BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai
|
|
- Yenny Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai kelainan khusus dan tingkat perkembangannya menyimpang dari tingkat perkembangan anak sebayanya baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan emosional, serta karena penyimpang itu sulit mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan khasnya dalam sistem pendidikan yang konvensional. Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2004:5) menyebutkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya secara signifikan mengalami kelainan (phisik, mental, intelektual, sosial, emosional) dibandingkan dengan anak- anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Ada bermacammacam jenis anak dengan berkebutuhan khusus, salah satunya adalah anak tunagrahita. Tunagrahita atau retardasi mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasan anak mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan optimal (Somantri, 2006:105). Pada umumnya karakteristik anak tunagrahita berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional, yang meliputi perkembangan sensori, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial, kreatifitas dan motorik. Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011:59) menyebutkan seiring dengan perkembangan fisiknya, maka perkembangan motorik anak seharusnya sudah dapat terkoordinasi dengan baik serta setiap 1
2 2 gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya, tetapi berbeda dengan anak tunagrahita. Somantri (2006:108) berpendapat bahwa perkembangan jasmani dan motorik tunagrahita tidak secepat anak normal pada umumnya. Banyak ditemukan kasus anak tunagrahita yang mengalami kesulitan atau kurang terampil dalam gerak motorik kasar maupun halus. Secara umum perkembangan motorik terbagi menjadi dua bagian yaitu morotik kasar yang meliputi merangkak, duduk, berdiri, berjalan, melompat, berlari dan lain-lain. Motorik halus seperti memegang mainan, makan menggunakan sendok, menulis, menggunting dan sebagainya. Salah satu upaya guru untuk mengembangkan kemampuan gerak motorik anak tunagrahita baik motorik kasar maupun motorik halus yaitu melalui ekstrakurikuler seni tari tradisional. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran (Tavip, 2008:8). Ekstrakurikuler untuk membantu mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Sedangkan, seni tari adalah salah satu cabang seni budaya yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan diri individu, kemampuan berfikir logis dan kemampuan mengembangkan potensi diri yang terus menerus digali dan dikembangkan berdasarkan bakat dan kreatifitas peserta didik. Menurut Saragih (2001:2 ) seni tari adalah salah satu cabang kesenian yang mengandung faktor keindahan yang dapat membangkitkan rasa dalam diri orang yang menikmatinya maupun yang menariknya, ungkapan jiwa yang mengandung unsur-unsur yang terjelma dalam bentuk gerakan yang teratur dengan irama yang mengiringinya.
3 3 Menurut Saragih (2001:5) di Indonesia terdapat dua bentuk seni tari, yaitu: seni tari non tradisional dan seni tari tradisional. Seni tari nontradisional adalah bentuk seni tari yang penggarapannya didasarkan pada cita rasa karsa di kalangan penduduknya. Seni tari tradisional adalah bentuk seni tari yang dirasakan sebagai milik masyarakat tertentu. Banyak seni tari ini telah berkembang sejak beberapa generasi serta telah mengalami pengarapan berdasarkan cita rasa pendukungnya. Kedua bentuk tari tersebut hidup berdampingan serta saling mempengaruhi. Abdurachman dan Rusliana (Mulyani, 2016:52) menyebutkan gerakan tari terletak pada empat hal yaitu wiraga, wirama, wirasa dan harmoni. Keempat unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Pembelajaran seni tari tradisional di sekolah akan membuat suatu kegiatan yang dapat mengembangkan bakat serta kreatifitas peserta didik. Pada seni tari terdapat gerakan-gerakan yang bisa mendukung perkembangan motorik anak tunagrahita baik motorik halus maupun motorik kasar. Salah satu SDLB yang menerapkan ekstrakurikuler seni tari tradisional. yaitu SDLB Sumber Dharma Malang. SDLB Sumber Dharma Malang merupakan SDLB swasta di Kota Malang yang mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler antara lain seni tari, mewarnai dan membaca puisi. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut bertujuan untuk menunjang bakat dan minat siswa. Salah satu ekstrakurikuler yang menjadi pilihan dan minat banyak siswa yaitu ekstrakurikuler seni tari. Ekstrakurikuler seni tari ini terfokus pada pembelajaran seni tari tradisional. Ekstrakurikuler seni tari tradisional di SDLB Sumber Dharma mulai diselenggarakan sebagai ekstrakurikuler pada tahun 2013.
4 4 Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara pada tanggal 3 Januari 2017 dengan kepala sekolah SDLB Sumber Dharma Malang yaitu, kegiatan ekstrakurikuler seni tari tradisional di SDLB Sumber Dharma merupakan ekstrakurikuler yang banyak diminati oleh siswa. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari tradisional kebanyakan dari siswa tunagrahita dan tunarungu. Data yang diperoleh dari wawancara awal menyebutkan terdapat lima anak tunagrahita ringan dan empat anak tunarungu yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari tradisional. Pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional diajarkan dengan metode yang menyenangkan serta guru pembimbing seni tari yang sabar dan berbaur dengan siswa sehingga siswa antusias dan merasa senang saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari tradisional. SDLB Sumber Dharma juga sering mengikuti lomba-lomba seni tari tradisional di tingkat sekolah dasar di Kota Malang. Terdapat keterkaitan ekstrakurikuler seni tari tradisional dengan gerak motorik, karena dalam seni tari tradisional terdapat gerakan-gerakan yang dapat melatih gerak motorik kasar maupun gerak motorik halus siswa, dengan adanya ekstrakurikuler seni tari tradisional diharapkan dapat membantu mengembangkan kemampuan gerak motorik serta bakat siswa anak tunagrahita ringan. Berbagai alasan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional untuk mengembangkan kemampuan gerak motorik halus dan kasar anak tunagrahita karena pada ekstrakurikuler seni tari tradisional di SDLB Sumber Dharma Malang lebih banyak diikuti oleh anak tunagrahita, dan anak tunagrahita juga membutuhkan lebih banyak bimbingan agar gerak motoriknya bisa berkembang melalui gerakan-gerakan
5 5 dalam seni tari. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pelaksanaan Ekstrakurikuler Seni Tari Tradisional Pada Gerak Motorik Anak Tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan pada penelitian dengan judul Analisis Pelaksanaan Ekstrakurikuler Seni Tari Tradisional Pada Gerak Motorik Anak Tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang? 2. Apa kendala dalam pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang? 3. Bagaimana solusi terhadap kendala yang muncul dalam pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang. 2. Mendeskripsikan kendala dalam pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang.
6 6 3. Mendeskripsikan solusi terhadap kendala yang muncul dalam pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan ektrakulikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita, dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi, saran ataupun masukan untuk penelitian-penelitian lainnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional pada gerak motorik anak tunagrahita dan juga dapat dijadikan sebagai bekal saat nantinya menjadi seorang guru. b. Bagi Guru Manfaat bagi guru yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengajarkan seni tari tradisional serta dapat mempermudah mengembangkan gerak motorik siswa anak tunagrahita melalui ekstrakurikuler seni tari tradisional. c. Bagi Sekolah Manfaat bagi sekolah yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan pelaksaan ekstrakurikuler seni tari tradisional di SDLB Sumber Dharma Malang.
7 7 1.5 Batasan Masalah Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada analisis proses pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari tradisional yang terfokus pada gerak motorik baik motorik halus maupun motorik kasar anak tunagrahita di SDLB Sumber Dharma Malang. Pada penelitian ini subjek yang akan diteliti yaitu lima anak tunagrahita ringan yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari tradisional di SDLB Sumber Dharma Malang. 1.6 Definisi operasional Terdapat beberapa istilah penting yang terdapat dalam penelitian ini, guna mencegah terjadinya kesalahan dalam penafsiran istilah, maka diperlukan penegasan dari definisi istilah tersebut. Berikut adalah beberapa istilah yang ditegaskan : 1. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran. 2. Seni tari merupakan suatu kesenian yang mengandung ungkapan keindahan yang terjelma dalam bentuk gerakan. 3. Seni tari tradisional adalah bentuk seni tari yang dirasakan sebagai milik masyarakat tertentu. 4. Tunagrahita merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. 5. Gerak motorik merupakan gerak yang dilakukan secara terkoordinasi antara susunan syaraf pusat, syaraf, dan otot untuk melakukan suatu kegiatan keterampilan.
BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 1. Ekstrakurikuler a) Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kulikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menikmati keindahan, mengapresiasi, dan mengungkapkan perasaan keindahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan manusia yang tergolong dalam kebutuhan integratif adalah menikmati keindahan, mengapresiasi, dan mengungkapkan perasaan keindahan (Bahri, 2008:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka mempunyai gangguan (Impairment)
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, dihadapkan pada banyak tantangan baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya juga pendidikan. Semakin hari persaingan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, sikap, serta kecerdasan saja, melainkan juga meliputi kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas manusia tidak hanya meliputi aspek kualitas mental, moral, budi pekerti, sikap, serta kecerdasan saja, melainkan juga meliputi kualitas fisik. Kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kemampuan motorik seseorang. Berjalan, berlari, melompat, menulis, menggambar, menggunting merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak normal lainnya untuk mencapai perkembangan yang optimal. Untuk itu di perlukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan kita mentrasfer pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi setiap manusia dalam rangka mengembangkan segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman kanak-kanak adalah masa di mana perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat. Salah satu perkembangan yang sedang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bukanlah suatu konsep atau praktik yang sederhana, melainkan bersifat kompleks dan menjadi tugas, serta tangggung jawab guru dalam membelajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Warga Negara Republik Indonesia yang memiliki keragaman budaya, perbedaan latar belakang, karakteristik, bakat dan minat, peserta didik memerlukan proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mengembangkan kemampuan peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Melalui pernyataan tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun dengan cara merangsang dan membantu pertumbuhan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemahaman masyarakat umum mengenai anak berkebutuhan khusus masih sangat minim, kebanyakan mereka menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan kepada anak dan ditujukan untuk merangsang setiap perkembangan dan pertumbuhan anak dalam memasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar
Lebih terperinci2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia dan untuk itu setiap warga Negara termasuk anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan yang bermutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan otototot besar pada tubuh, sementara kemampuan motorik halus mencakup kemampuan manipulasi kasar (gross
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni Budaya dan Keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah. Muatan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi setiap individu. Setiap individu memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam fungsi motorik, afektif maupun kognitifnya. Orang-orang yang fungsi. kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang dimiliki setiap individu itu berbeda-beda, baik dalam fungsi motorik, afektif maupun kognitifnya. Orang-orang yang fungsi motorik, afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia dari 0 sampai dengan usia 8 tahun (Solehudin, 1997 : 23). Dan usia ini juga disebut dengan golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan dalam kehidupan bahwa semua manusia yang lahir perlu mendapatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan langkah yang tepat dalam rangka memupuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat yang sangat penting bagi setiap manusia, sebab tanpa pendidikan manusia sulit untuk berkembang. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian integral dari pendidikan keseluruhan tentu saja memusatkan semua usahanya untuk dapat membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Anak usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang mana manusia akan selalu membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjalani kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meirani Silviani Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu pendidikan yang penting dilakukan di sekolah luar biasa. Penjas sendiri merupakan pendidikan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencetak sumber daya manusia yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada seorang anak pada usia prasekolah. Pada masa tersebut, anak mulai berpikir kritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia secara optimal, karena pendidikan merupakan sarana investasi untuk meningkatkan pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur mengartikan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada masa usia dini merupakan pendidikan yang sangat penting untuk anak dalam menerima pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan bagi anak bukan hanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat
Lebih terperinciPENJAS ADAPTIF. Yuyun Ari Wibowo
PENJAS ADAPTIF Yuyun Ari Wibowo PENDAHULUAN 1. Sehat itu apa? 2. Anak Luar Biasa itu yang seperti apa? 3. Apa itu Pendidikan jasmani? 4. Apa itu Penjas adaptif? 5. Hubungan Olahraga pendidikan dan Olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambang Sujiono, dalam metode pengembangan fisik (2005:10) Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa
Lebih terperinciBAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan anak supaya lebih progresif baik dalam perkembangan akademik maupun emosi sosialnya sehingga mereka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan dalam penelitian. Cakupan bahasan tersebut yaitu latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterbatasan penelitian dan pengembangan serta akan diuraikan juga mengenai
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti akan menguraikan tentang latar belakang masalah yang akan diteliti dan dikembangkan, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi terhadap aspek-aspek kejiwaan anak, seperti perhatian, emosi, minat,
BAB I PENDAHULUAN A. Fenomena Berawal dari permasalahan anak tunagrahita adalah individu yang mengalami penyimpangan, kelainan dan hambatan mental. Hambatan mental tersebut sangat mempengaruhi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio- emosional (sikap dan perilaku serta agama),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuna grahita Ringan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna grahita adalah kata lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan kualitas diri bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan kualitas diri bagi setiap manusia. Kualitas diri dapat dibentuk sejak usia anak-anak sebagai generasi penerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini mempunyai kemampuan dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Pada usia ini anak mengalami perkembangan yang pesat dari semua aspek, baik kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pembinaan mental-spritual, intelektual dan khususnya pembinaan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik dalam hal perkembangan potensinya dalam semua aspek. Sejalan dengan perkataan A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Luar Biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses penbelajaran karena kelainan fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selalu berhubungan dengan tema tema kemanusiaan, artinya pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan kemanusiaan adalah dua entitas yang saling berkaitan, pendidikan selalu berhubungan dengan tema tema kemanusiaan, artinya pendidikan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diciptakan oleh Tuhan yang memiliki kekurangsempurnaan baik dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia telah diciptakan Alloh SWT sebagai makhluk yang sempurna dalam segala hal dibanding dengan makhluk yang lain. Kesempurnaan manusia dari segi fisik memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memiliki peran penting terhadap perkembangan prilaku siswa seperti aspek kognitif, afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan individu secara optimal sehingga dapat hidup mandiri. Pendidikan di Indonesia telah memiliki
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)
PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai
Lebih terperinciPENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS
PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS LANDASAN YURIDIS UU No.20 Thn.2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat (2) : Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
Lebih terperinciYUSRA FAUZA, 2015 PENGARUH KIDS ATHLETICS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR SISWA SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia dewasa ini sedang berusaha keras mengadakan pembangunan dan peningkatan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan nasional berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pendidikan terutama wajib belajar sembilan tahun yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan pembangunan yang dicapai bangsa Indonesia khususnya pembangunan di bidang pendidikan akan mendorong tercapainya tujuan pembangunan nasional, maka
Lebih terperinciKEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI
KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Kadek Nelly Paspiani, S.Pd TK Negeri Pembina Kotabaru, nelly_paspiani@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciPENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS
PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS UU No.20 Thn.2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat (2) : Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana komunikasi di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia di masyarakat. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana komunikasi di dalam segala bidang kehidupan. Bahasa
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. dari anak kebanyakan lainnya. Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak adalah masa yang terindah dalam hidup dimana semua terasa menyenangkan serta tiada beban. Namun tidak semua anak dapat memiliki kesempatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, setiap individu terkadang mengalami suatu hambatan. Hambatan yang terjadi pada suatu individu beragam jenisnya. Beberapa jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda perkembangan fisik, mental, atau sosial dari perkembangan
Lebih terperinciBagaimana? Apa? Mengapa?
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ( A B K ) Bagaimana? Apa? Mengapa? PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ( A B K ) Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia dini, karena berada pada fase golden age atau masa keemasan, dengan alasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan motorik kasar sangat penting dilakukan untuk membantu menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara optimal khususnya bagi anak usia dini, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciPENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS
PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS HERRY WIDYASTONO Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Khusus PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 6/9/2010 Herry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu pembelajaran bermakna sangat menentukan terwujudnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan
Lebih terperinci