Kesenjangan Sektor Riil dan Keuangan di Sulsel
|
|
- Handoko Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pokok Pikiran: Marsuki Kesenjangan Sektor Riil dan Keuangan di Sulsel Disampaikan pada Seminar Nasional (LP2M Unhas, Yayasan Bakti dan SMERU Reseach Institute) Gedung IPTEKS UNHAS, 9 Mei 2018
2 Pertumbuhan Eko. Sulsel, % Pertumbuhan Eko. Sulbar, % Pangsa sektor ekonomi Sulsel,% Pangsa sektor ekonomi Sulbar, % 2 A. Struktur Perekonomian dan Keuangan Sulselbar 25, ,00 1 5,00 23,22 41,30 5,94 1a Struktur Perekonomian Sulsel dan Sulbar, (ADHB) 13,90 2,30 9,44 0,06 0,11 0,04 0,15 12,46 13,15 8,16 45, , , ,41 15,00 4,23 4,63 3,70 3,99 4,58 5,06 8,91 1 1,33 1,92 1,30 3,88 0,44 4,97 5,00 1,47 2,17 2,73 2,02 1,76 0,23 0,07 Sulsel Rp. 379,30 Tr. Sulbar Rp. 35,95 Tr Struktur perekonomian Sulsel dan Sulbar secara rata-rata pada periode , bertumpu pada sector pertanian, masing-masing peranananya, 23,22% dan 41,30%. Selain itu perekonomian Sulsel didominasi oleh tiga lapangan usaha lainnya, sector industry pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Sedangkan Sulbar didominasi lapangan usaha transportasi, Industri pengolahan dan Jasa Pendidikan. Secara umum, karakteristik struktur perekonomian Sulsel didominasi oleh sector non-tradable (56,94%), sedangkan Sulbar pada sector tradable (53,03%). Dari sisi pertumbuhan ekonomi, secara rata-rata pertumbuhan ekonomi Sulsel lebih rendah dari Sulbar selama periode Dari sisi sectoral, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada jlapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi, Jasa Perantara keuangan, Informasi dan komunikasi serta pengadaan istrik dan gas. Sedangka di Sulbar, yang tertinggi pada lapangan usaha Pengadaan listrik dan gas, Adminsitrasi pemerintahan, Konstruksi dan Jasa perantara keuangan. 14,00 12,00 1 8,00 6,00 4,00 2,00 6,72 10,11 12,04 6,13 4,45 8,48 1b Pertumbuhan Ekonomi di Sulsel dan Sulbar, (ADHK) 14,07 10,24 4,93 12,72 9,06 8,12 9,27 8,13 8,16 6,97 6,58 11,38 8,38 11,89 11,86 9,56 11,04 12,05 8,72 4,39 7,42 9,32 12,00 10,78 10,57 7,40 1 7,34 13,53 3,45 16,00 14,00 8,00 6,00 4,00 2,00 Pertumbuhan Sulsel Pertumbuhan Sulbar Linear (Pertumbuhan 09/05/18 Sulsel)
3 Struktur Perekonomian di Sulsel
4 4 Pengangguran dan Kemiskinan di Sulsel 09/05/18
5 Pertumbuhan, Pengangguran, Kemiskinan, dan Inflasi Gini Ratio Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Pengangguran, Gini Ratio dan PDRB/Kapita di Sulsel 1c Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Pengangguran, Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan (Gini Ratio) di Sulsel ( ) 12 0, ,27 8,37 7,82 9,82 8,08 6,56 10,32 10,12 0,43 9,54 0,43 9,24 7,68 7,89 7,18 7,41 5,87 0,42 7,01 5,9 0,42 5,95 5,60 5,1 6,03 0,43 0,425 0,42 0, ,09 4,20 0,41 0,41 4,00 0,41 2 0, Pengangguran Kemiskinan ( Org) Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Gini Ratio Sulsel 0,4 Pertumbuhan ekonomi Sulsel yang relative tinggi dan stabil telah berdampak positif dalam mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan, termasuk inflasi. Tape tidak demikian dengan indeks ketimpangan yang cendrung meningkat, namun syukur cendrung kembali turun pada semester awal tahun Secara rata-rata nilai PDRB perkapita Sulsel baik atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK) meningkat signifikan. ADHB, pendapatan perkapita Sulsel dari kisaran Rp27,67 juta pada tahun 2012 meningkat signifikan dari tahun ke tahun hingga mencapai Rp.44,06 juta, atau 59,23%. Demikian juga ADHK, dari 24,51 juta menjadi 31,30 juta pada tahun 2016, atau 27,70%
6 Tingkat S dan I, S-I Gap dan Auto Finacing (%) Pangsa Kesenjangan Keuangan (Surplus-Defisit), % Tingkat kemampuan dan kesenjangan keuangan di Sulsel 8 6 Perkembangan Tingkat Kemampuan dan Kesenjangan Pembiayaan di Sulsel (Auto Financing dan S-I Gap) 64,82 68,38 65,30 64,01 60,34 62,76 58,92 52,11 15,00 1 Pangsa Kesenjangan Keuangan (Surplus-Defisit) Pelaku Ekonomi di Sulsel ( ) 4 5, I -6,78-10,64-12,57-13,19-14,67-13,79-15,31-17,84-5, Saving/PDRB*100 (Saving rate) S-I Gap Investasi/PDRB*100 (Investmen rate) Auto Financing Perkembangan sector umum keuangan, ditunjukkan oleh indicator kesenjanagan keuangan tabungan (S) dan Investasi (I) atau dikenal Saving-Investment Gap (S-I Gap), menunjukkan perkembangan menarik. Tahun 2010 kesenjangan hanya dalam kisaran -6,78 terus meningkat jingga mencapai -17,84 pada 2017, Tw-1. Artinya kebutuhan sector investasi berkembang lebih cepat daripada tabungan. Sehingga tampaknya kemampuan dunia usaha membelanjai investasinya masih tergantung dari dananya sendiri (Autofinancing), walaupun memang semakin lama semakin berkurang, dari 64,82% pada tahun 2010 turun menjadi 52,11%. -15, Kesenjangan keuangan atau deficit (Lebih banyak meminjam dari meyimpan) yang terbesar dari pelaku ekonomi di Sulsel dialami oleh Badan Usaha atau dunia usaha, mencapai rata2 15%, termasuk sedikit pada Badan usaha bukan keuangan dan pelaku ekonomi lainnya. Sedangkan yang mengalami suplus (Lebih banyak simpanan dari pada meminjam) adalah pelaku perseoragan, mencapai rata-rata 10-an%, kemudian sedikit pada Pemerintah daerah dan BUMN/BUMD termasuk Yayasan.
7 Pangsa DPK dan Kredit di Sulsel Pangsa DPK Pelaku Ekonomi dan Bisnis di Sulsel ( ) Pangsa Kredit Pelaku Ekonomi dan Bisnis di Sulsel ( ) 100% 100% 50% 84,19 83,68 84,31 79,49 80,86 77,26 50% 73,95 72,16 72,73 72,70 74,29 74,45 0% 8,04 7,11 6,64 9,53 8,77 1,48 2,55 2,68 2,97 2,73 5,73 8, Lainnya Perseorangan Koperasi Yayasan, Badan Sosial, & Org. Kemasyarakatan Badan Usaha Bukan-Keuangan Milik Swasta Badan Usaha Bukan Keuangan Milik Negara (BUMN) dan Daerah (BUMD) Pemerintah Daerah Swasta (Keuangan lain) 0% 19,51 21,04 21,60 22,36 21,43 21, Lainnya Perseorangan Koperasi Yayasan, Badan Sosial, & Org. Kemasyarakatan Badan Usaha Bukan-Keuangan Milik Swasta Badan Usaha Bukan Keuangan Milik Negara (BUMN) dan Daerah (BUMD) Pemerintah Daerah Swasta (Keuangan lain) Dari 7 pelaku ekonomi yang menyimpan dananya di perbankan (DPK), di Sulsel didominasi oleh milik perseorangan, rata-rata 80-an%, kemudian sedikit oleh Badan usaha bukan keuangan (7%) dan pemerintah daerah (5%) yang cendrung terus meningkat. Di Sulsel, kredit perbankan terkonsentrasi pada pelaku ekonomi perseorangan, mencapai rata-rata 73%, diikuti Badan usaha bukan bank, mencapai rata-rata 21%, serta sedikit pada Badan usaha bukan bank milik negara dan untuk pelaku ekonomi lainnya.
8 Share Kredit per sektor-per Bank, % Pangsa Kredit Konsumtif, % Pangsa Distribusi Kredit Produktif dan Konsumtif Perbankan di Sulsel 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pangsa Distribusi Kredit Produktif Per Sektor Ekonomi, Per Bank di Sulsel ( ) 6,01 0,92 16,33 0,53 0,90 0,79 11,20 0,80 1,07 6,63 47,79 Bank Pemerintah dan BPD (BP) Bank Asing dan Campuran (BAC) 5,32 1,77 2,36 0,10 9,88 10,23 46,56 59,03 48,64 0,49 4,51 37,00 4,02 4,72 0,52 0,94 3,34 7,61 6,73 0,58 9,19 0,64 3,44 Bank Swasta Nasionalo (BSN) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 39,37 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pangsa Distribusi Kredit Konsumtif Per Sektor Ekonomi, Per Bank di Sulsel ( ) 2,93 21,67 0,16 29,02 0,39 Rumah Tinggal 0,13 1,91 Flat dan Apartemen 7,72 2,18 Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan) BP BSN BAC BPR 20,19 26,07 44,38 2,98 Kendaraan Bermotor 10 74,84 65,43 Lainnya Kredit produktif persektor ekonomi di Sulsel dari Bank Pemerintah terkonsentrasi pada sector perdagangan, Industri pengolahan, Konstruksi Pertanian dan Jasa-jasa. Kredit Bank Swasta Nasional terkonsentrasi pada sector Perdagangan, Konstruksi, Keuangan, real estate dan jasa, serta insdustri pengolahan. Bank Asing Campuran, terkonsentrasi juga pada sector perdagangan, kemudian industry pengolahan. Sedangkan BPR terkonsentrasi kreditnya pada sector Jasajasa, Perdagangan, dan sector Pertanian. Kredit konsumsi di Sulsel oleh Bank Pemerintah terkonsentrasi pada kredit lainnya (65,43%), Rumah tinggal, Kendaraan dan Ruko, serta sedikit sekali untuk Flat dan Apartemen. BSN juga ke kredit lainnya, Kendaraan, Rumah tinggal dan Ruko. BAC kreditnya terkonsentrasi pada kredit Kendaraan bermotor, Rumah tinggal dan sedikit untuk Ruko. Seadangkan BPR semuanya untuk kredit lainnya.
9 9 B. Tipologi Kesenjangan Sektor Riil: PDRB dan Struktur Perekonomian Per wilayah Kepulauan Selayar Tana Toraja Barru Pare-pare Enrekang Palopo Bantaeng Toraja Utara Takalar Jeneponto Soppeng Sinjai Luwu Utara Sindereng rappang Bulukumba Luwu Pinrang Gowa Wajo Maros Pangkajene Kepulauan Luwu Timur Bone Makassar Pangsa Perekonomian (PDRB) Kabupaten/Kota di Sulsel, ( ) 1,16 1,42 1,46 1,49 1,54 1,58 1,66 1,67 1,96 2,05 2,06 2,17 2,50 2,71 2,79 3,01 3,82 4,06 4,44 4,60 5,31 6,21 6,65 33,67 5, , , ,00 4 Struktur perekonomian Sulsel dari sisi pembagian atau pangsa PDRB relatif tidak merata, terkonsentrasi di Makassar, (33,67%), sedangkan daerah lainnya ada 15 daerah yang pangsa PDRB yang dinikmati antara hanya (2%-6,6%), selebihnya hanya diatas 1%. Hal ini dimungkinkan karena sumber pembentuk PDRB yang juga relative tidak merata diantara wilayah. 09/05/18
10 Pertumbuhan Ekonomi, % Tingkat Kemiskinan, % Tipologi Kesenjangan Perekonomian wilayah: Tumbuh-Sejahtera Tipologi Perekonomian Kabupaten/Kota di Sulsel, Berkembang Cepat Luwu 1 Toraja Utara Bantaeng Kepulauan Selayar 9,00 Sindereng rappang Gowa Takalar Bone 8,00 Maros Pinrang Wajo Pangkajene Kepulauan Makassar 5,00 1 Barru 15,00 7, , , ,00 Tana Toraja Pare-pare Enrekang Luwu 6,00 Utara Palopo Jeneponto Soppeng Bulukumba 5,00 Luwu Timur Sinjai 4,00 Relatif Tertinggal 3,00 2,00 1,00 Pendapatan Perkapita (Rp. Juta) Maju & Tumbuh Cepat Maju Tertekan Tipologi perekonomian Sulsel ditandai oleh empat kategori. Kategori daerah maju dan cepat tumbuh, ada 5 daerah; kategori maju tertekan ada 3 daerah; kategori berkembang cepat 7 daerah; dan kategori daerah relative tertinggal 7 daerah. Pengkategoriannya didasarkan pada hubungan antara posisi pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Disebut daerah cepat tumbuh dan maju, jika pedapatan perkapita dan pertumbuhannya tinggi dari rata-rata propinsi. Maju tertekan jika pendapatan perkapita tinggi tapi pertumbuhannya rendah. Berkembang cepat jika pertumbuhannya tinggi tapi pendapatan perkapitanya kurang dari rata-rata propinsi, serta disebut tertinggal, jika pendapatan perkapitanya dan pertumbuhannya kurang dari rata-rata propinsi. Tipologi Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat per Kabupaten/Kota di Sulsel, Lumayan Sejahtera Jeneponto Luwu Utara Pangkep Toraja Utara Kep. Selayar Enrekang 12 Tana Toraja Maros Sinjai Bantaeng Palopo Soppeng Bone 8 Pinrang Gowa Bulukumba Takalar Luwu Timur Pare-Pare 6 Wajo Sejahtera Sidrap Luwu16 Barru Indeks Eksploitasi Ekonomi, % Kurang Sejahtera Makassar Cukup Sejahtera Dengan pembagian berdasarkan standar tingkat kesejahteraan daerah, yang diukur dengan perbandingan antara indeks Ekspoitasi Ekonomi dan Tingkat kemiskinan, maka tipologi daerah di Sulsel dapat dibagi empat. Ada 8 daerah dengan kategori sejahtera, 7 daerah dengan kategori cukup sejahtera, 4 daerah dengan kategori lumayan sejahtera, dan 5 daerah dengan kategori kurang sejahtera.
11 Partisipasi Angkatan Kerja, Pengangguran dan Kemiskinan di Sulsel 11 09/05/18
12 12 Struktur Jenis Usaha serta Konsentrasi Penyebarannya Tabel. Banyaknya Usaha-Perusahaan Menurut Wilayah dan Lapangan Usaha, Propinsi Sulsel, 2016 Wilayah Lapangan Usaha (Sektor) No. Nama Kabupaten/Kota Jumlah 1 Kepulauan Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Catatan sector ekonomi: 6 Gowa , Pertambangan, Energi dan Daur ulang 7 Sinjai Industri 342 Pengolahan Maros Konstruksi Pangkajene Dan Kepulauan Perdagangan besar dan eceran,, Reparasi dan Barru Perawatan mobil1.114 dan sepeda motor Pengangkutan dan perdagangan 11 Bone Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan-minum 12 Soppeng Informasi dan komunikasi Wajo Aktivitas keuangan dan asuransi Sidenreng Rappang Real 737estate Pinrang Jasa 551perusahaan Pendidikan 16 Enrekang Aktivitas kesehatan manusia dan aktivfitas social 17 Luwu Jasa 857lainnya Tana Toraja Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Kota Makassar Kota Pare-Pare Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan /05/18
13 Pangsa DPK dan Kredit Per Wilayah, % Selisih Share DPK/Kredit, % C. Tipologi Kesenjangan Keuangan wilayah: Pangsa DPK-Kredit ,60-2,59-0,65 Tipologi Kesenjangann Pangsa DPK dan Kredit Per Kabupaten/Kota di Sulsel ( ) 1,83 0,45-3,68 Share Simpanan/wilayah Share Kredit/wilayah Selisih Share Simpanan/Kredit -1,16-0,17-0,46 0,45-2,19 0,24-1,06 0,09-0,60-0,64 0,280,280,05 12,38-0,09-0,05-0,68-0,43 Tipologi kesenjangan keuangan di daerah di Sulsel cukup bervariasi. Hanya ada beberapa daerah yang mengalami posisi surplus dana, yang terbesar di Makassar (12,38%), kemudian di Bone, Tana Toraja, Bantaeng, Enrekang, Soppeng, Barru, dan Luwu Timur. Yang lainnya dalam posisi defisit. Artinya ada aliran dana antar wilayah, terutama ke daerah deficit, utamanya yang terbesar, Maros (-2,59%), Gowa, Jeneponto, dan Takalar. 14,00 12,00 1 8,00 6,00 4,00 2,00-2,00-4,00-6,00 Toraja Utara Luwu Selayar Takalar Jeneponto Luwu Timur Sinjai Barru Enrekang Bantaeng Soppeng Sidrap Luwu Utara Bulukumba Tana Toraja Maros Pinrang Pangkep Gowa Palopo Wajo Pare-Pare Bone Makassar 0,11 0,48 0,66 0,88 0,90 1,00 1,10 1,21 1,28 1,43 1,49 1,57 1,72 1,75 1,78 1,80 1,93 2,14 2,18 2,21 2,22 2,43 5,16 Pangsa DPK per Kabupaten/Kota di Sulsel, ( ) 62, Distribusi DPK di Sulsel cukup tidak merata, Makassar mendominasi DPk yag ada di perbankan (62,56%). Sedang daerah lainnya sangat terbatas, Bone yang terbesar kedua, tapi hanya 5,2%. Ada 5 daerah dengan pangsa hanya rata-rata 2%. 11 daerah dengan rata-rata 1% bahkan ada 5 daerah hanya memiliki rata-rata 0,11%-1%.
14 Pangsa, % Pangsa dan Distribusi Kredit Per wilayah Selayar Toraja Utara Luwu Timur Bantaeng Enrekang Barru Soppeng Wajo Sinjai Tana Toraja Luwu Luwu Utara Takalar Sidrap Bulukumba Pare-Pare Pangkep Palopo Jeneponto Bone Pinrang Gowa Maros Makassar. Pangsa Kredit Perbankan per Kabupaten/Kota di Sulsel, ,42 0,54 0,95 0,98 1,00 1,12 1,21 1,26 1,27 1,33 1,64 1,81 1,95 2,17 2,20 2,48 2,78 2,90 3,09 3,34 3,53 4,77 5,47 50, Pangsa kredit industry perbankan per kabupaten/kota di Sulsel menunjukkan ketidakseimbangan antara wilayah. Makassar mampu menguasai pangsa kredit lebih 50%, sedangkan daerah lainnya hanya menguasai antara 0,42%-5,47%. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 35,27 64,73 Tipologi Distribusi Kredit Produktif dan Konsumtif Per Kabupaten/Kota di Sulsel ( ) 69,10 54,653,5055,1251,06 57,54 49,46 54,91 61,31 30,90 45,3546,5044,8848,94 42,46 50,5 45,09 38,69 Kredit Produktif 33,26 66,74 Kredit Lainnya 65,24 56,6852,5837,92 34,76 43,3247,4262,08 25,35 74,65 60,98 46,4 50,19 60,78 34,31 55,34 64,57 52,73 39,02 53,55 49,81 39,22 65,69 44,66 35,43 47,27 Tipologi distribusi kredit perbankan secara rata-rata lebih besar untuk kredit produktif (KMK dan Investasi) dibanding kredit konsumtif, kecuali dibeberapa wilayah. Kredit produktif 5 terbesar diatas 50%, di Pangkep (74%), Jeneponto, Makassar, Pinrang, dan Enrekang. Kredit konsumsi 5 terbesar, di Gowa, Selayar, Palopo, Soppeng dan Luwu Utara.
15 Pangsa, % Pangsa Kredit UMKM dan Risiko Kredit Per wilayah Toraja Utara Luwu Timur Jeneponto Bantaeng Takalar Enrekang Tana Toraja Selayar Barru Luwu Utara Soppeng Luwu Sinjai Bulukumba Palopo Pangkep Pare-Pare Sidrap Gowa Wajo Maros Bone Pinrang Makassar. Pangsa Kredit UMKM Perbankan per Kabupaten/Kota di Sulsel, ,50 1,29 1,45 1,47 1,68 1,70 1,74 1,74 1,81 1,87 1,95 1,96 2,05 2,44 2,63 2,76 3,42 3,65 3,79 3,87 4,21 4,40 4, Pangsa Kredit UMKM Perbankan di Sulsel (Juta Rp), ( ) 59,38 1,23 0,94 6,32 25,77 0,14 5,16 9,17 8,85 0,57 2,74 4,87 3,43 1,32 7,79 8,74 6,96 2,43 4,88 7,11 0,03 2,76 0,22 35,69 5, , , , ,69 66,47 BP (63,05%) BSN (36,52%) BAC (0,43%) Tiplogi LDR perbankan di Sulsel cukup bervariasi, yang menyebabkan adanya arus dana dari daerah yang surplus (LDR<100) ke daerah yang deficit (LDR>100). LDR terbesar ada di Takalar (229,01%), kemudian ada 5 daerah dengan LDR antara 152%-179%. Kemudian ada 10 daerah dengan LDR antara 102%-144%. Sedangka ada 7 daerah yang mengalami surplus (LDR<100), dimana yang terendah di Selayar.. Distribusi kredit UMKM per wilayah di Sulsel juga tidak merata, terkonsentrasi di Makassar (35,69%). Ada 7 daerah lainnya hanya menerima kredit UMKM antara 3,42%-4,57%. 4 daerah antara 2-2,76%, dan ada 12 daerah hanya menerima antara 0,50%-1,96%. Semua kredit terkonsentrasi pada lapangan usaha Perdagangan besar dan eceran, serta Industri pengolahan.
16 Pangsa Perbankan dan Penduduk Perwilayah Kep. Selayar Bantaeng Jeneponto Bulukumba Barru Enrekang Sidrap Pinrang Pare-pare Tana Toraja Toraja Utara Luwu Timur Luwu Utara Luwu Palopo Sinjai Soppeng Wajo Bone Takalar Pangkep Maros Gowa Makassar Pangsa Penduduk dan Perbankan per Kabupaten/Kota di Sulsel 0,98 1,53 1,63 2,14 1,38 4,16 3,12 1,44 4,80 2,00 2,12 2,34 3,01 3,15 3,40 4,29 1,63 3,36 2,39 2,64 0,65 2,67 2,93 3,27 2,36 3,55 2,52 4,10 2,01 3,39 2,03 2,79 2,31 2,63 4,34 4,58 4,83 1,713,37 2,36 3,80 3,25 3,98 5,29 8,68 8,55 17,08 Jumlah Penduduk: 8,6 juta; Jumlah Bank: ,46 5, , , , ,00 Pangsa Perbankan, % Pangsa Penduduk, % Pangsa perbankan di Sulsel relatif tidak seimbang (39,46%), akibat variasi pangsa penduduk yang terkonsentrasi di Makassar (17,5%). Perbankan di daerah lainnya bervariasi, dan yang terbesar jumlahnya di zona Makassar (52,07%). Kemudian di zona Palopo (14,24%), Zona Bone, Parepare; dan zona Bulukumba. 1,10 1,05 1,00 0,95 0,90 0,85 Catatan: LQ Sektor/Kredit>1: Unggul Tipologi Peran Perbankan Membiayai Sektor Usaha Unggulan di Sulsel, ,85 0,93 1,06 1,01 1,06 0,97 1,03 1,00 1,06 1,05 1,03 1,02 1,08 0,70 1,03 1,03 1,03 1,04 1,04 1,03 LQ PDRB Sektor 0,94 0,11 1,06 1,05 0,88 1,00 0,99 0,96 LQ Kredit Sekto (Rhs) Dengan menggunakan pendekatan Analisa Location Quotion (LQ>1 adalah unggul), maka secara umum perbankan di Sulsel sudah mendistribusi kreditnya sesuai sector unggulan usaha. Dapat dicatat ada 8 sector usaha unggulan dari 14 sector telah menjadi sasaran kredit perbankan yang diunggulkan. Pertambangan, Industri pengolahan, Konstruksi, Perdagangan besar dan eceran, Transportasi dan Komunikasi, Real estate dan usaha sewa, serta Jasa Pendidikan. 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20
17 Tipologi Struktur Perekonomian dan Kredit Sektor Unggulan Per Wilayah Tipologi Struktur Perekonomian Sektoral Unggulan Sulsel ( ) Potensial Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ,0 PB>0 Jasa Kesehatan dan ,0 Kegiatan Sosial , ,0 ( ,0) Administrasi Pemerintahan, ( ,0) Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib ( ,0) ( ,0) PB<0 Penyediaan Akomodasi Konstruksi dan Makan Minum REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Jasa Pendidikan Jasa Keuangan dan Asuransi Industri Pengolahan TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI ,0 SyLQ<0 Jasa lainnya - SyLQ>0 (,050000) (,040000) (,030000) (,020000) (,010000) ( ,0) -,010000,020000,030000,040000, LISTRIK, GAS DAN AIR ( ,0) Tertinggal Unggul Pertambangan dan Penggalian Prospek Menggunakan kriteria Tipologi Klassen (Hubungan analisa LQ dan Shift share), dapat ditentukan kriteria posisi sector ekonomi di Sulsel, sebagai sector yang unggul, sector yang Prospek, Potensial dan Tertinggal. Di dapatkan 6 sector usaha yang unggul. 2 kategori Prospek; 3, kategori usaha yang Potensial; dan dua sector usaha kategori Tertinggal Potensial 9 Tipologi Distribusi Kredit Sektoral Unggulan Perbankan di Sulsel ( ) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ,0PB>0 LISTRIK, GAS DAN AIR , ,0 Konstruksi Industri Pengolahan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial SyLQ>0 SyLQ<0 - Jasa Keuangan dan -0,9-0,8-0,7-0,6-0,5-0,4-0,3-0,2-0,1 0TRANSPORTASI, 0,1 Asuransi PERGUDANGAN DAN Administrasi Jasa Pendidikan KOMUNIKASI Pemerintahan, ( ,0) REAL ESTATE, USAHA Pertahanan dan PERSEWAAN, DAN JASA Jaminan Sosial Wajib PERUSAHAAN ( ,0) Jasa lainnya Pertambangan dan Penggalian Tertinggal ( ,0) PB<0 Prospek Unggul Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Menggunakan Analisa Tipologi Klassen, ditemukan di Sulsel 3 kredit unggulan, konstruksi, Industri pengolahan dan Jasa kesehatan dan kegiatan social. 6 kredit sector prospektif, 3 kredit sector potensial, serta 2 kredit dikategori tertinggal.
18 18 D. Gambaran Kesenjangan Sektor Riel dan Perbankan di Sulsel a. Analysis of Banking Role Effectiveness in Makassar Zone of Sulsel 09/05/18
19 19 b. Analysis of Banking Role Effectiveness in Pare-Pare Zone of Sulsel Peran Perbankan Membiayai Kredit Lapangan Usaha di Parepare, ) 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 LQ Lapangan Sektor Usaha LQ Kredit Sektor Usaha (Rhs) 09/05/18
20 20 c. Analysis of Banking Role Effectiveness in Bone Zone of Sulsel Peran Perbankan Membiayai Kredit Lapangan Usaha di Bone ( ) 2,5 2 1,5 1 0, LQ Lapangan Sektor Usaha LQ Sektor Usaha 09/05/18
21 21 d. Analysis of Banking Role Effectiveness in Palopo Zone of Sulsel Peran Perbankan Membiayai Kredit Sektor Usaha di Palopo ( ) 2,50 2,26 2,33 2,00 1,50 1,00 0,50 1,70 1,90 1,59 1,66 1,34 1,24 1,48 1,21 1,30 1,09 1,05 0,83 0,89 0,90 0,71 0,74 0,80 0,76 0,74 0,59 0,48 0,22 0,29 0,030,19 0,17 LQ Lapangan Sektor Usaha LQ Kredit Sektor Usaha (Rhs) 09/05/18
22 22 d. Analysis of Banking Role Effectiveness in Bulukumba Zone, Sulsel Peran Perbankan Membiayai Kredit Sektor Usaha di Bulukumba ( ) 2,50 7,00 5,99 6,00 2,00 1,92 5,00 1,50 1,44 4,00 1,00 0,89 1,10 0,89 0,89 3,00 0,50 1,91 0,72 0,55 0,51 1,29 0,40 0,90 0,30 0,79 0,62 0,58 0,40 0,50 0,47 0,11 0,54 0,57 1,34 0,49 1,40 0, ,00 1,00 LQ Lapangan Sektor Usaha LQ Kredit Sektor Usaha (Rhs) 09/05/18
23 23 Kesenjangan Keuangan Pemerintah Daerah Perwilayah 09/05/18
24 24 Lanjutan 09/05/18
25 25 Lanjutan 09/05/18
BERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Sulawesi Selatan No. 31/05/Th., 24 Mei 2017 BERTA RESM STATSTK BADAN PUSAT STATSTK PROVNS SULAWES SELATAN Hasil Pendaftaran (Listing)
Lebih terperinciBOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN
BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN PENDAHULUAN Dalam mendorong ekonomi kerakyatan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengembangkan Gerakan Pembangunan
Lebih terperinciLampiran 1. Nilai Indeks Williamson PDRB per. (fi/ fi)/(yi- ỳ)^2. Kabupaten/K ota PDRB (000) (fi/ fi) (yi-ỳ) (yi-ỳ)^2.
Lampiran 1. Nilai Indeks Williamson 2004 Kabupaten/K ota PDRB (000) 2004 PDRB per Jumlah kapita Penduduk (fi/ fi) (yi-ỳ) (yi-ỳ)^2 (fi/ fi)/(yi- ỳ)^2 Selayar 317.241 111.458 2,8463 0,0151-0,9043 0,8178
Lebih terperinciPERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (INDONESIAN NUTRITION ASSOCIATION) PROVINSI SULAWESI SELATAN
rektur RS. Kab/Kota Se-Sulsel (daftar terlampir) dalam kegiatan Akreditasi Pelayanan RS dan khususnya yang Pelayanan Kesehatan, : Gedung Fajar, Graha Pena Makassar Narasumber : 1. DR. Minarto, MPS ( DPP
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
71 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Ketimpangan dan Tingkat Perkembangan Wilayah Adanya ketimpangan (disparitas) pembangunan antarwilayah di Indonesia salah satunya ditandai dengan adanya wilayah-wilayah
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
HALAMAN SAMPUL DEPAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 65/1/73/Th. VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan pada Agustus 2014 mencapai 3.715.801
Lebih terperinciIndikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015
Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015 Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015 ISBN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1301001.7315 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciTinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi SULAWESI Selatan Peta Sulawesi Selatan 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan :
57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan pembahasan terhadap Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan : 1. Pada periode pengamatan
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Selatan Agustus 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Selatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,61 persen Jumlah angkatan kerja pada sebanyak 3.812.358 orang, berkurang
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/06/73/Th. I, 15Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sulawesi Selatan Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sulawesi Selatan pada tahun 2015 terus mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN
7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari semua hasil pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil analisis Model Rasio Pertumbuhan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),
KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya termasuk di Indonesia masih memunculkan adanya dualisme yang mengakibatkan adanya gap atau kesenjangan antara daerah
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 22/04/73/Th.II, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sulawesi Selatan Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Selatan pada tahun 2016 terus
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014
No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah Daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015
BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan 5.1.1 Simpulan Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Berdasarkan analisis rasio ketergantungan daerah, semua pemerintah daerah di Pulau Sulawesi, memiliki
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Model Rasio Pertumbuhan Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan analisis alternatif guna mengetahui potensi kegiatan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciKlasifikasi Kabupaten-Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan Logika Fuzzy
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Klasifikasi Kabupaten-Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan Logika Fuzzy Rifaldy Fajar,
Lebih terperinciTipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 16/02/73/Th. I, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KETIMPANGAN REGIONAL DI PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN SKRIPSI
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KETIMPANGAN REGIONAL DI PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi OLEH: ASDAR K. NIM. 08.630.006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengharuskan Indonesia dituntut siap dalam bersaing dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi mengharuskan Indonesia dituntut siap dalam bersaing dengan negara-negara lain di Asia maupun di dunia. Dalam hal ini diperlukan perekonomian yang kuat dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015 No. 01/10/Th. XVI, Oktober 2016 Perekonomian Kota Jakarta Pusat pada selang waktu 2011-2015 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
41 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1.Profil Umum Provinsi Sulawesi Selatan 4.1.1 Keadaan Fisik Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara 0 0 12 8 0 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/08/Th.IX, 8 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 16,51 x 21,59 cm : xvi + 115 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, BPS Kabupaten Murung
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014 No. 01/10/Th. XV, Oktober 2015 Perekonomian Kota Jakarta Pusat pada selang waktu 2011-2014 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 5,4 PERSEN MENGUAT SETELAH MENGALAMI PERLAMBATAN SEJAK EMPAT TAHUN SEBELUMNYA No. 13/02/33/Th.IX, 5 Februari 2015 Release
Lebih terperinciPengantar Diskusi Kinerja APBD Sulsel. Oleh. Syamsuddin Alimsyah Koor. KOPEL Indonesia
04/03/2012 Pengantar Diskusi Kinerja APBD Sulsel Oleh Syamsuddin Alimsyah Koor. KOPEL Indonesia Latar Belakang Provinsi Sulsel sebagai pintu gerbang Indonesia Timur?? Dari segi kesehatan keuangan suatu
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 49/08/73/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 7,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk
Lebih terperinciFORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF
FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF oleh: A. M. YAMIN, SE., MS. Kepala DPM-PTSP Prov. Sulawesi Selatan Makassar, 8 Mei 2018 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 58/8/21/Th. XII, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-217 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II 217 (Q TO Q) TUMBUH SEBESAR 1,16 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/08/31/75/Th.VII, 10 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2016 tumbuh 4,65 persen. Pada tahun 2016, besaran Produk
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 98.1 39.2 5 85.6 83.4 73.7 78.8 77.9 75 66.7 62.6 25 56.9 24.9 52.9 22.6 5 12.7-15. 31.3-4. -5.2 25 13.7-14.5-25 -18.3 * perkiraan -32.2-5 I II III IV I II III IV I II III IV* SBT Pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Triwulan III-2017 No. 70/11/17/XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BENGKULU Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Triwulan III-2017 Ekonomi Bengkulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa didukung adanya kegiatan kegiatan yang. indonesia tidaklah mudah, harus ada sinergi antara pemerintah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu bangsa didukung adanya kegiatan kegiatan yang berkesinambungan dan berlanjut menuju keadaan yang lebih baik. Peran pemerintah sangat penting
Lebih terperincihttps://binjaikota.bps.go.id
BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017
No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan III 2017
Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 73/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan III Ekonomi Bali Triwulan III Tumbuh 6,22 Persen
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 03/09/Th. VIII, 13 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN Tahukah Anda? RIlis PDRB
Lebih terperinciMetodologi Quick Count
PRESS RELEASE: QUICK COUNT dan EXIT POLL PEMILIHAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN 22 JANUARI 213 Jl. Lembang Terusan D57, Menteng, Jakarta Pusat Telp. (21) 3919582, Fax (21) 3919528 Website: www.lsi.or.id,
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 15/02/21/Th.XI, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 TUMBUH 6,02 PERSEN Perekonomian Kepulauan Riau tahun 2015
Lebih terperinciBPS KABUPATEN BATU BARA
BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017
BPS KOTA TANJUNGBALAI No. 01/07/1272/Th.X, 5 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017 Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungbalai Tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016
No. 06/02/62/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TUMBUH 6,36 PERSEN Perekonomian Kalimantan Tengah Tahun 2016 berdasarkan Produk
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 90/11/21/Th.X, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2015 EKONOMI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,37 PERSEN (C-TO-C) Perekonomian
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGATURAN RUANG LINGKUP TUGAS INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I, II, III, DAN IV PADA INSPEKTORAT PROVINSI SULAWESI
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK No. 65/08/21/Th.X, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2015 EKONOMI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,35 PERSEN (C-TO-C) Perekonomian
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap sektor ekonomi di Kabupaten Bantul periode 2010-2015, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil perhitungan analisis Location
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis perekonomian
76 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis perekonomian kabupaten/kota di DIY dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil analisis
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 36/05/21/Th. XII, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I 2017 (Q TO Q) MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR -2,76 PERSEN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015
No. 09/09/12.77/Th.XII, 1 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun
BAB I PENDAHULUAN LKPJ Tahun 2011 ini merupakan LKPJ tahun keempat dari pelaksanaan RPJMD Sulawesi Selatan tahun 2008-2013. Berangkat dari keinginan Pemerintah agar Sulawesi Selatan sebagai Provinsi sepuluh
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016
No. 01/08/12.77/Th.XVII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2016 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II-2015
No. 47/8/72/Th.XVIII, 5 Agustus 215 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II-215 EKONOMI SULAWESI TENGAH SEMESTER I-215 TUMBUH 16,26 PERSEN DIBANDING SEMESTER I-214 Perekonomian Sulawesi Tengah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2017
No. 06/08/62/Th.XI, 07 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN TUMBUH 6,12 PERSEN Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan II- (y on y)
Lebih terperinciData PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun
92 Lampiran Data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun 2010-2014 PDRB ADHK 2010 Tahun Kota Magelang Kabupaten MGL Wonosobo Temanggung Purworejo
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016
No. 010/0/15/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH,37 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016
BPS KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016 No. 01/08/03/Th. V, 1 Agustus 2017 Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 14 kecamatan dan 248 desa/kelurahan Pertumbuhan
Lebih terperinciSTRATEGI DAN KESIAPAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SULAWESI SELATAN MENGHADAPI AEC 2015
STRATEGI DAN KESIAPAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SULAWESI SELATAN MENGHADAPI AEC 2015 Disampaikan Oleh DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, MSi, MH (GUBERNUR SULAWESI SELATAN) Biro Bina Perekonomian Setda
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015
BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015
BADAN PUSAT PUSAT STATISTIK STATISTIK KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN No. 01/11/1215/Thn.2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi kabupaten Humbang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 93/11/21/Th.XI, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 (Y-ON-Y) TUMBUH 4,64 PERSEN MELAMBAT DIBANDING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan proses dimana pemerintah daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan melakukan mitra kerja dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen
No. 11/02/75/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen Perekonomian Gorontalo tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014
No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah
Lebih terperinciTantangan dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif di Sulawesi Selatan
Tantangan dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif di Sulawesi Selatan the SMERU Research Institute Dipaparkan pada Forum Pembangunan Daerah Makassar, 8 Mei 2018 Garis Besar Presentasi Perkembangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015
BPS PROVINSI BENGKULU No. 11/02/17/X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,14 PERSEN, PERTUMBUHAN TERENDAH DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Provinsi
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 99.3 0 87.9 39.2 75.3 84.0 73.7 78.8 85.6 84.8 35 56.9 24.9 52.9 60 17.2.1 66.7 12.7 62.6 5 31.3 21.7-4.0-5.2 - -9.0 13.7-15.9-15.0-14.5-25 -18.3-35.8 0 - I II III IV I II III IV I II
Lebih terperinciAnalisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan
Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada
Lebih terperinciLaporan Pembayaran Iuran Kehutanan DR Bulan Januari Tahun 2015 BPPHP Wilayah XV Makassar
Laporan Iuran Kehutanan DR Bulan Tahun 2015 BPPHP Wilayah XV Makassar No LHP/LP/DKB/LHC SPP DR Realisasi Kekurangan Tagihan Tgl Bank A SULAWESI SELATAN I BANTAENG II BARRU III BONE IV BULUKUMBA V ENREKANG
Lebih terperinciPerekonomian Papua tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
No. 09/02/94/Th. IX, 05 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN EKONOMI PAPUA TAHUN TUMBUH 7,97 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian Papua tahun yang diukur berdasarkan Produk
Lebih terperinciBPS KABUPATEN LANGKAT No. 01/11/1213/Th. IX, 1 Nopember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Langkat tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi
Lebih terperinciEKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 38/05/21/Th.XI, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan Dengan menggunakan beberapa analisis alternatif, dapat diketahui bahwa sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan dalam pembangunan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016
Pertanian, Kehutanan, dan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Konstruksi Perdagangan Besar dan Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SEKADAU TAHUN 2014
z BPS KABUPATEN SEKADAU No.01/11/6109/Th. I, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SEKADAU TAHUN 2014 PEREKONOMIAN SEKADAU TAHUN 2014 TUMBUH 6,11 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015
No. 11/02/15/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 4,21 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan nasional, karena pembangunan nasional di Indonesia dilakukan agar mampu menciptakan pemerataan pendapatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan
Lebih terperinciPDRB Harga Berlaku Kepulauan Bangka Belitung triwulan II-2015) Rp miliar dan PDRB Harga Konstan atas dasar Rp miliar.
PDRB Harga Berlaku Kepulauan Bangka Belitung triwulan II-2015) Rp15.184 miliar dan PDRB Harga Konstan atas dasar Rp 11.451 miliar. Perekonomian triwulan II-2015 tumbuh sebesar 3,93 persen, namun mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
No. 11/02/72/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 5,11 PERSEN Perekonomian Sulawesi Tengah tahun 2014 yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2017
No.26/05/63/Th.XXI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2017 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I-2017 TUMBUH 5,33 PERSEN Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan I-2017
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-2017
BADAN PUSAT STATISTIK No. 45/8/Th.XIX, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-217 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-217 TUMBUH 5,19 PERSEN Perekonomian Provinsi
Lebih terperinciTIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
1 indikator kesejahteraan DAERAH provinsi sulawesi selatan sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016
No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
Lebih terperinci