GAMBARAN MASALAH KESEHATAN DAN PERILAKU PENGOBATAN LANSIA DI DESA RANDEGAN WETAN KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012
|
|
- Hadian Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN MASALAH KESEHATAN DAN PERILAKU PENGOBATAN LANSIA DI DESA RANDEGAN WETAN KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Arni Wianti*, Nia Kurniasih**,Wawan Kurniawan***, * Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka ** Alumni Program Studi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka *** Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka ABSTRAK Hasil penelitian menunjukan kurang dari setengahnya (42,9%) lansia mengalami keluhan pusing, lebih dari setengahnya (73,8%) lansia melakukan pengobatan alternatif, lebih dari setengahnya (73,8%) lansia mengkonsumsi obat warung, kurang dari setengahnya (27,4%)lansia meminum obat tidak tuntas di Desa Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan cara wawancara dan kuisioner. Dengan jumlah sampel sebanyak 84 lansia pengambilan sampel ini menggunakan teknik simple random sampling Perjalanan penyakit pada lansia menempuh waktu yang sangat lama sebelum menimbulkan komplikasi dan tanda gejala penyakit. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran masalah kesehatan dan perilaku lansia di jatitujuh Kbupaten. Saaran ditujukan bagi petugas kesehatan sangat penting di lakukan untuk membantu lansia dalam mengatasi penyakitnya, dengan mengadakan program psyandu lansia secara rutin dapat mengurangi masalah-masalah kesehatan yang di alami lansia. PENDAHULUAN Pada hakikatnya pembangunan yang kita laksanakan ini adalah pembangunan manusia, dengan kata lain kita membangun sumber daya manusia. Pencapaian pembangunan manusia adalah Ideks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu ukuran indeks pembangunan manusia yaitu Umur Harapan Hidup (UHH) adalah tanggung jawab dari pembagunansektoral kesehatan (depkes RI,2010). Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dapat memberikan suatu gambaran kesehatan yang merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya mencakup seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali para lansia (Depkes RI, 2010). Peningkatan jumlah lansia terjadi akibat dari meningkatnya umur harapan hidup manusia yang merupakan dampak positif dari keberhasilan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan. Di seluruh Asia, diperkirakan bahwa jumlah lansia akan meningkat 31,4% dari 207 juta di tahun 2000 menjadi 857 juta di tahun 2050 (WHO, 2001). Berdasarkan proyeksi Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun jumlah penduduk lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Pada tahun 2004, UHH penduduk Indonesia adalah 66,2 tahun, kemudian meningkat menjadi 69,4 tahun pada tahun Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia akan mencapai 29 juta orang atau 11% dari total populasi (Subagio, 2008). Semakin bertambahnya penduduk lansia dapat menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan lansia, baik secara personal maupun dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat. Permasalahan tersebut dapat berupa kesehatan fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi, kesehatan dan kesejahteraan merupakan masalah yang mendominasi dalam kehidupan mereka (Tamher, 2009). Perjalanan penyakit pada lansia menempuh waktu yang sangat lama sebelum menimbulkan komplikasi dan tanda dan gejala penyakit. Pada awalnya seseorang sehat, dengan bertambahnya usia dan tergantung gaya hidup yang dijalaninya dari lingkungan serta pelayanan kesehatan yang dialaminya, orang tersebut
2 menderita penyakit yang biasanya disebut sebagai faktor resiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol meninggi dan lain-lain. Apabila penyakit tersebut tidak diobati dari awal maka akan terjadi komplikasi penyakit yang menetap dalam tubuh lansia. Permasalahan penyakit yang dihadapi lansia tersebut karena adanya kemunduran sel-sel (proses penuaan) yang dapat mempengaruhi fungsi dan kemampuan sistem tubuh termasuk syaraf, jantung dan pembuluh darah akan berdampak pada masalah kesehatan keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan lansia tetap memiliki kesiapan fisik dan mental serta adanya peningkatan perilaku hidup sehat sehingga menjadi sumber daya manusia yang optimal. Pola pengobatan pada usia lanjut memerlukan perhatian khusus karena berbagai masalah dapat terjadi yang disebabkan oleh faktor fisiologis, penurunan daya tahan tubuh pada usia lanjut, faktor farmakokinetik dan faktor farmakodinamik yang terkait dengan bertambahnya usia (Prest, 2003). Perubahan fisiologis yang terjadi pada usia lanjut adalah penurunan massa otot, cairan tubuh, laju filtrasi glomerulus, aliran darah ke hepar serta peningkatan lemak tubuh (Soejono, 2001). Faktorfaktor tersebut jika tidak diperhatikan dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan, karena terjadi perubahan efek terapi obat. Kenyataan menunjukkan faktor-faktor tersebut kurang mendapat perhatian dari para praktisi medik sehingga pola pengobatan pada usia lanjut seringkali kurang rasional. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat lansia di Desa Randegan Wetan wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatitujuh tahun 2012 didapatkan kebanyakan lansia mengeluh tentang penyakit (kesemutan, reumatik METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di Jatitujuh Kabupaten yaitu sebanyak 525 lansia. Untuk sampel penelitian Sampel ini adalah sebagian lansia yang berada di dan pusing-pusing). Pengobatan yang dilakukan oleh lansia atau keluarganya adalah dengan obat warung atau obat yang dijual bebas. Perilaku lansia dalam meminum obat masih kurang, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan lansia minum obat, hanya mengandalkan obat warung tetapi tidak menggunakan obat sesuai dengan diagnosis dari petugas medis. Beberapa alasan lansia lebih memilih pengobatan dengan obat warung karena malas menunggu selama pengobatan, jarak yang jauh ke tempat pelayanan kesehatan, Adapun dampak yang bisa terjadi pada lansia yang tidak mau memanfaatkan pelayanan kesehatan diantaranya kesehatan lansia tidak terpantau dengan baik, menurunnya jumlah kunjungan lansia ke pelayanan kesehatan dan angka kesakitan pada lansia menjadi meningkat. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, penelitian ini adalah Mengetahui Gambaran Masalah Kesehatan dan Perilaku Pengobatan Lansia di Desa Randegan Wetan 2012, secara rinci : Diketahuinya gambaran penyakit lansia di Jatitujuh Kabupaten Majalengka tahun 2012 Diketahuinya gambaran pengobatan yang dilakukan lansia di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Diketahuinya gambaran obat yang dikonsumsi lansia di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Diketahuinya gambaran cara minum obat lansia di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Jatitujuh Kabupaten yaitu sebanyak 84 orang. Instrument penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan di Jatitujuh Kabupaten Majalengka pada bullan juli 2012.
3 HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penyakit Lansia di Jatitujuh Kabupaten. Penyakit Lansia f % Pusing Sesak Nafas Maag Rematik Pegal Linu Hipertensi Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (42,9%) lansia di Desa mengalami penyakit pusing dan sebagian kecil (8,3%) lansia mengalami penyakit pegal linu dan maag di Desa Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengobatan Yang Dilakukan Lansia di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten. Pengobatan Yang Dilakukan Lansia f % Alternatif 62 73,8 Dokter 22 26,2 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat kurang dari setengahnya (73,8%) lansia melakukan pengobatan alternatif dan lebih dari setengahnya. Tabel 4.3 (26,2%) lansia melakukan pengobatan ke dokter di Jatitujuh Kabupaten Distribusi Frekuensi Obat Yang Dikonsumsi Lansia di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Obat Yang Dikonsumsi Lansia f % Obat Warung 62 73,8 Resep Dokter 22 26,2 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat kurang dari setengahnya (73,8%) lansia mengkonsumsi obat warung dan lebih dari setengahnya (26,2%) lansia mengkonsumsi obat berdasarkan resep dokter di Jatitujuh Kabupaten. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Cara Minum Obat Lansia di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten
4 Cara Minum Obat Lansia f % Tuntas Tidak Tuntas Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat lebih dari setengahnya (72,6%) lansia meminum obat sampai tuntas dan kurang dari setengahnya PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan sebagian besar lansia mengalami penyakit pusing dan sebagian kecil lansia mengalami penyakit pegal linu dan maag di Desa Randegan Wetan Banyaknya lanisa yang mengalami keluhan pusing dikarenakan kondisi fisik yang sudah renta dan mudah terserang penyakit, kondisi lingkungan keluarga, stress psikologis dan stress fisik. Pada lansia yang mengeluhkan penyakit rematik dikarenakan banyak lanisa dengan postur tubuh yang gemuk, aktifitas yang berlebihan sehingga berlebihan memakai lutut, factor cucaca juga berperan terhadap kambuhnya penyakit rematik dan biasanya terjadi pada peralihan musim dan stress yang disertai dengan kelelahan. Pada penderita hipertensi pada umumnya disebabkan karena faktor keturunan namun ada juga yang bukan keturunan yang diakibatkan karena kebiasaan merokok yang berlebihan dan jarang berolahraga, kebiasaan bergadang malam dan pola makan yang tidak sehat. Permasalahan penyakit yang dihadapi lansia tersebut karena adanya kemunduran sel-sel (proses penuaan) yang dapat mempengaruhi fungsi dan kemampuan sistem tubuh termasuk syaraf, jantung dan pembuluh darah akan berdampak pada masalah kesehatan keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan lansia tetap memiliki kesiapan fisik dan mental serta adanya peningkatan perilaku hidup sehat sehingga menjadi sumber daya manusia yang optimal. Perjalanan penyakit pada lansia menempuh waktu yang sangat lama sebelum menimbulkan komplikasi dan tanda dan gejala penyakit. Pada awalnya seseorang sehat, dengan bertambahnya usia dan tergantung gaya hidup yang dijalaninya dari lingkungan serta pelayanan kesehatan yang dialaminya, orang tersebut menderita penyakit yang biasanya disebut sebagai faktor resiko seperti hipertensi, pusing, sesak nafas (72,6%) lansia meminum obat tidak tuntas di Desa magg, rematik dan pegal linu. Apabila penyakit tersebut tidak diobati dari awal maka akan terjadi komplikasi penyakit yang menetap dalam tubuh lansia. Kemunduran biologis dan depresi mental yang menyertai proses penuaan, seringkali menjadi hambatan bagi kesehatan para usia lanjut. Bahkan masalah-masalah fisiologis seperti terjadinya gangguan pencernaan, penurunan sensitivitas indera perasa dan pencium, malabsorpsi nutrisi, serta beberapa kemunduran fisik lainnya dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti penyakit degenerative, penyakit yang bersifat kronis, sering kambuh, multipatologis, proses penyembuhannya lama serta memerlukan biaya perawatan dan pengobatan yang relatif tinggi (Depkes RI, 2003). Peranan petugas kesehatan sangat penting dilakukan untuk membantu lansia dalam mengatasi penyakitnya, dengan mengadakan program posyandu lansia secara rutin dapat mengurangi masalah-masalah kesehatan yang dialami lansia. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka berperan untuk mengadakan program-program layanan kesehatan bagi lansia, terutama daerah-daerah pedesaan yang jauh dari pelayanan kesehatan Gambaran Pengobatan Yang Dilakukan Lansia di Desa Randegan Wetan Berdasarkan hasil penelitian menunjukan lebih dari setengahnya (73,8%) lansia melakukan pengobatan alternatif di Desa. Masih ditemukannya lansia yang melakukan pengobatan alternatif dikarenakan jauhnya jarak ke tempat pelayanan kesehatan, kurangnya transportasi umum untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan dan keterbatasan ekonomi menjadi alasan utama bagi lansia untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.
5 Pola pengobatan pada usia lanjut memerlukan perhatian khusus karena berbagai masalah dapat terjadi yang disebabkan oleh faktor fisiologis, penurunan daya tahan tubuh pada usia lanjut, faktor farmakokinetik dan faktor farmakodinamik yang terkait dengan bertambahnya usia (Prest, 2003). Perubahan fisiologis yang terjadi pada usia lanjut adalah penurunan massa otot, cairan tubuh, laju filtrasi glomerulus, aliran darah ke hepar serta peningkatan lemak tubuh (Soejono, 2001). Faktor-faktor tersebut jika tidak diperhatikan dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan, karena terjadi perubahan efek terapi obat. Kenyataan menunjukkan faktor-faktor tersebut kurang mendapat perhatian dari para praktisi medik sehingga pola pengobatan pada usia lanjut seringkali kurang rasional. Perlunya upaya dari pemerintah agar mengaktifkan kembali pelayanan kesehatan di Desa khususnya yang sulit dijangkau oleh kendaraan umum atau jauh dari perkotaan seperti kegiatan poskesdes diaktifkan lagi, kegiatan posyandu lansia dan puskesmas keliling agar menjangkau daerah terpencil Gambaran Obat Yang Dikonsumsi Lansia di Desa Randegan Wetan 2012 Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari setengahnya (73,8%) lansia mengkonsumsi obat warung di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten. Pada lansia yang memilih pengobatan dengan obat warung dikarenakan keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan untuk menjalani pengobatan ke dokter, sehingga lansia memilih obat warung sebagai pengobatan alternatif lain selain ke dokter. Selain itu dari jenis penyakit yang dialami lansia tergolong ringan seperti pusing dan pegel linu, yang biasa disembuhkan hanya dengan pengobatan yang sederhana seperti obat yang bias dibeli diwarung. Gejala yang sering timbul akibat efek samping dari obat-obat tanpa resep dokter antara lain gangguan maag berupa rasa sakit atau tidak nyaman di uluhati, mual, muntah, perlukaan bahkan tukak di lambung dan usus duabelas jari. Dan bisa mengakibatkan erosi klinis dilambung sehingga terjadi perdarahan saluran cerna bagian atas yang bisa berlanjut dengan kematian (Fahrial, 2008) Pendekatan yang rasional terhadap pengobatan pada lansia, nampaknya memerlukan pemahaman terhadap aneka perubahan kinerja farmakokinetika maupun farmakodinamika selama proses menua. Kedua kinerja bersangkutan saling terkait serta mempengaruhi keberadaan obat di tempat kerja tertentu dan keefektifan antaraksinya dengan tempat kerja terkait. Yang lebih lanjut, ini akan menentukan kinerja farmakologi dan toksikologi obat bersangkutan. Meskipun demikian, pengambilan keputusan terapi pada lansia, seyogyanya tidak hanya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan pergeseran nasib obat karena proses menua saja, tetapi juga pergeseran nasib obat karena komplikasi penyakit, kebiasaan polifarmasi (antaraksi obat), faktor lingkungan, dan status gizi, yang pada hakikatnya sulit dipisahkan secara jelas dengan faktor proses menua. Menurut Graham ( 2008 ) dari komite penasihat Food and Drug Administration, ketika kita sebagai dokter meresepkan obat pada pasien, kita bukan hanya harus menjelaskan jenis obat yang kita berikan, tetapi kita juga perlu membahas efek samping obat dengan baik dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping tersebut Gambaran Cara Minum Obat Lansia di Jatitujuh Kabupaten. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kurang dari setengahnya lansia meminum obat tidak tuntas di Jatitujuh Kabupaten. Banyaknya lansia yang tidak menuntaskan pengobatannya dikarenakan lansia sudah merasa sembuh meskipun obatnya belum habis. Selain itu ada juga lansia yang kurang mendapat perhatian dari keluarga terutama masalah pengobatan seperti cara minum obat, waktu minum obat dan dosis yang harus diminum. Sehingga banyak lansia yang tidak menuntaskan pengobatan tersebut. Secara konsisten, kelompok usia lanjut banyak mengkonsumsi obat-obat yang dijual bebas/tanpa resep. Pemakaian obat-obat pada penderita usia lanjut bukannya tidak memberi resiko, mengingat kandungan zatzat aktif dalam satu obat kadang-kadang belum jelas efek farmakologiknya atau malah bersifat membahayakan. Pasien-pasien usia lanjut sering pula menjadi korban dari tidak jelasnya informasi pengobatan dan beragamnya obat yang diberikan oleh dokter. Keadaan ini banyak dialami oleh penderita-penderita penyakit yang bersifat hilang timbul (sering kambuh). Kesalahan umumnya berupa salah minum obat (karena banyaknya jenis
6 obat yang diresepkan pada suatu saat), atau berupa ketidaksesuaian dosis dan cara pemakaian seperti yang dianjurkan. Kelompok usia ini tidak jarang pula memanfaatkan obat-obat yang kadaluwarsa secara tidak sengaja, karena ketidaktahuan ataupun ketidakjelasan informasi. Pada usia lanjut umumnya akan terjadi penurunan motilitas gastrointestinal, yang biasanya dikeluhkan dalam bentuk konstipasi. Pemberian obat-obat laksansia jangka panjang sangat tidak dianjurkan, karena di samping menimbulkan habituasi juga akan memperlemah motilitas usus. Pemberian obat-obat ini hendaknya disertai anjuran agar melakukan diet tinggi serat dan meningkatkan masukan cairan serta jika mungkin dengan latihan fisik (olah raga). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran Masalah Kesehatan dan Perilaku Pengobatan Lansia di Desa dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sebagian besar (42,9%) lansia di Jatitujuh Kabupaten Majalengka tahun 2012 mengalami penyakit pusing 2. Lebih dari setengahnya (73,8%) lansia melakukan pengobatan alternatif di Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten 3. Lebih dari setengahnya (73,8%) lansia mengkonsumsi obat warung di Jatitujuh Kabupaten Majalengka tahun Kurang dari setengahnya (27,4%) lansia meminum obat tidak tuntas di Jatitujuh Kabupaten Majalengka tahun 2012 SARAN Peranan petugas kesehatan sangat penting dilakukan untuk membantu lansia dalam mengatasi penyakitnya, dengan mengaktifkan kembali posyandu lansia agar dapat mengurangi masalah-masalah kesehatan yang dialami lansia, khususnya di desa terpencil yang sulit di jangkauoleh kendaraan umum atau jauh dari perkotaan.
7 DAFTAR PUSTAKA Arikunto Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT bumi Aksara. Depkes RI Menyongsong Lanjut Usia Tetap Sehat dan Berguna. Jakarta : Depkes RI Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI Gulo, Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo. Hernawati Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga,Kesehatan. Depkes : Jakarta Mubarak Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi, Salemba Medika Mangoenprasodjo, Mengisi Hari Tua dengan Bahagia. Pradipta Publishing. Jakarta. Nugroho Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. EGC. Jakarta Notoatmodjo, Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pudjiastuti, Fisioterapi pada lansia. Jakarta. Penerbit Buku: EGC Prest, Kepatuhan Minum Obat. Soejono, Pendekatan Klinis Pada Pasien Geriatri. Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam, edisi Keempat- Jilid III.Jakarta : FKUI Sekaran Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Sukadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiono Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alphabeta Statistik Untuk Penelitian. Badung : Alfabeta Sarwono Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta Subagio, Studi kelayakan teori dan aplikasi. Jakarta: Elex Media Tamher, Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan. Asuhan Keperawtan. Jakarta: Salemba Medika. Yunindyawati. Status Lansia di Pedesaan.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Kendali tersebut membawa dampak terhadap peningkatan
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembagunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat termaksud usia lanjut. Berdasarkan undang-undang No.13 tahun 1998
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaanya self medication dapat menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia tidak dapat terhindar dari penurunan kondisi fisik, psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang dapat mengakibatkan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
Lebih terperinciPENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA
PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan teknologi tersebut berpengaruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh banyak orang khususnya masyarakat Medan. Hipertensi merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinci2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah faktor resiko utama dari penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di setiap negara. Data WHO (2011) menunjukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar
Lebih terperincipopulasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Berdasarkan data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Asia saat ini terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti peningkatan konsumsi kalori, lemak, garam;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciDi bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :
Peresepan obat pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu masalah yang penting, karena dengan bertambahnya usia akan menyebabkan perubahan-perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik. Pemakaian obat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia suatu saat pasti akan mengalami proses penuaan. Salah satu perubahan kondisi fisik karena menua adalah pada sistem muskuloskeletal yaitu gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh komplikasi
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing
BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan angka harapan hidup terjadi sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara. Meningkatnya angka harapan hidup tersebut menimbulkan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak kemajuan dari ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan, terutama dibidang kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu melenyapkan berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa dan salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di kawasan Asia Tenggara penduduk yang berusia diatas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah posisi tertentu. Posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik dan diastolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis merupakan suatu bentuk penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme gula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka harapan hidup manusia Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat dari kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal awam sebagai penyakit darah tinggi yang terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Keluhan juga tidak dirasakan
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan dapat menyebabkan kematian terbesar di seluruh dunia, salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usila atau usia lanjut merupakan kelompok yang rentan yang selalu ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat, dan negara. Melihat kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciOleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, sejumalah faktor psikososial seperti stress, depresi, kelas sosial, dan kepribadian tipe A dimasukkan dalam faktor risiko klasik untuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga akan mengalami pergeseran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
Lebih terperinciLampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017
Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 DATA UMUM RESPONDEN No. Responden : 1. Identitas Responden : a. Nama Responden : b. Jenis Kelamin : ( L
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah di atas 140/90 mmhg (Depkes, 2006a). Hipertensi juga disebut sebagai the sillent killer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 7
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciOleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam
Lebih terperinciDIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?
DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinci