FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN POST OPERASI KATARAK DI POLIKLINIK MATA RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN POST OPERASI KATARAK DI POLIKLINIK MATA RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017"

Transkripsi

1 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN POST OPERASI KATARAK DI POLIKLINIK MATA RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017 MANUSKRIP Oleh: RAMIDAH NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI S1KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2017

2 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN POST OPERASI KATARAK DI POLIKLINIK MATA RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017 Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Kelulusan Pada Program Studi S.1 Keperawatan Oleh : Ramidah NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2017

3

4 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN POST OPERASI KATARAK DIPOLIKLINIK MATA RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017 Ramidah *,Yosra Sigit Pramono **,H. Imanuddin *** Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Program Studi S.1 Keperawatan Abstract Background: Cataract surgery is the only way to treat cataracts and reduce the risk of blindness, the success of cure treatment are supported by postoperative care. Several factors can effect of the succes of cataract surgery are among like knowledge of care, attitude of care, and post operative care compliance. Research Objectives: The purpose of the research is to knoow the level relationship of the most dominant external faktor such as, knowlege, atitude on the dgree of healing.methods: Descriptive analytics with cross sectional design. Population and sample 30 people in 2017.Result of Research: There is correlation between knowledge to cure rate of postoperative patient of cataract from sperman's test with value R = There was a correlation between attitude toward post cataract surgical patient healing rate from sperman's test with R = There was a correlation between adherence to post cataract surgical patient healing rate from sperman's test with R = The dominant factor that influences the cure of postoperative patient of cataract from significance value is compliance factor. Keywords: Knowledge, attitude, adherence to cure rate of postoperative patient of cataract at Eye Polyclinic of RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Reference List: 40 ( ). Abstrak Latar Belakang : Operasi katarak merupakan cara satu satunya untuk mengobati katarak dan menurunkan risiko kebutaan oleh karena itu keberhasilan dari pengobatan atau kesembuhan katarak tidak luput juga perawatan pasca operasi. faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan operasi katarak antara lain, pengetahuan perawatan, sikap perawatan, dan kepatuhan perawatan post operasi. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan dan faktor eksternal yang paling dominan seperti pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap tingkat kesembuhan. Metode Penelitian : Descriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dan sampel 30 orang tahun Hasil Penelitian : Ada hubungan antara pengetahuan terhadap tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak dari uji sperman s dengan nilai R = Ada hubungan antara sikap terhadap tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak dari uji sperman s dengan nilai R = Ada hubungan antara kepatuhan terhadap tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak dari uji sperman s dengan nilai R = Faktor dominan yang mempengaruhi kesembuhan pasien post operasi katarak dari nilai signifikansinya ialah faktor kepatuhan Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Daftar Rujukan : 40 ( ). 1

5 1. Pendahuluan Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Kebutaan merupakan masalah kesehatan global yang harus segera diatasi, karena kebutaan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas sumber daya manusia dan kehilangan produktifitas (Depkes, 2007). World Health Organization (WHO) menyatakan sekitar 38 juta orang menderita kebutaan dan hampir 110 juta orang menderita penurunan penglihatan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sekitar 150 juta orang menderita gangguan penglihatan. Tidak terdapat data mengenai insiden kebutaan yang tersedia dengan baik. Meskipun demikian, diperkirakan jumlah orang buta di seluruh dunia akan meningkat 1-2 juta orang per tahun. Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan estimasi global terbaru, yaitu 314 juta orang di dunia menderita gangguan penglihatan, 45 juta dari mereka menderita kebutaan (Trithias,2011). Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan jumlah penderita buta katarak tertinggi kedua di Asia Tenggara, mencapai 1,5 % atau 2 juta jiwa. Setiap tahunnya bertambah orang yang terancam mengalami kebutaan. Sebagai perbandingan angka kebutaan Bangladesh 1 %, di India 0,7%, dan Thailand 0,3%. Survei yang dilakukan kementrian kesehatan menunjukkan, penyebab kebutaan di indonesia adalah penyakit katarak 0,78%, disusul penyakit glaukoma 0,12%, kelainan reflaksi 0,14%, dan penyakit lain terkait usia lanjut 0,38% (Beritasatu, 2013). Data yang diperoleh di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari bulan Januari s/d Oktober tahun 2016, menunjukkan bahwa katarak merupakan penyakit mata yang sering diperiksakan di Poliklinik Mata. Jumlah penderita katarak yang memeriksakan matanya di RSUD Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2013 berjumlah 1035, tahun 2014 berjumlah 1638, tahun 2015 berjumlah 2232 pasien, dan untuk tahun 2016 dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober berjumlah 1767 pasien. Pasien yang melakukan operasi katarak dari bulan Januari-Oktober 2016 berjumlah 309 pasien. Operasi katarak merupakan satu-satunya cara untuk mengobati katarak dan menurunkan risiko kebutaan sehingga operasi katarak semakin ditingkatkan menjadi tiga kali lipat untuk mengimbangi peningkatan jumlah penderita katarak. Hal ini dapat terwujud dengan deteksi dini dan penatalaksanaan secara cepat dan tepat Budiono,et al (2013). Pengetahuan, dan sikap masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mata masih kurang dalam pencegahannya. Karena kurangnya akses informasi mengenai penyebab penyakit katarak dan cara pengobatannya. Keberhasilan pengobatan atau tidak terlalu lama kesembuhan katarak tidak luput juga dari perawatan pasca operasi. Perawatan pasca operasi juga sangat menentukan keberhasilan dari pengobatan katarak atau tingkat kesembuhan yang lebih baik lagi dalam jangka waktu yang antar lain yaitu pengetahuan, sikap dan kepatuhan pasien dalam perawatan post operasi katarak. Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti yang bersumber dari Balai Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Utara para pasien yang melakukan operasi berjumlah 2017 pasien selama periode Januari-Desember Pasien yang sadar memelihara kesehatan mata sebesar 28 % (Arimbi, 2014). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dari tanggal November 2016 di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, dilakukan dengan metode wawancara dengan 10 orang pasien yang memeriksakan matanya ke Poliklinik Mata, 6 orang pasien kontrol mata setelah operasi katarak sedangkan 4 orang pasien lainnya hanya melakukan pemeriksaan mata. Dari 6 orang pasien post operasi katarak semua mengatakan tahu tentang perawatan mata setelah operasi karena diberitahu oleh dokter dan selalu patuh untuk kontrol sesuai instruksi dokter, dari hasil wawancara juga diketahui 6 orang pasien ini mereka memiliki sikap positif terhadap perawatan post operasi katarak dan mempunyai perikaku yang cukup baik dalam hal merawat mata sehabis operasi. 2

6 Berdasarkan hasil penelitian Rusbayanti (2011) dengan judul Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Kepatuhan Perawatan Dalam Tingkat Kesembuhan Post Operasi Katarak Pada Anak Usia 0 4 Tahun Dipoliklinik Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Tahun Hasil dari penelitian ini ialah Hasil hubungan pengetahuan orang tua terhadap kepatuhan perawatan dalam tingkat kesembuhan post operasi dan terdapat hubungan sikap orang tua terhadap kepatuhan berobat pasca operasi katarak pada anak usia 0-14 tahun di poliklinik Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Tahun Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik ingin menulis penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien post operasi katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dengan alasan peneliti mengemukakan bahwa operasi bedah katarak bertujuan untuk memperbaiki atau membersihkan lensa yang keruh dan memperbaiki penglihatan yang lebih jelas lagi, walaupun operasi katarak memberikan hasil 95% positif bagi penderita katarak tetapi keberhasilan operasi katarak tidak luput dari perawatan pasca operasi katarak. Perawatan pasca operasi katarak sangat menentukan keberhasilan operasi bedah katarak pada pasien katarak itu sendiri, untuk itu perawatan pasca operasi bedah katarak ini pasien maupun keluarga harus mempunyai pengetahuan, kepatuhan dan sikap yang disiplin tentang perawatan pasca operasi katarak agar memiliki tingkat kesembuhan yang lebih baik lagi jangka waktu yang tidak lama. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian dan rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi katarak yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2016 berjumlah 399 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah yang menjadi responden pada pasien post operasi katarak yang kontrol di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dengan jumlah sampel yang diambil 30 sampel. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan wawancara dan observasi. Metode wawancara dengan menggunakan pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner tersebut dijawab langsung oleh responden itu sendiri atau disampaikan secara lisan kepada peneliti dari pertanyaan yang sudah dibacakan. Sedangkan metode observasi untuk melihat rekam medik dan menilai tanggal kontrol yang dilakukan responden. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar kuesioner pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan pertanyaan terstruktur, peneliti hanya menjawab sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan, lembar observasiobservasi terstruktur adalah peneliti tidak hanya mengobservasi fakta fakta yang ada pada subjek, tetapi lebih didasarkan pada perencanaan penelitian dengan menggunakan check list yang diobservasi ialah kesembuhan pasien post operasi ditandai dengan tidak adanya komplikasi pada pasien selama menjalani proses penyembuhan. 3. Hasil a. Distribusi frekuensi responden tingkat pengetahuan terhadap perawatan dalam proses penyembuhan pada pasien post operasi katarak No. Kategori Tingkat Frekuensi Presentasi Pengetahuan (Orang) (%) 1 Pengetahuan Baik 24 80% 2 Pengetahuan Cukup 6 20% Total Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan terhadap perawatan dalam tingkat kesembuhan post operasi katarak yang dikategorikan ialah pengetahuan baik sebesar 24 orang (80%) dari 30 responden yang telah diteliti. 3

7 b. Distribusi frekuensi sikap terhadap perawatan dalam proses penyembuhan pada pasien post operasi katarak No. Kategori Sikap Frekuensi Presentasi (Orang) (%) 1 Postif 26 86,7% 2 Negatif 4 13,3% Total Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar sikap positif terhadap perawatan dalam proses penyembuhan post operasi katarak sebesar 26 orang (86,7%) dari 30 responden yang diteliti. c. Distribusi frekuensi responden tingkat kepatuhan terhadap perawatan dalam proses penyembuhan pada pasien post operasi katarak Kategori Tingkat Frekuensi Presentasi No. Kepatuhan (Orang) (%) 1 Patuh % 2 Tidak Patuh % Total Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kepatuhan terhadap perawatan dalam proses penyembuhan post operasi katarak yang dikategorikan ialah patuh sebesar 26 orang atau (86,7%) dari 30 responden yang diteliti. d. Distribusi frekuensi tingkat kesembuhan pada pasien post operasi katarak No. Kategori Tingkat Frekuensi Presentasi Kesembuhan (Orang) (%) 1 Sembuh 24 80% 2 Tidak Sembuh 6 20% Total Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tidak sembuh pada pasien post operasi katarak sebesar 24 orang atau (80%) dari 30 responden yang diteliti. e. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak Kesembuhan No Pengetahuan Sembuh Tidak Jumlah Sembuh F % F % F % 1 Kurang Baik Cukup 2 6,7 4 13, Baik 22 73,.3 2 6, Jumlah Didapatkan hasil dari uji sperman s rho ρ = 0,001< α = 0,05 dengan nilai R (correlation coefision) = 0,583 Berdasarkan tabel tabulasi silang 4.13 dijelaskan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kesembuhan yang dimana pengetahuan baik yang sembuh mendapatkan hasil 22 orang sebesar 73.3 % ini dikarenakan bahwa rata rata orang yang berpengetahuan baik ini memiliki tingkat pemahaman yang bagus serta mudah menerima informasi yang diajukan oleh tim tenaga kesehatan mengenai perawatan post operasi katarak dan memiliki tingkat kesembuhan yang maksimal. 4

8 f. Hubungan sikap dengan tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak Kesembuhan No Sikap Sembuh Tidak Sembuh Jumlah F % F % F % 1 Positif 23 76,7 3 10, ,7 2 Negatif 1 3,3 3 10,0 4 13,3 Jumlah Didapatkan hasil dari uji sperman s rho ρ = 0,002< α = 0,05 dengan nilai R (correlation coefision) = 0,539 Berdasarkan tabel tabulasi silang 4.13 didapatkan hasil bahwa ada hubungan sikap dengan tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak orang yang bersikap positif dan sembuh sebesar 76,7% ini dikarenakan bahwa orang bersikap positif ini memiliki sikap penerimaan yang baik terhadap informasi yang diberikan oleh tim tenaga kesehatan mengenai perawatan post operasi katarak serta memiliki sikap kepercayaan yang baik terhadap tenaga kesehatan mengenai perawatan post operasi katarak selama menjalani proses penyembuhan post operasi katarak. g. Hubungan tingkat kepatuhan dengan tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak Kesembuhan No Kepatuhan Sembuh Tidak Sembuh Jumlah F % F % F % 1 Patuh 24 80,0 2 6, ,7 2 Tidak Patuh ,3 4 13,3 Jumlah Didapatkan hasil dari uji sperman s rho ρ = 0,000< α = 0,05 dengan nilai R (correlation coefision) = 0,784 Berdasarkan tabel tabulasi silang 4.14 didapatkan hasil bahwa ada hubungan kepatuhan dengan tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak yang dimana didapatkan hasil yang patuh sembuh 24 orang sebesar 80,0% ini dikarenakan bahwa orang yang patuh memiliki tanggung jawab yang baik dalam menjalani perawatan post operasi katarak dan memiliki kerja sama yang baik dengan tim tenaga kesehatan selama menjalani proses penyembuhan post operasi akibatnya semakin seseorang tersebut patuh maka tingkat penyembuhannya selama menjalani proses penyembuhan post operasi akan semakin maksimal. 4. Pembahasan a. Gambaran tingkat pengetahuan terhadap perawatan dalam proses tingkat penyembuhan pada pasien post operasi katarak Hasil penelitian didapat pasien post operasi katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin dari tabel 4.8 terdapat rata rata orang yang berpengetahuan baik sebanyak 26 orang sebesar 80 % sedangkan orang yang berpengetahuan cukup ada 6 orang sebesar 20%. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wijaya tahun (2015) dengan hasil penelitian ialah pengetahuan baik ada 17 orang sebesar 40.5% sedangkan orang yang berpengetahuan sedang ada 7 orang sebesar 16.7%. 5

9 Berdasarkan penjelasan hasil dari penelitian Wijaya (2015) maka peneliti berasumsikan bahwa pada tabel 4.8 orang yang berpengetahuan baik sebesar 80% dikarenakan responden yang termasuk dari kategori ini memiliki tingkat pendidikan yang baik walaupun rata rata tingkat pendidikan dasar bukan hanya itu responden juga memiliki pengalaman operasi katarak sebelumnya oleh karena itu pengalaman merupakan acuan seseorang dalam mengingat informasi sebelumnya serta mudah melaksanakan apa yang telah diiformasikan oleh tim tenaga kesehatan mengenai perawatan post operasi katarak. Bukan hanya itu orang yang berpengetahuan baik juga memahami benar benar dan menganalisis dengan benar informasi yang diinformasikan oleh tenaga tim kesehatan, orang yang berpengetahuan baik juga langsung mengaplikasikan bagaimana melakukan perawatan post operasi katarak dengan benar. b. Gambaran sikap terhadap perawatan dalam proses tingkat penyembuhan pada pasien post operasi katarak Hasil penelitian didapat pasien post operasi katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari tabel 4.9 terdapat rata rata orang yang bersikap positif sebanyak 26 orang sebesar 86.7 % sedangkan orang yang bersikap negatif ada 4 orang sebesar 13.3%. Hal ini sejalan dengan penelitian Malouring (2014) didapatkan hasil orang yang bersikap positif sebesar 85.7% sedangkan orang yang bersikap negatif sebesar 12.7%. Maka berdasarkan penjelasan penelitian yang dilakukan oleh Malouring (2014) maka peneliti berasumsikan bahwa orang yang bersikap positif pada tabel 4.9 sebesar 86.7% ini merupakan sikap yang terbuka dan sikap menerima terhadap apa yang disarankan oleh tim tenaga kesehatan dalam menjalani perawatan post operasi katarak, bukan hanya itu sikap yang positif ini juga memiliki sikap kepercayaan yang tinggi terhadap tim tenaga kesehatan bahwa tim tenaga kesehatan yang tahu banyak mengenai penyakit dan perawatan selama menjalani proses penyembuhan. Pada responden yang bersikap positif ini juga rata rata pernah mengalami operasi sebelumnya maka mereka mempunyai sikap penerimaan yang baik dan mereka yang bersikap positif ini mempunyai lingkungan serta budaya yang sangat mendukung dalam memaksimalkan perawatan post operasi agar tingkat penyembuhan selama menjalani proses penyembuhan post operasi berjalan maksimal. c. Gambaran tingkat kepatuhan terhadap perawatan dalam proses tingkat penyembuhan pada pasien post operasi katarak Hasil penelitian didapat pasien post operasi katarak di poliklinik mata RSUD Moch. Anshari Saleh Banjarmasin dari tabel 4.10 terdapat rata rata orang yang patuh sebanyak 26 orang sebesar 86.7 % sedangkan orang yang tidak patuh ada 4 orang sebesar 13.3%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maloring (2014) dengan hasil penelitian kepatuhan yang baik sebesar 87.3% sedangkan kepatuhan yang kurang baik sebesar 12.7%. Notoadmodjo (2010) yang menyatakan bahwa perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada dominan kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi objek diluarnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. Berdasarkan hasil penelitian Malouring (2014) maka peneliti berasumsi bahwa orang yang patuh dari tabel 4.10 sebesar 86.7% dikarenakan bahwa rata rata responden pada penelitian ini memiliki sifat tanggung jawab dalam menjalani perawatan post operasi 6

10 katarak dengan tujuan agar mempercepat kesembuhan post operasi katarak. Bukan hanya itu rata rata responden yang dikategorikan patuh ini juga memiliki sikap menerima dalam hal bagaimana melakukan perawatan post operasi katarak dengan benar. Padahal padahal rata rata pada responden ini berpendidikan dasar tetapi mereka sangat menyadari akan pentingnya perawatan post operasi katarak untuk mempercepat proses penyembuhan dan juga mereka mempercayai akan informasi yang diajukan oleh tim tenaga kesehatan mengenai perawatan post operasi katarak. Mereka juga memiliki motivasi yang kuat dalam menjalani proses penyembuhan seperti mematuhi aturan yang diajukan oleh tim tenaga kesehatan agar tingkat kesembuhan post operasi menjadi maksimal. d. Gambaran tingkat kesembuhan pada pasien post operasi katarak Hasil penelitian didapat pasien post operasi katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari tabel 4.11 terdapat rata rata orang yang sembuh sebanyak 24 orang sebesar 80 % sedangkan orang yang belum sembuh ada 6 orang sebesar 20%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Himatusujanah (2015) sembuh luka post operasi sebesar 79.1% dan yang belum sembuh 20.9%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Himatusujannah (2015) maka peneliti berasumsikan bahwa tabel 4.11 sembuh dari luka post operasi sebesar 80% ini dikarenakan bahwa proses melewati fase tahap penyembuhan sudah terlewati dimana Fase inflamasi yang dimana memberikan respons vaskuler dan seluler dengan baik dan sudah terhenti perdarahan dan bersih area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri, serta netrofil yang berfungsi melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka, Fase poliferasi yang dimana memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel atau pembentukan jaringan sel yang baru. e. Hubungan pengetahuan dengan tingkat penyembuhan pasien post operasi katarak Hasil penelitian didapat pasien post operasi katarak di poliklinik mata RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kesembuhan yang dijelaskan pada tabel 4.12 pengetahuan baik yang sembuh mendapatkan hasil 22 orang sebesar 73.3 % sedangkan pengetahuan baik tapi tidak sembuh terdapat 2 orang sebesar 6.7%, bukan hanya itu orang yang berpengetahuan cukup tidak sembuh ada 66.7%, dan orang yang berpengetahuan cukup tapi sembuh 13.3%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusbayanti (2011) yang dimana penelitian ini mengangkat judul hubungan pengetahuan orang tua dengan kepatuhan perawatan dalam tingkat kesembuhan post operasi katarak pada anak usia 0 4 tahun dipoliklinik pusat mata nasional rumah sakit mata cicendo bandung tahun 2011 mendapatkan statistik dengan chi-square menunjukan nilai p-value = < 0.05 maka disimpulkan bahwa Ho di- tolak yang berati ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawatan dalam proses penyembuhan post operasi katarak dari 72 orang responden. Berdasarkan penelitian Rusbiyanti (2011) maka peneliti berasumsikan bahwa pada tabel 4.12 orang yang berpengetahuan baik sembuh sebesar 73.3%, berdasarkan tingkat pendidikan seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari tim tenaga kesehatan walaupun pada penelitian ini tingkat pendidikannya yang paling rentan dalam memahami objek yang diajukan oleh tim tenaga kesehatan tingkat pendidikan menengah serta pemahaman yang baik dalam objek yang langsung ditujukan oleh tim tenaga kesehatan terhadap perawatan post operasi katarak akibatnya akan berdampak pada tingkat kesembuhan post operasi katarak hal ini dibuktikan dengan kognitif seseorang serta, responden tersebut yang tahu terhadap bisa dikatakan baik apabila objek yang diterima bisa diproses dengan pemahaman yang bagus. Pengalaman juga merupakan hal yang paling penting dalam pengetahuan seseorang karena itu pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan hal ini akan menghasilkan pemahaman yang baik dengan mengulang 7

11 kembali objek yang distimulasikan oleh tim tenaga kesehatan. Kepatuhan juga merupakan point penting dalam pengetahuan perawatan post operasi katarak terhadap proses penyembuhan post operasi katarak dikarenakan kepatuhan merupakan suatu perilaku yang membuktikan bahwa seseorang tersebut memahami benar benar mengenai kesehatan dan merupakan suatu pembuktian kalau seseorang tersebut ingin sembuh dari luka post operasi. f. Hubungan sikap dengan tingkat penyembuhan pasien post operasi katarak Hasil penelitian didapat pasien post operasi katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin ada hubungan antara sikap dengan tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak ialah dari tabel 4.13 sikap positif sembuh ada 23 orang sebesar 76.6%, sikap positif tapi tidak sembuh ada 3 orang sebesar 10.0% sedangkan sikap negatif sembuh ada 1 orang sebesar 1.1% dan sikap negatif tidak sembuh ada 3 orang sebesar 10.0%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maloring (2014) dari hasil penelitian yang dilakukan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Utara didapati dari 63 responden menunjukan hasil uji statistik dengan mengunakan uji chi square (x² ) dimana hasil yang di peroleh nilai ρ = 0,011 < α = 0,05. Dari data tersebut terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan perawatan post operasi katarak. Hasil pene litian ini sejalan dengan toeri yang dikemukan oleh Notoatmodjo (2010) dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Berdasarkan dari penelitian Maloring (2014) maka peneliti berasumsikan bahwa pada tabel 4.13, bersikap positif sembuh 76.7% peneliti berasumsikan bahwa sikap positif dalam mematuhi perawatan post operasi katarak merupakan adanya kepercayaan serta tanggapan persepsi yang distimulasikan langsung dari luar akibatnya sikap positif tersebut mempengaruhi tingkat kesembuhan post operasi dikarenakan itu merupakan bentuk tindakan nyata dalam memahami dan mematuhi hal hal yang bagaimana melakukan perawatan yang benar selama menjalani proses penyembuhan post operasi katarak. Bukan hanya itu kategori ini memiliki tingkat pengetahuan yang bagus walaupun rata rata tingkat pendidikannya dikategorikan rendah dan dari segi kepatuhan juga mengaplikasikan aturan aturan perawatan post operasi katarak sehingga sikapnya langsung mengambil tindakan dalam mematuhi perawatan post operasi katarak dan akan meningkatkan tingkat kesembuhan serta pengobatan yang cepat. g. Hubungan kepatuhan dengan tingkat penyembuhan pasien post operasi katarak Hasil penelitian didapat pasien post operasi katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin ada hubungan antara kepatuhan perawatan dengan tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak ialah dari tabel 4.14 terdapat yang patuh sembuh ada 24 orang sebesar 80.0%, orang yang patuh tapi tidak sembuh sebesar 6.7 % sedangkan orang yang tidak patuh tidak sembuh sebesar 13.3%. Hal ini sejalan Maloring (2014) Penelitian yang dilakukan dengan responden 63 yang berada di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Utara.berdasarkan hasil penelitian dari 63 responden didapati dari hasil uji statistik dengan mengunakan uji chi square (x²) diperoleh nilai nilai ρ = 0.00 < α = Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan perawatan dalam proses penyembuhan. 8

12 Notoadmodjo (2010) yang menyatakan bahwa perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada dominan kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi objek diluarnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. Pengetahuan merupakan langkah awal dari seseorang untuk menentukan sikap dan perilakunya.jadi tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu program. Berdasarkan penelitian ini bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawatan post operasi katarak sehingga pemberian informasi yang mendalam tentang katarak sangat penting untuk dilakukan agar kepatuhan respon meningkat. 5. Kesimpulan a. faktor pengetahuan perawatan pasien post operasi katarak terhadap tingkat kesembuhan ialah ada hubungan antara pengetahuan perawatan post operasi katarak dengan tingkat kesembuhan, didapatkan hasil dari uji sperman s rho ρ = 0,001< α = 0,05 dengan nilai R (correlation coefision) = 0,583. Didapatkan hasil yaitu orang yang berpengetahuan baiklah yang diindikasikan untuk tingkat kesembuhannya yang paling cepat sebesar 91,7%. b. Pada faktor sikap terhadap perawatan pasien post operasi katarak dengan tingkat kesembuhan ialah ada hubungan antara sikap dengan tingkat kesembuhan, didapatkan hasil dari uji sperman s rho ρ = 0,002< α = 0,05, dengan nilai R (correlation coefision) = 0,539. Didapatkan hasil yaitu orang yang bersikap positiflah yang diindikasikan untuk tingkat kesembuhannya yang paling cepat sebesar 88,5%. c. Pada faktor kepatuhan perawatan pasien post operasi katarak terhadap tingkat kesembuhan ialah ada hubungan antara kepatuhan perawatan post operasi katarak dengan tingkat kesembuhan, didapatkan hasil dari uji sperman s rho ρ = 0,000< α = 0,05, dengan nilai R (correlation coefision) = 0,784. Didapatkan hasil yaitu orang yang patuhlah yang diindikasikan untuk tingkat kesembuhannya yang paling cepat sebesar 92,3%. d. Dari ketiga faktor tersebut yang paling dominan dan paling kuat hubungannya terhadap tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak ialah kepatuhan dari uji sperman s rho ρ = 0,000< α = 0,05, dengan nilai R (correlation coefision) = 0,784 sebesar 92,3%. 6. Saran a. Bagi Dinas Kesehatan Masukan bagi dinas kesehatan agar lebih sering mengadakan kegiatan penyuluhan dan pemberian informasi untuk perawatan post operasi katarak yang benar agar tingkat kesembuhan dalam pengobatan semakin maksimal. b. Bagi Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan bacaan dan referensi oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin terutama Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, bagi mahasiswa yang sedang praktik di masyarakat agar dapat memberikan informasi kepada mereka yang menderita katarak untuk segera melakukan operasi karena jika dibiarkan katarak bisa mengakibatkan kebutaan. c. Bagi Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama perawat yang mempunyai peran sebagai edukator untuk meningkatkan pengetahuan, kepatuhan serta sikap pasien post operasi yang menjalani perawatan selama proses penyembuhan dengan tujuan agar pasien tersebut dapat memahami dan menjalankan tanggung jawabnya dalam menjalani masa perawatan post operasi agar semakin cepat dalam proses penyembuhan post operasi katarak. 9

13 d. Bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan masukan dan gambaran dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut serta diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti variabel lain yang mempengaruhi proses tingkat kesembuhan pasien post operasi katarak seperti usia dan nutrisi dengan judul penelitian Hubungan Usia dengan Tingkat Kesembuhan Pasien Post Operasi Katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Daftar Rujukan Astri, M. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Katarak Di Poli Mata Rsup Prof. Dr. R.D Kandou Manado. e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2. Andri, R. (2011). Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Kepatuhan Perawatan Dalam Tingkat Kesembuhan Post Operasi Katarak Pada Anak Usia 0 4 Tahun Di Poliklinik Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Tahun RS Mata Cicendo Bandung. Budiono, S. (2013). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Surabaya. Airlangga University Press (Aup). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Himatusujanah (2015). Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan Luka Dengan Kejadian Infeksi Luka Post Operasi Di Ruang Mawar I Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Kesehatan Mahasiswa Jurusan S1 Keperawatan FIK UMS. Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi Gangguan Penglihatan Dan Kebutaan. Jakarta. KTI Christian, D. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sikap Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Mata. KTI Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Novita, M. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Kepatuhan Perawatan Pada Pasien Post Operasi Katarak Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Utara. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Putri, W. (2015). Faktor faktor Penyembuhan Post Operasi Katarak Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Jurnal Kesehatan STIKES Prima Nusantara Bukit Tinggi, Vol. 7 No. 1 Januari Skripsi Muhammad, S. (2014). Hubungan Kepatuhan Dengan Tingkat Keberhasilan Perawatan Post Operasi Katarak di Poliklinik Mata RSUD Dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin. Skipsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin Program S1 Keperawatan Ners B. Suyanto (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika. 10

14 Suardiman, P.S. (2011). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Susilo, H.W. (2011). Statistika dan Aplikasi Untuk Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media. Skripsi Siti, A. (2016). Hubungan Tngkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dengan Penanganan Epilepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan. Skripsi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Program S1 Keperawatan Ners A. Sofia, A. (2007). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap terhadap Operasi Katarak pada Pasien Katarak Senilis di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi Rizqy, N.H. (2010). Hubungan Karakteristik Penderita Dan Faktor Pendukung Terhadap Kejadian Katarak Pada Penderita Katarak Senilis. Skripsi Bagian Epidemiologi Dan Biostatistika Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Siswoyo (2015). Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan, Intensi, Dan Sick Role Behaviourpada Pasien Katarak Dengan Pendekatanmodel Theory Of Planned Behaviour Ajzen. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 3, No. 2. Skripsi Endah. W.K. (2011). Pengaruh Status Gizi, Kebiasaan Merokok, Dan Paparan Sinar Ultraviolet Terhadap Kejadian Katarak Senilis Studi Kasus Di Poli Mata Rsd Dr. Soebandi Jember. Skripsi Bagian Epidemiologi Dan Biostatistika Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Puspitasari Herlina, A. (2011). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea (Sc). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1. Wijaya, S.A. dkk. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Nuha Medika. Wulandini, S.P. (2015). Faktor-Faktor Penyembuhan Post Op Katarak Di Rsud Arifin Achmad Pekanbaru Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 7 No. 1. * Ramidah Mahasiswa Program Studi S.1 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin ** Yosra Sigit Pramono, Ns.,M.Kep Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin *** H. Imanuddin, S.Kep.,Ns.,MM Kasubag CSSD dan Laundry RS Ulin Banjarmasin 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan salah satu panca indera yang paling penting dalam kehidupan manusia, dengan mata, manusia bisa menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang begitu luar

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK. GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK 1 Valeria Legoh 2 J.S.M Saerang 2 Laya Rares 1 Kandidat Skripsi Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN POST

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN POST HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN POST OPERASI KATARAK DI POLIKLINIK MATA RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017 MANUSKRIP OLEH : ERFAN MIHARDI NPM. 1614201120413

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena

Lebih terperinci

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

*Korespondensi Penulis, Telp: ,   ABSTRAK PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Maritaning Astuti 1610104430 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PASIEN YANG BEROBAT DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT, KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PASIEN YANG BEROBAT DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT, KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT ISSN : 2477 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 65-71 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PASIEN YANG BEROBAT DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT, KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada usia 55-64 tahun sebesar 1,1%,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI Rifqi Aziz Fauzian 1, Fifin Luthfia Rahmi 2, Trilaksana

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Endiyono 1*, Faisal Dwi Prasetyo 2 1,2 Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR Fence Ishak Hinadaka¹, Eddyman W. Ferial², Suhartatik³ ¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ² Universitas

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kesehatan indera. penglihatan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kesehatan indera. penglihatan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indera penglihatan merupakan organ vital bagi manusia untuk memperoleh informasi dalam bentuk visual yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan fase terakhir yang terpenting dalam proses kehamilan. Masa inilah yang banyak mendebarkan seorang wanita yang melahirkan, juga pasangannya. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderita kebutaan dari 285 juta penderita gangguan penglihatan di dunia. Sepertiga

BAB I PENDAHULUAN. penderita kebutaan dari 285 juta penderita gangguan penglihatan di dunia. Sepertiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah WHO (World Health Organization) memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan dari 285 juta penderita gangguan penglihatan di dunia. Sepertiga dari 45 juta

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Imelda Erman, Yeni Elviani, Bambang Soewito Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan di masyarakat di negara-negara berkembang. Data tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan di masyarakat di negara-negara berkembang. Data tahun 2010 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki catatan tentang kondisi kebutaan di masyarakat di negara-negara berkembang. Data tahun 2010 terdapat 45 juta penderita

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT Qraxina Chaidir 1, Fifin Luthfia Rahmi 2, Trilaksana Nugroho 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR ABOUT RISK FACTOR OF CEREBROVASKULAR

Lebih terperinci

berkas cahaya, sehingga disebut fotoreseptor. Dengan kata lain mata digunakan

berkas cahaya, sehingga disebut fotoreseptor. Dengan kata lain mata digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah alat indra untuk melihat. Mata menerima rangsangan berupa berkas cahaya, sehingga disebut fotoreseptor. Dengan kata lain mata digunakan untuk menangkap

Lebih terperinci

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN PENGGUNAAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KECAMATAN WANEA MANADO Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL (INOS) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN INOS DI RUANG BEDAH RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nekrosis, dan terganggunya keseimbangan normal serabut-serabut lensa. uveitis, retinitis pigmentosa, dan kebutaan (Ilyas, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. nekrosis, dan terganggunya keseimbangan normal serabut-serabut lensa. uveitis, retinitis pigmentosa, dan kebutaan (Ilyas, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut akibat proses penuaan, saat kelahiran (katarak kongenital) dan dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis (Kumar dan Clark, 2012). Tuberkulosis (TB) merupakan salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III Reinhard Yosua Lontoh 1), A. J. M. Rattu 1), Wulan P. J. Kaunang 1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Muhammadiyah Semarang   ABSTRAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG PERAN SERTA TENAGA KESEHATAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA USIA 0 5 TAHUN DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN MOTHER S PERCEPTIONS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Eka Mayasari 1, Hasnah Nosi 2, Syaifuddin Zainal 3 1 STIKES

Lebih terperinci

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RUANG SARAH RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: ) JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diabetes mellitus (DM) yang dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT MULIA HATI WONOGIRI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI Oleh; Sulistyarini 1), Basuki Rohmat 2) 1) Staf Pengajar STIKES An

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS 51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018 HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012 Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Mobilisasi Dini di Banjarbaru Tahun 01 Correlation Of Mother s Characteristics Of Post Sectio Caesarea Toward Implementation Of Early Mobilization

Lebih terperinci

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN DI BLU IRINA C. RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO R. B Purba*, Grace Kandou*, Alfa C. Laode*

Lebih terperinci

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT MEDIK RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Oliviani Phrystika Timporok Mulyadi Reginus Malara Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Meggy Sukma S. Sumarno Amatus Yudi Ismanto Yolanda Bataha Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan dan 3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan dan 3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision. 1,2 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutaan dan gangguan penglihatan masih merupakan masalah kesehatan di dunia. 1 Berdasarkan Global Data on Visual Impairment 2010, World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup. Di Indonesia jumlah penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup. Di Indonesia jumlah penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Di Indonesia jumlah

Lebih terperinci

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr. OEN SURAKARTA Oleh : Sri Aminingsih Warsini, Umi Padmiati 3 Abstract Background.

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*

Lebih terperinci

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar ABSTRAK Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar Maya Felistine Fanghoy 1, Erfina 2, Sri Syatriani 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar,

Lebih terperinci

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTISEPTIC HAND RUB PADA PENUNGGU PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL DAHLIA KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BREBES Dea Afra Firdausy *),

Lebih terperinci

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013 Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO 168 HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO Sugiyanto 1 1 Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Ring Road Barat

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hardjono Ponorogo Oleh: ARIEN PURWANINGSIH NIM. 11612060 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Yeti Yuwansyah*, Suyanti**, Aris Wahyuni*** * Dosen Program Studi DIII

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA USIA 0-2 TAHUN DI RUANG PERAWATAN BAJI MINASA RSUD. LABUANG BAJI MAKASSAR VIDIANTI RUKMANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA USIA 0-2 TAHUN DI RUANG PERAWATAN BAJI MINASA RSUD. LABUANG BAJI MAKASSAR VIDIANTI RUKMANA ABSTRAK FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA USIA 0-2 TAHUN DI RUANG PERAWATAN BAJI MINASA RSUD. LABUANG BAJI MAKASSAR VIDIANTI RUKMANA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA Ike Prafita Sari Dosen Program Studi Ners Stikes Majapahit

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun

Lebih terperinci

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Sulistyani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Correspondence to : Sulistyani Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS DELANGGU KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS DELANGGU KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS DELANGGU KABUPATEN KLATEN Aris Widiyanto Akper Mamba'ul 'Ulum Surakarta Abstract: Compliance Take Medicine

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr. DORIS SYLVANUS Vina Agustina*, Mardiono**, Dwi Agustian Faruk. Ibrahim*** Sekolah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU Siti Sarifah 1, Norma Andriyani 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sitis88@gmail.com Abstrak Tuberkulosis paru merupakan

Lebih terperinci

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 20 HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. Yayuk Eny*), Enny

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global. Penyakit ini menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak sehat, selain berbahaya bagi diri sendiri terlebih lagi pada orang lain yang memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DAN PERAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SARIO KOTA MANADO Andri Saputra Yoisangadji 1), Franckie R.R

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, maka semakin banyak pula penyakit infeksi dan menular yang mampu diteliti

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum

Lebih terperinci