KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT
|
|
- Shinta Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT Weni Yuhelfa, Jasmi dan Ismed Wahidi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Koresponden: ABSTRACT Dragonflies (Odonata) have an important role in the rice field ecosystem. Dragonflies serves as an indicator to monitor water quality, and pest predators in rice plants, besides dragonfly also play a role in health and agriculture. This dragonfly nymphs are found in rice crops. So far data on the density of dragonfly nymphs (Odonata) already exists but research dragonfly nymph density in Kanagarian Air Bangis subdistrict Beremas River West Pasaman has never been done. The purpose of this study was to determine the density of dragonfly nymphs (Odonata) in Planting Rice in Kanagarian Air Bangis Beremas River District West Pasaman. This research was conducted in November 2014 with a descriptive survey method is by way of direct collection of the dragonfly nymph existing research location. Field sampling is done at the age of ± 1 month paddy and rice ± 1 ½ months of age. Factors measured environmental physics ie air temperature and humidity, water temperature, chemical factors measured is the ph of water. Acreage is used as a research about + 2 Ha. Average length of dragonfly nymph bodies were found is 18 mm ± 1 month of age paddy and rice 19 mm ± 1 ½ months of age. The average density of dragonfly nymphs on the location of the rice fields in Kanagarian Air Bangis Beremas River District West Pasaman on rice ± 1 month of age was 0.09 individuals / m2, and the rice ± 1 ½ months of age was 0.08 individuals / m2. Keywords: dragonfly, dragonfly nymphs, population PENDAHULUAN Capung (Odonata: Libellulidae) mempunyai peranan penting pada ekosistem persawahan. Capung dapat berfungsi sebagai serangga predator, baik dalam bentuk nimfa maupun dewasa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama tanaman padi seperti, penggerek batang padi (Chilo sp), wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang sangit (Leptocorisa acuta) (Ansori, 2009). Capung juga memiliki peranan penting bagi manusia yaitu sebasgai indikator untuk memantau kualitas air disekitar lingkungan hidup. Nimfa capung tidak akan hidup pada air yang tercemar atau di sungai yang tidak ada tumbuhannya, jadi secara tidak langsung kehadiran capung dapat menandakan bahwa perairan sekitar kita masih bersih (Susanti, 1998). Nimfa capung semuanya adalah aquatik (Corbet, 1995), terutama hidup pada kolam, danau atau hulu sungai dan makan berbgai macam organism aqutik yang kecil (Borror et al., 1992). Populasi odonata juga dipengaruhi oleh factor abiotic dalam perkembangan hidupnya, seperti penggunaan insectisida., Insictisida yang digunakan secara tidak langsung dapat berdampak pada populasi odonata (Ansori 2008). Penelitian mengenai nimfa capung yang telah dilakukan yaitu tentang Keanekaragaman nimfa odonata (Dragonfiles) dibeberapa persawahan disekitar Bandung Jawa Barat, Ansori (2008). Penelitian tentang nimfa capung (Odonata) pada pertanaman padi sawah di Beremas Kabupaten Pasaman Barat belum pernah dilakukan. 1
2 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu dengan cara mengoleksi langsung terhadap semua nimfa capung yang ditemukan pada lokasi penelitian. Penangkapan nimfa capung dilaksanakan pada pagi dan siang hari. Pengambilan sampel nimfa capung dilakukan dua kali, pengambilan pertama dilakukan pada padi umur ± 1 bulan (tanggal 24 November 2014) dan pengambilan kedua pada padi umur ± 1 ½ bulan (tanggal 07 Desember 2014). Sedangkan pengambilan sampel dengan menentukan dua stasiun yang terdiri dari lima titik masing-masing stasiun.. Pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan titik pengambilan dengan cara mengambil setiap sudut dan pertengahan tanaman padi, dengan tujuan supaya terwakili seluruh areal persawahan, dengan luas areal sawah yang akan dijadikan petak sampling yaitu 5x5 m pada masing-masing titik stasiun. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada lokasi pertanaman padi sawah di Kanagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat ditemukan ciri-ciri nimfa capung yang ditemukan memiliki kepala agak lebar, sepasang antena yang pendek seperti bulu halus, satu pasang mata majemuk yang besar arah samping kiri dan kanan, dada berwarna coklat, tiga pasang kaki, memiliki abdomen berwarna coklat kekuningan, pada abdomen terdapat 9 segmen, bagian akhir abdomen terdapat 5 sersi. Gambar 1. Contoh nimfa capung Hasil penelitian tentang kepadatan nimfa capung pada pertanaman padi sawah di Beremas Kabupaten Pasaman Barat, pada padi umur ± 1 bulan adalah 0,18 individu/m 2 sedangkan pada padi umur ± 1 ½ bulan adalah 0,17 individu/m 2 individu/m 2, dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kepadatan nimfa capung
3 3 Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisika, kimia pengambilan sampel di Kanagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat Pengambilan sampel Faktor fisika-kimia Padi ± 1 bulan padi ± 1 ½ bulan Pagi Siang Rata-rata Pagi Siang Rata-rata Suhu udara 31ºC 30ºC 30,5ºC 31ºC 33ºC 32ºC Suhu air 25ºC 32ºC 28,5ºC 26º C 30ºC 28ºC Kelembapan 79% 76% 77,5% 71% 73% 72% Udara Keadaan cuaca cerah cerah cerah mendung ph 6 7 6, ,5 Kepadatan nimfa capung paling tinggi ditemukan pada padi umur ± 1 bulan yaitu 0,18 dan pada padi umur ± 1 ½ bulan yaitu 0,17 individu/m 2. Pengambilan sampel nimfa capung dilakukan pada padi umur ± 1 bulan dan padi umur ± 1 ½ bulan untuk melihat perbedaan kepadatan nimfa capung yang ditemukan.. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ansori, (2009) menunjukkan bahwa Crocothemis servilia (Libellulidae) dan Orthetrum sabina (Libellulidae) merupakan spesies yang dominan di empat lokasi penelitian. Pada sawal pertumbuhan padi (fase vegetatif sampai fase bunting hari), menunjukkan jumlah individu terbesar dibandingkan dengan fase lain, dan populasi odonata akan menurun sejalan dengan umur padi yang semakin tua. Hasil analisis indeks keanekaragaman untuk odonata dewasa di empat lokasi penelitian menunjukkan bahwa persawahan Dago Pojok memiliki indeks keanekaragaman tertinggi. Indeks kemerataan tertinggi odonata dewasa diperoleh di persawahan Antapani dan Dago Pakar. Berbeda dengan penelitian Salmah et. al., (2005) tentang keanekaragaman odonata dan hubungannya dengan ekosistem dan penggunaan lahan di semenanjung utara malaysia dengan lokasi (habitat) yang berbeda yaitu pada sawah, perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, areal tambang pasir, pertenakan ayam, dan aliran gunung. Pengambilan odonata dilakukan pada musim (basah dan kering) menghasilkan 566:646 individu, 30:28 marga dan family 8:8. Ada perbedaan yang signifikan dalam distribusi individu odonata antara dimusim hujan (F=4,70) dan musim kemarau (F=3.99). berbeda dengan penelitoan Wardhani (2007) tentang perbandingan populasi larva odonata dibeberapa sungai di pulau pinang dan hubungannya dengan pengaruh habitat dan kualiti air dengan berbagai lokasi yaitu Sungai Air Terjun, Sungai Titi Teras, dan Sungai Taman Belia, kelimpahan odonata yang lebih tinggi di Sungai Air Terjun menggambarkan kesesuaian habitat yang lebih baik dibandingkan dengan sungai titi teras, sungai belia. Pengukuran faktor lingkungan suhu udara pagi hari 31 o C pada padi umur ± 1 bulan, dan dengan suhu 30 o C pengukuran siang hari pada padi umur ± 1 bulan, sedangkan suhu pagi hari pada padi umur ± 1 ½ bulan 31 o C dan suhu siang hari 33 o C. suhu air pada padi umur ± I bulan 25 o C di pagi hari 32 o C di siang hari, suhu air pada padi umur ± 1 ½ bulan 26 o C pagi hari, 30 o C siang hari dan kelembaban udara pada padi umur ± 1 bulan 79% di pagi hari 76% di siang hari, sedangkan kelembapan udara pada padi umur ± 1 ½ bulan 71% di pagi hari 73% di sing hari. ph air pada umur 1 bulan 6 di pagi hari dan 7 di siang hari, sedangkan pada padi umur ± 1 ½ bulan 6 di pagi hari dan 7 di siang hari. Pada serangga makanan sangat diperlukan untuk menopang tingkat hidup yang aktif, terutama pada proses peneluran dan stadium larva. Stadium imago porsinya menjadi kecil karena periode kehidupannya menjadi relatif pendek apabila hama-hama tersebut telah meletakkan telur. Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam
4 4 proses perkembangbiakan keturunannya (Yayuk et. al., 1990 dalam Yasin, 2009). Serangga memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia dapat hidup. Di luar kisaran tersebut serangga akan mati kedinginan dan kepanasan. Pengaruh suhu ini jelas terlihat pada proses fisiologi serangga. Pada suhu tertentu aktivitas serangga tinggi, akan tetapi pada suhu yang lain berkurang (menurun). Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah sebagai berikut: suhu minimum 15 o C, suhu optimum 25 0 C, dan suhu maksimum 45 o C (Jumar, 2000). Sejumlah spesies capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh melalui perubahan postur tubuh dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini memberikan keuntungan bagi capung untuk mulai memangsa pada dini hari sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna. Ketika melewati masa prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi (Hidayah, 2008). Kelembaban udara, hal ini merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi distribusi kegiatan serangga. Dalam kelembaban yang sesuai, serangga biasanya lebih tahan terhadap suhu 18 o C dengan kelembaban 70% (Jumar, 2000). s Pengaruh cahaya (kondisi gelap dan terang) sangat berpengaruh basar terhadap tingkah laku serangga dalam memilih makanan, dan reproduksi (kopulasi dan penelusuran) (Weston and Hoffman, 1991 dalam Yasin 2009). Beberapa faktor serangga yang dipengaruhi oleh cahaya, sehingga timbul serangga yang aktif siang dan malam hari. Cahaya matahari dapat mempengaruhi aktivitas dan distribusi serangga. Selain tertarik terhadap cahaya, ditemukan juga serangga yang tertarik oleh warna hijau dan kuning. Serangga juga memiliki profensi (kesukaan) tersendiri terhadap warna dan bau, seperti terhadap warna-warna bunga (Jumar, 2000). Cahaya berpengaruh terhadap perkembangan organisme yang hidup baik pengaruh terhadap struktur tubuh dan perilaku. Cahaya adalah faktor yang sekaligus vital dan membatasi, karenanya menarik bagi ekologis. Intensitas dan lamanya cahaya penting, karena pengaruh cahaya dalam hal ini mempengaruhi perilaku dan penyebaran hewan (P. Michael, 1994 : 16 dalam Rohman 2012). Dari uji t yang telah dilakukan terbukti bahwa, kepadatan nimfa capung pada padi umur ± 1 bulan dan padi umur ± 1 ½ bulan, maka didapatkan t hitung 0,03 dan t tabel 1,66. Disini dapat dilihat bahwa t hitung t tabel, sehingga padi pada umur ± 1 bulan dan padi umur ± 1 ½ bulan tidak berbeda nyata. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada lokasi persawahan di Beremas Kabupaten Pasaman Barat, jumlah individu yang di dapat pada padi umur ± 1 adalah 46 individu sedangkan pada padi umur ± 1 ½ bulan adalah 43 individu. Rata-rata kepadatan nimfa capung pada padi umur ± 1 bulan 0.09 individu/m 2 dan pada padi umur ± 1 ½ bulan 0,08 individu/m 2, dengan panjang rata-rata seluruh tubuh 18 mm pada padi umur ± 1 bulan dan 19 mm pada padi umur ± 1 ½ bulan. DAFTAR PUSTAKA Ansori, I Kelimpahan dan Dinamika Populasi Odonata Berdasarkan Hubungannya Dengan Fenologi Padi di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung Jawa Barat. PMIPA FKIPUNIB.Jurnalexacta.Vol. VII. No Hanum, O. Jenis-jenis Capung (Odonata) di Kawasan Taman Satwa Kandi Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. FMIPA Universitas Andalas:Padang, (online) diakses 28 November Hidayah Keanekaragaman Dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata) Di Kebun Raya Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian: Bogor. Skripsi (online) diakses 28 November Jumar Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta. Patty, N Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata) di Situ Gintung Ciputat, Tanggerang. Fakultas sains dan teknologi Universitas Islam dan Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta. Skripsi (online) diakses 28 November Rohman, A Keanekaragaman Jenis dan Distribusi Capung (Odonata) di Kawasan Kars Gunung Sewu Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Fakultas
5 5 Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Uniiversitas Negeri Yokyakarta. Jurnal (online) diakses 28 November Salmah, C, R, Siregar, A, Z dan Ahmad A, H The Diversity of Odonata in Realeation to Ecosystem and Land Use in Northerrn Peninsular Malaysia. School of Biological Science, University of Science Malaysia. Jumlah ilmiah pertanian kultura Vol. 40. No. 2: Jurnal (online) diakses 28 Novemver 2013 W. Tribuana Surya Perbandingan Populasi Larva Odonata di beberapa Sungai Di Pulau Pinang Dan Dubungannya Dengan Pengaruh Habitat Dan Kualiti Air. Universitas Sain Malaysia.Jurnal,(Online) diakses 07 Maret Yasin, M Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan Faktor Kimia Yang Mempengaruhinya. Balai Penelitian Tanaman Proseding Seminar Nasional Serealia ISBN: Jurnal (online) diakses 28 November
Oleh Nuri Gustia, Jasmi, dan Putri Pratiwi
KEPADATAN POPULASI CAPUNG Crocothemis servilia (Odonata: Libellulidae) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KELURAHAN ANDURING KECAMATAN KURANJI PADANG SUMATERA BARAT Oleh Nuri Gustia, Jasmi, dan Putri Pratiwi
Lebih terperinciKELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT
KELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT Irwandi Ansori Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT
KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT Irwandi Ansori Program Studi Biologi JPMIPA FKIP Universitas Bengkulu ABSTRACT The research on nymph Odonata
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT
KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT Irwandi Ansori Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRACT The research of Nymph Odonata
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. VI No. 2 Desember 2008
KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT Irwandi Ansori Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRACT The research on Odonata diversity
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai
Lebih terperinciInventarisasi Jenis Capung (Odonata) Pada Areal Persawahan Di Desa Pundenarum Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
BIOMA, Juni 015 ISSN: 1410-8801 Vol. 17, No. 1, Hal. 16-0 Inventarisasi Jenis Capung (Odonata) Pada Areal Persawahan Di Desa Pundenarum Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Samsul Rizal 1 dan Mochamad
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL
KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL OLEH: MICKE ADEVA PUTRI NIM. 10010306 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciJENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Ayu Wahyuni 1, Armein Lusi 2, Lora Purnamasari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Relung Ekologi Relung (niche) menunjukkan peranan fungsional dan posisi suatu organisme dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi juga
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI KATAK SAWAH (Rana cancrivora Gravenhorst) YANG DITEMUKAN DI BUNGO PASANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN
KEPADATAN POPULASI KATAK SAWAH (Rana cancrivora Gravenhorst) YANG DITEMUKAN DI BUNGO PASANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL YULIA AFRITA YENI NIM. 09010159 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangga (Kelas Insekta) merupakan kelompok makhluk hidup yang memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari separuh jumlah spesies makhluk
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur. Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan Karst Gunung Sewu mempunyai bentang alam yang sangat khas, dengan luas area + 1730 km 2 berupa puluhan ribu bukit batu gamping dengan ketinggian antara 20-50
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.
Lebih terperinciKeywords: Oryctes rhinoceros L., Oil palm plant, Population
KEPADATAN POPULASI KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PLASMA II OPHIR KANAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Rukayati 1, Ismed Wahidi 2, Abizar
Lebih terperinciROTIFERA PADA AREA BEKAS TAMBANG EMAS DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG ROTIFERA AT GOLD MINED AREAS IN KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG
Bio-site. Vol. 02 No. 1, Mei 2016 : 1-5I SSN: 2502-6178 ROTIFERA PADA AREA BEKAS TAMBANG EMAS DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG ROTIFERA AT GOLD MINED AREAS IN KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG Silvi Susanti
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN BERDASARKAN SEX RASIO ODONATA DEWASA DAN PANJANG TUBUH (INSTAR) NIMFA ODONATA
KEANEKARAGAMAN ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN BERDASARKAN SEX RASIO ODONATA DEWASA DAN PANJANG TUBUH (INSTAR) NIMFA ODONATA The Diversity Of Odonata (Dragonflies) in Some Paddy Fields Based
Lebih terperinciTetri Handayani, Ismed Wahidi, Yosmed Hidayat. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck.) PADA AREAL PERSAWAHAN KORONG SUNGAI RANTAI KECAMATAN SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN Tetri Handayani, Ismed Wahidi, Yosmed Hidayat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan Keempat tempat penelitian terletak di Kebun Raya Bogor. Posisi masingmasing lokasi tertera pada Gambar 1. a. Taman Lebak Sudjana Kassan Taman ini berada di pinggir
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Capung
TINJAUAN PUSTAKA Capung Klasifikasi Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta, dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera dan Anisoptera. Kedua
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di
TINJAUAN PUSTAKA I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, kaki seribu dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, salah satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga. Siregar (2009), menyebutkan
Lebih terperinciBIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017
ANALISIS KERAGAMAN JENIS SERANGGA PREDATOR PADA TANAMAN PADI DI AREAL PERSAWAHAN KELURAHAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR ANALYSIS OF BIODIVERSITYOF PREDATOR INSECT IN PADDY FIELD AT TAMALANREA OF MAKASSAR CITY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan
Lebih terperincitunda satu bulan (lag 2) berarti faktor iklim mempengaruhi luas serangan pada WBC pada fase telur.
6 regresi linier berganda untuk semua faktor iklim yang dianalisis. Data faktor iklim digunakan sebagai peubah bebas dan data luas serangan WBC sebagai peubah respon. Persamaan regresi linier sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor merupakan kota yang terus berkembang serta mengalami peningkatan jumlah penduduk dan luas lahan terbangun sehingga menyebabkan terjadinya penurunan luas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stall) Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total pada tanaman padi (hopperburn) sebagai akibat dari hilangnya
Lebih terperinciKOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI SITU LENGKONG DAN SITU KUBANG PANJALU, CIAMIS JAWA BARAT
KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI SITU LENGKONG DAN SITU KUBANG PANJALU, CIAMIS JAWA BARAT T 592. 092 IZM ABSTRAK Penelitian tentang komunitas makrozoobentos di Situ Lengkong, suatu danau alami, dan di Situ
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini antara lain pengamatan selintas dan pengamatan Utama 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Morfologi Capung Capungdiklasifikasikankedalam kingdom animalia, kelasinsekta, ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies) dansubordozygopteraa (damselflies)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT
KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North
Lebih terperinciKeanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun
Hayati, September 2003, hlm. 85-90 ISSN 0854-8587 Vol. 10. No. 3 Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Diversity and Parasitism of
Lebih terperinciSURVEI ODONATA DI KAWASAN BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR
SURVEI ODONATA DI KAWASAN BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh Huda Ilmiawan NIM 091810401019 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanaman yang banyak ditanam masyarakat yaitu tanaman jagung.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Secara geografis lokasi penelitian 00 0 35 10.0 LU- 123 0 06 55.8 BT. Umumnya di Desa ini masyarakat melakukan aktifitas berkebun.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Jagung berikut : Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinci(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH
KEPADATAN POPULASI Spodoptera exigua (LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa) DI SELAYO TANANG BUKIK SILEH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai
Lebih terperinciDESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI
DESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI DESIGN OF PREDATOR CONSERVATION AND PARASITOID FOR PEST CONTROL IN RICE FIELD Tamrin Abdullah 1), Abdul Fattah 2),
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.
TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Oleh: Fetro Dola Samsu 1, Ramadhan Sumarmin 2, Armein Lusi,
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT. Oleh Irwandi Ansori
KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT Oleh Irwandi Ansori Program Studi Biologi FKIP Universitas Bengkulu ABSTRAK Penelitian keanekaragaman nimfa
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR SITI NURUL INDAH HIDAYAH
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR SITI NURUL INDAH HIDAYAH PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK SITI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia dan harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki peranan sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, amfibi berperan sebagai
Lebih terperinciSTUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU
STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU J. Audrey Leatemia dan Ria Y. Rumthe Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pattimura
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI APHID Aphis gossypii (Glover) (Hemiptera: Aphididae) PADA TANAMAN KENTANG DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK
KEPADATAN POPULASI APHID Aphis gossypii (Glover) (Hemiptera: Aphididae) PADA TANAMAN KENTANG DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK Oleh Ana Witra, Jasmi, dan Putri Pratiwi Program Studi
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh Okky Ekawati H
SKRIPSI PERAN TUMBUHAN BERBUNGA DALAM MENJAGA KEBERADAAN PARASITOID HAMA PENTING PADI Oleh Okky Ekawati H0709086 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan habitat yang kompleks untuk organisme. Dibandingkan dengan media kultur murni di laboratorium, tanah sangat berbeda karena dua hal utama yaitu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sungai adalah tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan yang jatuh di daerah tangkapannya dan mengalir dengan takarannya. Sungai tersebut merupakan drainase
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomaceae canaliculata L.) PADA AREAL SAWAH DI KENAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL
1 KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomaceae canaliculata L.) PADA AREAL SAWAH DI KENAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL REZI YANDRI NIM. 10010286 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Distribusi Spasial A. tegalensis pada Tiga Varietas Tebu Secara umum pola penyebaran spesies di dalam ruang terbagi menjadi tiga pola yaitu acak, mengelompok, dan teratur. Sebagian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek
II. TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek Puntius Orphoides C.V adalah ikan yang termasuk anggota Familia Cyprinidae, disebut juga dengan ikan mata merah. Ikan brek mempunyai garis rusuk
Lebih terperinciNola kartika, Ismed, Elza safitri. Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
KEPADATAN POPULASI KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctataf.) PADA TANAMAN PADI( Oryza sativa L.) PADA TANAMAN PADI di JORONG KATIMAHAR KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN Nola kartika, Ismed, Elza safitri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah beriklim tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1) Indonesia menjadi salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
7 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Karawang Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107 02-107 40 BT dan 5 56-6 34 LS, termasuk daerah yang relatif rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis yang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk juga keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik) dan perairan menggenang (lentik). Perairan mengalir bergerak terus menerus kearah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciSTATUS KEBERADAAN HAMA POTENSIAL PADA PERTANAMAN PADI HIBRIDA, NON-HIBRIDA DAN PENENTUAN PERIODE KRITIS
STATUS KEBERADAAN HAMA POTENSIAL PADA PERTANAMAN PADI HIBRIDA, NON-HIBRIDA DAN PENENTUAN PERIODE KRITIS SKRIPSI Oleh Lisa Adah Khafidhotul Hidayah NIM. 021510401007 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS DAN DISTRIBUSI CAPUNG (ODONATA) DIKAWASAN KARS GUNUNG SEWU KECAMATAN PRACIMANTORO, KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH SKRIPSI
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN DISTRIBUSI CAPUNG (ODONATA) DIKAWASAN KARS GUNUNG SEWU KECAMATAN PRACIMANTORO, KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 1. Bapak Dr. Anthony Agustien selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Andalas.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis atas kehadirat Allah Yang Esa karena dengan berkah nikmat kesehatan, waktu dan kekukatan yang senantiasa dilimpahkan-nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam yang diciptakan Allah SWT ini sungguh penuh rahasia, rahasia tersebut hanya dapat diketahui dengan ilmu, karena ilmu tiada tepinya. Kehidupan di ibaratkan sebuah
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
Vol. 2 (1): 1 6 Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Gustap Baloari 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas
Lebih terperincisedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,
Lebih terperinciHEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG
HEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG T591. 526 32 RON ABSTRAK Penelitian tentang hewan bentos sebagai indikator ekologi di S. Cikapundung telah dilakukan dari tanggal 15
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai merupakan suatu perairan yang airnya berasal dari air tanah dan air hujan, yang mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan usaha dibidang sumber daya perairan. Menurut Sarnita dkk. (1998), luas perairan umum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciAbdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
KEPADATAN POPULASI ULAT GRAYAK (SPODOPTERA LITURA FABR) PADA KEBUN TEMBAKAU (NICOTIANA TOBBACO L.) DI JORONG SABORANG TOBEK KECAMATAN SITUJUH LIMO NAGARI. Abdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati
Lebih terperinciUntuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:
Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciSpesies yang diperoleh pada saat penelitian
PEMBAHASAN Spesies yang diperoleh pada saat penelitian Dari hasil identifikasi sampel yang diperoleh pada saat penelitian, ditemukan tiga spesies dari genus Macrobrachium yaitu M. lanchesteri, M. pilimanus
Lebih terperinciKEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013
17-147 KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 The Diversity Diurnal Buterfly (Sub Ordo: Rhopalocera) Complex in The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lepidoptera merupakan salah satu ordo dari ClassisInsecta(Hadi et al., 2009). Di alam, lepidoptera terbagi menjadi dua yaitu kupu-kupu (butterfly) dan ngengat
Lebih terperinciPENENTUAN INDEKS KUALITAS TANAH BERDASARKAN PARAMETER LAPANGAN DI SUB DAS JOMPO JEMBER
PENENTUAN INDEKS KUALITAS TANAH BERDASARKAN PARAMETER LAPANGAN DI SUB DAS JOMPO JEMBER SKRIPSI Oleh EKO SAKTI BUDI PRABOWO NIM. 021510301042 JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN U N I V E R S I T A S J E M
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK SARANG BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) DI SUAKA MARGASATWA PINJAN-TANJUNG MATOP, SULAWESI TENGAH
KARAKTERISTIK FISIK SARANG BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) DI SUAKA MARGASATWA PINJAN-TANJUNG MATOP, SULAWESI TENGAH Indrawati Yudha Asmara Fakultas Peternakan-Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keanekaragaman hayati di suatu negara memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Keanekaragaman hayati merupakan sumber penghidupan dan kelangsungan
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-
I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tata Guna Lahan Tata guna lahan merupakan upaya dalam merencanakan penyebaran penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi
Lebih terperinciFokus Lahan Basah Eksploitasi Satwa Liar di Perairan Hulu Mahakam 3. Konservasi Lahan Basah Potensi Ekowisata Mangrove Pesisir Sawah Luhur 4
Dari Redaksi Daftar Isi Fokus Lahan Basah Eksploitasi Satwa Liar di Perairan Hulu Mahakam 3 Salam redaksi, Salam sejahtera bagi kita semua. Cukup lama tak bersua, semoga tidak memutuskan ikatan silahturahmi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi penelitian Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Sungai ini bermuara ke
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi
Lebih terperinciWaspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)
Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Memasuki musim hujan tahun ini, para petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk segera mengolah
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR SUNGAI BONE DENGAN METODE BIOMONITORING (Suatu Penelitian Deskriptif yang Dilakukan di Sungai Bone)
STUDI KUALITAS AIR SUNGAI BONE DENGAN METODE BIOMONITORING (Suatu Penelitian Deskriptif yang Dilakukan di Sungai Bone) Stevi Mardiani M. Maruru NIM 811408109 Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes Ekawati Prasetya,
Lebih terperinciSKRIPSI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) DI KAMPUS UIN SUSKARIAU
SKRIPSI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) DI KAMPUS UIN SUSKARIAU Oleh : Irma Sandi 11182200581 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITASS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
Lebih terperinciSKRIPSI KEBERADAAN PREDATOR WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA. Oleh SULISTIYO DWI SETYORINI H
SKRIPSI KEBERADAAN PREDATOR WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA Oleh SULISTIYO DWI SETYORINI H0709117 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
Lebih terperinciJENIS-JENIS CAPUNG (Odonata: Anisoptera) DI DESA SEI DUA INDAH KECAMATAN RAMBAH HILIRKABUPATEN ROKAN HULU. Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK
JENIS-JENIS CAPUNG (Odonata: Anisoptera) DI DESA SEI DUA INDAH KECAMATAN RAMBAH HILIRKABUPATEN ROKAN HULU Rahmah Yanti *), Rofiza Yolanda 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinci