CORPORATE BROCHURE. CORPORATE BROCHURE SURVEYOR INDONESIA. Kantor Pusat SURVEYOR INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CORPORATE BROCHURE. CORPORATE BROCHURE SURVEYOR INDONESIA. Kantor Pusat SURVEYOR INDONESIA"

Transkripsi

1 SURVEYOR INDONESIA Kantor Pusat SURVEYOR INDONESIA Graha Surveyor Indonesia Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 56 Jakarta CORPORATE BROCHURE CORPORATE BROCHURE

2 2 3 Sekilas Surveyor Indonesia Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus Pada awalnya misi kami adalah untuk membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memperlancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia dari seluruh dunia melalui jasa pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf internasional. Kini Surveyor Indonesia kian mantap mencapai visi sebagai perusahaan pemberi jaminan kepas an yang dak memihak dalam se ap transaksi (independent assurance). Pengalaman kami melayani pasar jasa tersebut selama ini menjadi kekuatan utama yang didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengalaman dan kompetensi yang kuat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan kami. SURVEYOR INDONESIA..to be na onal independent assurance company worldwide recognized in providing a comprehensive solu on to customer.. Layanan independent assurance kami fokuskan pada empat sektor yaitu Sektor Migas dan Sistem Pembangkit, Sektor Penguatan Ins tusi Kelembagaan, Sektor Mineral dan Batubara serta Sektor Infrastruktur. Kegiatan yang kami lakukan mencakup survei, inspeksi, verifikasi/validasi, konsultansi dan ser fikasi. Melalui pengalaman di berbagai bidang, kami telah membangun pengetahuan luas dalam proses bisnis yang membuat kami mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan khusus dari pengguna jasa. Kami terus melakukan inovasi jasa-jasa baru dengan dukungan teknologi sehingga memberi nilai tambah kepada pelanggan. Jasa-jasa inova f ini mempunyai manfaat yang sesuai dan memberi kontribusi yang strategis bagi kepen ngan nasional dalam jangka panjang.

3 Bidang Jasa/ Sektor 4 A Penguatan Ins tusi Kelembagaan Verifikasi Fasilitasi Perdagangan Konsultansi dan Pela han Jasa Lingkungan, Pertanian dan Perikanan Konsultansi dan Monitoring Program Pemerintahan 5 B Infrastruktur Keandalan Infrastruktur Tingkat Komponen Dalam Negeri Layanan Ser fikasi C Mineral dan Batubara Kualitas dan Kuan tas Batubara dan Produk Mineral Eksplorasi Batubara dan Mineral D Migas dan Sistem Pembangkit Engineering and Supervision Services Geotechnical and Offshores Services Energy Conserva on Services Asset Integrity Management Services Process Safety Management Services Supply Chain Management Services Oil and Gas Explora on and Produc on Services A Penguatan Ins tusi Kelembagaan INFRASTUKTUR MIGAS DAN SISTEM PEMBANGKIT MINERAL DAN BATUBARA PENGUATAN INSTITUSI KELEMBAGAAN Peningkatan ekonomi di se ap negara berpengaruh besar terhadap kemakmuran rakyatnya. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut pemerintah semakin mendorong untuk meningkatkan perkembangan pada dunia industri, infrastruktur dan lainnya. Semua hal tersebut tak bisa terlepas oleh peran penanaman investasi. Untuk menarik investasi yang lebih besar, pemerintah menawarkan berbagai insen f diantaranya fasilitas keringanan, pengembalian dan pembebasan bea masuk atas barang modal dan bahan baku yang diimpor. Dalam rangka mendukung pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri, Pemerintah memberikan fasilitas/keringanan kepada industri nasional. Pemberian fasilitas dibarengi dengan verifikasi terhadap industri pemanfaat fasilitas untuk menjamin pemanfaatan yang tepat sasaran. verifikasi industri terhadap pemanfaatan fasilitas untuk menjamin pemanfaatan pemberian fasilitas yang tepat sasaran. Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan data-data yang handal dengan melakukan survei data primer dan atau pemetaan untuk penyusunan kebijakan pemerintah dan mendukung pencapaian kinerja pemerintah. Surveyor Indonesia memfasilitasi pemerintah dan industri dalam menerapkan kebijakan yang telah diatur, dengan melakukan verifikasi terhadap pemanfaatan fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah.

4 Verifikasi Fasilitasi Perdagangan Konsultansi dan Pela han 6 Verifikasi fasilitasi perdagangan adalah layanan jasa verifikasi untuk memas kan komodi perdagangan telah mematuhi peraturan perundangan terkait. Memiliki hasil evaluasi secara menyeluruh terhadap barang modal dan komoditas impor tertentu, melipu kondisi dan kelengkapannya. Pemas an pemberian fasilitas sesuai regulasi (misal: double facili es, trader, penyalahgunaan HS, jumlah impor melebihi kapasitas, dll) Konsultansi dan Pela han mencakup jasa layanan konsultansi dan pela han Sistem Manajemen dan K3 berdasarkan standar nasional dan internasional. Konsultasi Membantu perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya dengan pengakuan standar nasional maupun internasional. Pela han Membantu peningkatan kompetensi sumber daya manusia di perusahaan dalam meningkatkan daya saingnya. 7 Memperoleh informasi mengenai jumlah, jenis, harga dan spesifikasi bahan baku yang diimpor dan produk yang dihasilkan serta nilai bea masuk yang dibebaskan. Diperolehnya data dan Informasi mengenai perkembangan industri yang mencakup antara lain tumbuhnya Industri penunjang, investasi baru, kemampuan produksi industri, peningkatan ekspor, penjualan dalam negeri, penyerapan tenaga kerja. Verifikasi Penelusuran Teknis Impor Barang (VPTI) Verifikasi Barang Modal Bukan Baru (BMBB) Verifikasi Impor Bahan Baku Industri (IJEPA, BMDTP) Jasa Komersial Perdagangan Jasa Konsultansi: SMK3 PP50/2012, OHSAS Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO Risk Management ISO Jasa Pela han K3 Ser fikasi Kementerian Tenaga Kerja RI: Pela han Auditor SMK3 Pela han AK3 Umum Pela han P3K Pela han Kader Norma Ketenagakerjaan (KNK) Jasa Pela han Sistem Manajemen dan Akreditasi: Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 Sistem Manajemen Lingkungan ISO Risk Management ISO Sistem Akreditasi Lembaga Inspeksi ISO Surveyor Indonesia merupakan perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang diakui oleh Kementerian Tenaga Kerja RI yang memiliki kemampuan dan kapabilitas dalam menyelenggarakan konsultasi dan verifikasi yang berhubungan dengan SMK3 bagi pelanggan pemerintah, industri dalam negeri maupun luar negeri.

5 Jasa Lingkungan, Pertanian dan Perikanan Konsultansi dan Monitoring Program Pemerintahan 8 Jasa bidang lingkungan, pertanian dan perikanan adalah layanan jasa dalam membantu kebutuhan pelanggan untuk berbagai kepen ngan diantaranya pemenuhan persyaratan regulasi, pasar serta kepen ngan peningkatan keamanan lingkungan hidup dan konsumen. Konsultansi dan Monitoring Program Pemerintahan adalah layanan jasa dalam memberikan dukungan verifikasi, survei dan konsultansi yang proyeknya ditugaskan oleh pemerintahan melalui APBN. 9 Memas kan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi syarat regualasi dan/atau standar sehingga dak membahayakan lingkungan hidup dan manusia/konsumen Memas kan bahwa proses produksi dan proses pendukungnnya dak menimbulkan resiko nggi terhadap lingkungan hidup dan manusia/konsumen Memberikan masukan yang tepat dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan Memenuhi persyaratan regulasi pemerintah yang berlaku, maupun pemenuhan standar kualitas lingkungan yang ditetapkan. Jasa pengujian/tes ng Laboratorium Lingkungan Jasa Pengujian/tes ng Laboratorium Agriculture Study Lingkungan Kajian Dampak Lingkungan (AMDAL/UKL-UPL) Monitoring Lingkungan (Pelaporan Pelaksanaan RKL-RPL) Audit Lingkungan Hidup Environmental Baseline Assessment (EBA) Environmental Site Assessment (ESA) Jasa Konsultansi Sistem Manajemen: Quality Management System ISO 9001 Environmental Management System ISO Safety Management OHSAS Laboratory Accredita on SNI Risk Management ISO Jasa konsultansi ISPO Kebijakan pemerintah perlu didukung dengan data-data yang handal dengan melakukan survei data primer dan atau pemetaan untuk penyusunan kebijakan pemerintah dan mendukung pencapaian kinerja pemerintah. Menyediakan data-data primer melalui kegiatan survei sebagai alat bantu penyusunan kebijakan pemerintah. Melakukan analisa terhadap data-data yang didapat dalam bentuk rekomendasi bagi pemerintah. Memberikan kepas an tepatnya sasaran terhadap program-program/kebijakan pemerintah. Survei, pendataan, verifikasi dan konsultansi proyek yang ditugaskan oleh pemerintah melalui APBN.

6 B Infrastruktur 10 Semakin berkembang pesatnya industri menyebabkan semakin berkembangnya kebutuhan Surveyor Indonesia adalah perusahaan surveyor independen dengan reputasi yang baik pemeliharaan aset peralatan di dalam sistem operasional. Pemeliharaan aset dan pengendalian sebagai pihak ke ga yang dak memihak dan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. 11 resiko dengan sistem manajemen yang baik akan membantu meminimalkan masalah, mengurangi resiko, meningkatkan produk fitas dan memperbaiki mutu. Salah satu bentuk dukungan bagi upaya peningkatan produksi dalam negeri adalah Reputasi kami telah banyak berkembang dalam memberikan jasa survei, inspeksi, konsultansi dan telah lama berpengalaman dalam berbagai bidang pemerintahan kepada pelanggan baik pemerintah, BUMN, perusahaan swasta serta perusahaan asing. diberlakukannya berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung antara lain Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, diperlukan upaya pengawasan oleh pihak ke ga melalui kegiatan tersebut.

7 Tingkat Komponen Dalam Negeri 12 TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) adalah layanan jasa dalam memberikan pelayanan verifikasi kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang/jasa untuk pencocokan capaian TKDN yang dinyatakan sendiri oleh penyedia barang/jasa dengan data-data yang diambil atau dikumpulkan dari kegiatan usaha penyedia barang/jasa. 13 Keandalan Infrastruktur Penyedia jasa dapat menerima fasilitas preferensi harga atas produk dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah. Industri pengguna mesin/peralatan produksi dalam negeri menerima tambahan fasilitas pembebasan bea masuk atas barang dan bahan baku impor. Pemerintah dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Personil penyedia jasa dapat menyusun alterna f rencana investasi dan pemilihan pemasok untuk mendukung capaian TKDN, menghitung sendiri capaian TKDN, dan memahami kebijakan P3DN. Keandalan Infrastruktur adalah layanan jasa dalam memberikan dukungan inspeksi, konsultansi dan ser fikasi terhadap keandalan infrastruktur industri dan manufaktur. Memberikan kepas an dan kesesuaian peralatan-peralatan yang digunakan terhadap regulasi /standard yang berlaku. Pemantauan kinerja pelayanan penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dengan jasa teleponi dasar & Pemantauan kinerja penyelenggaraan jasa telekomunikasi (operator, ISP) terhadap kualitas layanan serta konten yang disajikan. Membantu pemilik proyek dalam menentukan dokumen rencana proyek. Membantu pemilik proyek dalam ketepatan biaya, mutu dan waktu. Statutory Inspec on untuk instalasi & peralatan Non Migas, Energi & Petrokimia. Avia on Inspec on: Heliport Inspec on Quality of Service Operator Selular Engineering (FEED, AIM, LRA): Kehandalan Infrastruktur Non Migas, Energi & Petrokimia Supervisi Konstruksi Non Migas : Energi & Petrokimia Project Management Non Migas: Energi & Petrokimia Ser fikasi Layak Fungsi Verifikasi Kemampuan Perusahaan (Vendor Assesment) Verifikasi TKDN, diantaranya: 1. Bahan Penunjang Pertanian 2. Mesin dan Peralatan Pertanian 3. Mesin dan Peralatan Pertambangan 4. Mesin dan Peralatan Migas 5. Alat Berat, Konstruksi dan Material Handling 6. Mesin dan Peralatan Pabrik : Umum, Khusus & Mesin Perkakas 7. Bahan Bangunan/Konstruksi 8. Logam dan Barang Logam 9. Bahan Kimia dan Barang Kimia 10. Peralatan Elektronika 11. Peralatan Telekomunikasi 12. Alat Transportasi 13. Bahan dan Peralatan Kesehatan 14. Peralatan Laboratorium 15. Komputer dan Peralatan Kantor 16. Pakaian dan Perlengkapan Kerja 17. Peralatan Olah Raga dan Pendidikan 18. Sarana Pertahanan 19. Jasa Engineering, Procurement & Construc on 20. Peralatan Kelistrikan.

8 Layanan Ser fikasi C Mineral dan Batubara 14 Layanan Ser fikasi adalah layanan jasa untuk memas kan kesesuaian sistem manajemen terhadap standar yang dituju. Perdagangan produk dari mineral pertambangan semakin mengalami peningkatan baik perdagangan domes k maupun internasional. Dalam perkembangannya para pelaku bisnis di dunia pertambangan membutuhkan dukungan pihak ke ga yang mandiri untuk memas kan kebenaran Surveyor Indonesia telah ditunjuk oleh Kementerian Tenaga Kerja melalui Surat Keputusan dari kuan tas maupun kualitas dari hasil mineral pertambangan, serta memas kan kesesuaiannya Menakertrans No. KEP.14/M/DJPPKJ/III/2012 tentang perpanjangan sebagai Penyelenggara Audit terhadap regulasi pemerintah, standar dan spesifikasi yang diacu. SMK3, sedangkan untuk bidang pariwisata Surveyor Indonesia telah ditunjuk melalui Suat Keputusan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Krea f No. KM.47/HK.501/MPEK/2014 tentang Penunjukan dan Penetapan PT Surveyor Indonesia (Persero) sebagai Lembaga Ser fikasi Usaha Bidang Pariwisata. Surveyor Indonesia mendukung industri pertambangan mineral dan batubara melalui penyediaan jasa pengujian produk dengan mendirikan laboratorium baik di lokasi tambang maupun di kantor cabang kami terdekat dengan lokasi tambang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kami menerapkan sistem manajemen yang handal, dilengkapi dengan peralatan mutakhir dan didukung tenaga ahli yang berpengalaman. 15 Perusahaan mendapatkan pengakuan nasional dalam sistem manajemen K3 dan usaha pariwisata. Meningkatkan daya saing perusahaan. Audit Ser fikasi SMK3 Audit Ser fikasi Hotel

9 Kualitas dan Kuan tas Batubara dan Produk Mineral Kualitas dan Kuan tas Batubara dan Produk Mineral adalah layanan jasa verifikasi kuan tas dan kualitas yang dilakukan melalui tahapan kegiatan di lokasi penambangan, pemrosesan, maupun dalam proses pengiriman yang dilakukan secara seksama dan akurat. Menjamin keamanan produk baik dari aspek kualitas dan kuan tas. Laporan hasil verifikasi dapat digunakan sebagai acuan bila terjadi perbedaan pendapat diantara para pelaku yang terlibat dalam mata rantai perdagangan mineral dan bat ubara. Mengurangi resiko usaha dalam kegia tan perdagangan, investasi maupun indus tri pertambangan batubara berkat dijal ankannya seluruh proses dengan mem atuhi norma, e ka dan standar. Dra Survey Tally Survey Weighing Survey Sampling Prepara on Uji Laboratorium Mineral dan Batubara Surveyor Indonesia telah ditunjuk oleh Kementerian Perdagangan sebagai Surveyor Pemerintah untuk verifikasi ekspor batubara dan produk mineral.

10 Eksplorasi Batubara dan Mineral 18 Eksplorasi Batubara dan Mineral adalah layanan jasa dalam memberikan dukungan inspeksi, survei dan konsultansi terkait kualitas dan ketersediaan cadangan batubara. Surveyor Indonesia telah banyak mengembangkan dan memberikan jasa survey, inspeksi dan konsultasi kepada pelanggan baik pemerintah, industri dalam negeri maupun luar negeri. Surveyor Indonesia telah cukup berpengalaman dalam hal jasa pelayanan pada bidang mineral dan batubara. Menjamin kualitas produk mineral dan batubara. Memperoleh kesimpulan atas komposisi parameter/elemen yang terkandung dalam contoh produk mineral dan batubara yang dapat digunakan sebagai alat buk bila terjadi sengketa. Mengurangi resiko usaha dalam kegiatan perdagangan, investasi maupun industri pertambangan batubara berkat dijalankannya seluruh proses dengan mematuhi norma, e ka dan standar. Mengetahui cadangan cara cepat. Mengetahui cadangan batubara yang layak ditambang atau dak. Mengetahui cadangan batubara, yang telah diperhitungkan dan dianalisa pada saat eksplorasi berupa laporan/ data. Pemetaan Geologi Survey Topografi Survey Geofisik Reserve Calcula on Mine Design Due Diligence Survey Stockpile Management D Migas dan Sistem Pembangkit Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya terhadap jenis bahan bakar minyak dan gas terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi serta pola konsumsi energi itu sendiri yang senan asa meningkat, mendorong dunia industri migas untuk memenuhi kebetuhan energi melalui peningkatan kuan tas ekporasi. Kalangan industri membutuhkan kualitas mutu dan kuan tas yang tepat dari se ap minyak dan gas yang mereka pergunakan. Data kualitas yang valid, akurat dan tepat akan sangat dibutuhkan dan membantu dalam masa sekarang ini. Untuk menjamin agar pasokan minyak dan gas selalu stabil perlu akan adanya pihak ke ga untuk pengawasan distribusi mulai dari tahap eksplorasi, pengolahan, hingga sampai pada konsumen. Kegiatan yang diutamakan dalam distribusi produk migas ini adalah pengawasan penyaluran atau pendistribusian produk minyak dan gas kepada konsumen. Kualitas produk perlu diperha kan mulai dari tahapan ekplorasi sampai pengolahan. Surveyor Indonesia adalah perusahaan surveyor independen dengan reputasi yang baik sebagai pihak ke ga yang dak memihak dan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Reputasi kami telah banyak berkembang dalam memberikan jasa survei, inspeksi, konsultansi dan telah lama berpengalaman dalam berbagai bidang pemerintahan kepada pelanggan baik pemerintah, BUMN, perusahaan swasta serta perusahaan asing. 19

11 Engineering and Supervision Services Geotechnical Offshores Services 20 Engineering and Supervision Services adalah layanan jasa dalam melakukan kegiatan yang mengaplikasikan berbagai prinsip prinsip disiplin ilmu yang bertujuan untuk mendefinisikan peralatan, proses, atau sistem secara detail sehingga dapat direalisasikan dan memas kan mutu yang mengacu pada code, standard atau spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pemberi kerja atau yang dipersyaratkan. 21 Dapat merencanakan pembangunan sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik dan biaya yang sesuai dengan kemampuan perusahaan Dapat memas kan bahwa pelaksanaan pembangunan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana jadwal yang telah ditetapkan. Dapat diterbitkan Inspec on Cer ficate, yang menerangkan bahwa produk telah didesain, difabrikasi, diuji dan dipasang sesuai persyaratan Codes/Standard/Spesifikasi atau Regulasi yang telah ditetapkan. Feasibility Study (FS) Front End Engineering Design (FEED) Consultant Detail Engineering Design Project Management Consultant Vendor Assessment Consultant QA/QC Supervisi Supervisi Konstruksi Migas Geotechnical Offshores Services adalah Layanan jasa yang berkaitan dengan desain dasar dan konstruksi, pemeliharaan untuk struktur yang berada di lepas pantai seper pla orm, pipa bawah laut dan lainnya. Memas kan asset lepas pantai dapat dibangun dan dioperasikan secara aman. Memberikan pemahaman yang tepat terhadap parameter tanah untuk desain dan konstruksi struktur lepas pantai Meminimalisir resiko yang akan mbul pada proses pembangunan dan operasi struktur lepas Survei Kenavigasian di Offshore Survei Mooring System Underwater (ROV) Survey Underwater Construc on & Pipe Lying Support Underwater NDT Inspec on & Cer fica on Underwater Maintenance & Repair Mooring System Maintenance Laboratorium Core Analysis Topography and Bathymetry Survei Geologi dan Geoteknik QA/QC Supervisi Studi kelayakan dan perizinan lapangan migas dan energi

12 22 23 Energy Conserva on Services Asset Integrity Management Services Energy Conserva on Services adalah layanan jasa suatu ak vitas rekayasa untuk penghematan energi, tanpa mengorbankan prinsip teknis, keamanan, kenyamanan sehingga diperoleh biaya yang paling op mal dan efisien sesuai harapan. Upaya konservasi energi diterapkan dengan menggunakan teknologi yang efisien, dan membudayakan pola hidup hemat energi. Pemenuhan terhadap regulasi yang berlaku seper UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi, PP No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi. Dapat melakukan penghematan energi yang akan berdampak pada finansial Dapat mengembangkan, menginstalasi, dan mengatur pembiayaan proyek-proyek yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi dan biaya pemeliharaan fasilitas selama periode waktu yang disepaka. Eksplorasi Geothermal Audit Energi Energy Services Company (ESCO) Konsultansi Manajemen Energi ISO Asset Integrity Management Services adalah layanan jasa yang secara efek f dapat mengelola aset perusahaan untuk mendapatkan nilai maksimum, dan memberikan keuntungan dengan pemenuhan keselamatan kepada instalasi, personil dan lingkungan sekitar. Memberikan kepas an dan keyakinan bahwa pemanfaatan teknologi keamanan beserta fasilitasnya sudah sesuai standard (standar ketenaga listrikan, ISPS Code dan lainnya) Memas kan proses sistem keamanan sudah sesuai dengan disain dan perencanaan sesuai standar internasional. Pemenuhan terhadap aspek-aspek keselamatan, umum, lingkungan dan keselamatan instalasi bagi pengelola maupun pemilik instalasi ketenagalistrikan, sehingga dapat diperoleh hasil akhir berupa instalasi tenaga listrik yang andal dan berser fikat. Tercapainya visi utama suatu instalasi tenaga listrik yaitu andal, aman dan akrab lingkungan serta terpenuhinya aspek standarisasi dalam instalasi ketenagalistrikan. Ser fikasi Layak Operasi Pembangkit/Jaringan/Distribusi Listrik Plant Life Time Assessment Plant Reengineering Plant Risk Assessment Statutory Inspec on untuk instalasi & peralatan Migas & Energi ISPS Code Verifica on Jasa Opera on & Maintenance (O & M) Konsultansi Manajemen Aset PAS 55 HSE Due Diligence

13 24 25 Process Safety Management Services Supply Chain Management Services Process Safety Management Services adalah layanan jasa dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen dan sistem untuk mengiden fikasi, memahami dan mengontrol bahaya pada suatu proses untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang berhubungan dengan proses tersebut. Memberi jaminan bahwa isi Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar/Menengah telah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan atau standar teknis yang berlaku. Memberikan iden fikasi, mengontrol bahaya, meminimalkan konsekuensi dari kecelakan yang sangat parah atau fatal. Memas kan kesesuaian antara control engineering terhadap fasilitas dan peralatan produksi, proses dan bahanbaku untuk mencegah kecelakaan yang fatal. Memberikan rekomendasi pengembangan manajemen sistem untuk mengendalikan bahaya, melindungi lingkungan dan memberikan keselamatan dan kesehatan terhadap pekerja. Verifikasi Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar Konsultansi Process Safety Management Management Resiko Surveyor Indonesia sebagai PJK3 Bidang Pemeriksaan dan Pengujian Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya diberi amanat sebagai Pelaksana Verifikasi Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar/Menengah berdasarkan Keputusan Direktur PNK3 No. Kep.170/PPK-PNK3/V/2013 dalam rangka memberi jaminan bahwa isi Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar/Menengah telah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan atau standar teknis yang berlaku dan dibuk kan dalam bentuk Berita Acara Verifikasi Dokumen dan Lapangan serta Izin Memulai Operasi (Licence to Ini al Start Up). Supply Chain Management Services adalah layanan jasa dalam mengintegrasi, mengkoordinasi dan mengontrol proses rantai pasokan agar proses tersebut dapat dilakukan secara efek f dan efisien untuk memaksimalkan nilai yang bisa didapatkan oleh konsumen serta untuk mencapai suatu keuntungan yang berkelanjutan. Memberikan kepas an jumlah dan kualitas suatu transaksi antara buyer seller atau antara divisi/unit dalam transaksi internal. Memberikan verifikasi terhadap aspek legal, administrasi dan teknis. Memberikan keuntungan berupa Pembebasan Bea Masuk, Penanggungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Laporan Survey (LS), Custom Clearance Mengop malisasi penggunaan produk dalam negeri. Laboratorium Petrokimia Verifikasi Rencana Impor Barang (RIB) Quality & Quan ty Distribusi Produk Petrokimia Pengawasan Distribusi BBM dengan Moda Kapal dan Non Kapal Pengawasan Loading dan Unloading Petrochemical Product Surveyor Indonesia telah banyak mengembangkan dan memberikan jasa survey, inspeksi and konsultasi kepada pelanggan baik pemerintah, industri dalam negeri maupun luar negeri. Surveyor Indonesia telah cukup berpengalaman dalam jasa pelayanan inspeksi dan verifikasi didunia migas dan petrokimia, dan bermitra dengan perusahaan-perusahaan inspeksi asing yang memiliki jaringan global.

14 26 27 Kantor Pusat Graha Surveyor Indonesia Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 56 Jakarta Oil and Gas Explora on and Produc on Services Kantor Perwakilan PTSI Oil and Gas Explora on and Produc on Services adalah layanan jasa dalam memberikan dukungan inspeksi, survei, konsultansi dan monitoring terhadap se ap mata rantai dari reservoir sampai kilang minyak dan gas bumi. Kantor Cabang Banda Aceh Jl. Jend. Sudirman No. 26 Banda Aceh Telp: (0651) Kantor Cabang Batam Jl. Kerapu No. 2 Batu Ampar Pulau Batam Telp: (0778) Kantor Cabang Banjarbaru Jl. Pangeran M. Noor 50A Kelurahan Sungai Ulin Banjarbaru Telp: (0511) Memberikan kepas an jumlah dan kualitas suatu transaksi antara buyer seller. Memberikan kepas an jumlah dan kualitas atas kepen ngan Pemerintah. Memberikan data terkait : Data topografi, peta garis dan citra orthophoto, Data penampang lapisan batuan bawah permukaan yang berguna untuk mencari sumber potensial cadangan minyak dan gas. Kantor Cabang Balikpapan Jl. Jend. Sudirman No.12 Staal Kuda Balikpapan Kantor Cabang Jakarta Graha Surveyor Indonesia Lt 5. Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 56 Jakarta Telp: (0542) Telp: (021) Kantor Cabang Medan Jl. Mayjen D.I Panjaitan No, 5 Medan Telp: (061) Laboratorium Migas Pengawasan Li ing Minyak Mentah Pengawasan Stok Minyak Mentah Lidar dan Photo Udara Volumetrik Survey Survey Seismik Kantor Cabang Palembang Komplek Pertokoan No Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II KM 10 Palembang Telp: (0711) Kantor Cabang Makassar Jl. Kasuari No. 14 Makassar Telp: (0411) Kantor Cabang Pekanbaru Jl. Bukit Raya Indah No. 1 Simpang Tiga Pekanbaru Telp: (0761) Kantor Cabang Semarang Jl. Dr. Cipto No 232A Kelurahan Karangtempel Semarang Telp: (024) Kantor Cabang Padang Jl. Raya Pagang No. 66, Kelurahan Kurao Pagang Padang Telp: (0751) Kantor Cabang Surabaya Jl. Comal No. 7-9 Surabaya Telp: (031)

PT SURVEYOR INDONESIA (PERSERO) Mitra BUMN memasuki MEA 2015

PT SURVEYOR INDONESIA (PERSERO) Mitra BUMN memasuki MEA 2015 Sharing Session PT SURVEYOR INDONESIA (PERSERO) Mitra BUMN memasuki MEA 2015 PT SUVERYOR INDONESIA (PERSERO) Kegiatan Audit Inspeksi Pengujian Training Sertifikasi Verifikasi PT SUVERYOR INDONESIA (PERSERO)

Lebih terperinci

PERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN

PERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN PERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN ISI MISI PERUSAHAAN Didirikan pada tahun 1956 Perusahaan BUMN 95% saham negara Republik Indonesia 5% saham SGS Perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

Jakarta, 16 April 2015

Jakarta, 16 April 2015 Jakarta, 16 April 2015 Agenda Landasan Hukum Dasar Hukum Penunjukkan Sucofindo Sebagai Pelaksana Verifikasi TKDN Peran Sucofindo Sebagai Surveyor Independen Tantangan dan Kesiapan dalam Mendukung Kegiatan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;

Lebih terperinci

PENTINGNYA SERTIFIKASI BAGI BUMN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

PENTINGNYA SERTIFIKASI BAGI BUMN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Disampaikan pada Focus Group Discussion Kementerian BUMN Jakarta, 30 September 2015 PENTINGNYA SERTIFIKASI BAGI BUMN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Dr. Ir. Sufrin Hannan, M.M. Direktur

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara berdasarkan pada Peraturan Presiden

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No. 304, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penunjang Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015 REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas Jakarta, 13 Mei 2015 Outline Rekomendasi 1. Rekomendasi Umum 2. Pengelolaan Penerimaan Negara Dari Sektor Minyak dan Gas Bumi 3. Format Tata Kelola

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006 PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006 TENTANG PENGGUNAAN MESIN PRODUKSI DALAM NEGERI DALAM RANGKA PEMANFAATAN FASILITAS KERINGANAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sumber daya minyak dan gas bumi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. No.1366, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan,

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Studi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA

Studi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA Studi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA Kegiatan Badan Mutu Pelayanan Kesehatan yang telah dilaksanakan, memiliki berbagai tujuan, salah satunya adalah melakukan pengembangan sistem

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional. - 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA DISKUSI TERBATAS DENGAN TEMA TINGKAT KANDUNGAN DALAM NEGERI (TKDN) DALAM PROYEK-PROYEK INFRASTRUKTUR JAKARTA, 12 MEI

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pembangunan industri perikanan nasional

Lebih terperinci

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

PROGRAM KONSERVASI ENERGI PROGRAM KONSERVASI ENERGI Disampaikan pada: Lokakarya Konservasi Energi DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Bandung,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral 1. Biro Kepegawaian Dan Organisasi Sekretariat Jenderal 1.1. Formasi CPNS KESDM yang telah ditetapkan 1.2. Penerimaan CPNS 1.3. Pengangkatan CPNS 1.4. Penempatan CPNS 1.5. Pelantikan Pejabat Struktural

Lebih terperinci

50001, BAB I PENDAHULUAN

50001, BAB I PENDAHULUAN Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI oleh : Maryam Ayuni Direktorat Disampaikan

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH - 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL Dasar Hukum RUEN UU No. 30/2007 Energi UU No.22/2001 Minyak dan Gas Bumi UU No.30/2009 Ketenagalistrikan PP No. 79/2014 Kebijakan Energi Nasional Perbaikan bauran

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa tenaga listrik memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang telah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERIZINAN USAHA DI BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KETENAGALISTRIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Visi dan Misi Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V memiliki visi dan misi sebagai berikut: 2.1.1. Visi Menjadi partner lini bisnis Direktorat Pemasaran

Lebih terperinci

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 3940 K/08/MEM/2017 TENTANG PROSES BISNIS LEVEL 0 DAN LEVEL 1 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN PRIORITAS 8 Tema Prioritas Penanggungjawab Bekerjasama Dengan PROGRAM AKSI DI BIDANG ENERGI Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2018 KEMEN-ESDM. Pengusahaan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUSAHAAN GAS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 437 K/30/MEM/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 437 K/30/MEM/2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 437 K/30/MEM/2003 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 01 P/40/M.PE/1990 TENTANG INSTALASI KETENAGALISTRIKAN MENTERI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASIA PARAGON adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang energi, design, engineering, teknologi informasi, kontraktor umum dan perdagangan.

Lebih terperinci

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2017 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6016) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan

bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG PEMERIKSAAN KESELAMATAN INSTALASI DAN PERALATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1130, 2016 KEMEN-ESDM. Kilang Minyak. Skala Kecil. Pembangunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016

Lebih terperinci

MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017

MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PEMERIKSAAN KESELAMATAN INSTALASI DAN PERALATAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sekawan Eka Sejati (SES) adalah perusahaan nasional dengan jalur utama bisnis sebagai berikut: OCTG, alat pengeboran, inspeksi BHA dan pemeliharaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.16,2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Gas Bumi. Pipa. Transmisi. Badan Usaha. Wilayah Jaringan. Kegiatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Gas Bumi. Pipa. Transmisi. Badan Usaha. Wilayah Jaringan. Kegiatan. No.274, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Gas Bumi. Pipa. Transmisi. Badan Usaha. Wilayah Jaringan. Kegiatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja Praktik dilaksanakan di PT. Rekadaya Elektrika, sebuah perusahaan EPC Nasional yang bergerak di sektor energi khususnya ketenagalistrikan

Lebih terperinci

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Oleh : Kunaefi, ST, MSE

Lebih terperinci

STANDAR INDUSTRI HIJAU

STANDAR INDUSTRI HIJAU Kementerian Perindustrian-Republik Indonesia Medan, 23 Februari 2017 OVERVIEW STANDAR INDUSTRI HIJAU Misi, Konsep dan Tujuan Pengembangan Industri Global Visi: Mengembangan Industri yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan Focus Group Discussion Pendanaan Energi Berkelanjutan Di Indonesia Jakarta, 20 Juni 2013 Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

Lebih terperinci

2014, No Nomor 5286); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 November 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara se

2014, No Nomor 5286); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 November 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara se BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.708, 2014 KEMENESDM. Retensi Arsip Substantif. Ketenagalistrikan. Jadwal. PERATUR MENTERI ENERGI D SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTG JADWAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.417, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAHAN BAKAR. Kilang Minyak. Dalam Negeri. Pembangunan. Pengembangan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL VISI: Terwujudnya pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser No.188, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Pemanfaatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN GAS BUMI UNTUK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.879, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Manajemen Keselamatan kapal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN KESELAMATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANDAILING NATAL, SALINAN Menimbang : a. bahwa tenaga

Lebih terperinci

: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.

: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362. URUSAN PEMERINTAHAN : 2.03. - ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362 Jumlah 2.03.2.03.01.00.00.4. PENDAPATAN 2.03.2.03.01.00.00.4.1. PENDAPATAN

Lebih terperinci

nl[eeiwri ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

nl[eeiwri ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA nl[eeiwri ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUNJANG MINYAK DAN GAS BUM1

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud

Lebih terperinci

DOKUMEN PRAKUALIFIKASI

DOKUMEN PRAKUALIFIKASI DOKUMEN PRAKUALIFIKASI Collective Number : 225/PN2220/2018-S0 Tanggal : 23 Maret 2018 Hal 1 PENDAHULUAN. 2 2 PENJELASAN SINGKAT PEKERJAAN.......2 3 TATA CARA & SYARAT-SYARAT PRAKUALIFIKASI.3 4 TATA CARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Ketenagalistrikan. Infrastruktur. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Ketenagalistrikan. Infrastruktur. Pedoman. No.8, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Ketenagalistrikan. Infrastruktur. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04/M-IND/PER/1/2009 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR PROGRAM KERJA TAHUN 2014 2019 DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN MISI 1 : Mengembangkan diversifikasi energi pedesaan berbasis sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG PENUGASAN BADAN USAHA UNTUK PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN

Lebih terperinci

Company Profile PT. Global Inti Quality (GIQ)

Company Profile PT. Global Inti Quality (GIQ) PT. GLOBAL INTI QUALITY Estubizi Business Center Gedung Setiabudi 2 Jln. HR Rasuna Said Kav.62 Kuningan-Jakarta Selatan, 12920 (+62) 21-52900828 ph (+62) 21-52971875 fx (+62) 8112173798 hp info@giq.co.id

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1404, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Listrik. Penyediaan. Penghitungan. Pembayaran. Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci