BAB I PENDAHULUAN. berkembang di antara sejumlah bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Bali

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Bali termasuk bahasa daerah yang masih tetap hidup dan berkembang di antara sejumlah bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Bali termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia, tepatnya termasuk subrumpun Austronesia Barat, kelompok Austronesia Barat Daya. Secara total jumlah penutur bahasa Austronesia adalah 300 juta jiwa. Dari jumlah, tersebut penutur bahasa Bali berjumlah 4 juta jiwa (data statistik Mei 2011, dalam Dengan jumlah tersebut bahasa Bali termasuk bahasa daerah yang besar. Suteja (dalam Suastra, 2008) menyebutkan hasil penelitian tentang pemakaian bahasa Bali 95 persen penutur masih memilih bahasa Bali di dalam ranah keluarga apabila mereka berkomunikasi sesama anggota keluarga. Di kota Denpasar penggunaan bahasa Bali tidak mengalami penurunan secara drastis, walaupun kemajemukan latar belakang budaya yang terdiri dari masyarakat multikultural. Pemerintah kota Denpasar sempat memberikan himbauan kepada instansi-instansi pemerintahan maupun instansi-instansi pendidikan untuk menggunakan bahasa Bali satu hari penuh. Hal ini tentu disambut baik oleh instansi-instansi terkait mengingat bahasa Bali sudah jarang digunakan dalam instansi pemerintahan maupun instansi pendidikan. Penggunaan bahasa Bali satu hari penuh seperti ini, diharapkan masyarakat kembali 1

2 menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa sehari-hari sehingga hal ini dapat diharapkan sebagai salah satu upaya mempertahankan bahasa Bali. Peranan orang tua dalam mempertahankan bahasa Bali sangatlah penting. Jika bahasa Bali hilang, maka identitas sebagai masyarakat Bali pun akan ikut hilang bersamaan dengan bahasa Bali. Orang tua sebagai benteng terakhir, memiliki tugas untuk mengajarkan bahasa Bali kepada anak-anak, mengingat sebagai generasi muda anak-anak nantinya akan mewarisi kebudayaan Bali salah satunya adalah bahasa Bali. Sadar akan pentingnya bahasa Bali dalam kehidupan bermasyarakat, kini orang tua mulai aktif untuk mengajarkan bahasa Bali kepada anak-anak mereka. Di lingkungan keluarga, penggunan bahasa Bali perlu diintensifkan. Artinya, orang tua patut bangga jika anak-anak mereka mampu menguasai bahasa Bali dengan baik selain bahasa Indonesia dan bahasa asing. Dalam menghadapi guncangan perubahan sosial yang begitu cepat dan kuat, peranan lembagalembaga formal dan semi formal sangatlah penting untuk mempertahankan bahasa Bali. Lembaga yang sampai saat ini masih memperkenalkan bahasa Bali melalui kegiatan anak-anak adalah Sanggar Kukuruyuk. Nama Sanggar Kukuruyuk memang tidak terlepas dari nama Made Taro, pendiri dan pengasuhnya sampai saat ini. Gagasan Made Taro untuk membentuk sanggar ini, bisa dirunut perjalanannya sejak tahun Made Taro mengakui, saat itu timbul kesan bahwa anak-anak telah kehilangan dunianya yaitu bermain, bernyanyi, dan mendengarkan cerita. Akhirnya pada tahun 1973, Made Taro mendirikan semacam sanggar cerita, yang 2

3 pada waktu itu belum diberi nama. Garapan perdana sanggar ini, adalah sebuah operet anak-anak yang berjudul "Kaki Cubling" yang di angkat dari cerita rakyat Bali yang mengisahkan persahabatan manusia dengan kera. Garapan ini ditayangkan TVRI Denpasar pada tanggal 15 Juni 1979, dan tanggal ini secara resmi dipakai sebagai "hari lahir" sanggar Kukuruyuk. Dipilihnya nama kukuruyuk, karena merupakan suara atau "nyanyian" ayam untuk menyambut fajar menyingsing. Dengan makna "berilah anak-anak kesempatan menikmati dunianya yang indah dan menyambut kehidupan dalam semangat optimisme". Agar dapat merealisasikan semangat pendirian Sanggar Kukuruyuk, maka kegiatan sanggar diarahkan kepada penanaman nilai-nilai budaya lokal dan universal, salah satunya melalui nyanyian anak-anak atau gending rare. Di Sanggar Kukuruyuk melalui gending rare, bahasa Bali mulai diperkenalkan kepada anak-anak. Hal ini dilakukan agar selain melestarikan budaya Bali yang salah satunya adalah berupa gending rare, anak-anak juga diharapkan mengetahui kosa kata bahasa Bali yang terdapat dalam gending rare. Dengan mengetahui kosa kata bahasa Bali yang terdapat dalam gending rare, diharapkan agar anak-anak mampu untuk menambah penguasaan jumlah kosa kata bahasa Bali sehingga anak-anak nantinya dapat fasih berbicara menggunakan bahasa Bali dengan keanekaragaman kosa katanya. Dengan demikian diharapkan bahasa Bali tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman. Meskipun Sanggar Kukuruyuk bukanlah suatu lembaga yang secara murni bertujuan untuk mempertahankan bahasa Bali, namun secara tidak langsung 3

4 Sanggar Kukuruyuk menjadi tempat untuk memperkenalkan bahasa Bali kepada anak-anak melalui kegiatan sanggar. Untuk menghadapi perubahan pola pikir dan perubahan sosial masyarakat yang begitu cepat, maka diperlukan suatu usaha untuk mempertahankan bahasa Bali. Ketertarikan penulis untuk meneliti pemertahanan bahasa didasarkan atas, bahasa sebagai suatu sistem komunikasi merupakan suatu bagian yang penting dari sistem kebudayaan. Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik penelitian ini, sebab gending rare merupakan salah satu kearifan lokal (local genius) yang berasal dari Bali yang nampaknya mulai ditinggalkan oleh masyarakat Bali. Pemertahanan bahasa Bali melalui gending rare merupakan suatu upaya yang relevan untuk mempertahankan bahasa Bali sebagai bahasa Ibu mengingat selain orang tua, anak-anak sebagai generasi muda memiliki peranan penting untuk melestarikan bahasa Bali suatu saat nanti. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditemukan beberapa permasalahan. Secara garis besar permasalahan tersebut dapat dilihat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah bentuk lingual gending rare yang diajarkan di Sanggar Kukuruyuk? 2) Faktor-faktor sosiolinguistik apa sajakah yang memengaruhi pemertahanan bahasa Bali? 4

5 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini tentunya mempunyai tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai dan perlu dijelaskan agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Secara garis besar tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Keduanya diuraikan berikut ini Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggali informasi mengenai pemertahanan bahasa Bali serta mengungkapkan upaya-upaya untuk mempertahankan bahasa Bali sebagai bahasa ibu melalui gending rare, mengingat gending rare merupakan suatu media yang memiliki kedudukan strategis dan potensial dalam usaha pembinaan serta pengembangan bahasa Bali sejak usia dini Tujuan Khusus Tujuan khusus berkaitan erat dengan masalah dan isi pembahasan dalam penelitian ini. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui unsur-unsur lingual gending rare yang diajarkan di Sanggar Kukuruyuk; 2) Untuk mengetahui faktor-faktor sosiolinguistik yang memengaruhi pemertahanan bahasa Bali. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini tentunya juga mempunyai manfaat. Manfaat penelitian sendiri yaitu untuk menyelidiki keadaan, alasan, maupun konsekuensi terhadap keadaan tertentu. Keadaan tersebut dapat dikontrol dengan melalui eksperimen 5

6 maupun berdasarkan observasi. Sebab penelitian berperan penting untuk memberikan fondasi atas tindak dan juga keputusan dalam semua aspek. Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Keduanya diuraikan berikut ini Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan khazanah keilmuan dalam bahasa Bali yang dikaji dari bidang linguistik, baik linguistik murni maupun linguistik terapan. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan agar dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada peneliti lain guna menumbuhkan minat penelitian lanjutan mengenai bahasa Bali Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian adalah sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh masyarakat agar dapat melestarikan gending rare, mengingat gending rare merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mempertahankan bahasa Bali. 2) Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah serta instansi-instansi terkait di Bali agar dapat mendirikan sangar-sanggar seperti Sanggar Kukuruyuk, sebagai tempat anakanak usia sekolah dasar untuk memperkenalkan bahasa Bali melalui gending rare sebagai salah satu upaya pemertahanan bahasa Bali. 6