BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Desa Sambirejo Timur adalah nama suatu wilayah di Kecamatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Desa Sambirejo Timur adalah nama suatu wilayah di Kecamatan"

Transkripsi

1 BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Kondisi Desa Sejarah Singkat Desa Sambirejo Timur Desa Sambirejo Timur adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Sambirejo Timur dikenal dengan sifat kegotongroyongannya yang sangat tinggi dan saling bekerja sama pada waktu buka ladang jaman dulu yaitu sambil bekerja pada daerah timur (wetan) yang sekarang disebut juga Sambirejo Timur. Maka sebuah Desa yang pada saat sekarang ini bernama Desa Sambirejo Timur. Desa Sambirejo Timur mulai terbentk dimulai pada tahun tidak diketahui pasti yang dipimpin oleh Pelaksana tugas Kepala Kampung/Kepala Desa : - Bapak Wiryo Sumarto - Bapak Yahya Syafarun - Bapak Bahrum Rangkuti - Bapak Paimin S. Pengelolaan Desa diserahkan kepada pemerintah Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan yag, dan selanjutnya dilakukan pemilihan Kepala Desa yang pertama - Bapak (Sop Kardi) - Bapak Wagiran - Bapak Drs. Nasib Solichin - Bapak Joko Susilo Amd 49

2 Pada saat ini pengelolaan Desa dipimpin Pejabat Desa Joko Susilo Amd selaku kepala Desa Sambirejo Timur karena memenangkan suara terbanyak di periode kedua ( ). Pada masa pemerintahan ini, kegiatan Desa Sambirejo Timur banyak digunakan untuk menata kelembagaan kelompok masyarakat yang di Dusun masing-masing dan penataan kelompok-kelompok pertanian dan kelembagaan-kelembagaan lainnya. Pada saat ini kegiatan kelompok masyarakat banyak bekerja pada sektor karyawan, wirausaha dan pada kelompok kecil pada sektor pertanian, karyawan, polisi, TNI dan Guru. Namun karena para pendatang saat ini berasal dari Desa lain maka banyak juga yang menjadi pedagang dan sebagian mengembangkannya di Desa Sambirejo Timur Demografi a) Batas Wilayah Desa Letak geografi Desa Sambirejo Timur, terletak diantara : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Desa Bandar Klippa dan Desa Sei Rotan : Desa Bandar Klippa : Desa Tembung : Desa Sena Kecamatan Batang Kuis b) Luas Wilayah Desa 1. Pemukiman : 131 ha 2. Pertanian : 125 ha 3. Pekarangan : 16,73 ha 4. Hutan : - ha 5. Rawa-rawa : - ha 6. Perkantoran :,1 ha 5

3 7. Sekolah : 2,167 ha 8. Jalan : 5,65 ha 9. Lapangan Sepak Bola : - ha 1. Ibadah : 1,1 ha Jumlah : 416 ha c) Orbitasi 1. Jarak ke Ibu Kota Kecamatan terdekat : 1,5 km 2. Lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan : 1 menit 3. Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 7 km 4. Lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : 6 menit d) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin 1. Kepala Keluarga : jiwa 2. Laki-laki : jiwa 3. Perempuan : jiwa 4. Jumlah : jiwa Keadaan Sosial a) Pendidikan 1. SD/MI : orang 2. SLTP/MTs : orang 3. SLTA/MA : 9.51 orang 4. S1/Diploma : 17 orang 5. Putus Sekolah : orang 6. Buta Huruf : - orang b) Lembaga Pendidikan 1. Gedung TK/PAUD : 16 buah/lokasididsn I,II,III, IV,V,VI,VII,VIII,IX,X 51

4 2. SD/MI : 12 buah/lokasi didsn I,III,IV,V,VI,VII,IX,X 3. SLTP/MTs : 3 buah/lokasi didsn II,V,VII 4. SLTA/MA : 1 buah/lokasi didsn II c) Kesehatan 1. Kesehatan Bayi a. Jumlah bayi lahir pada tahun ini : 45 orang b. Jumlah bayi meninggal tahun ini : 2 orang 2. Kematian Ibu Melahirkan a. Jumlah ibu melahirkan tahun ini : 45 orang b. Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini : - orang 3. Cakupan Imunisasi a. Cakupan imunisasi polio 3 : 448 orang b. Cakupan imunisasi DPT-1 : 498 orang c. Cakupan imunisasi cacar : 442 orang 4. Gizi Balita a. Jumlah balita : 336 orang b. Balita gizi buruk : - orang c. Balita gizi baik : 336 orang d. Balita gizi kurang : - orang 5. Pemenuhan air Bersih a. Pengguna sumur galian : kk b. Pengguna air PAM : 7 kk c. Pengguna sumur pompa : - kk d. Pengguna umum hidan umum : - kk e. Pengguna air sungai : - kk 52

5 d) Keagamaan 1. Data keagamaan Desa Sambirejo Timur tahun 215 Jumlah Pemeluk : a. Islam : orang b. Katolik : 411 orang c. Kristen : 496 orang d. Hindu : 5 orang e. Budha : 5 orang 2. Data tempat Ibadah Jumlah tempat Ibadah : a. Masjid : 18 buah b. Musholla : 2 buah c. Gereja : - buah d. Pura : - buah e. Vihara : - buah Keadaan Ekonomi a) Pertanian Jenis tanaman : 1. Padi sawah : 125 ha 2. Padi ladang : - ha 3. Jagung : - ha 4. Palawija :- ha 5. Tembakau : - ha 6. Tebu : - ha 7. Kakao/coklat : - ha 53

6 8. Sawit : - ha 9. Karet : - ha 1. Kelapa : - ha 11. Kopi : - ha 12. Singkong : 13. Lain-lain : b) Peternakan Jenis ternak : 1. Kambing : 689 ekor 2. Sapi : 15 ekor 3. Kerbau : - ekor 4. Ayam : 1.5 ekor 5. Itik : 2 ekor 6. Burung : - ekor 7. Lain-lain : - ekor c) Perikanan 1. Kolam ikan :,5 ha 2. Tambak udang : - ha 3. Lain-lain : - ha d) Struktur Mata Pencaharian Jenis pekerjaan : 1. Petani : 913 orang 2. Pedagang : 39 orang 3. PNS : 311 orang 4. Tukang : orang 54

7 5. Guru : 56 orang 6. Bidan/Perawat : 15 orang 7. TNI/Polri : 11 orang 8. Pensiunan : 69 orang 9. Sopir/Angkutan : 13 orang 1. Buruh : 799 otang 11. Jasa Persewaan : 2 orang 12. Swasta : 178 orang 3.2 Visi dan Misi Desa Sambirejo Timur Visi Pasal 3 Visi : Mewujudkan Desa SAMBIREJO TIMUR sebagai Pusat Pertanian di Kecamatan PERCUT SEI TUAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG BERMARTABAT DAN RELIGIUS DENGA POLA FIKIR YANG MAJU Misi Pasal 4 Misi : 1. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa yang partisipatif, akuntabel, transparan, dinamis dan kreatif. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kependudukan, dan ketenagakerjaan. 55

8 4. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan masyarakat melaui pengelolaan pertanian intensifikasi yangmaju, unggul dan ramah lingkungan mnuju Desa Agrobisnis. 5. Meningkatkan infrastrukturdesa melalui peningkatan prasarana jalan, energi listrik, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan lingkungan, penataan ruang dan perumahan. 6. Menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan perekonomian pedesaan. 7. Menyusun regulasi Desa dan menata dokumen-dokumen yang menjadi kewajiban Desa sebagai payung hukum pembangunan Desa. 3.3 Kondisi Pemerintahan Desa Pembagian Wilayah Desa Desa Sambirejo Timur terbagi kedalam 11 Dusun terdiri dari : 1. Dusun I : Pertapakan/sawah 2. Dusun II : Pertapakan/sawah 3. Dusun III : Pertapakan/sawah 4. Dusun IV : Pertapakan/sawah 5. Dusun V : Pertapakan/sawah 6. Dusun VI : Pertapakan/sawah 7. Dusun VII : Pertapakan/sawah 8. Dusun VIII : Pertapakan/sawah 9. Dusun IX : Pertapakan/sawah 1. Dusun X : Pertapakan/sawah 11. Dusun XI : Pertapakan/sawah Struktur Organisasi Pemerintahan Desa 56

9 a) Lembaga Pemerintah Desa Jumlah Aparatur Desa : 1. Kepala Desa : 1 orang 2. Sekretaris Desa : 1 orang 3. Perangkat Desa : 4 orang b) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) : 11 Orang c) Lembaga Kemasyarakatan : 1. LKMD : 1 kelompok 2. PKK : 1 kelompok 3. Posyandu : 11 kelompok 4. Pengajian : 33 kelompok 5. Arisan : - kelompok 6. Simpan Pinjam : - kelompok 7. Kelompok Tani : 5 kelompok 8. Gapoktan : 1 kelompok 9. Karang Taruna : 1 kelompok 1. Ormas/LSM : 2 kelompok 11. Kelembagaan : 2 kelompok 57

10 58

11 3.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakuidan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 1. Kepala Desa a. Menyelenggaraka pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersana BPD. b. Mengajukan rancangan peraturan Desa. c. Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan persetujuan bersama BPD. d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan titetapka bersama BPD. e. Membina kehidupan masyarakat Desa. f. Membina ekonomi Desa. g. Mengordinasikan pembangunan Desa secara partisipatif. 59

12 h. Mewakili Desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan i. Melaksankan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Sekretaris Desa Tugas pokok : membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi Desa, mempersiapkan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Fungsi : a. Penyelenggara kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk kelancaran tugas Kepala Desa, mempersiapkan bahan untuk kelancaran tugas Kepala Desa. b. Melaksanakan tugas Kepala Desa dalam hal Kepala Desa berhalangan. c. Melaksanakan tugas Kepala Desa apabila Kepala Desa diberhentikan sementara d. Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Desa. e. Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. f. Pngkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas urusan, dan g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. 3. Perangkat Desa Kepala Urusan (Kaur) Umum Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan Desa, serta mempersiapkan bahan rapat dan laporan. Fungsi : a. Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar serta pengendalian tata kearsipan. b. Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa. 6

13 c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum. d. Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis kantor serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor. e. Pengelolaan administrasi perangkat Desa. f. Persiapan bahan-bahan laporan, dan g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa. Kaur Keuangan Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan Desa, pengelolaan administrasi keuangan Desa dan memersiapkan bahan penyusunan APBD Desa. Fungsi : a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan Desa. b. Persiapan bahan penyusunan APBD Desa, dan c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa. Kaur Pemerintahan Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penelolaan administrasi kependudukan, administrasi pertahanan, pembinaan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, kebijakan dalam penyusunan produk hukum Desa. Fungsi : a. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan. b. Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peratran Desa dan keputusan Kepala Desa. c. Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan. 61

14 d. Pelaksnaan kegiatan pencatatan monografi Desa. e. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan kelembagaan masyarakat untuk kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan Desa. f. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang berhubungan dengan upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pertahanan sipil, dan g. Pelaksanaan tugas-tugas lai yang diberikan Kepala Desa. Kaur Ekonomi Pembangunan Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengemangan ekonomi masyarakat dan potensi Desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan. Fungsi : a. Penyiapan bantuan-bantuan analisa dan kajian perkembangan ekonomi masyarakat. b. Pelaksanaan kegiatan administrasi pembangunan. c. Pengelolaan tugas pembantuan, dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. Kaur KesRa (Kesejahteraan Rakyat) Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalm melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan program keagamaan serta melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan. Fungsi : 62

15 a. Penyiapan bahan untuk pelaksanaan program kegiatan keagamaan. b. Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan kehidupan beragama. c. Penyiapan bahan dan pelaksanaan program, pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan, dan d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa. 4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Badan permusyawarata Desa (BPD) adlah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur peyelenggara Pemerintahan Desa. BPD mempunyai fungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Tugas : a. Membahas rancangan peraturan Desa bersama Kepala Desa. b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Desa dan peraturan Kepala Desa. c. Mengusulkan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa. d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa. e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat. f. Menyusun tata tertib BPD. Hak : a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa. b. Menyatakan pendapat kewajiban. c. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan. 63

16 d. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. e. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional sera keutuhan NKRI. f. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. g. Memproses pemilihan Kepala Desa. h. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. i. Menghormati nilai-nilai sosial dan adat istiadat masyarakat setempat. j. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan. 5. Kepala Dusun (KaDus) Tugas : a. Membantu pelaksanaan tugas Kepala Desa dalam wilayah kerjanya. b. Melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan gotong- royong masyarakat. c. Melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada masyarakat. d. Membantu Kepala Desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan RW (Rukun Wilayah) dan RT (Rukun Tetangga) di wilayah kerjanya. e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. Funsi : a. Melakukan koordinasi terhadap jalannya Pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat di wilayah Dusun. b. Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya. c. Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya gotongroyong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian. 64

17 d. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. e. Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh Kepala Desa. 6. Lembaga Kemasyarakatan Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat melalui musyawarah dan mufakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dan Lurah dalam memerdayakan masyarakat. Dimana dalam hal memberdayakan masyarakat terdapat tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipati, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan. Selain itu pemberdayaan masyarakat memiliki fungsi : a. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan. b. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. d. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif. e. Penumbuhkembangkan dan penggerak prakarsa, partisipasi serta swadaya gotongroyong masyarakat. f. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup. 65

18 BAB IV PENYAJIAN DATA Dalam bab ini akan dipaparkan berbagai data yang dihimpun selama penelitian yakni berupa data yang diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data baik primer dan sekunder. Hasil penelitian data ini tidak bersifat baku karena penyajiannya seluruhnya disesuaikan dengan hasil penelitian dilapangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berikut ini dengan berdasarkan angket penelitian Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Keseluruhan hasil penelitian ini merupakan bentuk pertanyaan dan pernyataan yang akurat sesuai pendapat masyarakat berdasarkan angket penelitian yang di isi oleh 33 orang responden yang merupakan masyarakat atau perempuan yang ikut serta secara langsung dalam kegiatan pedesaan maupun yang tidak ikut serta dalam kegiatan pedesaan tersebut. Adapun untuk mengetahui bagaimana Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang peneliti menggunakan model penelitian deskriptif kualitatif melalui enam variabel utama yakni keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan, keterlibatan perempuan dalam pengawasan, keterlibatan perempuan untuk mendapatkan manfaat dan penghargaan, keterlibatan perempuan sebagai proses pemberdayaan (empoverment), keterlibatan perempuan bermakna kerja kemitraan (partnership), dan peran serta perempuan dalam penggunaan 66

19 recource/sumber daya yang bermanfaat. Dimana masing-masing dari variabelnya telah di urutkan di dalam angket penelitian yakni sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Partisipasi Perempuan Partisipasi Variabel Deskripsi 1 Keterlibatan Pengambilan keputusan program pembangunan harus perempuan dalam pengambilan keputusan dilaksanakan keterlibatan masyarakat terutama perempuan. Dalam pengambilan keputusan sangat penting, walaupun dalam tahap pertama usaha pembangunan dengan titik berat pada pengerahan dana dan daya orang kebanyakan bersedia menerima pengambilan keputusan yang terpusat pada satu titik yang mempengaruhi perikehidupannya dan perikehidupan anggota 2 Keterlibatan perempuan dalam pengawasan 3 Keterlibatan perempuan untuk mendapatkan manfaat dan penghargaan 4 Keterlibatan perempuan sebagai proses pemberdayaan (empoverment) 5 Keterlibatan perempuan bermakna kerja kemitraan (partnership) 6 Peran serta perempuan dalam penggunaan recource/sumber daya yang bermanfaat keluarga setempat. Keikutsertaan masyarakat terutama perempuan dalam memberikan kontribusi guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, finansial, ataupun informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan. Serta melihat dan memperhatikan sudah sejauh mana pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan. Penting bagi sebuah bangsa berusaha untuk memberikan ruang kepada kaum perempuan agar menyadari, kemudian berorganisasi. Upaya strategis sangat perlu dilakukan dengan berbagai langkah pendukung melakukan advokasi untuk mengubah kebijakan, hukum dan aturan pemerintah yang dianggap tidak adil terhadap kaum perempuan. Sehingga diharapkan bisa setara dan bekerja sama dengan pihak laki-laki untuk mewujudkan ketangguhan dan keunggulannya serta dapat menjaga stabilitas persatuannya. Ialah usaha perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya lingkungan, ekonomi, politik, sosial dan budaya agar perempuan dapat mengatur diri, meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif utnuk memecahkan maslah pembangunan serta membangun dirinya. Keterlibatan perempuan dalam kelembagaan lokal diharapkan akan meningkatkan pemberdayaan perempuan melalui ekonomi produktif dalam pengembangan ekonomi lokal serta tumbuh dan berkembangnya segala kegiatan ekonomi produktif yang dikelola oleh kelompok perempuan produktif. Dimana dengan terbentuknya kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan pihak luar sehingga dapat mendorong kemajuan ekonomi masyarakatnya. Perempuan harus dipandang sebagai subyek yang dapat berfikir, merancang kehidupan, dan memproduksi sesuatu. Peran pemerintah hanya sebagai fasilitator, tidak lagi mendominasi sebagai kekuasaan sentral. 67

20 Berdasarkan hasil yang disajikan terhadap Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Partisipasi Perempuan No. Pertanyaan Respon Jumlah I. Keterlibatan Perempuan Dalam SS S KK TP STP Pengambilan Keputusan. 1. Apakah anda selalu diikutsertakan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa? % 42,42% 27,27% 3,3% % Apakah jika anda aktif berpartisipasi dalam pembangunan desa, itu sangat mempengaruhi peningkatan ekonominya? 3. Apakah pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi Desa harusnya ada campur tangan dari pihak perempuan? 4. Apakah anda siap jika perempuan harus bekerja sama dengan laki-laki dalam peningkatan pembangunan ekonomi Desa? II. Keterlibatan Perempuan Dalam Pengawasan. 5. Apakah didalam pelaksanaan kegiatan Desa harus selalu diawasi oleh perempuan demi kelancaran kegiatan tersebut? 6. Apakah laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yag sama dalam hal meningkatkan ekonomi masyarakat? % 5 15,15% 4 12,12% 13 39,39% 16 48,48% 17 51,51% 18 54,54% 1 3,3% 1 3,3% 2 6,6% 2 6,6% 2 6,6% % 33 % 33 % 33 SS S KK TP STP Jumlah 1 3,3% 1 3,3% 19 57,57% 13 39,39% 8 24,24% 16 48,48% 5 15,15% 3 9,9% % 33 % Apakah dengan adanya sentuhan perempuan dalam kegiatan pemangunan Desa, maka kegiatan tersebut akan berjalan lebih mudah dan lancar? 8. Apakah menurut anda kehidupan masyarakat Desa sudah tergolong sejahtera jika dipandang dari sektor ekonominya? 4 12,12% 1 3,3% 13 39,39% 8 24,24% 15 45,45% 14 42,42% 1 3,3% 1 3,3% % 33 % 33 III. Keterlibatan Perempuan Untuk Mendapatkan Manfaat Dan Penghargaan. 9. Apakah perempuan saat ini sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi Desa? 1. Apakah anda lebih mementingkan urusan pribadi saya dibandingkan dengan kegiatan yang dilaksanakan Desa? SS S KK TP STP Jumlah 14 42,42% 3 9,9% 11 33,33% 6 18,18% 6 18,18% 21 63,63% 2 6,6% 3 9,9% % 33 % Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur banyak yang bekerja di luar Desa guna membantu meningkatkan usaha % 19 57,57% 13 39,39% 1 3,3% % 33 68

21 ekonomi? 12. Apakah perempuan hanya perlu memasak, mengurus anak dan mengurus rumah tangga saja? IV. Keterlibatan Perempuan Sebagai Proses Pemberdayaan (Empoverment). 13. Apakah dalam hal ini perempuan harus selalu mendapatkan pelatihan didalam kegiatan Desa? 14. Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur telah membentuk satuan organisasi untuk peningkatan usaha ekonomi masyarakat? 15. Apakah anda akan meluangkan waktu dan tenaga untuk kegiatan yang ada guna peningkatan usaha ekonomi masyarakat? 16. Apakah masyarakat harus bergotong royong untuk membangun Desa Sambirejo Timur? V. Keterlibatan Perempuan Bermakna Kerja Kemitraan (Partnership). 17. Apakah tidak hanya pihak laki-laki yag harus ikut serta dalam kegiatan pembangunan Desa? 18. Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur bekerja sama dengan organisasi internal Desa? 19. Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur bekerja sama dengan organisasi di Desa-Desa lain? 2. Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur sudah aktif berpartisipasi dalam kegiatan guna peningkatan usaha ekonomi masyarakat? VI. Peran Serta Perempuan Dalam Penggunaan Resource/Sumber Daya Yang Bermanfaat. 21. Apakah fasilitas yang tersedia telah digunakan dengan baik oleh prempuan di Desa tersbut untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat? 22. Apakah perempuan berperan aktif dalam penggunaan sumber daya yang ada? 23. Apakah fasilitas yang digunakan hanya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada saja? 24. Apakah banyak perempuan yang sudah memahami bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga mampu meningkatkan usaha ekonomi masyarakat di Desa Sambirejo tersebut? Sumber: Hasil Penelitian, 217 Keterangan : SS = Sangat Sering S = Sering KK = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah 1 3,3% 3 9,9% 15 45,45% 14 42,42% % 33 SS S KK TP STP Jumlah 5 15,15% % % 9 27,27% 19 57,57% 13 39,39% 11 33,33% 18 54,54% 7 21,21% 16 48,48% 17 51,51% 3 9,9% 2 6,6% 4 12,12% 5 15,15% 3 9,9% % 33 % 33 % 33 % 33 SS S KK TP STP Jumlah 8 24,24% 5 15,15% 7 21,21% 3 9,9% 17 51,51% 12 36,36% 17 51,51% 1 3,3% 7 21,21% 13 39,39% 5 15,15% 16 48,48% 1 3,3% 3 9,9% 4 12,12% 4 12,12% % 33 % 33 % 33 % 33 SS S KK TP STP Jumlah 2 6,6% % 2 6,6% % 12 36,36% 13 39,39% 1 3,3% 8 24,24% 14 42,42% 16 48,48% 15 45,45% 21 63,63% 5 15,15% 4 12,12% 6 18,18% 4 12,12% % 33 % 33 % 33 % 33 69

22 STP = Sangat Tidak Pernah Dari tabel 4.2 Dapat dilihat bahwa persentasi terhadap Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yakni sebagai berikut: Keterlibatan Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan Pada variabel pertama, yaitu keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan jawaban dari 33 responden : Pertanyaan pertama mengenai Apakah anda selalu diikutsertakan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak % ( orang), S (Sering) sebanyak 42,42% (14 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 27,27% (9 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 3,3% (1 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 42,42% (14 orang), artinya adalah mereka sering diikutsertakan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa. Pertanyaan kedua mengenai Apakah jika anda aktif berpartisipasi dalam pembangunan desa, itu sangat mempengaruhi peningkatan ekonominya?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak % ( orang), S (Sering) sebanyak 39,39% (13 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 54,54% (18 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 54,54% (18 orang), artinya adalah jika mereka aktif berpartisipasi dalam 7

23 pembangunan desa, itu berarti termasuk mempengaruhi peningkatan ekonominya. Pertanyaan ketiga mengenai Apakah pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi Desa harusnya ada campur tangan dari pihak perempuan?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 15,15% (5 orang), S (Sering) sebanyak 48,48% (16 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 3,3% (1 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 48,48% (16 orang), artinya adalah pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi Desa memang sering menggunakan campur tangan dari pihak perempuan. Pertanyaan keempat mengenai Apakah anda siap jika perempuan harus bekerja sama dengan laki-laki dalam peningkatan pembangunan ekonomi Desa?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 12,12% (4 orang), S (Sering) sebanyak 51,51% (17 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 3,3% (1 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 51,51% (17 orang), artinya adalah para perempuan siap jika harus bekerja sama dengan laki-laki dalam peningkatan pembangunan ekonomi Desa Keterlibatan Perempuan Dalam Pengawasan Pada variabel kedua, yaitu keterlibatan perempuan dalam pengawasan, berdasarkan jawaban dari 33 responden : Pertanyaan kelima mengenai Apakah didalam pelaksanaan kegiatan Desa harus selalu diawasi oleh perempuan demi kelancaran kegiatan 71

24 tersebut?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 3,3% (1 orang), S (Sering) sebanyak 57,57% (19 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 24,24% (8 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 15,15% (5 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 57,57% (19 orang), artinya adalah didalam pelaksanaan kegiatan Desa memang sering diawasi oleh perempuan, dimana dengan tujuan demi kelancaran kegiatan tersebut. Pertanyaan keenam mengenai Apakah laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama dalam hal meningkatkan ekonomi masyarakat?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 3,3% (1 orang), S (Sering) sebanyak 39,39% (13 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 9,9% (3 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), artinya adalah laki-laki dan perempuan kadang-kadang mempunyai derajat yang sama dalam hal meningkatkan ekonomi masyarakat. Pertanyaan ketujuh mengenai Apakah dengan adanya sentuhan perempuan dalam kegiatan pemangunan Desa, maka kegiatan tersebut akan berjalan lebih mudah dan lancar?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 12,12% (4 orang), S (Sering) sebanyak 39,39% (13 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 45,45% (15 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 3,3% (1 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 45,45% (15 orang), artinya adalah dengan adanya sentuhan 72

25 perempuan dalam kegiatan pemangunan Desa, sebahagian dari kegiatan tersebut akan berjalan lebih mudah dan lancar. Pertanyaan kedelapan mengenai Apakah menurut anda kehidupan masyarakat Desa sudah tergolong sejahtera jika dipandang dari sektor ekonominya?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 3,3% (1 orang), S (Sering) sebanyak 24,24% (8 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 42,42% (14 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 3,3% (1 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 42,42% (14 orang), artinya adalah kehidupan masyarakat Desa sebahagian masyarakatnya sudah tergolong sejahtera jika dipandang dari sektor ekonominya, dan sebahagan lagi belum sejahtera Keterlibatan Perempuan Untuk Mendapatkan Manfaat Dan Penghargaan Pada variabel ketiga, yaitu keterlibatan perempuan untuk mendapatkan manfaat dan penghargaan, berdasarkan jawaban dari 33 responden : Pertanyaan kesembilan mengenai Apakah perempuan saat ini sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi Desa?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 42,42% (14 orang), S (Sering) sebanyak 33,33% (11 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 18,18% (6 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah SS (Sangat Sering) sebanyak 42,42% (14 orang), artinya adalah perempuan saat ini sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi Desa. 73

26 Pertanyaan kesepuluh mengenai Apakah anda lebih mementingkan urusan pribadi saya dibandingkan dengan kegiatan yang dilaksanakan Desa?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 9,9% (3 orang), S (Sering) sebanyak 18,18% (6 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 63,63% (21 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 9,9% (3 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 63,63% (21 orang), artinya adalah sebahagian dari mereka lebih mementingkan urusan pribadi dibandingkan dengan kegiatan yang dilaksanakan Desa, dan sebahagian lagi lebih mementingkan urusan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa. Pertanyaan kesebelas mengenai Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur banyak yang bekerja di luar Desa guna membantu meningkatkan usaha ekonomi?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak % ( orang), S (Sering) sebanyak 57,57% (19 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 39,39% (13 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 3,3% (1 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 57,57% (19 orang), artinya adalah sering didapati dan diketahui bahwa perempuan di Desa Sambirejo Timur banyak yang bekerja di luar Desa guna membantu meningkatkan usaha ekonomi. Pertanyaan kedua belas mengenai Apakah perempuan hanya perlu memasak, mengurus anak dan mengurus rumah tangga saja?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 3,3% (1 orang), S (Sering) sebanyak 9,9% (3 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 45,45% (15 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 42,42% (14 orang) dan STP 74

27 (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 45,45% (15 orang), artinya adalah sabahagian dari mereka menganggap bahwa perempuan hanya perlu memasak, mengurus anak dan mengurus rumah tangga saja, sebahagiannya tidak. Dimana tidak hanya dengan memasak, mengurus anak dan mengurus rumah tangga saja, mereka juga bisa bekerja diluar rumah untuk membantu meningkatkan perekonomiannya. Bisa dengan cara usaha dengan hasil-hasil produksi atau kreasi ciptaan sendiri, ataupun dengan usaha lainnya Keterlibatan Perempuan Sebagai Proses Pemberdayaan (Empoverment) Pada variabel keempat, yaitu keterlibatan perempuan sebagai proses pemberdayaan (empoverment), berdasarkan jawaban dari 33 responden : Pertanyaan ketiga belas mengenai Apakah dalam hal ini perempuan harus selalu mendapatkan pelatihan didalam kegiatan Desa?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 15,15% (5 orang), S (Sering) sebanyak 57,57% (19 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 21,21% (7 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 57,57% (19 orang), artinya adalah dalam hal ini perempuan memang sering mendapatkan pelatihan didalam kegiatan Desa. Pertanyaan keempat belas mengenai Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur telah membentuk satuan organisasi untuk peningkatan usaha ekonomi masyarakat?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak % ( orang), S (Sering) sebanyak 39,39% (13 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 75

28 12,12% (4 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), artinya adalah perempuan di Desa Sambirejo Timur telah membentuk satuan organisasi untuk peningkatan usaha ekonomi masyarakat, sebahagian dari mereka mengikuti satuan organisasi tersebut, dan sebahagiannya lagi tidak mengikutinya. Pertanyaan kelima belas mengenai Apakah anda akan meluangkan waktu dan tenaga untuk kegiatan yang ada guna peningkatan usaha ekonomi masyarakat?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak % ( orang), S (Sering) sebanyak 33,33% (11 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 51,51% (17 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 15,15% (5 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 51,51% (17 orang), artinya adalah sebahagian dari mereka akan meluangkan waktu dan tenaga untuk kegiatan yang ada guna peningkatan usaha ekonomi masyarakat, dan sebahagiannya lagi mungkin lebih meluangkan waktu dan tenaganya untuk urusan pribadi. Pertanyaan keenam belas mengenai Apakah masyarakat harus bergotong royong untuk membangun Desa Sambirejo Timur?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 27,27% (9 orang), S (Sering) sebanyak 54,54% (18 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 9,9% (3orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 9,9% (3 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 54,54% (18 orang), artinya adalah 76

29 masyarakat sering bergotong royong untuk membangun Desa Sambirejo Timur Keterlibatan Perempuan Bermakna Kerja Kemitraan (Partnership) Pada variabel kelima, yaitu keterlibatan perempuan bermakna kerja kemitraan (partnership),berdasarkan jawaban dari 33 responden : Pertanyaan ketujuh belas mengenai Apakah tidak hanya pihak lakilaki yag harus ikut serta dalam kegiatan pembangunan Desa?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 24,24% (8 orang), S (Sering) sebanyak 51,51% (17 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 21,21% (7 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 3,3% (1 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 51,51% (17 orang), artinya adalah tidak hanya pihak laki-laki yag harus ikut serta dalam kegiatan pembangunan Desa, namun pihak perempuan juga mempunyai peran untuk dapat ikut serta dalam kegiatan pembangunan Desa. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, dimana telah terbukti bahwa para perempuan tersebut sering ikut serta didalam kegiatannya. Pertanyaan kedelapan belas mengenai Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur bekerja sama dengan organisasi internal Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa tersebut?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 15,15% (5 orang), S (Sering) sebanyak 36,36% (12 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 39,39% (13 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 9,9% (3 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 39,39% (13 orang), artinya adalah 77

30 perempuan di Desa Sambirejo Timur kadang-kadang bekerja sama dengan organisasi internal Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa tersebut. Pertanyaan kesembilan belas mengenai Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur bekerja sama dengan organisasi di Desa-Desa lain untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa tersebut?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 21,21% (7 orang), S (Sering) sebanyak 51,51% (17 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 15,15% (5 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 12,12% (4 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Sering) sebanyak 51,51% (17 orang), artinya adalah perempuan di Desa Sambirejo Timur sering bekerja sama dengan organisasi di Desa-Desa lain untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa tersebut. Pertanyaan kedua puluh mengenai Apakah perempuan di Desa Sambirejo Timur sudah aktif berpartisipasi dalam kegiatan guna peningkatan usaha ekonomi masyarakat?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 9,9% (3 orang), S (Sering) sebanyak 3,3% (1 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 12,12% (4 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), artinya adalah perempuan di Desa Sambirejo Timur kadang-kadang aktif berpartisipasi dalam kegiatan guna peningkatan usaha ekonomi masyarakat. Demikian penjelasannya ialah, sebahagian dari mereka telah aktif mengikuti kegiatan tersebut, sebahagiannya lagi tidak karena banyak faktor yang membuat mereka tidak bisa mngikuti kegiatan tersebut. Misalnya saja waktu, terutama adalah kemauan dari diri sendiri. 78

31 Faktor itulah yang dapat menghalangi aktif atau tidaknya mereka dalam berpartisipasi Peran Serta Perempuan Dalam Penggunaan Recource/Sumber Daya Yang Bermanfaat Pada variabel keenam, yaitu peran serta perempuan dalam penggunaan recource/sumber daya yang bermanfaat, berdasarkan jawaban dari 33 responden : Pertanyaan kedua puluh satu mengenai Apakah fasilitas yang tersedia telah digunakan dengan baik oleh perempuan di Desa tersebut untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 6,6% (2 orang), S (Sering) sebanyak 36,36% (12 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 42,42% (14 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 15,15% (5 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang- Kadang) sebanyak 42,42% (14 orang), artinya adalah fasilitas yang tersedia telah digunakan dengan baik oleh perempuan di Desa tersebut untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat, walaupun sebahagiannya masih belum bisa menggunakannya dengan baik pula. Hal ini dikarenakan sebahagian dari mereka masih dalam proses belajar. Pertanyaan kedua puluh dua mengenai Apakah perempuan berperan aktif dalam penggunaan sumber daya yang ada?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak % ( orang), S (Sering) sebanyak 39,39% (13 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 12,12% (4 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK 79

32 (Kadang-Kadang) sebanyak 48,48% (16 orang), artinya adalah perempuan berperan aktif dalam penggunaan sumber daya yang ada, namun pada penelitian yag dilakukan sebahagian dari mereka belum berperan aktif dalam penggunaan sumber daya yang ada tersebut. Hal ini dikarenakan mereka menganggap terdapat faktor penghalang, misalnya waktu dan kemauan. Bagaimana mungkin bisa berperan aktif jika masih ada rasa malas pada diri mereka. Pertanyaan kedua puluh tiga mengenai Apakah fasilitas yang digunakan hanya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada saja?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak 6,6% (2 orang), S (Sering) sebanyak 3,3% (1 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 45,45% (15 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 18,18% (6 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 45,45% (15 orang), artinya adalah fasilitas yang digunakan tidak hanya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada saja, tetapi juga menggunakan fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan produksi yang diinginkan. Pertanyaan kedua puluh empat mengenai Apakah banyak perempuan yang sudah memahami bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga mampu meningkatkan usaha ekonomi masyarakat di Desa Sambirejo tersebut?. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Sering) sebanyak % ( orang), S (Sering) sebanyak 24,24% (8 orang), KK (Kadang-Kadang) sebanyak 63,63% (21 orang), TP (Tidak Pernah) sebanyak 12,12% (4 orang) dan STP (Sangat Tidak Pernah) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah KK (Kadang-Kadang) sebanyak 63,63% 8

33 (21 orang), artinya adalah sebahagian dari perempuan tersebut sudah memahami bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga mampu meningkatkan usaha ekonomi masyarakat di Desa Sambirejo Timur, namun sebahagiannya lagi belum dapat memahaminya. Hal ini dikarenakan masih dalam proses belajar. Tabel 4.3 Persepsi terhadap Partisipasi Perempuan No. Pernyataan Respon I. Keterlibatan Perempuan Dalam SS S RR TS STS Pengambilan Keputusan. 1. Saya selalu diikutsertakan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa 6,6% 48,48% 21,21% 24,24% untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa. 2. Jika saya aktif berpartisipasi dalam pembangunan desa, itu sangat mempengaruhi peningkatan ekonominya. 3. Pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi Desa harusnya ada campur tangan dari pihak perempuan. 4. Saya siap jika perempuan harus bekerja sama dengan laki-laki dalam peningkatan pembangunan ekonomi Desa. II. Keterlibatan Perempuan Dalam Pengawasan. 5. Didalam pelaksanaan kegiatan Desa harus selalu diawasi oleh perempuan. 6. Laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yag sama dalam hal meningkatkan ekonomi masyarakat. 7. Dengan adanya sentuhan perempuan dalam kegiatan pemangunan Desa, maka kegiatan tersebut akan berjalan lebih mudah dan lancar. 8. Menurut saya kehidupan masyarakat Desa sudah tergolong sejahtera jika dipandang dari sektor ekonominya. III. Keterlibatan Perempuan Untuk Mendapatkan Manfaat Dan Penghargaan. 9. Perempuan saat ini sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi Desa. 1. Saya lebih mementingkan urusan pribadi saya dibandingkan dengan kegiatan yang dilaksanakan Desa. 11. Perempuan di Desa Sambirejo Timur banyak yang bekerja di luar Desa guna membantu meningkatkan usaha ekonomi. % 5 15% 5 15,15% 17 51,51% 19 57,57% 19 57,57% 14 42,42% 7 21,21% 8 24,24% 2 6,6% 2 6,6% 1 3,3% Jumlah % 33 % 33 % 33 % 33 SS S RR TS STS Jumlah 2 6,6% % 4 12,12% 1 3,3% 2 6,6% 14 42,42% 13 39,39% 8 24,24% 9 27,27% 16 48,48% 14 42,42% 13 39,39% 2 6,6% 3 9,9% 2 6,6% 11 33,33% % 33 % 33 % 33 % 33 SS S RR TS STS Jumlah 12 36,36% 2 6,6% 1 3,3% 13 39,39% 9 27,27% 21 63,63% 7 21,21% 15 45,45% 1 3,3% 1 3,3% 6 18,18% 1 3,3% % ,35 33 % 33 81

34 12. Perempuan hanya perlu memasak, mengurus anak dan mengurus rumah tangga saja. IV. Keterlibatan Perempuan Sebagai Proses Pemberdayaan (Empoverment). 13. Dalam hal ini perepuan harus selalu mendapatkan pelatihan didalam kegiatan Desa 14. Perempuan di Desa Sambirejo Timur telah membentuk satuan organisasi untuk peningkatan usaha ekonomi masyarakat. 15. Saya akan meluangkan waktu dan tenaga untuk kegiatan yang ada guna peningkatan usaha ekonomi masyarakat. 16. Masyarakat harus bergotong royong untuk membangun Desa Sambirejo Timur. V. Keterlibatan Perempuan Bermakna Kerja Kemitraan (Partnership). 17. Tidak hanya pihak laki-laki yag harus ikut serta dalam kegiatan pembangunan Desa. 18. Perempuan di Desa Sambirejo Timur bekerja sama dengan organisasi internal Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa tersebut. 19. Perempuan di Desa Sambirejo Timur bekerja sama dengan organisasi di Desa- Desa lain untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa tersebut. 2. Perempuan di Desa Sambirejo Timur sudah aktif berpartisipasi dalam kegiatan guna peningkatan usaha ekonomi VI. masyarakat. Peran Serta Perempuan Dalam Penggunaan Resource/Sumber Daya Yang Bermanfaat. 21. Fasilitas yang tersedia telah digunakan dengan baik oleh prempuan di Desa tersbut untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat. 22. Perempuan berperan aktif dalam penggunaan sumber daya yang ada. 23. Fasilitas yang digunakan hanya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada saja. 24. Banyak perempuan yang sudah memahami bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga mampu meningkatkan usaha ekonomi masyarakat di Desa Sambirejo tersebut. Sumber: Hasil Penelitian, 217 Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-Ragu % 6 18,18% 11 33,33% 16 48,48% % 33 SS S RR TS STS Jumlah 5 15,15% % % 12 36,36% 21 63,63% 13 39,39% 15 45,45% 19 57,57% 5 15,15% 17 51,51% 17 51,51% 2 6,6% 2 6,6% 3 9,9% 1 3,3% % % 33 % 33 % 33 % 33 SS S RR TS STS Jumlah 9 27,27% 6 18,18% 7 21,21% 2 6,6% 19 57,57% 14 42,42% 19 57,57% 11 33,33% 4 12,12% 11 33,33% 6 18,18% 18 54,54% 1 3,3% 2 6,6% 1 3,3% 2 6,6% % 33 % 33 % 33 % 33 SS S RR TS STS Jumlah 2 6,6% % 3 9,9% % 14 42,42% 14 42,42% 1 3,3% 7 21,21% 16 48,48% 19 57,57% 17 51,51% 24 72,72% 1 3,3% % 3 9,9% 2 6,6% % % % 33 % 33 82

35 TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju Dari tabel 4.3 Dapat dilihat bahwa persepsi terhadap Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yakni sebagai berikut : Keterlibatan Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan Pada variabel pertama, yaitu keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan jawaban dari 33 responden : Pernyantaan pertama mengenai Saya selalu diikutsertakan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Setuju) sebanyak 6,6% (2 orang), S (Setuju) sebanyak 48,48% (16 orang), RR (Ragu-Ragu) sebanyak 21,21% (7 orang), TS (Tidak Setuju) sebanyak 28,28% (8 orang) dan STS (Sangat Tidak Setuju) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Setuju) sebanyak 48,48% (16 orang), artinya adalah mereka setuju apabila selalu diikutsertakan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa untuk meningkatkan usaha ekonomi Desa. Pernyantaan kedua mengenai Jika saya aktif berpartisipasi dalam pembangunan desa, itu sangat mempengaruhi peningkatan ekonominya. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Setuju) sebanyak % ( orang), S (Setuju) sebanyak 51,51 (17 orang), RR (Ragu-Ragu) sebanyak 42,42% (14 orang), TS (Tidak Setuju) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STS (Sangat Tidak Setuju) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Setuju) sebanyak 51,51% (15 orang), artinya adalah mereka menyatakan setuju karena mereka menganggap bahwa dengan mereka aktif 83

36 berpartisipasi dalam pembangunan desa, itu sangat mempengaruhi peningkatan ekonominya. Pernyantaan ketiga mengenai Pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi Desa harusnya ada campur tangan dari pihak perempuan. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Setuju) sebanyak 15,15% (5 orang), S (Setuju) sebanyak 57,57 (19 orang), RR (Ragu- Ragu) sebanyak 21,21% (7 orang), TS (Tidak Setuju) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STS (Sangat Tidak Setuju) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Setuju) sebanyak 57,57% (19 orang), artinya adalah mereka menyatakan bahwa pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi Desa harusnya ada campur tangan dari pihak perempuan. Pernyantaan keempat mengenai Saya siap jika perempuan harus bekerja sama dengan laki-laki dalam peningkatan pembangunan ekonomi Desa. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Setuju) sebanyak 15,15% (5 orang), S (Setuju) sebanyak 57,57 (19 orang), RR (Ragu-Ragu) sebanyak 24,24% (8 orang), TS (Tidak Setuju) sebanyak 3,3% (1 orang) dan STS (Sangat Tidak Setuju) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Setuju) sebanyak 57,57% (19 orang), artinya adalah mereka setuju dan menyatakan siap jika perempuan harus bekerja sama dengan laki-laki dalam peningkatan pembangunan ekonomi Desa Keterlibatan Perempuan Dalam Pengawasan Pada variabel kedua, yaitu keterlibatan perempuan dalam pengawasan, berdasarkan jawaban dari 33 responden : 84

37 Pernyantaan kelima mengenai Didalam pelaksanaan kegiatan Desa harus selalu diawasi oleh perempuan demi kelancaran kegiatan tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Setuju) sebanyak 6,6% (2 orang), S (Setuju) sebanyak 6,6% (2 orang), RR (Ragu-Ragu) sebanyak 27,27% (9 orang), TS (Tidak Setuju) sebanyak 6,6% (2 orang) dan STS (Sangat Tidak Setuju) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah S (Setuju) sebanyak 6,6% (2 orang), artinya adalah mereka menyatakan setuju apabila didalam pelaksanaan kegiatan Desa harus selalu diawasi oleh perempuan demi kelancaran kegiatan tersebut. Pernyantaan keenam mengenai Laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yag sama dalam hal meningkatkan ekonomi masyarakat. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat Setuju) sebanyak % ( orang), S (Setuju) sebanyak 42,42% (14 orang), RR (Ragu-Ragu) sebanyak 48,48% (16 orang), TS (Tidak Setuju) sebanyak 9,9% (3 orang) dan STS (Sangat Tidak Setuju) sebanyak % ( orang). Demikian jawaban terbanyak adalah RR (Ragu-Ragu) sebanyak 48,48% (16 orang), artinya adalah mereka menyatakan ragu-ragu bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama dalam hal meningkatkan ekonomi masyarakat. Demikian sebagian dari mereka menganggap bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama dalam hal meningkatkan ekonomi masyarakat, namun sebagian lagi menganggap bahwa terdapat perbedaan derajat diantara pihak laki-laki dan perempuan tersebut. Pernyantaan ketujuh mengenai Dengan adanya sentuhan perempuan dalam kegiatan pembangunan Desa, maka kegiatan tersebut akan berjalan lebih mudah dan lancar. Dari hasil penelitian didapatkan jawaban SS (Sangat 85

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. desanya mekar (berpisah dengan desa induk). Setelah diadakan musyawarah

IV. GAMBARAN UMUM. desanya mekar (berpisah dengan desa induk). Setelah diadakan musyawarah 38 IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Pekon Fajar Mulia Pada tahun 2007 berawal masyarakat pada waktu itu punya gagasan ingin desanya mekar (berpisah dengan desa induk). Setelah diadakan musyawarah terjadilah

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMERINTAH DESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMERINTAH DESA TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMERINTAH DESA KEPALA DESA 1. Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD 2. Mengajukan rancangan peraturan Desa 3. Menetapkan peraturan-peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada tahun 2009 terbentuk Pekon Kubuliku Jaya yang waktu itu masih

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada tahun 2009 terbentuk Pekon Kubuliku Jaya yang waktu itu masih IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Singkat Pekon Kubuliku Jaya Pada tahun 2009 terbentuk Pekon Kubuliku Jaya yang waktu itu masih tergabung dengan Pekon Batu Kebayan dan merupakan pecahan dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. Desa Paritbaru merupakan salah satu desa di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, yang merupakan salah satu desa

BAB II GAMBARAN UMUM. Desa Paritbaru merupakan salah satu desa di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, yang merupakan salah satu desa BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Desa Paritbaru Desa Paritbaru merupakan salah satu desa di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, yang merupakan salah satu desa pemekaran dari desa Terantang pada tahun 1999,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang dipergunakan dalam penelitian. Pada Bab ini penulis akan menggambarkan tentang gambaran umum tempat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA GUNUNGREJO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah Desa Rambah terbentuk pada tahun 2000. Dimekarkan dari Desa induk, yaitu Desa Rambah Hilir. Nama Desa Rambah diambil

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : Mengingat : a. b. 1. 2. 3. 4. 5. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena

Lebih terperinci

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DESA TANJUNGSARI NOMOR : 01 TAHUN 2017 PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 01 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KAMPUNG DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010 S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung 1. Latar Belakang Berdirinya PPMK Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang

Lebih terperinci

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DEMPET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D =============================================================== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D =============================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang terletak di perairan Jurong yang kemudian diberdayakan di daerah daratan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang terletak di perairan Jurong yang kemudian diberdayakan di daerah daratan BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat KAT Desa Bonai Lokasi pemukiman KAT Desa Bonai terletak dijalan negara yang menghubungkan Kabupaten Rokan Hulu dengan Kabupaten Bengkalis. Dahulu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN STATUS KAMPUNG PANARAGAN JAYA MENJADI KELURAHAN PANAGARAN JAYA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2007 Menimbang : TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa guna melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 25 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ATAU

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUNGAI PENUH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DAN DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk 48 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk Desa Cimanuk pada awalnya dibuka pada tahun 1995 yang pada saat itu Desa Cimanuk dipimpin Kepala Desa pertama yaitu Bapak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 26 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 26 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 26 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 127 ayat (1) Undang-

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016

KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016 KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kira-kira ha. Sebagai wilayahnya sudah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kira-kira ha. Sebagai wilayahnya sudah BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Geografis Desa Desa Tanjung Alai merupakan salah satu bagian integral dari wilayah Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Desa Tanjung Alai mempunyai luas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 12, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 4 TAHUN 2007 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci