BAB 5 BAB 5. Inflasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 BAB 5. Inflasi"

Transkripsi

1 BAB Inflasi BAB Inflasi indeks harga konsumen (IHK) 7 terkendali dan kembali berada dalam rentang sasaran sebesar,±%. Pencapaian inflasi dalam rentang sasaran selama tahun berturut-turut tidak terlepas dari dampak positif konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan didukung koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 7

2 Inflasi indeks harga konsumen (IHK) 7 tetap terkendali dalam rentang sasaran sebesar,±%. Inflasi IHK 7 yang tercatat rendah yakni sebesar,% menandai pencapaian sasaran inflasi dalam tiga tahun berturut-turut (Grafik.). Inflasi yang rendah terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan positif inflasi 7 terlihat dari dinamika inflasi bulanan yang tercatat lebih rendah dari ratarata inflasi bulanan tiga tahun terakhir terutama pada semester II (Grafik.). Berdasarkan komponen, inflasi yang berada dalam rentang sasaran disumbang oleh inflasi inti yang terkendali dan inflasi volatile food yang rendah. Sementara itu, inflasi administered prices tercatat meningkat yang didorong oleh kebijakan subsidi tepat sasaran pada listrik, namun dampak lanjutan terhadap kenaikan harga komoditas lain relatif terbatas. Grafik.. Pola Pola Historis Inflasi Inflasi IHK IHK Bulanan Persen, mtm,,,,,,, -, 7 9 Realisasi Inflasi 7 Historis tahun terakhir Tekanan inflasi yang terkendali didorong oleh perkembangan positif faktor domestik dan eksternal (Gambar.). Di sisi domestik, ekspektasi inflasi yang terjangkar, tekanan permintaan yang terkelola dengan baik, serta pasokan pangan yang terjaga, mendukung rendahnya tekanan inflasi. Di sisi eksternal, nilai tukar yang cukup stabil disertai oleh harga komoditas global yang masih rendah, khususnya komoditas impor pangan, mendorong minimalnya tekanan inflasi. Berbagai kondisi tersebut menyebabkan rendahnya inflasi inti dan inflasi volatile food pada tahun 7. Selain itu, dampak lanjutan (second-round effect) kebijakan administered prices terkait subsidi listrik tepat sasaran terhadap kenaikan harga komoditas lain dapat diminimalkan sehingga tekanan inflasi tetap terkendali. Pencapaian inflasi 7 didukung pula oleh konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia serta koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi mendorong tren penurunan ekspektasi inflasi sehingga terjangkar dalam sasaran,±%. Koordinasi kebijakan Bank Indonesia bersama Pemerintah khususnya terkait dari sisi penawaran. Kebijakan pemerintah terutama diarahkan untuk menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan stabilisasi harga pangan guna mendukung terkendalinya inflasi. Koordinasi kebijakan pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dengan Pemerintah yang semakin kuat diwujudkan melalui forum Tim Pengendali Inflasi (TPI) baik di pusat maupun daerah. Grafik.. Realisasi Realisasi Inflasi Inflasi IHK IHK dan dan Sasaran Sasaran Inflasi Inflasi,,,,9,9,,,,79,7, Inflasi Inti Tekanan inflasi IHK 7 yang terkendali tidak terlepas dari dukungan inflasi inti yang berada dalam tren menurun. Inflasi inti pada akhir tahun 7 tercatat,9%, lebih rendah dibandingkan dengan level tahun sebelumnya yang mencapai,7%. Dengan capaian tersebut, inflasi inti dalam dua tahun terakhir telah memasuki rezim inflasi inti yang lebih rendah dibandingkan dengan perilaku historis (lihat Boks.. Rezim Rendah Inflasi Inti). Perkembangan inflasi inti yang positif didukung oleh konsistensi kebijakan moneter dalam mengarahkan inflasi sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Rentang Sasaran Inflasi Realisasi Inflasi Sumber: BPS dan Kementerian Keuangan, diolah Tekanan inflasi inti yang terkendali terlihat dari perkembangan inflasi pada komponen inti barang dan 7 BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

3 Gambar.. Determinan Inflasi Inflasi 7 7 Kondisi Pasokan yang Mendukung Tekanan Domestik Minimal Permintaan agregat terkelola dengan baik Ekspektasi inflasi menurun Tekanan Eksternal Minimal Nilai tukar stabil Inflasi nonmigas global melambat terutama didorong oleh rendahnya harga komoditas pangan global Inflasi Inti,9% (yoy) Inflasi pangan global melambat Pasokan meningkat (dalam dan luar negeri) Inflasi Volatile Food,7% (yoy) IHK,% (yoy) Inflasi IHK 7 Dalam Sasaran Inflasi Inflasi Administered Prices,7% (yoy) Reformasi Subsidi Energi Berlanjut Kebijakan subsidi tepat sasaran daya 9 VA Kebijakan Bank Indonesia. Menempuh kebijakan moneter yang konsisten dengan sasaran inflasi. Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya. Memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter dan memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah. Memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valas. Menempuh langkah-langkah lanjutan untuk pendalaman pasar uang. Memperkuat pengendalian inflasi dan mendorong sektor rill dari sisi penawaran Koordinasi Pengendalian Inflasi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) / Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kebijakan Pemerintah (Tingkat Pusat Dan Daerah). Keterjangkauan harga. Ketersediaan pasokan. Kelancaran distribusi. Komunikasi yang efektif jasa selama 7. Inflasi inti jasa dan inflasi inti barang masing-masing tercatat,7% dan,% (Grafik.). Inflasi inti barang yang rendah terutama disumbang oleh rendahnya tekanan inflasi pada komponen durable goods. Komponen durable goods hanya mencatat inflasi sebesar,7%, sementara komponen nondurable goods mencatat inflasi sebesar,% (Grafik.). Inflasi inti durable goods yang tercatat rendah disebabkan oleh terkelolanya tekanan permintaan, nilai tukar rupiah yang stabil, dan tekanan harga komoditas global yang moderat. Terkendalinya inflasi inti tercermin pula dari pergerakan inflasi inti bulanan selama 7 yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pola historis dalam tiga tahun terakhir (Grafik.). Secara bulanan, inflasi inti hanya meningkat tinggi pada awal tahun dipengaruhi oleh beberapa faktor temporer dan selanjutnya kembali lebih rendah dari pola historis, dimulai sejak Maret 7. Kenaikan inflasi inti pada awal 7 didorong oleh meningkatnya tekanan inflasi inti di sektor jasa, khususnya jasa telekomunikasi dan jasa sektor perumahan (Grafik.). Kenaikan inflasi jasa sektor perumahan terkait dengan kenaikan tarif sewa rumah dan kontrak rumah, sementara kenaikan inflasi jasa telekomunikasi disebabkan oleh kenaikan tarif pulsa ponsel. Kenaikan inflasi jasa sektor perumahan turut dipengaruhi oleh dampak lanjutan (second-round effect) kenaikan tarif listrik 9 VA pada sebagian kelompok pelanggan. Grafik.. Inflasi Inflasi Inti Inti Barang Barang Dan dan Inflasi Inflasi Inti Jasa Inti Jasa Grafik.. Inflasi Inflasi inti Inti Durable Durable Good Goods dan dan Non Durable Nondurable Good Goods Inflasi Inti Inflasi Inti Jasa Inflasi Inti Barang Inflasi Inti Barang Inflasi Inti Nondurable Goods Inflasi Inti Durable Goods Komoditas durable goods adalah komoditas dalam keranjang IHK yang sifatnya tahan lama, sementara komoditas nondurable goods adalah komoditas dalam keranjang IHK yang sifatnya tidak tahan lama. LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 BAB 7

4 ,,,,,, Grafik.. Pola Pola Historis Inflasi Inflasi Inti Bulanan Inti Bulanan Persen, mtm Realisasi Inflasi Historis Inti 7 tahun terakhir Historis tahun terakhir Tabel.. Penyumbang Inflasi Kelompok Inti Persen No Komoditas 7 Inflasi Tarif Pulsa Ponsel,, Emas Perhiasan,7, Nasi dengan Lauk,9,9 Sewa Rumah,9, Upah Pembantu Rumah Tangga,, Mie,, 7 Akademi/Perguruan Tinggi,, Sekolah Menengah Atas,, Secara keseluruhan, sumbangan inflasi sewa dan kontrak rumah pada triwulan pertama 7 tercatat,%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sumbangan inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni,%. Meningkatnya tekanan inflasi pada sektor jasa perumahan dan tarif pulsa ponsel pada awal tahun menyebabkan komoditas-komoditas tersebut termasuk dalam penyumbang inflasi terbesar dalam kelompok inti (Tabel.). Inflasi inti yang rendah didukung oleh sisi permintaan yang masih dapat direspons oleh sisi penawaran. Hal ini tercermin dari perkembangan uang beredar, kredit, dan penjualan ritel selama 7 yang masih tumbuh moderat. Deflasi 9 Gula Pasir, -,7 Semen -, -, Uang beredar dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh,% dan,%. Sementara, angka penjualan ritel tetap tumbuh,% selama 7. Selain beberapa indikator tersebut di atas, indikator permintaan lain yang mengonfirmasi tekanan permintaan yang masih moderat adalah indikator demand sensitive to inflation dan core flexible price. Indikator demand sensitive to inflation dan core flexible price tumbuh stabil dalam dua tahun terakhir (Grafik.7). Tekanan permintaan yang moderat tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat yang belum kuat. Grafik.. Inflasi Inflasi Inti Inti Jasa Jasa Grafik...7. Indikator Indikator Tekanan Tekanan Permintaan Permintaan 7 9 7, 9,,,, , Inflasi Inti Jasa kecuali Pulsa dan Jasa Perumahan Penjualan Ritel Core Flexible Price (skala kanan) Inflasi Sektor Jasa Perumahan Inflasi Tarif Pulsa Ponsel (skala kanan) Demand Sensitive to Inflation (skala kanan) Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah Berdasarkan pola historis, penyesuaian tarif sewa rumah dan kontrak rumah terutama dilakukan pada awal tahun. Demand sensitive to inflation adalah komoditas inti nonfood dalam keranjang IHK sementara core flexible price adalah komoditas inti yang sering mengalami perubahan harga signifikan. 7 BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

5 Faktor lain yang berperan penting dalam pengendalian inflasi inti 7 adalah terjangkarnya ekspektasi inflasi dalam kisaran sasaran inflasi. Pada semester I 7, ekspektasi inflasi mengalami kenaikan seiring dengan penerapan kebijakan subsidi tepat sasaran untuk komoditas listrik. Namun demikian, seiring dengan terbatasnya dampak lanjutan kebijakan administered prices dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi, ekspektasi inflasi kembali turun pada semester II 7. Turunnya ekspektasi inflasi tercermin dari hasil survei Consensus Forecast (CF) dan survei Bank Indonesia terhadap pelaku di sektor keuangan yang menunjukkan adanya penurunan perkiraan terhadap inflasi 7 (Grafik.). Hasil survei CF pada triwulan III 7 memperkirakan inflasi 7 mencapai,%, lebih rendah dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada awal, yaitu,%. Hasil survei Bank Indonesia, yaitu Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME), juga menunjukkan adanya penurunan ekspektasi inflasi 7 dari,% pada triwulan I menjadi,% pada triwulan III 7. Penurunan ekspektasi inflasi juga terjadi pada pelaku usaha sektor riil. Hasil survei Bank Indonesia terhadap pelaku usaha dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan III 7 memprakirakan inflasi 7 sebesar,%, turun dibandingkan dengan hasil survei pada triwulan I 7 yang sebesar,%. Indikator lain yang mengonfirmasi terjangkarnya ekspektasi inflasi adalah estimasi terkait IHK sticky price dan core sticky price 7 Grafik...9. Consensus Forecast, IHK IHK Sticky Sticky Price Price, dan Inti Sticky Price dan Inti Sticky Price 7 9 Sumber: Consensus Forecast dan BPS, diolah 7 9 Consensus Forecast Inti Sticky Price IHK Sticky Price (Grafik.9). Kendati sempat meningkat pada awal tahun, kedua indikator tersebut bergerak dalam rentang sasaran inflasi dengan kecenderungan yang menurun. Inflasi inti yang rendah juga sejalan dengan inflasi harga aset yang masih terbatas. Hal ini tergambar pada kenaikan harga aset yakni properti, emas, dan aset keuangan yang melambat selama 7 (Grafik.). Terbatasnya kenaikan harga aset di sektor properti antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas sektor bangunan dan upah sektor konstruksi yang minimal serta kenaikan permintaan properti yang masih belum kuat Grafik.9... Ekspektasi Inflasi Inflasi 7 7 Grafik.... Harga Aset Aset dan dan IHK IHK 7 - I II III IV I II III IV* I II III IV I II III IV I II III IV 7 Consensus Forecast SPIME SKDU *) Inflasi Tw IV 7 dalam SPIME merupakan realisasi inflasi Harga Emas Harga Properti Residensial Aset Keuangan Sumber: Consensus Forecast dan Bank Indonesia Sumber: Antam, Bloomberg, dan Bank Indonesia IHK sticky price dan core sticky price adalah komoditas dalam keranjang IHK dan komoditas inti yang masing-masing secara historis mengalami perubahan harga yang minimal seiring dengan adanya penyesuaian harga secara berkala dan tidak dalam frekuensi yang tinggi. Penyesuaian harga yang terjadi pada komoditas ini diperkirakan sudah mengakomodasi ekspektasi inflasi ke depan sampai dengan periode penyesuaian harga kembali terjadi. LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 BAB 77

6 9 7 Grafik.... Kenaikan Harga Properti, Harga Properti,Komoditas Harga Komoditas sektor bangunan, Sektor dan Bangunan, Jasa sektor Perumahan dan Tarif Jasa Sektor Perumahan I II III IV I II III IV I II III IV 7 Harga Properti Residensial Tarif Sewa dan Kontrak Rumah Inflasi Upah dan Bahan Konstruksi Grafik.... Indikator Tekanan Eksternal Non Nonmigas Migas IHIM Nonmigas Inflasi Inti Traded (skala kanan) 7 9 Apresiasi(-)/Depresiasi(+) Rupiah IHPB (skala kanan) Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Grafik.). Terbatasnya kenaikan harga aset properti berdampak pada melambatnya kenaikan tarif sewa rumah dan kontrak rumah selama 7. Sementara itu, kenaikan harga aset khususnya pada sektor keuangan masih lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga aset di sektor riil. Relatif tingginya kenaikan harga aset keuangan tersebut terindikasi dipicu oleh motif investasi. Secara umum, perkembangan tersebut menyebabkan minimalnya wealth effect terhadap kenaikan harga barang di sektor riil. Inflasi inti yang terkendali juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang stabil serta kenaikan harga komoditas global yang moderat. Rata-rata nilai tukar rupiah selama 7 tidak berbeda jauh dengan kondisi tahun, hanya mengalami depresiasi tipis sebesar,%. Sementara itu, merujuk data IMF dan World Bank terlihat komposit harga Grafik.9... Indikator Harga Harga Komoditas Komoditas Global Global komoditas global meningkat sebesar,% pada 7. Namun, peningkatan harga komoditas global tersebut lebih disebabkan oleh kenaikan harga minyak di tengah penurunan harga komoditas pangan (Grafik.). Sejalan dengan harga pangan global yang rendah, indeks harga impor (IHIM) nonmigas yang berpengaruh signifikan ke inflasi domestik masih menunjukkan penurunan (Grafik.). Tekanan biaya yang minimal dari faktor nilai tukar dan harga global nonmigas di tengah tekanan permintaan yang terkelola dengan baik mendorong pelaku usaha tidak mentransmisikan kenaikan harga secara langsung ke harga barang di tingkat konsumen. Hal ini tercermin dari inflasi inti barang traded yang lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan indeks harga pedagang besar (IHPB) komoditas impor nonmigas... Inflasi Volatile Food Inflasi volatile food (VF) yang rendah mendukung terkendalinya inflasi IHK 7. Inflasi VF tercatat sebesar,7% pada tahun 7 dan merupakan level inflasi VF tahunan terendah dalam tahun terakhir (Grafik.). Rendahnya inflasi VF tahun ini tercermin dari dinamika inflasi bulanan VF yang lebih rendah dari pola historis, terutama pada periode Januari sampai dengan September (Grafik.). Memasuki triwulan IV 7, tekanan inflasi VF cenderung mengalami kenaikan sejalan dengan peningkatan harga 9 komoditas utama Harga Pangan Global Harga Minyak Harga Komoditas Global Sumber: World Bank dan IMF, diolah 7 BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

7 Grafik.... Perkembangan Inflasi Inflasi VF Volatile Food Grafik.. Indikator Iklim Derajat celsius,, El Nino La Nina La Nina,,,, -, -, DJF JFM FMA MAM AMJ MJJ JJA JAS ASO SON OND NDJ DJF JFM FMA MAM AMJ MJJ JJA JAS ASO SON OND NDJ 7 Sumber: BPS Sumber: National Weather Centre, USA Keterangan: Sumbu mendatar menunjukkan periode bulanan, misalnya DJF = Desember, Januari, dan Februari VF. Meningkatnya tekanan inflasi VF selama periode tersebut lebih dipengaruhi oleh penurunan musiman pasokan beberapa komoditas seperti beras dan beberapa produk hortikultura, terutama cabai merah, di tengah tingginya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru. Namun demikian, kenaikan inflasi masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan dalam tiga tahun terakhir. Inflasi VF yang rendah pada 7 didorong oleh terjaganya pasokan dari dalam negeri seiring dengan kondisi cuaca yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Cuaca yang kondusif tersebut terindikasi dari tidak adanya El Nino dan minimalnya La Nina (Grafik.). Cuaca yang menguntungkan tersebut berdampak positif pada terjaganya produksi komoditas pertanian dan pasokan bahan pangan. Beberapa komoditas utama VF yang sangat dipengaruhi oleh cuaca seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit menjadi penyumbang deflasi pada 7 (Tabel.). Meskipun secara umum cukup terjaga sepanjang tahun, pasokan beberapa bahan makanan sedikit menurun menjelang akhir tahun seiring kondisi cuaca yang kurang menguntungkan. Perkembangan tersebut berdampak pada kenaikan harga beras dan cabai Grafik.... Dinamika Inflasi Inflasi VF Volatile 7 Food 7 Persen, mtm Tabel.. Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile Food Persen Realisasi Inflasi VF 7 Historis tahun terakhir 9 Komoditas Utama VF No Komoditas 7 Deflasi Cabai Merah,7 -, Bawang Merah, -, Bawang Putih,9 -, Cabai Rawit,7 -, Daging Sapi, -, Inflasi Beras -,, Komoditas utama VF berjumlah 9 barang, meliputi barang kebutuhan pokok dan barang penting serta bawang putih. Adapun komoditas barang kebutuhan pokok dan barang penting tersebut meliputi beras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, daging sapi, minyak goreng, dan telur ayam ras. Kebutuhan pokok dan barang penting ditetapkan berdasarkan Perpres No.7 Tahun. 7 Telur Ayam Ras -,,9 Daging Ayam Ras,, 9 Minyak Goreng,, VF diluar 9 Komoditas Utama,, LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 BAB 79

8 . Grafik...7. Pasokan Harga Komoditas dan Pasokan Dari Komoditas Dalam Negeri Pangan Dalam Negeri Ton Rupiah per kilogram. Grafik.9. Perubahan Harga Global (Jagung, Grafik.. Perubahan Harga Jagung, minyak internasional vs Minyak) inflasi daging dan Harga ayam Domestik dan telur ayam (Daging Ayam dan Telur Ayam) Persen, mtm Persen, mtm Pasokan Beras Harga Beras (skala kanan) Pasokan Bawang Merah Harga Bawang (skala kanan) Harga Cabai (skala kanan) Sumber: PIHPS, Food Station Jakarta, dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, diolah. Pasokan Cabai Harga Jagung Internasional Harga Minyak Internasional Harga Telur Ayam (skala kanan) Harga Daging Ayam (skala kanan) Sumber: World Bank dan BPS, diolah merah pada bulan November dan Desember 7 (Grafik.7). Dinamika cuaca pada akhir tahun juga berdampak kurang menguntungkan pada pasokan dan harga ikan segar. Harga pangan global yang cenderung turun selama 7 turut memengaruhi rendahnya inflasi VF. Penurunan harga pangan global didorong oleh melimpahnya produksi di beberapa negara produsen seperti Amerika, Tiongkok, dan Australia. Namun, penurunan harga komoditas pangan global yang lebih dalam tertahan seiring dengan kenaikan harga minyak yang terjadi sejak awal semester II 7. Kenaikan harga minyak tersebut berdampak pada kenaikan harga komoditas pangan internasional yang terkait dengan biofuel seperti jagung. Secara tahunan, harga pangan global pada 7 turun sebesar,%. Turunnya harga komoditas pangan global tersebut berdampak pada penurunan harga beberapa komoditas pangan dalam negeri yang sejenis dan komoditas pangan yang merupakan produk turunan dari komoditas global tersebut (Grafik.). Sementara itu, kenaikan harga jagung internasional pada triwulan IV 7 berdampak pada kenaikan harga pakan ternak di domestik. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras pada akhir tahun di tengah tingginya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru (Grafik.9). Inflasi VF yang rendah juga didorong oleh kebijakan stabilisasi harga pangan oleh Pemerintah yang lebih intensif. Kebijakan stabilisasi harga oleh Pemerintah Grafik.9... Harga Pangan Global Global dan dan Inflasi Inflasi VF Volatile Food Grafik.... Pasokan Komoditas dari dari Luar Luar Negeri Negeri Ribu ton Ribu ton Daging Sapi Bawang Putih Harga Pangan Global Inflasi VF Daging Sapi Bawang Putih (skala kanan) Sumber: World Bank dan BPS, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

9 Tabel.. Kebijakan Pengendalian Inflasi Volatile Food oleh Pemerintah No Kebijakan 7 Operasi Pasar dan Pasar Murah oleh Bulog, Kemendag, dan TPID. Gerakan Stabilisasi Pangan dan Jaringan Rumah Pangan Kita oleh Bulog. 7 9 Menambah pasokan barang kebutuhan pokok dengan impor khususnya bawang putih, daging sapi, daging kerbau, dan gula. Tersedianya stok barang kebutuhan pokok di Bulog selain beras (bawang merah, bawang putih, daging sapi, daging kerbau, jagung, minyak goreng, gula pasir, dan kedelai). Implementasi Nota Kesepahaman Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) dengan distributor gula, minyak goreng, dan daging sapi dalam rangka kebijakan harga eceran tertinggi (HET) gula, minyak goreng, dan daging sapi. Implementasi Nota Kesepahaman Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) dan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dengan Bulog, distributor pangan dalam rangka kebijakan HET gula, minyak goreng, daging beku, bawang merah, dan bawang putih. Memastikan swasta memiliki stok, juta liter minyak goreng yang siap digunakan untuk stabilisasi harga apabila diperlukan. Menginstruksikan importir bawang putih dan Bulog untuk Operasi Pasar ke pedagang pasar rakyat pada harga Rp.-Rp7./kg saat HBKN (harga di pasar sebesar Rp.-Rp./kg) dan pada harga sebesar Rp7./kg setelah HBKN. Bulog melakukan impor bawang putih sebanyak 9 ton. Implementasi pemilikan Tanda Daftar Pelaku Usaha Distribusi (TDPUD) Bahan Pokok dan kewajiban melaporkan stok bagi distributor/sub-distributor dan agen barang kebutuhan pokok Sumber: Kemendag, Bulog, dan Kementan, diolah. tidak hanya dilakukan pada saat hari besar keagamaan nasional (HBKN), tetapi juga dilakukan pada saat terjadi kenaikan signifikan harga bahan pokok penting di luar HBKN (Tabel.). Kebijakan stabilisasi harga yang dilakukan Pemerintah tahun ini lebih bervariasi karena tidak hanya melalui operasi pasar dan pasar murah, namun juga melalui kerja sama dengan produsen dan importir untuk menjaga ketersediaan pasokan. Kerja sama dengan produsen dan importir terkait pengadaan pangan dengan harga murah kepada konsumen ditujukan terutama pada saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun 7. Kebijakan tersebut terutama dilakukan pada komoditas minyak goreng dan bawang putih. Selain itu, sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas harga pangan dalam negeri, Pemerintah melanjutkan kebijakan impor daging sapi beku dan sapi bakalan untuk meningkatkan pasokan daging sapi di dalam negeri (Grafik.). Pemerintah juga melanjutkan kebijakan impor daging kerbau untuk memberikan alternatif pilihan sumber protein selain daging sapi kepada masyarakat dan untuk menjaga stabilitas harga daging sapi... Inflasi Administered Prices Berbeda dengan dua kelompok sebelumnya, inflasi administered prices (AP) meningkat seiring berlanjutnya reformasi subsidi. Inflasi AP tahun 7 mencapai,7%, lebih tinggi dibandingkan dengan level tahun sebelumnya yang mencapai,%. Kenaikan inflasi AP terutama didorong oleh kebijakan penyesuaian tarif listrik sebagian pelanggan 9 VA yang dilakukan secara bertahap sebanyak kali, yakni pada bulan Januari, Maret, dan Mei 7, dengan rata rata kenaikan sebesar % (Grafik.). 7 Kenaikan tarif listrik tahun 7 merupakan bagian dari kebijakan subsidi tepat sasaran dan upaya pengalihan subsidi ke sektor yang lebih produktif. Kendati tarif listrik mengalami peningkatan, dampak lanjutan terhadap harga komoditas lain minimal. Dampak lanjutan terlihat pada kenaikan tarif sewa rumah dan kontrak rumah dengan besaran yang terbatas. Secara umum, second-round effect kenaikan harga komoditas AP Kementerian Perdagangan (Kemendag) memfasilitasi Nota Kesepahaman antara Aprindo dengan produsen terkait penyediaan komoditas dengan harga terjangkau bagi konsumen. Bersamaan dengan Nota Kesepahaman tersebut, Kemendag juga menetapkan HET untuk komoditas minyak goreng di pasar ritel yaitu sebesar Rp./liter. Terkait dengan komoditas bawang putih, Kemendag mendorong importir untuk memasok bawang putih di pasar dengan harga Rp.-Rp7. per kg. 7 Jumlah pelanggan 9 VA yang mengalami kenaikan tarif listrik berjumlah, juta, sementara, juta pelanggan tetap mendapat subsidi dari Pemerintah. Tarif listrik bagi pelanggan 9 VA nonsubsidi adalah sebesar Rp./Kwh dan tarif listrik bagi pelanggan 9 VA bersubsidi adalah Rp/Kwh. Meskipun tarif listrik mengalami kenaikan pada bulan Januari, Maret, dan Mei, namun inflasi AP terutama dari tarif listrik juga meningkat cukup tinggi pada satu bulan setelahnya. Hal ini disebabkan dampak kenaikan tarif listrik terhadap inflasi pada bulan yang sama dengan implementasi kebijakan hanya dialami oleh pelanggan listrik 9 VA prabayar. Sementara itu, pelanggan 9 VA pascabayar baru mengalami kenaikan tagihan pada bulan berikutnya setelah kenaikan tarif diberlakukan. LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 BAB

10 Grafik.... Tarif Tarif Listrik Listrik Rumah Rumah Tangga Tangga Rupiah/Kwh Grafik.... Inflasi Bahan Bensin, Bakar Angkutan Transportasi Udara, dan dan Tarif ListrikTarif Listrik Persen, mtm Persen, mtm VA 9 VA Subsidi 9 VA NonSubsidi > 9 VA Bensin Angkutan Udara Listrik (skala kanan) Sumber: PLN dan Kementerian ESDM strategis cenderung menurun seiring dengan ekspektasi inflasi yang semakin terjangkar pada sasaran. Rendahnya dampak lanjutan AP juga disebabkan antara lain kenaikan tarif listrik dilakukan hanya pada sebagian kecil kelompok rumah tangga (RT). Kenaikan tarif listrik pada sebagian kecil RT tersebut memiliki keterkaitan lanjutan (forward linkage) yang minimal terhadap kegiatan produksi barang/jasa sehingga tidak banyak mendorong kenaikan biaya input. Kenaikan tarif angkutan pada periode tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor musiman yaitu Ramadhan, Idul Fitri, dan libur sekolah. Memasuki semester II 7, inflasi AP cukup terkendali seiring dengan kebijakan pemerintah yang tidak melakukan penyesuaian tarif bagi pelanggan listrik. VA ke atas dan normalisasi tarif angkutan pascalebaran. Namun menjelang akhir semester II 7, tekanan inflasi AP meningkat terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara (Grafik.). Kenaikan inflasi AP terlihat di beberapa bulan sepanjang 7 seiring dengan kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah. Inflasi AP mengalami kenaikan tinggi pada semester I 7 didorong kenaikan tarif listrik, kenaikan biaya perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan kenaikan tarif angkutan (Grafik.). Selain komoditas STNK, listrik, dan angkutan, terdapat beberapa komoditas AP lain yang mengalami kenaikan harga pada tahun 7. Komoditas tersebut adalah bensin, aneka rokok, dan bahan bakar rumah tangga (Tabel.). Kenaikan harga bensin disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar khusus, seperti pertalite dan,,,,,, -, -, -, Grafik.... Inflasi Dinamika AP 7 Inflasi Bulanan Administered Prices 7 Persen, mtm 7 9 Realisasi Inflasi AP 7 Historis tahun terakhir Tarif angkutan yang dimaksud adalah tarif angkutan udara, antarkota, dan kereta api Tabel.. Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Prices No Komoditas 7 Tarif Listrik,,7 Biaya Perpanjangan STNK,, Bensin -,,7 Rokok Kretek Filter,, Angkutan Udara,,9 Rokok Kretek,, 7 Bahan Bakar Rumah Tangga -,, Angkutan Antarkota -,, 9 Rokok Putih,, Tarif Kereta Api,, Persen BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

11 pertamax, seiring dengan peningkatan harga minyak dunia pada semester II 7 dan tekanan nilai tukar terutama pada triwulan IV 7. Sementara itu, kenaikan harga rokok didorong oleh kenaikan cukai sebesar,% pada 7. Adapun kenaikan bahan bakar rumah tangga lebih dikarenakan permasalahan kelangkaan gas elpiji kg dan kenaikan harga gas elpiji kg. Kenaikan harga gas elpiji kg terkait dengan kenaikan harga bahan baku gas elpiji dan pergerakan rupiah yang melemah pada triwulan IV 7... Inflasi Regional Inflasi nasional yang terkendali pada 7 tercermin dari perkembangan inflasi di daerah. Inflasi di seluruh wilayah pada 7 secara umum terkendali dan berada pada kisaran sasaran inflasi nasional,±% (Gambar.). Tingkat inflasi provinsi juga semakin konvergen dalam sasaran inflasi dengan kecenderungan lebih rendah dari inflasi nasional (Grafik.). Bahkan beberapa provinsi di kawasan timur Indonesia mencatat inflasi yang lebih rendah dari sasaran inflasi. Wilayah yang mengalami tekanan inflasi terendah adalah wilayah Maluku dan Papua (Grafik.). Sejalan dengan gambaran kondisi nasional, salah satu faktor yang memengaruhi terkendalinya inflasi daerah yakni rendahnya inflasi bahan pangan. Rendahnya tekanan inflasi pangan terutama terlihat pada daerah sentra produksi pangan seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi (Grafik.). Inflasi pangan 7 di wilayah tersebut tercatat lebih Grafik.... Sebaran Inflasi Inflasi Provinsi 7,7,9,, 7 Sasaran Inflasi Inflasi IHK Nasional Keterangan: Inflasi tahunan tertinggi dan terendah,,,7,,,7 Sebaran Inflasi Provinsi di Atas Inflasi Nasional Sebaran Inflasi Provinsi di Bawah Inflasi Nasional rendah dibandingkan dengan inflasi pangan. Sementara itu, Maluku dan Papua masih mencatat inflasi pangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya. Rendahnya inflasi bahan pangan di berbagai daerah disebabkan oleh turunnya harga komoditas aneka bumbu (Grafik.7). Harga aneka bumbu seperti bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih mengalami penurunan signifikan pada tahun 7 (Grafik.). Turunnya harga bawang merah mendorong rendahnya inflasi pangan di wilayah Jawa, terutama Provinsi Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi bawang merah. Turunnya harga bawang merah juga menjadi penyebab rendahnya inflasi pangan di Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Gambar..Peta Peta Perkembangan Inflasi Inflasi Daerah Daerah (Persen, 7yoy) ACEH, SUMBAR, SUMUT, RIAU, BENGKULU, JAMBI, KEP.RIAU, SUMSEL, LAMPUNG, BANTEN, KEP.BABEL, DKI JAKARTA,7 JABAR, JATENG,7 DIY, KALBAR, JATIM, KALTENG, BALI, KALTARA, KALSEL,7 KALTIM, SULBAR, SULSEL, NTB,7 SULTENG, GORONTALO, NTT, SULUT, SULTRA, MALUT, MALUKU,7 PAPBAR, PAPUA, Inflasi,%, Inflasi <,%,% Inflasi <,% Inflasi <,% LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 BAB

12 Grafik.. Inflasi Perbandingan Regional Inflasi Antarwilayah Grafik...7. Disagregasi Inflasi Inflasi Bahan Bahan Pangan Pangan Menurut Wilayah,,,9,7,7,,,,7,9,, Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sulawesi Mapua Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sulawesi Mapua Rata-Rata - 7 Padi-padian, Umbi, dan Hasilnya Daging dan Hasilnya Ikan Aneka Bumbu Bahan Makanan Lainnya Papua. Sementara itu, rendahnya inflasi pangan di wilayah Sumatera disebabkan oleh turunnya harga cabai merah. Turunnya harga cabai merah di wilayah tersebut berdampak pada deflasi bahan pangan di daerah sentra produksi cabai merah seperti Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Di tengah penurunan harga komoditas aneka bumbu, peningkatan harga komoditas ikan dan padi mendorong inflasi pangan di sejumlah daerah. Kondisi cuaca yang tidak begitu baik disertai dengan tingginya gelombang laut pada dua bulan terakhir 7 berdampak pada rendahnya produksi ikan tangkap. Hal tersebut mendorong harga ikan naik secara signifikan selama periode tersebut dan menjadi penyumbang inflasi kelompok bahan makanan. Sementara itu, kenaikan harga kelompok tanaman padi-padian, terutama harga beras, pada periode tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan seiring dengan musim panen yang telah selesai. Tingginya kenaikan harga komoditas ikan dan beras menjadi faktor yang mendorong inflasi bahan pangan 7 di wilayah Maluku dan Papua lebih tinggi dibandingkan dengan tahun. Searah dengan rendahnya tekanan inflasi bahan pangan, disparitas harga 9 komoditas utama VF antarwilayah secara umum juga turun. Penurunan disparitas harga tersebut tercermin dari turunnya koefisien keragaman harga 9 komoditas dari,7 pada menjadi 9, (Grafik.9). 9 Meskipun demikian, harga 9 komoditas 9 7 Grafik.7... Inflasi Bahan Pangan Menurut Wilayah,,,, Grafik.9... Disagregasi SubKelompok Subkelompok Aneka Bumbu Bumbu - bumbuan Menurut Wilayah - - -,,,,7,9,97,9, Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sulawesi Mapua 7 Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sulawesi Mapua Cabai Merah Bawang Merah Bawang Putih Cabai Rawit Lainnya 9 Koefisien keragaman adalah ukuran yang menunjukkan deviasi inflasi 9 komoditas utama VF antarwilayah terhadap inflasi 9 komoditas utama VF nasional. BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

13 Grafik...9. Koefisien Keragaman Antar Antarwilayah Wilayah 7 9 Koefisien Keragaman Inflasi 9 Komoditas VF Utama (skala kanan) di beberapa provinsi masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga di provinsi lain. Harga 9 komoditas di Provinsi Papua lebih mahal 9,% dibandingkan provinsi-provinsi lain. Sementara, harga 9 komoditas bahan makanan di Provinsi Sulawesi Selatan lebih murah,% dibandingkan harga di provinsi-provinsi lain (Gambar.). Inflasi pangan yang rendah di berbagai daerah dan disparitas harga pangan yang menurun turut dipengaruhi berbagai program ketahanan pangan yang digagas oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Program meliputi pengembangan klaster ketahanan pangan, urban farming, penguatan kelembagaan petani melalui program korporasi pertanian (corporate farming), dan optimalisasi peran badan usaha milik daerah (BUMD) - - di bidang pertanian. Pengembangan klaster ketahanan pangan di Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, dan Lampung sebagian besar dilakukan untuk meningkatkan produksi komoditas kelompok aneka bumbu. Sementara di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Papua (Mapua), pengembangan klaster ketahanan pangan difokuskan pada peningkatan produksi komoditas pangan dan hortikultura, seperti penerapan metode Hazton untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di Kalimantan Barat. Terkait dengan program urban farming, TPID di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua melakukan kegiatan Gerakan Tanam Cabai sebagai upaya untuk mengendalikan gejolak harga dan pemenuhan konsumsi cabai merah yang tinggi. Sementara di sentra produksi cabai merah di Jawa, TPID telah menjajaki pengaturan pola tanam yang lebih baik guna mendukung keberlanjutan produksi antarwaktu. Selain program ketahanan pangan, rendahnya inflasi pangan dan turunnya disparitas harga pangan juga dipengaruhi oleh perbaikan sistem distribusi yang lebih efisien. Perbaikan sistem distribusi pangan dilakukan melalui integrasi program tol laut dengan pusat logistik Rumah Kita. Program tersebut merupakan program bersama antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, BUMN, dan Pemerintah Daerah. Pada 7 telah beroperasi trayek tol laut dan 9 titik lokasi pusat logistik Rumah Kita untuk menjangkau distribusi bahan pangan dan barang penting lainnya ke wilayah terpencil di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Mapua, dan Balinusra. Proses distribusi juga didukung oleh transportasi antarmoda melalui darat dan udara untuk mencapai daerah terpencil dan terluar. Selain itu, kerja sama antar Gambar.. Disparitas Harga 9 9 Bahan Makanan Pokok Pokok Penting Penting Antar Antarprovinsi Provinsi di Indonesia di Indonesia ACEH (--7,%) SUMUT (-9,%) RIAU (-,9%) SUMBAR (-,7%) BENGKULU (-,%) JAMBI (-7,%) SUMSEL (,7%) KEP.RIAU (,9%) LAMPUNG (-7,%) BANTEN (,7%) KEP.BABEL (,%) DKI (9,9%) JATENG (-,7%) JABAR (,%) DIY (-,9%) KALBAR (,7%) KALTENG (,7%) KALSEL (,%) JATIM (-,7%) KALTARA (,%) KALTIM (,7%) SULBAR (-,%) SULSEL (-,%) BALI NTB (-,%) (-,7%) SULTENG (-,%) GORONTALO (,%) NTT (9,%) SULTRA (,9%) SULUT (7,7%) MALUKU (,%) MALUT (,%) PAPBAR (,7%) PAPUA (9,%) Disparitas Harga % % Disparitas Harga < % Disparitas Harga Negatif LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 BAB

14 Grafik.... Sumbangan Inflasi Inflasi Tarif Tarif Listrik Listrik dan dan Porsi Porsi Pelanggan Listrik Pelanggan 9 VA Non Listrik Subsidi 9 VA Nonsubsidi Persen Grafik.... Inflasi Angkutan Udara Udara,,7,, 9,,7,9,,,, - - -, Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sulawesi Mapua Sumbangan Inflasi Listrik Porsi Pelanggan Listrik 9 VA Nonsubsidi (skala kanan) Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sulawesi Mapua 7 Pemerintah Daerah di beberapa wilayah untuk saling mendukung ketersediaan pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit pangan yang semakin intensif juga berkontribusi terhadap rendahnya inflasi pangan. Perkembangan menarik terlihat dari sisi AP, yaitu dampak kebijakan subsidi listrik tepat sasaran terlihat tidak sama untuk setiap daerah. Perbedaan dampak inflasi disebabkan perbedaan jumlah pelanggan listrik 9 VA yang terkena kebijakan subsidi listrik tepat sasaran tersebut. Dampak inflasi listrik yang tinggi terjadi pada daerah dengan jumlah pelanggan listrik 9 VA nonsubsidi yang besar seperti di wilayah Jawa. Sumbangan inflasi tarif listrik di wilayah Jawa mencapai,% terhadap inflasi listrik nasional yakni sebesar,% selama 7, seiring dengan tingginya bobot konsumsi listrik di wilayah Jawa dibandingkan dengan wilayah lainnya (Grafik.). Hal ini berbeda dengan kondisi wilayah Maluku dan Papua. Sumbangan inflasi listrik di wilayah Maluku dan Papua sangat minimal dipengaruhi kecilnya jumlah pelanggan pengguna listrik 9 VA dan masih rendahnya rasio elektrifikasi di sebagian besar wilayah Maluku dan Papua. Selain inflasi tarif listrik, inflasi angkutan udara juga menjadi salah satu penyumbang tingginya inflasi AP di daerah. Kenaikan tarif angkutan udara dipengaruhi oleh faktor musiman yaitu HBKN, libur sekolah, dan tahun baru. Inflasi angkutan udara tertinggi terjadi di Jawa seiring dengan tingginya permintaan selama periode tersebut. Sementara itu, tekanan inflasi angkutan udara di wilayah Bali dan Nusa Tenggara pada 7 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada. Hal ini disebabkan turunnya jumlah penerbangan ke Bali sebagai dampak bencana letusan Gunung Agung yang terjadi pada bulan November 7 (Grafik.). BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

15 Boks.. Rezim Rendah Inflasi Inti Grafik. Boks Ekspektasi.. Ekspektasi Inflasi Inflasi 7 Inflasi inti di Indonesia memasuki rezim baru sejak. Inflasi inti dalam dua tahun terakhir berada di batas bawah sasaran inflasi,±%. Studi Susan dan Merlin (7) mengidentifikasi perubahan rezim inflasi inti tersebut. Studi indikasi perubahan rezim inflasi dilakukan dengan metode Markov switching. Metode ini dipilih karena dapat mendeteksi perubahan struktural pergerakan data time series univariate tanpa memerlukan variabel penjelas lain. Berdasarkan analisis Markov switching tersebut, inflasi inti Indonesia telah beralih ke rezim baru yaitu rezim inflasi inti yang rendah (Grafik ). Pada rezim baru ini, rata-rata inflasi inti adalah,% (yoy), lebih rendah dari rezimrezim sebelumnya selama periode observasi pascakrisis 997/99. I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 7 Ekspektasi Inflasi Bulan Ekspektasi Inflasi Bulan Ekspektasi Inflasi 9 Bulan Ekspektasi Inflasi Bulan Sumber: Consensus Forecast, diolah Rendahnya inflasi inti disebabkan terutama oleh ekspektasi inflasi yang terjangkar baik. Konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi, termasuk inflasi yang rendah dan stabil, mampu menjangkar ekspektasi inflasi sehingga berada dalam sasaran inflasi,±% selama periode -7, setelah dalam periode sebelumnya cenderung berada di atas kisaran sasaran (Grafik ). Selain itu, terjangkarnya ekspektasi inflasi didukung oleh komunikasi kebijakan Grafik. Hasil Analisis Rezim Inflasi Dengan Markov Switching Rata-rata Inflasi Inti Rata-rata Inflasi per Rezim (persen, yoy),,9,, Susan, N. and Merlin (7). Rezim Baru Inflasi Inti. Working Paper Bank Indonesia, forthcoming. Data yang digunakan adalah data inflasi inti sejak tahun sampai dengan November 7. Hasil analisis menggunakan spesifikasi MS_ARMA (,,,) switching variance with shared GARCH menunjukkan bahwa terdapat empat rezim inflasi. Adequacy test dalam penentuan rezim ini telah terpenuhi (normality test, ARCH test, dan Portmanteau test) pada tingkat signifikan α=%. LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7 BAB 7

16 Grafik. Boks Volatilitas.. Volatilitas Nilai Tukar Nilai dan Tukar Inflasi dan Inti Inflasi In Grafik. Boks Pangsa.. Pangsa Impor Barang Impor Barang Manufaktur Manufaktur Dalam Impor dan Konsumsi Domestik Persen Persen Persen 9 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 7 Sebelum GFC Periode GFC Setelah GFC Sebelum GFC Periode GFC Setelah GFC Pangsa Impor Manufaktur Terhadap Impor Total Pangsa Impor Manufaktur Terhadap Konsumsi Domestik (Skala Kanan) Volatilitas Rupiah Inflasi Inti (skala kanan) Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: World Input Output, diolah moneter Bank Indonesia sehingga dapat memberi keyakinan kepada masyarakat dan pelaku usaha tentang perkiraan tingkat inflasi di masa depan. Faktor kedua yang mendorong rendahnya inflasi inti adalah turunnya dampak kurs terhadap inflasi (exchange rate pass through/erpt). Pada periode -7, rupiah bergerak stabil sebagaimana terlihat pada rendahnya volatilitas rupiah yang kemudian memberi andil pada penurunan ERPT (Grafik ). Selain stabilnya rupiah, meningkatnya porsi impor barang manufaktur dalam keranjang konsumsi rumah tangga turut memengaruhi penurunan ERPT. Porsi impor barang manufaktur terhadap impor total mengalami kenaikan terutama setelah krisis keuangan global (global financial crisis/ GFC) /9 (Grafik ). Impor barang manufaktur diketahui cenderung kurang elastis terhadap pergerakan rupiah. Elastisitas impor barang manufaktur terhadap nilai tukar adalah,, lebih rendah dibandingkan dengan elastisitas impor bahan mentah terhadap nilai tukar, yaitu,9. Faktor lain yang mendorong penurunan ERPT adalah perilaku produsen yang tidak banyak membebankan kenaikan biaya produksi ke konsumen. Hasil analisis terhadap inflasi inti pada periode - menunjukkan bahwa kenaikan biaya impor, seperti tercermin pada indeks harga perdagangan besar (IHPB), tidak diteruskan ke konsumen sehingga inflasi inti tetap terjaga pada tingkat yang rendah (Grafik ). Faktor ketiga yang mendorong rendahnya inflasi inti adalah turunnya dampak lanjutan kebijakan AP terhadap inflasi inti. Turunnya dampak tersebut antara lain disebabkan kenaikan harga bahan bakar dan biaya listrik yang lebih tersegmentasi (tidak berlaku untuk keseluruhan pelanggan). Dampak kebijakan AP terhadap inflasi inti pada periode setelah krisis adalah sebesar,, lebih rendah dibandingkan dengan pengaruh pada periode sebelum dan selama krisis keuangan global yang sebesar,. Grafik. Boks Indeks.. Harga IHPB, Inflasi Perdagangan Inti, dan Besar, Kenaikan Inflasi Bia Inti, dan Tekanan Biaya I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV IHPB Inflasi Inti Tekanan Biaya (skala kanan) Komoditas barang manufaktur adalah komoditas yang berkode SITC,, 7, dan. Sementara itu, komoditas yang digolongkan sebagai bahan mentah adalah komoditas yang berkode SITC,,,,. Periode pengamatan adalah sampai dengan 7. Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah Tekanan biaya adalah jumlah dari apresiasi/depresiasi rupiah dan perubahan indeks harga impor Indonesia (IHIM). BAB LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 7

17

18

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 INFLASI IHK Inflasi Mei 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,39% (mtm) di bulan Mei (Tabel 1). Inflasi IHK bulan ini meningkat dibanding

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017 RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID Harga Pangan Dorong Inflasi Oktober 2017 Tetap Rendah INFLASI IHK Inflasi IHK sampai dengan Oktober 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Inflasi Bulan November 2016 Didorong Harga Pangan

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi pada awal tahun 2016 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Januari 2016, inflasi IHK tercatat sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi April 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,09% (mtm) di bulan April (Tabel 1). Inflasi IHK

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Panen Dorong Deflasi Maret 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi 0,02% (mtm) di bulan Maret (Tabel 1). Deflasi bulan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juni 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,69% (mtm) di bulan Juni (Tabel 1). Inflasi IHK pada periode puasa dan lebaran

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1 Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan September 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 Koreksi Harga Pangan dan Faktor Musiman Dorong Deflasi Agustus INFLASI IHK Inflasi Agustus 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI MARET 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) ANALISIS INFLASI MARET 2016 Komoditas Pangan Dorong Inflasi IHK Maret INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan Oktober 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juli 2017 Terkendali Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan Pola Inflasi Ramadhan 1 Tracking bulan Juni 2014 2 Risiko Inflasi s.d Akhir 2014 3 Respon Kebijakan 4 Pola Inflasi Ramadhan Bila mengamati pola historis inflasi selama periode Ramadhan-Idul Fitri, umumnya

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Okt-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Okt-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Okt-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Okt-15 Jan-16 Apr-16 Jul-16 Okt-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia INFLASI IHK SULUT (mtm)

Lebih terperinci

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017 DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS April 2017 2 Data Sosial Ekonomi Strategis April 2017 Ringkasan Indikator Strategis Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Perdagangan Internasional Kemiskinan & Rasio Gini Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia INFLASI DI AWAL TAHUN 2017 DIPICU OLEH KENAIKAN TARIF YANG DIATUR PEMERINTAH INFLASI IHK SULUT (% mtm) mtm 1,10 % 1,6 % ytd 1,10 % avg (2012-2016) 5,20 % Inflasi Komoditas

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Pada Desember 2011, inflasi 1 tahunan Aceh tercapai di angka 3,43% (yoy), jauh lebih rendah dibanding inflasi Desember 2010 yang sebesar 5,86% (yoy). Penurunan tekanan inflasi

Lebih terperinci

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI HIGH LEVEL MEETING PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI Denpasar, 18 Mei 2017 PERKEMBANGAN INFLASI NASIONAL 2 PERKEMBANGAN INFLASI NASIONAL 3 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 Inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Selama triwulan III-2011, inflasi 1 tahunan Aceh kembali melonjak. Menurut Berita Resmi Statistik (BRS) inflasi yang dirilis oleh BPS Aceh, inflasi tahunan Aceh berturut-turut

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 20/04/35/Th. XV, 3 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 1. Pada bulan Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Deflasi terjadi di seluruh kota

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan

Lebih terperinci

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH BAB 2 Inflasi Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di dua kota yaitu Banda Aceh dan Lhokseumawe pada triwulan III tahun 2012 tercatat sebesar 2,07%

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA 1. Overview Inflasi Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus (Korteweg, 1973; Auckley, 1978, Boediono,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN IV TAHUN 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN IV TAHUN 2015 No. 12/02/17/VI, 5 Februari 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN IV TAHUN 2015 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan IV-2015 di

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 07/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016 Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Hingga pertengahan tahun 2013, inflasi tahunan Aceh berada pada tren yang meningkat. Realisasi inflasi tahunan Aceh pada triwulan laporan sebesar 3,45% (yoy) dengan inflasi triwulanan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 05/01/51/Th. IX, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2014, NTP BALI TURUN SEBESAR 2,04 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Desember

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Inflai BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 74/11/52/Th VII, 7 November 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2016 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah

Lebih terperinci

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA No. 01/08/53/TH.XIV, 5 AGUSTUS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN II TUMBUH 5,21 PERSEN Pertumbuhan ekonomi NTT yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Pangan dan Pertanian 2016 Permasalahan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN JUNI INFLASI 0,47 PERSEN Pada bulan Juni Banyuwangi mengalami inflasi sebesar 0,47 persen, lebih rendah dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,49

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach).

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015 No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2015 NAIK 1,32

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/11/18.Th.V, 5 November 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN III-2015 SEBESAR

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 46/05/Th. XVIII, 5 Mei 2015 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015 KONDISI BISNIS MENURUN NAMUN KONDISI EKONOMI KONSUMEN SEDIKIT MENINGKAT A. INDEKS

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2016 SEBESAR 100,57

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2016 SEBESAR 100,57 No. 28/05/17/VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2016 SEBESAR 100,57 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan I-2016

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Perkembangan inflasi tahunan Provinsi Aceh pada triwulan I-2012 bergerak searah dengan tren inflasi nasional yang kembali menanjak yaitu mencapai 3,67% (yoy), naik dari sebelumnya

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi

Lebih terperinci

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN 185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya

Lebih terperinci

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-undang (UU) No. 3 tahun 2004 Pasal 7, tugas Bank

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-undang (UU) No. 3 tahun 2004 Pasal 7, tugas Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Undang-undang (UU) No. 3 tahun 2004 Pasal 7, tugas Bank Indonesia adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah, yang salah satunya adalah dalam bentuk

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2016, NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016 No. 25/05/94/Th. VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN No. 10/02/91 Th. VI, 6 Februari 2012 INDEKS TENDENSI KONSUMEN A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juli 2016, NTP Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016 No. 05/01/Th. XX, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 10,70 PERSEN Pada bulan September 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015 No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,36 PERSEN Pada Mei NTP Kalimantan

Lebih terperinci

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG 67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,33 PERSEN No. 16/03/63/Th.XXI, 1 Maret

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016 SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016 Yang kami hormati, Gubernur Jawa Tengah, Bapak H. Ganjar Pranowo, Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23 No. 67/12/34/Th.XVIII, 1 Desember 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada November 2016,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015 No. 27/05/63/Th.XIX, 4 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 1,01 PERSEN Pada April NTP

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 109,22

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 109,22 No. 66/11/17/VI, 7 November 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 109,22 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan III-2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XV, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 MENCAPAI 29,89 JUTA ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22 No. 07/02/34/Th.XIX, 1 Februari 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Januari 2017, NTP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017

PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017 PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH Perkembangan harga Beras Termurah di provinsi utama mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 0,40%. Provinsi Bali (2,87%) dan penurunan harga terendah di Provinsi Banten

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/05/18/Th. VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2016 SEBESAR 101,55

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014 No. 53/09/63/Th.XVIII, 1 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS TURUN 0,29 PERSEN Pada

Lebih terperinci

4. Outlook Perekonomian

4. Outlook Perekonomian 4. Outlook Perekonomian Pada tahun 2007-2008, ekspansi perekonomian Indonesia diprakirakan terus berlanjut dengan dilandasi oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada 2007 diprakirakan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57 No. 20/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2016, NTP Daerah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2017 NAIK 0,40 PERSEN No. 08/02/63/Th.XXI, 1 Februari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS SEBESAR 95,82 ATAU NAIK 0,44 PERSEN No. 51/09/63/Th.XXI, 4 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS A. PERKEMBANGAN NILAI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN SEPTEMBER 2016 NAIK 0,66 PERSEN No. 54/10/63/Th.XIX, 3 Oktober

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MARET TURUN 1,20 PERSEN No. 20/04/63/Th.XXI, 3 April Pada Maret NTP

Lebih terperinci

I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I

I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I 2015-2016 Kerjasama : Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Dan Badan Pusat Statistik Kota Semarang KATA PENGANTAR Perubahan

Lebih terperinci

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005) Boks 2 PERKEMBANGAN INFLASI DI PROVINSI RIAU 1 Perkembangan inflasi di kota Pekanbaru menunjukkan kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Hal ini antara lain disebabkan karena kelompok

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90 No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada April 2016, NTP Daerah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Inflai BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 13/02/52/Th VII, 6 Februari 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 Penjelasan Umum Badan Pusat Statistik melakukan Survei

Lebih terperinci