OBSERVASI BUDAYA ORGANISASI DI RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OBSERVASI BUDAYA ORGANISASI DI RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG"

Transkripsi

1 OBSERVASI BUDAYA ORGANISASI DI RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Oleh: Dessy Noor Farida (C4C009049) Selamet Eko Budi Santosa (C4C009081) MAGISTER SAINS AKUNTANSI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Corporate culture memegang peranan penting dalam sebuah organisasi perusahaan. Karena dengan culture perusahaan yang kuat, perusahaan akan mampu memenangkan persaingan. Budaya organisasi yang kuat akan mempunyai pengaruh yang besar pada perilaku individunya karena tingginya tingkat kebersamaan (Sharedness), artinya budaya organisasi yang kuat menyebabkan nilai inti organisasi akan dipegang secara bersama dan meluas, sehingga makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai inti tersebut. Penelitian menunjukkan ada tujuh karakteristik utama, yang secara keseluruhan, merupakan hakikat kultur sebuah organisasi. 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Sejauh mana karyawan di dorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. 2. Perhatian pada hal hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal hal detail. 3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. 4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi. 5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang pada individu-individu. 6. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai. 7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan kegiatan organisasi menekankan dipertahankanya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan. Budaya organisasi akan membentuk identitas organisasi atau jati diri organisasi. Identitas organisasi sangat diperlukan untuk menumbuhkan kebanggaan yang akan mengembangkan budaya kerja. Budaya kerja yang terbentuk secara solid di dalam tubuh

3 organisasi tidak hanya meningkatkan kinerja organisasi tetapi juga membentuk citra baik organisasi. B. PEMILIHAN RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEBAGAI OBYEK OBSERVASI Kami tertarik melakukan observasi pada RS. Roemani Muhammadiyah Semarang karena merupakan salah satu Rumah Sakit terbesar di Kota Semarang, sehingga diharapkan sudah terbentuk budaya organisasi. Sejarah panjang RS. Roemani Muhammadiyah juga merupakan salah satu pertimbangan kami dalam pemilihan obyek studi ini. C. LINGKUP INFORMASI YANG DIBUTUHKAN Untuk mengetahui budaya organisasi yang diterapkan di RS. Roemani Muhammadiyah, kami bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal sebagai berikut: 1. Sejarah Perkembangan RS. Roemani Muhammadiyah 2. Visi dan Misi RS Roemani Muhammadiyah 3. Tim Management RS. Roemani Muhammadiyah 4. Pilar atau Nilai-nilai yang dianut 5. Struktur organisasi 6. Makna logo perusahaan 7. Slogan dan makna slogan 8. Pelaksanaan Good Corporate Governance 9. Pola kepemimpinan 10. Tata tertib karyawan 11. Social Responsibility Perusahaan 12. Penilaian kinerja & Promosi jabatan 13. Hubungan Pimpinan karyawan, karyawan karyawan, karyawan konsumen 14. Jam kerja 15. Pola komunikasi bawahan atasan, teman sejawat dan sejenisnya

4 16. SDM (Jumlah karyawan, tingkat pendidikan, program pelatihan dan pengembangan karyawan dsb) 17. Suasana kerja 18. Model motivasi untuk karyawan 19. Team work. 20. Budaya dalam organisasi (harian, mingguan, bulanan, tahunan) 21. Cara pengambilan keputusan 22. Evaluasi kinerja (Reward punishment) dalam RS. Roemani Muhammadiyah D. OUTPUT YANG DIHARAPKAN Hasil observasi mengenai budaya organisasi di RS. Roemani Muhammadiyah ini selain berguna bagi kami sebagai prasyarat tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian dapat juga dijadikan bahan referensi bagi pembaca yang lain mengenai bagaimana RS.Roemani Muhammadiyah sebagai sebagai salah satu Rumah Sakit terkemuka di Kota Semarang menerapkan budaya organisasinya. Selain itu dengan hasil observasi ini semoga bisa menjadi jembatan informasi antara RS. Roemani Muhammadiyah dengan masyarakat mengenai informasi-informasi yang selama ini mungkin tidak diketahui oleh masyarakat.

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam. Susanto memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku. Robbins mendefinisikan budaya organisasi (organizational culture) sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. Nilai-nilai dan keyakinan organisasi merupakan dasar budaya organisasi. Keduanya juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi etika berperilaku. Nilai memiliki 5 komponen kunci yaitu nilai adalah konsep kepercayan, mengenai perilaku yang dikehendaki, keadaan yang amat penting, pedoman menyeleksi atau mengevaluasi kejadian dan perilaku, dan urut dari yang relatif penting. Adalah penting untuk membedakan antara nilai pendukung dan nilai yang diperankan. Nilai pendukung (espaused values) menunjukkan nilai-nilai yang dinyatakan secara eksplisit yang dipilih oleh organisasi. Umumnya mereka dipilih oleh para pendiri perusahaan baru atau kecil dan oleh top manajemen dalam sebuah perusahaan yang lebih besar. Sedangkan nilai-nilai yang diperankan (enacted values) adalah merupakan nilai dan norma yang sebenarnay ditunjukkan atau dimasukkan ke dalam perilaku karyawan. B. PENTINGNYA KAJIAN TERHADAP BUDAYA ORGANISASI Pengkajian terhadap budaya organisasi tidak dapat dilepaskan dari konteks perilaku organisasi secara keseluruhan. Studi perilaku organisasi adalah pengkajian sistematis mengenai sikap dan tindakan yang ditunjukkan individu-individu dalam suatu organisasi,

6 konstruksi ilmunya merupakan ilmu terapan yang terbentuk dari berbagai disiplin ilmu tentang perilaku, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, komunikasi dan sebagainya. Oleh karena itu, pengkajian terhadap budaya organisasi sebagai salah satu aspek dari perilaku organisasi, secara keilmuan memiliki arti penting, karena dapat turut membangun konstruksi perilaku organisasi secara keseluruhan sebagai suatu ilmu terapan. Pentingnya kajian terhadap budaya organisasi ini juga secara pragmatis dapat dilihat peranannya. Veithzal R. mengemukakan bahwa budaya organisasi berperan dalam : Menetapkan tapal batas, dalam arti menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengaan organisasi lainnya. Memberikan ciri identitas bagi anggota organisasi. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada kepentingan individu. Meningkatkan kemantapan system sosial. Memandu dan membentuk sikap anggota organisasi (budaya sebagai mekanisme pembuatan makna dan kendali) Dalam konteks diatas maka budaya organisasi merupakan kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku dan pembuatan keputusan anggota organisasi serta mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian jelas bahwa pengkajian budaya organisasi ini memiliki arti penting baik dilihat dari segi kepentingan keilmuan maupun dari segi pragmatisnya. C. SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI Sumber pembentukan budaya organisasi yang kita temukan dari konsep yang ditawarkan Schein terdiri dari : 1. Pengaruh eksternal yang luas (broad external influences), mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi dan lingkungan alam. 2. Nilai-nilai masyarakat dan budaya nasional (societal values and national culture) yaitu keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas, dan kebebasan individu.

7 3. Unsur-unsur khas dari organisasi (organization spesific elements), organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya dalam usaha untuk mengatasi permasalahan internal dan eksternal secara baik, dan ini merupakan ungkapan dari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan dan merupakan dasar tumbuhnya budaya organisasi. Terbentuknya budaya organisasi dapat dideskripsikan dalam gambar dibawah ini : Filsafat dari pendiri organisasi Kriteria seleksi Manajemen puncak Sosialisasi Budaya organisasi Menurut Robbins, terbentuknya budaya organisasi berawal dari filsafat pendiri organisasi (mereka mempunyai visi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu), budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, yang kemudian berpengaruh terhadap criteria yang digunakan dalam memperkerjakan anggota/karyawannya. Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar dalam pembentukan budaya organisasi (melalui apa yang dikatakan dan lakukan) dan seringkali menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima dan yang tidak. Bagaimana anggota/ karyawan harus disosialisasikan akan tergantung, baik pada tingkat sukses yang dicapai dalam mencocokan nilai-nilai anggota/ karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi Menurut Robbins proses pembentukan budaya melalui sejumlah cara, yaitu : 1. Melalui cerita mengenai pendiri organisasi, pelanggaran aturan kesuksesan organisasi, reaksi terhadap kesalahan masa lalu, dan cara mengatasi masalah organisasi yang memberikan penjelasan dan pengesahan untuk praktek-praktek organisasi di masa depan 2. Ritual, ini merupakan kegiatan yang sering dilakukan untuk menyampaikan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi serta orang-orang yang berprestasi 3. Lambang materi, yang berupa tipe mobil eksekutif puncak, ukuran dan tata letak kantor, keanggunan perabot, penghasilan tambahan eksekutif, dan pakaian, yang

8 memperlihatkan kepaada para karyawan siapa yang penting, sejauh mana egalitarianisme yang diinginkan oleh eksekutif puncak, dan jenis perilaku apa yang tepat, 4. Bahasa, hal ini bisa berupa istilah-istilah unik dalam bentuk akronim atau jargon yang dgunakan untuk menamakan peralatan kantor, personil utama, pemasok, pelanggan, produk yang berkaitan dengan bisnisnya dan bertindak untuk menyatukan anggota-anggota organisasi. Robbins secara spesifik menjabarkan proses interaksi ini melalui : 1. Seperangkat nilai, sikap, dan harapan yang telah terbentuk sebelum mereka bergabung dengan organisasi (tahap pra kedatangan) 2. Tahap perjumpaan, dimana karyawan baru melihat sepeti apakah organisasi sebenarnya dan menghadapi kemungkinan bahwa harapan dan kenyataan berbeda 3. Yaitu tahap metamorfosis, diamna para karyawan menyesuaikan diri dengan nilainilai dan norma kelompok kerjanya. Kotter dan Heskett berpendapat bahwa budaya organisasi terbentuk melalui proses interaksi antara pendiri organisasi atau manajemenn puncak dengan persepsi anggota terhadap nilai-nilai yang diterapkan oleh manajer. Lebih lanjut dikatakan bahwa sekali budaya organisasi terbentuk, maka kinerja organisasi akan memperlihatkan implementasi dari sistem nilai yang disepakati. D. ELEMEN BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar (Basic Assumption), kemudian Tingkatan Nilai (Value), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value, Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-

9 perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang bisa didengar. E. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi memenuhi 4 fungsi, yaitu : a. Memberikan identitas organisasi kepada karyawanannya. Dengan budaya organisasi maka akan dapat membantu memberikan identitas organisasi kepada karyawannya. b. Memudahkan komitmen kolektif. Dengan adanya budaya organisasi yang dapat diterima dan disukai oleh karyawannya maka akan dapat membantu karyawan untuk bangga menjadi salah satu bagian dari organisasi tersebut. Sehingga mereka akan memberikan komitmen pada organisasi tersebut. c. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Stabilitas sistem sosial mencerminkan taraf dimana lingkungan kerja dirasakan positif dan mendukung, dan konflik serta perubahan diatur dengan efektif. d. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya. Fungsi budaya ini membantu para karyawan memahami mengapa organisasi melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana perusahaan bermaksud mencapai tujuan jangka panjangnya.

10 F. TIPE BUDAYA ORGANISASI Terdapat 3 tipe umum budaya organisasi dan setiap tipe berhubungan dengan seperangkat keyakinan normatif yang berbeda. Keyakinan normatif mencerminkan pemikiran dan keyakinan individual mengenai bagaimana anggota dari sebuah kelompok atau organisasi tertentu diharapkan menjalankan tugasnya dan berinteraksi dengan orang lain. 3 tipe umum budaya organisasi yaitu : Konstruktif Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan proyeknya dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang manusiawi dan persatuan. Pasif-defensif Budaya pasif-defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa karyawan berinteraksi dengan karyawan lainnya dengan cara tidak mengancam keamanan kerjanya sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif yang berhubungan dengan persetujuan, konvensional, ketergantungan, dan penghindaran. Agresif-defensif Budaya agresif-defensif mendorong karyawannya untuk mengerjakan tugasnya dengan keras untuk melindungi keamanan kerja dan status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif dan perfeksionis. G. SOSIALISASI ORGANISASI Sosialisasi organisasi didefinisikan sebagai proses seseorang mempelajari nilai, norma, dan perilaku yang dituntut, yang memungkinkan ia untuk berpartisipasi sebagai anggota organisasi. Sosialisasi organisasi merupakan merupakan mekanisme kunci yang

11 digunakan oleh organisasi untuk menanamkan budaya organisasinya. Peneliti perilaku organisasi, Daniel Feldman, telah mengusulkan model 3 tahap sosialisasi organisasi yang mengembangkan pemahaman yang lebih dalam mengenai proses penting ini. Setiap tahap memiliki proses sosial dan persepsi yang berhubungan dengannya. Model Feldman juga merinci perilaku dan afeksi yang timbul yang dapat digunakan untuk menilai seberapa baik seorang individu bersosialisasi. Keseluruhan rangkaian 3 tahap ini bisa memerlukan beberapa minggu hingga setahun untuk melaluinya, tergantung perbedaan individu dan kompleksitas situasi. Ketiga tahap tersebut adalah : 1. Sosialisasi antisipasi (Anticipatory Sosialization) Sosialisasi organisasi dimulai sebelum individu benar-benar bergabung dengan organisasi. Semua informasi yang formal dan informal, akurat maupun tidak akurat membantu para individu mengantisipasi kenyataan organisasi. Harapan yang tidak realistis mengenai keadaan kerja, pembayaran, dan promosi sering dirumuskan selama tahap Pertemuan (Encounter) Tahap kedua dimulai saat kontrak pekerjaan telah ditandatangani. Banyak perusahaan yang menggunakan kombinasi program pelatihan dan orientasi untuk mensosialisasikan para karyawan selama tahap pertemuan. Selama tahap pertemuan, individu ditantang untuk menyelesaikan konflik apapun antara pekerjaan dan kepentingan di luar. 3. Perubahan dan pemahaman yang bertambah (Acquisition) Penguasaan tugas yang penting dan pemecahan konflik peranan menandai mulainya tahap akhir dari proses sosialisasi ini. Mereka yang tidak mengalami transisi ke tahap 3 secara sukarela atau tidak sukarela akan terisolasi dari jaringan sosial di dalam organisasi. Eksekutif senior sering memainkan peranan langsung dalam tahap perubahan dan pemahaman yang bertambah.

12 Orang Luar FASE PROSES SOSIAL DAN PERSEPTUAL 1. Sosialisasi antisipasi Proses belajar yang dilakukan sebelum bergabung dengan organisasi Mengantisipasi kenyataan mengenai organisasi dan pekerjaan baru Mengantisipasi kebutuhan organisasi mengenai ketrampilan dan kemampuan seseorang Mengantisipasi sensitivitas organisasi terhadap kebutuhan dan nilai seseorang 2. Pertemuan Nilai, ketrampilan, dan tingkah laku mulai berubah saat karyawan baru menemukan seperti apa sesungguhnya organisasi tersebut Mengatur gaya hidup versusu knflik dalam kerja Mengatur konflik peran antarkelompok Mencari definisi dan kejelasan peran Menjadi familiar dengan dinamika tugas dalam kelompok 3. Perubahan dan pemahaman yang bertambah Karyawan menguasai ketrampilan, peran dan menyesuaikan diri dengan nilai dan norma kelompok kerja Persaingan peran disesuaikan dengan tugas yang sulit dikuasai Internalisasi norma dan nilai kelompok Orang yang sudah tersosialisasi Hasil tingkah laku : Melaksanakan peran tugasnya Tetap berada di organisasi Berinovasi dan bekerja sama secara spontan Hasil yang bersifat afektif : Merasa puas secara umum Secara internal termotivasi untuk bekerja Terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan kemampuan yang tinggi

13 BAB III HASIL OBSERVASI A. SEJARAH RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Rumah Sakit Roemani didirikan pada hari Rabu Pon tanggal 27 Agustus 1975 bertepatan dengan bulan Sya ban 1995 Hijriah. Rumah sakit ini merupakan salah satu amal usaha bidang pelayanan kesehatan milik perserikatan Muhammadiyah, dengan maksud sebagai sarana da wah untuk mengamalkan amal ma ruf nahi munkar, mewujudkan citacita Muhammadiyah. Peresmian rumah sakit dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah pada waktu itu Bapak Soeparjo Roestam. Bangunan gedung pertama Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah yang pada waktu itu berupa Balai Pengobatan/ BKIA dengan kapasitas 67 tempat tidur, merupakan wakaf dari BApak H. Ahmad Roemani, seorang dermawan muslim yang sangat menaruh perhatian terhadap pembinaan dan kesejahteraan anak yatim piatu di PAnti Asuhan Muhammadiyah Semarang. Nama Roemani ditetapkan sebagai nama Rumah Sakit, adalah sebagai ungkapan penghargaan dan rasa terimakasih warga muhammadiyah Semarang atas wakaf Bapak H. Ahmad Roemani, diatas tanah seluas meter persegi milik Persyarikatan Muhammadiyah yang terletak di Jl. Wonodri 22 Semarang,.yang telah mewujudkan citacita muhammadiyah mendirikan sebuah rumah sakit sebagai sarana dakwah Muhammadiyah Dalam waktu yang relativ singkat, keberadaan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah dikenal masyarakat luas dan berkat bertambahnya kepercayaan masyarakat etrhadap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah, menyusul beberapa wakaf dan sumbangan dari para dermawan dan pemerintah. Wakaf dan sumbangan yang pernak di terima RS. Roemani Muhammadiyah antara lain : 1. Pada tahun 1980, menerima bantuan dari Presiden RI, berupa satu gedung untuk bangsal perawatan kelas ekonomi, sekarang untuk ruang IPSRS dan busana.

14 2. Tahun 1981, menerima wakaf dari BApak H. Ibrahim Ibnu Djamhari, SH. Berupa satu buah gedung lengkap dengan isinya, berkapasitas 8 tempat tidur, sekarang ruang Usman. 3. Tahun 1984, menerima wakaf dari Bapak H. Hetami, berupa 2 gedung, satu buah gedung untuk ruang roentgen dan satu gedung untuk ruang operasi, ruang intensif dan ruang pertemuan. 4. Menerima bantuan dari Direktur Kesehatan RI, berupa mobil ambulance, alat-alat bedah, laboratorium dan alat roentgen. Disamping itu rumah sakit terus berusaha mengembangkan diri dengan meningkatkan sarana fisik dan fasilitas-fasilitas lain dengan biaya mandiri. B. MOTTO, FALSAFAH VISI, DAN MISI RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG 1. Motto RS. Roemani Motto RS. Roemani adalah Rumah Sakit Keluarga Islami 2. Falsafah RS. Roemani Falsafah-falsafah yang dijalankan oleh RS. Roemani meliputi : Allah SWT adalah sumber kehidupan dimana motivasi kerja yang tinggi adalah bekerja untuk menapatkan ridho-nya dan bekerja merupakan ibadah. Setiap penyakit ada obatnya dan manusia wajib berupaya memperoleh kesembuhan. Pelayanan kesehatan merupakan perwujudan dari pengalaman keimanan yang didasarkan pada aqidah Islam dalam rangka mewujudkan cita-cita Muhammadiyah. RS Roemani adalah amal usaha persyarikatan yang berfungsi sebagai sarana da wah amal ma ruf nahi munkar. 3. Visi RS. Roemani

15 Berangkat dari falsafah yang dijalankan, maka visi RS Roemani adalah Menjadi Rumah Sakit terkemuka dalam pelayanan prima yang dijiwai nilai-nilai Islam dan didukung aplikasi teknologi mutakhir. 4. Misi RS. Roemani Untuk mencapai visi tersebut, misi RS Roemani adalah : RS Roemani sebagai media da wah amar ma ruf nahi munkar untuk mewujudkan cita-cita Persyarikatan Muhammadiyah. RS Roemani memberikan pelayanan kesehatan yang Islami, professional, dan bermutu dengan tetap peduli terhadap kaum dhuafa dan anak yatim. RS Roemani sebagai rumah sakit rujukan bagi rumah sakit Islam se-jawa Tengah. RS Roemani sebagai mitra pengembangan keilmuan dan tenaga kesehatan, khususnya bagi institusi di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. C. STRUKTUR ORGANISASI RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Struktur organisasi pada Rumah Sakit Roemani merupakan bentuk organisasi garis yaitu wewenang dan tanggungjawab langsung kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya. Tugas-tugas bagian dari susunan organisasi pada RS. Roemani Muhammadiyah Semarang adalah sebagai berikut : 1. Direktur Utama Berfungsi memimpin dan mengelola penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Roemani secara berhasil guna dan berdaya guna dengan cara mengembangkan kepemimpinan kolektif dengan berpedoman kaidah atau peraturan yang berlaku. 2. Direktur Keuangan dan Umum Berfungsi membantu direktur utama dalam bidan administrasi dan manajemen keuangan yang meliputi pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran dana rumah sakit agar terlaksana secara efektif dan efisien, mengamankan kebijakan keuangan

16 organisasi RS. Roemani dan bertanggung jawab kepada direktur utama dalam rangka penyelenggaraan RS. Roemani, membantu direktur utama dalam bidang pelayanan administrasi umum dalam rangka penyelenggaraan rumah sakit dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Direktur Keuangan dan umum membawahi : a. Manajer SDM dan Umum Manajer SDM dan Umum juga membawahi : Kepala Bagian Personalia Kepala Bagian Rumah Tangga Kepala Pemasaran dan Humas Kepala Bagian Electronik Data Proccesing b. Manajer Keuangan dan Akuntansi Manajer Keuangan dan Akuntansi jugamembawahi : Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Piutang dan Customer Service Keuangan Kepala Bagian Gudang c. Manajer perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan Manajer perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan membawahi : Kabag. Perencanaan dan pemeliharaan sarana Kabag. Busana,laundry dan sterilisasi Kabag. Pembelian Kabag. Sanitasi dan lingkungan Kepala instalasi pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kepala instalasi kerohanian 3. Direktur Pelayanan dan Penunjang Medis

17 Berfungsi membantu direktur utama dalam bidang teknis pelayanan dan penunjuang medis berdasarkan pedoman pelayanan medis RS. Roemani dan bertanggung jawab kepada direktur utama. Direktur pelayanan dan penunjang medis membawahi: a. Manajer Keperawatan Manajer keperawatan membawahi : Kepala bagian fasilitas dan ketenagaan Kepala bagian etika dan mutu ketrampilan Kepala bagian asuhan keperawatan b. Manajer pelayanan Manajer pelayanan membawahi : Kepala bagian kesehatan pasien dan mutu pelayanan Kepala bagian fasilitas dan tata laksana pelayanan c. Kepala instalasi rawat jalan d. Kepala instalasi gawat darurat e. Kepala instalasi rawat inap f. Kepala instalasi rawat intensif g. Kepala instalasi farmasi Kepala instalasi farmasi membawahi : Pengelola distribusi farmasi Pengelola gudang farmasi Pengelola apotik dan farmasi askes h. Kepala instalasi penunjang diagnostic Kepala instalasi penunjang diagnostic membawahi : Pengelola radiologi Pengelolaan laboratorium i. Kepala instalasi gizi j. Kepala bagian rekam medic dan registrasi

18 k. Pengelola ruang perawatan 4. Satuan Pengawas Intern Berfungsi membantu direktur utama memperoleh informasi yang objektif dan konstruktif tentang aktivitas seluruh instansi atau unit kerja di lingkungan RS Roemani dan penyimpangan yang terjadi serta mengevaluasi efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki rumah sakit. 5. Kepala Sekretariat Berfungsi mengelola dan melaksanakan pengawasan atas kelancaran dan ketertiban administrasi perkantoran guna menunjang kelancaran kehidupan dan perkembangan organisasi RS. Roemani. Status Tenaga Kerja Status karyawan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang terbagi menjadi 3 shift : 1. Shift pagi mulai jam WIB sampai jam WIB 2. Shift siang mulai jam WIB sampai jam WIB 3. Shift malam mulai jam WIB sampai jam WIB Jumlah Karyawan Adapun jumlah karyawan pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang yang dipakai pada saat ini adalah sebagai berikut : Tenaga Medis o Dokter Umum 16 orang o Dokter Spesialis 64 orang o Dokter Gigi 3 orang o Dokter Gigi Spesialis o Residen Perawat 185 orang Paramedis non perawat 34 orang Non medis 195 orang Lebih lengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

19 Jumlah tenaga kerja Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang NO PENGGOLONGAN JUMLAH KARYAWAN MELIPUTI Karyawan tetap Karyawan tidak tetap Pegawai harian lepas Dokter mitra Direktur utama, direktur pelayanan, manajer, sekretaris, dokter, administrasi, perawat, satpam Clining service Bagian busana dan Londry D. GAMBARAN UMUM RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG 1. Logo 2. Bangunan (foto) bangunan luar, bangunan dalam, ruang kerja (FOTOOO) a. Bangunan Luar RS Roemani Muhammadiyah merupakan salah satu rumah sakit yang ada di kota Semarang. Letaknya bersebelahan dengan gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah serta gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang. Rumah sakit ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan pelayanan kesehatan yang memadai b. Front Office Terdapat tiga area Front office di RS Roemani Semarang, yaitu di sebelah barat rumah sakit, yang menjadi satu dengan ruang tunggu IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan ruang tunggu Laboratorium, di bagian tengah yang menjadi satu dengan ruang tunggu poliklinik, serta di sebelah utara yang menjadi satu dengan pintu kantor administrasi rumah sakit. Di ketiga tempat ini ditempatkan masing-masing satu orang petugas front office. Sumber data

20 informasi adalah ruang perawatan, bagian humas, bagian data elektronik, laboratorium dan bagian poliklini. c. Bangunan Dalam d. Ruang Kerja e. Jenis Layanan Medis Pelayanan klinik dan Pelayanan 24 jam terdiri dari : 1) Instalasi Gawat Darurat (IGD) (emergency) 2) Apotek (Pharmacy) 3) Bedah sentral (Operating Theater) 4) Laboratorium Diagnostik (Diagnotic Laboratory) 5) Radiodiagnostik (Radiodiagnostic) 6) Ambulans (Ambulnace) Rawat jalan (Outpatient Services) 1) Klinik penyakit dalam (Internal Medicine) 2) Klinik jantung dan pembuluh darah (Cardiovasculer) 3) Klinik saraf (Neurology) 4) Klinik psikiatri (Psyciatry) 5) Klinik kulit dan kelamin (Skin & Veneral Disease) 6) Klinik anak (Pediatric) 7) Klinik bedah (Surgery), terdiri dari; a) Digestif (Digestive Surgery) b) Urologi (Urology Surgery) c) Umum (General Surgery) d) Anak (Pediatric Surgery) e) Saraf (Neuro Surgery) f) Onkologi (Oncology Surgery) g) Orthopedi (Orthopedic Surgery) h) Plastik (Cosmetik Surgery) i) Thorax (Thorax Surgery)

21 j) Mulut (oral Surgery) 8) Klinik kebidanan dan kandungan (Obgin Gunecology) 9) Klinik gigi (Dental Clinics) 10) Klinik mata (Eye Clinics) 11) Klinik umum (General Clinics) 12) Klinik telingan hidung dan tenggorokan (ENT) 13) Klinik konsultasi gizi (Nutrition Consultation) 14) Klinik tumbuh kembang anak (Growth & Development Clinics) 15) Klinik Psikologi (Psychology Clinic) Pelayanan Rawat Inap (Inpatient Cervices) 1) Pediatric 30 Beds 2) Obtetric &Gynecology 22 Beds 3) Isolation Room 2 Beds 4) Operation Theater 4 Beds 5) Neonatus (infant) 15 Beds 6) Utama (VIP) 3 Beds 7) Kelas 1 A (1th A Class) 18 Beds 8) Kelas 1 B (1th B Class) 10 Beds 9) Kelas II (2nd Class) 16 Beds 10) Kelas II A (2nd A Class) 16 Beds 11) Kelas II B (2nd B Class) 31 Beds 12) Kelas III (3rd Calss) 20 Beds 13) Intensive Care Unit (ICU) 6 Beds 14) Pediatric Intensive Care Unit (PICU) 6 Beds 15) HND 2 Beds 16) BBRT / NICU 3 Beds Penunjang Medis (Medical Supporting Services) 1) CT Scanner (Computerized Tomography Scanner) 2) ECG (Electro Cardio Graphy)

22 3) USG (Ultra Sono Graphy) 4) Farmasi klinik (Clinical Pharmacy) 5) Rehabilitasi Medik (Medical Rehabilitation) a) Physiotherapy b) Gymnastic c) Speech Theraphy 6) Laboratorium Diagnostik (Diagnostic Laboratory) 7) Medical Check Up 8) Hemodialisa (Haemodialisa) 9) Gizi (Konsultasi & Dietetik) (Nutrition) Pelayanan Kerohanian (Spritual Services) 1) Bimbingan rohani kepada pasien dan keluarganya 2) Do a dan pengajian bersama 3) Perawatan jenazah 4) Kajian Al-Qur an dan Hadits E. BUDAYA ORGANISASI RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG 1. Artifact

23 2. F. PRESTASI RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

24 Berkat kerja keras pimpinan dan seluruh karyawan, RS Roemani berhasil mengukir beberapa prestasi di tingkat nasional. Adapun prestasi yang diraih RS. Roemani antara lain : 1. Pada tahun 1990 menerima penghargaan dari Menteri Kesehatan RI berupa Petaka Nugraha Karya Husada sebagai rumah sakit umum swasta kelas C berpenampilan terbaik pertama dalam segi manajemen rumah sakit dan pelayanan kesehatan. 2. Pada tanggal 7 Desember 1998 memperoleh sertifikat Akreditasi penuh 5 bidang pelayanan dari Departemen Kesehatan RI. 3. Pada bulan Januari 2003, memperoleh sertifikat Akreditasi penuh 12 bidang pelayanan dari Departemen Kesehatan RI. 4. Piagam penghargaan dan piala sebagai RS Umum Swasta berpenampilan terbaik se- Jawa Tengah dalam rangka Hari Kesehatan Nasional. 5. Sertifikat ISO-9000 Untuk meraih prestasi tersebut memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak ringan baik pengorbanan tenaga, pikiran dan sumber dana. Untuk menambah kepercayaan masyarakat, RS. Roemani tersebut berbenah diri dengan melakukan perbaikan baik dibidang pelayanan medis maupun sarana fisik.

25 BAB IV KESIMPULAN Budaya organisasi merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi.

26 DAFTAR PUSTAKA Robbins, S.P. 2003, Perilaku Organisasi, Buku 1 dan Buku 2, Edisi 10, Indeks, Jakarta Schein, E.H. 1991, Organizational Culture and Leadership, San Francisco: Jossey-Bass Publisher.

BAB II GAMBARAN UMUM. Rumah sakit roemani didirikan pada tanggal 20 Agustus 1975

BAB II GAMBARAN UMUM. Rumah sakit roemani didirikan pada tanggal 20 Agustus 1975 BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya Rumah sakit roemani didirikan pada tanggal 20 Agustus 1975 bertepatan dengan tanggal sya ban 1995 Hijriah. Rumah sakit ini merupakan salah satu amal usaha bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM PERENCANAAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI

BAB IV ANALISIS SISTEM PERENCANAAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI BAB IV ANALISIS SISTEM PERENCANAAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2005-2010 DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI 4.1. Analisis Sistem Perencanaan Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah institusi Rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul adalah rumah sakit umum terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini memiliki sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.Lokasi Penelitian Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang menjadi objek penelitian penulis merupakan Rumah Sakit umum swasta yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SEJARAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG DAN UNIT BINA ROHANI ISLAM

BAB III GAMBARAN UMUM SEJARAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG DAN UNIT BINA ROHANI ISLAM 37 BAB III GAMBARAN UMUM SEJARAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG DAN UNIT BINA ROHANI ISLAM 3.1 Profil Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang 3.1.1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Prikasih Yayasan Putra Prikasih bertujuan membantu program pemerintah dibidang pelayanan kesehatan melalui usaha mengelola Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi masyarakat serta makin tingginya kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan membuat setiap

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman, yang semakin maju menyebabkan kebutuhan manusia pun terus berkembang. Dewasa ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhan-kebutuhan baru

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU 2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU A. DESAIN STRUKTUR ORGANISIASI Struktur organisasi RSUD Indrasari Rengat adalah Organisasi Staf B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI 1) Direktur Sebagai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2015 yang penyusunannya masih berpedoman pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkatnya pula tuntutan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 718 TAHUN : 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 12 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi jasa berlomba untuk merebut pasar, dengan meningkatkan layanan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi jasa berlomba untuk merebut pasar, dengan meningkatkan layanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya organisasi yang bergerak di bidang jasa pada masa sekarang membuat organisasi jasa berlomba untuk merebut pasar, dengan meningkatkan layanan yang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Secara singkat perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN Gambar 2.1 RS Pusat Pertamina 2.1 Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Pertamina didirikan pada tahun 1967 atas gagasan Dr. Ibnu Soetowo yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. ULatar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. ULatar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. ULatar Belakang Masalah Pada saat ini terjadi persaingan yang kompetitif antar organisasi pelayanan, dimana kompetitor dan pelayanannya meningkat secara cepat. Banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA Budaya Organisasi Pengertian Satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi Sejarah berdirinya RSUD Dr Soeselo Kabupaten Tegal berawal dari Balai Pengobatan Karyawan

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang merupakan rumah sakit islam yang terletak di Jl. Wonodri 22 Semarang. Rumah sakit ini didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1..1 Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Rumah Sakit Ibu dan Anak Nur Ummi Numbi (RSIA NUN) didirikan oleh keluarga dr. H. Danu Maryoto Teguh, Sp.OG. Rumah Sakit ini berlokasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali pelayanan penunjang medis di bidang farmasi. Pelayanan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali pelayanan penunjang medis di bidang farmasi. Pelayanan yang baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kemajuan perkembangan rumah sakit mengalami perubahan besar dimana rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif. Pelayanan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Selmick dalam Tika (2006), organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan terdiri dari berbagai kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap manusia. Dimana kebutuhan tersebut sangat mutlak untuk dipenuhi. Apabila tidak dipenuhi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Efarina Etaham Group PT. Efarina Etaham Group pada awalnya merupakan sebuah Balai Asuhan Keperawatan yang didirikan oleh DR. Jupinus Ramli Saragih, SH, MM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1065, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan. Layanan. Umum. Rumah. Sakit. Umum. Pusat Dr.Kariadi Semarang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156/PMK.05/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diberikan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI BAB II RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI A. Sejarah Ringkas Rumah sakit Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1 di Kota Tebing Tinggi pada tahun 1958,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang di harapkan dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke No.569, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso. Tafif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah ( kelas B ) Jakarta selatan. dengan penekanan bangunan yang ICONIC melalui Green Architecture BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1 Data

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG 3.1. Profil RS PKU muhammadiyah Temanggung Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung adalah rumah sakit swasta yang berdiri pada lokasi strategis

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 54 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN. A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN. A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Islam Malahayati Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Rumah Sakit Islam Malahayati adalah Rumah Sakit Umum Swasta yang bergerak dalam bidang pelayanan medis

Lebih terperinci