Disiplin. Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Bab

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disiplin. Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Bab"

Transkripsi

1 Bab 4 Tata Kelola Perusahaan yang Baik Congklak dimainkan dengan memindahkan biji dari lubang ke lubang berikutnya secara berurutan. Permainan ini mengajarkan keteraturan, kejujuran, dan disiplin. Industri perbankan merupakan industri yang sarat dengan peraturan untuk menjaga kepercayaan nasabah dan kesinambungan usaha. Disiplin

2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN PRAKATA LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pengantar BRI menyadari bahwa disamping meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, BRI terus berkomitmen menerapkan Good Corporate Governance (GCG) untuk menciptakan sustainable value bagi Perseroan. BRI melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh pekerja mempunyai komitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG dengan berlandaskan pada nilai-nilai pokok yang tertuang pada Budaya Kerja BRI yaitu integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan dan penghargaan kepada SDM. Nilai-nilai Budaya Kerja tersebut telah diimplementasikan oleh seluruh jajaran BRI dan merupakan nilai-nilai untuk membangun Kode Etik BRI sehingga dalam bertindak dan berpikir mempunyai acuan yang jelas dan terukur yang selanjutnya diharapkan dapat membawa BRI pada tujuan tata kelola perusahaan yang baik. Terkait dengan komitmen Dewan Komisaris dan Direksi tersebut, maka BRI telah menyempurnakan kembali Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 01-KOM/BRI/03/2010 NOKEP: S. 14-DIR/DKP/03/2010 tanggal 8 Maret Selain berdasarkan Board Manual pelaksanaan tata kelola perusahaan juga didasarkan pada aturan-aturan internal lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengacu kepada prinsip-prinsip GCG. Untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia serta lebih meningkatkan kinerja BRI sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor maka BRI sebagai salah satu bank mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan GCG, sebagai salah satu indikator dalam melaksanakan tata kelola perusahaan dengan baik. Berikut pelaksanaan GCG di PT BRI (Persero) Tbk tahun 2010: 148 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

3 Struktur Tata Kelola Perusahaan I. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. RUPS merupakan forum bagi pemegang saham untuk memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris sepanjang berhubungan dengan Agenda Rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. Berdasarkan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan, RUPS terdiri dari: a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPS Tahunan wajib diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku terakhir dan dalam Rapat tersebut Direksi menyampaikan: Laporan Tahunan. Usulan penggunaan Laba Bersih Perseroan, jika Perseroan mempunyai laba positif. Usulan penetapan akuntan publik untuk mengaudit tahun buku Perseroan yang sedang berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris atau memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik. Hal-hal lain yang perlu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk kepentingan Perseroan dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar. BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara. Dengan demikian, mengacu pada Pasal 23 UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, maka dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi BRI wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. b. Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya Dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan Perseroan Sesuai dengan Pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham lainnya dengan didahului oleh Pengumuman dan Pemanggilan RUPS. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan menggunakan surat tercatat/iklan surat kabar dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal Pemanggilan dan tanggal pelaksanaan RUPS. Sebelum melakukan Pemanggilan, 14 (empat belas) hari sebelumnya, Perseroan wajib melakukan Pemberitahuan bahwa akan dilakukan RUPS melalui dua surat kabar berbahasa Indonesia. Terkait dengan status BRI sebagai salah satu perusahaan terbuka serta dalam rangka keseragaman informasi mengenai rencana atau pelaksanaan RUPS, maka sesuai ketentuan Bapepam-LK No. IX.I.1, Perseroan wajib menyampaikan terlebih dahulu Agenda Rapat tersebut secara jelas dan rinci kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Pemberitahuan. Selanjutnya setelah pelaksanaan RUPS. Perseroan wajib menyampaikan hasil RUPS selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah RUPS tersebut diselenggarakan kepada Bapepam-LK dan mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional. Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1 (satu) hak suara kecuali Anggaran Dasar menentukan lain. Selama tahun 2010, BRI telah melaksanakan 2 (dua) kali RUPS, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 149

4 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN RUPS Tahunan 2010 RUPS Tahunan BRI tahun 2010 diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 2010 bertempat di Ruang Serbaguna, Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri oleh pemegang saham yang memiliki lembar saham atau kurang lebih 80,48% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan sesuai ketentuan mengenai kuorum RUPS yang terdapat didalam Anggaran Dasar Perseroan, maka penyelenggaraan RUPS tersebut dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat. Tahapan penyelenggaraan RUPS Tahunan 2010 : Penyampaian agenda RUPS Tahunan 2010 kepada Bapepam-LK pada tanggal 12 April Pengumuman dilakukan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 19 April Panggilan dilakukan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 5 Mei Agenda dan Keputusan RUPS Tahun 2010: Agenda 1: Persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan dan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2009 dan penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Keputusan Agenda 1 : Menyetujui Laporan Tahunan 2009 termasuk Laporan Tahunan Direksi dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja sesuai Laporan No. RPC tanggal 24 Maret 2010 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam buku-buku Perseroan. Agenda 2 : Pengesahan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2009 Keputusan Agenda 2 : Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2009 yang telah diaudit oleh akuntan publik Herman Dody Tanumihardja & Rekan sesuai dengan Laporan No. 29/GA/HDT-DH/PKBL-BRI/V/2010 tanggal 30 Maret 2010 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut. 150 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

5 Agenda 3 : Penetapan penggunaan laba Perseroan Tahun Buku 2009 Keputusan Agenda 3 : 1. Menyetujui laba bersih Perseroan yang dibagi penggunaannya adalah Laba Bersih Periode 1 Januari 2009 s.d 31 Desember 2009 dengan pembagian sebagai berikut: a. Sebesar 30% atau Rp ,- ditetapkan sebagai dividen tahun buku b. Sebesar 13% atau Rp ,- untuk Cadangan Tujuan. c. Sebesar 3% atau Rp ,- untuk Program Bina Lingkungan. d. Sebesar 54% atau Rp ,32 sebagai Laba Ditahan. 2. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen Tahun Buku 2009 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Agenda 4 : Penetapan besarnya gaji, honorarium, dan tantiem untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris Keputusan Agenda 4 : 1. Memutuskan tantiem untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2009 sebesar 1,16% dari laba bersih Tahun Buku Memutuskan gaji/honorarium Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2010 tidak mengalami kenaikan dan ditetapkan sama dengan gaji/honorarium Direksi dan Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS tanggal 19 Mei Memberi wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium, tunjangan/fasilitas termasuk tantiem dan santunan purna jabatan bagi Sekretaris Dewan Komisaris berlaku sejak ditutupnya RUPS sampai dengan kewenangan tersebut diubah atau dicabut oleh RUPS. Agenda 5 : 1. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku Keputusan Agenda 5: 1. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit laporan keuangan Perseroan Tahun Buku 2010 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan/Tahunan Program Kemitraan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2010 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 151

6 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Agenda 6 : Pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan penambahan modal dalam rangka MSOP yang telah diputuskan dalam RUPS Perseroan. Keputusan Agenda 6 : Menyetujui memberikan kuasa dan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan peningkatan modal disetor dalam rangka Management Stock Option Plan (MSOP) yang telah diputuskan dalam RUPS LB Perseroan tanggal 3 Oktober 2010 beserta perubahan-perubahannya. Agenda 7 : Perubahan susunan Direksi dan/atau Dewan Komisaris Perseroan Keputusan Agenda 7: 1. Memberhentikan dengan hormat Tuan Agus Pakpahan sebagai Komisaris terhitung sejak ditutupnya Rapat dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama menjabat sebagai Komisaris Perseroan. 2. Mengangkat : 1. Tuan Soedarjono sebagai Wakil Komisaris Utama. 2. Nyonya Aviliani sebagai Komisaris Independen. 3. Tuan Heru Lelono sebagai Komisaris. 4. Tuan Adhyaksa Dault sebagai Komisaris Independen. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat, kecuali pengangkatan Tuan Soedarjono, Tuan Heru Lelono dan Tuan Adhyaksa Dault berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan ke-5 sejak pengangkatan mereka. 3. Memberhentikan dengan hormat Tuan Sudaryanto Sudargo dan Tuan Abdul Salam terhitung sejak ditutupnya Rapat dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama menjabat sebagai Direktur Perseroan 4. Mengangkat : 1. Tuan Sofyan Basir sebagai Direktur Utama. 2. Tuan Achmad Baiquni sebagai Direktur. 3. Tuan Djarot Kusumayakti sebagai Direktur. Pengangkatan anggota Direksi tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat, kecuali pengangkatan Tuan Achmad Baiquni dan Tuan Djarot Kusumayakti berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahu ke-5 sejak pengangkatan mereka. 5. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi dilaksanakan sesuai dengan Pasal 12 ayat (17) Anggaran Dasar Perseroan. 6. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang berkaitan dengan keputusankeputusan semua Agenda dalam rapat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, termasuk tapi tidak terbatas untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. 152 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

7 RUPS Luar Biasa Tahun 2010 : RUPS Luar Biasa (RUPS LB) Tahun 2010 diselenggarakan pada tanggal 24 November 2010 bertempat di Ruang Serbaguna, Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri oleh pemegang saham yang memiliki lembar saham atau kurang lebih 83,78% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, sehingga berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan mengenai kuorum RUPS untuk masing-masing Agenda RUPS LB ini, maka penyelenggaraan RUPS adalah sah dan dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat. Tahapan penyelenggaraan RUPS LB: - Penyampaian Agenda RUPS LB 2010 kepada Bapepam-LK pada tanggal 15 Oktober Pengumuman dilakukan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 25 Oktober Panggilan dilakukan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 9 November Agenda dan Keputusan RUPS LB Tahun 2010 : Agenda 1 : Persetujuan akuisisi saham milik Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) sekurangkurangnya 76% dalam PT Bank Agroniaga Tbk. (Bank Agro) termasuk Rancangan Akuisisi dan Konsep Akta Akuisisi. Keputusan Agenda 1: 1. Menyetujui akuisisi sebanyak saham Bank Agro secara langsung dari Dana Pensiun Perkebunan atau setara dengan 88,65% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Agro sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Bank Agro No.68 tanggal 29 Desember 2009 yang dibuat di hadapan Rusnaldy, SH, Notaris di Jakarta termasuk pengurangan dan atau penambahan kepemilikan saham tersebut menjadi sekurang-kurangnya 76% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Agro dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggal 19 Agustus 2010 dan peraturan perundang-undangan. 2. Menyetujui Rancangan Akuisisi dan Konsep Akta Akuisisi. 3. Memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan persetujuan tersebut di atas dalam rangka memenuhi persyaratan jual beli dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agenda 2 : Persetujuan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dan perubahan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan terkait dengan pemecahan nilai nominal saham. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 153

8 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Keputusan Agenda 2 : 1. Menyetujui pemecahan nilai nominal saham Seri A Dwiwarna dan Seri B dari Rp500,- per saham menjadi Rp250,- per saham atau dengan rasio satu banding dua. 2. Hasil pemecahan nilai nominal saham Seri A Dwiwarna lama menjadi 2 saham dengan nilai nominal baru dengan ketentuan : a. 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp250,- per saham. b. 1 saham Seri A Dwiwarna akan menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp250,- per saham. 3. Merubah Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan sehingga Modal Dasar Perseroan semula sebesar Rp ,00 terbagi atas : 1 saham Seri A Dwiwarna saham Seri B Masing-masing bernilai nominal Rp500,-. Menjadi, Modal dasar Perseroan sebesar Rp ,00 terbagi atas : 1 saham Seri A Dwiwarna saham Seri B. Masing-masing bernilai nominal Rp250,-. 4. Memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pemecahan nilai nominal saham tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk tapi tidak terbatas pada menentukan jadwal pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham Perseroan dan untuk menyatakan perubahan Anggaran Dasar dalam suatu akta tersendiri di hadapan Notaris, mengurus pemberitahuan, pengumuman dan pendaftaran pada instansi yang berwenang berkenaan dengan perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. 154 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

9 A. Pelaksanaan Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris 1. Jumlah, Komposisi, Kriteria, dan Independensi Anggota Dewan Komisaris PBI No.8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum mengatur bahwa bank harus memiliki Komisaris Independen dengan komposisi sekurang-kurangnya 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mendukung GCG bank, maka pemegang saham melalui RUPS telah menetapkan Komisaris Independen untuk menjalankan tugas pengawasan terhadap bank dan kelompok usaha bank. Jumlah anggota Dewan Komisaris BRI per 31 Desember 2010 adalah 7 orang termasuk 4 orang Komisaris Independen dan tidak melebihi jumlah Direksi (10 orang). Dengan demikian, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris BRI telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Susunan Dewan Komisaris BRI sampai dengan 20 Mei 2010 No. N a m a Jabatan 1. Bunasor Sanim 2. Agus Suprijanto Komisaris 3. Agus Pakpahan Komisaris Komisaris Utama/Komisaris Independen 4. B.S. Kusmuljono Komisaris Independen 5. Baridjussalam Hadi Komisaris Independen 6. Aviliani Komisaris Independen Susunan Dewan Komisaris BRI per 20 Mei 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 No. Nama Jabatan 1. Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen 2. Soedarjono *) Wakil Komisaris Utama 3. Agus Suprijanto Komisaris 4. Heru Lelono *) Komisaris 5. Baridjussalam Hadi Komisaris Independen 6. Aviliani Komisaris Independen 7. Adhyaksa Dault *) Komisaris Independen *terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. II. Dewan Komisaris PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 155

10 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direktur atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, dengan pengecualian sebagaimana yang telah ditetapkan dalam PBI tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi. 2. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris a. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. b. Dalam rangka melaksanakan tugas di atas, Dewan Komisaris berwenang antara lain meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan berkenaan dengan pengelolaan Perseroan dan membentuk Komite guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Komite yang dibentuk Dewan Komisaris terdiri dari: 1. Komite Audit (KA). 2. Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR). 3. Komite Pengawasan Manajemen Risiko (KPMR). c. Dewan Komisaris berkewajiban memberikan pendapat dan persetujuan RJPP, RBB, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta rencana kerja lainnya yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Kewajiban lainnya, antara lain mengusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan Perseroan. Panduan Kerja Dewan Komisaris Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selalu berpedoman pada Anggaran Dasar, Surat Keputusan Bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi, dan Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris. Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris tersebut mengatur antara lain : pedoman kerja bagi Dewan Komisaris, Komite-Komite, dan Sekretaris Dewan Komisaris, struktur organisasi, tugas dan fungsi, etika kerja, waktu kerja dan rapat, serta hal-hal teknis lainnya yang mengatur organisasi Lembaga Dewan Komisaris. 3. Rapat Dewan Komisaris Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan atau sewaktu-waktu apabila dipandang perlu dan dalam rapat tersebut, Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika lebih dari ½ (satu per dua) bagian 156 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

11 dari jumlah Anggota Dewan Komisaris yang hadir atau diwakili dalam rapat. Keputusan Rapat Dewan Komisaris bersifat mengikat bagi seluruh Anggota Dewan Komisaris dan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jika keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan harus diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat yang bersangkutan. Tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris pada Rapat selama tahun 2010: No. Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran % 1. Bunasor Sanim Komisaris Utama/Independen ,59 2. Soedarjono **) Wakil Komisaris Utama ,31 3. Agus Suprijanto Komisaris ,48 4. Aviliani Komisaris Independen ,19 7. Baridjussalam Hadi Komisaris Independen ,59 4. Agus Pakpahan *) Komisaris ,00 6. B.S. Kusmuljono *) Komisaris Independen ,00 5. Heru Lelono **) Komisaris ,54 9. Adhyaksa Dault **) Komisaris Independen ,23 *) Terhitung sejak 20 Mei 2010 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris BRI. **) Terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit & proper test. 4. Persetujuan dan Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris: Selama tahun 2010 Dewan Komisaris memberikan persetujuan dan rekomendasi kepada Direksi sebagai berikut : a. Persetujuan atas Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BRI Tahun b. Persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BRI Tahun c. Persetujuan atas Rencana Bisnis Bank BRI beserta Revisi-nya. d. Persetujuan atas Rencana Bisnis Bank BRI. e. Laporan Pengawasan atas Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI Semester II Tahun f. Laporan Pengawasan atas Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI Semester I Tahun g. Realisasi Realisasi Rencana Bisnis Bank dan Tingkat Kesehatan Bank Triwulan IV Tahun h. Realisasi Rencana Bisnis Bank dan Tingkat Kesehatan Bank Triwulan II Tahun i. Laporan Hasil Pengawasan atas Laporan Keuangan DPLK BRI Tahun j. Persetujuan Pengecualian Konsultasi Direksi ke Komisaris dalam Pemberian Kredit ke Perusahaan Anak BUMN. k. Tanggapan terhadap Konsultasi Direksi ke Komisaris dalam Pemberian Kredit. l. Persetujuan atas Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait BRI. m. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Bank Indonesia. n. Hasil exit meeting Pemeriksaan BI tentang Aktivitas Perkreditan Segmen Ritel posisi Juni o. Persetujuan Surat Keputusan Direksi tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 157

12 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN p. Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) BRI. q. Surat Keputusan Dewan Komisaris tentang Remunerasi Direksi, Dewan Komisaris, dan Sekretaris Dewan Komisaris BRI. r. Rekomendasi Perpanjangan Masa Kerja Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris. s. Persetujuan Penunjukan Direktur Kepatuhan. t. Tanggapan terhadap Memorandum Hasil Audit dan Kinerja s/d April u. Tanggapan terhadap Laporan Hasil Audit Intern Triwulan I Tahun v. Persetujuan Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk General Audit Laporan Keuangan BRI tahun w. Ijin Prinsip Penunjukan Kantor Akuntan Publik oleh Dewan Pengawas DPLK BRI. x. Persetujuan atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam Rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI. y. Persetujuan atas Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN) DPLK BRI. z. Persetujuan atas Usulan dan Rancangan Akuisisi PT Bank Agroniaga Tbk. aa. Persetujuan atas Rencana Akuisisi dan Pengembangan BRIngin Remittance Co Ltd. (BRC) Hong Kong. ab. Rekomendasi dan Saran berkaitan dengan Hasil Kunjungan Dewan Komisaris ke Beberapa Unit Kerja BRI. ac. Rekomendasi dan Saran berkaitan dengan Tindak Lanjut Hasil Rapat Dewan Komisaris dengan Jajaran Direksi dan Divisi. ad. Persetujuan atas Pembayaran Dividen Interim untuk APBN-P Tahun ae. Persetujuan atas Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas BRI. af. Persetujuan Pemberian Fasilitas Money Market Line a.n. PT Bank BRI Syariah. 5. Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS. Dewan Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham Seri A, untuk disetujui oleh RUPS. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan market practice, kondisi perekonomian, dan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta pencapaian kinerja Perusahaan. Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan Dewan Komisaris yang telah diberi kewenangan oleh RUPS sesuai Anggaran Dasar. Dewan Komisaris menyusun dan menetapkan fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam suatu Kebijakan Remunerasi berdasarkan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Review dilakukan setiap tahun oleh Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai tugas dan fungsi di bidang Remunerasi. B. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris 1. KOMITE AUDIT : Pembentukan Komite Audit BRI didasarkan pada Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP- 29/PM/2004, Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002, Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum, Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN dan Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter). Adapun pembentukan Komite Audit bertujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya serta dalam memberikan nasehat kepada Direksi atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern, efektivitas pemeriksaan auditor eksternal dan internal, efektivitas pelaksanaan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 158 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

13 Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi anggota Komite Audit. Komite Audit BRI terdiri dari seorang ketua yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang juga yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang merupakan Komisaris, dan tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan, akuntansi, hukum, dan perbankan. Hal ini telah memenuhi ketentuan dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Susunan Keanggotaan 1 Januari Juni 2010 adalah sebagai berikut: Nama Jabatan Profesi Aviliani Ketua Komisaris Independen Bunasor Sanim Anggota Komisaris Utama/Komisaris Independen H.C. Royke Singgih Anggota Non Komisaris Dedi Budiman Hakim Anggota Non Komisaris Syahrir Nasution Anggota Non Komisaris Sedangkan susunan Keanggotaan 1 Juli Desember 2010: Nama Jabatan Profesi Baridjussalam Hadi Ketua Komisaris Independen Bunasor Sanim Anggota Komisaris Utama/Komisaris Independen Soedarjono *) Anggota Wakil Komisaris Utama H.C. Royke Singgih Anggota Non Komisaris Dedi Budiman Hakim Anggota Non Komisaris Syahrir Nasution Anggota Non Komisaris *) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. Profil Anggota Komite Audit Profil Bunasor Sanim, Aviliani, Baridjussalam Hadi, dan Soedarjono dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris. H.C. Royke Singgih Warga negara Indonesia, 50 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak Oktober Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di PT Bank IFI Jakarta, PT PAN Indonesia Bank Jakarta, dan PT Krakatau Steel Cilegon. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1986), gelar Magister Manajemen bidang keuangan dan perbankan dari Universitas Indonesia, Jakarta (2000), Sertifikat Khusus bidang Manajemen Strategis Program Pra-Doktoral Universitas Indonesia, Jakarta (2004), dan sedang mengikuti Program Doktor bidang manajemen bisnis di Institut Pertanian Bogor, Bogor (2007). Dedi Budiman Hakim Warga negara Indonesia, 45 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November Saat ini menjabat sebagai staf pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor dan peneliti di Center for Applied Economics and Finance IPB, Bogor. Memperoleh gelar Sarjana bidang ekonomi pertanian dari PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 159

14 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Institut Pertanian Bogor, Bogor (1988), gelar Magister bidang ekonomi pertanian dari Massey University Palmerston North, Selandia Baru (1994), dan gelar Doktor bidang ekonomi pertanian dari Georg-August-Universitaet Goettingen, Jerman (2004). Syahrir Nasution Warga negara Indonesia, 57 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di BPKP sampai dengan 1990, di BRI sejak dalam bidang audit dan terakhir menjabat sebagai Inspektur BRI Jakarta. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta (1981). Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Selama tahun 2010 Komite Audit telah melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter). Dalam menyelenggarakan pertemuan dengan unit kerja, Komite Audit melalui Dewan Komisaris telah meminta beberapa subordinasi manajemen untuk menghadiri pertemuan dan memberikan informasi terutama berkaitan dengan pengendalian intern dan manajemen risiko bank. Komite Audit BRI telah melakukan pertemuan dengan subordinasi manajemen, bidang-bidang Akuntansi dan Manajemen Keuangan, Teknologi dan Sistem Informasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepatuhan, Consumer Banking, Manajemen Risiko dan Logistik. Pertemuan dengan Audit Intern yang merupakan counterpart, dalam hal menjalankan fungsi pengawasan aktif dari Dewan Komisaris melalui Komite Audit dilakukan secara periodik. Frekuensi Rapat Komite Audit Rapat dilakukan dengan Divisi Akuntansi dan Manajemen Keuangan (AMK), Audit Intern (AIN), Kantor Akuntan Publik Ernst and Young, FRS Global dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Komite Audit melakukan rapat sebanyak 15 kali selama tahun 2010 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota dalam rapat Komite Audit selama tahun 2010 sebagai berikut : Nama Jabatan Kehadiran (%) Baridjussalam Hadi *) Ketua 100 Bunasor Sanim Anggota 100 Aviliani **) Anggota 100 Soedarjono ***) Anggota 100 H.C. Royke Singgih Anggota 100 Dedi Budiman Hakim Anggota 100 Syahrir Nasution Anggota 100 *) terhitung sejak 01 Juli 2010 menjabat sebagai Ketua Komite Audit. **) terhitung sejak 01 Juli 2010 tidak lagi menjabat sebagai anggota Komite Audit. ***) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. 160 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

15 Adapun rapat dan kegiatan yang dilaksanakan Komite Audit selama tahun 2010 adalah sebagai berikut : No. Pihak / Unit Kerja Terkait Tanggal Agenda 1. Auditor Eksternal (KAP) 14 Januari 2010 Kick-Off General Audit Tahun Buku Januari 2010 Membahas persiapan general audit Tahun Buku Maret 2010 Membahas draft hasil general audit Tahun Buku September 2010 Membahas persiapan general audit Tahun Buku Desember 2010 Membahas penerapan PSAK bersama Divisi Akuntansi dan Manajemen Keuangan BRI dan FRS- Global. 2. Audit Intern BRI 12 Januari 2010 Membahas Laporan Hasil Audit Triwulan III tahun Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan BRI 11 Mei 2010 Membahas Laporan Hasil Audit (LHA) Triwulan IV tahun 2009 dan Perencanaan Audit Tahunan (PAT) tahun Juli 2010 Membahas Laporan Hasil Audit (LHA) Triwulan I tahun 2010 dan Laporan Fraud. 21 Desember 2010 Membahas Laporan Hasil Audit (LHA) Triwulan II dan III Tahun Buku Februari 2010 Pembahasan penentuan Kantor Akuntan Publik untuk audit Tahun Buku Maret 2010 Membahas hasil pemeriksaan audit eksternal dan Bank Indonesia. 23 Maret 2010 Membahas KAP Tahun Buku Mei 2010 Membahas KAP Tahun Buku Agustus 2010 Membahas rencana penerapan PSAK Desember 2010 Membahas penerapan PSAK bersama auditor eksternal dan FRS Global. 4. Kantor Inspeksi 5, 6, 7 April 2010 Kunjungan Komite Audit ke Kantor Inspektur Bandung. 4-8 Mei 2010 Kunjungan ke Kantor Inspektur Makassar Oktober 2010 Kunjungan ke Kantor Inspektur Padang. 5. Kantor Inspeksi Januari 2010 Kesiapan Auditor BRI terhadap peran sebagai Strategic Business Partner untuk pelaksanaan Risk-Based Audit. 6. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 02 Februari 2010 Presentasi Komite Audit kepada Dewan Komisaris. 19 Maret 2010 Membahas Laporan Hasil Audit tahun Juni 2010 Membahas Sistem Pengendalian Intern BRI. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 161

16 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Program Kerja Komite Audit Komite Audit telah melaksanakan program kerjanya selama tahun 2010 sebagai berikut : 1. Kegiatan Internal a. Menyusun rencana dan program kerja Komite Audit yang merupakan penjabaran dari Piagam Komite Audit. b. Melakukan pertemuan dengan Audit Intern (AIN) dalam rangka membahas sistem pengendalian intern, temuan temuan audit terutama yang dinilai mengandung risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha bank. c. Melakukan pertemuan dengan Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan (AMK) serta Divisi terkait untuk membahas perkembangan kinerja keuangan BRI dan informasi keuangan lainnya. d. Melakukan pertemuan reguler (mingguan) dengan Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris membahas hal-hal penting yang berkaitan dengan efektivitas fungsi, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. e. Melakukan evaluasi dan memberikan laporan tertulis kepada Dewan Komisaris dari setiap pertemuan diatas dan penugasan yang diberikan kepada Komite Audit. f. Mengikuti Forum Komunikasi Audit Intern dan melakukan kunjungan ke beberapa Kantor Inspeksi (Kanins), Kantor Wilayah/Cabang, yaitu Kantor Wilayah dan Kantor Inspeksi Makassar, Padang dan Bandung dalam rangka mendapatkan informasi langsung masalah yang dihadapi oleh unit kerja. 2. Kegiatan Eksternal a. Mengikuti seminar-seminar yang berkaitan dengan fungsi-fungsi Komite Audit seperti the Institute of Internal Auditor (IIA) Indonesia Chapter, Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kapabilitas Komite Audit. b. Melakukan diskusi dengan Eksternal Auditor, baik sebelum maupun setelah dilakukan pemeriksaan mengenai temuan-temuan atas laporan keuangan bank. c. Melakukan diskusi dengan pihak lainnya (BPK-RI) khususnya yang berkaitan dengan peningkatan sistem pengendalian intern. 2. KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (KNR) Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN; Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum; dan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN. Di BRI Komite Nominasi dan Komite Remunerasi tidak terpisah. 162 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

17 Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Anggota KNR Komite Nominasi dan Remunerasi BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris), satu orang pejabat eksekutif yaitu Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia, dan dua orang anggota non Komisaris yang memiliki pengetahuan dan mengetahui sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan Bank. Susunan keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi 1 Januari Juni 2010 adalah sebagai berikut: Nama Jabatan Profesi B.S. Kusmuljono *) Ketua Komisaris Independen Aviliani Anggota Komisaris Independen Agus Pakpahan *) Anggota Komisaris Randi Anto Anggota Non Komisaris / Pejabat Eksekutif Kanyatama P. Mulyono Anggota Non Komisaris Asep Ikhsan Iskandar Anggota Non Komisaris *) terhitung sejak 20 Mei 2010 tidak lagi menjabat sebagai komisaris BRI. Sedangkan susunan keanggotaan 01 Juli Desember 2010: Nama Jabatan Profesi Bunasor Sanim Ketua Komisaris Utama/Komisaris Independen Aviliani Anggota Komisaris Independen Heru Lelono *) Anggota Komisaris Randi Anto Anggota Non Komisaris/Pejabat Eksekutif Kanyatama P. Mulyono Anggota Non Komisaris Asep Ikhsan Iskandar Anggota Non Komisaris *) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. Profil Anggota KNR Profil Bunasor Sanim, Aviliani, dan Heru Lelono dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris. Randi Anto Warga negara Indonesia, 49 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak Mei Berkarir di BRI sejak 1985 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Perusahaan dari Universitas Diponegoro, Semarang (1984), dan gelar MBA (Banking) dari St. Louis University Amerika Serikat (1994). Kanyatama P. Mulyono Warga negara Indonesia, 37 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November Sebelumnya berkarir sebagai Auditor di Haga Bank dan Kantor Akuntan Publik KPMG, dan dilanjutkan sebagai konsultan dan Pengajar di Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 163

18 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Indonesia (LM-FEUI). Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1996), dan Magister Sains bidang Psikologi Industri dan Organisasi dari Universitas Indonesia (2004). Asep Ikhsan Iskandar Warga negara Indonesia, 38 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November Berkarir di BRI sejak 1998 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Staf di Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Pasundan Bandung (1996). Tugas dan Tanggung Jawab KNR Berdasarkan Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi tanggal 21 Juni 2007, Komite Nominasi dan Remunerasi adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan kebijakan nominasi dan kebijakan remunerasi. A. Fungsi Nominasi 1. Menganalisa, menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris. 2. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris. 3. Memantau pelaksanaan dan menganalisa kriteria dan prosedur seleksi bagi calon Pejabat satu tingkat di bawah Direksi. 4. Menyusun sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi. 5. Memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 6. Memberikan pendapat atau nasehat kepada Direksi atas keputusan Direksi untuk mutasi dan/atau pengangkatan non pekerja Perusahaan menjadi pejabat satu tingkat di bawah Direksi. 7. Menganalisa data pejabat satu tingkat di bawah Direksi yang disampaikan oleh Direksi secara triwulanan dan setiap waktu jika ada perubahan. 8. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko. B. Fungsi Remunerasi 1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja Perusahaan. 2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai : a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. b. kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pekerja Perusahaan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. 3. Memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan pekerja Perusahaan, antara lain opsi saham. 4. Memberikan rekomendasi tentang sistem pensiun bagi pekerja Perusahaan. 164 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

19 5. Memberikan rekomendasi tentang sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan pekerja Perusahaan. C. Lain-lain 1. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris yang berkaitan dengan kebijakan ketenagakerjaan dan fungsi lainnya dalam manajemen SDM yang memiliki dampak finansial yang signifikan dan/atau risiko hukum bagi Perusahaan. 2. Memberikan rekomendasi atas penyelesaian temuan audit internal dan /atau eksternal serta hasil pengawasan Bank Indonesia, khusus mengenai kebijakan di bidang manajemen SDM. 3. Mengadministrasikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Komite. Frekuensi Rapat KNR Tingkat kehadiran anggota dalam Rapat KNR selama tahun 2010 adalah sbb : Nama Jabatan Kehadiran (%) Bunasor Sanim *) Ketua 100 Aviliani Anggota 100 B.S. Kusmuljono **) Anggota 100 Agus Pakpahan **) Anggota 80 Heru Lelono ***) Anggota 100 Randi Anto Anggota 80 Kanyatama P. Mulyono Anggota 100 Asep Ikhsan Iskandar Anggota 100 *) terhitung sejak 01 Juli 2010 menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi. **) terhitung sejak 20 Mei 2010 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris BRI. ***) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 165

20 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN PRAKATA LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Kegiatan yang dilaksanakan Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2010 antara lain : a. Agenda Rapat dan Kegiatan KNR terkait Nominasi Direksi : No Waktu Agenda Rapat dan Kegiatan KNR 1 22 Januari Januari Februari & 09 Februari Februari Februari 2010 Rapat persiapan RUPST 2010 mengenai nominasi Direksi dengan pembahasan : Dewan Komisaris akan melakukan penilaian terhadap Direksi dengan menggunakan indikator kuantitatif dan kualitatif. Proses penggantian Direksi dalam RUPST Menyusun dan mengirim Laporan kepada Menteri BUMN perihal persiapan pelaksanaan RUPST Tindak lanjut dari Rapat tanggal 22 Januari 2010, khususnya persiapan seleksi calon Direksi yang menyepakati : Penentuan dan penelusuran data bakal calon. Penyusunan jadwal proses nominasi. Tindak Lanjut dari Rapat tanggal 26 Januari 2010 yang membahas pengolahan data calon Direksi sesuai kebijakan nominasi serta kriteria khusus yaitu : turning vision into policy, business capability, leadership, networking, dan amanah. Penyusunan Draft Laporan kepada Kementerian BUMN (Pemegang Saham) yang mencakup : Penilaian dan Evaluasi Direksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penggantian Direksi dalam RUPST Pelaksanaan seleksi wawancara terhadap kandidat bakal calon Direktur dari internal BRI, dengan kriteria : turning vision into policy, business capability, leadership, networking, dan amanah. Finalisasi Penyusunan Laporan kepada Kementerian BUMN (Pemegang Saham) tentang Penilaian Direksi dan Rekomendasi bakal calon Direktur hasil seleksi Dewan Komisaris sebagai bahan RUPST b. Agenda Rapat dan Kegiatan KNR terkait Remunerasi Komisaris dan Direksi : No Waktu Agenda Rapat dan Kegiatan KNR April April 2010 Pembahasan tentang Tantiem dan Gaji/Honorarium Pengurus Perseroan antara KNR dengan Dewan Komisaris, dengan berpedoman pada : Peraturan Menteri Negara BUMN RI No.:PER-02/MBU/2009, tanggal 27 April Market practice, kondisi perekonomian, dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pencapaian kinerja Perusahaan tahun 2008 dan April 2010 Laporan kepada Kementerian BUMN (Pemegang Saham) tentang usulan Tantiem dan Gaji/Honorarium Pengurus Perseroan untuk diputus dalam RUPST LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

21 c. Agenda Rapat dan Kegiatan KNR terkait bidang SDM : No Waktu Agenda Rapat dan Kegiatan KNR 1 28 Juli 2010 Rapat Dewan Komisaris yang mengundang Direksi untuk memaparkan Program Pembinaan SDM (Rekrutmen, Pendidikan, Pelatihan, Promosi dan Mutasi) terkait dengan strategi pembukaan unit kerja baru, dengan beberapa kesimpulan : Aktifitas pengelolaan SDM di BRI dilaksanakan dalam one gate policy dari sisi Rekrutmen, Pendidikan dan Pengembangan (Karir dan Profesi), punishment, serta Program Exit Policy bagi pekerja yang sudah tidak produktif, yang tercantum dalam Arsitektur SDM BRI. Program Pendidikan dan Pelatihan melalui Training Needs Assesment (TNA) diharapkan mampu mengetahui pengembangan yang diperlukan Pekerja baik dari kebutuhan Individu maupun kebutuhan Perusahaan. Pengembangan SDM terkait strategi bisnis BRI tidak berorientasi pada expansi bisnis namun pada peningkatan DPK (dana murah) agar tercapai excellent performance untuk mencapai excellent welfare. Untuk menjaga pola keseimbangan pekerja BRI, dilaksanakan kebijakan pemberian insentif dan kenaikan upah bagi pekerja Outsourcing sesuai masa kerja, serta kesempatan mengikuti seleksi menjadi pekerja tetap bagi yang berprestasi baik. SDM di BRI merupakan faktor yang sangat strategis mengingat industri Perbankan adalah industri yang menggerakan SDM. Pemimpin unit kerja adalah leader atau CEO-nya unit kerja sehingga perannya sangat penting untuk membina bawahan, lingkungan, dan customernya Agustus 2010 Rekomendasi KNR kepada Dewan Komisaris terkait hasil rapat dimaksud: Apresiasi yang tinggi kepada Direksi yang telah melaksanakan langkah-langkah sosialisasi seperti halnya video conference dan tour ke seluruh unit kerja. Langkah Sosialisasi perlu didukung oleh second layer serta adanya suatu mekanisme sosialisasi sehingga diseminasi berjalan lebih cepat, dan tercermin pada perilaku pekerja. Konsep 7 S Mc Kinsey (shared values, strategy, structure, system, style, staffs dan skills), maka sosialisasi di BRI harus terfokus pada sistem dan leadership style, dimana mekanisme sosialisasi dibuat sebagai sistem yang melekat pada proses operasional sehari-hari di BRI, yang bisa membangkitkan kesadaran para pemimpin unit kerja untuk bertanggung jawab menggerakkan dan memotivasi jajarannya dalam rangka mendukung strategi dan kebijakan Perusahaan. Pelaksanaan sosialisasi strategi dan kebijakan secara lebih intensif dan berkelanjutan. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 167

22 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Program Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi Selama tahun 2010, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Bersama dengan Dewan Komisaris melakukan penilaian terhadap Direktur Utama dan seluruh Anggota Direksi dengan menggunakan indikator kuantitatif (pencapaian kinerja keuangan) dan kualitatif (mencakup aspek bisnis, leadership, hubungan industrial dan sinergi dengan Dewan Komisaris). 2. Bersama dengan Dewan Komisaris melaksanakan seleksi calon kandidat Direksi dari Internal BRI sesuai ketentuan dalam Kebijakan Nominasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi BRI. 3. Melakukan pengkajian atas tantiem dan gaji/honorarium Direksi dan Komisaris sesuai market practice, kondisi perekonomian saat ini, serta peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, untuk dimintakan persetujuan Dewan Komisaris yang selanjutnya disampaikan kepada Pemegang Saham (Kementrian BUMN). 4. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris BRI berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan-peraturan lainnya, tentang persetujuan Dewan Komisaris BRI atas penunjukkan Direktur Kepatuhan. 5. Menyusun dan mengusulkan revisi Surat Keputusan Dewan Komisaris tentang Remunerasi Direksi, Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris BRI. 6. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris BRI tentang persetujuan Komisaris BRI atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI. 7. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dan melaksanakan seleksi kandidat anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko (KPMR) BRI. 8. Memberikan tanggapan dan masukan terhadap hasil Rapat Komisaris yang mengundang Direksi perihal Kebijakan SDM dan Diklat terkait pembukaan unit kerja baru. 9. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai perpanjangan masa kerja anggota Komite di Lembaga Komisaris BRI. 10. Memberikan tanggapan dan masukan atas susunan pejabat eselon 1 BRI kepada Dewan Komisaris. 11. Memberikan masukan dan rekomendasi atas kebijakan remunerasi pekerja secara umum. 12. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, Sekretaris Dewan Komisaris dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris membantu Komisaris dalam melakukan review terhadap evaluasi dan usulan perubahan RKAP, RBB BRI; membahas perkembangan kinerja Bank BRI secara keseluruhan; untuk kemudian dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris secara internal, serta Rapat Dewan Komisaris dan Direksi. 13. Melakukan Rapat bersama-sama dengan Komite lain untuk menyiapkan bahan bagi Dewan Komisaris dalam Rapat Direksi dan Dewan Komisaris. 14. Melaksanakan kunjungan langsung ke unit kerja di daerah bersama-sama dengan Anggota Dewan Komisaris dan Komite lain. 15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris. Selama tahun 2010 KNR telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris sebagai berikut : 1. Rekomendasi dan masukan mengenai penilaian Direksi, dan hasil seleksi kandidat calon Direktur dari Internal BRI. 2. Rekomendasi dan masukan mengenai tantiem dan gaji/honorarium Direksi dan Komisaris sesuai market practice, kondisi perekonomian saat ini, serta 168 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

23 peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Nota Dinas KNR :No.R.03-KOM/ KNR/04/2010 tanggal 09 April Rekomendasi penunjukkan Direktur Kepatuhan Nodin KNR : No.R.05 KNR/06/2010, tanggal 22 Juni Rekomendasi mengenai persetujuan Dewan Komisaris BRI atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI Nodin KNR :B.03- KNR/07/2010, tanggal 19 Juli Rekomendasi mengenai hasil Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi perihal Program Pembinaan SDM (Rekrutmen, Pendidikan, Pelatihan, Promosi dan Mutasi) terkait dengan strategi pembukaan unit kerja baru, Nodin KNR : No.B.05-KNR/08/2010 Tanggal 11 Agustus Rekomendasi mengenai perpanjangan masa kerja anggota Komite di Lembaga Komisaris BRI, Nodin KNR: No.R.10 KNR/09/2010, tanggal 2 September Rekomendasi mengenai Review Remunerasi Pekerja BRI secara umum Nota Dinas KNR No.B.07-KNR/12/2010, tanggal 22 Desember Rekomendasi mengenai Daftar Pejabat Eselon 1 BRI Nota DInas KNR: No.B.08- KNR/12/2010, tanggal 22 Desember KOMITE PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR) Pembentukan Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Remunerasi BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada BUMN. Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko Anggota KPMR BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris) dan dua orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan dan manajemen risiko. Susunan Keanggotaan pada periode 1 Januari Juni 2010 Nama Jabatan Profesi Baridjussalam Hadi Ketua Komisaris Independen Agus Suprijanto Anggota Komisaris Ridwan Darmawan Ayub Anggota Non Komisaris Pamuji Gesang Raharjo *) Anggota Non Komisaris *) terhitung sejak 14 Mei 2010 kontrak kerja sebagai anggota KPMR telah berakhir. Sedangkan susunan Keanggotaan 1 Juli Desember 2010 Nama Jabatan Profesi Aviliani Ketua Komisaris Independen Adhyaksa Dault *) Anggota Komisaris Independen Agus Suprijanto Anggota Komisaris Ridwan Darmawan Ayub Anggota Non Komisaris I Gde Yadnya Kusuma **) Anggota Non Komisaris *) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. **) terhitung sejak 01 Juli 2010 menjabat sebagai anggota KPMR. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 169

24 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Profil Anggota KPMR Profil Aviliani, Adhyaksa Dault, dan Agus Suprijanto dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris. Ridwan Darmawan Ayub Warga negara Indonesia, 47 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak Sebelumnya berkarir di Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi. Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1985), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Mercu Buana, Jakarta (2008). I Gde Yadnya Kusuma Warga negara Indonesia, 56 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak Juli Sebelumnya berkarir di Bank Indonesia dalam berbagai posisi dan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai Direktur Riset dan Analisis. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya, Jakarta (1993) dan gelar Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta (2006). Pamuji Gesang Raharjo Warga negara Indonesia, 42 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak Sebelumnya berkarir di BNI 46, Bank Danahutama, dan Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta (1996), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Risiko dari Universitas Indonesia, Jakarta (2003). Tugas dan Tanggung Jawab KPMR Berdasarkan Piagam Komite Pengawasan Manajemen Risiko, KPMR memiliki fungsi dalam membantu Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengevaluasi dan memastikan agar penerapan manajemen risiko bank tetap memenuhi unsur-unsur kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank. Secara garis besarnya, tugas dan tanggung jawab KPMR meliputi, antara lain : 1. Mengevaluasi dan mengkaji ulang secara berkala atas kebijakan manajemen risiko dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang diperlukan. 2. Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen risiko bank. 3. Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko bank secara triwulanan dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan. 4. Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan sekurang-kurangnya secara triwulanan. 5. Mengevaluasi dan menganalisa paket usulan Direksi untuk penyediaan dana bagi pihak terkait yang harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. 6. Mengevaluasi dan mengkaji RKAP, RBB, dan RJPP untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris. 7. Memantau dan/atau membuat tanggapan atas laporan realisasi RKAP, RBB, dan RJPP. 8. Mengevaluasi dan menganalisa paket pemberian kredit diatas jumlah tertentu yang memerlukan konsultasi dengan Dewan Komisaris. 9. Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Bank terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan lainnya. 10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan Dewan Komisaris. Frekuensi Rapat KPMR Mengingat luasnya cakupan dan keterkaitan antar masing-masing jenis risiko yang dihadapi 170 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

25 oleh BRI, maka selain dilakukan dalam forum Rapat KPMR, pembahasan permasalahan yang terkait dengan implementasi manajemen risiko menjadi agenda Rapat Dewan Komisaris. Selama tahun 2010, KPMR telah melakukan rapat, baik internal KPMR maupun bersama-sama dengan Divisi/Unit Kerja yang terkait dalam rangka mengevaluasi penerapan dan pengelolaan manajemen risiko, yang mencakup Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategis, dan Risiko Reputasi sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Tingkat kehadiran anggota dalam Rapat KPMR selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: Nama Jabatan Kehadiran (%) Aviliani *) Ketua 100 Baridjussalam Hadi **) Anggota 100 Adhyaksa Dault ***) Anggota 67 Agus Suprijanto Anggota 80 Ridwan Darmawan Ayub Anggota 100 Pamuji Gesang Raharjo ****) Anggota 100 I Gde Yadnya Kusuma ****) Anggota 100 *) terhitung sejak 01 Juli 2010 menjabat sebagai anggota KPMR. **) terhitung sejak 01 Juli 2010 tidak lagi menjabat sebagai anggota KPMR. ***) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. ****) terhitung sejak 14 Mei 2010 berakhir kontrak kerja sebagai anggota KPMR. Adapun Rapat dan kegiatan yang dilaksanakan KPMR selama tahun 2010 adalah sebagai berikut : No. Pihak / Unit Kerja Terkait Tanggal Agenda 1. Divisi Kepatuhan BRI 17 Februari Divisi Manajemen Risiko BRI 19 Juli Divisi Manajemen Risiko BRI 31 Agustus Divisi Treasury BRI 4. Direktorat Bisnis Komersial 30 September Divisi Treasury - Divisi Manajemen Risiko - Divisi Internasional 2 November 2010 Kebijakan Program Anti Pencucian Uang dan Program Pencegahan Pendanaan Terorisme - - Laporan Profil Risiko semester I tahun 2010 Realisasi program kerja semester I tahun 2010 Pengelolaan Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas Pemberian Fasilitas Kredit a/n. PT. Bima Agri Sawit Pengembangan Operasional Divisi Internasional dan Progress Sistem Trade Finance Antar Divisi dan Antar Unit Kerja PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 171

26 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Program Kerja KPMR Selama tahun 2010, KPMR telah melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Menyusun program kerja tahun Melakukan evaluasi atas mekanisme pelaksanaan Konsultasi Kredit, terkait dengan pemberian fasilitas kredit yang harus dikonsultasikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. 3. Memberikan tanggapan atas fasilitas kredit yang dikonsultasikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. 4. Melakukan evaluasi atas Laporan Kinerja Portofolio Kredit BRI. 5. Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan-kebijakan Direksi BRI yang berkaitan dengan penerapan kebijakan manajemen risiko, termasuk mekanisme Kerja Komite Manajemen Risiko Direksi. 6. Melakukan review terhadap Surat Keputusan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. 7. Melakukan review terhadap Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas BRI. 8. Melakukan review atas laporan triwulanan tentang Laporan Profil Risiko Bank BRI. 9. Melakukan review atas laporan bulanan dan laporan semester Direktur Kepatuhan. 10. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris membantu Dewan Komisaris dalam melakukan review terhadap evaluasi dan usulan RKAP BRI tahun Mendampingi anggota Dewan Komisaris dalam kunjungan kerja ke beberapa Kantor Wilayah, Kantor Cabang dan Kantor BRI Unit, khususnya dalam memantau dan mengevaluasi implementasi sistem aplikasi Loan Approval System dan pelaksanaan implementasi kebijakan manajemen risiko. 12. Melakukan review perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. 13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris. 172 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

27 A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 1. JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA DAN INDEPENDENSI DIREKSI : Jumlah anggota Direksi BRI 10 (sepuluh) orang yang masing-masing telah memiliki pengalaman di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif bank lebih dari 5 (lima) tahun. Seluruh anggota Direksi BRI berdomisili di Indonesia. Direksi BRI memiliki integritas dan kompetensi yang memadai sesuai dengan persyaratan fit & proper test. Direksi BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank/lembaga lain, dan tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris. Direksi BRI dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Adapun susunan Direksi BRI posisi 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: No Nama Jabatan 1 Sofyan Basir Direktur Utama III. DIREKSI 2 Sarwono Sudarto Direktur Operasional 3 Bambang Soepeno Direktur Kepatuhan merangkap Direktur Manajemen Risiko 4 Sulaiman Arif Arianto Direktur Bisnis Komersial 5 Achmad Baiquni Direktur Keuangan 6 A. Toni Soetirto Direktur Bisnis Konsumer 7 Lenny Sugihat Direktur Pengendalian Risiko Kredit 8 Djarot Kusumayakti Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 9 Asmawi Syam Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN 10 Suprajarto Direktur Jaringan dan Layanan 2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI a. Umum a.1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Bank untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Bank serta serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun pemilikan serta mengikat Bank dengan pihak lain dan atau pihak lain dengan Bank dengan memperhatikan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). a.2. Direksi bertanggung jawab mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya; serta mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 173

28 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN b. Khusus b.1. Penetapan tugas dan tanggung jawab berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham b.1.1. Memastikan pelaksanaan keputusan yang dibuat pada RUPS. b.1.2. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris. b.1.3. Menyelenggarakan RUPS berdasarkan permintaan tertulis dari satu atau lebih pemegang saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham yang dikeluarkan dengan hak suara yang sah. b.1.4. Membuat dan memelihara daftar pemegang saham dan daftar khusus yang berisi daftar kepemilikan saham yang dimiliki oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi termasuk keluarga mereka dalam Bank dan di perusahaan lain. b.1.5. Mengonsultasikan pemberian kredit diatas jumlah tertentu kepada Dewan Komisaris dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. b.1.6. Membuat rencana bisnis Bank, rencana kerja dan anggaran Bank serta rencana kerja lainnya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris guna mendapatkan persetujuan. b.1.7. Menyampaikan laporan tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan. b.2. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan Tahunan b.2.1. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Bank sesuai dengan praktek yang umum berlaku bagi perusahaan. b.2.2. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama dalam hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan. b.2.3. Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan. b.3. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan Manajemen Risiko dan Pengendalian b.3.1. Memelihara proses manajemen risiko seperti berikut: 1. Memastikan bahwa Bank memiliki proses yang tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan risiko yang dihadapinya. 2. Memastikan bahwa sistem dan proses yang tepat telah dijalankan untuk mengawasi dan melaporkan adanya risiko utama yang dihadapi Bank. 3. Memonitor dan menilai adanya proses manajemen yang baik untuk menilai kecukupan sistem manajemen risiko dan pengendalian intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan. 174 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

29 4. Memastikan adanya suatu sistem pengendalian yang efektif untuk meyakinkan : a. Keandalan dan integritas informasi. b. Kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan undang-undang yang berlaku. c. Penjagaan atas harta kekayaan bank. d. Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. e. Pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk operasional. 5. Melakukan penilaian tahunan untuk membuat pernyataan publik tentang pengendalian intern di Bank untuk memberi keyakinan bahwa semua aspek pengendalian intern yang signifikan sudah dipertimbangkan untuk tahun pemeriksaan sampai tanggal persetujuan laporan tahunan. b.3.2. Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan manajemen. b.4. Direktur Utama : Mewakili bank dalam mengkoordinasi, mengawasi dan sebagai pimpinan dari Direksi. b.5. Anggota Direksi : b.5.1. Mengembangkan rencana kerja untuk setiap bidang tanggung jawab dan unit kerja yang dipimpin oleh setiap Direktur. b.5.2. Mengkoordinasi dan mengawasi setiap alokasi tanggung jawab dan unit kerja. b.5.3. Melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat oleh Direksi dan atau anggota Direksi sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku. b.5.4. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Direksi. b.6. Direktur Kepatuhan Tanggung jawab utama Direktur Kepatuhan adalah : 1. Memastikan bahwa Bank telah mentaati Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui kegiatankegiatan: pengujian prinsip kehati-hatian terhadap rencana kebijakan dan atau keputusan Direksi, pemantauan tindak lanjut hasil pengujian, review kebijakan, penyampaian peraturan eksternal yang harus dipedomani dalam penyusunan kebijakan dan atau pengambilan keputusan, analisis dampak peraturan/ketentuan eksternal, pengelolaan GCG BRI, pemantauan terhadap pemenuhan perjanjian dan komitmen BRI kepada BI dan lembaga otoritas yang berwenang serta pemantauan terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT). 2. Menyampaikan laporan sebagaimana diatur pada PBI No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 175

30 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN PRAKATA LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Tugas Lainnya Tugas dan tanggung jawab lainnya tercantum dalam Anggaran Dasar BRI. Rapat Direksi Direksi secara berkala mengadakan pertemuan internal untuk membahas hal-hal yang memerlukan pertimbangan Direksi dan juga membahas rencana strategis lainnya. NO HARI/TANGGAL AGENDA 1 Senin/ 11 Januari 2010 Kinerja Keuangan bulan Desember Selasa/ 19 Januari 2010 Reorganisasi Basel II 3 Selasa/25 Januari 2010 Permasalahan Sikap Prilaku Tidak Terpuji Salah satu Pemimpin Cabang 4 Selasa/ 27 Januari 2010 Permasalahan Kasus salah satu Kantor Cabang 5 Rabu/ 24 Februari Rencana Akuisisi Bank Agro Niaga 2. Rencana Akuisisi Bank Bukopin 3. Rencana Penambahan Penyertaan Modal ke Bank BRI Syariah 6 Senin/ 22 Maret 2010 Antisipasi Kinerja Maret Senin/ 29 Maret Selasa/ 25 Mei Subdebt 2. Penyertaan Modal BRI pada BRI Syariah 3. RUPS tahun Kamis/ 03 Juni 2010 Revisi RKAP Pengadaan Mesin AS400 : Power 7 untuk IT Building dan Pengadaan Stratus C Tindak Lanjut Penyelesaian Sertifikat Pirbun di Kanca BRI Rangkasbitung 2. Beberapa Kasus Perampokan di BRI Unit 10 Jum'at/ 23 Juli 2010 Pembidangan Tugas Direksi BRI 11 Senin/ 16 Agustus Selasa/ 24 Agustus Rabu/ September Selasa/ 02 November 2010 Selasa/ 09 November Corporate Action 2. Persiapan Layanan BRI Menghadapi Lebaran Idul Fitri 3. Kegiatan Bulan Ramadhan dan Idul Fitri Lain-lain Buka Puasa Bersama Anak Yatim dan Dhuafa dihadiri Presiden RI 1. Persiapan Layanan Libur Lebaran tahun Persetujuan Rancangan Akuisisi Bank Agroniaga 3. Stock Split 1. RKAP PSAK 50 & RKAP Stock Split Saham BRI 176 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

31 NO HARI/TANGGAL AGENDA 16 Selasa/ 30 November Senin/ 27 Desember Kamis/ 30 Desember Kajian Jabatan Regional Operation Manager dan Unit Kerja E-Channel di Kanwil 2. Identifikasi temuan BPK 3. Hak dan Kewajiban Kanca Booking Office Kredit Prakarsa Kanpus dan Kanwil Usulan PPAP beban Kanpus dan tambahan Plafond PH terkait daerah bencana tahun 2010 Usulan tambahan penghapusbukuan kredit bermasalah tahun 2010 Tingkat kehadiran anggota Direksi pada Rapat Direksi selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: No. N a m a Jumlah Rapat Kehadiran % 1. Sofyan Basir ,78 2. Sarwono Sudarto ,00 3. Sulaiman A. Arianto ,78 4. A. Toni Soetirto ,78 5. Leny Sugihat ,89 6. Asmawi Syam ,33 7. Suprajarto ,22 8. Bambang Soepeno ,33 9. Abdul Salam *) , Sudaryanto Sudargo *) , Achmad Baiquni **) , Djarot Kusumayakti **) ,00 *) terhitung sejak 20 Mei 2010 tidak lagi menjabat sebagai Direksi BRI. **) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. B. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE-KOMITE Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah dibentuk komite-komite di bawah Direksi yaitu: 1. Komite Manajemen Risiko/Risk Management Committee (RMC) Risk Management Committee adalah komite tertinggi dalam sistem manajemen risiko BRI yang beranggotakan seluruh anggota Direksi dan pejabat setingkat dibawah Direksi BRI yang ditunjuk. RMC bersifat non-struktural dan independen terhadap Unit Kerja Operasional. a. Struktur dan Keanggotaan RMC Ketua : Direktur Utama Ketua I : Direktur Kepatuhan (merangkap anggota tetap dengan hak voting) PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 177

32 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Ketua II : Direktur Pengendalian Risiko Kredit (merangkap anggota tetap dengan hak voting) Sekretaris I : Kepala Divisi Manajemen Risiko (merangkap anggota tetap tanpa hak voting) Sekretaris II : Kepala Divisi Administrasi Kredit (merangkap anggota tetap tanpa hak voting) Anggota RMC terdiri dari anggota tetap, baik dengan hak voting maupun tanpa hak voting, dan anggota tidak tetap. Anggota tetap dengan hak voting adalah anggota dalam RMC yang memiliki hak suara untuk memilih apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan tidak tercapai kata mufakat sehingga harus dilakukan voting. Anggota tetap tanpa hak voting adalah pejabat setingkat di bawah Direksi yang ditunjuk, sedangkan anggota tidak tetap adalah keanggotaan dalam RMC di luar anggota tetap yang diundang berdasarkan relevansi permasalahan. Anggota tetap dengan hak voting terdiri dari: 1. Direktur Keuangan 2. Direktur Operasional 3. Direktur Bisnis Komersial 4. Direktur Bisnis Konsumer 5. Direktur Bisnis UMKM 6. Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN 7. Direktur Jaringan dan Layanan Anggota tetap tanpa hak voting adalah pejabat setingkat di bawah Direksi yang ditunjuk, yaitu : 1. Kepala Audit Intern 2. Seluruh Kepala Divisi Kantor Pusat 3. Pemimpin Wilayah Jakarta 1, 2 dan 3 4. Pemimpin Kantor Cabang Khusus Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, RMC telah menetapkan Sub-RMC yang berperan memberikan rekomendasi kepada Direksi dalam hal ini Direktur Utama BRI. Sub-RMC yang ditetapkan adalah: 1. Operational Risk Management Committee (ORMC) adalah fungsi Sub- RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko operasional dan penerapan manajemen risiko operasional. Dalam hal ini risiko operasional mencakup risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan. Struktur dan Keanggotaan ORMC Ketua I : Direktur Kepatuhan Ketua II : Direktur Operasional 178 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

33 Sekretaris I : Kepala Divisi Manajemen Risiko (merangkap anggota) Anggota tetap terdiri dari: 1. Kepala Divisi Teknologi dan Sistem Informasi 2. Kepala Divisi Manajemen dan Sumber Daya Manusia 3. Kepala Divisi Hukum 4. Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan 5. Kepala Divisi Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis 6. Kepala Divisi Kepatuhan 2. Bagi anggota tidak tetap, diundang berdasarkan relevansi permasalahan. Credit Risk Management Committee (CRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen risiko kredit. Struktur dan Keanggotaan CRMC Ketua I : Direktur Kepatuhan Ketua II : Direktur Pengendalian Risiko Kredit Sekretaris I : Kepala Divisi Manajemen Risiko (merangkap anggota) Sekretaris II : Kepala Divisi Administrasi Kredit (merangkap anggota) Anggota tetap terdiri dari: 1. Kepala Divisi Bisnis Mikro 2. Kepala Divisi Bisnis Umum 3. Kepala Divisi Bisnis Internasional 4. Kepala Divisi Bisnis Program 5. Kepala Divisi Agribisnis 6. Kepala Divisi Kredit Ritel 7. Kepala Divisi Kredit Konsumer 8. Kepala Divisi Kartu Kredit 9. Kepala Divisi Bisnis BUMN 10. Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah Bagi anggota tidak tetap, diundang berdasarkan relevansi permasalahan. 3. Market Risk Management Committee (MRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko pasar dan penerapan manajemen risiko pasar. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko likuiditas. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 179

34 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Struktur dan Keanggotaan MRMC Ketua I : Direktur Kepatuhan Ketua II : Direktur Keuangan Sekretaris I : Kepala Divisi Manajemen Risiko (merangkap anggota) Sekretaris II : Kepala Divisi Treasury (merangkap anggota) Anggota tetap terdiri dari: 1. Kepala Divisi Bisnis Internasional 2. Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan 3. Kepala Divisi Sentra Operasi 4. Kepala Divisi Layanan Bagi anggota tidak tetap, diundang berdasarkan relevansi permasalahan. b. Tugas dan Tanggung Jawab RMC a. Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama dalam menyusun Kebijakan Umum Manajemen Risiko, serta perubahannya jika diperlukan; dan mengusulkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan. b. Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama dalam menyusun Strategi Manajemen Risiko, termasuk penentuan limit yang melampaui kewenangan pimpinan Unit Kerja Operasional, serta contingency plan dalam keadaan tidak normal (worst case). c. Menilai keseluruhan komposisi risiko dalam portofolio BRI. d. Menetapkan (justification) hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities). e. Mengkaji proposal mengenai aktivitas/produk baru dan menilai kemampuan BRI untuk melakukan aktivitas/produk baru tersebut dari sisi risiko serta mengkaji proposal perubahan sistem dan prosedur kerja. Merekomendasikan hasil pengkajiannya kepada Direktur Utama untuk mendapat persetujuan. f. Memantau kecukupan permodalan BRI terhadap risk exposure sesuai ketentuan yang berlaku. g. Mengevaluasi efektivitas sistem manajemen risiko yang diterapkan. h. Memberikan wewenang kepada Sub-RMC (CRMC, ORMC dan MRMC) untuk melakukan pembahasan isu-isu spesifik yang membutuhkan penanganan segera dan tidak membutuhkan keterlibatan seluruh anggota RMC. 180 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

35 c. Program Kerja RMC Tahun 2010 RMC diselenggarakan setiap triwulan dengan agenda sebagai berikut: 1. Pembahasan Tindak Lanjut RMC sebelumnya 2. Profil Risiko 3. Analisa Permodalan 4. Pemantauan Risiko 5. Implementasi Manajemen Risiko 6. Agenda Lain-lain 7. Rekomendasi dan Putusan RMC d. Frekuensi Rapat RMC dan Sub-RMC Selama tahun 2010 RMC telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 4 kali (setiap triwulan). Tingkat kehadiran dalam setiap pertemuan RMC telah memenuhi ketentuan kuorum yakni dihadiri oleh 100% anggota tetap tanpa hak voting, Direktur Kepatuhan dan anggota Direksi lainnya. Jadwal dan agenda rapat RMC BRI selama tahun 2010 sbb : No. Tanggal Topik/Agenda Rapat RMC Jan Mei Juli Des Laporan Profil Risiko dan RCSA. 2. Aspek Permodalan dan Risiko. 3. lntegrated Stress Testing. 4. lmplementasi Manajemen Risiko. 5. Kajian NPL BRI. 6. Permasalahan Fraud ATM. 1. Profil dan Analisa 8 Jenis Risiko. 2. Capital Management. 3. lntegrated Stress Testing. 4. lmplementasi Manajemen Risiko dan Basel ll. 5. Risiko Operasional Divisi Sentra Operasi. 1. Laporan Profil Risiko. 2. Pemantauan Risiko. 3. Analisa Permodalan. 4. lmplementasi Manajemen Risiko dan Basel ll. 5. Progress lmplementasi PSAK 50/ Rekomendasi dan Putusan. 1. Pembahasan Profil Risiko. 2. Analisa Permodalan. 3. lmplementasi Manajemen Risiko. 4. Agenda Lain-lain. 5. Rekomendasi dan Putusan RMC. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 181

36 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PRAKATA Sedangkan jadwal dan agenda rapat Sub-RMC selama tahun 2010 sbb : No. Tanggal Topik/Agenda Rapat RMC 1 Rapat ORMC I April Rapat ORMC II Mei Rapat ORMC III Desember Rapat CRMC I Juni 2010 Membahas mengenai review dan updating risk issue, sosialisasi OPRA dan rencana implementasi manajemen insiden di unit kerja kantor pusat BRI. Membahas mengenai review dan updating risk issue, sosialisasi OPRA dan rencana implementasi manajemen insiden di unit kerja kantor pusat BRI. Membahas hasil pemantauan risiko operasional dan risiko lainnya, identifikasi dan kaji ulang risk issue RCSA, penilaian produk aktivitas baru, penerapan manajemen kelangsungan usaha, Risk Based Approach (RBA) APU/ PPT. Membahas hasil profil dan limit risiko kredit, pemantauan risiko kredit dan MIS serta PSAK 50 dan 55. e. Realisasi Program Kerja RMC Forum RMC telah menjadi sarana yang sangat baik untuk melakukan koordinasi antar divisi. Dari hasil Forum RMC muncul beberapa usulan strategis terkait pengelolaan risiko di BRI. Hasil keputusan RMC Meeting I tahun 2010 antara lain: -- Akan dilakukan tindak lanjut atas usul yang timbul dalam rapat terkait pemblokiran transaksi untuk beberapa jenis mata uang dan pengkajian NPL sektor bisnis yang mempunyai angka profil risiko tinggi Hasil keputusan RMC Meeting II tahun 2010 antara lain: -- Akan dilakukan tindak lanjut atas usul yang timbul dalam rapat terkait evaluasi dan saran perbaikan terhadap perangkat sistem penilaian risiko operasional (OPRA) dan implementasinya. Hasil keputusan RMC Meeting III tahun 2010 antara lain: -- Implementasi LAS di seluruh unit kerja dan seluruh segmen bisnis. -- Penetapan limit konsentrasi untuk aktivitas perkreditan per segmen bisnis berdasarkan besarnya unallocated capital. Hasil keputusan RMC Meeting IV tahun 2010 antara lain: -- Penetapan langkah-langkah penerapan proses Manajemen Risiko di berbagai Divisi / Unit Kerja dalam rangka menghadapi Tahun 2011 sebagai tahun Manajemen Risiko. -- Pengkajian penerapan Risk Based Pricing (RBP) dan Risk Adjusted Performance Measurement (RAPM). -- Persiapan training pejabat yang akan mengikuti sertifikasi Manajemen Risiko mulai awal tahun LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

37 2. Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ALCO) ALCO adalah komite yang membantu Direksi BRI dalam mengelola Asset dan Liability BRI secara terpadu, menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman, menentukan kebijakan mismatch, net-open position (NOP) dan risiko suku bunga, mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk menetapkan kebijakan yang telah diputuskan dalam Rapat ALCO. a. Struktur dan Keanggotaan ALCO Struktur Organisasi ALCO adalah: Ketua : (Merangkap anggota) Direktur Utama Ketua Pengganti I : (Merangkap anggota) Direktur Keuangan Ketua Pengganti II : (Merangkap anggota) Direktur Pengganti Direktur Keuangan (Sesuai Surat Keputusan tentang Direktur Pengganti) Sekretaris : (Merangkap anggota) Kepala Divisi Treasury Anggota : 1. Direksi 2. Seluruh Kepala Divisi Bisnis 3. Kepala Divisi Dana & Jasa 4. Kepala Divisi Kartu Kredit 5. Kepala Divisi Kredit Konsumer 6. Kepala Divisi Hubungan Lembaga 7. Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan 8. Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit 9. Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah 10. Kepala Divisi Administrasi Kredit 11. Kepala Divisi Manajemen Risiko 12. Kepala Divisi Renstra 13. Pemimpin Wilayah DKI Jakarta I 14. Pemimpin Wilayah DKI Jakarta II 15. Pemimpin Wilayah DKI Jakarta III 16. Pemimpin Kantor Cabang Khusus Asset Liabilities Management (ALM): merupakan grup analis penunjang ALCO. b. Tugas dan Tanggung Jawab ALCO a. Menetapkan kebijakan pengelolaan Asset dan Liability BRI secara terpadu. b. Menetapkan suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman dan fund transfer price. c. Menentukan kebijakan mismatch dan NOP. d. Mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital. e. Memastikan pengelolaan Asset dan Liability telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan hasil rapat ALCO. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 183

38 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Sebagai grup analis penunjang ALCO, ALM memiliki tugas melakukan analisis antara lain atas sumber dan penggunaan dana, Maturity and Repricing Gap, Primary dan Secondary Reserve, monitoring NOP, menyusun skenario tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman dan alternatif pricing, menyusun funding strategy, dan menyiapkan data, bahan presentasi, dan perlengkapan yang diperlukan untuk rapat ALCO. c. Program Kerja ALCO ALCO mengadakan pertemuan secara periodik, minimal 1 (satu) kali dalam sebulan untuk membahas pengelolaan asset liability BRI yang berkaitan dengan strategi dan kebijakan Direksi dalam hal perkembangan kinerja, komposisi, dan pertumbuhan portofolio bank, pengelolaan risiko (panduan limit mismatch dan NOP) dan suku bunga simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. d. Frekuensi Rapat ALCO Selama tahun 2010 ALCO telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 12 kali (setiap bulan) dengan persentase kehadiran tiap Rapat ALCO telah memenuhi kuorum (dihadiri 2/3 dari anggota ALCO). Jadwal dan agenda rapat ALCO selama tahun 2010 sbb : No. Tanggal Topik/Agenda Rapat ALCO 1 28 Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des 2010 Agenda rutin dalam setiap Rapat ALCO adalah: Evaluasi Kinerja Asset & Liability, Market Review, Analisis Perkembangan Saham BRI, Analisis Perkembangan Fee Based Income, Presentasi Kinerja Kanwil, Penyampaian Rekomendasi Asset & Liability Management, Putusan Rapat ALCO e. Realisasi Program Kerja ALCO Rapat ALCO secara rutin telah melakukan evaluasi kinerja asset-liability BRI, dan menetapkan besarnya suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. Rapat ALCO juga menjadi forum untuk pertukaran informasi terkait kondisi pasar dan current issue bagi Direksi dan Pejabat Eksekutif BRI, antara lain informasi mengenai kondisi makro ekonomi, kondisi industri perbankan nasional, regulasi baru dan hal-hal yang menjadi perhatian investor/ekspektasi pasar. Selain itu, rapat ALCO merupakan forum strategis dalam penyampaian arah dan strategi bisnis, serta solusi permasalahan kerja dari Direksi. 3. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) Komite Kebijakan Perkreditan adalah komite yang membantu direksi BRI 184 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

39 dalam merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi portofolio perkreditan serta memberikan saran-saran langkah perbaikan. a. Struktur dan Keanggotaan KKP Ketua : Direktur Utama Anggota : 1. Direktur Pengendalian Risiko Kredit 2. Direktur Bisnis UMKM 3. Direktur Bisnis Komersial 4. Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN 5. Direktur Bisnis Konsumer 6. Direktur Keuangan 7. Kepala Divisi Administrasi Kredit (merangkap sebagai Sekretaris) 8. Kepala Audit Intern 9. Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit 10. Kepala Divisi RPKB 11. Kepala Divisi Bisnis Mikro 12. Kepala Divisi Bisnis Ritel 13. Kepala Divisi Kredit Konsumer 14. Kepala Divisi Kartu Kredit 15. Kepala Divisi Bisnis Program 16. Kepala Divisi Agribisnis 17. Kepala Divisi Bisnis Umum 18. Kepala Divisi Treasury 19. Kepala Divisi Bisnis Internasional 20. Kepala Divisi Renstra 21. Kepala Divisi Hukum 22. Kepala Divisi Manajemen Risiko b. Tugas dan Tanggung Jawab KKP 1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka penyusunan Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) BRI, terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB) Bank Indonesia. 2. Mengawasi agar KUP-BRI diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, serta merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan/kendala dalam penerapannya. Selanjutnya KKP juga melakukan kajian berkala terhadap KUP-BRI dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan/perbaikan. 3. Memantau dan mengevaluasi : perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan kebenaran pelaksanaan wewenang memutus kredit kebenaran proses pemberian, perkembangan dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan bank dan debiturdebitur besar tertentu kebenaran pelaksanaan ketentuan BMPK ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 185

40 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam KUP-BRI pemenuhan kecukupan jumlah penyisihan cadangan penghapusanbukuan kredit debitur-debitur besar tertentu dan kredit-kredit yang berada dalam kategori Dalam Pengawasan Khusus. 4. Melakukan kajian untuk menilai efektivitas Sistem Pengendalian Interen Perkreditan secara berkala setiap 12 (dua belas) bulan. 5. Memantau serta memberikan saran atas perencanaan dan pelaksanaan training di bidang perkreditan. 6. Menyampaikan laporan tertulis secara berkala dan memberikan saransaran langkah perbaikan kepada Direksi dengan tembusan kepada Komisaris mengenai: hasil pengawasan atas penerapan dan pelaksanaan KUP-BRI hasil pemantauan dan evaluasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Pasal 2 ayat 3 diatas 7. Secara berkala melakukan analisis dan evaluasi portofolio untuk mendukung pencapaian target Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Pengawasan Kredit Bermasalah 8. Fungsi, tugas dan tanggung jawab KKP sehari-hari dilaksanakan oleh Sekretaris KKP (Kepala Divisi ADK) c. Program Kerja KKP Tahun 2010 Program kerja KKP tahun 2010 adalah mengenai pembahasan Pedoman Pelaksanaan Kredit (PPK) Bisnis Menengah dan Korporasi, sedangkan Divisi ADK sebagai sekretaris KKP mempunyai program kerja yaitu penyusunan kebijakan perkreditan yang meliputi Surat Edaran, Surat Keputusan dan PPK. d. Frekuensi Rapat KKP Jumlah rapat komite yang diselenggarakan selama tahun 2010 adalah 1 kali. Rapat dihadiri oleh 16 anggota komite sehingga telah memenuhi ketentuan kuorum yaitu minimum dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah anggota KKP. Jadwal dan agenda rapat KKP BRI tahun 2010 sbb : No. Tanggal Agenda Rapat KKP 1 14 & 15 Des Pembahasan flow chart dan waktu proses kredit Bisnis Menengah dan Korporasi Pembahasan PPK Bisnis Menengah dan Korporasi 186 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

41 e. Realisasi Program Kerja Komite Kebijakan Kredit Rapat KKP telah dilaksanakan berupa workshop yang menghasilkan draft PPK Bisnis Menengah dan Korporasi sebagai revisi dari PPK Bisnis Menengah. Draft tersebut telah disampaikan kepada Direksi pada tanggal 30 Desember Sedangkan Divisi ADK yang menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawab KKP sehari hari, selama tahun 2010 telah menerbitkan 29 buah kebijakan perkreditan. 4. KOMITE KREDIT Komite Kredit merupakan komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau memutuskan permohonan kredit untuk jumlah dan atau jenis kredit tertentu yang ditetapkan oleh Direksi. a. Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit Susunan keanggotaan Komite Kredit tahun 2010 adalah sebagai berikut: Komite Kredit Komite Kredit BRI (untuk putusan kredit) Komite Kredit BRI (untuk putusan Money Market Line dan produk Treasury) Komite Kredit Direksi 1. Komite Kredit Direksi 1 (untuk Kredit Menengah dan Korporasi prakarsa Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Kantor Cabang Khusus dan Divisi Bisnis Program) 2. Komite Kredit Direksi 2 (untuk Kredit Menengah dan Korporasi prakarsa Divisi Bisnis BUMN) 3. Komite Kredit Direksi 3 (untuk Kredit Menengah dan Korporasi prakarsa Divisi Bisnis Umum dan Divisi Agribisnis) Anggota Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Keuangan Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Komersial Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis Komersial Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Bisnis Konsumer Direktur Bisnis Komersial Direktur Pengendalian Risiko Kredit Pengambil Keputusan Akhir Direktur Utama Direktur Utama PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 187

42 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Komite Kredit 4. Komite Kredit Direksi untuk Restrukturisasi Anggota Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kredit Tugas Komite Kredit adalah memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas wewenang yang ditetapkan oleh Direksi. Disamping itu, Komite Kredit bertugas melakukan koordinasi dengan ALCO dalam aspek pendanaan untuk kredit dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh ALCO. Adapun tanggung jawab Komite Kredit adalah: 1. Melaksanakan tugas dalam pemberian putusan kredit berdasarkan kemahiran profesional secara jujur, obyektif, cermat dan seksama. 2. Menolak permintaan dan atau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan untuk memberikan persetujuan kredit yang hanya bersifat formalitas. 3. Membubuhkan tanda tangan pada formulir Putusan Kredit sebagai bukti pemberian putusan kredit sebagai wujud tanggung jawab Komite Kredit, Oleh karena itu, sebelum membubuhkan tanda tangan, Komite Kredit harus: a. Memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai asas-asas perkreditan yang sehat. b. Memastikan bahwa pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan KUP-BRI, PPK serta peraturan perkreditan lainnya. c. Memastikan bahwa pemberian kredit telah didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif, cermat dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit. c. Frekuensi Rapat Komite Kredit Rapat Komite Kredit dilakukan apabila diperlukan putusan kredit baru maupun perpanjangan kredit. Untuk putusan Komite Kredit BRI dilakukan dengan asas majority, sedangkan untuk putusan Komite Kredit lainnya dilakukan secara unanimous atau putusan dapat disetujui apabila seluruh anggota Komite Kredit menyatakan setuju. Untuk kredit dengan total exposure minimal Rp300 miliar, baik untuk debitur tunggal maupun kelompok usaha, harus dilakukan konsultasi dengan Dewan Komisaris. Sedangkan khusus untuk kredit Agribisnis dan BUMN, konsultasi dengan Dewan Komisaris dilakukan apabila total exposure kredit minimal Rp600 miliar dan Rp500 miliar. Pengambil Keputusan Akhir 188 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

43 d. Realisasi Program Kerja Komite Kredit BRI Selama tahun 2010 terdapat 26 putusan kredit yang telah dihasilkan oleh Komite Kredit BRI. 5. Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi /Information System and Technology Steering Committee (ITSC) Sesuai dengan ketentuan yang digariskan Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/30/DPNP tanggal 12 Desember 2007, keduanya perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, BRI telah menetapkan Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi melalui Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: 625-DIR/ TSI/ 10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Komite Pengarah (Steering Committee) Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. a. Struktur dan Keanggotaan ITSC Susunan keanggotaan ITSC tahun 2010 adalah sebagai berikut: Ketua : Direktur Operasional Wakil Ketua : Direktur Kepatuhan Sekretaris : Kepala Divisi Teknologi & Sistem Informasi Anggota : 1. Kepala Audit Intern 2. Kepala Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis 3. Kepala Divisi Manajemen Risiko 4. Kepala Divisi Bisnis Mikro 5. Kepala Divisi Bisnis Ritel dan Menengah 6. Kepala Divisi Bisnis Program 7. Kepaa Divisi Kredit Konsumer 8. Kepala Divisi Kartu Kredit 9. Kepala Divisi Dana dan Jasa 10. Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel 11. Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro 12. Kepala Divisi Layanan 13. Kepala Divisi Treasury 14. Kepala Divisi Bisnis Internasional 15. Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan 16. Kepala Divisi Administrasi Kredit 17. Kepala Divisi Sentra Operasi 18. Kepala Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 189

44 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Keanggotaan Komite bersifat ex-officio dan anggota komite mewakili pihak yang berhubungan langsung dengan TSI baik sebagai partner maupun sebagai pengguna. b. Tugas dan Tanggung Jawab ITSC 1. Memberikan rekomendasi mengenai rencana kebijakan sasaran pengembangan TSI BRI jangka panjang (5 tahun) yang dituangkan dalam IT Strategic Plan (ITSP) BRI; 2. Memberikan rekomendasi prioritas pengembangan TSI BRI jangka pendek (tahunan) dan jangka panjang (5 tahun) sesuai dengan RJPP dan RBB yang akan dijalankan oleh manajemen BRI; 3. Memberikan rekomendasi perubahan perencanaan dan strategi TSI dalam jangka panjang sebagai akibat perubahan kebijakan dan strategi bisnis BRI; 4. Me-review dan merekomendasi Rencana Kerja Fungsional dan Rencana kerja Anggaran Investasi dan Eksploitasi TSI BRI untuk pengembangan, operasional dan pemeliharaan TSI dalam jangka pendek (tahunan) dengan berpedoman pada ITSP BRI yang telah ditetapkan; 5. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan proyek TSI BRI agar arah pengembangan sesuai dengan perencanaan dan strategi yang telah ditetapkan; 6. Memonitor dan mengevaluasi status pengembangan TSI secara berkala atas realisasi dan proyek pengembangan TSI yang dikelola oleh Divisi TSI. 7. Memonitor efektivitas langkah-langkah pengelolaan risiko atas investasi BRI pada sektor teknologi informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis BRI. 8. Merekomendasikan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna (user) dan penyelenggara TSI secara efektif, efisien dan tepat waktu. c. Program Kerja ITSC Program kerja ITSC adalah melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan terhadap materi yang diagendakan dalam pertemuan Komite. 190 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

45 d. Frekuensi Rapat ITSC Selama tahun 2010, ITSC BRI telah mengadakan pertemuan sebanyak tiga kali. Tanggal pelaksanaan masing-masing pertemuan tersebut adalah sebagai berikut : No. Tanggal Topik/Agenda Rapat Maret Agustus Oktober 2010 Pembahasan Anggaran tahun 2009 dan 2010 Pengembangan Aplikasi Capacity Planning Access Chanel Organisasi dan SDM Divisi TSI BRI Search Engine Arahan Direktur Operasional BRI Review terhadap ITSP yang dimiliki sebagai blue print IT BRI dari 2008 s.d Status IT BRI sampai dengan quarter 2 tahun 2010 Status IT BRI sampai dengan quarter 3 tahun 2010 Arahan Direktur Operasional BRI e. Realisasi Program Kerja Di dalam rapat ITSC disampaikan progress pelaksanaan pengembangan proyek TSI BRI, antara lain evaluasi pencapaian pengembangan aplikasi, realisasi anggaran dan berbagai masalah terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan satuan kerja pengguna maupun penyelenggara TSI, di antaranya permasalahan dalam kerjasama dengan pihak ketiga, bentuk organisasi dan kebutuhan SDM. Selanjutnya Direksi dan seluruh anggota ITSC memberi masukan dan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Dalam Rapat ITSC I, Direksi memberikan pengarahan antara lain terkait peningkatan performance IT BRI dimana IT diharapkan menjadi pendorong layanan yang lebih baik dan dapat meningkatkan fee-based income; dan efisiensi pengadaan IT dengan mendapatkan harga perangkat dan maintenance yang terbaik melalui pertukaran informasi dengan industri sejenis. Selanjutnya diarahkan agar anggaran dapat ditetapkan seakurat mungkin sehingga pencapaiannya dapat mendekati 100%. Dalam Rapat ITSC II terdapat pemaparan status kondisi IT BRI sampai dengan Triwulan meliputi status anggaran, pengembangan aplikasi, capacity planning, dan kesiapan IT menghadapi Hari Raya. Dalam rapat tersebut juga terdapat pembahasan review ITSP yang melibatkan konsultan. Dalam rangka review ITSP, telah dilakukan Join Planning Session untuk mencapai Business Alignment agar pengembangan IT yang dilakukan sejalan dengan kebutuhan user. Adapun hasil review ITSP diantaranya adalah menetapkan gambaran IT BRI di masa depan sebagai bank yang modern dan pemetaan inisiatif IT PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 191

46 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN dengan inisiatif divisi bisnis dan progress pengembangan IT. Selain itu, dalam rapat dibahas juga hasil temuan auditor eksternal dan strategi terkait perluasan access channel. Dalam Rapat ITSC III terdapat pemaparan status kondisi IT BRI sampai Triwulan meliputi lima domain pada ITSP, status anggaran, organisasi Divisi IT, status pengembangan aplikasi dan fitur, capacity planning, readiness DRC, status perangkat di Kantor Pusat dan status temuan audit TSI. Selain itu dalam rapat juga terdapat pembahasan mengenai housekeeping rekening tidak aktif dan pengarahan oleh Direksi. 6. Komite Pengarah Project Management Office (PMO Steering Committee) PMO Steering Committee mempunyai peran dalam memberikan arahan strategis dalam pengelolaan proyek. Keputusan-keputusan strategis dalam pengelolaan proyek mencakup keputusan investasi yang terkait dengan masalah proyek, diantaranya menyetujui, mengubah atau membatalkan rencana dan pelaksanaan proyek. PMO Steering Committee adalah forum/komite tertinggi dalam manajemen proyek tingkat korporat di BRI a. Struktur dan Keanggotaan PMO Steering Committee tahun 2010 Ketua : Direktur Utama Anggota : 1. Direktur yang menjabat Head of PMO 2. Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pemilik Proyek 3. Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pendukung Proyek 4. Para Kepala Unit Kerja Pemilik Proyek 5. Para Kepala Unit Kerja Pendukung Proyek b. Tugas dan Tanggung Jawab PMO Steering Committee 1. Memberikan arahan strategi proyek-proyek di BRI secara korporat 2. Mengambil keputusan atas usulan penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan proyek yang tidak dapat diputuskan oleh Head of PMO atau Project Steering Committee 3. Melakukan realokasi anggaran antar proyek yang sudah tercantum dalam Rencana Kerja Proyek sesuai ketentuan yang berlaku 4. Mengambil keputusan atas hal-hal yang belum diatur dalam Kebijakan Umum PMO dan PP PMO 5. Mengesahkan hasil Joint Planning Session 6. Menghentikan proyek, jika suatu proyek tidak lagi memiliki alasan untuk diteruskan c. Program Kerja PMO Steering Committee Dalam menjalankan fungsinya, PMO Steering Committee melakukan pertemuan minimal 2 kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab kepada Direksi BRI. 192 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

47 d. Frekuensi Rapat PMO Steering Committee No. Tanggal Topik/Agenda Rapat 1 2 PMO Steering Committee Meeting I tahun 2010 dilaksanakan tanggal 16 Juli 2010 PMO Steering Committee Meeting II tahun 2010 dilaksanakan tanggal 24 Januari 2011 Perencanaan Proyek IT tahun 2010 Progress Status Proyek sampai dengan bulan Maret 2010 Permasalahan Proyek Proyek-proyek perlu perhatian khusus Usulan Putusan dalam PMO-Steering Committee Perencanaan Proyek IT tahun 2010 Progress Status Proyek sampai dengan bulan Maret 2010 Permasalahan Proyek Proyek-proyek perlu perhatian khusus Usulan Putusan dalam PMO-Steering Committee e. Realisasi Program Kerja PMO Steering Committee Hasil keputusan PMO Steering Committee Meeting I tahun 2010 adalah: -- Persetujuan penghentian 7 buah proyek -- Persetujuan usulan penyelesaian permasalahan 2 buah proyek yaitu persetujuan pengadaan ulang, persetujuan review setting parameter, persetujuan transfer of knowledge, persetujuan nego ulang biaya dan persetujuan pemenuhan SDM Tim Proyek -- Review atas pelaksanaan 2 buah proyek -- Pengkajian pengembangan kriteria proyek yang dimonitor PMO Hasil keputusan PMO Steering Committee Meeting II tahun 2010 adalah: -- Persetujuan penghentian 3 buah proyek -- Persetujuan usulan replacement 1 buah proyek 7. Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Komite ini dibentuk pada tahun 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, obyektivitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan sumber daya manusia serta memberikan keyakinan kepada stakeholders bahwa penetapan kebijakan SDM telah dilaksanakan dengan memenuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance. a. Struktur dan Keanggotaan Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Ketua : Direktur Utama Anggota : 1. Direktur Operasional 2. Direktur Kepatuhan 3. Direktur Pengendalian Risiko Kredit 4. Direktur Keuangan 5. Direktur Jaringan dan Layanan PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 193

48 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 6. Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN 7. Direktur Bisnis Komersial 8. Direktur Bisnis Konsumer 9. Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sekretaris : Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia Wakil Sekretaris : Wakil Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Sebagai komite operasional di bidang SDM yang memiliki kewenangan dalam hal: 1. Pengambilan Keputusan Bidang Kebijakan SDM mencakup antara lain Perencanaan SDM, Rekrutmen dan Seleksi, Pengembangan Karier, Manajemen Kinerja, Kesejahteraan, Hubungan Industrial, Assessment, dan Sistem Informasi Manajemen SDM 2. Pengambilan Keputusan Bidang Operasional SDM, meliputi mutasi (promosi, rotasi, demosi), penilaian kinerja, dan hukuman disiplin Pejabat Eselon 1 dan 2. c. Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Program kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia mencakup pembuatan ketentuan di bidang Kebijakan dan bidang Operasional. d. Frekuensi Rapat Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Selama tahun 2010 Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia telah melaksanakan rapat Bidang Kebijakan sebanyak 13 kali dan Bidang Operasional sebanyak 12 kali dengan persentase kehadiran anggota komite 100%. Rinciannya sebagai berikut: No. Tanggal Agenda Rapat Bidang Kebijakan 1 16 Des Jan 2010 Revisi Arsitektur SDM Maret 2010 Ketentuan Distribusi Normal tahun Feb 22 Mar 2010 Ketentuan Talent Pool and Succession Planning BRI 4 6 April 7 Mei 2010 Ketentuan Pekerja dengan Kinerja Tidak Cakap 5 25 Mei 7 Juni 2010 Ketentuan Program Pengembangan Resident Staff 6 16 Agt 1 Sept 2010 Ketentuan aktif bekerja tanpa melalui MPP 7 22 Okt 10 Nov Mar April 12 Mei 2010 Ketentuan Penunjukan & Penugasan Pekerja Di Luar BRI Ketentuan Pembayaran Insentif Jangka Pendek tahun 2009 bagi Pekerja BRI Ketentuan Kenaikan Upah Pokok berdasarkan Kinerja (KBK) Tahun Mei 2010 Ketentuan pemberian Bonus Tahun LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

49 No. Tanggal Agenda Rapat Juni 16 Juli Juni 13 Juli Des 2010 Bidang Operasional 1 9 Feb Okt Nov 2010 Des 2009 Jan 2010 Feb 2010 April 2010 Des 2009 Ketentuan Insentif Jangka Pendek (IJP) Tahun Kenaikan Manfaat Pensiun dan Pemberian Manfaat Lain bagi Pensiunan BRI Penyempurnaan Ketentuan Pedoman Assessment Center Penilaian SMK Pejabat Eselon 1 Periode Tahun 2009 Hukuman Disiplin Pejabat Eselon 1 dan 2. Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2. e. Realisasi Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Selama tahun 2010 telah ditetapkan 13 ketentuan dalam bentuk Surat Direksi, SK maupun Nota Dinas, dan keputusan mutasi / promosi Pejabat Eselon 1 dan 2 terhadap 104 orang. 8. Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan adalah suatu komite yang bertugas mereview dan merekomendasi Golongan Jabatan yang diusulkan oleh Tim Evaluasi Jabatan. a. Struktur dan Keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan beranggotakan: 1. Direktur Kepatuhan 2. Direktur Operasional 3. Kepala Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis 4. Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia Keanggotaan melekat pada Jabatan (ex officio), bukan bersifat individual b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan bertugas: 1. Memberikan arahan dan masukan atas rekomendasi Golongan Jabatan yang disiapkan oleh Tim Evaluasi Jabatan pada saat pelaksanaan rapat Komite Evaluasi Jabatan 2. Merekomendasikan Golongan Jabatan yang perlu disetujui oleh BRI melalui Rapat Direksi. Hasil penetapan Golongan Jabatan diatur dalam Surat Keputusan Direksi c. Program Kerja Komite Evaluasi Jabatan Tim Evaluasi Jabatan melaksanakan Evaluasi Jabatan yang kemudian dipresentasikan kepada Komite Evaluasi Jabatan. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 195

50 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN d. Frekuensi Rapat Komite Evaluasi Jabatan Pada tahun 2010 Komite Evaluasi Jabatan telah melaksanakan rapat dengan tingkat kehadiran sebesar 100%, sebagai berikut: No. Tanggal Agenda Rapat 1 17 Maret 2010 Hubungan Komisaris Dengan Direksi Presentasi hasil Evaluasi Jabatan oleh Tim Evaluasi Jabatan Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi adalah hubungan check and balances terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan peruhaan dengan didasarkan pada prinsip keterbukaan dan saling menghormati. Untuk kepentingan dimaksud Dewan Komisaris dan Direksi dapat menyelenggarakan rapat pertemuan. Selama tahun 2010 terdapat 9 kali rapat pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Direksi. Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2010: No Bulan Tanggal Agenda Rapat 1 Januari 12/1/ Kinerja Keuangan & Portofolio Kredit BRI November Laporan Kredit BUMN termasuk Perusahaan Anak 3. Action Plan Implementasi PSAK 50 dan 55 2 Februari 16/2/2010 Laporan Kinerja 31 Desember April 29/4/ Juni 15/6/ Agustus 08/10/ September 16/9/ Oktober 14/10/ Laporan Keuangan 31 Desember 2009 Audited 2. Persiapan RUPS Tahun Kinerja Keuangan s/d April Tindak Lanjut Memorandum Hasil Audit Laporan Keuangan Tahun Buku 2009 oleh Ernst & Young Realisasi RBB BRI Triwulan II Tahun 2010 Penjelasan Usulan dan Rancangan Akuisisi PT Bank Agroniaga Tbk. Oleh PT BRI (Persero) Tbk. 1. Kinerja Keuangan s/d Agustus Action Plan Implementasi PSAK 50 & 55 8 November 23/11/2010 Pembahasan RKAP BRI Tahun Desember 28/12/2010 Kinerja Keuangan November 2010 dan Prognosa Kinerja Desember LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

51 Frekuensi kehadiran pada Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi : No. N a m a Jabatan 1. Bunasor Sanim 2. Soedarjono **) DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama/ Independen Wakil Komisaris Utama Jumlah Rapat Kehadiran % , ,00 3. Agus Suprijanto Komisaris ,67 4. Baridjussalam Hadi 5. Aviliani Komisaris Independen Komisaris Independen , ,89 6. Agus Pakpahan *) Komisaris ,00 7. B.S. Kusmuljono *) 8. Adhyaksa Dault **) Komisaris Independen Komisaris Independen , ,33 9. Heru Lelono **) Komisaris ,67 *) terhitung sejak 20 Mei 2010 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris BRI. **) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. 1. Sofyan Basir Direktur Utama DIREKSI ,56 2. Sarwono Sudarto Direktur ,89 3. Sulaiman A. Arianto Direktur ,89 4. A. Toni Soetirto Direktur ,78 5. Leny Sugihat Direktur ,89 6. Asmawi Syam Direktur ,78 7. Suprajarto Direktur ,67 8. Bambang Soepeno Direktur ,67 9. Abdul Salam *) Direktur , Sudaryanto Sudargo *) Direktur , Achmad Baiquni **) Direktur , Djarot Kusumayakti **) Direktur ,00 *) terhitung sejak 20 Mei 2010 tidak lagi menjabat sebagai Direksi BRI. **) terhitung sejak 20 Juli 2010 efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas fit and proper test. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 197

52 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Fungsi Sekretariat Perusahaan Salah satu elemen dalam struktur dan proses Good Corporate Governance (GCG) adalah memastikan bahwa pelaksanaan wewenang (exercise of power) dan hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) berjalan dengan baik untuk kepentingan perusahaan. Sekretaris Perusahaan (corporate secretary) memiliki posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun goodwill perusahaan. Sekretariat Perusahaan memiliki tugas utama membangun corporate image BRI melalui fungsi hubungan masyarakat, fungsi hubungan investor, dan fungsi kesekretariatan perusahaan termasuk Biro Direksi dan Komisaris serta pengelolaan hubungan/pelayanan informasi kepada unit kerja terkait dan para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian kinerja perusahaan sesuai visi, misi dan strategi perusahaan. Sekretariat Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (stakeholder), serta Kegiatan Humas 2010 menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan kebutuhan yang wajar dari stakeholders. Sekretariat Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Hubungan Masyarakat Membangun corporate citizenship dan stakeholders engagement merupakan prasyarat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sekretariat Perusahaan mengkomunikasikan pelaksanaan program perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai bagian dari elemen negara dan masyarakat, serta pemberdayaan stakeholders. Kegiatan corporate communication yang dilaksanakan Sekretariat Perusahaan pada intinya tetap tertuju pada upaya untuk membangun corporate image baik itu melalui media cetak, media elektronik, media luar ruang, pameran ataupun kerjasama dengan pihak ketiga seperti press relations, government relations dan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya. No. Kegiatan Tanggal 1 Kegiatan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu 20 Februari Pameran ECO - Product International Fair (EPIF) 7 Maret Media Visit Harian Kontan 10 Maret Pameran Agrinex Int Expo Maret Media Visit Harian Seputar Indonesia 5 April Media Visit Media Indonesia 6 April Pameran Inacraft April Pers Gathering Bank BRI Juni Pameran Indonesia Koperasi dan UKM Expo Juli Media Visit Harian Indo Pos 13 Oktober Komunikasi dan Publikasi Bantuan Mentawai BRI Peduli 28 Oktober IV. SEKRETARIAT PERUSAHAAN Komunikasi dan Publikasi Bantuan Bencana Korban Merapi dan Mentawai Komunikasi dan Publikasi Penanaman 1 Milyar Pohon & BRI Bersemi 2 November November Komunikasi dan Publikasi Peluncuran KUR TKI 15 Desember BRI Peduli Pasar Rakyat 15 Desember Family Gathering HUT BRI Desember Komunikasi dan Publikasi Program Biogas BRI 27 Desember LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

53 Hubungan Investor Investor merupakan stakeholders strategis yang keputusannya sangat dipengaruhi oleh kualitas dan ketepatan waktu informasi yang diterima. Informasi pada waktu yang tidak tepat dapat menguntungkan sebagian pihak secara tidak wajar dan melawan hukum karena memungkinkan terjadinya self dealing, insider trading, penyesatan informasi dengan sengaja, atau perbuatan tidak etis lainnya. Salah satu wujud kegiatan Sekretariat Perusahaan untuk memastikan penyampaian informasi material kepada pemegang saham adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Laporan Tahunan. Salah satu agenda RUPS adalah penyampaian pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris atas kepengurusan perseroan kepada pemegang saham. Sekretariat Perusahaan senantiasa membangun komunikasi yang baik dengan komunitas pasar modal, khususnya para investor dan analis. Materi komunikasi yang disampaikan secara langsung kepada investor maupun melalui analis merupakan salah satu informasi penting yang mendasari pengambilan keputusan investasi. Dalam membangun komunikasi dengan investor dan analis, BRI menyelenggarakan public expose dan analyst meeting, menerima company visit, field visit, dan conference call, menerbitkan investor newsletter, memperbaharui informasi pada investor relation website serta mengikuti investor conference dan non-deal roadshow baik di dalam negeri maupun di kota-kota pusat keuangan dunia di Asia, Eropa dan Amerika. Selama Tahun 2010, telah dilakukan kegiatan pengkomunikasian kepada 473 investor melalui company visit, field visit maupun roadshow/conference baik di dalam maupun di luar negeri. Berikut ini adalah kegiatan komunikasi dengan investor yang telah dilakukan: Kegiatan Company Visit Conference Call Field Visit Analyst Meeting Roadshows / Conference (DN) Roadshows / Conference (LN) Investor News Letters Public Expose Biro Direksi dan Komisaris Sekretariat Perusahaan memiliki fungsi sebagai office of the board untuk memastikan ketersediaan informasi dan memastikan pencapaian kuorum dalam pengambilan keputusan oleh Direksi dan/atau Dewan Komisaris. Selain itu, sekretariat perusahaan bertanggungjawab mengkinikan informasi tentang peraturan atau regulasi yang harus dipatuhi dan menyampaikan informasi tindakan perusahaan (corporate action) kepada regulator yang berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi kepatuhan, Sekretariat Perusahaan menjalankan fungsi government relations yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara goodwill perusahaan dimata regulator. Profil Sekretaris Perusahaan Sejak 1 Januari 2010 Sekretariat Perusahaan dipimpin oleh Muhamad Ali, yang diangkat oleh Direksi BRI berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nokep. 20-DIR/SDM/12/2009 tanggal 14 Januari Muhamad Ali, Warga Negara Indonesia, 49 tahun lahir di Purworejo pada tanggal 24 Februari 1961, memperoleh gelar Sarjana Hukum dari UGM pada tahun 1987 dan bergabung dengan BRI sejak 2 Juni Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan, Muhamad Ali menjabat sebagai Kepala Biro Direksi (2009) dan Wakil Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan (2008). Pengangkatan Muhamad Ali sebagai Sekretaris Perusahaan telah dilaporkan ke Bank Indonesia guna memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/1/PBI/2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Bank Umum serta dilaporkan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia melalui surat No. B. 02-SKP/DHI/01/2010 tanggal 27 Januari 2010 mengenai Penggantian Sekretariat Perusahaan. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 199

54 PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN V. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN, AUDIT EKSTERN, dan MANAJEMEN RISIKO LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 1. Fungsi Kepatuhan Fungsi Kepatuhan dilaksanakan dengan mengacu pada PBI No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Fungsi Kepatuhan tersebut dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan yang terdiri dari Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Dalam rangka menegakkan kepatuhan terhadap ketentuan / peraturan yang berlaku, pada tahun 2010 jajaran Kepatuhan telah melakukan kegiatan-kegiatan berikut: a. Pengujian Prinsip Kehati-hatian Pengujian prinsip kehati-hatian dilakukan atas final draft rencana kebijakan dan atau keputusan yang ditetapkan oleh Direksi BRI baik di bidang perkreditan maupun non perkreditan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada umumnya rencana kebijakan dan atau keputusan Direksi yang diuji selama tahun 2010 telah memenuhi prinsip kehati-hatian sebagaimana diatur dalam peraturan eksternal dan peraturan internal yang berlaku. b. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengujian Dilakukan untuk mencegah penyimpangan dalam penerapan rencana kebijakan dan atau keputusan yang telah dinyatakan memenuhi prinsip kehati-hatian (comply). c. Review Kebijakan Direksi Dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi memenuhi ketentuan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. d. Penerusan ketentuan eksternal kepada unit kerja terkait Dilakukan agar ketentuan eksternal dimaksud dijadikan pedoman pelaksanaan atau bahan penyempurnaan ketentuan internal BRI. e. Analisis Dampak Ketentuan Eksternal Dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketentuan eksternal yang berlaku terhadap kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini guna memastikan bahwa kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini telah sesuai dengan ketentuan eksternal. f. Pengelolaan GCG BRI Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 mencakup: Penerbitan Kebijakan GCG BRI yaitu SKB No. 01-KOM/BRI/03/2010 / Nokep. S. 14- DIR/DKP/03/2010 tanggal 8 Maret 2010 yang didalamnya mencakup ketentuan Kode Etik BRI dan Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi BRI (Board Manual). Mengkoordinir kegiatan sosialisasi Kebijakan GCG dan Kode Etik BRI di seluruh unit kerja BRI. Berdasarkan pemantauan, dilaporkan bahwa sosialisasi Kebijakan GCG BRI selama tahun 2010 telah disampaikan kepada orang pekerja BRI yang tersebar di 479 unit kerja. Pekerja yang telah menerima sosialisasi Kebijakan GCG dan Kode Etik BRI diwajibkan untuk menandatangani Pernyataan Kepatuhan Terhadap Kode Etik BRI. Mengkoordinir pelaksanaan self assessment GCG BRI dan hasilnya dilaporkan pada Laporan Tata Kelola Perusahaan. g. Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 mencakup: Penerbitan Kebijakan dan Prosedur Penerapan Program APU dan PPT PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yaitu Nokep: S. 15-DIR/DKP/03/2010 tanggal 11 Maret Sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Penerapan Program APU dan PPT tersebut kepada orang pekerja (termasuk para trainer) BRI. Penyampaian Action Plan Penerapan Program APU dan PPT ke Bank Indonesia. Pemantauan penerapan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT di unit kerja BRI pada 8 Kantor Wilayah BRI yang dijadikan sebagai sampel. 200 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

55 Melaksanakan Pengkinian Data Nasabah baik untuk CIF BRI maupun nasabah Cross Border Corespondent Banking. Melaksanakan kewajiban pelaporan pada PPATK berupa CTR dan STR sesuai ketentuan berlaku. Menindaklanjuti permintaan data dan permintaan blokir dari pihak eksternal, yaitu Bank Indonesia, KPK RI, PPATK dan BNN RI. h. Pemantauan terhadap Perjanjian dan Komitmen BRI kepada Pihak Eksternal. i. Melakukan benchmark ke Bank lain atas best practices compliance yang berlaku sebagai bahan pengkinian pedoman kerja dan sistem prosedur. 2. Fungsi Audit Intern Peran dan Fungsi Audit Intern Audit intern sebagai salah satu unsur sistem pengendalian internal Bank, memiliki peran pengawasan yang aktif dan penting dalam pencapaian visi dan misi Bank. Fungsi audit intern di BRI dijalankan oleh Satuan Kerja Audit Intern (AIN). Direksi telah menjamin terselenggaranya fungsi audit intern dalam setiap tingkatan manajemen dan kegiatan Bank sebagaimana tertuang dalam Piagam Audit Intern tentang peranan dan fungsi Audit Intern. Secara kelembagaan, AIN independen terhadap satuan kerja operasional dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. AIN memiliki communication line dengan Komite Audit untuk berkoordinasi dan menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan hasil audit. Pelaksanaan Fungsi Audit BRI menerapkan metodologi audit yaitu Risk Based Audit (RBA) yang secara bertahap diimplementasikan sesuai dengan tingkat kematangan manajemen risiko secara korporat. Piagam Audit (Audit Charter) serta Buku Panduan Audit Intern (PAI) BRI juga telah disusun dengan menerapkan prinsip-prinsip Audit Berbasis Risiko. Dengan metodologi tersebut, maka proses bisnis dan unit bisnis yang diperkirakan memiliki risiko yang signifikan dalam pencapaian tujuan perusahaan lebih diprioritaskan untuk diaudit, sehingga dapat diyakini bahwa seluruh potensi risiko tersebut dapat diminimalkan sesuai dengan toleransi risiko yang telah ditetapkan. Selama tahun 2010, Audit Intern BRI telah melaksanakan aktivitas audit atas seluruh area-area audit yang diperkirakan signifikan dan berpotensi menggangu pencapaian tujuan perusahaan. Peran Audit Intern BRI sebagai katalisator tumbuhnya kesadaran manajemen akan pentingnya manajemen risiko telah mampu diimplementasikan secara baik terkait dengan peran Audit Internal sebagai Strategic Business Partner (SBP) bagi manajemen lini BRI. Audit Intern telah melaksanakan tugas penilaian atas kecukupan dan efektifitas pengendalian intern serta penilaian atas kualitas kinerja unit line of management; melakukan evaluasi atas kecukupan dan efektifitas proses manajemen risiko serta praktek GCG atas seluruh aspek dan unsur kegiatan bank; dan melaporkan seluruh temuan auditnya sesuai ketentuan yang berlaku baik secara triwulanan, semesteran maupun secara khusus sesuai dengan perkembangan risiko unit bisnis. Laporan tersebut diantaranya disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama dan Bank telah menindaklanjuti temuan Audit Intern sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Secara periodik Audit Intern telah melaksanakan proses monitoring dan pelaporan perkembangan tindak lanjut perbaikan yang telah dilakukan oleh auditee dan Audit Intern akan memberikan opini Memadai atau Tidak Memadai atas tindak lanjut tersebut sesuai dengan perkembangan tindak lanjut perbaikan yang dilaksanakan oleh auditee. Dari realisasi pelaksanaan audit sebanyak 470 unit kerja per Desember 2010, tingkat pelaksanaan komitmen manajemen adalah : Memadai : 316 unit kerja (67,23%) Dalam proses pemantauan : 154 unit kerja (32,77%) Audit Intern Bank dievaluasi setiap 3 (tiga) tahun oleh Auditor Ekstern atas efektifitas pelaksanaan kerjanya dan kepatuhan terhadap SPFAIB. Hasil terakhir menunjukkan bahwa fungsi Audit Intern BRI telah menjalankan peranannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Review berikutnya oleh Auditor Ekstern independen telah dijadwalkan akan dilaksanakan pada tahun 2011 dan untuk itu secara PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 201

56 PRAKATA Analisis dan Pembahasan Manajemen profil perusahaan laporan keuangan bri 2011 anak perusahaan tanggungjawab sosial perusahaan tata kelola perusahaan berkesinambungan jajaran Audit Intern berupaya untuk melakukan penyesuaian terhadap standar audit yang sesuai dengan praktek terbaik saat ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas auditnya, jajaran Audit Intern terus berupaya melakukan proses peningkatan kompetensi auditor melalui sustainable education, yang diharapkan dapat memberikan pembekalan secara proporsional kepada auditor dalam menjalankan tugas auditnya. Audit Intern BRI juga telah membuat competency mapping serta kebutuhan pendidikan yang diselaraskan dengan perkembangan bisnis bank untuk dapat dipergunakan sebagai acuan untuk membangun kompetensi auditor bank. Disamping itu, Audit Intern secara rutin juga melaksanakan review serta benchmarking di dalam maupun diluar negeri untuk mengkinikan Pedoman Kerja serta Sistem dan Prosedur secara berkala sesuai perkembangan Audit Intern saat ini. 3. Kode Etik Kode Etik Perusahaan merupakan standar perilaku yang wajib menjadi pedoman bagi seluruh organ dan staf BRI dalam menjalankan tugasnya. BRI telah menetapkan Kode Etik Perusahaan yang didasarkan atas nilai-nilai budaya kerja, serta keseimbangan kepentingan dan kebutuhan stakeholder. Budaya kerja BRI merupakan dasar Kode Etik Perusahaan yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan, Kepemimpinan, Penghargaan pada Sumber Daya Manusia. Kode Etik BRI adalah sebagai berikut Mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di Bank Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan benturan kepentingan Menjaga segala informasi Bank dan segala informasi yang berhubungan dengan seluruh pihak yang memiliki hubungan bisnis dengan Bank 4. Fungsi Audit Ekstern Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh auditor intern BRI juga dilaksanakan oleh Auditor Ekstern diantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Pada tahun 2010, BRI telah menunjuk KAP yang terdaftar di Bank Indonesia, Bapepam dan Departemen Keuangan yakni KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst and Young) untuk mengaudit Laporan Keuangan tahun Sebelumnya BRI menunjuk KAP Purwantono, Sarwoko dan Sanjaya (Ernst & Young) untuk mengaudit laporan keuangan BRI tahun Ernst & Young merupakan salah satu dari 4 (empat) akuntan publik berskala Internasional (The Big Four). Penunjukan KAP berpedoman pada regulasi yang berlaku dan dipilih melalui tahapan proses seleksi dengan pelelangan terbatas/tender berdasarkan pemenuhannya terhadap kriteria: a. Berpengalaman sebagai auditor perbankan b. Memahami regulasi perbankan di Indonesia, perusahaan masuk bursa serta peraturan lainnya yang relevan. c. Berpengalaman dan memahami sistem aplikasi dan teknologi perbankan. d. Memahami produk perbankan. e. Berpengalaman dan paham mengenai manajemen risiko. BRI tidak pernah melakukan penunjukkan KAP yang sama untuk periode audit 5 (lima) tahun buku berturutturut dan dengan partner yang sama selama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Dalam hal penunjukannya, terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari RUPS dan rekomendasi Komite Audit. Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP adalah sebesar Rp ,- (Empat Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Lima Juta Rupiah) sudah termasuk PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang berlaku. Imbalan jasa tersebut sudah termasuk out of pocket expenses (OPE). Penugasan telah dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi aspekaspek sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, antara lain: a. Kapasitas KAP b. Legalitas perjanjian kerja c. Ruang lingkup audit d. Standar profesional akuntan publik e. Komunikasi BI dengan KAP Disamping itu, KAP yang ditunjuk telah melaksanakan kewajiban KAP lainnya sebagaimana yang ditetapkan oleh ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan Standar Akuntansi Keuangan, Bank Indonesia, Bapepam, perpajakan, dan peraturan-peraturan lain yang relevan. 202 laporan tahunan 2010 Pt Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.

57 Terkait dengan penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006), ruang lingkup audit yang dilakukan dengan adalah sesuai dengan PSAK 50 dan 55 tersebut kecuali untuk me-review penurunan nilai kredit secara kolektif, bilamana BRI dan Anak Perusahaan menggunakan fasilitas yang masih diperbolehkan oleh Bank Indonesia dalam SE No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 tersebut, sebagai berikut : Menilai kewajaran penilaian sendiri (selfassessment) yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka menetapkan keberadaan kondisi keterbatasan Bank sebagaimana yang dimaksud dalam penyesuaian PAPI Menilai kewajaran estimasi manajemen dalam menentukan penurunan nilai kredit secara kolektif. Melakukan suatu review apakah metodologi penurunan nilai (impairment) dan proses dokumentasi, termasuk perlakuan akuntansi, telah sesuai dengan prinsip-prinsip PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006). Melakukan suatu review atas proses Teknologi Informasi untuk melihat apakah hal tersebut telah sesuai dengan kepatuhan terhadap PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006). KAP yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank tepat waktu. Akuntan Publik juga telah bekerja secara independen dan memenuhi kriteria yang telah diperjanjikan sebelumnya. 5. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Pengendalian Sistem Intern Penerapan Manajemen Risiko berpedoman pada PBI No. 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP, tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris maupun Direksi aktif melakukan pengawasan untuk pemantauan dan pengambilan keputusan yang bersifat strategik melalui komite di bawah Dewan Komisaris/ Direksi. Adapun bentuk pengawasan yang dilakukan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: Pengawasan aktif Dewan Komisaris: a. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas BRI melalui Memo Persetujuan Dewan Komisaris No. B. 96-KOM/09/2010 tanggal 29 September b. Dewan Komisaris mengevaluasi implementasi kebijakan yang terkait dengan manajemen risiko baik secara rutin, maupun ad-hoc yang dituangkan dalam risalah rapat dan memorandum kepada Direksi. c. Dewan Komisaris mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi untuk transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pengawasan aktif Direksi: a. Direksi telah melakukan kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi SIM dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit dengan mengagendakan RMC secara rutin guna membahas permasalahan-permasalahan tersebut. Selama tahun 2010 Direksi telah menyelenggarakan 8 kali RMC dan Sub- RMC. b. Dalam rangka menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang efektif, Direksi telah menyediakan sumber daya berupa infrastruktur, aplikasi Sistem Informasi Manajemen (OPRA, LAS, GUAVA), sistem dan prosedur pengelolaan risiko, serta SDM yang kompeten. c. Merencanakan dan merealisasikan peningkatan mutu keterampilan SDM, pengelola risiko secara berkala dan berkelanjutan dengan: Menetapkan anggaran secara reguler yang didasarkan pada program perencanaan peningkatan mutu keterampilan SDM dan secara periodik dilakukan evaluasi terhadap efektivitasnya. Peningkatan kualitas SDM, dilakukan baik melalui kegiatan sertifikasi manajemen risiko maupun melalui pelatihan-pelatihan tentang manajemen risiko yang dikoordinasikan oleh Divisi Pendidikan PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 203

58 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN dan Pelatihan. Sampai dengan Mei 2010 jumlah pejabat atau staf yang memiliki sertifikat manajemen risiko berjumlah 853 orang. Penyediaan SDM yang berkualitas juga dilakukan dengan pelatihan dan sosialisasi mengenai OPRA (Operational Risk Assessor) serta mengadakan inhouse training tentang modelling CRR, CRS dan pengukuran risiko kredit, dan mengikutsertakan karyawan dalam kegiatan workshop, kursus dan seminar. Whisteblower System Dalam rangka mendukung penerapan GCG, Direksi memandang perlu untuk mengimplementasikan Whistleblower System (WBS)/Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) yang efektif untuk mendorong partisipasi pekerja dan masyarakat agar lebih berani bertindak dalam mencegah terjadinya tindak kecurangan (fraud) dan korupsi dengan melaporkan kepada pihak yang dapat menangani. Dengan implementasi WBS diharapkan dapat mengurangi budaya diam menuju ke arah budaya kejujuran dan keterbukaan. Sebagai infrastruktur dan mekanisme penyampaian laporan, Perusahaan menyediakan saluran khusus yaitu sebagai berikut: a. Melalui telepon khusus Direktur Utama b. Melalui PO Box 1895 Kerahasiaan dan Perlindungan Pelapor a. Perusahaan memberikan perlindungan kerahasiaan perlindungan identitas pelapor. b. Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau lembaga Pelaksanaan WBS ini dimonitor langsung oleh Direktur Utama dan menjadi salah satu mekanisme pembinaan kepada Pemimpin Unit Kerja. 2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit BRI telah memiliki kebijakan dan prosedur penetapan limit risiko antara lain: a. Kebijakan Profil Risiko BRI b. Kebijakan Produk dan Aktivitas baru BRI c. Prosedur Penetapan Limit Risiko Kredit d. Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas e. Treasury Policy BRI senantiasa melakukan pengkinian kebijakan, metodologi dan prosedur, dengan memperhatikan validitas, kebutuhan, kemampuan, kondisi dan kebijakan baik internal maupun eksternal yang berlaku. 3. Kecukupan Proses ldentifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Sesuai dengan kompleksitas, ukuran usaha dan sasaran bisnis bank, manajemen risiko di BRI diterapkan secara terintegrasi untuk seluruh 8 jenis risiko yang tersebar dan melekat di setiap unit kerja operasional. Penerapan manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, indikator risiko utama, profil risiko dan penetapan rencana tindak lanjut yang dilaporkan kepada manajemen untuk proses pemantauan/pengendalian risiko oleh manajemen untuk risiko-risiko yang signifikan. Adapun tahapan proses manajemen risiko yaitu: a. ldentifikasi risk issue dilakukan di level kantor pusat, kantor wilayah, dan kantor cabang seluruh Indonesia dengan menggunakan aplikasi OPRA. b. Pengukuran risiko dilakukan dengan mengevaluasi kesesuaian asumsi, sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko yang dilakukan melalui Laporan Bulanan Forum ALCO, Penyusunan Profil Risiko Bank-wide Triwulanan, Laporan Bulanan Kualitas Aktiva Produktif, Laporan Penilaian RCSA Triwulan I sampai dengan Triwulan lv Tahun 2010 dan Perhitungan KPMM dengan simulasi standardized approach dan internal model. c. Pemantauan risiko dilakukan dengan cara mengevaluasi eksposur risiko yang terdapat dalam seluruh portofolio produk dan aktivitas bisnis BRI serta efektivitas proses manajemen risiko. Pemantauan pemenuhan limit risiko dilakukan melalui Laporan Bulanan Dashboard Manajemen Risiko, Laporan Triwulan RMC, Pemenuhan Limit Risiko Treasury dan Likuiditas ALCO. d. Pengendalian risiko dilakukan antara lain melalui metode mitigasi risiko, peningkatan 204 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

59 kompetensi pekerja melalui pendidikan, peningkatan kontrol (waskat), penambahan modal untuk menyerap potensi kerugian dan audit internal secara periodik. Di samping itu juga dilakukan analisis terhadap Produk dan/atau Aktivitas Baru (PAB). Selama Tahun 2010 ada beberapa PAB yang dianalisis yaitu: Dana Rencana BRl, Uang Elektronik (Brizzi dan SMART SIM) dan Kartu Kredit BRI Korporat dan Bisnis. BRI secara periodik melakukan stress testing untuk mengukur kemampuan modal perusahaan menyerap risiko kerugian dalam keadaan stress. 4. Sistem Pengendalian Intern Pengendalian secara menyeluruh telah diimplementasikan melalui: a. Penetapan struktur organisasi dengan melakukan pemisahan fungsi yang jelas antara unit kerja operasional (business unit) dengan unit kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian risiko (risk management unit). b. Penetapan risk management unit yang memiliki independensi dalam membuat kebijakan, metodologi pengukuran risiko, penetapan limit risiko dan melakukan validasi data/validasi model. c. Menerapkan konsep first line of defense, second line of defense dan third line of defense. d. Setiap transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai eksposur risiko harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang, dan risikonya telah direview dan dipantau sesuai kebutuhan oleh masing-masing business unit. e. Validasi data dilakukan oleh pejabat dan unit kerja yang independen dari unit kerja operasional. Validasi data dilakukan minimal setiap bulan untuk semua jenis risiko. f. Melakukan audit secara periodik yang dilaksanakan oleh internal auditor untuk memberikan penilaian atas pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko pada aktivitas fungsional yang mempunyai eksposur risiko. Untuk mendukung hal tersebut telah dilakukan revisi Pedoman Audit Intern (PAI) dan Risk Control Matrix (RCM) Komitmen Pemenuhan Rencana Tindak Lanjut Terkait dengan komitmen pemenuhan rencana tindak lanjut untuk aspek penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern pada Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan tahun 2009 yang lalu, Perusahaan telah melakukan upaya sebagai berikut: 1. Dalam rangka penyempurnaan sistem pengelolaan database risiko operasional, telah dilakukan sosialisasi dan implementasi aplikasi OPRA (Operational Risk Assessor) ke seluruh unit kerja BRI pada level divisi/ desk Kantor Pusat sampai dengan level Kantor Cabang. Sosialisasi dan implementasi tersebut telah diselesaikan pada awal triwulan IV tahun Sistem Informasi Manajemen yang mendukung penerapan manajemen risiko terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh risiko menjadi Laporan Profil Risiko secara bank-wide yang disajikan dengan menggabungkan penilaian inherent risk secara kuantitatif dan penilaian Risk Control System (RCS) secara kualitatif untuk per jenis aktivitas fungsional. Aplikasi SIM yang digunakan untuk mendukung penerapan manajemen risiko antara lain: Treasury and Market Risk System (GUAVA) untuk risiko pasar Loan Approval System (LAS) dan aplikasi CRM Enhancement untuk risiko kredit Operational Risk Assessor (OPRA) untuk risiko operasional 3. Dalam rangka mendukung implementasi aplikasi manajemen risiko pasar dilakukan melalui implementasi sistem aplikasi Treasury and Market Risk (GUAVA). Dengan aplikasi sistem GUAVA, pengelolaan dan pengendalian risiko pasar dapat dilakukan secara harian yang terintegrasi dengan proses transaksi harian transaksi treasury. Adapun pengelolaan / pengendalian risiko pasar yang dapat dilakukan melalui aplikasi GUAVA ini antara lain : a. Perhitungan risiko pasar yang tersedia di aplikasi GUAVA menggunakan internal model (pendekatan value at risk) dengan pilihan metodologi: variance covariance, historical PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 205

60 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN simulation dan montecarlo simulation. Pengukuran value at risk dilakukan secara harian, sehingga manajemen dapat mengetahui potensi kerugian risiko pasar dari portofolio (instrumen keuangan) treasury yang terekspos risiko pasar (risiko nilai tukar dan risiko suku bunga). b. Monitoring terhadap limit transaksi dan limit risiko pasar dapat dilakukan setiap hari, sehingga manajemen dapat mengendalikan kerugian risiko pasar secara harian. c. Dapat melakukan perhitungan skenario stress testing risiko pasar, sehingga manajemen dapat mengetahui besarnya kerugian yang signifikan apabila terdapat kondisi ekstrim (krisis) terjadi setiap saat. 6. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure) BRI telah memiliki kebijakan untuk penyediaan dana kepada pihak terkait yang telah disesuaikan dengan Peraturan BI yang berlaku tentang BMPK dan telah menerapkan prinsip kehati-hatian melalui penyebaran/ diversifikasi portofolio atas penyediaan dana yang telah diberikan, sehingga tidak ada pelanggaran dan atau pelampauan BMPK atas penyediaan dana baik kepada pihak terkait (related party) maupun penyediaan dana besar (large exposure). Disamping itu, untuk menjamin independensi pengurus Bank terhadap potensi intervensi dari pihak terkait dalam pemberian putusan penyediaan dana, BRI menerapkan prinsip four-eyes principle. Berikut jumlah total baki debet penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) posisi 31 Desember No. Penyediaan Dana Debitur Jumlah Nominal (Rp Jutaan) 1. Kepada Pihak Terkait Kepada Debitur Inti a. Individual b. Group Penyediaan dana kepada pihak terkait dan kepada debitur inti tersebut di atas telah diberikan berdasarkan ketentuan umum perkreditan di BRI dan diputus oleh Komite Kredit sesuai kewenangan. 7. Rencana Strategis Bank Rakyat Indonesia Dalam rangka penerapan GCG, BRI telah mengembangkan suatu sistem perencanaan dan pengendalian perusahaan yang disusun secara sistematis, realistis dan terintegrasi dengan selalu memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal. Perencanaan Perusahaan dibagi dalam perencanaan jangka pendek 1 (satu) tahun yang dituangkan dalam Anggaran tahunan, perencanaan jangka menengah 3 (tiga) tahunan yang dituangkan dalam Business Plan serta perencanaan jangka panjang 5 (lima) tahunan yang dituangkan dalam Corporate Plan. Saat ini BRI menjalankan rencana korporasi jangka panjang Corporate Plan (Corplan) Tahun yang merupakan kelanjutan dari Corplan BRI Tahun Corplan BRI memuat pernyataan tentang grand strategy dan sasaran pengembangan bisnis BRI selama lima tahun, yaitu menjadi The Best Bank in Indonesia. Sehubungan dengan hal itu BRI telah menetapkan tema-tema tahunan untuk masingmasing tahun selama periode Corplan BRI Tahun sehingga proses pencapaian sasaran kerja menjadi lebih terfokus. Tema tahunan ini juga menjadi referensi dalam setiap penyusunan Business Plan/Rencana Bisnis Bank (RBB). Rencana strategis dan program kerja dalam RBB BRI disusun sesuai dengan visi dan misi BRI, yaitu fokus pada pelayanan kepada sektor UMKM namun dengan tetap memperhatikan peluang pada sektor bisnis yang lain. Tema tahunan yang menjiwai pelaksanaan rencana kerja pada tahun 2010 adalah tercapainya Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Peningkatan Kualitas Layanan, yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai action program. Penyusunan Rencana Bisnis Bank BRI sesuai ketentuan PBI No.12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 dan SE BI No.12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010 perihal Rencana Bisnis Bank Umum. Rencana kerja perusahaan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran manajemen dan secara ringkas telah disampaikan kepada seluruh pekerja BRI. 206 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

61 Beberapa program dan strategi baik di bidang bisnis maupun pendukung yang telah disusun BRI dalam rangka mencapai sasaran kinerja BRI adalah sebagai berikut : Fokus pada bisnis UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dengan tetap memaksimalkan peluang bisnis lain yang ada Memperkuat manajemen risiko Melakukan penetrasi pasar melalui product development dan market development Memperluas dan mengoptimalkan jaringan kerja Memanfaatkan teknologi informasi untuk pencapaian efisiensi operasional dan kecepatan pelayanan Menyediakan dukungan Sumber Daya Manusia, baik kualitas maupun kuantitas Pertanggungjawaban manajemen mengenai pelaksanaan masing-masing perencanaan dilakukan melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang di dalamnya termasuk evaluasi terhadap struktur organisasi Perusahaan, sistem dan prosedur, sumber daya manusia serta kinerja perusahaan termasuk pelaksanaan fungsi Audit Intern pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 207

62 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN VI. 1. Akses Terhadap Informasi Perusahaan Dalam berkomunikasi dan menyebarkan informasi kepada para pemangku kepentingan dalam mendapatkan informasi, BRI menggunakan berbagai media yang ada, yaitu media internet, cetak, radio, televisi, dan kegiatan atau event. Komunikasi Internal Komunikasi Internal dilakukan untuk mengonsolidasikan seluruh organ dan pekerja di dalam lingkungan BRI agar memiliki visi yang sama dan fokus pada tujuan Perseroan. Adapun media yang digunakan untuk komunikasi internal antara lain sebagai berikut: Surat Edaran BRI menggunakan Surat Edaran untuk mengkomunikasikan kebijakan dan peraturan terbaru di dalam Perseroan. Informasi yang disebarkan umumnya berisi tentang sosialisasi kebijakan manajemen dan/atau komunikasi antar divisi atau unit kerja untuk melaksanakan fungsinya. Public Folder Public folder di gunakan juga untuk menyebarkan informasi yang bersifat umum bagi seluruh pekerja di lingkungan BRI. BRI Vision BRI Vision adalah media komunikasi elektronik visual yang menginformasikan fitur-fitur perbankan yang dimilki BRI. BRI Vision diletakan pada posisi-posisi strategis di dalam gedung BRI. BRI menggunakan sarana teknologi informasi yang telah diterapkan di lingkungan BRI. merupakan salah satu sarana komunikasi antar pekerja dan dari Manajemen Perseroan kepada para pekerja BRI. Forum Komunikasi Sarana komunikasi pihak manajemen BRI kepada para pejabat senior dalam menyampaikan target dan rencana bisnis Perseroan. BRI secara rutin menyelanggarakan Forum Komunikasi minimal satu tahun sekali. Dalam forum ini, Direksi BRI mengkomunikasikan rencana bisnis BRI untuk tahun berjalan kepada para Kepala Divisi dan Pemimpin Wilayah. Selanjutnya, para Pemimpin Wilayah akan meneruskan target dan rencana bisnis BRI melalui Forum Komunikasi Wilayah KETERBUKAAN INFORMASI kepada para Pemimpin Cabang di wilayahnya. Forum Strategis Forum Strategis dilakukan minimal satu tahun sekali. Dalam forum ini Direksi mengkomunikasi strategi BRI langsung kepada para Pemimpin Wilayah, Inspektur maupun Pimpinan Cabang. Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan citra Perseroan di mata masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Adapun jenis informasi dan media yang digunakan BRI dalam melakukan komunikasi eksternal Perseroan antara lain sebagai berikut: Company Visit Untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif, stakeholders dapat menghubungi : Sekretariat Perusahaan Telepon : Faksimili : humas@bri.co.id Website Untuk memudahkan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mendapatkan informasi, BRI menyediakan akses dengan memanfaatkan dukungan teknologi informasi yang handal melalui website BRI juga secara aktif melakukan publikasi dari setiap aksi korporasi yang dilakukan melalui press release. Untuk investor, BRI menyediakan akses langsung melalui website Siaran Pers Siaran pers digunakan untuk menginformasikan pencapaian atau kegiatan yang dilakukan BRI. Target audience siaran pers adalah masyarakat umum, terutama para jurnalis. Masyarakat dapat dengan mudah mendapat siaran pers ini di website BRI dengan alamat Publikasi Laporan Keuangan Triwulanan di media cetak. BRI secara aktif melakukan publikasi Laporan Keuangan di media cetak nasional setiap triwulan. Tujuan publikasi ini adalah menginformasikan perkembangan bisnis BRI kepada masyarakat, pemegang saham, dan stakeholder lainnya. 208 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

63 Analyst Meeting & Press Conference BRI secara aktif melakukan Analyst Meeting & Press Confrence setiap triwulanan. Tujuan publikasi ini adalah menginformasikan perkembangan bisnis BRI kepada analis dan jurnalis media. Public Expose Sebagai perusahaan terbuka BRI wajib menyelenggarakan public expose atau paparan publik mengenai kinerja perusahaan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Iklan Iklan digunakan sebagai alat untuk mengelola citra dan meningkatkan awareness terhadap BRI beserta produk-produknya. Media yang digunakan BRI untuk menyebarluaskan iklan di masyarakat antara lain adalah surat kabar, majalah, televisi, dan radio. Sebelum mempublikasikan sebuah iklan, BRI selalu menganalisis media dan target audiences agar iklan dapat berfungsi dengan efektif. Event BRI juga melakukan kegiatan yang bersifat komersial untuk meningkatkan citra dan awareness BRI di kalangan masyarakat luas. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain adalah Untung Beliung BritAma dan Pesta Rakyat Simpedes. 2. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank yang Belum Diungkapkan dalam Laporan Lainnya BRI telah menyampaikan seluruh informasi keuangan dan non keuangan yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara transparan kepada publik melalui berbagai sarana media cetak maupun elektronik, termasuk publikasi laporan keuangan di website BRI, BI dan BUMN-online dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut: No Jenis Laporan Disampaikan kepada 1 Laporan Keuangan Tahunan a. Bank Indonesia 2 Laporan Tahunan dan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan BRI b. Bapepam-LK c. Badan Pengawas Keuangan (BPK) d. Kementerian BUMN e. Kementerian Keuangan f. Bursa Efek Indonesia (BEI) a. Bank Indonesia, Bapepam-LK, BEI, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, LPS b. YLKI c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia d. Asosiasi bank-bank di Indonesia e. LPPI f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan: LM-FEUI dan INDEF g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan Majalah InfoBank dan Majalah Investor PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 209

64 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN No Jenis Laporan Disampaikan kepada 3 Laporan Posisi Simpanan LPS 4 Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia 5 Laporan ATMR dan KPMM Bank Indonesia 6 Laporan Realisasi RBB Bank Indonesia 7 Laporan Tingkat Kesehatan Bank Bank Indonesia 8 Laporan Pembayaran Dividen Kementerian Keuangan 3. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Per 31 Desember 2010 kepemilikan saham oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi BRI tidak ada yang melebihi 5% (lima perseratus) dari modal disetor BRI, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri. Daftar kepemilikan saham Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilihat dibagian Share Option. Pernyataan mengenai kepemilikan saham tersebut telah dituangkan oleh masing-masing Dewan Komisaris dan Direksi dalam Surat Pernyataan. 4. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak saling memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/ atau Pemegang Saham Pengendali Bank. Pernyataan tidak adanya hubungan keuangan dan hubungan keluarga di antara Dewan Komisaris dan Direksi telah dituangkan dalam Surat Pernyataan dan telah dilaporkan kepada pihak regulator. 5. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi mendapatkan sejumlah remunerasi dan fasilitas seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam 1 tahun. 210 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

65 Paket/Kebijakan dan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain Dewan Komisaris Jumlah Diterima Dalam 1 Tahun (2010) Direksi Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan (Rp) Orang Remunerasi Gaji Bonus Tunjangan Rutin 1) Tantiem Fasilitas Dalam Bentuk Natura Perumahan (Tidak/Dapat Dimiliki) Transportasi (Tidak/Dapat Dimiliki) Santunan(Tidak/Dapat Dimiliki) Jumlah Remunerasi Per Orang Dalam 1 Tahun Jumlah Dewan Komisaris Jumlah Direksi Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan (Rp) Orang Di Atas Rp. 2 Miliar ) ) Di Atas Rp. 1 Miliar S.D Rp 2 Miliar Di Atas Rp. 500 Juta S.D Rp 1Miliar Rp. 500 Juta Ke Bawah 1) Meliputi THR, Cuti, Kesehatan dan Komunikasi Pihak Independen 2) Jutaan (Rp) Jumlah Pihak Independen 2) Pihak Independen Adalah Pihak Di Luar Bank Yang Tidak Memiliki Hubungan Keuangan, Kepengurusan, Kepemilikan Saham &/ Hubungan Keluarga Dengan Dewan Komisaris, Direksi &/ Pemegang Saham Pengendali Atau Hubungan Lain Yang Dapat Mempengaruhi Kemampuannya Untuk Bertindak Independen. 3) Termasuk yang diterima oleh 2 orang Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya pada saat RUPST tanggal 20 Mei ) Termasuk yang diterima oleh 2 orang Direktur yang berakhir masa jabatannya pada saat RUPST tanggal 20 Mei 2010 Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi: Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Dewan Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham Seri A, untuk disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan market practice, kondisi perekonomian, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta pencapaian kinerja Perusahaan. Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan Dewan Komisaris yang telah diberi kewenangan oleh Rapat Umum Pemegang Saham sesuai Anggaran Dasar. Dewan Komisaris menyusun dan menetapkan fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam suatu Kebijakan Remunerasi berdasarkan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Review dilakukan setiap tahun oleh Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai tugas dan fungsi di bidang Remunerasi. Jutaan (Rp) PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 211

66 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PRAKATA 6. Share Option BRI telah menetapkan kebijakan internal mengenai pemberian Share Option dengan mengacu kepada Peraturan Bapepam Nomor : Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus Pemberian saham dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap dalam waktu 3 tahun sebagai berikut : 1. MSOP Tahap I dilaksanakan pada saat IPO yaitu tanggal 10 November MSOP Tahap II dilaksanakan pada tahun ke-2 setelah IPO 3. MSOP Tahap III dilaksanakan pada tahun ke-3 setelah IPO Saham yang dimiliki oleh jajaran Direksi (selain Direktur Utama) diberikan pada saat yang bersangkutan sebagai pejabat eksekutif. NAMA DEWAN KOMISARIS Saham Bonus Saham Diskon Saham Jatah Tambahan Saham MSOP 1 Saham MSOP 2 Saham MSOP 3 Total Saham Bunasor Sanim Soedarjono Agus Suprijanto Heru Lelono Baridjussalam Hadi Adhaksa Dault Aviliani PIHAK INDEPENDEN DIREKSI NAMA Saham Bonus Saham Diskon Saham Jatah Tambahan NIHIL Saham MSOP 1 Saham MSOP 2 Saham MSOP 3 Total Saham Sofyan Basir Sarwono Sudarto Sulaiman Arif Arianto Bambang Soepeno Lenny Sugihat Asmawi Syam Suprajarto Agus Toni Soetirto Djarot Kusumayakti Achmad Baiquni PEJABAT EKSEKUTIF Komite Nominasi & Remunerasi Rekomendasi Dewan Komisaris Usulan RUPS Keputusan Remunerasi Harga Opsi Harga Opsi Sesuai aturan Bursa Sesuai aturan Bursa Jangka Waktu Jangka Waktu 5 tahun 5 tahun 212 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

67 Catatan : *). Atas saham yang diberikan pada jajaran Direksi merupakan pembagian saham pada saat yang bersangkutan menduduki jabatan Kadiv, Wakadiv, Pinwil dan Wapinwil (pejabat eksekutif) kecuali Direktur Utama, dan telah sesuai dengan ketentuan Bapepam-LK **). Bapak Achmad Baiquni dan Bapak A. Toni Soetirto tidak mempunyai saham MSOP 7. Rasio Gaji (Upah) Tertinggi Dan Terendah Dalam rangka memberikan daya tarik, motivasi dan mempertahankan pekerja terbaiknya, BRI menyusun pengupahan berdasarkan praktek di pasar tenaga kerja bidang perbankan serta selalu mengkaji dan memperbaharuinya sesuai dengan perubahan dan perkembangan bisnis serta praktek pasar tenaga kerja bidang perbankan dengan tetap memperhatikan kemampuan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Upah pekerja BRI terdiri dari: upah pokok, tunjangan premium dan tunjangan peralihan yang disusun untuk memberikan penghargaan dalam rangka mewujudkan keadilan internal berdasarkan : a. Kontribusi jabatan dan peran jabatan b. Pengalaman kerja yang relevan dan telah terbukti c. Keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan d. Kinerja atau prestasi Perincian Rasio Gaji (Upah) Tertinggi dan Terendah Terdiri dari (Total Cash = 12 bulan upah + Tunjangan Cuti + THRK + Insentif + Bonus) a. Rasio Gaji Pegawai tertinggi dan terendah = 18,45 b. Rasio Gaji Direksi tertinggi dan terendah = 1,11 c. Rasio Honorarium Komisaris tertinggi dan terendah = 1,11 d. Rasio Gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi = 2,92 e. Rasio Gaji Direksi tertinggi dan pegawai terendah = 53,94 8. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) Selama tahun 2010, tidak terdapat Dewan Komisaris dan Direksi BRI yang terlibat kasus penyimpangan internal (internal fraud) maupun kasus hukum Posisi Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah Kasus yang Dilakukan Oleh Pegawai Tetap Pegawai Tidak tetap Total Fraud dan Indikasi Kasus Telah diselesaiakan Dalam Proses Penyelesaian Internal Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti dengan proses hukum Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan, Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Selama Tahun 2010 tidak terdapat perkara penting yang sedang dihadapi Perusahaan, Anggota Dewan Komisaris, dan Anggota Direksi yang berdampak pada kondisi keuangan Perusahaan PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 213

68 PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 10. Permasalahan Hukum Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, BRI tidak terlepas dari tuntuan hukum yang merupakan bagian dari kegiatan operasional Bank. Jumlah perkara hukum yang dihadapi BRI sampai dengan posisi 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Permasalahan Hukum Perdata / PHI / PTUN Pidana Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum tetap) 827 perkara 0 perkara Dalam proses penyelesaian 803 perkara 4 perkara Total perkara 4 perkara 11. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Seluruh tatanan dalam pelaksanaan GCG diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Dewan Komisaris dan Direksi BRI tentang Kebijakan GCG di BRI dan ketentuan internal tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Dalam rangka pemberian kredit, telah diatur ketentuan untuk lebih meningkatkan kehati-hatian Bank dan menghindari benturan kepentingan oleh pejabat pemutus, yaitu putusan kredit dalam jumlah tertentu wajib diputus oleh beberapa pejabat pemutus yang tergabung dalam Komite Kredit dan dikonsultasikan ke Dewan Komisaris. Disamping itu, pemberian fasilitas kredit kepada pihak terkait harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris. Prosedur analisis dan putusan kredit telah dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku termasuk prinsip independensi. Apabila terdapat potensi benturan kepentingan oleh pejabat pemutus, maka unit kerja pemrakarsa mengikutsertakan unit kerja yang independen untuk melakukan pembahasan bersama sehingga transaksi yang merugikan Bank dapat dihindari. Selama tahun 2010 Direktur Kepatuhan beserta jajaran Divisi Kepatuhan telah melakukan pengujian prinsip kehati-hatian terhadap rencana putusan dan rencana kebijakan Direksi baik di bidang perkreditan maupun non perkreditan. Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan bahwa BRI telah memiliki kebijakan tentang benturan kepentingan yang memadai dan tidak terdapat transaksi yang dikategorikan sebagai transaksi yang menimbulkan benturan kepentingan. No Nama dan Jabatan yang memiliki Benturan Kepentingan Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan N I H I L Jenis Transaksi Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah) 12. Buy Back Share dan atau Buy Back Obligasi Bank Selama tahun 2010 BRI tidak melakukan buy back share dan atau buy back obligasi. 13. Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik dan Sosial Selama tahun 2010, BRI tidak mengeluarkan dana untuk kegiatan politik. Keterangan 214 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

69 14. Pemberian Dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam menjalankan bisnisnya, BRI tidak hanya mementingkan keuntungan semata tetapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan di sekitar unit kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai tanggung jawab sosial, RUPS BRI telah menyetujui untuk menyisihkan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk membangun masyarakat dan lingkungannya melalui Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Adapun pada tahun 2010, BRI mengeluarkan dana sosial dalam rangka PKBL sebesar Rp51,32 miliar. Bidang Jumlah (Rp miliar) Sarana Umum 3,02 Bencana Alam 2,95 Pendidikan 26,83 Kesehatan 8,22 Sarana Ibadah 2,77 Pelestarian Alam 7,53 Total 51, Prosedur Penanganan Pengaduan Nasabah Sebagai komitmen perusahan terhadap perlindungan konsumen, BRI telah memiliki standar penanganan pengaduan nasabah sebagai berikut: Bagan prosedur penanganan pengaduan nasabah Pengaduan Nasabah Media yang digunakan : Media masa Website/ Melalui karyawan Unit Kerja Call Center Customer Respond Center Eskalasi permasalahan kepada unit kerja terkait Penyelesaian PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 215

70 PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN VII. SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN BRI telah melakukan Self Assessment Pelaksanaan GCG tahun 2010, yang mencakup halhal sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia dengan hasil Self Assessment kualifikasi SANGAT BAIK. Adapun kesimpulan dari self assessment tersebut adalah sebagai berikut : NO ASPEK YANG DINILAI 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris 2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Direksi 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 4 Penanganan Benturan Kepentingan 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 6 Penerapan Fungsi Audit Intern Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG BOBOT (a) PERINGKAT (b) NILAI (a) x (b) CATATAN *) 10% 1 0,1 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan. 20% 1 0,2 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan. 10% Komposisi dan pelaksanaan tugas Komite-Komite telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan efektif dan efisien 10% BRI telah memiliki kebijakan internal mengenai transaksi benturan kepentingan yang lengkap dan efektif. Tidak terdapat transaksi antara BRI dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (tidak terdapat benturan kepentingan). 5% Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank tergolong Baik. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan berjalan efektif. 5% Pelaksanaan fungsi audit intern berjalan sangat efektif, sesuai pedoman intern dan standar minimum SPFAIB. 216 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

71 NO ASPEK YANG DINILAI 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern 9 Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (related party) dan Debitur Besar (large exposures) 10 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal 11 Rencana Strategis Bank Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG BOBOT (a) PERINGKAT (b) NILAI (a) x (b) CATATAN *) 5% Bank telah melakukan pemilihan KAP dengan memperhatikan semua ketentuan dan aturan yang berlaku. KAP terpilih telah melakukan tugasnya secara profesional dan independen dan menyampaikan laporannya sesuai perjanjian kerja yang ditetapkan 7.50% Identifikasi dan pengendalian seluruh risiko bank efektif untuk memelihara kondisi internal bank yang sehat. Prosedur dan penerapan pengendalian intern komprehensif dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank. 7.50% BRI telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang up to date dan sangat lengkap, sehingga pengambilan keputusan dalam penyediaan dana dilakukan dengan sangat independen, diversifikasi penyediaan dana sangat merata dan dapat mencegah terjadinya pelanggaran/pelampauan BMPK 15% BRI telah menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan yang memadai, sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada stakeholders dan mudah diakses. 5% 1 0,05 Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Bisnis Bank disusun sesuai dengan visi, misi serta Rencana Korporasi. Nilai Komposit 100% 1,45 Penjelasan Nilai Hasil Komposit Nilai Komposit Nilai Komposit < = Nilai Komposit < 2.5 Baik Predikat Komposit Sangat Baik 2.5 = Nilai Komposit < 3.5 Cukup Baik 3.5 = Nilai Komposit < 4.5 Kurang Baik PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 217

72 PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN 4.5 = Nilai Komposit < 5 Tidak Baik LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Kekuatan dan Kelemahan Pelaksanaan GCG di BRI Kekuatan Adanya komitmen yang kuat dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan GCG pada setiap kegiatan usaha BRI dengan membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen semua organ perusahaan dan seluruh jajarannya. Untuk mendukung hal tersebut BRI telah memiliki : a. Budaya kerja yang secara terus menerus diimplementasikan dan dikembangkan melalui program peningkatan kinerja di setiap unit kerja BRI b. Kode etik (Code of Conduct) perusahaan, yang telah disepakati sebagai pedoman perilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehari-hari c. Kebijakan evaluasi dan penyempurnaan berbagai peraturan perusahaan dalam rangka memenuhi prinsip GCG d. Program-program sosialisasi oleh unit kerja terkait sehubungan dengan pelaksanaan GCG Kelemahan Tidak ada kelemahan signifikan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan GCG. Namun demikian, pelaksanaan GCG tidak terlepas dari kebutuhan Sistem Informasi Manajemen yang memadai. Untuk itu penyempurnaan atas sistem informasi perlu terus menerus dilakukan guna dihasilkannya informasi yang mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. 218 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

73 PRAKATA Analisis dan Pembahasan Manajemen profil perusahaan laporan keuangan bri 2011 anak perusahaan tanggungjawab sosial perusahaan tata kelola perusahaan berkesinambungan jajaran Audit Intern berupaya untuk melakukan penyesuaian terhadap standar audit yang sesuai dengan praktek terbaik saat ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas auditnya, jajaran Audit Intern terus berupaya melakukan proses peningkatan kompetensi auditor melalui sustainable education, yang diharapkan dapat memberikan pembekalan secara proporsional kepada auditor dalam menjalankan tugas auditnya. Audit Intern BRI juga telah membuat competency mapping serta kebutuhan pendidikan yang diselaraskan dengan perkembangan bisnis bank untuk dapat dipergunakan sebagai acuan untuk membangun kompetensi auditor bank. Disamping itu, Audit Intern secara rutin juga melaksanakan review serta benchmarking di dalam maupun diluar negeri untuk mengkinikan Pedoman Kerja serta Sistem dan Prosedur secara berkala sesuai perkembangan Audit Intern saat ini. 3. Kode Etik Kode Etik Perusahaan merupakan standar perilaku yang wajib menjadi pedoman bagi seluruh organ dan staf BRI dalam menjalankan tugasnya. BRI telah menetapkan Kode Etik Perusahaan yang didasarkan atas nilai-nilai budaya kerja, serta keseimbangan kepentingan dan kebutuhan stakeholder. Budaya kerja BRI merupakan dasar Kode Etik Perusahaan yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan, Kepemimpinan, Penghargaan pada Sumber Daya Manusia. Kode Etik BRI adalah sebagai berikut Mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di Bank Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan benturan kepentingan Menjaga segala informasi Bank dan segala informasi yang berhubungan dengan seluruh pihak yang memiliki hubungan bisnis dengan Bank 4. Fungsi Audit Ekstern Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh auditor intern BRI juga dilaksanakan oleh Auditor Ekstern diantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Pada tahun 2010, BRI telah menunjuk KAP yang terdaftar di Bank Indonesia, Bapepam dan Departemen Keuangan yakni KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst and Young) untuk mengaudit Laporan Keuangan tahun Sebelumnya BRI menunjuk KAP Purwantono, Sarwoko dan Sanjaya (Ernst & Young) untuk mengaudit laporan keuangan BRI tahun Ernst & Young merupakan salah satu dari 4 (empat) akuntan publik berskala Internasional (The Big Four). Penunjukan KAP berpedoman pada regulasi yang berlaku dan dipilih melalui tahapan proses seleksi dengan pelelangan terbatas/tender berdasarkan pemenuhannya terhadap kriteria: a. Berpengalaman sebagai auditor perbankan b. Memahami regulasi perbankan di Indonesia, perusahaan masuk bursa serta peraturan lainnya yang relevan. c. Berpengalaman dan memahami sistem aplikasi dan teknologi perbankan. d. Memahami produk perbankan. e. Berpengalaman dan paham mengenai manajemen risiko. BRI tidak pernah melakukan penunjukkan KAP yang sama untuk periode audit 5 (lima) tahun buku berturutturut dan dengan partner yang sama selama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Dalam hal penunjukannya, terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari RUPS dan rekomendasi Komite Audit. Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP adalah sebesar Rp ,- (Empat Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Lima Juta Rupiah) sudah termasuk PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang berlaku. Imbalan jasa tersebut sudah termasuk out of pocket expenses (OPE). Penugasan telah dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi aspekaspek sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, antara lain: a. Kapasitas KAP b. Legalitas perjanjian kerja c. Ruang lingkup audit d. Standar profesional akuntan publik e. Komunikasi BI dengan KAP Disamping itu, KAP yang ditunjuk telah melaksanakan kewajiban KAP lainnya sebagaimana yang ditetapkan oleh ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan Standar Akuntansi Keuangan, Bank Indonesia, Bapepam, perpajakan, dan peraturan-peraturan lain yang relevan. 202 laporan tahunan 2010 Pt Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.

74 Bab 5 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Gasing berputar pada poros dan seimbang pada satu titik. Mengatur kestabilan putaran gasing merupakan kunci permainan ini. Dalam menjalankan bisnisnya, BRI selain menghasilkan keuntungan untuk pemegang saham, juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Keseimbangan

75 TATA KELOLA PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN PROFIL PERUSAHAAN PRAKATA LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Visi BRI untuk menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah tidak akan terwujud tanpa dukungan salah satu pemangku kepentingan utama perusahaan, yaitu masyarakat di lingkungan wilayah operasional perusahaan. Visi BRI sebagai bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepentingan nasabah tidak akan terwujud tanpa dukungan dan dan peran serta masyarakat di lingkungan operasional perusahaan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang didedikasikan untuk kepentingan masyarakat khususnya di sekitar wilayah operasional BRI merupakan salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan untuk ikut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan bangsa. PKBL merupakan tanggung jawab sosial yang telah diamanahkan pemegang saham BRI yang pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Penyisihan laba perusahaan untuk kegiatan PKBL tiap tahunnya diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI. Program Kemitraan Program Kemitraan BRI merupakan kegiatan pembinaan dan penyaluran pinjaman kepada usaha mikro dan kecil termasuk koperasi yang memenuhi kelayakan usaha tetapi belum bisa dilayani dengan skim kredit komersial. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil untuk menjadi usaha yang tangguh di kemudian hari dan selanjutnya dapat mengakses produk pinjaman komersial BRI. Selain melayani pinjaman kemitraan dengan persyaratan yang ringan, BRI juga membina mitra binaan untuk lebih mengembangkan usahanya. Kegiatan yang sering dilakukan adalah mengikutsertakan mitra binaan pada berbagai pameran baik daerah maupun nasional. Kegiatan ini membantu mitra binaan dalam pemasaran produk mereka. Pada tahun 2010, BRI telah menyalurkan dana Program Kemitraan sebesar Rp6,75 miliar dalam bentuk pinjaman kemitraan kepada 231 mitra binaan dan Rp1,05 miliar untuk kegiatan pembinaan. 38 % Realisasi Pinjaman Kemitraan 2010 Sektor Usaha 4 % 9 % dalam Rp miliar Industri 2.41 Perdagangan 2,58 Pertanian 0,05 Peternakan 0,82 Perkebunan 0,03 Perikanan 0,28 Jasa 0,60 Lainnya 0 Total 6,75 12 % 1% Pertanian Realisasi Pinjaman Kemitraan % 220 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

76 BRI Peduli Program Bina Lingkungan yang selanjutnya disebut BRI Peduli merupakan pemberdayaan sosial untuk meningkatkan kehidupan masyarakat sekitar wilayah operasional BRI menjadi lebih baik. Ruang lingkup program BRI Peduli adalah perbaikan sarana umum, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ibadah, pelestarian alam, dan bantuan korban bencana alam. Sampai dengan akhir tahun 2010, BRI telah menyalurkan dana Bina Lingkungan BRI Peduli sebesar Rp48,82 miliar dan BUMN Peduli sebesar Rp2,50 miliar. 6% 17% Penyaluran Dana Bina Lingkungan 2010 Rp miliar BRI Peduli 48,82 Bencana Alam 2,45 Sarana Ibadah 2,77 Pendidikan 26,83 Kesehatan 8,22 Sarana Umum 3,02 Pelestarian Alam 5,53 BUMN Peduli 2,50 Bencana Alam 0,50 Pelestarian Alam 2,00 11% 6% Penyaluran Bina Lingkungan % 55% PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 221

77 PROFIL PERUSAHAAN PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN BRI Peduli Sarana Umum Kebutuhan prasarana umum sangat diperlukan masyarakat untuk menunjang kondisi perekonomian dan sosialnya. BRI membantu mewujudkannya dalam bentuk BRI Peduli Sarana Umum. Bentuk bantuan yang diberikan antara lain pengadaan sepeda motor sampah, bantuan mobil jenazah dan mobil feeder pasien rumah sakit, pembuatan halte bus, pembangunan tempat pedagang kaki lima dan perbaikan pasar tradisional yang dikemas dalam program BRI Peduli Pasar Rakyat (BRI PESAT). BRI Peduli telah menyalurkan Rp3,02 miliar untuk kegiatan ini. LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Bantuan halte bus di RSUD Aceh Barat BRI Peduli Bencana Alam Bencana alam yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat menimpa siapa saja. BRI Peduli Bencana Alam mencoba secepatnya tanggap dengan situasi bencana ini. BRI telah menyalurkan Rp2,45 miliar untuk program penanggulangan bencana. Bantuan yang disalurkan meliputi pengadaan tenda pengungsian, bahan makanan, kebutuhan sandang, obat-obatan, selimut, dan kebutuhan darurat lainnya. Selama tahun 2010, BRI telah menyalurkan bantuan untuk penanggulangan bencana di Merapi, Mentawai, dan Wasior. Penyerahan bantuan kepada korban bencana alam Mentawai Bantuan mobil jenazah untuk Yayasan Masjid Al Falah 222 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

78 BRI Peduli Pendidikan BRI sangat menyadari bahwa masa depan bangsa ini ditentukan oleh kualitas pendidikan generasi mudanya. BRI menyalurkan bantuan pendidikan dalam bentuk beasiswa bagi siswa SLTA dan Perguruan Tinggi, pembangunan sarana pendidikan, dan renovasi gedung sekolah. Dana sebesar Rp26,83 miliar telah disalurkan untuk program BRI Peduli Pendidikan. Mahasiswa penerima beasiswa BRI untuk lulusan terbaik SMU di Papua dan Papua Barat BRI Peduli Kesehatan Salah satu wujud kepedulian BRI dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia adalah dengan berperan serta dalam kegiatan BRI Peduli Kesehatan. BRI telah menyalurkan dana sebesar Rp8,22 miliar dalam bentuk bakti sosial pelayanan kesehatan gratis, bantuan pembangunan rumah sehat, pengadaan ambulans, donor darah, dan kegiatan pasar murah untuk memenuhi kebutuhan sembako bagi warga yang kurang mampu. BRI Peduli Sarana Ibadah Kenyamanan sarana ibadah menjadi salah satu perhatian BRI. BRI Peduli telah menyalurkan dana sebesar Rp2,77 miliar untuk perbaikan tempat ibadah, kegiatan hari besar keagamaan, dan pembangunan sarana ibadah di sekitar unit kerja BRI di seluruh Indonesia. Bantuan pembuatan masjid di Padang Penyambutan calon mahasiswa baru Universitas Diponegoro Semarang asal Papua Khitanan massal memperingati HUT BRI 115 PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 223

79 PROFIL PERUSAHAAN PRAKATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN BRI Peduli Pelestarian Alam Keseimbangan alam perlu dijaga demi keberlangsungan kehidupan manusia. Melalui program BRI Peduli Pelestarian Alam, bersama dengan masyarakat sekitar, BRI memelihara dan melestarikan lingkungan hidup. Kegiatan yang dilakukan berupa penanaman pohon di lahan sekitar unit kerja BRI dengan tanaman produktif, dan instalasi biogas untuk mensosialisasikan pemanfaatan energi terbaru kepada masyarakat sekitar unit kerja. Dana yang telah disalurkan untuk kegiatan ini sebesar Rp6,01 miliar. LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Bantuan penghijauan di Lereng Merapi Program Bina Lingkungan BUMN Peduli Sebesar 30% dari dana Bina Lingkungan telah dialokasikan BRI untuk kegiatan Bina Lingkungan BUMN Peduli dengan ruang lingkup kegiatan yang telah ditetapkan oleh Menteri BUMN. Program Bina Lingkungan sebesar Rp2,50 miliar telah disalurkan untuk bantuan tanggap darurat korban bencana alam erupsi Gunung Merapi dan bantuan reboisasi daerah aliran sungai ( DAS ) Citarum. Pasar murah BRI Peduli 224 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

80 6 Bab Anak Perusahaan Permainan Ular Naga biasa dimainkan sambil bernyanyi oleh 5-10 orang yang terbagi dalam tiga kelompok: sebagai gerbang, kepala naga, dan tubuh ular naga. Gerbang akan memilih dan menangkap salah satu pemain dari kelompok ular setelah nyanyian ular naga selesai. Ekspansi usaha ke segmen pasar yang baru, secara organik maupun non-organik, direncanakan dengan matang, selaras dengan rencana jangka panjang BRI. Selektif

81 PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN PT BRI Syariah PT Bank BRISyariah (BRISyariah) didirikan dengan dilandasi oleh keinginan BRI untuk melayani seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk untuk melayani kebutuhan perbankan syariah. Untuk mewujudkannya, pada tanggal 14 April 2002 didirikan Unit Usaha Syariah BRI (UUS) dengan 2 kantor cabang yang beroperasi di Jakarta dan Serang. RIWAYAT USAHA PT Bank BRISyariah (BRISyariah) didirikan dengan dilandasi oleh keinginan BRI untuk melayani seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk untuk melayani kebutuhan perbankan syariah. Untuk mewujudkannya, pada tanggal 14 April 2002 didirikan Unit Usaha Syariah BRI (UUS) dengan 2 kantor cabang yang beroperasi di Jakarta dan Serang. Dengan semakin berkembangnya syariah di Indonesia, BRI mengakuisisi Bank Jasa Arta, sesuai dengan Akta Akuisisi No.61 tertanggal 19 Desember 2007 yang ditandatangani di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, di mana BRI memiliki 99,99875% dari jumlah saham serta sebesar 0,00125% dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pekerja BRI. Tahun 2008, Bank Jasa Arta dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah serta merubah kegiatan usahanya dari usaha bank umum konvensional menjadi bank umum syariah. Hal ini didasarkan pada Akta No. 45 tanggal 22 April 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, serta Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/67/ KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 16 Oktober Selanjutnya, untuk meningkatkan kinerja dan daya saing BRI khususnya dalam segmen usaha syariah, serta memperhatikan perlunya pengelolaan bisnis perbankan syariah secara lebih fokus, maka manajemen BRI pada tanggal 19 Desember 2008, sesuai dengan Akta No. 27 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta memutuskan untuk melakukan pemisahan (spin-off) atas UUS BRI dan menggabungkannya ke dalam PT Bank BRI Syariah, efektif sejak tanggal 1 Januari PRODUK DAN JASA PERBANKAN SYARIAH Visi BRISyariah adalah menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah, untuk kehidupan yang lebih bermakna. Untuk mewujudkan visi tersebut, BRISyariah telah melakukan pengembangan dan pengemasan produk dan layanan jasa yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Produk dan layanan yang dikembangkan BRISyariah, meliputi produk - simpanan (funding), produk pembiayaan (financing), dan layanan e-banking. Produk simpanan ditujukan untuk perseorangan dan badan hukum. Jenis simpanan untuk perorangan terdiri dari Tabungan BRIS, deposito, giro perorangan, dan tabungan haji, sedangkan untuk badan hukum adalah deposito dan giro. Ragam produk pembiayaan meliputi pembiayaan mikro (Mikro 25, Mikro 75, Mikro 100), pembiayaan konsumer (KPR, KMG, KMJ, KKB, Gadai, Talangan Haji), pembiayaan ritel & linkage (KopSyah, BPRS, multifinance, Kopkar dan Retail) dan pembiayaan komersial. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah, BRISyariah menyediakan layanan e-banking, alternative channels dan direct banking. Pengembangan layanan E-banking meliputi phone banking, internet banking, SMS banking, ATM, EDC dan cash management sedangkan alternative channels meliputi co-branding dan membership. 226 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

82 KINERJA USAHA Bank BRISyariah senantiasa berupaya untuk meningkatkan kinerjanya, dengan terus mengembangkan infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perangkat operasional lainnya. Hal ini terlihat pada kinerja BRISyariah selama tahun 2010 yang terus meningkat. Hingga akhir Desember 2010, jaringan kerja BRISyariah tersebar di seluruh pelosok Indonesia, mencapai 8 Kantor Cabang Induk, 26 Kantor Cabang, 52 Kantor Cabang Pembantu, 9 Kantor Kas serta 6 Kantor Layanan Syariah (KLS) yang berlokasi di jaringan kantor BRI (konvensional). Saat ini total pekerja BRISyariah sebanyak orang yang terdiri dari karyawan tetap dan pegawai outsource. Selama tahun 2010, BRISyariah fokus mengembangkan teknologi informasi (TI) dan e-banking, dengan terus membangun infrastruktur dan data center termasuk Management Info System (MIS). Guna memberikan kemudahan kepada para nasabah dan keragaman dalam fitur layanan, BRISyariah menjalin kerjasama dengan ATM Bersama, ATM Prima dan ATM BRI. Beragamnya produk dan jasa perbankan syariah yang ditawarkan dengan didukung jaringan kerja, teknologi dan SDM membuat BRISyariah terus tumbuh. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun pada akhir Desember 2010 mencapai sebesar Rp5,76 triliun atau meningkat 217,79% dibanding DPK tahun 2009 sebesar Rp1,81 triliun. Pembiayaan yang dilakukan BRISyariah di 2010 mencapai Rp5,53 triliun atau tumbuh sebesar 112,36% dibandingkan dengan pembiayaan tahun 2009 sebesar Rp2,60 triliun. Sementara itu, total aset BRISyariah pada tahun 2010 adalah sebesar Rp6,86 triliun atau tumbuh 115,78% dibanding total aset tahun 2009 sebesar Rp3,18 triliun. Sedangkan modal meningkat menjadi Rp955 miliar pada tahun 2010 atau tumbuh 112,87% dibandingkan dengan modal pada tahun 2009 sebesar Rp448 miliar. Rasio kecukupan modal (CAR) BRISyariah sebesar 21,51% pada tahun 2010 meningkat dari 20,66% pada tahun Pada tahun 2010 BRISyariah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp10,53 miliar mengalami penurunan dibanding tahun 2009 yang mencapai Rp16,2 miliar. Hal ini dikarenakan pada tahun 2010, BRISyariah melakukan ekspansi jaringan kantor serta peningkatan kualitas dan kuantitas teknologi informasi dan sumber daya manusia. BRISyariah telah memperoleh sejumlah penghargaan diantaranya The Most Favorite Service Quality & Product For Sharia Banking dari Property Bank pada 29 Juli Kemudian meraih 3rd Rank The Best Full-fledge Sharia Bank dari Islamic Finance pada Agustus Sertifikat ISO 9001:2008 juga diraih BRISyariah di tahun 2010 dalam implementasi ISO di bidang operasional dan layanan. Seluruh pencapaian kinerja BRISyariah yang menggembirakan selama 2010 itu akan menjadi landasan untuk lebih meningkatkan kinerjanya di masa mendatang sejalan dengan makin berkembangnya industri perbankan syariah di Indonesia. RENCANA PENGEMBANGAN Rencana bisnis hingga tahun 2014 telah ditetapkan, salah satunya adalah dengan memperluas jaringan kerja sebagai upaya memberikan pelayanan perbankan terbaik bagi nasabah. Target jumlah jaringan kerja BRISyariah pada tahun 2011 adalah 105 unit kerja dan Kantor Layanan Syariah (KLS). Pada tahun 2014, jaringan BRISyariah ditargetkan akan mencapai 200 unit kerja dan KLS. PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 227

83 LAPORAN KEUANGAN BRI 2011 ANAK PERUSAHAAN PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PRAKATA Target dan rencana bisnis BRISyariah tercermin dari sejumlah indikator keuangan. Target DPK untuk tahun 2011 adalah Rp9,47 triliun dan untuk di tahun 2014 adalah Rp27,90 triliun. Sedangkan target pembiayaan pada tahun 2011 adalah Rp9,22 triliun dan pada tahun 2014 sebesar Rp24,60 triliun. Untuk total aset, BRISyariah menargetkan pencapaian sebesar Rp10,56 triliun pada tahun 2011 dan Rp31,30 triliun pada tahun Untuk semakin mengembangkan bisnisnya, saat ini manajemen BRISyariah sedang mengajukan izin ke Bank Indonesia untuk menjadi Bank Devisa. Selain itu, BRISyariah akan bekerjasama dengan strategic partner untuk mendirikan Takaful Operator dalam rangka mengembangkan bisnis bancatakaful/ bancassurance. BRISyariah berencana akan go public pada 2013 untuk mempercepat laju pertumbuhan bisnis ke depan. 228 LAPORAN TAHUNAN 2010 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

Tata Kelola Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 150 150 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. Penajaman penerapan good corporate governance pada tahun 2011, termasuk fokus yang tajam terhadap pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE A. Komite Audit 1. Dasar pembentukan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Versi Versi 3.0 Fungsi Corporate Secretary Tanggal Efektif 5 November

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy

Lebih terperinci

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2018 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2018 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2018 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk Pelaksanaan RUPST 2018 Hari, Tanggal : Jumat, 23 Maret 2018 Tempat Waktu : Lt. 6 Menara Bank BTN : 14.00 WIB

Lebih terperinci

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA

Lebih terperinci

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 12 April 2016

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 12 April 2016 BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2016 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk Jakarta, 12 April 2016 Pelaksanaan RUPST 2016 Hari/Tanggal: Selasa, 12 April 2016 Waktu : 13.00 WIB s.d. Selesai

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN 2015 MATERI RAPAT

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN 2015 MATERI RAPAT PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. MATERI RAPAT Jakarta, 25 Februari 2014 Agenda 1: Persetujuan Laporan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 24 Maret 2016

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 24 Maret 2016 BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2016 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk Jakarta, 24 Maret 2016 Pelaksanaan RUPST 2016 Hari/Tanggal : Kamis, 24 Maret 2016 Waktu : 09.30 WIB s.d. Selesai

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : /DEKOM-BTN/ /2016 DAN DIREKSI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : SKB- /DIR-BTN/ /2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012 Posisi Dec 01 REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 01 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit No. Komponen GCG Nilai Bobot Perolehan Nilai

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI I. TUJUAN 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance)

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. A. DASAR HUKUM 1. Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.05/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Versi Versi 4.0 Fungsi Corporate Secretary Tanggal Efektif 1 Desember

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division Versi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan Versi Versi 3.0 Tanggal Efektif 5 November 2014 Kode dan Versi Sebelumnya/

Lebih terperinci

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 17 Maret 2017

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 17 Maret 2017 BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2017 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk Jakarta, 17 Maret 2017 MATA ACARA RUPST 2017 1 2 3 4 Persetujuan Laporan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 Yth. 1. Perusahaan Asuransi Jiwa; 2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 3. Perusahaan Reasuransi. di Indonesia RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG KOMITE YANG DIBENTUK

Lebih terperinci

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen) KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS Komite di bawah Dewan Komisaris Perseroan terdiri atas : 1. Komite Audit 2. Komite Pemantau Risiko 3. Komite Remunerasi dan Nominasi 4. Komite Tata Kelola Terintegrasi KOMITE

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015 1 PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015 3 3. Remunerasi adalah imbalan yang ditetapkan dan diberikan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris karena

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa - Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI Piagam Dewan Komisaris dan Direksi PT Grand Kartech, Tbk ( Piagam ) adalah panduan dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk I. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 35 Ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 11 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab 4. Pembentukan Komite-Komite 5. Fungsi

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Dewan Komisaris Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dewan Komisaris mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya usaha Perusahaan, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) Tujuan Komite Audit PT. Bank Central Asia, Tbk dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) 1. Landasan Hukum a. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ( PIAGAM KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT

KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT 1. Tugas Pokok Komite Audit BCA dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS Pedoman dan Tata Kerja Dewan Komisaris PEDOMAN DAN TATA KERJA Hal 1/11 RINCIAN PEDOMAN DAN TATA KERJA DAFTAR ISI 1.0 Statement of Policy..... 3 2.0 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris.......... 3

Lebih terperinci

PERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027

PERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027 ASPEK PENILAIAN : PERINGKAT PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 2 4 5 % A. Komposisi, Kriteria dan Indepensi Dewan Komisaris 2.000% 0.027 Jumlah Dewan Komisaris sekurang-kurangnya tiga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi 1. Latar Belakang Sebagai perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia, PT Surya Artha Nusantara Finance ( Perseroan ) memiliki

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia No.

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/5/DPNP Tanggal 9 April 03 Perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Lebih terperinci

% % % % 0.002

% % % % 0.002 ASPEK PENILAIAN : PERINGKAT 1 1 PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 1 4 5 % A. Komposisi, Kriteria dan Indepensi Dewan Komisaris.000% 0.07 1 Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan Komisaris

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris I. Landasan Hukum - Undang undang No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan - Undang Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal - Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas - Undang

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI I. TUJUAN PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BOARD MANUAL PT INDOFARMA (Persero) Tbk PENGANTAR 1

DAFTAR ISI BOARD MANUAL PT INDOFARMA (Persero) Tbk PENGANTAR 1 DAFTAR ISI BOARD MANUAL PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman PENGANTAR 1 CHARTER DEWAN KOMISARIS A. KEANGGOTAAN DAN KOMPOSISI 2 B. KETENTUAN JABATAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS 2 C. PROGRAM PENGENALAN PERSEROAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Komite Nominasi dan Remunerasi ( Komite ) berarti Komite yang dibentuk oleh dan bertanggung-jawab kepada

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I 1. Pengertian Piagam Komite Good Corporate Governance (GCG) adalah perangkat Dewan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) adalah panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) Daftar Isi 1. Landasan Hukum 2. Fungsi Dewan Komisaris 3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang 4. Pelaporan dan

Lebih terperinci

KOMITE PEMANTAU RISIKO ( PIAGAM PEMANTAU RISIKO )

KOMITE PEMANTAU RISIKO ( PIAGAM PEMANTAU RISIKO ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO ( PIAGAM PEMANTAU RISIKO ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20... -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR IX.I.6 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK I. LATAR BELAKANG Komite Nominasi dan Remunerasi ( Komite ) PT Unilever Indonesia Tbk., ( Perseroan ) adalah komite yang dibentuk dan bertanggung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

PENGUMUMAN HASIL KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk.

PENGUMUMAN HASIL KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. PENGUMUMAN HASIL KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (Perseroan) dengan ini memberitahukan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 2 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)

Lebih terperinci

PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK

PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK Edisi 2015 Daftar Isi DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Maksud dan Tujuan 4 1.3 Istilah-istilah

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI I. LATAR BELAKANG Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/Pojk.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Maksud dan Tujuan 5 1.3 Landasan Hukum 5 1.4 Definisi 5 BAB II KEANGGOTAAN 7 2.1 Struktur Keanggotaan 7 2.2 Masa Jabatan 7 2.3 Persyaratan Keanggotaan

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK Sehubungan dengan rencana penerbitan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang: a. Komite Yang Dibentuk Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Peraturan

Lebih terperinci

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS TUJUAN : Sebagai pedoman kerja bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai Perundang-undangan yang berlaku. Pedoman Kerja Dewan Komisaris ini

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci