ALFI UMU SOLIHAH NIM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALFI UMU SOLIHAH NIM."

Transkripsi

1 EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN STAD PADA MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP NEGERI 1 SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh ALFI UMU SOLIHAH NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012 i

2

3

4 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Alfi Umu Solihah NIM : Program Studi : Pendidikan Matematika dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, Juli 2012 Peneliti Alfi Umu Solihah iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain). Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya engkau berharap (Q.S Al- Insyirah: 6 8). PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini kepada: Ayah, Ibu, Nenek dan Adik tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa dan restunya. v

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang penulis harapkan. Penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak khususnya para pembimbing, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. H. Supriyono, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Drs. H. Hartono, M.M, Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 3. Mujiyem Sapti, S.Pd, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membantu dalam prosedur perijinan penelitian dan memberikan dorongan dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Puji Nugraheni, S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan serta saran-saran kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi. 5. Soedibyo, S.Pd, Kepala SMP Negeri 1 Sruweng, yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. vi

7 6. Hj. Sri Asfirotun, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 1 Sruweng yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal kebaikan tersebut mendpat pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Purworejo, Juli 2012 Peneliti vii

8 ABSTRAK Alfi Umu Solihah. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Datar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen. Skripsi. Pendidikan Matematika. Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi luas permukaan bangun ruang sisi datar. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sruweng tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 223 siswa yang terbagi dalam 7 kelas. Penelitian ini mengambil sampel dua kelas yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VIII F sebagai kelas eksperimen 2 yang diambil menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yang berupa data nilai matematika pada ujian akhir semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 dan metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa pada materi luas permukaan bangun ruang sisi datar. Uji prasyarat analisis menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas dan uji homogenitas menggunakan uji Barlett. Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dengan α= 5% menunjukkan t obs =1,866 > 1,645= t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 1 Sruweng tahun pelajaran 2011/2012 dengan materi luas permukaan bangun ruang sisi datar. Kata-kata kunci: prestasi belajar, pembelajaran kooperatif tipe NHT, pembelajaran kooperatif tipe STAD viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Batasan Masalah... 4 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI... 7 A. Kajian Teori... 7 B. Tinjauan Pustaka C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Variabel Penelitian C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel D. Metode Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Hasil Analisis Data C. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tabel 2. Nilai Penghargaan Kelompok (Penghitungan Skor Perkembangan) Tabel 3. Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD Tabel 4. Pembentukan Kelompok Tabel 5. Penentuan Nilai Peningkatan Hasil Belajar Tabel 6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Tes Tabel 7. Rangkuman Uji Normalitas Data Awal Tabel 8. Rangkuman Uji Homogenitas Variansi Tabel 9. Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Prestasi Belajar Matematika Tabel 10 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi x

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Surat Ijin Permohonan Pengambilan Data Lampiran 3 Surat Ijin Wawancara dan Observasi Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian Lampiran 5 Surat Ijin Uji Instrumen Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 7 Persentase Penguasaan Materi Soal Matematika Lampiran 8 Format Tabulasi Jawaban Siswa Lampiran 9 Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Lampiran 10 Soal yang Diterima Lampiran 11 Format Tabulasi Soal yang Diterima Lampiran 12 Format Tabulasi Belahan Awal dan Belahan Akhir Lampiran 13 Rata-Rata Prestasi Belajar Lampiran 14 Daftar nilai UAS Lampiran 15 Uji Homogenitas Data Awal Lampiran 16 Uji Keseimbangan Lampiran 17 Data Prestasi Belajar Lampiran 18 Uji Homogenitas Data Akhir Lampiran 19 Uji Hipotesis Lampiran 20 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Lampiran 21 Soal Uji Coba Lampiran 22 Soal Yang Diterima Lampiran 23 Lembar Kerja Siswa Lampiran 24 Kuis Individual Lampiran 25 Silabus Lampiran 26 RPP Lampiran 27 Pembentukan Kelompok Lampiran 28 Penghargaan Lampiran 29 Sertifikat xi

12 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan terdapat istilah yang disebut komponen pendidikan. Menurut Abuddin Nata (2003: 2) komponen pendidikan meliputi landasan, tujuan, kurikulum, metodelogi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, pembiayaan dan lain sebagainya. Apabila komponenkomponen tersebut dapat terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses belajar mengajar, yang akan menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu belajar mengajar. Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang telah terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pengajaran. Usaha perencanaan pengajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimal dan meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dikembangkan karena mutu guru turut menentukan mutu pendidikan yang akan menentukan mutu generasi muda. Usaha meningkatkan kemampuan 1

13 2 guru dalam belajar mengajar sangat diperlukan. Mengajar tidak sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar dapat belajar, tetapi mengajar juga berarti usaha menolong peserta didik agar mampu memahami konsep-konsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami. Berdasarkan data mengenai persentase penguasaan materi soal matematika ujian nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2010/2011 dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kebumen diperoleh bahwa persentase menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar di SMP Negeri 1 Sruweng sebesar 25,46%. Angka tersebut masih di bawah persentase kota/kabupaten yaitu sebesar 31,78%, persentase propinsi sebesar 31,98%, dan persentase nasional sebesar 38,93%. Ini menunjukkan bahwa pada materi menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar di sekolah tersebut masih rendah. Dari informasi tersebut, dilakukan observasi di SMP Negeri 1 Sruweng pada tanggal 6 Desember Dari hasil wawancara dengan guru matematika juga diperoleh informasi bahwa pokok bahasan bangun ruang sisi datar khususnya dalam menghitung luas permukaan dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa kelas VIII. Dalam hal ini siswa seringkali mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Disamping itu, model pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu dengan model ceramah. Dimana dalam model ceramah ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada siswa yang menyebabkan siswa menjadi pasif. Guru dan peneliti menduga model pembelajaran yang digunakan selama ini kurang

14 3 tepat. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Atas dugaan di atas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk menawarkan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan model pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan berpikir dan latihan bertindak demokratis, pembelajaran aktif, perilaku kooperatif. Dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dapat merubah peran guru dari peran terpusat pada guru keperan pengelola aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan peserta didik akan semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan permasalahan yang dianggap sulit sekalipun. Beberapa peneliti terdahulu yang menggunakan model pembelajaran kooperatif menyimpulkan bahwa model pembelajaran tersebut dengan beberapa tipe telah memberikan masukan yang berarti bagi sekolah, guru dan terutama siswa dalam meningkatkan prestasi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Penguasaan pada materi bangun ruang sisi datar khususnya dalam

15 4 menghitung luas permukaannya masih rendah. 2. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan model ceramah. C. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah yang dikemukakan upaya untuk mengatasi kedua masalah tersebut yaitu peneliti akan melakukan eksperimentasi model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui apakah prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Togeher) lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Togeher) siswa lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Togeher) siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda. Proses pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Togeher), siswa aktif bekerja dalam kelompok. Mereka bertanggung jawab penuh terhadap soal yang diberikan. Sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) siswa hanya diperintahkan untuk bekerja dalam kelompok dan pertanggungjawabkannya secara kelompok pula. Siswa kurang aktif dalam kelompok.

16 5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah prestasi belajar matematika antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi apakah prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). F. Manfaaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran matematika. 2. Siswa semakin termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran semakin variatif dan tidak monoton.

17 6 3. Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka perbaikan atau peningkatan pembelajaran. 4. Peneliti dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) serta dapat menambah pengalaman peneliti.

18 7 BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Belajar Manusia dilahirkan didunia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran tersebut, manusia banyak melakukan berbagai macam kegiatan atau aktivitas. Salah satu kegiatan yang dilakukan agar manusia memperoleh ilmu atau pengalaman yaitu belajar. Lilik Wahyu Utumo (2008: 8) mengemukakan belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organisme-organisme manusia mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995: 11) belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Dengan adanya belajar seseorang akan memperoleh ilmu atau pengetahuan. Ilmu atau pengetahuan yang diperoleh tersebut akan mengubah tingkah laku seseorang menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Dari uraian beberapa pendapat di atas maka dapat dirumuskan definisi belajar yaitu suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang 7

19 8 bersifat menetap. Dan perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan. b. Proses Pembelajaran Matematika Menurut Oemar Hamalik (2007: 58) pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan. Berbagai macam cara dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa sehingga peran guru sangat penting. Keberhasilan guru melaksanakan peranannya sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan dalam situasi mengajar dan belajar. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian siswa. Oleh karena itu, proses pembelajaran untuk mata pelajaran matematika harus memperhatikan karakteristik matematika. Hamzah B. Uno (2007: 127) menyatakan studi mengenai sifat alamiah matematika memunculkan tiga mazhab yang dikenal dengan nama silogisme, formalisme, dan intuitionisme. Berdasarkan tiga mazhab tersebut dapat diidentifikasi bahwa karakteristik matematika dapat bersifat deduktif, logis, sebagai sistem lambang bilangan yang formal, struktur abstrak, simbolisme, dan merupakan kumpulan dalil akal manusia atau ilham dasar serta sebagai aktivitas berpikir. 2. Prestasi Belajar. Prestasi belajar merupakan tujuan yang diinginkan oleh setiap orang yang belajar. Hasil yang memuaskan atau tidak dari prestasi belajar yang didapat seseorang tergantung dari orang yang menjalaninya. Istilah

20 9 prestasi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kesatu (1988: 700) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 3. Pembelajaran Kooperatif. a. Pengertian Menurut Eggen and Kauchak (Trianto, 2010: 58) pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun untuk meningkatkan partisipasi siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya, sehingga model pembelajaran kooperatif ini menuntut siswa untuk aktif didalam kelas. Johnson dan Johnson (Miftahul Huda, 2011: 31) mengemukakan pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish shared goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama). Dalam suasana kooperatif, setiap anggota sama-sama berusaha mencapai hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok. Dalam kelompok mereka memberi penjelasan dengan baik satu sama lain agar semua anggota kelompok menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan sehingga kerjasama antar siswa dalam kelompok diutamakan.

21 10 Menurut Artzt & Newman (Trianto, 2010: 56) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Karena mempunyai tujuan yang sama, maka setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk menentukan kesuksesan kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa saling bekerjasama dalam kelompok dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa belajar lebih aktif, serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal guna pencapaian tujuan belajar. Dalam hal ini siswa bekerja sama dan belajar dalam kelompok serta bertanggung jawab pula terhadap kegiatan belajar siswa lain dalam kelompoknya. b. Ciri-ciri pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif didalam kelas sehingga model pembelajaran ini mempunyai ciri-ciri tertentu dibandingkan dengan model lainnya. Arends (Trianto, 2010: 65) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah.

22 11 3) Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam. 4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif harus memperhatikan langkah-langkah agar pembelajaran didalam kelas dapat berjalan sesuai dengan ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif itu sendiri. Menurut Trianto (2010: 66) terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran kooperatif. Langkah- langkah itu ditujukkan pada tabel berikut: Tabel 1 Langkah-langkah Model Pembelajaran kooperatif Fase Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase-2 Menyajikan informasi Fase-3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif. Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi Fase-6 Memberikan penghargaan Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

23 12 d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan dari suatu model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lain berbeda. Menurut Slavin (2009: 33) tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya sehingga tujuan pembelajaran kooperatif ini pasti juga berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya. Johnson & Johnson (Trianto, 2010: 57) mengemukakan tujuan pokok belajar koopertif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan presatasi akademik siswa. Selain itu, karena pembelajarannya di dalam kelompok maka akan melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain. Selain itu tujuannya ialah agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang seperti suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. e. Manfaat Pembelajaran Kooperatif Setiap model pembelajaran mempunyai banyak manfaat yang

24 13 dapat dirasakan oleh setiap siswa. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa dapat mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda, dapat menerima teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Zamroni (Trianto, 2010: 57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Masih banyak lagi manfaat pembelajaran kooperatif yang dapat dirasakan oleh siswa. Sadker dan Sadker (Miftahul Huda, 2011: 66) menjabarkan selain meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini: 1) Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi. 2) Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar. 3) Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif untuk proses belajar mereka nanti. 4) Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang, ras dan etnik yang berbeda-beda. 4. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Menurut Trianto (2010: 82) NHT (Numbered Head Together) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai

25 14 alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT (Numbered Head Together) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) ini mempunyai langkah-langkah atau fase-fase dalam menerapkannya didalam kelas. Fase-fase ini harus dipahami oleh seorang guru jika akan menerapkannya. Trianto (2010: 82) menyatakan terdapat empat fase dalam penerapan pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) yaitu: Fase 1 : Penomoran. Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, Berapakah jumlah gigi orang dewasa? Atau berbentuk arahan, misalnya Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak di Pulau Sumatera. Fase 3 : Berpikir bersama. Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. Fase 4 : Menjawab. Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Fase-fase tersebut kemudian dikembangkan menjadi tujuh fase sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian. Ketujuh fase tersebut adalah sebagai berikut:

26 15 Fase 1: Persiapan. Pada tahap ini guru memberikan informasi tentang materi pelajaran, menyampaikan metode pembelajaran. Fase 2: Penomoran. Guru menginformasikan pengelompokkan siswa dan memberikan nomor pada anggota masing-masing kelompok. Fase 3: Mengajukan Permasalahan. Pada fase ini guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi permasalahan kepada masing-masing kelompok. Fase 4: Berpikir Bersama. Di fase ini setiap kelompok berdiskusi dengan anggotanya untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat di Lembar Kerja Siswa (LKS). Fase 5: Menjawab. Guru memanggil suatu nomor dan nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Dan pada fase ini juga guru memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman. Fase 6: Kuis. Pada fase ini guru memberikan kuis. Kuis dilakukan diakhir pembelajaran. Fase 7: Penghargaan. Fase terakhir ini guru memberikan sertifikat sederhana sebagai penghargaan kepada kelompok. Atau penghargaan dapat berupa kata-kata.

27 16 Berbeda dengan Trianto yang mengemukakan terdapat empat fase atau langkah dalam pembelajaran kooperatif, Widyantini (2008) menyatakan langkah-langkah penerapan pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau awal. c. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, setiap anggota diberi nomor atau nama. d. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. e. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok. f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. g. Guru memberikan tes atau kuis kepada siswa secara individual. h. Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Pembelajaran kooperatif yang paling tua dan yang paling banyak diaplikasikan adalah STAD (Student Teams Achievement Division). Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Menurut Trianto (2010: 68) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan

28 17 salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Slavin (Trianto, 2010: 68) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Menerapkan pembelajaran kooperatif didalam kelas harus memperhatikan langkah-langkahnya agar pembelajaran kooperatif tidak disamakan dengan belajar kelompok. Pahyono (2004) menyatakan langkah-langkah penerapan pembelajaran tipe STAD adalah sebagai berikut: Fase 1 : Guru presentasi di depan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan inforrmasi tentang materi yang akan dipelajari, misalnya konsep, materi secara garis besar dan prosedur kegiatan (eksperimen). Guru juga perlu menjelaskan tata cara kerjasama dalam kelompok, terutama kepada kelompok atau kelas yang belum terbiasa meenjalankn model kooperatif.

29 18 Fase 2 : Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan (prestasi sebelumnya), jenis kelamin, ras dan etnik. Jumlah anggota tiap kelompok antara 3-5 orang siswa. Fase 3 : Bekerja dalam kelompok, siswa belajar bersama, diskusi, menjawab soal atau mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru. Fase 4 : Scafolding. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok atau kelas. Fase 5 : Validation. Guru mengdakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan hasil tugas kelompok. Fase 6 : Quizzes. Guru mengadakan kuis secara individual. Hasil nilai yang diperoleh tiap anggota, dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam kelompok, untuk menentukan predikat kelompok. Dalam menjawab quiz, anggota tidak boleh saling membantu. Perubahan skor awal (base score) individu dengan skor hasil quiz disebut skor perkembangan. Penghitungan skor perkembangan sebagai berikut: Tabel 2 Nilai Penghargaan Kelompok (Penghitungan Skor Perkembangan) No SKOR TES. 1. Lebih dari 20 poin di atas skor awal. 2. Sama atau hingga 10 poin di atas skor awal. 3. Sepuluh hingga satu poin di bawah skor awal. 4. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal. Fase 7 : Penghargaan kelompok: berdasarkan skor penghitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata. Hasilnya untuk menentukan predikat tim (lihat tabel). Tabel 3 Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD NO. PREDIKAT TIM RATA-RATA SKOR 1. Super Team Great Team Good Team Fase 8 : Evaluasi oleh guru. NILAI PERKEMBANGAN

30 19 6. Pembentukan dan Penghargaan Kelompok. Salah satu ciri dari pembelajaran kooperatif yaitu bekerja dalam tim atau kelompok dan penghargaan. Terdapat teknis atau langkah-langkah dalam pembentukan dan penghargaan kelompok. Menurut Slavin (Widyantini, 2008) mengemukakan salah satu cara membentuk kelompok berdasarkan kemampuan akademik adalah seperti berikut ini: Tabel 4 Pembentukan Kelompok. Kemampuan No Nama Ranking Kelompok Tinggi Sedang Rendah 1 1 A 2 2 B 3 3 C 4 4 D 5 5 D 6 6 C 7 7 B 8 8 A 9 9 A B C D D C B A Untuk teknis atau langkah dalam pemberian penghargaan, Slavin (Widyantini, 2008) mengemukakan guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai

31 20 dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok dijelaskan sebagai berikut: a. Menentukan nilai dasar/awal masing-masing siswa. Nilai dasar/awal dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya. b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa yang kita sebut nilai kuis terkini. c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar/awal masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini. Tabel 5 Penentuan Nilai Peningkatan Hasil Belajar Kriteria 1. Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin dibawah nilai awal 2. Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin dibawah nilai awal. 3. Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 diatas nilai awal. 4. Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 diatas nilai awal Nilai Peningkatan Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. Kriteria untuk status kelompok Cukup : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 (rata-rata nilai peningkatan Baik kelompok <15). : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20 (15 rata-rata nilai peningkatan kelompok <20). Sangat baik : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25 (20 rata-rata nilai peningkatan kelompok <25). Sempurna : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan 25 (rata-rata nilai peningkatan kelompok 25).

32 21 B. Tinjauan Pustaka Dwi Anjani Dyah (2011) meneliti tentang studi komparasi pembelajaran kooperatif metode Numbered Head Together (NHT) dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Perolehan rata-rata nilai kelompok eksperimen I yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) sebesar 82,7442, sedangkan kelompok eksperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) diperoleh rata-rata nilai sebesar 77,5455. Jadi prestasi belajar siswa kelompok ekperimen I yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dari pada kelompok eksperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji t pencapaian prestasi belajar siswa kelompok eksperimen I diperoleh harga (t hitung > t tabel = 2,2100 > 1,67) dan (t hitung > t tabel = 4,1155 > 1,67) dengan α = 5%, dan pencapaian prestasi belajar siswa kelompok ekperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, diperoleh harga (t hitung > t tabel = 1,7368 > 1,67) dengan α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik

33 22 dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu dalam proses pembelajaran dikelas model yang digunakan yaitu model kooperatif. Perbedaannya yaitu penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode NHT dengan pembelajaran yang menggunakan metode STAD dan untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode NHT dengan metode STAD. Sedangkan dalam penelitian ini tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika yang menggunakan model NHT lebih baik dari pada pembelajaran yang menggunakan STAD. Titi Nur Halimah (2011) meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada pelajaran matematika pokok bahasan himpunan. Hasil pengujian hipotesis menggunakan α = 5 % menunjukkan F hit = 52,53 yang berarti ada perbedaan peningkatan yang signifikan pada prestasi belajar matematika yang dipengaruhi oleh penggunaan kedua model pembelajaran kooperatif tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa prestasi belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dari pada prestasi belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat sebesar 28,05 sedangkan siswa yang diberi

34 23 model pembelajaran kooperatif tipe NHT meningkat sebesar 28,68. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu dalam proses pembelajaran dikelas model yang digunakan yaitu model kooperatif. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar matematika yang dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran koperatif tipe NHT dalam kegiatan belajar mengajar matematika, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika yang menggunakan model NHT lebih baik dari pada pembelajaran yang menggunakan STAD. Dwi Maya Fitriyani (2010) meneliti tentang keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran di MTs N Kendal. Berdasarkan perhitungan uji pada penelitian ini diperoleh z hitung = 1,87682 dan z tabel = 1,64 dengan α = 0,05. Karena z hitung > z tabel maka hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada kelompok eksperimen I lebih baik dari kelas eksperimen II. Dengan demikian diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dari pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada kompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu dalam proses pembelajaran dikelas model yang digunakan yaitu model kooperatif. Perbedaan penelitian ini dengan

35 24 penelitian tersebut yaitu dalam penelitian tersebut tujuannya yaitu untuk mengetahui bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan dalam penelitian ini tujuannya untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika yang menggunakan model NHT lebih baik dari pada pembelajaran yang menggunakan STAD. C. Kerangka Pikir Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian siswa, sehingga mereka malas untuk belajar matematika. Agar matematika menjadi pelajaran yang menarik dan siswa tertarik untuk belajar, guru harus pandai memilih model pembelajaran dalam mengajar yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Setiap model pembelajaran mempunyai ciri khas tersendiri. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa saling bekerjasama dalam kelompok, saling membantu dalam memahami materi pembelajaran, sehingga disini siswa aktif dalam pembelajaran dan guru hanya berperan sebagai pengelola kelompok. NHT (Numbered Head Together) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Ciri dari pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) ini adalah siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda. Setiap siswa dibebankan untuk menyelesaikan soal yang sesuai dengan nomor anggota mereka. Tetapi pada umumnya mereka harus mampu mengetahui dan menyelesaikan semua soal yang ada.

36 25 Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang. Guru menyampaikan materi, kemudian siswa bekerja dalam kelompok. Fungsi utama dari kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota benar-benar belajar. Proses pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together), siswa aktif bekerja dalam kelompok. Mereka bertanggung jawab penuh terhadap soal yang diberikan. Sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), siswa kurang aktif dalam kelompok siswa hanya disuruh bekerja dalam kelompok dan mempertanggungjawabkannya secara kelompok pula. Dengan demikian diharapkan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). D. Hipotesis Penelitian Dari tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesisnya adalah prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

37 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di SMP Negeri 1 Sruweng kelas VIII semester genap pada tahun pelajaran 2011/2012. Uji coba instrumen dilakukan di SMP Negeri 2 Adimulyo kelas VIII B semester genap tahun pelajaran 2011/ Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga tahap yaitu: a. Tahap Persiapan 1) Bulan Desember 2011 pengajuan judul skripsi. 2) Bulan Januari 2012 pengajuan proposal skripsi. 3) Bulan Maret 2012 dan April 2012 pengajuan instrumen dan perangkat pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan Pengolahan data dan penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli

38 27 B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009: 38). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika, yaitu prestasi belajar matematika setelah menempuh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan prestasi belajar matematika setelah menempuh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). 2. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009: 38). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) yang dikenakan pada kelas eksperimen 1 dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang dikenakan pada kelas eksperimen 2. C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sruweng tahun ajaran 2011/2012, yang terbagi dalam 7 kelas

39 28 dengan jumlah siswa sebanyak 223. Kelas VIII A sebanyak 32 siswa, kelas VIII B sebanyak 31 siswa, kelas VIII C sebanyak 33 siswa, kelas VIII D sebanyak 32 siswa, kelas VIII E sebanyak 32 siswa, kelas VIII F sebanyak 32 siswa, kelas VIII G sebanyak 31 siswa. Dalam kelas-kelas tersebut tidak ada kelas unggulan maupun kelas bawah karena dalam pengaturan pembagian kelas dilakukan secara acak. 2. Sampel Penelitian Sampel Penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sruweng. Penelitian ini mengambil sampel dua kelas, berdasarkan teknik pengambilan sampel diperoleh kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VIII F sebagai kelas eksperimen Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified cluster random sampling yaitu dengan cara memandang peringkat dalam populasi dan mengelompokannya dalam beberapa kelompok. Dalam hal ini berdasarkan nilai Ujian Akhir Semester kelas VIII SMP Negeri 1 Sruweng semester gasal yang terdiri dari tujuh kelas akan diurutkan dari peringkat tertinggi sampai dengan peringkat terendah, kemudian dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah. Dimana peringkat 1 dan peringkat 2 masuk dalam kelompok tinggi, peringkat 3 sampai peringkat 5 masuk dalam kelompok sedang, peringkat 6 dan peringkat 7 masuk dalam kelompok rendah.

40 29 Dari ketiga kelompok tersebut diambil kelompok yang sedang, kemudian diambil dua kelas secara acak yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen 1 dan yang satu untuk kelas eksperimen 2. Adapun kelas yang terpilih yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1 yang dikenakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan kelas VIII F sebagai kelas eksperimen 2 yang dikenakan medel pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data yang dipilih untuk penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode tes. 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengambil dari dokumen-dokumen yang telah ada. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang diambil dari nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester gasal kelas VIII SMP N 1 Sruweng untuk pelajaran matematika pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menguji keseimbangan. Sebelum uji keseimbangan, data tersebut harus memenuhi uji prasyaratnya yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

41 30 2. Metode Tes Metode tes merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah item pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan kepada sampel penelitian. Tes disini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes ini diberikan setelah peneliti melakukan pembelajaran pada sampel. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini berupa dokumen yang diambil dari tempat penelitian dan tes yang digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa. Tes dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda tentang luas permukaan bangun ruang sisi datar. Jumlah soal dalam tes ini sebanyak 35 butir soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang tertera pada lampiran 20 halaman 90. Sebelum soal tes diberikan terlebih dahulu diadakan uji coba. Setelah uji coba dilakukan kemudian instrumen tersebut dianalisis yang tujuannya untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak atau tidak sebagai alat ukur penelitian. a. Taraf Kesukaran Suharsimi Arikunto (2011: 207) mengatakan soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba

42 31 lagi karena di luar jangkauannya. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal digunakan rumus: P = B JS Di mana: P : indeks kesukaran. B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul. JS : jumlah seluruh siswa peserta tes. Penafsiran akan tingkat kesukaran/ TK butir tes diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 6 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir tes Besar TK Interpretasi 0,00 TK < 0,25 Sukar 0,25 TK 0,75 Sedang 0,75 < TK 1,00 Mudah Butir soal dikatakan baik jika indeks kesukaran termasuk kategori sedang. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dari 35 soal diperoleh 21 soal yang memadai. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 61. b. Daya Pembeda Menurut Suharsimi Arikunto (2011: 211) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan

43 32 rendah). Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group). Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah: D = B J B J = P B Di mana: D : indeks diskriminasi J A : banyaknya peserta kelompok atas. J B : banyaknya peserta kelompok bawah. B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. B B : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar. P A : = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran). P B : = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Butir soal dikatakan baik jika indeks diskriminasinya positif dan tidak nol Berdasarkan hasil uji coba 35 butir soal terhadap 28 responden terdapat 10 butir soal yang mempunyai daya pembeda negatif dan nol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 63.

44 33 c. Butir Soal yang Digunakan Berdasarkan indeks kesukaran dan daya pembeda yang ditetapkan dari 35 butir soal, terdapat 15 butir soal yang ditolak. Sehingga terpilih sebanyak 20 butir soal tes prestasi belajar matematika yang semuanya mewakili masing-masing indikator yang tertuang dalam kisi-kisi penyusunan soal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 64. Selanjutnya dari 20 butir soal tersebut dicari validitas dan indeks relibilitasnya. d. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas dihitung menggunakan rumus product moment dengan angka kasar: N xy ( x)( y) r = {N x ( x) }{N y ( y) } Keterangan: r N x y : koefisien korelasi antara x dan y : jumlah peserta didik : nilai tes siswa : nilai kriterium. (Suharsimi Arikunto, 2008: 72)

45 34 Selanjutnya penafsiran harga koefisien korelasi menggunakan interpretasi sebagai berikut: 0,00 0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi). 0,21 0,40 korelasi rendah. 0,41 0,70 korelasi cukup. 0,71 0,90 korelasi tinggi. 0,91 1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna). Suatu tes dikatakan valid jika memiliki kriteria penafsiran korelasi cukup sampai dengan kriteria penafsiran tinggi. (Ngalim Purwanto, 2009: 144) Hasil validitas dari instrumen penelitian yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 item soal adalah 0,86 dengan kata lain 20 item soal tersebut valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 68. e. Reliabilitas Reliabilitas merupakan syarat yang harus dipenuhi agar suatu instrumen layak sebagai alat ukur penelitian. Nana sudjana & Ibrahim (2009: 120) mengemukakan reliabilitas sebagai ketetapan atau keajegan alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 183) rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas ini salah satunya yaitu dengan menggunakan rumus Spearman Brown N xy ( x)( y) r = {N x ( x) }{N y ( y) }

46 35 r = 2r 1 + r Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen. r = indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Untuk mengetahui tes tersebut reliabel atau tidak, dapat dilihat di kriteria penafsiran korelasi sebagai berikut: 0,00 0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi). 0,21 0,40 korelasi rendah. 0,41 0,70 korelasi cukup. 0,71 0,90 korelasi tinggi. 0,91 1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna). Suatu tes dikatakan reliabel jika memiliki kriteria penafsiran korelasi cukup sampai dengan kriteria penafsiran tinggi. (Ngalim Purwanto, 2009: 148) Hasil perhitungan dari 20 item soal tes prestasi belajar matematika diperoleh indeks reliabilitas instrumen sebesar 0,76. Ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 12 halaman 71. F. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar.

47 36 1. Analisis Data Awal a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis H sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2) Menentukan tingkat signifikansi: α = 5% 3) Menentukan statistik uji L = Maks F(z ) S(z ) z = Dengan: dengan s adalah standar deviasi L = koefisien lilliefors dari pengamatan F(z ) = P(Z z ) S(z ) = proporsi cacah z z terhadap seluruh z (Budiyono, 2004: 170) 4) Menentukan daerah kritik DK = L L > L ; dengan n adalah ukuran sampel. 5) Keputusan uji: H 0 ditolak jika L DK 6) Kesimpulan:

48 37 a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H 0 diterima. b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi b. Homogenitas normal jika H 0 ditolak. Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampelsampel tersebut berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam bahasa statistik, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlet dengan prosedur sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis H 0 : σ = σ (populasi yang homogen) H 1 : σ σ (populasi yang tidak homegen) 2) Menentukan tingkat signifikansi: α = 5% 3) Menentukan statistik uji χ = f log RKG- f c j log s j ~χ ~χ (k-1) Keterangan: k = banyaknya sampel N = banyaknya seluruh nilai (ukuran) n j = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j fj = n j 1 = derajat kebebasan untuk sj 2 ; j = 1,2,...,k

49 38 f = N k = f = derajat kebebasan untuk RKG 1 c = 1+ 3(k-1) 1-1 f j f RKG = SS j f j 2 ; SS j = x j - x 2 j 2 = n n j - 1 s j j (Budiyono, 2004: 176) 4) Menentukan daerah kritik Dk = χ χ > χ ; 5) Keputusan uji: H 0 ditolak jika χ 2 DK 6) Kesimpulan a) Populasi-populasi homogen jika H 0 diterima. b) Populasi-populasi tidak homogen jika H 0 ditolak. c. Uji Keseimbangan Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Data yang digunakan untuk menguji keseimbangan diambil dari dokumentasi nilai ujian akhir sekolah/ UAS semester ganjil kelas VIII SMP Negeri 1 Sruweng tahun ajaran 2011/2012 pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Statistik uji yang digunakan dalam uji keseimbangan adalah uji-t yaitu: 1) Menentukan hipotesis

50 39 H μ = μ ( kelas mempunyai kemampuan awal yang sama) H μ π ( kelas mempunyai kemampuan awal yang berbeda) 2) Menentukan taraf signifikansi: α = 0,05 3) Menentukan statistik uji t = (x x d ) s 1 n + 1 ~t(n + n 2) n s = (n 1)s + (n 1)s n + n 2 Dengan: t = harga statistik yang di uji t x = rata-rata dari eksperimen 1 x = rata-rata dari eksperimen 2 n = jumlah anggota eksperimen 1 n = jumlah anggota eksperimen 2 s = variansi eksperimen 1 s = variansi eksperimen 2 s = deviasi baku dari eksperimen 1 dan eksperimen 2 4) Menentukan daerah kritik Budiyono (2004 : 157) DK = t t < t ; atau DK = t t > t ; 5) Keputusan uji: H ditolak jika t DK

51 40 6) Kesimpulan: 2. Analisis Data Akhir a. Uji Normalitas a) Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal sama jika H 0 diterima. b) Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal berbeda jika H 0 ditolak. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akhir yaitu hasil prestasi belajar matematika yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dengan prosedur sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis H hasil prestasi belajar berdistribusi normal. H hasil prestasi belajar tidak berdistribusi normal. 2) Menentukan tingkat signifikansi: α = 5% 3) Menentukan statistik uji L = Maks F(z ) S(z ) z = Dengan: dengan s adalah standar deviasi L = koefisien lilliefors dari pengamatan F(z ) = P(Z z ) S(z ) = proporsi cacah z z terhadap seluruh z (Budiyono, 2004: 170)

52 41 4) Menentukan daerah kritik DK = L L > L ; dengan n adalah ukuran sampel. 5) Keputusan uji: H 0 ditolak jika L DK 6) Kesimpulan a) Hasil prestasi belajar berdistribusi normal jika H 0 diterima. b) Hasil prestasi belajar tidak berdistribusi normal jika H 0 ditolak. b. Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil prestasi belajar matematika kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai variansi yang homogen. Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlet dengan prosedur sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis H 0 : σ = σ (variansi kedua kelompok homogen) H 1 : σ σ (variansi kedua kelompok tidak homegen) 2) Menentukan tingkat signifikansi: α = 5% 3) Menentukan statistik uji χ = f log RKG- f c j log s j ~χ ~χ (k-1) Keterangan: k = banyaknya sampel N = banyaknya seluruh nilai (ukuran) n j = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j f j = nj 1 = derajat kebebasan untuk s j 2 ; j = 1,2,...,k

53 42 f = N k = f = derajat kebebasan untuk RKG c = (k-1) 1 f j - 1 f RKG = SS j f j 2 ; SS j = x j - x 2 j 2 = n n j - 1 s j j (Budiyono, 2004: 176) 4) Menentukan daerah kritik Dk = χ χ > χ ; 5) Keputusan uji: H 0 ditolak jika χ 2 DK 6) Kesimpulan: a) Variansi kedua kelompok homogen jika H 0 diterima. b) Variansi kedua kelompok tidak homogen jika H 0 ditolak. c. Uji Hipotesis Penelitian Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis uji rata-rata uji satu pihak yaitu pihak kanan dengan rumus t. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis H 0 : μ μ (Pembelajaran matematika tipe NHT (Numbered Head Together) tidak lebih baik dari pada tipe STAD (Student Teams Achievement Division). H 1 : μ > μ (Pembelajaran matematika tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dari pada tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

54 43 2) Menentukan taraf signifikansi : 5% 3) Menentukan statistik uji yang digunakan t = (X X ) S 1 n + 1 ~t(n + n 2) n S = (n 1)s + (n 1)s n + n 2 Keterangan: X : mean dari sampel eksperimen 1 X : mean dari sampel eksperimen 2 S : deviasi baku dari sampel eksperimen 1 dan sampel eksperimen 2 S : variansi dari sampel eksperimen 1 S : variansi dari sampel eksperimen 2 n : ukuran dari sampel eksperimen 1 n : ukuran dari sampel eksperimen 2 4) Menentukan daerah kritik : t t > t ; 5) Keputusan uji H 0 ditolak jika t obs terletak didaerah kritik. 6) Kesimpulan (Budiyono, 2004: 151) a) Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) tidak lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa

55 44 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) jika H 0 diterima. b) Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) jika H 0 ditolak.

56 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1 berasal dari 32 siswa kelas VIII E diperoleh rata-rata 61,09. Hasil prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen 2 kelas VIII F diperoleh ratarata 54,53. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 73. B. Hasil Analisis Data 1. Hasil Analisis Data Awal a. Uji Normalitas Uji normalitas dari data awal bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas menggunakan uji lilliefors dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Rangkuman uji normalitas sebagai berikut: Tabel 7 Rangkuman Uji Normalitas Data Awal No Kategori L obs N L tabel Keputusan uji Ket. 1 Eksperimen 1 0, ,1566 H 0 diterima Normal 2 Eksperimen 2 0, ,1566 H 0 diterima Normal Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 14 halaman 78 dan halaman 79. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel mempunyai variansi yang homogen. Dalam penelitian ini uji 45

57 46 homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlett dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Rangkuman hasil penelitian untuk uji homogenitas disajikan dalam tabel berikut ini. Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Tabel 8 Rangkuman hasil homogenitas Variansi χ χ Keputusan Kesimpulan 0,0672 3,841 H 0 diterima Kedua kelompok mempunyai variansi yang sama. Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 15 halaman 80. c. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan sebelum penelitian dilakukan, hal ini untuk mengetahui apakah sampel penelitian yang dikenai metode pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yang dikenai metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement) mempunyai kemampuan awal yang sama. Hasil uji keseimbangan menunjukkan tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16 halaman Analisis Data Akhir Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu data harus memenuhi syarat uji normalitas dan uji homogenitas dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Barlett.

58 47 a. Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data variabel terikat yaitu hasil hasil prestasi belajar matematika yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas juga digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan apakah menggunakan ststistik parametrik atau statistik non parametrik Uji normalitas hasil prestasi belajar matematika dalam penelitian ini meliputi, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Uji Normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Rangkuman uji normalitas sebagai berikut: Tabel 9 Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Prestasi Belajar Matematika No Kategori L hitung N L tabel Keputusan uji Ket. 1 Eksperimen 1 0, ,1566 H 0 diterima Normal 2 Eksperimen 2 0, ,1566 H 0 diterima Normal Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 17 halaman 84 dan halaman 85. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil prestasi belajar matematika kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai variansi yang homogen. Dalam

59 48 penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlett dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Rangkuman hasil penelitian untuk uji homogenitas disajikan dalam tabel berikut ini. Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Tabel 10 Rangkuman Hasil Homogenitas Variansi χ χ Keputusan Kesimpulan 1,344 3,841 H 0 diterima Kedua kelompok mempunyai variansi yang sama. Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 18 halaman 86 dan halaman 87. c. Uji Hipotesis Analisis terakhir dalam penelitian ini adalah uji hipotesis. Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis uji rata-rata satu pihak yaitu pihak kanan dengan rumus t untuk tingkat signifikasi α = 0,05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t obs sebesar 1,866 dan t tabel sebesar 1,645 dengan DK : t t > t ;. Ini menunjukkan bahwa t obs DK sehingga H 0 ditolak yang berarti model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Perhitungan selengkapnya

60 49 dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 88. C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dari 35 soal diperoleh 21 item soal yang baik yaitu yang mempunyai kategori sedang sebesar 0,25 TK 0,75. Sedangkan untuk daya pembeda terdapat 25 butir soal yang positif. Berdasarkan indeks kesukaran dan daya pembeda yang ditetapkan dari 35 butir soal terdapat 15 soal yang ditolak, sehingga terpilih sebanyak 20 butir soal tes prestasi belajar matematika yang semuanya mewakili masing-masing indikator yang tertuang dalam kisi-kisi penyusunan soal. Selanjutnya dari 20 butir soal tersebut dicari validitas dan reliabilitasnya. Dari 20 butir soal tersebut, untuk validitas sebesar 0,86 dan indeks reliabilitasnya sebesar 0,76. Dengan kata lain 20 butir soal tersebut valid. Hasil uji keseimbangan diperoleh t obs sebesar 0,756 dan nilai t tabel sebesar 1,960 dengan DK = {t t < 1,960 atau t > 1,960}. Karena nilai t obs DK maka H 0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Akan tetapi sebelum uji keseimbangan ini dilakukan terlebih dahulu telah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Sebelum data prestasi belajar matematika dikenakan uji hipotesis, terlebih dahulu data prestasi belajar tersebut harus memenuhi uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk uji normalitas pada kelompok eksperimen 1

61 50 diperoleh L obs sebesar 0,1008 dan eksperimen 2 diperoleh L obs sebesar 0,1075 karena kedua kelompok mempunyai jumlah responden sama yaitu 32 maka L tabel sebesar 0,1566. Sedangkan DK = {L L > 0,1566} jadi keputusan uji untuk masing-masing kelompok yaitu H 0 diterima dengan kata lain kelompok-kelompok tersebut berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas diperoleh χ obs sebesar 1,344 dan χ tabel sebesar 3,841 dengan DK = {χ χ > 3,841}. Ini menunjukkan bahwa χ obs DK sehingga H 0 diterima yang kesimpulannya variansi dari populasi tersebut sama. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh harga statisti uji t obs sebesar 1,866 dan t tabel sebesar 1,645 dan DK = {t t > 1,645}. Ini menunjukkan bahwa t obs DK sehingga H 0 ditolak yang berarti model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen 1 adalah pembelajaran yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen 2 adalah pembelajaran yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Dalam penelitian ini waktu yang digunakan adalah 5 kali pertemuan dengan jumlah siswa untuk masing-masing kelas adalah 32 orang. Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 mendorong siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab individual, karena nantinya guru akan

62 51 menunjuk secara acak anggota kelompok yang akan mewakili kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi. Sedangkan pembelajaran pada kelas eksperimen 2 siswa hanya diperintahkan bekerja dalam kelompok dan mempertanggungjawabkannya secara kelompok pula, siswa kurang aktif dalam kelompok sehingga pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

63 52 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 1 Sruweng tahun pelajaran 2011/2012 pada materi luas permukaan bangun ruang sisi datar. B. Saran Saran yang dapat penulis sumbangkan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah 1. Dalam penyampaian materi pelajaran matematika, guru dan calon guru perlu memperhatikan adanya pemilihan model pembelajaran. 2. Untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif diperlukan perhatian khusus dalam merencanakan waktu dan memilih materi yang akan diajarkan. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini. 52

64 DAFTAR PUSTAKA Abuddin Nata Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Budiyono Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS press. Dwi Anjani Dyah Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Head Together (NHT) dengan Metode Student Teams Achievement Division (STAD) Ditinjau dari Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. diakses dari pada tanggal 16 juli Dwi Maya Fitriyani Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Pada Kompetensi Dasar Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran di MTs N Kendal Tahun Ajaran 2009/2010. diakses dari pada tanggal 23 Juli Hamzah. B. Uno Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif & Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Lilik Wahyu Utomo Psikologi Belajar, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. Miftahul Huda Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nana Sudjana & Ibrahim Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Ngalim Purwanto Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya. Oemar Hamalik Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Oemar Hamalik Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pahyono Model-Model Pembelajaran Inovatif: Cooperative Learning. diakses dari pada tanggal 29 Maret 2012.

65 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Balai Pustaka. Slavin, Robert E Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Titi Nurhalimah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT pada Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Himpunan. diakses dari Pada tanggal 16 Juli Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group. Widyantini Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kooperatif. diakses dari Pembelajaran Kooperatif.pdf./ pada tanggal 17 Desember 2011.

66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Alfi Umu Solihah NIM : Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 6 Juni 1989 Alamat Asal : Desa Sidoagung 01/03 Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen umualfi@gmail.com Pendidikan Jenjang Nama Sekolah Tahun Lulus TK Raudhatul Athfal Al Falah 1995 SD SD Negeri 4 Sidoagung 2001 SMP SMP Negeri 1 Karanganyar 2004 SMK SMK Negeri 1 Karanganyar 2007 S1 Universitas Muhammadiyah Purworejo 2012

67 LAMPIRAN

68

69

70

71

72

73

74 Provinsi Kota/Kab. Sekolah No. Urut PERSENTASE PENGUASAAN MATERI SOAL MATEMATIKA UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2010/2011 : 03 - JAWA TENGAH ( Siswa ) : 11 - KABUPATEN KEBUMEN ( Siswa ) : SMP NEGERI 1 SRUWENG ( 271 Siswa ) Kemampuan Yang Diuji Sekolah Kota/ Kab. 1 Menyelesaikan soal dengan menggunakan konsep kongruensi Menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas gabungan dua bangun datar Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dalam bentuk pecahan Menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi atau kuadrat bentuk aljabar Menyelesaikan masalah berkaitan dengan skala dan perbandingan Menentukan gradien, persamaan garis dan grafiknya Menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung Menentukan volume bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung Menentukan gradien, persamaan garis dan grafiknya Menyederhanakan bentuk aljabar dengan memfaktorkan Menentukan unsur-unsur pada kubus atau balok Menyelesaikan masalah berkaitan dengan skala dan perbandingan Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbankan atau koperasi Menghitung besar sudut pusat atau sudut keliling pada lingkaran Menyelesaikan soal keliling gabungan 2 bangun datar & penggunaan konsep keliling dalam keseharian Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menyajikan dan menafsirkan data Menghitung luas gabungan dua bangun datar Menghitung luas juring lingkaran dari unsur yang diketahui Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jual-beli Menyajikan dan menafsirkan data Menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep kesebangunan Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan Mengurutkan pecahan, jika diberikan beberapa jenis pecahan Menentukan ukuran pemusatan dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari Menentukan gradien, persamaan garis dan grafiknya Menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi atau kuadrat bentuk aljabar Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan relasi atau fungsi Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan Menyelesaikan soal dengan menggunakan teorema Pythagoras Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan pecahan Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menentukan suku ke-n suatu barisan Menyelesaikan soal dengan menggunakan konsep kesebangunan dari dua trapesium sebangun Menentukan volume bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung Menghitung besar sudut yang melibatkan sudut dalam dan sudut luar segitiga Menghitung besar sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain Mengalikan bentuk aljabar Menyelesaikan soal jaring-jaring bangun ruang sisi datar Prop Nas

75 FORMAT TABULASI JAWABAN SISWA No Nama Item Soal Jumlah Jawaban Tiap Siswa 1 Ade Rismanto Adi Witanto Agustina Sugiarti Akhmad Priyanto Aris Susilo Asep Setiawan Dea Marantika Dina Mulyani Dinda Nurani Utami Ellen Diana Wijaya Fitrishima Dewi Anjani Hanif Nur Pratama Heno Febrianto Ilyas Rezha Aditya Inggit Dwi Lestari Isnaeni Oktavianingsih Lisa Arsinta Manarul Hidayat Novita Damayanti Nurjaya E Rizka Isnaeni Sarwanto Siti Asiyah Slamet Widodo Sovia Mahabah Susilo Budi Prasetyo Syafira Nur Fitri P Tia Dwi Nur A

76 61 TINGKAT KESUKARAN Item Soal Jumlah Penjawab Tiap Soal TK Kategori ,82 mudah ,93 Mudah ,54 Sedang ,54 Sedang Mudah ,46 Sedang Mudah ,96 Mudah ,61 Sedang ,64 Sedang ,93 Mudah ,25 Sedang ,71 Sedang ,32 Sedang ,11 Sulit ,32 Sedang Mudah ,96 Mudah ,93 Mudah ,39 Sedang ,29 Sedang ,25 Sedang ,82 Mudah ,14 Sulit ,36 Sedang ,32 Sedang ,64 Sedang ,29 Sedang ,32 Sedang ,32 Sedang ,64 Sedang ,39 Sedang ,93 Mudah ,93 Mudah ,64 Sedang

77 Kelompok Atas Jumlah Jawaban Tiap Siswa No Nama Item Soal Novita Damayanti Sovia Mahabah Ellen Diana Wijaya Adi Witanto Dinda Nurani Utami Dea Marantika Slamet Widodo Tia Dwi Nur A Akhmad Priyanto Nurjaya E Susilo Budi Prasetyo Isnaeni Oktavianingsih Rizka Isnaeni Inggit Dwi Lestari Kelompok Bawah Jumlah Jawaban Tiap Siswa No Nama Item Soal Hanif Nur Pratama Heno Febrianto Lisa Arsinta Agustina Sugiarti Aris Susilo Dina Mulyani Siti Asiyah Ilyas Rezha Aditya Ade Rismanto Sarwanto Asep Setiawan Fitrishima Dewi Anjani Syafira Nur Fitri P Manarul Hidayat

78 63 DAYA PEMBEDA Item Soal B A B B P A B A D Ket ,64 0,36 positif ,9 0,93 0 nol ,9 0,21 0,64 positif ,9 0,21 0,64 positif nol ,5 0,43 0,07 positif nol ,9 1-0,1 negatif ,6 0,57 0,07 positif ,8 0,5 0,29 Positif ,9 0,93 0 Nol ,4 0,07 0,36 Positif ,9 0,57 0,29 Positif ,5 0,14 0,36 Positif ,2 0 0,21 Positif ,4 0,29 0,07 Positif Nol ,93 0,07 Positif ,9 0,93 0 Positif ,6 0,14 0,5 Positif ,4 0,14 0,29 Positif ,2 0,29-0,1 Negatif ,9 0,71 0,21 Positif ,1 0,14 0 Nol ,5 0,21 0,29 Positif ,4 0,21 0,21 Positif ,9 0,43 0,43 Positif ,4 0,14 0,29 Positif ,5 0,14 0,36 Positif ,5 0,14 0,36 Positif ,7 0,57 0,14 Positif ,6 0,21 0,36 Positif ,9 1-0,1 Negatif ,9 1-0,1 Negatif ,7 0,57 0,14 Positif Keterangan: D = Daya Pembeda =P A - P B P A = P B = J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah

79 Lampiran SOAL-SOAL YANG DITERIMA Item Soal TK D Ket. 1 mudah positif Ditolak 2 mudah nol Ditolak 3 sedang positif Diterima 4 sedang positif Diterima 5 mudah nol Ditolak 6 sedang positif Diterima 7 mudah nol Ditolak 8 mudah negatif Ditolak 9 sedang positif Diterima 10 sedang positif Diterima 11 mudah nol Ditolak 12 sedang positif Diterima 13 sedang positif Diterima 14 sedang positif Diterima 15 sulit positif Ditolak 16 sedang positif Diterima 17 mudah nol Ditolak 18 mudah positif Ditolak 19 mudah positif Ditolak 20 sedang positif Diterima 21 sedang positif Diterima 22 sedang negatif Ditolak 23 mudah positif Ditolak 24 sulit nol Ditolak 25 sedang positif Diterima 26 sedang positif Diterima 27 sedang positif Diterima 28 sedang positif Diterima 29 sedang positif Diterima 30 sedang positif Diterima 31 sedang positif Diterima 32 sedang positif Diterima 33 mudah negatif Ditolak 34 mudah negatif Ditolak 35 sedang positif Diterima

80 FORMAT TABULASI JAWABAN SOAL YANG DITERIMA No Nama Item Soal Jumlah Jawaban Tiap Siswa 1 Ade Rismanto Adi Witanto Agustina Sugiarti Akhmad Priyanto Aris Susilo Asep Setiawan Dea Marantika Dina Mulyani Dinda Nurani Utami Ellen Diana Wijaya Fitrishima Dewi Anjani Hanif Nur Pratama Heno Febrianto Ilyas Rezha Aditya Inggit Dwi Lestari Isnaeni Oktavianingsih Lisa Arsinta Manarul Hidayat Novita Damayanti Nurjaya E Rizka Isnaeni Sarwanto Siti Asiyah Slamet Widodo Sovia Mahabah Susilo Budi Prasetyo Syafira Nur Fitri P Tia Dwi Nur A

81 66 DAFTAR NILAI SOAL-SOAL YANG DITERIMA No Nama Jumlah Jawaban Nilai Benar 1 Ade Rismanto Adi Witanto Agustina Sugiarti Akhmad Priyanto Aris Susilo Asep Setiawan Dea Marantika Dina Mulyani Dinda Nurani Utami Ellen Diana Wijaya Fitrishima Dewi Anjani Hanif Nur Pratama Heno Febrianto Ilyas Rezha Aditya Inggit Dwi Lestari Isnaeni Oktavianingsih Lisa Arsinta Manarul Hidayat Novita Damayanti Nurjaya E Rizka Isnaeni Sarwanto Siti Asiyah Slamet Widodo Sovia Mahabah Susilo Budi Prasetyo Syafira Nur Fitri P Tia Dwi Nur A Nilai= Jumlah Benar x 5

82 67 NILAI ULANGAN HARIAN KELAS VIII B SMP NEGERI 2 ADIMULYO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NO NAMA NILAI 1 Ade Rismanto 25 2 Adi Witanto 50 3 Agustina Sugiarti 45 4 Akhmad Priyanto 40 5 Aris Susilo 45 6 Asep Setiawan 35 7 Dea Marantika 50 8 Dina Mulyani 40 9 Dinda Nurani Utami Ellen Diana Wijaya Fitrishima Dewi Anjani Hanif Nur Pratama Heno Febrianto Ilyas Rezha Aditya Inggit Dwi Lestari Isnaeni Oktavianingsih Lisa Arsinta Manarul Hidayat Novita Damayanti Nurjaya E Rizka Isnaeni Sarwanto Siti Asiyah Slamet Widodo Sovia Mahabah Susilo Budi Prasetyo Syafira Nur Fitri P Tia Dwi Nur A 45

83 68 VALIDITAS No Nama x y x 2 y 2 xy 1 Ade Rismanto Adi Witanto Agustina Sugiarti Akhmad Priyanto Aris Susilo Asep Setiawan Dea Marantika Dina Mulyani Dinda Nurani Utami Ellen Diana Wijaya Fitrishima Dewi A Hanif Nur Pratama Heno Febrianto Ilyas Rezha Aditya Inggit Dwi Lestari Isnaeni Oktavianingsih Lisa Arsinta Manarul Hidayat Novita Damayanti Nurjaya E Rizka Isnaeni Sarwanto Siti Asiyah Slamet Widodo Sovia Mahabah Susilo Budi Prasetyo Syafira Nur Fitri P Tia Dwi Nur A Keterangan: x = nilai siswa y = nilai kriterium

84 69 N xy ( x)( y) r = {N x ( x) }{N y ( y) } (28)(62350) (1260)(1275) = {(28)(67350) (1260) }{(28)(61225) (1275) } = { }{ } = = ,684 = 0, = 0,86

85 FORMAT TABULASI BELAHAN AWAL BELAHAN AKHIR Item Soal Belahan Awal No Nama Ade Rismanto Adi Witanto Agustina Sugiarti Akhmad Priyanto Aris Susilo Asep Setiawan Dea Marantika Dina Mulyani Dinda Nurani Utami Ellen Diana Wijaya Fitrishima Dewi Anjani Hanif Nur Pratama Heno Febrianto Ilyas Rezha Aditya Inggit Dwi Lestari Isnaeni Oktavianingsih Lisa Arsinta Manarul Hidayat Novita Damayanti Nurjaya E Rizka Isnaeni Sarwanto Siti Asiyah Slamet Widodo Sovia Mahabah Susilo Budi Prasetyo Syafira Nur Fitri P Tia Dwi Nur A Belahan Akhir

86 71 RELIABILITAS No x y x 2 y 2 xy Keterangan: x = belahan awal y = belahan akhir

87 72 N xy ( x)( y) r = {N x ( x) }{N y ( y) } (28)(645) (134)(118) = {(28)(782) (134) }{(28)(622) (118) } = { }{ } 2248 = = r = ,24251 = 0, = 0,606 2r 1 + r = (2)(0,606) 1 + 0,606 = 1,212 1,606 = 0, = 0,76

88 Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Data Kelas Eksperimen 1 (VIII E) Data Kelas Eksperimen 2 (VIII F) No Nama Nilai No Nama Nilai 1 AGNESI DONA WIWIDIASTUTI 40 1 AKSINUDIN TUBA 75 2 AKHMAD YUSRO 60 2 ANIS OKTAFIA SARI 65 3 ANGGI PRASETYO 65 3 ANITA HANDAYANI 35 4 ANIS SUSANTI 65 4 ARIF NOVIANTO 50 5 ANJAR EKO SAPUTRO 70 5 DWIKI NURUL FATONI 65 6 ARDHI LAKSONO PRABOWO 80 6 ENDRI IRAWAN 65 7 ARIS PRASETYO 55 7 FAIZZFARIS MAWANTO 55 8 ARUM KUSUMAWARDANI 60 8 FARIIDAH KHASNAUL 60 9 ARUM SASI HASANAH 85 9 FITRIA ASTUTI DENI SYAHRIAL HASAN ALI MASPUR DINDA FARADILA IIM ROATUN AZIZAH DINTAZKIYA FATMA JEFRI SAPUTRA FADILA APRILIANI ISMA JOHAN AGUS PRIANA FARIHATUL HUSNA KUNTAROHMAH FREZA ANGGI FRADANA MEI REFIYANI HABIB MUSTOFA MIA SUPRIYANTI IMAM FAORI MUHAMAD ASYHARI JANATI MUHAMAD HASANUDIN MELIYANA RAHAYU MULYANA YUSUP MISWANTORO NOVA SRIHERMANING TYAS NADIA APRIANTI NUR KHASANAH NIEX PARAHITA UTAMI PANGGIH ARDIYYANTOKO RAFLI PAMUNGKAS RAHMAT HIDAYAT RAHMAT NAWAWI REVA RAHMA SYAFITA RIZKI SURAHMAN SAIFUL MUNIR ROHMATUL MARFUNGAH SIGIT PRASONGKO RUSNANTO ADI SULISTYO SITI KHOLIFATUN SITI NUR ROHMAH SITI RODIYAH NINGSIH SITI ROBINGATUN SODIKIN TRI SUWARNI WARIH NUGRAHENI L UUS GUNAWAN YULI SINDARTO ZAINUL KHASBI ZAINI MIFTAKH P 40 Jumlah 1955 Jumlah 1745 Rata-rata Rata-rata 54.53

89 DAFTAR NILAI UAS KELAS VIII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 No. KELAS VIII A NILAI No. KELAS VIII B NILAI 1 ADHA PERMANA GUSTAWA 70 1 ACHMAD MUNIR YASIN 50 2 ALDILA PRIHARTO RAMADHAN 70 2 AFRISKA RATNA FIBRASARI 45 3 ANDI BUDI LAKSONO 50 3 AH. BAHARUDIN 40 4 ANGGITA YULI WIJIASTUTI 60 4 AKHMAD SUYATNO 50 5 ATI PRIYANTI 70 5 ARIF DWI PRAYOGI 35 6 DEDI YUSUP 45 6 ARIZAL YUSUF SAPUTRA 45 7 EKA MURNIASIH 75 7 BANIATUN CHOEROH 55 8 FATHU ROHMAN 60 8 CATUR MUJIYONO 60 9 HESTI ARDIYANTI 40 9 DEDE RIYADI HIDAYATUL MASRUROH DEWI PURNAMA SARI INDRA PRABOWO EIS WIDYA RAHMAWATI KHAFIDH NUR IMAN EKA ANGGRAINI KHALISTA INDAH ARULITA FATHONY FAJAR IMAMI KHOMSATUN IDA FITRI NUR SANGADAH M. MAHFUD HIDAYAT GITA RESTI VIANA MILATUL FARIDA HENY VIDIA ARUM NELI MUNGAROFAH MAHMUD ARIS WIDODO NITA RATNASARI MIFTACHUL HUDA NUR PRAMESTI NUGRAHENI TRI SUSANTI PUJI SARONO NUR LAILATUL KHIKMAH RESMA TRISYA FADILA RISMA AGUS TIANA REZA KURNIAWAN RIZKA FAJAR RIYADI RIZKI IMAM SUBARKAH RIZKI APRIYANTO ROFIYANA DWI LESTARI ROHMATUS SANI SALIS NUR FATICHAH SYUKRON FATONI SARASTI PUSPA DWI INSANI TIKA DEWI PRASTIWI SITI NUR HARDIYANTI TRI SETIYOWATI SRI SULASTRI WAHYU ROMADHANI TITI LESTARI WAHYU SETIYAWAN TRIANA AYUNINGSIH WOYO ASMITO YOGI AGUNG PRASETYO YOGA HENDRIKO YULIA NINGSIH 40 JUMLAH 1520 JUMLAH 1660 RATA-RATA RATA-RATA

90 DAFTAR NILAI UAS KELAS VIII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 No. KELAS VIII C NILAI No. KELAS VIII D NILAI No. 1 ADI KURNIAWAN 30 1 AFINDA KUSMANA AGUNG SUPRIYANTO 25 2 AHMAD MUHTAR NAWAWI AJI KURNIAWAN 50 3 ARI SETIAWAN AKHMAD SUBKI MUHTADI 30 4 ASRI KAMALA FAIQOH AMIR KILALUDIN 25 5 BAQIYAH JANATUL FIRDAOS ANGGI INDRIYANI 25 6 DEFI FEBILIA ANIS HERMAWAN 25 7 DESI ARI SUMEKAR BAYU IKHSANUDIN 30 8 ERLIN SULISTYANI BOBY SAPUTRO 40 9 FANZIL KHAKIM DIMAS FAJAR AMRULLOH IBNU SETIA WALUYO EVA LISTIANA IIS NUR FAIZAH FEBRIAN AGENG RESTA IQBAL MUMFARID FERI PAMUNGKAS ISMANTO FITRIA AJENG F.S MA'RIF SOLIHHUDIN HENDRI KURNIAWAN MUHAMMAD KHASBI M KURNIA KUMALASARI NUR ARIFIN KUWAT ISNAENI NURSALAM BAHARUDIN M M. MASRUDIN OKHI AKHIR RAHMAWATI MISBAH KHOLID M PUTRI NUR KHASANAH MOHAMMAD A. N PUTRI PAWITA SARI MOHAMMAD M. J RAHMAWATI NUR DEFIYANI RIFQI MAULANA RAHMAT SETIYADI RISKA AYU AMELIA RESTU AGUNG WIDODO RIZAL PRIYAMBUDI REZA NASRUL HAQUE SITI KHUMAEROH RISKA TRI HARTANI SITI KHUTBAIYAH SARAH DWI REFANI SYVA ADITYA ANGGA S SRI WAHYUNI TRI ENDANG NINGRUM SUCI SHOIMATUR R TRI ISWATI WIBOWO SANTOSO WAHYU FITRIANA SYAFIQOH WIJI ARIF S WENING LUTHFIANA Y WINDY FATIKASARI WIJATMIKO YUSUP SUBEKTI 35 JUMLAH 1410 JUMLAH 1295 RATA-RATA RATA-RATA

91 DAFTAR NILAI UAS KELAS VIII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KELAS VIII E NILAI No. KELAS VIII F NILAI No. AGNESI DONA W AKSINUDIN TUBA 40 1 AKHMAD YUSRO 45 2 ANIS OKTAFIA SARI 25 2 ANGGI PRASETYO 50 3 ANITA HANDAYANI 25 3 ANIS SUSANTI 60 4 ARIF NOVIANTO 35 4 ANJAR EKO SAPUTRO 55 5 DWIKI NURUL FATONI 60 5 ARDHI LAKSONO P ENDRI IRAWAN 45 6 ARIS PRASTYO 25 7 FAIZZFARIS MAWANTO 30 7 ARUM KUSUMAWARDANI 50 8 FARIIDAH KHASNAUL A ARUM SASI HASANAH 65 9 FITRIA ASTUTI 45 9 DENI SYAHRIAL HASAN ALI MASPUR DINDA FARADILA IIM ROATUN AZIZAH DINTAZKIYA FATMA JEFRI SAPUTRA FADILA APRILIANI ISMA JOHAN AGUS PRIANA FARIHATUL HUSNA KUNTAROHMAH FREZA ANGGI FRADANA MEI REFIYANI HABIB MUSTOFA MIA SUPRIYANTI IMAM FAORI MUHAMAD ASYHARI JANATI MUHAMAD HASANUDIN MELIYANA RAHAYU MULYANA YUSUP MISWANTORO NOVA SRIHERMANING TYAS NADIA APRIANTI NUR KHASANAH NIEX PARAHITA UTAMI PANGGIH ARDIYYANTOKO RAFLI PAMUNGKAS RAHMAT HIDAYAT RAHMAT NAWAWI REVA RAHMA SYAFITA RIZKI SURAHMAN SAIFUL MUNIR ROHMATUL MARFUNGAH SIGIT PRASONGKO RUSNANTO ADI SULISTYO SITI KHOLIFATUN SITI NUR ROHMAH SITI RODIYAH NINGSIH SITI ROBINGATUN SODIKIN TRI SUWARNI WARIH NUGRAHENI L UUS GUNAWAN YULI SINDARTO ZAINUL KHASBI ZAINI MIFTAKH P 55 JUMLAH 1445 JUMLAH 1380 RATA-RATA RATA-RATA

92 KELAS VIII G NILAI KELAS MEAN AHMAD KHOIRUL UMAM 20 A AKHMAD MUDASIR 40 B ANISA AINUL FUADAH 50 C ANJAR RIYO PRATAMA 25 D DESY AMALIA ROKHMAH 40 E DIAH SAPTARININGSIH 35 F DINI NOVI ENDAH SARI 45 G DWI KARTIKASARI 45 EVI NURMALA SARI 45 PERINGKAT FAJAR RISKIYANTO 50 A FIARY FARRATINABILA 50 B KOMARUDIN 25 E LEO SANDI TRIKORANDA 30 D LUKMAN KHOERUL ANAM 40 F MAHFUD ASYFAR 30 C MUHAMAD KHOERUL ANAM 35 G MUKHAMMAD NAZMUDIN 55 NOFI SAFITRI 50 NUR KHAMID 30 NUR KHASANAH 55 NUR WAKHIDAH KHOERUNNISA 50 RAHMAT SAIBANI 35 REFA MARTHA GUNAWAN 55 SINGGIH HADI RIYANTO 40 SRI MULYANI 25 TEGUH YULIANTO 35 WAHYU SETYO PERMADI 30 WAKHIDATUL RAHMI 35 WINDIARTI 45 YOGI ABIDZAR GHIFARI 30 YUSLIA AWALIYAH 35 JUMLAH RATA-RATA DAFTAR NILAI UAS KELAS VIII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PELAJARAN 2011/

93 1. H 0 : Sampel berasal dari populasi yang beristribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2. α = 0,05 3. Statistik Uji yang digunakan L = Maks ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ 4. Komputasi No Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ Jumlah 1445 Maks Rata-rata Tabel Keputusan diterima 5. Daerah Kritik L 0,05 ;32 = 0,1566, DK = {LǀL > 0,1566}; L obs = 0,1075 DK 6. Keputusan Uji: H 0 diterima UJI NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN 1 (VIII E)

94 1. H 0 : Sampel berasal dari populasi yang beristribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2. α = 0,05 3. Statistik Uji yang digunakan L = Maks ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ 4. Komputasi No Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ Jumlah 1380 Maks Rata-rata Tabel Keputusan diterima 5. Daerah Kritik L 0,05 ;32 = 0,1566, DK = {LǀL > 0,1566}; L obs = 0,0919 DK 6. Keputusan Uji: H 0 diterima UJI NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN 2 (VIII F)

95 Lampiran UJI HOMOGENITAS VARIANSI DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN 1 DAN KELAS EKSPERIMEN 2 1. H 0 : Variansi populasi homogen H 1 : Variansi populasi tidak homogen 2. α = 0,05 3. Statistik uji yang digunakan 4. Komputasi: χ = 2,203 c Sampel f j = (n j -1) S j 2 f log RKG f log sj SS j = (f j ).S j 2 log S j 2 (fj) log S j , ,492 2,074 64, ,5 3487,5 2,051 63,581 Jumlah , ,875 RKG = SS = 7161,992 = 115,516 f 62 f log RKG = (62)(log 115,512) = (62)(2,063) = 127,906 c = (k 1) 1 f 1 f = 1 + ( ) + = (0,048) 3 = 1,016 Sehingga: χ =, (127, ,875),

96 81 χ = 2,203 1,016 (0,031) = 0, = 0, Daerah kritik χ 2 0,05;1 = 3,841 DK = {χ χ > 3,841}; χ 2 obs= 0,0672 DK 6. Keputusan Uji : H 0 diterima 7. Kesimpulan: Variansi-variansi dari dua populasi tersebut sama (homogen)

97 Lampiran UJI KESEIMBANGAN Eksperimen 1: X 1 = 1445; X 1 2 = 68925; X = 45,156; s 1 2 =118,532 Eksperimen 2: X 2 = 1380; X 2 2 = 63000; X = 43,125; s 2 2 =112,5 1. H 0 : Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal yang sama H 1 : Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal yang tidak sama 2. α = 0,05 3. Statistik Uji yang digunakan t = X X d s 1 n + 1 n ~t(n + n 2) 4. Komputasi s = (n 1)s + (n 1)s n + n 2 = (32 1)(118,523) + (32 1)(112,5) = 7161, = 115,5115 s = 10, = 10,748 d 0 = 0 (sebab tidak dibicarakan selisih rataan) 45,156 43,125 t = 10, Daerah kritik = 2,031 2,687 = 0,756 t 0,025;62 = 1,960; DK = {t t < 1,960 atau t > 1,960} t = 0,756 DK 6. Keputusan Uji: H 0 diterima 7. Kesimpulan: Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal yang sama.

98 Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Data Kelas Eksperimen 1 (VIII E) Data Kelas Eksperimen 2 (VIII F) No Nama Nilai No Nama Nilai 1 AGNESI DONA WIWIDIASTUTI 40 1 AKSINUDIN TUBA 75 2 AKHMAD YUSRO 60 2 ANIS OKTAFIA SARI 65 3 ANGGI PRASETYO 65 3 ANITA HANDAYANI 35 4 ANIS SUSANTI 65 4 ARIF NOVIANTO 50 5 ANJAR EKO SAPUTRO 70 5 DWIKI NURUL FATONI 65 6 ARDHI LAKSONO PRABOWO 80 6 ENDRI IRAWAN 65 7 ARIS PRASETYO 55 7 FAIZZFARIS MAWANTO 55 8 ARUM KUSUMAWARDANI 60 8 FARIIDAH KHASNAUL 60 9 ARUM SASI HASANAH 85 9 FITRIA ASTUTI DENI SYAHRIAL HASAN ALI MASPUR DINDA FARADILA IIM ROATUN AZIZAH DINTAZKIYA FATMA JEFRI SAPUTRA FADILA APRILIANI ISMA JOHAN AGUS PRIANA FARIHATUL HUSNA KUNTAROHMAH FREZA ANGGI FRADANA MEI REFIYANI HABIB MUSTOFA MIA SUPRIYANTI IMAM FAORI MUHAMAD ASYHARI JANATI MUHAMAD HASANUDIN MELIYANA RAHAYU MULYANA YUSUP MISWANTORO NOVA SRIHERMANING TYAS NADIA APRIANTI NUR KHASANAH NIEX PARAHITA UTAMI PANGGIH ARDIYYANTOKO RAFLI PAMUNGKAS RAHMAT HIDAYAT RAHMAT NAWAWI REVA RAHMA SYAFITA RIZKI SURAHMAN SAIFUL MUNIR ROHMATUL MARFUNGAH SIGIT PRASONGKO RUSNANTO ADI SULISTYO SITI KHOLIFATUN SITI NUR ROHMAH SITI RODIYAH NINGSIH SITI ROBINGATUN SODIKIN TRI SUWARNI WARIH NUGRAHENI L UUS GUNAWAN YULI SINDARTO ZAINUL KHASBI ZAINI MIFTAKH P 40 Jumlah 1955 Jumlah 1745

99 UJI NORMALITAS PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS EKSPERIMEN 1 1. H 0 : Sampel berasal dari populasi yang beristribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2. α = 0,05 3. Statistik Uji yang digunakan L = Maks ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ 4. Komputasi No Skor Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ Jumlah 1955 Maks Rata-rata Tabel Standar Dev Keputusan diterima 5. Daerah Kritik L 0,05 ;32 = 0,1566, DK = {LǀL > 0,1566}; L obs = 0,1008 DK 6. Keputusan Uji: H 0 diterima

100 UJI NORMALITAS PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS EKSPERIMEN 2 1. H 0 : Sampel berasal dari populasi yang beristribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2. α = 0,05 3. Statistik Uji yang digunakan L = Maks ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ 4. Komputasi No Skor Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) ǀF(Zi)-S(Zi)ǀ Jumlah 1745 Maks Rata-rata Tabel Standar Dev Keputusan diterima 5. Daerah Kritik L 0,05 ;32 = 0,1566, DK = {LǀL > 0,1566}; L obs = 0,1075 DK 6. Keputusan Uji: H 0 diterima

101 Lampiran UJI HOMOGENITAS VARIANSI PRESTASI BELAJAR KELAS EKSPERIMEN 1 DAN KELAS EKSPERIMEN 2 1. H 0 : Variansi populasi homogen H 1 : Variansi populasi tidak homogen 2. α = 0,05 3. Statistik uji yang digunakan 4. Komputasi: χ = 2,203 c f log RKG f log sj Sampel f j = (n j -1) S j 2 SS j = (f j ).S j 2 log S j 2 (fj) log S j , ,719 2,380 73, , ,969 2,192 67,952 Jumlah , ,732 RKG = SS = 12254,688 = 197,656 f 62 f log RKG = (62)(log 197,656) = (62)(2,296) = 142,352 c = 1 + = (k 1) 1 f 1 f 1 3(2 1) = (0,048) 3 = 1,016 Sehingga:

102 87 χ =, (142, ,732), χ = 2,203 1,016 (0,62) = 1, = 1, Daerah kritik χ 2 0,05;1 = 3,841 DK = {χ χ > 3,841}; χ 2 obs= 1,3444 DK 6. Keputusan Uji : H 0 diterima 7. Kesimpulan: Variansi-variansi dari dua populasi tersebut sama (homogen)

103 Lampiran UJI HIPOTESIS 1. H 0 : μ μ (Pembelajaran matematika tipe NHT tidak lebih baik dari pada tipe STAD). H 1 : μ > μ (Pembelajaran matematika tipe NHT lebih baik dari pada tipe STAD). 2. Taraf Signifikansi : 5% 3. Statistik Uji yang digunakan t = (X X ) S 1 n + 1 ~t(n + n 2) n S = ( ) ( ) 4. Komputasi X = 61,09 s = ( )(, ) ( )(, ) X = 54,53 =, s = 239,894 = 197,656 s = 155,418 = 14, n = 32 = 14,059 n = 32 t = (X X ) S ~t(n + n 2) n n = (61,09 54,53) 14, = 6,56 3,51475 = 1,

104 89 = 1, Daerah kritik: DK = t t > t ; t 0,05;62 = 1,645 DK = {t t > 1,645} t obs = 1,866 DK 6. Keputusan Uji: H 0 ditolak 7. Kesimpulan Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) lebih baik dari pada prestasi belajar matematika yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

105 Lampiran KISI- KISI SOAL ULANGAN HARIAN Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. No. Indikator Soal Menghitung luas permukaan balok jika diketahui luas bidang diagonal, panjang, dan tinggi. 14 Menghitung luas permukaan balok jika diketahui diagonal ruang, panjang, dan tinggi. 15 Penjabaran Indikator 1. Menemukan Menemukan rumus luas permukaan kubus. 1 rumus luas Menemukan rumus luas permukaan balok. 2 permukaan. Menemukan rumus luas permukaan prisma. 3 Menemukan rumus luas permukaan limas Menghitung Menghitung luas permukaan kubus jika diketahui panjang rusuknya. 5 luas Menghitung luas permukaan kubus jika diketahui luas alasnya. 6 permukaan Menghitung luas permukaan kubus jika dikeatui keliling alasnya. 7 bangun Menghitung luas permukaan kubus jika diketahui diagonal ruangnya. 8 ruang sisi Menghitung luas permukaan kubus jika diketahui diagonal sisinya. 9 datar. Menentukan panjang rusuk kubus jika diketahui luas permukaannya. 10 Menghitung luas permukaan balok jika diketahui panjang, lebar, dan tinggi. 11 Menghitung luas permukaan balok jika diketahui luas alas, panjang, dan tinggi. 12 Menghitung luas permukaan balok jika diketahui keliling alas, lebar, dan tinggi. 13 Menghitung luas permukaan balok jika diketahui diagonal sisi, panjang, dan lebar. 16 Menentukan tinggi balok jika diketahui panjang, lebar, dan luas permukaan. 17

106 91 3. Menyelesaikan soalsoal cerita. Menentukan tinggi balok jika diketahui panjang, tinggi, dan luas permukaan. Menghitung jumlah luas bidang tegak prisma yang alasnya berbentuk persegi panjang. 25 Menghitung luas permukaan prisma yang alasnya berbentuk persegi yang diketahui panjang sisi dan tinggi sisi tegaknya. 27 Menghitung luas permukaan limas yang alasnya berbentuk persegi yang diketahui panjang sisi dan tinggi sisi limas. 30 Menghitung luas permukaan limas yang alasnya berbentuk persegi yang diketahui panjang sisi dan panjang sisi Menentukan tinggi balok jika diketahui lebar, tinggi, dan luas permukaan. 19 Menghitung luas permukaan prisma yang alasnya berbentuk persegi. 20 Menghitung luas permukaan prisma yang alasnya berbentuk persegi panjang. 21 Menghitung luas permukaan prisma yang alasnya berbentuk segitiga siku-siku. 22 Menghitung luas permukaan prisma yang alasnya berbentuk segitiga sama sisi. 23 Menghitung luas permukaan prisma yang alasnya berbentuk belah ketupat. 24 Menentukan tinggi prisma yang alasnya berbentuk segitiga siku-siku. 26 Menghitung luas permukaan limas dengan alas persegi panjang. 28 Menentukan tinggi limas dengan alas persegi panjang. 29 tegaknya. Mencari luas karton untuk membuat limas. 32 Mencari luas kayu untuk membuat peti yang berbentuk balok. 33 Mencari luas kertas untuk membungkus kado yang berbentuk persegi. 34 Menentukan banyaknya kaleng cat untuk mengecat tugu yang berbentuk prisma. 35

107 Lampiran Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Kubus memiliki.... buah bidang dan tiap bidang berbentuk bangun.... maka luas permukaan kubus adalah.... a. enam persegi 6s 2 c. delapan persegi 8s 2 b. empat persegi 4s 2 d. empat persegi 6s 2 2. Bidang alas balok sama dan sebangun dengan bidang atas, maka luas keseluruhan.... Bidang depan sama dan sebangun dengan bidang belakang, maka luas keseluruhan.... Bidang kiri sama dan sebangun dengan bidang kanan, maka luas keseluruhan.... Sehingga luas permukaan balok adalah.... a. 2pl c. 2p 2 2pt 2l 2 2lt 2t 2 2p + 2l + 2t 2(p 2 + l 2 + t 2 ) b. 2pl d. 2pl 2 2pt 2pt 2 2lt 2lt 2 2(pl + pt + lt) 2pl 2 + 2pt 2 + 2lt 2 3. Perhatikan gambar prisma dibawah ini! t t c a t b t Isilah titik-titik berikut! Luas permukaan prisma = luas alas + luas bidang atas + luas.... = luas alas + luas alas + (a x t + b x t + c x t)

108 93 = ( 2 x luas alas) + ( a + b + c) x t = ( 2 x luas alas) a. Luas persegi c. Luas bidang-bidang tegak (keliling alas + tinggi) (keliling alas x tinggi) b. Luas persegi panjang d. Luas segitiga (luas alas x tinggi) (luas alas + tinggi) 4. Perhatikan gambar limas dibawah ini! o o A C o B o Luas permukaan limas O.ABC yaitu luas ABC +(luas ABO + luas BCO + luas ACO) jadi luas permukaan limas adalah.... a. luas alas x jumlah luas segitiga bidang tegak b. luas alas - jumlah luas segitiga bidang tegak c. luas alas + jumlah keliling segitiga bidang tegak d. luas alas + jumlah luas segitiga bidang tegak 5. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 6 cm. Luas permukaan kubus tersebut adalah.... a. 116 cm 2 c. 96 cm 2 b. 216 cm 2 d. 66 cm 2 6. Luas permukaan kubus yang luas alasnya 16 cm 2 adalah.... a. 256 cm 2 c. 96 cm 2 b. 196 cm 2 d. 64 cm 2 7. Keliling alas sebuah kubus adalah 32 cm. Luas permukaan kubus tersebut adalah....

109 94 a. 244 cm 2 c. 348 cm 2 b. 248 cm 2 d. 384 cm 2 8. Panjang diagonal ruang sebuah kubus adalah 48 cm. Luas permukaan kubusnya adalah.... a. 96 cm 2 c. 66 cm 2 b. 86 cm 2 d. 46 cm 2 9. Diketahui panjang diagonal sisi sebuah kubus adalah 5 2 cm, maka luas permukaan kubus tersebut adalah.... a. 250 cm 2 c. 150 cm 2 b. 165 cm 2 d. 125 cm Luas permukaan sebuah kubus adalah cm 2. Panjang rusuk kubus tersebut yaitu.... a. 35 cm c. 20 cm b. 25 cm d. 15 cm 11. Sebuah balok berukuran panjang 18 cm, lebar 12 cm, dan tinggi 8 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah.... a. 912 cm 2 c. 612 cm 2 b. 712 cm 2 d. 472 cm Diketahui luas alas sebuah balok 112 cm 2, panjang balok 14 cm, dan tingginya 5 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah.... a. 182 cm 2 c. 560 cm 2 b. 444 cm 2 d. 888 cm Keliling alas pada gambar balok dibawah ini adalah 30 cm, lebarnya 5 cm dan tingginya adalah 15 cm, maka luas permukaannya adalah.... E H F G 15 cm D C A B 5 cm a. 550 cm 2 c. 425 cm 2 b. 450 cm 2 d. 350 cm 2

110 Perhatikan gambar balok di bawah ini! H G E F D C A B Diketahui luas bidang diagonal ABGH 120 cm 2, panjang AB= 12 cm dan panjang CG= 6 cm, maka luas permukaan balok ABCD.EFHG adalah.... a. 232 cm 2 c. 432 cm 2 b. 322 cm 2 d. 552 cm Diketahui suatu balok dengan panjang 8 cm, tinggi balok 24 cm, dan panjang diagonal ruangnya 26 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah.... a. 586 cm 2 c. 686 cm 2 b. 668 cm 2 d. 768 cm Perhatikan gambar balok berikut ini! W V T U S R P Q Jika panjang diagonal sisinya yaitu PU= 25 cm, PQ= 20 cm, QR= 10 cm, maka luas permukaan balok PQRS.TUVW adalah.... a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm. Jika luas permukaan balok tersebut adalah 550 cm 2, maka tinggi balok tersebut adalah.... a. 5 cm c. 7 cm b. 6 cm d. 7,5 cm 18. Sebuah balok mempunyai panjang 6 cm, tinggi 3 cm, dan luas permukaannya 108 cm 2. Lebar balok tersebut yaitu.... a. 5 cm c. 3,5 cm b. 4 cm d. 2,5 cm

111 Suatu balok yang luas permukaannya 312 cm 2, lebarnya 6 cm, dan tingginya 6 cm, maka panjang balok tersebut yaitu.... a. 5 cm c. 10 cm b. 7 cm d. 15 cm 20. Sebuah prisma yang alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 12 cm dan tinggi prisma 15 cm. Luas permukaan prisma tersebut adalah.... a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 8 cm, lebar 6 cm dan tinggi prisma 15 cm. Luas permukaan prisma tersebut adalah.... a. 616 cm 2 c. 475 cm 2 b. 516 cm 2 d. 450 cm Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi masingmasing 9 cm, 12 cm, dan 15 cm. Jika tinggi prisma 10 cm, maka luas permukaan prisma tersebut adalah.... a. 468 cm 2 c. 698 cm 2 b. 569 cm 2 d. 768 cm Alas prisma tegak berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisinya 10 cm. Jika tinggi prisma 20 cm, maka luas permukaan prisma tersebut adalah.... a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 10 cm dan panjang diagonalnya masing-masing 12 cm dan 16 cm. Jika tinggi prisma 20 cm, maka luas permukaan prisma tersebut adalah.... a. 792 cm 2 c. 992 cm 2 b. 835 cm 2 d cm 2

112 Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan panjang 15 cm, lebar 10 cm, dan luas permukaan prismanya 900 cm 2. Jumlah luas bidang tegaknya adalah.... a. 450 cm 2 c. 550 cm 2 b. 500 cm 2 d. 600 cm Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi sikusikunya 20 cm dan 15 cm. Jika luas permukaan prisma tersebut cm 2 maka tinggi prismanya adalah.... a. 24 cm c. 30 cm b. 26 cm d. 46 cm 27. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan tinggi segitiga sisi tegaknya 9 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah.... a. 125 cm 2 c. 225 cm 2 b. 144 cm 2 d. 250 cm Perhatikan gambar limas berikut ini! T 15 cm 13 cm D C 18 cm A 10 cm B Gambar di atas merupakan limas dengan alas berbentuk persegi panjang berukuran 10 cm x 18 cm. Tinggi segitiga pada sisi tegaknya adalah 15 cm dan 13 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah.... a. 564 cm 2 c. 445 cm 2 b. 456 cm 2 d. 364 cm Dari gambar limas pada no. 28, maka tinggi limasnya adalah.... a. 9 cm c. 12 cm b. 10 cm d. 16 cm

113 Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm. Tinggi limas tersebut 12 cm. 12 cm 10 cm Luas permukaan limas tersebut adalah.... a. 230 cm 2 c. 436 cm 2 b. 360 cm 2 d. 560 cm Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisinya PQ=QR=RS=SP= 20 cm dan panjang rusuk tegaknya TP=TQ=TR=TS= 26 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah.... T 26 cm S R 20 cm P 20 cm Q a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Sebuah model limas tegak segi empat terbuat dari bahan karton. Alas model limas tersebut berbentuk persegi persegi dengan panjang rusuk 6 cm dan panjang rusuk tegaknya 5m. Luas karton yang diperlukan untuk membuat model limas tersebut adalah.... a. 24 cm 2 c. 63 cm 2 b. 48 cm 2 d. 84 cm 2

114 Seorang tukang kayu akan membuat peti yang berbentuk balok dengan panjang, lebar, dan tinggi peti tersebut berturut-turut adalah 60 m, 40 m, dan 30 m. Luas kayu yang dibutuhkan untuk membuat peti tersebut yaitu.... a m 2 c m 2 b m 2 d m Afika akan membungkus sebuah kado yang berbentuk kubus dengan panjang sisinya 15 cm. Luas kertas yang dibutuhkan untuk membungkus kado tersebut adalah.... a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Sebuah tugu dibuat berbentuk prisma dengan alas persegi. Panjang rusuknya 5 m dan tingginya 4 m. Untuk mengecat tugu tersebut, 1 kaleng cat cukup untuk mengecat 5 m 2. Banyaknya kaleng cat untuk mengecat tugu tersebut yaitu.... a. 22 kaleng c. 26 kaleng b. 23 kaleng d. 28 kaleng ~~Selamat Mengerjakan~~

115 100 KUNCI JAWABAN 1. A 11. A 21. B 31. A 2. B 12. B 22. A 32. D 3. C 13. A 23. D 33. A 4. D 14. C 24. C 34. B 5. B 15. D 25. D 35. C 6. C 16. B 26. C 7. D 17. A 27. B 8. A 18. B 28. A 9. C 19. C 29. C 10. D 20. D 30. B

116 Lampiran Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perhatikan gambar prisma dibawah ini! t t c a t b t Isilah titik-titik berikut! Luas permukaan prisma = luas alas + luas bidang atas + luas.... = luas alas + luas alas + (a x t + b x t + c x t) = ( 2 x luas alas) + ( a + b + c) x t = ( 2 x luas alas) a. Luas persegi c. Luas bidang-bidang tegak (keliling alas + tinggi) (keliling alas x tinggi) b. Luas persegi panjang d. Luas segitiga (luas alas x tinggi) (luas alas + tinggi) 2. Perhatikan gambar limas dibawah ini! o o A C o B o Luas permukaan limas O.ABC yaitu luas ABC + (luas ABO + luas BCO + luas ACO) jadi luas permukaan limas adalah....

117 102 a. luas alas x jumlah luas segitiga bidang tegak b. luas alas - jumlah luas segitiga bidang tegak c. luas alas + jumlah keliling segitiga bidang tegak d. luas alas + jumlah luas segitiga bidang tegak 3. Luas permukaan kubus yang luas alasnya 16 cm 2 adalah.... a. 256 cm 2 c. 96 cm 2 b. 196 cm 2 d. 64 cm 2 4. Diketahui panjang diagonal sisi sebuah kubus adalah 5 2 cm, maka luas permukaan kubus tersebut adalah.... a. 250 cm 2 c. 150 cm 2 b. 165 cm 2 d. 125 cm 2 5. Luas permukaan sebuah kubus adalah cm 2. Panjang rusuk kubus tersebut yaitu.... a. 35 cm c. 20 cm b. 25 cm d. 15 cm 6. Diketahui luas alas sebuah balok 112 cm 2, panjang balok 14 cm, dan tingginya 5 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah.... a. 182 cm 2 c. 560 cm 2 b. 444 cm 2 d. 888 cm 2 7. Keliling alas pada gambar balok dibawah ini adalah 30 cm, lebarnya 5 cm dan tingginya adalah 15 cm, maka luas permukaannya adalah.... E H F G 15 cm D C A B 5 cm a. 550 cm 2 c. 425 cm 2 b. 450 cm 2 d. 350 cm 2 8. Perhatikan gambar balok di bawah ini! E H F G D C A B

118 103 Diketahui luas bidang diagonal ABGH 120 cm 2, panjang AB= 12 cm dan panjang CG= 6 cm, maka luas permukaan balok ABCD.EFHG adalah.... a. 232 cm 2 c. 432 cm 2 b. 322 cm 2 d. 552 cm 2 9. Perhatikan gambar balok berikut ini! W V T U S R P Q Jika panjang diagonal sisinya yaitu PU= 25 cm, PQ= 20 cm, QR= 10 cm, maka luas permukaan balok PQRS.TUVW adalah.... a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Sebuah prisma yang alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 12 cm dan tinggi prisma 15 cm. Luas permukaan prisma tersebut adalah.... a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 8 cm, lebar 6 cm dan tinggi prisma 15 cm. Luas permukaan prisma tersebut adalah.... a. 616 cm 2 c. 475 cm 2 b. 516 cm 2 d. 450 cm Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan panjang 15 cm, lebar 10 cm, dan luas permukaan prismanya 900 cm 2. Jumlah luas bidang tegaknya adalah.... a. 450 cm 2 c. 550 cm 2 b. 500 cm 2 d. 600 cm Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi sikusikunya 20 cm dan 15 cm. Jika luas permukaan prisma tersebut cm 2 maka tinggi prismanya adalah.... a. 24 cm c. 30 cm

119 104 b. 26 cm d. 46 cm 14. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan tinggi segitiga sisi tegaknya 9 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah.... a. 125 cm 2 c. 225 cm 2 b. 144 cm 2 d. 250 cm Perhatikan gambar limas berikut ini! T 15 cm 13 cm D C 18 cm A 10 cm B Gambar di atas merupakan limas dengan alas berbentuk persegi panjang berukuran 10 cm x 18 cm. Tinggi segitiga pada sisi tegaknya adalah 15 cm dan 13 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah.... a. 564 cm 2 c. 445 cm 2 b. 456 cm 2 d. 364 cm Dari gambar limas pada no. 28, maka tinggi limasnya adalah.... a. 9 cm c. 12 cm b. 10 cm d. 16 cm 17. Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm. Tinggi limas tersebut 12 cm. 12 cm 10 cm Luas permukaan limas tersebut adalah.... a. 230 cm 2 c. 436 cm 2 b. 360 cm 2 d. 560 cm 2

120 Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisinya PQ=QR=RS=SP= 20 cm dan panjang rusuk tegaknya TP=TQ=TR=TS= 26 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah.... T 26 cm S R 20 cm P 20 cm Q a cm 2 c cm 2 b cm 2 d cm Sebuah model limas tegak segi empat terbuat dari bahan karton. Alas model limas tersebut berbentuk persegi persegi dengan panjang rusuk 6 cm dan panjang rusuk tegaknya 5m. Luas karton yang diperlukan untuk membuat model limas tersebut adalah.... a. 24 cm 2 c. 63 cm 2 b. 48 cm 2 d. 84 cm Sebuah tugu dibuat berbentuk prisma dengan alas persegi. Panjang rusuknya 5 m dan tingginya 4 m. Untuk mengecat tugu tersebut, 1 kaleng cat cukup untuk mengecat 5 m 2. Banyaknya kaleng cat untuk mengecat tugu tersebut yaitu.... a. 22 kaleng c. 26 kaleng b. 23 kaleng d. 28 kaleng ~~Selamat Mengerjakan~~

121 106 KUNCI JAWABAN SOAL YANG DITERIMA 1. C 11. B 2. D 12. D 3. C 13. C 4. C 14. B 5. D 15. A 6. B 16. C 7. A 17. B 8. C 18. A 9. B 19. D 10. D 20. C

122 Lampiran LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan : Ke-1 Topik : Menemukan Rumus Dan Menghitung Luas Permukaan Kubus. Kelas/ Semester : VIII/Dua Anggota Kelompok : Petunjuk 1. Pelajari Lembar Kerja Siswa tentang menemukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus secara berdiskusi dengan teman-temanmu satu kelompok. 2. Diskusikan dan bahas bersama dengan temanmu. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari Lembar Kerja Siswa, tanyakan pada gurumu, tetapi berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu.

123 Perhatikan gambar kubus dibawah ini! a. Buatlah jaring-jaringnya! Jawab: b. Dari gambar jaring-jaring tersebut kubus memiliki... buah bidang. c. Bidang tersebut berbentuk bangun... d. Rumus luas bangun tersebut yaitu... Oleh karena kubus memiliki... buah bidang dan tiap bidang berbentuk... maka, Luas Permukaan Kubus = banyaknya bidang X luas bidang... =... X... = Dengan menggunakan rumus yang kamu peroleh, hitunglah luas permukaan kubus yang panjang rusuknya 8 cm. Jawab:

124 Perhatikan kubus di bawah ini! H G E F D C A B Panjang rusuk kubus = s a. Garis yang menghubungkan titik A dan titik G disebut... b. Apakah AB BC dan AC CG? c. Jika ya, maka berlaku teorema... d. AG 2 = CG 2 + AC 2 = CG 2 + ( ) =... + ( ) AG 2 =... AG =... Jadi, rumus panjang diagonal ruang kubus yaitu Dengan menggunakan rumus yang kamu peroleh, hitunglah luas permukaan kubus jika panjang diagonal ruangnya adalah 48 cm. Jawab:

125 110 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan : Ke-2. Topik : Menemukan Rumus Dan Menghitung Luas Permukaan Balok. Kelas/ Semester : VIII/Dua Anggota Kelompok : Petunjuk 1. Pelajari Lembar Kerja Siswa tentang menemukan rumus dan menghitung luas permukaan balok secara berdiskusi dengan teman-temanmu satu kelompok. 2. Diskusikan dan bahas bersama dengan temanmu. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari Lembar Kerja Siswa, tanyakan pada gurumu, tetapi berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu.

126 Perhatikan gambar balok di bawah ini! t p a. Buatlah jaring-jaringnya! Jawab: l b. Balok memiliki... buah bidang yang terdiri dari... buah bidang berbentuk... dan... buah bidang berbentuk... c. Bidang alas sama dan sebangun dengan bidang atas, maka: Luas bidang alas dan atas =... x (... x... ) =... Bidang depan sama dan sebangun dengan bidang..., maka: Luas bidang depan dan bidang... =... x (... x...) =... Bidang kiri sama dan sebangun dengan bidang..., maka: Luas bidang kiri dan bidang... =... x (... x...) =... Jadi, luas permukaan balok = =...( )

127 Dari rumus yang kamu peroleh di atas, hitunglah luas permukaan balok yang berukuran panjang 18 cm, lebar 12 cm, dan tinggi 8 cm! Jawab: 3. Perhatikan balok pada gambar di bawah ini! E A H D p F B l G t C a. Karena AB BC dan AC CG, maka: AG 2 = = ( ) = AG = + + b. Dengan cara yang sama dengan a, tentukan panjang DF! Jawab: c. Bandingkan hasil jawaban a dan b! Bagaimana hasilnya? Jawab:

128 113 Berdasarkan uraian dan jawaban kegiatan di atas dapat disimpulkan hal berikut ini: Panjang diagonal-diagonal ruang suatu balok adalah... Rumus diagonal ruang suatu balok dapat dinyatakan d r = Gunakan rumus yang kamu peroleh pada no. 3, kemudian hitunglah luas permukaan balok di bawah ini! E H D 17 cm F G 9 cm C A 12 cm B

129 114 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan : Ke-3. Topik : Menemukan Rumus Dan Menghitung Luas Permukaan Prisma. Kelas/ Semester : VIII/Dua Anggota Kelompok : Petunjuk 1. Pelajari Lembar Kerja Siswa tentang menemukan rumus dan menghitung luas permukaan prisma secara berdiskusi dengan teman-temanmu satu kelompok. 2. Diskusikan dan bahas bersama dengan temanmu. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari Lembar Kerja Siswa, tanyakan pada gurumu, tetapi berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu.

130 Perhatikan gambar prisma segitiga di bawah ini! t c b a a. Buatlah jaring-jaringnya! Jawab: b. Pada prisma tegak, rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus dengan bidang... c. Dari jaring-jaring yang kamu buat, bidang-bidang tegak prisma berbentuk... d. Luas permukaan prisma diperoleh dengan menjumlahkan luas bidangbidang pada permukaannya. Luas Permukaan Prisma = = (... x x x... ) = (... x... ) + ( ) x... = (... x... ) + (... x... )

131 Dari rumus yang kamu peroleh, carilah luas permukaan prisma segitiga berikut ini! 9 cm 12 cm 10 cm 15 cm Jawab: Ingat!!! Prisma merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang datar yang rusuk-rusuk tegaknya sejajar, sedang bidang alas // bidang atas dan kongruen. Untuk mencari luas permukaan prisma terlebih dahulu kita harus tahu mana bidang alas dan bidang atasnya.

132 Berikut ini merupakan gambar sebuah prisma! F C 10 CM 8 CM A 6 CM B D 20 CM E a. Prisma tersebut merupakan prisma dengn alas b. Bidang alasnya yaitu dan bidang atasnya c. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut! Jawab: 4. Perhatikan gambar prisma di bawah ini! H G E F D C Panjang AC= 16 cm, panjang DB= 12 cm Tinggi prisma AE=BF=CG=DH= 20 cm A B a. Bidang alasnya yaitu... b. Diagonal-diagonal bidang alasnya yaitu... c. Hitung luas permukaan prisma tersebut!carilah terlebih dahulu panjang AB dan BC menggunakan pythagoras. Jawab:

133 118 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan : Ke-4. Topik : Menemukan Rumus Dan Menghitung Luas Permukaan Limas. Kelas/ Semester : VIII/Dua Anggota Kelompok : Petunjuk 1. Pelajari Lembar Kerja Siswa tentang menemukan rumus dan menghitung luas permukaan limas secara berdiskusi dengan teman-temanmu satu kelompok. 2. Diskusikan dan bahas bersama dengan temanmu. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari Lembar Kerja Siswa, tanyakan pada gurumu, tetapi berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu.

134 Perhatikan gambar limas O. ABC di bawah ini! o A C B a. Buatlah jaring-jaringnya! Jawab: b. Dari jaring-jaring tersebut limas atas bidang... dan bidang... c. Luas limas O. ABC = luas... + luas... + luas... + luas... = luas... + ( luas... + luas... + luas... ) = luas

135 120 2 Dengan mengunakan rumus yang kamu dapat, carilah luas limas pada gambar di bawah ini! T D C P A B Panjang AB = BC = CD = AD = 12 cm. Panjang TP = 10 cm. Jawab: 2. Perhatikan gambar limas di bawah ini! T 25 cm S R 14 cm P 7 cm U 7cm Q a. Bidang alasnya berbentuk bangun... b. Nama bidang alasnya yaitu... c. Jumlah seluruh bidang tegaknya ada... d. Bidang tegaknya berbentuk bangun...

136 121 e. Tentukan panjang TU! Jawab: f. Tentukan luas permukaan limas tersebut! Jawab: 3. Selesaikan soal di bawah ini! Atap sebuah rumah berbentuk limas dengan alas berbentuk persegi yang berukuran 9 m x 9 m dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 5 m. Tentukan banyak genting yang dibutuhkan, jika tiap m2 memerlukan 14 buah genting! a. Buatlah sketsa gambarnya! Jawab:

137 122 b. Permukaan atap terdiri dari... segitiga sama kaki yang sama bentuk dan ukurannya, maka: Luas permukaan atap = 4 x... =... =... =... Banyak genting yang dibutuhkan = luas permukaan atap x... =... =...

138 Lampiran KUIS INDIVIDUAL Kuis ke-1 1. Hitunglah luas permukaan kubus yang panjang rusuk-rusuknya 7 cm! 2. Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah cm 2. Tentukan panjang rusuk kubus tersebut! 3. Panjang diagonal ruang sebuah kubus adalah 75 cm. Hitunglah luas permukaan kubus tersebut! Kuis ke-2 1. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm tingginya 5 cm. Hitunglah luas permukaan balok tersebut! 2. Perhatikan gambar balok berikut ini! E H F G D C A B Pada balok ABCD.EFGH di atas, panjang AB = 8 cm, panjang HB = 26 cm, dan panjang CG = 24 cm. Hitunglah luas permukaan balok ABCD.EFGH tersebut! Kuis ke Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan panjang 15 cm dan lebar 9 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 20 cm. 2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 13 cm, dan panjang diagonalnya masing-masing 10 cm dan 24 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 15 cm!

139 124 Kuis ke-4 1. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 9 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut! 2. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 10 cm. Jika tinggi segitiga pada bidang tegak 15 cm, hitunglah luas alas limas dan luas permukaan limas tersebut!

140 125 Kuis ke-1 KUIS INDIVIDUAL 1. Hitunglah luas permukaan kubus yang panjang rusuk-rusuknya 7 cm! Jawab: Luas permukaan kubus = 6 x s x s Skor Maks = 2 = 6 x 7 cm x 7 cm... (1) = 294 cm 2... (1) 2. Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah cm 2. Tentukan panjang rusuk kubus tersebut! Jawab: Luas permukaan kubus = 6 x s x s cm 2 = 6s 2... (1) s 2 =. s 2 = (1) Skor Maks = 3 s = 225 s = 15 cm... (1) 3. Panjang diagonal ruang sebuah kubus adalah 75 cm. Hitunglah luas permukaan kubus tersebut! Jawab: Panjang rusuk kubus = s cm Misal panjang diagonal ruang = d r d r 2 = 3s 2 75 = 3s 2... (1) 75 = 3s 2 s 2 = cm s 2 = 25 cm... (1) s = 25 cm s = 5 cm... (1)

141 126 Luas permukaan kubus = 6 x s x s = 6 x 5 cm x 5 cm... (1) = 150 cm 2... (1) Skor Maks = 5 NILAI KUIS-1 = TOTAL SKOR X 10

142 127 Kuis ke-2 Kuis Individual 1. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm tingginya 5 cm. Hitunglah luas permukaan balok tersebut! Jawab: Luas Permukaan balok = 2(pl + pt + lt) = 2(15x x5 +10x5) = 2( )... (1) = 2 x (1) = (1) Skor Maks = 3 2. Perhatikan gambar balok berikut ini! E H F G D C A B Pada balok ABCD.EFGH di atas, panjang AB = 8 cm, panjang HB = 26 cm, dan panjang CG = 24 cm. Hitunglah luas permukaan balok ABCD.EFGH tersebut! Jawab: Panjang AB = p = 8 cm Panjang HB = d r = 26 cm Panjang CG = t = 24 cm 2 d r = p 2 + l 2 + t = l (1) 676 = 64 + l (1) 676 = l 2 l 2 = l 2 = (1) l = 6 cm... (1) Luas permukaan balok = 2(pl + pt + lt) = 2( 8x6 + 8x24 + 6x24) = 2( )... (1) = 2 x (1) = 768 cm 2... (1) Skor Maks = 7 NILAI KUIS KE-2 = TOTAL SKOR X 10

143 128 Kuis ke-3. Kuis Individual. 1. Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan panjang 15 cm dan lebar 9 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 20 cm. Jawab: Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi) = [2 x ( 15 x 9 )] + [(2x(15+9)) x 20]... (1) = (1) = 1230 cm 2... (1) Skor Maks = 3 2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 13 cm, dan panjang diagonalnya masing-masing 10 cm dan 24 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 15 cm! Jawab: Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi) = 2 x + [(4 x 13) x 15]... (1) = ( 2 x 120) + ( 52 x 15 )... (1) = (1) = 1020 cm 2... (1) Skor Maks = 4 NILAI KUIS KE-3 = (TOTAL : 7) X 10

144 129 Kuis ke-4 Kuis Individual 1. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 9 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut! Jawab: Luas permukaan limas = luas alas + 4 x luas segitiga = (6 6) (1) = (1) = (1) Skor Maks = 3 2. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 10 cm. Jika tinggi segitiga pada bidang tegak 15 cm, hitunglah luas alas limas dan luas permukaan limas tersebut! Jawab: Tinggi segitiga sama sisi = 10 5 = = (1) = 5 3 cm... (1) Luas alas = (1) = 25 3 cm 2... (1) Luas permukaan limas = luas alas + 4 x luas segitiga = (1) = (1) = cm 2... (1) Skor Maks = 7 NILAI KUIS KE-4 = TOTAL SKOR X 10

145 Alokasi Waktu 4 x 40 menit Sumber Belajar Buku teks, lingkun gan, bangun ruang sisi datar (padat dan kerang ka) SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. : SMP NEGERI 1 SRUWENG Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (Dua) Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya. Materi Pembelajaran Kubus, balok, prisma tegak, limas. Kegiatan Pembelajaran Mendiskusikan unsur-unsur kubus, balok, prisma dan limas dengan menggunakan model Indikator Pencapaian Kompetensi Menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan limas: rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal. Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen Tes tertulis Daftar pertanyaan T P W V U S Perhatikan balok PQRS.TUVW. 1. Sebutkan rusuk-rusuk tegaknya! 2. Sebutkan diagonal ruangnya! 3. Sebutkan bidang alas dan atasnya! Q R 2 x 40 menit 5.2 Membuat jaringjaring kubus, balok, Kubus, balok, prisma tegak, limas. Merancang jaring-jaring Kubus Balok Prisma Tegak Limas Mrmbuat jaring-jaring Kubus Balok Prisma Tegak Limas Unjuk kerja Tes uji petik kerja Dengan menggunakan karton manila, buatlah model: a. Balok b. Kubus c. Limas

146 4 x 40 menit 4 x 40 menit 2 x 40 menit 6 x 40 menit prisma dan limas. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. Kubus, balok, prisma tegak, limas. Mencari rumus luas permukaan kubus, balok, prisma, limas. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma, limas. Mencari rumus volume kubus, balok, prisma, limas. Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus, balok, prisma, limas. Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, prisma, limas Menghitug luas permukaan kubus, balok, prisma, limas. Menentukan rumus volume kubus, balok, prisma, limas. Menghitung volume kubus, balok, prisma, limas. Tes lisan Tes tertulis Tes lisan Tes tertulis Daftar pertanyaan 1. Sebutkan rumus luas permukaan kubus jika rusuknya x cm 2. Sebutkan rumus luas permukaan prisma yang alasnya janjargenjang dengan panjang alas a cm dan tingginya b cm. Tinggi prisma t cm. Uraian Suatu prisma tegak sisi tiga panjang rusuk alasnya 6 cm dan tingginya 8 cm. Hitunglah luas permukaan prisma. Daftar Pertanyaan Tes pilihan ganda 1. Sebutkan rumus volume: a) Kubus dengan panjang rusuk x cm. b) Balok dengan panjang p cm, lebar l cm, dan tinggi t cm. Suatu limas tegak sisi-4 alasnya berupa persegi dengan panjang sisi 9 cm. Jika tinggi limas 8 cm maka volume limas: A. 206 cm C. 261 cm B. 216 cm D. 648 cm.

147 Lampiran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 1 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 2. Menghitung luas permukaan kubus. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kubus. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kubus. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan kubus. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kubus. F. Metode Pembelajaran. 1. Model NHT. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

148 133 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa mengikuti pelajaran. c) Guru memberikan informasi pendekatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 1: Persiapan a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan mempelajari standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan kubus secara garis besar. Fase 2: Penomoran a) Guru menginformasikan pengelompokan siswa, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa yang dibentuk berdasarkan kemampuan prestasi sebelumya. (eksplorasi) b) Guru memberikan nomor antara 1 sampai 4 kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) Fase 3: Mengajukan Permasalahan a) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) b) Guru mengajukan suatu permasalahan yang ada dalam lembar kerja siswa. (eksplorasi) Fase 4: Berpikir Bersama a) Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada dalam LKS dan memastikan tiap anggota dalam kelompok mengetahui solusi dari permasalahan yang ada. (elaborasi) b) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. (eksplorasi)

149 134 Fase 5: Menjawab a) Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya. (eksplorasi) b) Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya untuk seluruh kelas sebagai wakil kelompok. (elaborasi) c) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (eksplorasi) Fase 6: Kuis a) Guru memberikan tes/ kuis kepada siswa secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya tes. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru menunjuk salah satu siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individual dan kelompok dalam proses pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik : Kuis Bentuk Instrumen : Uraian singkat. Contoh Instrumen : 1. Hitunglah luas permukaan kubus yang panjang rusuk-rusuknya 7 cm! Jawab: Luas permukaan kubus = 6 x s x s = 6 x 7 cm x 7 cm

150 135 = 294 cm 2 2. Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah cm 2. Tentukan panjang rusuk kubus tersebut! Jawab: Luas permukaan kubus = 6 x s x s cm 2 = 6s 2 s 2 =. s 2 = 225 s s = 225 = 15 cm Guru Mata Pelajaran Kebumen, Mei 2012 Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

151 136 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 2 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan balok. 2. Menghitung luas permukaan balok. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan balok. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan balok. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan balok. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan balok. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan balok. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan balok. F. Metode Pembelajaran. 1. Model NHT. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

152 137 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa mengikuti pelajaran. c) Guru membahas kuis pada pertemuan sebelumnya. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 7: Penghargaan a) Guru memberitahukan perolehan skor dan predikat dari masingmasing kelompok dari kuis tersebut. b) Guru memberikan tanda penghargaan pada kelompok. Fase 1: Persiapan a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan mempelajari standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan balok secara garis besar. Fase 2: Penomoran a) Guru menginformasikan kepada siswa untuk bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. (eksplorasi) b) Guru memberikan nomor antara 1 samapi 4 kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) Fase 3: Mengajukan Permasalahan a) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) b) Guru mengajukan suatu permasalahan yang ada dalam lembar kerja siswa. (eksplorasi) Fase 4: Berpikir Bersama a) Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada dalam LKS dan memastikan tiap anggota dalam kelompok mengetahui solusi dari permasalahan yang ada. (elaborasi)

153 138 b) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. (eksplorasi) Fase 5: Menjawab a) Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya. (eksplorasi) b) Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya untuk seluruh kelas sebagai wakil kelompok. (elaborasi) c) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (eksplorasi) Fase 6: Kuis a) Guru memberikan tes/ kuis kepada siswa secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya tes. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru menunjuk salah satu siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individual dan kelompok dalam proses pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen : : Kuis : Uraian singkat. 1. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm tingginya 5 cm. Hitunglah luas permukaan balok tersebut!

154 139 Luas Permukaan balok = 2(pl + pt + lt) = 2(15x x5 +10x5) = 2 x 275 = Perhatikan gambar balok berikut ini! E H F G D C A B Pada balok ABCD.EFGH di atas, panjang AB = 8 cm, panjang HB = 26 cm, dan panjang CG = 24 cm. Hitunglah luas permukaan balok ABCD.EFGH tersebut! Jawab: Panjang AB = p = 8 cm Panjang HB = d r = 26 cm Panjang CG = t = 24 cm 2 d r = p 2 + l 2 + t = l = 64 + l l 2 = l = 6 cm Luas permukaan balok = 2(pl + pt + lt) = 2( 8x6 + 8x24 + 6x24) = 2 x 384 = 768 cm 2 Guru Mata Pelajaran Kebumen, Mei 2012 Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

155 140 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 3 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan prisma. 2. Menghitung luas permukaan prisma. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan prisma. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan prisma. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan prisma. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan prisma. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan prisma. F. Metode Pembelajaran. 1. Model NHT. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

156 141 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menyiapkan fisik, mental siswa untuk siap mengikuti pelajaran. c) Guru dan siswa membahas kuis pada pertemuan yang lalu seperlunya. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 7: Penghargaan a) Guru memberitahukan perolehan skor dan predikat dari masingmasing kelompok dari kuis tersebut. b) Guru memberikan tanda penghargaan pada kelompok. Fase 1: Persiapan a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan mempelajari standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan prisma secara garis besar. Fase 2: Penomoran a) Guru menginformasikan kepada siswa untuk bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. (eksplorasi) b) Guru memberikan nomor antara 1 sampai 4 kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) Fase 3: Mengajukan Permasalahan a) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) b) Guru mengajukan suatu permasalahan yang ada dalam lembar kerja siswa. (eksplorasi)

157 142 Fase 4: Berpikir Bersama a) Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada dalam LKS dan memastikan tiap anggota dalam kelompok mengetahui solusi dari permasalahan yang ada. (elaborasi) b) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. (eksplorasi) Fase 5: Menjawab a) Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya. (eksplorasi) b) Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya untuk seluruh kelas sebagai wakil kelompok. (elaborasi) c) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (eksplorasi) Fase 6: Kuis a) Guru memberikan tes/ kuis kepada siswa secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya tes. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru menunjuk salah satu siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individual dan kelompok dalam proses pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik : Kuis

158 143 Bentuk Instrumen : Uraian singkat. Contoh Instrumen : 1. Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan panjang 15 cm dan lebar 9 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 20 cm. Jawab: Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi) = [2 x ( 15 x 9 )] + [(2x(15+9)) x 20] = = 1230 cm 2 2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 13 cm, dan panjang diagonalnya masing-masing 10 cm dan 24 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 15 cm! Jawab: Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi) = 2 x + [(4 x 13) x 15] = ( 2 x 120) + ( 52 x 15 ) = 1020 cm 2 Kebumen, Mei 2012 Guru Mata Pelajaran Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

159 144 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 4 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan limas. 2. Menghitung luas permukaan limas. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan limas. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan limas. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan limas. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan limas. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan limas. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan limas. F. Metode Pembelajaran. 1. Model NHT. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

160 145 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa mengikuti pelajaran. c) Guru dan siswa membahas kuis sebelumnya. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 7: Penghargaan a) Guru memberitahukan perolehan skor dan predikat dari masingmasing kelompok dari kuis tersebut. b) Guru memberikan tanda penghargaan pada kelompok. Fase 1: Persiapan a) Guru membarikan penjelasan tentang tuuan mempelajari standar kompetensi, memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan limas secara garis besar. Fase 2: Penomoran a) Guru menginformasikan kepada siswa untuk bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. (eksplorasi) b) Guru memberikan nomor antara 1 sampai 4 kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) Fase 3: Mengajukan Permasalahan a) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap anggota kelompok. (eksplorasi) b) Guru mengajukan suatu permasalahan yang ada dalam lembar kerja siswa. (eksplorasi) Fase 4: Berpikir Bersama a) Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada dalam LKS dan memastikan tiap anggota dalam kelompok mengetahui solusi dari permasalahan yang ada. (elaborasi)

161 146 b) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. (eksplorasi) Fase 5: Menjawab a) Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya. (eksplorasi) b) Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya untuk seluruh kelas sebagai wakil kelompok. (elaborasi) c) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (eksplorasi) Fase 6: Kuis a) Guru memberikan tes/ kuis kepada siswa secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya tes. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru menunjuk salah satu siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individual dan kelompok dalam proses pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik : Kuis Bentuk Instrumen : Uraian singkat. Contoh Instrumen :

162 Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 9 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut! Jawab: Luas permukaan limas = luas alas + 4 x luas segitiga = (6 6) = = 144 cm 2 2. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 10 cm. Jika tinggi segitiga pada bidang tegak 15 cm, hitunglah luas alas limas dan luas permukaan limas tersebut! Jawab: Tinggi segitiga sama sisi = 10 5 = = 75 = 5 3 cm Luas alas = = 25 3 cm 2 Luas permukaan limas = luas alas + 4 x luas segitiga = = = cm 2

163 148 Guru Mata Pelajaran Kebumen, Mei 2012 Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

164 149 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 1 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 2. Menghitung luas permukaan kubus. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kubus. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kubus. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan kubus. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kubus. F. Metode Pembelajaran. 1. Model STAD. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

165 150 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa mengikuti pelajaran. c) Guru memberikan informasi pendekatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 1: Presentasi Kelas a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan mempelajari standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya beserta menentukan ukurannya. (eksplorasi) b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan kubus secara garis besar. (eksplorasi) Fase 2: Pembentukan Tim a) Guru menginformasikan pengelompokan siswa, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa yang dibentuk berdasarkan kemampuan prestasi sebelumya. (eksplorasi) b) Guru menyuruh siswa berkumpul sesuai kelompok masing-masing. (eksplorasi) Fase 3: Bekerja Dalam Kelompok a) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. (elaborasi) b) Siswa bekerja dalam kelompok, belajar bersama, berdiskusi mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru. (elaborasi) Fase 4: Scafolding a) Guru berkeliling di dalam kelas untuk mengamati kerja masingmasing kelompok. (eksplorasi) b) Guru memberikan bantuan seperlunya jika terdapat kelompok yang mengalami kesulitan. (eksplorasi)

166 151 c) Guru memastikan masing-masing kelompok telah memahami materi bahan ajar yang diberikan. (eksplorasi) Fase 5: Validation a) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. (elaborasi) b) Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi kelompok. (eksplorasi) Fase 6: Quizzes a) Guru memberikan kuis secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya kuis. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang kesan dan pesan atau hal yang dirasakan siswa selama mengikuti pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik : Kuis Bentuk Instrumen : Uraian singkat. Contoh Instrumen : 1. Hitunglah luas permukaan kubus yang panjang rusuk-rusuknya 7 cm! Jawab: Luas permukaan kubus = 6 x s x s = 6 x 7 cm x 7 cm = 294 cm 2

167 Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah cm 2. Tentukan panjang rusuk kubus tersebut! Jawab: Luas permukaan kubus = 6 x s x s cm 2 = 6s 2 s 2 =. s 2 = 225 s s = 225 = 15 cm Guru Mata Pelajaran Kebumen, Mei 2012 Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

168 153 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 2 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan balok. 2. Menghitung luas permukaan balok. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan balok. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan balok. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan balok. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan balok. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan balok. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan balok. F. Metode Pembelajaran. 1. Model STAD. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

169 154 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa mengikuti pelajaran. c) Guru memberikan motivasi dan berusaha membangkitkan minat siswa untuk belajar. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 7: Penghargaan Kelompok a) Guru memberitahukan perolehan skor dan predikat tim masingmasing kelompok dari kuis sebelumnya. (eksplorasi) b) Guru memberikan tanda penghargaan berupa sertifikat sederhana kepada masing-masing kelompok. (eksplorasi) Fase 1: Presentasi Kelas a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan mempelajari standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya beserta menentukan ukurannya. (eksplorasi) b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan balok secara garis besar. (eksplorasi) Fase 2: Pembentukan Tim a) Guru menyuruh siswa berkumpul sesuai kelompok masing-masing. (eksplorasi) Fase 3: Bekerja Dalam Kelompok a) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. (elaborasi) b) Siswa bekerja dalam kelompok, belajar bersama, berdiskusi mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru. (elaborasi) Fase 4: Scafolding a) Guru berkeliling di dalam kelas untuk mengamati kerja masingmasing kelompok. (eksplorasi)

170 155 b) Guru memberikan bantuan seperlunya jika terdapat kelompok yang mengalami kesulitan. (eksplorasi) c) Guru memastikan masing-masing kelompok telah memahami materi bahan ajar yang diberikan. (eksplorasi) Fase 5: Validation a) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. (elaborasi) b) Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi kelompok. (eksplorasi) Fase 6: Quizzes a) Guru memberikan kuis secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya kuis. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang kesan dan pesan atau hal yang dirasakan siswa selama mengikuti pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen : : Kuis : Uraian singkat. 1. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm tingginya 5 cm. Hitunglah luas permukaan balok tersebut! Jawab: Luas Permukaan balok = 2(pl + pt + lt) = 2(15x x5 +10x5)

171 156 = 2( ) = 2 x 275 = Perhatikan gambar balok berikut ini! E H F G D C A B Pada balok ABCD.EFGH di atas, panjang AB = 8 cm, panjang HB = 26 cm, dan panjang CG = 24 cm. Hitunglah luas permukaan balok ABCD.EFGH tersebut! Jawab: Panjang AB = p = 8 cm Panjang HB = d r = 26 cm Panjang CG = t = 24 cm 2 d r = p 2 + l 2 + t = l = 64 + l l 2 = l = 6 cm Luas permukaan balok = 2(pl + pt + lt) = 2( 8x6 + 8x24 + 6x24) = 2( ) = 2 x 384 = 768 cm 2 Guru Mata Pelajaran Kebumen, Mei 2012 Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

172 157 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 3 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan prisma. 2. Menghitung luas permukaan prisma. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan prisma. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan prisma. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan prisma. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan prisma. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan prisma. F. Metode Pembelajaran. 1. Model STAD. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

173 158 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa mengikuti pelajaran. c) Guru memberikan motivasi dan berusaha membangkitkan minat siswa untuk belajar. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 7: Penghargaan Kelompok a) Guru memberitahukan perolehan skor dan predikat tim masingmasing kelompok dari kuis sebelumnya. (eksplorasi) b) Guru memberikan tanda penghargaan berupa sertifikat sederhana kepada masing-masing kelompok. (eksplorasi) Fase 1: Presentasi Kelas a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan mempelajari standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya beserta menentukan ukurannya. (eksplorasi) b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan prisma secara garis besar. (eksplorasi) Fase 2: Pembentukan Tim a) Guru menyuruh siswa berkumpul sesuai kelompok masing-masing. (eksplorasi) Fase 3: Bekerja Dalam Kelompok a) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. (elaborasi) b) Siswa bekerja dalam kelompok, belajar bersama, berdiskusi mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru. (elaborasi) Fase 4: Scafolding a) Guru berkeliling di dalam kelas untuk mengamati kerja masingmasing kelompok. (eksplorasi)

174 159 b) Guru memberikan bantuan seperlunya jika terdapat kelompok yang mengalami kesulitan. (eksplorasi) c) Guru memastikan masing-masing kelompok telah memahami materi bahan ajar yang diberikan. (eksplorasi) Fase 5: Validation a) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. (elaborasi) b) Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi kelompok. (eksplorasi) Fase 6: Quizzes a) Guru memberikan kuis secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya kuis. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang kesan dan pesan atau hal yang dirasakan siswa selama mengikuti pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik : Kuis Bentuk Instrumen : Uraian singkat. Contoh Instrumen : 1. Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan panjang 15 cm dan lebar 9 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 20 cm. Jawab:

175 160 Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi) = [2 x ( 15 x 9 )] + [(2x(15+9)) x 20] = = 1230 cm 2 2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 13 cm, dan panjang diagonalnya masing-masing 10 cm dan 24 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 15 cm! Jawab: Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi) = 2 x + [(4 x 13) x 15] = ( 2 x 120) + ( 52 x 15 ) = = 1020 cm 2 Kebumen, Mei 2012 Guru Mata Pelajaran Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

176 161 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 4 A. Standar Kompetensi. 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator. 1. Menemukan rumus luas permukaan limas. 2. Menghitung luas permukaan limas. 3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan limas. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan limas. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan limas. 3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan limas. E. Materi Pembelajaran. 1. Luas permukaan limas. 2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan limas. F. Metode Pembelajaran. 1. Model STAD. 2. Diskusi Kelompok. 3. Tanya jawab.

177 162 G. Langkah Pembelajaran. 1. Pendahuluan (10 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa mengikuti pelajaran. c) Guru memberikan motivasi dan berusaha membangkitkan minat siswa untuk belajar. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 7: Penghargaan Kelompok a) Guru memberitahukan perolehan skor dan predikat tim masingmasing kelompok dari kuis sebelumnya. (eksplorasi) b) Guru memberikan tanda penghargaan berupa sertifikat sederhana kepada masing-masing kelompok. (eksplorasi) Fase 1: Presentasi Kelas a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan mempelajari standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya beserta menentukan ukurannya. (eksplorasi) b) Guru memberikan informasi tentang materi luas permukaan limas secara garis besar. (eksplorasi) Fase 2: Pembentukan Tim a) Guru menyuruh siswa berkumpul sesuai kelompok masing-masing. (eksplorasi) Fase 3: Bekerja Dalam Kelompok a) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. (elaborasi) b) Siswa bekerja dalam kelompok, belajar bersama, berdiskusi mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru. (elaborasi) Fase 4: Scafolding a) Guru berkeliling di dalam kelas untuk mengamati kerja masingmasing kelompok. (eksplorasi)

178 163 b) Guru memberikan bantuan seperlunya jika terdapat kelompok yang mengalami kesulitan. (eksplorasi) c) Guru memastikan masing-masing kelompok telah memahami materi bahan ajar yang diberikan. (eksplorasi) Fase 5: Validation a) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. (elaborasi) b) Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi kelompok. (eksplorasi) Fase 6: Quizzes a) Guru memberikan kuis secara individual. (konfirmasi) b) Guru mengawasi jalannya kuis. (eksplorasi) 3. Penutup (10 menit) a) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang kesan dan pesan atau hal yang dirasakan siswa selama mengikuti pembelajaran. b) Guru menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Buku Matematika SMP Kelas VIII 2. Bahan diskusi kelompok 3. Kuis individual I. Penilaian. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai aspek pemahaman konsep dari kuis individual. Teknik : Kuis Bentuk Instrumen : Uraian singkat. Contoh Instrumen :

179 Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 9 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut! Jawab: Luas permukaan limas = luas alas + 4 x luas segitiga = (6 6) = = Alas sebuah limas beraturan berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 10 cm. Jika tinggi segitiga pada bidang tegak 15 cm, hitunglah luas alas limas dan luas permukaan limas tersebut! Jawab: Tinggi segitiga sama sisi = 10 5 = = 75 = 5 3 cm Luas alas = = 25 3 cm 2 Luas permukaan limas = luas alas + 4 x luas segitiga = = = cm 2

180 165 Guru Mata Pelajaran Kebumen, Mei 2012 Praktikan Hj. Sri Asfirotun, S.Pd NIP Mengetahui Kepala Sekolah Alfi Umu Solihah NIM Sudibyo, S.Pd NIP

181 DAFTAR NILAI UTS KELAS VIII F DAFTAR NILAI UTS KELAS VIII E No Nama Nilai No Nama Nilai 1 AKSINUDIN TUBA 60 1 AGNESI DONA W 50 2 ANIS OKTAFIA SARI 70 2 AKHMAD YUSRO 55 3 ANITA HANDAYANI 40 3 ANGGI PRASETYO 55 4 ARIF NOVIANTO 60 4 ANIS SUSANTI 60 5 DWIKI NURUL F 55 5 ANJAR EKO S 55 6 ENDRI IRAWAN 60 6 ARDHI LAKSONO P 40 7 FAIZZFARIS M 50 7 ARIS PRASETYO 50 8 FARIIDAH KHASNAUL 40 8 ARUM KUSUMA 65 9 FITRIA ASTUTI 50 9 ARUM SASI H HASAN ALI MASPUR DENI SYAHRIAL IIM ROATUN AZIZAH DINDA FARADILA JEFRI SAPUTRA DINTAZKIYA FATMA JOHAN AGUS PRIANA FADILA APRILIANI I KUNTAROHMAH FARIHATUL HUSNA MEI REFIYANI FREZA ANGGI F MIA SUPRIYANTI HABIB MUSTOFA MUHAMAD ASYHARI IMAM FAORI MUHAMAD H JANATI MULYANA YUSUP MELIYANA RAHAYU NOVA S. T MISWANTORO NUR KHASANAH NADIA APRIANTI PANGGIH A NIEX PARAHITA U RAHMAT HIDAYAT RAFLI PAMUNGKAS REVA RAHMA S RAHMAT NAWAWI SAIFUL MUNIR RIZKI SURAHMAN SIGIT PRASONGKO ROHMATUL M SITI KHOLIFATUN RUSNANTO ADI S SITI RODIYAH N SITI NUR ROHMAH SODIKIN SITI ROBINGATUN WARIH N TRI SUWARNI YULI SINDARTO UUS GUNAWAN ZAINI MIFTAKH P ZAINUL KHASBI 65

182 PEMBENTUKAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN 1 NO NAMA NILAI KELOMPOK KELOMPOK A KELOMPOK E 1 TRI SUWARNI 70 A NO NAMA NO NAMA 2 ARUM KUSUMA 65 B 1 TRI SUWARNI 1 JANATI 3 ARUM SASI 65 C 2 AKHMAD Y 2 HABIB 4 DINDA FARADILA 65 D 3 ANGGI P 3 RIZKI 5 JANATI 65 E 4 NIEX P. UTAMI 4 ARDHI 6 ROHMATUL 65 F 7 RUSNANTO 65 G KELOMPOK B KELOMPOK F 8 UUS GUNAWAN 65 H NO NAMA NO NAMA 9 ZAINUL KHASBI 65 H 1 ARUM KUSUMA 1 ROHMATUL 10 ANIS SUSANTI 60 G 2 RAHMAT N 2 DINTAZKIYA 11 DINTAZKIYA 60 F 3 ANJAR EKO 3 SITI ROBI 12 HABIB 60 E 4 FARIHATUL 4 SITI NUR 13 NADIA APRIANTI 60 D 14 RAFLI PAMUNGKAS 60 C KELOMPOK C KELOMPOK G 15 RAHMAT NAWAWI 60 B NO NAMA NO NAMA 16 AKHMAD YUSRO 55 A 1 ARUM SASI 1 RUSNANTO 17 ANGGI PRASETYO 55 A 2 RAFLI 2 ANIS 18 ANJAR EKO 55 B 3 IMAM F 3 AGNESI 19 IMAM FAORI 55 C 4 FADILA 4 MELIYANA 20 MISWANTORO 55 D 21 RISKI SURAHMAN 55 E KELOMPOK D KELOMPOK H 22 SITI ROBINGATUN 55 F NO NAMA NO NAMA 23 AGNESI 50 G 1 DINDA 1 UUS 24 ARIS 50 H 2 NADIA 2 ZAINUL 25 FREZA 50 H 3 MISWANTORO 3 ARIS 26 MELIYANA 50 G 4 DENI 4 FREZA 27 SITI NUROHMAH 50 F 28 ARDHI L 40 E 29 DENI SYAHRIAL 40 D 30 FADILA APRILIANI 40 C 31 FARIHATUL 40 B 32 NIEX P 35 A

183 PEMBENTUKAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN 2 NO NAMA NILAI KELOMPOK KELOMPOK A KELOMPOK E 1 ANIS OKTAFIA 70 A NO NAMA NO NAMA 2 MEI REFIYANI 70 B 1 ANIS OKTAFIA 1 AKSINUDIN 3 MULYANA 65 C 2 WARIH N 2 RAHMAT 4 PANGGIH A 65 D 3 FAIZFARIS 3 NOVA SRI 5 AKSINUDIN 60 E 4 ZAINI 4 MIA 6 ARIF 60 F 7 ENDRI 60 G KELOMPOK B KELOMPOK F 8 IIM ROATUN 60 H NO NAMA NO NAMA 9 MUH. ASYHARI 60 H 1 MEI REFIYANI 1 ARIF 10 M. HASANUDIN 60 G 2 SIGIT P 2 NUR HASANAH 11 NUR HASANAH 60 F 3 FITRIA 3 SYAIFUL 12 RAHMAT 60 E 4 SITI RODIYAH 4 JOHAN 13 DWIKI NURUL 55 D 14 REVA RAHMA 55 C KELOMPOK C KELOMPOK G 15 SIGIT P 55 B NO NAMA NO NAMA 16 WARIH N 55 A 1 MULYANA 1 ENDRI 17 FAIZFARIS 50 A 2 REVA RAHMA 2 M. HASANUDIN 18 FITRIA 50 B 3 HASAN ALI 3 SODIKIN 19 HASAN ALI 50 C 4 SITI KHOLIFATUN 4 FARIDAH 20 KUNTAROHMAH 50 D 21 NOVA SRI 50 E KELOMPOK D KELOMPOK H 22 SYAIFUL 50 F NO NAMA NO NAMA 23 SODIKIN 50 G 1 PANGGIH A 1 IIM ROATUN 24 YULI SINDARTO 50 H 2 DWIKI NURUL 2 MUH. ASYHARI 25 ANITA H 40 H 3 KUNTAROHMAH 3 YULI SINDARTO 26 FARIDAH 40 G 4 JEFRI 4 ANITA H 27 JOHAN 40 F 28 MIA 40 E 29 JEFRI 35 D 30 SITI KHOLIFATUN 35 C 31 SITI RODIYAH 35 B 32 ZAINI 35 A

184 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 1 PERTEMUAN 1 KELOMPOK A KELOMPOK E NILAI NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA NO NAMA AWAL AWAL KUIS 1 PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 1 1 TRI SUWARNI JANATI AKHMAD Y SEMPURNA 2 HABIB SEMPURNA 3 ANGGI P RIZKI NIEX P. UTAMI ARDHI NO NAMA KUIS 1 KUIS 1 1 ARUM KUSUMA ROHMATUL RAHMAT N BAIK 2 DINTAZKIYA SEMPURNA 3 ANJAR EKO SITI ROBI FARIHATUL SITI NUR NO NAMA NILAI AWAL NILAI AWAL KELOMPOK B NILAI KELOMPOK C NILAI NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK NO NAMA NO NAMA KUIS 1 KUIS 1 1 ARUM SASI RUSNANTO RAFLI SANGAT BAIK 2 ANIS BAIK 3 IMAM F AGNESI FADILA MELIYANA KELOMPOK D NO NAMA NILAI NILAI NILAI PENGHARGAAN NO NAMA KELOMPOK H NILAI NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK AWAL KUIS 1 PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 1 1 DINDA UUS NADIA SANGAT BAIK 2 ZAINUL BAIK 3 MISWANTORO ARIS DENI FREZA NILAI AWAL NILAI AWAL NILAI AWAL KELOMPOK F NILAI KELOMPOK G NILAI NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK

185 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 1 PERTEMUAN 2 NO NAMA KUIS 2 KUIS 2 1 TRI SUWARNI JANATI AKHMAD Y BAIK 2 HABIB CUKUP 3 ANGGI P RIZKI NIEX P. UTAMI ARDHI NO NAMA KUIS 2 KUIS 2 1 ARUM KUSUMA ROHMATUL RAHMAT N SANGAT BAIK 2 DINTAZKIYA CUKUP 3 ANJAR EKO SITI ROBI FARIHATUL SITI NUR NO NAMA KUIS 2 KUIS 2 1 ARUM SASI RUSNANTO RAFLI BAIK 2 ANIS SANGAT BAIK 3 IMAM F AGNESI FADILA MELIYANA NO NAMA NILAI KUIS 1 NILAI KUIS 1 NILAI KUIS 1 NILAI KUIS 1 KELOMPOK A KELOMPOK E NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 1 KELOMPOK B KELOMPOK F NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 1 KELOMPOK C KELOMPOK G NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 1 KELOMPOK D KELOMPOK H NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 1 NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK KUIS 2 KUIS 2 1 DINDA UUS NADIA SANGAT BAIK 2 ZAINUL BAIK 3 MISWANTORO ARIS DENI FREZA

186 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 1 PERTEMUAN 3 NO NAMA KUIS 2 KUIS 3 KUIS 2 KUIS 3 1 TRI SUWARNI JANATI AKHMAD Y SANGAT BAIK 2 HABIB SANGAT BAIK 3 ANGGI P RIZKI NIEX P. UTAMI ARDHI NO NAMA KUIS 2 KUIS 3 KUIS 2 KUIS 3 1 ARUM KUSUMA ROHMATUL RAHMAT N CUKUP 2 DINTAZKIYA SANGAT BAIK 3 ANJAR EKO SITI ROBI FARIHATUL SITI NUR NO NAMA KUIS 2 KUIS 3 KUIS 2 KUIS 3 1 ARUM SASI RUSNANTO RAFLI BAIK 2 ANIS SANGAT BAIK 3 IMAM F AGNESI FADILA MELIYANA NO NAMA NILAI NILAI NILAI NILAI KELOMPOK A KELOMPOK E NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KELOMPOK B KELOMPOK F NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KELOMPOK C KELOMPOK G NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KELOMPOK D KELOMPOK H NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK KUIS 2 KUIS 3 KUIS 2 KUIS 3 1 DINDA UUS NADIA BAIK 2 ZAINUL CUKUP 3 MISWANTORO ARIS DENI FREZA

187 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 1 PERTEMUAN 4 NO NAMA KUIS 4 KUIS 4 1 TRI SUWARNI JANATI AKHMAD Y CUKUP 2 HABIB CUKUP 3 ANGGI P RIZKI NIEX P. UTAMI ARDHI NO NAMA KUIS 4 KUIS 4 1 ARUM KUSUMA ROHMATUL RAHMAT N CUKUP 2 DINTAZKIYA CUKUP 3 ANJAR EKO SITI ROBI FARIHATUL SITI NUR NO NAMA KUIS 4 KUIS 4 1 ARUM SASI RUSNANTO RAFLI CUKUP 2 ANIS CUKUP 3 IMAM F AGNESI FADILA MELIYANA NO NAMA NILAI KUIS 3 NILAI KUIS 3 NILAI KUIS 3 NILAI KUIS 3 KELOMPOK A KELOMPOK E NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 3 KELOMPOK B KELOMPOK F NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 3 KELOMPOK C KELOMPOK G NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 3 KELOMPOK D KELOMPOK H NILAI NILAI PENGHARGAAN NILAI NILAI NO NAMA PENINGKATAN KELOMPOK KUIS 3 NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN NILAI PENINGKATAN PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK PENGHARGAAN KELOMPOK KUIS 4 KUIS 4 1 DINDA UUS NADIA CUKUP 2 ZAINUL CUKUP 3 MISWANTORO ARIS DENI FREZA

188 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 2 PERTEMUAN 1 KELOMPOK A PREDIKAT TIM KELOMPOK E NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN TIM AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN 1 ANIS OKTAFIA AKSINUDIN WARIH N SUPER TEAM 2 RAHMAT SUPER TEAM 3 FAIZFARIS NOVA SRI ZAINI MIA KELOMPOK B PREDIKAT TIM KELOMPOK F NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN TIM AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN 1 MEI REFIYANI ARIF SIGIT P SUPER TEAM 2 NUR HASANAH SUPER TEAM 3 FITRIA SYAIFUL SITI RODIYAH JOHAN KELOMPOK C PREDIKAT TIM KELOMPOK G NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN TIM AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN 1 MULYANA ENDRI REVA RAHMA SUPER TEAM 2 M. HASANUDIN SUPER TEAM 3 HASAN ALI SODIKIN SITI KHOLIFATUN FARIDAH KELOMPOK D PREDIKAT TIM KELOMPOK H NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN TIM AWAL KUIS 1 PERKEMBANGAN 1 PANGGIH A IIM ROATUN DWIKI NURUL SUPER TEAM 2 MUH. ASYHARI SUPER TEAM 3 KUNTAROHMAH YULI SINDARTO JEFRI ANITA H

189 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 2 PERTEMUAN 2 KELOMPOK A PREDIKAT TIM KELOMPOK E NO NAMA NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI PREDIKAT TIM NO NAMA KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN 1 ANIS OKTAFIA AKSINUDIN WARIH N GREAT TEAM 2 RAHMAT FAIZFARIS NOVA SRI ZAINI MIA KELOMPOK B PREDIKAT TIM KELOMPOK F NO NAMA NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI PREDIKAT TIM NO NAMA KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN 1 MEI REFIYANI ARIF SIGIT P GOOD TEAM 2 NUR HASANAH FITRIA SYAIFUL SITI RODIYAH JOHAN KELOMPOK C PREDIKAT TIM KELOMPOK G NO NAMA NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI PREDIKAT TIM NO NAMA KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN 1 MULYANA ENDRI REVA RAHMA M. HASANUDIN SUPER TEAM 3 HASAN ALI SODIKIN SITI KHOLIFATUN FARIDAH KELOMPOK D PREDIKAT TIM KELOMPOK H NO NAMA NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI PREDIKAT TIM NO NAMA KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN KUIS 1 KUIS 2 PERKEMBANGAN 1 PANGGIH A IIM ROATUN DWIKI NURUL MUH. ASYHARI KUNTAROHMAH YULI SINDARTO JEFRI ANITA H

190 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 2 PERTEMUAN 3 KELOMPOK A PREDIKAT TIM KELOMPOK E NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN TIM KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN 1 ANIS OKTAFIA AKSINUDIN WARIH N RAHMAT FAIZFARIS NOVA SRI ZAINI MIA KELOMPOK B PREDIKAT TIM KELOMPOK F NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN TIM KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN 1 MEI REFIYANI ARIF SIGIT P GOOD TEAM 2 NUR HASANAH SUPER TEAM 3 FITRIA SYAIFUL SITI RODIYAH JOHAN KELOMPOK C PREDIKAT TIM KELOMPOK G NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN TIM KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN 1 MULYANA ENDRI REVA RAHMA M. HASANUDIN GOOD TEAM 3 HASAN ALI SODIKIN SITI KHOLIFATUN FARIDAH KELOMPOK D PREDIKAT TIM KELOMPOK H NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN TIM KUIS 2 KUIS 3 PERKEMBANGAN 1 PANGGIH A IIM ROATUN DWIKI NURUL GREAT TEAM 2 MUH. ASYHARI SUPER TEAM 3 KUNTAROHMAH YULI SINDARTO JEFRI ANITA H

191 PENGHARGAAN KELAS EKSPERIMEN 2 PERTEMUAN 4 KELOMPOK A PREDIKAT TIM KELOMPOK E NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN TIM KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN 1 ANIS OKTAFIA AKSINUDIN WARIH N RAHMAT GOOD TEAM 3 FAIZFARIS NOVA SRI ZAINI MIA KELOMPOK B PREDIKAT TIM KELOMPOK F NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN TIM KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN 1 MEI REFIYANI ARIF SIGIT P NUR HASANAH FITRIA SYAIFUL SITI RODIYAH JOHAN KELOMPOK C PREDIKAT TIM KELOMPOK G NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN TIM KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN 1 MULYANA ENDRI REVA RAHMA M. HASANUDIN HASAN ALI SODIKIN SITI KHOLIFATUN FARIDAH KELOMPOK D PREDIKAT TIM KELOMPOK H NO NAMA NILAI NILAI NILAI PREDIKAT NILAI NILAI NILAI NO NAMA KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN TIM KUIS 3 KUIS 4 PERKEMBANGAN 1 PANGGIH A IIM ROATUN DWIKI NURUL MUH. ASYHARI KUNTAROHMAH YULI SINDARTO JEFRI ANITA H

192 Lampiran SERTIFIKAT SERTIFIKAT DIBERIKAN KEPADA KELOMPOK DENGAN PREDIKAT CUKUP DIBERIKAN KEPADA KELOMPOK DENGAN PREDIKAT BAIK SERTIFIKAT SERTIFIKAT DIBERIKAN KEPADA KELOMPOK Dengan Predikat SANGAT BAIK Diberikan kepada KELOMPOK Dengan Predikat SEMPURNA

193 178 SERTIFIKAT DIBERIKAN KEPADA KELOMPOK DENGAN PREDIKAT SUPER TEAM SERTIFIKAT SERTIFIKAT DIBERIKAN KEPADA KELOMPOK DENGAN PREDIKAT GREAT TEAM DIBERIKAN KEPADA KELOMPOK DENGAN PREDIKAT GOOD TEAM

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P - 78 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BULUSPESANTREN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Rima

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Teguh Pratama Nuur Efendi, Supriyono, Mita Hapsari Jannah Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: siswa, kurikulum,

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII Novia Puspitaningrum Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh HANIFAH KUSUMAWATI

SKRIPSI. oleh HANIFAH KUSUMAWATI PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD GUGUS SINGOPRONO 1 DAN 3 SIMO SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : SURYANI UMAMAH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : SURYANI UMAMAH 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DIKOMBINASIKAN NHT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DIKOMBINASIKAN NHT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DIKOMBINASIKAN NHT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Fitri Hastuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: hastutifitri@rocketmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII Oleh: Farida Nurul Ngaini, Bambang Priyo Darminto, Wharyanti Ika P. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : siswa, kurikulum,

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL MMP DAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BANGUN RUANG PRISMA KELAS VIII

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL MMP DAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BANGUN RUANG PRISMA KELAS VIII STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL MMP DAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BANGUN RUANG PRISMA KELAS VIII MTs MA ARIF NU PITURUH TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Definisi Mata Pelajaran Matematika Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) MATERI AJAR PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X Yudi Susilo 1, Siti Khabibah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini dikatakan semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TUTORIAL DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TUTORIAL DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TUTORIAL DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA KOMPETENSI DASAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA (Kelas

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TALKING STICK, STAD DAN EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TALKING STICK, STAD DAN EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TALKING STICK, STAD DAN EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Rohmahwati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII Oleh Beni Asyhar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN:

PROSIDING ISSN: PM-16 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT), GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Indra Puji Astuti Program Studi

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI BERBANTUAN ALAT PERAGA DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 40 PURWOREJO Sri Supatmi Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : siswa,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terlepas dari peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CABRI 3D DAN ALAT PERAGA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CABRI 3D DAN ALAT PERAGA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CABRI 3D DAN ALAT PERAGA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN Oleh: Puji Setiyaningsih, Puji Nugraheni, Mujiyem Sapti

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika (ISSN 2528-3901) 33 PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Rika Firma Yenni Dosen Pend. Matematika Universitas Tamansiswa

Lebih terperinci

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ? PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 NGLINDUK KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Banyak pengertian tentang hasil belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Darmansyah (2006: 13) menyatakan bahwa hasil

Lebih terperinci

FACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA

FACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Penelitiann Eksperimen pada Kelas VII SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA Ichsan Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak Email: ichanida@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman sendiri. Dengan belajar seseorang akan mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research) yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap BAB V PEMBAHASAN A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap hasil belajar Fiqih Peserta didik kelas III MI Darussalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMK YUDHA KARYA MAGELANG

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DAN TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 40 PURWOREJO TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA MATERI FLUIDA DI KELAS XI IPA2 SMA FERDY FERRY PUTRA OLEH 1. DWITRI PILENDIA 2. Drs.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dengan Student Teams Achievement

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dengan Student Teams Achievement BAB V PEMBAHASAN A. Perbedaan hasil belajar matematika dengan Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian sebelum dilaksanakan, peneliti mengumpulkan data awal dari nilai rapot matematika semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015: 43) penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN Guru mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas. Pembelajaran dikelas haruslah dibuat menyenangkan sehingga siswa menjadi bersemangat dalam menerima pelajaran. Pada mata

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA (Studi Eksperimentasi Kelas VIII SMP Ibu S. Soemoharmanto Jatipurno

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one group design pada kelompok-kelompok ekuivalen. Penelitian akan dilakukan pada dua

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Yunita Damayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: wisnie59@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Kuswanto; Heru Kurniawan; Supriyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: kuswantomath@gmail.com

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP HITUNG CAMPURAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP HITUNG CAMPURAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP HITUNG CAMPURAN Susi Irmawati 1), Hadi Mulyono 2), Sadiman 3) PGDS FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian suatu kajian teori sangat diperlukan, suatu kajian teori ini akan sangat membantu dalam penelitian. Dimana teori ini dijadikan suatu dasar atau patokan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DIKOMBINASIKAN MAKE A MATCH DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DIKOMBINASIKAN MAKE A MATCH DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DIKOMBINASIKAN MAKE A MATCH DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Tri Wiji Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif efektif untuk mengembangkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Hudojo ( 2005: 107) pengertian matematika yaitu : Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul " Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Imogiri " telah disetujui oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan kemajuan zaman, tidak terkecuali bangsa Indonesia. Demikian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. 32 BAB III METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kelas, dimana ada kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS), TIPE MAKE A MATCH (MAM) DAN TIPE GUIDE NOTE TAKING (GNT) DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA (Studi Kasus Pada Materi Logaritma Siswa

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: IKA NOVIANTARI NIM S

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: IKA NOVIANTARI NIM S digilib.uns.ac.id 0 EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menganalisa suatu permasalahan merupakan salah satu langkah utama dalam memahami dan sekaligus memecahkan inti permasalahannya, sehingga dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan mencoba menerapkan model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 39 Palembang dimulai dari tanggal 07 Februari 2015 s/d 29 April 2015.

Lebih terperinci

Yudhi Hanggara 1), Fauzan Jafri 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan.

Yudhi Hanggara 1), Fauzan Jafri 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan. JPPM Vol. 9 No. 1 (2016) KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII Yudhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Pengertian matematika menurut Glover (2006) yaitu Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

Lebih terperinci

Eksperimentasi Pembelajaran. Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Eksperimentasi Pembelajaran. Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) yang Dimodifikasi Pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci