BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan di kalangan industri sekarang ini yang semakin majusehingga membikin perusahaan harus selalu melakukan inovasi dalam usahanya agar perusahaan dapat semakin tumbuh dan berkembang. Agar dapat bersaing dengan para kompetitor di pasaran maka dibutuhkan perluasan usaha.dengan adanya perluasan usaha dengan itu pula dibarengi dengan adanya peningkatan kebutuhan dana. Tuntutan atas peningkatan kebutuhan dana membikin perusahaan melakukan campur tangan terhadap investor dan kreditor. Pihak investor dan kreditor memerlukan informasi yang menggambarkan kondisi perusahaan, dan informasi tersebut disajikan di dalam bentuk laporan keuangan. Menurut PSAK No 1 tahun 2013tujuan dari suatu laporan keuangan yaitulaporan yang dapat memberikan informasi mengenai posisi, kinerja serta arus kas entitas yang dapat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan. Tempat bertemunya permintaan dan penawaran dalam instrument keuangan jangka panjang yaitu pasar modal (Mohamad,2006). Laporan keuangan yang dipublikasikan di dalam pasar modal berguna bagi pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan dana maka perusahaan mengeluarkan biaya modal (cost of capital). Biaya modal yaitubiaya yang harus ditanggung oleh perusahaan agar mendapatkan pendanaan dari kreditor dan investor (Housen, 2004). Sedangkan menurut Wiwik (2005) biaya modal adalah tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor agar investor menanamkan modalnya di perusahaan. Tujuan penentuan besarnya biaya modal yaitu untuk mengetahui seberapa besar biaya riil yang wajib dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar mendapatkan dana yang dibutuhkan. Suatu perusahaan harus dapat menganalisis biaya modal agar dapat mengevaluasi proyek jangka panjangnya, karena biaya modal dapat menentukan keberhasilan dari proyek tersebut dimasa yang akan datang. 1

2 2 Investor dalam menanamkan modal ke perusahaan, tentunya membutuhkan informasi mengenai perusahaan yang dipilihnya untuk berinvestasi. Informasi tersebut harus diungkapkan oleh perusahaan melalui laporan tahunan yang telah diatur oleh Bapepam (mandatary disclosure). Prinsip pengungkapan penuh yaitu mengakui bahwa penyajian informasi dalam laporan keuangan baik jumlah maupun sifatnya, harus memenuhi kaidah keseimbangan antara manfaat dan biaya. Menurut Suwardjono (2005), pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat statement keuangan. Fakta mengungkapkan bahwa pengungkapan perusahaan masih banyak yang belum memadai yaitu tingkat kedetailan, ketepatan waktu, dan kejelasan dari pengungkapan belum terpenuhi. Menurut Healy dan Palepu (2000), bahwa pengungkapan yang lebih tinggi menyebabkan tingkat risiko yang akan ditanggung investor akan semakin rendah, sehingga biaya modal juga rendah. Menurut Botosan (2000), pengungkapan yang lebih luas mendorong investor untuk berinvestasi pada perusahaan, sehingga informasi tersebut seharusnya adalah informasi sebenarnya yang ada pada perusahaan. Pengungkapan yang lebih luas akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menaksir tingkat imbal hasil yang diharapkannya dimasa yang akan datang. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan tentang teori keagenen yaitu hubungan agent (manajer) dengan principal (pemilik) yaitutentang principal yangmempekerjakan agent agar dapat melakukan tugas untuk kepentingan pemilik perusahaan. Manajerdan pemilik perusahaanmemiliki tujuanberbeda sehingga terjadilah suatu konflikkepentingan. Pihak agent memiliki banyak informasi tentang keadaan perusahaan sedangkan principal tidak memiliki informasi yang cukuptentang keadaan dan kinerja manajer. Didorong oleh kepentingan pribadinya, sehinggaagent dapat memanfaatkankeadaan untuk dapat melakukan manajemen laba dengan membikin laporankeuangan yang dilaporkan pada saat itu tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya perusahaan. Sebagai konsekuensinya sehingga principaltidak bisa membikinkeputusan investasi secara optimal.

3 3 Stolowy dan Breton (2004) menerangkan tentang manipulasi akun yang dilakukan perusahaan semata-mata berdasarkan keinginan agent agar dapat mempengaruhi pendapat investor mengenai risiko perusahaan. Risiko perusahaan dapat di bagi menjadi dua, yaitu : (1) risiko yang berhubungan mengenai struktur keuangan perusahaan yang dapat diukur dengan debt equity ratio dan (2) risiko yang berhubungan dengan variasi imbal hasil saham yang dapat diukur dengan laba per lembar saham (earning per share). Sehinggamanajemen laba memiliki tujuan agar dapat memperbaiki ukuran kedua risiko di atas. Semakin tinggi manajemen laba menunjukkan semakin tinggi risiko imbal hasil saham dan konsekuensinya terhadap investor dalam menaikkan tingkatbiaya modal. Belkaoui (2007) menjelaskan tentang manajemen laba yaitu potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan pribadi. Dengan adanya ketidakpastian yang dimiliki investor terhadap tingkat pengembalian modal dimasa yang akan datang disebabkan karena perusahaan melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan pribadi. Menurut Utami (2005), manajemen laba memiliki pengaruh signifikan positif terhadap biaya modal ekuitasartinya semakin tinggi tingkat akrual, maka semakin tinggi biaya modal ekuitas. Jika investor menyadari bahwa praktik manajemen laba banyak dilakukan oleh emiten, maka investor akan melakukan antisipasi risikodengan cara menaikkan tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan. Para investor akan kehilangan kepercayaan mereka atas perusahaan tersebut dan pada akhirnya perusahaan kesulitan untuk mendapatkan pendanaan eksternal. Kesulitan pendanaan eksternal dapat menyebabkan perusahaan sulit juga dalam menjalankan kegiatan operasional dan biaya modal yang digunakan untuk pendanaan kembali akan menjadi lebih tinggi. Menurut Khomsiyah (2005) menjelaskanbahwa pengungkapan berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas, yaitu semakin tinggi pengungkapan yang dilakukan perusahaan maka biaya modal yang dibebankan kepada perusahaan akan semakin kecil. Sedangkan menurut Mira (2004) dan Tarjo (2008), menjelaskan bahwamanajemen laba berpengaruh positif terhadap biaya modal yaitu semakin tinggi manajemen laba maka semakin tinggi juga

4 4 biaya modal ekuitas, karena manajemen laba dapat dianggap sebagai rekayasa negatif yang tercermin dengan meningkatnya biaya yang dikeluarkan perusahaan agar dapat menyediakan informasi bagi publik dimana terdapat kesan sengaja untuk mengeluarkan biaya tersebut agar menutupi rekayasa laba yang dilakukan untuk mengelabuhi publik. Walaupun tinjauan secara analisis dan teoritis mengenai keterkaitan antara pengungkapan dengan biaya modal ekuitas cukup signifikan, namun sedikit sekali penelitian empiris yang mendukung hal tersebut. Dengan adanya ketidak konsistenan pada hasil penelitian terdahulu yang semakin menambah perdebatan diantara praktisi yaitu mengenai manfaat dari semakin luasnya pengungkapan yang dilakukan, sehingga penelitian ini memunculkan mandatory disclosure sebagai variabel moderasi. Menurut Dhiba manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas dengan menggunakan model Ohlson sebagai ukuran biaya modal ekuitas. Artinya semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin tinggi tingkat imbal hasil saham dan konsekuensinya investor akan menaikkan tingkat biaya modal ekuitas. Atau dapat dikatakan bahwa semakin tinggi manajemen laba, akan semakin tinggi pula biaya modal ekuitas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat manajemen laba di Indonesia relatif tinggi seperti yang diungkapkan oleh Leuz et al (2003) telah diantisipasi dengan cermat oleh investor di Bursa Efek Indonesia. Manajemen laba akan meningkatkan risiko kalau tindakan tersebut ternyata untuk menutupi kinerja manajer yang buruk dan menunjukkan bahwa kualitas akrual yang merupakan proksi manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas (cost of equitycapital) dengan hubungan positif. Manajemen laba menyebabkan banyak informasi yang harus diungkap oleh perusahaan, sehingga berkonsekuensi terhadap meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik. Manajemen laba dibagi menjadi 2 yaitu manajemen laba riil dan discretionary accrual. Discretionary accrual terbagi menjadi 2 yaitu long term dan shortterm discretionary accrual. Whelan dan McNamara (2004)

5 5 menunjukkan bahwa penggunaan model long termdiscretionary accrual dapat memberikan kesempatan bagi manajer melakukan manipulasi laba karena jangka waktu yang digunakan untuk memanipulasi laba lebih panjang/lama. Adanya kesulitan untuk dideteksi dalam periode akuntansi yang sama dan adanya anggapan dari pasar penggunaan model long term discretionary accrual yaitu usaha manajer untuk menipu para pelaku pasar. Long term discretionary accrual mempengaruhi komponen aktiva tetap contoh: depresiasi aktiva tidak berwujud, aktiva tetap, revaluasi asset dan utang jangka panjang. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan latar belakang yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA EKUITAS DENGAN MANDATORY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI DENGAN PENDEKATAN LONG TERM (Studi Empiris Pada Indeks LQ 45 dan JII Periode ) B. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya ekuitas pada perusahaan yang tergabung di dalam indeks LQ-45 dan JII? 2. Apakah mandatory disclosure memoderasi pengaruh manajemen laba dengan biaya ekuitas pada perusahaan yang tergabung di dalam indeks LQ-45 dan JII? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh buktiempiris mengenai: 1. Pengaruh manajemen laba terhadap biaya ekuitas pada perusahaan yang listing di dalam indeks LQ-45 dan JII.

6 6 2. Pengaruh mandatory disclosure sebagai variabelmoderating terhadap hubungan manajemen laba dengan biaya ekuitas pada perusahaan yang listing di dalam indeks LQ-45 dan JII. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi para investor di pasar modal agar selalu memperhatikan setiap kebijakan yang dibuat oleh pihak manajemen terutama terkait dengan manajemen laba, mandatory disclosure dan biaya ekuitas. 2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, menambah pengetahuan mengenai pengaruh manajemen laba terhadap biaya ekuitas dan pengaruh mandatory disclosure terhadap manajemen laba dengan biaya ekuitas dan implikasinya ilmu tersebut dengan realita yang sudah ada. E. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan landasan teori yang menjadi bahandalam penulisan tesis meliputi : manajemen laba, mandatory disclosure, dan biaya ekuitas. Dalam bab ini juga berisikan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan perumusan hipotesis. BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisikan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis, meliputi : desain penelitian, populasi dan sampel, sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan teknik analisis data.

7 7 BAB IV BAB V : Hasil dan Pembahasan Bab ini menguraikan tentang hasil dari pengumpulan data yang dilakukan, analisis data yang digunakan, temuan empiris yang didapat dalam penelitian dan pembahasan hasil penelitian. : Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari uraian dan pembahasan yang ada dan saran hasil penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat.