ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SUTRADARA HANUM SALSABIELA RAIS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SUTRADARA HANUM SALSABIELA RAIS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA"

Transkripsi

1 ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SUTRADARA HANUM SALSABIELA RAIS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Endah Ayu Puspita Arum NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 i

2 ii

3 iii

4 PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Endah Ayu Puspita Arum; NIM : ; Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 25 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan, Endah Ayu Puspita Arum iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran dan mereka tidak dianiaya (QS. Al- Mu minun 62) PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, beliau adalah Bapak Deddy Yulihantoro dan Ibu Heni Andriyani. Mereka adalah kedua orang tua yang selalu memberikan nasihat dan doa restunya. Hadiah untuk adik-adikku: Bagus Bayu Pamukas dan Ajeng Dian Gayatri, sahabatsahabatku: Zulaekhah, Khikmah, Iin, dan Aftika, dan teman-teman seperjuangan kelas 8 B angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa dalam keadaan apapun. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Tindak Tutur Direktif pada Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penulis menyadari tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo Drs. H. Supriyono, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan belajar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Ketua Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yuli Widiyono, M.Pd. yang telah memberikan segala bantuan demi kelancaran perkuliahan dan penelitian; 3. Drs. H. Bagiya, M.Hum. Ketua Program Studi Pendidikan dan Bahasa Sastra Indonesia juga selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan meluangakan wakunya untuk membimbing tanpa kenal lelah; vi

7 4. Nurul Setyorini, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan motivasi, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan; 5. Dosen PBSI yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat baik bagi penulis dan dunia pendidikan; 6. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Mudah-mudahan segala amal baik dari berbagai pihak memperoleh balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun, pembaca, dan bagi pendidik di Sekolah Menengah Atas. Purworejo, 25 Agustus 2017 Penulis Endah Ayu Puspita Arum vii

8 ABSTRAK Arum, Endah Ayu Puspita Analisis Tindak Tutur Direktif pada Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)bentuk tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais; (2)fungsi tindak tutur direktif yang digunakan pada tokoh film Bulan Terbelah Di Langit Amerika; dan (3) skenario pembelajaran menyimak pada siswa kelas XI di SMA. Objek penelitian ini adalah tuturan pada tokoh film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais, dengan fokus penelitian tindak tutur direktif dalam film Bulan Terbelah Di Langit Amerika yang terdiri dari jenis dan fungsi tindak tutur direktif dan skenario pembelajarannya di kelas XI SMA. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode padan. Teknik penyajian data yang digunakan adalah teknik analisis informal. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan (1) jenis tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais sutradara Hanum Salsabiela Rais terdiri dari: (a) jenis permintaan, (b) jenis pertanyaan, (c) jenis perintah, (d) jenis larangan, (e) jenis pemberian izin, dan (f) jenis nasihat; (2) fungsi tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais terdiri dari: (a) fungsi tindak tutur direktif permintaan meliputi fungsi meminta, fungsi memohon, fungsi berdoa, fungsi menekan, dan fungsi mengajak, (b) fungsi tindak tutur pertanyaan meliputi fungsi betanya dan menginterogasi,(c) fungsi tindak tutur perintah dengan fungsi menyuruh, (d) jenis tindak tutur direktif larangan dengan antara lain fungsi melarang dan fungsi membatasi, (e) jenis tindak tutur direktif pemberian izin dengan fungsi memaafkan, dan (f) tindak tutur direktif nasihat meliputi fungsi nasihat dan fungsi memperingatkan (3) skenario pembelajaran keterampilan menyimak dengan media film Bulan Terbelah Di Langit Amerika di kelas XI SMA menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Langkah-langkah pembelajarannya:(a) pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (b) pendidik menyediakan film Bulan Terbelah Di Langit Amerika, (c) pendidik membimbing mengumpulkan informasi yang relevan, (d) peserta didik mempresentasikan hasil temuannya, (e) pendidik membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap penemuan peserta didik. Kata Kunci: tindak tutur direktif, film,skenario pembelajaran. viii

9 DAFTAR ISI JUDUL... PERSETUJUAN... PENGESAHAN... PERNYATAAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 i ii iii iv v vi viii ix xi A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Penegasan Istilah... 7 C. Identifikasi Masalah... 7 D. Pembatasan Masalah... 7 E. Rumusan Masalah... 8 F. Tujuan Penelitian... 8 G. Manfaat Penelitian... 9 H. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka Kajian Buku Hasil Penelitian yang Relevan B. Kajian Teoretis Pragmatik Tindak Tutur Jenis-jenis Tindak Tutur Tindak Tutur Direktif Skenario Pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Sumber data C. Objek Penelitian D. Fokus Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Teknik Analisis Data H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ix

10 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data B. Pembahasan Data BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kartu Pencatat Data Lampiran 2 Silabus Lampiran 3 RPP Lampiran 4 Skenario Film Lampiran 5 Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 6 Pengajuan Judul dan Pembimbing Skripsi Lampiran 7 Kartu Bimbingan Skripsi xi

12 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini berisi pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari beberapa subbab di antaranya latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. A. Latar Belakang Bahasa merupakan sebuah kunci utama dalam hal berkomunikasi yang dimiliki dan digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesama di sekitar lingkungan hidupnya. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya. Bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya adalah melalui sebuah tuturan. Komunikasi bukan hanya sekadar penyampaian bahasa melalui katakata melainkan selalu disertai dengan perilaku atau tindakan. Tindakan manusia ketika mengucapkan tuturan atau ujaran ini disebut dengan tindak tutur. Tindak tutur merupakan perwujudan dari fungsi bahasa. Di balik suatu tuturan terdapat fungsi bahasa yang tercermin dalam maksud dari tuturan tersebut. 1

13 2 Pragmatik merupakan ilmu yang yang mempelajari bahasa untuk mengungkapkan suatu maksud dari sebuah tuturan. Analisis pragmatik berupaya menemukan maksud penutur, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Analisis ini mempertimbangkan konteks tuturan yang harus dipahami oleh penutur dan mitra tutur. Situasi tutur adalah situasi atau keadaan yang melahirkan sebuah tuturan. Tindak tutur adalah hal penting di dalam kajian pragmatik (Rustono, 1999: 31). Konteks merupakan sesuatu yang menjadi sarana pemerjelas suatu maksud. Seseorang akan dapat memahami tujuan tuturan yang sedang berlangsung, dengan memahami konteks. Apabila seseorang memberikan penafsiran ataupun terjemahan terhadap kalimat atau ujaran tanpa melihat konteksnya maka seseorang itu diragukan untuk dapat menangkap informasi yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh penutur. Tindak tutur memusatkan perhatian pada cara penggunaan bahasa dalam mengomunikasikan maksud dan tujuan penutur. Makna yang dikomunikasikan tidak hanya dapat dipahami berdasarkan bahasa dalam bertutur, tetapi juga ditentukan oleh aspek komprehensif, termasuk aspek situasional komunikasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur sebagai suatu tindakan yang ditampilkan melalui ujaran dalam suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh situasi atau konteks dalam berbicara. Menurut Searle, tindak tutur dikategorikan menjadi lima jenis yaitu tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi. Dari kelima kategori tindak tutur tersebut, penulis ingin menganalisis salah satu

14 3 jenis tindak tutur yaitu tindak tutur direktif. Menurut Searle kategori tindak tutur direktif yaitu memesan, memerintah, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, menasihatkan (Tarigan, 2015: 43). Tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan. Penutur dalam menyampaikan tuturannya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Film suatu bentuk situasi artifisial yang kemunculannya diinspirasi dari kehidupan sosial yang berkembang pada masanya. Film banyak memberi gambaran tentang refleksi dunia nyata. Sebuah film terdapat adegan yang memuat dialog, karakter, tokoh, dan konteks yang memuat unsur pragmatik seperti tindak tutur, prinsip kesopanan, prinsip kerjasama, implikatur, dan efek perlokusi. Pengertian film dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lakon (cerita) gambar hidup, artinya film dimainkan dengan adegan-adegan, setting tempat, dan topik pembicaran tertentu. Dengan adanya adegan-adengan, setting tempat, dan topik pembicaran tertentu yang merupakan bagian dari konteks tuturan dapat berperan penting dalam membantu memahami maksud sebuah tuturan. Film bukan lagi sebuah hasil pencipataan karya seni kaum bangsawan atau hiburan bernilai mahal yang hanya mampu dinikmati kalangan atas, melainkan film merupakan hasil karya untuk masyarakat karena adanya berwujud seni (Rahma, 2014: 13). Film merupakan alat komunikasi massa yang paling dinamis dewasa ini. Apa yang terpandang oleh mata dan

15 4 terdengar oleh telinga, masih lebih cepat dan mudah ditangkap akal daripada apa yang hanya dapat dibaca yang memerlukan lagi pengkhayalan untuk menangkapnya. Film yang baik tidak memberikan hiburan semata tetapi mampu memberikan nilai moral, sarana informasi, pendidikan, dan pengekspresian seni. Film juga mampu menjadi jembatan pesan maupun solusi atas tema-tema yang berkembang di masyarakat baik sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Hal inilah yang menjadikan film dapat dijadikan sebagai media penyampaian pesan yang efekif dan layak untuk dikaji lebih jauh pada kajian tindak tutur. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tuturan yang terjadi pada komunikasi di dalam film karena di dalamnya banyak terdapat tuturan direktif yang menarik untuk diteliti lebih dalam. Dengan adanya beragam tuturan direktif yang ada pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais ini, menjadikan peluang bagi peneliti untuk menganalisisnya. Keistimewaan film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais diterbitkan oleh Maxima Picture menyampaikan pesan religius yang dikemas secara rapi pada ceritanya. Film ini memberikan banyak inspirasi kepada penonton terutama penonton muslim. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika dikemas ke dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga penonton dari luar negeri juga dapat memahami film tersebut. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika sudah dikunjungi kali tayang. Film ini memberikan pemahaman mengenai Islam di negara minoritas.

16 5 Pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat banyak sekali tuturan pragmatik terdapat banyak tuturan secara pragmatik yang menjadikan film tersebut layak sebagai objek penelitian. Penonton harus mengerti konteks yang sedang terjadi agar penonton tahu tujuan pembicaraan tokoh yang menjadi lawan tutur. Berikut disajikan salah satu kutipan tindak tutur direktif dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika, saat Azima menyuruh Abe untuk memberikan hadiah kepada Sarah putrinya. Abe, katanya kamu punya sesuatu untuk Sarah? (Bulan Terbelah di Langit Amerika: 00:01:18) Konteks: Dialog di atas dituturkan Azima kepada Abe, untuk memberikan hadiah kepada Sarah. Abe adalah ayah Sarah. Abe tentu saja sudah menyiapakan hadiah untuk diberikan kepada Sarah. Alasan penulis memilih film Bulan Terbelah di Langit Amerika sebagai bahan ajar pada pembelajaran menyimak di kelas XI SMA yaitu: 1. film Bulan Terbelah di Langit Amerika merupakan film yang bertemakan religius dan memiliki pesan moral baik untuk remaja dan orang dewasa. 2. belum ada penelitian tentang film Bulan Terbelah di Langit Amerilka yang diteliti oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi pembelajaran menyimak. 3. pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat banyak tuturan yang memiliki nilai pragmatis yang patut untuk dikaji.

17 6 Terkait dengan pembelajaran teks film, tindak tutur mempunyai peluang banyak terdapat dalam film, khususnya tuturan direktif yang terdapat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Oleh sebab itu, film memiliki relevansi untuk dijadikan bahan pembelajaran pemahaman isi teks film atau drama khususnya kelas XI SMA. Diharapkan hasil kajian dari tindak tutur direktif yang terdapat film Bulan Terbelah di Langit Amerika ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pertimbangan untuk bahan pembelajaran di SMA. Pemilihan bahan pembelajaran yang tepat dapat memengaruhi kualitas keberhasilan belajar peserta didik karena peserta didik cenderung jenuh dalam mengikuti pembelajaran jika hanya sekadar menyimak informasi yang disampaikan oleh pendidik dengan tuturan langsung di depan kelas atau dengan rekaman kemudian peserta didik menyimpulkan maksud isi informasi tersebut dan mengomentarinya secara langsung. Media film Bulan Terbelah di Langit Amerika merupakan media berbasis audio visual yang diharapkan mampu memotivasi serta minat peserta didik untuk belajar lebih giat lagi Sastra Indonesia. Media film diharapkan dapat menimbulkan gairah peserta didik dalam mamahami makna atau maksud isi film karena peserta didik cenderung lebih suka dengan media baru yang menarik perhatian. Selain itu, media film juga diharapkan mampu melatih peserta didik dalam berimajinasi mengenai isi dari film yang kemudian diekspresikan kembali oleh peserta didik dalam analisis tindak tutur direktif kaitannya dengan pembelajaran menyimak.

18 7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan hal-hal yang relevansi dengan penelitian ini, yakni: 1. pragmatik mengkaji makna yang berhubungan dengan situasi-situasi ujar yang di dalamnya terdapat suatu peristiwa tutur. Tindak tutur direktif merupakan tindak yang dilakukan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan pada tuturan tersebut. 2. keberhasilan pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh faktor penggunaan media atau bahan pembelajaran. Penggunaan media film diharapkan dapat menarik minat peserta didik terhadap pembelajaran bahasa; 3. film yang dipilih sebagai bahan pembelajaran bahasa tersebut adalah film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais karena film ini banyak terdapat tindak tutur direktif yang sangat tepat digunakan sebagai bahan pembelajaran menyimak. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pembatasan yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tindak tutur direktif yang digunakan tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang bernama Hanum, Rangga, Stefan, Azima, dan Jasmine. Tokoh-tokoh lainnya tidak dianalisis. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut.

19 8 1. Apa saja bentuk tindak tutur direktif yang digunakan tokoh film Bulan Terbelah di Langit Amerika? 2. Bagaimana fungsi tindak tutur direktif yang digunakan tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika? 3. Bagaimanakah skenario pembelajaran film Bulan Terbelah di Langit Amerika dengan pembelajaran keterampilan menyimak di kelas XI SMA? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam tokoh film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais; 2. mendeskripsikan fungsi tindak tutur direktif yang digunakan tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais; 3. mendeskripsikan skenario pembelajaran film Bulan Terbelah di Langit Amerika pada siswa kelas XI SMA. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu bahasa khususnya pragmatik bahasa Indonesia. Selain itu dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca mengenai

20 9 tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais. 2. Secara Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini memiliki maanfaat sebagai berikut: a. bagi calon pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan memperoleh metode yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran film sesuai dengan kurikulum. b. bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran menyimak. c. untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. G. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, perlu ditegaskan kembali istilah-istilah yang digunakan dalam judul tersebut. Berikut ini dipaparkan pengertian istilahistilah yang ada di dalam judul. 1. Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan. Penutur dalam menyampaikan tuturannya mempunyai tuturannya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Jadi, dapat

21 10 disimpulkan bahwa tindak tutur direktif adalah tindak tutur melakukan yang diucapkan penutur. 2. Skenario Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kejadian, peristiwa, kondisi dsb yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi peserta didik agar proses belajarnya berlangsung dengan mudah (Mulyono, 2011: 7). Skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urutan-urutan kejadian yang disusun dalam konteks dramatik. Skenario pembelajaran adalah skenari yang dibuat sengaja oleh seorang guru dalam proses komunikasiinteraktif dengan siswa menggunakan sumber belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi, maksud judul skripsi Analisis Tindak Tutur Direktif pada Film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajaran di Kelas XI SMA adalah penelitian terhadap tindak tutur direktif yang digunakan pada tokoh dan penerapannya dalam pembelajaran di kelas XI SMA. H. Sistematika Skripsi Sistematika penulisan skripsi sangat penting dalam menyusun penulisan laporan penelitian sekaligus pembahasan yang dibahas penelitian dalam. Penulis menyusun skripsi yang terdiri dari lima bab.

22 11 Pada bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, prakata, moto dan persembahan, dan abstrak. Bab I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II berisi tentang tinjauan pustaka dan kajian teoritis. Tinjauan pustaka menguraikan beberapa kajian buku yang digunakan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang menyoroti tindak tutur direktif yang dilakukan oleh Fetri (2014), Nur (2012), Kurniasari (2012) dan Ardianto (2013). Kajian teoretis menguraiakan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini. Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Metodologi penelitian memuat desain penelitian, sumber data, objek penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, teknik penyajian hasil analisis data. Bab IV berisi penyajian data dan pembahasan data. Penyajian data dan pembahasan data meliputi penyajian dari analisis data yang difokuskan pada aspek tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajarannya di SMA. Bab V berisi penutup. Penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan hasil pembahasan. Saran berisi usulan penulis terhadap pembaca, khususnya pihak yang diharapkan dapat memanfaatkan temuan penelitian ini. Untuk melengkapi ditambahkan daftar pustaka.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS Dalam bab II ini menguraikan tinjauna pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka berisi kajian buku yang digunakan dan hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis sedangkan kajian teroretis yang terdiri dari pragmatik, tindak tutur, kategori tindak tutur ilokusi, tindak tutur direktif dan skenario pembelajaran di SMA. A. Tinjauan Pustaka 1. Beberapa Kajian Buku Beberapa kajian buku ada, diantaranya yaitu buku yang berjudul Pengajaran Pragmatik (Tarigan, 2015) membahas tentang (1) hakikat dan fungsi bahasa, (2) tata bahasa dan pragmatik, (3) pragmatik dan tindak ujar, (4) ungkapan kebijaksanaan, (5) retorika antarpribadi, (6) lokusi, ilokusi, perlokusi, (7) aneka tindak komunikatif. Pokok-Pokok Pragmatik (Rustono, 1999) membahas tentang (1) definisi pragamatik, (2) konteks dan situasi tutur, (3) tindak tutur dan jenis-jenisnya, (4) prinsip percakapan, (5) implikatur percakapan. Selain buku-buku yang membahas tentang pragmatik, ada juga buku Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Sudaryanto, 2015) yang membahas tentang (1) metode padan dan metode agih, (2) teknik-teknik metode padan, (3) teknik-teknik metode agih, (4) teknik lesap, (5) teknik 12

24 13 ganti, (6) teknik perluas, (7) teknik sisip, (8) teknik balik, (9) teknik ubah ujud I: yang Parafrasal, (10) teknik ubah ujud II: yang non parafrasal, (11) teknik ulang, (12) teknik analisis yang lain. 2. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang membahas tentang tindak tutur telah banyak dilakukan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beberapa hasil penelitian yang relevan berhubungan dengan tindak tutur adalah milik Nur (2016), Kurniasari (2012), Fetri (2014) dan Ardianto (2013). Dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Direktif pada Dialog Film Cinta Suci Zahrana Sutradara Chaerul Umam, Relevansinya sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Menyimak dan Berbicara, dan Skenario Pembelajarannya Pada Siswa XI SMA. Dalam penelitiannya, Nur menemukan 6 jenis dan fungsi tindak tutur direktif pada film Cinta Suci Zahrana Sutradara Chaerul Umam terdiri dari: (1) jenis permintaan antara lain: fungsi mengajak, fungsi meminta, fungsi memohon, fungsi berdoa, fungsi menekan, dan fungsi mengajak, (2) jenis pertanyaan antara lain: fungsi bertanya dan fungsi menginterogasi (3) jenis perintah antara lain: fungsi menghendaki, dan fungsi mengarahkan, (4) jenis larangan antara lain: fungsi melarang, dan fungsi membatasi, (5) jenis pemberian izin antara lain: fungsi menyetujui, fungsi membolehkan, dan fungsi menganugerahi, dan (6) jenis nasihat antara lain: fungsi menasehati, fungsi

25 14 menyarankan, dan fungsi mengkonseling. Dalam penelitiannya Nur, mengaitkannya sebagai bahan ajar pembelajaran menyimak dan berbicara. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nur, dengan peneliti adalah sama-sama menganalisis tindak tutur direktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh Nur dan peneliti sama-sama menggunakan teknik simak. Metode yang digunakan untuk menganalisis data sama-sama menggunakan metode padan. Tidak hanya sama-sama menganalisis tindak tutur direktif, tetapi perbedaan penelitian Nur dengan peneliti terletak pada objek penelitian yang digunakan untuk menganalisis. Objek penelitian yang digunakan oleh Nur berupa dialog dalam film Cinta Suci Zahrana, sedangkan peneliti objek penelitiannya berupa tuturan tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajarannya. Selain penelitian Nur, Kurniasari juga menulis skripsi tentang tindak tutur. Kurniasari menulis skripsi yang berjudul Tindak Tutur Ilokusi Tokoh Aisha pada Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Relevansinya dengan Pembelajaran Keterampilan Menyimak dan Berbicara di SMA. Dalam skripsinya, dibahas penggunaan tuturan langsung dan tidak langsung serta tindak tutur ilokusi tokoh Aisha berdasarkan kategori menurut Searle meliputi: (1) asertif (menyatakan, mengemukakan pendapat, melaporkan, mengusulkan, dan mengeluh), (2) direktif (memerintah, memohon, menutut, memberi

26 15 nasihat, meminta dan mengajak), (3) komisif (menjanjikan), dan (4) ekspresif (mengucapkan terima kasih, memuji, dan mengkritik). Tindak tutur ilokusi yang ada pada tokoh Aisha dalam penelitian Kurniasari dihubungkan dengan pembelajaran keterampilan membaca dan menulis. Kurniasari hanya membahas tindak tutur ilokusi tokoh Aisha berdasarkan kategori Searle dan relevansinya dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari adalah samasama menganalisis tentang tindak tutur. Perbedaan penelitian Kurniasari dan peneliti terletak pada objek yang diteliti. Objek yang diteliti oleh Kurniasari hanya tuturan yang dimiliki oleh tokoh utama saja. Objek penelitian yang digunakan oleh Kurniasari adalah novel. Peneliti menggunakan tuturan antar tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Perbedaan lainya penelitian Kurniasari meneliti tindak tutur ilokusi yang ada pada tokoh utama dalam novel sedangkan peneliti meneliti tindak tutur direktif yang dituturkan pada tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Tidak hanya penelitian Nur dan Kurniasari yang membahas tentang tindak tutur. Fetri (2014) juga menulis skripsi tentang tindak tutur. Fetri menulis skripsi yang berjudul Tindak Tutur Direktif Dalam Dialog Film Ketika Cinta Bertasbih Karya Chaerul Umam. Dalam skrispsinya itu, ditemukan bentuk tindak tutur direktif perintah, permintaan, ajakan, nasihat, kritikan dan larangan.

27 16 Persamaan penelitian Fetri dengan peneliti adalah sama-sama menganalisis tindak tutur direktif. Data yang diperoleh Fetri dan peneliti sama-sama menggunakan metode simak dan teknik simak libat cakap. Walaupun sama-sama menggunakan teknik simak libat bebas tetapi peneliti tidak menggunakan teknik rekam. Perbedaan penelitian yang dilakukan Fetri dengan peneliti terletak pada objek penelitian. Objek yang digunakan oleh Fetri adalah dialog tokoh film Ketika Cinta Bertasbih karya Chaerul Umam. Penelitian ini objek penelitiannya berupa tuturantuturan tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Penelitian milik Fetri tidak dihubungkan dengan skenario pembelajaran sedangkan peneliti menghubungkannya dengan skenario pembelajaran. Penelitian milik Ardianto (2013) yang berjudul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Wacana Interaksi Kelas Anak Tunarungu. Dalam skripsinya, peneliti membahas tentang tindak tutur direktif yang digunakan oleh guru kepada Anak Tunarungu. Peneliti menemukan bentuk tindak tutur direktif guru dengan modus deklaratif, tindak tutur direktif dengan modus interogratif, tindak tutur direktif guru dengan modus inperatif. Selanjutnya, persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ardianto dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sama-sama berupa tindak tutur. Penelitian Ardianto dan peneliti juga sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian Ardianto dan penelitian ini adalah objek penelitiannya. Objek penelitian

28 17 Ardianto berupa tuturan yang diucapkan oleh guru kepada anak tunarungu, sedangkan penelitian ini objek penelitiannya berupa tuturan tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajaran di SMA. Perbedaan lainnya penelitian Ardianto data yang diperoleh melalui observasi nonpartisipan sedangkan penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik simak. B. Kajian Teoretis Kajian teori merupakan penjelasan kerangka teoretis yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari beberapa sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Di dalam kajian teori ini, penulis memaparkan definisi pragmatik, tindak tutur, jenis-jenis tindak tutur, tindak tutur direktif dan skenario pembelajaran. 1. Definisi Pragmatik Istilah pragmatik pertama kali muncul berasal dari seorang filosof pada tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Morris membagi ilmu tentang tanda menjadi tiga konsep dasar, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik. Morris mengartikan bahwa pragmatik adalah telaah mengenai, hubungan tanda-tanda dengan para penafsir (Tarigan, 2015: 30). Oleh karena itu, tanda-tanda yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah bahasa yang berawal dari suatu pemikiran dan kemudian berkembang pragmatik sebagai salah satu cabang linguistik. Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercangkup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain memperbincang-

29 18 kan segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelaskan secara tuntas oleh referensi langsung kepada kondisi-kondisi kebenaran kalimat yang diucapkan (Tarigan, 2015: 31). Secara kasar dapat dirumuskan: Pragmatik=maknakondisi-kondisi kebenaran. Menurut Levinson, pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa (Tarigan, 2015: 31). Yule menjelaskan pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh dan ditafsirkan oleh pendengar (Yule, 2006: 3). Leech mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungan dengan situasi-situasi ujaran. Pada saat seseorang mengucapkan sesuatu, maksud penutur menggunakan tuturan tidak selalu disampaikan secara langsung (Rustono, 1999: 1). Banyak orang menyampaikan maksud tuturannya dengan cara tidak langsung. Dalam hal ini, diperlukan konteks agar maksud pembicaraan dapat diketahui. Konteks sangat penting dalam kajian pragmatik. Tanpa adanya konteks, seseorang akan mengalami kendala saat menafsirkan maksud dari penutur menggunakan tuturan tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna yang dikaji dalam pragmatik adalah makna yang terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji maksud penutur. 2. Tindak Tutur Tindak tutur merupakan hal penting dalam kajian prgamatik. Tindak tutur merupakan unsur prgamatik yang melibatkan penutur dan mitra tutur. Rustono (1999: 31) mendefinisikan tindak tutur sebagai

30 19 kegiatan melakukan tindakan mengujarkan tuturan dengan memanfaatkan kalimat-kalimat. Oleh karena sifatnya yang sentral itulah, tindak tutur bersifat pokok di dalam pragmatik. Mengujarkan sebuah tuturan tertentu bisa dipandang sebagai melakukan tindakan (mempengaruhi, menyuruh) di samping memang mengucapkan atau mengujarkan tuturan itu. Dalam berkomunikasi setiap penutur akan melakukan kegiatan mengujarkan tuturan. Yule (2006: 82) mendefinisikan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat suatu tuturan. Setiap tindak tutur yang diucapkan oleh seorang penutur memiliki makna atau arti dalam tuturannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah unsur pragmatik yang melibatkan penutur dan mitra tutur. Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah aktivitas atau tindakan dalam ujaran yang memiliki makna. Tindak tutur pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur. Misalnya, tindakan larangan dapat dilakukan dengan tuturan Jangan mencoba mencari alamat rumah ini lagi. Maksud tuturan ini adalah tindakan melarang datang ke rumah itu lagi bukan mencari alamat rumah itu. 3. Jenis-Jenis Tindak Tutur Searle mengklasifikasikan ada tiga jenis tindak tutur yang diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act) (Wijana, 1996: 17).

31 20 a. Tindak Lokusi Tindak tutur lokusi disebut sebagai The Act of Saying Something. Tarigan (2015: 34), Leech (1993: 316), Wijana (1996: 17) mendefinisikan tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu dalam arti berkata atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Dalam tindak tutur lokusi, informasi yang disampaikan adalah sebenarnya. Tindak tutur ini tidak mengandung makna tersembunyi dibalik tuturanya dan tidak menghendaki adanya suatu tindakan atau efek tertentu dari mitra tuturnya. Tindak tutur lokusi tidak mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan. Tindak tutur ini berkenaan dengan apakah makna tuturan yang diucapkan itu. b. Tindak Ilokusi Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something. Tarigan (2015: 35) mendefinisikan tindak tutur ilokusi adalah melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi dapat dikatakan sebagai tindak yang terpenting karena tuturan yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya digunakan untuk mengatakan sesuatu, tetapi juga digunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi tidak mudah untuk diidentifikasikan karena tindak ilokusi

32 21 berkaitan dengan siapa bertutur, pada siapa, kapan dan dimana tindak tutur dilakukan. c. Tindak Perlokusi Tindak tutur perlokusi disebut juga dengan the act of affecting someone. Tindak perlokusi merupakan tuturan yang memberikan efek atau daya pengaruh kepada lawan tutur (Rustono, 1999: 36). Efek atau daya ujaran ini dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja atau tidak sengaja. Tanggapan tersebut tidak hanya berbentuk kata-kata, tetapi juga berbentuk tindakan atau perbuatan. Verba yang menandai tindak tutur perlokusi yaitu membujuk, menipu, mendorong, membuat jengkel, menakut-nakuti, menyenangkan, melegakan, mempermalukan, dan menarik perhatian. 4. Tindak Tutur Direktif Wijana (1996:18) menyatakan bahwa tindak ilokusi sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Searle menggolongkan tindak tutur ilousi ke dalam lima macam bentuk masing-masing memiliki fungsi komunikatif (Tarigan, 2015:42). Kelima jenis tindak tutur tersebut yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Tindak tutur direktif sebagai jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu (Tarigan,

33 :43). Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Beberapa verba yang menandai tuturan direktif ini terdiri dari: memesan, memerintahkan, memohon, meminta menyarankan, menganjurkan dan menasehatkan. Ibrahim (1993: 27) membagi tindak tutur direktif menjadi enam jenis tindak yaitu permintaan, pertanyaan, perintah, larangan, pemberian izin dan nasihat. a. Permintaan Permintaan adalah suatu bentuk tuturan yang bermaksud apa yang dinginkan oleh penutur dipenuhi oleh mitra tutur (Ibrahim 199: 28). Tujuan dari tindak tutur direktif permintaan adalah untuk memohon dan mengharapkan kepada mitra tutur supaya diberi sesuatu atau menjadi kenyataan sebagaimana yang diminta oleh penutur. Penutur mengekspresikan keinginannya agar mitar tutur melakukan tindakan atas keinginan penutur. Fungsi tuturan direktif permintaan meliputi; meminta, memohon, berdoa, mengajak dan menekan. Fungsi permintaan tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1) Fungsi Meminta Fungsi meminta digunakan penutur untuk mendapatkan sesuatu. Tindak tutur direktif meminta bertujuan untuk mengutarakan keinginan penutur. Penutur menyampaikan keinginannya dengan cara yang baik dan mempengaruhi agar mitra tutur mengabulkan keinginannya. Tindak tutur ini dilakukan oleh

34 23 penuturnya dengan berharap kepada mitra tutur mau melakukan tindakan yang dikatakan oleh penutur. 2) Fungsi Memohon Fungsi memohon digunakan untuk permohonan suatu hal dengan lebih santun dan hormat. Tindak tutur direktif memohon memiliki fungsi untuk memohon dengan cara yang baik agar mitra tutur mengabulkan tindakan yang disampaikan penutur. Dalam tindak tutur ini penutur lebih sopan dan baik dalam menyampaikan maksud tuturannya. 3) Fungsi Berdoa Fungsi berdoa digunakan untuk mengekspresikan harapan, dan pujian kepada Tuhan. Fungsi tindak tutur direktif berdoa diharapkan keinginan mitra tutur dapat memenuhi segala keinginan dari penutur. Fungsi ini biasanya dilakukan penutur dengan bersungguh-sungguh untuk mengharapkan sesuatu kepada Tuhan. 4) Fungsi menekan Tindak tutur direktif menekan digunakan penutur untuk memberikan desakan atau tekanan dari penutur kepada mitra tutur tehadap suatu hal. Tindak tutur ini biasanya disertai tindakan apabila mitra tutur mengabaikan apa keinginan penutur. Tindak tutur menekan ini untuk menerbitkan atau memnuhi keinginan penutur.

35 24 5) Fungsi Mengajak Tindak tutur direktif mengajak berfungsi untuk mengutarakan suatu ajakan. Fungsi ini biasanya mengacu pada hal positif dan menuju kebaikan. Dengan cara yang sopan dan baik, tindak tutur direktif ini akan lebih mempengaruhi mitra tutur. b. Pertanyaan Ibrahim (1993: 28) tindak pertanyaan adalah tuturan yang mengandung pertanyaan untuk mendapatkan informasi. Penutur mengekspresikan keinginan dan maksud bahwa proposisi tersebut benar atau salah. Tindak tutur ini bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi. Tuturan yang termasuk dalam fungsi pertanyaan adalah fungsi bertanya dan menginterogasi. Fungsi bertanya untuk mengungkapkan pertanyaan untuk meminta keterangan atau penjelasan sesuatu hal kepada mitra tutur. Fungsi bertanya digunakan untuk mendapatkan suatu informasi. Penutur berharap kepada mitra tutur menjawab pertanyaan yang dituturkan oleh penutu. Fungsi menginterogasi dilakukan untuk mengungkapkan pertanyaan yang memiliki sifat terstruktur, detail, dan cermat untuk mencari penjelasan atau keterangan. Penutur meminta kepada mitra tutur untuk menjawab tuturan dengan detail. c. Perintah Tindak perintah merupakan kehendak penutur kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Penutur mengekspresikan keinginannya

36 25 bahwa ujarannya dalam hubungan posisi di atas mitra tutur. Tuturan direktif pada jenis tindakan/perbuatan yang termasuk dalam perintah, meliputi tuturan; menghendaki, menyuruh, mengomando, menuntut, menginstrusikan, dan mensyaratkan. 1) Fungsi Menghendaki Fungsi menghendaki berfungsi untuk mengungkapkan keinginan atau kehendak kepada mitra tutur agar melakukan sesuatu. Tuturan ini menghendaki mitra tutur untuk melakukan tindakan yang diujarkan. Fungsi ini tidak mengharuskan mitra tutur melakukan apa yang dikehendaki, apabila penutur tidak mengekspresikan paksaan. 2) Fungsi Menyuruh Fungsi menyuruh merupakan bentuk tuturan yang bermaksud agar apa yang telah tuturkan penutur, mitra tutur mau melakukan sesuatu sebagaimana yang telah dituturkan oleh penutur. Fungsi ini mengekspresikan kepercayaan penutur kepada mitra tutur bahwa ujarannya mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur melakukan tindakan. 3) Fungsi Mengomando Fungsi mengomando untuk pemberian perintah dari atasan kepada bawahannya. Tuturan ini diharapkan penutur kepada mitra tutur agar melakukan apa yang dikatakan oleh penutur.

37 26 4) Fungsi Menuntut Fungsi menuntut berfungsi untuk mengekspresikan tututan seseorang agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan tersebut. Tindak tutur menuntut ini dapat lebih mudah dipenuhi apabila dilakukan dengan baik. Namun, apabila tuturan tersebut dengan paksaan yang tidak menyenangkan lawan tuturnya dapat menyebabkan perselisihan. 5) Fungsi Menginstrusikan Fungsi ini digunakan penutur untuk memberikan perintah secara langsung kepada mitra tutur. Fungsi menginstrusikan untuk mengekspresikan perintah atau aturan mengerjakan sesuatu. 6) Fungsi Mensyaratkan Fungsi mensyartkan digunakan untuk mengekspresikan ketentuan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tertentu. Tuturan ini mengungkapkan suatu tuturan untuk memberikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh tujuan penutur. d. Larangan Larangan merupakan suatu bentuk tuturan yang mempunyai maksud agar mitra tutur tidak mealukan tindakan oleh karena ujaran penutur. Tindak tutur ini merupakan tindak bahasa yang bertujuan supaya mitra tutur tidak boleh melakukan sesuatu. penutur mengekspresikan maksud mitra tutur tidak melakukan tindakan yang diucapakan. Tuturan jenis tindakan larangan meliputi; melarang dan

38 27 membatasi. Fungsi melarang pada dasarnya melarang mitra tutur untuk tidak melakukan sesuatu. Melarang berfungsi untuk mengekspresikan larangan agar mitra tutur tidak melakukan sesuatu yang diinginkan penutur. Membatasi berfungsi untuk mengekspresikan pemberian batas kepada mitra tutur. e. Pemberian Izin Pemberian izin mengekspresikan maksud penutur sehingga mitra tutur percaya bahwa ujaran penutur mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur bebas melakukan tindakan tertentu. Alasan yang jelas untuk menghasilkan pemberian izin adalah mengabulkan permintaan izin atau melonggarkan pembatasan yang sebelumnya dibuat terhadap tindakan tertentu. Fungsi pemberian izin meliputi: menyetujui, membolehkan dan memaafkan. Fungsi menyetujui digunakan untuk menyatakan kesepakatan antara mitra tutur dan penutur. Fungsi membolehkan digunakan untuk memberikan kesempatan kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Fungsi memaafkan digunakan untuk memberikan maaf kepada seseorang atas perbuatan yang telah dilakukan. f. Nasihat Tuturan ini bermaksud agar apa yang dituturkan oleh penutur, mitra tutur dapat percaya dan terpengaruh. Tuturan nasihat adalah suatu petunjuk yang berisi pelajaran terpetik dan baik dari penutur yang dapat dijadikan sebagai alasan bagi mitra tutur untuk melakukan sesuatu.

39 28 Nasihat merupakan suatu perintah kepada orang lain agar melakukan tindakan tetapi dengan cara memberikan petunjuk, cara-cara melakukan dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa nasihat adalah suatu bentuk tuturan yang mempunyai maksud agar apa yang dituturkan oleh penutur, mitra tutur dapat percaya dan terpengaruh atas apa yang telah dituturkan oleh penutur. Fungsi nasihat meliputi; menasehati, menganjurkan, menyarankan dan memperingatkan. Fungsi menasehati adalah suatu petunjuk yang berisi pelajaran terpetik dan baik dari penutur yang dapat dijadikan alasan bagi mitra tutur melakukan sesuatu. Fungsi menganjurkan adalah untuk mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud memberi anjuran, petunjuk, saran, teguran dan ajaran dengan cara baik dan sopan kepada mitra tutur. Fungsi menyarankan adalah untuk mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud memberikan saran atau anjuran kepada mitra tutur, agar mitra tutur mempertimbangkannya supaya menjadi lebih baik. Fungsi memperingatkan untuk mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud dan memberi nasihat dengan sungguh-sungguh kepada mitra tutur. 5. Skenario Pembelajaran di SMA Dalam skenario pembelajaran di SMA analisis terdiri dari pembelajaran menyimak, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi pokok, pendekatan, model dan metode, langkah-langkah pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, evaluasi pembelajaran.

40 29 a. Pembelajaran keterampilan menyimak Keterampilan menyimak menjadi dasar untuk keterampilan berbicara karena apa yang diucapkan oleh seseorang merupakan hasil simakan dari pembicaraan orang lain. Penguasaan kosa kata pada saat menyimak membantu kelancaran membaca dan menulis. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan mengubah bentuk pikiran atau perasaan menjadi bentuk bunyi bahasa yang bermakna. Pentingnya kegiatan menyimak dan berbicara dalam proses berbahasa, diperlukan suatu teknik efektif dalam pembelajaran menyimak dan berbicara agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Keterampilan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan, dengan penuh perhatian, pehamanan, apresiasi, serta menginterpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau melalui bahasa lisan (Sholeh, 2010: 2). Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk keterampilan bahasa yang lain (berbicara, membaca dan menulis). Keterampilan menyimak menjadi dasar untuk keterampilan berbicara karena apa yang diucapkan oleh seseorang merupakan wujud bunyi bahasa. Penggunaan kosa kata pada saat menyimak akan membantu kelancaran membaca dan menulis.

41 30 Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Oleh karena itu, tes kemampuan berbahasa lisan (dalam hal ini menyimak) perlu mendapat perhatian. Di dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar tidak lepas dari kegiatan menyimak karena dengan menyimak siswa dapat memahami makna yang disampaikan oleh guru. Media film dapat dipakai sebagai pengantar dan perangsang pemikiran ke arah pembaharuan di dalam pembelajaran bahasa khususnya di kelas XI SMA. Tuturan yang dipakai oleh tokoh dalam film dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran. Misalnya, film Bulan Terbelah di Langit Amerika dapta dijadikan sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran keterampilan menyimak. Guru memutarkan film Bulan Terbelah di Langit Amerika di depan kelas siswa sudah melakukan proses pembelajaran tersebut, secara tidak langsung terjadi interaksi antara siswa dan dialog yang dilakukan oleh para tokoh dalam film tersebut. Hanya saja siswa tidak ikut terlibat langsung dalam dialog, melainkan siswa hanya sebagai pendengar atau penyimak. Hal ini dapat dikatakan proses pembelajaran menyimak tuturan langsung dan tidak langsung karena siswa tidak siswa ikut langsung dalam dialog antar tokoh pada film yang mereka tonton. Dalam penelitian ini

42 31 kegiatan menyimak pada kelas XI SMA disesuaikan dengan silabus kurikulum 2013 dengan kompetensi dasar (KD) 3.1 Memamahami, struktur dan kaidah teks film/drama baik lisan maupun tulisan. b. Kompetensi Inti Kompetensi inti adalah gambaran mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik. Kompetensi inti bukan diajarkan tetapi dibentuk melalui berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Setiap pelajaran mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok saling terkait yaitu: keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap diri dan sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). c. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang diperinci dari kompetensi inti. Kompetensi dasar yang harus dicantumkan dalam RPP Tematik Terpadu merupakan kemampuan spesifik yang dikembangkan dari kompetensi inti yang merupakan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait pelajaran melalui pembelajran. Kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah 3.1 Memamahami, struktur dan kaidah teks film/drama baik lisan maupun tulisan.

43 32 d. Indikator Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kompetensi dasar. Selain mempertimbangkan tuntutan kompetensi, indikator juga mempertimbangkan karakteristik pelajaran, peserta didik, sekolah dan potensi peserta didik. e. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran mengacu pada indikator dan kompetensi dasar. Dalam pembelajaran menyimak, dialog film Bulan Terbelah Di Langit Amerika sutaradara Hanum Salsabiela Rais, yaitu (1) mencatat dan mengidentifikasikan tuturan langsung dan tidak langsung pada tokoh film Bulan Terbelah Di Langit Amerika; (2) merumuskan pokok permasalahan yang menjadi isi tuturan yang terdapat pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika; (3) memberikan tanggapan terhadap tuturan yang digunakan oleh tokoh pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika. f. Materi Pokok Materi pembelajran yang digunakan yang digunakan di kelas XI SMA berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang sesuai dengan Kurikulum 2013 adalah;

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS KARYA N. RIANTIARNO, RELEVANSI PENELITIAN DENGAN PEMBELAJARAN MENDESKRIPSIKAN PERILAKU MANUSIA MELALUI DIALOG NASKAH DRAMA, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A 310060149

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A 310060149 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 BANYUDONO BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan peranan yang sangat penting, tanpa bahasa manusia tidak akan bisa sempurna dalam berinteraksi. Manusia dapat memenuhi semua kebutuhan sosialnya

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI ( SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI ( SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI ( SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut massa berperan dalam memberitahukan atau menginformasikan hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. dalam mengadakan hubungan atau interaksi dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM IKLAN RADIO DI JEMBER

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM IKLAN RADIO DI JEMBER ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM IKLAN RADIO DI JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S-1 Jurusan Sastra Indonesia dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan subbab-subbab yaitu, (1) latar belakang, (2) fokus masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian dan (6) definisi operasional. Masing-masing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN PRODUK MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN PRODUK MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN PRODUK MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI Oleh Siska Dwi Esti NIM 100110201069 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2014 ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN RAFFI DAN GIGI DALAM TAYANGAN REALITY SHOW JANJI SUCI RAFFI DAN GIGI PERIODE FEBRUARI 2017

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN RAFFI DAN GIGI DALAM TAYANGAN REALITY SHOW JANJI SUCI RAFFI DAN GIGI PERIODE FEBRUARI 2017 TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN RAFFI DAN GIGI DALAM TAYANGAN REALITY SHOW JANJI SUCI RAFFI DAN GIGI PERIODE FEBRUARI 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACA KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 SKRIPSI

KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACA KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 SKRIPSI KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACA SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

TINDAK ILOKUSI PADA IKLAN RADIO PROSALINA JEMBER DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA

TINDAK ILOKUSI PADA IKLAN RADIO PROSALINA JEMBER DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA TINDAK ILOKUSI PADA IKLAN RADIO PROSALINA JEMBER DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH 1. Pendahuluan KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Ratna Zulyani Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Keahlian itu sangat ditekankan pada arah dan tujuan pembentukan emosional. Seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa diperlukan manusia sebagai sarana yang paling utama dan penting untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, manusia memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan pesan. Berbagai alat komunikasi diciptakan hanya untuk mempermudah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

TEKS PIDATO SOEKARNO TENTANG LAHIRNYA PANCASILA TINJAUAN PRGAMATIK

TEKS PIDATO SOEKARNO TENTANG LAHIRNYA PANCASILA TINJAUAN PRGAMATIK TEKS PIDATO SOEKARNO TENTANG LAHIRNYA PANCASILA TINJAUAN PRGAMATIK SKRIPSI OLEH FORESTER K. P. MENDROFA NIM 080701017 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA MEDAN 2012 PERNYATAAN Dengan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI SKRIPSI Oleh Erly Haniyati Nisak NIM 100210402060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) RACHMAN Abhyrachman1707@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI EKSPRESIF PADA TUTURAN TOKOH DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA

FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI EKSPRESIF PADA TUTURAN TOKOH DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA i FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI EKSPRESIF PADA TUTURAN TOKOH DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal 1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pragmatik adalah salah satu bagian dari ilmu linguistik. Pragmatik adalah kajian mengenai arti dalam hubungannya dengan situasi pada saat tuturan diucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. Dari sekian banyak mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG Oleh: Widji Setiowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi manusia pasti menggunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Bahasa dalam komunikasi itu digunakan manusia dalam bentuk ujaran atau tuturan.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER TESIS Diajukan Kepada Program Studi Pengkajian Bahasa Program

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 7 JEMBER SKRIPSI. Oleh

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 7 JEMBER SKRIPSI. Oleh TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 7 JEMBER SKRIPSI Oleh Sutik Susmiati NIM 080210402043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci