344

365 80. Formulir Permohonan Ijin Kompensasi Kerugian (KAPET) 345 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

366 81. Formulir Permohonan PPh Pasal 26 Atas Dividen Dengan Tarif Sebesar 10% (KAPET) DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 346

367 82. Formulir Permohonan Surat Keterangan Fiskal 347 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

368 83. Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh Nomor : Lampiran : Hal : Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan Kepada Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... Berkenaan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- /PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak Lain, dengan ini: Nama Wajib Pajak :... NPWP :,,,,,,,,,,,,,,,, Alamat :... mengajukan permohonan untuk memperoleh Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh...*), dengan alasan... Untuk kelengkapan permohonan SKB Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan, bersama ini terlampir penghitungan Pajak Penghasilan yang diperkirakan akan terutang untuk tahun pajak berjalan **). Demikian permohonan ini kami sampaikan...., Pemohon,... *) diisi sesuai dengan jenis pajak (PPh Pasal 21,22,22 impor, 23) **) tidak berlaku untuk WP yang atas penghasilannya hanya dikenakan PPh yang bersifat final DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 348

369 84. Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan PPh atas Impor Emas Batangan 349 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

370 85. Contoh Format Surat Permohonan Tanda Bukti Tidak Mempunyai Tunggakan Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 350

371 86. Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia Nomor : Lampiran : Hal : Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Berkenaan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2013 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya Telah Disahkan oleh Menteri Keuangan, dengan ini: Nama Wajib Pajak :... NPWP :... Alamat :... Nomor KMK :... Tanggal KMK :... (Pengesahan Pendirian Dana Pensiun) mengajukan permohonan untuk memperoleh Bebas Surat Keterangan Bebas Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang ditempatkan pada atau diterbitkan oleh Bank... NPWP... untuk tahun pajak... Dana yang ditempatkan tersebut di atas diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan perubahannya. Untuk kelengkapan permohonan, bersama ini kami lampirkan: 1. Fotokopi Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengesahan Pendirian Dana Pensiun; 2. Fotokopi Neraca*); 3. Fotokopi Laporan Rugi/Laba*); 4. Fotokopo Arus Kas dan Bank*); 5. Fotokopi Laporan Investasi; 6. Daftar sertifikat/bilyet/buku deposito, tabungan dan Sertifikat Bank Indonesia. Demikian permohonan ini kami sampaikan...., Wajib Pajak/Kuasa Wajib Pajak, *) Laporan keuangan tahun terakhir sebelum diajukan permohonan.... Lembar ke-1 Lembar ke-2 Lembar ke-3 : untuk Kantor Pelayanan Pajak : untuk Bank/Pemotong Pajak : arsip pemohon 351 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

372 87. Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 352

373 88. Formulir Surat Pernyataan Berpenghasilan di Bawah PTKP dan Jumlah Bruto Penghasilan atas Tanah dan/atau Bangunan Kurang dari Rp , DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

374 89. Formulir Surat Pernyataan Hibah DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 354

375 90. Formulir Surat Pernyataan Pembagian Waris 355 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

376 91. Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pembayaran PPh yang Bersifat Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 356

377 92. Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM Atas Impor/Penyerahan Kendaraan Bermotor 357 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

378 93. Formulir Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 358

379 94. Formulir Surat Pernyataan Wajib Pajak yang Memiliki Bruto Tertentu Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 SURAT PERNYATAAN WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 Yang bertandatangan di bawah ini: Nama :... NPWP :,,,,,,,,,,,,,,,,,, Alamat :... Bertindak selaku 1) Wajib Pajak Pengurus Kuasa Nama :... 2) NPWP :,,,,,,,,,,,,,,,,,, 3) Alamat :... 4) dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa peredaran bruto usaha yang diterima atau diperoleh termasuk dalam kriteria untuk dikenai Pajak Penghasilan bersifat final sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar, saya bersedia diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya...., Yang membuat pernyataan, 5) Meterai Rp.6.000,- (...) 1) Beri tanda X pada yang sesuai 2) Diisi dengan nama Wajib Pajak dalam hal yang mengajukan Surat Permohonan adalah Wakil atau Kuasa dari Wajib Pajak 3) Diisi dengan NPWP Wajib Pajak dalam hal yang mengajukan Surat Permohonan adalah Wakil atau Kuasa dari Wajib Pajak 4) Diisi dengan alamat Wajib Pajak dalam hal yang mengajukan Surat Permohonan adalah Wakil atau Kuasa dari Wajib Pajak 5) Ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak 359 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

380 95. Contoh Format Permohonan Surat Keterangan Tidak Dipungut CONTOH FORMAT PERMOHONAN SKTD Nomor :... (1) Lampiran :... (2) Hal : Permohonan Surat Keterangan Tidak Dipungut PPN (SKTD) Yth. Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak (3) Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Impor dan Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor...(4).../PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu, dengan ini kami: (5) Nama :... Alamat :... NPWP :... Jenis Usaha :... mengajukan permohonan untuk diberikan Surat Keterangan Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai atas impor/penyerahan alat angkutan tertentu/penyerahan Jasa Kena Pajak terkait alat angkutan tertentu sebagaimana terlampir.... (6)... Pemohon... (7) Terlampir disampaikan: (8) dst. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 360

381 96. Format Rincian Alat Angkutan Tertentu yang Diajukan Permohonan Untuk Memperoleh Fasilitas Tidak Dipungut PPN CONTOH FORMAT LAMPIRAN PERMOHONAN SKTD BERUPA RINCIAN ALAT ANGKUTAN TERTENTU RINCIAN ALAT ANGKUTAN TERTENTU YANG DIAJUKAN PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH FASILITAS TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Identitas Pemohon SKTD (4) Nama :... Alamat :... NPWP :... Jenis Usaha :......(5)... Nama/Jenis No Alat Angkutan Tertentu Kuantum Nilai Impor/ Harga Jual*) (Rp) Pajak Pertambahan Nilai yang Terutang (Rp) Keterangan Alat angkutan tertentu tersebut diperoleh dari : (6) nama :... alamat :... NPWP :... (khusus impor, NPWP tidak perlu diisi) untuk dimiliki dan digunakan oleh : (7) Kementerian Pertahanan, TNI, POLRI Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian Umum dan/atau Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian Umum. dengan : (8) nama :... NPWP :... jenis usaha :......,... (9)... Pemohon... (10) DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

382 97. Format Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan (RKIP) RENCANA KEBUTUHAN IMPOR DAN PEROLEHAN (RKIP) Halaman (1)... dari... Nomor :... (2)... (diisi petugas KPP) (5) Tanggal :... (3)... (diisi petugas KPP) Nama :... Nomor SKTD:...(4)... (diisi petugas KPP) Alamat :... NPWP : RENCANA KEBUTUHAN IMPOR Nama/Jenis Spesifikasi Teknis Perkiraan Nilai Impor Persetujuan KPPBC/KPU Perkiraan Pajak Nomor Alat Angkutan Kuantitas Kode HS (Kegunaan, Merk, Tipe, Per Kantor Pelayanan dan Pelabuhan Total Pertambahan Nilai Tertentu Ukuran, Kapasitas) Satuan Pajak (6)......(7)......(8)......(9)......(10)......(11)......(12)......(13)......(14)......(15) RENCANA KEBUTUHAN PEROLEHAN Nomor Pengusaha Kena Pajak Nama/Jenis Alat Angkutan Tertentu atau JKP terkait Alat Angkutan Tertentu Kuantitas Spesifikasi Teknis (Kegunaan, Merk, Tipe, Ukuran, Kapasitas) Perkiraan Harga Jual Perkiraan Pajak Per Pertambahan Satuan Total Nilai Persetujuan Kantor Pelayanan Pajak (16)......(17)......(18)......(19)......(20)......(21)......(22)......(23)......(24)......, (25)... Pemohon,... (27)... Disetujui dan disahkan oleh, a.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor Pelayanan Pajak...(28)... (26)... Jabatan......(29)... NIP... Halaman (1)... dari... DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 362

383 98. Format Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan (RKIP) Perubahan RENCANA KEBUTUHAN IMPOR DAN PEROLEHAN (RKIP) PERUBAHAN Nomor :... (2)... (diisi petugas KPP) Tanggal :... (3)... (diisi petugas KPP) (4) Nama :... RKIP Perubahan ke :... (5)... Alamat :... Nomor RKIP yang diubah :... (6)... NPWP :... Nomor SKTD :... (7) RENCANA KEBUTUHAN IMPOR PERUBAHAN... (8)... No KPPBC/KPU dan Pelabuhan Nama/Jenis Alat Angkutan Tertentu Kuantitas Kode HS Spesifikasi Teknis (Kegunaan, Merk, Tipe, Ukuran, Kapasitas) Perkiraan Nilai Impor Perkiraan Pajak Pertambahan Nilai Persetujuan Kantor Pelayanan Pajak Semula Menjadi Semula Menjadi Semula Menjadi Per Satuan Total TOTAL 2. RENCANA KEBUTUHAN PEROLEHAN PERUBAHAN...(9)... No Pengusaha Kena Pajak Nama/Jenis Alat Angkutan Tertentu atau JKP terkait Alat Angkutan Tertentu Kuantitas Spesifikasi Teknis (Kegunaan, Merk, Tipe, Ukuran, Kapasitas) Perkiraan Harga Jual Perkiraan Pajak Pertambahan Nilai Persetujuan Kantor Pelayanan Pajak Semula Menjadi Semula Menjadi Semula Menjadi Per Satuan Total , (10)... Pemohon,... (12)... Disetujui dan disahkan oleh, a.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor Pelayanan Pajak...(13)... (11)... Jabatan......(14)... NIP DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

384 99. Contoh Format Surat Pernyataan Penghasilan yang Dikenai PPh yang Bersifat Final atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 364

385 100. Contoh Format Surat Pernyataan Kedudukan Untuk Kepentingan Penerbitan Surat Keterangan Domisili Bagi Subjek Pajak Dalam Negeri Indonesia (SKD SPDN) 365 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

386 101. Contoh Format Permohonan Surat Keterangan Domisili DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 366

387 102. Formulir Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak Nomor :......,... Hal : Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Dengan ini, saya: Nama :... Jabatan :... Nama PKP :... NPWP :... Alamat :... Penyampaian SPT : e-spt/e-filling manual/hardcopy Mengajukan permohonan Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 sebanyak...(...) Nomor Seri Faktur Pajak. Bersama ini kami sampaikan data penyampaian SPT Masa PPN untuk 3 (tiga) bulan terakhir berturut-turut yang telah jatuh tempo pada tanggal permintaan ini diajukan berikut jumlah penerbitan Faktur Pajaknya. No Masa Pajak Jumlah Penerbitan Faktur Pajak Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. Pemohon (...) 367 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

388 103. Formulir Permintaan Data Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-faktur) yang Rusak atau Hilang DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 368

389 104. Contoh Format Surat Permohonan Keterangan Status Wajib Pajak CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN KETERANGAN STATUS WAJIB PAJAK Nomor :...1) Hal : Permohonan Keterangan Status Wajib Pajak Kepada Yth. Kepala KPP... 2) Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NPWP Jabatan Alamat Nomor Telepon :...3) :...4) :...5) :...6) :...7) Bertindak selaku : Wajib Pajak : Wakil Wajib Pajak/Kuasa *) Dari Wajib Pajak Nama :...8) NPWP :...9) Alamat :...10) Mengajukan permohonan untuk memperoleh Keterangan Status Wajib Pajak untuk memenuhi persyaratan mendapatkan layanan publik tertentu dari... 11) untuk layanan publik...12). Demikian permohonan ini kami sampaikan....,... 13)... 14) *) dalam hal kuasa harus dilampirkan surat kuasa khusus 369 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

390 105. Formulir Surat Permintaan Pelaksanaan Mutual Agreement Procedure DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK FORM HPI-01 Yth. Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak Yang tersebut di bawah ini: Nama WP :... NPWP :... Alamat :... bersama ini mengajukan permohonan untuk melakukan persetujuan bersama dengan negara:... untuk kesalahan penerapan P3B/perbedaan interpretasi P3B 1). Permasalah yang akan diajukan: (A) (B) Jenis penghasilan Kegiatan di negara mitra P3B melalui BUT 3) Laba usaha Selain laba usaha 2) (C) Ditetapkan oleh negara mitra P3B 4) (D) Nilai Ketetapan 5) (E) Alasan 6) Bersama ini dilampirkan: 1. Ketetapan pajak negara mitra 2. Kontrak Dokumen pendukung (...) 4. Penjelasan Wajib Pajak Formulir ini diisi dengan benar dan didukung data yang lengkap.... Pemohon Tembusan : Direktur Hubungan Perpajakan Internasional 1) coret salah satu 2) harap diisi jenis penghasilan apa (contoh: dividen/royalti/interest/penghasilan dari hubungan kerja dll) 3) ya/tidak 4) ya/tidak 5) diisi jika kolom (C) dijawab "ya" 6) dijelaskan secara singkat tentang kesalahan penerapan P3B yang dilakukan negara mitra DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 370

391 106. Format Permohonan Legalisasi Fotokopi Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu 371 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

392 107. Formulir Penelitian SSP atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 372

393 108. Contoh Format Formulir Permohonan Informasi Publik 373 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

394 109. Format Surat Permohonan Izin Praktik Konsultan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 374

395 110. Format Surat Permohonan Izin Praktik Konsultan Pajak Bagi Konsultan Pajak yang Pernah Mengabdikan Diri Sebagai Pegawai atau Pensiunan DJP FORMAT SURAT PERMOHONAN IZIN PRAKTIK KONSULTAN PAJAK BAGI KONSULTAN PAJAK YANG PERNAH MENGABDIKAN DIRI SEBAGAI PEGAWAI DI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ATAU PENSIUNAN PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK: Nomor :... (1)... Perihal : Permohonan Izin Praktik Konsultan Pajak Yth. Direktur Jenderal Pajak di Jakarta Yang bertandatangan di bawah ini: 1. Nama :... (2) Tempat dan tanggal lahir :... (3) Nomor Induk Pegawai :... (4) Pangkat dan golongan terakhir :... (5) Masa kerja :... (6)... (dari tahun... s.d. tahun...) 6. Jabatan terakhir :... (7) Nomor Kartu Tanda Penduduk :... (8) Nomor Pokok Wajib Pajak :... (9) Alamat rumah :... (10) Nomor telepon :... (11)... dengan ini mengajukan permohonan penerbitan. Izin Praktik Konsultan Pajak. Untuk melengkapi permohonan di atas, bersama ini saya lampirkan: 1. daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan; 2. fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi oleh Panitia Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak; 3. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); 4. pas foto terakhir berwarna dan berlatar belakang putih ukuran 2x3 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; 5. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP); 6. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); 7. surat pernyataan tidak terkait dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara dan/atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah; 8. fotokopi surat keputusan keanggotaan Asosiasi Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi oleh Ketua Umum Asosiasi Konsultan Pajak; 9. fotokopi surat keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atas permintaan sendiri atau surat keputusan pensiun; dan 10. surat pernyataan komitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya.... (12)...,... (13)... Pemohon (14) (... (2)...) 375 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

396 111. Format Surat Permohonan Peningkatan Izin Praktik Konsultan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 376

397 112. Format Surat Permohonan Perpanjangan Masa Berlaku Kartu Izin Praktik 377 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

398 113. Format Surat Permohonan Pendaftaran Asosiasi Konsultan Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 378

399 114. Format Surat Pendaftaran Ulang Izin Praktik Konsultan Pajak 379 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

400 115. Format Surat Keberatan FORMAT SURAT KEBERATAN Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Pengajuan Keberatan Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) Alamat :... (12) bersama ini mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak (skp)/pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga*): Jenis surat :... (13) Nomor dan tanggal :... (14) Jenis Pajak :... (15) Masa/Tahun Pajak :... (16) Alasan pengajuan keberatan (17): 1. Sengketa... Alasan keberatan dan jumlah menurut Wajib Pajak Sengketa... Alasan keberatan dan jumlah menurut Wajib Pajak dst. Berdasarkan hal tersebut di atas maka: a. Jumlah pajak yang terutang menurut surat ketetapan pajak/pemotongan atau pemungutan*) sebesar... (18) b. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar:... (19) c. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebesar:... (20) d. Jumlah yang telah dilunasi sebesar... (21) tanggal... (22) pada bank/pos persepsi... (23) dengan NTPN... (24) Lampiran: (25) No. Jenis Dokumen Set/Lembar Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa**)... (26) Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) Diisi salah satu yang sesuai. 3. **) Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal surat pengajuan keberatan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 380

401 116. Format Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan FORMAT SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) Alamat :... (12) bersama ini mengajukan pencabutan atas Surat Keberatan: Nomor dan tanggal :... (13) Perihal surat :... (14) Penandatangan :... (15) Bertindak selaku :... (16) Alasan pencabutan pengajuan keberatan: dst. (17) Demikian surat permohonan pencabutan atas pengajuan keberatan kami sampaikan untuk dapat disetujui. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa**) Tembusan: 1. Direktur Jenderal Pajak; 2. Kepala Kanwil DJP... (19)... (18) Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) : Diisi salah satu yang sesuai. 3. **) : Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal surat pengajuan keberatan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. 381 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

402 117. Format Surat Permohonan Pembetulan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 382

403 118. Format Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi FORMAT SURAT PERMOHONAN PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI: Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) Alamat :... (12) bersama ini mengajukan pengurangan/penghapusan sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)/Surat Tagihan Pajak (STP)*): Nomor & Tanggal :... (13) Jenis Pajak :... (14) Masa/Tahun*) Pajak :... (15) Alasan permohonan pengurangan/penghapusan sanksi administrasi: (16) Berdasarkan hal tersebut di atas, dengan ini dimohon pengurangan/penghapusan sanksi administrasi menjadi sebesar Rp... (17). Sehubungan dengan permohonan tersebut, kami informasikan bahwa kami telah membayar pajak yang terutang sebesar Rp... (18) tanggal... (19) pada bank... (20) dengan NTPN... (21). Sebagai kelengkapan permohonan, terlampir disampaikan: (22) No. Jenis Dokumen Set/Lembar Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa**) (23)... Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) Diisi salah satu yang sesuai. 3. **) Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. 383 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

404 119. Format Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar FORMAT SURAT PERMOHONAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR: Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) Alamat :... (12) bersama ini mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar/Surat Ketetapan Pajak Nihil*): Nomor & Tanggal :... (13) Jenis Pajak :... (14) Masa/Tahun*) Pajak :... (15) Alasan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar: (16) Berdasarkan hal tersebut di atas, perhitungan pajak yang masih harus dibayar/jumlah rugi*) menurut kami adalah sebesar Rp... (17). Sebagai kelengkapan permohonan, terlampir disampaikan: (18) No. Jenis Dokumen Set/Lembar Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa**) (19)... Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) Diisi salah satu yang sesuai. 3. **) Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 384

405 120. Format Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak yang Tidak Benar FORMAT SURAT PERMOHONAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK YANG TIDAK BENAR: Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak yang Tidak Benar Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) Alamat :... (12) bersama ini mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar atas Surat Tagihan Pajak: Nomor & Tanggal :... (13) Jenis Pajak :... (14) Masa/Tahun*) Pajak :... (15) Alasan permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar: (16) Berdasarkan hal tersebut di atas, dengan ini dimohon pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar menjadi sebesar Rp... (17). Sebagai kelengkapan permohonan, terlampir disampaikan: (18) No. Jenis Dokumen Set/Lembar Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa**) (19)... Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) Diisi salah satu yang sesuai. 3. **) Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. 385 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

406 121. Format Surat Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Hasil Pemeriksaan FORMAT SURAT PERMOHONAN PEMBATALAN SURAT KETETAPAN PAJAK HASIL PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI: Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi Yth. Direktur Jenderal Pajak u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak Nama :... (10) NPWP :... (11) Alamat :... (12) bersama ini mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar atas Surat Tagihan Pajak: Nomor & Tanggal :... (13) Jenis Pajak :... (14) Masa/Tahun*) Pajak :... (15) Alasan permohonan pembatalan surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan atau verifikasi karena surat ketetapan pajak diterbitkan tanpa: penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau surat pemberitahuan hasil verifikasi. pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil verifikasi dengan Wajib Pajak. Dengan uraian sebagai berikut: (16) Sebagai kelengkapan permohonan, terlampir disampaikan: (17) No. Jenis Dokumen Set/Lembar Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa**) (19)... Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) Diisi salah satu yang sesuai. 3. **) Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 386

407 122. Contoh Format Permintaan Pengurangan Denda Administrasi PBB 387 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

408 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 388

409 123. Contoh Format Surat Permohonan Pengurangan SPPT atau SKP PBB Yang Tidak Benar 389 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

410 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 390

411 124. Contoh Format Surat Permohonan Pembatalan SPPT, SKP PBB, atau STP PBB Yang Tidak Benar 391 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

412 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 392

413 125. Contoh Format Surat Permohonan Pengurangan PBB PERMOHONAN PENGURANGAN PBB Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pengurangan PBB Yth. Menteri Keuangan u.b. Kepala KPP (4) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... (5) NPWP :... (6) Jabatan :... (7) Alamat :... (8) Nomor Telepon :... (9) Bertindak selaku : Wajib Pajak Wakil Kuasa dari Wajib Pajak : Nama :... (10) NPWP :... (11) Alamat :... (12) Atas Objek Pajak : NOP :... (13) Alamat Objek Pajak :... (14) bersama ini mengajukan permohonan Pengurangan PBB yang tercantum dalam SPPT/SKP PBB/STP PBB *): Nomor :... (15) Tanggal :... (16) Tahun Pajak :... (17) PBB Terhutang : Rp... (18) Besarnya Pengurangan PBB :... (19) Alasan permohonan pengurangan PBB: (20) Sebagai kelengkapan permohonan, terlampir disampaikan: 1. Fotokopi SPPT/SKP PBB/STP PBB *) yang diajukan Pengurangan PBB; 2. Surat kuasa khusus dari Wajib Pajak dalam hal dikuasakan; 3. Fotokopi laporan keuangan atau fotokopi dokumen pencatatan yang dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh sebelum tahun pengajuan permohonan Pengurangan PBB*); 4. Fotokopi dokumen pendukung yang menunjukkan Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas pada tahun sebelum tahun pengajuan permohonan Pengurangan PBB; 393 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

414 5. Surat pernyataan Wajib Pajak yang menyatakan bahwa objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa**); 6. Surat keterangan dari instansi terkait sebagai bukti pendukung yang menyatakan bahwa objek pajak terkena bencana alao atau sebab lain yang luar biasa**); dan/atau 7. Dokumen pendukung berupa: a....; b....; c. dst. (21) Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Wajib Pajak/Wakil/Kuasa**) (22)... Keterangan: 1. Beri tanda X pada yang sesuai. 2. *) Diisi dengan pilihan yang sesuai. 3. **) Dilampiri dalam hal Pengurangan PBB terhadap objek pajak yang terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa. DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 394

415 126. Format Surat Permohonan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang 395 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

416 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 396

417 127. Format Surat Kuasa Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Bagi Orang Pribadi atau Badan yang Tidak Diwajibkan Memiliki NPWP 397 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

418 128. Format Surat Permohonan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang Bagi SPLN yang Tidak Memiliki BUT di Indonesia DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 398

419 399 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

420 129. Format Surat Kuasa Bagi SPLN yang Tidak Memiliki BUT di Indonesia Kepala Pemotong atau Pemungut DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 400

421 401 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

422 130. Format Surat Penunjukan Nomor Rekening Bank di Indonesia DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 402

423 131. Formulir Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak 403 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

424 132. Formulir Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 404

425 133. Permintaan Pencabutan Sertifikat Elektronik 405 DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN

426 TIM PENYUSUN DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN Pengarah: Hantriono Joko Susilo Ferliandi Yusuf Koordinator: Leidra Darman Pandapotan Siregar Dadang Setiana Tim Penyusun: Alpha Nur Setyawan Pudjono Aprisal W. Malale Arief Sutopo Ferry Rahmadadhi Hadiyani Zahra Ika Lisdiyantari Ikhsan Tanjung Iqbal Fadillah Maraha Sufitra Novita Eri Kristanti Rakhmani Widyakusuma Ridlo Miftakhul Dhiqi Roslinda Siagian Ruben Christian Lumban Tobing Rudyansah Wisnu Indarto Wardinto Editor: Subdirektorat Pengembangan Pelayanan DIREKTORI LAYANAN PERPAJAKAN 406

427

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PELAPORAN USAHA

Lebih terperinci

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 Pada tanggal 23 Januari 2018 telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 tentang Perubahan Atas

Lebih terperinci

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 79/PJ/2010 TENTANG : STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN UNGGULAN BIDANG PERPAJAKAN DAFTAR 16 (ENAM BELAS) JENIS LAYANAN UNGGULAN BIDANG

Lebih terperinci

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak BAGIAN 1 Sebagaimana yang dipaparkan pada pertemuan sebelumnya bahwa salah satu inti pengertian pajak adalah dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

Lebih terperinci

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. Oleh: Suwardi, SE, M.Si, Akt.

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. Oleh: Suwardi, SE, M.Si, Akt. TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK Oleh: Suwardi, SE, M.Si, Akt. Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 yang dinamakan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PELAPORAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Nomor Pokok

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan No.180, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. SPT. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-02/PJ/ 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 40-42 Jakartaa 12190 Kotak Pos 124 Telepon 5250208, 5251609 Faksimili 5203184 Website www.pajak.go.id Yth.

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK,

Lebih terperinci

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA Contributed by Administrator Thursday, 18 February 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR

Lebih terperinci

NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN

NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN Modul ke: NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN Fakultas Ekonomi & Bisnis Disusun Oleh : Yenny Dwi Handayani Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38 /PJ/2009, TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PAJAK TABEL AKUN PAJAK DAN 1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 100 Masa PPh Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE DIREKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot STIE Widya Praja Tanah Grogot Tanggal Penerbitan 25 April 2016 Pertemuan SURAT SETORAN PAJAK Wajib Pajak dapat membayar pajak yang terutang dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Dengan menggunakan Surat Setoran

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Bagian: 1 Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 02Fakultas EKONOMI NPWP dan PKP Pertemuan 2 Perpajakan I Program Studi AKUNTANSI Daftar Isi NPWP Tata Cara Pendaftaran NPWP melalui e-registration Cara Pindah KPP Penghapusan NPWP Pengusaha Kena

Lebih terperinci

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN TABEL AKUN PAJAK DAN Berdasarkan : 1. PER-38/PJ/2009 2. PER-23/PJ/2010 dan SE-54/PJ/2010 3. PER-24/PJ/2013 Keterangan : 1. Yang berwarna.. adalah perubahan yang terdapat dalam PER-23/PJ/2010 dan SE-54/PJ/2010

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

NO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN

NO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN LAMPIRAN I PERATURAN NOMOR : PER165/PJ/2005 TENTANG : PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN NOMOR KEP297/PJ/2002 TENTANG PELIMPAHAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPADA PARA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147 /PMK.03/2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK SERTA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2011 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PER - 15/PJ/2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM RANGKA PE

PER - 15/PJ/2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM RANGKA PE PER - 15/PJ/2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM RANGKA PE Contributed by Administrator Tuesday, 15 April 2008 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengusaha Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PELAPORAN

Lebih terperinci

NPWP dan Pengukuhan PKP

NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan NPPKP Pengusaha Wajib Pajak Bukan Pengusaha NPWP dan NPPKP NPWP Siapakan yang Wajib Mendaftarkan diri untuk Memperoleh NPWP? Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Pekerjaan

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan 1 PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASI (STANDARD OPERATING PROCEDURES) LAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Oleh Ruly Wiliandri Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 1983 yang diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994, dan UU No. 16 Tahun 2000 dan yang terakhir diatur dalam UU No. 28 Tahun

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR SE-02/PJ/2017 TENTANG

SURAT EDARAN NOMOR SE-02/PJ/2017 TENTANG SURAT EDARAN NOMOR SE-02/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 229/PMK.03/2014 TENTANG PERSYARATAN SERTA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG KUASA A. Umum Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.903, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Verifikasi. Pajak. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa Pengusaha Kena Pajak untuk dapat

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I NO DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JENIS PELAYANAN 1 Pelayanan Permohonan Legalisasi Dokumen Wajib Pajak Berupa Surat Keterangan Domisili (SKD) 2 Pelayanan Permohonan

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap perlakuan perpajakan dan perhitungan Pajak Penghasilan atas penghasilan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Ads by Style%20Ball X i Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 243/PMK.03/2014, 24 Des 2014 PencarianPeraturan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/KMK.01/2010 TENTANG

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/KMK.01/2010 TENTANG LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 187/KMK.01/2010 TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASI (STANDARD OPERATING PROCEDURE) LAYANAN UNGGULAN KEMENTERIAN KEUANGAN STANDAR PROSEDUR OPERASI (STANDARD OPERATING

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh 165 BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh PENGERTIAN SKB adalah Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi WP yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu, sama

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA. Secara garis besar dasar hukumnya sebagai berikut :

BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA. Secara garis besar dasar hukumnya sebagai berikut : BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA A. Dasar Hukum Dasar hukum mengenai mekanisme pendaftaran dan pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak seiring perkembangan ilmu pengetahuan tentang perpajakan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK IDENTITAS PERHATIAN TAHUN PAJAK FORMULIR SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

Lebih terperinci

SPT MASA & BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26. PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-04/PJ/2017 Jakarta, 12 April 2017

SPT MASA & BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26. PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-04/PJ/2017 Jakarta, 12 April 2017 SPT MASA & BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-04/PJ/2017 Jakarta, 12 April 2017 Latar Belakang Memberikan kemudahan bagi WP untuk membuat dan melaporkan SPT

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 TENTANG BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 3 PENGERTIAN-PENGERTIAN... 4 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)... 10 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) & BATAS PEMBAYARAN PAJAK... 22 PENETAPAN DAN KETETAPAN PAJAK... 35 PENGERTIAN PEMBUKUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2017 TENTANG BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 SERTA BENTUK BUKTI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Account Representative

Account Representative Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.12, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengajuan. Penyelesaian Keberatan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE Contributed by Administrator Tuesday, 08 December 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -Â

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Selatan

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Selatan BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Selatan yang dimulai sejak tanggal 15

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B. PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci