Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 LAMPIRAN 147

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19 165 Kisi-kisi Wawancara No Rumusan Masalah Aspek-aspek yang Diteliti A Latar belakang KPU 1. Substansi pendidikan politik Kabupaten Sleman 2. Sarana atau agen dalam pendidikan politik melaksanakan pendidikan politik 3. Tujuan pendidikan politik 4. Alasan KPU Kabupaten Sleman melaksanakan bagi pemilih pemula pendidikan politik bagi pemilih pemula 5. Alasan pemilih pemula menjadi sasaran dalam pendidikan politik 6. Domain KPU dalam pendidikan politik 7. Kesadaran politik warga Sleman B Peranan KPU 8. Bentuk program pendidikan politik bagi pemilih Kabupaten Sleman pemula dalam melaksanakan 9. Target program pendidikan politik pendidikan politik 10. Tujuan diadakannya program pendidikan politik bagi pemilih pemula bagi pemilih pemula pada tahun Kendala implementasi pendidikan politik bagi 2012 pemilih pemula dan upaya untuk menghadapai kendala tadi 12. Antusiasme peserta program secara kuantitas dan keaktifan peserta 13. Harapan KPU bagi peserta program pendidikan politik bagi pemilih pemula

20 166 A. Ketua KPU Nama : Riwayat Pendidikan : Pedoman Wawancara No Rumusan Masalah Pertanyaan A Latar belakang KPU 1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik? Kabupaten Sleman 2. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan melaksanakan pendidikan pendidikan politik bagi pemilih pemula? politik bagi pemilih pemula 3. Mengapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik? 4. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus? 5. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh agen seperti partai politik dan PKn? 6. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di Sleman? 7. Apakah tingginya golput ini juga menjadi alasan diadakannya pendidikan politik bagi pemilih pemula? 8. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini? B Peranan KPU Kabupaten 9. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman Sleman dalam dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula? melaksanakan pendidikan 10. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut? politik bagi pemilih pemula 11. Berapa prioritas pelaksanaan program tersebut bagi KPU? pada tahun

21 167 B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan : No Rumusan Masalah Pertanyaan A Latar belakang KPU 1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik? Kabupaten Sleman 2. Apa saja agen-agen dalam pendidikan politik? melaksanakan pendidikan politik 3. Apa tujuan pokok dari pendidikan politik menurut bapak? Bagi pemilih pemula 4. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula? 5. Kenapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik? 6. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus? 7. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh agen seperti partai politik dan PKn? 8. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di Sleman? 9. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini? B Peranan KPU 10. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Kabupaten Sleman Sleman dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula? dalam melaksanakan 11. Siapa saja target sasaran program tersebut? pendidikan politik 12. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut? bagi pemilih pemula 13. Apa materi yang disampaikan dalam program tadi? pada tahun Apa ada kendala yang dihadapi KPU dalam 2012 implementasi program tadi? Jika ada, apa upaya KPU Kabupaten Sleman untuk

22 168 mengatasinya? 15. Seberapa besar antusiasme peserta program, baik dilihat dari jumlah peserta (kuantitas) maupun dari keaktifan peserta? 16. Apa harapan KPU pada peserta setelah mengikuti program ini? C. Nara sumber Program Workshop Bagi SMA/SMK/MA di-kabupaten Sleman Tahun 2011 Nama : Jabatan : Riwayat Pendidikan : Waktu, Tanggal : Rumusan Masalah Pertanyaan Peranan KPU Kabupaten 1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan Sleman dalam politik yang dilakukan melalui mata pelajaran PKn melaksanakan pendidikan khususnya pada sekolah-sekolah di Kabupaten Sleman? politik bagi pemilih pemula tahun Di sekolah mana bapak menjadi nara sumber dalam workshop pemilih pemula tahun 2011? 3. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop itu? 4. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaiakan materi tersebut? 5. Bagaimana antusiasme para peserta workshop? 6. Apa harapan bapak bagi peserta (guru PKn maupun siswa) pasca mengikuti workshop pendidikan pemilih pemula?

23 169 D. Nara sumber TOT Pemilu Tahun 2012 Nama : Jabatan : Riwayat Pendidikan : Waktu, Tanggal : Rumusan Masalah Peranan KPU Kabupaten Sleman dalam melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula tahun Pertanyaan 1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan melalui mata pelajaran PKn khususnya pada sekolahsekolah di Kabupaten Sleman? 2. Apa saja materi yang disampaikan dalam TOT Pemilu pada tahun 2012 lalu? 3. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi tersebut? 4. Bagaimana antusiasme para peserta TOT? 5. Apa harapan bapak bagi peserta pasca mengikuti TOT Pemilu? E. Guru PKn Pendamping Workshop tahun 2011 Nama : Jabatan : Riwayat Pendidikan : Waktu, Tanggal : No Rumusan Masalah Pertanyaan A Peranan KPU 1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut Kabupaten Sleman workshop pemilih pemula tahun 2011 kemarin? dalam melaksanakan 2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop pendidikan politik tersebut? bagi pemilih pemula tahun Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop? 4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?

24 170 F. Guru PKn Peserta TOT tahun 2012 Nama : Jabatan : Riwayat Pendidikan : Waktu, Tanggal : No Rumusan Masalah Pertanyaan A Peranan KPU 1. Apakah anda salah satu dari peserta TOT yang diadakan Kabupaten Sleman oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin? dalam melaksanakan 2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut? pendidikan politik 3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang bagi pemilih pemula tahun 2012 memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka? 4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu? 5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah? 6. Apakah waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda? G. Peserta Workshop tahun 2011 Nama : Asal sekolah : Waktu, tanggal : Rumusan Masalah Peranan KPU Kabupaten Sleman dalam melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula di Kabupaten Sleman pada tahun Pertanyaan 1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta workshop pemilih pemula yang diadakan KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2011 silam? 2. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop tersebut? 3. Metode apa yang diterapkan dalam penyampaian materi tersebut?

25 Apakah anda antusias mengikuti program tersebut? 5. Bagaimana antusiasme dari peserta lain saat workshop tersebut? 6. Apa manfaat workshop tersebut bagi anda? 7. Apakah workshop tersebut mendorong anda untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu misalnya dalam pemilu 2004 mendatang? G. Peserta Olimpiade Pemilu tahun 2012 Nama : Asal sekolah : Alamat : Waktu, tanggal : Rumusan Masalah Peranan KPU Kabupaten Sleman dalam melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula di Kabupaten Sleman pada tahun Pertanyaan 1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman? 2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang? 3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut? 4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? 5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda? 6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait dengan pemilu di Indonesia misalnya? 7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?

26 172 TRANSKIP WAWANCARA H. Divisi sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas, dan SDM Nama : Hazwan Iskandar Waktu, Tanggal : Pukul , 30 Mei Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik? Substansi pendidikan politik itu bagaimana kita mencoba mencerdaskan masyarakat terhadap pilihan politiknya, dalam kaitan terhadap pemilu baik pemilu legislatif, pemilu presiden, maupun pemilukada atau pemilu kepala daerah. Jadi seperti itu menurut saya, bagaimana masyarakat menjadi cerdas untuk memilih pemimpin yang tepat. Tadi kan bapak mengatakan bahwa pemilih yang cerdas itu pemilih yang dapat memilih pemimpin yang tepat. Kriteria pemimpin yang baik itu seperti apa pak? Pemimpin yang baik itu memiliki kapabilitas yang cukup, memiliki tingkat legitimasi pemilihan besar yaitu tingkat kepercayaan publik terhadap dia, dari segi personal dia mampu mengajak masyarakat dalam kaitan proses pembangunan. Jadi seorang leader itu dia mampu mengarahkan dan memotivasi. Mengarahkan itu dia tahu apa yang harus dikerjakann oleh seorang pemimpin, pemerintah, maupun masyarakat. Disana ada yang dinamakan profesional dan kapasitas menjadi pemimpin harus cukup. Yaitu kapasitas untuk menrelkan proses pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat. 2. Apa saja agen-agen dalam pendidikan politik? Kalau kita bicara pendidikan politik hal utama dan pertama tentu adalah partai politik yang semestinya melakukan pendidikan politik. Karena di UU Parpol diatur mengenai parpol untuk melakukan apa yang namanya pendidikan politik. Artinya bagaimana mereka bisa melakukan kerja-kerja politiknya dalam hal memberikan saluran komunikasi dan agregasi kepentingan masyarakat kepada pemerintah dan legislatif. Kedua, lembaga penyelenggara negara yang berhubungan langsung dengan dunia politik, seperti komisi pemilihan umum. Kemudian skateholder lain seperti LSM-LSM yang bergerak dibidang kemasyarakatan, sosialpolitik itu penting dalam proses pendidikan politik. Termasuk di dunia pendidikan dari pendidikan dasar semestinya, bagaimana suatu perbedaan itu suatu keniscayaan

27 173 yang dikelola. Sampai perguruan tinggi saya kira. Agen-agen tersebut dapat mencerahkan untuk terbentuknya iklim politik yang bermartabat. 3. Apa tujuan pokok dari pendidikan politik menurut bapak? Masyarakat dapat memahami bahwa perbedaan pandangan politik adalah keniscayaan. Jadi hal yang tidak perlu dipertentangkan, sehingga ketika terjadi perbedaan pandangan atau pilihan politik patut dihargai. Tidak hanya dalam konteks pemilihan umum, tapi pada hal-hal lain. Sehingga kita menyadari perbedaan itu sebagai rahmat. 4. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula? Ada suatu bagian tersendiri dari program KPU, atau KPU sebagai penyelenggara pemilu tidak hanya masyarakat tercerahkan dalam aspek-aspek teknis pemilu tapi juga KPU diberi wewenang untuk melakukan pendidikan pemilih. Sehingga masyarakat juga tahu substansi pemilu, yaitu tahu pemilu adalah proses untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang akan memimpin bangsa dan negara ini kedepan tentu dilatarbelakangi dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh UU. Pendidikan pemilih berkaitan dengan substansi pemilu dia tidak hanya mengawal pemilu dari aspek teknis tapi juga aspek lain bahwa keterpilihan dan keterwakilan harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti yang saya katakan diawal, yaitu pemimpin yang berkualitas. 5. Kenapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik? Jadi begini, pemilih pemula kami kategorikan sebagai the first voter/pemilih yang pertama ikut dalam proses pemilu, sehingga mereka tidak atau belum terkontaminasi dengan hal-hal apa yang disebut residu pemilu. Residu pemilu seperti money politic dan kampanye hitam. Mereka masih murni belum terkontaminasi sehingga dapat dibentuk pola pikir atau paradigma politiknya. 6. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus? Saya kira untuk KPU sama dengan lembaga-lembaga lain atau agen-agen pendidikan lain. Tapi kami lebih pada bagaimana proses pemilu itu dipahami secara benar dan utuh dan bagaimana output, atau pasca pemilu dapat di kawal oleh masyarakat. Ketika KPU melakukan pemilu tentu disana ada peserta pemilu, peserta pemilu itu yang disodorkan oleh parpol selaku lembaga pengusung calon itu yang

28 174 akan kita cerahkan pada masyarakat bahwa peserta dipilih sesuai dengan pilihan masyarakat agar pemilih mampu melihat secermat mungkin, bahwa yang mereka pilih adalah pilihan mereka. Jadi mereka tidak memilih kucing dalam karung. Lembaga lain tentu mereka punya domain lain untuk memerankan pendidikan politik. Kalau parpol tentu bagaimana masyarakat mampu memilih parpol tersebut, gitu ya. 7. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh agen seperti partai politik dan PKn? Parpol politik punya karakteritik yang berbeda dengan lembaga lain. Mereka tentu mengajak masyarakat untuk memilih parpolnya. Selama ini parpol belum optimal melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, bahkan barangkali residuresidu politik itu disumbang oleh parpol, seperti money politic dan black campaign. Karena kompetisi yang begitu ketat dan seterusnya. Kalau PKn saya tidak punya pengetahuan yang cukup, bagaimana mata kuliah atau mata pelajaran yang diajarkan, sampai sejauh mana arti penting demokrasi atau pemilu diberikan kepada siswanya atau mahasiswa. Tapi selama ini kita bekerja sama dengan guru-guru PKn di tingkat SMA tentang kepemiluan itu sangat kecil prosentasinya. Atau tentang demokrasi sangat kecil, yang diberikan kepada siswa. Ini sebenarnya perlu desain bagus lagi agar materi kepemiluan punya porsi yang lebih besar dalam mata palajaran. Komisioner yang sekarang sudah menangani pemilu kada tahun Apa ada pengalaman parpol menyumbangkan residu politik? Ya secara rahasinya umum ada. Tapi saya tidak ada data detail, atau hasil penelitiannya. Tapi secara umum itu menjadi rahasia bersama bahwa setiap pemilihan pasti ada money poilitic dalam berbagai bentuk. Artinya untuk mempengaruhi tingkat kepemilihan itu dilakukan dengan berbagai cara, sehingga masyarakat seolah-olah dimanjakan dengan money politic dengan berbagai bentuk. Ini jadi kebiasaan buruk yang dilakukan oleh kandidat, atau mereka yang berkompetensi. Karena masing-masing kompetitor berlomba-lomba dalam money politic dalam berbagai bentuk seperti sumbangan-sumbangan. Artinya memberi sesuatu atau benda barang untuk mempengaruhi keterpilihan itu kategori money politic. Dimana domain seperti penindakan money politic pak?

29 175 Kalau secara regulatif itu di pengawasan, di Panwaslu atau Bawaslu. Sehingga money politic itu bisa masuk dalam ranah pidana pemilu. Kalau di ranah pidana pemilu, maka diberikan kewenangan ke kepolisian untuk menindak lanjuti. 8. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di Sleman? Jadi begini, golput itu ada beberapa macam kategorinya. Pertama, pilihan orang untuk tidak memilih karena barangkali kandidat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jadi dia betul-betul golput murni. Ada lagi golput kesalahan administrasi. Yaitu ada seseorang disuatu wilayah masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), kemudian dia sudah bertahun-tahun kerja didaerah lain. Secara administratif datanya masih di wilayah tadi, sehingga panitia pemutakhiran data pemilih itu tidak berani untuk mencoret, karena secara de jure orang sana. Dia tidak mencabut KTP asalnya. Itu tidak hanya terjadi pada orang-orang yang kerja di kota lain seperti Jakarta, Bekasi, dan lainnya, bahkan orang yang kerja di Kota Jogja saja itu pindah juga di kota, tapi tetap menjadi penduduk Sleman. Sehingga menjadi pembengkakan jumlah pemilih di TPS. Yang sungguh-sungguh perlu kita benahi disetiap TPS itu benar-benar secara de facto ada secara faktual dia disitu dan secara de jure dia disitu administrasinya. Sehingga angka golput dapat ditekan. Tapi sebenarnya orang yang bertugas atau kerja ditempat lain itu masih bisa memilih dengan surat keterangan memilih ditempat lain. Ini penyumbang-penyumbang golput sebenarnya. 9. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini? Kalau melihat angka partisipasi masih cukup tinggi karena di Sleman itu masih disekitaran angka 70%. Kalau aspek kependudukan kita benahi, ya kan? Barangkali tingkat partisipasinya dapat meningkat. Tapi kesadaran memilih itu tidak hanya dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat, tapi dia berpartisipasi dia secara kualitas. Dia milih banyak gitu tapi gak bener ya sama saja. Tapi bagaimana orang memilih banyak atau secara kuantitas dan juga memilih orang yang berkualitas. 10. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula? Jadi KPU Sleman menyelenggarakan berbagai program, atau strategi. Pertama melalui media, dan kedua tatap muka. Media ini media elektronik dan luar ruang. Kita lakukan seperti balio spanduk tentang ajakan untuk berpartisipasi dalam pemilu dan tahapan pemilu. Termasuk di media kita lakukan kerjasama dengan

30 176 media baik cetak maupun elektronik. Talkshow di radio dan TV berkaitan dengan tahapan pemilu, atau menjadi pemilih yang berkualitas. Tatap muka kita lakukan dalam bentuk workshop atau TOT atau bentuk lain dialogis lainnya. Kita juga ada roadshow. Roadshow itu kita mendatangi pusat-pusat keramaian, yang mungkin disana banyak orang tapi tidak bisa kita lakukan secara tatap muka. Disana kita jelakan mengenai memilih pemimimpin yang berkualitas dalam bentuk penyebaran leaflet, stiker, dll. Jadi kita cover masyarakat secara keseluruhan. Kemudian kita sasaran juga pada pemilih pemula kerjasama dengan dinas pendidikan pemuda dan olahraga (Disdikpora Sleman), juga dengan kerjasama seluruh sekolah SMA sederajat yang ada di Kabupaten Sleman. Dan sekaligus ini menjawab pertanyaan ke Siapa saja target sasaran program tersebut? Terjawab di pertanyaan nomor 10, yaitu kalau untuk pemilih pemula ya seluruh SMA sederajat di Kabupaten Sleman. 12. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut? Masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pemilu dan mengajak mencerahkan bahwa pemilu harus punya makna di masyarkat agar harapan mereka sesuai dengan kenyataan yang akan ditrima pasca pemilu. 13. Apa materi yang disampaikan dalam program tadi? Materi yang disampaikan apa itu arti penting berdemokrasi, arti penting pemilu, aspek-aspek teknis pemilu, juga tahapan-tahapan pemilu, dan bagaimana mengawal pemerintahan pasca pemilu. Itu yang kita sampaikan dalam setiap program yang kita jalankan. 14. Apa ada kendala yang dihadapi KPU dalam implementasi program tadi? Ada kendala yang kita hadapi dalam implementasikan program. Pertama, kita kekurangan SDM untuk mencapai sekian ratus ribu penduduk atau jumlah pemilih di Kabupaten Sleman. Kedua, diantara sela-sela waktu kita menyelenggarakan tahapan, kita terkendala dengan kendala waktu, frekuensinya menjadi sedikit. Keitga, keterbatasan anggaran. Biaya yang kita anggarkan untuk mengcover program yang kita kerjakan. Jika ada, apa upaya KPU Kabupaten Sleman untuk mengatasinya? Upaya yang kita lakukan tentu dalam UU itu pemerintah serta pemerintah daerah diwajibkan ikut mendukung suksesnya pemilu. Tahun 2009 itu pemda Sleman membantu sosialisasi pada media dan masyarakat. Sasaran mereka berbeda

31 177 dengan KPU, sasaran mereka tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh pemerintahan di kecamatan dan desa. Pemda Sleman selama ini kita anggap bagus dalam hal dukungan mereka baik program kegiatan maupun anggaran, untuk mensukseskan sosialisasi tahapan pemilu. Mereka juga mencetak buku-buku UU dan peraturan dst. Kekurangan SDM itu artinya kita minta instansi terkait mendorong, seperti instansi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah untuk ikut mensosialisasikan program pemilu. Kemudian media kita minta berpartisipasi dalam menyampaikan informasi terhadap tahapan pemilu. 15. Seberapa besar antusiasme peserta program, baik dilihat dari jumlah peserta (kuantitas) maupun dari keaktifan peserta? Kami memprogramkan ada workshop pada pemilih pemula di SMA. Setiap sekolah ada lima perwakilan untuk kita jadikan trainer atau agen pemilu di sekolah masing-amsing dan kita meminta 1 guru pendamping. Kita bagi wilayah barat, tengah, dan timur. Total sekitar 100 siswa. Itu tidak ada yang kosong artinya seluruh sekolah yang kita undang pasti mengirimkan siswa dan guru pendampingnya. Ini menjadi catatan bahwa sebenarnya mereka dengan metode pelatihan bagi orang dewasa, ternyata siswa antusias untuk mengikuti. 16. Apa harapan KPU pada peserta setelah mengikuti program ini? Kami akan sangat senang bila ada masukan dari masyarakat atau sekolah, karena kemarin ada permintaan kita mengadakan olimpiade pemilu pada tahun Kita kerjasama dengan DPRD, Bupati dan Disdikpora. Harapan kedepan kita bisa luas lagi walau penuh keterbatasan. Dan mengajak skateholder lain untuk mensosialisasikan pemilu terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat tidak apatis. Sehingga pemilu penuh makna, karena kita akan memilih pemimpin untuk memilih pemimpin yang akan menahkodai negara ini 5 tahun kedepan. Untuk peserta TOT jadi trainer, mereka bisa menyampaikan berbagai hal pada lingkungannya agar bisa memberi makna pemilu menjadi penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Pertanyaan seputar Bapak Hazwa selaku nara sumber workshop (2011) dan ToT (2012) Di sekolah mana bapak menjadi narasumber? Ada datanya kan? Ada pak. Hampir semua itu saya menjadi nara sumbernya, karena saya sebagai tulang punggungnya program-progra itu.

32 178 Kemarin sudah wawancara dengan Pak Hamdam? Sudah Pak. Jadi yasudah mas semua hampir samalah jawabannya dengan Pak Hamdan. Metode kita memakai metode bridge, ada role playing, games dan ice breaking, dan juga meta plan (kertas tugas). Hanya tambahan untuk harapan ya bagaimana peserta lebih memahami arti penting pemilu. Untuk lainnya anda dapat melihat dilaporan saja semua ada disitu. I. Nara sumber Program Workshop Bagi SMA/SMK/MA di-kabupaten Sleman Tahun 2011 Nama : Hamdan Kurniawan, S.IP Jabatan : Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi Waktu, Tanggal : Pukul , 27 Mei Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan melalui mata pelajaran PKn khususnya pada sekolah-sekolah di Kabupaten Sleman? Saya tidak akan mengungkapkan pandangan terkait hal tersebut. Hanya saja saya ingin mengatakan kemarin kita (KPU) mengadakan workshop pendidikan pemilih bagi pemilih pemula merupakan upaya untuk diseminasi mengenai pentingnya pemilu dan sistem pemilu bagi pemilih pemula. Perlu adanya penyampaian yang sistematis terkait dengan pemilu. Kita dianggap lembaga yang mempunyai kompetensi untuk menyampaikan hal itu, maka kami mengadakan program ini. 2. Di sekolah mana bapak menjadi nara sumber dalam workshop pendidikan pemilih pemula tahun 2011? Saya menjadi nara sumber di SMAN 1 Kalasan dan SMKN 1 Depok. Perlu dicatat pula dalam program ini tempat diadakannya workshop merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Anda bisa lihat daftarnya di bagian sekretariat. 3. Apa saja materi yang disampaikan dala workshop itu? Materi dalam program ini mencakup tahapan pemilu, pencalonan dan tugas KPPS. Dalam tahapan pemilu dijelaskan mengenai tahap penyusunan daftar pemilih. Bagaimana kriteria pemilih, apakah kurang dari 17 tahun sudah boleh memilih, apakah PNS boleh memilih, apakah TNI boleh memilih, dan lain sebagainya. Kemudian bagaimana dengan pemilih normal dan pemilih difabel juga dijelaskan. Dalam materi pencalonan dijelaskan mengenai memilih calon yang baik, yaitu

33 179 yang memiliki kriteria-kriteria sebagai pemimpin yang baik. Tugas KPPS sendiri dilakukan melalui simulasi pemilihan umum. Diperankan seorang ketua KPPS dan anggota-anggota KPPS. Kemudian bagaimana tugas ketua KPPS dan anggotaanggotanya. 4. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi tersebut? Metode yang digunakan bermacam-macam diantaranya role playing (bermain peran), dan meta plan. Bermain peran contoh bermain peran sebagai KPPS. Meta plan sendiri kita gunakan untuk menganalisis kriteria-kriteria calon pemimpin yang baik. Kita sediakan daftar kriteria-kriteria calon pemimpin. Kemudian siswa menganalisis mana kriteria yang tepat untuk pemimpin yang baik. Intinya kita ingin melibatkan siswa/peserta secara aktif. 5. Bagaimana antusiasme para peserta workshop? Peserta workshop sangat antusias. Hampir semua aktif dalam program, bertanya, ikut menyumbangkan pikiran dalam diskusi. Rata-rata paham dengan materi yang disampaikan. Bahkan ada beberapa peserta yang terlambat datang langsung bisa in atau mengikuti. 6. Saya baca laporan kegiatan workshop peserta tidak hanya siswa tapi juga guru PKn. Lalu bagaimana posisi guru dalam workshop tersebut? Guru lebih sebagai pendamping saja. Disamping itu kita juga ingin guru tambah pengetahuannya tentang proses pemilu secara komprehensif. 7. Apa harapan bapak bagi peserta (guru maupun siswa) pasca mengikuti workshop pendidikan pemilih pemula? Harapannya peserta paham mengenai proses pemilu. Karena selama ini pemilu hanya dipahami sebagai gembor-gembor motor saat kampanye. Itu terlihat dari fakta dilapangan, dan juga banyak peserta yang menyampaikan pesan dan kesan bahwa mereka sekarang bisa lebih tahu tentang pemilu secara lebih komprehensif. Dalam pemilu ada penyelenggara (KPU), pemilih, dan peserta pemilu. Mereka merasa senang dan berharap kegiatan ini bisa dilakukan lagi. Kemudian diharapkan mereka bisa menjadi pemilih kritis dan mengabil peran. J. Nara sumber TOT Pemilu Tahun 2012 Nama : Hamdan Kurniawan, S.IP Jabatan : Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi Waktu, Tanggal : Pukul , 27 Mei 2013

34 Apa saja materi yang disampaikan dalam TOT pemilu pada tahun 2012 lalu? Saya bertugas menyampaikan sistem pemilu. Saya pernah mengikuti program workshop kerjasama dengan lembaga pemilu Australia. Jadi saya berusaha menyampaikan apa yang saya dapat dalam workshop tersebut di TOT kemarin. Materi yang saya sampaikan terkait dengan sistem pemilu di dunia kemudian sistem pemilu nasional, baik pemilu DPR, DPD, DPRD maupun Presiden. 2. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi tersebut? Metode yang kami gunakan metode untuk pendidikan orang dewasa. Kami bagi peserta menjadi beberapa kelompok kemudian mengerjakan stugas-tugas dari kami. Kami juga memakai meta plan untuk menerangkan mengenai sistem distrik dan sitem proposional. 3. Bagaimana pemahaman guru mengenai materi-materi yang disampaikan dilihat dari jalannya program? Saya melihat ada guru yang paham dan kurang paham. Ini terlihat saat penggunaan meta plan yaitu tentang sistem pemilu distrik dan proporsional. Ada meta plan yang salah ditempatkan. 4. Bagaimana antusiasme para peserta TOT? Guru-guru sangat antusias, jarang ada yang hanya diam. Rata-rata aktif mengikuti jalannya program. Bahkan ada masukan mengundang KPU ke sekolah untuk mengadakan mengisi mengenai pemilu di sekolah. Kalau ada permohonan resmi kami siap. Namun sampai sekarang belum ada permohonan, mungkin mereka sulit mengatur jadwal. 5. Apa harapan bapak bagi peserta pasca mengikuti TOT Pemilu? Harapan kami guru dapat mentranfer pengetahuan yang didapat kepada para siswa di sekolah masing-masing. K. Ketua KPU Kabupaten Sleman Nama : Bapak Djajadi Waktu : Tanggal 14 Juni Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik? Pendidikan politik itu penting sekali. Bagi pemilih pemula, pendidikan politik penting supaya pemilih pemula memahami demokrasi, dan pemilu umum, dan lain-lain. Dalam hal ini dalam kaitan dengan pemilih yang masih berstatus pelajar

35 181 sekolah menengah atas, tentu saja tidak terlepas dari pelajaran PKn. Dalam PKn itu baru sebagian kecil pendidikan politik disampaikan mengenai tataran praktek di lapangan. Butuh pendidikan politik bagi pemilih pemula untuk mengawali dalam memasuki dunia politik praktis. Butuh kesabaran, bertahap supaya pemilih pemula bisa memahami pemilu. Demokrasi diwujudkan melalui pemilu oleh rakyat. Dulu pemilu tidak secara langsung, tapi melalui perwakilan. Sejak amandemen UUD 1945 terjadi perubahan besar pelaksanaan pemilu, mulai dari aturan umum sampai teknisnya. Tadi bapak menyebutkan tujuan pendidikan politik adalah untuk mempersiapkan pemilih pemula sebelum memasuki dunia politik praktis. Apa yang dimaksud bapak dengan dunia politik praktis? Pemilih pemula adalah salah satu segmen pemilih di masyarakat. Dunia praktis politik adalah pemilu itu sendiri, mulai dari pemilukada, pemilu legislatif maupun pemilu presiden, sampai pemilihan tingkat bawah seperti pemilihan kepala desa, pemilihan kepala dusun, dan di sekolah ada pemilihan ketua osis. 2. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula? Alasannya adalah dalam rentang waktu 5 tahun jmlah pemilih pemula sekitar 17-18% jumlah dari keseluruhan pemilih. Jumlah tersebut cukup besar. Kalau dikonversi ke kursi sekitar 8 kursi. Kalau tidak ada pendidikan politik bisa jadi mereka apatis, tidak ikut nyoblos. Kursi yang sebesar tadi tidak dipilih oleh mereka. Disamping itu pemilih pemula belum paham pengenai seluk beluk pemilu. Mereka perlu menjadi pemilih yang cerdas. Yaitu memilih berdasarkan track record-nya yang bagus, dan tidak terlibat korupsi. Juga mereka harus dijauhkan dari politik uang. Di tingkat pemilihan kades misalnya, sampai hari ini masih banyak money politic. Mereka harus menggunakan rasionalisasi dalam melakukan pemilihan, seperti yang saya katakan tadi. Disamping diarahkan untuk menggunakan rasionalisasi dalam memilih, dalam program ini juga pemilih pemula diberi keterampilan bagaimana jika mereka jadi penyelenggara KPPS dalam suatu even pemilu. Sekaligus disimulasikan. 3. Mengapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik?

36 182 Seperti yang saya katakan tadi mas, karena pemilih pemula belum pernah memilih atau baru memilih, jadi harus diarahkan untuk memilih berdasarkan visi dan misi. 4. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus? KPU sesuai dengan visinya yaitu sebagai penyelenggara melaksanakan pemilu sesuai UU yang ada. Disamping itu juga melaksanakan sosialisasi terhadap penyelenggaraan terhadap pemilih pemula dan masyarakat umum tentunya. Disamping itu juga banyak hal yang harus dilakukan KPU untuk menyelenggarakan pemilu. Dari sosialisasi tadi, melengkapi logistik, dan rekrutmen panitia ad hock. Panitia ad hock ini terdiri dari PPK, PPS, dan KPPS. Perlu diketahui juga untuk pemilukada itu anggaran 70% terserap di TPS, termasuk perlengkapannya. 5. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh agen seperti partai politik dan PKn? Jadi kalau partai politik itu cenderung goalnya mengarahkan supaya orang yang diberi pendidikan politik menjadi simpatisan, konstituen atau jadi anggota. Dengan pendidikan politik yang intensif bisa jadi pengurus. Jadi sifatnya ideologis, kalau terkait hal penyelenggaraan pemilu hampir tidak disampaikan. Kalau PKn kita seirng mengundang siswa maupun guru untuk ikut program kita. Baik guru maupun siswa kita harapkan jadi agen dalam pendidikan politik. Dapat getok tular di sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya. 6. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di Sleman? Ada dua alasan. Pertama, kita masih memakai sistem de jure. Sistem pendaftaran de jure artinya pemilih yang masih berktp Sleman tetap menjadi pemilih. Jadi ketika di hari-h dia golput. Seperti di kota pada pemilukada tahun 2006 silam, jumlah golput pemilih yang tinggal di luar daerah sebesar 24%. Kedua, ada masyarakat merasa tidak ada calon yang cocok dipilih. Terus tidak memilih. Kita tidak bisa menyalahkannya. Memilih itu hak bukan kewajiban. Jadi boleh digunakan atau tidak digunakan.

37 183 Untuk itu kita sosialisasikan pada masyarakat lewat berbagai media. Agar masyarakat banyak tahu. Ketika masyarakat banyak tahu mengenai pemilihan, dia bersedia untuk memilih. 7. Apakah tingginya golput ini juga menjadi alasan diadakannya pendidikan politik bagi pemilih pemula? Iya. Tapi lebih banyak pada tadi, supaya pemilih pemula menggunakan hak pilihnya dengan cerdas. Yaitu berdasarkan visi dan misi, tidak sekedar karena diberi sesuatu. 8. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini? Masih cukup tinggi. Karena walau kita belum ada data faktual mengenai alasan golput, tapi kemungkinan golput disebabkan tadi, kita masih menggunakan sistem de jure. Sehingga kedepan kita akan menggunakan sistem de jure dan de facto. Secara de facto pemilih itu memang masih tinggal di Sleman. Jika tidak tinggal di Sleman kita terapkan sistem de jure dengan catatan kita lakukan crosceck. Kita tanya keluarganya apa dia besok bisa pulang saat pemilihan. Hal ini untuk menekan angka golput. 9. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula? Sejak 2011 lalu KPU memulai pendidikan politik bagi pemilih pemula. Dilakukan untuk siswa-siswa SMA se-kabupaten Sleman dan guru pendampingnya. Kami terapkan metode sosialisasi dialog, simulasi praktek (metode bridge), dan lain sebagainya. Untuk metode bridge sendiri merupakan metode yang dikembangkan oleh KPU Indonesia dengan KPU Australia. Metode ini diterapkan untuk menggerakan perekrutan PPK, PPS, dan KPPS. Disamping itu kita juga gunakan metode meta plan. Meta plan digunakan untuk mempelajari tahap-tahao seleksi PPK, pendaftaran calon, menyusun DPT, dan tentang KPU sendiri. Tahun kemarin (2012) kita juga mengadakan program untuk pemilih pemula hanya saja bentuknya lain. Jika ditahun 2011 hanya workshop, ditahun 2012 kita adakan Olimpiade Pemilu dan TOT untuk guru PKn SMA/SMK sederajat di Kabupaten Sleman. Kami berharap tiap tahun kami bisa menyelenggarakan program-program tadi. 10. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?

38 184 Tujuan utamanya bisa membentuk agen-agen di kalangan pemilih pemula. Sebagai contoh, kita di workshop ada simulasi pemilu. Diharapkan nanti simulasi pemilu dapat diterapkan disaat pemilihan osis. 11. Berapa prioritas pelaksanaan program tersebut bagi KPU? Program-program tadi merupakan kerjasama dengan Disdikpora. Anggaran kami kecil, paling tidak hanya bisa digunakan untuk anggaran nara sumber atau petugas pendidikan pemilih. Kami hanya menyiapkan fasilitas IT, membuat model tulisan, dan perlengkapan lain seperti kertas samson. Kadang-kadang malah ada sekolah yang sekaligus menyediakan konsumsi, jadi kami enak juga, anggaran bisa ditekan. L. Guru PKn MAN Yogyakarta 3 Tanggal 17 Juni 2013 di MAN Yogyakarta 3 TOT Apakah anda salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin? Iya. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut? Yang jelas tentang UU Pemilu. Kemudian sebab-sebab turunnya partisipasi masyarakat, kemudian tata cara cara berpartisipasi, sosialisasi politik bagi pemilih pemula. Juga terkait dengan metode yang digunakan untuk pendidikan politik bagi pemilih pemula. 3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka? Ada. Tapi tidak banyak, kurang dari 5%. Karena rata-rata guru PKn dari jurusan PKn, sehingga sudah menerima teori-teori tersebut. Permasalahan lebih pada pemahaman teknis, karena sistem kita sistem gabungan. Dan terkait dengan tata cara penentuan distrik, apa dasarnya menentukan suatu dapil. Terkait pengaruh kultur dan lain sebagainya. Kalau tidak tepat partai dapat kehilangan suara. Misal, basis PAN di Sleman, Gamping, dan Tempel. Pemilihan dapil digeser, hal ini dapat merubah suara yang didapat. 4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu? Guru-guru sangat antusias. Itu dapat menjadi pengayaan metode pembelajaran di kelas.

39 Saya membaca bahwa salah satu output dari diadakannya TOT diharapkan nantinya digelar kelas-kelas pemilu. Apa anda menggelar kelas pemilu di kelaskelas PKn pasca mengikuti TOT? Di sekolah ini, sebelum ada program KPU sudah ada kelas pemilu. Dalam tataran teknis, kita sudah melaksanakan dalam pemilihan osis. Ada pendaftaran calon, kampanye atau orasi, pembekalan calon, dan pelaksanaan pemilihan. 6. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah? Materinya sudah ada di sistem politik Indonesia itu. Sudah banyak ada 8 kali pertemuan. Berbicara mengenai sistem politik, partisipasi politik, sistem kepartaian, dan lain sebagainya. Bahkan saya sering mengundang anggonta dewan untuk datang ke MAN 3. Untuk memberikan diskusi politik atau sarasehan. Hanya ditahun ini saja tidak dilaksanakan. Sudah 3 kali kita laksakan. 7. Apakah waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda? Jadi alokasi waktu untuk materi-materi tadi sudah cukup. M. Guru PKn SMA N 1 Sleman Nama : Drs. Rahadi Waktu : Tanggal 19 Juni 2013 di SMA N 1 Sleman Workshop Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011 kemarin? Iya. Dan di SMA 1 Sleman ini dua orang, dengan Pak Kardi. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut? Pada waktu workshop itu yang disampaikan oleh Ketua KPU Sleman itu terkait dengan hak dan kewajiban selaku warga negara yang ada hubungannya dengan pemilu. Sebab, dimungkinkan untuk pemilih pemula ini minatnya kurang. Kekurangan itu tentu ada beberapa sebab. Bisa yang anak itu (pemilih pemula itu) grogi, gimana caranya dan lain-lain. Kedua, dia belum mempunyai pilihan mantap terkait partai atau caleg. Dan ketiga, sering ada kemungkinan ujungujungnya finansial. Tahu kan ya mas? Kalau ada kaos dipilih, ada uang dipilih, ada proposal dipilih. Anak yang idealis di pemilih pemula masih rendah. Keempat, kemampuan dan anak itu heterogen atau macam-macam.

40 Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop? Bagus mas. Bahkan kemarin saat olimpiade pemilu kita menang. Untuk minat anak-anak dalam workshop itu bagus, dari sekolah negeri maupun swasta yang didukung oleh skateholder sekolah. Menurut bapak metode apa yang lebih efektif dalam pendidikan politik? Yang efektif itu metode simulasi. Karena kalau secara teoritis anak itu mudah lupa. Enggan, mudah lupa, dan kurang minat. Ketika simula anak bisa dengan gegap gembita. Simulasi untuk mengetahui hak sebagai warga negara, dan menyumbangkan hak pilihnya agar tidak gugur. 4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut? Guru itu memberikan pengarahan, rambu-rambu, dan motivasi. Serta memberikan materi-materi apa mengenai pemilu terkait dengan pemilih pemula. TOT Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin? Iya. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut? Mengenai simulasi dan tata cara pemilih serta penentuan wakil-wakilnya. Partai yang lolos threshold (ambang batas). Kemarin itu pembicaranya ngundang dari KPU provinsi juga ya pak? Iya. Kalau yang dari provinsi tadi mengani apa saja ya pak? Formal saja. Mengenai jadwal-jadwak tahapan pemilu. Kalau tentang pemilu pak, pentingnya mengikuti pemilu? Iya ada. Bagaimana kita mengikuti pemilu, agar kita ikut menentukan wakil dan masa depan bangsa kita. Menentukan maju tidaknya bangsa dan negara. Jangan sampai tidak milih ikut mengkritik. 3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka? Kalau distrik itu sudah banyak tahu. Sedang sistem proporsional terbuka itu masih banyak yang tidak tahu. Sistem proporsional terbuka itu banyak kekurangannya dan memiliki kelebihan pula. Kelebihannya, bisa memilih memang caleg yang akuntabel, yang dedikasi tinggi, kita positive thinking saja ya mas. Bisa menentukan nasib konstituen, menentukan perubahan ke arah yang

41 187 lebih baik. Kelemahannya antar intern partai itu ada persaingan yang tidak sehat. Sama-sama dapil saling menjatuhkan demi mencari suara yang banyak. Sehingga dampaknya pada kerenggangna kerukunan dalam satu partai, apalagi beda partai politik. Hanya soal mencari urusan finansial caleg tersebut. Sehingga ada benturan antar kader satu partai, kalau antar kader partai agaknya normal. Ini antar satu partai, jadi tida baik. Jadi harus menjadi pembelajaran. Perlu dicatat tidak semua guru PKn itu diluar jurusan civic hukum. Ada yang dari Jurusan Sejarah dan lain sebagainya. Apalagi swasta mas. Ada sang guru itu mengajarkan guru secara teoritis, tidak didemontrasikan. Sehingga pemahaman guru tadi kurang pula. 4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu? Tinggi, ada rasa ingin tahu yang besar, dan sportif. 5. Saya membaca bahwa salah satu output dari diadakannya TOT diharapkan nantinya digelar kelas-kelas pemilu. Apa anda menggelar kelas pemilu di kelaskelas PKn pasca mengikuti TOT? Iya. Kita menggelar, tapi tidak menggunakan gambar kontestan pemilu. Saya menggunakan gambar buah seperti nanas, pisang, dan semacamnya. Sebab melalui tanda gambar partai itu anak kelihatan ada yang egois, ada yang sombong, terus ejek mengejek. Namun dengan gambar buah tadi anak dengan bebasnya berpartisipasi. Bagaimana pemilihan osis sendiri pak? Memang salah satu pendidikan demokrasi di sekolah itu adalah pemilihan ketua kelas, pemilihan ketua osis. Sehingga calon ketua osis itu mengajukan proposal, kemudian disampaikan dimimbar bebas. Saling adu program, saling adu argumentasi, kemudian pemilihannya di dalam kelas. Ada pula lembaga sementara yang menangani pemilihan ini. 6. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah? Ini proses pembelajaran berbeda dengan dulu. Sehingga saya lebih condong pada diskusi kelompok, dan anak itu mempresentasikan kedepan, beserta tanya jawab dengan kelompok lain. Guru memberi penilaian saat diskusi kelompok dan hasil diskusi, atau paper setelah dijidid. 7. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda?

42 188 Tergantung penyampaiannya. Tidak harus diterangkan secara kalsikal. Kita kasih tugas, berdialog, dan mendemontrasikan. Disamping itu kita ada pembuatan kliping-kliping pemilu untuk menjadi buku. Dari berita-berita surat kabar ya pak? Iya mas. Kita bagi-bagi pula. Ada yang Kompas, KR, Jawa Pos, dan lain sebagainya. N. Guru PKn SMA N 1 Ngaglik Drs. Pratiknyo Jam 10.00, Tanggal 19 Agustus 2013 di SMA N 1 Ngaglik Workshop Apa anda menjadi pendamping siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011 kemarin? Iya. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut? Pada saat itu materinya berkisar pada tata cara seorang warga negara untuk mempunyai hak dipilih maupun memilih. Lalu tentang ketentuan-ketentuan pemilihan umum, pentingnya demokrasi dan berdemokrasi. 3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop? Antusiasnya lumayan. Banyak yang aktif bertanya karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut? Perannya sebagai motivator pada anak-anak yang ikut. Total anak yang ikut dari sini 5 siswa. TOT Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin? Iya. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut? Tentang pemilu, lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. 3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka? Ada, tapi hanya sedikit. Dan mungkin itu karena tidak semua guru PKn sarjana PKn. 4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?

43 189 Sangat tinggi. 5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah? Banyak. Sekitar 1 Bab atau 1 KD. 6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda? Sudah mencukupi untuk para siswa. O. Guru PKn SMA N 2 Sleman Sukamti, S.Pd. Jam 11:00, Tanggal 19Agustus 2013 di SMA N 2 Sleman Workshop Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011 kemarin? Iya. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut? Tentang syarat-syarat menjadi pemilih khususnya syarat-syarat bagi pemilih pemula, dan mekanisme pemilihan umum. 3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop? Tinggi. Banyak yang mengajukan pertanyaan dan pada saat diskusi siswasiswa banyak yang aktif. Saat itu, perwakilan untuk acara workshop tahun siswa. Kemudian pada tahun 2012 lalu saat Olimpiade Pemilu SMA 2 mendapat ranking Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut? Ya mendampingi mas, mengarahkan dan menjadi motivator. TOT Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin? Iya. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut? Terkait dengan sosialisasi politik, partai politik yan lolos dalam pemilu, kemudian materi-materi tentang pemilu yang secara garis besar sama dengan materi workshop tahun 2011, dan juga materi tentang urgensi demokrasi. Saat itu dihadiri oleh KPU pusat, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten.

44 Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka? Cukup memahami. 4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu? Tinggi. 5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah? Tinggi, khususnya kelas 11 pada semester 1 tentang budaya politik. 6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda? Cukup. Jumlah materi dan alokasi waktu sudah cukup bagi siswa. P. Guru PKn SMA N 1 Turi Endang Dwi Haryani, S.Pd. Pukul 12.15, Tanggal 19 Agustus 2013 di SMA N 1 Turi Workshop Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011 kemarin? Iya. 2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut? Simulasi pemilu, cara memilih atau nyoblos, tentang demokrasi, pemil, wawasan kebangsaan dan syarat-syarat menjadi pemilih. 3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop? Sangat tinggi. Khususnya pada metode meta plan dan role playing, siswa sangat aktif. 4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut? Membimbing anak-anak, yang pada intinya supaya mereka jadi warga negara yang baik. Dapat berpartisipasi dalam pemilihan dan memilih calon yang memang dapat bekerja membangun negeri ini. TOT Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin? Iya.

45 Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut? Tentang demokrasi yang dikemas dengan metode role playing dan diskusi klasikal. 3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka? Ada sedikit. 4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu? Tinggi. 5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah? Tinggi,di kelas 10 ada tentang dasar-dasar pemilu yang termaktub dalam UUD, kemudian di kelas 11 semester 1 ada tentang budaya politik. Budaya politik disampaikan selama 8 kali pertemuan. 6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda? Secara keseluruhan mencukupi. Hanya saja kita ketahui bahwa untuk kelas tiga kurang efektif, karena sebagian besar waktu difokuskan untuk mata pelajaran yang diikutkan UAN. Q. Peserta Workshop Perwakilan SMA N 1 Turi Nama : Adhi Pramono Waktu : Pukul 10.30, Tanggal 14 Oktober Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta workshop pemilih pemula yang diadakan KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2011 silam? Iya mas. 2. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop tersebut? Seingat saya, materinya seputar pemilu. Ada tentang apa itu mas, pentingnya pemilu, kemudian kriteria pemimpin yang baik, dan tentang daftar pemiluh tetap. Kalau tentang simulasi pemungutan suara ada kan? Bentar mas. Karena sudah lama saya kurang ingat. Itu disampaikan di sesi terakhir, ingat? Ow ya mas. Ada dulu tetang itu, yang kita berperan sebagai panitia pelaksana di TPS, ada juga yang berperan jadi yang nyoblos atau nyontreng, dan yang melakukan pengamanan.

46 192 Ya, itu namanya KPPS. Apakah materi tentang pentingnya pemilu membuka pandangan anda bahwa berpartisipasi dalam pemilu itu penting? Iya mas. Saya beranggapan juga bahwa partisipasi dalam pemilu itu penting dilakukan warga negara. Jangan sampai kita golput, itu tidak benar. Lagian yang biasa golput itu kalau ngritik sukanya hanya mencari-cari kesalahan, tidak memberikan solusi. Anehnya lagi, dia itu tidak milih kok pas jadi suka ngitik. Orang-orang seperti itu yang tidak bener mas. Kemudian, apakah materi tentang kriteria pemimpin yang baik, lantas menjadi acuan bagi anda agar tidak asal dalam memilih calon pemimpin dalam pemilu? Ow ya, tentu. Kita itu tidak bisa asal milih pemimpin. Kriteria pemimpin seperti apa yang menurut anda baik? Ya yang mengerti kebutuhan masyarakat, bisa membawa perubahan di masyarakat. Kalau sekrang ya, kalau saya seperti pak Jokowi dan yang dari Gerindra itu mas. Pak Jokowi itu sederhana, dan ketika ada masalah dia tenang mencari solusi. Dari Gerindra itu Pak Prabowo. Ow ya seperti saat ngurus penertiban PKL ya? Ow iya mas, Pak Prabowo. Kalau Pak Jokowi tadi ya itu mas, tenang memang saat kayak mengurus penertiban, tidak asal gusur. Dia bisa memberi pengertian pada rakyatnya dulu. Disamping itu dia tidak hanya janji, tapi juga dibuktikan mas. Kalau Pak Prabowo itu kan dari militer, jadi orangnya tegas. Sekarang ini kritikan begitu bertubi-tubi ke pemerintah, jadi perlu pemimpin yang tegas agar tidak terlalu terdesak atau tersalahkan terus pemeirntah. 3. Metode apa yang diterapkan dalam penyampaian materi tersebut? Ada diskusi mas, bermain peran lewat simulasi tadi. Kalau meta plan dipakai tidak? Yang seperti apa ya mas. Meta plan itu arti dari kertas tugas Adi. Ada kertas-kertas yang disitu harus disusun sesuai apa yang telah dirancang oleh nara sumber atau pembicara. Ow ya ada itu mas. Tentang susunan para penyelenggara pemilihan umum, mulai dari tingkat pusat sampai TPS. 4. Apakah anda antusias mengikuti program tersebut? Ow tentu mas, saya aktif. 5. Bagaimana antusiasme dari peserta lain saat workshop tersebut? Ya yang lain juga aktif. Karena kita dituntut aktif dalam program tersebut.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di pemerintah maupun di legislatif. Pelaksanaan pemilihan

Lebih terperinci

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sosialisasi politik merupakan salah satu cara dalam menyebarluaskan informasi politik, sehingga fungsi sosialisasi politik yaitu untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 NO. ISU STRATEGIS URAIAN PERMASALAHAN USULAN KPU 1. Penyelenggara - KPU dalam relasi dengan lembaga lain terkesan ditempatkan sebagai subordinat.

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014 SUMATERA Disampaikan pada: Rapat KALIMANTAN Koordinasi Nasional dalam rangka Pemantapan

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil KPU Kabupaten Sleman a. Visi dan Misi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sleman memiliki sebuah visi yang telah ditetapkan. Visi ini mencerminkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan;

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan; BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sosialisasi pada Pemilihan Umum merupakan proses penyampaian informasi tentang kegiatan menyangkut tahapan dan program penyelenggaraan Pemilihan, melalui media cetak

Lebih terperinci

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal...

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal... DAFTAR ISI Hal - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum... - BAB I Ketentuan Umum... 4 - BAB II Asas Penyelenggara Pemilu... 6 - BAB III Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

Electoral Law. Electoral Process. Electoral Governance

Electoral Law. Electoral Process. Electoral Governance Gregorius Sahdan, S.IP, M.A Direktur The Indonesian Power for Democracy (IPD), Staf Pengajar Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD APMD Yogyakarta Email: gorissahdan@yahoo.com Nohp: 085 253 368 530

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019 LAMPIRAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2017 PEMERINTAHAN. Pemilihan Umum. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Interview Guide. A. Pertanyaan Ditujukan Kepada Humas KPUD Bantul

Interview Guide. A. Pertanyaan Ditujukan Kepada Humas KPUD Bantul Interview Guide A. Pertanyaan Ditujukan Kepada Humas KPUD Bantul 1. Bagaimana strategi kampanye yang dilakukan KPUD Bantul dalam mensosialisasikan calon Bupati Bantul periode 2015-2020? Karena kita ini

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. - 2-2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1225, 2017 KPU. Penyelenggaraan PEMILU. Tahapan, Program dan Jadwal. Tahun 2019. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN,

Lebih terperinci

DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS

DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS LAPORAN TAHAPAN PEMUNGUTAN, PENGHITUNGAN DAN REKAPITULASI PEROLEHAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS KOMISI

Lebih terperinci

No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain

No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain Lampiran 1 : Ketentuan Pidana Pemilu No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi 1 2 3 4 5 1. 261 Menyebabkan orang lain kehilangan hak Menyebabkan orang lain pilih kehilangan hak pilihnya 2.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PENYELENGGARA

Lebih terperinci

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara;

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara; - 2 - d. bahwa pengadaan perlengkapan pemungutan suara, yaitu tempat pemungutan suara dilaksanakan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara bekerjasama dengan masyarakat; e. bahwa pendistribusian perlengkapan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu No.992, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kampanye. Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba No.1892, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Bawaslu Provinsi. Bawaslu Kab/Kota. Panwaslu Kecamatan. Panwaslu Kelurahan/Desa. Panwaslu LN. Pengawas TPS. Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2012 POLITIK. PEMILU. DPR. DPD. DPRD. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 274/ Tahun 2010 Tanggal : 20 September 2010

Lampiran : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 274/ Tahun 2010 Tanggal : 20 September 2010 SALINAN Lampiran : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 274/ Tahun 2010 Tanggal : 20 September 2010 PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 KPU Kabupaten 1) Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 05/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI

Lebih terperinci

PERSIAPAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 di 10 KABUPATEN DAN 1 KOTA di PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERSIAPAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 di 10 KABUPATEN DAN 1 KOTA di PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERSIAPAN PILKADA SERENTAK TAHUN 21 di 1 KABUPATEN DAN 1 KOTA di Palangka Raya, Desember 217 Disampaikan oleh : Daan Rismon, S.IP Anggota KPU Provinsi Kaimantan Tengah REZIM DALAM PEMILU 1. Pemilu Serentak

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 SUMATERA JAVA KALIMANTAN Disampaikan pada: IRIAN JAYA Rapat Koordinasi Nasional dalam

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.698, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Penyelenggaraan. Pemilu. DPR. DPD. DPRD. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD Komisi Pemilihan umum TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU 2009 pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih, 5 April-5Okt

Lebih terperinci

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Jakarta, Februari 2014 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berakhirnya masa jabatan Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Republik Indonesia maka dimulai jugalah acara pesta demokrasi pemilihan umum untuk presiden

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Pengantar Ketua KPU Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME, karena modul yang sudah lama digagas ini akhirnya selesai juga disusun dan diterbitkan oleh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 RANCANGAN KONSULTASI DPR RI PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Komisi Pemilihan Umum Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah

Lebih terperinci

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa demokrasi ini, pelaksanaan pemiliham umum secara langsung tidak hanya untuk lembaga legislatif serta presiden dan wakil presiden. Pemilihan umum kepala daerah

Lebih terperinci

Draft Peraturan KPU tentang Pencalonan Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESI

Draft Peraturan KPU tentang Pencalonan Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESI Draft Peraturan KPU tentang Pencalonan Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESI TAHAPAN DALAM PENCALONAN 1. Pendaftaran Bakal Calon 2. Uji Publik 3. Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei

Lebih terperinci