tanggal 31 Januari XVII. Pencanangan Zona Integritas menuju WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi)... XVIII. Integritas Layanan Publik Badan POM...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "tanggal 31 Januari 2012... XVII. Pencanangan Zona Integritas menuju WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi)... XVIII. Integritas Layanan Publik Badan POM..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Sambutan Kepala Badan POM R.I.... iv Pendahuluan... 1 I. Hasil Pengawasan Keamanan, Khasiat dan Mutu Produk Terapetik/ Obat... 3 II. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)... III. Pelantikan Inspektur CPOB dan CDOB... IV. Hasil Pengawasan Keamanan, Manfaat dan Mutu Obat Tradisional... V. Hasil Pengawasan Keamanan, Manfaat dan Mutu Produk Suplemen Makanan... VI. Hasil Pengawasan Keamanan, manfaat dan Mutu Produk Kosmetik... VII. Hasil Operasi Pengawasan Keamanan dan Mutu Produk Pangan VIII. Rencana Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Aman, Bermutu dan Bergizi IX. Hasil Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun X. Intensifikasi Pangan Menjelang Natal 2012 dan Tahun Baru XI. Hasil Investigasi Awal dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan... XII. Hasil Operasi Pangea V... XIII. Operasi Gabungan Nasional (OBGABNAS)... XIV. Pemusnahan Obat dan Makanan Ilegal... XV. Hasil Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (Tim TPBB) XVI. Pencanangan Elektronisasi Sistem Registrasi (e-reg) Pangan Low Risk berbasis web dan Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP) secara elektronik pada

2 tanggal 31 Januari XVII. Pencanangan Zona Integritas menuju WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi)... XVIII. Integritas Layanan Publik Badan POM... XIX. Badan POM Kembali meraih WTP untuk Laporan Keuangan Tahun Anggaran XX. Badan POM mengikuti Kompetisi Open Government Indonesia (OGI)... XXI. National Regulatory Authority (NRA) Assessment oleh WHO... XXII. Indonesia Menjadi Anggota PIC/S... XXIII. Pengembangan Riset di Bidang Obat dan Makanan... XXIV. Pengembangan Jamu dan Obat Asli Indonesia... XXV. Optimalisasi Pemberdayaan Mitra Kerja dan Masyarakat 1. Publikasi Hasil-hasil Pengawasan dalam bentuk Siaran Pers/Peringatan Publik, Pameran dan Wawancara Layanan Pengaduan Konsumen dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kegiatan Badan POM Sahabat Ibu... XXVI. Perkuatan Peraturan Perundang-undangan Pengawasan Obat dan Makanan. XXVII. Pengembangan dan Penerapan QMS Badan POM... XXVIII. Reformasi Birokrasi Badan POM. 1. Kemandirian Balai Besar/ Balai POM Manajemen Perubahan Learning Organization... XXIX. Penutup

3

4 SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Berkat rahmat Allah SWT buku saku Report to the Nation : Laporan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan RI Tahun 2012 ini dapat diterbitkan. Buku ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi Kementerian/Lembaga dan masyarakat yang memerlukan informasi tentang hasil pengawasan obat dan makanan. Pengawasan obat dan makanan merupakan bagian integral dari upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Misi Badan POM dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan kesehatan dituangkan dalam sistem pengawasan full spectrum mulai dari pre-market hingga post-market control yang disertai dengan upaya penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Badan POM tidak dapat bertindak sebagai single player. Kerja sama dengan berbagai lintas sektor terutama Pemerintah Daerah diperlukan untuk memperluas cakupan pengawasan obat dan makanan. Semoga buku ini dapat menjadi gambaran kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan RI agar tercipta pemahaman dan kerja sama dengan semua lintas sektor terkait demi terlaksananya pengawasan obat dan makanan yang efektif dalam rangka terciptanya perlindungan masyarakat dari produk obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/ khasiat, dan mutu. Jakarta, Januari 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI KEPALA, NIP Dra Lucky S. Slamet, M.Sc

5 REPORT TO THE NATION : LAPORAN KINERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI TAHUN 2012 Pendahuluan Pengawasan obat dan makanan menghadapi lingkungan strategis yang semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekspektasi masyarakat, perdagangan global, perubahan life style, era perdagangan bebas berimplikasi signifikan pada strategi dan kebijakan pengawasan obat dan makanan yang harus ditetapkan. Untuk itu, Badan POM telah menetapkan strategi pengawasan obat dan makanan yaitu: 1. Peningkatan intensitas pengawasan pre-market obat dan makanan untuk menjamin keamanan, khasiat/ manfaat dan mutu produk. 2. Penguatan sistem, sarana dan prasarana laboratorium obat dan makanan. 3. Peningkatan pengawasan post market obat dan makanan. 4. Pemantapan regulasi dan standar di bidang pengawasan obat dan makanan. 5. Pemantapan peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di bidang tindak pidana obat dan makanan. 6. Perkuatan institusi 7. Peningkatan kerjasama lintas sektor dalam rangka pembagian peran Badan POM dengan lintas sektor terkait. Peran Strategis Badan POM RI Peran strategis Badan POM RI dalam mendukung RPJM diwujudkan melalui dua komponen utama pengawasan yaitu: 1. Memberikan perlindungan konsumen dari produk obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/ khasiat dan mutu. 2. Meningkatkan daya saing mutu produk obat dan makanan di pasar lokal maupun global. Hal ini sejalan dengan agenda Pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Arah Kebijakan Badan POM RI 1. Perkuatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Nasional 2. Perwujudan Laboratorium Badan POM yang Modern dan Handal 3. Peningkatan Kompetensi, Profesionalisme, dan Kapabilitas SDM 4. Peningkatan Kapasitas Manajemen Badan POM 5. Pengembangan Institusi Badan POM yang Kredibel dan Unggul 6. Pemantapan Jejaring Lintas Sektor dalam Pengawasan Obat dan Makanan 7. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI secara konsisten melaksanakan mandatnya dalam menjamin keamanan, khasiat/manfaat dan mutu produk obat dan makanan melalui pengawasan full spectrum yang terdiri dari penilaian pre-market produk, sertifikasi sarana produksi, pengawasan post-market produk dan sarana, sampling dan pengujian, serta sekaligus melakukan pengamanan pasar dalam negeri dari produk obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat, mutu, dan ilegal/palsu. Penegakan hukum dan pemberdayaan

6 masyarakat (community empowerment) merupakan bagian dari pengawasan yang dilakukan Badan POM. Badan POM juga memberikan bimbingan teknis/dukungan regulatory kepada pelaku usaha bidang Obat dan Makanan dalam upaya meningkatkan pemenuhan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku sehingga mampu bersaing di pasar global. Disamping itu, Badan POM terus berupaya meningkatkan profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas pelayanan publik Badan Pengawas Obat dan Makanan RI dalam rangka terciptanya Good Governance and Clean Government. Fokus Prioritas Badan POM RI 1. Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik. 2. Perkuatan Pengawasan Post Market Obat dan Makanan. 3. Peningkatan Efektivitas Pengawasan Produk Obat dan Makanan Ilegal. 4. Perkuatan Regulasi dan Standar Pengawasan Obat dan Makanan. 5. Revitalisasi Pengujian Laboratorium pengawasan Obat dan Makanan. 6. Peningkatan Pendidikan Lanjutan S2/S3. 7. Peningkatan Kompetensi teknis. 8. Pengembangan dan Penerapan QMS Badan POM. 9. Pengembangan dan Penerapan QMS unit-unit. 10. Peningkatan Penerapan Reformasi Birokrasi. 11. Pengembangan dan Penerapan IT dalam rangka e-government. 12. Restrukturisasi Organisasi Badan POM 13. Implementasi Learning Organization Badan POM. 14. Peningkatan Gerakan menuju PJAS yang Aman, Bermutu, dan Bergizi. 15. Pengembangan Advokasi Kabupaten/ Kota. 16. Peningkatan Iklan Layanan Masyarakat. 17. Penyuluhan lapangan Kelompok Masyarakat tentang Mutu, Keamanan dan Manfaat Obat dan Makanan. A. Hasil Pengawasan Keamanan, Khasiat dan Mutu Produk Terapetik/ Obat

7 Penilaian pre-market terhadap keamanan, khasiat dan mutu serta pemberian persetujuan izin edar obat copy (sejenis) dan obat inovasi baru dengan batas waktu sesuai yang ditetapkan. Pada tahun 2012, jumlah obat copy yang dinilai dan diberikan persetujuan mencapai 35,78% dari berkas yang masuk, dengan persentase ketepatan waktu mencapai 75,10%. Pemberian izin edar untuk obat baru dan PB mencapai 26,20% dari 603 berkas yang masuk, dengan persentase ketepatan waktu mencapai 76,17%. Pemberian surat persetujuan Perubahan atau pembaharuan izin edar untuk registrasi variasi Obat dan Produk Biologi mencapai 52,12% dari berkas yang masuk dengan persentase ketepatan waktu mencapai 73,67%. Pelaksanaan Registrasi Obat Baru dan Produk Biologi Obat baru adalah obat dengan zat aktif baru, zat tambahan baru, kekuatan baru, kombinasi baru yang belum pernah disetujui di Indonesia. Evaluasi Obat baru meliputi evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan berdasarkan data ilmiah yang diserahkan, berupa data preklinik, data klinik serta data penunjang lain. Mutu obat dinilai terhadap proses produksi sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), serta spesifikasi dan metode pengujian terhadap semua bahan baku, produk obat dan bahan kemasan. Evaluasi juga dilakukan terhadap informasi obat dan Pelaksanaan Registrasi label. Obat Copy Obat copy atau obat generik, adalah obat yang mengandung zat aktif dengan kekuatan, bentuk sediaan, rute pemberian, indikasi dan posologi sama dengan obat baru yang sudah disetujui di Indonesia. Evaluasi obat copy ditekankan pada aspek mutu dan data ekivalensi dibandingkan dengan obat baru (inovator) dan kebenaran informasi produk. Pelaksanaan Registrasi Variasi Obat dan Produk Biologi Variasi adalah perubahan terhadap aspek apapun pada produk terapetik, termasuk tetapi tidak terbatas pada perubahan formulasi, metoda, manufaktur, spesifikasi untuk obat dan bahan baku, wadah, kemasan dan penandaan. Pengawasan post-market pada tahun 2012 melalui sampling dan pengujian laboratorium atas Obat (termasuk Narkotika dan Psikotropika) yang beredar dengan hasil 99,42% Obat Memenuhi Syarat dan 0,58% Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dari sampel. Hal ini telah ditindaklanjuti dengan peringatan dan penarikan dari peredaran (recall).

8 Pengujian Sampel Pemeriksaan pre dan post market pada tahun 2012 terhadap sarana produksi dilakukan utamanya untuk menjamin kepatuhan implementasi Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB), melalui inspeksi terhadap 112 Industri Farmasi (IF). Tindak lanjut terhadap hasil inspeksi diberikan sanksi administrasi sebanyak 21 sanksi berupa: 11 Peringatan (P) dan 9 Peringatan Keras (PK) dan 1 Penghentian Sementara Kegiatan (PSK). Tindak lanjut terhadap hasil inspeksi pre-market pada tahun 2012 adalah pemberian 2 rekomendasi Izin Industri Farmasi untuk calon industri farmasi dan penerbitan 140 sertifikat untuk 47 IF, dengan rincian sebagai berikut: 1). Sertifikasi sebanyak 29 sertifikat untuk 47 IF, 2).Resertifikasi sebanyak 111 sertifikat. Pengawasan rutin post market terhadap penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dari sarana distribusi pada tahun 2012, menunjukkan 254 (79,38%) Pedagang Besar Farmasi (PBF) Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK), (82,80%) apotik Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK), 501 (82,27%) Toko Obat Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK), dan 617 (86,90%) Sarana Pelayanan Kesehatan Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK). Pelanggaran yang dilakukan oleh PBF telah ditindaklanjuti dengan sanksi

9 peringatan, peringatan keras, penghentian sementara kegiatan, dan rekomendasi pencabutan izin sarana. Sedangkan pelanggaran yang dilakukan oleh Apotek, Toko Obat dan Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya telah ditindaklanjuti dengan rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diberikan sanksi berupa pembinaan, peringatan, peringatan keras, penghentian sementara kegiatan, dan pencabutan izin sarana. Pada tahun 2012, Badan POM telah melaksanakan evaluasi Surat Keterangan Impor (SKI) dan menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk berbagai komoditi antara lain bahan kimia, vaksin, bahan baku pembanding, obat jadi impor, bahan baku tambahan obat, PKRT, bahan baku obat dan analisis laboratorium.

10 Pada tahun 2012, telah dilakukan pre-review terhadap 418 permohonan iklan obat, disetujui 342 (81,82%), 20 (4,78%) usulan iklan obat ditolak dan 56 (13,40%) memerlukan perbaikan. Selain pre-review, juga dilakukan pengawasan iklan obat sesudah beredar (post review) pada beberapa jenis media antara lain media cetak, televisi dan radio sejumlah iklan. Hasil pengawasan yaitu 565 (23,88%) iklan TMK dan telah ditindaklanjuti dengan Peringatan 551 (97,52%) dan Peringatan Keras 14 (2,48%).

11 Pengawasan terhadap penandaan obat menunjukkan dari sediaan obat yang diawasi, terdapat 501 (2,92%) tidak memenuhi ketentuan (TMK) dan (97,07%) memenuhi ketentuan (MK) berdasarkan jenis penandaan dus, brosur, strip/blister, etiket, catch cover/amplop dan ampul/vial. Pada tahun 2012, sarana produksi narkotika, psikotropika dan prekursor yang telah diperiksa sebanyak sarana yang terdiri dari 13 sarana produksi dengan hasil pemeriksaan yang memenuhi ketentuan (MK) 1 sarana (7,69%) dan tidak memenuhi ketentuan (TMK) 12 sarana (92,31%). Terhadap sarana yang TMK tersebut telah dilakukan tindak lanjut berupa pemberian sanksi peringatan sejumlah 1 sarana (8,33%) dan peringatan keras sejumlah 11 sarana (91,67%). Sarana distribusi narkotika, psikotropika dan prekursor yang telah diperiksa sebanyak 255 sarana dengan hasil pemeriksaan yang memenuhi ketentuan 134 sarana (52,55%) dan tidak memenuhi ketentuan 121 sarana (47,45%). Terhadap sarana yang TMK tersebut telah dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan sejumlah 45 sarana (37,19%), peringatan sejumlah 35 sarana (28,93%), peringatan keras sejumlah 37 sarana (30,58%), penghentian sementara kegiatan sejumlah 4 sarana (3,31%). Sarana pelayanan kesehatan pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor yang telah diperiksa sebanyak sarana terdiri dari Apotek, 282 Rumah Sakit, 391 Puskesmas, 123 Gudang Farmasi, 7 dokter/medical representative dan 59 Klinik/Balai Pengobatan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, sarana yang memenuhi ketentuan sebanyak 887 sarana (33,53%) dan yang tidak memenuhi ketentuan sebanyak sarana (66,47%). Terhadap sarana yang TMK tersebut telah dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan sejumlah 873 sarana (49,66%), rekomendasi peringatan sejumlah 676 sarana (38,45%), rekomendasi peringatan keras sejumlah 167 sarana (9,50%) dan rekomendasi penghentian sementara kegiatan sejumlah 42 sarana (2,93%). B. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

12 Dalam rangka pengawasan aspek keamanan obat pasca pemasaran, dilakukan pemantauan penggunaan obat melalui pelaporan sukarela dari petugas kesehatan terkait efek obat yang tidak dikehendaki, utamanya efek samping obat yang belum diketahui pada saat obat diberikan persetujuan ijin edar. Jumlah laporan ESO yang diterima pada tahun 2012 adalah laporan yang berasal dari beberapa sumber antara lain tenaga kesehatan di rumah sakit dan puskesmas serta Industri Farmasi. Peningkatan pelaporan ESO secara signifikan dari industri farmsai yang meningkat dari tahun 2011 sebanyak 25 menjadi 169 di tahun Hal ini sebagai dampak upaya sosialisasi Badan POM RI yang lebih komprehensif tentang peran dan tanggung jawab Industri Farmasi sebagai pemegang izin edar dalam memantau keamanan obat sesudah beredar. C. Pelantikan Inspektur CPOB dan CDOB Pelantikan Inspektur CPOB dan CDOB Kepala Badan POM RI melantik Inspektur Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) pada saat Rapat Evaluasi Nasional Badan POM Tahun 2012, hari Jumat 2 November 2012 di Bali. Pada pelantikan ini, 19 orang Inspektur yang terdiri dari 9 orang Inspektur CPOB dan 10 orang Inspektur CDOB diambil sumpahnya dengan disaksikan oleh Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA serta Inspektur Badan POM. D. Hasil Pengawasan Keamanan, Manfaat dan Mutu Obat Tradisional Pengawasan pre-market dilakukan dengan menilai keamanan, manfaat dan mutu serta pemberian persetujuan ijin edar produk Obat Tradisional. Pada tahun 2012, Badan POM telah mengevaluasi berkas pendaftaran obat tradisional sebanyak berkas yang telah diterima dan memberikan persetujuan ijin edar sebanyak produk Obat Tradisional (OT) yang terdiri dari OT Lokal 956 dan OT Impor 230 produk.

13 Penyelesaian berkas permohonan izin edar produk obat tradisional yang dinilai secara tepat waktu mencapai 93%. Pada tahun 2012 dilakukan pengawasan post-market obat tradisional antara lain dilakukan melalui sampling dan pengujian laboratorium terhadap sampel obat tradisional (lokal dan impor) menunjukkan (23,05%) sampel tidak memenuhi syarat (TMS) mutu dan keamanan karena mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) dan tidak memenuhi persyaratan farmasetik. Tindak lanjut yang dilakukan berupa pembinaan, recall dan pemusnahan produk, pembatalan nomor ijin edar, dan upaya Pro-Justitia. Pemeriksaan terhadap kepatuhan implementasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) terhadap 426 Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dengan hasil 293 (68,78%) IOT dan IKOT tidak memenuhi

14 ketentuan (TMK) dan 47 (11,03%) IOT dan IKOT tutup. Tindak lanjut yang dilakukan berupa pembinaan dan peringatan. Pemeriksaan terhadap sarana distribusi obat tradisional, dengan hasil (30,27%) sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK), dengan tindak lanjut berupa pemusnahan OT mengandung BKO, tanpa ijin edar dan kadaluarsa/ rusak. Tindak lanjut yang diberikan berupa pembinaan, peringatan, peringatan keras dan projustisia. Sarana Distribusi Obat Tradisional Badan POM telah mengeluarkan 120 surat keterangan ekspor (SKE) dan surat keterangan impor (SKI) untuk komoditi obat tradisional baik berupa produk jadi maupun bahan baku.

15 Badan POM juga telah mengeluarkan 163 surat keterangan ekspor (SKE) dan 286 surat keterangan impor (SKI) untuk komoditi obat quasi. Badan POM telah mengeluarkan surat keterangan impor (SKI) untuk komoditi Non Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen berupa bahan baku. Pada tahun 2012, telah dilakukan pre-review terhadap 334 permohonan iklan obat tradisional, yang disetujui sebanyak 286 (86%) iklan obat tradisional, sebanyak 48 (14%) usulan iklan obat tradisional ditolak karena konsep tidak relevan atau tidak sesuai dengan indikasi yang disetujui atau berlebihan dan cenderung menyesatkan. Pengawasan iklan (post audit) obat tradisional terhadap beberapa jenis media antara lain media cetak, televisi, radio, luar ruang dan leaflet/brosur pada tahun 2012 sejumlah Hasil audit menunjukkan proporsi iklan TMK di media cetak sebesar (65,39%); di media televisi sebesar 173 (33,33%);di media radio sebesar 2 (100%); di media luar ruang sebesar 106 (35,81%); dan iklan leaflet/brosur sebesar (72,47%). Proporsi TMK terbanyak adalah pencantuman klaim yang berlebihan. Hal ini telah ditindaklanjuti dengan pembinaan untuk penghentian iklan dan menyarankan penayangan iklan sesuai yang telah disetujui. Pengawasan terhadap penandaan obat tradisional menunjukkan sebesar (40,81%) dari obat tradisional lokal yang diawasi dan 136 (59,91%) dari 227 obat tradisional impor yang diawasi tidak memenuhi ketentuan (TMK). Pelanggaran terbanyak adalah mencantumkan klaim tidak sesuai pada obat tradisional lokal maupun obat tradisional impor. E. Hasil Pengawasan Keamanan, Manfaat dan Mutu Produk Suplemen Makanan Pengawasan pre-market terhadap keamanan, manfaat dan mutu produk suplemen makanan (SM) dan pemberian persetujuan izin edar produk suplemen makanan. Pada tahun 2012, Badan POM telah mengevaluasi berkas pendaftaran suplemen makanan sebanyak berkas yang diterima dan memberikan persetujuan ijin edar sebanyak 591 produk suplemen makanan (SM) yang terdiri dari SM Lokal 429 produk, SM impor 162 produk. Penyelesaian berkas

16 permohonan ijin edar produk suplemen makanan yang dinilai secara tepat waktu mencapai 92%. Pengawasan post-market dilakukan melalui sampling dan pengujian laboratorium terhadap suplemen makanan. Pada tahun 2012, dilakukan pengujian terhadap sampel suplemen makanan dari peredaran, dari hasil pengujian menunjukkan bahwa 43 (0,92%) sampel tidak memenuhi syarat (TMS) mutu.

17 Pemeriksaan terhadap sarana distribusi suplemen makanan menunjukkan bahwa terdapat 273 (13,68%) sarana tidak memenuhi ketentuan (TMK), yang ditindaklanjuti dengan pemusnahan SM mengandung BKO, tanpa ijin edar dan kadaluarsa/rusak. Tindak lanjut yang diberikan berupa pembinaan, peringatan, peringatan keras dan projustisia. Badan POM telah mengeluarkan 307 surat keterangan ekspor (SKE) dan surat keterangan impor (SKI) suplemen makanan baik berupa produk jadi maupun bahan baku. Pada tahun 2012 telah dilakukan pre-review terhadap 280 permohonan iklan suplemen makanan, yang disetujui sebanyak 236 (84%) iklan suplemen makanan, sebanyak 44 (16%) usulan suplemen makanan ditolak karena konsep tidak relevan atau tidak sesuai dengan indikasi yang disetujui atau berlebihan dan cenderung menyesatkan. Pengawasan iklan (post audit) suplemen makanan ke beberapa jenis media antara lain media cetak, televisi, radio, luar ruang dan leaflet/ brosur. Hasil audit menunjukkan proporsi iklan TMK di media cetak sebesar 458 (66%); di televisi sebesar 22 (8%); di radio sebesar 3 (100%); di media luar ruang sebesar 159 (39,26%); dan iklan leaflet/ brosur sebesar (71,33%). Proporsi TMK terbanyak adalah pencantuman klaim yang berlebihan yang ditindaklanjuti dengan pembinaan untuk penghentian iklan dan menyarankan penayangan iklan sesuai yang telah disetujui.

18 Pengawasan terhadap penandaan suplemen makanan menunjukkan sebesar 74 (9,27%) dari 798 suplemen makanan lokal yang diawasi dan 60 (83,33%) dari 72 suplemen makanan impor yang diawasi tidak memenuhi ketentuan (TMK). Pelanggaran terbanyak yang ditemukan pada SM lokal dan Impor adalah mencantumkan klaim yang tidak sesuai. F. Hasil Pengawasan Keamanan, Manfaat dan Mutu Produk Kosmetik Pengawasan pre-market pada tahun 2012 terhadap keamanan, manfaat dan mutu kosmetik dan pemberian nomor notifikasi kosmetik melalui sistem e-notification kepada produk yang terdiri dari Kosmetik Lokal dan Kosmetik Impor dari berkas permohonan yang diterima. Pada tahun 2012, penyelesaian berkas notifikasi produk kosmetik yang tepat waktu mencapai 87,1%.

19 Pengawasan post-market dilakukan melalui sampling dan pengujian laboratorium terhadap kosmetik. Pada tahun 2012, pengujian terhadap sampel kosmetika, dengan hasil 265 (1,12%) tidak memenuhi syarat (TMS) mutu dan keamanan. Tindak lanjut yang dilakukan berupa penarikan kosmetika mengandung bahan berbahaya/ dilarang, pembatalan persetujuan peredaran dan penghentian proses produksi. Pemeriksaan terhadap 177 sarana produksi kosmetik menunjukkan bahwa 22 (12,43%) sarana memenuhi ketentuan, 138 (77,97%) sarana tidak memenuhi ketentuan dan 17 (9,60%) sarana tutup.tindak lanjut yang diberikan berupa pembinaan dan peringatan.

20 Pemeriksaan terhadap sarana distribusi kosmetik menunjukkan bahwa (70,12%) sarana memenuhi ketentuan (MK) dan (29,88%) sarana tidak memenuhi ketentuan (TMK) karena mengedarkan produk yang tidak terdaftar, mengandung bahan berbahaya dan TMK penandaan. Tindak lanjut yang dilakukan terhadap sarana yang tidak memenuhi ketentuan berupa pembinaan, peringatan, pengamanan, pemusnahan produk dan projustisia. Badan POM telah mengeluarkan 388 surat keterangan ekspor (SKE) dan surat keterangan impor (SKI) untuk komoditi kosmetik baik berupa produk jadi maupun bahan baku. Pengawasan iklan (post audit) kosmetik ke beberapa jenis media antara lain media cetak, televisi, radio, luar ruang dan leaflet/ brosur. Hasil audit menunjukkan proporsi iklan TMK di media cetak sebesar 265 (1,71%); di media elektronik sebesar 9 (13,43%); dan di media luar ruang sebesar 0 (0%). Proporsi TMK terbanyak adalah pencantuman klaim yang berlebihan dan menyesatkan dan telah ditindaklanjuti dengan peringatan I, peringatan II, dan peringatan keras. Pengawasan terhadap penandaan kosmetik menunjukkan sebesar (24,22%) dari kosmetik yang diawasi tidak memenuhi ketentuan (TMK). Pelanggaran terbanyak yang ditemukan pada kosmetik adalah tidak mencantumkan nomor batch/kode produksi dan nomor ijin edar sudah habis masa berlakunya.

21 G. Hasil Operasi Pengawasan Keamanan dan Mutu Produk Pangan Penilaian pre-market terhadap keamanan dan mutu pangan olahan yang telah dilakukan pada tahun 2012 melalui loket pendaftaran (pelayanan secara manual) adalah persetujuan pendaftaran pangan olahan dari permohonan, dengan rincian persetujuan untuk produk dalam negeri (MD) dan produk luar negeri (ML). Di samping itu, hasil penilaian pendaftaran pangan olahan melalui aplikasi e-registration sebanyak persetujuan pendaftaran pangan olahan dari permohonan pendaftaran. Penyelesaian penilaian pendaftaran pangan olahan yang tepat waktu untuk pendaftaran melalui pelayanan manual dan e-registration adalah 87%.

22 Pengawasan paska pemasaran (post-market vigilances) melalui sampling dan pengujian laboratorium terhadap sampel makanan yang beredar dengan hasil (14,49%) sampel tidak memenuhi syarat (TMS) mutu dan keamanan. Untuk produk MD dan ML ditindaklanjuti oleh Badan POM, sedangkan untuk produk Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan setempat. Selain itu Badan POM juga melakukan sampling terhadap sampel garam beryodium dengan hasil 503 (40,43%) sampel tidak memenuhi syarat kandungan KIO3.

23 Pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) dilakukan terhadap sarana produksi yang terdiri dari : 973 industri makanan MD dengan hasil 338 (34,74%) sarana produksi MD tidak memenuhi ketentuan dan industri rumah tangga (IRT) dengan hasil 735 (40,27%) IRTP tidak memenuhi ketentuan.

24 Pemeriksaan terhadap sarana distribusi makanan dengan hasil (31,27%) sarana tidak memenuhi ketentuan. Badan POM telah mengeluarkan surat rekomendasi impor (SKI) untuk item produk dan surat keterangan ekspor (SKE). Badan POM telah menerbitkan surat persetujuan pencantuman logo/tulisan HALAL pada label untuk 347 perusahaan pangan pada tahun 2012 dan masih berlaku, dengan jumlah produk produk. Surat persetujuan ini diberikan kepada produsen yang telah memiliki Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia dan telah menerapkan Cara Produksi Pangan yang Baik. Untuk melindungi masyarakat dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan, Badan POM melakukan pengawasan terhadap label produk pangan yang beredar serta pengawasan iklan pangan baik di media cetak, elektronik maupun luar ruang. Pada tahun 2012 telah dilakukan pengawasan terhadap label produk pangan, dengan hasil 778 (20,53%) label pangan yang tidak memenuhi ketentuan. Pengawasan iklan dilakukan terhadap iklan pangan, dengan hasil (35,2%) iklan tidak memenuhi ketentuan (TMK).

25 Pada tahun 2012 dilakukan pengawasan kemasan pangan yang melepaskan migrasi bahan berbahaya. Total sampel yang diuji 278 sampel dengan hasil 39 (14,03%) sampel tidak memenuhi syarat. H. Rencana Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Aman, Bermutu dan Bergizi Pengawasan PJAS dilakukan melalui sampling dan pengujian laboratorium terhadap adanya penggunaan bahan berbahaya misalnya rhodamin B, borax, formalin, methanyl yellow dan adanya cemaran mikroba. Sampling PJAS di tahun 2012 telah dilakukan. Pengambilan sampel dilakukan pada para penjaja PJAS di 990 Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota di Indonesia. Jumlah sampel yang diambil adalah sampel dengan rincian: (76,11%) sampel memenuhi syarat dan (23.89%) sampel tidak memenuhi syarat. Penyebab sampel tidak memenuhi syarat antara lain karena menggunakan bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan, menggunakan bahan tambahan pangan melebihi batas maksimal, mengandung cemaran logam berat melebihi batas maksimal, mengandung cemaran mikroba melebihi batas maksimal dan mengandung cemaran bakteri patogen. Pencapaian terhadap indikator utama PJAS yang memenuhi syarat menjadi 76%. Kegiatan pengawasan, pembinaan dan pengawalan telah dilaksanakan terhadap SD/MI. Dengan pencapaian tersebut, Aksi Nasional ini diperkirakan dapat melindungi sekitar 1,5 juta siswa dari PJAS yang tidak aman serta sekitar 3 juta orang tua siswa, guru SD, pedagang dan pengelola kantin telah terpapar KIE keamanan pangan.

26 I. Hasil Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2012 Menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2012, Balai Besar/ Balai POM di seluruh Indonesia telah melakukan intensifikasi pengawasan pangan dengan hasil sebagai berikut: dari 980 sarana distribusi yang diperiksa, 643 (65,21%) sarana memenuhi ketentuan (MK) dan 337 (34,39%) sarana tidak memenuhi ketentuan (TMK) karena menjual produk pangan tanpa ijin edar (TIE), kedaluwarsa, rusak, menjual produk pangan TMK label dan menjual produk pangan dengan label tanpa bahasa Indonesia. Jumlah produk yang TMK pada pengawasan Tahap I (Balai Besar/Balai POM) tersebut sebanyak 984 item ( kemasan). Terhadap temuan tersebut, sesuai dengan laporan sementara dari Balai Besar/Balai POM telah dilakukan beberapa tindakan, antara lain pembinaan terhadap pemilik sarana serta penegakan hukum berupa sanksi administratif yaitu peringatan, perintah pengamanan di tempat, perintah pemusnahan dan jika diperlu dilanjutkan pro justitia (tindakan ke pengadilan) terhadap pelaku usaha yang mengedarkan produk pangan ilegal. Dari sisi nilai ekonomi, temuan produk pangan tidak memenuhi ketentuan (TMK) TIE, kedaluarsa dan rusak) tersebut diperkirakan mencapai Rp ,- dan TMS label Rp ,- serta produk pangan tanpa label bahasa Indonesia Rp ,-. Hasil Intensifikasi Khusus di Jakarta dan sekitarnya untuk produk yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) yaitu TIE, kedaluarsa dan rusak tanggal 18 Juli 2012 di Total Buah Duren Tiga dan Bintaro (Serang) sebanyak 250 item (termasuk kosmetik) dengan nilai ekonomi sekitar Rp ,- (lima ratus juta rupiah) serta tanggal 31 Juli 2012 di New Seoul

27 Blok M dan Ranch Market Kemang sebanyak 399 item (6.712 kemasan) termasuk kosmetik, dengan nilai ekonomi sekitar Rp ,- J. Intensifikasi Pangan Menjelang Natal 2012 dan Tahun Baru 2013 Pemeriksaan sarana distribusi pangan terkait Intensifikasi Pangan menjelang Natal 2012 dan Tahun Baru 2013 pada tahap I dilakukan terhadap 886 sarana menunjukkan 687 sarana (77,54%) memenuhi ketentuan (MK) dan 199 sarana (22,46%) tidak memenuhi ketentuan (TMK) dengan rincian sarana menjual pangan TMS (TIE, kedaluwarsa dan rusak) 194 sarana dan menjual produk pangan TMK label 24 sarana. Temuan produk tidak memenuhi ketentuan (TMK) sebanyak 501 item (9.457 kemasan) yang meliputi produk pangan tidak memenuhi syarat (TIE, kedaluwarsa dan rusak) 480 item (9.086 kemasan) dan produk pangan TMK label 21 item (371 kemasan). K. Hasil Investigasi Awal dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan Operasi Gabungan PPNS BBPOM di Mataram dengan Polda NTB mengamankan kosmetik ilegal Dalam rangka memberantas dan menertibkan peredaran produk obat dan makanan ilegal termasuk palsu serta obat keras di sarana yang tidak berhak, Badan POM telah melakukan investigasi awal dan penyidikan kasus tindak pidana di bidang obat dan makanan. Upaya ini dilakukan secara mandiri maupun bersinergi dengan instansi penegak hukum lainnya (dalam kerangka Operasi Gabungan Daerah, Operasi Gabungan Nasional dan Operasi Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal). Pada tahun 2012 ditemukan 661 kasus pelanggaran di bidang obat dan makanan. Dari total kasus tersebut, 135 kasus ditindaklanjuti dengan pro justitia dan 526 kasus lainnya ditindaklanjuti dengan sanksi administratif. Dari 135 perkara tersebut, sebanyak 17 perkara sudah mendapat putusan pengadilan dan 12 di antaranya merupakan perkara yang dikategorikan sebagai tindak pidana ringan (tipiring). Putusan pengadilan tertinggi adalah pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan denda sebesar Rp ,- (dua juta rupiah) dalam perkara tindak pidana mengedarkan sediaan farmasi berupa kosmetik tanpa

28 izin edar. Sedangkan putusan terendah adalah pidana percobaan selama 1 (satu) tahun dalam perkara tindak pidana mengedarkan pangan tanpa izin edar. L. Hasil Operasi Pangea V Dalam rangka memperkuat Sistem Pengawasan Obat dan Makanan, khususnya memutus mata rantai pasokan dan permintaan obat dan makanan ilegal, Badan POM melakukan koordinasi aktif dan sinergisme lintas sektor dengan instansi pemerintah penegak hukum yang salah satunya melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal. Satgas dibentuk untuk melakukan sinergisitas upaya pemberantasan produk obat dan makanan ilegal; dan peningkatan intensitas operasi lapangan untuk pemantauan produk yang tidak memenuhi ketentuan. Badan POM juga melakukan penertiban obat ilegal termasuk palsu yang dipromosikan melalui internet yang telah dikoordinasikan oleh International Criminal Police Organization (ICPO)-Interpol yang diberi sandi OPERASI PANGEA yaitu suatu aksi internasional yang dilakukan dalam satu minggu dengan sasaran penjualan produk obat ilegal termasuk palsu secara online. Pada Operasi Pangea V tahun 2012 Badan POM telah melakukan identifikasi dan menemukan; 83 (delapan puluh tiga) situs website yang memasarkan obat ilegal dan atau palsu. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap 4 (empat) sarana distribusi yaitu 3 (tiga) sarana di wilayah provinsi DKI Jakarta dan 1 (satu) sarana di wilayah provinsi DI

29 Yogyakarta. Pada pemeriksaan tersebut ditemukan dan disita 66 item obat ilegal yang terdiri dari 40 item produk kategori disfungsi ereksi, 3 item perangsang wanita/ female libido drugs, 4 item anestesi lokal, 8 item obat tradisional penurun berat badan dan 2 item suplemen makanan ilegal, serta 9 item produk kategori lainnya dengan nilai keekonomian ditaksir sekitar Rp ,- (seratus lima puluh juta rupiah). M. Operasi Gabungan Nasional (OBGABNAS) Melanjutkan keberhasilan pelaksanaan Operasi Pangea V bersama lintas sektor terkait dalam kerangka Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal, Badan POM RI melalui surat Kepala Badan POM No. PY tanggal 30 November 2012 telah menggelar Operasi Gabungan Nasional/ Opgabnas secara serentak melibatkan Balai Besar/ Balai POM seluruh Indonesia dari tanggal Desember Adapun prioritas pelanggaran adalah Obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat, Kosmetik mengandung Bahan Dilarang, Pangan mengandung Bahan Berbahaya, Obat/Obat Tradisional/Kosmetik/Pangan Tanpa Izin Edar (TIE), dan Obat Palsu. Selama 2 (dua) hari pelaksanaan Opgabnas telah dilakukan pemeriksaan terhadap 250 sarana. Dari 250 sarana yang diperiksa tersebut sebanyak 67 sarana (27%) dinyatakan Memenuhi Ketentuan (MK) dan 183 sarana (73%) dinyatakan Tidak Memenuhi Ketentuan. 183 sarana TMK, terdiri dari sarana produksi (4 sarana), importir/distributor (6 sarana), apotek (4 sarana), supermarket (1 sarana), toko (111 sarana), toko obat (27 sarana), gudang (2 tempat), salon (2 tempat), dan rumah (23 tempat). Jumlah temuan selama operasi ini sebanyak 3319 item, pieces dengan nilai ditaksir mencapai Rp (Satu Milyar Tujuh Ratus Delapan Juta Dua Ratus Dua Puluh Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Tiga Rupiah). N. Pemusnahan Obat dan Makanan Ilegal Pemusnahan Obat dan Makanan Ilegal Rabu, 19 September 2012, bertempat di halaman gedung PPOMN Badan POM, Kepala Badan POM RI, Dra. Lucky S Slamet, M.Sc dengan disaksikan oleh perwakilan Dirjen Bina Kefarmasian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kepolisian Negara RI, Bareskrim POLRI dan Kejaksaan Agung dalam kerangka Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal (Satgas) melaksanakan

30 pemusnahan produk Obat dan Makanan hasil pengawasan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 di halaman gedung Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional. Kepala Badan POM menyampaikan bahwa pemusnahan produk obat dan makanan ilegal tersebut merupakan hasil pengawasan yang dilakukan di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah sinergisme dan dukungan semua pemangku kepentingan. Produk-produk tersebut dimusnahkan karena tidak memenuhi standar dan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan. Produk yang dimusnahkan terdiri dari Produk Pangan ilegal 400 item (600 pcs), Kosmetika ilegal 429 item ( pcs), Obat ilegal 100 item (160 pcs), Obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat dan atau ilegal 525 item (5.200 pcs) dengan nilai keekonomian keseluruhan produk ditaksir sebesar ± Rp (dua milyar rupiah). O. Hasil Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (Tim TPBB) Operasi Tim TPBB di Manado Badan POM bersama dengan Kementerian Perdagangan telah melakukan pengawasan barang beredar dan jasa dalam rangka perlindungan konsumen pada tanggal 22 Februari 2012 di Surabaya, 19 April 2012 di Padang, 20 Juni 2012 di Balikpapan, 18 Juli 2012 di Manado, 23 Juli 2012 di kota Batam, 8 Agustus 2012 di Serang dan 8 November 2012 di Medan. Pengawasan tersebut dilakukan terhadap produk yang tidak memenuhi ketentuan standar SNI Wajib, yang terkait dengan keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup. Fokus pengawasan Badan POM mencakup label dalam bahasa Indonesia, produk tanpa izin edar /registrasi seperti MD/ML, P-IRT, CD/CL, serta produk tanpa SNI. Temuan Tim TPBB bulan Februari 2012 di Surabaya berupa produk kosmetik illegal dengan merek kosmetik seperti yang sudah terdaftar (Contoh : Ponds) serta merek lain seperti Tai Lai May, HDL, Qianyan dan Pund s sebanyak 33 jenis produk yang terdiri dari ± kemasan yang diperkirakan senilai Rp ,-. Pada bulan April 2012 di Padang ditemukan produk pangan ilegal sebanyak 15 item (29 kemasan) dengan perkiraan nilai ekonomi Rp ,-. Pada bulan Juni 2012 di Balikpapan ditemukan produk ilegal di 2 (dua) sarana distribusi yang meliputi: pangan impor ilegal sebanyak 3 item (40 kemasan) dengan perkiraan nilai ekonomi Rp ,- (dua juta lima ratus

31 delapan puluh lima ribu rupiah) dan produk kosmetik ilegal 101 item (629 kemasan) senilai Rp ,- (dua belas juta enam ratus lima puluh tujuh ribu rupiah). Pada bulan Juli 2012 di Manado ditemukan produk kosmetika ilegal dan kosmetika palsu sebanyak 38 item (136 kemasan) dengan nilai ekonomi ± Rp ,-, serta di Batam ditemukan produk pangan impor ilegal/tanpa izin edar, kosmetika tanpa izin edar dan kosmetika mengandung bahan berbahaya sebanyak kemasan dengan nilai keekonomian ± Rp ,. Pada bulan Agustus 2012 di Serang ditemukan 16 item sampel pangan siap saji dan pangan segar diduga positif mengandung formalin dan rhodamin B. Pada bulan November 2012 di Medan ditemukan 250 ton tepung terigu impor mengandung zat berbahaya (potassium bromate) salah satu jenis BTP yang dilarang serta tidak memiliki nomor pendaftaran barang dan label SNI. Langkah pengawasan ini akan dilakukan secara terus menerus dan konsisten dengan tujuan bukan saja untuk melindungi konsumen dari produk-produk yang tidak memenuhi ketentuan, namun juga untuk menjamin kepastian hukum bagi pelaku usaha yang selama ini telah memproduksi dan memperdagangkan barang secara tertib dan taat aturan. Sejalan dengan upaya itu, tak kalah pentingnya adalah partisipasi aktif konsumen untuk bersikap kritis dan membantu pemerintah dalam melakukan pengawasan. P. Pencanangan Elektronisasi Sistem Registrasi (e-reg) Pangan Low Risk berbasis web dan Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP) secara elektronik pada tanggal 31 Januari 2012 Agar penilaian kinerja kepegawaian dan pengembangan karir pegawai Badan POM menjadi lebih transparan, akuntabel dan dapat mengeliminasi subyektifitas dan terjadinya kolusi ataupun nepotisme, dengan tetap berorientasi pada pemenuhan harapan publik, dilaksanakan launching Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP) secara elektronik pada tanggal 31 Januari 2012 yang bertepatan bertepatan dengan peringatan HUT Badan POM ke-11. Selain itu, juga diluncurkan e-registrasi pangan low risk E-registrasi dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik sehingga mempermudah proses namun tetap mengedepankan perlindungan masyarakat. Kedepan e-registrasi akan diimplementasikan untuk semua produk. Kelebihan dari e-registrasi ini adalah (i) tidak ada pembatasan jumlah aplikasi pendaftaran pada hari yang sama, (ii) penyelesaian proses kurang dari tujuh hari, (iii) pelaksanaan pengisian formulir dapat dilaksanakan kapan saja tanpa terikat wilayah kerja, dan (iv) pendaftar dapat memantau prosesnya secara online.

32 Q. Pencanangan Zona Integritas menuju WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) Untuk merespon tuntutan akan terselenggaranya suatu pemerintahan yang bersih serta tersedianya pelayanan kepada publik yang lebih baik di lingkungan Badan POM, diperlukan Komitmen dari Pimpinan Unit Kerja beserta jajarannya untuk mewujudkan Zona Integritas Anti Korupsi dan penerapan Wilayah Bebas Korupsi. Hal ini merupakan salah satu amanat Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004, yang menyebutkan bahwa setiap kementerian/lembaga tingkat pusat maupun daerah harus meletakkan program wilayah bebas dari korupsi. Sehubungan hal tersebut, pada tanggal 14 Mei tahun 2012, Kepala Badan POM mencanangkan Pembangunan Zona Integritas di lingkungan Badan POM RI Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Dalam rangka pembangunan zona integritas, Badan POM perlu melakukan identifikasi unit kerja yang dipandang berkinerja baik dan diusulkan menjadi unit kerja yang berpredikat wilayah bebas korupsi. Kriteria berkinerja baik mencakup berbagai hal, antara lain temuan BPK dan APIP, tingkat kepatuhan menyampaikan LHKPN, nilai evaluasi AKIP, kedisiplinan pegawai, jumlah pengaduan masyarakat yang dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun, hasil survei IKM, dan keterbukaan informasi publik. R. Integritas Layanan Publik Badan POM Badan POM termasuk dalam 10 teratas unit layanan dengan nilai integritas diatas 6, yaitu 7,48 untuk instansi pusat. Survei yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi, yang berlangsung pada bulan April-Agustus 2010 tersebut dilakukan terhadap 353 unit layanan yang tersebar di 23 instansi pusat, 6 instansi vertikal dan 22 pemerintah kota, dengan melibatkan jumlah responden pengguna layanan sebanyak orang yang terdiri dari orang responden di tingkat pusat, orang responden di tingkat instansi vertikal, dan orang responden di tingkat pemerintah kota. Seluruh responden merupakan pengguna langsung dari layanan publik yang disurvei dalam satu tahun terakhir. Standar minimal integritas yang ditetapkan oleh KPK dalam survei ini sebesar 6,00 dari skala 0 10,00. Semakin besar nilai, semakin baik integritasnya.

33 S. Badan POM Kembali meraih WTP untuk Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2011 Pada Kamis 21 Juni 2012 di Aula Gedung C Badan POM, Abdul Latif Auditor Utama Keuangan Negara VI menyerahkan secara langsung Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Badan POM RI Tahun Anggaran 2011 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI kepada Kepala Badan POM. Selama 5 tahun terakhir (tahun ) opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan Badan POM menunjukkan kemajuan yang signifikan. Opini Laporan Keuangan Badan POM Tahun 2007, 2008 dan 2009 mendapatkan opini Wajar dengan Pengecualian (WDP) dan selanjutnya tahun 2010 meningkat dengan mendapatkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelas. Dan Laporan Keuangan Badan POM Tahun 2011 mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Opini tersebut menandai bahwa laporan keuangan Badan POM disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Namun, opini BPK tersebut tidak menjamin Badan POM telah bebas dari korupsi. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, sejalan dengan Program Reformasi Birokrasi, Badan POM membangun dan menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang bertujuan untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, disamping juga untuk meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat dan stakeholder. Kepala Badan POM mengajak seluruh jajaran Badan POM terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya pada masa mendatang, dengan komitmen, keterbukaan, perencanaan yang komprehensip, pelaksanaan aksi, evaluasi dan analisis hasil serta continuous improvement termasuk pengendalian pengelolaan keuangan. T. Badan POM mengikuti Kompetisi Open Government Indonesia (OGI) Dalam rangka meningkatkan Pelayanan Publik, Badan POM mengikuti kompetisi Open Government Indonesia (OGI) untuk jenis layanan Notifikasi Kosmetika dan e-registrasi Pangan Low Risk. unit pelayanan publik di Badan POM mendapatkan penghargaan OGI (Open Government Indonesia) Award 2012, yaitu peringkat ke-6 untuk e-

34 notifikasi kosmetik dan peringkat ke-7 untuk e-registrasi pangan. Capaian tersebut ditindaklanjuti dengan verifikasi lapangan pada tanggal 27 Juli 2012 tim dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). U. National Regulatory Authority (NRA) Assessment oleh WHO National Regulatory Authority (NRA) Assessment adalah penilaian oleh WHO terhadap sistem regulasi vaksin terhadap NRA di negara-negara dunia. Pelaksanaan penilaian NRA merupakan salah satu tahapan yang dilakukan WHO dalam aktivitasnya untuk perkuatan NRA termasuk dalam menjamin kualitas vaksin yang beredar di dunia. Vaksin yang beredar di dunia harus mendapatkan pengakuan atau prakualifikasi dari WHO. Prakualifikasi menjadi penilaian independen untuk kualitas, keamanan, dan manfaat vaksin, memastikan bahwa vaksin bisa dipakai untuk target penduduk dan memenuhi kebutuhan program imunisasi, serta memastikan kepuasan yang berkesinambungan dengan spesifikasi dan standar kualitas yang telah ditetapkan. Badan POM merupakan NRA di Indonesia yang dinilai oleh WHO karena produk vaksin produksi PT. Bio Farma merupakan produk yang sudah mendapat prakualifikasi WHO. Oleh karena itu Badan POM dinilai fungsinya sebagai regulator yang meliputi 6 fungsi. Pada tanggal 4-8 Juni 2012, WHO melaksanakan penilaian ulang terhadap NRA Indonesia dengan indikator baru. Untuk indikator terbaru ini, NRA Indonesia adalah negara pertama yang dinilai oleh WHO. Sebelumnya pada tahun 2005, WHO juga menilai NRA Indonesia. Dan setiap tahunnya, WHO selalu memonitor tindak lanjut yang dilakukan Badan POM setelah penilaian tahun 2005.

35 V. Indonesia Menjadi Anggota PIC/S PIC/S adalah suatu organisasi internasional yang dibentuk sebagai wadah kerjasama antar regulator Inspektorat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Misi PIC/S adalah untuk memimpin dalam pengembangan, pelaksanaan dan pemeliharaan standar CPOB yang terharmonisasi dan sistem mutu di Inspektorat CPOB. Badan POM telah diterima menjadi anggota ke-41 Pharmaceutical Inspection Cooperation Scheme (PIC/S) yang keanggotaannya akan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli Penerimaan keanggotaan BPOM pada PIC/S tersebut dilakukan pada sidang PIC/S Committee ke-34 di Jenewa pada bulan Mei 2012 lalu. Keanggotaan Indonesia dalam lembaga tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Badan POM Indonesia khususnya sebagai lembaga Drug Regulatory Authority yang diakui kompetensinya secara internasional. Melalui partisipasinya pada PIC/S tersebut, diharapkan dapat diperoleh peningkatan profil Badan POM dalam sejumlah kegiatan terkait pengembangan dan implementasi standardisasi GMP yang sesuai dengan kualitas produk yang diakui oleh dunia internasional. Di samping itu, BPOM RI dapat pula berperan sebagai lembaga yang memiliki kualifikasi untuk melakukan pemeriksaan/inspeksi terhadap standar dan kualifikasi lembaga serupa di negara-negara lainnya. Melalui keanggotaan pada PIC/S tersebut, BPOM RI juga dapat memperoleh akses terhadap informasi dan perkembangan terakhir di bidang "Global Movement of Medicinal Supply ", pelatihan dan pembangunan kapasitas SDM-nya. Sebagai informasi, Indonesia merupakan sedikit dari negara-negara di Asia yang telah diterima menjadi anggota PIC/S tersebut. Sebelumnya, sejumlah negara ASEAN yaitu Malaysia dan Singapura telah diterima menjadi anggota. Sementara negara-negara besar di Asia seperti Jepang, China, Republik Korea masih dalam proses untuk menjadi anggota PIC/S.

36 W. Pengembangan Riset di Bidang Obat dan Makanan Kegiatan yang sudah dilaksanakan pada tahun 2012 adalah riset metoda analisis tervalidasi dan hasil riset yang didiseminasikan. Hasil riset yang didiseminasikan: 1. Riset profil kromatogram/fingerprint tanaman obat bahan alam. 2. Riset iritasi kulit secara invitro terhadap kosmetik yang mengandung pemutih. 3. Riset efek mutagenik terhadap alat kesehatan. 4. Riset sitotoksik terhadap alat kesehatan. 5. Riset efek mutagenik terhadap produk GMO. 6. Riset genotoksitas menggunakan alat Flowcytometri. 7. Riset pengembangan metoda analisis Benzopyrene dalam produk tembakau 8. Riset identifikasi dan E.coli dalam pangan dengan menggunakan Real Time PCR. 9. Riset pengembangan metode deteksi GMO pada produk pangan menggunakan Real Time PCR. 10. Pengembangan metoda deteksi mikotoksin (patulin) pada produk pangan 11. Validasi M.A. S.Aureus, Listeria monocytogenesis dan E.Coli dalam pangan dengan menggunakan Real Time PCR. 12. Pembuatan bahan baku pembanding kimia. 13. Pembuatan rapid test kit dalam rangka peningkatan fungsi dan kinerja mobil laboratorium keliling. Judul riset metoda analisis : 1. Metoda analisis bahan berbahaya dalam kosmetika 2. metoda analisis migrasi kemasan pangan (monomer stirrer) dari kemasan polistiren ke dalam simulan pangan X. Pengembangan Jamu dan Obat Asli Indonesia Pembinaan Industri Kecil OAI dalam Menghadapi Pasar Global di BBPOM Banjarmasin 5 6 November 2012 Untuk mendukung terlaksananya pengawasan obat tradisional, kosmetik dan suplemen makanan secara efektif dan untuk melindungi konsumen di dalam dan di luar negeri diperlukan ketersediaan informasi keamanan dan khasiat/kemanfaatan obat asli Indonesia, penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi obat asli Indonesia serta tersedianya pedoman teknologi formulasi, ekstrak dan budidaya tumbuhan obat untuk mendukung peningkatan obat tradisional, kosmetika dan

37 suplemen makanan yang memenuhi standar. Pada tahun 2012 ini, penyelenggaraan kegiatan telah dilaksanakan melalui, antara lain mengadakan bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kemampuan industri kecil OAI dalam menghadapi pasar global di kota Semarang dan Banjarmasin, penyelenggaraan sosialisasi informasi melalui pameran dalam negeri yang dilaksanakan di Jakarta 2 kali, Ambon, Surabaya dan Palangkaraya masing-masing enam hari, pembuatan film dokumenter dalam rangka sosialisasi informasi peningkatan pemanfaatan OAI telah ditayangkan pada bulan Oktober di TV One sebanyak dua episode, bimbingan teknologi telah dilakukan pembahasan mengenai cara pembuatan simplisia yang baik dan benar dalam rangka pembuatan materi audio visual bimbingan teknologi OAI, penerapan budidaya tanaman obat berbasis Ex situ (kultur jaringan). Website Sistem Informasi Obat Bahan Alam Indonesia (SIOBA) Selain itu, terkait ketersediaan informasi keamanan dan khasiat/kemanfaatan OAI dalam bentuk cetak (buku, booklet, leaflet dan komik) maupun elektronik (Sistem Informasi Obat Bahan Alam/ SIOBA), telah tercetak buku Acuan Sediaan Herbal yang memuat 32 monografi tanaman obat sesuai indikasi masing-masing dan buku tersebut telah dikirimkan kepada para praktisi kesehatan di beberapa kota di Indonesia. Kemudian terkait ketersediaan pedoman teknologi formulasi, ekstrak dan budidaya tumbuhan obat, pada tahun 2012 Badan POM telah melaksanakan kegiatan antara lain: pertemuan yang membahas materi-materi mengenai teknologi formulasi berbahan baku ekstrak tanaman-tanaman OAI terkait dengan teknologi formulasi dan monografi masingmasing tanaman tersebut dalam rangka penyusunan pedoman teknologi berbasis ekstrak, pembahasan rancangan buku pedoman rasionalisasi komposisi OAI yang ditujukan untuk membahas materi yang akan tercantum dalam buku pedoman tersebut, penyusunan booklet budidaya tumbuhan obat dilakukan untuk memberikan informasi tentang proses/tahapan dalam budidaya guna menghasilkan bahan baku obat tradisional yang bermutu.

38 Y. Optimalisasi Pemberdayaan Mitra Kerja dan Masyarakat 1. Publikasi Hasil-hasil Pengawasan dalam bentuk Siaran Pers/Peringatan Publik, Pameran dan Wawancara Pada tahun 2012 telah dikeluarkan 21 Siaran Pers/Peringatan Publik terkait hasil pengawasan obat dan makanan yang dianggap berisiko dan harus diinformasikan segera kepada masyarakat baik melalui jumpa pers maupun website Badan POM. Selain itu, Kepala Badan POM dan beberapa pejabat Badan POM juga mengadakan wawancara dengan beberapa media elektronik maupun media cetak mengenai isu-isu terkait pengawasan obat dan makanan. Siaran Pers/Peringatan Publik Tahun Badan POM luncurkan Tiga Program Peningkatan Pengawasan Obat dan Makanan di awal tahun 2012 pada tanggal 31 Januari 2012 bertepatan dengan Peringatan HUT Badan POM ke Obat tetes hidung Otrivin 0,1% batch yang Tidak Memenuhi Persyaratan mutu dan keamanan pada tanggal 1 Maret 2012, agar ditarik dari peredaran di seluruh Indonesia. 3. Penjelasan Badan POM RI terkait permen diduga mengandung Amphetamine pada tanggal 13 April Hasil pengujian sampel produk saus Tabasco dan HP yang dicurigai mengandung DNA Babi pada tanggal 16 April Launching kegiatan Badan POM Sahabat Ibu pada tanggal 16 April 2012 bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan Talkshow Badan POM Sahabat Ibu. 6. Sidak barang beredar di Sumatera Barat Lindungi Konsumen dan Ciptakan Persaingan Usaha yang Sehat pada tanggal 19 April 2012 bertepatan dengan pelaksanaan Inspeksi Mendadak Tim TPBB di Sumatera Barat. 7. Pengawasan dan pengendalian peredaran obat palsu pada tanggal 30 April Sampling dan Hasil Pengujian Gula Merah/Aren pada tanggal 14 Mei Badan POM kembali meraih WTP untuk laporan keuangan tahun anggaran 2011 pada tanggal 21 Juni Pengawasan peredaran kosmetika pada tanggal 21 Juni Penandatanganan memorandum saling pengertian antara Badan POM dengan Korea Drug and Food Administration pada tanggal 12 Juli Pengawasan rutin terhadap pengawasan pangan olahan ilegal di Jakarta dan sekitarnya pada tanggal 18 Juli Sidak barang beredar di kota Manado pada tanggal 18 Juli Sidak barang beredar di kota Batam pada tanggal 23 Juli 2012.

39 Siaran Pers/Peringatan Publik Tahun Intensifikasi pengawasan produk obat dan makanan ilegal pada tanggal 31 Juli Sidak barang beredar dan edukasi keamanan pangan terpadu di kota Tangerang pada tanggal 08 Agustus Intensifikasi pengawasan Obat dan Makanan selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1433 H pada tanggal 10 Agustus Badan POM Sahabat Ibu Waspada Pangan Kedaluwarsa pada tanggal 13 Agustus Upaya pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal pada tanggal 19 September Hasil pengawasan Obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat pada tanggal 19 September Operasi Pangea V Berantas Obat Ilegal yang dipasarkan secara online pada tanggal 08 Oktober Layanan Pengaduan Konsumen dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Website ULPK yang dapat diakses melalui alamat ulpk.pom.go.id Pada tahun 2012, Badan POM telah menerima sebanyak pengaduan melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) yang ada di Pusat dan 31 Balai Besar/Balai POM seluruh Indonesia. Pengaduan masyarakat yang diterima antara lain melalui , telepon, faximili, pesan singkat (SMS), surat atau secara langsung mendatangi kantor ULPK Badan POM dan Balai Besar/Balai POM. Jenis pengaduan terbanyak adalah mengenai produk pangan (makanan/minuman) sebesar 49,53%. Menurut kelompok informasi produk, pengaduan terbanyak adalah mengenai legalitas produk obat dan makanan antara lain tentang proses pendaftaran, sertifikasi produk, produk terdaftar, inspeksi, public warning, dan iklan. Masyarakat yang paling banyak mengadu/menanyakan informasi tentang obat dan makanan adalah dari kalangan karyawan, masyarakat umum, pelaku usaha dan pelajar/mahasiswa.

40

41 Untuk meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, selain menerbitkan Buku IONI (Informasi Obat Nasional Indonesia) 2008 dan menyediakan Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nasional) serta layanan Sentra Informasi Keracunan Nasional (Siker Nas), Badan POM juga telah memuat artikel di bidang obat dan makanan di media cetak; ikut serta dalam pameran; menerbitkan media informasi berupa Warta POM, Info POM dan Newsletter, serta melakukan peliputan kehumasan. 3. Kegiatan Badan POM Sahabat Ibu Tim mobil laboratorium keliling Badan POM Sahabat Ibu Perubahan gaya hidup dan promosi obat dan makanan yang gencar menyebabkan seringkali masyarakat mengkonsumsi obat dan makanan yang tidak sesuai atau tidak tepat, sementara pengetahuan masyarakat untuk memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman belum memadai. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa Ibu sebagai bagian dari masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam membuat keputusan terhadap pemilihan produk yang berhubungan dengan kesehatan keluarga, disamping seorang ibu biasanya juga aktif dalam menyebarkan informasi terkait obat dan makanan kepada anggota keluarga, lingkungan di sekitarnya, serta kelompok masyarakat lainnya. Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Badan POM menggelar

42 acara penyebaran informasi obat dan makanan bertema Badan POM Sahabat Ibu dengan mengambil topik Pangan Jajanan Anak Sekolah. Bertepatan dengan Bulan Ramadhan, pada tanggal 13 Agustus 2012, kegiatan Badan POM Sahabat Ibu membahas tentang Waspada Pangan Kedaluwarsa dengan narasumber Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, DR. Ir. Roy A. Sparringa, M.App.Sc. Acara yang sama juga dilaksanakan pada tanggal 6 September 2012 dengan tema Konsumsi Jamu Benar, Tubuh Bugar. Pada kesempatan ini, tim mobil laboratorium keliling Balai Besar POM di Jakarta memperlihatkan cara pengujian sampel makanan menggunakan test kit, menunjukkan contoh produk obat tradisional yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS), serta membagikan leaflet mengenai obat tradisional dan kumpulan public warning obat tradisional. Pada tanggal 7 Desember 2012, dilaksanakan acara talk show Badan POM Sahabat Ibu di kantor Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Propinsi DKI Jakarta. Disampaikan oleh Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Drs. Halim Nababan, MM, di hadapan kurang lebih 200 orang Ibu-ibu PKK Propinsi DKI Jakarta yang dipimpin oleh Iriana Joko Widodo. Pada kesempatan tersebut disampaikan lima kunci keamanan pangan, yaitu beli pangan yang aman, simpan pangan dengan aman, siapkan pangan dengan seksama, sajikan pangan dengan aman dan bersih selalu. Kegiatan ini akan diselenggarakan Badan POM secara berkesinambungan dengan topik yang berbeda dan diharapkan menjadi cikal bakal gerakan masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas sehingga mampu melindungi diri dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Z. Perkuatan Peraturan Perundang-undangan Pengawasan Obat dan Makanan Pada tahun 2012, bersama dengan stakeholder lintas sektor antara lain Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Hukum dan HAM, Badan POM ikut serta dalam pembahasan 5 Rancangan Undang-undang dan 4 Rancangan Peraturan Pemerintah. Badan POM juga terlibat aktif dalam pembahasan 15 Rancangan Permenkes Tahun Secara internal, pada tahun 2012 ini, Badan POM telah mengeluarkan 25 Peraturan Kepala Badan POM, 82 Keputusan Kepala Badan POM dan 6 MoU. Selain itu, Badan POM telah melaksanakan kegiatan penyebaran informasi dan penyuluhan hukum

43 mengenai peraturan Obat dan Makanan, advokasi hukum terhadap stakeholder (pengacara dan LSM) serta penyelesaian permasalahan hukum terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan. 5 Judul RUU 2. RUU tentang Pangan. 3. RUU tentang Paten. 4. RUU tentang Bahan Kimia. 5. RUU tentang Jaminan Produk Halal. 6. RUU tentang Pengawasan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan PKRT. 4 Judul RPP 1. RPP tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan serta Peningkatan Nilai Tambah Perikanan. 2. RPP tentang Pelaksanaan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 3. RPP tentang Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan. 4. RPP tentang Perjanjian Lisensi Paten dan Lisensi Wajib Paten. 15 Judul Rancangan Permenkes 1. Rancangan Permenkes tentang Pedagang Besar Farmasi. 2. Rancangan Permenkes tentang Pemasukan Obat, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, dan Pangan Olahan melalui Jalur Khusus (SAS) dan Donasi. 3. Rancangan Permenkes tentang Bahan Tambahan Pangan. 4. Rancangan Permenkes tentang Daftar Perubahan Golongan Obat Nomor Rancangan Permenkes tentang Industri dan Usaha OT. 6. Rancangan Permenkes tentang Registrasi OT. 7. Rancangan Permenkes tentang Impor dan Ekspor Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor. 8. Rancangan Permenkes tentang Rencana Kebutuhan Tahunan dan Pelaporan Narkotika dan Prekursor. 9. Rancangan Permenkes tentang Revisi Pedoman Periklanan. 10. Rancangan Permenkes tentang Batas Maksimum Melamin dalam Pangan. 11. Rancangan Permenkes tentang Pedoman Peredaran Khusus dan Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadona. 12. Rancangan Permenkes tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. 13. Rancangan Permenkes tentang Peredaran dan Penyimpanan Narkotik, Psikotropika dan Prekursor Farmasi. 14. Rancangan Permenkes tentang Perubahan Golongan Obat Nomor Rancangan Permenkes tentang Obat Wajib Apotik.

44 AA. Pengembangan dan Penerapan QMS Badan POM Sistem Manajemen Mutu Badan POM yang telah dilaksanakan secara efektif sejak tanggal 10 Oktober 2011 telah membuahkan hasil. Hal ini dibuktikan dengan telah diterimanya 54 Sertifikat yang terdiri dari 23 sertifikat untuk unit kerja pusat, 30 sertifikat untuk Balai Besar/ Balai POM serta 1 sertifikat untuk manajemen puncak Badan POM yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Badan POM ke-11 pada tanggal 31 Januari Rapat Tinjauan Manajemen di Hotel Mirah Bogor Sertifikat ini merupakan pengakuan atas telah dipenuhinya persyaratan mutu secara konsisten. Meskipun begitu, keberhasilan sertifikasi bukan menjadi tujuan akhir dari penerapan Sistem Manajemen Mutu di Badan POM. QMS di Badan POM diterapkan sebagai upaya memberikan konsistensi pelayanan publik dan meningkatkan mutu pelayanan publik secara berkesinambungan. Untuk menjamin terpeliharanya mutu, perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan berbagai upaya pemeliharaan dan peningkatan antara lain Pelatihan Audit Internal, Perencanaan audit internal, Pelaksanaan audit internal, Tindakan perbaikan hasil temuan audit internal, Refresh Awareness QMS dan Training yang bersifat continuous improvement. Audit Internal Sistem Manajemen Mutu/ QMS ISO 9001: 2008 di BPOM Pangkalpinang Juni 2012 Badan POM telah melakukan audit internal di seluruh unit kerja Pusat dan Balai Besar/ Balai POM pada akhir Juni s.d. pertengahan Juli Pelaksanaan audit internal merupakan langkah penting untuk mengawal dan mengukur efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu. Audit internal diharapkan dapat memberikan bukti-bukti objektif sehingga membantu Manajemen Puncak mengetahui permasalahan kritis yang ada dalam organisasi, yang berpeluang mengganggu kinerja organisasi, dan memungkinkan Manajemen Puncak segera mengambil keputusan guna memperbaiki permasalahan tersebut. Terkait dengan kegiatan audit internal di unit kerja, Tim Penjamin Mutu Unit Kerja telah

45 melaksanakan kajian terhadap temuan audit internal ini dalam bentuk Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) di tingkat unit kerja. Selanjutnya, hasil dari RTM Unit Kerja tersebut menjadi masukan untuk RTM QMS ISO 9001:2008 di tingkat Badan POM yang dilaksanakan pada tanggal 24 s.d. 27 September RTM ini membahas 7 (tujuh) agenda utama, yaitu hasil audit, umpan balik pelanggan, kinerja proses dan kesesuaian produk, status tindakan pencegahan dan perbaikan, tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya, perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu serta rekomendasi untuk peningkatan. Di samping itu pada bulan November 2012, Balai POM Manokwari sudah melaksanakan Audit Internal yang merupakan pra-syarat Audit Sertifikasi untuk memperoleh sertifikat QMS ISO 9001:2008. Audit Sertifikasi tersebut direncanakan dilaksanakan pada awal tahun 2013 yang sekaligus merupakan Audit Surveilan bagi QMS Badan POM secara keseluruhan. BB. Reformasi Birokrasi Badan POM 1. Kemandirian Balai Besar/ Balai POM Meningkatnya jumlah penduduk, berubahnya pola konsumsi, berubahnya pola distribusi perdagangan, kemajuan di bidang teknologi produksi serta kebijakankebijakan perkonomian internasional seperti borderless trade berimplikasi pada meningkatnya konsumsi baik jumlah maupun jenis produk obat dan makanan. Di sisi lain, terdapat kebijakan untuk mengharmonisasi standar produk yang beredar sehingga tidak dimungkinkan lagi Kegiatan Asesmen Kemandirian Balai Besar/Balai POM melindungi perekonomian dalam negeri dengan skema tariff barrier. Dihadapkan pada kondisi tersebut, perlindungan masyarakat melalui skema pengawasan obat dan makanan menjadi krusial dilakukan.

46 Untuk menjawab masalah ini, dikembangkan konsep Peningkatan Kemandirian Balai Besar/Balai POM yang bertujuan meningkatkan efektifitas, optimalisasi dan efisiensi pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal terkini dengan pembagian peran dan tanggung jawab Pusat dan Balai Besar/Balai POM dalam kerangka POM-SATU (Pengawasan Obat dan Makanan yang Solid, Andal, Terpadu dan Utuh). Dengan program kemandirian Balai Besar/Balai POM ini diharapkan dapat terwujud Balai Besar/Balai POM yang ideal. Balai Besar/Balai POM ideal adalah balai yang mampu melaksanakan tugas pengawasan obat dan makanan dengan baik dan benar, yaitu memenuhi kriteria yang mencakup 4 (empat) fungsi yaitu pengujian, pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (LIK), serta manajemen dan Reformasi Birokrasi. Manfaat dari peningkatan kemandirian Balai Besar/Balai POM adalah meningkatnya keamanan masyarakat dari risiko obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat dan membahayakan kesehatan. Peningkatan keamanan ini merupakan hasil dari pengawasan obat dan makanan yang lebih optimal dan efektif dilaksanakan oleh Balai Besar/Balai POM sebagai ujung tombak pengawasan obat dan makanan di daerah. Pada tahun 2012 telah dihasilkan tools assessment kemandirian Balai Besar/Balai POM dari masing-masing fungsi (sampling dan pengujian, pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi dan LIK, serta manajemen dan Reformasi Birokrasi) yang disusun oleh Tim Kemandirian Balai Besar/Balai POM dan Narasumber Ahli. Tools assessment merupakan instrumen penilaian yang berisi kriteria serta indikator dengan nilai yang akan dibobot secara proporsional. Assessment kemandirian Balai Besar/Balai POM telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 di 30 (tiga puluh) Balai Besar/Balai POM. Assesmen ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kemandirian Balai Besar/Balai POM yang sebenarbenarnya. Assesment dilakukan terhadap 4 (empat fungsi) yaitu fungsi manajemen dan reformasi birokrasi, fungsi pemdik, fungsi pengujian, serta fungsi serlik dari kinerja Balai Besar/Balai POM tahun Selanjutnya hasil dari assessment ini

47 akan dianalisis/dievaluasi sebagai bahan dalam menentukan intervensi yang tepat bagi Balai Besar/Balai POM. 2. Manajemen Perubahan Kegiatan Sosialisasi dan Pendampingan Manajemen Perubahan di BBPOM di Samarinda Salah satu area perubahan dalam Reformasi Birokrasi adalah Pola Pikir dan Budaya Kerja. Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan POM telah melakukan kegiatan Manajemen Perubahan. Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut. Terkait dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan pendampingan Balai Besar/Balai POM untuk mempersiapkan dan memelihara momentum manajemen perubahan menuju reformasi birokrasi. Pendampingan akan difokuskan pada perubahan pola pikir (mind set) dari pegawai BB/BPOM, mengingat perubahan pola pikir merupakan hal yang mendasari perubahan lainnya. Setelah dilakukan pendampingan, diharapkan agar Balai Besar/Balai POM mampu mengidentifikasi masalah terkait komunikasi maupun kepemimpinan di masing-masing unit kerjanya, diperolehnya profil distribusi karakter pegawai dan gaya kepemimpinan di Balai Besar/Balai POM, serta rekomendasi pemecahan masalah komunikasi dan kepemimpinan di Balai Besar/Balai POM. Sampai Desember 2012, pelaksanaan Pendampingan Manajemen Perubahan telah dilaksanakan di 13 (tiga belas) Balai Besar/Balai POM, yaitu Balai Besar POM di Denpasar, Balai Besar POM di Bandar Lampung, Balai POM di Kupang, Balai Besar POM di Jayapura, Balai Besar POM di Palembang, Balai POM di Palangkaraya, Balai Besar POM di Makassar, Balai Besar POM di Bandung, Balai Besar POM di Banda Aceh, Balai

48 Besar POM di Mataram, Balai Besar POM di Banjarmasin, Balai Besar POM di Samarinda, dan Balai Besar POM di Pontianak. Ke depan kegiatan ini selanjutnya akan diintegrasikan dengan Learning Organization (LO). 3. Learning Organization Berbicara mengenai learning organization bukan hanya mengenai adaptive learning, yang berarti pembelajaran yang terjadi sebagai reaksi dari suatu situasi yang terjadi. Prinsip LO adalah mengenai adaptive learning dan generative learning dimana pola pikir sumber daya manusia ditransformasi sehingga pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah untuk menciptakan hasil yang lebih baik. Badan POM tahun 2012 telah mengembangkan secara nasional kegiatan learning organization. Pengembangan konsep learning organization Badan POM disusun beserta instrumen penilaiannya dengan menyesuaikan kondisi internal/eksternal organisasi dan nilai budaya kerja di Badan POM. Konsep tersebut memperkenalkan 3 (tiga) model Learning Organization di lingkungan Badan POM yaitu: Struktur Manajemen LO, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Proses. Badan POM telah menyusun Pedoman Learning Organization yang merupakan panduan dalam rangka penerapan LO di lingkungan Badan POM. Dalam pedoman LO tersebut menjelaskan secara rinci tahap-tahap perumusan struktur manajemen LO, pengembangan SDM, hingga pengembangan proses dengan contoh-contoh implementasi untuk penanganan masalah dengan solusi atau tindak lanjut dengan beberapa metode analisa yang applicable. Selain itu, di dalamnya menjelaskan mengenai lima dimensi Learning Organization Badan POM, yaitu: dinamika pembelajaran, transformasi organisasi, pemberdayaan manusia, manajemen pengetahuan dan penerapan teknologi.

49 Pada bulan November telah dilaksanakan sosialisasi learning organization Badan POM dengan peserta perwakilan Agent of Change dari Pusat dan Balai, dalam sosialisasi tersebut juga ditayangkan video Learning Organization Badan POM. Diharapkan setelah sosialisasi tersebut para peserta dapat memahami konsep LO, konsep & Metode Pengembangan LO di BPOM, hasil assessment kesiapan LO unit kerja di BPOM, kegiatan penerapan LO Forum di unit kerja masing-masing, dan dapat merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, melaporkan dan menindaklajuti kegiatan LO secara berkelanjutan.

50 PENUTUP Badan POM sebagai institusi pengawas obat dan makanan senantiasa berupaya untuk meningkatkan perlindungan kepada masyarakat terutama dari produk obat, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik, dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Selain itu, Badan POM juga berusaha meningkatkan daya saing produk melalui pemenuhan standar dan ketentuan yang berlaku sehingga produk yang dihasilkan mampu bersaing baik di pasar domestik, regional, dan internasional yang pada akhirnya dapat memperkuat perekonomian Nasional. Badan POM akan terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya pada masa mendatang, dengan mengutamakan niat baik, komitmen, keterbukaan, perencanaan yang komprehensif (termasuk anggaran), pelaksanaan aksi, evaluasi dan analisis hasil, serta continuous improvement.

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga sampai saat ini Badan POM dapat menunjukkan kinerja pengawasan obat dan makanan yang hasilnya dituangkan dalam Report to the

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat yang diberikan, sehingga Badan POM dapat menunjukkan kinerja, memantau dan melaporkan kinerja pengawasan obat dan makanan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Berkat rahmat Allah SWT Report to the Nation : Laporan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan RI Triwulan II Tahun 2013 ini dapat diterbitkan. Buku ini diharapkan dapat menjadi

Lebih terperinci

S. Survey Baseline Data (SBD) Pengawasan Obat dan Makanan T. Badan POM Kembali meraih WTP untuk Laporan Keuangan Tahun Anggaran

S. Survey Baseline Data (SBD) Pengawasan Obat dan Makanan T. Badan POM Kembali meraih WTP untuk Laporan Keuangan Tahun Anggaran DAFTAR ISI Daftar Isi... i Sambutan Kepala Badan POM R.I.... iii Pendahuluan... 1 A. Hasil Pengawasan Keamanan, Khasiat dan Mutu Produk Terapetik/ Obat... 3 B. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)... 7

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Berkat rahmat Allah SWT Report to the Nation : Laporan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan RI Triwulan II Tahun 2014 ini dapat diterbitkan. Buku ini diharapkan dapat menjadi

Lebih terperinci

OPERASI PANGEA VIII TAHUN 2015 BERANTAS PEREDARAN ONLINE PRODUK OBAT ILEGAL. Roy Sparringa Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

OPERASI PANGEA VIII TAHUN 2015 BERANTAS PEREDARAN ONLINE PRODUK OBAT ILEGAL. Roy Sparringa Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan OPERASI PANGEA VIII TAHUN 2015 BERANTAS PEREDARAN ONLINE PRODUK OBAT ILEGAL Roy Sparringa Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Press Release Hasil Operasi Pangea VIII tahun 2015 Jakarta, 25 Juni 2015

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sampai saat ini Badan POM tetap menunjukkan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan untuk mencapai Pembangunan Nasional periode RPJMN 2015-2019.

Lebih terperinci

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional disampaikan oleh: Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk

Lebih terperinci

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIV*Tahun2015. *DataSementara

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIV*Tahun2015. *DataSementara LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIV*Tahun2015 *DataSementara SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sampai saat ini Badan POM tetap menunjukkan Kinerja Pengawasan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program Lampiran 1 RKT RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian mutu, keamanan, dan khasiat permohonan pendaftaran

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan. Lampiran 2 PKK PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian permohonan pendaftaran produk permohonan Dana (Rp)

Lebih terperinci

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi PETA BISNIS PROSES Pemerintah Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Pembentukan Undang-undang Perundangundangan dan POM-02 Evaluasi Produk dan Administrasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BPOM RI

SAMBUTAN KEPALA BPOM RI SAMBUTAN KEPALA BPOM RI Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah sehingga BPOM dapat terus hadir melayani dan melindungi masyarakat. Kinerja Badan POM sampai dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIIITahun2016

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIIITahun2016 LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIIITahun2016 SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah sehingga Badan POM dapat terus

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BPOM 1.1

Lebih terperinci

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017 Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017 Agenda Sistem Pengawasan Badan POM Peraturan Tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L 2 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (2) 3 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (3) 4 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (4) DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-63.1-/216 DS462-7237-737-7577 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Drs. Ondri Dwi Sampurno, Apt, M.Si Plt Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik & NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.21.1732 TAHUN 2008 TENTANG GRAND STRATEGY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan CODE PROCESS NAME SUB PROCESS SUB PROCESS CODE CFM CFM CODE POM-01 Pengelolaan Perundang-undangan dan Standar Pembentukan undang-undang

Lebih terperinci

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) , Disampaikan oleh Pada tanggal : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) 561038, Fax (0274) 552250, 519052 VISI OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO.

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO. BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO. 109 TAHUN 2012 3.1 Kewenangan Pengawasan Terhadap Label Produk Rokok Kewenangan

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Togi J. Hutadjulu Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi 1. PENDAHULUAN 2. PELAYANAN PUBLIK BADAN POM

Lebih terperinci

1. NOTIFIKASI KOSMETIKA

1. NOTIFIKASI KOSMETIKA 1. NOTIFIKASI KOSMETIKA Dengan diterapkannya Harmonisasi ASEAN maka mulai diberlakukan sistem notifikasi kosmetika yaitu suatu proses pemberitahuan kepada pihak otoritas negara sesuai persyaratan dan tata

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau 1 BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN A. TINJAUAN PANGAN OLAHAN 1. Pengertian Pangan Olahan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar kepentingan yang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL SATUAN TUGAS PEMBERANTASAN OBAT DAN MAKANAN ILEGAL DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Gambar 1. Piagam Penghargaan yang diraih BPOM dalam IT Gambar 2. Pentingnya keamanan data dan informasi mendukung

Lebih terperinci

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA Email : bpom_surabaya@pom.go.id Alamat : Jln. Karangmenjangan 20, Surabaya - Jawa Timur, Telp. : 031-5020575 Fax. : 031-5020575 Visi : Menjadi Institusi

Lebih terperinci

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Latar Belakang Derasnya arus globalisasi memberikan warna dan nuansa pada pola perdagangan nasional maupun internasional. Perkembangan sistem perdagangan dunia

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Dalam Penentuan Program Inspeksi OBAT TRADISIONAL BADAN POM RI

Manajemen Risiko Dalam Penentuan Program Inspeksi OBAT TRADISIONAL BADAN POM RI Manajemen Risiko Dalam Penentuan Program Inspeksi OBAT TRADISIONAL BADAN POM RI Dra. Indriaty Tubagus, Apt., M.Kes Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk komplemen disampaikan

Lebih terperinci

Dit Was Distribusi PT dan PKRT

Dit Was Distribusi PT dan PKRT ASEAN Industri Farmasi Tenaga Kesehatan/ Rumah sakit/ Asosiasi Profesi Biro Hukmas BB/BPOM DITLAI Obat &PB/Dit Standar Dit Was Distribusi PT dan PKRT Tim Pengkaji ESO POM-04.01.CFM.01 Tindak Lanjut Hasil

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

BALAI BESAR POM DI SEMARANG JL. MADUKORO BLOK AA BB NO 8 SEMARANG TELP

BALAI BESAR POM DI SEMARANG JL. MADUKORO BLOK AA BB NO 8 SEMARANG TELP BALAI BESAR POM DI SEMARANG JL. MADUKORO BLOK AA BB NO 8 SEMARANG TELP 024 7612324 email : likpomsm@yahoo.com AGENDA 1. Pendahuluan 2. Sistem Keamanan Pangan Terpadu dan JKPN 3. Jejaring Keamanan Pangan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Jakarta, 10 April 2015 Outline Paparan 1. Kerangka pikir penyelenggaranaan pangan 2. Pengawasan Makanan dalam RPJMN 2015-2019 3. Gambaran

Lebih terperinci

Dra. Endang Pudjiwati, Apt., MM NIP

Dra. Endang Pudjiwati, Apt., MM NIP B a l a i B e s a r P O M d i S u r a b a y a i Assalamu alaikum wr. wb., Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), melalui pelaksanaan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi

Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi B a d a n P e n g a w a s Obat dan Makanan R a p a t K o o r d i n a s i N a s i o n a l, P r o g r a m K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n D

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Pada area perubahan peningkatan kualitas pelayanan publik sasaran yang harus dicapai oleh Badan POM meliputi:

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah sehingga Badan POM dapat terus hadir melayani dan melindungi masyarakat. Kinerja Badan POM sampai

Lebih terperinci

PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN

PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN DIAN PUTRANTI Kepala Subdit Inspeksi Produksi dan Peredaran Produk Pangan DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN & BAHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN FILE EDIT 16 November 2016 Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email mmi_stand_ot@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT

PENINGKATAN PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT PENINGKATAN PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT Drs. H. G. Kakerissa, Apt. Hotel Balairung, 20 Juli 2017 Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 36

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.10052 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PRODUKSI DAN PEREDARAN KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah sehingga Badan POM dapat terus hadir melayani dan melindungi masyarakat. Kinerja Badan POM sampai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN

KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN Balai Besar POM di Palembang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Badan POM No. 05018/SK/KBPOM tanggal 17 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata

Lebih terperinci

Sesuai dengan struktur organisasi, tugas tiap bidang sebagai berikut :

Sesuai dengan struktur organisasi, tugas tiap bidang sebagai berikut : Sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM di daerah, Balai Besar POM Bandar Lampung melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.04.1.33.12.11.09938 TAHUN 2011 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENARIKAN OBAT YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR DAN/ATAU PERSYARATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERDAGANGAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERDAGANGAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERDAGANGAN 1 (satu) kali masa sidang ~ paling lama, pemberian persetujuan atau penolakan terhadap perjanjian Perdagangan internasional Dewan Perwakilan Rakyat memberikan persetujuan

Lebih terperinci

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor No.180, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KELEMBAGAAN. Badan Pengawas Obat dan Makanan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK

Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis Nawa Cita Inpres Nomor 6 Tahun 2016 Nomor 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Nomor 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional Nomor 7: Mewujudkan kemandirian

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan merupakan hak

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR : HK.00.05.41.1384 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL, OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa pengaturan tentang Industri Farmasi yang komprehensif

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.23.3644 TE N TA N G KETENTUAN POKOK PENGAWASAN SUPLEMEN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

JADWAL RETENSI ARSIP (JRA) SUBSTANTIF BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

JADWAL RETENSI ARSIP (JRA) SUBSTANTIF BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI Lampiran 4 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.04.1.03.11.01799 Tahun 2011 I. PENILAIAN JADWAL RETENSI ARSIP (JRA) SUBSTANTIF BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika

BAB I PENDAHULUAN. mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidupnya. Namun dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan diartikan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/217 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

DALAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING

DALAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING DALAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING Obat Tradisional Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen RAPAT KERJA NASIONAL GP JAMU Jakarta,

Lebih terperinci

Buku ini berisi capaian program dan fokus prioritas kwartal I serta kinerja pengawasan obat dan makanan Badan POM RI Triwulan I Tahun 2012.

Buku ini berisi capaian program dan fokus prioritas kwartal I serta kinerja pengawasan obat dan makanan Badan POM RI Triwulan I Tahun 2012. SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Berkat rahmat Allah SWT buku saku Report to the Nation : Laporan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan RI kwartal I Tahun 2012 ini dapat diterbitkan. Buku ini diharapkan dapat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN PERIODE 4-26 FEBRUARI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN PERIODE 4-26 FEBRUARI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI PERIODE 4-26 FEBRUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NETI

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PENGAWASAN DAN PERIJINAN SARANA PRODUKSI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIKA, DAN PRODUK KOMPLEMEN DI JAWA TIMUR BALAI BESAR POM DI SURABAYA

PENGAWASAN DAN PERIJINAN SARANA PRODUKSI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIKA, DAN PRODUK KOMPLEMEN DI JAWA TIMUR BALAI BESAR POM DI SURABAYA PENGAWASAN DAN PERIJINAN SARANA PRODUKSI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIKA, DAN PRODUK KOMPLEMEN DI JAWA TIMUR BALAI BESAR POM DI SURABAYA Disampaikan dalam Layanan Publik Persetujuan RIP/ Denah Bangunan Sarana

Lebih terperinci

MASUKAN KAMI TERIMA PALING LAMBAT TANGGAL 18 OKTOBER 2017

MASUKAN KAMI TERIMA PALING LAMBAT TANGGAL 18 OKTOBER 2017 MASUKAN KAMI TERIMA PALING LAMBAT TANGGAL 18 OKTOBER 2017 RANCANGAN 28 SEPTEMBER 2017 PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN PRODUKSI DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.817, 2012 PPATK. Organisasi. Tata Kerja. PPATK. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.01/PPATK/08/12 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Rapat Koordinasi Nasional Palu, 31 Maret 2015 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB Disampaikan oleh: Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKATAN APOTEKER INDONESIA Tangerang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN

Lebih terperinci

Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018

Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018 1 Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018 DEFINISI 2 ALAT KESEHATAN instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan

Lebih terperinci

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BPOM Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan apoteker yang berperan dalam pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2014 PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RANCANGAN REVISI PP 38/2007 DAN NSPK DI LINGKUNGAN DITJEN BINFAR DAN ALKES Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA SEMILOKA REVISI PP38/2007 DAN NSPK : IMPLIKASINYA TERHADAP

Lebih terperinci