HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI ASAM FOLAT DI APOTEK BORNEO BANJARMASIN

Transkripsi

1 ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI ASAM FOLAT DI APOTEK BORNEO BANJARMASIN Nidya Putri wulandar 1 ; Riza Alfian 2 ; Annisa Dyah Lestari 3 Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita telah terhenti dari haid untuk beberapa waktu hingga proses persalinan usai. Seorang wanita hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk dirinya dan bayi yang dikandungnya. Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat selama hamil, salah satu vitamin yang perlu diperhatikan selama hamil adalah asam folat. Asam folat termasuk golongan vitamin B9 yang diperlukan untuk sintesis asam nukleat dan asam lemak rantai panjang yang berfungsi untuk perkembangan otak.tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan, tingkat kepatuhan dan hubungan pengetahuan pasien tentang asam folat dengan kepatuhan pasien mengkonsumsi asam folat di Apotek Borneo Banjarmasin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dan teknik analisa data statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0 yaitu Uji Korelasi Spearman.Penelitian dilakukan dari tanggal 01 Februari s/d 31 Maret 2017, dengan jumlah 62 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner tentang pengetahuan pasien yang terdiri atas 13 pertanyaan dan kuesioner kepatuhan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 62 responden yang diteliti tingkat pengetahuan ibu hamil dalam mengkonsumsi asam folat adalah baik sejumlah 31 orang (50%), cukup sejumlah 15 orang (24,19%) dan kurang sejumlah 16 orang (25,81%) dan hasil penelitian tingkat kepatuhan minum asam folat adalah tinggi sejumlah 6 orang (9,68%), sedang sejumlah 21 orang (33,87%) dan rendah sejumlah 35 orang (56,45%).Dan hasil statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna (0,997) antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi asam folat. Kata Kunci : Pengetahuan, Kepatuhan, Ibu Hamil, Asam Folat 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2 Apotek Borneo Banjarmasin 1

2 ABSTRACT KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH LEVEL OF PREGNANT WOMEN'S COMPLIANCE IN CONSUMING ACID FOLATE IN PHARMACIES BORNEO BANJARMASIN Nidya Putri Wulandar 1 ; Riza Alfian 2 ; Annisa Dyah Lestari 3 Pregnancy is a time when a woman has been stopped from menstruation for some time until labor is over. A pregnant woman needs a sufficient nutritional intake for herself and the baby she contains. The need for vitamins in general increases during pregnancy, one of the vitamins that need to be considered during pregnancy is folic acid. Folic acid is a class of vitamin B9 needed for the synthesis of nucleic acids and long-chain fatty acids that work for brain development.the purpose of this study is to know the level of knowledge, compliance level and the relationship of knowledge of patients about folic acid with the compliance of patients taking folic acid in Borneo Borneo Pharmacy. The type of research is descriptive analytic research. Sampling is done by non probability sampling and statistical data analysis technique is done by using SPSS 20.0 Spearman Correlation Test. The study was conducted by interview using a questionnaire about patient knowledge consisting of 13 questions and the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) compliance questionnaire. The study was conducted from February 1 to March 31, 2017, with a total of 62 respondents. Based on research at Borneo Banjarmasin Apotek it can be concluded that from 62 respondents who studied the level of knowledge of pregnant women in consume folic acid is good number of 31 people (50%), enough number of 15 people (24,19%) and less number of 16 people (25, 81%) and the results of the study of adherence to drinking folic acid was high for 6 people (9,68%), while 21 people (33,87%) and low were 35 people (56,45%). And statistical results show that there is no significant correlation (0.997) between the level of knowledge with the level of adherence of pregnant women in taking folic acid. Keywords: Knowledge,Compliance, Pregnant Women, Folic Acid 1 ISFI Banjarmasin Pharmacy Academy 2 Borneo Pharmacy Banjarmasin 2

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita telah terhenti dari haid untuk beberapa waktu hingga proses persalinan usai. Hal tersebut biasanya terjadi selama kurang lebih 9 bulan atau 40 minggu atau 280 hari. Sedangkan kehamilan yang normal akan berlangsung selama minggu. Proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase, yaitu trimester pertama (0-3 bulan atau 0-12 minggu), trimester kedua (4-6 bulan atau minggu) dan trimester ketiga (7-9 bulan atau minggu) (Istiyanti dan Rusilanti, 2013). Seorang wanita hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk dirinya dan bayi yang dikandungnya. Jika seorang ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi, maka akan menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya. Begitu pula jika ibu hamil mengalami kelebihan gizi, hal itu juga tidak baik bagi pertumbuhan bayinya. Setiap jenis vitamin memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap kesehatan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat selama hamil, salah satu vitamin yang perlu diperhatikan selama hamil adalah asam folat (Irianto, 2014). Asam folat termasuk golongan vitamin B9 yang diperlukan untuk sintesis asam nukleat dan asam lemak rantai panjang yang berfungsi untuk perkembangan otak. Folat bersifat larut dalam air, maka vitamin ini tidak dapat disimpan didalam tubuh. Oleh karena itu, untuk menghindari resiko bayi lahir cacat akibat kekurangan folat, maka ibu hamil harus mengkonsumsinya setiap hari. Asam folat juga mudah larut dan hilang selama proses pemasakan, sehingga sebaiknya bahan pangan sumber folat seperti buah dan sayuran dikonsumsi dalam kondisi segar. Sintesis DNA dan pematangan sel 3

4 darah merah juga sangat tergantung pada asupan asam folat, sehingga akibat kekurangan zat ini dapat menyebabkan anemia (Istiyanti dan Rusilanti, 2013). Jika ibu hamil mengalami anemia, resiko persalinan yang abnormal akan meningkat, demikian pula dengan resiko infeksi ibu dan kecenderungan pendarahan yang akan berdampak pada orbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Sedangkan bagi janin, kekurangan Fe hingga <0 g/dl dapat meningkatkan persalinan preterm, Intrauterine Growth Retardation (IUGR) dan Intrauterine Fetal Death (IUFD). Plasenta pun terkena imbasnya, yaitu bisa mengalami hipoksia kronik dan angiogenesis. Ibu hamil memerlukan asam folat lebih banyak untuk kebutuhan ibu dan janin. Kekurangan asam folat <0,24 mg/hari pada kehamilan < 28 minggu akan meningkatkan resiko cacat pada janin, persalinan kurang bulan, serta berat bayi lahir rendah. Defisiensi asam folat juga mengganggu pertumbuhan sistem syaraf pusat sehingga dapat mengakibatkan retardasi mental serta fungsi otak terganggu. Jika terjadi gangguan pada hari ke-16 pasca fertilisasi, maka akan berdampak pada pembentukan kepala yang terjadi pada hari ke-22 sampai 26, sehingga bisa terjadi encephali, bayi tanpa tempurung kepala dan otak. Hal tersebut juga bisa berdampak pada gangguan pembentukan tulang belakang sehingga janin bisa menderita spina bifida (Istiyanti dan Rusilanti, 2013). Departemen Kesehatan telah melaksanakan berbagai kegiatan penanganan anemia sejak awal tahun 1980-an dengan tujuan utama menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil dengan menditribusikan tablet tambah darah melalui Puskemas. Hasil berbagai monitoring pelaksanaan program menunjukkan bahwa suplai tablet tambah darah yang mampu disediakan oleh DepKes hanya mencakup 60% dari jumlah ibu hamil yang ada dan dilaporkan pula masih 4

5 rendahnya kepatuhan (compliance) ibu hamil untuk minum tablet tambah darah secara teratur dan cukup jumlahnya seperti yang dianjurkan(depkes, 2008). Prevalensi anemia di Indonesia masih cukup tinggi. Anemia menduduki urutan keempat dalam sepuluh besar penyakit di Indonesia. Adapun dalam dua puluh lima besar penyakit yang banyak diderita perempuan anemia juga berada di urutan keempat (Depkes, 2006). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005, mengemukakan bahwa prevalensi anemia pada wanita usia produktif dengan usia tahun sebesar 39,5%, dan data dari survei yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran di beberapa Universitas di Indonesia pada tahun 2012 menemukan 40% wanita usia produktif mengalami anemia. Menurut laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007 menjabarkan prevalensi anemia dari 33 provinsi yang diketahui bahwa sebanyak 20 provinsi memiliki angka prevalensi anemia yang lebih besar dari angka rata-rata Indonesia, salah satunya adalah di pulau Kalimantan yaitu Kalimantan Barat 11,9%, Kalimantan Tengah 12,7%, Kalimantan Selatan 10,9% dan Kalimantan Timur 13,9% (Depkes, 2008). Pengetahuan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan perilaku, pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya asam folat mempengaruhi kemauan ibu dalam mengkonsumsi asam folat selama masa kehamilan. Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Ketidakpahaman dan ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya. Akibat dari ketidakpatuhan dan ketidaktahuan pasien terhadap terapi atau 5

6 penggunaan obat yang diberikan antara lain adalah kegagalan terapi, terjadinya resistensi antibiotika dan yang lebih berbahaya adalah terjadinya toksisitas (Depkes, 2007). Sebagian besar ibu hamil tersebut belum mengetahui tentang asam folat, kegunaannya, maupun jenis makanan yang mengandung asam folat walaupun obat yang diberikan petugas kesehatan sudah mengandung asam folat. Apotek Borneo merupakan apotek swasta yang ada di kalimantan selatan, dimana Apotek Borneo bekerja sama dengan dokter kandungan, dokter anak dan dokter umum. Menurut studi pendahuluan yang dilakukan di Apotek Borneo, pada tanggal November 2016 didapatkan data tentang ibu hamil berjumlah 50 orang, hasil wawancara terhadap 10 orang ibu didapatkan 7 orang tidak mengerti fungsi dan manfaat asam folat, 2 orang menyatakan mau mengkonsumsi asam folat setelah dijelaskan oleh petugas kesehatan dan 1 orang mengatakan mengetahui fungsi asam folat dan manfaat asam folat. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan tentang penggunaan asam folat pada pasien ibu hamil yang berobat di Apotek Borneo Banjarmasin. 6