LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Keramik Lumpur Lapindo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Keramik Lumpur Lapindo"

Transkripsi

1 BIDANG REKAYASA LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Keramik Lumpur Lapindo Oleh: Muh Amin, S.T., M.T. R.M. Bagus Irawan, S.T., M.Si. DIBIAYAI DIPA KOPERTIS WILAYAH VI NOMOR: 081/006.2/PP/KT/2009 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS TEKNIK/PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SEMARANG (UNIMUS) OKTOBER 2009 ix

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA 1. Judul Penelitian : Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Keramik Lumpur Lapindo 2. Bidang ilmu penelitian : Rekayasa 3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Muh Amin, S.T., M.T. b. Jenis Kelamin : L c. NIK : K d. Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa e. Jabatan : Asisten Ahli f. Fakultas/Jurusan : Teknik / Teknik Mesin 4. Jumlah Tim Peneliti : 1 orang 5. Lokasi Penelitian : Lab. Fak. Teknik Mesin dan Lab. Bahan Teknik UGM 6. Waktu penelitian : 8 bulan 7. Biaya : Rp ,00 (Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) Mengetahui, Dekan FT UNIMUS Semarang, Oktober 2009 Ketua Peneliti, Drs. Samsudi Raharjo, S.T. NIP Muh Amin, S.T., M.T. NIK. K Menyetujui, Ketua Lemlit UNIMUS Dra. Sri Darmawati, M.Si. NIP i

3 RINGKASAN Lumpur Lapindo merupakan suatu limbah yang sangat mengganggu keberadaan masyarakat setempat dan aplikasi dari lumpur tersebut masih dalam taraf penelitian awal sehingga nilai jual dari limbah tersebut masih sangat rendah. Agar Lumpur Lapindo dapat diaplikasikan sebagai material keramik teknik maka harus diketahui terlebih dahulu sifat fisis dan mekanis yang dimilikinya agar dalam penggunaannya dapat dioptimalkan. Oleh sebab itu perlu adanya suatu penelitian yang simultan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis dari keramik Lumpur Lapindo sebelum diaplikasikan di beberapa industri maju. Menurut hasil penelitian awal yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti bahwa Lumpur Lapindo dapat dimanfaatkan sebagai bahan keramik dan bahan pengganti semen untuk pembuatan paving dan beton. Disamping itu Lumpur Lapindo dapat dipergunakan sebagai material keramik karena memiliki kandungan senyawa-senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai material pembuatan keramik. Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai material keramik masih belum dioptimalkan penggunaannya dibidang teknik. Hal ini dapat dilihat masih sedikitnya penelitian yang dilakukan dibidang keramik teknik yang berbahan dasar Lumpur Lapindo. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang Lumpur Lapindo sebagai material keramik teknik agar dapat dioptimalkan penggunaannya. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam penanganan limbah Lumpur Lapindo yang mendesak keberadaan warga setempat dengan memanfaatkan bahan limbah sebagai pembuatan produk berupa material keramik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tambahan mengenai material baru terutama dibidang keramik teknik sebagai material refraktori (material tahan terhadap suhu tinggi) yang berasal dari limbah Lumpur Lapindo (material lokal /Indonesia). Sehingga material lokal tersebut dapat dioptimalkan dalam penggunaannya. Pada proses pessureless sintering dengan tekanan kompaksi 100 MPa (pada pembuatan green body) dengan suhu sinter C diperoleh harga densitas Keramik Lumpur Lapindo tertinggi yaitu sebesar (2, 417±0,009) gram/cm 3. Harga kekerasan Vickers tertinggi pada Keramik Lumpur Lapindo dengan tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sinter 800 o C adalah (914,340±92, 06) MPa. Kekuatan bending Keramik Lumpur Lapindo tertinggi pada tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sinter 800 o C adalah (30,63±1,77) MPa. Harga fracture toughness Keramik Lumpur Lapindo tertinggi pada tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sinter 800 o C adalah sebesar (0,424±0,07) MPa. ii

4 PRAKATA Alhamdulillahirobbil a laamin puji syukur kami panjatkan pada Alloh SWT atas limpahan nikmat yang diberikan pada kita sehingga dalam waktu yang relative singkat ini kami akhirnya dapat menyelesaikan program DIKTI dalam hal penelitian dosen muda dengan judul Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Lumpur Lapindo. Ucapan terimakasih kami ucapkan pada pihak-pihak terkait mulai dari rekan-rekan yang telah rela menyumbangkan ide, pihak Laboran Teknik Mesin Unimus dan Teknik Bahan UGM yang telah menyediakan sarana dan prasarana pengujian material, pihak Lemlit Unimus yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini dan juga pihak Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Departemen Pendidikan Nasional) yang telah rela memberikan anggaran untuk melakukan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini kami harapkan dapat menyumbangkan data dalam khasanah keilmuan khususnya dibidang material teknik. Disamping itu dapat ditindak lanjuti untuk penerapan aplikasi pemanfaatan Lumpur lapindo sebagai material teknik khususnya material keramik. Kami menyadari bahwa hasil dari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semarang, Oktober 2009 Peneliti iii

5 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN A. LAPORAN HASIL PENELITIAN RINGKASAN PRAKATA DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv vi vii viii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah.. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Landasan Teori Tekanan kompaksi Uniaxial Pressing Uji Bending Uji Densitas Uji Kekerasan Metode Indentasi untuk mengukur K IC Uji Fracture Toughness ( K 1C ) dengan SENB Uji Bending.. 8 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian. 10 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Bahan penelitian Alat Penelitian Cara Penelitian Persiapan Penelitian iv

6 Pelaksanaan Penelitian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Komposisi Kimia Pengujian Densitasl Pengujian Kekerasan Pengamatan Struktur Mikro Pengujian Fracture Toughness dengan Metode Indentasi Kekerasan Pengujian Fracture Toughness dengan Metode SENB Pengujian Kekuatan Bending.. 21 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Saran Kesimpulan. 23 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN B. DRAF ARTIKEL ILMIAH.. 31 C. SINOPSIS PENELITIAN LANJUTAN v

7 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Variasi pengujian dan jumlah specimen.. 14 Tabel 5.1. Hasil uji komposisi kimia 15 vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Hubungan tekanan kompaksi dengan densitas dari serbuk yang dikompaksi (McEntire dan Norton, 1991).. 4 Gambar 2.2. Tahapan kompaksi partikel (German,1994) Gambar 2.3. Skema sebuah uniaxial pressing.. 5 Gambar 2.4. Pertumbuhan butir pada tahap sintering (a) initial stage (b) intermediate stage (c) final stage (d) fracture surface (German, 1991) 6 Gambar 2.5. Bentuk pengujian Vickers 6 Gambar 2.6. Median crack... 7 Gambar 2.7. Palmqvist crack 7 Gambar Skema pengujian fracture toughness dengan metode Single-Edge Notched Beam (SENB) 8 Gambar 2.9. Skema pengujian three- point bending JIS R Gambar Cetakan spesimen silindris.. 12 Gambar Bentuk spesimen silindris Gambar Cetakan spesimen balok.. 12 Gambar Bentuk spesimen untuk pengujian Kekuatan Bending 12 Gambar Bentuk spesimen untuk pengujian fracture toughnes dengan Metode SENB 12 Gambar 5.1. Hasil pengujian densitas.. 15 Gambar 5.2 Keramik Lumpur Lapindo mengalami melting point Gambar 5.3 Hasil pengujian kekerasan Vickers Gambar 5.4. Foto struktur mikro Keramik Lumpur Lapindo Gambar 5.5. Bentuk Injakan Vickers Hadrness Gambar 5.6. Hasil pengujian K IC dengan metode SENB. 20 Gambar 5.7. Bekas Injakan Vickers Hardness. 20 Gambar 5.8. Perpanjangan Crack Gambar 5.9. Foto permukaan patah dari specimen.. 21 Gambar Hasil pengujian kekuatan bending. 22 Gambar Foto permukaan patah spesimen akibat uji kekuatan bending vii

9 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BIODATA PENELITI LAMPIRAN 2 BAHAN DAN ALAT PENGUJIAN LAMPIRAN 3 ARTIKEL ILMIAH viii

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah yang ditimbulkan akibat semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo yang selanjutnya disebut sebagai Lumpur Lapindo berlangsung sejak 29 Mei 2006 lalu sangat melimpah sehingga sangat meresahkan masyarakat sekitar jika limbah tersebut tidak dikelola dengan baik. Menurut hasil penelitian awal yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti bahwa Lumpur Lapindo dapat dimanfaatkan sebagai bahan keramik dan bahan pengganti semen untuk pembuatan paving dan beton (Diah N, 2007). Material limbah (lumpur) yang berasal dari Porong (Lumpur Lapindo) ini memiliki kandungan senyawa-senyawa (SiO 2 = 57, 14 %; NaCl= 11,68 %; FeSi= 9,15 %; Al 2 O 3 = 9,09 %; CaAlF5= 4,5 % dan Mg 3 SiO 3 (OH) 4 = 8,44 %) sehingga dapat berpotensi sebagai material pembuat keramik (Aristianto,2006). Lumpur Lapindo ini dapat dipergunakan sebagai material keramik karena memiliki kandungan senyawa-senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai material pembuatan keramik, (Lily P, 2006). Keramik merupakan salah satu jenis material teknik yang terus menerus dikembangkan, yang merupakan prospek cerah dalam pengembangan dibidang teknik. Produk keramik telah banyak diaplikasikan dibidang teknik terutama dipermesinan seperti: alat potong, nosel, katup, turbin, ball bearing (Barsoum, 1997). Keunggulan keramik secara umum adalah titik cair tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, tahan terhadap gesekan, tahan korosi, daya hantar panas rendah, densitas relatif rendah dan koefisien muai panas rendah (Barsoum, 1997). Namun demikian, keramik juga mempunyai kelemahan yaitu bersifat getas (brittle) (Green, 1998) dan ketangguhan retak (fracture toughness) yang rendah (Chawla, 1993). Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai material keramik masih belum dioptimalkan penggunaannya dibidang teknik. Hal ini dapat dilihat masih sedikitnya penelitian yang dilakukan dibidang keramik teknik yang berbahan dasar Lumpur Lapindo. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang Lumpur Lapindo sebagai material keramik teknik agar dapat dioptimalkan penggunaannya Rumusan Masalah Perkembangan material keramik di Indonesia masih sangat sedikit hal ini terbukti dengan masih sedikitnya penelitian di bidang keramik, apalagi keramik yang berbahan 1

11 dasar dari Lumpur Lapindo. Lumpur Lapindo merupakan suatu limbah yang sangat mengganggu keberadaan masyarakat setempat dan aplikasi dari lumpur tersebut masih dalam taraf penelitian awal sehingga nilai jual dari limbah tersebut masih sangat rendah. Agar Lumpur Lapindo dapat diaplikasikan sebagai material keramik teknik maka harus diketahui terlebih dahulu sifat fisis dan mekanis yang dimilikinya agar dalam penggunaannya dapat dioptimalkan. Oleh sebab itu perlu adanya suatu penelitian yang simultan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis dari keramik Lumpur Lapindo sebelum diaplikasikan di beberapa industri maju. Pada penelitian ini ada hipotesis yang akan diuji yaitu dengan adanya penambahan tekanan kompaksi dan suhu sintering dalam pembuatan green body yang dilanjutkan dengan proses Pressureless Sintering dapat meningkatkan kekerasan Keramik Lumpur Porong sedangkan harga densitas dan fracture toughness juga akan meningkat tetapi akan diikuti penurunan jika sudah melewati batas suhu optimum. 2

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh TIM Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menyimpulkan bahwa material Lumpur Lapindo yang berasal dari Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo ini mengandung senyawa-senyawa (SiO 2 = 57, 14 %; NaCl= 11,68 %; FeSi= 9,15 %; Al 2 O 3 = 9,09 %; CaAlF5= 4,5 % dan Mg 3 SiO 3 (OH) 4 = 8,44 %) (Aristianto, 2006) yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan keramik (Diah N, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aristianto, 2006) menunjukkan bahwa Kekuatan Bending dari material keramik dari Lumpur Lapindo adalah sebesar 3,81 MPa. Lumpur Lapindo memiliki kandungan senyawa yang sama dengan fly ash (limbah dari hasil pembakaran batu bara) (Januarti J. E, 2007). Cheng, dkk (2002) melakukan penelitian tentang glass ceramics dari fly ash dengan menggunakan tekanan kompaksi sebesar 150 MPa pada spesimen dengan ukuran (4x1,5x0,7) cm. Sintering dilakukan dengan variasi suhu (850, 900, 950, 1000 dan 1050) o C dengan holding time selama 2 jam, setelah itu didinginkan pada temperatur ruang. Hasil dari pengujian menunjukkan kekuatan bending maksimum dicapai pada suhu ( ) o C. Cheng dan Chen (2004) meneliti karakterisasi glass-ceramics dari fly ash dengan ukuran partikel (0,2-500) µm yang dicetak dengan ukuran (4x1,5x0,7) cm dengan tekanan kompaksi sebesar 118 MPa. Sintering dilakukan dengan divariasi suhu (850, 900, 950, 1000 dan 1050) o C dengan holding time selama 2 jam. Pada suhu 850 o C dan 900 o C terjadi peningkatan laju pengintian dan pertumbuhan kristal. Sedangkan suhu diatas 1000 o C, porositas dan laju penyerapan air terjadi penurunan yang signifikan sehingga density dan compressive strength terjadi peningkatan Landasan Teori Keramik adalah bahan padat anorganik yang bukan logam (Surdia dan Saito, 1985). Keramik diturunkan dari kata Keramos, kata Yunani untuk barang tembikar dari lempung (clay) atau perabotan yang terbuat dari lempung dan dibakar (Somiya, 1989). Menurut Van Vlack (1985) keramik adalah bahan non-organik yang tersusun dari unsur logam dan bukan logam, daya tahan terhadap slip umumnya lebih baik, sehingga keramik lebih keras dan selalu kurang ulet dibandingkan bahan logam atau polymer. Material keramik secara umum memiliki sifat yang sangat baik seperti: titik lebur yang tinggi, kekuatan yang baik pada temperatur tinggi, Young s modulus yang tinggi, 3

13 ketahanan aus atau gesek yang baik, ketahanan korosi yang baik, konduktifitas panas yang relatif rendah, muai panas yang relatif rendah, dan densitasnya relatif rendah Tekanan kompaksi Kenaikan tekanan kompaksi dapat menurunkan porositas dari green body. Jika green body tersebut disinter dapat meningkat densitasnya karena dengan kenaikan tekanan kompaksi yang semakin tinggi hubungan luasan antar partikel akan menjadi lebih besar, hal ini disebabkan void nya terdesak hingga berkurang (German, 1994). Pada Gambar 2.1 menunjukkan pengaruh tekanan kompaksi terhadap densitas dari serbuk yang telah mengalami proses compacting. Densitas Tekanan kompaksi Gambar 2.1. Hubungan tekanan kompaksi dengan densitas dari serbuk yang dikompaksi (McEntire dan Norton, 1991). Rearrangement deformasi Peningkatan tekanan kompaksi Gambar 2.2. Tahapan kompaksi partikel (German,1994) Tahapan dari proses compacting partikel yaitu tahap pertama terjadi rearrangement partikel, tahap kedua terjadi deformasi elastis, dengan porositas yang semakin kecil, tahap ketiga terjadi deformasi plastis, disertai kenaikan densitas, seperti pada Gambar 2.2 (German,1994). Jika pada tahapan ini tekanan kompaksi yang diberikan dipertahankan (konstan) akan mengakibatkan aglomerate akan membesar sehingga porositasnya hilang (McEntire dan Norton, 1991) 4

14 Uniaxial Pressing Keramik teknik pada umumnya dibuat dari partikel-partikel halus yang dibentuk dengan proses penekanan partikel tersebut secara uniaxial-pressing atau isostatic pressing. F punch die powder punch F Gambar 2.3. Skema sebuah uniaxial pressing Uniaxial pressing dilakukan dengan cara menekan powder di dalam die dengan menggunakan tekanan satu arah axial menggunakan plunger atau piston seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. Penekanan dapat dilakukan dengan cara mekanis atau hidrolis. Hasil dari compacting ini disebut green compact Sintering Sintering yaitu memanaskan green body di dalam furnace (dapur pemanas) pada temperatur 2/3 dari titik cairnya supaya partikel halus tersebut beraglomerasi menjadi bahan padat. Kebanyakan bahan keramik dibuat dengan cara sintering dan tahapan dalam sintering mengacu pada urutan perubahan secara fisik yang terjadi ketika partikel-partikel saling mengikat dan porositasnya menurun (Djaprie, 1998). Tahap-tahap sintering dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pertama (initial stage) terjadi rearrangement dan neck formation, tahap kedua (intermediate stage) terjadi neck growth, grain growth dan pore-phase continuous, dan tahap terakhir atau tahap ketiga (final stage) terjadi much grain growth, discountinuous pore-phase, grain boundary dan pores eliminated (German, 1991) Peningkatan suhu sintering merupakan pemicu berkembangnya grain growth pada green body yang mengalami proses sintering. Disamping itu juga pengaruh holding time pada waktu sintering. Pada Gambar 2.4 terlihat bahwa pada holding time yang lebih lama 5

15 akan terbentuk grain yang besar karena grain-grain yang berdekatan akan saling membentuk contact area yang lebih besar (Barsoum, 1997). Sedangkan kekuatan bendingnya akan menurun karena jumlah shear antar contact area dari grain akan turun (German,1994). Gambar 2.4. Pertumbuhan butir pada tahap sintering (a) initial stage (b) intermediate stage (c) final stage (d) fracture surface (German, 1991) Uji Densitas Densitas aktual spesimen diukur dengan menggunakan Teori Archimedes (Barsoum, 1997 ) : ρ W udara actual = xρ fluida (2.1) Wudara Wfluida Dimana : ρ actual = densitas (gr/cm 3 ) W fluida = berat dalam fluida (gr) W udara = berat di udara (gr) ρ fluida = densitas fluida (gr/cm 3 ) Uji Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode Vickers seperti pada Gambar 2.5. P Alat uji Vickers sudut indentor Spesimen d Gambar 2.5. Bentuk pengujian Vickers Angka kekerasan Vickers dapat ditentukan dengan persamaan berikut : 6

16 P HV = 1,8544 (2.2) 2 d Dimana : Hv = angka kekerasan Vickers (MPa) P = pembebanan (N) d = diagonal rata-rata akibat pembebanan Vickers (mm) Metode Indentasi untuk mengukur K IC Hasil dari pengujian kekerasan Vickers dan pengamatan panjang retak yang terjadi pada ujung-ujung bekas Vickers Hardness dapat dipakai untuk mencari harga fracture toughness (K IC ) spesimen (Barsoum, 1997). Ada 2 macam bentuk crack, yaitu: 1. Median crack crack l d Setelah dipolis dipolis 2. Palmqvist crack Gambar 2.6. Median crack Dipolis Setelah dipolis Gambar 2.7. Palmqvist crack Harga K IC dapat dicari dengan menggunakan persamaan Shetty untuk crack jenis palmqvist sebagai berikut: (Roger, 1987) 7

17 0,5 Hv. P K IC = 0,0889 (2.3) 4xl Dimana: Hv = Harga kekerasan Vickers (MPa) P = Gaya pembebanan pada pengujian Vickers (N) l = Panjang crack (mm) Uji Fracture Toughness ( K 1C ) dengan SENB Pengujian Fracture Toughness (K 1C ) bertujuan untuk mengetahui ketangguhan terhadap retak pada spesimen (Barsoum, 1997). Metode yang dipergunakan adalah Single- Edge Notched Beam (SENB) seperti pada Gambar 2.8. F fail / 2 F fail / 2 S 2 c B W S 1 F fail / 2 F fail / 2 Gambar Skema pengujian fracture toughness dengan metode Single-Edge Notched Beam (SENB). Hasil pengujian fracture toughness ( K 1C ) tersebut dihitung dengan persamaan (Barsoum, 1997). K 3. c ( S S 0,5 1 2 IC = 2 Dimana : 2. BW. ) ζ. F fail (2.4) K 1C = fracture toughness (MPa. m 0,5 ) S 2 = jarak antar gaya tekan (m) ξ = faktor kalibrasi B = lebar spesimen (mm) c = panjang retak (m) W = tinggi spesimen (mm) S Uji Bending = jarak antar tumpuan (m) Untuk mengetahui kekuatan terhadap beban bending, dilakukan pengujian bending. Pengujian dilakukan dengan metode three-point bending (Somiya, 1989) dengan standard pengujian JIS R 1601 (Gambar 2.9). 8

18 F fail W B L F fail / 2 F fail / 2 Gambar 2.9. Skema pengujian three- point bending JIS R 1601 Hasil pengujian three-point bending dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : 1 1 M =. L.( F fail. ) (2.5) I = BW (2.6). M. y 3. L. Ffail σ MOR = = 2 I 2BW (2.7) Dimana : F fail = gaya tekan (N) W = tinggi spesimen (mm) I = momen inersia (mm 4 ) σ MOR = modulus of rupture (MPa) y = W / 2 (mm) M = momen (N. mm) B = lebar spesimen (mm) L = jarak antara dua tumpuan (mm) 9

19 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Memanfaatkan limbah Lumpur Lapindo sebagai bahan keramik. b. Meneliti pengaruh tekanan kompaksi dan suhu sintering terhadap densitas, kekerasan, kekuatan bending dan fracture toughness dari Keramik Lumpur Lapindo. c. Meneliti pengaruh tekanan kompaksi terhadap struktur mikro dari Keramik Lumpur Lapindo Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam penanganan limbah Lumpur Lapindo yang mendesak keberadaan warga setempat dengan memanfaatkan bahan limbah sebagai pembuatan produk berupa material keramik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tambahan mengenai material baru terutama dibidang keramik teknik sebagai material refraktori (material tahan terhadap suhu tinggi) yang berasal dari limbah Lumpur Lapindo (material lokal /Indonesia). Sehingga material lokal tersebut dapat dioptimalkan dalam penggunaannya. 10

20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Bahan penelitian Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Lumpur Lapindo yaitu bahan lumpur dari semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo dengan ukuran partikel rata-rata 325 mesh (45 m). Resin untuk mounting spesimen. Kertas ampelas (ukuran 120, 220, 400, 600, 800 dan 1000) untuk menghaluskan permukaan spesimen Alat Penelitian Perlatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Timbangan digital (Sartorius Type LC 1201 S) digunakan untuk menimbang serbuk Lumpur Lapindo dan untuk pengujian densitas keramik Lumpur Lapindo. Cetakan (bentuk silindris) digunakan untuk pembuatan spesimen uji densitas dan kekerasan. Cetakan (bentuk balok) dipergunakan untuk pembuatan spesimen uji kekuatan bending dan fracture toughness. Mesin tekan (Tarno Grocki type UPHG20 Japan) digunakan untuk penekan (press) dalam pembuatan green body. Dapur pemanas digunakan untuk proses sintering. Alat uji kekerasan Vickers (Hardness Tester type 38505) digunakan untuk pengujian kekerasan. Microskop optik (Olympus Japan) digunakan untuk pengamatan struktur mikro, menentukan panjang diagonal Injakan Vickers dan bentuk permukaan patah Cara Penelitian Persiapan Penelitian Pada persiapan penelitian dilakukan: o Mempersiapkan bahan uji berupa Lumpur Lapindo o Pembuatan cetakan spesimen (silindris dan balok) seperti pada Gambar 4.1 dan 4.2. o Mempersiapkan kertas ampelas (ukuran 120, 220, 400, 600, 800 dan 1000). o Menyediakan resin untuk mounting spesimen. 11

21 F punch die serbuk Lumpur F Gambar Cetakan spesimen silindris punch (Somiya, 1991) 15 mm F 15 mm Gambar Bentuk spesimen silindris punch retak awal punch serbuk F Gambar Cetakan spesimen balok 8 mm 40 mm 10 mm Gambar Bentuk spesimen untuk pengujian Kekuatan Bending 3 mm 20 mm 40 mm 8 mm 10 mm Gambar Bentuk spesimen untuk pengujian fracture toughnes dengan Metode SENB 12

22 Pelaksanaan Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan sesuai dengan diagram alir pada gambar 4.6, dengan mempersiapkan serbuk Lumpur Lapindo dengan ukuran rata-rata partikel 325 mesh. Pembuatan sepesimen pertama kali dilakukan dengan pembuatan green body dengan uniaxial pressing pada sebuah cetakan dan selanjutnya dilakukan proses pressureless sintering. Tetapi sebelum dilakukan proses sintering terlebih dahulu dilakukan percobaan pendahuluan untuk mendapatkan specimen pada sintering yang tepat. Mulai Meshing Serbuk Lumpur Lapindo (ukuran partikel 325 mesh) Uji komposisi kimia Cetak spesimen dengan uniaxial-pressing dengan variasi tekanan kompaksi (100, 110 dan 120) MPa Spesimen silindris (d=15 mm dan t=5 mm Spesimen balok (10x8x40) mm 3 Suhu sintering (800, 900 dan 1000) o C Sintering (temperatur terbaik) Uji densitas Tentukan temperatur terbaik Spesimen di-mounting didalam resin Polishing Uji Bending dan Fracture Toughness dengan SENB Pengamatan permukaan patah Pengamatan struktur mikro (Microscope Optic) Uji kekerasan Vickers Analisis/Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 4.6 Diagram alir penelitian 13

23 Variasi spesimen pada penelitian ini yaitu seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut: Tekanan Kompaksi (MPa) Spesimen Uji Densitas dan Kekerasan Vickers (Silindris) Spesimen Uji KIC (Balok) Temperatur Sintering ( o C ) Temperatur terbaik Spesimen Uji Bending (Balok) Temperatur terbaik Jumlah Total Spesimen Tabel 4.1 Variasi pengujian dan jumlah spesimen 90 14

24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Komposisi Kimia Hasil uji komposisi kimia pada Tabel 5.1 adalah sebagai berikut: Unsur SiO 2 Al 2 O 3 FeS i CaAlF 5 Mg 3 SiO 3 (OH) 4 NaCl H 2 O - HD %Berat 58,21 9,10 9,34 4,6 8,49 12,11 1,80 12,94 Tabel 5.1. Hasil uji komposisi kimia Unsur utama yang sangat berpotensial dalam pembuatan keramik dari Lumpur Lapindo adalah SiO 2 sebesar 58, 21 % dan Al 2 O 3 sebesar 9, 10 % Pengujian Densitasl Pengujian densitas dilakukan dengan menggunakan teori Archimedes yaitu dengan cara menimbang spesimen di udara (W udara ) dan di air (W fluida ). Dari penimbangan spesimen di dalam air akan diperoleh pengurangan berat sebesar berat air yang dipindahkan oleh spesimen tersebut. Dengan menggunakan persamaan (2.1) akan diperoleh densitas aktual dari kaolin tersebut. Hasil pengujian densitas ditunjukkan pada Gambar DENSITAS DENSITAS Densitas (gr/cm3) Suhu Sint ering (oc) Tekanan Kompaksi (MPa) Tekanan=100 MPa Tekanan=110 MPa Tekanan=120 MPa Sint ering = 800oC Sintering = 900oC Sint ering = 1000oC Gambar 5.1. Hasil pengujian densitas Gambar 5.1 menunjukkan bahwa dengan kenaikan tekanan kompaksi akan menurunkan harga densitas dari Keramik Lumpur Lapindo tersebut. Pada dasarnya dengan kenaikan tekanan kompaksi yang lebih tinggi mengakibatkan porositas dari green body semakin kecil sehingga void yang terjadi setelah disinter juga kecil yang mengakibatkan 15

25 porositas akan turun sehingga densitasnya akan mengalami kenaikan. Akan tetapi apabila tekanan kompaksinya dinaikkan terus maka akan terjadi kerusakan mikro yang mengakibatkan turunnya harga densitas. Demikian juga dengan peningkatan suhu sinter mengakibatkan densitas Keramik Lumpur Lapindo terjadi penurunan apabila sudah mulai melting karena porositasnya terjadi penambahan. Akan tetapi apabila kenaikan suhu sintering dilakukukan sebelum mendekati temperature melting maka akan terjadi kenaikan harga densitas. Efek dari peningkatan suhu sintering pada proses sintering adalah terjadinya penurunan porositas (German, 1991). Diantara suhu sintering tersebut nampak bahwa suhu sintering 800 o C memberikan harga densitas tertinggi untuk masing-masing tekanan kompaksi. Pada suhu sintering ( ) o C untuk tekanan kompaksi antara 100 MPa, 110 MPa dan 120 MPa terjadi penurunan densitas. Hal ini disebabkan pada tekanan kompaksi 100 MPa, 110 MPa dan 120 MPa kemungkinan sudah memasuki intermediate stage bahkan final stage pada proses sintering. Pada intermediate stage terjadi penurunan porositas yang sangat besar (German,1991). Sedangkan densitas tertinggi dicapai pada tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sintering 800 o C yaitu sebesar (2, 417±0,009) gr/cm 3. Keramik Lumpur Lapindo meskipun memiliki kandungan yang sama dengan fly ash (Januarti J. E., 2007) tetapi apabila dibuat bentuk keramik memiliki sifat yang tidak sama terutama dalam hal tekanan kompaksi. Dalam penelitian Januarti J. E. (2007) tentang glass ceramics dari fly ash dengan menggunakan tekanan kompaksi sebesar 150 MPa menunjukkan harga yang terbaik sedangkan pada kermik Lumpur Lapindo pada tekanan 110 sudah mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.1 yang menunjukkan terjadinya penurunan harga densitas pada tekanan ( ) MPa. Jika hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari Chen dan Tuan (2004) yang meneliti karakterisasi glass-ceramics dari fly ash dengan ukuran partikel (0,2-500) µm yang dicetak dengan ukuran (4x1,5x0,7) cm dengan tekanan kompaksi sebesar 118 MPa. Pada suhu 850 o C dan 900 o C terjadi peningkatan laju pengintian dan pertumbuhan kristal. Sedangkan suhu diatas 1000 o C, porositas dan laju penyerapan air terjadi penurunan yang signifikan sehingga density dan compressive strength terjadi peningkatan. Hal ini tidak dialami oleh Keramik Lumpur Lapindo karena pada suhu sintering 1200 o C Keramik Lumpur Lapindo sudah mengalami melting seperti pada Gambar 5.2 sedangkan suhu sintering terbaik dicapai pada suhu sintering 800 o C dengan ditandainya harga densitas yang tertinggi. 16

26 Gambar 5.2 Keramik Lumpur Lapindo mengalami melting point 5.3. Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan pada spesimen yang disinter pada suhu sinter C, C dan C yang sebelumnya di-mounting dalam resin untuk memudahkan sewaktu pemolesan dan pengujian kekerasan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan beban 153, 2 N menggunakan mesin uji kekerasan makro. Kedua diagonal injakan indentor Vickers diamati dengan menggunakan mikroskop optik. Harga kekerasan Vickers dihitung dengan menggunakan persamaan (2.2) dan hasilnya ditampilkan pada Gambar 5.3. KEKER A SA N HV (MPa) Tekanan Kompaksi (MPa) Sintering=800oC Sint ering=900oc Sint ering=1000oc Gambar 5.3 Hasil pengujian kekerasan Vickers Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa peningkatan tekanan kompaksi akan mengakibatkan penurunan kekerasan kaolin. Hal ini disebabkan dengan peningkatan tekanan kompaksi pada fase final stage pada proses sintering mengakibatkan porositas akan bertambah, demikian juga setelah disinter. Akan tetapi dengan meningkatnya suhu sintering pada fase sebelum final stage akan mengakibatkan kekerasan semakin tinggi karena akan terjadi ikatan yang kuat antar partikel-partikel tersebut (Djaprie, 1998). Kekerasan tertinggi diperoleh pada suhu sinter C untuk masing-masing tekanan kompaksi. Pada suhu sinter 900 o C dan 100 o C sudah mengalami penurunan 17

27 kekerasan secara signifikan untuk masing-masing tekanan kompaksi. Harga kekerasan tertinggi diperoleh pada tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sinter 800oC yaitu sebesar (914,340±92, 06) MPa. Besarnya nilai standard deviasi disebabkan kelemahan dalam pengamatan injakan Vickers Hadrness dengan menggunakan Mikroskop Optik Pengamatan Struktur Mikro Pada Gambar 5.4 merupakan hasil dari foto mikro pada Keramik Lumpur Lapindo yang telah mengalami compacting. Pengamatan dengan menggunakan mikroskop optic terlihat bahwa dengan bertambahnya tekanan kompaksi akan terjadi pertumbuhan grain yang lebih besar sehingga inilah yang menyebabkan densitas Keramik Lumpur Lapindo terjadi penurunan karena porositasnya semakin besar. SINTERING (oc) TEKANAN KOMPAKSI (MPa) ,18 mm Gambar 5.4. Foto struktur mikro Keramik Lumpur Lapindo 5.5. Pengujian Fracture Toughness dengan Metode Indentasi Kekerasan Pengujian kekerasan spesimen yang dilakukan dengan menggunakan Vickers hardness dapat dimanfaatkan untuk mengestimasi fracture toughness dari bahan getas. Bahan getas yang diindentasi dengan Vickers akan menghasilkan suatu bekas injakan Vickers dengan crack yang terjadi pada ujung-ujung bekas injakan. Data mengenai crack 18

28 dapat digunakan untuk menghitung harga K IC. Ada dua jenis crack yang dihasilkan yaitu Median Crack atau Palmqvist Crack (seperti dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan 2.7). Untuk mengetahui jenis crack yang terjadi, perlu dilakukan polishing secara bertahap pada spesimen dan kemudian secara bertahap dilihat di bawah mikroskop. Pada penelitian Keramik Lumpur Lapindo pada pengamatan crack akibat bekas injakan Vickers Hadrness tidak tampak adanya crack sehingga tidak dapat dilakukan penghitungan harga fracture toughness dengan metode indentasi Vickers seperti tampak pada Gambar ,18 mm Gambar 5.5. Bentuk Injakan Vickers Hadrness Sehingga penghitungan harga fracture toughness untuk Keramik Lumpur Lapindo yang sebenarnya hanya dapat dilakukan dengan Metode Single Edge Noth Beam (SENB) Pengujian Fracture Toughness dengan Metode SENB Pegujian fracture toughness dilakukan dengan membuat spesimen uji berbentuk balok yang diberi crack awal (Barsoum, 1997). Spesimen disinter pada suhu sinter 800 o C dengan tanpa tekanan (pressureless) yang selanjutnya panjang retak diukur dengan menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 100 kali. Spesimen dihaluskan permukaannya dengan mesin amplas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Single-Edge Notched Beam (SENB) dengan mesin Torsee s Universal Testing Machine. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Gambar

29 0.550 FRACTURE TOUGHNESS (KIC) KIC (Mpa.mm 4 ) Tekanan Kompaksi (MPa) Gambar 5.6. Hasil pengujian K IC dengan metode SENB Pada Gambar 5.6 dapat dilihat bahwa Keramik Lumpur Lapindo yang disinter pada suhu sinter 800 o C harga fracture toughness tertinggi diperoleh pada tekanan kompaksi 100 MPa yaitu sebesar (0,424±0,07) MPa.m 0,5. Sedangkan pada tekanan kompaksi 900 MPa dan 1000 MPa berangsur-angsur mengalami penurunan. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya pertumbuhan grain boundary yang semakin besar pada Lumpur Lapindo yang disinter pada suhu sinter 800 o C dengan tekanan kompaksi 100 MPa sampai dengan 120 MPa. Sehingga dengan bertambahnya ukuran grain boundary maka energi yang diserap akan semakin kecil yang mengakibatkan rendahnya kemampuan untuk menahan gaya dari luar. Pengujian harga fracture toughness dengan metode indentasi kekerasan Vickers tidak dapat dilakukan karena dari hasil pengamatan panjang retak dengan menggunakan microscope optic dengan pembesaran 200 x tidak ditemukan adanya retak seperti tampak pada gambar 5.7. Gambar 5.7. Bekas Injakan Vickers Hardness Rendahnya harga fracture toughness dalam penelitian ini kemungkinan disebabkan adanya awal crack yang terjadi pada spesimen yang belum dilakukan pengujian. Terjadinya awal crack ini disebabkan adanya cacat pada ujung crack yang 20

30 dibuat pada spesimen (green body). Disamping itu dalam proses pembuatan crack pada spesimen untuk uji fracture toughness yang dibuat bersamaan saat pencetakan spesimen. Sehingga spesimen setelah disinter akan mengakibatkan adanya konsentrasi tegangan pada spesimen tersebut disamping terjadi pertambahan panjang crack setelah disinter seperti pada Gambar 5.8. Crack awal Crack perpanjangan setelah disinter Gambar 5.8. Perpanjangan Crack Sedangkan bentuk permukaan patah dari spesimen yang telah dilakukan uji fracture toughness dapat dilihat pada Gambar 5.9. crack Gambar 5.9. Foto permukaan patah dari spesimen 5.7. Pengujian Kekuatan Bending Pengujian bending bertujuan untuk mengetahui fracture strength maximum dari spesimen. Pengujian bending dilakukan dengan menggunakan mesin Torsee Universal Testing pada spesimen yang disinter pada suhu 800 o C. Pengujian dilakukan dengan metode three-point bending test dengan mengacu pada standard pengujian JIS R Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Gambar

31 KEKUATAN BENDING MOR (MPa) Tekanan Kompaksi (MPa) Gambar Hasil pengujian kekuatan bending Dari Gambar 5.10 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kekuatan bending sebesar 4 % yaitu dari (30,63±1,77) MPa pada tekanan kompaksi 100 MPa menjadi (26,40±2,59) MPa pada tekanan kompaksi 110 MPa. Hal ini disebabkan adanya grain boundary dari grain sudah mulai adanya penggabungan beberapa grain terdekat yang membentuk satu grain baru yang lebih besar. Sehingga contact area dari grain akan menjadi lebih kecil. Hal ini akan mengakibatkan shear pada grain boundary menjadi kecil yang mengakibatkan kekuatan bendingnya menjadi lemah. Sedangkan bentuk permukaan patah dari spesimen yang telah dilakukan uji kekuatan bending dapat dilihat pada Gambar mm Gambar Foto permukaan patah spesimen akibat uji kekuatan bending 22

32 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Pada proses pessureless sintering dengan tekanan kompaksi 100 MPa (pada pembuatan green body) dengan suhu sinter C diperoleh harga densitas Keramik Lumpur Lapindo tertinggi yaitu sebesar (2, 417±0,009) gram/cm Harga kekerasan Vickers tertinggi pada Keramik Lumpur Lapindo dengan tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sinter 800 o C adalah (914,340±92, 06) MPa. 3. Kekuatan bending Keramik Lumpur Lapindo tertinggi pada tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sinter 800 o C adalah (30,63±1,77) MPa. 4. Harga fracture toughness Keramik Lumpur Lapindo tertinggi pada tekanan kompaksi 100 MPa dengan suhu sinter 800 o C adalah sebesar (0,424±0,07) MPa Saran Setelah dilakukannya penelitian ini dapat disarankan bagi para peneliti yang akan melanjutkan (meningkatkan) dalam penelitian ini antara lain: 1. Dalam pembuatan green body spesiman pada proses compacting supaya diperhatikan kecepatannya (konstan) agar hasil dari green body tidak mengalami kerusakan cacat). 2. Perlu dilakukan variasi tekanan kompaksi yang lebih rendah agar diperoleh hasil yang optimal. 3. Dalam penimbangan spesimen untuk uji densitas setelah selesai menimbang spesimen dan akan dilakukan penimbangan lagi seharusnya distandardkan terlebih dahului. 4. Dalam pengamatan bekas injakan Vicker dan panjang crack-nya supaya dilakukan dalam suasana yang tenang agar dapat diperoleh harga yang lebih akurat. 5. Dalam pembuatan crack awal pada spemimen untuk uji fracture toughness dalam penelitian ini masih jauh dari relita sehingga perlu adanya modifikasi dalam pembuatan crack ini. 23

33 DAFTAR PUSTAKA Aristianto, 2006, Pemeriksaan Pendahuluan Lumpur Panas Lapindo Sidoarjo untuk Produk Keramik, Handouts. Barsoum, M. W., 1997, Fundamental of Ceramics, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York. Chawla, K.K., 1993, Ceramic Matrix Composites, University Press, Cambridge, Great Britain. Cheng, T. W, Ueng, T. H., Chen. Y. S. and Chiu, J. P., 2002, Production of Glass- Ceramics from Incinerators Fly Ash, Journal Ceramics international 28, Cheng, T. W. and Chen, Y. S., 2004, Characterization of Glass-Ceramics Made From Incinerators Flay Ash, Journal Ceramics international 30, Diah N., 2007, Penelitian Awal Pemanfaatan Lumpur Porong Kab. Sidoarjo untuk Komponen Bangunan, Balai Teknologi Pemukiman. Djaprie S, 1987, Ilmu dan Teknilogi Bahan, Erlangga, Jakarta. Green, D. J., 1998, An Introduction to the Mechanical Properties of Ceramic, University Press, Cambridge, Great Britain. German R.M., 1994, Powder Melallurgy Science, The Penylvania State University, USA. German R.M., 1991, Fundamentals of Sintering, Engineered Materials Handbook Ceramics and Glassses, ASM International, USA. Gordan L, 1991, Application for Traditional Ceramic, Engineered Materials Handbook Ceramics and Glassses, ASM International, USA. Januarti, J.E., 2007, Lumpur Lapindo Untuk Semen, ITS, Surabaya. Lily P, 2006, Karakteristik Fisik Kimia Lumpur Panas Porong Sidoarjo, ITS Surabaya, Handouts. Lee, W.E., Rainforth, W.M., 1994, Ceramic Microstuctures Property Control by Processing, Chapman and Hall, London UK. McEntire B. J. dan Norton, 1991, Powder Compaction Processes-Dry Pressing, Engineered Materials Handbook Ceramics and Glassses, ASM International, USA. Roger, L. K. M., 1987, Evaluation of Fracture Toughness Determination Methods as Applied to Ceria-Stabilized Tetragonal Zirconia Polycrystal, Journal American Ceramic Society 70(12) C-366-C-368. Somiya S., 1989, Advanced Technical Ceramics, Academic Press inc, Tokyo. Surdia T, 1985, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta. 24

34 Vlack V, 1980, Elements of Materials Science and Engunering, Addison-Wesley Publishing Company, USA. 25

35 LAMPIRAN 1 BIODATA PENELITI 1. Ketua Peneliti 1. Nama Lengkap : Muh Amin, ST, MT 2. Pangkat/Golongan : Penata Muda/III-A 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli 4. Asal Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Semarang 5. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Mesin 6. Bidang Keahlian : Mekanika Bahan 7. Alamat Rumah : Klampok 2/2 Godong Grobogan Purwodadi Hp Riwayat Pendidikan : Macam Tempat Th. Selesai Titel Bidang S1 UMS 2000 S.T Teknik Mesin S2 UGM 2005 M.T Mekanika Bahan 9. Riwayat Pekerjaan : Bekerja di UNIMUS sejak 2006 sampai sekarang 10. Pengalaman Penelitian : Desain Rangka Sepeda dengan Pemodelan Elemen Batang dan Shell dengan Bantuan CATIA-Elfini Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Kaolin Pengaruh Tekanan Kompaksi Terhadap Karakterisasi Keramik Kaolin yang dibuat dengan Proses Pressureless Sintering Pemanfaatan Limbah Serat Sabut Kelapa sebagai Bahan Pembuat Helm Pengendara Kendaraan Roda Dua 11. Tulisan Publikasi : Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering Terhadap Densitas dan Kekerasan Kaolin. Pengaruh Tekanan Kompaksi Terhadap Karakterisasi Keramik Kaolin Kaolin yang di Buat dengan Metode Pressureless Sintering. Analisis Harga Fracture Toughness Dengan Metode Indentasi Kekerasan Vickers Keramik Kaolin. 26

36 2. Anggota Peneliti 1. Nama : RM. Bagus Irawan, ST, MSi 2. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I /III-B 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli 4. Asal Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Semarang 5. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Mesin 6. Bidang Keahlian : Teknik Mesin Konversi & Master Teknik Lingkungan 7. Alamat Rumah : Jl. Gedawang Permai K-15 Banyumanik Semarang Hp / Riwayat Pendidikan : Macam Tempat Th. Selesai Titel Bidang S1 S2 UNDIP UNDIP S.T M.Si Teknik Mesin Tek. Rekayasa Lingkungan 9. Riwayat Pekerjaan : Bekerja di UNIMUS sejak 1999 sampai sekarang 10. Pengalaman Penelitian : Analisis Kerusakan Sistem Rem ABS pada Mazda 626 Cronos. Studi Pengaruh Bentuk Body Muka Daihatsu Espass Terhadap Koefisien Tahanan Aerodinamika. Unjuk kerja Catalytic Converter Untuk Mereduksi Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Rancang Bangun Modifikasi Catalytic Converter dengan Material Substrat Tembaga Cu dan Nikel Ni untuk Mereduksi Emisi Gas Carbon Monoksida. Pengaruh Pemakaian Catalytic Converter Terhadap Performance Mesin Standart Kendaraan Bermotor. 11. Tulisan publikasi : Artikel Andai Rob Melanda Balaikota Artikel Green Hotel Mungkinkah/ (kasus gumaya Palace Hotel) Artikel Semarang Zero Waste Artikel Pengelolahan sampah Terpadu Artikel Rumah Umum Rakyat Artikel Green Hotel (Berwawasan Lingkungan), Suara Merdeka 22 Maret 2005 Artikel Green Hospital, Alih Fungsi Mall Yogya (Berwawasan Lingkungan) 27

37 Artikel Kendaraan Pribadi, Kemacetan dan Emisi Artikel Wisata Sejarah, Suara Merdeka 26 April 2005 Artikel Sekolah Asing Tantangan Atau Ancaman?, Suara Merdeka 7 Juni 2005 Artikel Mengembangkan Wisata Sejarah, Seputar Semarang, 6 Juli 2005 Artikel Kekerasan Dalam Kelas, Seputar Semarang, 14 September 2005 Artikel Kembang Kempis Ngesti Pandowo Artikel Pengendalian Polusi Udara, Jawa Post, 16 Oktober 2003 Artikel Revitalisasi Ngesti Pandowo, SS, November 2005 Artikel Museum Sebagai Daya Tarik Kota, SM, 21 Desember 2995 Artikel PTS Sulit Menjadi Periset, SM, 19 Januari 2006 Pengasuh tips Seputar Otomotif di Semarang Post Pembicara Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian PTN dan PTS Se-Indonesia Penyampaian Pidato Ilmiah dalam Rangka Dies Natalis UNIMUS dihadapan bapak Gubernur, Walikota dan pejabat pemerintah dan militer serta para Rektor PTS Bahaya Timbal Mengancam Warga Kota, Bulletin UNIMUS Hujan Asam Mengancam Warga Kota Semarang, Bulletin UNIMUS 28

38 LAMPIRAN 2 BAHAN DAN ALAT PENGUJIAN Alat Mesh partikel Timbangan digital (Sartorius Type LC 1201 S) Cetakan Silindris Cetakan Balok Mesin tekan (Tarno Grocki type UPHG20 Japan) Furnace 29

39 Mesin Ampelas Mesin Uji Vickers Hardness (Hardness Tester type 38505) Microskop optik (Olympus Japan) Timbangan digital (Sartorius Type LC 1201 S) Serbuk Lumpur Lapindo 30

40 DRAFARTIKEL ILMIAH Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering terhadap Kekerasan Keramik Lumpur Lapindo Muh amin 1), Bagus Irawan 2) Abstrak Lumpur Lapindo merupakan suatu limbah yang sangat mengganggu keberadaan masyarakat setempat dan aplikasi dari lumpur tersebut masih dalam taraf penelitian awal sehingga nilai jual dari limbah tersebut masih sangat rendah. Agar Lumpur Lapindo dapat diaplikasikan sebagai material keramik teknik maka harus diketahui terlebih dahulu sifat fisis dan mekanis yang dimilikinya agar dalam penggunaannya dapat dioptimalkan. Oleh sebab itu perlu adanya suatu penelitian yang simultan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis dari keramik Lumpur Lapindo sebelum diaplikasikan di beberapa industri maju. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam penanganan limbah Lumpur Lapindo yang mendesak keberadaan warga setempat dengan memanfaatkan bahan limbah sebagai pembuatan produk berupa material keramik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tambahan mengenai material baru terutama dibidang keramik teknik sebagai material refraktori (material tahan terhadap suhu tinggi) yang berasal dari limbah Lumpur Lapindo (material lokal /Indonesia). Sehingga material lokal tersebut dapat dioptimalkan dalam penggunaannya. Pada proses pessureless sintering dengan tekanan kompaksi 100 MPa (pada pembuatan green body) dengan suhu sinter C diperoleh harga kekerasan Vickers tertinggi adalah (914,340±92, 06) MPa. Kata Kunci: keramik teknik, pessureless sintering, kekerasan Vickers PENDAHULUAN Limbah yang ditimbulkan akibat semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo yang selanjutnya disebut sebagai Lumpur Lapindo berlangsung sejak 29 Mei 2006 lalu sangat melimpah sehingga sangat meresahkan masyarakat sekitar jika limbah tersebut tidak dikelola dengan baik. Menurut hasil penelitian awal yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti bahwa Lumpur Lapindo dapat dimanfaatkan sebagai bahan keramik dan bahan pengganti semen untuk pembuatan paving dan beton (Diah N, 2007). 1,2) Staf Pengajar Program Studi S1Teknik Mesin - Unimus 31

41 Keramik merupakan salah satu jenis material teknik yang terus menerus dikembangkan, yang merupakan prospek cerah dalam pengembangan dibidang teknik. Produk keramik telah banyak diaplikasikan dibidang teknik terutama dipermesinan seperti: alat potong, nosel, katup, turbin, ball bearing (Barsoum, 1997). Keunggulan keramik secara umum adalah titik cair tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, tahan terhadap gesekan, tahan korosi, daya hantar panas rendah, densitas relatif rendah dan koefisien muai panas rendah (Barsoum, 1997). Namun demikian, keramik juga mempunyai kelemahan yaitu bersifat getas (brittle) (Green, 1998) dan ketangguhan retak (fracture toughness) yang rendah (Chawla, 1993). Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai material keramik masih belum dioptimalkan penggunaannya dibidang teknik. Hal ini dapat dilihat masih sedikitnya penelitian yang dilakukan dibidang keramik teknik yang berbahan dasar Lumpur Lapindo. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang Lumpur Lapindo sebagai material keramik teknik agar dapat dioptimalkan penggunaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti pengaruh tekanan kompaksi dan suhu sintering terhadap kekerasan dari Keramik Lumpur Lapindo dan meneliti pengaruh tekanan kompaksi terhadap struktur mikro dari Keramik Lumpur Lapindo. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan oleh TIM Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menyimpulkan bahwa material Lumpur Lapindo yang berasal dari Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo ini mengandung senyawa-senyawa (SiO 2 = 57, 14 %; NaCl= 11,68 %; FeSi= 9,15 %; Al 2 O 3 = 9,09 %; CaAlF5= 4,5 % dan Mg 3 SiO 3 (OH) 4 = 8,44 %) (Aristianto, 2006) yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan keramik (Diah N, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aristianto, 2006) menunjukkan bahwa Kekuatan Bending dari material keramik dari Lumpur Lapindo adalah sebesar 3,81 MPa. Lumpur Lapindo memiliki kandungan senyawa yang sama dengan fly ash (limbah dari hasil pembakaran batu bara) (Januarti J. E, 2007). Cheng, dkk (2002) melakukan penelitian tentang glass ceramics dari fly ash dengan menggunakan tekanan kompaksi sebesar 150 MPa pada spesimen dengan ukuran (4x1,5x0,7) cm. Sintering dilakukan dengan variasi suhu (850, 900, 950, 1000 dan 1050) o C dengan holding time selama 2 jam, setelah itu didinginkan pada temperatur ruang. Hasil dari pengujian menunjukkan kekuatan bending maksimum dicapai pada suhu ( ) o C. Cheng dan Chen (2004) meneliti karakterisasi glass-ceramics dari fly ash dengan ukuran partikel (0,2-500) µm yang dicetak dengan ukuran (4x1,5x0,7) cm dengan tekanan 32

42 kompaksi sebesar 118 MPa. Sintering dilakukan dengan divariasi suhu (850, 900, 950, 1000 dan 1050) o C dengan holding time selama 2 jam. Pada suhu 850 o C dan 900 o C terjadi peningkatan laju pengintian dan pertumbuhan kristal. Sedangkan suhu diatas 1000 o C, porositas dan laju penyerapan air terjadi penurunan yang signifikan sehingga density dan compressive strength terjadi peningkatan. METODE PENELITIAN Bahan penelitian Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Lumpur Lapindo yaitu bahan lumpur dari semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo dengan ukuran partikel rata-rata 325 mesh (45 m). Resin untuk mounting spesimen. Kertas ampelas (ukuran 120, 220, 400, 600, 800 dan 1000) untuk menghaluskan permukaan spesimen. Alat Penelitian Perlatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Timbangan digital (Sartorius Type LC 1201 S) digunakan untuk menimbang serbuk Lumpur Lapindo dan untuk pengujian densitas keramik Lumpur Lapindo. Cetakan (bentuk silindris) digunakan untuk pembuatan spesimen uji kekerasan. Mesin tekan (Tarno Grocki type UPHG20 Japan) digunakan untuk penekan (press) dalam pembuatan green body. Dapur pemanas digunakan untuk proses sintering. Alat uji kekerasan Vickers (Hardness Tester type 38505) digunakan untuk pengujian kekerasan. Microskop optik (Olympus Japan) digunakan untuk pengamatan struktur mikro, menentukan panjang diagonal Injakan Vickers dan bentuk permukaan patah. Cara Penelitian Pada persiapan penelitian dilakukan: o Mempersiapkan bahan uji berupa Lumpur Lapindo o Pembuatan cetakan spesimen silindris seperti pada Gambar 1. o Mempersiapkan kertas ampelas (ukuran 120, 220, 400, 600, 800 dan 1000). o Menyediakan resin untuk mounting spesimen. 33

PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN SUHU SINTERING TERHADAP KEKERASAN KERAMIK LUMPUR LAPINDO. Muh amin 1), Bagus Irawan 2)

PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN SUHU SINTERING TERHADAP KEKERASAN KERAMIK LUMPUR LAPINDO. Muh amin 1), Bagus Irawan 2) PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN SUHU SINTERING TERHADAP KEKERASAN KERAMIK LUMPUR LAPINDO Muh amin 1), Bagus Irawan 2) 1,2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA FRACTURE TOUGHNESS DENGAN METODE INDENTASI KEKERASAN VICKERS PADA KERAMIK KAOLIN. Muh Amin *)

ANALISIS HARGA FRACTURE TOUGHNESS DENGAN METODE INDENTASI KEKERASAN VICKERS PADA KERAMIK KAOLIN. Muh Amin *) ANALISIS HARGA FRACTURE TOUGHNESS DENGAN METODE INDENTASI KEKERASAN VICKERS PADA KERAMIK KAOLIN Muh Amin *) Abstrak Pengujian Fracture Toughness (K 1C ) bertujuan untuk mengetahui ketangguhan terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan

Lebih terperinci

PENGARUH PRESURELESS SINTERING TERHADAP FRACTURE TOUGHNESS KOMPOSIT KAOLIN-ZIRCONIA. Sigit Budi Hartono 1. Abstrak

PENGARUH PRESURELESS SINTERING TERHADAP FRACTURE TOUGHNESS KOMPOSIT KAOLIN-ZIRCONIA. Sigit Budi Hartono 1. Abstrak PENGARUH PRESURELESS SINTERING TERHADAP FRACTURE TOUGHNESS KOMPOSIT KAOLIN-ZIRCONIA Sigit Budi Hartono 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh presureless sintering terhadap fracture

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES WET PRESSING DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN VICKERS PADA MANUFACTUR KERAMIK LANTAI. Abstrak

PENGARUH PROSES WET PRESSING DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN VICKERS PADA MANUFACTUR KERAMIK LANTAI. Abstrak PENGARUH PROSES WET PRESSING DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN VICKERS PADA MANUFACTUR KERAMIK LANTAI Oleh : Nurzal 1 & Okto Siswanto 2 1 Dosen Teknik Mesin - Institut Teknologi Padang 2

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik

Lebih terperinci

DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA MATERIAL KOMPOSIT FLY ASH-MGO

DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA MATERIAL KOMPOSIT FLY ASH-MGO DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA MATERIAL KOMPOSIT FLY ASH-MGO Rahmat Doni Widodo, Rusiyanto Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Email: rahmat_doni@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri dan teknologi saat ini khususnya industri logam dan konstruksi, semakin hari semakin memacu arah pemikiran manusia untuk lebih meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Penimbangan Serbuk Alumunium (Al), Grafit (C), dan Tembaga (Cu) Pencampuran Serbuk Al dengan 1%Vf C dan 0,5%Vf Cu Kompaksi 300 bar Green Compact

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS PADA MANUFACTURE KERAMIK LANTAI. Dosen Jurusan Teknik Mesin

PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS PADA MANUFACTURE KERAMIK LANTAI. Dosen Jurusan Teknik Mesin PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS PADA MANUFACTURE KERAMIK LANTAI Oleh : Nurzal 1 dan Antonio Eko Saputra. N 2 1) Dosen Jurusan Teknik Mesin 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro, Rahmat Kusuma Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro 1, Bambang Waluyo F. 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA 1) Muh Amin, ST, MT.& 2) Drs. Samsudi R, ST 1,2) Program Studi teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

KEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK

KEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK KEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK (1) Muhammad Sadat Hamzah, (2) Alimuddin Sam (1)(2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Palu Email

Lebih terperinci

Metode Uniaxial Pressing Proses Sintering...

Metode Uniaxial Pressing Proses Sintering... DAFTAR ISI SKRIPSI... i PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189 PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro 1, Rahmat Kusuma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Proses

Lebih terperinci

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik Keramik Keramik Definisi: material padat anorganik yang

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI Pramuko Ilmu Purboputro 1, Rahmat Kusuma 2 1 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 PERANAN TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG TAPIOKA DALAM PEMBUATAN KERAMIK ALUMINA BERPORI DENGAN PROSES SLIP CASTING Soejono Tjitro, Juliana Anggono dan Dian Perdana Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta PENGARUH KOMPOSISI SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KOEFISIEN GESEK DAN TEMPERATUR GESEK PADA BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN DARI KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA SERBUK TEMBAGA FIBERGLASS DENGAN MATRIK PHENOL Pramuko

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Bahan Pengecoran Dengan Penambahan Ti-B Coran dg suhu cetakan 200 o C Coran dg suhu cetakan 300 o C Coran dg suhu cetakan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 C.10. Pengaruh tekanan injeksi pada pengecoran cetak tekanan tinggi (Sri Harmanto) PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 Sri Harmanto Jurusan

Lebih terperinci

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012 08/01/2012 MATERI KE II Pengujian merusak (DT) pada las Pengujian g j merusak (Destructive Test) dibagi dalam 2 bagian: Pengujian di bengkel las. Pengujian skala laboratorium. penyusun: Heri Wibowo, MT

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto, Eko Sulaksono Abstrak Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460,

Lebih terperinci

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK Pramuko Ilmu Purboputro 1, Rahmat Kusuma 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 D.20. Analisa Pengaruh Pengecoran Ulang terhadap Sifat Mekanik... (Samsudi Raharjo) ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 Samsudi Raharjo, Fuad Abdillah dan Yugohindra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045 ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045 Willyanto Anggono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS, SERBUK ALUMUNIUM, SERBUK TEMBAGA DAN RESIN PHENOLIC Pramuko Ilmu Purboputro, Rahmat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian adalah cara yang dipakai dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah. Adapun

Lebih terperinci

;.G;i, tekanan kompaksi terlsdp.karakterisasi keramik kaolin'

;.G;i, tekanan kompaksi terlsdp.karakterisasi keramik kaolin' PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI TERIIADAP KARAKTERISASI KERAMIK KAOLIN YANG DIBUAT DENGAN PROSES PRESSURELESS SINTERING Muh Aminl), Bagus Irawan2) Program Studi S-1 Teknik Mesin Universitas Muhammadyah Semarang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE Darmanto *, Sri Mulyo Bondan Respati, Helmy Purwanto Program Studi Teknik Mesin

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 0, No., Oktober 04, Hal. 55-6 ISSN 06-795 ANALISA PENGARUH VARIASI TEMPERATUR CETAKAN PADA SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN PADUAN ALUMINIUM SILIKON (Al-Si) DAUR ULANG DENGAN PENAMBAHAN UNSUR

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP SHRINKAGE MATRIK ALUMINA ZEOLIT ALAM KERAMIK KOMPOSIT

PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP SHRINKAGE MATRIK ALUMINA ZEOLIT ALAM KERAMIK KOMPOSIT PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP SHRINKAGE MATRIK ALUMINA ZEOLIT ALAM KERAMIK KOMPOSIT Sri M. B. Respati 1*, Rudy Soenoko 2, Yudy Surya Irawan 2, dan Wahyono Suprapto 2 1 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR Masyrukan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A.Yani Tromol Pos I Pabelan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia otomotif yang semakin berkembang menuntut perubahan agar alat transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar melainkan juga pada tingkat

Lebih terperinci

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA 28 Prihanto Trihutomo, Analisa Kekerasan pada Pisau Berbahan Baja Karbon Menengah.. ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro PENGARUH TEMPERATUR BAHAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG M. Chambali, H. Purwanto, S. M. B. Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KAJIAN HARGA DENSITAS UBIN KERAMIK TERFOTOKATALIS TIO 2. Muh Amin *)

KAJIAN HARGA DENSITAS UBIN KERAMIK TERFOTOKATALIS TIO 2. Muh Amin *) KAJIAN HARGA DENSITAS UBIN KERAMIK TERFOTOKATALIS TIO 2 Muh Amin *) Abstrak Penambahan TiO 2 kedalam Kaolin dan Clay Pekalongan dalam bentuk komposit diharapkan dapat memiliki nilai lebih pada Keramik

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : PENGARUH VARIASI WAKTU SOLUTION HEAT TREATMENT DAN SUHU AGING PERLAKUAN PANAS T6 PADA CENTRIFUGAL CASTING 400 rpm DENGAN GRAIN REFINER Al-TiB 7,5% TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR

Lebih terperinci

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN The 3 rd Universty Research Coloquium 216 ISSN 247-9189 PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro, Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Proses karakterisasi material Bantalan Luncur dengan menggunakan metode pengujian merusak. Proses penelitian ini dapat dilihat dari diagram alir berikut

Lebih terperinci

VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT

VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT PENGARUH KOMPOSISI DAN VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT - UNTUK PROYEKTIL PELURU DENGAN PROSES METALURGI SERBUK Oleh: Gita Novian Hermana 2710100077 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur. KARAKTERISTIK EFEK PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG DENGAN PERLAKUAN NaOH BERMETRIK EPOXY Ngafwan 1, Muh. Al-Fatih Hendrawan 2, Kusdiyanto 3, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *) PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Purnomo *) Abstrak Baja karbon rendah JIS G 4051 S 15 C banyak digunakan untuk bagian-bagian

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh

Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh MAT - Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 1-17 Oktober Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh Paryanto Dwi Setyawan a, Sugiman b a,b Jurusan

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp *  Abstrak. Abstract PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL CHASSIS BERBAHAN DASAR LIMBAH ALUMINIUM HASIL PENGECORAN HPDC YANG DISERTAI PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) *Pandhu Madyantoro

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN BAB. III. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di: Balai Riset Perindustrian Tanjung Morawa Waktu penelitian : Penelitian dilakukan pada Pebruari 2010 - April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang yang merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPAKSI DAN HOLDING TIME TERHADAP DENSITAS PADUAN ALUMINIUM/FLY ASH YANG DIBUAT DENGAN METALLURGI SERBUK RINGKASAN

PENGARUH KOMPAKSI DAN HOLDING TIME TERHADAP DENSITAS PADUAN ALUMINIUM/FLY ASH YANG DIBUAT DENGAN METALLURGI SERBUK RINGKASAN JURNAL AUSTENIT VOLUME 2, NOMOR 1, APRIL 2010 PENGARUH KOMPAKSI DAN HOLDING TIME TERHADAP DENSITAS PADUAN ALUMINIUM/FLY ASH YANG DIBUAT DENGAN METALLURGI SERBUK Dicky Seprianto Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Cahya Sutowo 1.,ST.MT., Bayu Agung Susilo 2 Lecture 1,College student 2,Departement

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengecoran Hasil penelitian tentang pembuatan poros berulir (Screw) berbahan dasar 30% Aluminium bekas dan 70% piston bekas dengan penambahan unsur 2,5% TiB. Pembuatan

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA TERHADAP DENSITAS MATERIAL CERAMIC MATRIX COMPOSIT (CMC) UNTUK APLIKASI FILTER GAS EMISI KENDARAAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA TERHADAP DENSITAS MATERIAL CERAMIC MATRIX COMPOSIT (CMC) UNTUK APLIKASI FILTER GAS EMISI KENDARAAN PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA TERHADAP DENSITAS MATERIAL CERAMIC MATRIX COMPOSIT (CMC) UNTUK APLIKASI FILTER GAS EMISI KENDARAAN Muh Amin 1 dan Muhammad Subri 2 Abstrak Perkembangan jumlah kendaraan bermotor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu tempering terhadap sifat mekanik baja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH Teguh Rahardjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Nasional

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Moraida Hasanah 1, Tengku Jukdin Saktisahdan 2, Mulyono 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA Ahmad Haryono 1*, Kurniawan Joko Nugroho 2* 1 dan 2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Pratama Mulia Surakarta

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK BERPORI MENGGUNAKAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK BERPORI MENGGUNAKAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK BERPORI MENGGUNAKAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Tengku Jukdin Saktisahdan 1, Moraida Hasanah

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta INTISARI Setiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses pengecoran,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Serat Sabut Kelapa sebagai Bahan Pembuat Helm Pengendara Kendaraan Roda Dua

Pemanfaatan Limbah Serat Sabut Kelapa sebagai Bahan Pembuat Helm Pengendara Kendaraan Roda Dua BIDANG REKAYASA LAPORAN PENELITIAN INTERNAL Pemanfaatan Limbah Serat Sabut Kelapa sebagai Bahan Pembuat Helm Pengendara Kendaraan Roda Dua Oleh: Muh Amin, S.T., M.T. Fu ad Abdillah, S.T. FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO Eko Nugroho Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Univ. Muh Metro Jl. Ki Hajar Dewantara no 115 Metro E-mail

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg Rusnoto Program Studi Teknik Mesin Unversitas Pancasakti Tegal E-mail: rusnoto74@gmail.com Abstrak Piston merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN 10%wt Mg DAN KECEPATAN MILLING TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Al-Mg

PENGARUH PENAMBAHAN 10%wt Mg DAN KECEPATAN MILLING TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Al-Mg SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR (MM091381) PENGARUH PENAMBAHAN 10%wt Mg DAN KECEPATAN MILLING TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Al-Mg Oleh : Rendy Pramana Putra 2706 100 037 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 366 375 ISSN 2086-3403 OPTIMASI SIFAT MEKANIS KEKUATAN TARIK BAJA ST 50 DENGAN PERLAKUAN GAS CARBURIZING VARIASI HOLDING TIME UNTUK PENINGKATAN MUTU BAJA STANDAR

Lebih terperinci

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan IRWNS 213 Analisa Deformasi Material 1MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda Muhammad Subhan Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung, Sungailiat, 33211

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni. 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni. 3.2 Alur Penelitian Kegiatan penelitian akan dilakukan dengan alur seperti

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN KEKUATAN TEKAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT DENGAN FILLER PALM SLAG SEBAGAI BAHAN PENYUSUN KANVAS REM SEPEDA MOTOR

PENYELIDIKAN KEKUATAN TEKAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT DENGAN FILLER PALM SLAG SEBAGAI BAHAN PENYUSUN KANVAS REM SEPEDA MOTOR PENYELIDIKAN KEKUATAN TEKAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT DENGAN FILLER PALM SLAG SEBAGAI BAHAN PENYUSUN KANVAS REM SEPEDA MOTOR Jon Prisno Riduan 1, Muftil Badri 2, Yohanes 3 Laboratorium Pengujian Bahan,

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI Oleh AHMAD EFFENDI 04 04 04 004 6 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PEMBUATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH Pramuko Ilmu Purboputro Department of Mechanical Engineering, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT IV.1 Pemilihan Material Penyusun Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan kesimpulan bahwa material penyusun dari rem komposit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Proses pembuatan sampel dilakukan dengan menggunakan tabung HEM dan mesin MILLING dengan waktu yang bervariasi dari 2 jam dan 6 jam. Tabung HEM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian adalah parameter proses pengerjaan dalam pengelasan gesek sangatlah kurang terutama pada pemberian gaya pada

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-42 Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur

Lebih terperinci

Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi

Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi Muh Amin dan Muhammad Subri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 ANALISIS PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU KAMPAS REM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METOOLOGI PENELITIAN III.1 IAGRAM ALIR PENELITIAN Persiapan bahan baku serbuk Karakterisasi serbuk Penimbangan Al Penimbangan NaCl Penimbangan Zn(C 18 H 35 O 2 ) 2 Penimbangan Al 2 O 3 Pencampuran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Kompaksi dan Kandungan Grafit Terhadap Karakteristik Mekanis Bantalan Luncur Connecting Rod

Pengaruh Kompaksi dan Kandungan Grafit Terhadap Karakteristik Mekanis Bantalan Luncur Connecting Rod Pengaruh Kompaksi dan Kandungan Grafit Medi & Karmiadji 125 Pengaruh Kompaksi dan Kandungan Grafit Terhadap Karakteristik Mekanis Bantalan Luncur Connecting Rod Ali Medi 1), dan Djoko W. Karmiadji 2) 1)

Lebih terperinci

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 Meilinda Nurbanasari Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Bandung Dani Gustaman

Lebih terperinci

ISSN hal

ISSN hal Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 193 9085 hal 134-140 PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN PENAMBAHAN INOKULAN AL-TiB PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR A35

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM Pengaruh Jarak Dari Tepi Cetakan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Coran Aluminium PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM H. Purwanto e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH ANNEALING 290 C PADA PELAT ALUMINUM PADUAN (Al-Fe) DENGAN VARIASI HOLDING TIME 30 MENIT DAN 50 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON Agus Susanto 1, Prasetyo Agung Nugroho 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci