Bab 1. Pendahuluan. dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti. proses perkembangan negara dan manusia, bahwa:

Transkripsi

1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang berbeda dengan negara maju lainnya di dunia, hal ini dapat dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti derasnya pengaruh barat, namun juga tetap mempertahankan budaya warisan nenek moyang dalam waktu bersamaan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat mempunyai dampak yang besar bagi perubahan kehidupan masyarakat Jepang (Lenski dan Nolan:1991). Menurut Furuta (1994: ), mengemukakan adanya gejala dalam proses perkembangan negara dan manusia, bahwa: Dalam perkembangan negara dan manusia, akan menimbulkan suatu fenomena atau perubahan budaya masyarakatnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah culture shock yaitu pertemuan antar budaya atau kemampuan menyesuaikan diri dengan budaya asing. Culture shock merupakan sesuatu yang dialami oleh semua orang yang berada di tengah-tengah. Sampai saat ini Jepang adalah satu-satunya negara di Asia yang mempunyai kedudukan sejajar dalam IPTEK dan perekonomian. Sifat dasar orang Jepang yaitu tekun dan pekerja keras. Selain itu rata-rata dari mereka mempunyai keinginan untuk selalu belajar dan memperbaiki hasil kerja mereka. Mungkin sifat-sifat dasar ini menjadi salah satu pendukung kehebatan masyarakat Jepang dalam membangun 12

2 negaranya. Keinginan untuk selalu belajar tercermin pada tingginya budaya baca dan tulis masyarakat Jepang (Tsabitah, 2007:1). Menurut data dari bunkanews, jumlah toko buku di Jepang adalah sama dengan jumlah toko buku di Amerika Serikat, yakni dua puluh enam kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih banyak daripada Jepang. Karena itu, data ini menunjukkan bahwa toko buku sangat banyak di Jepang, mudah dijangkau dan berada sangat dekat dengan masyarakat Jepang. Sebuah kelebihan yang membuat bahagia para konsumen buku dan penerbitnya, selain itu hal ini juga menunjukkan tingginya apresiasi masyarakat Jepang terhadap budaya membaca (Tsabitah, 2007:1). Buku-buku bacaan di Jepang, seperti komik, novel, kumpulan esai dan sebagainya didesain dalam ukuran kecil, ringan, dan mudah dibawa kemana-mana. Di Jepang, orang yang membaca buku komik dan majalah akan sangat mudah kita temui di bis-bis kota ataupun di kereta-kereta listrik (Tsabitah, 2007:2). Budaya baca masyarakat Jepang yang tinggi ini, tentu merupakan efek timbal balik dari tingginya budaya tulis mereka. Budaya tulis Jepang sudah ditekankan sejak duduk di Sekolah Dasar. Anak-anak Sekolah Dasar di sekolah biasanya selalu mempunyai tugas sakubun (mengarang) ketika mereka libur musim panas, musim dingin, atau liburan kenaikan kelas (Tsabitah, 2007:2). Kesan mereka tentang Ayah dan ibu serta cita-cita, mereka tuangkan dalam 13

3 karangan tersebut lalu dipresentasikan di depan kelas. Maka, tidak heran jika rata-rata anak Jepang pandai mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan lewat rangkaian kata-kata. Bahasa Jepang adalah bahasa yang dibangun bukan berdasarkan huruf melainkan karakter gambar (kanji). Hal ini menjadikannya sangat kaya dengan ungkapan dan nuansa yang sangat ekspresif untuk bahasa sastra tulis (Tsabitah, 2007:2). Tingginya budaya baca dan tulis masyarakat Jepang juga dikarenakan mereka adalah Learning society, yaitu masyarakat yang senang belajar dan ingin mengetahui informasi-informasi baru. Rata-rata orang Jepang senang untuk mencoba mensistemasikan segala informasi yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Siapapun, apapun profesinya dapat menjadi penulis dan menerbitkan buku yang dapat dijadikan informasi untuk orang lain (Tsabitah, 2007:2). Budaya baca dan tulis masyarakat Jepang tampaknya tidak bisa dipisahkan dari keberadaan komik. Menurut Tezuka (1984), komik atau Manga ( 漫画 ) berarti karikatur atau animasi. Komik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Dapat dikatakan bahwa Jepang adalah masyarakat yang kaya akan komik, berbagai jenis komik akan mudah kita dapatkan di toko-toko buku bahkan convenient 14

4 store (Tsabitah, 2007:2). Dalam Neigh-bor.net dituliskan bahwa komik atau animasi merupakan salah satu tulisan corat-coret orang Jepang pada sejarah yang bersamaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan komik secara mendalam karena budaya baca dan tulis masyarakat Jepang sangat tinggi. Dengan diangkatnya tema di atas sebagai sebuah penelitian, penulis berharap hal ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis akan meneliti komik karya Ide Mayumi yaitu Yasei no kimi ni kubittake, Nantoka shinakucya dan Konomi haatofuru. Ketiga komik tersebut menceritakan tentang kehidupan remaja Jepang yang penuh dengan konflik dalam kehidupan. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam skripsi ini penulis akan meneliti alur, penokohan (karakter) dan pesan moral dalam komik karya Ide Mayumi. Alur merupakan bagian paling penting dari jalannya cerita, karakter merupakan sifat atau perilaku tokoh dalam cerita, pesan moral merupakan suatu pesan (amanat) yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Masalah yang akan penulis teliti dalam skripsi ini yaitu alur, karakter dan 15

5 pesan moral. Melalui penelitian ini penulis membatasi penganalisaan masalah dari tiga buah komik karya Ide Mayumi, yaitu Yasei no kimi ni kubittake, Nantoka shinakucya dan Konomi haatofuru. 1.4 Tujuan dan Manfaat penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu untuk mengetahui pesan moral yang tersirat di dalam tiga buah komik karya Ide Mayumi yaitu Yasei no kimi ni kubittake, Nantoka shinakucya dan Konomi haatofuru. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk memberikan kemudahan bagi pembaca dalam memahami dan mendalami alur dan karakter dalam ketiga komik. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini, yaitu metode kepustakaan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan. Buku-buku dan data yang dijadikan acuan untuk penelitian ini didapat dari perpustakaan Universitas Bina Nusantara, perpustakaan Universitas Indonesia, perpustakaan Atma Jaya, Japan Foundation dan lain-lain. Buku yang akan dijadikan korpus data yaitu tiga buah komik karangan Ide Mayumi yaitu Yasei no kimi ni kubittake, Nantoka shinakucya dan Konomi haatofuru. Untuk mengkaji dan menganalisis data-data, penulis menggunakan metode deskriptif analitif. Setelah membaca dan menganalisis data, penulis mengambil dan 16

6 memilih data yang dijadikan acuan untuk penelitian ini. Sumber-sumber tersebut akan digunakan sebagai landasan teori dan objek penelitian. 1.5 Sistematika Penulisan Agar skripsi ini lebih mudah dibaca dan dipahami, maka skripsi ini akan disusun secara sistematika dalam beberapa bab, antara lain: Pada bab 1, pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang penelitian, Rumusan permasalahan, Ruang lingkup permasalahan, Tujuan dan manfaat penelitian, Metode penelitian serta Sistematika penulisan. Pada bab 2, landasan teori, penulis akan memaparkan teori yang menjadi pedoman dalam penulisan skripsi ini yaitu teori alur, teori penokohan, teori sosiologi sastra, teori masyarakat sosial Jepang dan teori psikologi remaja. Pada bab 3, analisis data, berisi analisis penulis dari hasil penelitian ketiga komik yaitu Yasei no kimi ni kubittake, Nantoka shinakucya dan Konomi haatofuru. Pada bab 4, simpulan, berisi simpulan dari hasil penelitian sedangkan saran sebaiknya berisi tentang hal-hal yang bermanfaat bagi pembaca. Pada bab 5, ringkasan, berisi ringkasan dari keseluruhan isi skripsi secara ringkas dan jelas. 17