INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN. Mintarjo SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul
|
|
- Ade Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN Mintarjo SMK Negeri Gedangsari Gunungkidul tarjamint@gmailcom Abstrak Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat universal Salah satu cabang dari ilmu matematika yang dipelajari di sekolah jenjang SMA dan SMK adalah Integral Dalam perhitungan integral, tidak semua fungsi bisa diintegralkan dengan memakai rumus dasar atau rumus umum dari integraluntuk menyelesaikan fungsi yang sulit diintegralkan, harus menggunakan teknik pengintegralan Salah satu teknik pengintegralan untuk integral yang tidak bisa diintegralkan dengan cara sesuai definisi maupun substitusi adalah dengan cara integral parsial Integral parsial ini memiliki rumus tersendiri dalam perhitungannya Rumus tersebut adalah udv uv - vdu Akan tetapi, dengan menggunakan rumus ini dalam perhitungan integral parsial, tidak sedikit peserta didik yang me kesulitan Diperlukan teknik lain untuk menyelesaikan integral parsial selain dengan rumus reguler agar peserta didik lebih mudah memahami dan menerapkan Teknik tersebut diberi nama teknik TURIN Turin singkatan dari Turunan Integral Dalam teknik ini integral parsial dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian turunan dan bagian integral Bagian turunan dipilih bagian dari fungsi yang mau diintegralkan yang apabila diturunkan secara terus menerus menjadi nol Sedangkan bagian integral adalah bagian fungsi lainnya yang telah diambil bagian turunannya Bagian turunan dan bagian integral dilitakkan dalam kolom tersendiri Bagian turunan diturunkan secara terus menerus sampai nol Bagian integral diintegralkan secara terus menerus sampai sebaris dengan turunan yang hasilnya nol Setelah itu pada baris-baris bagian turunan semuanya diberi positif (+) dan negatif (-) secara selang seling dimulai dengan tanda positif (+) pada baris pertama Setelah pengintegralan pada bgian integral selesai kemudian dikalikan antara hasil turunan dengan hasil pengintegralan, dimulai dari baris pertama pada kolom turunan dengan baris kedua pada kolom integral, kemudian dilanjutkan dengan perkalian baris kedua pada kolom turunan dengan kolom ketiga pada kolom integral Begitu seterusnya sampai barus terakhir pada kolom integral dikalikan dengan baris di atas nol pada kolom turunan Dengan demikian hasil pengintegralan parsial dengan teknik turin sudah selesai Keywords : Integral, Parsial, Teknik, Turin PENDAHULUAN A Latar Belakang Integral merupakan salah satu cabang kalkulus yang diajarkan di sekolah jenjang SMA dan SMK Dalam menghitung nilai dari integral biasa maupun substitusi belum ada kerumitan yang berarti Akan tetapi setelah memasuki materi integral parsial, sebagian siswa sudah mulai banyak yang merasa kesulitan karena tingkat kerumitan yang meningkat dari integral substitusi Meskipun sudah ada rumus khusus untuk menghitung integral parsial, namun pada penerapannya ternyata tidak sesederhana rumusnya Rumus umum untuk menghitung integral parsial adalah u dv uv - v du Kalau diamati sekilas rumus integral parsial tersebut tampak begitu simple Akan tetapi pada penerapannya bisa menjadi sangat rumit dan cukup membingungkan bagi sebagian siswa Kebingungan yang dialami siswa diantaranya dalam menentukan atau memisalkan yang mana u nya dan 6 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya
2 yang mana dv nya Guru perlu memberikan alternatif lain dalam menghitung nilai integral parsial Sebab dalam menyelesaikan soal-soal matematika, termasuk hitung integral tentunya bisa diselesaikan tidak hanya dengan satu cara, yaitu cara yang ada dalam buku teks Akan tetapi sangat dimungkinkan, alternatif penyelesaian dari suatu soal matematika bisa lebih dari satu atau bahkan beberapa cara Untuk itu sebagai guru matematika perlu menguasai dan mengenalkan lebih dari satu cara/banyak cara dalam menyelesaikan soal-soal matematika pada pembelajarannya Seorang guru matematika perlu menggunakan banyak sumber belajar Tidak hanya berdasarkan buku paket saja Guru matematika harus brani keluar dari buku teks atau buku paket (out of the book)tujuannya, agar wawasan guru semakin luas dan bisa membelajarakan siswa yang memiliki kemampuan dan cara berfikir yang beraneka ragam Khusus untuk hitung integral parsial, selain dengan rumus yang sudah ada di banyak buku paket, salah satu alternatif yang ditawarkan di dalam makalah ini adalah hitung integral parsial dengan teknik TURIN TURIN adalah akronim dari Turunan dan Integral Teknik ini merupakan alternatif lain untuk mengatasi kerumitan dalam penerapan rumus integral parsial Sebenarnya hampir sama dengan cara rumus biasa dari integral parsial, karena teknik TURIN ini juga merupakan pengembangan dari cara rumus biasa Hanya saja dalam teknik ini disajikan sedimikian rupa sehingga penghitungan nilai integral parsial tidak lagi rumit, akan tatapi menjadi lebih sederhana, sehingga diharapkan lebih mudah difahami oleh seluruh siswa B Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut, Bagaimana menghitung integral parsial dengan teknik TURIN? C Tujuan Makalah Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk lebih memudahkan bagi siswa dalam mempelajari integral parsial D Manfaat Makalah Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik untuk penulis sebagai pengajar matematika maupun pembaca, yaitu sebagai wahana dan media informasi penambah pengetahuan tentang teknik penyelesaian integral parsial E Prosedur Makalah Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai artikel dan literatur yang berhubungan erat dengan integral parsial PEMBAHASAN A Landasan Theoritis Antara integral, limit, dan deferensial merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan Pengertian limit digunakan dalam pengertian dasar hitung deferensial dan integral Berkaitan dengan pengertian limit, integral dapat diartikan sebagai limit dari jumlah luas bagian-bagian yang sangat kecil di bawah kurva Sedangkan integral jika dikaitkan dengan deferensial, maka pengintegralan merupakan invers (kebalikan) dari pendiferensialan Karena itu integral disebut pula anti deferensial (anti turunan) Suatu fungsi F dkatakan sebagai integral dari f apabila F (x) f(x) untuk setiap x dalam domain F Karena turunan konstanta adalah nol, maka setiap bentuk F(x) + C dengan C sembarang konstanta, juga merupakan integral dari f(x) Jadi jika diketahui fungsi turunannya, maka dapat Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, Mei 0 6
3 dicari fungsi awalnya dengan menggunakan integral Integral ditemukan menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi dimana matematikawan harus berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi Lambang dari integral adalah yang dibaca integral Jika ditelisik lebih dalam lagi, maka Integral dapat dibagi menjadi dua macam yaitu Integral tak tentu dan integral tertentu Pada perhitungan integral tak tentu maupun integral tentu sering dijumpai suatu pengintegralan yang tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa maupun dengan cara substitusinamun harus diselesiakan dengan cara bagian per bagian Perhitungan integral yang seperti ini disebut sebagai integral parsial B Pengertian Integral Parsial Jika integrasi menggunakan substitusi gagal, mungkin saja dapat menggunakan substitusi ganda (double subtitution), yang lebih dikenal sebagai integrasi parsial atau integral parsial Integral parsial adalah kaidah yang mengubah integral perkalian dua fungsi menjadi bentuk lain, yang diharapkan lebih sederhana Kaidah ini berasal dari kaidah darab pada kalkulus diferensial Kaidah darab (Bahasa Inggris: product rule), atau sering disebut hukum Leibniz, adalah kaidah yang menentukan turunan dari hasil kali (darab) dua fungsi yang terdiferensialkan Kaidah ini dapat dituliskan sebagai: (f g) f g + f g atau dalam notasi Leibniz: d ( uv) u dv v du Integral parsial memiliki dua variabel pembantu yaitu (u) dan (v) Variabel (u) dan (v) ini dapat membantu perhitungan nilai dua perkalian bilangan yang akan diintegralkan Bilangan tersebut memiliki perkalian integral khusus yang tidak dapat digunakan pada integral subtitusi Berikut ini adalah penurunan rumus dari integral parsial : d(uv) udv + vdu udv d(uv) vdu udv d(uv) - vdu uv - vdu Pada rumus diatas biasanya dalam soal kita memiliki bilangan (u) dan (dv) Bilangan (u) akan diturunkan menjadi (du) sedangkan (dv) akan diintegralkan menjadi bilangan (v) Sehingga akan menemukan empat bilangan yang akan dimasukan kedalam rumus integral parsial Diperoleh nilai dari integral (u) dikali (dv) sama dengan (u) dikalikan dengan (v) dikurangi integral (v) dikali (du) Sering kali terdapat banyak pendapat yang menyatakan bahwa integral parsial hampir sama penyederhanaannya seperti integral subtitusi Padahal dalam konsep penyederhanaan integral parsial lebih rumit dibandingkan integral subtitusi Integral parsial menyederhanakan fungsi dengan pemilihan fungsi yang akan diturunkan dan yang akan diintegralkan untuk membuat fungsi-fungsi baru yang akan digunakan pada rumus integral parsial C Ciri-Ciri Integral Parsial Cara paling mudah untuk mengetahui ciri ciri dari soal integral parsial adalah pemakaian perkalian beda fungsi dalam soal integralnya Antara lain ; perkalian suku banyak dengan suku banyak, seperti x ( x + ) 6, perkalian fungsi aljabar dengan fungsi trigonometri, seperti 6 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya
4 x sin 5x, perkalian suku banyak dengan bentuk akar, seperti x x, bahkan perkalian yang melibatkan basis logaritma natural, seperti ex cos x Integral-integral tersebut tidak bisa diselesaikan dengan cara substitusi biasa, akan tetapi perlu diselesaikan secara parsial D Penerapan Rumus Integral Parsial Seperti yang telah disebutkan di atas, rumus umum integral parsial adalah udv uv - vdu Berdasarkan rumus ini, dalam menentukan hasil pengintegralan hanya sebagian fungsi saja yang diintegralkan, sedangkan yang lain diturunkan atau dideferensialkan Adapun contoh penerapan rumus tersbeut adalah sebagai berikut : a Penerapan pada integral parsial perkalian suku banyak dengan suku banyak Contoh : Tentukan nilai dari x ( x + ) 6! Misalkan u x maka du x dv ( x + ) 6 maka v ( x + )6 sehingga x ( x + ) 6 u dv uv - v du x x ) ( x ) x ( x ) - x( x ) ( masih merupakan integral parsial, sehingga diselesaikan dengan menggunakan rumus umum integral parsial juga Misal u x maka du dv (x + ) maka v x( x ) uv - v du u dv x( x ) - ( x ) x( x ) - 9 ( x ) Sehingga - x( x ) Jadi x ( x + ) 6 ( x ) ( x - ( x ( x ) - x( x ) - ) ( 9 x ) ) - 5 x ( 9 x ( x ) ( x ) + C 5 x ) ( x b Penerapan pada integral parsial perkalian suku banyak dengan fungsi trigonometri Contoh : Tentukan hasil dari! Penyelesaian: Misal : ) 9 Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, Mei 0 65
5 sehingga diperoleh, c Penerapan pada integral parsial perkalian suku banyak dengan bentuk akar Contoh : Tentukan hasil dari x x Misal : u x maka du dv x maka v x ( x ) x x x uv - v du x( x ) x - (x ) 5 x ( x ) x - ( x ) + C 5 Contoh : Tentukan hasil dari x 6x Misal u x maka du x dv 6x maka v x 6x u dv uv - v du x (6x ) - x ( 6x ) 6x (6x ) x ( 6x ) masih merupakan integral parsial, sehingga diselesaikan dengan menggunakan rumus umum integral parsial juga Misal u x maka du dv ( 6x ) maka v ( 6x ) (6x ) 66 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya
6 x ( 6x ) u dv uv - v du x(6x ) - (6x ) 0 x(6x ) - (6x ) x ( 6x ) - ( x(6x ) - (6x ) ) 0 0 x (6x ) (6x ) x 6x x (6x ) x (6x ) (6x ) + C 56 0 d Penerapan pada integral parsial yang melibatkan perkalian basis logaritma natural Contoh : Tentukan nilai dari xe x Terlebih dahulu kita misalkan u yang turunannya paling sederhana, misal kita ambil u x dan e x sebagai dv Pada integral parsial juga ada kemungkinan fungsi akan muncul lagi di ruas kanan Contoh : Tentukan nilai dari e x cos x Misal : u e x maka du e x dv cos x maka v cos x sin x e x cos x udv uv - vdu e x sin x - e x sin x ex sin x masih merupakan integral parsial, sehingga diselesaikan dengan menggunakan rumus umum integral parsial juga Misal u e x maka du e x dv sin x maka v sin x -cos x ex sin x u dv uv - vdu -e x cos x + e x cos x Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, Mei 0 6
7 - e x sin x e x cos x - e x cos x e x cos x e x sin x + e x cos x - e x cos x e x cos x e x sin x + e x cos x e x x x cos x e sin x e cos x + C E Menyelesaikan Soal Integral Parsial Dengan Teknik TURIN Pembahasan berikut ini dipaparkan masalah bagaimana siswa menyelesaikan soal-soal integral yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan cara biasa dan cara substitusi Jika persoalan ini telah dicoba namun tidak menemukan jawaban, itu berarti harus menyelesaikan persoalan integralnya dengan menggunakan cara integral parsial (bagian demi bagian) Integral parsial dapat diselesaikan dengan cara panjang dengan mengguankan rumus u dv uv - v du, sebagaimana yang sudah diuraikan pada bagian D Namun terkadang siswa mengalami kesulitan dalam mengambil pemisalan u dan dv, bahkan ada siswa yang tidak suka menyelesaikan integral dengan pemisalan-pemisalan Oleh karena itu ada satu teknik yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah integral parsial ini Yaitu dengan menggunakan teknik TURIN TURIN singkatan dari TURUNAN dan INTEGRAL Jadi teknik TURIN adalah suatu teknik pengintegralan soal integral parsial dengan cara menurunkan salah satu bagian fungsi secara terus menerus dan mengintegralkan bagian fungsi yang lain secara terus menerus pula Batas berhenti penurunan atau pendeferensialan bagian fungsi yang diturunkan adalah sampai nol dan batas pengintegralan bagian fungsi yang diintegralkan adalah seiring dengan pendeferensialan Jadi pada teknik ini, soal integral parsial dibagi menjadi dua bagian Bagian pertama yaitu bagian fungsi yang akan diturunkan, dan bagian kedua yaitu bagian yang akan diintegralkan Bagian yang akan diturunkan adalah bagian dari soal integral parsial yang apabila diturunkan terus menerus nilainya menjadi nol Sedangkan bagian fungsi yang lain adalah bagian fungsi yang diintegralkan Dalam penerapannya untuk mempermudah pemilahan antara bagian fungsi yang diturunkan dan bagian fungsi yang diintegralkan perlu tabel yang terdiri atas tiga kolom Kolom pertama adalah kolom tanda, diisi berselang-seling atau bergantian dimulai dari tanda positif (+) pada baris yang paling atas Tanda-tanda yang terletak di kolom pertama ini selanjutnya menunjukkan tanda atau nilai dari hasil masing-masing turunan yang berada di kolom kedua Kolom kedua adalah kolom turunan, yang mana hasilhasil turunan dari bagian yang diturunkan dimasukkan pada kolom ini secara berturut-turut sampai turunan terakhir yaitu nol Kolom ketiga adalah kolom integral Hasil-hasil pengintegralan dari bagian yang diintegralkan secara berturutturut dimasukkan ke kolom ini Selanjutnya untuk menentukan hasil pengintegralan, tinggal mengalikan secara berturut-turut antara hasil turunan pada baris pertama dengan hasil pengintegralan pada baris kedua, kemudian hasil turunan pada baris kedua dengan hasil pengintegralan pada baris ketiga, begitu seterusnya sampai hasil turunan sebelum nol dikalikan dengan hasil pengintegralan yang sebaris dengan turunan yang nilainya nol Tentu saja dengan 6 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya
8 mengikutsertakan tanda yang ada di parsial dengan teknik TURIN telah kolom pertama Kemudian hasil-hasil didapatkan dengan menambahkan huruf C perkalian tersebut dijumlahkan Dengan setelah suku terakhir untuk integral tak demikian hasil pengintegralan integral tentu Berikut ini dipaparkan contoh-contoh penerapan hitung integral parsial dengan teknik TURIN : Integral Parsial Perkalian Fungsi Aljabar Contoh : Tentukan nilai dari x ( x )6! + x (x ) 6 x x x ( x )6 x x - (x ) + C 5 Integral Parsial Perkalian suku banyak dengan bentuk akar Contoh : Tentukan nilai dari x x! + x x - ( x ) x + 0 ( x ) x 5 x x x ( x ) x - ( x ) x + C 5 Contoh : Tentukan nilai dari x 6x! + x 6x - x (6x ) Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, Mei 0 69
9 + (6x ) - 0 (6 0 x ) 0 x 6x x (6x ) - x (6x ) + (6x ) + C Integral Parsial perkalian Fungsi Aljabar dan Trigonometri Hitung (x+ ) cos (x π) Penyelsaian : x + cos (x - ) sin ( x - ) cos (x - ) (x+ ) cos (x π) ( x + ) sin (x - ) + cos (x - ) + C Integral Parsial Perkalian Suku Banyak dengan Logaritma Natural Contoh : Tentukan nilai dari x ex + x e x - e x + 0 e x x ex +xe x -e x + C xe x e x + C 5 Integral Parsial Perkalian Logaritma Natural dengan Fungsi Trigonometri Contoh : Tentukan nilai dari ex cos x! + e x cos x - e x sin x + e x - cos x e x 0 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya
10 Untuk nilai ex cos x, tidak dapat diselesaikan dengan teknik TURIN Karena kedua fungsi yang dikaliakn tidak ada yang apabila diturunkan terus menerua hasilnya nol Jadi apabila integral parsial itu tidak memuat fungsi yang jika diturunkan terus menerus menjadi nol, maka integral tersebut tidak dapat diselesaikan dengan teknik TURIN Akan tetapi integral parsial semacam itu harus diselesaikan dengan menggunakan rumus u dv uv - v du Itulah satu-satunya kelemahan teknik TURIN dalam perhotingan integral parsial Jadi apabila ingin menggunakan teknik TURIN, pastikan dulu bahwa integral parsial tersebut mengandung fungsi yang bisa duturnkan terus sehingga menjadi nol III KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan Untuk menentukan nilai integral parsial dengan teknik TURIN lebih sederhana jika dibandingkan dengan menggunakan rumus u dv uv - v du Dengan menggunakan teknik TURIN, siswa tidak perlu lagi memisalkan u dan dv, akan tetapi tinggal memeilih fungsi yang diturunkan dan fungsi yang diintegralkan Fungsi yang akan diturunkan tentu saja pilih fungsi yang apabila diturunkan terus menerus menjadi nol, sedangkan fungsi yang lain diintegralkan Teknik TURIN ini lebih sederhana jika diabndingkan dengan cara rumus Karena teknik ini lebih sederhana, maka teknik ini diharpakan lebih memudahkan siswa dalam menentukan nilai integral parsial B Saran Guru matematika perlu selalu berusaha menambah literasi terkait dengan tugas profesioanlannya agar dapat selalu berinovasi dan bervariasi dalam pembelajarannya Dalam pembelajaran integral parsial, rekan-rekan guru dan calon guru selain menjelaskan cara rumus, ada baiknya guru juga menjelaskan teknik TURIN ini, sebab teknik TURIN ini cukup sederhana dan mudah dipahami dalam menyelesaikan soal-soal integral parsial Namun sebelumnya siswa harus memiliki dasar pengetahuan tentang turunan (derivatif) dan integral (anti turunan) Karena dasar pengetahuan ini yang berperan dalam teknik TURIN ini DAFTAR PUSTAKA Akbar Faizal, Makalah Integral Parsial, 0 April 0, makalah-integral-parsialhtml Kasmania, Toali, Suhendra, Rianto Acah, Susanti Dewi, Lisbiantari Duin, 00, Matematika Program Keahlian Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian, Jakarta, Erlangga Varberg Dale, J Purcell Edwin, E Rigdon Steven, 0, Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid, Jakarta, Erlangga, Integrasi parsial, April 0, sial, Kaidah darab, April 0, Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, Mei 0
Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018
Kalkulus 2 Teknik Pengintegralan ke - 1 Tim Pengajar Kalkulus ITK Institut Teknologi Kalimantan Januari 2018 Tim Pengajar Kalkulus ITK (Institut Teknologi Kalimantan) Kalkulus 2 Januari 2018 1 / 36 Daftar
Lebih terperinciINTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN
MODUL MATEMATIKA INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp.
Lebih terperinciFakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.
Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program
Lebih terperincidigunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3
Bab Teknik Pengintegralan BAB TEKNIK PENGINTEGRALAN Rumus-rumus dasar integral tak tertentu yang diberikan pada bab hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi integral dari fungsi sederhana dan tidak dapat
Lebih terperinciINTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN
MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036
Lebih terperinciINTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN
MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036
Lebih terperinci: Pramitha Surya Noerdyah NIM : A. Integral. ʃ f(x) dx =F(x) + c
Nama : Pramitha Surya Noerdyah NIM : 125100300111022 Kelas/Jur : L/TIP A. Integral Integral dilambangkan oleh ʃ yang merupakan lambang untuk menyatakan kembali F(X )dari F -1 (X). Hitung integral adalah
Lebih terperinciMA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral
MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping
Lebih terperinciTURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi
TURUNAN Ide awal turunan: Garis singgung Tali busur c +, f c + Garis singgung c, f c c P h c+h f c + f c Kemiringan garis singgung di titik P: f c + f c lim Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi lain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, semakin dirasakan interaksinya dengan bidangbidang ilmu lainnya, seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika dalam interaksi
Lebih terperinciintegral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.
integral 13.1 PENGERTIAN INTEGRAL Untuk itu, coba tentukan turunan fungsi berikut. Perhatikan bahwa fungsi ini memiliki bentuk umum 6 2. Jadi, turunan fungsi = 2 =2 3. Setiap fungsi ini memiliki turunan
Lebih terperinciMA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral
MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping
Lebih terperinciMATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri
MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri MATEMATIKA LIMIT FUNGSI SMK NEGERI 1 SURABAYA Halaman 1 BAB LIMIT FUNGSI A. Limit Fungsi Aljabar PENGERTIAN
Lebih terperinciDisampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika
PENGANTAR KALKULUS Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. SETIAWAN, M. Pd. Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta
Lebih terperinciKED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I
7 INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Memahami konsep dasar integral, teorema-teorema, sifat-sifat, notasi jumlah, fungsi transenden dan teknik-teknik pengintegralan. Materi
Lebih terperinciFungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.
4 INTEGRAL Definisi 4. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang digunakan sebagai landasan pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,
Lebih terperinciMA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world
Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis
Lebih terperinciMAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit
MAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaiakan makalah ini tepat waktu
Lebih terperinciTeknik pengintegralan: Integral parsial (Integral by part)
Teknik pengintegralan: Integral parsial (Integral by part) Kalkulus 2 Nanang Susyanto Departemen Matematika FMIPA UGM 06 Februari 2017 NS (FMIPA UGM) Teknik pengintegralan 06/02/2017 1 / 14 Mari mengingat
Lebih terperinciTurunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.
Turunan Fungsi q Definisi Turunan Fungsi Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama fungsi f di =a ditulis f (a) didefinisikan dengan f ( a h) f ( a) f '( a) lim
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa
Lebih terperinciINTERGRAL INTEGRAL TAK TENTU INTEGRAL SUBSTITUSI MENU
INTERGRAL OLEH : KELOMPOK 5 KETUA TEORI 1. I GEDE DIKA VIRGA SAPUTRA 2. I WAYAN HERMAWAN 3. EGI AZIKIN MAULANA KETUA SOAL 1. I MADE DUPI ANDIKA 2. I PUTU BAGUS MAHENDRA INTEGRAL TAK TENTU INTEGRAL SUBSTITUSI
Lebih terperinciTEKNIK PENGINTEGRALAN
TEKNIK PENGINTEGRALAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 202 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 202 / 2 Topik Bahasan Pendahuluan 2 Manipulasi Integran 3 Integral Parsial 4 Dekomposisi
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)
LIMIT FUNGSI A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.. Limit a Contoh A.:. ( ) 3 Contoh A. : 4 ( )( ) ( ) 4 Latihan. Hitunglah nilai it fungsi-fungsi berikut ini. a. (3 ) b. ( 4) c. ( 4) d. 0 . Hitunglah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL
HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL Dra.Sri Rejeki Dwi Putranti, M.Kes. Fakultas Teknik - Universitaas Yos Soedarso Surabaya Email : riccayusticia@gmail.com Abstrak Hubungan antara Differensial dan
Lebih terperinciBAB I INTEGRAL TAK TENTU
BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan
Lebih terperinciFungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.
4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan
Lebih terperinciLUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI
LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI Afrizal, S.Pd, M.PMat Matematika MAN Kampar Juli 2010 Afrizal, S.Pd, M.PMat (Matematika) Luas Daerah Dibawah Kurva Juli 2010 1 / 29 Outline Outline 1 Limit dan Turunan
Lebih terperinciKalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 2. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018
Kalkulus 2 Teknik Pengintegralan ke - 2 Tim Pengajar Kalkulus ITK Institut Teknologi Kalimantan Januari 2018 Tim Pengajar Kalkulus ITK (Institut Teknologi Kalimantan) Kalkulus 2 Januari 2018 1 / 24 Daftar
Lebih terperinciBAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU
BAB PERSAAA DIFERESIAL ORDER SATU PEDAHULUA Persamaan Diferensial adalah salah satu cabang ilmu matematika ang banak digunakan dalam memahami permasalahan-permasalahan di bidang fisika dan teknik Persamaan
Lebih terperinci= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =
Nama : Deami Astenia Purtisari Nim : 125100300111014 Kelas : L / TIP A. Integral Integral merupakan konsep yang bermanfaat, kegunaan integral terdapat dalam berbagai bidang. Misalnya dibidang ekonomi,
Lebih terperinciUJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK
UJI KONVERGENSI Januari 208 Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK Uji Integral Teorema 3 Jika + k= u k adalah deret dengan suku-suku tak negatif, dan jika ada suatu konstanta M sedemikian hingga s n = u + u 2 +
Lebih terperinciAsimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN
FUNGSI TRANSENDEN 7.1 Fungsi Logaritma Asli 7.2 Fungsi-fungsi Balikan dan Turunannya 7.3 Fungsi-fungsi Eksponen Asli 7.4 Fungsi Eksponen dan Logaritma Umum 7.5 Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen 7.6 Persamaan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Materi Pokok : Integral Pertemuan Ke- : 1 dan Alokasi Waktu : x pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi : Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah
Lebih terperinciKALKULUS INTEGRAL 2013
KALKULUS INTEGRAL 0 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATA KULIAH Isi pokok mata kuliah ini memuat pemahaman tentang: () Anti turunan: pengertian anti turunan, teorema-teorema, dan teknik anti turunan, () Integral
Lebih terperinciCatatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I
Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):
Lebih terperinciPROBLEMATIKA DALAM TEKNIK INTEGRASI SUBSTITUSI DAN PARSIAL SERTA ALTERNATIF PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA DALAM TEKNIK INTEGRASI SUBSTITUSI DAN PARSIAL SERTA ALTERNATIF PEMECAHANNYA Kusnul Chotimah Dwi Sanhadi 1, Yoga Muhamad Muklis 1, Universitas Sebelas Maret 1 choosenewl@gmail.com, yogamuklis@gmail.com
Lebih terperinciAyundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga
Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 29, 2015 Akar Barisan a 1, a 2, a 3, a 4,... adalah susunan bilangan-bilangan real yang teratur, satu untuk setiap bilangan bulat positif. adalah fungsi yang
Lebih terperinciIntegral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Integral Tak Tentu M PENDAHULUAN Drs. Hidayat Sardi, M.Si odul ini akan membahas operasi balikan dari penurunan (pendiferensialan) yang disebut anti turunan (antipendiferensialan). Dengan mengikuti
Lebih terperinciKONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai
Lebih terperinciKalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018
Kalkulus 2 Teknik Pengintegralan ke - 3 Tim Pengajar Kalkulus ITK Institut Teknologi Kalimantan Januari 2018 Tim Pengajar Kalkulus ITK (Institut Teknologi Kalimantan) Kalkulus 2 Januari 2018 1 / 27 Daftar
Lebih terperinciMODUL PETUNJUK PRAKTIKUM KALKULUS I. OLEH : Drs. J. V. A. Tambelu, M.Pd Dra. T. A. S. Rembet, M.Sc Navel O. Mangelep, S.Pd
MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM KALKULUS I OLEH : Drs. J. V. A. Tambelu, M.Pd Dra. T. A. S. Rembet, M.Sc Navel O. Mangelep, S.Pd UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANN ALAM JURUSAN
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP
SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP Mata kuliah : Kalkulus II Kode Mata Kuliah : TIS2213 SKS : 3 Waktu Pertemuan : 16 kali Pertemuan Deskripsi : Mata kuliah Kalkulus II mempelajari
Lebih terperinciFUNGSI-FUNGSI INVERS
FUNGSI-FUNGSI INVERS Logaritma, Eksponen, Trigonometri Invers Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 202 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 202 / 49 Topik Bahasan Fungsi Satu ke Satu 2
Lebih terperinci= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )
Lebih terperinciTEKNIK-TEKNIK PENGINTEGRALAN
TEKNIK-TEKNIK PENGINTEGRALAN 1. Teknik Subtitusi Teorema : Misal g fungsi yang terdiferensialkan dan F suatu anti turunan dari f, jika u = g() maka f(g())g () d = f(u) du = F(u) + c = F(g()) + c sin. 1.
Lebih terperinciBAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA
BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA Jika dari suatu fungsi kita dapat memperoleh turunannya, bagaimana mengembalikan turunan suatu fungsi ke fungsi semula? Operasi semacam ini disebut operasi balikan
Lebih terperinciRPS MATA KULIAH KALKULUS 1B
RPS MATA KULIAH KALKULUS 1B CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH: 1. Mempunyai pengetahuan dibidang matematika, statistika, komputasi (algoritma), dan pengetahuan dasar dalam menyelesaikan permasalahan dibidang
Lebih terperinciINTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use
INTISARI KALKULUS 2 Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Program Studi Matematika - FMIPA Institut Teknologi Bandung Januari 200 Pengantar Kalkulus & 2 merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)
PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) A. PENGERTIAN Persamaan yang mengandung variabel dan beberapa fungsi turunan terhadap variabel tersebut. CONTOH : + 5 5 0 disebut PD orde I + 6 + 7 0 disebut PD orde II B. PEMBENTUKAN
Lebih terperinciSilabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.
Silabus 1 2 3 Referensi E. J. Purcell, D. Varberg, and S. E. Rigdon, Kalkulus, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, 2003. Penilaian 1 Ujian Tengah Semester (UTS) : 30 2 Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 3
Lebih terperinciRencana Pembelajaran
Learning Outcome Rencana Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat ) Menentukan nilai turunan suatu fungsi di suatu titik ) Menentukan nilai koefisien fungsi sehingga
Lebih terperinciINTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use
INTISARI KALKULUS Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Program Studi Matematika - FMIPA Institut Teknologi Bandung Januari 010 Pengantar Kalkulus 1 & merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua
Lebih terperinciLIMIT DAN KEKONTINUAN
LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen
Lebih terperinciMAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)
MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA 1. PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika/Matematika 2. MATA KULIAH/KODE/SEMESTER : Kalkulus II/MT 307/2 3. PRASYARAT : Kalkulus I 4. JENJANG / SKS : S1/3 SKS 5. LOMPOK MATA KULIAH : Matakuliah
Lebih terperinciKALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI /
Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI 08125218506 / 082334051234 E-mail : sriestits2@gmail.com Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Frank Ayres J. R., Calculus, Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill Book Company.
Lebih terperinciBAB: TEKNIK PENGINTEGRALAN Topik: Metode Substitusi
BAB: TEKNIK PENGINTEGRALAN Topik: Metode Substitusi Kompetensi yang diukur adalah kemampuan mahasiswa menghitung integral fungsi dengan metode substitusi.. UAS Kalkulus Semester Pendek no. b (kriteria:
Lebih terperinciMA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d
MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: dan Do maths and you see the world ? Pengantar Bentuk tak tentu? Bentuk apa? Bentuk tak tentu yang dimaksud adalah bentuk limit dengan nilai seolah-olah : 0 0 ; ; 0
Lebih terperinciBAB VI. INTEGRAL TAK TENTU (ANTI TURUNAN)
PENDAHULUAN BAB VI. INTEGRAL TAK TENTU (ANTI TURUNAN) (Pertemuan ke 11 & 12) Diskripsi singkat Pada bab ini dibahas tentang integral tak tentu, integrasi parsial dan beberapa metode integrasi lainnya yaitu
Lebih terperinciPenggunaan Turunan, Integral, dan Penggunaan Integral.
DESKRIPSI MATA KULIAH TK-301 Matematika Dasar: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar yang diberikan pada semester I. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Syamsir Sainuddin 1 Universitas Cokroaminoto
Lebih terperinciSatuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XII IPA / 1. Sub Topik : Integral tak tentu : 2 x 45 menit
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XII IPA / 1 Topik : Integral Sub Topik : Integral tak tentu Waktu : 2 x 45 menit I. Standar Kompetensi Menggunakan konsep integral
Lebih terperinciSILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU
SILABUS Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Ungguan BPPT Darus Sholah Jember kelas : XII IPA Semester : Ganjil Jumlah Pertemuan : 44 x 35 menit (22 pertemuan) STANDAR 1. Menggunakan konsep
Lebih terperinciINTEGRAL TAK TENTU (subtitusi parsial) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ
INTEGRAL TAK TENTU subtitusi parsial Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ agustina.mipa@unej.ac.id DEFINISI Untuk ungsi yang terdeinisi pada selang terbuka I, dpt ditentukan ungsi
Lebih terperinciMODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI
MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT
Lebih terperinciDefinisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,
Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =
Lebih terperinciINTERGRAL. Sifat dasar dari bentuk integral tak tentu sebagai berikut.
INTERGRAL Operasi balikan dari diferensial adalah anti diferensial atau integral. Suatu fungsi F dikatakan sebagai anti diferensial dari fungsi f apabila F (x) = f(x) untuk setiap x dalam domain F. Jika
Lebih terperinci4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif
Diferensial merupakan topik yang cukup 'baru' dalam matematika. Dimulai sekitar tahun 1630 an oleh Fermat ketika menghadapi masalah menentukan garis singgung kurva, dan juga masalah menentukan maksimum
Lebih terperinciSILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah
SILABUS Nama Sekolah : SMA PGRI 1 AMLAPURA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Program : XII / IPA Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI: 1. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. KOMPETENSI DASAR
Lebih terperinciPertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu
Lebih terperinciKALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan
KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan
Lebih terperinciDari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persamaan Diferensial Definisi 2.1 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat variabel bebas, variabel tak bebas, dan derivatif-derivatif
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG1A4 KALKULUS 1 Disusun oleh: Jondri, M.Si. PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester (RPS) ini
Lebih terperinciFUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA
FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)
Lebih terperinciCatatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL
BAB V. INTEGRAL Anti-turunan dan Integral TakTentu Persamaan Diferensial Sederhana Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva Integral Tentu Teorema Dasar Kalkulus Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Differential Equation Fungsi mendeskripsikan bahwa nilai variabel y ditentukan oleh nilai variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi
Lebih terperincibila limitnya ada. Dengan penggantian x = c+ h, jika x c h 0 dan x c h turunan fungsi f di c dapat dituliskan dalam bentuk: x c
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat c. Turunan pertama dari fungsi f di titik c ditulis f '( c ) didefinisikan sebagai: ( ) ( ) f x f '( c) = lim f c x c x c bila limitnya ada.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang beberapa hal yang menjadi landasan dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,
Lebih terperinciPersamaan Diferensial
Orde Satu Jurusan Matematika FMIPA-Unud Senin, 18 Desember 2017 Orde Satu Daftar Isi 1 Pendahuluan 2 Orde Satu Apakah Itu? Solusi Pemisahan Variabel Masalah Gerak 3 4 Orde Satu Pendahuluan Dalam subbab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Ilmu pengetahuan merupakan hal yang mengalami perkembangan secara terus-menerus. Diantaranya teori integral yaitu ilmu bidang matematika analisis yang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Kalukulus Dasar Kode Mata Kulih : Bobot Semester Tujuan Instruksi Umum Media / Alat yang digunakan Daftar Referensi : 3 sks : 1(satu) : Mahasiswa dapat memahami konsep-konsep
Lebih terperincimatematika TURUNAN TRIGONOMETRI K e l a s A. Rumus Turunan Sinus dan Kosinus Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 006/03 matematika K e l a s XI TURUNAN TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Dapat menentukan rumus turunan trigonometri
Lebih terperinciFungsi tersebut tidak terdefinisi pada karena, namun yang
BAB VI LIMIT DAN KEKONTINUAN A. Pendahuluan Limit dan kekontinuan merupakan konsep dasar sebelum membahas tentang kalkulus, konsep limit harus dipahami terlebih dahulu sebelum membahas tentang turunan
Lebih terperincilog2 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT = = 2 1 = 27 8 = 19 Jawaban : C = = = 2( 15 10) Jawaban : B . 4. log3 1 2 (1) .
TRY OUT AKBAR UN SMA 08 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT. 9 6 4 8 7 Jawaban : C 4 4 = = = 7 8 4 = 9. 5 + = 0 5 = 0 5 = 5 0 = ( 5 0). log5 5 log8 log6 4 log log4 = log5 5 4 log log log6 log4 =. log5 5. 4. log log
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciPertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai
Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).
Lebih terperinciAPLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG
Bahan ajar Kalkulus Integral 9 APLIKASI INTEGRAL. LUAS DAERAH BIDANG Misalkan f() kontinu pada a b, dan daerah tersebut dibagi menjadi n sub interval h, h,, h n yang panjangnya,,, n (anggap n ), ambil
Lebih terperinciAnalisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!
Analisa Numerik Teknik Sipil 1 PENDAHULUAN 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah Dalam matematika, dikenal adanya fungsi transenden (fungsi eksponen, logaritma natural, invers dan sebagainya),
Lebih terperinciFUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya
FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : MAT 101 Bobot SKS : 3 (2-2) : Landasan Matematika GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar matematika yang meliputi
Lebih terperinci: 6. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.
Latar belakang penyusunan: Lembar kerja siswa ini kami susun sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa agar dapat dipelajari dengan lebih mudah. Kami menyajikan materi dalam modul ini berusaha mengacu
Lebih terperinciMemahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada
5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal adanya
Lebih terperinciINTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP
A. Soal dan Pembahasan. ( x ) dx... Jawaban : INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP ( x) dx x dx x C x C x x C. ( x 9) dx... x Jawaban : ( x 9) dx. (x x 9) dx x 9x C x x x. (x )(x + ) dx =.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 01/5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. /5 Nama Sekolah : SMK Diponegoro Lebaksiu Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XII / 5 Alokasi Waktu : x 45 menit ( x pertemuan) Standar Kompetensi Kompetensi
Lebih terperinciMatematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70
Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline
Lebih terperinciSatuan Acara Perkuliahan SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK. Jam pembelajaran per Pertemuan kelas 150 menit Pertemuan praktikum 0 menit Kegiatan lain
Satuan Acara Perkuliahan SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK A. INFORMASI UMUM Mata kuliah SS1131 Kalkulus 1 Jurusan Statistika/Komputasi Statistika Tgl berlaku Oktober 2014 Satuan kredit semester 3 SKS Bidang
Lebih terperinciBagian 2 Matriks dan Determinan
Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika
Lebih terperinciHendra Gunawan. 16 Oktober 2013
MA1101 MATEMATIKA 1A Hendra Gunawan Semester I, 2013/2014 16 Oktober 2013 Latihan (Kuliah yang Lalu) 1. Diketahui g(x) = x 3 /3, x є [ 2,2]. Hitung nilai rata rata g pada [ 2,2] dan tentukan c є ( 2,2)
Lebih terperinci