3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang rancang bangun bubu lobster modifikasi dan penggunaan umpan alternatif untuk penangkapan lobster dilakukan berdasarkan penelitian skala laboratorium dan skala lapangan Penelitian skala laboratorium (1) Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif. Kegiatan kajian desain dan konstruksi bubu lobster dan pemilihan umpan alternatif dilakukan pada bulan Januari 2008 hingga Desember Informasi data penelitian diperoleh dalam bentuk buku dan artikel jurnal dari perpustakaan, yaitu di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK-IPB Bogor, Fakultas Peternakan IPB Bogor, LSI-IPB Bogor, Balai Pengembangan Perikanan Laut Muara Baru Jakarta, Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, dan Perpustakaan Tokyo University of Marine Science and Technology (TUMSAT) Tokyo, Japan. Selain itu, informasi data penelitian juga diperoleh dengan pengunduhan artikel jurnal melalui internet (e-journal), baik jurnal Fisheries Science, Fisheries Research, Australian Journal of Marine and Fresh Water Research, ICES Journal Marine Science dan sebagainya. Sedangkan rancang bangun bubu lobster modifikasi dilakukan pada bulan Januari Juni Gambar desain bubu lobster modifikasi yang telah tercipta, menjadi acuan untuk dilakukan rancang bangun bubu lipat modifikasi sesuai dengan desain yang dihasilkan. Bingkai (frame) bubu dibuat di Cirebon, kemudian dilakukan pemasangan badan jaring dan konstruksi lainnya di Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. (2) Analisis protein dan lemak umpan dilakukan di Laboratorium Konservasi Satwa Langka dan Harapan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, LPPM IPB.

2 Penelitian skala lapangan (1) Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang sebagai umpan standar yang biasa digunakan nelayan dalam penangkapan lobster. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2011 di perairan Teluk Pelabuhanratu. (2) Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif yang dilakukan pada bulan Agustus dan September 2011 di perairan Teluk Pelabuhanratu. (3) Pengambilan sampel umpan berdasarkan lama perendaman di air laut sebagai sampel analisis protein dan lemak umpan. Kegiatan ini dilakukan pada bulan September 2011, dimana pengambilan sampel dilakukan di Pelabuhanratu. Gambar 11 Lokasi penelitian di Pelabuhanratu Jawa Barat

3 Alat dan Bahan Penelitian Penelitian skala laboratorium (1) Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif Alat dan bahan penelitian dalam kegiatan desain bubu lipat modifikasi terdiri dari perangkat komputer yang terhubung dengan sistem internet yang digunakan untuk mengunduh informasi jurnal terkait dengan referensi konstruksi bubu dan umpan, peralatan tulis-menulis, Kamera digital untuk mereproduksi foto dalam bentuk file. Alat dan bahan penelitian dalam kegiatan pembuatan bubu lipat penelitian terdiri dari jaring PE ms 1,5 inci 210 D/18, benang PE dia. 2 mm dan 5 mm, lembar plastik tebal 1 mm, pisau, gunting, meteran gulung panjang 5 meter, dan coban plastik. (2) Analisis protein dan lemak umpan Alat dan bahan yang digunakan adalah sampel ikan tembang dan cacing tanah yang diperoleh dari pengambilan sampel di lapangan. Analisis protein umpan dibutuhkan masing-masing 0,25 gram sampel, selenium 0,25 gram, 3 ml H 2 SO 4 pekat, 50 ml aquades, 20 ml NaOH 40%, 10 ml H 3 B0 3 2%, 2 tetes indicator Brom Cresol Green-Methyl Red warna merah muda, HCL 0,1 N, destilasi titrasi, labu Erlenmeyer, dan botol labu kjeldahl. Analisis lemak umpan dibutuhkan masing-masing 2 gram sampel, kapas, kertas saring, labu soxhlet, dan pelarut lemak Penelitian skala lapangan Alat dan bahan penelitian skala lapangan yang bersifat umum dan digunakan dalam pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang dan pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif antara lain adalah timbangan, salinometer, Thermometer batang, ember, karamba apung, mistar, alat tulis camera digital, dan laptop seperti terlihat pada Tabel 2.

4 42 Tabel 2 Alat dan bahan penelitian No. Alat dan bahan Spesifikasi Kegunaan 1 Timbangan Kapasitas 2 kg dan 5 kg Pengukuran berat (gram) per ekor hasil tangkapan 2 Salinometer Portable Pengukuran salinitas permukaan perairan 3 Thermometer batang Portable Pengukuran suhu permukaan perairan 4 Ember Kapasitas 5 kg Tempat penampungan umpan dan hasil tangkapan 5 Karamba apung 4 m x 4 m x 2 m Tempat penampungan hasil (pxlxt) 6 Penggaris Panjang 30 cm dan 50 cm tangkapan Pengukuran panjang karapas lobster, panjang ikan, dan lebar karapas rajungan 7 Alat tulis Pencatatan data respon hasil experimental fishing 8 Kamera digital Dokumentasi kegiatan 9 Laptop Toshiba Penyimpanan data penelitian (1) Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 unit perahu milik nelayan lokal, 1 unit alat tangkap bubu lipat penelitian dengan sistem longline, timbangan masing-masing dengan maksimum kapasitas beban 2 kg dan 5 kg, salinometer, thermometer batang, 2 buah ember, 1 unit karamba apung milik nelayan, bandul tali, alat tulis, penggaris, kamera digital dan laptop. Bahan yang digunakan adalah tembang (kondisi segar) yang akan digunakan sebagai umpan untuk kegiatan selama 31 trip operasi penangkapan. Alat dan bahan utama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Alat dan bahan utama penelitian No. Alat dan bahan Spesifikasi Kegunaan 1 Perahu 9 m x 1,2 m x 0,8 m (pxlxt) Experimental fishing 2. Alat tangkap bubu lipat penelitian : (a) 4 buah bubu lipat modifikasi pintu samping (MPS) satu pintu (b) 4 buah bubu lipat modifikasi pintu atas (MPA) satu pintu Ukuran bubu lipat 60 cm x 45 cm x 30 cm (pxlxt). Frame bubu besi galvanis dia. 6 mm. Perolehan data respon hasil experimental fishing (c) 4 buah bubu lipat standar (S) dua pintu Jaring bubu (cover net) PE ms 1,5 inci 210 D/18. 3 Ikan tembang (segar) 1 kg = ekor Umpan pada bubu lipat

5 43 (2) Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 unit perahu milik nelayan lokal, 1 unit alat tangkap bubu lipat penelitian dengan sistem longline, timbangan masing-masing dengan maksimum kapasitas beban 2 kg dan 5 kg, salinometer, thermometer batang, 2 buah ember, 1 unit karamba apung milik nelayan, bandul tali, alat tulis, penggaris, kamera digital dan laptop. Bahan yang digunakan adalah tembang (kondisi segar) yang akan digunakan sebagai umpan standar dan cacing tanah (kondisi hidup) untuk kegiatan selama 20 trip operasi penangkapan. Alat dan bahan utama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Alat dan bahan utama penelitian No. Alat dan bahan Spesifikasi Kegunaan 1 Perahu 9 m x 1,2 m x 0,8 m (pxlxt) Experimental fishing 2. Alat tangkap bubu lipat penelitian : (d) 6 buah bubu lipat modifikasi pintu samping (MPS) satu pintu (e) 6 buah bubu lipat standar (S) dua pintu Ukuran bubu lipat 60 cm x 45 cm x 30 cm (pxlxt). Frame bubu besi galvanis dia. 6 mm. Jaring bubu (cover net) PE ms 1,5 inci 210 D/18. Perolehan data respon hasil experimental fishing 3 Tembang (segar) Berat gram Umpan pada bubu lipat 4 Cacing tanah (hidup) Berat gram Umpan pada bubu lipat (3) Pengambilan sampel umpan berdasarkan lama perendaman di air laut Alat dan bahan yang digunakan adalah 7 kantong sampel ikan tembang yang masing-masing kantong sampel terdiri dari 4-5 ekor atau gram dan 7 kantong sampel cacing tanah yang masing-masing kantong sampel terdiri dari gram. Masing-masing kantong sampel merupakan hasil perendaman di dalam air laut dengan waktu perendaman masing-masing 0, 1, 2, 3, 6, 9, dan 12 jam. Untuk mempertahankan kondisi sampel dalam keadaan beku, maka diperlukan es batu yang dihancurkan dan stirofoam box.

6 Kerangka Penelitian Skematik kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 12, dimana terdapat input, proses dan output yang akan menegaskan langkah dan tahapan penelitian. Input terdiri dari kondisi eksisting permasalahan desain dan konstruksi bubu dan umpan serta kebutuhan yang diperlukan dalam rangka pengembangan. Pada kondisi ini diharapkan ada solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dan pada akhirnya dapat menjadi acuan yang baik dalam upaya pengembangan. Proses merupakan ruang lingkup penelitian yang terdiri dari tahap penelitian awal yang mereprestasikan kondisi eksisting permasalahan dan upaya pembuatan desain dan konstruksi bubu lobster. Terkait dengan aspek teknis bubu, maka kajian awal untuk pemilihan jenis umpan alternatif juga dilakukan untuk menjadi paket penelitian yang utuh bahwa alat tangkap bubu disandingkan dengan penggunaan umpan alternatif pilihan. Hasil tahap penelitian awal akan dilanjutkan dengan tahapan penelitian berikutnya, yaitu studi efektivitas bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan standar dan umpan alternatif dengan melakukan kegiatan experimental fishing skala lapangan. Untuk dapat menjawab aspek efektivitas umpan, maka dilakukan juga dilakukan analisis kandungan kimia alami umpan berdasarkan lama perendaman di laut. Secara keseluruhan akan dilakukan pembahasan terkait dengan pencapaian tujuan penelitian. Output atau keluaran dalam penelitian ini adalah informasi tentang desain dan konstruksi bubu lobster modifikasi dan umpan alternatif yang bermanfaat bagi pengembangan teknologi penangkapan lobster yang efektif, efisien dan ramah lingkungan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat nelayan. 3.4 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat parsial tergantung pada bentuk rancangan penelitian yang akan dilakukan, baik dalam penelitian skala laboratorium maupun skala lapangan.

7 45 INPUT MASALAH BUBU DAN UMPAN - Ukurannya besar, berat, massif dan kaku - Pintu bubu terbuka sehingga peluang pelolosan target tangkapan sangat besar - Umpan yang berasal dari laut tersedia, tapi bersaing dengan kebutuhan konsumsi masyarakat dan harga cukup mahal KEBUTUHAN - Ukurannya kecil dan efisien yang dapat dioperasikan oleh perahu kecil dengan jumlah alat tangkap yang banyak - Diperlukan rekayasa pintu jebakan pada pintu masuk bubu sehingga dapat mereduksi pelolosan target tangkapan dari bubu - Diperlukan umpan alternatif PROSES STUDI DESAIN DAN KONSTRUKSI BUBU LOBSTER & PEMILIHAN UMPAN ALTERNATIF EKSISTING PENANGKAPAN LOBSTER ALAT TANGKAP UMPAN ANALISIS DAN PEMILIHAN RANCANGAN DESAIN UMPAN ALTERNATIF RANCANG BANGUN SKALA LABORATORIUM PENGUJIAN SKALA LAPANGAN KANDUNGAN KIMIAWI UMPAN EFEKTIVITAS BUBU LOBSTER KETAHANAN UMPAN EFEKTIVITAS UMPAN ANALISIS OUTPUT RANCANG BANGUN BUBU LOBSTER TEPAT GUNA & UMPAN ALTERNATIF YANG EFEKTIF Gambar 12 Kerangka penelitian

8 Pengumpulan Data Penelitian skala laboratorium (1) Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desk study terhadap informasi dan perkembangan bubu yang diperoleh dari jurnal penelitian dan buku-buku perikanan tangkap lainnya. Metode deskriptif akan digunakan untuk memberikan gambaran terhadap desain dan konstruksi bubu dan jenis umpan alternatif yang akan dihasilkan dalam penelitian ini. Perkembangan desain bubu yang sudah ada akan menentukan dalam analisis pemilihan desain bubu standar sebelum dimodifikasi sebagai tujuan pengembangan desain bubu lobster. Tahap tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : (a) Melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk memperoleh informasi dalam bentuk buku dan artikel jurnal, yaitu di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK-IPB Bogor, LSI-IPB Bogor, Balai Pengembangan Perikanan Laut Muara Baru Jakarta, Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, dan Perpustakaan Tokyo University of Marine Science and Technology (TUMSAT) Tokyo, Japan. (b) Melakukan pengunduhan artikel jurnal melalui internet (e-journal), baik jurnal Fisheries Science, Fisheries Research, Australian Journal of Marine and Fresh Water Research, ICES Journal Marine Science dan sebagainya. (2) Analisis protein dan lemak umpan Sampel umpan penelitian (cacing tanah dan tembang) untuk analisis protein dan lemak dilakukan dengan perendaman di laut dengan waktu perendaman yang berbeda, yaitu 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Waktu perendaman adalah ± 12 jam yang dimulai dari sore hari menjelang malam hingga keesokan pagi harinya. Masing-masing umpan dimasukkan ke dalam kantong umpan dari bahan kawat kasa aluminium dan posisi sampel umpan terendam pada kedalaman 2-3 meter dan tergantung pada tali

9 48 Tabel 5 Spesifikasi alat tangkap bubu lipat penelitian No. Bagian alat tangkap Spesifikasi 1 Pelampung tanda (floating buoy) (4 buah) Plastik dia. 30 cm 2 Tali pelampung (floating line) (2 buah) PE dia. 10 mm; Panjang 25 m 3 Pemberat (sinker) (2 buah) Batu ± 30 kg 4 Tali pemberat (sinker line) (2 buah) PE dia 10 mm; Panjang 5 m 5 Tali utama (main line) (1 set) PE dia. 10 mm; Panjang 130 m 6 Tali cabang (branch line) (12 buah) PE dia 6 mm; Panjang 5 m 7 Bubu lipat modifikasi pintu samping (4 buah) Frame besi galvanis dia 6 mm Cover net PE ms 1,5 inci d18 60 cm x 45 cm x 30 cm (pxlxt) 8 Bubu lipat modifikasi pintu atas (4 buah) Frame besi galvanis dia 6 mm Cover net PE ms 1,5 inci d18 60 cm x 45 cm x 30 cm (pxlxt) 9 Bubu lipat standar (4 buah) Frame besi galvanis dia 6 mm Cover net PE ms 1,5 inci d18 60 cm x 45 cm x 30 cm (pxlxt) (2) Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif Setiap bubu lipat penelitian, baik bubu lipat modifikasi pintu samping, maupun bubu lipat standar akan menggunakan jenis umpan yang berbeda, yaitu tembang (Sardinella spp) dan cacing tanah (Lumbricus rubellus). Penyusunan bubu lipat penelitian dalam satu rangkaian sistem longline disusun secara acak. Spesifikasi bubu lipat penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 14. Tabel 6 Spesifikasi alat tangkap bubu lipat penelitian No. Bagian alat tangkap Spesifikasi 1 Pelampung tanda (floating buoy) (4 buah) Plastik dia. 30 cm 2 Tali pelampung (floating line) (2 buah) PE dia. 10 mm; Panjang 25 m 3 Pemberat (sinker) (2 buah) Batu ± 30 kg 4 Tali pemberat (sinker line) (2 buah) PE dia 10 mm; Panjang 5 m 5 Tali utama (main line) (1 set) PE dia. 10 mm; Panjang 130 m 6 Tali cabang (branch line) (12 buah) PE dia 6 mm; Panjang 5 m 7 Bubu lipat modifikasi pintu samping (6 buah) Frame besi galvanis dia 6 mm Cover net PE ms 1,5 inci d18 60 cm x 45 cm x 30 cm (pxlxt) 8 Bubu lipat standar (6 buah) Frame besi galvanis dia 6 mm Cover net PE ms 1,5 inci d18 60 cm x 45 cm x 30 cm (pxlxt)

10 47 dan terikat pada bambu bagan tancap. Setiap selesai waktu perendaman, maka sampel umpan dimasukkan ke dalam plastik sampel dan disimpan sementara pada kotak stirifoam yang berisi es curah. Keesokan pagi, seluruh sampel dimasukkan ke dalam freezer untuk dibekukan. Tembang dimasukkan ke dalam kantung umpan Sampel dalam kantung umpan siap untuk direndam Cacing tanah dimasukkan ke dalam kantung umpan Gambar 13 Perendaman umpan untuk sampel uji proksimat (Kadar protein dan lemak kasar) Penelitian skala lapangan (1) Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang Setiap bubu lipat penelitian, baik bubu lipat modifikasi pintu samping, bubu lipat modifikasi pintu atas maupun bubu lipat standar akan menggunakan jenis umpan yang sama, yaitu tembang (Sardinella spp). Penyusunan bubu lipat penelitian dalam satu rangkaian sistem longline disusun secara acak. Spesifikasi bubu lipat penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 14.

11 49 Pelampung tanda Plastik dia 30 cm Kolom perairan Tali pelampung PE dia.10 mm Panjang 25 m Kedalaman < 15 m Pemberat Batu ±30 kg Tali utama Bubu lipat penelitian Tali cabang Dasar perairan Pemberat Gambar 14 Alat tangkap bubu lipat penelitian sistem longline Kegiatan operasi penangkapan (1) Setting alat tangkap Kegiatan operasi penangkapan dilakukan di perairan pesisir pada kedalaman perairan antara 5 12 meter. Substrat dasar perairan terdiri dari pasir, lumpur dan batu karang. Perjalanan ke daerah penangkapan hanya membutuhkan waktu 10 menit. Setting atau pemasangan alat tangkap bubu lipat penelitian ke dasar perairan dilakukan pada sore hari kurang lebih antara pukul WIB. Kegiatan setting membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Persiapan setting dilakukan dengan memasang umpan ikan tembang pada masing-masing bubu. Kondisi umpan tembang adalah segar karena diperoleh dengan membeli langsung dari hasil tangkapan bagan tancap. Seperti yang diungkapkan oleh Fielder (1965), bahwa lobster lebih menyukai jenis umpan dalam keadaan segar (fresh) dan diduga selain kandungan zat yang dimilikinya juga berkaitan dengan aroma (bau) kimiawi yang juga ditimbulkannya Setelah umpan selesai dipasangkan pada setiap bubu lipat penelitian, kapal bergerak perlahan dan unit alat tangkap bubu lipat sistem longline di setting ke perairan yang dimulai dari pelampung tanda pertama, tali pemberat, pemberat dan satu-persatu bubu lipat diturunkan dan bagian terakhir adalah pelampung tanda kedua. Bersamaan dengan dilakukan

12 50 setting alat tangkap bubu lipat juga dilakukan pengukuran terhadap suhu dan salinitas pada tempat dan waktu tersebut. Gambar 15 Perahu penelitian Gambar 16 Pemasangan umpan cacing Gambar 17 Pemasangan umpan tembang Gambar 18 Setting alat tangkap (2) Soaking time alat tangkap Soaking time atau lama perendaman alat tangkap bubu lipat penelitian dilakukan selama ± 12 jam, yaitu mulai sore hari hingga keesokan pagi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa lama perendaman (soaking time) bubu untuk penangkapan lobster adalah 12 jam, yaitu pada malam hari (Miller and Rodger 1996). Lobster termasuk organisme yang bersifat nocturnal, dimana lobster keluar dari persembunyiannya pada malam hari untuk mencari makan. Meskipun lobster hidup pada perairan yang lebih dalam pada siang hari, pada malam hari biasanya akan menuju perairan yang lebih dangkal sampai dengan kedalaman kurang lebih satu meter (Moosa dan Aswandy 1984). Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Phillips and Cobb (1980), bahwa pada malam hari lobster meninggalkan liang untuk mencari makan padaa daerah terdekat dengan habitatnya, seperti

13 51 pada batu karang datar dan hamparan rumput laut dan karena lobster adalah hewan nocturnal. (3) Hauling alat tangkap Hauling atau pengangkatan alat tangkap bubu lipat penelitian ke atas perahu dilakukan pada sore hari kurang lebih antara pukul WIB. Kegiatan hauling didahului dengan pengangkatan pelampung tanda, tali pelampung hingga pemberat, kemudian satu-persatu bubu lipat penelitian diangkat dengan memperhatikan kondisi substrat dasar pada bubu lipat. Hasil tangkapan dikeluarkan dari bubu lipat penelitian dan dilakukan pengukuran, yaitu jumlah (ekor) lobster per bubu, berat (gram) lobster per ekor, panjang karapas lobster, begitu juga dengan hasil tangkapan lainnya. Kemudian dicatat jenis lobster dan hasil tangkapan lainnya. Kegiatan hauling membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Sebelum kembali ke pantai, hasil tangkapan lobster dan ikan dimasukkan ke dalam karamba untuk ditampung dan dibesarkan. Gambar 19 Hauling alat tangkap Gambar 20 Hasil tangkapan lobster Gambar 21 Hasil tangkapan rajungan

14 Analisis Data Penelitian skala laboratorium (1) Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif Informasi yang terkait dengan gambar desain dan konstruksi bubu serta target spesies akan menentukan dalam analisis pemilihan desain bubu standar, bentuk bubu lobster, dimensi bubu lobster dan bahan bubu lobster. Analisis pemilihan desain bubu standar dilakukan melalui tahap kajian perkembangan penangkapan lobster dan perkembangan desain bubu lobster. Demikian juga dengan pemilihan umpan alternatif. Berdasarkan hasil kajian akan dilakukan pembuatan gambar desain bubu lobster yang secara teknis dapat menjadi acuan pengembangan rancang bangun bubu lobster yang diduga efektif. (2) Analisis protein dan lemak umpan (a) Analisis protein kasar dilakukan dengan mengambil sebanyak 0,25 gram sampel, dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 100 ml dan tambahkan selenium 0,25 gram dan 3 ml H 2 SO 4 pekat. Kemudian dilakukan destruksi (pemanasan dalam keadaan mendidih) selama 1 jam, sampai larutan jernih. Setelah dingin ditambahkan 50 ml aquades dan 20 ml NaOH 40%, lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu erlenmeyer yang berisi campuran 10 ml H 3 BO 3 2% dan 2 tetes indicator Brom Cresol Green-Methyl Red warna merah muda. Setelah volume hasil tampungan (destilat) menjadi 10 ml dan berwarna hijau kebiruan, destilasi dihentikan dan destilasi dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai dengan berwarna merah muda. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Dengan metode ini akan diperoleh kadar Nitrogen total yang dihitung dengan rumus: (S-B) x NHCL x 14 N (%) = x 100% W x 1000 N (%) B W = volume titran sampel (ml) = volume titran blanko (ml) = bobot sampel kering (mg)

15 53 Kadar protein diperoleh dengan mengalikan kadar Nitrogen dengan faktor perkalian untuk berbagai bahan pangan berkisar antara 5,18 6,38 (AOAC 1980). (b) Analisis kadar lemak kasar dilakukan dengan mengambil 2 gram sampel disebar di atas kapas yang beralaskan kertas saring dan digulung membentuk thimble, lalu dimasukkan ke dalam labu soxhlet. Kemudian dilakukan ekstrasi selama 6 jam dengan pelarut lemak berupa heksan sebanyak 150 ml. Lemak yang terekstrak dikeringkan dalam oven pada suhu 100 C selama 1 jam. Kadar lemak kasar dihitung dengan rumus Bobot lemak terekstrak Kadar lemak (%) = x 100% Bobot sampel Penelitian skala lapangan (1) Hasil tangkapan Hasil tangkapan lobster akan dikelompokkan dalam selang kelas panjang karapas (mm) dan selang berat (gram) yang dihitung menggunakan rumus distribusi frekuensi menurut Walpole (1995), yaitu: K = 1 + 3,3 log n Lebar kelas (i) = Nilai terbesar Nilai terkecil K Keterangan: K = Jumlah kelas n = Banyaknya data (2) Efektivitas bubu lipat penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen penangkapan (experimental fishing) Pola Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Kelompok. Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang menggunakan 1 faktor, yaitu penggunaan 3 bentuk bubu yang berbeda, yaitu: bubu lipat Modifikasi Pintu Samping (MPS), bubu lipat Modifikasi Pintu Atas (MPA) dan bubu lipat Standar (S) dan menggunakan perlakuan umpan tembang (Standar). Jumlah ulangan penelitian ini adalah 31 trip.

16 54 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif menggunakan 2 faktor, yaitu penggunaan 2 bentuk bubu yang berbeda, yaitu: bubu lipat Modifikasi Pintu Samping (MPS) dan bubu lipat Standar (S) dan menggunakan 2 perlakuan, yaitu umpan cacing tanah dan tembang (Standar). Masing-masing perlakuan menggunakan 3 bubu lipat penelitian, baik bubu lipat MPS maupun Standar (S) dengan jumlah ulangan penelitian sebanyak 20 trip. Pengamatan hasil penelitian mencakup produksi tangkapan dengan satuan cacah individu (ekor) dan berat (gram) lobster sebagai Hasil Tangkapan Utama (HTU) dan Hasil Tangkapan Sampingan (HTS) lainnya sebagai bycatch per trip operasi penangkapan. Sebaran normal data akan diperiksa dengan aplikasi MINITAB. Bila data tidak menyebar normal, maka akan dilakukan transformasi akar kuadrat terhadap data awal dengan rumus (Y + ½) ½ (Mattjik dan Sumertajaya, 2006). Efektivitas bubu lipat penelitian akan diuji berdasarkan perhitungan Analisis Sidik Ragam (Walpole 1995) terhadap faktor bubu lipat dengan uji F untuk mengetahui apakah hasil tangkapan lobster (ekor) berbeda di antara penggunaan bubu lipat MPS, MPA dan bubu lipat S. Begitu juga di antara penggunaan bubu lipat MPS dan bubu lipat S, maupun di antara penggunaan umpan cacing tanah dan tembang (S). Data hasil tangkapan tersebut diolah dengan menggunakan aplikasi Statistical Analysis System (SAS) versi portable for Windows. Nilai efektivitas bubu lipat penelitian akan diperhitungkan berdasarkan prosentase jumlah lobster yang tertangkap pada jenis bubu lipat tertentu terhadap total bubu lipat yang dioperasikan untuk keseluruhan trip penangkapan. Nilai efektivitas umpan diperhitungkan sebagai prosentase jumlah lobster yang tertangkap pada bubu lipat yang menggunakan jenis umpan tertentu terhadap total bubu lipat yang dioperasikan untuk keseluruhan trip penangkapan.

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data di lapangan sejak tanggal 16 Agustus 2011 hingga 31 September 2011 di Desa Kertajaya, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi,

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut, dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol adalah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di rumah kaca Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Pengujian secara

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon (Lampiran 1). Survey dan persiapan penelitian seperti pencarian jaring,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Farm dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi, pada tanggal 28 September sampai tanggal 28 November 2016.

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Bubu Lipat

5 PEMBAHASAN 5.1 Bubu Lipat 5 PEMBAHASAN 5.1 Bubu Lipat Bubu lipat modifikasi pintu samping dan bubu lipat pintu atas dengan penambahan pintu jebakan bentuk kisi-kisi merupakan desain dan konstruksi yang pertama kali dibuat. Cacing

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah. III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007) LAMPIRAN Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007) Cara kerja: a. Timbang kerupuk samiler yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007) Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al., 2007) a. Timbang kerupuk teri mentah yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa 22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa Braja Harjosari, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur dan

Lebih terperinci

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. III. MATERI METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah padi unggul dari varietas Mamberamo (tahan hama dan penyakit), Ciherang (adaptif), Inpari 10 (toleran lahan kering),

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 26. Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional di Kabupaten Semarang yaitu Pasar Projo Ambarawa, Pasar Sumowono, Pasar Babadan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak 21 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak dilaksanakan pada Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang evaluasi komposisi nutrisi kulit ubi kayu dengan perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Mei

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang untuk pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen karena dilakukan percobaan dengan menyimpan kista artemia pada suhu yang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml - BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram) LAMPIRAN 50 51 Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) Kandungan protein kasar di ukur dengan menggunakan analisis Kjeldahl. Larutan yang digunakan adalah asam sulfat pekat, asam

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2011, dan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)= LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis ph H 2 O dengan ph Meter 1. Timbang 10 gram tanah, masukkan ke dalam botol kocok. 2. Tambahkan air destilata 10 ml. 3. Kocok selama 30 menit dengan mesin pengocok.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian penangkapan rajungan dengan menggunakan jaring kejer dilakukan di perairan Gebang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 1. Ilustrasi Peta Lokasi Penelitian 42 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 3. Alat yang Digunakan GPS (Global Positioning System) Refraktometer Timbangan Digital

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 14 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2010. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium Pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2014 bertempat di Labolaturium Teknologi Pascapanen (TPP) dan analisis Kimia dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder jagung hidroponik dengan media perendaman dan penggunaan dosis pupuk yang berbeda dilakukan pada tanggal

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Perlakuan Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan yang masing-masing diberi 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa perendaman dengan dosis relhp berbeda yaitu

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 25 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perairan Mempawah Hilir Kabupaten Pontianak Propinsi Kalimantan Barat, yang merupakan salah satu daerah penghasil

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai 13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai penjual di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang dan Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan Protein Total Fodder Jagung Hidroponik pada Umur Panen Berbeda Secara In Vitro telah dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU.

Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU. Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU Nurmalasari Program Studi Kimia, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis Proksimat 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat sebagai A gram. 2. Menyiapkan cawan porselen

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. 26 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. Sampel daun nenas diperoleh dari PT. Great Giant Pineapple,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian dilakukan mulai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap produktivitas,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu, Laboratorium Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU),

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar LAMPIRAN Lampiran 1. Skema Pembuatan Fermentasi Feses: Dimasukkan stater EM4 (efective microorganism 4) sebanyak 1 liter dengan campuran gula 1 kg kedalam 10 liter air dan difermentasikan selama 5 jam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 Maret 2016 di Kelompok Tani Ternak Wahyu Agung, Desa Sumogawe, Kecamatan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Peta Lokasi Lampiran

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium 8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit S. duplicatum, sampel air laut, kertas whatman no.1, HCL 1N, Phenolpthaelin,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat

Lebih terperinci

A. WAKTU DAN TEMPAT B. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN. 1. Penelitian Tahap I

A. WAKTU DAN TEMPAT B. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN. 1. Penelitian Tahap I III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, bertempat di Laboratorium Rekayasa dan Proses Pengolahan Pangan Departemen Ilmu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi tepung kaki ayam broiler terhadap ketebalan kerabang, kadar protein dalam

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai dari Tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang

Lebih terperinci

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Bulan Lampiran 1. Data Iklim Wilayah Dramaga pada Bulan Februari hingga Mei 2011 Suhu Rata-rata ( o C) Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Penguapan (mm) Kelembaban Udara (%) Februari 25.6

Lebih terperinci

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal BULETIN PSP ISSN: 5-86X Volume XIX No. 3 Edisi Desember Hal 39-5 EFEKTIVITAS BUBU LIPAT MODIFIKASI DAN PENGGUNAAN UMPAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA PENANGKAPAN SPINY LOBSTER(Panulirus spp.)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air. Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air. Nitrogen - Distilasi dari 50 ml ke 25 ml - Tambahkan MnSO4 1 tetes - Tambahkan Clorox 0,5 ml - Tambahkan Phenat 0,6 ml - Diamkan ± 15 menit

Lebih terperinci