Mahasiswa Program Studi Sarjana KeperawatanSTikes Kusuma Husada Surakarta. Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STikes Kusuma Husada Surakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mahasiswa Program Studi Sarjana KeperawatanSTikes Kusuma Husada Surakarta. Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STikes Kusuma Husada Surakarta"

Transkripsi

1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KEBUTUHAN NUTRISI TERHADAP PENGETAHUAN NUTRISI PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI APENDISITIS DI RSUD KOTA SURAKARTA Alfonsus Roga 1), Meri Oktariani 2), Aria Nurahman Hendra Kusuma 3) 1) Mahasiswa Program Studi Sarjana KeperawatanSTikes Kusuma Husada Surakarta 2) 3) Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STikes Kusuma Husada Surakarta Abstrak Penyebabterjadinyaapendisitisyaituobstruksiapendisolehfeses, penurunanmengkonsumsimakananberseratpadadiitharian, terpuntirnyaapendisataupembuluhdarahnya. Angkakejadianapendisitis di duniamencapai 321 jutakasussetiaptahun. Sedangkan diindonesia menurut data statistikapendisitismenyerang 10 jutapenduduksetiaptahunsedangkandinaskesehatanjawa Tengah menyebutkanjumlahkasusapendisitissebanyak penderita, dan 177 penderitadiantaranyamenyebabkankematian. Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuipengaruhpendidikankesehatankebutuh annutrisiterhadappengetahuan tentang penyembuhanlukapadapasien post operasiapendisitis di RSUD Kota Surakarta. Jenispenelitianadalahkuantitatifpraeksperimentaldenganrancanganprapost testdalamsatukelompok. Sampelpenelitianiniadalahpasien post operasiapendisitis yang dirawat di RSUD Kota Surakarta. Teknikpengambilansampelmenggunakan Accidental Samplingsebanyak 21 orang. HasilpenelitianmenunjukanbahwamayoritasrespondenberusiaDewasaawal (57,1 %) denganjeniskelaminterbanyaklaki-laki (66,7 %), dengantingkatpendidikansma (42,9 %) danlamanyaharirawat dua sampai empat hari (100 %). Ada pengaruhpendidikankesehatantentangkebutuhannutrisiterhadappengetahuan tentang penyembuhanlukapadapasien post operasiapendisitis di RSUD Kota Surakarta ( P value ( 0,001 < 0,05). Rumahsakit (petugasgizi) hendaknyamemberikanpendidikankesehatankepadamasyarakatbaikmelaluikonseli ngtentangpentingnya status nutrisiuntuk proses penyembuhanluka. Kata kunci : Kebutuhan nutrisi, penyembuhanluka, apendisitisdanpendidikankesehatan Daftarpustaka : 42 ( ) 1

2 NURSING GRADUATE STUDIES PROGRAM STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017 Alfonsus Roga Influence of Health Education About Nutritional Requirements toward Knowledge About Wound Healing in Patients Post Appendicitis Surgery at Hospital Surakarta Abstract The cause of appendicitis is obstruction appendix by feces, decreased fiber foods in the daily diet, twisting appendix or blood vessels. The incidence of appendicitis in the world reached 321 million cases each year. While in Indonesia, according to the statistical data of appendicitis attack 10 million people every year, additionally Central Java health office said the number of cases of appendicitis as many as 5,980 patients, and 177 patients of which resulted in death. The purpose of this study is to determine the effect of health education on the knowledge of the nutritional requirements of wound healing in patients post surgery appendicitis in Surakarta City Hospital. Kind of research is quantitative praeksperimental with prapost draft test in one group. Samples were patients post surgery appendicitis whom treated in Surakarta City Hospital. The sampling technique that using in this research is Accidental Sampling as many as 21 people. The results showed that the majority of respondents were early adults (57.1%) with the largest gender was male (66.7%), also the level of high school education (42.9%) and duration of hospitalization days is two until four days (100% ). There is influence of health education about the nutritional necessarytoward knowledge of wound healing in patients post surgery appendicitis in hospitals Surakarta (P value (0.001 <0.05). Hospital (nutrition officer) should provide health education to the community through counseling about the importance of nutritional status to the wound healing process. Keywords: Nutritional needs, healing wounds, appendicitis and health education Bibliography: 42 ( ) 2

3 PENDAHULUAN Apendisitis adalah kasus gawat bedah abdomen atau inflamasi di apendis, yang dikenal dengan apendisitis, setelah obstruksi apendis oleh feses, atau terpuntirnya apendis atau pembuluh darahnya. Inflamasi menyebabkan apendik membengkak dan nyeri yang dapat menimbulkan ganggren karena suplai darah terganggu. Apendis juga dapat pecah, biasanya terjadi antara jam setelah awitan gejalanya. Penyakit ini dapat terjadi pada dewasa dan remaja muda, yaitu pada umur tahun, dan insiden tertinggi pada kelompok umur tahun (Elizabeth, 2009) Angka kejadian apendisitis di dunia mencapai 321 juta kasus tiap tahun. Apendisitis terjadi pada lebih dari juta orang di Amerika Serikat. Apendisitis dapat terjadi pada orang dari segala usia, tetapi paling sering pada masa anak usia lanjut sampai masa dewasa muda. Statistik di Amerika mencatat setiap tahun terdapat juta kasus apendisitis 7% penduduk di Amerika menjalani appendiktomi (pembedahan untuk mengangkat apendik) dengan insiden 1,1/1000 penduduk pertahun, sedangkan di negara-negara barat sekitar 16%. (Longo, 2002) Insiden apendis di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang. Namun pada akhir-akhir ini kejadiaannya menurut secara bermakna. Hal ini diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat pada diit harian (Paul, 2002). Statistik menunjukan bahwa setiap tahun apendisitis menyerang 10 juta penduduk indonesia. Menurut (Lubis, 2008), saat morbiditas angka apendisitis di Indonesia mencapai 95/1000 penduduk dan angka ini merupakan angka tertinggi di negaranegara Assosiation South East Asia Nation (ASEAN). Depertemen kesehatan menganggap apendisitis merupakan isu prioritas kesehatan ditingkat lokal dan nasional kerena mempunyai dampak besar pada kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2008). Dinkes Jawa Tengah menyebutkan pada tahun 2009 jumlah kasus apendisitis sebanyak penderita, dan 177 penderita diantaranya menyebabkan kematian. Sedangkan untuk data angka kejadian apendisitis yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Kota Surakarta selama tahun 2015 dari Januari sampai Desember sebanyak 258 orang, dan untuk data kunjungan 3 bulan terakhir yaitu dari Januari 2016 sampai Maret 2016 sebanyak 21 orang yang di diagnosa dengan apendisitis. 3

4 Diagnosa apendisitis ditegakan, maka akan segera dilakukan tindakan appendiktomi karena dapat menurunkan resiko perforasi atau pecahnya usus buntu yang dampaknya isi dari apendis yang pecah tersebut akan keluar menuju rongga perinium yang dapat menyebabkan peritonitis atau abses (Ardian, 2013). Menurut peneliti segera dilakukan appendiktomi supaya tidak terjadi komplikasi yang lebih luas, seperti perforasi, dan juga lebih mudah dalam penanganan saat pembedahan dibandingkan sudah ada komplikasi seperti perforasi ataupun sepsis, serta proses persiapan pembedahan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi pada luka. Luka diartikan sebagai terputusnya kontinuitas jaringan (Sudjatmiko, 2009). Adapun klasifikasi luka berdasarkan integritas kulit menurut (Aminuddin, 2009) yaitu luka terbuka dimana luka yang melibatkan kulit dan membran mukosa dan luka tertutup yaitu luka yang terjadi kerusakan pada integritas kulit tapi terdapat kerusakan jaringan lunak, kalau berdasarkan sifat luka yaitu luka akut dan luka kronik. Luka akut yaitu luka yang dapat dikategorikan sebagai luka pembedahan, seperti luka eksisi, insisi, dan luka bukan pembedahan seperti luka bakar, dan luka kronik yaitu luka yang gagal melewati proses perbaikan untuk mengembalikan integritas fugsi dan anatomi sesuai dengan tahap penyembuhan luka. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena proses penyembuhan luka adalah kegiatan bio-seluler, atau bio-kimia yang berkesinambungan (Suryadi, 2006). Adapun fase-fase penyembuhan luka yaitu fase inflamasi dimana fase ini berlangsung pada awal kejadian luka hingga hari ke 3 atau ke lima, pada fase inflamasi ini tubuh akan memberikan pertahanan atau perlindungan terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Respon ini diawali dengan semakin banyak aliran darah kesekitar luka yang ditandai dengan bengkak, kemerahan, hangat / demam, nyeri, dan penurunan fungsi tubuh. Fase proliferasi dimana pada fase ini destruksi sel makrofag membunuh bakteri jahat, fase ini terjadi mulai hari ke 2 sampai hari ke 24. Pada fase ini juga dikenal dengan proses granulasi, yaitu tumbuhnya sel-sel yang baru, sehingga tepi luka menyatu, penampilan klinis pada fase ini antara lain dasar luka merah cerah, adanya kulit baru berwarna merah muda. Fase maturasi yaitu fase dimana terjadi peningkatan atau pembentukan produksi maupun penyerapan kolagen, selain pembentukan kolagen terjadi juga pemecahan kolagen oleh enzim 4

5 kolagenase, tujuan dari fase ini yaitu menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan kuat dan bermutu (Arisanty, 2014). Agar penyembuhan luka sesuai dengan fasefasenya maka asupan nutrisi untuk penyembuhan luka juga sangat penting Berdasarkan jurnal (Rusjiyanto, 2009), proses penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi seperti protein, vitamin C, vitamin A, vitamin E dan asam lemak esensial, vitamin A berperan dalam pembentukan epitel dan sistem imunitas serta meningkatkan jumlah makrofag dilokasi luka, sementara vitamin E merupakan antioksidan lipopilik utama dan berperan dalam pemeliharaan membran sel, menghambat terjadinya peradangan dan pembentukan kolagen yang berlebihan. Status nutrisi adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam tubuh makluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan mengunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan pelbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrien atau status gizi (Sunita, 2010). Nutrisi yang penting untuk apendisitis seperti karbohidrat, protein dan vitamin. Karbohidrat sangat penting karena salah satu fungsinya untuk memberi volume pada isi usus dan melancarkan gerak peristaltik usus sehingga memudahkan pembuangan feces serta membantu mencegah bakteri penyebab terjadinya infeksi pada bagian apendik (Stephen, 2012). Menurut peneliti pada pasien apendisitis sangat penting asupan nutrisi karena pada penderita apendiksitis terjadi peradangan atau infeksi umbai cacing, selain antibiotik untuk proses penyembuhan nutrisi juga sangat penting untuk daya tahan tubuh serta nutrisi yang adekuat dapat meminimalisir terjadinya komplikasi pada saat post operasi. Nutrisi yang baik akan mendukung penyembuhan luka, penundaan kekurangan nutrisi menghambat penyembuhan luka, dukungan nutrisi merupakan dasar untuk perawatan pasien dengan penyembuhan luka. Sebelum kita meneliti pentingnya penelitian nutrisi, kita harus melihat pada nutrisi yang memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka antara lain protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral (Sunita, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan menggunakan metode penyebaran kuesioner dan wawancara kepada pasien post appendicitis serta petugas gizi dan perawat ruang rawat inap dewasa RSUD Kota Surakarta, didapatkan pada 3 pasien post appendicitis, sebanyak 1 5

6 pasien sudah memahami bahwa status nutrisi itu sangat berperan penting dalam proses penyembuhan luka, sedangkan 2 pasien belum memahami bahwa status nutrisi itu adalah salah satu faktor pendukung dalam proses penyembuhan luka selain faktor mobilisasi, serta hasil wawancara dengan petugas gizi dan perawat ruang rawat inap dewasa, untuk pendidikan kesehatan status nutrisi khusus untuk penyembuhan luka biasa diberikan tetapi pada saat setelah selesai operasi sedangkan sebelum operasi tidak dilakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan luka, serta diet nutrisi dilayani pada hari kedua setelah proses pembedahan, yaitu diet saring atau diet lunak sesuai instruksi dokter dengan tinggi protein dan tinggi kalori, untuk kalori dalam sehari 2500 kkal sedangkan protein 0,8 gram / kg berat badan pasien. Maka berdasarkan uraian masalah diatas peneliti merasa penting dan tertarik untuk meneliti tentang, Pengaruh Pendidikan Kesehatan kebutuhan Nutrisi Terhadap Pengetahuan nutrisi untuk Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Apenditis Di RSUD Kota Surakarta. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah kuantitatif pra experimental dengan rancangan pra-post test dalam satu kelompok (One-group pra-post test design) Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Surakarta pada tanggal 04 november 2016 sampai dengan 19 januari Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan nutrisi penyembuhan luka.cara analisis data yaitu univariat untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan keterkaitan dua variabel dengan menggunakan uji Wilcoxon. 6

7 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Karakteristik responden Tabel 1Karakteristik responden berdasarkan umur pasien post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta Umur Frekuensi (f) Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui mayoritas responden berumur dewasa awalsebanyak Persentase (%) Remaja 3 akhir 14,3 Dewasa 12 Awal 57,1 Dewasa 6 Akhir 28,6 Total ,0 12 responden (57,1%). Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Widysari (2013) dimana usia tahun mempunyai kematangan dalam pola pikir, semakin bijaksana, dan semakin banyak informasi yang didapat. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pada penelitian ini mayoritas responden pada umur tahun, sehingga pada teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007), yang menyatakan bahwa umur tahun merupakan umur yang cukup matang untuk menyikapi aspek kehidupan. Umur yang matang sangat berpengaruh positif terhadap pencapaian pengetahuan seseorang, umur sangat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang terhadap informasi yang diberikan. Semakin bertambah umur maka daya tangkap dan pola pikir seseorang semakin berkembang, dimana saat peneliti melakukan edukasi tentang pentingnya kebutuhan nutrisi untuk mendukung proses penyembuhan luka, setelah ada proses tanya jawab dimana umur dewasa awal lebih cepat mengerti dan bisa menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti.umur yang produktif dimana seseorang telah mencapai kematangan intelektual dan psikomotoriknya. Kemampuan intelektual berfungsi dalam menganalisa suatu informasi kesehatan yang diterima (Astuti, 2012). Peneliti berpendapat bahwa responden yang sebagian besar umur dewasa awal, mempunyai kemampuan untuk memberikan penilaian secara objektif terhadap pengalaman tentang status nutrisi terhadap pengetahuan penyembuhan luka. Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pasien post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%) Perempuan 7 33,3 Laki-laki 14 66,7 7

8 Total ,0 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 responden (66,7%). Hasil ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) yang dilakukan terhadap 17 orang pasien yang dirawat di ruang rawat inap bedah pada rumah sakit di kota surabaya. Putri (2014) mendapat jumlah responden perampuan lebih banyak daripada laki-laki. Berdasarkan teori bahwa penyakit apendisitis menyerang semua baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perampuan tetapi yang lebih sering pada jenis kelamin laki-laki diatas umur tahun (Mansjoer 2000). Penyebab penyakit usus buntu adalah jarang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, jenis makanan yang mengandung serat adalah seperti buah mangga. Makan berserat juga memiliki fungsi untuk mengatasi susah BAB atau melancarkan pencernaan, jenis penyebab inilah yang bisa memicu terjadinya apendisitis. Oleh sebab itu harus bisa menjaga pola makan dan makan makanan yang benar (Deden, 2010) Peneliti berpendapat bahwa kasus apendisitis menyerang semua jenis kelamin,baik perampuan maupun lakilaki,pada penelitian ini untuk mayoritas apendisitis pada laki-laki karena menurut peneliti laki-laki jarang mengkonsumsi makanan yang berserat, karena pada saat penelitian melakukan penelitian dan pada saat melakukan observasi pola makan responden laki-laki tidak menghabiskan sayur ataupun buah yang sudah disiapkan oleh petugas gizi. Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pasien post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) SD 3 14,3 SMP 4 19,0 SMA 9 42,9 PT 5 23,8 Total ,0 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 9 responden (42,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 9 orang (42,9%). Berdasarkan penelitian Suryati (2014) mendapat hasil penelitian yang sama dengan penelitian ini dimana 8

9 tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah berpendidikan SMA. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dapat membantu responden dalam memahami informasiinformasi yang disampaikan peneliti selama pelaksanaan pendidikan kesehatan. Hal ini menyebabkan tingkat pendidikan responden tentang pengetahuan penyembuhan luka sebelum pendidikan kesehatan sebagian besar adalah cukup, tetapi setelah pendidikan kesehatan maka tingkat pendidikan responden adalah baik. Karakteristik tingkat pendidikan responden menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMA. Tingkat pendidikan tersebut menunjukkan bahwa responden telah memiliki tingkat pendidikan menengah. Tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat kemampuan responden memahami informasi tentang kesehatan yang diterima. Semakin baik tingkat pendidikan seseorang, maka kemampuan memahami informasi kesehatan semakin baik (Astuti, 2012). Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden menunjukkan distribusi tertinggi adalah SMA. Tingkat pendidikan tersebut membantu responden dalam memahami informasiinformasi yang disampaikan peneliti selama pelaksanaan pendidikan kesehatan. Hal ini menyebabkan tingkat pendidikan responden tentang status nutrisi adalah baik. Menurut (Nikita, 2012), tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pencegahan berbagai jenis penyakit maupun kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan operasi, serta semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kemampuan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan kedalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Menurut Nursalam (2011) bahwa latar belakang pendidikan seseorang akan mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang, dengan pendidikan seseorang akan dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat membuat keputusan dalam bertindak dan memberikan penilaian tertentu. Peneliti berpendapat bahwa makin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang diterimanya, tetapi sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap informasi. Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan lama hari 9

10 rawat pasien post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta Lama hari rawat Frekuensi (f) Persentase (%) 2-4 Hari ,0 Total ,0 Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui mayoritas lama hari rawat responden 2-4 hari sebanyak 21 responden (100,0%). Berdasarkan hasil penelitian Syamsiatun dkk (2003) tentang hubungan status gizi awal dengan lama rawat dan status pulang pasien yang dilakukan di Rumah Sakit Sardjito, dimana lamanya hari rawat rata-rata 4-5 hari, ada perbedaan dengan lamanya hari rawat pada penelitian ini yaitu lamanya hari rawat pada penelitiaan ini rata-rata 2-4 hari. Lama hari rawat adalah lamanya seseorang dirawat dirumah sakit sejak awal masuk sampai keluar dari rumah sakit. Lama hari rawat merupakan indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit. Menurut Suryadi (2006) cepat atau lamanya hari rawat seseorang pasien tergantung pada kelas perawatan dan jenis penyakit. Lamanya hari rawat juga dapat dipengaruhi oleh nutrisi, usia, mobilitas, vaskularisasi, status imunologi, kadar gula darah, dan anemia. Peneliti berpendapat bahwa lamanya hari rawat seorang pasien itu berbeda-beda tergantung dari jenis penyakit yang dialami seperti lama hari rawat untuk pasien akut akan lebih cepat dibandingkan dengan lama hari rawat pada pasien kronis,apabila pasien dirawat lama maka perawat tidak hanya melakukan edukasi saja tapi harus mendemontrasikan apa yang sudah diedukasikan oleh perawat Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi untuk penyembuhan luka sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada pasien post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta Pengetahuan kebutuhan nutrisi (pretest) Frekuensi (f) Persentase (%) Baik 4 19,0 Cukup 14 66,7 Kurang 3 14,3 Total ,0 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui mayoritas pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi untuk penyembuhan luka sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu cukup sebanyak 14 responden (66,7%). Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2016) dimana pengetahuan ibu dalam perawatan luka post sectio cesarea sebelum diberikan pendidikan kesehatan 10

11 mayoritas pengetahuan cukup. Cukupnya pengetahuan pasien post operasi apendisitis tentang nutrisi untuk penyembuhan luka dikarenakan cukupnya informasi tentang status nutrisi untuk penyembuhan luka yang di dapat oleh responden seperti melalui media masa seperti majalah, koran, radio, TV, dan internet. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa melalui berbagai media masa baik cetak maupun elektronik sebagai alat informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga masyarakat yang lebih banyak mendapatkan informasi dari media masa seperti televisi, radio, majalah, dan koran akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih banyak dari pada yang tidak pernah terpapar media sama sekali (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin muda pula dalam menerima informasi. Faktor lain juga yang mempengaruhi cukupnya pengetahuan responden tentang status nutrisi untuk penyembuhan luka yaitu karena pengalaman pribadi maupun orang lain tentang nutrisi itu sendiri, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pengelaman pribadi pula juga dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahnya permasalahan yang dihadapi dimasa lalu (Wawan dan Dewi, 2011). Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan pasien post operasi apendisitis sudah cukup karena pasien post apendisitis sudah pernah mendapatkan informasi tentang status nutrisi untuk penyembuhan luka dari berbagai sumber seperti majalah, koran, TV, radio serta internet. Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi untuk penyembuhan luka sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada pasien post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta Pengetahuan kebutuhan nutrisi (posttest) Frekuensi (f) Persen tase (%) Baik 15 71,4 Cukup 6 28,6 Total ,0 Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui mayoritas pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi untuk penyembuhan luka sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu baik sebanyak 15 responden (71,4%). 11

12 Hasil analisis diatas menunjukkan adanya pengaruh dari pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan pasien post operasi apendisitis tentang status nutrisi untuk penyembuhan luka. Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ripka dkk (2014) yang dilakukan terhadap 35 responden disalah satu Rumah sakit di kota Minahasa, dimana diperoleh hasil pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar berada pada kategori baik berjumlah 28 orang (80%). Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dari seseorang yang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap suatu objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007).Dimana menurut Mardela, dkk (2012), pendekatan edukasi merupakan pendekatan yang paling cocok terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor perilaku dibandingkan dengan pendekatan tekanan. Hal ini dikarenakan perubahan atau tindakan pemeliharaan kesehatan yang dihasilkan oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama dan menetap karena didasari oleh kesadaran. Peneliti berpendapat bahwa tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah bila sudah mendapatkan pendidikan dan informasi kesehatan tentang status nutrisi yang mendukung untuk proses penyembuhan luka. 4.3 Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua variabel untuk mengetahui hubungan caring perawat dalam anamnese dengan kepuasan pasien. Tabel 7Pengaruh pendidikan kesehatan kebutuhan nutrisi terhadap pengetahuan nutrisi penyembuhan luka post operasi apendisitis di ruang rawat inap dewasa RSUD Kota Surakarta Variabel Perlakuan Mean t P value Pengetahu an tentang kebutuhan nutrisi Pretest Postest 2,05 2,71-3,276 0,001 Hasil penelitian menunjukan rata-rata pretest pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi penyembuhan luka post operasi apendisitis (2,05) sedangkan rata-rata postest (2,71). Hasil uji statistik dengan wilcoxon diperoleh nilai p value 0,001 < 0,005 sehingga ada pengaruh pendidikan 12

13 kesehatan kebutuhan nutrisi terhadap pengetahuan nutrisi penyembuhan luka post operasi apendisitis. Ada perubahan yang positif terhadap pengetahuan pada pasien post operasi apendisitis yang telah diberikan pendidikan kesehatan, hal ini mengindikasikan bahwa tujuan pendidikan kesehatan telah berhasil, karena dapat mengubah pemikiran yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Depkes RI (2012) menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses pemberian bantuan dari petugas konseling, melalui pertemuan tatap muka dimana petugas konseling menyampaikan informasi yang tidak memihak serta memberikan dukungan emosi, agar klien mampu mengenali keadaan dirinya dan masalah yang dihadapinya, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan mantap bagi diri sendiri. Didukung oleh penelitian lain yang melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan status nutrisi terhadap pengetahuan perawatan luka yaitu adalah (Yunita, 2014) bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan pengetahuan perawatan luka. Hasil penelitian lain juga yang melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian suplemen zeng dan vitamin C terhadap kecepatan penyembuhan luka pasca bedah (Rusjianto, 2009) dengan hasil penelitiannya bahwa terdapat pengaruh pemberian kombinasi vitamin C dan Zeng (Zn) selama 7 (tujuh) hari dapat mempercepat penyembuhan luka. Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dilihat dari sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pada saat pemberian pendidikan kesehatan terdapat perpindahan informasi dari pemberi informasi kepada responden melalui penyuluhan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo, (2010), bahwa pendidikan kesehatan dalam jangka waktu pendek dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan individu, kelompok dan masyarakat. Notoatmojo (2007) mengemukakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pasca indra manusia yakni pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia didapat melalui pengelihatan dan pendengaran. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Muninja (2010) bahwa tujuan 13

14 pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku masyarakat kearah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkan perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima penyuluhan tidak dapat terjadi sekaligus. Pencapaian target penyuluhan kesehatan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap, dan ketrampilan yang akan mengubah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan seharihari. Peningkatan pengetahuan responden setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang status nutrisi terhadap pengetahuan penyembuhan luka memperkuat teori Notoatmodjo, (2007), tingkat pengetahuan dari seseorang ada enam tingkat yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Namun pada hasil penelitian ini masih hanya terlihat dari tataran tahu dan memahami. Pada tataran aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi belum ditindak lanjut oleh peneliti, hal ini disebabkan untuk aplikasi, analisis dan sintesis serta evaluasi dapat berkaitan dengan status nutrisi untuk penyembuhan luka post operasi apendisitis tersebut. Faktor penguat meningkatnya pengetahuan adalah informasi saat dilakukan pendidikan kesehatan pada responden dengan metode leaflet yang diterima responden yang dipelajari lebih lanjut. Langkah penting dalam pendidikan kesehatan adalah membuat pesan yang disesuaikan dengan sasaran termasuk dalam pemilihan media, intensitasnya dan lamanya penyampaian pesan. Penyampaian informasi dipengaruhi oleh metode dan media yang digunakan, yang mana metode dan media penyampaian informasi dapat memberikan efek yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan (Notoadmodjo, 2014). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Utami dkk (2014) yaitu efektifitas pendidikan kesehatan tentang kehamilan resiko tinggi tentang pengetahuan ibu hamil dilakukan selama 15 menit. Hal ini sehingga dalam pemberian post test, materi dari leaflet masih dapat diingat dengan baik. Peningkatan pengetahuan pada responden dapat dipengaruhi oleh faktor interaksi antar responden. Materi yang tidak dimengerti oleh responden kemudian mendapat jawaban dari anggota responden yang lain ataupun dari tutornya yang memang mengetahui 14

15 materi tentang status nutrisi untuk mendukung penyembuhan luka sehingga pengetahuan penyembuhan luka pada pasien post operasi apendisitis lebih baik. Keberhasilan dari pendidikan kesehatan ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa metode pendidikan kesehatan dapat memberikan gambaran tentang objek yang baru, bersifat informatif, dan dapat menghemat waktu karena sebagian peserta dapat memahami materi dalam waktu yang bersamaan. Hasil penelitian tentang keberhasilan metode penyuluhan ini dapat diterima karena faktor peserta lebih suka mendengarkan daripada harus membaca sendiri (Estriana, 2014). Pendidikan kesehatan tentang status nutrisi untuk penyembuhan luka sangat penting yang harus perawat atau petugas kesehatan seperti ahli gizi berikan kepada pasien, karena selain faktor umur, mobilitas, vaskularisasi, status imunologi, kadar gula darah, anemia dan cara perawatan luka yang sangat mempengaruhi dalam proses penyembuhan luka, nutrisi juga merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses penyembuhan luka. SIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Mayoritas responden berumur antara 20 sampai 35 tahun yaitu sebanyak 12 orang (57,1%), dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang (66,7%), serta pendidikan terbanyak SMA sebanyak 9 orang (42,9%), dan lamanya rawat inap terbanyak 2 sampai 4 hari sebanyak 21 orang (100%). Mayoritas pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi untuk penyembuhan luka post operasi apendisitis di ruang rawat inap dewasa RSUD Kota Surakarta sebelum pemberian pendidikan kesehatan (pretest) adalah cukup sebanyak 14 orang (66,7%). Mayoritas pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi untuk penyembuhan luka post operasi apendisitis di ruang rawat inap dewasa RSUD Kota Surakarta sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah baik sebanyak 15 orang (71,4%). Ada pengaruh pendidikan kesehatan kebutuhan nutrisi terhadap pengetahuan nutrisi penyembuhan luka pada pasien post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta dengan p value (0,001 < 0,05). 15

16 SARAN Saran dalam penelitian ini antara lain adalah : Bagi Responden Pasien post operasi apendisitis hendaknya memahami penting dari nutrisi untuk mendukung proses penyembuhan luka Bagi Rumah Sakit Rumah sakit hendaknya secara rutin memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien melalui konseling pribadi tentang nutrisi yang baik untuk penyembuhan luka post operasi apendisitis sehingga dapat mencegah komplikasi yang akan terjadi. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan hendaknya menambah literatur tentang ilmuilmu gizi atau nutrien untuk penyembuhan luka. Bagi Perawat Perawat sebagai anggota inti tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah sakit, memiliki peran kunci dalam mewujudkan kesembuhan pasien, serta perawat lebih proaktif dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan luka. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman yang berharga dalam menambah wawasan dan pengetahuan melalui penelitian lapangan tentang pengaruh pendidikan kesehatan status nutrisi terhadap pengetahuan penyembuhan luka post operasi apendisitis di RSUD Kota Surakarta. Bagi Peneliti Lain Memberikan pengalaman dan menambah wawasan peneliti lain, sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya untuk meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi untuk penyembuhan luka post operasi apendisitis, serta penelitian lain bisa mengambil lagi untuk dilakukan penelitian tetapi melihat status nutrisi dari segi gizi seimbang berdasarkan berat badan, usia, tinggi badan dan status nutrisi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakik. Jakarta: Rineka Cipta Dan l. Longo. (2002). Gastroenterologi dan Hepatologi. Jakarta: EGC Depkes RI. (2008). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 16

17 Elizabet, J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SSPS. Semarang: Universitas Diponegoro Halim. (2007). Ilmu Penyakit Bedah. Jakarta: EGC Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian dan Teknis Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Irma, Arisanty. (2014). Konsep Dasar Manajemen Perawatan Luka. EGC: Jakarta JeanneTTe E. South Paul, dkk. (2002). Diagnosa dan Terapi Terkini Kedokteran Keluarga. Jakarta: EGC Jong, Wim D. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC Koes Irianto. (2014). Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta Mary DiGiolio, RN, MSN, APRN, BC. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Monica. (2011). Defenisi dan Klasifikasi Luka Monic Nurse com. Diakses Tanggal 12 juni 2016 Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2014). Metodologi Penelitiaan Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Jakarta : Salemba Medika Ratu Ardian, R (2013). Penyakit Hati, Lambung, Usus dan Ambeien. Yogyakarta: Nuha Medika Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press Rofiqoh. (2014). Perawatan Luka Operasi / Bedah. 4/. Diakses Tangal 12 Juni 2016 Rusjianto. (2009). Pengaruh Pemberian Suplemen Seng (Zn) Terhadap Kecepatan PenyembuhanLuka. Jurnal Kedokteran Indonesia, vol. 1 / No. 1 / Januari / Diakses Tanggal 17 Juni 2016 Setiawati. (2008). Asuhan Keperawatan keluarga. Jakarta: Trans Info Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama Sjamsuhidayat. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru. Jakarta: Raja Gravindo Perkasa Stephen. (2012). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: RajaGravindo Persada Suryadi. (2006). Perawatan Luka. Jakarta: EGC Sunita. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: SUN 17

18 Walyani, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Mas a Nifas. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres Wijaya, Andra S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika 18

BAB I PENDAHULUAN. abdomen darurat. Pria lebih banyak terkena daripada wanita, remaja lebih. berusia 10 sampai 30 tahun (Brunner & Suddarth, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. abdomen darurat. Pria lebih banyak terkena daripada wanita, remaja lebih. berusia 10 sampai 30 tahun (Brunner & Suddarth, 2000). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada sekum tepat dibawah katup ileosekal. Karena apendiks mengosongkan diri dengan tidak

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA Yeti Nurhayati 1) 1 Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO Maya Sinta Sumangkut Sefti Rompas Michael Karundeng Program Studi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Appendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu dan umbai cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi (Body Mass Index And Hemoglobin Level Related To Wound Healing Of Patients Undergoing

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH Endah Purwaningsih 1), Saifudin Zukhri 2), Atikah Rachmawati 3) STIKES Muhammadiyah

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR Ditya Yankusuma 1, Augustin Pramulya 2 Abstract The prevalence of breast cancer is quite

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Typhoid Abdominalis atau sering disebut Thypus Abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang berpotensi menjadi penyakit multisistemik

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26 FAKTOR RISIKO KEJADIAN APENDISITIS DI BAGIAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU Adhar Arifuddin 1, Lusia Salmawati 2, Andi Prasetyo 3* 1.Bagian Epidemiologi, Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA 38 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No., Agustus 06 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA Lisa Novita Sari, Eva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESI FEBRIYANI J 201110201138

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Apendicitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis dan merupakan penyebab penyakit abdomen akut yang sering terjadi di negara berkembang, penyakit ini dapat mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013) PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013) THE COUNSELLING EFFECT AGAINST KNOWLEDGE OF PREGNANT WOMENS IN FIRST

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : education health, childbirth preparation, primigravida

ABSTRAK. Keywords : education health, childbirth preparation, primigravida PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD KOTA SURAKARTA Maria Goreti Longa 1, Anita Istiningtyas

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: EVA JAYA ESTRIANA 201310104234 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Agus priyanto,2008). Apendisitis merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Arina Futtuwah An-nisa *, Elvine Ivana Kabuhung 1, Bagus Rahmat Santoso 2 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA PERIODE APRIL MEI TAHUN 2015 Oleh : Aat Agustini ABSTRAK Pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG URANGAN ENERGI KRONIK () DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Shinta Ika Sandhi 1, Asmanah 2 Akademi Kebidanan Uniska Kendal Email: shinta86harnuddin82@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN HUBUNGAN STATUS GIZI BERDASAR KADAR ALBUMIN SERUM DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PASCA APENDEKTOMI PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Eka Fitriana 1610104422 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR PENELITAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Ilham*, Eny**, Herliana*** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya Abstrak Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr. OEN SURAKARTA Oleh : Sri Aminingsih Warsini, Umi Padmiati 3 Abstract Background.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007). Disebut

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN LEAFLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI POLA HIDUP SEHAT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nurlathifah

Lebih terperinci

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN P4K PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN Sri Wahyuni,

Lebih terperinci

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang HUBUNGAN PEKERJAAN, STATUS EKONOMI, PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGANPENGETAHUAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS BATURRADEN II KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014 Erma Prihastanti, Puji

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Yeti Yuwansyah*, Suyanti**, Aris Wahyuni*** * Dosen Program Studi DIII

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No. 2 Desember 2015 Khadijah et al., Gambaran Tingkat Ikterus Fisiologis... GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI Wahyu Tri Utami & Dwi Anita A Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Salah satu penyebab

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012 EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN Sophie Devita Sihotang*, Nunung Febriany** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Setiawati Gusmadi 1610104472 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pengobatan melalui diet dan nutrisi paska operasi sangat penting dalam kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyahsugiarto@gmail.com

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap

Lebih terperinci

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *) Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ tambahan seperti kantung yang terletak pada bagian inferior dari sekum atau biasanya disebut usus buntu

Lebih terperinci

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG POLA KONSUMSI MAKANAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari,

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA Fiora Ladesvita*, Nabella Khoerunnisa** *Dosen Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta **Mahasiswa

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK Latar Belakang: Berdasarkan Survey Kesehatan Daerah tahun 2006, AKI di provinsi Jawa Tengah sebesar 101/100000

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. apendisitis akut (Lee et al., 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden

BAB 1 PENDAHULUAN. apendisitis akut (Lee et al., 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apendisitis adalah salah satu kasus bedah abdomen yang paling sering terjadi di dunia. Apendektomi menjadi salah satu operasi abdomen terbanyak di dunia. Sebanyak

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Ayu Okta Riny 201310104300 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka

Lebih terperinci

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Factors That Cause Colostrum Giving Women In The Postpartum Camar I Arifin Achmad Province Riau *Dosen STIKes Hangtuah Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi pasien dengan diabetes melitus. Penyembuhan luka yang lambat dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

Rica AKPER Prima Jambi *Korespondensi penulis :

Rica AKPER Prima Jambi *Korespondensi penulis : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KELUARGA PASIEN PENDERITA HEPATITIS TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT HEPATITIS DI RSU PEMERINTAH PROPINSI JAMBI TAHUN 2015 Rica AKPER Prima Jambi *Korespondensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan penyayatan pada lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan organ dalam abdomen yang mengalami

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013 I Gusti Ngurah Agung Indra Suharta 1, I Ketut Suarjaya 2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang sering terjadi. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens apendisitis akut di Negara

Lebih terperinci

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

RABIATHUL IRFANIAH NIM I NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SADARI DI SMP ISLAM HARUNIYAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2016 RABIATHUL IRFANIAH NIM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA. Hera Ariyani 1, Ekawati 1

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA. Hera Ariyani 1, Ekawati 1 188 Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 3, Desember 2015 TINGKAT ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Hera Ariyani 1, Ekawati 1 ABSTRACT

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG Asta Kartika 1) Eko Mardiyaningsih 2) Wulansari 3) 1 Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2 Akper Ngudi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam pola makan misalnya makan terlalu banyak

Lebih terperinci

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENETALIA DI SMA NEGERI 1 UNGARAN ABSTRAK Remaja putri

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena

Lebih terperinci

Metik Prihandini, Dwi Indah Iswanti & Siti Nur Umariyah F STIKES Karya Husada Semarang

Metik Prihandini, Dwi Indah Iswanti & Siti Nur Umariyah F STIKES Karya Husada Semarang PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE LEAFLET TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI BAGI BALITA DI POSYANDU KUNTHISARI JETAK KABUPATEN SEMARANG Metik Prihandini,

Lebih terperinci

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG TUMBUH KEMBANG DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH STUDI EKSPERIMEN DENGAN METODE PENYULUHAN TENTANG SIKAP PENANGANAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) PADA REMAJA JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN TINDAKAN MENGIMUNISASI POLIO DI POSYANDU ANGGREK DESA LANGENHARJO KELURAHAN LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Sri Aminingsih

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS Nadimin 1, Sri Dara Ayu 1, Sadariah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN Faizatul Ummah.......ABSTRAK....... Perawatan kehamilan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan

Lebih terperinci