BAB I PENDAHULUAN. yang terus berkembang dengan total modal yang besar nantinya bisa berubah
|
|
- Agus Rachman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menegah) memiliki peran penting sebagai pengaman, stabilisator, dan dinamisator perekonomian Indonesia. UMKM yang terus berkembang dengan total modal yang besar nantinya bisa berubah menjadi CV ataupun PT. Hal ini sudah terbukti dengan terus meningkatnya jumlah unit usaha mikro di Indonesia. Menurut survei Badan Statistik Nasional (2014), sejak tahun 2000 jumlah unit UMKM terus beranjak naik hingga tahun 2012.Dengan ratarata prosentase kenaikannya 3.1 % tiap tahunnya. Krisis finansial Asia tahun 1997 atau krisis Moneter di Indonesia tidak cukup berarti bagi laju pertumbuhan UMKM nasional.setelah 3 tahun mengalami degradasi paska krisis moneter, jumlahnya berangsur naik di tahun 2000.Hal ini membuktikan bahwa peran UMKM sangat penting dalam pembangunan dan stabilisator pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia. Dengan dibukanyamasyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, persaingan global akan semakin kencang. Pasar akan mengeliminasi secara alamiah produk-produk yang masuk sesuai selera dan alokasi belanja konsumen. Oleh karenanya, setiap perusahaan khususnya perusahaan dibidang industri dan manufaktur didesak untuk menciptakan produk baru yang kreatif dan inovatif supaya produknya bisa tetap bertengger di pasaran.perusahaan harus fleksibel mengikuti pergerakan dan perubahan selera pasar.teknologi yang diterapkan juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari ketertinggalan dibidang produksi dan pemasaran. 1
2 2 Produk yang berkualitas saja tidak cukup.untuk menjaga keberlangsungan hidup perusahaan, para pemangku kepentingan harus bijak dan teliti dalam pengambilan keputusan. Tidak hanya fokus dengan pemasaran dan bagaimana meningkatkan penjualan, perusahaan juga harus memikirkan bagaimana cara mengefisienkan pengeluaran-pengeluaran pos biaya dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Baik itu sumber daya modal, sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Selain itu, perusahaan harus menerapkan strategi-strategi yang tepat dalam proses produksi produk guna mewujudan penghasilan laba yang optimum. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi produk setengah jadi yang selanjutnya diolah kembali menjadi produk jadi yang siap dikemas dan dipasarkan. Oleh karenanya, perusahaan manufaktur memerlukan pencatatan akuntansi biaya. Menurut Mulyadi (2010), Akuntansi biaya adalah sistem pencatatan, pengelompokan, peringkasan dan penyajian biaya produksi dan penjualan produk atau jasa dengan cara tertentu sekaligus penafsiran terhadapnya. Dalam perusahaan manufaktur, siklus akuntansi biaya diawali dengan pencatatan harga pokok produk dagangan yang dibeli seperti bahan baku dan diakhiri dengan produk dagangan yang siap jual. Tujuan pencatatan akuntansi biaya adalah menyuguhkan informasi harga pokok produksi produk yang hendak dijual, cakupan biaya administrasi dan biaya pemasaran. Akuntansi biaya sendiri memiliki tiga fungsi inti yakni: penentu kos produksi produk, pengendali biaya yang dikeluarkan, dan puncaknya adalah pengambilan keputusan khusus oleh para pemangku kepentingan. Informasi biaya sangat diperlukan untuk perusahaan guna menentukan harga pokok produksi. Sebelum menentukan harga jual suatu produk, perusahaan wajib
3 3 mengetahui terlebih dahulu harga pokok produksi produk tersebut. Perusahaan manufaktur menggunakan harga pokok produksi sebagai patokan dalam menetapkan harga jual produknya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan tidak terlalu tinggi dalam menetapkan harga jual sehingga membuat produk sulit dipasarkan atau menetapkan harga jual terlalu rendah yang bisa menyebabkan rugi. Terdapat dua metode dalam mencatat penentuan harga pokok produksi. Dua cara tersebut dibedakan berdasarkan karakteristik proses produksi dan produk yang diproduksi. Metode pertama adalah harga pokok pesanan (job order costing). Di dalam metode job order costing ini, seluruh biaya produksi dihimpun untuk pesanan tertentu. Harga pokok per satuan produk ditentukan dengan cara membagi seluruh biaya produksi pesanan yang bersangkutan dengan jumlah produk pesanan yang diproduksi. Metode lainnya adalah menggunakan harga pokok proses (process costing). Process costingini menghimpun biaya produksi yang digunakan perusahaan yang menggarap produknya secara massa (Mulyadi, 2010) Bersumber dari penelitian Setiawan, dkk (2010) dengan judul Evaluasi Penerapan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Pada PT. Organ Jaya) menyatakan dalam pembebanan biaya tenaga kerja langsung kedalam harga pokok produksi ditetapkan berdasarkan pada unit output yang dihasilkan. Dalam perhitungan biaya bahan baku PT. Organ jaya telah menghitung berdasarkan tarif yang ditentukan yakni sebesar Rp per kilogram yang sudah termasuk biaya celup kain. Harga pokok produksi yang diperhitungkan oleh PT. Organ Jaya terlalu sederhana sehingga hasilnya kurang akurat. PT. Organ Jaya dapat menggunakan metode jam kerja langsung untuk perhitungan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang didukung dengan penggunaan kartu waktu
4 4 agar memudahkan didalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung. Dalam perhitungan harga pokok produksi perusahaan tidak memiliki persediaan bahan baku karena barang yang dibeli langsung digunakan untuk proses produksi. Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Batubara (2013) dengan judul Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana Alumunium Manado, menyimpulkan bahwa peneliti menemukan perusahaan memasukkan semua biaya ke dalam biaya produksi yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan biaya administrasi dan umum, biaya perlengkapan kantor serta biaya transportasi. Hal ini menimbulkan selisih sebanyak Rp Perbedaan nilai yang dihasilkan disebabkan oleh pembebanan biaya overhead pabrik pada perusahaan lebih tinggi ketimbang pembebanan overhead yang dikalkulasi ulang dengan metode full costing. Dari penelitian Kusumawardani (2013) dengan judul Perhitungan Harga Pokok Menggunakan Metode Job Order Costing (Studi Kasus UMKM CV. Tristar Alumunium) memberikan hasil analisis bahwa perhitungan harga pokok produksi yang digunakan job order costing tapi masih belum tepat. Perhitungan biaya bahan baku tidak dipisahkan dengan biaya penunjang dan biaya aksesoris, harga bahan baku menggunakan tarif awal pembelian, perhitungan biaya tenga kerja langsung hanya memakai satu tarif pekerja, dan biaya overhead belum dibebankan seluruhnya. Hasilnya perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan lebih kecil dari pada perhitungan harga produksi menggunakan metode job order costing untuk produk etalase alumunium standar panjang 200 cm dan jemuran alumunium standar panjang 150 cm. Sedangkan untuk produk almari rak piring
5 5 panjang 100cm menghasilkan perhitungan harga pokok produksi perusahaan yang lebih besar. Penelitian dari Rahmaji (2013) dengan judul Penerapan Activity-Based Costing System untuk Menentukan Harga Pokok Produksi PT. Celebes Mina Pratama, menyatakan bahwa perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi dengan menggunakan sistem tradisional dengan Activity Based Costing System dikarenakan pembebanan biaya overhead pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem tradisional biaya pada tiap-tiap produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead pabrik. Sedangkan pada metode Activity Based Costing System, biaya overhead pabrik ditiap-tiap produk dibebankan pada banyak cost driver, sehingga Activity Based Costing System dapat mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara akurat berdasarkan besaran konsumsi ditiap-tiap aktivitas. Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Samsul (2013) dengan judul Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costing untuk Harga Jual CV. Pyramid, menyatakan bahwa perbandingan metode full costing dan variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada CV. Pyramid guna mematok harga jual,menampakkan metode full costing memiliki nominal jauh lebih tinggi dalam perhitungan harga pokok produksi dari pada metode variable costing. Hal ini dikarenakan dalam perhitungan harga pokok produksi pada metode full costing memasukkan semua akun biaya baik berjenis variabel maupun tetap. Sedangkan penelitian dari Apriadi, dkk (2014) dengan judul Analisis Metode Harga Pokok Pesanan Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Pt. Mardika Griya Prasta Tahun 2014 membuktikan dalam menentukan harga pokok produksi
6 6 dengan menggunakan metode harga pokok pesanan pada Pt. Mardika Griya Prasta, perhitungan biaya bahan baku berdasarkan metode harga pokok pesanan perusahaan menetapkan persentase yang sudah ditetapkan perusahaan sebagai cadangan sebesar 12% untuk kenaikan kayu yang tidak dapat diprediksi perusahaan. Perhitungan biaya tenaga kerja berdasarkan metode harga pokok pesanan, perusahaan menetapkan upah borongan sehingga perusahaan tidak perlu membuat perhitungan biaya tenaga kerja taksiran. Perhitungan biaya overhead pabrik perusahaan ditetapkan berdasarkan biaya yang dibebankan langsung pada pesanan berdasarkan tarif ditentukan dimuka. Dalam menetapkan biaya overhead pabrik taksiran perusahaan mengalikan jumlah bahan baku kayu yang digunakan dengan kebijakan biaya yang telah ditetapkan perusahaan. Dan perhitungan taksirannya lebih kecil dari yang seharusnya. Karena terjadi kesalahan pencatatan akuntansi. Bersumber dari penelitianlain yang pernah dilaksanakan oleh Setiadi, dkk (2014) dengan judul Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Penentuan Harga Jual Pada CV. Minahasa Mantap Perkasa, menyimpulkan bahwa untuk memenuhi ketersediaan gudang dengan jumlah sama dari waktu ke waktu, pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan metode harga pokok proses dengan pendekatan full costing.penentuan harga jual produk yang diberikan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya produksi per unit yang ditambah persentase markup dengan tujuan memperoleh laba yang lebih optimal dan mampu menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Penelitian lainnya juga pernah dilakukan oleh Salindeho, (2015) yang berjudul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada UD. The Sweetets Cookie Manado, menemukan penerapan metode full costing dalam menentukan harga pokok
7 7 produksi, perusahaan membebankan semua unsur biaya produksi berdasarkan biaya yang terjadi dalam proses produksi. Sedangkan jika menggunakan metode variable costingterdapat perbedaan terhadap perlakuan biaya overhead pabrik. Dimana di dalam metode full costingmenggunakan biaya overhead tetap dan biaya variabel, sedangkan di metode variabel costing hanya menggunakan biaya overhead variabel. Dari keseluruhan penelitian diatas memperlihatkan perhitungan harga pokok produksi sangat substansial untuk perusahaan. Harga pokok produksi sangat erat korelasinya dengan perolehan laba perusahaan. Perusahaan yang memproduksi berbagai jenis produk pesanan spesifik akan sangat fatal apabila keliru dalam penentuan harga pokok produksi produk. Apabila harga jual yang ditetapkan terlalu rendah, perusahaan bisa saja mengalami kerugian. Sedangkan jika harga jual yang ditetapkan terlalu tinggi, bisa saja perusahaan kesulitan memasarkan produknya karena terlalu mahal. Pra survei sudah dilaksanakan di PT. President Furniture Jepara pada Rabu 27 April Perusahaan yang mulai menyandang status PT. pada tahun 2009 ini bergerak dibidang produksi dan ekspor furniture kayu jati. PT. President Furniture melakukan pemasaran produknya dengan menggunakan e-commerce atau penjualan dengan website. Penjualan sudah sampai ke beberapa negara di Eropa, Asia dan Timur Tengah. Dalam satu bulan PT. President Furniture bisa mengirim produk hingga puluhan kontainer ke luar negeri. Dalam penentuan harga pokok produksi, PT. President Furniture Jepara masih menggunakan perhitungan manual sederhana. Perusahaan mengalikan kubikasi kayu jati yang dihabiskan untuk menghasilkan satu produk dengan angka Rp Angka Rp adalah angka estimasi perusahaan yang
8 8 ditentukan dari harga beli bahan baku kayu jati kualitas sedang Rp /m 3. Dengan rumus Rp dikali kubikasi kayu jati, perusahaan mengestimasi harga pokok produksi yang diperoleh sudah termasuk biaya tenaga kerja dan overhead pabrik. Angka Rp ini bisa berubah sewaktu-waktu jikaterjadi kenaikan harga bahan baku kayu jati dan biaya tenaga kerja. Dalam penentuan harga jual, PT. President Furniture menentukan harga jual dengan menggunakan biaya perkiraan tertinggi. Biaya perkiraan tertinggi disini adalah penambahan markup sekitar 60% dari harga pokok produksi yang diperoleh.hal ini dilakukan guna menghindari kerugian dan untuk memberikan fasilitas diskon kepada konsumen sekitar 5 10 %, dengan begitu target laba bruto minimal perusahaan sebesar 30% tetap tercapai. Perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk spesifik memerlukan ketelitian dalam penetapan harga pokok tiap-tiap spesifikasi produk.melihat proses produksinya yang dilakukan berbasis pesanan, perusahaan lebih cocok menggunakan metode job order costing dalam penentuan harga pokok produksi. Penelitian ini mengulas tentang perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing pada PT. President Furniture Jepara yang mengerucut pada produk Meja Oval Extending Table 180set karena merupakan produk yang paling sering dipesan. Penelitian ini merupakan replika dari jurnal yang di susun oleh Kusumawardani(2013) dengan judul Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order Costing (Studi Kasus UMKM CV. Tristar Alumunium).Kedua penelitian ini mengulas tentang perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing dan klasifikasi biaya menggunakan
9 9 metode full costing. Keduanya juga membandingkan perolehan laba perusahaan sebelum dan sesudah dihitung menggunakan metode job order costing. Letak perbedaannya adalah pada objek teliti yang memiliki karakteristik proses produksi yang berbeda dan pada penelitian jurnal utama menghitung tiga jenis produk yakni etalase, jemuran dan almari rak piring, sedangkan pada penelitian ini hanya merujuk pada satu produk yakni Meja Oval Extending Table 180set. Dalam penelitian ini penulis menyusun skripsi dengan judul "Penerapan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order Costingdengan Pendekatan Full Costing (Studi Kasus Pada PT. President Furniture Jepara)". Penulis bermaksud menunjukkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costingpada produk Meja Oval Estending Table 180set di perusahaandan membuktikan apakah target laba bruto perusahaan sudah terpenuhi ketika perhitungannya menggunakan metode job order costing. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing pada PT. President Furniture Jepara? 2. Apakah target laba operasional PT. President Furniture Jepara sudah terpenuhi ketika perhitungan harga pokok produksinya menggunakan metode job order costing.
10 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui dan mengkalkulasi ulang perhitungan harga pokok produksi pada PT. President Furniture Jepara dengan menggunakan metode job order costing 2. Membuktikan apakah target laba operasional PT. President Furniture Jepara sudah terpenuhi ketika perhitungan harga pokok produksinya menggunakan metode job order costing. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pihak-pihak terkait diantaranya: 1. Pihak Perusahaan Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan harga pokok produksi PT. President Furniture, selanjutnya menggunakan metode job order costing. Karena sebelumnya penentuan harga pokok yang dilakukan perusahaan masih menggunakan perhitungan manual sederhana 2. Akademik Penelitian ini dapat memberikan kontribusi secara teoritis mengenai penerapan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing. Dimaksudkan sebagai bahan literatur penelitian selanjutnya yang homogen di dunia pendidikan khususnya bidang ilmu akuntansi.
11 11 3. Penulis Penelitian ini dimaksudkan menjadi sarana menambah wawasan bagi penulis perihal penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing. 1.5 Sistimatika Penelitian Sistimatika keseluruhan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang skripsi ini ditulis, rumusan masalah, tujuan penelitian dilakukan, batasan masalah, manfaat penelitian serta sistimatika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II mengupas tentang landasan teori yang digunakan sebagai patokan dalam menulis skripsi. Landasan teori tersebut berupa konsep-konsep dan teori yang bersinggungan dengan permasalahan yang dirumuskan guna menganalisis permasalahan yang diangkat, yakni definisi akuntansi biaya, aktifitas akuntansi biaya, fungsi akuntansi biaya, definisi biaya, penggolongan biaya, hubungan biaya dengan produk, harga pokok produksi, kalkulasi harga pokok produksi, metode harga pokok pesanan (job order costing), manfaat informasi HPP, karakteristik harga pokok produksi berdasarkan pesanan, penelitian terdahulu dan kerangka konseptual.
BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era modern seperti ini dinilai sangat ketat dan menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era modern seperti ini dinilai sangat ketat dan menuntut pelaku usaha untuk bersaing lebih keras. Dari usaha home industry sampai kelas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang berasal dari daerah tersebut. berdasarkan data dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan perekonomian Indonesia usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis yang bergerak dalam berbagai bidang usaha jasa maupun dagang.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penentuan harga pokok produksi harus dilakukan dengan tepat karena hasilnya akan berpengaruh pada penetapan harga jual. Dalam menghitung harga pokok produksi dibutuhkan informasi yang handal mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan
Lebih terperinciPERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)
PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman) Oleh: Hilda Waringga Pastarina H.P Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang menyediakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang menyediakan berbagai barang ataupun jasa untuk dijual dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Prospek
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi
BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
Lebih terperinciMETODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING
METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peluang usaha yang sedikit yang disebabkan oleh sumber daya manusia
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak usaha yang dijalankan oleh masyarakat dewasa ini berkaitan dengan peluang usaha yang sedikit yang disebabkan oleh sumber daya manusia yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan sumber daya untuk memproses bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak pemerintah memberikan kelonggaran dalam syarat menanamkan modal bagi para investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia industri sangatlah pesat, baik industri dibidang manufaktur, dagang ataupun jasa. Dampak dari perkembangan dunia industri tersebut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciABSTRAC. Keywords : Cost Of Goods Sold, COGS, Job Order Costing, Full Costing, Cost Accounting ABSTRAK
Penerapan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order Costingdengan Pendekatan Full Costing (Studi Kasus Pada PT. President Furniture Jepara) Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik perusahaan dagang maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan untuk eksistensi perusahaan dalam jangka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.
BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD. Al- Mubarok Harga pokok produksi adalah biaya yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya perkembangan teknologi mempunyai dampak yang cukup berarti terhadap persaingan
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. DITA DAYA GUNA
EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. DITA DAYA GUNA Isna Afriyanih Komp. DPR Kelapa Dua No.30A Rt 006 Rw 03 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 021-5322422 Isna_afri@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan tingkat kemajuan yang begitu pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan yang terus bermunculan, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.
Lebih terperinciBab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk
Bab IV PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha
1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha untuk memajukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan ini dititik beratkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dilakukan dapat menggunakan metode Activity Based
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era global seperti saat ini perusahaan diharuskan untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas proses produksinya agar dapat meningkatkan daya saing di pasaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, ketiga jenis. biaya ini disebut dengan harga pokok produksi.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perhitungan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai permasalahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber
Lebih terperinciNama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18
Analisis Penerapan Activity Based Costing Sistem Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. V. Collection Sejahtera Periode 2011 Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : 22209555 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG
Lebih terperincidimana pada pesanan A selisihnya sebesar Rp ,00 dan pada pesanan B selisihnya sebesar Rp ,00. Dalam menetapkan harga jual dibutuhkan
ABSTRAKSI Meningkatnya persaingan dalam dunia usaha saat ini, setiap perusahaan akan berusaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya dengan menghasilkan produk berkualitas dan harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut menyebabkan persaingan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem akuntansi merupakan suatu kombinasi dari orang-orang, catatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem akuntansi merupakan suatu kombinasi dari orang-orang, catatan dan prosedur yang dipergunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan data keuangan dan menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau keuntungan dari penjualan hasil-hasil produksinya. Segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan umumnya didirikan dengan tujuan dapat beroperasi secara terus menerus dan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Untuk dapat terus menerus beroperasi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen untuk melihat kemungkinan dan kesempatan yang akan terjadi pada masa datang. Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciDefinisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pembangunan pada dunia industri meningkatkan persaingan yang terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan harga yang cukup
Lebih terperinciTIN 4112 AKUNTANSI BIAYA
- Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Hal ini tentu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Pendapatan diperoleh dari pengorbanan yang dilakukan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan
Lebih terperinciCOST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta
COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan suatu prakarsa bisnis yang didasarkan pada keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan diantara pasar nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri sebagai katup pengaman, dinamisator, stabilisator perekonomian Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM telah membuktikan diri sebagai katup pengaman,
Lebih terperinciBAB II HARGA POKOK PRODUKSI
BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga
Lebih terperinciMETODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ada di Indonesia semakin ketat dan meluas, karena banyaknya usaha mebel yang sudah berdiri dan berkembang. Dengan adanya keadaan tersebut, para produsen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana
Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana barang dan jasa dari suatu negara semakin leluasa masuk ke negara lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village). Produk dan
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Industri tekstil mempunyai peran yang penting dalam menunjang pembangunan di Indonesia karena produk tekstil di Indonesia sudah dapat diperhitungkan keberadaannya di pasar internasional sehingga
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING DAN PENENTUAN HARGA JUAL PADA PD. SULIH MAULIDA JAYA
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING DAN PENENTUAN HARGA JUAL PADA PD. SULIH MAULIDA JAYA PUTRI MAYA WULANDARI Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V. Kesimpulan dan Saran 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai penetapan harga jual produk pada perusahaan percetakan M, maka penulis menarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: UD. BJL merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat, memaksa
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat, memaksa langkah langkah perubahan berjalan cepat. Terutama berkaitan erat dengan sandang, pangan, dan papan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. operasionalnya berdasarkan tingkat biaya pelanggan dan aktivitas masing- masing
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah penulis melakukan wawancara, observasi, pengumpulan catatan dan dokumen perusahaan, diketahui bahwa PT.X belum mengelompokkan biaya operasionalnya berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam perhitungan kos
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam perhitungan kos produksi, perusahaan dapat menggunakan berbagai macam cara perhitungan. Misalnya dengan menggunakan process
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Surakarta, pada saat ini perkembangan perusahaan yang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Surakarta, pada saat ini perkembangan perusahaan yang mengolah air minum dalam kemasan semakin pesat. Hal itu dipengaruhi oleh kebutuhan
Lebih terperinciJURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO
JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO CALCULATION OF PRODUCTION COST TO DETERMINE SELL PRICE IN CV. NUSANTARA METALINDO Oleh: VICKY SANDY ZEDDA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Penelitian Setiadi dkk. (2014) mengenai perhitungan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual pada CV. Minahasa Mantap Perkasa diperoleh hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap perusahaan. Harga pokok produksi dapat dijadikan sebagai pedoman bagi
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI
PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI Di Susun oleh : FITRI AFRIYANTI 3 EB 21 22210824 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii v vi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan di dalam perkembangan dunia usaha. Setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi semakin banyak perusahaan yang bermunculan baik itu berupa usaha maupun yang jenis produknya sama sehingga mengakibatkan timbulnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,
Lebih terperinciJOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)
JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) 1. Konsep Dasar Job-Order Costing & Process Costing 2. Perbedaan Job-Order Costing & Process Costing 3. Arus Biaya dalam Perhitungan Job-Order Costing Muniya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM sebagai pelaku utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor.
Lebih terperinciPERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA BERDIAKRI MEUBEL. Shandy Pratama
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA BERDIAKRI MEUBEL Shandy Pratama 21208441 Pendahuluan Latar belakang Di zaman yang semakin maju
Lebih terperinciBAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH
BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Inilah yang mendasari dikembangkannya metode Activity Based Costing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhitungan harga pokok pada awalnya diterapkan dalam perusahaan manufaktur, akan tetapi dalam perkembangannya perhitungan harga pokok telah diadaptasi oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam
Bab I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam dunia usaha telah menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejenis akan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan pasar untuk industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maraknya kegiatan usaha dalam kaitannya dengan pasar, mengakibatkan persaingan diantara para produsen terutama produsen yang membuat barang yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut : 1. Pada produksi sablon perusahaan CV. Yabes Printing belum menggunakan metode harga
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vii viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU.
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU. Hayatun frida Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Manajemen UNIB ABSTRAK Peningkatan pola pikir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan
Lebih terperinciPERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN ETALASE PADA SUMBER JAYA ALUMMUNIUM. Ramona Nur Rachmatika
PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN ETALASE PADA SUMBER JAYA ALUMMUNIUM Ramona Nur Rachmatika 27213250 Latar Belakang Masalah 1. Kelancaran atau keberhasilan usaha tergantung dari kemampuan manajemen dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1982 : 131) bahwa metode
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011);
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011); Handoyo dkk (2013); Agustin dkk (2015); Renandi dkk (2016); Yanti
Lebih terperinci