DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017
|
|
- Susanti Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017 Cutoff data tanggal 30-Nov-2017 PDSPK, Setjen Kemendikbud Jakarta, 11 Desember 2017
2 DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN AJARAN 2017/2018 Daftar Isi PENDAHULUAN 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Sekolah 2. Capaian APK-APM Tahun Ulasan Capaian APK-APM Tahun 2017, untuk SD sederajat 4. Ulasan Capaian APK-APM Tahun 2017, untuk SMP sederajat 5. Ulasan Capaian APK-APM Tahun 2017, untuk SM sederajat 6. Renstra Kemendikbud Kesimpulan Umum Lampiran Tabel Capaian APK-APM tingkat Provinsi Tabel Capaian APK-APM tingkat Kab-Kota NB: Data cutoff tanggal
3 Pendahuluan Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa dikenal beberapa indikator untuk mengetahuinya, antara lain: Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi Murni (APM). Penghitungan APK dan APM Tahun 2017 untuk jumlah perserta didik merupakan hasil dari mekanisme pengelolaan DAPODIK, dimana Pusat, Provinsi, dan Kab-Kota tidak memiliki fungsi update data dalam pengelolaan DAPODIK, yang memiliki fungsi update data adalah pada setiap satuan pendidikan, untuk satuan pendidikan di bawah Kemendikbud. Data Madrasah (MI, MTs, dan MA) dan Pesantren (Salafiah ULA, Wustha, Ulya) melalaui proses pengumpulan EMIS (Kemenag) sedangkan Sekolah Keagamaan lainnya (SMAg dan SMTK) melalui mekanisme Dapodik. Data penduduk menurut kelompok umur menggunakan data proyeksi yang dikeluarkan oleh BPS. Untuk penghitungan capaian APK-APM Tahun 2017 berdasarkan data cutoff tanggal 30 November
4 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR, MENURUT PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA, Tahun Sumber Data Penduduk: Proyeksi Penduduk Indonesia, (Badan Pusat Statistik, BPS) 4
5 Tabel Perkembangan Jumlah Sekolah Baru, Merger dan Tutup Menurut Jenis (kondisi 30 Nov 2017) No. Jenjang Tahun Baru Merger Tutup Delta 1 SD SMP SMA SMK Kondisi satuan pendidikan pada tahun 2017, untuk total satuan pendidikan SD mengalami penurunan jumlah sebesar 29 lembaga satuan pendidikan, dengan sekolah baru yang berjumlah 732, sekolah merger 570 dan yang sekolah tutup 191. Satuan pendidikan SMP secara nasional mengalami kenaikan sebanyak 709, dengan sekolah baru 881, merger 1 dan tutup 171 satuan pendidikan, satuan pendidikan SMA dengan penambahan 141 dengan sekolah baru 216 namun sekolah tutup 75 satuan pendidikan, sedangkan untuk SMK mengalami penambahan 233 sekolah dengan 309 sekolah baru dan 76 sekolah tutup. Dengan perubahan-perubahan jumlah dan sebaran satuan pendidikan ini tentu akan berpengaruh pada daya tampung peserta didik pada setiap jenis satuan pendidikan. 5
6 CAPAIAN APK-APM TAHUN
7 Capaian APK-APM SD sederajat, SMP sederajat dan SM sederajat Tahun 2017 Kemendikbud+Kemenag 12,87% 105,89% 93,02% 25,09% 102,08% 76,99% 23,24% 86,94 63,70% ,89 93, ,08 76, ,94 63,70 Capaian APK SD sederajat pada tahun 2017 adalah 105,89% dan APM (93,02%), untuk SMP sederajat capaian APK (102,08%) dan APM (76,99%), sedangkan untuk SM sederajat capaian APK 86,84%, dan APM (63,70%). Gap antara APK dengan APM untuk SD sederajat sebesar 12,87%, SMP sederajat sebesar 25,09% dan SM sederajat memiliki gap sebesar 23,24%. NB: SD sederajat = SD/MI/SLB (SD)/Paket A/Salafiah ULA SMP sederajat = SMP/MTs/SLB (SMP)/Paket B/ Wustha SM sederajat = SMA/SMK/MA/SLB (SM)/Paket C/Ulya 7
8 Grafik Perkembangan Capaian APK-APM Menurut Jenis Satuan Pendidikan, Untuk Satuan Pendidikan di Kemendikbud + Kemenag Tahun , APK dan APM SD sederajat tahun 2017 mengalami penurunan dari tahun 2008 sd 2017, sedangkan untuk APK-APM SMP sederajat dan SM sederajat mengalami kenaikan di tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian tahun NB: SD sederajat = SD/MI/SLB (SD)/Paket A/Salafiah ULA SMP sederajat = SMP/MTs/SLB (SMP)/Paket B/ Wustha SM sederajat = SMA/SMK/MA/SLB (SM)/Paket C/Ulya 8
9 Grafik Perkembangan Capaian APK-APM Menurut Jenis Satuan Pendidikan, Untuk Satuan Pendidikan di bawah Kemendikbud Tahun ,04 80,93 76,32 75,81 57,81 55,14 APK dan APM SD sederajat tahun 2017 mengalami penurunan, untuk APK SMP sederajat menurun (0,37%) sedangkan APM nya meningkat (0,05%), Satuan Pendidikan SM sederajat APK dan APM mulai mengalami kenaikan di tahun 2017 jika dibandingkan capaian tahun NB: SD sederajat = SD/SLB (SD)/Paket A SMP sederajat = SMP/SLB (SMP)/Paket B SM sederajat = SMA/SMK/SLB (SM)/Paket C 9
10 ULASAN CAPAIAN APK-APM TAHUN 2017 SATUAN PENDIDIKAN SD Sederajat (SD/MI/SLB (SD)/Paket A/Salafiah ULA) 10
11 Peserta Didik SD Sederajat Tabel Perkembangan Total Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis Tahun Grafik Komposisi Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis Total Peserta Didik Total Peserta Didik (usia 7-12 th) 100,0 95,0 90,0 85,0 APK Jenis Satuan Peserta Didik Delta Komposisi Menurut Jenis Pendidikan Jumlah % Delta SD ,51 87,28 86,44-0,84 SLB (SD) ,32 0,10 0,28 0,18 MI ,28 12,51 12,99 0,48 Salafiyah ULA ,61 0,07 0,09 0,02 Paket A ,69 0,04 0,20 0,16 Nasional ,45 100,00 100,00 Penduduk APM Jenis Satuan Peserta Didik Delta Komposisi Menurut Jenis Pendidikan Jumlah % Delta SD ,03 86,96 86,76-0,20 SLB (SD) ,87 0,03 0,21 0,18 MI ,02 12,96 12,93-0,02 Salafiyah ULA ,57 0,03 0,06 0,03 Paket A ,06 0,02 0,04 0,03 Nasional ,21 100,00 100,00 12,5 13,0 100,0 95,0 90,0 85,0 13,0 12,9 Grafik Perubahan Total Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis, Tahun Tahun 2016 Tahun MI SLB (SD) Paket A Salafiyah ULA Secara Nasional terdapat kenaikan jumlah peserta didik pada jenis SD sederajat (SD/MI/Paket A/SLB(SD)/Salafiah ULA) sebesar pada tahun 2017 jika dibanding dengan jumlah tahun Jika dilihat menurut jenis pendidikan, pada satuan pendidikan SD menurun , sedangkan untuk jenis pendidikan lainnya mengalami kenaikan, terutama pada jumlah peserta didik MI (naik peserta didik), Paket A naik 45,971, SLB (SD) naik dan Salafiah ULA naik peserta didik. SD 80,0 75,0 70,0 87,3 86, ,0 75,0 70,0 87,0 86, Dari perubahan jumlah peserta didik tersebut di atas, akan berpengaruh pada komposisi jumlah peserta didik tahun 2017, dimana untuk satuan pendidikan SD mengalami penurunan -0,84%, sedangkan untuk satuan pendidikan MI naik 0,48%, SLB(SD) naik 0,18%, Paket A naik 0,16% dan Salafiah ULA naik 0,02%. SD SLB (SD) MI Salafiyah/ULA Paket A SD SLB (SD) MI Salafiyah/ULA Paket A 11
12 APK-APM SD Sederajat Tabel Statistik Deskriptif capaian APK dan APM Tahun 2017 APK_16 = APK Tahun 2016 APK_17 = APK Tahun 2017 APM_16 = APM Tahun 2016 APM_17 = APM Tahun 2017 Variasi APK dan APM antar Kab-Kota pada tahun 2017 relatif mengecil, hal ini menunjukkan bahwa gab antar kab-kota semakin kecil. Untuk APK standard deviasinya berkurang 1,4 sedangkan untuk APM standard deviasinya berkurang 1,07. Namun demikian rata-rata APK-APM 514 Kab-kota menurun, nilai maximum kab-kota relatif tetap, sedangkan nilai minimalnya terdapat kenaikan, yaitu APK tahun 2017 minimal 73,33% sedangkan APM tahun 2017 minimal 61,80%. Grafik Jumlah Kab-Kota menurut Perubahan capaian APK Nasional Tahun Naik >5%; 3,3 Turun < -5%; 17 Kab-Kota 3,3 17 Kab-Kota Tabel Jumlah Kab-Kota menurut Perubahan capaian APK dan Kab-Kota, Tahun No Kategori Total Perubahan APK Kab-Kota Turun < -5% Turun -5 sd 0% Naik 0 sd 5% Naik >5% 1 Kabupaten Kota Nasional Naik 0 sd 5%; 21,0 108 Kab-Kota Turun -5 sd 0%; 72,4 372 Kab-Kota 98 kota yang capaian APK tahun 2017 yang mengalami penurunan lebih dari -5% adalah dua kota, yang menurun 0 sd -5% adalah 71 kota, sedangkan 25 kota yang capaian APK tahun 2017 kondisi naik. 416 kabupaten yang capaian APK tahun 2017 yang mengalami penurunan lebih dari -5% adalah 15 kabupaten, yang menurun 0 sd - 5% adalah 301 kabupaten, sedangkan 100 kabupaten capaian APK tahun 2017 kondisi naik Secara nasional kondisi 514 kab-kota, capaian APK tahun 2017 yang meningkat adalah 125 (24,3%) Kab-Kota, 17 kab-kota turun lebih dari -5%, sedangkan yang turun 0 sd -5% 372 kab-kota (72,4%). 12
13 APK 514 Kab-Kota SD Sederajat Tujuh provinsi (Kepri, Jambi, Bengkulu, Babel, Bali, NTT dan Sulsel) semua kab-kotanya mengalami penurunan nilai APK, sedangkan Provinsi Papua Barat, DKI dan DIY sebagian besar kab-kotanya menunjukkan kenaikan capaian APK tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian APK tahun Tabel Jumlah Kab-Kota menurut perubahan APK Tahun , Tiap Provinsi No Provinsi Total Perubahan APK Kab-Kota Turun < -5% Turun -5 sd 0% Naik 0 sd 5% Naik >5% 1 D.K.I. Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Papua Barat Nasional Grafik Persentase Jumlah Kab-Kota menurut perubahan APK Tahun , Tiap Provinsi Kepri Jambi Bengkulu Babel Bali NTT Sulsel Sumbar Sumsel Banten Lampung Kalteng Kalbar Kalsel Sulbar Gorontalo Maluku Sulut Kaltara Sultra Sumut Jatim Sulteng Jateng Jabar NTB Malut Kaltim Riau Aceh DIY DKI Pabar Papua -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Turun < -5% Turun -5 sd 0% Naik 0 sd 5% Naik >5% 13
14 APK 514 Kab-Kota SD Sederajat Grafik Sebaran 514 Kab-Kota menurut kwadran antara capaian APK Tahun 2016 (APK_16) dengan capaian APK Tahun 2017 (APK_17) Kwadran 2 Kwadran 1 Kwadran 1: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 dan capaian tahun 2017 di atas APK Nasional. 105,89% Kwadran 2: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 di bawah angka Nasional, namun capaian APK tahun 2017 di atas capaian Nasional. Kwadran 3: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 dan tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 4: Kab-kota yang capaian APK tahun 2016 di atas capaian Nasional, namun capaian tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 3 Kwadran 4 106,4% Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik, merupakan kab-kota yang perubahan capaian APK tahun 2017 sangat signifikan (meningkat lebih dari 5% atau menurun lebih dari -5%) jika dibandingkan dengan capaian APK tahun
15 APM 514 Kab-Kota SD Sederajat Grafik Sebaran 514 Kab-Kota menurut kwadran antara capaian APM Tahun 2016 (APM_16) dengan capaian APM Tahun 2017 (APM_17) Kwadran 1 Kwadran 2 93,02% Kwadran 1: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 dan capaian tahun 2017 di atas APM Nasional. Kwadran 2: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 di bawah angka Nasional, namun capaian APM tahun 2017 di atas capaian Nasional. Kwadran 3: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 dan tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 4: Kab-kota yang capaian APM tahun 2016 di atas capaian Nasional, namun capaian tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 3 93,73% Kwadran 4 Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik, merupakan kab-kota yang perubahan capaian APM tahun 2017 sangat signifikan (meningkat lebih dari 5% atau menurun lebih dari -5%) jika dibandingkan dengan capaian APM tahun
16 ULASAN CAPAIAN APK-APM TAHUN 2017 SATUAN PENDIDIKAN SMP Sederajat (SMP/MTs/SLB (SMP)/Paket B/Salafiah Wustha) 16
17 Peserta Didik SMP Sederajat Tabel Perkembangan Total Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis Tahun APK Jenis Satuan Peserta Didik Delta Komposisi Menurut Jenis Pendidikan Jumlah % Delta SMP ,19 74,78 73,80-0,98 SLB (SMP) ,73 0,20 0,21 0,02 MTs ,09 23,58 23,80 0,22 Salafiah Wustha ,89 0,91 1,44 0,53 Paket B ,08 0,53 0,75 0, ,00 100,00 Grafik Perubahan Total Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis, Tahun Salafiyah Wustho MTs Penduduk Paket B APM Jenis Satuan Peserta Didik Delta Komposisi Menurut Jenis Pendidikan Jumlah % Delta SMP ,41 74,11 74,39 0,28 SLB (SMP) ,77 0,01 0,22 0,21 MTs ,81 25,06 24,61-0,46 Salafiah Wustha ,64 0,54 0,31-0,23 Paket B ,14 0,28 0,47 0, ,03 100,00 100,00 Grafik Komposisi Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis Total Peserta Didik Total Peserta Didik (usia th) 100,0 95,0 90,0 85,0 80,0 75,0 70,0 23,6 23,8 100,0 95,0 90,0 85,0 80,0 75,0 70,0 25,1 24, Tahun 2016 Tahun SLB (SMP) Secara Nasional terdapat kenaikan jumlah peserta didik pada jenis SMP sederajat (SMP/MTs/Paket B/SLB(SMP)/Salafiah Wustha) sebesar pada tahun 2017 jika dibanding dengan jumlah tahun Jika dilihat menurut jenis pendidikan, pada satuan pendidikan SMP menurun , sedangkan untuk jenis pendidikan lainnya mengalami kenaikan, terutama pada jumlah peserta didik MTs (naik peserta didik), Paket B naik 29,771, SLB (SMP) naik dan Salafiah Wustha naik peserta didik. SMP 65,0 74,8 73,8 60,0 55,0 50, SMP SLB (SMP) MTs Salafiah Wustha Paket B 65,0 74,1 74,4 60,0 55,0 50, SMP SLB (SMP) MTs Salafiah Wustha Paket B Dari perubahan jumlah peserta didik tersebut di atas, akan berpengaruh pada komposisi jumlah peserta didik tahun 2017, dimana untuk satuan pendidikan SMP mengalami penurunan -0,98%, sedangkan untuk satuan pendidikan MTs naik 0,22%, SLB(SMP) naik 0,02%, Paket B naik 0,21% dan Salafiah Wustha naik 0,53%. 17
18 APK-APM Kab-Kota SMP Sederajat Tabel Statistik Deskriptif capaian APK dan APM Tahun 2017 APK_16 = APK Tahun 2016 APK_17 = APK Tahun 2017 APM_16 = APM Tahun 2016 APM_17 = APM Tahun 2017 Variasi APK dan APM antar Kab-Kota pada tahun 2017 relative mengecil, hal ini menunjukkan bahwa gab antar kab-kota semakin kecil. Untuk APK standard deviasinya berkurang 0,7 sedangkan untuk APM standard deviasinya berkurang 0,6. Rata-rata APK-APM 514 Kab-kota menunjukkan kenaikan, nilai maximum kab-kota turun menjadi 116,08%, sedangkan nilai minimalnya terdapat kenaikan, yaitu APK tahun 2017 minimal 49,91% dari 49,13% pada tahun 2016, sedangkan APM tahun 2017 minimal 34,99% dari 31,77% pada tahun Grafik Jumlah Kab-Kota menurut Perubahan capaian APK Tahun Naik >5%; 7,0 36 Kab-Kota 369 Kab-Kota Naik 0 sd 5%; 71,8 11 Kab-Kota Turun < -5%; 2,1 Turun -5 sd 0%; 19,1 98 Kab-Kota Tabel Jumlah Kab-Kota menurut Perubahan capaian APK dan Kab-Kota, Tahun No Kategori Total Perubahan APK Kab-Kota Turun < -5% Turun -5 sd 0% Naik 0 sd 5% Naik >5% 1 Kabupaten Kota Nasional kota yang capaian APK tahun 2017 yang mengalami penurunan lebih dari -5% adalah enam kota, yang menurun 0 sd -5% adalah 36 kota, sedangkan 56 kota yang capaian APK tahun 2017 kondisi naik. 416 kabupaten yang capaian APK tahun 2017 yang mengalami penurunan lebih dari -5% adalah 5 kabupaten, yang menurun 0 sd - 5% adalah 62 kabupaten, sedangkan 349 kabupaten capaian APK tahun 2017 kondisi naik Secara nasional kondisi 514 kab-kota, capaian APK tahun 2017 yang meningkat adalah 405 (78,8%) Kab-Kota, 11 kab-kota turun lebih dari -5%, sedangkan yang turun 0 sd -5% 98 kab-kota (19,1%). 18
19 APK 514 Kab-Kota SMP Sederajat 11 provinsi (Bali, Bengkulu, Gorontalo, Jabar, Kalsel, Kaltara, Kepri, Kaltim, Riau, Sulbar, dan Sumsel) semua kab-kotanya mengalami kenaikkan nilai APK, sedangkan Provinsi Papua Barat, DKI dan DIY sebagian besar kab-kotanya menunjukkan penurunaan capaian APK tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian APK tahun Tabel Jumlah Kab-Kota menurut perubahan APK Tahun , Tiap Provinsi No Provinsi Total Perubahan APK Kab-Kota Turun < -5% Turun -5 sd 0% Naik 0 sd 5% Naik >5% 1 Aceh Bali Bangka Belitung Banten Bengkulu D.I. Yogyakarta D.K.I. Jakarta Gorontalo Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kepulauan Riau Lampung Maluku Maluku Utara Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Papua Barat Riau Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara Nasional Grafik Persentase Jumlah Kab-Kota menurut perubahan APK Tahun , Tiap Provinsi DIY Babel Malut DKI Sultra Maluku Aceh Lampung Jambi Banten Jateng Jatim Sulut NTB Sulteng Sumut Kalteng Papua Kalbar Sumbar NTT Sulsel Pabar Sumsel Sulbar Riau Kepri Kaltim Kaltara Kalsel Jabar Gorontalo Bengkulu Bali -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Turun < -5% Turun -5 sd 0% Naik 0 sd 5% Naik >5% 19
20 APK 514 Kab-Kota SMP Sederajat Grafik Sebaran 514 Kab-Kota menurut kwadran antara capaian APK Tahun 2016 (APK_16) dengan capaian APK Tahun 2017 (APK_17) Kwadran 1 102,08% Kwadran 2 Kwadran 1: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 dan capaian tahun 2017 di atas APK Nasional. Kwadran 3 101,05% Kwadran 4 Kwadran 2: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 di bawah angka Nasional, namun capaian APK tahun 2017 di atas capaian Nasional. Kwadran 3: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 dan tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 4: Kab-kota yang capaian APK tahun 2016 di atas capaian Nasional, namun capaian tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik, merupakan kab-kota yang perubahan capaian APK tahun 2017 sangat signifikan (meningkat lebih dari 5% atau menurun lebih dari -5%) jika dibandingkan dengan capaian APK tahun
21 APM 514 Kab-Kota SMP Sederajat Grafik Sebaran 514 Kab-Kota menurut kwadran antara capaian APM Tahun 2016 (APM_16) dengan capaian APM Tahun 2017 (APM_17) Kwadran 2 Kwadran 1 76,99% Kwadran 1: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 dan capaian tahun 2017 di atas APM Nasional. Kwadran 2: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 di bawah angka Nasional, namun capaian APM tahun 2017 di atas capaian Nasional. Kwadran 3: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 dan tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 4 Kwadran 4: Kab-kota yang capaian APM tahun 2016 di atas capaian Nasional, namun capaian tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 3 76,29% Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik, merupakan kab-kota yang perubahan capaian APM tahun 2017 sangat signifikan (meningkat lebih dari 5% atau menurun lebih dari -5%) jika dibandingkan dengan capaian APM tahun
22 ULASAN CAPAIAN APK-APM TAHUN 2017 SATUAN PENDIDIKAN SM Sederajat (SMA/SMK/MA/SLB (SM)/Paket C/Salafiah Ulya) 22
23 Peserta Didik SM Sederajat Tabel Perkembangan Total Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis Tahun APK Jenis Satuan Peserta Didik Delta Komposisi Menurut Jenis Pendidikan Jumlah % Delta SMA ,67 42,82 41,35-1,47 SLB (SM) ,05 0,13 0,14 0,02 MA ,04 12,74 12,70-0,03 SMK ,72 43,04 42,39-0,65 Paket C ,98 1,23 3,31 2,08 Salafiyah Ulya ,45 0,04 0,10 0, ,33 100,00 100,00 Grafik Perubahan Total Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis, Tahun Paket C SMK Grafik Komposisi Jumlah Peserta Didik Menurut Jenis Total Peserta Didik Total Peserta Didik (usia th) 100,0 95,0 90,0 85,0 12,7 Penduduk APM Jenis Satuan Peserta Didik Delta Komposisi Menurut Jenis Pendidikan Jumlah % Delta SMA ,62 41,72 41,44-0,28 SLB (SM) ,67 0,00 0,17 0,17 MA ,66 14,04 13,37-0,67 SMK ,30 43,61 44,02 0,41 Paket C ,24 0,60 0,93 0,33 Salafiyah Ulya ,42 0,02 0,07 0, ,32 100,00 100,00 12,7 100,0 95,0 90,0 85,0 14,0 13, Tahun 2016 Tahun Secara Nasional terdapat kenaikan jumlah peserta didik pada jenis SM sederajat (SMA/SMK/MA/Paket C/SLB(SM)/Salafiah Ulya) sebesar pada tahun 2017 jika dibanding dengan jumlah tahun Jika dilihat menurut jenis pendidikan, pada satuan pendidikan SMA naik , sedangkan untuk jenis pendidikan lainnya dengan peserta didik Paket C (naik peserta didik), SMK naik 221,118, SLB (SM) naik 2.900, MA naik dan Salafiah Ulya naik peserta didik. SMA MA Salafiyah Ulya SLB (SM) 80,0 75,0 70,0 85,9 83, ,0 75,0 70,0 85,3 85, Dari perubahan jumlah peserta didik tersebut di atas, akan berpengaruh pada komposisi jumlah peserta didik tahun 2017, dimana untuk satuan pendidikan SMA/SMK naik 2,02% (namun untuk SMA turun -1,47%, satuan pendidikan MA turun 0,03%, SLB(SM) naik 0,02%, Paket C naik 2,08% dan Salafiah Ulya naik 0,06%. SMA/SMK SLB (SM) MA Paket C Salafiyah Ulya SMA/SMK SLB (SM) MA Paket C Salafiyah Ulya 23
24 APK-APM Kab-Kota SM Sederajat Tabel Statistik Deskriptif capaian APK dan APM Tahun 2017 APK_16 = APK Tahun 2016 APK_17 = APK Tahun 2017 APM_16 = APM Tahun 2016 APM_17 = APM Tahun 2017 Variasi APK dan APM antar Kab-Kota pada tahun 2017 relative mengecil, hal ini menunjukkan bahwa gab antar kab-kota semakin kecil. Untuk APK standard deviasinya berkurang 0,87 sedangkan untuk APM standard deviasinya berkurang 0,18. Rata-rata APK-APM 514 Kab-kota menunjukkan kenaikan, nilai maximum kab-kota turun menjadi 119,57%, sedangkan nilai minimalnya terdapat kenaikan, yaitu APK tahun 2017 minimal 10,80% dari 11,93% pada tahun 2016, sedangkan APM tahun 2017 minimal 5,28% dari 5,80% pada tahun Grafik Jumlah Kab-Kota menurut Perubahan capaian APK Tahun Naik >10%; 4,5 23 Kab-Kota 2 Kab-Kota Turun < -10%; 0,4 13 Kab-Kota Turun -10 sd 0%; 2,5 Tabel Jumlah Kab-Kota menurut Perubahan capaian APK dan Kab-Kota, Tahun No Kategori Total Perubahan APK Kab-Kota Turun < -10% Turun -10 sd 0% Naik 0 sd 10% Naik >10% 1 Kabupaten Kota Nasional Dari 98 kota, tujuh kota yang memiliki capaian APK tahun 2017 yang mengalami penurunan, selebihnya capaian APK tahun 2017 dengan kondisi naik. Naik 0 sd 10%; 92,6 476 Kab-Kota 416 kabupaten yang capaian APK tahun 2017 yang mengalami penurunan lebih dari -10% adalah 2 kabupaten, yang menurun 0 sd - 10% adalah 6 kabupaten, sedangkan 408 kabupaten capaian APK tahun 2017 dengan kondisi naik Secara nasional kondisi 514 kab-kota, capaian APK tahun 2017 yang meningkat adalah 499 (97,1%) Kab-Kota, dua kab-kota turun lebih dari -10%, sedangkan yang turun 0 sd -10% 13 kab-kota (2,5%). 24
25 APK Kab-Kota SM Sederajat 6 provinsi (Sultra, Sumut, Babel, Sumbar, Sulsel dan Jatim) merupakan provinsi yang beberapa kab-kotanya menurun capaian APKnya Tabel Jumlah Kab-Kota menurut perubahan APK Tahun , Tiap Provinsi No Provinsi Total Perubahan APK Kab-Kota Turun < -10% Turun -10 sd 0% Naik 0 sd 10% Naik >10% 1 Aceh Bali Bangka Belitung Banten Bengkulu D.I. Yogyakarta D.K.I. Jakarta Gorontalo Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kepulauan Riau Lampung Maluku Maluku Utara Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Papua Barat Riau Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara Nasional Grafik Persentase Jumlah Kab-Kota menurut perubahan APK Tahun , Tiap Provinsi Sultra Sumut Babel Sumbar Sulsel Jatim Sumsel Sulut Sulteng Riau Papua Maluku Lampung Kepri Kaltim Kalteng Kalbar Jateng Jambi Jabar Gorontalo DIY Bengkulu Banten Aceh NTT NTB Malut Bali DKI Kalsel Pabar Kaltara Sulbar 0% 20% 40% 60% 80% 100% Turun < -10% Turun -10 sd 0% Naik 0 sd 10% Naik >10% 25
26 APK Kab-Kota SM Sederajat Grafik Sebaran 514 Kab-Kota menurut kwadran antara capaian APK Tahun 2016 (APK_16) dengan capaian APK Tahun 2017 (APK_17) Kwadran 2 Kwadran 1 Kwadran 1: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 dan capaian tahun 2017 di atas APK Nasional. 86,94% Kwadran 2: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 di bawah angka Nasional, namun capaian APK tahun 2017 di atas capaian Nasional. Kwadran 3: Kab-Kota yang capaian APK tahun 2016 dan tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 4: Kab-kota yang capaian APK tahun 2016 di atas capaian Nasional, namun capaian tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 3 81,95% Kwadran 4 Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik, merupakan kab-kota yang perubahan capaian APK tahun 2017 sangat signifikan (meningkat lebih dari 10% atau menurun lebih dari -10%) jika dibandingkan dengan capaian APK tahun
27 APM Kab-Kota SM Sederajat Grafik Sebaran 514 Kab-Kota menurut kwadran antara capaian APM Tahun 2016 (APM_16) dengan capaian APM Tahun 2017 (APM_17) Kwadran 2 Kwadran 1 63,70% Kwadran 3 Kwadran 4 61,2% Kwadran 1: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 dan capaian tahun 2017 di atas APM Nasional. Kwadran 2: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 di bawah angka Nasional, namun capaian APM tahun 2017 di atas capaian Nasional. Kwadran 3: Kab-Kota yang capaian APM tahun 2016 dan tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Kwadran 4: Kab-kota yang capaian APM tahun 2016 di atas capaian Nasional, namun capaian tahun 2017 di bawah capaian Nasional. Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik, merupakan kab-kota yang perubahan capaian APM tahun 2017 sangat signifikan (meningkat lebih dari 10% atau menurun lebih dari -10%) jika dibandingkan dengan capaian APM tahun
28 Renstra Kemendikbud Tahun
29 Target Renstra Kemendikbud Tahun
30 Perbandingan Antara Target Renstra dan Capaian Untuk APK SD/MI/SDLB/Paket A (SD/MI*), APK SMP/MTs/SMPLB/Paket B (SMP/MTs*), dan APK SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C (SM*) Tahun 2014 sd 1017 Kemendikbud+Kemenag 111,00 111,62 112,24 107,96 109,05 106,40 103,72 102,66 101,60 100,51 100,72 101,05 112,86 113,48 114,10 106,90 105,89 105,89 105,84 105,89 104,78 102,08 102,08 102,08 Untuk Satuan Pendidikan Kemendikbud+Kemenag: Meningkatnya gap antara Target dan capain untuk SD sederajat dan SMP sederajat. Sedangkan untuk SM sederajat sudah sesuai dengan target Renstra Kemendikbud. 86,64 89,12 91,60 81,68 84,16 86,94 86,94 86,94 79,20 81,95 75,53 76, Renstra SD/MI* Capaian SD/MI* Renstra SMP/MTs* Capaian SMP/MTs* Renstra SM* Capaian SM* 30
31 31
32 Perbandingan Antara Target Renstra dan Capaian Untuk APK SD/SDLB/Paket A (SD*), APK SMP/SMPLB/Paket B (SMP*), dan APK SMA/SMK/SMALB/Paket C (SM*) Tahun 2014 sd 2017 Kemendikbud 97,31 97,65 97,85 98,02 96,34 74,29 94,93 80,73 93,08 76,15 76,42 76,69 73,82 81,89 82,04 76,68 96,34 92,04 91,95 91,95 79,08 75,81 76,32 99,92 100,55 97,31 97,65 97,85 98,02 94,93 Gap Target dan Capaian Tahun ,92 Delta = 5,98% 93,08 92,04 91,95 99,92 83,61 83,77 97,31 97,65 97,85 98,02 100,55 83,61 96,34 82,18 81,89 82,04 80,7394,93 80,51 76,71 76,71 93,08 92,04 91,95 91,95 SMP* Delta = 5,72% 76,15 76,42 76,69 76,32 76,71 SD* 1 70,82 65,41 67,07 71,48 74,29 63,60 63,60 73,82 76,68 SM* 79,08 75,81 80,51 Delta = 3,27% 82,18 70, ,48 Renstra SD* Capaian SD* Renstra 2014 SMP* , ,41 Capaian SMP* Renstra SM* Capaian SM* Renstra SD* Capaian SD* 63,60 Renstra 63,60 SMP* Capaian SMP* Renstra SM* Capaian SM*
33 Kesimpulan Umum 1. Jumlah penduduk naik untuk semua kelompok umur 2. Total jumlah peserta didik (Kemendikbud + Kemenag) mengalami kenaikan untuk semua jenis pendidikan 3. Untuk satuan pendidikan di bawah Kemendikbud: Jumlah peserta didik Satuan Pendidikan SD tahun 2017 mengalami penurunan, sedangkan untuk jumlah Peserta Didik Satuan Pendidikan SMP dan SM mengalami kenaikan di tahun Satuan Pendidikan di bawah Kemendikbud+Kemenag: APK-APM SD sederajat tahun 2017 mengalami penurunan, sedangkan untuk APK- APM SMP sederajat dan SM sederajat mengalami kenaikan di tahun Satuan Pendidikan di bawah Kemendikbud: APK-APM SD sederajat tahun 2017 mengalami penurunan, sedangkan untuk APK- APM SMP sederajat dan SM sederajat mengalami kenaikan di tahun Satuan Pendidikan Kemendikbud+Kemenag: Meningkatnya gap antara Target Renstra Kemendikbud dan capain untuk SD sederajat dan SMP sederajat, sedangkan untuk SM sederajat sudah melampaui target. 7. Satuan Pendidikan Kemendikbud: Meningkatnya gap antara Target Renstra Kemendikbud dan capain untuk SD sederajat dan SMP sederajat, sedangkan untuk gap SM sederajat terdapat kecenderungan mengecil. 33
34 Lampiran 34
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciC UN MURNI Tahun
C UN MURNI Tahun 2014 1 Nilai UN Murni SMP/MTs Tahun 2014 Nasional 0,23 Prov. Sulbar 1,07 0,84 PETA SEBARAN SEKOLAH HASIL UN MURNI, MENURUT KWADRAN Kwadran 2 Kwadran 3 Kwadran 1 Kwadran 4 PETA SEBARAN
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.
Lebih terperinciWORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)
WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciINDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)
F INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) Kemampuan Siswa dalam Menyerap Mata Pelajaran, dan dapat sebagai pendekatan melihat kompetensi Pendidik dalam menyampaikan mata pelajaran 1
Lebih terperinciIPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)
IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota) DISTRIBUSI PENCAPAIAN IPM PROVINSI TAHUN 2013 Tahun 2013 Tahun 2013 DKI DIY Sulut Kaltim Riau Kepri Kalteng Sumut Sumbar Kaltara Bengkulu Sumsel Jambi Babel
Lebih terperinciHASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014
HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya
Lebih terperinciEVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (Indikator Makro)
EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud Jakarta, 2013 LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG KONSEP Masyarakat Anak
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH
DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH Deskriptif Statistik Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pendataan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Tahun 2007-2008 mencakup 33 propinsi,
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan
PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)
Lebih terperinciPEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT
Tujuan dari pemetaan dan kajian cepat pemetaan dan kajian cepat prosentase keterwakilan perempuan dan peluang keterpilihan calon perempuan dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah: untuk memberikan
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018
LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018 LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI 1. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI MK 2018 2. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN
Lebih terperinciPemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan
Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan Asep Sjafrudin, S.Si, M.Si Jenjang Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama (MTs/SMP) memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciINDONESIA Percentage below / above median
National 1987 4.99 28169 35.9 Converted estimate 00421 National JAN-FEB 1989 5.00 14101 7.2 31.0 02371 5.00 498 8.4 38.0 Aceh 5.00 310 2.9 16.1 Bali 5.00 256 4.7 30.9 Bengkulu 5.00 423 5.9 30.0 DKI Jakarta
Lebih terperinciKESEHATAN ANAK. Website:
KESEHATAN ANAK Jumlah Sampel dan Indikator Kesehatan Anak Status Kesehatan Anak Proporsi Berat Badan Lahir, 2010 dan 2013 *) *) Berdasarkan 52,6% sampel balita yang punya catatan Proporsi BBLR Menurut
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi
Lebih terperinciAnalisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008
Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagai jenjang terakhir dalam program Wajib Belajar 9 Tahun Pendidikan Dasar
Lebih terperinciNAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA
2012, No.659 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/05/18/Th. VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2016 SEBESAR 101,55
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/11/18.Th.V, 5 November 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN III-2015 SEBESAR
Lebih terperinciNAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS
5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011
Lebih terperinciPropinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung
2.11.3.1. Santri Berdasarkan Kelas Pada Madrasah Diniyah Takmiliyah (Madin) Tingkat Ulya No Kelas 1 Kelas 2 1 Aceh 19 482 324 806 2 Sumut 3 Sumbar 1 7-7 4 Riau 5 Jambi 6 Sumsel 17 83 1.215 1.298 7 Bengkulu
Lebih terperinciAKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:
AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi
Lebih terperinciDisabilitas. Website:
Disabilitas Konsep umum Setiap orang memiliki peran tertentu = bekerja dan melaksanakan kegiatan / aktivitas rutin yang diperlukan Tujuan Pemahaman utuh pengalaman hidup penduduk karena kondisi kesehatan
Lebih terperinciAnalisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008
Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016
No. 25/05/94/Th. VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciPEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:
PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan upaya kesehatan/memperbaiki keadaan kesehatan yang
Lebih terperinciPEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015
PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN
No. 10/02/91 Th. VI, 6 Februari 2012 INDEKS TENDENSI KONSUMEN A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/05/18/Th. VII, 5 Mei 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2017 SEBESAR 101,81
Lebih terperinciCEDERA. Website:
CEDERA Definisi Cedera Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya Definisi operasional: Cedera yang
Lebih terperinciPELATIHAN OPERATOR SEKOLAH DAPODIK KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH
PELATIHAN OPERATOR SEKOLAH DAPODIK KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud Kab. Grobogan, 2015 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPemanfaatan Hasil Ujian Nasional MA untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan
Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MA untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan Asep Sjafrudin, S.Si, M.Si Madrasah Aliyah sebagai bagian dari jenjang pendidikan tingkat menengah memerlukan upaya pengendalian,
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH
DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH Deskriptif Statistik RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs, dan MA) A. Lembaga Pendataan RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs dan MA) Tahun Pelajaran 2007/2008 mencakup 33
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada: SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD JAKARTA, 28 JANUARI 2010 Pendekatan Pengembangan Wilayah PU Pengembanga n Wilayah SDA BM CK Perkim BG AM AL Sampah
Lebih terperinciWORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN. Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta
WORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta Kab. Karimun, 2015 PAPARAN PENDAHULUAN A. DAPODIK B. WORKSHOP
Lebih terperinciPenggandaan, Pendistribusian, dan Pengelolaan Dana Bahan UN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengelolaan Dana Bahan UN 2015 Jakarta, 25 Februari 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL
Lebih terperinciINDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017
Nomor : 048/08/63/Th.XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 SEBESAR 71,99 (SKALA 0-100) Kebahagiaan Kalimantan Selatan tahun
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Inflai BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 74/11/52/Th VII, 7 November 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2016 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/02/18 TAHUN VII, 6 Februari 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 SEBESAR
Lebih terperinciPOTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 Palangka Raya, 16Desember 2015 DR. Ir. Sukardi, M.Si Kepala BPS
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/11/18/Th. VI, 7 November 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN III-2016 SEBESAR
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 28/ 05/ 61/ Th,XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI KONSUMEN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I- 2013 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2013 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Kalimantan
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/08/18/Th. VI, 5 Agustus 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN II-2016 SEBESAR
Lebih terperinciKESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:
KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN Pendahuluan Indera penglihatan dan pendengaran saja Data prevalensi kebutaan dan ketulian skala nasional perlu diperbarui Keterbatasan waktu untuk pemeriksaan mata
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 46/05/Th. XVIII, 5 Mei 2015 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015 KONDISI BISNIS MENURUN NAMUN KONDISI EKONOMI KONSUMEN SEDIKIT MENINGKAT A. INDEKS
Lebih terperinciEvaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)
Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan
Lebih terperinciRISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK
RISET KESEHATAN DASAR 2 BLOK KESEHATAN ANAK JENIS DATA Jenis data yang disajikan : berat badan lahir kepemikilan KMS dan Buku KIA, penimbangan balita, kapsul vitamin A, pemberian ASI proses mulai menyusui
Lebih terperinciInfo Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan
Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan http://simpadu-pk.bappenas.go.id 137448.622 1419265.7 148849.838 1548271.878 1614198.418 1784.239 1789143.87 18967.83 199946.591 294358.9 2222986.856
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 45/08/61/Th. XV, 6 Agustus 2012 INDEKS TENDENSI KONSUMEN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II- 2012 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Kalimantan Barat pada II-2012 sebesar 109,62;
Lebih terperinci4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012
4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Jumlah Lembaga No. Provinsi PTAIN PTAIS Jumlah 1. Aceh 3 20 23 2. Sumut 2 40 42 3. Sumbar 3 19 22 4. Riau 1 22 23 5. Jambi 2 15 17 6. sumsel 1 13 14 7. Bengkulu
Lebih terperinciMemahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik
Kuliah 1 Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik 1 Implementasi Sebagai bagian dari proses/siklus kebijakan (part of the stage of the policy process). Sebagai suatu studi
Lebih terperinciPAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012
No Kode PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012 Nama Satuan Kerja Pagu Dipa 1 4497035 DIREKTORAT BINA PROGRAM 68,891,505.00 2 4498620 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JATENG 422,599,333.00
Lebih terperinciMekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017
Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus
Lebih terperinciKonferensi Pers. HASIL UN SMP - Sederajat Tahun Ajaran 2012/2013
Konferensi Pers HASIL UN SMP - Sederajat Tahun Ajaran 2012/2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 31 Mei 2013 A Ringkasan SMP/MTs 2 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP/MTs Tahun 2012/2013 Peserta
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru) Kecuk Suhariyanto Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS RI Jakarta, 7 September 2015 SEJARAH PENGHITUNGAN IPM 1990: UNDP merilis IPM Human Development
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi
Lebih terperinciPENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN, SELAKU
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65 /11 /61 /Th. XVII, 5 November 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III- 2014 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan III-2014 Indeks Tendensi Konsumen
Lebih terperinciSELAYANG PANDANG SIMLUH KP
SELAYANG PANDANG SIMLUH KP Jakarta, 29 April 2014 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 IMPLEMENTASI SISTEM PENYULUHAN
Lebih terperinciIPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014
IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/08/18/Th.VII, 7 Agustus 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN II-2017 SEBESAR
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb.
Sambutan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Assalamu alaikum Wr. Wb. Sebuah kebijakan akan lebih menyentuh pada persoalan yang ada apabila dalam proses penyusunannya
Lebih terperinciKesehatan Gigi danmulut. Website:
Kesehatan Gigi danmulut Latar Belakang Survey gigi bersifat nasional Dilaksanakan secara periodik yaitu : SKRT 1995 SKRT 2001 SKRT 2004 RISKESDAS 2007 RISKESDAS 2013 Data diperlukan untuk advokasi, peremcanaan,
Lebih terperinciNAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA
5 LAMPIRAN I TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS
DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS 148 Statistik Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Deskriptif Statistik Guru PAIS A. Tempat Mengajar Pendataan Guru PAIS Tahun 2008 mencakup 33 propinsi. Jumlah
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciPEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Oleh: DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN Pada Acara : RAPAT KOORDINASI TERBATAS Jakarta, 16 Mei 2017 ISI 1 PEMBUBARAN
Lebih terperinciAFP Surveillance Analysis
AFP Surveillance Analysis Week 21, 2016 Sub Directorate Surveillance Directorate of Surveillance & Health Quarantine Directorate General of Disease Control Ministry of Health, Republic Indonesia Jl. Percetakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif.
Lebih terperinciTUAN RUMAH KEJURNAS ANTAR PPLP TAHUN 2016
TUAN RUMAH KEJURNAS ANTAR PPLP TAHUN 2016 NO CABOR PROVINSI PELAKSANAAN KONTAK PERSON 1 Atletik DKI Jakarta 3 s.d 7 Agustus 2016 2 Dayung RIAU 22 s.d 27 Oktober 2016 Pak Sanusi Hp. 081275466550 3 Gulat
Lebih terperinciEVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)
EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014) P R A W I D Y A K A R Y A P A N G A N D A N G I Z I B I D A N G 1 : P E N I N G K A T A N G I Z I M A S Y A R A K A T R I S E T P E N
Lebih terperinciVIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN
185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciFARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:
FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL RUANG LINGKUP Obat dan Obat Tradisional (OT) Obat Generik (OG) Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad) TUJUAN 1. Memperoleh informasi tentang jenis obat
Lebih terperinciSTATUS GIZI. Website:
STATUS GIZI Baku Standar yang Digunakan 1 Anak balita WHO Anthropometri 2005 2 Anak umur 5-18 th WHO Anthropometri 2007 (5-19 th) 3 Risiko KEK WUS (LiLA 90, P >80) 5 Status
Lebih terperinciPUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015
PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2015
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciProfil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010
Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010 Razali Ritonga, MA razali@bps.go.id Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik 15 SEPTEMBER 2012 1 PENGANTAR SENSUS: Perintah
Lebih terperinciAnalisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan
Analisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan Oleh : Drs Bambang Setiawan, MM 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasal 3 UU no 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciLaksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 1 Pembahasan 1. Makna Ekonomi Politik 2. Makna Pemerataan 3. Makna Mutu 4. Implikasi terhadap
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016
No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinci