BAB I PENDAHULUAN. linguistik. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua yang berarti bahasa.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. linguistik. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua yang berarti bahasa."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Menurut Sutedi (2003:2) bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada disekitar manusia dapat disusun dan diungkapkan kembali kepada orang lain agar mendapat tanggapan. Ilmu yang mempelajari tentang bahasa disebut linguistik. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua yang berarti bahasa. Menurut Kridalaksana (2008:143) linguistik adalah ilmu tentang bahasa, menyelidiki bahasa secara ilmiah. Sedangkan menurut Purwo (2000:17) linguistik merupakan ilmu dengan pendekatan yang khas. Berdasarkan objek kajiannya, linguistik memiliki hubungan dengan faktorfaktor dari luar dan dari dalam bahasa itu sendiri. Faktor dari luar biasa disebut kajian makrolinguistik, yaitu linguistik yang menyelidiki bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor dari luar bahasa itu. Subdisiplin ilmu makrolinguistik adalah sosiolinguistik, psikologilinguistik, antropologilinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi, dialektologi, filsafat bahasa, neurologilinguistik. Faktor dari dalam biasa disebut kajian mikrolinguistik, yaitu linguistik yang mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa tertentu atau struktur bahasa pada umumnya (Chaer, 1994:15). Dalam mikrolinguistik subdisiplin ilmunya adalah: a. Struktur fonologis (mempelajari tentang bunyi bahasa), 1

2 b. Struktur morfologis (mempelajari tentang bentuk-bentuk kata), c. Struktur sintaksis (mempelajari tentang susunan kata), d. Struktur semantik (mempelajari tentang makna). Bila membahas tentang pembentukan kata, maka bahasan tersebut termasuk dalam morfologi. Verhaar (2001:11) menyatakan morfologi menyangkut internal kata. Dan Koizumi (1993:89) mengatakan 形態論は語形の分析が中心とる keitairon wa gokei no bunseki ga chusin to naru. morfologi adalah suatu bidang ilmu yang meneliti pembentukan kata Dari pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa morfologi merupakan kajian pada yang meliputi kata dan proses pembentukan kata tersebut.sutedi (2003:41) juga berpendapat bahwa morfologi merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya. Objek yang dipelajari yaitu tentang kata dan morfem. Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat. (sumber: tanggal 3 Oktober 2014). Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang dapat membedakan makna atau memiliki makna dan tidak dapat lagi dibagi menjadi suatu bentuk yang lebih kecil. Morfem terdiri dari morfem bebas, dan morfem terikat. Sutedi (2003:44-45) menambahkan dua morfem lagi, untuk pemilahan lain dalam morfem bahasa Jepang yaitu : morfem isi (naiyou keitaiso) dan morfem 2

3 fungsi (kinou keitaiso). Penjelasan lebih lanjut mengenai kata dan morfem penulis bahas dalam bab selanjutnya. Bahasa Jepang mengenal adanya ragam bahasa hormat. Ragam bahasa hormat (keigo) digunakan karena adanya hubungan atas dan bawah dalam masyarakat jepang. Para ahli membagi ragam bahasa hormat (keigo) menjadi 5 jenis, yaitu songkeigo, kenjougo, teineigo, jihongo, dan bikago. Namum yang dibahas dalam penelitian ini hanya songkeigo dan kenjougo saja. Menurut Minoru dalam Sudjianto (2004:31) keigo adalah bahasa/kata-kata yang khusus dipergunakan untuk menunjukkan kerendahan hati pembicara dan untuk menyatakan rasa hormat pembicara terhadap teman bicara atau orang yang dibicarakan. Hampir sama dengan pendapat Minoru, Terada Nakanao (dalam Sudjianto,2004:31) mengatakan bahwa keigo adalah bahasa yang mengungkapkan rasa hormat terhadap lawan bicara atau orang ketiga. Keigo merupakan cara sesama manusia untuk saling berhubungan dengan menggunakan pilihan kata sesuai proses pembentukan kata yang tepat dan mempertimbangkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan joge kankei (seperti antara guru dan murid), hubungan onkei no ukete (seperti pelanggan dan pelayan), hubungan uchi soto (orang luar dan orang dalam di perusahaan), dan hubungan sesuai dengan tingkat keakraban (Primawati, 2010:1). Berdasarkan cara pemakaiannya, Danasasmita (dalam Sudjianto, 2004:126) membagi keigo menjadi tiga jenis yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo. Sonkeigo adalah bahasa hormat yang dipergunakan untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan cara menaikkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan (Bunkachou dalam Sudjianto, 2004:126). Kenjogo adalah bahasa 3

4 hormat yang dipergunakan untuk menghormati orang kedua atau orang yang menjadi pokok pembicaraan dengan cara merendahkan diri sendiri (Bunkachou dalam Sudjianto, 2004:130). Teineigo adalah bahasa hormat yang dipakai untuk menghaluskan kata-kata yang diucapkan tanpa adanya hubungan merendahkan atau menaikkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan (Danasasmita, 1983:81). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang proses pembentukan kata dalam ragam bahasa hormat (keigo) yang dikhususkan pada ragam sonkeigo dan kenjougo. Ragam bahasa hormat sonkeigo dan kenjougo yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah ragam bahasa hormat sonkeigo dan kenjougo yang terdapat dalam komik kamisama hajimemashita karya Jurietta Suzuki yang digunakan sebagai sumber data. Dalam komik tersebut, penulis menemukan berbagai ragam bahasa hormat (keigo) dengan berbagai proses pembentuka kata yang jika dianalisis lebih jauh akan sangat bermanfaat bagi proses pengajaran maupun pembelajaran bahasa Jepang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang proses pembentukan kata dalam ragam sonkeigo dan kenjougo dan menganalisisnya menggunakan teori Sutedi mengenai proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang. Judul yang penulis pilih dalam penelitian ini adalah Analisis Proses Pembentukan Kata Pada Ragam Bahasa Hormat Sonkeigo dan Kenjougo dalam Komik Kamisama Hajimemashita karya Jurietta Suzuki. 1.2 Rumusan Masalah Proses Pembentukan kata dalam bahasa Jepang dapat terjadi melalui berbagai cara, diantaranya melalui penggabungan morfem dan penambahan 4

5 imbuhan (setsuji) berupa awalan (settouji) serta akhiran (setsubiji). Makna istilah awalan maupun akhiran dalam bahasa Jepang tidak sama dengan makna istilah awalan ataupun akhiran dalam Bahasa Indonesia, begitu juga dengan istilah morfem kinou keitaiso dalam bahasa Jepang yang berbeda maknanya dengan istilah morfem terikat dalam Bahasa Indonesia. Perbedaan ini ada kalanya menyulitkan pembelajar pemula bahasa Jepang dalam memahami proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba meminimalisir kesulitan pembelajar bahasa Jepang dengan menganalisis proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang khusus ragam bahasa sonkeigo dan kenjougo dengan rumusan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimanakah proses pembentukan kata ragam bahasa hormat sonkeigo dalam komik Kamisama Hajimemashita karya Julietta Suzuki? b. Bagaimanakah proses pembentukan kata ragam bahasa hormat kenjougo dalam komik Kamisama Hajimemashita karya Julietta Suzuki? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Penulis membatasai ruang lingkup objek penelitain ini agar lebih terfokus, sehingga hasil yang dicapai lebih spesifik, efektif dan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Objek penelitian dibatasi hanya pada kata-kata dalam ragam bahasa hormat khususnya sonkeigo dan kenjougo yang terdapat dalam komik Kamisama Hajimemashita karya Jurietta Suzuki tahun 2008 yang kemudian penulis kelompokkan dalam beberapa proses pembentukan kata yang sesuai teori. 5

6 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori Tinjauan Pustaka Linguistik yang dalam bahasa Jepang disebut gengogaku ( 言語学 ) adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Sebagai ilmu bahasa, ada beberapa kajian yang menyangkut struktur-struktur internal dan eksternal dalam bahasa. Linguistik merumuskan kaidah-kaidah teoritis antar disiplin dan digunakan untuk memecahkan serta mengatasi masalah-masalah yang ada. Menurut Martinet (dalam Chaer, 2007:2) linguistik itu adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam studi linguistik dikenal dua bidang kajian, yaitu kajian bidang mikrolinguistik dan kajian bidang makrolinguistik (Chaer,1994:16) Kajian bidang mikrolinguistik adalah kajian bidang linguistik yang mempelajari bahasa dari dalamnya, dengan kata lain mempelajari bahasa itu sendiri atau mempelajari bahasa secara langsung (Kridalaksana, 2008:154). Kajian bidang makrolinguistik adalah kajian bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor dari luar bahasa, termasuk didalamnya bidang interdisiplin dan bidang terapannya (Kridalaksana, 2008:148). Penelitian ini, adalah kajian mikrolinguistik yang membahas masalah morfologi khususnya mengenai proses pembentukan kata ragam bahasa hormat sonkeigo dan kenjougo. Morfologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata morphe dan locos. Morphe berarti bentuk dan locos berarti ilmu. Berdasarkan asal katanya, arti morfologi adalah ilmu tentang bentuk. Dalam morfologi dipelajari bagaimana kata dibentuk serta perubahan-perubahan bentuk kata, sehingga pembicaraan 6

7 morfologi tidak keluar dari batas kata. Dalam bahasa Jepang, morfologi disebut keitairon. Menurut Nomura ( morfologi adalah : 文保論の一部門 形態素語を対処とし 主としてそれらの形態化を研 究する部門 具体的には庭 品詞論が中心的内容になる Bunpooron no ichibumon. Keitaiso go taishou toshi, shutoshite sorera no keitaika o kenkyuu suru bumon. Gutaiteki ni wa hinshiron ga chuushin tekinaiyou ni naru. Bagian dari tata bahasa yang mempelajari morfem, kata serta pembentukannya. Dari kutipan di atas, diketahui bahwa morfologi merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang membahas tentang bagaimana kata dibentuk dari gabungan morfem-morfem sehingga membentuk sebuah kata. Morfem adalah satuan bahasa terkecil, sebagai satuan bahasa terkecil morfem tidak dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil yang masing-masing mengandung makna (Kridalaksana, 1982:110). Dalam Bahasa Indonesia, menurut bentuk dan maknanya morfem terdiri dari morfem bebas dan terikat. Bahasa Jepang juga mengenal adanya morfem, yaitu jiyuu keitaiso (morfem bebas), kousoku keitaiso (morfem terikat), serta naiyou keitaiso (morfem isi) dan kinou keitaiso (morfem fungsi). Sebelum memahami jenis-jenis morfem dalam bahasa Jepang, pembelajar bahasa Jepang harus terlebih dahulu memahami kelas kata atau jenis kata dalam bahasa Jepang. Sutedi ( 2003:44-45) menuliskan bahwa jenis kata dalam bahasa Jepang terdiri dari: meishi (nomina, doushi (verba), keiyoushi (adjektiva), fukushi (adverbia), jodoushi (kopula) dan joshi (partikel). 7

8 Dalam masyarakat terdapat berbagai macam status sosial, serta adanya hubungan atas dan bawah atau antara bawahan dengan atasan. Berbeda dengan Bahasa Indonesia, bahasa Jepang membedakan ragam bahasa yang digunakan berdasarkan status sosial ataupun hubungan antara atasan dan bawahan. Bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa hormat yang dikenal dengan keigo, yang penggunaannya berbeda dengan penggunaan bahasa sehari-hari. Menurut Ogawa (dalam Primawati, 2010:1) keigo adalah ungkapan sopan yang dipakai pembicara dengan mempertimbangkan mitra tutur atau orang yang dibicarakan. Keigo terdiri dari sonkeigo, kenjougo dan teineigo. Sonkeigo adalah bahasa hormat yang dipergunakan untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan cara menaikkan derajat prang yang menjadi pokok pembicaraan. Kenjougo adalah bahasa hormat yang dipergunakan untuk menghormati orang kedua atau orang yang menjadi pokok pembicaraan dengan cara merendahkan diri sendiri Kerangka Teori Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cabang linguistik yang mempelajari tentang pembentukan kata disebut morfologi. Menurut Verhaar (2008:11) morfologi menyangkut struktur internal kata. Secara etimologis istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari gabungan kata morphe yang berarti bentuk dan locos yang berarti ilmu. Dan Chaer (1994:146) berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata. Ketika membahas morfologi, maka tidak akan terlepas dari proses morfemis. Muchtar (2006:34) mengatakan proses morfemis ialah proses pembentukan kata 8

9 dimana kata-kata dibentuk dengan menghubung-hubungkan morfem yang satu dengan yang lain. Morfem adalah potongan yang terkecil dari kata yang mempunyai arti (Koizumi, 1993:91). Sutedi (2003:44-46) menuliskan bahwa dalam pembentukan kata setsuji memegang peranan penting. Selain itu suatu kat ajuga bisa dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa morfem bebas. Menurut Sutedi (2003), sekurangkurangnya ada empat jenis proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang, yaitu: 1. Haseigo (kata kajian): yaitu kata yang terbentuk dari penggabungan naiyou ketaiso (morfem isi) dengan setsuji (imbuhan). Proses pembentukannya bisa dalam formula berikut ini : (1) Settouji (awalan) + morfem isi jenis nomina awalan o + morfem isi kelas kata nomina: okuruma awalan go + morfem isi kelas kata nomina: gokazoku awalan su + morfem isi kelas kata nomina: sugao awalan ma + morfem isi kelas kata nomina: magokoro dan awalan lainnya. Fungsi awalan (settouji) o dan go yaitu sebagai penghalus dan digunakan hanya untuk orang lain. Kata okuruma di atas bermakna mobil anda (bentuk sopan), dan kata gokazoku bermakna keluarga anda (bentuk sopan). Fungsi awalan (settouji) su untuk menyatakan arti asli/polos dan awalan (settouji) ma untuk menyatakan kemurnian atau ketulusan. Kata sugao di atas bermakna wajah asli alami tanpa riasan atau bedak, dan kata magokoro di atas bermakna setulus hati. (2) Settouji (awalan) + morfem isi jenis adjektiva 9

10 awalan ka + morfem isi kelas kata adjektiva: kaguroi awalan ko + morfem isi kelas kata adjektiva: kogitanai Fungsi awalan (settouji) ka untuk menyatakan arti sangat, dan fungsi awalan (settouji) ko untuk menyatakan arti agak/sedikit. Kata kaguroi di atas bermakna sangat hitam atau hitam pekat, kata kogitanai bermakna agak kotor. (3) Morfem isi + setsubiji (akhiran) morfem isi dari bagian gokan adjektiva + akhiran sa: samusa. morfem isi dari bagian gokan adjektiva + akhiran mi: amami. morfem isi dari nomina verba + akhiran suru: benkyou suru morfem isi dari nomina + akhiran teki: keizaiteki Akhiran (setsubiji) sa dan mi digunakan untuk mengubah adjektiva menjadi nomina, tetapi tidak semua adjektiva bisa diikuti sa dan mi. Kata samusa di atas bermakna dinginnya (kelas kata nomina), dan kata amami bermakna manisnya (kelas kata nomina). Akhiran suru berfungsi sebagai verba transitif dan juga verba intransitif. Tidak semua nomina bisa diikuti oleh suru, melainkan pada nomina yang menyatakan arti dari suatu perbuatan atau nomina verba saja.kata benkyou suru di atas bermakna belajar (verba). Akhiran teki digunakan untuk mengubah nomina menjadi adjektiva atau adverbia. Kata keizai teki di atas bermakna ekonomis. 2. Fukugougo/ gouseigo: kata yang terbentuk dari hasil penggabungan beberapa morfem isi. Proses pembentukannya bisa dalam formula berikut ini: (4) Morfem isi + morfem isi morfem isi nomina + morfem isi nomina Contoh: ama + kasa = amagasa 10

11 Hon + tana = hondana Kata amagasa di atas adalah gabungan dari dua morferm isi yaitu {ama} yang berasal dari kata ame (kelas kata nomina) dan morfem isi {gasa} yang berasal dari kata kasa (kelas kata nomina). Kata hondana di atas adalah gabungan dari dua morferm isi yaitu {hon} yang berasal dari kata hon (kelas kata nomina) dan morfem isi {dana} yang berasal dari kata tana (kelas kata nomina). (5) Morfem isi + setsuji (imbuhan) morfem isi nomina + akhiran (setsubiji) berupa verba Contoh: Hi + kaeri = higaeri Toukyou + iki = Tokyo iki morfem isi verba + akhiran (setsubiji) berupa nomina Contoh: Yaki + niku = yakiniku morfem isi verba + akhiran (setsubiji) berupa verba (membentuk verba) Contoh: tori + dasu = toridasu morfem isi verba + akhiran (setsubiji) berupa verba (membentuk nomina) Contoh: iki + kaeri = ikigaeri Kata higaeri di atas adalah gabungan dari morferm isi yaitu {hi}(dari kelas kata nomina) dan akhiran gaeri (berasal dari verba kaeru). Kata Toukyou iki di atas adalah gabungan dari Toukyou (dari kelas kata nomina) dan akhiran iki (berasal dari verba iku). Kata yakiniku berasal dari kata yaku (verba) dan kata niku (nomina) sebagai akhiran.. Kata toridashi berasal dari kata toru (verba) dan berupa kata dashi (berasal dari verba dasu). Kata ikigaeri adalah gabungan dari kata iki (berasal dari verba iku) dan gaeri (berasal dari verba kaeru). 3. Karikomi : akronim yang berupa suku kata atau silabis dari kosakata aslinya. 11

12 4. Toujigo: singkatan huruf pertama yang dituangkan dalam huruf alphabet atau romaji. Teori pembentukan kata dari Sutedi di atas penulis gunakan untuk menganalisis proses pembentukan kata ragam bahasa hormat sonkeigo dan kenjougo. Songkeigo adalah ragam bahasa hormat untuk menyatakan rasa hormat terhadap orang yang dibicarakan (termasuk benda-benda, keadaan, aktifitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya) dengan cara menaikkan derajat orang yang dibicarakan (Oishi Shotaro dalam Sudjianto, 2004:190). Sedangkan menurut Hiroshi (dalam Primawati, 2010:10) menyatakan bahwa songkeigo mengandung makna chokusetsu sonchougo ( 直接尊重後 )atau kata yang menghormati mitra tutur secara langsung. Dengan kata lain sonkeigo merupakan ungkapan yang langsung berfungsi menaikkan derajat atau kedudukan mitra tutur. Kenjougo adalah keigo yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara atau orang yang dibicarakan dengan cara merendahkan diri pembicara (termasuk benda-benda, keadaan, aktivitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan orang tersebut (Oishi Shotaro dalam Sudjianto, 2004:192). Dan Hiroshi (dalam Primawati, 2010:12) juga menjelaskan kenjougo mengandung makna kanketsu sonchougo ( 簡潔尊重語 ) atau kata yang menghormati mitra tutur secara tidak langsung. Bentuk ini merendahkan penutur namun memiliki makna menghormati mitra tuturnya atau orang yang dibicarakan. Pada umunmnya, keigo digunakan jika penutur berbicara tentang aktivitas dengan orang yang lebih superior atau status sosialnya lebih tinggi dari penutur. 12

13 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses pembentukan kata ragam bahasa hormat sonkeigo dalam komik Kamisama Hajimemashita karya Jurietta Suzuki. 2. Untuk mengetahui proses pembentukan kata ragam bahasa hormat kenjougo dalam komik Kamisama Hajimemashita karya Jurietta Suzuki Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh berdasarkan tujuan penelitian diatas adalah: 1. Untuk dapat lebih memahami proses pembentukan kata ragam bahasa hormat dalam bahasa Jepang, khususnya sonkeigo dan kenjougo serta hubungannya dengan mitra tutur. 2. Dapat dijadikan bahan referensi bagi pembelajar bahasa Jepang khususnya dalam proses pembentukan kata ragam bahasa hormat sonkeigo dan kenjougo. Hal ini diperlukan agar tidak terjadinya pertukaran penggunaan antara sonkeigo dan kenjougo. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. 1.6 Metode Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, akan pengukuran, analisis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Kegiatan pencarian ini dibedakan berdasarkan metode pencariannya (mode of inquiry) atau metode penelitian 13

14 Istilah metode di dalam penelitian linguistik dapat diartikan sebagai strategi kerja yang tepat dalam mencapai tujuan peneliti dan mempermudah dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan mengkaji (study) secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu. Maka metode penelitian adalah suatu metode pendekatan penelitian yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ada (Nasir, 1983:22). Metode penelitian merupakan prosedur kerja dan langkah kerja yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai tahap pengambilan kesimpulan yang sesuai berdasarkan tipe dan jenis penelitian (Sutedi, 2005:22). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan penjelasan suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya dengan mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang diteliti. Sedangkan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang suatu masalahnya tidak di desain atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik (Subroto, 2007:5). Penelitian kualitatif pada umumnya berusaha membentuk atau membangun teori melalui data yang terkumpul. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil. Data yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder yang diambil adalah dari komik Kamisama Hajimemashita, buku-buku teori dan referensi makalah dan skripsi yang berhubungan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini 14

15 Dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan semua populasi (objek penelitian) sebagai sampel dalam menganalisis data. Penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak. sampel yang diambil dari jumlah populasi adalah kata dalam ragam bahasa hormat (keigo) khususnya sonkeigo dan kenjougo yang terdapat dalam komik Kamisama Hajimemashita sebanyak 50 data. Jumlah tersebut dapat dikatakan cukup representatif (mewakili) untuk dijadikan sampel dalam menganalisis data. Sampel yang telah diambil kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis/kategori proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pustaka dan menyimak objek penelitian, yaitu komik Kamisama Hajimemashita. Teknik pustaka yaitu mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto, 2007:47). Sumber-sumber data yang digunakan dipilih yang sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini. Kemudian penulis memberi tanda pada kata yang terdapat dalam ragam bahasa hormat (keigo) khususnya sonkeigo dan kenjougo yang ditemukan, selanjutnya digunakan teknik catat atau transkripsi ortografis, yaitu mencatat seluruh data tersebut. Kemudian penulis mengklasifikasikan data sesuai dengan teori proses pembentukan kata dengan memberikan kode pada masing-masing sampel yang ditemukan dalam komik. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode agih. Metode agih adalah metode/ cara yang alat penentunya ada pada bagian dari bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1992:15). Metode agih berfungsi untuk menjelaskan dan mendeskripsikan unsur-unsur dari data yang akan diteliti. 15

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG. kata daigaku universitas terdiri atas dua huruf kanji yaitu dai dan gaku.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG. kata daigaku universitas terdiri atas dua huruf kanji yaitu dai dan gaku. BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG 2.1 Morfem Dalam Bahasa Jepang Morfem (keitaiso) merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa dipecahkan lagi ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi, sintaksis, dan semantik. Dalam morfologi dipelajari bagaimana kata dibentuk serta

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG. Manusia merupakan makhluk pengguna bahasa. Bahasa sebagai alat

BAB I ANALISIS MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG. Manusia merupakan makhluk pengguna bahasa. Bahasa sebagai alat BAB I ANALISIS MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk pengguna bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga berbeda di setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada orang lain. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam arus udara lewat mulut. menyampaikan suatu makna kepada orang lain, dengan secara lisan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam arus udara lewat mulut. menyampaikan suatu makna kepada orang lain, dengan secara lisan ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting bagi kehidupan manusia. Dengan berbahasa kita dapat menyampaikan ide, gagasan, dan pikiran kita kepada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya disebut dengan linguistik. Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting bagi kehidupan manusia. Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menyampaikan suatu makna kepada orang

Lebih terperinci

BAB II DEFINISI MORFOLOGI, MORFEM, PROSES MORFEMIS, KATA DAN SEMANTIK. Istilah morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon ( 形態論 ).

BAB II DEFINISI MORFOLOGI, MORFEM, PROSES MORFEMIS, KATA DAN SEMANTIK. Istilah morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon ( 形態論 ). BAB II DEFINISI MORFOLOGI, MORFEM, PROSES MORFEMIS, KATA DAN SEMANTIK 2.1. Defenisi Morfologi Istilah morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon ( 形態論 ). Koizumi (1984: 96 ) mengatakan bahwa: けいたいろんごけいぶんせきちゅうしんけいたいそあつかぶもん形態論では

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Objek linguistik adalah bahasa. Menurut Keraf (1994:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Lebih terperinci

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI SKRIPSI Oleh : Marita Purnama Zandy NIM 0911120135 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain dan berperan dalam perkembangan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES MORFOLOGIS, MORFEM, PERUBAHAN BENTUK KATA BAHASA JEPANG, DAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) SONKEIGO DAN KENJOUGO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES MORFOLOGIS, MORFEM, PERUBAHAN BENTUK KATA BAHASA JEPANG, DAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) SONKEIGO DAN KENJOUGO BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES MORFOLOGIS, MORFEM, PERUBAHAN BENTUK KATA BAHASA JEPANG, DAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) SONKEIGO DAN KENJOUGO 2.1 Proses Morfologis 2.1.1 Proses Morfologis dalam Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa, manusia akan saling berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kontrastivitas Kata Majemuk Bahasa Jepang dan Bahasa Bali. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antarunsur dan makna kata majemuk bahasa Jepang dan bahasa Bali serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang membantu mereka untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut beberapa pakar ahli bahasa, bahasa memiliki beraneka ragam definisi. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa nasional yang digunakan secara resmi di negara Jepang oleh kurang lebih 125 juta penutur. (Parkvall, 2010) Bahasa Jepang juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa Indonesia maupun bahasa asing tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang harus diperhatikan. Demikian juga dalam mempelajari bahasa Jepang, yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hampir dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia di dunia tidak pernah terlepas dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di kehidupan sehari-hari banyak yang dapat dipelajari, salah satu hal paling mendasar yang dipelajari adalah bersosialisasi. Dalam bersosialisasi pasti terlibat dengan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi paling dasar yang digunakan manusia dan memiliki ciri khas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam seluruh aspek kehidupannya tidak pernah lepas dari bahasa. Manusia membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi menyalurkan aspirasi,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju yang kaya akan berbagai ilmu, teknologi, kebudayaan dan beberapa hal lainnya. Hal yang paling menonjol di bidangnya adalah teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk menyampaikan sikap, perasaan dan pikirannya kepada manusia lain. Bahasa yang digunakan manusia ketika bertutur dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berawal dari ketertarikan penulis dengan keunikan huruf dan cara pengucapan bahasa Jepang, penulis memperdalam bahasa Jepang dengan mempelajari tata bahasanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Jepang merupakan bahasa yang memiliki banyak karakteristik, menurut Sutedi (2011, hlm.7) karakteristik bahasa Jepang dapat dilihat dari segi huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KEIGO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KEIGO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KEIGO 2.1. Pengertian Keigo Keigo dalam bahasa Indonesia disebut bahasa hormat. Bahasa hormat sepadan dengan bahasa halus atau bahasa lemas sebagai istilah yang dipungut dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat 82 BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Seorang Receptionist merupakan orang yang paling sering berkomunikasi dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat dan sopan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Joshi dalam bahasa Indonesia biasa disebut partikel merupakan kata bantu dalam bahasa Jepang. Partikel adalah suatu kesatuan yang berdiri sendiri dan hanya akan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Itu artinya, manusia harus berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Pemakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan sesama, salah satunya menggunakan media bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan suatu pesan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran maupun perasaan (Sutedi: 2003:2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hormat yang digunakan untuk membuat kata-kata menjadi lebih indah. Ciri dari

BAB I PENDAHULUAN. hormat yang digunakan untuk membuat kata-kata menjadi lebih indah. Ciri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bikago adalah ciri khas ragam bahasa wanita dan jenis ragam bahasa hormat yang digunakan untuk membuat kata-kata menjadi lebih indah. Ciri dari bikago adalah ditambahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat perantara manusia dalam menyampaikan informasi. Peranan bahasa sangat penting karena sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuannya. Menurut Sutedi (2003:2), bahasa digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuannya. Menurut Sutedi (2003:2), bahasa digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi dan juga makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia saling berinteraksi satu sama lain, dan untuk dapat saling

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh suku, daerah dan bangsa dalam bersosial. Tanpa adanya bahasa, komunikasi antar manusia akan terhambat. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai dengan yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Pada hakikatnya, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki berbagai karakteristik sendiri termasuk dalam aspek fonologi, morfologi, semantik atau sintaksisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang, jenis kalimat berdasarkan pada jumlah klausanya, terdiri dari dua macam. Sesuai dengan yang disebutkan dalam

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MORFEM TA DAN TE ITA PADA VERBA BAHASA JEPANG DALAM ESAI CHUUKYUU KARA MANABU NIHONGO

PERBANDINGAN MORFEM TA DAN TE ITA PADA VERBA BAHASA JEPANG DALAM ESAI CHUUKYUU KARA MANABU NIHONGO SKRIPSI PERBANDINGAN MORFEM TA DAN TE ITA PADA VERBA BAHASA JEPANG DALAM ESAI CHUUKYUU KARA MANABU NIHONGO NOVI WIRYANTI NIM 1001705036 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang baik perlu mempertimbangkan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Untuk dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa. Keraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi. Dengan adanya bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan bahasa tersebut dengan bahasa-bahasa lainnya. Ciri khas itulah yang menjadikan setiap bahasa itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan, gramatika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk berinteraksi satu dengan lainnya. Untuk dapat berkomunikasi, manusia memerlukan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat, kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari bahasa-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang dan permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keunikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keunikan dibandingkan dengan bahasa lainnya karena terdapat beberapa macam huruf yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan harus berinteraksi dengan sesamanya. Salah satu cara berinteraksi antara lain

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang memiliki beragam keunikan budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah pikiran, akal budi atau adat

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS ON IN KOUTAI BAHASA JEPANG DITINJAU DARI SEGI MORFOFONEMIK KEITAI ON IN RON KARA NIHONGO NO ON IN KOUTAI NO BUNSEKI

SKRIPSI ANALISIS ON IN KOUTAI BAHASA JEPANG DITINJAU DARI SEGI MORFOFONEMIK KEITAI ON IN RON KARA NIHONGO NO ON IN KOUTAI NO BUNSEKI SKRIPSI ANALISIS ON IN KOUTAI BAHASA JEPANG DITINJAU DARI SEGI MORFOFONEMIK KEITAI ON IN RON KARA NIHONGO NO ON IN KOUTAI NO BUNSEKI OLEH: LELITA SARI DAULAY NIM : 070722006 Diajukan Kepada Panitia Ujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat komunikasi karena dengan bahasa kita dapat bertukar pendapat, gagasan dan ide yang kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia seseorang dengan dunia di luar diri kita, dunia seseorang dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Morfologi Dalam ilmu linguistik, terdapat pembagian objek kajian yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik. Mikrolinguistik mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan jembatan komunikasi antarmanusia sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan jembatan komunikasi antarmanusia sehingga terjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan jembatan komunikasi antarmanusia sehingga terjalin hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terdapat keragaman bahasa yang memiliki

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya dengan negara lain. Adapun yang menjadi ciri khas tersebut antara lain adalah adat istiadat, budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat yang tidak sesuai dengan maksud si pembicara, sehingga maksud dan keinginan yang dikehendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 :

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 : 2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan ataupun menyatakan

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini,

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini, Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini, responden yang menjawab dengan jawaban benar dan alasan benar termasuk dalam responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan adalah suatu pengertian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata mempunyai makna dan arti tersendiri. Apabila suatu kata ditambah dengan bentuk satuan bahasa lain

Lebih terperinci