PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di berbagai wilayah Indonesia berkembang sangat pesat dalam dua dekade terakhir. Selain membawa dampak positif pembangunan yang dihasilkan ini juga meninggalkan dampak secara negatif. Salah satu dampak negatif yang dihasilkan dapat berupa buangan hasil dari sebuah aktivitas kegiatan yang berupa sampah/limbah yang merupakan hasil dari suatu proses produksi yang sudah tak terpakai lagi. Karena tidak memiliki nilai ekonomi dan daya guna lagi maka limbah bisa sangat membahayakan bila tidak dikelola dengan baik dan dapat mencemari lingkungan sekitar terutama untuk limbah yang mengandung bahan kimia yang yang bersifat tidak mudah larut dan terurai oleh bakteri pengurai secara alami. Sumber limbah tersebut dapat berasal dari sisa kegiatan industri, kegiatan domestik bahkan dari aktivitas sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat berupa rumah sakit. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan yang meliputi pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sebagai penghasil sampah dan limbah baik medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Mengingat besarnya bahaya yang ditimbulkan maka perlu adanya upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat pada umumnya dan seluruh bagian yang terlibat dalam kegiatan operasional rumah sakit. Banyak kendala yang dihadapi rumah sakit berkaitan dengan pengelolaan limbah rumah sakit. Tidak hanya berkaitan dengan biaya operasional pengolahan dan pengelolaan limbah tetapi juga terkait dengan resistensi dan dampak negatif baik 1

2 terhadap lingkungan rumah sakit itu sendiri maupun penduduk diluar lingkungan rumah sakit. Pengolahan limbah yang tidak baik akan berpengaruh negatif terhadap seluruh bagian yang terlibat dalam operasional rumah sakit seperti karyawan, petugas kebersihan, pasien serta pengunjung. Salah satu resikonya mereka dapat terkena penyakit yang lebih dikenal dengan infeksi nosokomial. Diluar lingkungan rumah sakit limbah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap petugas kebersihan, petugas pengelola limbah dan masyarakat sekitar. Selain hal itu efek dari keberadaan limbah khususnya limbah cair akan berpengaruh terhadap ekosistem biota disekitar lokasi rumah sakit seperti sungai yang menjadi tempat buangan hasil olahan limbah. Hal tersebut disebabkan karena limbah rumah sakit banyak mengandung unsur yang berbahaya baik limbah yang berupa padat, cair dan gas. Limbah padat dari kegiatan operasional rumah sakit dapat berupa limbah medis infeksius dan limbah non-medis (domestik). Limbah cair dari kegiatan operasional rumah sakit dapat berupa limbah cair infeksius dan limbah cair domestik yang bersumber dari aktivitas kegiatan rumah sakit. Limbah cair rumah sakit mengandung berbagai bahan kimia seperti bahan organik dan bahan anorganik serta mengandung bakteri E-coli. Bahan kimia dan bakteri serta kuman yang terkandung dalam limbah cair tersebut dapat mengakibatkan dampak negatif bagi organisme perairan, hewan ternak, manusia dan ekosistem yang ada seperti sungai. Limbah cair domestik kegiatan rumah sakit dapat dikategorikan termasuk limbah B3 oleh sebab itu penerapan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada setiap rumah sakit merupakan salah satu bentuk penanganan yang harus dilakukan pihak rumah sakit untuk melakukan pengelolaan karena secara umum hasil dari kegiatan IPAL akan dialirkan diperairan umum yang mana perairan umum ini juga akan dimanfaatkan masyarakat secara umum. Kualitas hasil pengolahan air limbah dari kegiatan rumah sakit melalui kegiatan IPAL dipengaruhi oleh sistem yang ada serta bentuk pengelolaannya serta dengan penggunaan teknologi alat-alat yang dipakai pada instalasi tersebut. Setiap sarana pelayanan kesehatan yang berupa rumah sakit di Indonesia khususnya yang berada di propinsi D.I.Yogyakarta diwajibkan untuk melakukan pengolahan limbah yang dihasilkan sesuai dengan Peraturan Daerah, Propinsi Daerah 2

3 Istimewa Yogyakarta Nomor 07 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah. Namun keadaan dilapangan sangat memprihatikan masih banyak rumah sakit yang belum melakukan dasar acuan tersebut sehingga parameter yang dipantau kadang melebihi baku mutu dari peraturan daerah tersebut. Saat ini jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berupa rumah sakit dengan berbagai tipe/kelas yang berada di wilayah propinsi D.I.Yogyakarta berjumlah 74 rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur sejumlah 6249 buah. Persebaran jumlah rumah sakit di wilayah Yogyakarta beserta jumlah kapasitas masing-masing tempat tidur dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1. Jumlah Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta, 2015 Kabupaten/Kota/ Regency/City Rumah Sakit/ Hospital Pemerintah/ Government Swasta/ Private Jumlah/ Total Kapasitas Tempat Tidur/ Beds Capacity Pemerintah/ Government Swasta/ Private Jumlah/ Total 1. Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY Sumber : BPS DIY 2015 Di wilayah kabupaten Bantul jumlah sarana pelayanan kesehatan sebanyak unit jumlah tersebut tentunya akan berbanding lurus dengan jumlah banyaknya limbah cair yang dihasilkan, jika diasumsikan dalam waktu yang bersamaan semua rumah sakit melakukan pembuangan sisa hasil kegiatan IPAL berupa output limbah cair ke badan air (sungai) maka peranan limbah cair rumah sakit cukup besar sebagai sumber pencemaran air sungai. Pengelolaan limbah cair dari kegiatan operasional rumah sakit secara umum tidak dapat dilepaskan dari kepentingan masyarakat disekitar kawasan rumah sakit tersebut. Masyarakat yang tinggal disekitar rumah sakit telah memiliki keterkaitan serta hubungan sosial budaya dan ekonomi yang sangat kuat dengan keberadaan rumah sakit. Oleh karena itu apabila akan dilakukan pengembangan terhadap 3

4 pembangunan kawasan rumah sakit harus memperhatikan kepentingan masyarakat baik yang bersinggungan langsung maupun kepentingan masyarakat secara umum karena aspek tersebut merupakan bagian terpenting dan tidak terpisahkan dari upaya pengelolaan lingkungan kawasan rumah sakit. Salah satu rumah sakit yang berada di wilayah kabupaten Bantul adalah RS PKU Muhammadiyah Bantul. Rumah sakit ini berdiri sejak tahun 2001 berdasarkan Surat Keputusan Ijin Operasional Dinkes DIY No : 445/4318/2001 merupakan rumah sakit umum swasta tipe C/Pratama dengan kapasitas tempat tidur 139 buah. Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah mendapatkan sertifikat ISO untuk pelayanan kesehatan standar mutu internasional. Kegiatan pokok operasional rumah sakit ini terdiri dari tindakan mengupayakan kesehatan masyarakat yang dimulai dari diagnosa pasien, pengobatan, perawatan hingga rehabilitasi pasca kegiatan pengobatan dan perawatan. Dampak dari rangkaian kegiatan operasional rumah sakit tersebut dapat menjadi media bagi penyebaran penyakit bagi pasien itu sendiri pengunjung bahkan karyawan rumah sakit itu sendiri. RS PKU Muhammadiyah merupakan institusi yang bergerak dalam jasa pelayanan kesehatan dalam kegiatannya menghasilkan limbah, baik itu limbah medis dan non medis yang berupa padat, cair dan gas apabila limbah tersebut tidak dikelola dengan baik tentunya akan berdampak negatif dan merugikan bagi kesehatan hingga dampak buruk bagi kesehatan bagi yang beraktivitas dilingkungan rumah sakit. Untuk keperluan mengolah limbah cair domestik RS PKU Muhammadiyah Bantul, rumah sakit memiliki IPAL berkapasitas 50 m 3 /hari. IPAL RS PKU Muhammadiyah Bantul dibangun untuk mengolah limbah cair hasil dari kegiatan rumah sakit dengan maksud dan tujuan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari limbah cair tersebut sehingga aman jika hasil pengolahan limbah tersebut dialirkan di perairan umum. Sistem yang diterapkan pada instalasi pengolahan air limbah RS PKU Muhammadiyah Bantul meliputi beberapa unit pengolahan yang terdiri bak Grease Trap, bak Equalisasi, bak Anaerob (1), bak Anaerob (2), bak Aerob (1), bak Aerob (2), Wet land, kolam Bio-indikator, AOP, Filter, Kontrol dan Klorinasi. Proses yang diterapkan dalam instalasi pengolahan air limbah di RS PKU Muhammadiyah Bantul yaitu melalui secara fisika dan kimia dengan teknik aerasi, pembubuhan kaporit dan 4

5 pemberian polimer active carbon (PAC). Pemberian aerasi dilakukan 3 kali sehari dalam 1 hari dalam 8 m 3 air limbah masing-masing selama 30 menit, sebagian limbah cair dialirkan ke bak septik. Hasil dari pengolahan IPAL RS PKU Muhammadiyah Bantul dialirkan ke badan air anak sungai Winongo yang mengalir tidak jauh dari lokasi rumah sakit. Badan air anak sungai Winongo tersebut masuk dalam baku mutu golongan B menurut SK Gubernur DIY Nomor 153 Tahun 1992 (Anonim,2001). Badan air dengan baku mutu yang termasuk dalam golongan C diperuntukkan untuk kegiatan perikanan, peternakan dan pertanian. Hasil pengolahan limbah cair melalui instalasi pengolahan air limbah yang berada di lingkungan rumah sakit yang tidak memenuhi syarat baku mutu air limbah yang dibuang di perairan umum tentunya juga akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat yang memanfaatkan air sungai tersebut, selain itu dapat diindikasikan bahwa hasil olahan limbah cair yang dibuang melalui badan air juga akan mempengaruhi kualitas air tanah penduduk sekitar. Hal ini dapat terjadi apabila terjadi kebocoran hasil pengolahan limbah rumah sakit ketika dialirkan ke badan air. Kualitas buangan hasil dari instalasi pengolahan air limbah sebuah rumah sakit yang dialirkan ke badan air dipengaruhi oleh kinerja sistem pengelolaan limbah cair yang ada, standart operational prosedur (SOP) yang diterapkan serta didukung oleh kualitas SDM yang bertugas sebagai operator IPAL sebagai penentu hasil pengolahan air limbah. Pemantauan pengolahan air limbah rumah sakit berdasarkan Peraturan Daerah D.I. Yogyakarta Nomor 07 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah. Namun dalam kenyataan dilapangan terjadi beberapa masalah dilingkungan masyarakat yang bermukim disekitar rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul dimana dibeberapa sumur milik penduduk yang digunakan sebagai sumber airbaku untuk kebutuhan sehari-hari mengalami perubahan ada yang terjadi perubahan warna dan menimbulkan bau, dari ada beberapa hal tersebut menyebabkan munculnya opini yang berkembang didalam masyarakat bahwa dengan terjadinya perubahan warna dan timbulnya bau yang terjadi pada beberapa sumur milik penduduk di pengaruhi oleh keberadaan IPAL RS PKU Muhammadiyah Bantul yang berada dilingkungan pemukiman penduduk sekitar rumah sakit. Hasil olahan IPAL RS PKU Muhammadiyah Bantul dialirkan ke badan air umum dan melalui pemukiman penduduk. Proses ini masih memiliki resiko akan 5

6 mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar, karena tidak ada jaminan bahwa dari proses pengaliran hasil olahan instalasi pengolahan air limbah tersebut ke badan air tidak terjadi kebocoran dalam proses pengaliran hasil olahan instalasi pengolahan air limbah ke badan air. Selain itu ada beberapa warga masyarakat yang ketika malam hari mencium bau tidak sedap seperti bau comberan hal inilah yang menjadi alasan kuat dimasyarakat mengenai adanya dugaan terjadinya pencemaran lingkungan akibat keberadaan instalasi pengolahan air limbah rumah sakit yang berada dilingkungan permukiman khususnya berkaitan dengan kondisi airtanah penduduk sekitar sehingga opini tersebut berkembang dilingkungan masyarakat. Berdasarkan dengan adanya beberapa kejadian yang terjadi dilingkungan masyarakat tersebut warga dan beserta pengurus lingkungan beberapa kali membahas permasalahan yang terjadi melalui fórum pertemuan rukun tangga (RT). Untuk selanjutnya hasil dari pertemuan tersebut oleh pengurus lingkungan setempat sudah pernah beberapakali menyampaikan hal ini ke pihak rumah sakit. Namun sampai saat penelitian ini dilakukan belum ada informasi, klarifikasi dan jawaban dari pihak rumah sakit mengenai permasalahan tersebut belum diterima masyarakat dengan baik karena opini tentang dugaan terjadinya pencemaran lingkungan akibat keberadaan instalasi pengolahan air limbah rumah sakit masih berkembang di masyarakat. Karakteristik penduduk sekitar rumah sakit akan terpengaruh terhadap keberadaan rumah sakit itu sendiri. Terpengaruhnya karakter penduduk terhadap keberadaan sebuah rumah sakit dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keberadaan rumah sakit itu sendiri, hal ini sangat penting untuk diketahui karena persepsi yang ada dilingkungan masyarakat akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap adanya lokasi rumah sakit. Keterpaduan antara kepentingan masyarakat dan kepentingan sarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit menjadi faktor utama keberhasilan dalam upaya pengembangan dan pengelolaan rumah sakit. Dukungan yang baik dari masyarakat disekitar rumah sakit sangat dibutuhkan, karena masyarakat yang ada disekitar rumah sakit yang setiap hari berhubungan langsung dengan keberadaan rumah sakit akan mempengaruhi keberhasilan program pengembangan dan pengelolaan sebuah rumah sakit itu sendiri. 6

7 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan di muka, maka perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai persepsi masyarakat terhadap pengelolaan limbah cair RS PKU Muhammadiyah Bantul. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian berikut ini. 1. Bagaimana pengaruh IPAL rumah sakit terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar rumah sakit yang ditimbulkan? 2. Bagaimana persepsi masyarakat sekitar RS PKU Muhammadiyah terhadap perubahan kondisi lingkungan khusunya airtanah penduduk akibat keberadaan IPAL rumah sakit? 3. Bagaimana strategi dan kebijakan pengelolaan lingkungan dalam kaitannya dengan pengelolaan limbah cair kegiatan rumah sakit? Untuk mengungkap permasalahan sistem pengelolaan limbah cair seperti yang telah dirumuskan di atas, maka penting untuk dilakukan penelitian secara mendetail tentang: Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RS PKU Muhammadiyah Bantul Terkait Dengan Kondisi Lingkungan Masyarakat. Lokasi penelitian mencakup di lingkungan RS PKU Muhammadiyah Bantul dan penduduk sekitar lingkungan rumah sakit Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, belum ada atau menemukan penelitian yang membahas mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RS PKU Muhammdiyah Bantul Terkait Dengan Kondisi Lingkungan Masyarakat. Namun banyak penelitianpenelitian yang hampir serupa terdahulu yang sudah dilakukan dan dapat dijadikan referensi sekaligus sebagai perbandingan untuk menunjukkan keaslian penelitian ini. Tabel 1.2 menunjukkan beberapa penelitian atau tulisan yang terkait dengan penelitian ini. 7

8 Tabel 1.2. Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu No Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Utama Metode Hasil 1. Djunaedi, 2007 Kajian Efektivitas Pengolahan Limbah Cair RS (Studi Kasus RS Di Wilayah DKI Jakarta) - Mengevaluasi efektivitas IPAL rumah sakit - Menganalisis hubungan kinerja pengolah dengan kualitas air limbah - Menganalisa efektivitas biaya. - Metode survei dengan pemilihan sampel dengan metode stratified random sampling. - Efektivitas IPAL disemua kelas rumah sakit harus ditingkatkan. - Secara umum IPAL rumah sakit efektive mampu mereduksi E.Coli dan fluorida serta meningkatkan oksigen terlarut. - Pengelolaan limbah 2. Wahyudiono, 2011 Kajian Pengelolaan Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus Pengelolaan Limbah RS TNI dr.hardjolukito, Yogyakarta) - Mengkaji Sistem pengelolaan limbah yang dilakukan rumah sakit TNI AU dr.hardjolukito yang dibatasi pada limbah padat dan cair. - Deskriptif kuantitatif dalam bentuk studi kasus. yang diterapkan belum berjalan dengan baik sesuai persyaratan yang disyaratkan oleh departemen terkait, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. - Debit limbah cair bervariasi yang terbesar pada pukul 08.00WIB Darsono, Mengevaluasi paling kecil pukul Evaluasi Pengaruh seberapa jauh 02.00WIB 3. Limbah cair RS dr.sardjito Terhadap pengaruh limbah cair RS Sardjito Purposive sampling - Dari 16 parameter fisika/kimia limbah cair Kualitas Air Sungai Code terhadap kualitas yang diperiksa, 8 pada musim kemarau. air Code diantaranya telah memenuhi Permenkes RI Nomor.173 Tahun Mengetahui proses Nasir, 2004 pengolahan IPAL Analisis Evaluasi Pengolahan RS PKU deskriptif - Efisiensi penurunan 4. Limbah Cair RS PKU Muhammadiyah Analisis menurut parameter limbah Muhammadiyah Bantul Bantul Metcalf and 90,34-100% di Kabupaten Bantul - Mengkaji tingkat Eddy. efisiensi IPAL 8

9 Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Utama Metode Hasil - Mengetahui Tampang, 1999 persepsi - Perbedaan lama tinggal Persepsi Masyarakat masyarakat masyarakat di sekitar 5. Terhadap Pencemaran Udara dan Kebisingan terhadap pencemaran udara Observasi dan wawancara. menyebabkan perbedaan persepsi Sumber Energi Diesel dan kebisingan masyarakat terhadap sumber energi pencemaran udara. diesel. Robbi dkk, 2015 Persepsi Masyarakat - Mengetahui faktor - persepsi masyarakat Kelurahan tanjung Pagar yang Analisis Kelurahan Tanjung 6. Terhadap IPAL V mempengaruhi deskripstif Pagar adalah baik Tanjung Pagar persepsi kuantitatif. terhadap keberadaan Kecamatan Banjarmasin masyarakat. IPAL V Tanjung Pagar Selatan - manajemen yang buruk pengelolaan limbah cair di rumah sakit disebabkan karena kurangnya sumber daya keuangan, kesadaran, 7. Jalil, A.A dkk, 2014 Assessment of Wastewater Management in Khartoum State Hospitals - mengembangkan manajemen yang efektif sistem di rumah sakit pemerintah Khartoum ekperimental, survai dan wawancara pelatihan dan sistem administrasi. Hasil penelitian merekomendasikan pengembangan yang tepat sistem pengolahan limbah cair di RS Khartoum harus dirancang sesuai standar internasional, atau sesuai dengan Standar Negara Sudan organisasi. (S. S. O). 8. Rad dkk, 2013 Pengelolaan Limbah cair rumah sakit memeriksa kelayakan NF-MBR digunakan untuk pengelolaan air limbah rumah sakit. Ekperinmental dan analisis deskripsi Metode pengelolaan yang digunakan efektif dan efisien dalam memenuhi debit air dan kualitas penggunaan air 9

10 Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Utama Metode Hasil menggunakan metode kembali yang Nanofiltrasi dan digunakan rumah sakit. Membran Bioreactor. Menunjukkan bahwa limbah NF-MBR dapat langsung dibuang ke perairan umum dan itu cocok untuk digunakan kembali. - Kegiatan untuk berkampanye dan mempromosikan masyarakat tentang 9 Hartley, T.W Persepsi dan Partisipasi masyarakat dalam penggunaan air. - Membangun kepercayaan publik tentang pengelolaan sumber daya air. Survai penggunaan air yang lebih konstruktif. - Selain itu dialog pada pada masyarakat mengenai penggunaan kembali air dan berkontribusi untuk membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat. Mengidentifikasi profile pengelolaan 10. Leksono, 2016 Persepsi Masyarakat Terhadap Bentuk Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RS PKU Muhammdiyah Bantul Terkait Dengan Kondisi Lingkungan Masyarakat IPAL RS PKU Muhammdiyah Bantul serta Pengaruhnya terhadap kualitas air tanah penduduk. - Mengkaji persepsi terhadap pengelolaan IPAL RS PKU analisis deskriptif kualitatif dan wawancara - Presepsi masyarakat terhadap pengelolaan IPAL RS PKU Muhammadiyah Bantul cukup baik Muhammadiyah Bantul. Sumber: Telaah Pustaka dan Perumusan,

11 Jika dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan terdapat pada tujuan penelitian serta metode yang digunakan. Penelitian yang dilakukan Nasir pada tahun 2004 memiliki persamaan pada lokasi dengan penelitian yang akan dilakukan nanti namun fokus pada penelitian ini terletak pada pengelolaan IPAL rumah sakit dan pengaruhnya terhadap kualitas air tanah penduduk serta persepsi masyarakat sekitar. Perbedaan lain penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada keterbaruan data dan informasi serta mengkaji dari sisi aspek fisik, kimia air limbah dan sosial masyarakat Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan batasan obyek maupun lingkup kajian penelitian yang didukung oleh konsep teori yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi jenis kerusakan lingkungan akibat keberadaan IPAL RS PKU Muhammadiyah Bantul terhadap kualitas airtanah penduduk sekitar. 2. Mengidentifikasi tingkat kerusakan lingkungan akibat keberadaan IPAL RS PKU Muhammadiyah Bantul terhadap kualitas airtanah penduduk sekitar serta persepsi masyarakat yang ditimbulkan. 3. Merumuskan strategi pengelolaan lingkungan khususnya dalam pengelolaan limbah cair domestik rumah sakit Manfaat Penelitian 1. Sebagai pembelajaran bagi peneliti dalam melakukan identifikasi pencemaran lingkungan khususnya yang berkaitan dengan limbah cair rumah sakit, airtanah dan memberikan masukan serta saran dalam strategi pengelolaannya yang sesuai dengan kondisi dan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan. 2. Menambah acuan dan referensi dalam penelitian yang akan datang dengan topik yang sejenis. 3. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan menambah serta melengkapi data yang ada berkaitan dengan pencemaran limbah cair domestik rumah sakit 11

12 serta data dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas kegiatan rumah sakit sebagai penghasil limbah cair domestik. 4. Bagi pemerintah dan masyarakat setempat diharapkan dari hasil penelitian ini dapat mengambil sikap/ tindakan dalam upaya kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan agar tetap terjaga potensi serta fungsi airtanah yang ada dimasyarakat 12

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan industrialisasi tersebut maka

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan penduduk yang semakin meningkat, pencemaran lingkungan menjadi salah satu permasalahan yang banyak ditemui pada daerah dengan kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan kegiatan terencana dalam upaya merubah suatu keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu membawa dampak positif dan

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan transportasi, baik industri minyak dan gas bumi, pertanian, industri kimia, industri logam dasar, industri jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sepertiga populasi dunia tinggal di negara yang mengalami kesulitan air dan sanitasi yang bervariasi dari mulai sedang hingga sangat tinggi. Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat 1 2 Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maka mengakibatkan semakin meningkatnya potensi pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Secara alamiah, hubungan timbal balik tersebut terdapat antara manusia sebagai individu dan manusia sebagai

Lebih terperinci

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014. BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Batam merupakan salah satu kota di Propinsi Kepulauan Riau yang perkembangannya cukup pesat yang secara geografis memiliki letak yang sangat strategis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung terus berkembang dengan melakukan pembangunan di segala bidang yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan, sehingga menuntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun, selain memberikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang

Lebih terperinci

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pada saat ini, sistem pengelolahan limbah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua sistem, yaitu : sistem pengolahan air limbah setempat dan sistem pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumber utama bagi kehidupan mahluk hidup baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, maka

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Kuantitas Air Limbah Untuk kuantitas dapat dilakukan dengan menghitung debit limbah cair dan beban pencemaran. Untuk analisa kualitas dengan cara menghitung efesiensi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang

Lebih terperinci

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA Afry Rakhmadany dan Mohammad Razif Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN Oleh: Mulia Susanti dan Ika Nurasih Akademi Analis Kesehatan Pekalongan, Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instansi yang paling banyak menghasilkan limbah salah satunya adalah rumah sakit. Limbah yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah padat maupun limbah cair, mulai dari

Lebih terperinci

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST PENGERTIAN IKL Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu unit kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan. Aliran permukaan sendiri memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas air yang dimilikinya selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari keterkaitannya terhadap lingkungan. Lingkungan memberikan berbagai sumberdaya kepada manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air limbah yang berasal dari daerah permukiman perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan bidang kesehatan dengan bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun promotif (Kusumanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin besarnya limbah yang di hasilkan dari waktu ke waktu. Konsekuensinya adalah beban badan air selama

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan suatu barang sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari beranekaragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan ayam merupakan salah satu sektor yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging dan telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2009 PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2009 PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN Di sususn oleh 1. Intan Rosita Maharani (P27834113004) 2. Burhan Handono (P27834113013) 3. Amalia Roswita (P27834113022) 4. Fitriyati Mukhlishoh (P27834113031) 5. Moch.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal kehidupan manusia, sampah/limbah belum menjadi suatu masalah tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dan jenis polutan semakin meningkat seiring meningkatnya produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dan jenis polutan semakin meningkat seiring meningkatnya produksi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah dan jenis polutan semakin meningkat seiring meningkatnya produksi dan penggunaan bahan-bahan kimia dalam industri dan rumah tangga. Sebagaimana berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Bab V Pasal 16 ayat 1 menyatakan bahwa Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang semakin beragam di berbagai sektor sekarang ini sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak negatif dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan 25 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Situ Sawangan-Bojongsari, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran sungai di Yogyakarta yang terjadi beberapa tahun belakangan ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan. Pembuangan limbah

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS 12.1. Pendahuluan Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi, kwalitas lingkungan hidup juga menurun

Lebih terperinci

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014 ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014 Abd. Gafur 1 * Abstract Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit bahwa rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Wahyu Widayat Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: wdytwahyu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Kota Medan secara administratif berada di wilayah Kota Medan Kecamatan Medan Deli tepatnya Kelurahan Mabar Hilir. PD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan permukiman, perdagangan, perkantoran, perindustrian dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan permukiman, perdagangan, perkantoran, perindustrian dan lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah merupakan permasalahan yang selalu muncul di dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud air limbah adalah air sisa buangan baik dari kegiatan permukiman,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 2/2017 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya hubungan interaktif antara manusia, perilaku serta

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya hubungan interaktif antara manusia, perilaku serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit berbasis lingkungan masih mendominasi masalah kesehatan di negara berkembang. Penyakit berbasis lingkungan dapat terjadi karena adanya hubungan interaktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan yang sehat dan sejahtera hanya dapat dicapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan sehat salah satunya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Pencemaran Air Oleh Limbah Domestik 4 1.2. Karakteristik Air Limbah Domestik 8 1.3. Potensi Limbah Cair di DKI

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas manusia dan lingkungan yang sudah tidak diinginkan lagi keberadaannya. Sampah sudah semestinya dikumpulkan dalam suatu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan adalah sebagai salah satu usaha untuk mencapai kesadaran kemampuan akan hidup sehat bagi masyarakat dan mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air lindi atau lebih dikenal dengan air limbah sampah merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial. Air lindi akan merembes melalui tanah

Lebih terperinci

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik Bab iv Rencana renovasi ipal gedung bppt jakarta Agar pengelolaan limbah gedung BPPT sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup, menuntut berbagai pengembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak ada

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air atau sungai dapat menjadi sumber malapetaka apabila tidak di jaga, baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat sebagaimana yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia dan memiliki hubungan timbal balik. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran sungai di Yogyakarta yang terjadi beberapa tahun belakangan ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan. Adanya masukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit mempunyai fungsi dan tugas memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat di sekitarnya, melainkan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional, pusat terapi dan diagnosis yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masalah pencemaran lingkungan di kota besar, khususnya Jakarta telah menunjukkan gejala yang cukup serius, khususnya masalah pencemaran air.

Lebih terperinci

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya PENDAHULUAN Sampah atau limbah, selalu saja menjadi permasalahan. Masalah selalu timbul sebagai akibat dari tidak mampunya masyarakat melakukan tata kelola terhadap sampah atau limbah yang dihasilkan baik

Lebih terperinci

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA MODUL #2 PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 PENGELOLAAN LINGKUNGAN 1. Pengelolaan air limbah 2. Pengelolaan

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT (Studi Kasus Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II, Yogyakarta) 1 Mahendra Adyatama 2, Jazaul Ikhsan, ST, MT, Ph.D. 3, Burhan Barid,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL 34 3.1. Uraian Proses Pengolahan Air limbah dari masing-masing unit produksi mula-mula dialirkan ke dalam bak kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring

Lebih terperinci