PELAKSANAAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN DI POS PENYULUHAN DESA. Oleh NELLY PRATIWI G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN DI POS PENYULUHAN DESA. Oleh NELLY PRATIWI G"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN DI POS PENYULUHAN DESA (Studi Kasus di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan) Oleh NELLY PRATIWI G PROGRAM STUDI AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

2

3 PANITIA UJIAN SARJANA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN JUDUL : Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa (Studi Kasus di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan) NAMA MAHASISWA : NELLY PRATIWI NOMOR POKOK : G SUSUNAN TIM PENGUJI Prof. Dr. Ir. Sitti Bulkis, M.S. Ketua Sidang Dr. Ir. Heliawaty, M.Si. Anggota Dr. Muh. Hatta Jamil. S.P, M.Si. Anggota Dr. A. Nixia Tenriawaru, S.P, M.Si. Anggota Rusli M. Rukka, S.P, M.Si. Anggota Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si. Anggota Tanggal Ujian : Februari 2018

4 RINGKASAN PELAKSANAAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN DI POS PENYULUHAN DESA (Studi Kasus di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan) 1 Nelly Pratiwi, 2 Sitti Bulkis, 2 Heliawaty 1 Mahasiswa Prodi Agribisnis (G ) Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UNHAS 2 Dosen Prodi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UNHAS Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) adalah unit kerja nonstruktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh petani sebagai pelaku utama dalam pertanian. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Posluhdes adalah menyusun programa penyuluhan yang diharapkan dapat memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan untuk menciptakan perubahan demi tercapainya pembangunan pertanian. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pelaksanaan programa penyuluhan pertanian, dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Tempat penelitian yang dipilih adalah Posluhdes Sikatutui, Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng. Waktu penelitian antara bulan Maret-Juni Dalam penelitian ini, metode penentuan informan dilakukan dengan teknik snowball sampling dengan jumlah informan sebanyak 6 orang. Metode analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin yang memanfaatkan sementara Kantor Desa Layoa sebagai ruang pertemuan Posluhdes Sikatutui. Materi yang diberikan berdasarkan pada kondisi di lapangan, kebutuhan petani, kegiatan usahatani dan masalah-masalah yang dihadapi; metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi. Dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa tidak dipungkiri adanya permasalahan-permasalahan yang timbul, sehingga pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa belum dapat dikatakan optimal dikarena Posluhdes Sikatutui Desa Layoa belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan apa yang ada dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun Kata Kunci: Pos Penyuluhan Desa, Programa Penyuluhan

5 ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF AGRICULTURAL EXTENSION PROGRAM IN POS PENYULUHAN DESA (Case Study in Layoa Village, Gantarang Keke Subdistrict, Bantaeng Regency, South Sulawesi Province) 1 Nelly Pratiwi, 2 Sitti Bulkis, 2 Heliawaty 1 Student of Agribusiness (G ) 2 Supervisor of Agribusiness Departement Social Economy of Agriculture UNHAS Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) is a nonstructural work unit formed and participated by farmers as the main actors in agriculture. One of the activities undertaken in Posluhdes is to develop an extension program, which is expected to provide direction and guidance as a means of controlling the achievement of extension goals to create changes for the achievement of agricultural development. The aim of this research is to identify the implementation of agricultural extension program and it is problems. The selected research sites are Posluhdes Sikatutui, Layoa Village, Gantarang Keke Subdistrict, Bantaeng Regency. The time of research between March-June In this research, the method of determining the informant was done by snowball sampling technique with the number of informants as many as 6 people. The analysis method is done descriptively qualitative. From the results of the study concluded that the implementation of agricultural extension program in Posluhdes Sikatutui Layoa Village implemented through extension activities and regular meetings which is utilized temporarily the Layoa Village Office as a meeting room of Posluhdes Sikatutui. The materials provided based on the conditions in the field, the needs of farmers, farming activities and the problems, the method is lectures and discussions. In the implementation of agriculture extension program in Posluhdes Sikatutui, Layoa Village is not denied by the problems, so that the implementation of agriculture extension program in Posluhdes Sikatutui, Layoa Village cannot be said to be optimal due to Posluhdes Sikatutui Layoa Village has not been able to perform its assigment and functions in accordance in UU No.16 in Keywords: Pos Penyuluhan Desa, Extension Program

6 RIWAYAT HIDUP PENULIS NELLY PRATIWI, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 21 Juli 1995 dan merupakan anak keempat dari pasangan Frans Dominggus dan Dimban Menanan. Tingkat pendidikan formal yang telah dilalui adalah tamat Taman Kanak-kanak (TK) Tunas Bangsa Bantaeng pada tahun Kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar di SD Negeri 5 Lembang Cina Bantaeng dan tamat pada tahun Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Bissappu dan tamat pada tahun 2010, Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Bantaeng dan tamat pada tahun Selain itu, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Hasanuddin pada program strata satu (S1) dan tercatat sebagai Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin tahun 2013 melalui jalur SBMPTN. Selama menempuh pendidikan diperguruan tinggi, penulis aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler. Penulis juga mengikuti seminar-seminar yang dilaksanakan baik di tingkat jurusan, fakultas, maupun universitas, baik tingkat lokal, nasional dan internasional.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih, berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir pada Program Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin dengan baik. Skripsi ini berjudul Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa (Studi Kasus di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Menyadari keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, penulis mengakui bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan tugas akhir ini, sekaligus sebagai sumbangan pemikiran kepada penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Makassar, Februari 2018 Penulis

8 UCAPAN TERIMA KASIH Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menuntun dan menyertai disepanjang kehidupan penulis hingga saat ini. Empat tahun enam bulan bukanlah waktu yang singkat, ada begitu banyak hal yang telah penulis peroleh baik dalam hal akademik maupun non akademik selama berada di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah melewati perjuangan yang panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit. Namun, tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, lamgsung maupun tidak langsung, sehingga akhirnya skripsi ini ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Frans Dominggus dan Dimban Menanan yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Serta kepada saudara-saudaraku tersayang Dodi Lestari, Widyawati, Wana Putra, Reni Nofriawaty, serta ponakanku Andini Clara Nathania dan Arya Fidelis Darren terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

9 Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih dengan penuh keikhlasan juga penulis ucapkan kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Ir. Sitti Bulkis, M.S, dan ibu Dr. Ir. Heliawaty, M.Si, selaku dosen pembimbing atas keikhlasannya meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan saran saran dari awal rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini selesai. 2. Bapak Dr. Muh. Hatta Jamil. S.P, M.Si, ibu Dr. A. Nixia Tenriawaru, S.P, M.Si, dan bapak Rusli M. Rukka, S.P, M.Si, selaku penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik guna perbaikan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Serta Bapak/ibu dosen dan seluruh Staf Administrasi Fakultas Pertanian dan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, atas bantuannya selama penulis berada di Universitas Hasanuddin. 4. Ibu Dr. Ir. Rahmadani, M.Si, selaku Penasehat Akademik (PA). terima kasih atas setiap waktu yang diberikan untuk ilmu, motivasi, saran, teguran yang membangun. 5. Bapak Willy Brodus HP, SP, selaku Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Layoa, Bapak Abd. Razak selaku ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa, Bapak Muhammad Ali, selaku sekertaris Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa; serta Bapak H. Ruddin, Bapak Sala, dan Bapak Arifuddin, selaku petani

10 informan yang telah memberikan sumbangsi yang besar dalam pelaksanaan penelitian dan pengambilan data penelitian untuk penulisan skripsi ini. 6. Bapak Kepala Desa Layoa dan seluruh staf, BP3K DAMPANG Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, dan warga setempat yang telah membantu penulis selama di lokasi penelitian. 7. Sahabat-sahabat OROKSku yang juga telah saya anggap sebagai RUMAH KEDUA yaitu Cintia Marchel Putri, Tirza Trivenia Eda, Super Lota P, dan Elma Ningsih Ruma bi, terima kasih banyak untuk atas doa dan dukungannya selama ini; serta kak Selfin Tala, Sahabat-sahabat RUMPI (Ciya, Amel, Siti, Kasri, Fia, Virma, Rifka, Nila, Luli, Niar, Yus, Ardina dan Opi), dan YMM SMADA BANTAENG atas dukungan, bantuan, motivasi, kritik dan saran yang membangun untuk penyelesaian skripsi ini. 8. Keluarga besar SELARAS 13. Terima kasih untuk suka dan duka yang telah dilewati bersama. Semoga selalu terjalin rasa persaudaraan diantara kita semua. 9. Teman-teman UPSUS PAJALE BANTAENG 2016 Kak AL, Rahmat, Darma, Mira, Kak Irwan, Tuti, Asih, Mino dan Rizal, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. 10. Saudara-saudaraku di PMK FAPERTAHUT UNHAS, khususnya Kak Christowing Linggi, Kak Septian Patiallo, Kak Jemi PongPalele, Kak Guntur Patiallo, Kak Mika, Kak Rizal Sitorus,

11 Kak Frety, Kak Melda, Kak Novi, Salmon Suppu, Askinner Ntahu, Ricky Dianto, Astri Rimpin, Gledis Akari, Atti, Lady, Sandra, Ifan, teman-teman MOZAIK 14 serta adik-adikku Harianto Ponto, Tirza, Nata, Iche, Hesti, Nelsi, Debi, Sonda, Tiring, Agnes dan lain-lain, terima kasih atas kebersamaannya selama ini serta atas doa dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tak mampu penulis sebutkan satu persatu. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis seoga diberikan kebahagiaan, kasih dan penyertaan dari Tuhan Yesus Kristus. Amin. Makassar, Februari 2018 Penulis

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SUSUNAN TIM PENGUJI... iii RINGKASAN... iv ABSTRACT... v RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMAKASIH... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan Pertanian Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Programa Penyuluhan Pertanian Pos Penyuluhan Desa Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Defenisi Operasional III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan Informan... 27

13 3.4 Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Data IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Topografi Keadaan Potensi Pertanian Keadaan Penduduk Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Sarana dan Prasarana V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran umum pembentukan Posluhdes Sikatutui Desa Layoa Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa Pertemuan Rutin Kegiatan Penyuluhan Permasalahan yang dihadapi dalam Programa Penyuluhan Pertanian Pos Penyuluhan Desa VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 DAFTAR TABEL No. Nama Tabel Halaman 1. Pemanfaatan Lahan Pertanian di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Sarana Pendidikan, Peribadatan, Kesehatan, Instansi Pemerintah dan Sarana Olahraga di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, 2016 Pelaksanaan Pertemuan Rutin di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, 2017 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, 2017 Matriks Hasil Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Matriks Permasalahan Pada Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng,

15 DAFTAR GAMBAR No. Nama Gambar Halaman Skema Kerangka Pemikiran Penelitian Foto Peta Kecamatan Gantarang Keke Struktur Organisasi Pos Penyuluhan Desa Sikatutui

16 DAFTAR LAMPIRAN No. Nama Lampiran Identitas Informan Programa Penyuluhan Pertanian Desa Layoa Berita Acara Pembentukan Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa Daftar Hadir Kegiatan Di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa Hasil Wawancara Foto Kegiatan Pos Penyuluhan Desa Sikatutui dan Foto Informan Penelitian

17 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi perekonomian negara. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional memiliki peran penting, karena sektor ini mampu menyerap sumberdaya manusia atau tenaga kerja yang paling besar dan merupakan sumber pendapatan bagi mayoritas penduduk Indonesia secara umum (Saragih, 2010). Sumberdaya manusia memegang peranan sangat penting dalam proses pembangunan pertanian tanpa mengesampingkan faktor-faktor lainnya. Pembangunan pertanian tidak lepas dari andil masyarakat tani yang lebih banyak berdomisili didaerah pedesaan, dimana sektor pertanian menjadi penopang utama sumber kehidupan dan penghidupan bagi mereka. Permasalahan yang sangat mendasar dipedesaan kaitannya dengan ketidakberdayaan masyarakat tani itu sendiri baik dari segi kekuasaan terhadap peran, kekuasaan terhadap sumber daya dan kekuasaan terhadap keahlian.

18 Kenyataan yang harus diakui saat ini bahwa kualitas sumber daya manusia yang bekerja pada sektor pertanian masih dapat dikatakan rendah. Dilihat dari tingkat pendidikan mereka yang masih rendah dan jarang memiliki pengetahuan dalam bidang pertanian yang dapat dikatakan cukup. Banyak persoalan yang dihadapi oleh para petani, mulai dari produksi, pemasaran maupun masalah sosial didalam kehidupannya sehari-hari. Terbatasnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petani, akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan untuk berusahatani yang lebih baik. Sehingga kualitas, kuantitas produksi pertanian berkurang yang tidak berorientasi agribisnis. Hal tersebut ditandai dengan rendahnya produktifitas komoditas pertanian yang belum mencukupi ketersediaan dan keamanan pangan (Suci dan Waridin, 2010). Penyuluhan pertanian telah memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian kaitannya dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian. Melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian, para pelaku utama pembangunan pertanian yaitu petani dapat mengubah perilakunya baik itu pengetahuan, sikap dan keterampilannya menuju ke arah perbaikan sistem usaha tani yang akan membawa ke arah peningkatan produktivitas, pendapatan dan selanjutnya akan mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga petani. Penyuluhan diperlukan guna mensukseskan tercapainya pembangunan pertanian di Indonesia yang menyeluruh. Untuk menciptakan kesuksesan pembangunan pertanian tersebut, maka

19 penyuluhan pertanian di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan dengan benar. Semakin banyak penyuluhan pertanian yang berhasil maka harapan pembangunan pertanian akan mudah tercapai. Untuk itu, pelaksanaan penyuluhan pertanian di masing-masing daerah harus sesuai dengan programa penyuluhan yang telah diatur pemerintah. Programa penyuluhan pertanian merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahunnya membuat rencana penyuluhan untuk tahun berikutnya dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergiaan programa penyuluhan pada setiap tingkatan mulai dari tingkat desa hingga di tingkat nasional. Dengan demikian, programa penyuluhan pertanian akan mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan memberikan dukungan terhadap program-program prioritas dinas/instansi terkait. Keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian juga tidak terlepas dari keberadaan kelembagaan peyuluhan pertanian karena kelembagaan penyuluhan pertanian merupakan tempat wadah yang digunakan oleh penyuluh pertanian dalam melancarkan kegiatan-kegiatan penyuluhan. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan, kegiatan penyuluhan dan pembinaan kelompok tani dilakukan oleh penyuluh pertanian. Kelembagaan penyuluhan pertanian baik ditingkat pusat maupun didaerah

20 memilik fungsi utama yaitu sebagai wadah dalam pengembangan sumberdaya manusia pertanian dan menyelenggarakan penyuluhan. Adapun kelembagaan penyuluhan yang terdekat dengan masyarakatsaat ini adalah Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) yang berada disesa/kelurahan masing-masing. Posluhdes merupakan wadah penyuluh PNS, penyuluh swasta dan swadaya serta pelaku utama dan pelaku usaha di perdesaan untuk tempat berdiskusi, merencanakan, melaksanakan, dan memantau kegiatan penyuluhan didesa/kelurahan (BPP Salaman, 2011).. Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu desa di Indonesia yang memiliki perangkat kelembagaan penyuluhan Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES). Kelembagaan Posluhdes ini berdiri sejak tahun 2012 yang diberi nama Posluhdes Sikatutui. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa mengikuti Programa Penyuluhan Pertanian Desa Layoa yang telah disusun oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Desa Layoa dan Pengurus Posluhdes Sikatutui. Penyusunan programa penyuluhan pertanian di Desa Layoa didasarkan pada kondisi wilayah dan masalah-masalah yang sedang dihadapi petani. Dengan adanya programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan untuk menciptakan perubahan demi tercapainya pembangunan pertanian di Desa Layoa.

21 Berdasarkan gambaran diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji mengenai Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa (Studi Kasus di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui, Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng? 2. Permasalahan apa dihadapi dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui, Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui, Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui, Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng.

22 Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan Pos Penyuluhan Desa di daerah penelitian. 3. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan pembanding dalam melakukan penelitian sejenis.

23 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan Pertanian Istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata Extension yang dipakai secara meluas dibanyak kalangan. Dalam Bahasa Indonesia istilah penyuluhan berasal dari kata dasar suluh yang berarti pemberi terang di tengah kegelapan. Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusahatani demi tercapainya peningkatan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarganya. Menurut Setiana (2005) penyuluhan adalah suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk anggota masyarakat, terutama yang berada di pedesaan agar meningkat pengetahuan, keterampilan dan sikap mentalnya menjadi lebih produktif sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarganya, dan pada gilirannya akan meningkat pula kesejahteraan hidupnya. Sejalan dengan Setiana, Tjondronegoro dalam Sastraatmadja (1993) mendefinisikan penyuluhan sebagai usaha pendidikan nonforal yang merupakan perpaduan dari kegiatan menggungah minat/keinginan, menumbuhkan swadaya masyarakat, menyebarkan pengetahuan/ keterampilan dan kecakapan sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku (sikap, tindakan dan pengetahuan).

24 Penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani beserta keluarganya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemandirian agar mereka mau dan mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki/meningkatkan daya saing usahanya, kesejahtaraan sendiri serta masyarakatnya (Zakaria, 2006). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tujuan penyuluhan pertanian adalah merubah perilaku utama dan pelaku usaha melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasinya Dalam proses penyuluhan pertanian, keberhasilan akan dapat dicapai jika penyuluh mampu memilih materi sesuai dengan sasaran, disertai dengan pemilihan metode yang tepat tanpa mengabaikan kebutuhan dari masyarakat petani. Keberhasilan dalam penyelenggaraan program penyuluhan pertanian merupakan bagian dari pembangunan pertanian.

25 2.2 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah tindakan-tindakan nyata dari apa-apa yang telah ditetapkan/dituliskan dalam programa penyuluhan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian perlu ditentukan materi apa yang perlu disampaikan, dimana penyuluhan pertanian akan dilaksanakan, kapan penyuluhan pertanian dilaksanakan, siapa yang melakukan penyuluhan dan bagaimana cara melakukan (Ibrahim, 2003). Kegiatan penyuluhan pertanian melibatkan dua kelompok yang aktif. Di satu pihak adalah kelompok penyuluh dan yang kedua adalah kelompok yang disuluh. Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu membawa sasaran penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan. Sedangkan yang disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket penyuluhan pertanian (Sastraatmadja, 1993). Penyuluhan dapat berlangsung efektif, oleh karena itu hal yang harus selalu diutamakan adalah kejelasan komunikasi, yang sangat tergantung ketiga unsur komunikasi yaitu: 1. Unsur pesan Pesan berisi hal-hal yang dengan mudah dipahami oleh sasaran, baik mengenai isi materi, bahasa yang digunakan dan disampaikan pada waktu dan tempat yang sesuai.

26 2. Unsur media/saluran komunikasi Saluran yang digunakan harus terbebas dari gangguan, baik gangguan teknis (jika menggunakan media massa) ataupun gagasan sosial budaya (jika menggunakan media antar pribadi). 3. Unsur penyuluh dan sasarannya. Pelaksanaan penyuluhan tidak akan pernah lepas dari metode penyuluhan. Sastraatmadja (1993) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan metode biasanya identik dengan prosedur, tata cara atau aturan main. Dalam kaitannya dengan kegiatan penyuluhan pertanian, maka yang disebut dengan metode penyuluhan pertanian adalah aturan main yang sebaiknya diterapkan guna mewujudkan cita-cita sakral dari penyuluhan pertanian itu sendiri. Metode penyuluhan pertanian, umumnya akan berhubungan dengan alat atau sistem apa yang seharusnya dilaksanakan. Soedarmanto (Ibrahim, 2003) mengemukakan bahwa metode penyuluhan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Sesuai dengan keadaan sasaran Apakah sasaran dalam tahap mengenal, menaruh minat, menilai, mencoba mengadopsi suatu inovasi. Apabila petani sasaran pada tahap ingin mengetahui dan menaruh minat, metode massal lebih sesuai digunakan. Apabila petani sasaran pada tahap menilai, mencoba, metode kelompok lebih sesuai digunakan. Sedangkan apabila dalam tahap menerapkan maka metode perseorangan paling sesuai diterapkan.

27 2. Cukup kuantitas dan kualitas Artinya penyuluh menguasai banyak metode penyuluhan pertanian sehingga dapat dilakukan pemecahan masalahmasalah penyuluhan. 3. Tepat mengenai sasaran dan waktunya Tepat sasaran dapat diartikan bahwa penyuluhan pertanian yang digunakan disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan daya serap petani sasaran. 4. Materi akan lebih mudah diterima dan dimengerti Artinya materi penyuluhan harus sederhana dan dapat dikomunikasikan dengan bahasa petani, sehingga petani sasaran dapat memahami materi yang disuluhkan. 5. Murah pembiayaannya Artinya penyuluhan dapat dilaksanakan dengan biaya relatif murah sehingga dapat terlaksana secara kontinyu dan dapat merespon reaksi petani dari proses penyuluhan yang dilakukan. Metode penyuluhan dapat dibagi menjadi beberapa macam. Berdasarkan media yang digunakan maka metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi tiga antara lain media lisan, media cetak dan media terproyeksi. Berdasarkan hubungan antara penyuluh dengan sasaran maka dapat dibedakan menjadi komunikasi langsung dan tidak langsung.

28 Sedangkan berdasarkan kondisi psiko sosial sasarannya maka metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi pendekatan perorangan, kelompok dan massal. Pelaksanaan penyuluhan juga harus memperhatikan teknik penyuluhan yang yang akan digunakan. Menurut Mardikanto dan Wijianto (2005) menyatakan bahwa teknik penyuluhan adalah cara penyuluh untuk mendekatkan materi dengan sasarannya. Ada banyak beragam teknik penyuluhan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan penyuluhan diantaranya dengan teknik individu kunci, surat-menyurat, kunjungan, karyawisata, dan juga demonstrasi. Selain itu teknik penyuluhan juga dapat dibagi lagi menjadi teknik ceramah, teknik kuliah, teknik kursus, kelompencapir, pameran, pertunjukan, radio, televisi. 2.3 Programa Penyuluhan Pertanian Definisi programa penyuluhan pertanian menurut Undang Undang No.16 Tahun 2006 adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Inti programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan masalah/kebutuhan petani serta dukungan instasi/pihak terkait. Isi programa ini adalah kegiatankegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di wilayah kerja peyuluhan pertanian selama satu tahun (Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian, 2009).

29 Program kerja penyuluhan pertanian adalah hasil pemikiran tentang sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di suatu tempat tertentu, sebagai langkah lanjutan untuk kegiatan usahatani atau pengelolaan pertanian yang masa datang di tempat tersebut dengan harapan apa yang dilakukan atau kegiatan penyuluhan yang perlu dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah digariskan. Tujuan yang telah digariskan adalah peningkatan teknologi pengelolaan pertanian agar tercapai peningkatan produksi, pendapatan, dan kesejahteraan hidup para petani beserta keluarganya (Kartaspoetra, 1991). Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itu telah baik, maka beberapa acuan tentang pengukurannya mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis fakta dan keadaan Perencanaan program yang baik harus mengungkapkan hasil analisis fakta dan keadaan yang lengkap yang menyangkut keadaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dan dukungan kebijaksanaan, keadaan sosial, keamanan, dan stabilitas politik. 2. Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan Perumusan masalah perlu dipusatkan pada masalah-masalah nyata yang telah dirasakan masyarakat. Artinya, perumusan masalah hendaknya dipusatkan pada masalah-masalah yang dinilai sebagai

30 penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan nyata masyarakat yang telah dapat dirasakan oleh mereka. 3. Jelas dan menjamin keluwesan Perencanaan program harus jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpengertian dalam pelaksanaannya. Setiap perencanaan juga harus luwes (memberikan peluang untuk dimodifikasi) sebab jika tidak, program tersebut tidak dapat dilaksanakan dan pada gilirannya justru tidak dapat mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan masyarakat. 4. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan. Tujuan yang ingin dicapai haruslah menjanjikan perbaikan kesejahteraan atau kepuasan masyarakat penerima manfaatnya. Jika tidak, program semacam ini tidak mungkin menggerakkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi didalamnya. 5. Menjaga keseimbangan Setiap perencanaan program harus mampu mencakup kepentingan sebagian besar masyarakat dan bukan demi kepentingan sekelompok kecil masyarakat saja. 6. Pekerjaan yang jelas Perencanaan program, harus merumuskan prosedur dan tujuan sasaran kegiatan yang jelas, yang mencakup : masyarakat penerima manfaatnya; tujuan, waktu, dan tempat; metode yang akan

31 digunakan; tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait; pembagian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap kelompok personel; serta ukuran-ukuran yang digunakan untuk evaluasi kegiatannya 7. Proses yang berkelanjutan Perumusan masalah, pemecahan masalah, dan tindak lanjut (kegiatan yang harus dilakukan) pada tahapan berikutnya harus dinyatakan dalam suatu rangkaia kegiatan yang berkelanjutan. 8. Merupakan proses belajar dan mengajar Semua pihak yang terlibat dalam perumusan, pelaksanaan dan evaluasi program perlu mendapat kesempatan belajar dan mengajar. 9. Merupakan proses koordinasi Perumusan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan harus melibatkan dan mau mendengarkan kepentingan semua pihak didalam masyarakat. Oleh karena itu, penting adanya koordinasi untuk menggerakkan semua pihak untuk berpartisipasi didalamnya. 10. Memberikan kesempatan evalusi proses dan hasilnya Perencanaan program harus memuat dan memberi kesempatan untuk dapat dilaksanakannya evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun hasilnya.

32 2.4 Pos Penyuluhan Desa Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Pasal 16, Posluhdes adalah unit kerja nonstruktural yang di bentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama. Adanya Posluhdes dapat sebagai wadah Penyuluh PNS, Penyuluh Swasta, Penyuluh Swadaya serta pelaku utama dan Pelaku Usaha di pedesaan untuk tempat berdiskusi, merencanakan, melaksanakan dan memantau kegiatan penyuluhan di desa/kelurahan masing masing. Namun pada dasarnya Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengadakan penataan kembali terhadap Penyelenggaraan Penyuluhan (Nyata, 2015). Posluhdes memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh pertanian, pelaku utama, pelaku usaha untuk melakukan kegiatan : 1. Menyusun programa penyuluhan. 2. Melaksanakan kegiatan penyuluhan di desa/kelurahan. 3. Menginventarisasi potensi wilayah,masalah dan pemecahannya. 4. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan,uji coba dan pengembangan model usahatani yang lebih menguntungkan. 5. Menumbuhkembangkan kemandirian, kepemimpinan serta kewirausahaan. 6. Melakukan kegiatan pertemuan rutin, rembug tani, temu lapang bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

33 7. Mendesiminasikan layanan informasi paket teknologi penyuluhan pertanian. 8. Memfasilitasi forum penyuluhan pedesaan. Bila dilihat dari pengertian dan fungsi yang melekat pada Posluhdes tidak berbeda jauh dengan Balai Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan, bedanya Posluhdes berada di tingkat desa/kelurahan dibentuk dan dilaksanakan secara partisipatif oleh pelaku utama dan pelaku usaha, yang tidak tergantung dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, melainkan tergantung keperluan dan upaya pelaku utama/usaha untuk menumbuhkan serta menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan, Tersedianya sarana dan prasarana Posluhdes dapat dibantu oleh berbagai pihak termasuk pihak pemerintah dari desa/kelurahan sampai dengan pemerintah pusat, maupun pihak swasta (Rahayu, 2015). Melihat fungsi Posluhdes yang tidak jauh berbeda dengan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat Kecamatan yaitu untuk pertemuan para penyuluh, pelaku utama, pelaku usaha untuk melakukan kegiatan kegiatan penyuluhan tingkat kecamatan, sedangkan Posluhdes hanya pada ruang lingkup tingkat desa. Oleh sebab itu sarana dan prasarana Posluhdes tidak selengkap pada sarana dan prasarana yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian di kecamatan diantaranya :

34 1. Ruang pertemuan : Ruang pertemuan berupa tempat pertemuan bisa tertutup atau semi terbuka seperti tempat pertemuan Saung, tidak harus ada kursi bisa lesehan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, tempat ini bisa untuk melakukan pertemuan,musyawarah dan berdiskusi, untuk melakukan kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan kemajuan Posluhdes. 2. Papan tulis dan papan data: Papan tulis, digunakan membantu menjelaskan dalam kegiatan penyuluhan serta bimbingan penyuluhan pada petani dan Papan Data, digunakan untuk menyajikan data data desa yang diperlkan untuk dasar kegiatan penyuluhan. 3. Bahan bahan Informasi Penyuluhan: Bahan informasi ini berupa Leflet, Brosur, Liptan, dan lainnya untuk menambah wawasan petani. 4. Ruang Sekertariat dan fasilitas lainya: Ruang Sekertariat berukuran sedang yang berfungsi untuk menyimpan peralatan dan arsip kegiatan kegiatan Posluhdes. 5. Lahan percontohan: Lahan Percontohan,diharapkan sebagai lahan uji coba kegiatan budidaya tanaman,untuk penerapan teknologi baru yang diharapkan dapat menjadi model usaha tani baru untuk di kembangkan di tingkat petani.

35 Pembiayaan Pos Penyuluhan Desa yang bersifat partisipatif oleh pelaku utama dan pelaku usaha atau bahkan masyarakat tani agar dapat berperan aktif dalam mengelola Posluhdes. Namun tidak menutup kemungkinan ada tambahan dari pemerintah desa dan pihak-pihak lain (pemerintah pusat dan daerah, pihak swasta, LSM, kelompok tani/gapoktan, dan lain-lain). Sehingga perlu ditumbuh kembangkan kegiatan yang bersifat produktif dan mengikat aktifitas didalam Posluhdes (BPP Salaman, 2011). A. Asas, Ciri, dan Prinsip 1. Asas Adapun dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Posluhdes berasaskan pada: a. Asas Demokrasi yaitu adanya kesepakatan dengan keterlibatan bersama secara aktif dalam melaksanakan setiap kegiatan penyuluhan pertanian. b. Asas Swadaya yaitu terwujudnya kemandirian melalui kemampuan memecahkan sendiri masalah yang dihadapi baik teknis, sosial maupun ekonomi. c. Azas Pengembangan Usaha yaitu pengembangan kegiatan usaha tani menjadi kegiatan usaha ekonomi. d. Asas Keterpaduan yaitu adanya keselarasan dan keserasian antara kegiatan Posluhdes dengan kegiatan pembangunan lainnya.

36 e. Asas manfaat mendekatkan sumber informasi dan teknologi bagi kebutuhan petani desa. 2. Ciri ciri Adapun ciri-ciri yang terdapat dalam Posluhdes:: a. Posluhdes dikelola pengurus yang telah disahkan. b. Terletak dalam 1 (satu) Desa. c. Dilaksanakan oleh pengurus bersama kelompok tani yang ada di desa. 3. Prinsip Sebagai bentuk kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat desa/kelurahan, Posluhdes pada prinsipnya dikelola secara partisipatif oleh, dari dan untuk petani. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Adapun tujuan Posluhdes terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut diuraikan tujuan Posluhdes: a. Tujuan Umum Terselenggaranya kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan oleh masyarakat, untuk dan dari masyarakat itu sendiri.

37 b. Tujuan Khusus Berkembangnya swadaya petani dalam kegiatan penyuluhan dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan (perilaku) dan wawasan dalam berusaha tani. Terjadinya perubahan perilaku petani menjadi petani yang rasional, pengelolaan usaha yang efisien dan efektif, tumbuh kepemimpinan yang mandiri, kemandirian dalam menemukan, mencari, menganalisa dan mengambil keputusan atas informasi yang tersedia, usaha yang berorientasi kelestarian sumber daya alam dan ketahanan pangan di tingkat keluarga. 2. Sasaran Adapun sasaran dari Posluhdes yaitu petani dan keluarganya serta pelaku agribisnis lainnya yang ada di desa. 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Syikhristani (2012) di Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis dengan judul Kajian Pembinaan Kelompok tani Melalui Programa Penyuluhan Di Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Programa yang telah disusun oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) merupakan programa yang dibutuhkan oleh petani di Desa Bukit Batu dengan kriteria pembinaan yang dilakukan penyuluh berada pada katagori Baik dengan skor pembinaan sebesar 3,63. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompoktani di Desa

38 Bukit Batu yaitu sarana dan prasarana yang kurang memadai, kerjasama antara kelompoktani untuk melakukan usaha bersama dalam rangka mendukung usahatani masih lemah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah, sebagian besar petani atau kelompoktani melakukan kegiatan usahatani yang masih bersifat tradisional dengan pengetahuan, keterampilan dan modal yang terbatas. Partisipasi petani dalam pembinaan programa yang dilakukan penyuluh berada pada katagori sedang, akan tetapi partisipasi petani dalam menyusun Rencana Usaha Kelompoktani (RUK) berada pada kategori buruk disebabkan tidak semua petani berpartisipasi dalam menyusun RUK dimana penyuluh tidak menyampaikan kepada semua petani binaan dan hanya melibatkan pengurus inti dalam menyusun RUK. Penelitian yang dilakukan oleh Cut Hanarko (2010) di Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, dengan judul Proses Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Di Desa Jati Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Jati dilaksanakan dengan menggunakan materi yang disesuaikan dengan kondisi lapang sasaran, tempat pelaksanaanya dilakukan di dalam ruangan (in door) ataupun di luar ruangan (out door). Metode yang digunakan adalah tatap muka langsung, teknik kunjungan dan demonstrasi. Sedangkan alat bantu yang digunakan yaitu lembar persiapan penyuluh, sarana ruangan

39 dan alat tulis. Alat peraga yang digunakan adalah leaflet.penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di Desa Jati telah dapat memberikan perubahan bagi kesejahteraan sasaran penyuluhan di Desa Jati. 2.6 Kerangka Pemikiran Posluhdes Sikatutui Desa Layoa adalah unit kerja nonstruktural yang di bentuk dan dikelola secara partisipatif oleh petani. Posluhdes berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk : (1) menyusun programa penyuluhan; (2) melaksanakan penyuluhan di desa/ kelurahan; (3) menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; (4) melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; (5) menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaanpelaku utama dan pelakuusaha; (6) melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu lapang,dan metode penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha; (7) memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha, dan (8) memfasilitasi pelaksanaan forum penyuluhan pedesaan. Programa penyuluhan pertanian merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali tujuan penyuluhan. Tersusunnya programa penyuluhan diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman kerja bagi penyuluh dalam melaksanakan tugas penyuluhan sehingga menghasilkan kegiatan

40 penyuluhan pertanian spesifik lokasi yang strategis dan mempunyai daya yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas komoditi unggulan daerah dan pendapatan petani sekaligus sebagai bahan informasi untuk dinas yang terkait dalam menentukan kebijakan pembangunan pertanian. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa merupakan tindakan-tindakan nyata dari rencana-rencana kegiatan yang ditetapkan/dituliskan dalam programa penyuluhan pertanian yang telah disusun. Identifikasi pelaksanaan programa penyuluhan di Posluhdes Sikatutui Desa Layao perlu dilakukan untuk melihat pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Posluhdes Sikatutui. Pada pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa akan ditemukan berbagai masalah-masalah yang dihadapi, baik yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perluh untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui dan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan programa penyuluhan tersebut. Dengan demikian, programa penyuluhan pertanian yang telah dilaksanakan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian untuk tahun berikutnya

41 Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. Pos Penyuluhan Desa Pelaksanaan Programa Penyuluhan Masalah Pelaksanaan Programa 1. Menyusun Programa Penyuluhan. 2. Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan di desa/kelurahan. 3. Menginventarisasi Potensi wilayah, masalah dan pemecahannya. 4. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan,uji coba dan pengembangan model usahatani yang lebih menguntungkan. 5. Menumbuhkembangkan kemandirian, kepemimpinan serta kewirausahaan. 6. Melakukan kegiatan Pertemuan Rutin, Rembug Tani, Temu Lapang bagi pelaku utama dan pelaku usaha. 7. Mendesiminasikan layanan informasi paket teknologi penyuluhan pertanian. 8. Memfasilitasi forum penyuluhan pedesaan. Upaya Mengatasi Masalah Pelaksanaan Berhasil Tidak Berhasil Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Operasional Penelitian 2.7 Defenisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penelitan ini, maka diberikan defenisi operasional sebagai berikut: 1. Penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusahatani demi tercapainya peningkatan pendapatan

42 dan perbaikan kesejahteraan keluarga petani di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng. 2. Pos Penyuluhan Desa adalah unit kerja non struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh petani sebagai pelaku utama di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng. 3. Programa penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng. 4. Pelaksanaan penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Layoa merupakan tindakan-tindakan nyata dari rencana-rencana kegiatan yang telah ditetapkan/dituliskan dalam programa penyuluhan pertanian yang telah disusun. 5. Masyarakat tani adalah seseorang yang terlibat dalam bidang pertanian, yang berada di Desa Layoa dan aktif mengikuti kegiatan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng. 6. Penyuluh pertanian lapang dan swadaya adalah orang yang memberikan dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berfikirnya melalui proses penyebaran informasi di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng.

43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, menurut Moleong (2009) sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan yang dimaksud disini adalah perkataan dan tindakan dari manusia yang diwawancarai. Sedangkan sumber data penelitian ini adalah subyek, informan, arsip atau dokumen. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang memiliki Pos Penyuluhan Desa. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Maret dan Juni Penentuan Informan Penentuan subjek atau informan dalam penelitian ini dilakukan secara snowball sampling atau teknik bola salju. Menurut Bungin (2008), Teknik snowball sampling didefinisikan sebagai teknik untuk memperoleh beberapa informasi dalam organisasi atau kelompok yang terbatas dan yang dikenal sebagai teman dekat atau kerabat, kemudian informan

44 tersebut bersedia menunjukkan teman-teman kerabat lainnya sampai peneliti menemukan konstilasi persahabatan yang berubah menjadi suatu pola-pola sosial yang lengkap. Teknik snowball sampling digunakan bilamana peneliti ingin mengumpulkan data yang berupa informasi dari subjek penelitian dan informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak mengetahui siapa yang tepat untuk dipilih, sehingga peneliti tidak dapat merencanakan pengumpulan data secara pasti. Oleh karena itu, peneliti dapat bertanya secara langsung kepada key informan yang dianggap mengetahui informasi tentang objek penelitian. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 orang. Key informan dalam penelitian ini adalah Penyuluh Pertanian Desa Layoa yaitu Bapak Willy Brodus, SP. Kemudian dari informan pertama yaitu key informan ini, peneliti mendapatkan petunjuk mengenai pelaksanaan programa penyuluhan pertanian yang telah dilaksanakan di Posluhdes serta menemukan subjek atau informan selanjutnya. Dari key informan, peneliti diarahkan pada informan selanjutnya yaitu pengurus Posluhdes Sikatutui Desa Layoa yaitu Bapak Abd. Razak dan Bapak Muhammad Ali, lalu diarahkan kembali untuk informan selanjutnya yaitu Bapak H. Ruddin, Bapak Sala, dan Bapak Arifuddin yang merupakan petani yang aktif mengilkuti kegiatan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa.

45 3.4 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian baik melalui wawancara mendalam dengan Informan yang dianggap mengetahui informasi tentang objek penelitian, ataupun observasi penulis terhadap pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui di Desa Layoa. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi/lembaga terkait baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat desa yang berkaitan dengan penelitian ini seperti studi pustaka, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui di Desa Layoa. dan dari internet. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Proses pengumpulan data ini mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam desain penelitian. Adapun data berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas data primer, data sekunder, data kualitatif dan data kuantitatif (Afifudin dan Saebani, 2009).

46 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Wawancara Mendalam Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Adapun jenis wawancara yang akan diakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur atau yang sering disebut sebagai wawancara mendalam. Sutopo (2002) memaparkan bahwa wawancara ini dilakukan dalam keadaan peneliti tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat open ended dan mengarah pada kedalaman informasi. Untuk menjaga agar pokok-pokok pertanyaan penting tidak terlewatkan, maka dalam wawancara digunakan semacam pedoman dalam wawancara atau dapat juga disebut sebagai petunjuk wawancara. Moleong (2009) menjelaskan bahwa petujuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup. Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan secara berkala. Dimana dilakukan kepada key informan terlebih dahulu yaitu Penyuluh Pertanian Desa Layoa Bapak Willy Brodus, yang selanjutnya diarahkan kepada pengurus Posluhdes Sikatutui, Bapak Abd. Razak selaku ketua dan Bapak Muhammad Ali selaku sekertaris dan juga Penyuluh Pertanian Swadaya Desa Layoa, dan

47 petani-petani yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes. Wawancara yang dilakukan selama lima kali kepada informan antara lain kepada Penyuluh pertanian selama dua kali, Ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dan Penyuluh Pertanian Swadaya Desa Layoa selama dua kali. Selain itu, wawancara kepada subjek dilakukan sebanyak satu kali. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat serta mengetahui perkembangan informasi dilapangan. 2. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang diteliti. Menurut Patton dalam Afifudin dan Saebani (2009), tujuan observasi adalah mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan mendatangi lokasi penelitian secara langsung, baik di Kantor Desa Layoa yang saat ini digunakan sebagai ruang pertemuan Posluhdes Sikatutui Desa Layoa maupun di beberapa tempat kegiatan penyuluhan yang

48 dilakukan Posluhdes. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes, serta mengamati hasil pelaksanannya. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian sosial, dimana metode ini digunakan untuk menelusuri data historis. Menurut Afifudin dan Saebani (2009), metode dokumenter adalah metode pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti yang berasal dari sumber non manusia. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, foto, cindera mata, laporan dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tidak tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam (Bungin, 2008). Data-data yang diperoleh dari penelitian di lapangan ini antara lain data programa penyuluhan desa, absen kegiatan dan foto dokumentasi lokasi kegiatan, dan informasi dari lokasi. Data-data tersebut digunakan untuk melakukan analisis dari penelitian terkait dengan data penduduk Desa Layoa, sarana dan prasarana desa, komoditas tanaman yang di budidayakan serta keadaan lokasi penelitian secara nyata mengenai pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes.

49 3.6 Analisis Data Analisis data ialah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkrip wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan. Analisis data merujuk pada pengujian sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian-bagiannya, hubungan di antara bagian-bagian dan hubungan bagian-bagian itu dengan keseluruhan (Usman dan Akbar, 2008). Tujuan analisis data ialah untuk mengungkapkan data apa yang masih perlu dicari, hipotesis apa yang perlu diuji, pertanyaan apa yang perlu dijawab, metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru dan kesalahan apa yang harus segera diperbaiki. Dalam suatu penelitian kualitatif, proses analisis tidak dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya, tetapi dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena analisis ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang sedang diteliti. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini akan mengacu pada model analisa interaktif (interaktif model of analisis) oleh Miles dan Huberman, yang terdiri dari tiga komponen analisis data, antara lain:

50 1. Reduksi data Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan lain sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat diversifikasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam dan hasil dari wawancara tersebut rangkum dalam tabel hasil wawancara informan. Data yang dirangkum merupakan data/informasi yang dianggap relevan dengan penelitian pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa. 2. Penyajian data Adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambil tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian juga dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semunya dirancang guna menggabungkan informasi

51 yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. Setelah hasil wawancara dirangkum dalam tabel hasil wawancara informan, kemudian peneliti melakukan penyajian data dalam bentuk narasi dengan menjelaskan bagaimana pelaksanaan programa dan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan programa sesuai hasil wawancara yang dilakukan. 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi Merupakan kegiatan di akhir penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh subjek tempat penelitian dilaksanakan. Makna yang dirumuskan dari data harus diuji kebenaran, kecocokan dan kekokohannya (Usman dan Akbar, 2008). Dalam penelitian yang dilakukan, setelah peneliti menyajikan data/informasi dalam bentuk narasi kemudian ditarik kesimpulan yang berdasarkan pada tujuan penelitian dilakukan.

52 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Wilayah Administratif Keadaan geografis adalah keadaan tentang permukaan bumi, iklim, flora dan fauna serta hasil-hasil yang dapat diperoleh dari bumi. Meskipun demikian dalam bagian ini penulis hanya akan menguraikan tentang letak dan luas wilayah serta keadaan alam dari lokasi penelitian. Desa Layoa merupakan bagian integral dari wilayah Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Propinsi Sulawesi Selatan. Desa Layoa dapat ditempuh dengan jarak ± 10 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Bantaeng, dengan kondisi jalan yang beraspal dan berada pada ketinggian 70 meter diatas permukaan laut. Desa Layoa merupakan bagian wilayah Kecamatan Gantarang Keke yang berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarangkeke - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Baruga Kecamatan Pa jukukang - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bonto Masila Kabupaten Bulukumba - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Papan Loe Kecamatan Pa jukukang.

53 Luas Desa Layoa adalah 12,78 km 2. Desa Layoa terdiri atas enam dusun yaitu: Dususn Sarroanging, Dusun Je ne Tallasa, Dusun Kampung Beru, Dusun Bonto Mate ne, Dusun Lembang Saukang dan Dusun Patto Pakang. Gambar 2. Peta Kecamatan Gantarang Keke 4.2 Keadaan Iklim dan Topografi Desa Layoa mempunyai topografi daratan yang datar dan sedikit bergelombang dengan ketinggian meter diatas permukaan laut dan kemiringan tanah rata-rata 15-18%. Berdasarkan peta tanah, maka tekstur tanahnya lempung berpasir dan jenis tanahnya adalah alluvial. Keadaan suhu pada siang hari adalah C dan pada malam hari C. Sedangkan keadaan iklim di Desa Layoa yaitu tipe iklim C yang berarti suatu daerah agak basah, dengan kondisi musim yang saling berganti antara musim hujan dan kemarau. Musim hujan biasanya jatuh pada awal bulan Desember sampai akhir bulan Juli, sedangkan musim kemarau terjadi pada awal Agustus sampai akhir November.

54 4.3 Keadaan Potensi Pertanian Berdasarkan potensi yang ada, maka Desa Layoa mempunyai luas lahan menurut penggunaannya dapat lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pemanfaatan Lahan Pertanian di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No Bentuk Penggunaan Lahan Pertanian Luas (Ha) 1 Lahan Sawah - Tadah Hujan Lahan Kering - Tegalan Pekarangan 14 3 Perkebunan Rakyat 48 Sumber : Data Monografi Desa Layoa, Total Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa total luas penggunaan lahan di Desa Layoa 1223 Ha dengan luas lahan sawah yang terdiri atas lahan sawah tadah hujan 641 Ha, Telaga 520 Ha, Pekarangan 14 Ha dan Perkebunan Rakyat 48 Ha. Jumlah tegalan yang cukup luas di Desa Layoa dimanfaatkan untuk menanam jagung. Sedangkan perkebunan rakyat yang ada di Desa Layoa dimanfaatkan masyarakat desa untuk menanam komoditi perkebunan seperti kakao dan cengkeh. 4.4 Keadaan Penduduk Penduduk adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di wilayah tersebut, misalnya bukti kewarganegaraan. Jumlah

55 penduduk berubah dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kelahiran, kematian dan imigrasi. Tingkat pembangunan suatu daerah sangat tergantung pada keadaan penduduknya yang dapat dicirikan melalui jumlah penduduk, jenis kelamin, tingkat umur, tingkat pendidikan dan jenis mata pencahariannya Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan juga sangat menentukan dalam klasifikasi pembagian kerja. Berdasarkan data sekunder, jumlah penduduk di Desa Layoa sebanyak orang. Lebih jelasnya untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang keke, Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No Dusun Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Sarroanging Je ne Tallasa Bonto Mate ne Kampung Beru Lembang Saukang Patto Pakang Total Sumber : Data Monografi Desa Layoa, Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang ada di Desa Layoa secara keseluruhan adalah jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak jiwa (47,58%) sementara jumlah penduduk perempuan sebanyak jiwa (52,42%). Adapun jumlah

56 penduduk tertinggi terdapat di dusun Bonto Ma tene dengan jumlah penduduk 858 jiwa dan yang terendah terdapat di dusun Lembang Saukang dengan jumlah penduduk 499 jiwa Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu variabel yang sangat menentukan tingkat kemajuan suatu wilayah. Tingkat pendidikan penduduk adalah salah satu faktor penentu pembangunan, karena dinilai bahwa orang yang memiliki pendidikan tinggi dapat menyejahterakan kehidupannya. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Layoa, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No Dusun SD Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan S M P S M A D1/ D2/ D3 S1/ S2/ S3 Belum/ Tidak Sekolah Jumlah (Jiwa) 1. Sarroanging Je ne Tallasa Bonto Mate ne Kampung Beru Lembang Saukang Patto Pakang Total Sumber : Data Monografi Desa Layoa, Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Layoa yaitu: SD berjumlah jiwa (30,67%), SMP berjumlah 377 jiwa (10,38%), SMA berjumlah 152 jiwa (4,19%), DI/DII/DIII berjumlah 32 jiwa (0,88%), S1/S2/S3 berjumlah

57 33 jiwa (3,66%) dan yang belum dan tidak sekolah berjumlah jiwa (52,97%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Layoa tergolong rendah karena sebagian besar jumlah penduduknya belum dan tidak bersekolah yaitu berjumlah jiwa Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur Efisiensi umur penduduk sangat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam mengelola bidang usahanya. Dari gambaran tingkat umur dapat dilihat tingkat produktivitas kerja penduduk dalam suatu daerah karena akan nampak jumlah penduduk yang berada dalam usia produktif. Dalam bidang pertanian tingkat umur berpengaruh dalam kaitannya dengan produktivitas usahatani. Lebih lanjut untuk mengetahui jumlah penduduk menurut tingkat umur di Desa Layoa, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No Umur/Tahun Total (Jiwa) Persentase (%) ,24% ,26% % Total Kepala Keluarga (KK) 620 Jiwa Sumber : Data Monografi Desa Layoa, Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Layoa yaitu pada usia 0-15 tahun sebanyak jiwa dengan persentase 45,24%, usia tahun sebanyak jiwa dengan persentase 49,26%, usia 66 tahun ke atas sebanyak 200 jiwa dengan persentase 5,50%.

58 Dari data tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Desa Layoa memiliki potensi sumberdaya manusia yang cukup besar dimana jumlah penduduk yang berusia produktif sangatlah besar. 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Kemajuan suatu daerah biasanya diukur dengan tersedianya sarana dan prasarana di daerah tersebut. Semakin tinggi tingkat ketersediaan sarana dan prasana di suatu daerah menandakan bahwa daerah tersebut semakin berkembang. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai maka dapat lebih memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Sarana dan prasarana di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng meliputi sarana pendidikan, sarana peribadatan, sarana kesehatan, sarana instansi pemerintahan, dan sarana umum. Sarana tersebut memiliki fungsi masing-masing, contohnya sarana pendidikan yang terdiri dari TK, SD dan SMA berfungsi untuk memajukan kualitas dan mutu sumber daya manusia penduduk setempat. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka penduduk tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh agar dapat menikmati fasilitas tersebut. Jumlah dan jenis sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

59 Tabel 5. Sarana Pendidikan, Peribadatan, Kesehatan, Instansi Pemerintah dan Sarana Olahraga di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No Jenis Sarana Jumlah (unit) Sarana Pendidikan Perpusdes TK 1. SD SMP SMA Sarana Peribadatan 2. Mesjid/musollah Gereja Sarana Kesehatan 3. Puskesmas Pembantu Posyandu Sarana Instansi Pemerintah 4. Kantor Desa Pos Polisi Sarana Umum Lapangan Olahraga Kesenian/Budaya 5. Balai Pertemuan Sumur Desa Pasar Desa Sumber : Data Monografi Desa Layoa, Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Layoa cukup beragam. Sarana pendidikan terdiri dari 1 unit TK, 2 unit SD, dan 1 unit SMA. Adapun sarana peribadatan terdiri dari 9 unit mesjid dan musollah, dan belum ada gereja. Sarana kesehatan terdiri dari 1 unit Puskesmas Pembantu dan 3 unit Posyandu. Sarana instansi pemerintah terdiri dari kantor desa dan belum ada pos polisi, selanjutnya yang terakhir yaitu sarana umum yang terdiri dari 1 unit lapangan olahraga, 1 unit Balai pertemuan, serta 1 unit Sumur dan Pasar Desa

60 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) Desa Layoa Terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), mengamanatkan bahwa pemerintah (pemerintah pusat) dan pemerintah daerah untuk mengadakan penataan kembali terhadap kelembagaan, ketenagaan dan penyelenggaraan penyuluhan. Kelembagaan yang dimaksud di atas dibedakan menjadi dua, yaitu: kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan pelaku utama. Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/ atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelanggarakan penyuluhan. Kelembagaan penyuluhan ini meliputi : (1) Kelembagaan penyuluhan pemerintah; (2) Kelembagaan penyuluhan swasta; (3) Kelembagaan penyuluhan swadaya; dan (4) Kelembagaan penyuluhan tingkat desa/kelurahan. Kelembagaan penyuluhan pada tingkat desa/kelurahan berbentuk pos penyuluhan desa/kelurahan yang kemudian dikenal dengan sebutan POSLUHDES. Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) tersebut merupakan salah satu kelembagaan penyuluhan baru yang perlu ada di setiap desa/kelurahan (BPP Salaman, 2011).

61 Posluhdes adalah unit kerja non struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama dalam kegiatan penyuluhan di desa/kelurahan. Agar Posluhdes dapat berperan secara optimal sebagai kelembagaan penyuluhan di desa harus menyusun suatu perencanaan yang didasarkan kepada potensi desa. Sesuai yang diamanatkan oleh UU No. 16 Tahun 2006, bahwa organisasi terdepan dan terbawah dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian berada di tingkat Desa yang disebut dengan Posluhdes. Untuk itu, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Kehutanan (BP3K) Dampang, Kecamatan Gantarang keke, Kabupaten Bantaeng difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Layoa mempelopori terbentuknya Posluhdes di Desa Layoa. Dan diharapkan dengan terbentuknya Posluhdes ini para petani dan pelaku usaha akan lebih mudah dan lancar dalam mendapatkan informasi pertanian. Adapun steakholder yang ikut terlibat dalam pembentukan Posluhdes yaitu aparat desa, petani, serta pengurus kelompok tani. Sebelum terbentuknya Posluhdes di Desa Layoa sudah memiliki kelembagaan penyuluhan di tingkat desa yang disebut Pos Penyuluhan Pertanian (POSLUHTAN) Sikatutui. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan terbitnya UU No. 16 Tahun 2006 maka disepakati untuk mengubah Pos Penyuluhan Pertanian (POSLUHTAN) Sikatutui menjadi

62 Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) Sikatutui karena dianggap memiliki tugas dan fungsi yang sama hingga pada tanggal 26 oktober tahun 2012 terbentuklah Pos Penyuluhan Desa Sikatutui. Pada proses pembentukan Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dilakukan melalui pertemuan bersama yang dihadiri oleh semua steakholder terkait mulai dari Penyuluh BP3K Dampang, aparat desa, petani serta pengurus kelompok tani. Proses pembentukan diawali dengan penyampaian materi dan pengenalan Posluhdes dari pihak fasilitator yaitu Koordinator Penyuluh BP3K Dampang oleh Bapak H. Firman, SP dan Penyuluh Pertanian Lapang oleh Bapak Kaharussamang, SP kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab antara pihak fasilitator dengan steakholder lainnya yang terlibat dalam pembentukan Posluhdes Sikatutui di Desa Layoa. Selain Pembentukan Posluhdes dalam pertemuan ini juga disepakai untuk membentuk langsung pengurus Posluhdes Sikatutui yang melibatkan petani dan kelompok tani yang merupakan pelaku utama diposluhdes. Dari hasil pertemuan disepakati terbentuknya susunan pengurus Posluhdes Sikatutui yaitu: Bapak Abd. Razak sebagai Pimpinan Posluhdes dan Muhammad Ali sebagai sekertaris. Pada pertemuan ini pula disepakati untuk belum menunjuk Bendahara karena para petani merasa belum mampu mengolah dana dan belum adanya dan yang dialokasikan untuk

63 Posluhdes Sikatutui ini sehingga ketika ada dana yang akan dikelolah maka akan dikelola oleh pengurus Pos Penyuluhan Desa Sikatutui yang telah terpilih. Berikut disajikan struktur pengurus Posluhdes Sikatutui Desa Layoa. Pimpinan Posluhdes Abd. Razak Sekertaris Muh. Ali Bendahara - Gambar 3. Struktur Organisasi Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa 5.2 Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan terdiri dari atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan tingkat kecamatan atau BP3K, programa penyuluhan kabupaten, dan programa penyuluhan tingkatan lainnya. Programa penyuluhan pertanian di tingkat desa merupakan rencana yang disusun secara sistematik memuat tentang penjabaran aspirasi kebutuhan petani di Desa Layoa dan program pemerintah guna memberikan arahan dan pedoman sebagai alat pengendali tercapainya tujuan penyuluhan. Didalam programa penyuluhan pertanian di Desa

64 Layoa termuat latar belakang dan tujuan penyusunan programa penyuluhan, keadaan umum wilayah Layoa kaitannya dengan sektor pertanian. Selain itu juga termuat tujuan dan sasaran penyuluhan pertanian di Desa Layoa, permasalahan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan cara mencapai tujuan yang terangkum dalam rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh penyuluh pertanian lapang (PPL) di Desa Layoa serta Posluhdes Sikatutui untuk masa satu tahun yang akan datang. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa merupakan tindakan-tindakan nyata dari rencana-rencana kegiatan telah ditetapkan/dituliskan dalam programa penyuluhan yang telah disusun. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa yaitu kegiatan pertemuan rutin dan kegiatan penyuluhan Pertemuan rutin Pertemuan rutin merupakan alat/media komunikasi antar anggota organisasi/perusahaan yang bersifat tatap muka dan sangat penting, yang bertujuan untuk merundingkan/memecahkan masalah yang menyangkut kepentingan organisasi/perusahaan. Dalam suatu kelembagaan seperti Posluhdes, pertemuan merupakan suatu hal yang penting karena dapat membantu menyelesaikan masalah, menggali potensi, dan sekaligus sebagai media pengambilan berbagai keputusan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan Posluhdes.

65 Kegiatan pertemuan rutin di Posluhdes Sikatutui merupakan langkah awal dalam mengubah perilaku petani. Pertemuan rutin menjadi ukuran sederhana bagi kemajuan Posluhdes. Sejauh mana kemajuan tersebut, tergantung dari kualitas pertemuan rutin itu sendiri. Selain itu, kegiatan pertemuan rutin dilaksanakan sebagai wadah bersilaturahmi dan berkumpulnya petani-petani dalam suatu wilayah agar dapat saling berbagi informasi, baik kendala yang dihadapi maupun hal-hal yang berkaitan dalam berusahatani, seperti wawancara peneliti kepada Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Pertanian Lapang) yang mengatakan bahwa: Kemudian yang kedua yaitu pertemuan rutin, kegiatan digunakan sebagai wadah bagi petani untuk berkumpul, merencanakan, mengevaluasi kegiatan dan sharing pengalaman dan berbagi informasi antar sesama petani jika ada permasalahan yang ditemui selama kegiatan usahataninya. (Wawancara pada tanggal 24 Maret 2017) Hal serupa juga dikemukakan oleh Bapak Abd. Razak (Ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa) yang mengatakan bahwa: Kemudian pertemuan rutin itu adalah kegiatan bulanan yang dilaksanakan untuk mengevaluasi kegiatan, merencanakan kegiatan serta memecahkan masalah yang terjadi pada saat kegiatan usahatani dilaksanakan petani. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Begitu juga menurut penuturan Bapak H. Ruddin, Bapak Sala dan Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) yang juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui: Kemudian Kegiatan pertemuan rutin itu diadakan setiap satu kali sebulan dengan mengundang anggota kelompok tani yang ada didesa layoa. Dalam kegiatan tersebut kami saling bertukar informasi

66 Tabel 6. dan pengalaman melalui diskusi dan membahas mengenai kegiatan usahatani yang kami lakukan dan masalah-masalah yang kami temui dilapangan. (Wawancara pada tanggal 5 Juni 2017) Kegiatan pertemuan rutin itu seperti pertemuan biasa yang dihadiri penyuluh dan petani kemudian kita diskusi bersama dan saling bertukar pikiran. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Kalau Kegiatan pertemuan diadakan juga setiap sebulan sekali dikantor desa dengan mengumpulkan petani untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan kalau ada masalah diselesaikan didalam pertemuan itu. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Pelaksanaan Pertemuan Rutin di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No. Hari/Tanggal Topik Tempat Fasilitator 1. Kamis/12 Januari 2017 Tugas dan Fungsi Pos Penyuluhan Desa Kantor Desa Willy Brodus, SP 2. Kamis/9 Pembukuan dan Kantor Desa Willy Brodus, SP Februari 2017 administrasi Pos Penyuluhan Desa 3. Kamis/2 Maret Evaluasi Kegiatan Kelompok Willy Brodus, SP 2017 Usahatani dan diskusi Tani 4. Kamis/6 April Kamis/4 Mei 2017 Evaluasi Kegiatan Usahatani dan diskusi Evaluasi Kegiatan Usahatani dan diskusi Sumber : Data primer setelah diolah, Saroanggin I Kelompok Tani Saroanggin I Kelompok Tani Saroanggin I Willy Brodus, SP Willy Brodus, SP Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa pelaksanan kegiatan pertemuan rutin dilaksanakan setiap bulannya pada hari kamis. Topik yang dibahas mengenai tugas dan fungsi Posluhdes, pembukuan/adminisrasi Posluhdes, serta evaluasi kegiatan usahatani dan diskusi. Adapun fasilitator yang memberikan penyuluhan adalah Bapak Willy Brodus, SP penyuluh pertanian Desa Layoa.

67 Pertemuan rutin yang dilaksanakan Posluhdes Sikatutui diawali dengan persiapan yang dilakukan oleh pengurus Pos Penyuluhan Desa Sikatutu. Adapun persiapan yang dilakukan antara lain: topik yang akan dibahas, waktu dan tempat pertemuan. Topik yang dibahas biasanya seputar kegiatan usahatani dan masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan dilakukan. Waktu pelaksanaan kegiatan pertemuan rutin yaitu dilaksanakan setiap awal bulan sebelum pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan tempat pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Kantor Desa Layoa atau rumah-rumah anggota kelompok tani yang bersedia. Hal ini terjadi dikarenakan belum adanya lahan yang dijadikan sebagai sekertariat Posluhdes Sikatutui Desa Layoa. Pelaksanaan pertemuan rutin difasilitasi oleh penyuluh pertanian setempat. Penyuluh memberikan pengarahan dan pendampingan dalam pertemuan rutin melalui diskusi dan sharing untuk mengevaluasi kegiatan dan memecahkan masalah yang dihadapi. Melalui diskusi dan sharing, penyuluh sebagai fasilitator, memberikan keleluasaan bagi anggota kelompok tani mengemukakan pendapat mereka mengenai kegiatan dan masalah-masalah yang dihadapi sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri pada petani bahwa diri mereka memiliki kemampuan untuk berbicara dan mengemukakan pendapat dan mandiri tidak lagi bergantung sepenuhnya pada orang lain. Selain itu, diskusi dan sharing juga dimaksudkan sebagai media bertukar pikiran serta pengalaman antar anggota kelompok tani.

68 Berdasarkan hasil diskusi dan sharing, baik anggota kelompok tani maupun penyuluh sebagai fasilitator memperoleh kemudahan, utamanya dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok tani. Anggota kelompok yang memiliki banyak pengalaman dalam permasalahan yang dihadapi anggota lainnya kemudian saling berbagi informasi dan pengalaman untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga diskusi dan sharing berjalan dengan baik dan dapat membantu terlaksananya kegiatan pertemuan rutin kepada anggota kelompok tani. Begitu juga menurut penuturan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) mengatakan bahwa: Dalam pertemuan rutin ini, petani menyampaikan hasil kegiatan usahatani dalam sebulan lalu bersama-sama dengan penyuluh sebagai fasilitator melakukan evaluasi kegiatan serta dari diskusi, petani saling bertukar pikiran dan informasi dan fasilitatorpun mengarahkan dan mendampingi selama proses kegiatan berlangsung dan kegiatanpun berlangsung dengan baik dengan adanya tukar informasi antar petani dan juga penyuluh. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Hal ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Amiruddin Abidin (2005) yang mengemukakan bahwa manfaat diselengarakannya pertemuan baik pertemuan rutin maupun pertemuan lainnya mempunyai manfaat yaitu dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok dan anggotanya, sebagai wadah untuk menggali potensi yang ada pada anggota kelompok, sebagai media pertanggung

69 jawaban/pelaporan pengurus, sebagai alat agar kelembagaan atau kelompok tersebut menjadi berfungsi dengan baik serta sarana bagi anggota untuk mendapatkan pelayanan dari kelembagaan yang ada Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan; membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut; meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan; membantu petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal; meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya; dan membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan. Penyuluhan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan, petani ditingkatkan kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya dengan produktif, efisien dan menguntungkan, sehingga

70 petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraanya. Meningkatnya kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan pertanian. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dilaksankan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa sama seperti kegiatan pertemuan rutin yang dilaksanakan di Kantor Desa Layoa ataupun rumah-rumah anggota kelompok tani yang bersedia setiap sebluan sekali setelah kegiatan pertemuan rutin. Kegiatan ini juga difasilitasi oleh penyuluh pertanian setempat dan diikuti oleh anggota kelompok tani yang ada di Desa Layoa. Tabel 7. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No. Hari/Tanggal Materi Tempat Fasilitator 1. Selasa/17 Teknologi Legowo 2:1 Kantor Desa Willy Brodus, SP Januari 2017 Pada tanaman padi 2. Kamis/16 Pemupukan berimbang Kelompok Tani Willy Brodus, SP Februari 2017 pada tanaman padi Saroangging I 3. Kamis/9 Maret 2017 Kelompok Tani Saroangging I Willy Brodus, SP 4. Rabu/ 12 April Kamis/11 Mei 2017 Penanganan dan pengendalian hama kupu-kupu putih, walang sangit, dan tikus pada tanaman padi Penanganan panen sesuai anjuran pada tanaman padi Pemanfaatan lahan pekarangan dengan model kawasan rumah pangan lestari Sumber: Data primer setelah diolah, Kelompok Tani Saroangging I Kelompok Tani Saroangging I Willy Brodus, SP Willy Brodus, SP. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa kegiatan penyuluhan dilaksanakan setiap bulannya pada hari selasa, rabu dan kamis. Materi yang dibawakan oleh fasilitator yaitu materi yaitu teknologi legowo 2:1 pada tanaman padi, pemupukan berimbang pada tanaman padi,

71 pengenalan dan penanganan hama, penanganan panen, dan pemanfaatan lahan pekarangan. Adapun fasilitator yang memberikan penyuluhan adalah Bapak Willy Brodus, SP penyuluh pertanian Desa Layoa. Materi penyuluhan merupakan bahan penyuluhan yang akan disampaikan para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi dan teknologi. Pemilihan materi yang disampaikan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian Posluhdes Sikatutui Desa Layoa didasarkan pada kondisi di lapangan dan kebutuhan petani. Misalnya saja, saat ini sebagian besar petani di Desa Layoa belum mampu menerapkan inovasi teknologi legowo 2:1 yang berdampak pada produksi belum mencapai target yaitu 5,7 ton/ha sehingga pengurus Posluhdes Sikatutui Desa Layoa yang difasilitasi oleh penyuluh pertanian Desa Layoa memberikan materi penyuluhan yaitu teknologi legowo 2:1. Selain itu, permasalahan yang saat ini terjadi dikalangan petani di Desa Layoa adalah tingginya tingkat kegagalan panen yang diakibatkan terjadinya ledakan populasi hama dan rendahnya pengetahuan petani dalam pengendalian hama penyakit sehingga penyuluh memberikan materi penyuluhan pencegahan dan pengendalian hama kupu-kupu putih, walan sangit, dan tikus pada tanaman padi. Dengan begitu, petani akan tertarik dengan apa yang disampaikan penyuluh pertanian sebagai fasilitator kepada mereka. Seperti wawancara peneliti kepada Bapak Razak

72 (Ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa) dan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) mengemukakan bahwa: Materi yang diberikan yaitu tentang inovasi jajar legowo 2:1, cara pemupukan, pemberantasan hama, dan cara panen yang tepat untuk tanaman padi sesuai anjuran. Kalau pertemuan rutin hanya kumpul-kumpul petani mengevaluasi kegiatan usahatani yang dilakukan selama sebulan dan kalau ada masalah dipecahkan dalam diskusi kelompok. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Materi yang diberikan tentang sistem tanam jajar Legowo 2:1, penanaman hingga pemanenan sesuai anjuran pada tanaman padi dan evaluasi kegiatan usahatani selama sebulan. Pemilihan materi penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan petani dan kondisi di Desa Layoa saat ini. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak H. Ruddin, Bapak Sala dan Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) mengatakan bahwa: Selama ini materi penyuluhan yang diberikan seperti cara tanam legowo 2:1, cara pemupukan, cara memberantas hama seperti tikus, cara panen sesuai anjuran penyuluh dan pertemuan biasa untuk membahas kegiatan yang telah kami lakukan setiap bulannya dan kalau ada masalah dipecahkan melalui diskusi. (Wawancara pada tanggal 5 Juni 2017) Materi penyuluhan yang diberikan seperti cara tanam legowo 2:1, cara pemupukan, cara memberantas hama seperti tikus, cara panen sesuai anjuran penyuluh. Kemudian ada pertemuan untuk membahas kegiatan yang telah kami lakukan setiap bulannya dan kalau ada masalah dipecahkan bersama melalui diskusi. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Materi penyuluhan yang diberikan seperti cara tanam legowo 2:1, cara pemupukan, cara memberantas hama seperti tikus, cara panen sesuai anjuran penyuluh. Selebihnya hanya pertemuan biasa untuk membahas kegiatan yang telah kami lakukan setiap bulannya dan kalau ada masalah dipecahkan melalui diskusi. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017)

73 Begitu juga menurut penuturan penuturan Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Pertanian Lapang) yang mengatakan bahwa: Kalau ditanya tentang materi apa yang diberikan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan diantaranya yaitu tentang sistem tanam legowo 2:1, pembuatan caplak, pemupukan berimbang pada tanaman padi, penanganan dan pengendalian hama penyakit pada tanaman padi serta pemanfaatan lahan pekarangan dengan model kawasan rumah lestari. Pemilihan materi penyuluhan yang diberikan didasarkan atas kebutuhan dan permasalahan yang ada pada petani saat ini, misalnya pada materi sistem tanam legowo 2:1, sebagian besar petani yang ada di Desa Layoa masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menerapkan inovasi legowo 2:1 sehingga tidak terjadi peningkatan produski setiap tahunnya. (Wawancara pada tanggal 24 Maret 2017) Metode penyuluhan adalah cara penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh kepada petani baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Tujuan pemilihan metode penyuluhan yang digunakan yaitu agar penyuluh sebagai fasilitator dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna, agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan perilaku yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan kelompok tani. Adapun metode penyuluhan yang digunakan oleh Posluhdes Sikatutui yaitu metode penyuluhan dengan pendekatan kelompok melalui ceramah, diskusi, demonstrasi plot dan kursus tani. Metode pendekatan kelompok dipilih oleh penyuluh karena dianggap efektif dalam membimbing dan mengarahkan petani untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama.

74 Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat di ambil, disamping dari transfer teknologi informasi juga terjadi tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa, metode penyuluhan yang dominan digunakan adalah ceramah dan diskusi karena dianggap lebih mudah dan lebih terjangkau dari segi pembiayaan. Seperti wawancara peneliti kepada Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Pertanian Lapang) yang mengatakan bahwa: Adapun metode yang digunakan yaitu metode pendekatan kelompok dengan ceramah dan diskusi dan terkadang juga menggunakan metode kursus tani yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan praktek langsung kepada petani serta demonstrasi plot yaitu penerapan inovasi baru yang diperoleh di bidang pertanian. Namun dalam pelaksanaannya lebih banyak menggunakan metode ceramah dan diskusi lebih murah biayanya jika dibandingkan dengan menggunakan metode kursus tani dan demonstrasi plot. (Wawancara pada tanggal 24 Maret 2017) Menurut Penuturan Bapak Abd. Razak (Ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa) mengatakan bahwa: Metode yang digunakan biasanya yaitu ceramah dan diskusi. Pernah juga dilakukan menggunakan metode kursus tani dan demonstrasi plot. Namun karena biayanya cukup mahal sehingga yang sering dilaksankan hanya dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017)

75 Hal ini juga sesuai dengan penuturan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) mengemukakan bahwa: Metode yang digunakan lebih banyak ceramah dan diskusi karena biayanya relatif murah. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Metode penyuluhan yang digunakan dalam menyampaikan materi penyuluhan oleh fasilitator kepada petani yaitu dengan ceramah menggunakan alat bantu berupa gambar yang menjelaskan teknologi jajar legowo 2:1, alat peraga berupa sampel pupuk yang dibawah oleh penyuluh sebagai fasilitator untuk dijelaskan kepada sasaran penyuluhannya serta diskusi sebagai umpan balik kepada petani untuk mengetahui apakah penyampaian materi penyuluhan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memberikan kesempatan kepada petani sebagai peserta untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Penuturan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) mengatakan bahwa: Dalam kegiatan penyuluhan, fasilitator memberikan materi sesuai dengan kebutuhan petani dengan metode ceramah dan diskusi. Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, fasilitator menggunakan alat bantu berupa gambar cara tanam legowo 2:1 yang berguna untuk mempermudah petani memahami maksud yang ingin disampaikan. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Hal ini juga sesuai dengan penuturan Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) mengemukakan bahwa: Kalau penyuluhan, dalam kegiatan ini seperti biasa kita diberi materi kemudian diperlihatkan gambar-gambar yang menunjang, terus diperlihatkan jenis pupuk yang baik dipergunakan lalu kita diskusi. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017)

76 Tujuan penyuluhan adalah untuk menimbulkan perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap dan motivasi petani terhadap kegiatan usahatani. Melalui kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui, baik penyuluh selaku fasilitator dan pengurus Pos Penyuluhan Desa sebagai pelaksana kegiatan mengharapkan petani dapat terbekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan teknologi dan inovasi baru dalam usahataninya yang diberikan serta dapat mengubah perilaku petani agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi yang dibawakan dan disampaikan oleh penyuluh pertanian sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dengan informan diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan penyuluhan telah mencapai tujuan yang diinginkan yaitu peningkatan pengetahuan, keterampilan, siikap dan perilaku petani, hal ini dapat dilihat dari banyaknya manfaat yang diperoleh petani sebagai sasaran penyuluhan dari pelaksanaan kegiatan penyuuhan di Pos Penyuluhan Desa diantaranya, pengetahuan dan keterampilan meningkat dalam mengelolah lahan, terjadi peningkatan produksi dan tingkat kegagalan rendah setelah menggunakan inovasi jajar legowo 2:1 dan menggunakan cara pengendalian dan pencegahan hama yang benar pada tanaman padi. Seperti wawancara peneliti kepada Bapak H. Ruddin, Bapak Sala dan Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) mengatakan bahwa:

77 Manfaat yang saya peroleh yaitu peningkatan pengetahuan dalam berusaha tani khususnya dalam memberantas hama yang biasa menggangu di sawah, berkat kegiatan di Posluhdes sayapun dapat mengetahui cara mengatasi permasalahan tersebut. Dan sayapun lebih terampil dalam mengelolah lahan saya. (Wawancara pada tanggal 5 Juni 2017) Manfaat yang saya peroleh cukup banyak dari segi pengetahuan saya banyak memperoleh informasi yang baru yang sangat berguna bagi usahatani saya. saya dulu masih mengunakan cara-cara lama yaitu tandur jajar dalam berusaha tani kini sudah menggunakan cara modern seperti legowo 2:1 dan hasilnya tanam padi saya tidak terdapat banyak serangan hama penyakit yang sangat merugikan. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Manfaatnya yah pengetahuan saya semakin bertambah banyak. sekarang sudah mulai berani menggunakan teknologi baru jajar legowo 2:1 karena jauh lebih menguntungkan dari hasil panen dan tingkat kegagalan hasil yang rendah. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Menurut penuturan Bapak Abd. Razak Ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa) mengatakan bahwa: Sebagai petani dan pengurus Posluhdes manfaat yang saya peroleh cukup banyak, informasi yang saya dapatkan kemudian saya apikasikan dan hasilnya sangat memuasakan. Dulunya pada saat musim panen padi saya sering gagal panen namun sekarang tidak lagi berkat informasi yang saya peroleh dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan diposluhdes. Selain itu, kamipun mulai perlahan-lahan meninggalkan kebiasaan lama kami dalam berusahatani dengan menggunakan inovasi baru jajar legowo yang jauh lebih modern dan menguntungkan bagi kegiatan usahatani kami. Tingkat kegagalan hasil semakin rendah dan hasil produksi seperti padi semakin meningkat hingga 1 ton/ha. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017)

78 Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) yang mengatakan bahwa: Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti kegiatan di Posluhdes cukup banyak yaitu pengetahuan dan keterampilan saya semakin bertambah saya dan petani lainnyapun yang mengikuti kegiatan di Posluhdes telah menerapkan inovasi seperti jajar legowo 2:1 dan cara panen serta pemberantasan hama penyakit pada tanaman padi yang dianjurkan oleh penyuluh pertanian lapangan sebagai fasilitator. Selain itu kami dapat lebih mudah memperoleh informasi dari kegiatan yang dilaksanakan. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Begitu juga menurut penuturan Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Pertanian Lapang) yang mengatakan bahwa: Manfaat yang diperoleh petani setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin yang dilakukan di Posluhdes adalah dari segi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka semakin meningkat, hal ini dilihat dari petani yang sering ikut kegiatan kalau saya lihat mereka mulai mempraktekkan apa yang mereka peroleh dari hasil kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Mereka yang dulu masih menggunakan sistem tandur jajar kini mulai berubah dengan adanya inovasi sistem tandur jajar dengan hasil yang jauh lebih memuaskan dengan tingkat kegagalan panen yang rendah. (Wawancara pada tanggal 24 Maret 2017) Menurut pendapat Lion (2015) mengemukakan bahwa efektivitas atau keberhasilan suatu kegiatan penyuluhan dapat diukur dari seberapa jauh telah terjadi perubahan perilaku (petani) penerima manfaatnya, baik yang menyangkut: pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa kegiatan penyuluhan pertanian merupakan satu-satunya penyebab terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi.

79 Tabel 8. Matriks Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No. Jenis Kegiatan Tempat Waktu Hasil Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan A. Pertemuan Rutin 1. Tugas dan Fungsi Pos Penyuluhan Desa Kantor Desa Januari Berdasarakan hasil wawancara dan observasi yang 2. Pembukuan dan administrasi Pos Penyuluhan Desa 3. Evaluasi Kegiatan Usahatani dan diskusi 4. Evaluasi Kegiatan Usahatani dan diskusi 5. Evaluasi Kegiatan Usahatani dan diskusi Kantor Desa Februari 2017 Kelompok Tani Saroanggin I Kelompok Tani Saroanggin I Kelompok Tani Saroanggin I Maret 2017 April 2017 Mei 2017 dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pertemuan rutin di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dilaksanakan setiap sekali dalam sebulannya. - Sebelum pelaksanaan kegiatan, pengurus Posluhdes terlebih dahulu melakukan persiapan diantaranya: topik yang akan dibahas, waktu dan tempat pertemuan. Adapun topik yang dibahas biasanya mengenai kegiatan petani yang telah dilakukan serta masalah-masalah yang dihadapi selama kegiatan usahatani berlangsung. Tempat pelaksanaan kegiatan di Kantor Desa Layoa dan rumahrumah anggota kelompok tani yang bersedia. - Kegiatan didampingi oleh penyuluh sebagai fasilitator selama pelaksanaan kegiatan. Penyuluh sebagai fasilitator memberi pengarahan dan pendampingan melalui diskusi dan sharing. Dari hasil diskusi dan sharing diketahui ada banyak manfaat yang di peroleh petani diantaranya Petani belajar untuk mengemukakan pendapat di depan umum dan permasalahan yang dihadapi petani dapat teratasi dengan adanya bertukar informasi dan pengalaman antar petani sehingga pelaksanaan kegiatan pertemuan rutin dapat berlangsung dengan baik.

80 B. Kegiatan Penyuluhan 1. Teknologi Legowo 2:1 Pada tanaman padi dan pembuatan caplak 2. Pemupukan berimbang pada tanaman padi 3. Penanganan dan pengendalian hama kupu-kupu putih, walang sangit, dan tikus pada tanaman padi 4. Penanganan panen sesuai anjuran pada tanaman padi 5. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan model kawasan rumah pangan lestari Kantor Desa Januari Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan Kelompok Tani Saroanggin I Kelompok Tani Saroanggin I Kelompok Tani Saroanggin I Kelompok Tani Saroanggin I Sumber :Data primer setelah diolah, Februari 2017 Maret 2017 April 2017 Mei 2017 penyuluhan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dilaksanakan setiap sekali dalam sebulannya. Materi penyuluhan yang diberikan setiap bulannya dipilih sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan petani dilapangan. Misalnya saja saat ini petani masih kurang mampu menggunakan teknologi legowo 2:1 sehingga produksi tidak meningkat dan sering mengalami gagal panen, melihat kondisi tersebut penyuluh sebagai fasilitator membantu pengurus memberikan materi teknologi legowo 2:1 pada tanaman padi. - Adapun metode penyuluhan yang sering digunakan yaitu ceramah dan diskusi dengan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kelompok, pendekatan ini digunakan karena lebih efektif dalam mendekatkan penyuluh dan petani. - Dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan di Posluhdes Sikatutui, petani memperoleh banyak manfaat yaitu peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perubahan perilaku dari yang dulunya masih menggunakan cara lama yaitu tandur jajar sekarang merekapun telah beralih menggunakan Jajar legowo 2:1 karena hasilnya lebih menguntungkan dengan tingkat kegagalan panen rendah. Sehingga dapat dikatakan pencapaian tujuan penyuluhan telah terlaksana di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa

81 5.3 Permasalahan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa Masalah adalah suatu hambatan atau kendala dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. Dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa tidak dipungkiri terdapat permasalahan-permasalah yang dihadapi pelaksanaan kegiatan. Permasalahan yang muncul baik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan masih difasilitasi oleh penyuluh setempat. Dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang tentang sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) menerangkan bahwa pelaksana setiap kegiatan di Posluhdes yaitu pengurus Posluhdes sesuai dengan pengertian kelembagaan Posluhdes yang merupakan unit nonstruktural yang dibentuk dan dikelolah secara partisipatif oleh petani selaku pelaku utama dalam pertanian. Namun pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin di Posluhdes Sikatutui tidak sesuai dengan apa yang telah diamanatkan dalam undang-undang, kegiatan yang dilaksanakan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa masih mengharapkan bantuan penyuluh setempat dalam

82 memberikan materi penyuluhan dan pendampingan kepada anggota kelompoktani yang hadir mengikuti kegiatan di Posluhdes. Seperti penuturan Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Pertanian Lapang) yang mengatakan bahwa: Kegiatan terlaksana ketika difasilitasi oleh penyuluh pertanian padahal seharusnya yang melaksankan kegiatan adalah pengurus Posluhdes. (Wawancara pada tanggal 24 Maret 2017) Hal serupa juga dikemukakan Bapak Abd. Razak selaku (Ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa) dan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) mengemukakan bahwa: Yang melaksanakan yaitu saya dan pak Ali selaku pengurus tetapi dibantu pula oleh Pak Willy sebagai penyuluh lapangan di Desa Layoa. Pak Willy membantu kami menjadi pembicara dalam kegiatan penyuluhan yang kami buat, disamping itu kami juga masih belajar agar bisa membawakan materi seperti pak willy karena itu juga tugas pengurus Posluhdes. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Pelaksana kegiatan kami pengurus Posluhdes bersama penyuluh lapangan Desa Layoa. Penyuluh membantu kami dalam meyampaikan materi penyuluhan kepada petani yang hadir dan memberikan pendampingan pada setiap pertemuan yang dilaksanakan Posluhdes karena kami Pengurus merasa masih belum mampu membawakan materi, kami juga masih belajar. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Begitu juga menurut penuturan Bapak H. Ruddin, Bapak Sala dan Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) mengatakan bahwa: Yang memfasilitasi kegiatan yaitu penyuluh dan pengurus Posluhdes. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017)

83 Yang memfasilitasi kegiatan yaitu bapak willi bersama pengurus Posluhdes yaitu pak kali dan pak razak. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Yang memfasilitasi kegiatan yaitu pengurus Posluhdes dibantu penyuluh pak willy. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Pada awal tahun penyuluh pertanian lapangan (PPL) Desa Layoa telah melaksakan kegiatan pertemuan yang membahas tentang Tugas dan fungsi Posluhdes yang diharapkan dengan kegiatan ini pengurus Posluhdes dan petani dapat memahami keberadaan Posluhdes di Desa Layoa. Namun dalam pelaksanaannya belum berhasil akibat masih kurangnya pengetahuan yang dimiliki pengurus Posluhdes mengenai tugas dan fungsinya. 2. Pencapaian sasaran kegiatan kurang optimal Pencapaian sasaran pelaksanaan kegiatan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa belum dapat dikatakan optimal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi petani dalam mengikuti kegiatan yang di laksanakan di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa, dimana jumlah peserta yang hadir tidak sebanding dengan jumlah anggota kelompok tani yang terdaftar. Rendahnya tingkat partisipasi petani dalam mengikuti kegiatan yang di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa disebabkan kesibukan anggota kelompok tani yang berbeda-beda, sehingga tidak sempat mengikuti kegiatan di Posluhdes dan adanya pemaknaan yang salah dari petani menganggap bahwa kegiatan hanya diperuntukkan untuk pengurus kelompok tani. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan terlihat dengan jelas bahwa dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, tingkat kehadiran

84 petani masih sangat rendah yang hanya didominasi oleh pengurus kelompok tani saja, hal ini juga menandakan bahwa minat petani dalam mengikuti kegiatan di Posluhdes masih akibatnya penyebaran informasi dan inovasi teknologi pertanian hanya di peroleh petani yang mengikuti kegiatan saja sehingga peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap tidak dialami oleh semua petani yang ada di Desa Layoa. Seperti penuturan Bapak H. Ruddin, Bapak Sala dan Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) mengatakan bahwa: Adapun permasalahan yang dihadapi yaitu tingkat partisipasi petani masih kurang dalam mengikuti kegiatan akibat kesibukan petani yang berbeda-beda sehingga peningkatan pengetahuan tidak dialami semua petani karena masih kurangnya minat petani untuk mengikuti kegiatan di Posluhdes. (Wawancara pada tanggal 5 Juni 2017) Permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya minat petani mengikuti kegiatan di Posluhdes hal ini bisa dilihat dari partisipasi petani ikut kegiatan masih kurang karena yang hadir cuma 1 sampai 2 orang dari 1 kelompok tani. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Permasalahan yang dihadapi yaitu tingkat partisipasi petani masih kurang karena yang datang biasanya hanya pengurus kelompok tani itupun hanya satu orang yang hadir. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017) Hal serupa juga dikemukakan Bapak Abd. Razak (Ketua Posluhdes Sikatutui Desa Layoa) dan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) mengemukakan bahwa: Adapun permasalahan yang dihadapi yaitu partisipasi masyarakat yang kurang dari jumlah yang datang tidak sebanding dengan yang diundang dan jumlah kelompok tani dan gapoktan di desa layoa dan adanya pemaknaan yang salah dari petani yang menganggap kegiatan dilaksanakan hanya untuk pengurus kelompok saja

85 sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan tidak merata akibat kurangnya tingkat kehadiran dan minat petani untuk mengikuti kegiatan di posluhdes. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Permasalahan yang dihadapi diantaranya tingkat partisipasi petani masih kurang sehingga pencapaian sasaran kurang optimal hal ini dikarenakan partisipasi petani masih sangat kurang dalam kehadiran disetiap kegiatan hanya ketua kelompok, sangat jarang ada anggota kelompok yang hadir. Hal ini mungkin dikarenakan kesibukan anggota kelompok tani yang berbeda-beda sehingga tidak sempat mengikuti kegiatan di posludes sehingga peningkatan pengetahuan tidak dialami semua petani karena kurangnya minat petani ikuti kegiatan di Posluhdes. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Begitu juga menurut penuturan Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Pertanian Lapang) yang mengatakan bahwa: Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan baik kegiatan penyuluhan maupun pertemuan rutin yaitu dari tingkat partisipasi petani saya bisa bilang masih kurang, Sebut saja dalam kegiatan seperti pertemuan rutin, yang hadir hanya beberapa pengurus dari kelompok tani yang ada. Padahal yang kami harapkan tidak hanya pengurus kelompok yang hadir tetapi adalah beberapa perwakilan anggota setiap kelompok agar kegiatan yang ada diposluhdes tidak lagi dianggap kegiatan yang hanya diperuntukkan untuk pengurus poktan/gapoktan tapi untuk seluruh petani yang ada didesa layoa. (Wawancara pada tanggal 24 Maret 2017) Pengurus Posluhdes dan penyuluh pertanian setempat sebagai fasilitator dan penanggungjawab dalam pelaksanakan kegiatan baik kegiatan penyuluhan maupun pertemuan telah mengupayakan pelaksanaan setiap kegiatan disesuaikan dengan waktu luang yang dimiliki oleh petani sebagai sasaran pelaksanaan kegiatan, namun upaya tersebut tidak berhasil dilaksanakan akibat kurangnya minat petani mengikuti kegiatan di Posluhdes.

86 3. Keterbatasan dana dalam penerapan metode penyuluhan Permasalahan lain yang muncul dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa yaitu permasalahan dalam penerapan metode penyuluhan. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan dan penerapan metode penyuluhan terkait dengan adanya keterbatasan dana yang digunakan untuk mengaplikasikan metode penyuluhan seperti kursus tani dan pembuatan demonstrasi karena biaya yang dibutuhkan relatif besar. Permasalahan ini muncul akibat kurangnya pemahaman serta partisipasi petani terhadap Posluhdes sehingga dalam pembiayaan kegiatan yang dilaksanakan masih bergantung pada bantuan yang diberikan pemerintah. Belum ada kepedulian petani dalam pembiayaan kegiatan yang dilaksanakan. Selama ini, permasalahan tersebut diatasi penyuluh dengan menggunakan metode penyuluhan yang tidak memakan dana yang besar dan dapat dilakukan dengan fasilitas yang sederhana namun dinilai efektif dalam melakukan pendekatan atau menyampaikan materi penyuluhan kepada para petani. Akan tetapi pelaksanaan kegiatan yang menggunakan metode penyuluhan yang sama akan dapat membuat petani merasa bosan, kekurangan minat dan tertinggal dalam memperoleh pengetahuan dan informasi. 4. Sarana prasarana Posluhdes kurang memadai Permasalahan yang dihadapi terkait sarana prasarana yaitu kondisi Posluhdes kurang memadai. Dulunya Posluhdes memiliki sekertariat yang bertempat di Dusun Saroanging II yang merupakan rumah salah satu warga

87 Desa Layoa yang sedang merantau ke Malaysia sehingga dimanfaatkan sebagai sekertariat. Namun dipertengahan tahun 2016, pemilik rumah kembali dari perantauan sehingga sekertariat Posluhdes saat ini dipindahkan ke rumah Bapak Abd. Razak sebagai ketua Posluhdes dan ruang pertemuan Posluhdes di tempatkan Kantor Desa Layoa. Hal ini dikarenakan ruang pertemuan yang diperuntukkan untuk kegiatan Posluhdes di rumah Bapak Abd. Razak masih bergabung dengan ruangan yang dimanfaatkan untuk berjualan pupuk akibatnya akan sulit ketika akan dilaksanakan kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin dengan jumlah peserta yang cukup banyak. Ruang pertemuan yang masih mengandalkan kantor desa membuat kegiatan sering mengalami penundaan akibat adanya kegiatan lain yang akan dilaksanakan oleh kantor desa dihari yang sama dengan kegiatan yang dilaksanakan. Disisi lain, baik pengurus Posluhdes maupun petani merasa kurang nyaman dan leluasa melaksanakan kegiatan di kantor desa sehingga kantor desa kurang memadai untuk pelaksanaan kegiatan. Seperti penuturan Bapak H. Ruddin dan Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) mengatakan bahwa: Kurang memadahi adalah ruang pertemuan yang biasa ini ditempatkan di kantor desa karena kami kurang nyaman melakukan kegiatan di kantor desa karena takut menggangu kegiatan lain di kantor desa. (Wawancara pada tanggal 5 Juni 2017) Ruang pertemuan di Posluhdes masih mengandalkan kantor desa padahal dulunya ada tempatnya di saroanging II. (Wawancara pada tanggal 8 Juni 2017)

88 Begitu juga menurut penuturan Bapak Muhammad Ali (Sekertaris Posluhdes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) mengemukakan bahwa: Ruang pertemuan yang masih mengandalkan kantor desa. Seringkali ada pertemuan yang ingin dilaksanakan namun pada saat itu ada kegiatan yang dilakukan oleh kantor desa akibatnya terjadi penundaan dan penguruspun merasa kurang nyaman melakukan kegiatan di kantor desa. (Wawancara pada tanggal 3 Juni 2017) Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan memindahkan tempat pelaksanaan kegiatan di rumah-rumah anggota kelompok tani yang bersedia sehingga kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin dapat terlaksana sesuai yang dinginkan. Seperti penuturan Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Pertanian Lapang) yang mengatakan bahwa: Kalau ditanya upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sejauh ini yang kami lakukan hanya melaksanaan kegiatan juga dilaksanakan sesuai dengan waktu luang petani, dan ketika mengalami penundaan kegiatan akibat adanya di kegiatan dilaksanakan di kantor desa kami mencarikan tempat lain seperti di rumah-rumah ketua kelompok tani agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu. (Wawancara pada tanggal 24 Maret 2017) Selain permasalahan sekertariat Posluhdes yang kurang memadai, permasalahan lainpun muncul terkait sarana dan prasarana posluhdes yaitu administrasi Posluhdes. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebelum Posluhdes terbentuk terlebih dahulu di Desa Layoa terbentuk Posluhtan akan tetapi berdasarkan Undang-undang No. 16 tahun 2006 mengamanatkan pembentukan Posluhdes sehingga Posluhtanpun di ubah

89 menjadi Posluhdes. Akan tetapi pada proses perubahan tidak memperhatikan administrasi atau kelengkapan Posluhdes sehingga administrasi dan kelengkapan Posluhdes seperti papan nama, pembukuan, dan absen kegiatan masih memanfaatkan kelengkapan yang lama karena dianggap tugas dan fungsinya sama padahal tugas dan fungsi keduanya berbeda. Administrasi dan kelengkapan Posluhdes sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di Posluhdes. Tabel 9. Matriks Permasalahan yang dihadapi pada Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa Sikatutui Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, No. Nama Masalah Penyebab Kegiatan 1. Pertemuan 1. Pelaksanaan kegiatan 1. Kurangnya pemahaman rutin masih difasilitasi pengurus Posluhdes penyuluh setempat. tentang tugas dan fungsi 2. Kegiatan penyuluhan 2. Pencapaian sasaran kegiatan kurang optimal. 3. Keterbatasan dana dalam penerapan metode penyuluhan. 4. Sarana prasarana Posluhdes kurang memadai. Sumber : Data primer setelah diolah, Posluhdes. 2. Kesibukan anggota yang berbeda-beda dan adanya pemaknaan yang salah dari petani. 3. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki petani tentang Posluhdes terlebih tentang pembiayaan kegiatan di Posluhdes 4. Sekertariat Posluhdes masih menggunakan rumah Pengurus, ruang pertemuan yang masih memanfaatkan kantor desa, dan administrasi serta kelengkapan Posluhdes yang kurang diperhatikan.

90 Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan programa penyuluhan di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa belum dapat dikatakan optimal karena terdapat masalah-masalah yang memengaruhi pelaksanaan programa penyuluhan baik secara langsung maupun tidak langsung akibat Posluhdes Sikatutui Desa Layoa yang terbentuk sejak 26 Oktober 2012 belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 sehingga dianggap perlu untuk melakukan perbaikan dalam penyusunan dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa.

91 VI. PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan, maka dapat di simpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dilaksanakan setiap bulannya di Kantor Desa Layoa yang dimanfaatkan sebagai ruang pertemuan Posluhdes Sikatutui Desa Layoa. Pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa dilaksanakan melalui pertemuan rutin dan kegiatan penyuluhan. Dalam pelaksanaan pertemuan rutin, metode yang digunakan yaitu diskusi dan sharing; topik yang dibahas biasanya seputar kegiatan usahatani dan masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan dilakukan. Sedangkan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, materi penyuluhan pertanian yang diberikan berdasarkan pada kondisi di lapangan dan kebutuhan petani; metode penyuluhan yaitu ceramah dan diskusi. 2. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa antara lain: pelaksanaan kegiatan masih difasilitasi penyuluh setempat, pencapaian sasaran kegiatan kurang optimal, keterbatasan dana dalam penerapan metode penyuluhan, dan sarana prasarana

92 Posluhdes yang kurang memadai. Permasalahan-permasalahan tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah memengaruhi pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui sehingga pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Posluhdes Sikatutui Desa Layoa belum dapat dikatakan optimal dalam pelaksanaannya. 6.2 Saran 1. Untuk penyuluh pertanian dan pengurus Pos Penyuluhan Desa diharapkan dapat menjalin komunikasi dengan baik dan mengkoordinir seluruh anggota kelompok tani untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan serta perlu adanya kerjasama antara penyuluh, pengurus, dan pihak lainnya terkait pembiayaan penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa. 2. Untuk pemerintah daerah sebaiknya selalu memberikan pemantauan dan perhatian dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa agar permasalahanpermasalahan seperti keterbatasan dan dalam penerapan metode penyuluhan dan sarana prasarana yang kurang memadai dapat diminimalisir. 3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan mampu merumuskan strategi pengembangan Pos Penyuluhan Desa yang berguna bagi keberlangsungan Pos Penyuluhan Desa sebagai wadah petani dan penyuluh melaksanakan kegiatan penyuluhan di desa.

93 DAFTAR PUSTAKA Afifudin Dan Saebani Metode Penelitian Kualitatif. Pustaka Setia. Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Modul Pembekaan Bagi THL TB Penyuluh Pertanian. Departemen Pertanian. Jawa Tengah. Bapelluh Cilacap Posluhdes. Diakses melalui Pada Tanggal 25 September BPP Salaman Posluhdes. Diakses melalui Pada Tanggal 25 September Bungin Metodologi penelitian kualitatif. Pt. Raja grafindo persada. Jakarta. Hanarko, Cut Proses Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Di Desa Jati Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Diakses Melalui Pada Tanggal 10 Oktober Ibrahim, J.T., A. Sudiyono, dan Harpowo, Komunikasi dan PenyuluhanPertanian. Bayumedia Publishing dan UMM Press, Malang. Kartasapoetra, AG Teknologi Penyuluhan Pertanian. Radar Jaya Offset. Jakarta. Mardikanto, T dan Arip Wijianto Modul Kuliah Metoda dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Proyek SP4 UNS. Surakarta. Mardikanto, T Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press, Surakarta. Mardikanto, Totok Dan Poerwoko Soebiato Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta Mardikanto, Totok Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Pers. Surakarta Miles,M.B, Huberman,A.M, Dan Saldana,J Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook Edition 3. Usa : Sage Publications. Moleong, L Metodologi Penelitian Kualitatif. Pt. Remaja Rosdakarya.Bandung.

94 Nyata. Bp3k sanggau ledo Posluhdes, sebagai simpul kegiatan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mendekatkan penyuluhan. Diakses melalui Pada Tanggal 25 September Rahayu, Endang Posluhdes. Diakses melalui Pada Tanggal Pada Tanggal 25 September Saragih, Agribisnis pradigma baru pembangunan ekonomi berbasis pertanian. Ipb press. Bogor. Sastraatmadja, E., Penyuluhan Pertanian: Falsafah, Masalah dan Strategi. Penerbit Alumni, Bandung. Setiana, Lucie Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia. Bogor. Syikhristani Kajian Pembinaan Kelompok tani Melalui Programa Penyuluhan Di Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Diakses Melalui Pada Tanggal 10 Oktober Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan. Usman, H. dan P.S. Akbar, Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara, Jakarta. Waridin Dan Suci Model Penguatan Kapasitas Kelembagaan. Diakses Melalui Pada Tanggal 10 Oktober Zakaria, Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat Manajemen Pelatihan Sumberdaya Manusia Pertanan, Ciawi. Bogor.

95 L A M P I R A N

96 Lampiran 1. Identitas Informan Penelitian IDENTITAS INFORMAN Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa (Studi Kasus di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan) No. Nama Informan Jenis Kelamin Umur Pendidikan Alamat Jabatan Terakhir 1. Willy Brodus, SP L 50 S1 Jl. T. A Gani Penyuluh 2. Abd. Razak L 50 SMP Desa Layoa Pengurus 3. Muhammad Ali L 32 SMA Desa Layoa Pengurus 4. H. Ruddin L 62 SD Desa Layoa Petani 5. Sala L 65 SD Desa Layoa Petani 6. Arifuddin L 49 SMP Desa Layoa Petani

97

98

99

100

101 5. Hasil Wawancara Penelitian No Pelaksanaan Wawancara Subjek/Informan Maret 2017 Bapak Willy Brodus, SP (Penyuluh Desa Layoa) HASIL WAWANCARA Pelaksanaan Programa Penyuluhan Pertanian di Pos Penyuluhan Desa (Studi Kasus di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan) Hasil Wawancara - Berdasarkan programa penyuluhan yang telah disusun, adapun kegiatan yang dilakukan setiap bulannya di Posluhdes yaitu kegiatan penyuluhan dan kegiatan pertemuan rutin. - Yang pertama yaitu kegiatan penyuluhan, kegiatan ini merupakan kegiatan penyebarluasan informasi dibidang pertanian. Kemudian yang kedua yaitu pertemuan rutin, kegiatan digunakan sebagai wadah bagi petani untuk berkumpul, merencanakan, mengevaluasi kegiatan dan sharing pengalaman dan berbagi informasi antar sesama petani jika ada permasalahan yang ditemui selama kegiatan usahataninya. - Kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin setiap bulannya dilaksanakan di Kantor Desa yang saat ini dipergunakan sebagai ruang pertemuan Posluhdes. - Kalau pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pengurus Posluhdes tetapi tetap saya fasilitasi dalam pelaksanaan kegiatan membantu pengurus Posluhdes dalam melaksanakan tugasnya. - Kalau ditanya tentang materi apa yang diberikan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan diantaranya yaitu tentang sistem tanam legowo 2:1, pembuatan caplak, pemupukan berimbang pada tanaman padi, penanganan dan pengendalian hama penyakit pada tanaman padi serta pemanfaatan lahan pekarangan dengan model kawasan rumah lestari. Pemilihan materi penyuluhan yang diberikan didasarkan atas kebutuhan dan permasalahan yang ada pada petani saat ini, misanya pada materi sistem tanam legowo 2:1, sebagian besar petani yang ada di Desa Layoa masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menerapkan inovasi legowo 2:1 sehingga tidak terjadi peningkatan produski setiap tahunnya. Kemudian untuk kegiatan pertemuan rutin materi yang diberikan hanya tentang tugas dan fungsi Posluhdes dan pembukuan/administrasi Posluhdes sebagai langkah awal mengaktifkan kembali Posluhdes di Desa Layoa dan selebihnya hanya membahas evaluasi kegiatan usahatani yang dilakukan selama sebulan. - Adapun metode yang digunakan yaitu Metode pendekatan kelompok dengan ceramah dan diskusi dan terkadang juga menggunakan metode kursus tani yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan praktek langsung kepada petani serta demonstrasi plot yaitu penerapan inovasi baru yang diperoleh di bidang pertanian. Namun dalam pelaksanaannya lebih banyak menggunakan metode ceramah dan diskusi lebih murah biayanya jika dibandingkan dengan menggunakan metode kursus tani dan demonstrasi plot. - Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk membekali petani dengan pengetahuan dan keterampilan melalui pengenalan teknologi dan inovasi baru yang berguna dalam usaha taninya serta perubahan sikap petani agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi dan inovasi yang disampaikan, - Manfaat yang diperoleh petani setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin yang dilakukan di Posluhdes adalah dari segi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka semakin meningkat, hal ini dilihat dari petani yang sering ikut kegiatan kalau saya lihat mereka mulai mempraktekkan apa yang mereka peroleh dari hasil kegiatan penyuluhan

102 No Pelaksanaan Wawancara Subjek/Informan Hasil Wawancara - yang dilakukan. Mereka yang dulu masih menggunakan sistem tandur jajar kini mulai berubah dengan adanya inovasi sistem tandur jajar dengan hasil yang jauh lebih memuaskan dengan tingkat kegagalan panen yang rendah. Selain itu, merekapun tidak lagi merasa kesulitan ketika menemui masalah dalam berusahatani karena telah memperoleh banyak informasi yang berguna dari kegiatan pertemuan rutin yang dilaksanakan. - Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan baik kegiatan penyuluhan maupun pertemuan rutin yaitu dari tingkat partisipasi petani saya bisa bilang masih kurang, Sebut saja dalam kegiatan seperti pertemuan rutin, yang hadir hanya beberapa pengurus dari kelompok tani yang ada. Padahal yang kami harapkan tidak hanya pengurus kelompok yang hadir tetapi adalah beberapa perwakilan anggota setiap kelompok agar kegiatan yang ada diposluhdes tidak lagi dianggap kegiatan yang hanya diperuntukkan untuk pengurus poktan/gapoktan tapi untuk seluruh petani yang ada didesa layoa hal ini juga yang mengakibatkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak terjadi kepada semua petani akibat kurangnya minat petani mengikuti kegiatan di Posluhdes. Kegiatan terlaksana ketika difasilitasi oleh penyuluh pertanian padahal seharusnya yang melaksankan kegiatan adalah pengurus Posluhdes. Selain itu, ruang pertemuan yang saat ini biasa ditempatkan di kantor desa. Seringkali ada kegiatan yang ingin dilaksanakan namun pada saat itu ada kegiatan yang dilakukan oleh kantor desa akibatnya terjadi penundaan kegiatan. - Kalau ditanya upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sejauh ini yang kami lakukan hanya melaksanaan kegiatan juga dilaksanakan sesuai dengan waktu luang petani, dan ketika mengalami penundaan kegiatan akibat adanya di kegiatan dilaksanakan di kantor desa kami mencarikan tempat lain seperti di rumah-rumah ketua kelompok tani agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Diawal tahun juga kami mengadakan kegiatan pertemuan yang membahas tentang Tugas dan fungsi Posluhdes yng diharapkan dengan kegiatan ini pengurus Posluhdes dan petani dapat memahami keberadaan Posluhdes di Desa Layoa Juni 2017 Bapak Abd. Razak (Ketua Posludes Sikatutui) - Kegiatan yang dilaksanakan di posluhdes seperti kegiatan penyuluhan dan kegiatan pertemuan rutin, - Kegiatan penyuluhan dilaksanakan setiap bulannya, kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan sama seperti penyuluhan pada umumnya dengan fasilitator memberikan materi kemudian ada diskusi kelompok. Materi yang dibawakan disesuaikan dengan kebutuhan petani karena melihat dari permasalahan yang dihadapi petani d Desa Layoa. Kemudian pertemuan rutin itu adalah kegiatan bulanan yang dilaksanakan untuk mengevaluasi kegiatan, merencanakan kegiatan serta memecahkan masalah yang terjadi pada saat kegiatan usahatani dilaksanakan petani. - Kegiatan baik kegiatan penyuluhan maupun pertemuan rutin dilaksanakan sebulan sekali di Kantor Desa yang dgunakan sebagai ruang pertemuan sementara Posluhdes. - Yang melaksanakan yaitu saya dan pak Ali selaku pengurus tetapi dibantu pula oleh Pak Willy sebagai penyuluh lapangan di Desa Layoa. Pak Willy membantu kami menjadi pembicara dalam kegiatan penyuluhan yang kami buat, disamping itu kami juga masih belajar agar bisa membawakan materi seperti pak willy karena itu juga tugas pengurus Posluhdes. - Materi yang diberikan yaitu tentang inovasi jajar legowo 2:1, cara pemupukan, pemberantasan hama, dan cara panen yang tepat untuk tanaman padi sesuai anjuran. Kalau pertemuan rutin hanya kumpul-kumpul petani mengevaluasi kegiatan usahatani yang dilakukan selama sebulan dan kalau ada masalah dipecahkan dalam diskusi kelompok.

103 No Pelaksanaan Wawancara Subjek/Informan 3. 3 Juni 2017 Bapak Muh. Ali (Pengurus Posludes Sikatutui dan Penyuluh Swadaya Desa Layoa) Hasil Wawancara - Metode yang digunakan biasanya yaitu ceramah dan diskusi. Pernah juga dilakukan menggunakan metode kursus tani dan demonstrasi plot. Namun karena biayanya cukup mahal sehingga yang sering dilaksankan hanya dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. - Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam berusahatani. - Sebagai petani dan pengurus Posluhdes manfaat yang saya peroleh cukup banyak, saya dapat percaya diri mengemukakan pendapat di depan umum, informasi yang saya dapatkan kemudian saya apikasikan dan hasilnya sangat memuasakan. Dulunya pada saat musim panen padi saya sering gagal panen namun sekarang tidak lagi berkat informasi yang saya peroleh dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan diposluhdes. Selain itu, kamipun mulai perlahan-lahan meninggalkan kebiasaan lama kami dalam berusahatani dengan menggunakan inovasi baru jajar legowo yang jauh lebih modern dan menguntungkan bagi kegiatan usahatani kami. Tingkat kegagalan hasil semakin rendah dan hasil produksi seperti padi semakin meningkat hingga 1 ton/ha. - Adapun permasalahan yang dihadapi yaitu partisipasi masyarakat yang kurang dari jumlah yang datang tidak sebanding dengan yang diundang dan jumlah kelompok tani dan gapoktan di desa layoa dan adanya pemaknaan yang salah dari petani yang menganggap kegiatan dilaksanakan hanya untuk pengurus kelompok saja sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan tidak merata akibat kurangnya tingkat kehadiran dan minat petani untuk mengikuti kegiatan di posluhdes. Kegiatan masih difasilitasi oleh penyuluh dan bantuan modal dari pemerintah. Kegiatan kursus tani dan pembuatan demplot jarang dilaksanakan akibat biaya yang diperlukan sangat besar dan biasa terjadi kegagalan saat pembuatan demplot akibat faktor cuaca, serta tidak adanya sekertariat posluhdes seperti dulu sehingga kegiatan dilaksanakan di Kantor Desa. - Upaya-upaya yang telah pengurus posluhdes lakukan bersama penyuluh lapangan yaitu melaksankan kegiatan dengan menyesuaikan waktu luang petani agar petani dapat menghadiri kegiatan yang dilaksanakan. - Kegiatan yang sudah dilaksanakan di posluhdes itu seperti kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin. - Kegiatan penyuluhan, dalam kegiatan ini fasilitator memberikan materi sesuai dengan kebutuhan petani dengan metode ceramah dan diskusi. Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, fasilitator menggunakan alat bantu berupa gambar cara tanam legowo 2:1 yang berguna untuk mempermudah petani memahami maksud yang ingin disampaikan. Lalu ada Kegiatan pertemuan rutin kegiatan pertemuan yang diadakan dalam sekali sebulan dikantor desa dengan mengumpulkan anggota poktan/gapoktan dan didamping oleh penyuluh pertanian dan swadaya. Dalam pertemuan rutin ini, petani melaporkan hasil kegiatan usahatani dalam sebulan lalu bersama-sama dengan penyuluh sebagai fasilitator melakukan evaluasi kegiatan serta dari diskusi, petani saling bertukar pikiran dan informasi dan fasilitatorpun mengarahkan dan mendampingi selama proses kegiatan berlangsung dan kegiatanpun berlangsung dengan baik dengan adanya tukar informasi antar petani dan juga penyuluh. - Seperti yang saya katakan tadi, kegiatan baik penyuluhan maupun pertemuan rutin dilaksankan sebulan sekali di Kantor Desa.

104 No Pelaksanaan Wawancara Subjek/Informan 4. 5 Juni 2017 Bapak H. Ruddin (Petani Desa Layoa) Hasil Wawancara - Pelaksana kegiatan kami pengurus Posluhdes bersama penyuluh lapangan Desa Layoa. Penyuluh membantu kami dalam meyampaikan materi penyuluhan kepada petani yang hadir dan memberikan pendampingan pada setiap pertemuan yang dilaksanakan Posluhdes karena kami Pengurus merasa masih belum mampu membawakan materi, kami juga masih belajar. - Materi yang diberikan tentang sistem tanam jajar Legowo 2:1, penanaman hingga pemanenan sesuai anjuran pada tanaman padi dan evaluasi kegiatan usahatani selama sebulan. Pemilihan materi penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan petani dan kondisi di Desa Layoa saat ini. - Metode yang digunakan lebih banyak ceramah dan diskusi karena biayanya relatif murah. - Tujuan pelaksanaan kegiatan yaitu peningkatan pengetahuan, keterampilan serta perubahan sikap petani dalam berusahatani. - Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti kegiatan di Posluhdes cukup banyak yaitu pengetahuan dan keterampilan saya semakin bertambah saya dan petani lainnyapun yang mengikuti kegiatan di Posluhdes telah menerapkan inovasi seperti jajar legowo 2:1 dan cara panen serta pemberantasan hama penyakit pada tanaman padi yang dianjurkan oleh penyuluh pertanian lapangan sebagai fasilitator. Selain itu kami dapat lebih mudah memperoleh informasi dari kegiatan yang dilaksanakan. - Permasalahan yang dihadapi diantaranya tingkat partisipasi petani masih kurang sehingga pencapaian sasaran kurang optimal hal ini dikarenakan partisipasi petani masih sangat kurang dalam kehadiran disetiap kegiatan hanya ketua kelompok, sangat jarang ada anggota kelompok yang hadir. Hal ini mungkin dikarenakan kesibukan anggota kelompok tani yang berbeda-beda sehingga tidak sempat mengikuti kegiatan di posludes sehingga peningkatan pengetahuan tidak dialami semua petani karena kurangnya minat petani ikuti kegiatan di Posluhdes. Kegiatan akan terlaksana ketika penyuluh lapangan yang memfasilitasi dan ruang pertemuan yang masih mengandalkan kantor desa. Seringkali ada pertemuan yang ingin dilaksanakan namun pada saat itu ada kegiatan yang dilakukan oleh kantor desa akibatnya terjadi penundaan dan penguruspun merasa kurang nyaman melakukan kegiatan di kantor desa. - Upaya yang telah dilakukan yaitu mengadakan kegiatan sesuai waktu petani dan dilaksanakan terus menerus setiap bulannya agar posluhdes tetap aktif. Diawal tahun juga kami mengadakan kegiatan pertemuan yang membahas tentang Tugas dan fungsi Posluhdes yang diharapkan dengan kegiatan ini petani dapat memahami keberadaan Posluhdes di Desa Layoa. - Kegiatan yang saya ikuti diposluhdes yaitu pertemuan rutin dan kegiatan penyuluhan. - Kegiatan penyuluhan, seperti biasa penyuluh memberikan penyuluhan dan ada diskusi bersama setelah penyuluh memberikan materi penyuluhan agar kami lebih mudah memahami maksudnya. Kemudian Kegiatan pertemuan rutin itu diadakan setiap satu kali sebulan dengan mengundang anggota kelompok tani yang ada didesa layoa. Dalam kegiatan tersebut kami saling bertukar informasi dan pengalaman melalui diskusi dan membahas mengenai kegiatan usahatani yang kami lakukan dan masalah-masalah yang kami temui dilapangan. - Kegiatan dilaksankan sebulan sekali di Kantor Desa.

105 - Yang memfasilitasi kegiatan yaitu penyuluh dan pengurus Posluhdes. No Pelaksanaan Wawancara Subjek/Informan Hasil Wawancara - Selama ini materi penyuluhan yang diberikan seperti cara tanam legowo 2:1, cara pemupukan, cara memberantas hama seperti tikus, cara panen sesuai anjuran penyuluh dan pertemuan biasa untuk membahas kegiatan yang telah kami lakukan setiap bulannya dan kalau ada masalah dipecahkan melalui diskusi. - Metodenya ada ceramah dan diskusi, tapi pernah juga ada kursus tani dan demplot. - Tujuan nya kalau menurut saya agar kami petani lebih memiliki pengetahuan yang luas dalam berusahatani. - Manfaat yang saya peroleh yaitu peningkatan pengetahuan dalam berusaha tani khususnya dalam memberantas hama yang biasa menggangu di sawah, berkat kegiatan di Posluhdes sayapun dapat mengetahui cara mengatasi permasalahan tersebut. Dan sayapun lebih terampil dalam mengelolah lahan saya. - Adapun permasalahan yang dihadapi yaitu tingkat partisipasi petani masih kurang dalam mengikuti kegiatan akibat kesibukan petani yang berbeda-beda sehingga peningkatan pengetahuan tidak dialami semua petani karena masih kurangnya minat petani untuk mengikuti kegiatan di Posluhdes. serta yang kurang memadahi adalah ruang pertemuan yang biasa ini ditempatkan di kantor desa karena kami kurang nyaman melakukan kegiatan di kantor desa karena takut menggangu kegiatan lain di kantor desa Juni 2017 Bapak Sala (Petani Desa Layoa) - Adapun kegiatan yang saya pernah ikuti kalau tidak salah itu pertemuan dan penyuluhan. - Kalau penyuluhan seperti biasa penyuluh membawakan materi dan kita diskusi. Kegiatan pertemuan rutin itu seperti pertemuan biasa yang dihadiri penyuluh dan petani kemudian kita diskusi bersama dan saling bertukar pikiran. - Dilaksanakan sebulan sekali di Kantor Desa. - Yang memfasilitasi kegiatan yaitu bapak willi bersama pengurus Posluhdes yaitu pak kali dan pak razak. - Materi penyuluhan yang diberikan seperti cara tanam legowo 2:1, cara pemupukan, cara memberantas hama seperti tikus, cara panen sesuai anjuran penyuluh. Kemudian ada pertemuan untuk membahas kegiatan yang telah kami lakukan setiap bulannya dan kalau ada masalah dipecahkan bersama melalui diskusi. - Metodenya ada ceramah dan diskusi - Tujuannya kalau menurut saya yaitu meningkatkan pengetahuan petani dalam bertani. - Manfaat yang saya peroleh cukup banyak dari segi pengetahuan saya banyak memperoleh informasi yang baru yang sangat berguna bagi usahatani saya. saya dulu masih mengunakan cara-cara lama yaitu tandur jajar dalam berusaha tani kini sudah menggunakan cara modern seperti legowo 2:1 dan hasilnya tanam padi saya tidak terdapat banyak serangan hama penyakit yang sangat merugikan. - Permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya minat petani mengikuti kegiatan di Posluhdes hal ini bisa dilihat dari partisipasi petani ikut kegiatan masih kurang karena yang hadir cuma 1 sampai 2 orang dari 1 kelompok tani. dan ruang pertemuan yang masih menggunakan Kantor Desa sehingga sering kali kami kurang nyaman.

106 No Pelaksanaan Wawancara Subjek/Informan 6. 8 Juni 2017 Bapak Arifuddin (Petani Desa Layoa) Hasil Wawancara - Kegiatan di posluhdes itu seperti pertemuan dan penyuluhan. - Kalau penyuluhan, dalam kegiatan ini seperti biasa kita diberi materi kemudian diperlihatkan gambar-gambar yang menunjang, terus diperlihatkan jenis pupuk yang baik dipergunakan lalu kita diskusi. Kalau Kegiatan pertemuan diadakan juga setiap sebulan sekali dikantor desa dengan mengumpulkan petani untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan kalau ada masalah diselesaikan didalam pertemuan itu. - Dilaksanakan sebulan sekali di Kantor Desa. - Yang memfasilitasi kegiatan yaitu pengurus Posluhdes dibantu penyuluh pak willy. - Materi penyuluhan yang diberikan seperti cara tanam legowo 2:1, cara pemupukan, cara memberantas hama seperti tikus, cara panen sesuai anjuran penyuluh. Selebihnya hanya pertemuan biasa untuk membahas kegiatan yang telah kami lakukan setiap bulannya dan kalau ada masalah dipecahkan melalui diskusi. - Metodenya ada ceramah dan diskusi - Tujuan nya kalau menurut saya yaitu meningkatken pengetahuan petani dalam berusahatani - Manfaatnya yah pengetahuan saya semakin bertambah banyak. sekarang sudah mulai berani menggunakan teknologi baru jajar legowo 2:1 karena jauh lebih menguntungkan dari hasil panen dan tingkat kegagalan hasil yang rendah. - Permasalahan yang dihadapi yaitu tingkat partisipasi petani masih kurang karena yang datang biasanya hanya pengurus kelompok tani itupun hanya satu orang yang hadir dan ruang pertemuan di Posluhdes masih mengandalkan kantor desa padahal dulunya ada tempatnya di saroanging II.

107 LAMPIRAN FOTO KEGIATAN POSLUHDES SIKATUTUI Pertemuan Rutin Dan Kegiatan Penyuluhan

108 LAMPIRAN Foto Informan Penelitian

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da No.124, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyuluhan Pertanian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/SM.200/1/2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN

Lebih terperinci

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI OLEH: RESLILA SITOPU 080309057 PKP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN -1- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 28/Permentan/OT.140/4/2012 TANGGAL : 23 April 2012 PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai amanat

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU 15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension PERSEPSI PENYULUH DAN PETANI TERHADAP PENTINGNYA PERAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA THE PERCEPTIONS AGRICULTURAL EXTENSION FIELD AND

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL 2-8 - 2011 PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT I. LATAR BELAKANG Mayoritas masyarakat Kabupaten Garut bermata

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENYULUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENUYUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI (Studi Kasus : Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode. No.489, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/12/2009 TENTANG METODE PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI EKSISTENSI DAN KINERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU SKRIPSI

MONITORING DAN EVALUASI EKSISTENSI DAN KINERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU SKRIPSI i MONITORING DAN EVALUASI EKSISTENSI DAN KINERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU SKRIPSI OLEH : ABDILLAH AL HAZMI 110304009 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2014 KEMEN KP. Penyuluh Perikanan. Swasta. Swadaya. Pemberdayaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan

TINJAUAN PUSTAKA. dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan TINJAUAN PUSTAKA Penyuluhan Pertanian Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberi dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUARA ENIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SKRIPSI OLEH: ADIL TRIANI DAELY

MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SKRIPSI OLEH: ADIL TRIANI DAELY MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SKRIPSI OLEH: ADIL TRIANI DAELY 050309027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2010 Kementerian Pertanian. Pelatihan. Pertanian Swadaya. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2010 Kementerian Pertanian. Pelatihan. Pertanian Swadaya. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2010 Kementerian Pertanian. Pelatihan. Pertanian Swadaya. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/PP.410/1/2010 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 15 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH 1 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Priyanto (2011), tentang Strategi Pengembangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

Oleh : Dewi Mutia Handayani A ANALISIS PROFITABILITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MENURUT LUAS DAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Dewi Mutia Handayani

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH

PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum UU SP3K No.16 Tahun 2006 pasal 1 ayat (2) Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Penyuluhan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PROGRAM INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi nasional terutama sebagai penyedia pangan rakyat Indonesia. Pertanian juga berkontribusi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan pertanian yang dicanangkan pada tahun 2005 merupakan salah satu langkah mewujudkan tujuan pembangunan yaitu

Lebih terperinci

PERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR

PERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan,

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI SERTA STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KELOMPOK TANI DAN MASYARAKAT KETAN MAS DI DESA PONTANG KEC. AMBULU KAB.

MOTIVASI PETANI SERTA STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KELOMPOK TANI DAN MASYARAKAT KETAN MAS DI DESA PONTANG KEC. AMBULU KAB. MOTIVASI PETANI SERTA STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KELOMPOK TANI DAN MASYARAKAT KETAN MAS DI DESA PONTANG KEC. AMBULU KAB. JEMBER SKRIPSI Oleh M. B I S R I M U S T O F A NIM. 031510201027 JURUSAN SOSIAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi mempunyai peranan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyuluh Kehutanan. Swasta. Swadaya Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.42/MENHUT-II/2012 TENTANG PENYULUH

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN LAPANGAN

ANALISIS PERAN DAN DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN LAPANGAN ANALISIS PERAN DAN DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN LAPANGAN ANALYSIS OF THE ROLE AND IMPACT OF EXTENSION AGRICULTURE FIELD Oleh : JURISTYA KURNIAWAN NIM: 522008018 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Agroekoteknologi,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur PERANAN DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM PEMBINAAN SENTRA USAHA KECIL PRODUKSI TEMPE DI KELURAHAN TENGGILIS MEJOYO KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO PEMERINTAH KOTA SURABAYA. SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH : SRI ARIANI SAFITRI 090304038 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor pertanian. Sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor pertanian. Sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia bekerja di bidang pertanian, sehingga Indonesia merupakan masuk pada kategori negara yang sedang berkembang hingga saat ini. Di negara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2013 No. A SASARAN INDIKATOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian subsektor perkebunan mempunyai arti penting dan strategis terutama di negara yang sedang berkembang, yang selalu berupaya: (1) memanfaatkan kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berubahnya orientasi usahatani dapat dimaklumi karena tujuan untuk meningkatkan pendapatan merupakan konsekuensi dari semakin meningkatnya kebutuhan usahatani dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment

Lebih terperinci

2016, No Kehutanan tentang Penyuluh Kehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199

2016, No Kehutanan tentang Penyuluh Kehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199 No.1410, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Penyuluh Kehutanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2016 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis OLEH: NAEMA K. H. GORANG MAU S641408013 PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 TINGKAT DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan

Lebih terperinci

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI KABUPATEN LANGKAT

MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI KABUPATEN LANGKAT MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI KABUPATEN LANGKAT (Studi Kasus : Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian) SKRIPSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/PP.410/1/2010 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PELATIHAN PERTANIAN SWADAYA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/PP.410/1/2010 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PELATIHAN PERTANIAN SWADAYA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 0/Permentan/PP.4//0 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PELATIHAN PERTANIAN SWADAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) SKRIPSI

PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) (Studi Kasus: Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH : DAVID PAKPAHAN 070309031

Lebih terperinci

Perilaku Wirausaha Pada Pedagang Makanan Pecel di Sepanjang Jalan Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember SKRIPSI

Perilaku Wirausaha Pada Pedagang Makanan Pecel di Sepanjang Jalan Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember SKRIPSI Perilaku Wirausaha Pada Pedagang Makanan Pecel di Sepanjang Jalan Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember SKRIPSI Oleh Anni Ulfatur R NIM 100210301059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A14104038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Mochamad Wekas Hudoyo, APi, MPS Penyuluh Perikanan Madya PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 ANALISIS BLACK BOX SISTEM PENYULUHAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN SERTA PROYEKSI KOMODITAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh Lusia Koli Moru NIM. 00151020228 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 i ii KATA PENGANTAR Pengembangan

Lebih terperinci

STRATEGI PEDAGANG KOPI TERMOS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA (Studi Deskriptif di Alun - Alun Jember)

STRATEGI PEDAGANG KOPI TERMOS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA (Studi Deskriptif di Alun - Alun Jember) STRATEGI PEDAGANG KOPI TERMOS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA (Studi Deskriptif di Alun - Alun Jember) STRATEGY OF COFFE S THERMOS TRADER TO SUFFICIENT FAMILY NEED (Descriptive Studies in Alun - Alun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan otonomi,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEEN HALMAHERA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KERUPUK OPAK SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KERUPUK OPAK SKRIPSI ANALISIS KELAYAKAN USAHA KERUPUK OPAK (Kasus : Desa Sukasari, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI REFIKA MEILITHA SARI HARAHAP 100304124 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

DINA YULIANA. dalam pemberdayaan perempuan oleh BPP melalui KWT Mekar Asri di Dusun Mekar

DINA YULIANA. dalam pemberdayaan perempuan oleh BPP melalui KWT Mekar Asri di Dusun Mekar PEMBERDAYAAN PEREMPUAN OLEH BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) MELALUI KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MEKAR ASRI DI DUSUN MEKAR MUKTI DESA PASIRMUKTI KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA DINA YULIANA ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) RONALD FRANSISCO MARBUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. membangun dari pembaca yang nantinya berguna di hari yang akan datang.

KATA PENGANTAR. membangun dari pembaca yang nantinya berguna di hari yang akan datang. ABSTRAK Nama : Rizki Ibrahim Nim : 2014-58-022 Judul : Strategi Produser dan Tim Kreatif Program Acara Buah Hatiku Sayang TVRI dalam Menjaga Eksistensinya Hingga Saat ini Jumlah Halaman : 109 halaman,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENYULUHAN DAN KEBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

PENYULUHAN DAN KEBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU PENYULUHAN DAN KEBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU THE ROLE AND EMPOWERMENT INDEPENNDENT SMALL HOLDER FARMERS OF RUBBER IN KELAYANG SUB-DISTRICT INDRAGIRI

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT t BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG TATA KERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K), bahwa Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Lebih terperinci

OLEH : MEYLANY SINAGA PKP

OLEH : MEYLANY SINAGA PKP EVALUASI PELAKSANAAN METODE PARTISIPATIF DALAM KEGIATAN PENYULUHAN PROGRAM SISTEM LEGOWO 4:1 PADA PETANI PADI SAWAH DI DESA JANGGIR LETO KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI OLEH : MEYLANY SINAGA

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) (Studi Kasus: Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH: SEPTRIA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI UBI KAYU (Manihot esculanta) (Studi Kasus : Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH : SUCI HANDAYANI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Konsep tentang kinerja atau prestasi kerja telah banyak dikemukakan oleh para ahli seperti Hasibuan dalam Yamin (2010), menyatakan bahwa kinerja atau prestasi

Lebih terperinci

Sistem Hutang Piutang pada Masyarakat Miskin di Desa Pikatan Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo

Sistem Hutang Piutang pada Masyarakat Miskin di Desa Pikatan Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo Sistem Hutang Piutang pada Masyarakat Miskin di Desa Pikatan Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo SKRIPSI Oleh Wilda Maghfiro NIM 090210301032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci