BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan menguasai megaskills yang mantap. Hal tersebut tidak lain adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan menguasai megaskills yang mantap. Hal tersebut tidak lain adalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai megaskills yang mantap. Hal tersebut tidak lain adalah untuk menyiapkan manusia yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tuntutan zaman dan masyarakat saat ini yang lebih dikenal dengan tantangan abad ke- 21. Tantangan abad ke-21 ditandai dengan terjadinya percepatan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta tidak terdapatnya batas antar ruang dan waktu antarnegara yang memunculkan adanya pasar bebas. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus siap menghasilkan generasi muda yang dibekali keterampilan abad ke-21. Masyarakat abad 21 semakin menyadari pentingnya menyiapkan generasi muda yang luwes, kreatif, dan proaktif. Semakin disadari pula bahwa perlu membentuk anak-anak muda yang terampil memecahkan masalah, bijak dalam membuat keputusan, berpikir kreatif, suka bermusyawarah, dapat mengkomunikasikan gagasannya secara efektif, dan mampu bekerja secara efisien baik secara individu maupun kelompok. Lebih jauh, menurut Trilling (2009: 49) keterampilan pada abad 21 berfokus pada keterampilan pembelajaran inovasi yaitu (1) berpikir kritis dan pemecahan masalah sebagai berpikir ahli; (2) komunikasi dan kolaborasi sebagai bentuk berkomunikasi yang kompleks; serta (3) kreativitas dan penemuan untuk menerapkan daya 1

2 khayal dan hasil daya khayal atau penemuan. Ketiga keterampilan tersebut merupakan kunci dalam pembelajaran dan menjadi tuntutan dalam dunia kerja abad 21. Dunia pendidikan memiliki erat hubungannya dengan berbagai bidang pembangunan yang bersifat pada kebutuhan ekonomis (lebih spesifik dunia kerja). Bradon dan Dorothy dalam Yasa (2013: 91) mengemukakan bahwa terdapat 5 kompetensi penting yang menghubungkan dunia pendidikan dan dunia kerja yaitu, berpikir kritis, problem solving, teknologi dan komunikasi, kolaborasi dan keterampilan secara mandiri. Pakar pendidikan Indonesia telah merumuskan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai standar baru untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam dunia kerja. Penyusunan kualifikasi ketenagaakerjaan di Indonesia telah disesuaikan dengan kualifikasi dari negara lain. Hal ini akan memberikan mobilitas yang lebih luas, menciptakan pengakuan kesetaraan internasional terhadap ijazah sehingga mempermudah pertukaran pelajar maupun tenaga kerja. Pada tingkat setara dengan lulusan D1 (level 3) dan jenjang di atasnya, yang merupakan lulusan yang dipandang mempunyai kemampuan mumpuni dituntut untuk mampu berkomunikasi dan bekerja sama/berkolaborasi dalam lingkup kerjanya. Berdasarka Indonesian Skills Report (2010: 37) menyatakan pula dengan tegas bahwa pada modul pekerja (the employee module) menunjukkan keterampilan komunikasi dan keterampilan tim (kolaborasi) dinilai menjadi keterampilan yang paling penting dan paling dibutuhkan pada dunia kerja. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan keterampilan komunikasi dan 2

3 kolaborasi sejak dini. Berdasarkan hasil survey McKinsey Global Institute (2011:78) pada 2000 pekerja di Amerika mengungkapkan bahwa tidak adanya kecocokan suasana kerja yang berkaitan dengan keterampilan kolaborasi (45%), keterampilan pemecahan masalah yang kurang memadai (19%), dan keterampilan komunikasi yang buruk (15%) merupakan alasan terbesar pekerja gagal dalam memenuhi permintaan kualifikasi yang dibutuhkan pekerjaan. Senada dengan hal tersebut, permasalahan yang sama yakni rendahnya mutu dan kompetensi SDM juga terjadi di Indonesia. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Suparno (2008) rendahnya mutu dan kompetensi SDM terindikasi dari kenyataan bahwa banyak kesempatan kerja, di dalam negeri hanya bisa terisi rata-rata nasional 30 % sedangkan di luar negeri banyak lowongan pekerjaan (labour skills) yang tidak terisi, hal ini disebabkan karena rendahnya mutu dan kompetensi SDM tidak mampu memenuhi kriteria atau kebutuhan pasar kerja, baik di dalam maupun di luar negeri. Kebutuhan pasar kerja pada era saat ini adalah mengikuti tuntutan dunia kerja abad 21 yang diantaranya adalah tuntutan dalam hal keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi. Keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi pekerja di Indonesia terindikasi masih rendah. Berdasarkan Employee Skill Survey tahun 2008 pada Qualities most needed keterampilan komunikasi menduduki peringkat pertama dengan angka 12,94 dan keterampilan tim (kolaborasi) menduduki peringkat ke-2 dengan angka 12,33. Sedangkan pada Qualites most lacked keterampilan komunikasi menduduki peingkat ke-8 dari 13 (sektor: writing, english, communication, team skills, 3

4 leadership, time management, independence, adaptability, creativity, numerical, problem solving, computer, dan technical) dengan angka 7,741 dan keterampilan tim (kolaborasi) pada peringkat ke-12 dengan angka 4,423 (Indonesian Skills Report, 2010 :37). Oleh karenanya dapat ditarik benang merahnya bahwa keterampilan komukasi dan kolaborasi pekerja di Indonesia merupakan yang paling dibutuhkan tetapi bukan yang paling kekurangan, namun tetap saja terdapat kekurangan pada sektor keterampilan komunikasi dan kolaborasi tidak lain karena masih cukup rendahnya kemampuan yang dimiliki pekerja Indonesia pada kedua keterampilan tersebut. Berdasarkan Suvey of Adult Skills oleh OECD yang diselenggarakan di Jakarta pada 1 April 2014 sampai dengan 31 Maret 2015 dengan subyek penelitian sebanyak orang dewasa berumur th mengungkapkan bahwa penduduk dewasa di Jakarta mendapatkan skor antara dari skor maksimal 500 pada kemampuan numerasi yang menyoroti pada aktivitas responden yang berupa keterampilan kolaborasi dan komunikasi yang dibutuhkan pada dunia kerja. Skor ini menunjukkan level yang masih rendah jika dibandingkan dibandingkan penduduk dewasa negara lain yang berpartisipasi dalam survey (OECD, 2016: 12). Dunia pendidikan berkontribusi dalam menghasilkan tenaga kerja berkualifikasi abad 21 melalui kurikulum dan silabusnya, yang mengarah pada pembentukan kompetensi tertentu, yang terakreditasi dan tersertifikasi secra nasional dan bahkan internasional, sehingga dapat link and match dengan kebutuhan riil dunia usaha dan pasar kerja. Sebagai upaya dalam meningkatkan 4

5 keterampilan abad 21, terutama pada keterampilan kolaborasi dan komunikasi salah satunya adalah melalui pembelajaran IPA dengan menggunakan berbagai model dan pembelajaran di dalamnya. Berdasarkan hakikatnya, IPA dipandang sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah. Sebagai proses, pembelajaran IPA memuat keterampilan proses mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, mengkomunikasikan, meramalkan, dan menyimpulkan. Pada proses mengumpulkan data atau mengekperimen dan mengasosiasi dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi. Disamping itu, keterampilan proses mengkomunikasikan, meramalkan, dan menyimpulkan hasil juga mampu mengembangkan keterampilan komunikasi dalam diri peserta didik. Namun demikin, pada saat ini banyak praktik pembelajaran IPA yang kurang membangun keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja, terutama keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Hal ini terbukti salah satunya dari hasil observasi yang dilakukan di SMP N 1 Kretek. Keterampilan kolaborasi memiliki makna lebih dari keterampilan untuk bekerja sama, yaitu suatu proses belajar untuk merencanakan dan bekerja bersama-sama, untuk menimbang perbedaan pandangan/ perspektif, dan untuk berpartisipasi dalam diskusi dengan cara sumbang saran, mendengarkan, dan mendukung orang lain. Kurangnya keterampilan kolaborasi peserta didik terlihat dari kerja sama yang tidak baik antarpeserta didik. Ditemukan kasus pada saat observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP N 1 Kretek bahwa peserta didik perempuan tidak bersedia berbagi tugas dengan peserta didik laki-laki yang dianggap malas dan 5

6 kurang pandai di dalam kelompoknya. Hal ini membuat beberapa peserta didik yang dibuang kelompoknya tidak mendapatkan kelompok dan membuat kelompok sendiri. Kondisi seperti ini, mengacaukan rancangan kelompok kerja yang didasarkan pada persebaran kemampuan peserta didiknya yang sudah dibentuk oleh guru. Selain itu kurangnya keterampilan kolaborasi juga teridentifikasi pada saat pembelajaran dengan metode parktikum. Di dalam satu kelompok kerja yang seharusnya setiap anggotanya mempunyai tujuan dan target yang sama, tidak mampu menyelesaikan tugas praktikum yang diberikan. Di dalam satu kelompok kerja itu pun tidak ada pembagian tugas yang jelas dan tidak ada salah satu peserta didik yang berinisiatif mengambil peran sebagai koordinator atau ketua dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, kerja kelompok menjadi berantakan dan hanya segelintir peserta didik yang giat dan serius bekerja melakukan praktikum sedangkan peserta didik lainnya hanya bermain-main. Selain keterampilan kolaborasi, keterampilan komunikasi peserta didik juga menjadi permasalahan lain di SMP N 1 Kretek. Komunikasi merupakan salah satu dari keenam keterampilan proses dasar sains yang sangat penting dalam pembelajaran sains. Komunikasi merupakan dasar bagi pemecahan masalah. Komunikasi sangat diperlukan karena sumua orang merasa perlu untuk mengkomuniksikan ide, perasaan, dan kebutuhannya kepada orang lain. Dalam pembelajaran keterampilan komunikasi diartikan sebagai keterampilan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain yang bentuknya bisa berupa laporan, grafik, gambar, diagram, atau 6

7 table yang dapat disampaikan kepada orang lain. Proses interasi baik antar peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru tergolong masih rendah. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran, komunikasi belum berlangsung secara dua arah melainkan hanya satu arah. Kondisi ini diakibatkan oleh penyampaian pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Selain itu, komunikasi dua arah hanya berlangsung pada saat guru melemparkan pertanyaan dan meminta peserta didik untuk menjawab. Namun, kesadaran peserta didik untuk aktif menjawab dan bertanya masih rendah sehingga peserta didik hanya pasif dan menjawab apabila ditunjuk oleh guru. Selain itu, keterampilan komunikasi peserta didik juga masih kurang jika dilihat dari kegiatan presentasi di depan kelas. Peserta didik dalam menyampaikan materi presentasi kurang serius dan cenderung bercanda. Dalam satu kelompok presenter terlihat bahwa hanya beberapa peserta didik yang menguasai materi dan peserta didik tertentu saja yang berbicara. Sebagian besar peserta didik pun belum lancar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Di samping itu, peserta didik kurang mampu menyampaikan kegiatan selama proses praktikum dan kurang dalam hal menyampaikan informasi yang didapatkan dari praktikum yang telah dilakukan. Data hasil pengamatan juga tidak disampaikan dengan baik serta peserta didik juga kurang ahli dalam mengkonversi data hasil pengamatan ke dalam bentuk tabel dan grafik. Kedua masalah tersebut mengindikasikan bahwa dalam pembelajaran masih terdapat peserta didik yang kurang menguasai keterampilan kolaborasi dan komunikasi yang menjadi tuntutan manusia abad ke-21. Salah satu 7

8 penyebabnya, adalah karena ketidaktepatan model pembelajaran yang diterapkan dan minimnya bahan ajar. Maka, sebagai solusinya pembelajaran perlu menerapkan model project based learning. Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang diutamakan dalam Implementasi Kurikulum Banyak pula penelitian yang mengembangkan model pembelajaran untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran agar tantangan abad ke-21 dapat terjawab. Salah satu metode pembelajaran IPA yang cocok untuk diterapkan adalah pembelajaran dengan metode inquiry dan cara terbaik untuk menerapkan mentode inkuiri adalah dengan menerapkan proyek dalam pembelajarannya (Wilhelm, Sherrod, & Walters, 2008). Disamping itu, adanya permasalahan ini mendorong dilakukannya pengembangan bahan ajar yang salah satunya adalah berupa pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai solusinya. Bahan ajar LKPD dikembangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik yakni sesuai dengan karekteristik materi, peserta didik, dan lingkungan sosial peserta didik. Produk yang akan dikembangkan berupa LKPD IPA dengan materi Pemanasan Global yang berdasarkan pada Kurikulum Materi pemanasan global sangat erat kaitannya dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari sehingga akan menjadi tentangan tersendiri bagi peserta didik. Materi pemanasan global akan bermakna bagi peserta didik pabila disajikan dengan metode inkuiri dan lebih jauh apabila materi disajikan dengan tantangan proyek maka hal ini akan mendorong keterampilan peserta didik dalam 8

9 memanajemen waktu, keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan pemecahan masalah. Pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan di mata pelajaran IPA pada materi pemanasan global kelas VII yang erat kaitannya dengan kehidupan nyata peserta didik menjadi satu hal yang menarik untuk diteliti dalam upaya meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi peserta didik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan LKPD IPA bebasis Project Based Learning. Dengan mengembangkan LKPD IPA berbasis proyek maka pembelajaran didalamnya mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu seperti matematika, sains, seni, dan bahasa melalui sebuah proyek serta menghasilkan produk nyata berupa produk yang dipamerkan. Dengan menghasilkan produk peserta didik akan dilatih untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, inovatif, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Model pembelajaran Project Based Learning mampu menuntun peserta didik ke dalam pembelajaran aktif. Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai kegiatan. Dengan kata lain peserta didik belajar dengan melakukan atau learning by doing yang di dalam prosesnya peserta didik terfasilitasi untuk melatih dan mengembangkap ketrampilan proses, ketrampilan komunikasi, dan ketrampilan kolaborasi dalam diri peserta didik. Hasil wawancara dengan guru IPA SMP N 1 Kretek menunjukkan bahwa guru belum pernah menerapkan model Project Based Learning dalam pembelajarannya, tetapi guru sudah menerapkan pembelajaran berdasarkan 9

10 pendekatan saintifik yang merupakan standar proses kurikulum Namun demikian, hasil observasi di kelas menunjukkan penerapan pendekatan saintifik disampaikan dengan metode atau pendekatan konvensional. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, diskusi kelas, dan sesekali demonstrasi, sehingga penggunaan LKPD sebatas memacu pada buku teks dan tidak ada pengembangan dari guru. Disamping itu, lembar kerja yang ada di buku peserta didik untuk kurikulum 2013 yang menekankan pada peserta didik aktif membangun sendiri konsepnya sangat jarang sekali di belajarkan. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SMP N 1 Kretek masih berpusat pada guru (teacher centered) dan tidak memanfaatkan LKPD yang mampu membangun keterampilan proses peserta didik, sehinga pembelajaran aktif bagi peserta didik belum terlaksana sehingga peserta didik kurang mendapatkan pengalaman belajar yang dapat membangun keterampilan pada proses berpikir, berkomunikasi, serta berkolaborasi. Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka sangat penting dilakukan penelitian dengan judul: Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik IPA berbasis Project Based Learning untuk Meningkat Keterampilan Kolaborasi dan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik kelas VII SMP N 1 Kretek. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 10

11 1. Agar mampu bersaing di abad 21 generasi muda harus memiliki kualifikasi yang sesuai. Namun kenyataannya, generasi muda di Indonesia belum memiliki kualifikasi yang diharapkan. 2. Salah satu kualifikasi keterampilan pembelajaran abad 21 yaitu keterampilan kolaborasi. Sayangnya, keterampilan kolaborasi belum mendapat perhatian di dunia pendidikan Indonesia sehingga keterampilan kolaborasi yang dimiliki peserta didik Indonesia masih tergolong rendah. 3. Keterampilan komunikasi merupakan salah satu dari keenam keterampilan proses dasar sains yang sangat penting dalam pembelajaran sains. Akan tetapi, dunia pendidikan Indonesia belum menaruh perhatian khusus pada keterampilan ini, sehingga ketrampilan komunikasi yang dimiliki peserta didik Indonesia masih jauh dari kriteria idealnya. 4. Pembelajaran IPA di sekolah masih berpusat pada guru (teacher centered), dengan lebih sering pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini mengakibatkan pembelajaran aktif bagi peserta didik belum terlaksana sehingga peserta didik kurang mendapatkan pengalaman belajar yang dapat membangun keterampilan pada proses berpikir, berkomunikasi, serta berkolaborasi. 5. Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang diutamakan dalam Implementasi Kurikulum 2013 dan merupakan salah satu model pembelajaran yang berpotensi meningkatkan keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi peserta didik. Akan tetapi, guru 11

12 belum pernah menerapkan Project Based Learning dalam pembelajarannya. 6. LKPD menjadi salah satu bahan ajar yang menunjang keberhasilan pembelajaran. LKPD membantu peserta didik dalam membimbing kegiatan yang dilaksanakan, terlebih pada kegiatan pembelajaran yang berupa praktikum. Namun, LKPD sangat jarang digunakan oleh guru SMP N 1 Kretek sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif dan efisien. 7. LKPD yang digunakan pada pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, kondisi lingkungan dan sosial peserta didik, serta karakteristik materi yang sesuai. Namun demikian, LKPD yang digunakan guru SMP N 1 Kretek masih memacu pada buku teks dan tidak ada pengembangan dari guru. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian dengan kebutuhan peserta didik. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka focus dari penelitian ini adalah: 1. Keterampilan kolaborasi peserta didik tergolong masih rendah. 2. Keterampilan komunikasi peserta didik belum dikembangkan secara optimal melalui kegiatan pembelajaran. 3. Pembelajaran berbasis proyek jarang dilakukan oleh guru. 4. Bahan ajar berupa LKPD yang digunakan sekolah masih memacu pada buku teks dan tidak ada pengembangan dari guru. Hal tersebut menyebabkan ketidaksesuaian dengan kebutuhan peserta didik. 12

13 5. LKPD yang digunakan sekolah belum berpotensi untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi peserta didik. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kelayakan LKPD IPA berbasis Project Based Learning untuk meningkat keterampilan kolaborasi dan komunikasi peserta didik SMP kelas VII? 2. Apakah terdapat peningkatan keterampilan kolaborasi peserta didik yang belajar dengan LKPD IPA berbasis Project Based Learning? 3. Apakah terdapat peningkatan keterampilan komunikasi peserta didik yang belajar dengan LKPD IPA berbasis Project Based Learning? 4. Bagaimanakah respon peserta didik terhadap LKPD IPA berbasis Project Based Learning untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan LKPD Berbasis Model Project Based Learnig yang layak. 2. Mengetahui peningkatan keterampilan kolaborasi peserta didik setelah belajar dengan LKPD IPA berbasis Model Project Based Learnig. 3. Mengetahui peningkatan ketermpilan komunikasi peserta didik setelah belajar dengan LKPD IPA berbasis Model Project Based Learnig. 13

14 4. Mengetahui respon peserta didik setelah belajar dengan LKPD IPA berbasis Model Project Based Learnig. F. Spesifikasi Produk dan Keterbatasan Pengembangan 1. Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa LKPD IPA berbasis Project Based learning untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi peserta didik SMP. Spesifikasi dari LKPD ini adalah sebagai berikut: a. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA yang dikembangkan berbentuk media cetak yang berukuran kertas A4. b. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA yang dikembangkan berbasis pada model pembelajaran Project Based Learning. c. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA berbasis Project Based Learning disusun dengan mengacu pada Kurikulum d. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA berbasis Project Based Learning dikembangkan pada materi Pemanasan Global. e. Materi sesuai dengan KD 3.9 (Kompetensi Inti Pengetahuan) dan KD 4.9 (Kompetensi Keterampilan) pada mata pelajaran IPA kelas VII semester II. f. Kegiatan dalam Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi peserta didik SMP. g. Lembar Kegiatan Peserta Didik IPA yang dikembangkan mencakup tiga kegiatan proyek yaitu proyek analisis jejak karbon, analisis keberadaan 14

15 tanaman terhadap suhu bumi, dan pembuatan poster menanggulangi global warming. h. Garis besar isi Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA berbasis Project Based Learning terdiri dari : 1) Judul 2) Petunjuk belajar 3) Kompetensi dasar, Indikator, Peta konsep 4) Informasi pendukung 5) Mendesain perencanaan 6) Menuliskan jadwal pelaksanaan 7) Menitoring proyek 8) Penilaian 9) Evaluasi 2. Kerterbatasan Pengembangan Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah pada tahap penelitian yang dikembangkan oleh Thiagarajan yakni model 4-D (Four-D Models) yang terdiri dari 4 tahapan penelitian yaitu: (1) pendefinisian (define), (2) perencanaan (design), (3) pengembangan (develop), (4) penyebaran (disseminate), dimana pada tahap penyebaran hanya terbatas pada Guru IPA di SMP N 1 Kretek. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis 15

16 Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengembangkan LKPD IPA berbasis Project Based Learning untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi peserta didik SMP, sehingga dapat menjadi tambahan referensi dan menjadi acuan pada penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peserta didik Membantu meningkatkan keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi peserta didik. b. Bagi guru Memotivasi guru untuk mengembangkan LKPD yang kreatif dan inovatif sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. c. Bagi sekolah Diharapkan sekolah lebih memberi perhatian pada keterampilan kolaborasi dan keterampilan komunikasi yang perlu dikembangkan dalam diri peserta didik. d. Bagi mahasiswa Dengan adanya penelitian ini melatih kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan bahan ajar khususnya LKPD yang sesuai kebutuhan peserta didik dan melatih kemampuan mahasiswa dalam meneliti dan memberikan pengalaman. 16

17 H. Definisi Istilah Istilah-istilah operasional yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan LKPD IPA ini antara lain: 1. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak yang mampu menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar, berupa panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan ataupun pemecahan masalah dengan mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai dan dimaksudkan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pembelajaran serta membantu peserta didik menguasai pemahaman, keterampilan, dan sikap. LKPD yang dikembangkan peneliti merupakan LKPD semi terbuka (Semi structured, Semi Guided) dengan format LKPD yang akan dikembangkan memuat komponen LKPD secara umum, yaitu: judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. 2. Model Pembelajaran Project Based Learning Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif dalam merancang, merencanakan, dan melaksanakan sebuah proyek berkelanjutan yang menghasilkan sesuatu yang dapat dipamerkan seperti produk, publikasi, dan atau presentasi, menggunakan permasalahan kompleks yang diperlukan dalam melakukan investigasi sebagai langkah awal sehingga memicu peserta didik untuk berdiskusi secara produktif. 17

18 Tahapan-tahapan model Project Based Learning meliputi tahap (1) Penyajian permasalahan (2) Perencanaan, (3) Penjadwalan, (4) Pembuatan proyek dan monitor, (5) Penilaian (6) Evaluasi. Tahapan tersebut digunakan sebagai acuan format dalam LKPD IPA yang dikembangkan. 3. Keterampilan Kolaborasi Keterampilan kolaborasi menekankan pada aktivitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru karena berinteraksi dengan yang lain, berbagi, dan berkonstribusi untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan kolaborasi pada penelitian ini terdiri dari enam indikator yaitu: a. Berkontribusi secara aktif dengan selalu memberikan ide, saran, atau solusi yang berguna untuk memecahkan masalah. b. Bekerja secara produktif dengan orang lain dengan fokus pada tugasnya dan menyelesaikan proyek dengan baik. c. Menunjukkan fleksibilitas dan berkompromi dengan bersedia menerima keputusan bersama, fleksibel dalam bekerja sama, menerima kritik dan saran. d. Mengelola proyek baik dengan membuat rincian pengerjaan proyek dengan detail, membagi tugas yang jelas kepada anggota kelompok berdasarkan kekuatan anggota tim, mengatur jadwal kerja secaara runtut. e. Menunjukkan tanggung jawab dengan menghadiri pertemuan kelompok dengan tepat waktu, mematuhi perintah tentang apa yang menjadi tugasnya dan tidak bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan tugasnya. 18

19 f. Menunjukkan sikap respek kepada teman dengan menunjukkan sikap sopan dan baik pada teman, mendengarkan dan menghargai pendapat teman, menghargai kontribusi atau pekerjan teman. 4. Keterampilan Komunikasi Keterampilan komunikasi merupakan salah satu dari keenam ketrampilan proses dasar sains yang sangat penting dalam pembelajaran sains. Keterampilan komunikasi adalah keterampilan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain yang meliputi keterampilan berbicara, menulis, dan mendengarkan. Keterampilan komunikasi pada penelitian ini terdiri dari tiga aspek yaitu: a. Aspek keterampilan berbicara dengan indikator: 1) Terlibat secara aktif dalam membangun dialog dengan orang lain, 2) Mengungkapkan katakata secara efektif menggunakan oral meliputi kecepatan penyampaian, volume suara, pengucapan (artikulasi) yang tepat, 3) Menyampaikan ide atau pertanyaan dengan jelas (singkat dan lengkap) dan mudah dipahami. b. Aspek keterampilan mendengar dengan indikator mendengarkan dengan penuh perhatian dan sopan kepada orang lain (pembicara) dengan fokus pada pembicara dan memberikan umpan balik yang tepat. c. Aspek keterampilan komunikasi nonverbal dengan indikator menunjukkan bahasa tubuh yang baik yakni dengan menunjukkan posisi tubuh yang tepat, gerak-gerik tubuh seperlunya, dan kontak mata yang baik. 19

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depannya.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan IPA peserta didik Indonesia dapat dilihat secara Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu unsur kehidupan berperan penting dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk mengembangkan potensi diri dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah memasuki abad ke-21. Abad 21 merupakan abad dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke-21 Bangsa Indonesia menghadapi tantangan global yang sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan pikiran, komunikasi verbal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kini kita telah memasuki abad 21, abad dimana berbagai informasi dapat diperoleh oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Lebih terperinci

mengembangkan kemampuan baik kognitif, keterampilan (skill), serta sikap sosialnya terhadap manusia lain, lingkungan dan teknologi. Ace Suryadi (2014:

mengembangkan kemampuan baik kognitif, keterampilan (skill), serta sikap sosialnya terhadap manusia lain, lingkungan dan teknologi. Ace Suryadi (2014: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di abad 21 menjadikan manusia dituntut untuk semakin mengembangkan kemampuan baik kognitif, keterampilan (skill), serta sikap sosialnya terhadap manusia lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Oleh karena itu, SDM (Sumber Daya Manusia) perlu disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Oleh karena itu, SDM (Sumber Daya Manusia) perlu disiapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad ke-21 merupakan era reformasi dan globalisasi yang ditandai dengan munculnya persaingan bebas antar bangsa di segala bidang. Persaingan yang terjadi antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup khususnya pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan termasuk ke dalam materi yang sangat menarik, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang mendorong para peserta didik untuk mendapatkan prestasi terbaik. Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan melaksanakan perubahan kurikulum. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kegiatan belajar. Upaya-upaya tersebut meliputi penyampaian ilmu pengetahuan, pengorganisasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, setiap orang dapat dengan mudah mengakses dan mendapatkan bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah agen untuk menciptakan generasi yang berkarakter, intelektual, dan berdedikasi tinggi. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran di Indonesia berdasarkan Indeks Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya.

Lebih terperinci

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap atau prosedur ilmiah (Trianto, 2012: 137). Pembelajaran Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki individu di era globalisasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Munandar (2009: 7) bahwa kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan pembelajaran yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata. Di dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal untuk memajukan suatu bangsa karena kemajuan bangsa dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikannya.

Lebih terperinci

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang timbul akibat adanya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Sains (IPTEKS) dimana semakin pesat yaitu bagaimana kita bisa memunculkan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting didalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur yang paling mendasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai suatu hal yang erat kaitannya dengan kegiatan berhitung. Bagi setiap orang dan tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat dari berbagai macam bidang pada era globalisasi abad 21 ini, salah satunya adalah pada bidang pendidikan. Persaingan yang terjadi pada era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan dasar matematika yang harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan komunikasi matematika. Kemampuan komunikasi matematika perlu dikembangkan, karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari proses pembelajaran diantaranya adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 persaingan dan tantangan di semua aspek kehidupan semakin besar. Teknologi yang semakin maju dan pasar bebas yang semakin pesat berkembang mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam peradaban manusia, sehingga matematika merupakan bidang studi yang selalu diajarkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam dunia pendidikan. IPA mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa karena melalui pendidikan warga negara akan siap dalam menghadapi setiap perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kegiatan belajar. Upaya-upaya tersebut meliputi penyampaian ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Segala macam upaya dilakukan untuk perbaikan dalam pengajaran di sekolah terlebih untuk mata pelajaran fisika dewasa ini. Yang diperbaiki dan diperbaharui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. Banyak hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka batas antar negara. Persaingan hidup pun semakin ketat. Hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktual artinya benar-benar terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktual artinya benar-benar terjadi, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Standar kelayakan isi dalam bahan ajar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) memuat beberapa indikator salah satunya aktual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana untuk dapat membentuk karakter manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sarana yang paling penting dan efektif untuk membekali siswa dalam menghadapi masa depan. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang bermakna sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan penting dalam membangun sebuah negara, hal ini dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah dengan terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Memasuki abad-21, Sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan 1 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan merupakan wadah atau kegiatan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat

Lebih terperinci

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan dan persaingan global tersebut. Adanya sumber daya. masyarakat luas, khususnya di dunia pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan dan persaingan global tersebut. Adanya sumber daya. masyarakat luas, khususnya di dunia pekerjaan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan IPTEK pada abad 21 berimbas pada tantangan dan persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya Indonesia. Terciptanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung terus-menerus. Kegiatan mengajar tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan semakin hari terus mengadakan perbaikan ke jenjang yang lebih baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis, karena pendidikan memberi banyak peluang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia dihadapkan pada tantangan era globalisasi yang semakin berat, yaitu diharapkan mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh sebab itu, matematika dijadikan salah satu ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Asmani (2012:17) merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan

Lebih terperinci

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjalin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia dapat mengembangkan potensi dirinya dengan pendidikan. Pendidikan merupakan pilar dalam usaha menciptakan manusia yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini persaingan dunia sangatlah ketat, baik di dunia usaha maupun industri. Maka dari itu sangatlah penting bagi kita semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Lebih terperinci