BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes melitus (DM) terutama DM tipe 2 merupakan masalah kesehatan
|
|
- Ivan Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) terutama DM tipe 2 merupakan masalah kesehatan global. International Diabetes Federation (IDF) memprediksi jumlah orang dengan DM akan meningkat dari 382 juta pada tahun 2013 menjadi 592 juta pada tahun 2035 (gambar 1). Prevalensi DM di Indonesia tahun 1980-an pada penduduk usia diatas 15 tahun sebesar 1,5-2,3% dengan prevalensi di daerah pedesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, proporsi dan estimasi jumlah penderita DM usia di atas 15 tahun pada tahun 2013 telah meningkat, mencapai 6.9% atau 12,2 juta (Abdulrazak et al., 2005; Akhi et al., 2015; Kementerian Kesehatan RI, 2014; Sevanan et al., 2011). Sumber: Alwan et al Gambar 1. Estimasi dristribusi prevalensi DM tahun
2 2 Diperkirakan biaya yang digunakan untuk merawat diabetes pada tahun 2010 secara global mencapai 703 US Dollar (USD) per orang, dimana total biaya kesehatan global untuk mengobati dan mencegah diabetes serta komplikasinya diperkirakan mencapai USD 376 miliar pada tahun 2010 dan diproyeksikan akan meningkat mencapai USD 490 miliar pada tahun Di Amerika Serikat, biaya yang dikeluarkan untuk penderita DM dengan ulkus kaki diabetik tanpa intervensi bedah mencapai USD dan akan meningkat bila ulkus disertai infeksi atau bila akan dilakukan tindakan intervensi bedah seperti amputasi (Alwan et al., 2009; Kruse, 2006). Keadaan hiperglikemi yang terus menerus pada penderita DM dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada sistem tubuh. Pada penderita DM, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, kerusakan saraf (neuropati), retinopati diabetik yang bisa meyebabkan kebutaan, gagal ginjal sampai risiko kematian akan meningkat dua kali lipat bila dibandingkan dengan bukan penderita DM. Faktor risiko terjadinya ulkus kaki pada penderita DM akan meningkat karena adanya gangguan sirkulasi mikrovaskular, neuropati, gangguan kemampuan imunitas tubuh atau imunopati disertai trauma intrinsik atau ekstrinsik. Insiden ulkus kaki diabetik pada penderita DM pada tahun sebesar 0,7%, yang kemudian meningkat menjadi 2,6% pada tahun Angka kejadian ulkus kaki pada penderita DM di tiap negara bervariasi. Di Inggris, tercatat 5-7% penderita DM mengalami komplikasi berupa ulkus kaki diabetik sedangkan angka kejadian ulkus kaki diabetik di Iran mencapai 25%. Angka kejadian ulkus kaki diabetik menurut IDF pada negara berkembang bisa mencapai 40%. Berdasarkan Riskesdas
3 3 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kejadian ulkus kaki diabetik pada penderita DM di Indonesia sendiri sebesar 8,7% (Abdulrazak et al., 2005; Akhi et al., 2015; Chadwick et al., 2014; Deribe et al., 2014; Kementerian Kesehatan RI, 2014; Kurniawan et al., 2011; Rebolledo et al., 2011; Singh et al., 2013). Ulkus diabetik rentan terhadap infeksi. Sekitar 40%-80% pasien dengan ulkus kaki diabetik akan mengalami infeksi. Infeksi pada ulkus ini dapat menyebar sangat cepat dan menyebabkan kerusakan jaringan luas yang pada akhirnya dapat menyebabkan amputasi. Sebanyak 80% pasien amputasi non-trauma adalah penderita DM yang mengalami peruburukan kondisi ulkus kaki diabetik. Amputasi pada penderita ulkus kaki diabetik berhubungan dengan peningkatan mobiditas dan mortalitas dengan rentang 13-40% pada tahun pertama dan 39-80% pada tahun kedua sampai kelima. Lavery et al. pada penelitiannya mendapatkan pasien dengan ulkus kaki diabetik yang mengalami infeksi akan mempunyai risiko rawat inap 56x dan risiko amputasi 155x lebih tinggi bila dibandingkan pasien ulkus kaki diabetik yang tidak mengalami infeksi. Penelitian lain melaporkan tingkat kejadian amputasi pada pasien ulkus kaki diabetik yang mengalami infeksi sebesar 2,8% pada infeksi ringan, 46% pada infeksi sedang dan 77,7% pada infeksi berat (Ji et al., 2014; Lavery et al., 2007; Mendes and Neves, 2012; Richard et al., 2011; Roberts and Simon, 2012; Singh et al., 2013). Ulkus kaki diabetik merupakan penyebab utama amputasi non trauma dan sekitar 80% kasus amputasi karena ulkus DM sebetulnya dapat dicegah dengan penanganan dini yang tepat. Infeksi akan meningkatkan faktor risiko dilakukannya
4 4 tindakan amputasi pada penderita ulkus kaki diabetik. Manajemen luka secara komprehensif sangat dibutuhkan dalam merawat pasien ulkus kaki diabetik. Perawatan komperhensif tersebut meliputi: kontrol optimal kadar glukosa darah, perawatan efektif luka lokal yang timbul, pencegahan dan pengendalian infeksi serta pemulihan aliran darah perifer. Namun sayangnya, manajemen ulkus kaki diabetik, terinfeksi atau tidak, seringkali tidak sesuai (Chavan et al., 2015; Kruse, 2006; Rebolledo et al., 2011). Beberapa penelitian menunjukkan variasi bakteri patogen yang ada pada infeksi ulkus kaki diabetik. Beberapa penelitian mencoba melihat hubungan antara jenis infeksi dengan jenis organisme pada infeksi ulkus kaki diabetik. Infeksi ulkus kaki diabetik biasanya disebabkan oleh lebih dari satu bakteri patogen atau polimikroba. Pada beberapa penelitian lain, monomikroba sering ditemukan pada infeksi ringan dan pada umumnya disebabkan oleh bakteri aerobik kokus Gram positif, seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus sp. Pada infeksi berat biasanya ditemukan gambaran polimikroba dan pada umumnya disebabkan oleh bakteri kokus Gram positif, basil Gram negatif dan juga bekteri anaerob (Abdulrazak et al., 2005; Yerat and Rangasamy, 2015). Infeksi ulkus diabetik dapat disebabkan bakteri Gram positif seperti S. aureus, S. epidermidis dan Enterococcus sp dan juga bakteri Gram negatif seperti golongan Enterobactereaceae dan golongan Pseudomonaceae. Seperti dikatakan di awal, terdapat variasi bakteri yang biasa ditemukan pada ulkus kaki diabetik. Mohammad zubair et al. di India menemukan 58,8% infeksi ulkus kaki diabetik disebabkan oleh bakteri Gram negatif. Begitu juga penelitian yang dilakukan
5 5 Benwan et al. di Kuwait yang mendapatkan 51,2% infeksi ulkus kaki diabetik disebabkan oleh bakteri Gram negatif. Berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut, Mendes et al. pada penelitiannya di Portugis menemukan 66% infeksi ulkus kaki diabetik disebabkan oleh bakteri kokus Gram positif (Benwan et al., 2012; Mendes et al., 2012; Zubair et al., 2011). Perhatian utama pada infeksi ulkus kaki diabetik adalah kejadian resistensi antibiotik terutama yang berhubungan dengan organisme resisten multi obat atau yang lebih dikenal dengan Multi-drugs Resistant Organisms (MDRO). Peningkatan kejadian resistensi pada infeksi luka populasi DM telah dicatat selama dekade terakhir, terutama yang terkait dengan Methicillin resistant S. aureus (MRSA). Kejadian resistensi organisme Gram negatif seperti P. aeruginosa, K. pneumonia, E. coli terhadap bermacam golongan antibiotik pada saat ini juga telah banyak didokumentasikan. Organisme resisten multi obat atau MDRO didefinisikan sebagai mikroorganisme yang resisten terhadap minimal 1 antibiotik dari dua atau lebih golongan antibiotika. Organsime resisten multi obat meliputi methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA), vancomycin resistant enterococcus (VRE), multidrugs resistant (MDR) basil Gram negatif yang di dalamnya termasuk bakteri Gram negatif penghasil extended spectrum β-lactamse (ESBL) dan carbapenemase resistant enterobacteriaceae (CRE) (Mendes et al., 2012; Murali et al., 2014; Siegel et al., 2006; Trivedi et al., 2014). Angka kejadian infeksi MDRO pada pasien ulkus kaki diabetik telah coba dievaluasi pada beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan Trivedi et al. mendapatkan 63,4% bakteri MDRO ditemukan pada penderita infeksi ulkus kaki
6 6 diabetik. Penelitian lain yang dilakukan Ji et al. mendapatkan 53,4% isolat yang diambil dari ulkus kaki diabetik merupakan bakteri MDRO. Penelitan Ji et al. juga mendapatkan 72,2% isolat bakteri Gram positif pada sampel ulkus kaki diabetik merupakan isolat MRSA. Pada penelitian yang sama, 23-50% bakteri Gram negatif resisten terhadap golongan cephalosporine generasi ketiga dan 46,2-75% bakteri tersebut merupakan bakteri penghasil ESBL. Penelitian yang dilakukan oleh Gadepalli et al. mendapatkan, dari 80 pasien, 38 pasien infeksi ulkus kaki diabetik disebabkan bakteri penghasil ESBL, 6 pasien disebabkan oleh bakteri MRSA dan 8 pasien disebabkan bakteri campuran keduanya (Gadepalli et al., 2006; Ji et al., 2014; Trivedi et al., 2014). Pada beberapa penelitian telah ditujukkan bahwa tingkat infeksi MDRO akan lebih tinggi pada populasi diabetes dibandingkan populasi non diabetes. Pada penderita diabetes, faktor risiko terjadinya infeksi MDRO terkait dengan riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya, riwayat terapi antibiotik, durasi pemberian antibiotik, tipe dan ukuran ulkus. Pada penelitian yang dilakukan Ji e al. didapatkan faktor risiko yang berpengaruh pada kejadian infeksi MDRO ulkus kaki diabetik meliputi tipe ulkus (odds ratio (OR) = 7,185; 95% interval kepercayaan (IK) = 2,115-24,408; p = 0.002), perawatan rumah sakit sebelumnya (OR=3,000; 95% IK= ); p= 0,032), pemberian antibiotik sebelumnya (OR= 1,078; 95% IK = 1,001-1,160; p = 0,046) dan ukuran ulkus (OR = 1,403; 95% IK = 1,042-1,888; p = 0,026) (Ji et al., 2014; Trivedi et al., 2014). Pada penelitian lain, Richard et al. menemukan riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya (OR=99,6 ; IK=19,9-499) dan adanya retinopati (OR=7,4 ; 95%
7 7 IK= 1,6-33,7) sebagai faktor risiko meningkatnya kejadian infeksi MDRO pada ulkus kaki diabetik. Pada penelitian lain yang dilakukan Gadepalli et al. didapatkan faktor risiko infeksi MDRO berhubungan dengan ukuran ulkus > 4cm 2 (OR = 10,52 ; p<0,001), neuropati (OR = 3,98 ; p=0,03) dan osteomielitis ( OR= 3,48 ; p= 0,01). Pada penelitian ini juga dikatakan bahwa pasien ulkus kaki diabetik dengan infeksi MDRO memiliki kadar glukosa darah lebih tinggi (p < 0,001) bila dibandingkan dengan pasien infeksi ulkus kaki non-mdro. Kontrol kadar glukosa darah yang lebih buruk (p=0,010) serta tindakan bedah juga harus lebih sering dilakukan pada pasien infeksi MDRO ulkus kaki diabetik bila dibandingkan dengan infeksi non- MDRO (Gadepalli et al., 2006; Ji et al., 2014; Richard et al., 2008). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan global termasuk Indonesia yang berimplikasi pada penurunan kualitas hidup penderitanya. 2. Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi makrovaskuler yang rentan terhadap infeksi dan mengakibatkan tindakan amputasi bahkan sampai dengan kematian. 3. Perhatian utama pada infeksi ulkus kaki diabetik adalah kejadian resistensi antibiotik terutama yang berhubungan dengan organisme resisten multi obat atau yang lebih dikenal dengan Multi-drugs Resistant Organisms (MDRO).
8 8 4. Hasil penelitian di beberapa negara seperti India, Perancis dan China menunjukkan bahwa riwayat perawatan rumah sakit, riwayat penggunaan antibiotik, durasi pemberian antibiotik, tipe dan luas ulkus merupakan faktor risiko terjadinya infeksi MDRO pada pasien ulkus kaki diabetik. 5. Belum ada data prevalensi infeksi ulkus kaki oleh organisme resisten multi obat dan faktor risikonya di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. C. Pertanyaan Penelitian 1. Berapa prevalensi infeksi ulkus kaki diabetik oleh organisme resisten multi obat pada penderita ulkus kaki diabetik yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Faktor risiko apakah yang meningkatkan kejadian infeksi ulkus kaki diabetik oleh organisme resisten multi obat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
9 9 D. Keaslian Penelitian Terdapat beberapa penelitian mengenai gambaran klinis dan mikrobiologis ulkus kaki diabetik seperti yang dijabarkan dalam tabel 1. Tabel 1. Penelitian terkait infeksi MDRO pada ulkus kaki diabetik Tempat No Peneliti Judul dan Populasi Hasil Penelitian 1 Gadepalli et al. (2006) 2 Mendes et al. (2011) 3 Boy et al. (2011) 4 Zubair, et al. (2011) 5 Ji et al. ( 2014) 6 Chavan et al. (2014) A Clinicomicrobiological Study of Diabetic Foot Ulcers in an Indian Tertiary Care Hospital Clinical and bacteriological survey of diabetic foot infections in Lisbon Pola Kuman Aerob dan Kepekaan Antimikroba pada Ukus Kaki Diabetik Clinico-microbilogy study and antimicrobial drug resistance profile of diabeti foot infections in North India Clinical Characteristics and Risk Factors of Diabetic Foot Ulcer With Multidrug Resistant Organism Infection Bacterial Profile and Pattern of Antimicrobial Drug Resistance in Diabetic Foot Ulcer at Tertiary Care Hospital India, 80 pasien DM dengan infeksi ulkus kaki. Portugal, 49 pasien DM dengan infeksi ulkus kaki Indonesia, 31 penderita kaki diabetik India, 102 pasien ulkus kaki diabetik China, 118 pasien DM dengan infeksi ulkus kaki diabetik India, 78 pasien DM dengan ulkus kaki diabetik Terdapat 80 sampel dasar luka ulkus kaki diabetik, 72% pasien positif infeksi MDRO. MDRO positif berhubungan dengan luas ulkus > 4 cm 2 (OR=1; p< 0,0001), neuropati (OR=3,98; p= 0,003) dan osteomyelitis (OR=3,48; p= 0,01) tapi tidak dengan tipe dan lama ulkus dan lama perawatan. Dari 147 isolat didapatkan 24,5% dengan infeksi organisme MRSA, 2% ESBL dan 2% VRE. Kejadian MDRO berhubungan dengan pemakaian antibiotik yang tidak sesuai. Dari 34 isolat yang ditemukan, didapatkan kuman terbanyak adalah kuman Gram negatif (73,2%) dengan antibiotik yang masih peka adalah meropenem. Dari 102 pasien, infeksi MDRO terjadi pada 45% pasien 63,8% bakteri yang tumbuh merupakan bakteri Gram (-). Infeksi MDRO berhubungan dengan durasi ulkus ( OR=0,54; p=0.001) dan luas ulkus > 4 cm 2 (OR=12,6; p< 0,0001) Terdapat 146 isolat bakteri dengan Infeksi MDRO sebesar 53,4%. Infeksi MDRO berhubungan dengan tipe ulkus (OR=7,185; p=0.002), perawatan rumah sakit sebelumnya (OR=3,000; p=0,032), pemberian antibiotik sebelumnya (OR=1,078; p=0,046),, ukuran ulkus (OR = 1,403; p =0,026) dan osteomielitis (OR = 0,295; p= 0.024). Terdapat 76 bakteri yang tumbuh, dengan 57,9% bakteri Gram positif merupakan infeksi MRSA, 49,5% bakteri Gram negatif merupakan infeksi ESBL. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian MDRO meliputi durasi perawatan di rumah sakit (p= 0,00345). Perbedaan dengan Penelitian Ini Lokasi penelitian di India Lokasi penelitian. Tidak menganalisis faktor risiko infeksi MDRO ulkus Hanya melihat pola kuman pada ulkus kaki DM, tidak melihat ada tidaknya infeksi MDRO serta faktor risikonya Lokasi penelitian di India Lokasi penelitian di China Lokasi penelitian di India
10 10 E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai prevalensi infeksi ulkus kaki diabetik oleh organisme resisten multi obat serta faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi tersebut. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data epidemiologis faktor risiko infeksi ulkus kaki diabetik oleh organisme resisten multi obat sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap infeksi tersebut serta perawatan yang sesuai pada pasien ulkus kaki diabetik. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko infeksi ulkus kaki diabetik oleh organisme resisten multi obat/ MDRO di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resistensi antibiotik memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, setidaknya 2 juta orang terinfeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia jangka panjang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat
BAB I PENDAHULUAN I.A Latar Belakang Diabetes merupakan salah satu penyakit yang diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat dari 2.8% di tahun 2000 menjadi 4.4% di tahun 2030. Jumlah penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) adalah masalah kesehatan utama di dunia yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya hormon insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Staphylococcus adalah bakteri gram positif berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus merupakan bakteri koagulase negatif, kecuali Staphylococcus aureus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia) yang disebabkan oleh pemakaian ventilator dalam jangka waktu yang lama pada pasien
Lebih terperinci2003). Hiperglikemia juga menyebabkan leukosit penderita diabetes mellitus tidak normal sehingga fungsi khemotaksis di lokasi radang terganggu.
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh (1). Infeksi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia bahkan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit (Werner et al., 2010). Saat ini, penyakit infeksi masih menjadi masalah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat secara signifikan menjadi lebih dari 5 juta pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisme Multidrug-Resistant (MDR) didefinisikan sebagai organisme yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang dilakukan di Paris, didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan penyakit infeksi ini dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi di seluruh dunia dan terus menerus mengalami peningkatan yang signifikan.menurut Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang sampai saat ini masih memberikan masalah berupa luka yang sulit sembuh dan risiko amputasi yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia. Data World
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi paru paru yang berperan dalam morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di Indonesia. Infeksi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat mortalitas di dunia. Infeksi nosokomial menempati urutan keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes Mellitus (DM) merupakan permasalahan yang besar di masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF), Negara Asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten terhadap kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya mikroorganisme yang normal pada konjungtiva manusia telah diketahui keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan populasi mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan dan dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok kelainan metabolik dengan ciri hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi hormon insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial yang terletak di antara fasia leher dalam, sebagai akibat penjalaran dari berbagai sumber
Lebih terperincidalam tubuh seperti penyakit kardiovaskuler, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal (Corwin, 2007). Penderita DM rentan mengalami infeksi yang
BAB 1 PENDAHULUAN Gaya hidup masyarakat yang semakin modern dan praktis, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini menimbulkan dampak yang cukup serius terhadap pola perilaku di masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari sejumlah faktor dimana terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai dengan berbagai
Lebih terperinciEfektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering
Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes merupakan penyakit serius yang mempengaruhi semua organ vital dalam tubuh dan ditandai tingginya kadar gula dalam darah (Singh, 2013). Diabetes melitus ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian terhadap Penyakit Tidak Menular semakin hari semakin meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes merupakan kondisi kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tidak
Lebih terperinci(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian
(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian 30,4% (Wilar, 2010). Pola kuman penyebab sepsis berbeda-beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuhan kefarmasian atau disebut pharmaceutical care merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam aspek pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Asuhan kefarmasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi pasien dengan diabetes melitus. Penyembuhan luka yang lambat dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya karbohidrat (Price, 2006). Pada
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin ataupun tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat tinggi. Pneumonia merupakan penyakit radang akut paru yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak akibat penurunan sekresi insulin atau resistensi insulin (Dorland, 2010). DM suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan secara global setiap tahun terdapat 5 juta bayi meninggal pada usia empat minggu pertama kehidupannya, dengan 98% kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan dunia dimana morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena keturunan dan/atau disebabkan karena kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak efektifnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit degeneratif seperti jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram. positif yang dapat menyebabkan penyakit dengan
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram positif yang dapat menyebabkan penyakit dengan jangkauan yang luas, mulai dari infeksi kulit dan jaringan lunak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin
Lebih terperinciPOLA BAKTERI AEROB PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RSUP Prof. dr. R. D. KANDOU MANADO
POLA BAKTERI AEROB PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RSUP Prof. dr. R. D. KANDOU MANADO Patrick Johanes Waworuntu 1, John Porotuo 2, Heriyannis Homenta 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun (Guariguata et al, 2011). Secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit degeneratif yang jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun (Subekti, 2006). Menurut WHO (2005), DM menduduki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome) yang disertai dengan adanya infeksi pada organ tertentu berdasarkan hasil biakan positif di tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering kali diterapkan pola hidup yang kurang sehat. Seperti dalam hal pola makan, sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup.dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kasus diabetes melitus di seluruh dunia telah meningkat dan merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010). Jumlah kematian disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan prevalensi dan berkontribusi terhadap peningkatan angka kematian akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Bakteri dari genus Staphylococcus adalah bakteri. gram positif kokus yang secara mikroskopis dapat diamati
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bakteri dari genus Staphylococcus adalah bakteri gram positif kokus yang secara mikroskopis dapat diamati sebagai organisme individu, berpasangan, dan ireguler serta
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki
5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh dan menyebabkan kebutaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciPeranan KARS dalam mengatasi Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit. Dr Henry Boyke Sitompul,SpB Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Peranan KARS dalam mengatasi Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit Dr Henry Boyke Sitompul,SpB Komisi Akreditasi Rumah Sakit STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT ED 1 I. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan dengan Penyakit Gula karena memang jumlah atau konsentrasi glukosa atau gula di dalam darah melebihi
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR Sulitnya penanggulangan infeksi pneumonia nosokomial oleh Acinetobacter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian secara global. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Nosokomial menjadi masalah yang cukup berdampak di negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi nosokomial ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis adalah sindroma respons inflamasi sistemik dengan etiologi mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah Systemc Inflammation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul pada pasien penderita diabetes mellitus (DM). Komplikasi ini terjadi pada 50% pasien dengan DM tipe
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit 3 x 24 jam. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi
Lebih terperinciPseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat menyebabkan keadaan yang invasif pada pasien dengan penyakit kritis maupun pasien yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi penyumbang morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia dari sekian banyak penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Menurut Internasional of
Lebih terperinciE. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA PUBLIKASI SKRIPSI Diajukan Oleh : DINA MALIANA J 500
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mengenali tanda-tanda awal penyakit diabetes mellitus menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila timbul komplikasi, umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat hingga menyebabkan peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Resistensi terhadap antimikroba atau. antimicrobial resistance (AMR) adalah fenomena alami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resistensi terhadap antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) adalah fenomena alami yang dipercepat oleh penggunaan obat-obatan antibiotik (WHO, 2014). Spesies
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM), kini menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah bentuk infeksi nosokomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif (UPI), khususnya pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus atau kencing manis salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang dikumpulkan oleh lebah dari tanaman, terutama dari bunga dan tunas daun (Mlagan et al, 1982 dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini gaya hidup modern dengan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga meyebabkan terjadinya
Lebih terperinciPENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN
PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2008 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinci