Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi
|
|
- Vera Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi Perdina Nursidika 1, Ganthina Sugihartina 2, Eko Nugroho Susanto 3, Widi Agustina 4 1 Prodi Analis Kesehatan, Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi 2 Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Bandung 3 Laboratorium Pramita Kelapa Gading Jakarta 4 Laboratorium Klinik Kartini Bandung * Perdina@analis-ayani.ac.id ABSTRAK Pencemaran lingkungan selalu menjadi masalah besar bagi masyarakat dunia karena menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup di dalam ekosistem. Dewasa ini yang sering menjadi masalah pencemaran lingkungan adalah limbah industri yang di buang ke lingkungan, baik berupa limbah cair, gas dan padat yang dapat mencemari tanah, udara, air dan makanan. Limbah industri merupakan buangan atau bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi industri. Limbah cair industri yang dibuang ke badan air (perairan), biasanya mengandung logam berat seperti Cr, Cd, Hg dan Pb dengan kadar tertentu. Apabila kadar logam pencemar tersebut dibiarkan terus bertambah di dalam lingkungan maka akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan. Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi di udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, mata, dan pariental. Termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi mengakibatkan gejala keracunan timbal seperti iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan diare.menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bandung tahun 2000 sawah yang tercemar limbah pabrik mencapai 395 hektar. Di area industri wilayah Kota Cimahi beberapa industri menggunakan logam seperti timbal sebagai bahan baku, antara lain pada pabrik cat dan pabrik logam. Untuk identifikasi senyawa logam berat pad air dan sawah, sampel diambil dari sawah yang berdampingan dengan selokan tempat pembuangan limbah industri yang dibatasi dengan menggunakan jalan tanah setapak. Penelitian dilakukan pada Bulan September 2013, di Laboratorium Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi dan Laboratorium Instrumentasi terapan Poltekes Bandung. Hasil analisis menunjukkan bahwa beras dari lahan yang tercemar mengandung kadmium 1,56 mg/kg dan timbal 0,66 mg/kg. Kata Kunci : Pencemaran, logam berat, limbah, padi 13
2 A. PENDAHULUAN Pencemaran lingkungan selalu menjadi masalah besar bagi masyarakat dunia karena menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup di dalam ekosistem dunia. Dewasa ini yang sering menjadi masalah pencemaran lingkungan adalah limbah industri yang di buang ke lingkungan, baik berupa limbah cair, gas dan padat yang dapat mencemari tanah, udara, air dan makanan. Limbah industri merupakan buangan atau bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi industri. Limbah adalah sisa hasil proses produksi yang dapat berbentuk padat, cair maupun gas dan sudah tidak dimanfaatkan lagi karena tidak memiliki nilai ekonomis. Setiap limbah yang dihasilkan perlu dikelola secara baik berdasarkan karakteristiknya agar dapat menurunkan kualitas bahan pencemar yang terkandung di dalamnya sehingga aman dibuang ke lingkungan (Safitri dkk., 2011). Salah satu kegiatan yang menghasilkan limbah adalah kegiatan industri. Secara umum, karakteristik limbah cair dari industri mengandung bahan organik yang tinggi, bahan tersuspensi, lemak dan volume limbah yang besar. Limbah cair ini memiliki kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) yang tinggi, berbau, minyak, lemak dan protein (Naibaho,1996). Limbah cair industri yang dibuang ke badan air (perairan), biasanya mengandung logam berat seperti Cr, Cd, Hg dan Pb dengan kadar tertentu. Apabila kadar logam pencemar tersebut dibiarkan terus bertambah di dalam lingkungan maka akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan. Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi di udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, mata, dan pariental. Termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi mengakibatkan gejala keracunan timbal seperti iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan diare. Pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan baik pada manusia, hewan, tanaman, maupun lingkungan. Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat non esensial yaitu logam berat yang keberadaannya dalam tubuh bersifat toksik seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain lain. Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, 14
3 tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia maupun hewan. Kegiatan manusia yang dapat menambah polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri, petambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik lain yang mampu meningkatkan kandungan logam di lingkungan air, udara dan tanah. Pencemaran logam di darat, yakni di tanah, selanjutnya akan mencemari bahan pangan, baik yang berasal dari tanaman atau hewan yang akhirnya di konsumsi oleh manusia (Widowati, 2008). Menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bandung tahun 2000 sawah yang tercemar limbah pabrik mencapai 395 hektar. Hasil analisis menunjukkan bahwa beras dari lahan yang tercemar mengandung kadmium 1,56 mg/kg dan timbal 0,66 mg/kg. Batas maksimum cemaran timbal (Pb) dalam pangan yang telah ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia pada SNI untuk serealia dan produk serealia yang merupakan produk turunan dari serealia, akar dan umbi, kacang dan empelur (bagian dalam batang tanaman) adalah 0,3 mg/kg. Di area industri wilayah Kota Cimahi beberapa industri menggunakan logam seperti timbal sebagai bahan baku, antara lain pada pabrik cat dan pabrik logam. Di sekitar wilayah industri Cimahi tersebut terdapat sawah yang berdampingan dengan selokan tempat pembuangan limbah industri yang dibatasi dengan menggunakan jalan tanah setapak. Limbah tersebut terkadang masuk ke area persawahan karena tanggul yang tidak kokoh sehingga menyebabkan perembesan, yang tidak menutup kemungkinan logam berat pada limbah dapat terakumulasi oleh padi di sawah tersebut dan mengurangi kualitas padi tersebut juga dapat menimbulkan efek negatif bagi konsumen yang mengkonsumsi beras yang berasal dari sawah tersebut. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan dilakukan dengan 3 tahap penelitian, yaitu: 1. Pemilihan sampel 2. Destruksi sampel untuk menghilangkan senyawa organik 3. Identifikasi menggunakan AAS. 15
4 C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pemilihan Sampel 2. Pengambilan Sampel Sampel didapat darisawah di sekitar kawasan Jalan Industri II Cimahi. Sawah berbatasan langsung dengan selokan tempat pembuangan limbah pabrik yang hanya dibatasi oleh jalan setapak (galur tanah). Melihat keadaan limbah dan lokasi selokan industri tersebut dikhawatirkan daerah sekitar industri khususnya pesawahan tercemar oleh logam berbahaya, salah satunya logam timbal (Pb) yang merupakan bahan pembuatan cat dan bahan pembuatan mesin logam. Untuk mengetahui kadar timbal tersebut dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Gambar 1 Denah Pengambilan Sampel 1. Penentuan Kurva Standar Timbal Penentuan kurva standar Pb dilakukan dengan mengukur standar Pb dengan konsentrasi, seperti yang tercantum pada tabel 4.1, Tabel 4.1. Konsentrasi standar timbal (Pb) Konsentrasi (ng/ml) Absorban 20 0, , , , , , ,
5 Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Standar Pb 2. Pengukuran Kadar Sampel a. Kadar Timbal dalam Air di Daerah Leuwigajah Sampel diambil dari selokan di sekitar pabrik di daerah Leuwigajah Cimahi. Selokan ini mengalir ke sungai dan berbatasan langsung dengan sawah yang hanya dibatasi oleh jalan setapak, (galur tanah), pembuangan limbah dari industri tersebut berwarna hitam kemerahan dan bersuhu 39ºC, warna dan suhu tersebut tidak sesuai dengan indikator air bersih yang disyaratkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Penetapan kadar timbal (Pb) pada air sawah dan air selokan sekitar industri cat di Jalan Industri II Cimahi dengan teknik Spektrofotometri Serapan Atom, didapat rerata kadar timbal hasil penelitian. Tabel 1 Kadar senyawa timbal pada air sawah dan air selokan Kode sampel Rata rata (ppm) Air Selokan Pagi Air Selokan Sore Air Sawah Pagi Air Sawah Sore b. Kadar Timbal dalam Padi di Daerah Leuwigajah Penetapan kadar timbal (Pb) pada padi di sawah sekitar kawasan Jalan Industri II Cimahi dengan teknik Spektrofotometri Serapan Atom, 17
6 dihitung menggunakan persamaan standar dan didapat hasil yang dapat dilihat pada lampiran 7, serta rerata kadar timbal hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2. Hasil kadar kemudian dibandingkan dengan batas maksimum cemaran serealia sesuai dengan SNI 7387 tahun 2009 yaitu sebesar 0,3 mg/kg. Tabel 2 Kadar senyawa timbal pada padi petak satu Kode Sampel Kadar Sampel (ppm) Kanan depan 0,29 Kiri depan 0,34 Tengah 0,37 Kanan belakang 0,47 Kiri belakang 0,28 Rata-rata 0,35 Tabel 3 Kadar senyawa timbal pada padi petak dua Kode Sampel Kadar Sampel (ppm) Kanan depan 0,10 Kiri depan 0,14 Tengah 0,14 Kanan belakang 0,16 Kiri belakang 0,26 Rata-rata 0,16 Penentuan kadar timbal dalam air selokan di daerah Leuwigajah diambil dari titik pengambilan sampel air selokan sepanjang lebih kurang 30 m 2 yang diambil dari lima titik tiap enam meter, dan air sawah dengan luas lebih kurang 200 m 2 yang diambil dari lima titik, yaitu empat titik ujung dan satu titik tengah. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari lebih kurang pukul wib serta pada sore hari lebih kurang pukul wib, pada pagi hari sampel diambil sebelum industri berproduksi sedangkan pada sore hari sampel diambil setelah industri berproduksi dan menghasilkan limbah yang mengalir di sekitar selokan dan merembes ke area pesawahan. Proses perembesan ini terjadi selama malam hari, hal ini terlihat dari hasil analisis kadar timbal pada air sawah pagi hari yang lebih tinggi dari pada kadar timbal air sawah pada sore hari. Hasil kadar timbal air sawah didapat pada sore hari yaitu ppm serta kadar timbal air sawah pada pagi hari yaitu ppm, kadar timbal pada air sawah pagi hari berada di atas nilai ambang maksimal timbal (Pb) sedangkan pada air sawah sore hari masih berada di bawah nilai ambang maksimal timbal (Pb). Hal ini membuktikan bahwa ada 18
7 aktivitas senyawa timbal di industri dilihat dari proses penyerapan air pada sawah kadar timbal pada pagi hari lebih besar daripada sore hari. Kadar limbah pada air di daerah Leuwigajah bervariasi. untuk kualitas air selokan yang merupakan aliran limbah industri didapat hasil kadar timbal air selokan pada sore hari yaitu 0,1132 ppm serta kadar timbal air selokan pada pagi hari yaitu 0,0345 ppm. kadar timbal pada air selokan pagi dan sore hari masih berada di bawah nilai ambang akan tetapi pada air selokan tersebut membuktikan adanya aktivitas senyawa timbal di industri tersebut, dilihat terjadinya perubahan kadar 5x lipat dari kadar timbal pada pagi hari ke sore hari tetapi itu masih berada dibawah nilai ambang maksimal, dimana nilai ambang maksimal timbal (Pb) menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, no.3/men.lh/2010 yaitu 1 mg/l atau 1 ppm. Untuk penentuan kadar timbal dalam padi titik pengambilan sampel padi dari sawah seluas lebih kurang 200 m 2 yang diambil dari dua petak masing-masing lima titik, yaitu empat titik ujung dan satu titik tengah, yang dijadikan sampel titik tersebut merupakan titik-titik yang dapat mewakili kadar timbal sebenarnya pada padi tersebut. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada saat padi siap untuk dipanen, sehari sebelum dipanen. Siap dipanen karena pada saat itu padi kemudian akan diproses menjadi beras dan kemudian dapat dikonsumsi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, didapat hasil bahwa kadar air pada sawah tersebut mengandung timbal yang melebihi batas maksimum cemaran pada pagi hari. Sehingga menyebabkan terjadinya proses akumulasi dan absorbsi logam timbal oleh padi yang berasal dari limbah yang mencemari air sawah, hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya kadar timbal yang tinggi pada padi yang berasal dari sawah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan padi di daerah pabrik cat dan pabrik mesin logam di sekitar Jalan Industri II Cimahi tercemar timbal. Pencemaran logam termasuk timbal pada padi dapat terjadi karena unsur hara akan diserap secara difusi jika konsentrasi diluar sitosol (pada dinding sel atau larutan tanah) lebih tinggi daripada konsentrasi di dalam sitosol. Setelah berada pada permukaan akar (kontak dengan akar) timbal tersebut dapat diserap tanaman. Hasil analisis sampel dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom didapat hasil yang bervariasi, pada padi petak satu didapat 19
8 hasil tertinggi adalah pada titik kanan belakang yaitu sebesar 0,47 ppm, pada titik ini limbah industri mengalir pada perbatasan sawah dan mengalir menuju arah kanan belakang karena tanah tersebut berada pada posisi tanah yang lebih rendah. Kadar tinggi pada sampel beras dapat terjadi karena limbah industri yang mengandung timbal tergenang di titik ini. Sedangkan kadar terendah yaitu pada titik kiri belakang yaitu sebesar 0,28 ppm, hal ini dikarenakan posisi tanah yang lebih tinggi dari pada titik yang lain. Kondisi seperti ini menyebabkan air limbah tidak tergenang seperti pada titik kanan belakang. Pada petak ke dua, hasil tertinggi didapat pada titik kiri belakang dan kanan belakang hal ini dikarenakan letak titik tersebut berada pada posisi paling dekat dengan pipa tempat pembuangan limbah industri yang berasal dari pabrik di sebrang sawah tersebut. Kadar terendah yaitu pada titik kanan depan, karena letaknya yang cukup jauh dari sumber pembuangan limbah industri sehingga air sawah tersebut tidak tercemari seperti pada titik yang lain. Hasil rerata kadar timbal pada padi sawah petak satu yaitu 0,35 ppm serta hasil rerata kadar timbal pada padi sawah petak dua yaitu 0,16 ppm, kadar timbal pada padi sawah petak satu berada di atas batas maksimum cemaran timbal (Pb) sedangkan pada padi sawah petak dua masih berada di bawah batas maksimum cemaran timbal (Pb), itu membuktikan bahwa penyerapan logam berat timbal pada padi petak satu lebih tinggi dari pada kadar logam timbal pada padi petak dua karena sawah petak satu berbatasan langsung dengan selokan tempat pembuangan limbah sisa produksi yang sebagian airnya mengalir ke area pesawahan, dimana batas maksimum cemaran timbal (Pb) menurut Standar Nasional Indonesia, nomor: 7387/2009 tentang batas maksimum cemaran timbal dalam pangan khususnya serealia dan produk serealia yaitu 0,3 mg/kg. Kandungan timbal (Pb) tinggi di dalam beras dapat berbahaya karena jika beras yang mengandung timbal (Pb) tinggi dikonsumsi setiap hari maka akan menyebabkan akumulasi timbal (Pb) dalam tubuh yang dapat mengakibatkan anemia, hipertensi, dan kerusakan serius pada ginjal, paru-paru dan tulang. Keracunan makanan yang mengandung timbal (Pb) tinggi mengakibatkan kematian pada 200 orang anak di Zamfara Nigeria pada tahun 2012 (Anonimous, 2010, Nigeria lead poisoning: MSF urges goverment to do more, diperoleh tanggal 12 Juli 2012). 20
9 D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Kandungan logam berat timbal pada air dan beras di daerah Leuwigajah Cimahi bervariasi dan tidak memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia 2. Saran Hasil penelitian dapat dilanjutkan dengan mencari metode alternative untuk penanganan limbah logam berat di Leuwigajah Cimahi. 21
10 DAFTAR PUSTAKA Hardiani. (2009). Potensi Tanaman dalam Mengakumulasi Logam Cu pada Media Tanah Terkontaminasi Limbah Padat Industri Kertas. BS, 44(1), 29. Khaniki, G.R.J. & Zazoli, M.A. (2005). Cadmium and Lead Contents in Rice (Oryza sativa) in the North of Iran. International Jaournal Of Agriculture & Biology, 07(6), Lakitan, B. (2011). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers. Standar Nasional Indonesia, (2009), Cara Uji Timbal (Pb) Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-Nyala, Bagian 8, Jakarta: BSN Naibaho, P.M Tekhnologi pengolahan Kelap Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sondari, N. (2005). Pertumbuhan, Kadar Logam Berat Pb, dan Hasil Padi Gogo (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Kombinasi Limbah Batubara Bottom Ash dan Bokashi Bottom Ash. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 9(2), Widowati, W. (2008). Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggualangan Pencemaran. Yogyakarta: Andi. 22
BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air sangat penting untuk kehidupan, karena telah sama diketahui bahwa tidak satu pun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun
Lebih terperincitanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko tercemar kadmium, tembaga dan timbal.makanan dapat menimbulkan berbagai penyakit apabila salah dalam
Lebih terperinciDampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia
Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan dicapai dengan kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciEVALUASI KANDUNGAN Pb DAN Cd DALAM AIR SUNGAI BENGAWAN SOLO DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI JURUG SURAKARTA SKRIPSI
EVALUASI KANDUNGAN Pb DAN Cd DALAM AIR SUNGAI BENGAWAN SOLO DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI JURUG SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DENDY RENATA PRASTYO K100 070 109 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkurangnya lahan sebagai tempat merumputnya sapi, maka banyak peternak mencari alternatif lain termasuk melepas ternak sapinya di tempat pembuangan sampah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air, tanah, dan udara. Banyak industri yang tidak menyadari bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi berperan penting dalam pembangunan di Indonesia sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan kemajuan teknologi. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif bagi masyarakat dengan terpenuhinya berbagai macam kebutuhan hidup dan tersedianya lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciPencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air terutama disebabkan oleh aktivitas manusia dan dipicu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas di berbagai sektor pembangunan, terutama pada sektor industri, maka masalah pencemaran lingkungan menjadi masalah yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau aktifitasnya akan selalu menghasilkan suatu bahan yang tidak diperlukan yang disebut sebagai buangan atau limbah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber
Lebih terperinciKonsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling
Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran adalah suatu hal yang telah lama menjadi permasalahan bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat menyebabkan dampak
Lebih terperinciTEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)
TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Keterangan: A = Agen (Agent) P = Pejamu (Host) L = Lingkungan
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :
ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun
Lebih terperincibarang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin pesatnya pertumbuhan industri yang beraneka ragam sudah barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari berbagai macam kegiatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan
PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dapat mencemari perairan karena kandungan zat organiknya tinggi, tingkat keasaman yang rendah, dan mengandung unsur hara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan lingkungan yang sangat serius. Logam berat yang sangat berbahaya umumnya berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,
Lebih terperincimendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perindustrian mengalami perkembangan yang pesat di dunia. Hal ini terjadi di masa revolusi industri yaitu di Eropa pada abad pertengahan. Awalnya mendirikan pabrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat
Lebih terperinciBAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri dan teknologi yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan telah menimbulkan berbagai dampak pada pencemaran udara, air dan darat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah adalah tempat mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia, terutama di kota-kota di Pulau Jawa berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut ditandai oleh adanya peningkatan secara kuantitatif maupun
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah banyak dikonversi lahan pantainya menjadi kawasan industri, antara lain industri batubara, pembangkit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akan tetapi, perkembangan industri tersebut juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan,
Lebih terperinciPenyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)
Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y) Oleh: Komala Sari (Dibawah bimbingan Prof. Dr. Hamzar Suyani, M.S dan Dr. Tesri Maideliza, MS) RINGKASAN Limbah percetakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciEFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)
EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) D 03 Putut Har Riyadi*, Apri Dwi Anggo, Romadhon Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak
Lebih terperinciHasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri
Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri Semua limbah yang dihasilkan home industry dibuang langsung ke sungai, selokan atau, bahkan, ke pekarangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang berhubungan dengan pembangunan di bidang industri banyak memberikan keuntungan bagi manusia, akan tetapi pembangunan di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai
Lebih terperinciStandart Kompetensi Kompetensi Dasar
POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai akan ditampung oleh punggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari aktivitas industri merupakan masalah besar yang banyak dihadapi oleh negaranegara di seluruh dunia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan ekosistem perairan darat yang merupakan bagian integral dari kehidupan organisme dan manusia di sekitarnya, serta dipengaruhi oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Konsumen adalah produk barang atau jasa yang konsumennya adalah konsumen rumah tangga sebagai pemakai akhir di mana produk dari produsen yang terjual dan dibeli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air di suatu tempat dapat berpengaruh terhadap tempat lain yang lokasinya jauh dari sumber pencemaran. Hal ini karena gaya grafitasi, air yang dapat mengalir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun televisi bahwa kali Surabaya mengalami pencemaran yang cukup parah, terutama saat musim kemarau
Lebih terperinciOleh: ANA KUSUMAWATI
Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan industrialisasi di Indonesia menempati tempat utama dalam ekonomi Indonesia. Perkembangan industrialisasi secara tidak langsung menyumbang dampak negatif bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat yang berasal dari limbah industri sudah lama diketahui. Limbah cair yang mengandung logam berat
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan di pasar-pasar setiap saat, tanpa mengenal musim. Menurut sejarahnya, tanaman alpukat berasal dari
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA
II. TELAAH PUSTAKA Limbah cair tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari tahap pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia menitikberatkan pada pembangunan sektor industri. Di satu sisi, pembangunan akan meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin besarnya limbah yang di hasilkan dari waktu ke waktu. Konsekuensinya adalah beban badan air selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran
Lebih terperinciEVALUASI KADAR CEMARAN
EVALUASI KADAR CEMARAN Pb dan Cd DALAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA DAERAH PERIKANAN DI SEKITAR KAWASAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air dan sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah atau kepuasan batiniah saja akan tetapi juga keseimbangan
Lebih terperinciANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi lingkungan saat ini. Logam berat banyak ditemukan pada hampir semua jenis limbah industri (Jaleel
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)
Lampiran 1. Sampel yang Digunakan Gambar. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis) Lampiran.Bagan Alir Proses Destruksi Basah. Sampel yang sudah dihaluskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat
Lebih terperinciKANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) Penelitian kandungan Hg dilakukan pada ikan kakap merah yang berasal dari tiga pasar tradisional, yaitu pasar Bilungala, pasar Mupuya
Lebih terperinciUKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan yang sangat terasa akibat dari maraknya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan yang sangat terasa akibat dari maraknya pencemaran lingkungan yang terjadi. Pencemaran lingkungan yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup. Seperti struktur yang membentuk makhluk hidup, komponen yang dibutuhkan
Lebih terperinciI. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.
I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN II. TUJUAN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan oksigen kimia 3. Untuk mengoksidasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang penting karena memberikan pengaruh bagi kesehatan individu dan masyarakat. Faktor yang menyebabkan penurunan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan termasuk industri tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, namun turut pula menyebabkan dampak negatif apabila tidak dikelola secara benar. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung terletak di bagian ujung selatan Pulau Sumatera. Secara geografis, Propinsi Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting
Lebih terperinci