SKRIPSI. Oleh SITI AMILATUL FADLILAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh SITI AMILATUL FADLILAH 11408151"

Transkripsi

1 PENGARUH KESIBUKAN KERJA ORANG TUA TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS II MI KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh SITI AMILATUL FADLILAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010

2 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...i HALAMAN LOGGO... ii HALAMAN JUDUL... iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN KEASLIAN TULISAN... vi HALAMAN MOTTO... vii PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xi BAB 1 : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Hipotesis Penelitian... 5 E. Manfaat Penelitian... 6 F. Penjelasan Masalah... 6 G. Metode Penelitian... 7 H. Sistematika Penulisan Laporan BAB II : LANDASAN TEORITIK A. Kesibukan Kerja Orang Tua Dan Peranan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Kesibukan Kerja Dan Pembinaan Prestasi Anak Pengertian dan Faktor Yang Mempengruhi Prestasi Peranan Orang Tua Pada Prestasi Pendidikan Anak B. Mata Pelajaran Fiqih Latar Belakang Mata Pelajaran Fiqih Dasar Dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar...36

3 C. Hubungan Kesibukan Kerja Orang Tua dengan Prestasi Mata Pelajaran Fiqih...37 BAB III :LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sejarah Berdirinya MI Ketapang Letak Geografis MI Ketapang Struktur Organisasi MI Ketapan B. Keadaan Sekolah Keadaan Siswa Keadaan Guru Sarana dan Prasarana...44 C. Data Penelitian Data Nama Responden Penyajian Data Penelitian...50 BAB IV :ANALISIS DATA ANGKET A. Analisis Pendahuluan B. Uji Hipotesis 54 C. Analisis Lanjut 66 BAB V :PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

4 ABSTRAK SITI AMILATUL FADLILAH, NIM : , Judul Skripsi : Pengaruh Kesibukan Kerja Orang Tua Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa Kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2010 Keyword : Kesibukan Kerja Orang Tuadan Prestasi Pendidikan Keagamaan anak. Sejumlah permasalahan tentang banyaknya siswa kelas II MI Ketapang yang orang tua mereka terlalu sibuk bekerja sehingga prestasi siswa rendah. Perilaku seperti ini harus diubah, mengingat harapan orang tua adalah anaknya berhasil, dan harapan guru para siswanya lulus dengan nilai memuaskan sehingga orang tua pun harus ikut berperan untuk meningkatkan prestasi anaknya walaupun mereka juga sibuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi kesibukan kerja orang tua, serta peran orang tua, yang berpengaruh pada prestasi pendidikan mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang. dalam penelitian ini adalah guru pembimbing sebanyak 1 orang dan siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran sebanyak 23 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode populasi, observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. Data yang diperoleh dari penelitian mengenai Kesibukan Kerja orang tua pada siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010, Sebanyak 7 responden kategori sangat sibuk, 12 responden kategori sibuk, 4 responden kategori sedang. Sedangkan data peran orang tua melalui wawancara dan pengamatan langsung didapat hasil sebagai berikut mengikutkan TPQ sebanyak 13 anak, Les prifat Keagamaan sebanyak 4 anak, Belajar dengan orang tua atau keluarga sebanyak 6 orang. data prestasi pendidikan mata pelajaran fiqih menggunakan test ulangan tertulis dengan hasil sebagai berikut : Sebanyak 7 responden kategori nilai baik, 10 responden kategori nilai cukup, 6 responden kategori nilai kurang. Sementara itu dari hasil analisa data setelah dilakukan penelitian ini selama kurang lebih 1 bulan dari akhir bulan Juni sampai awal bulan Agustus 2010, menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi Mata Pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah sebagai persekutuan terkecil dari masyarakat luas. Mengingat pentingnya hidup yang demikian itu, maka Islam memandang keluarga bukan hanya persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih dari itu, Pangkal ketentraman dan kedamaian hidup adalah terletak pada keluarga. Zakiyah Darajat, dkk ( 1996:36) Keluarga yakni sebagai lembaga hidup yang memberi peluang kepada para anggota untuk hidup celaka atau bahagia dunia atau akhirat. Uraian di atas menerangkan, bahwa keluarga harus mendapat pimpinan ayah dan ibu sebagai Dwi tunggal yang mempunyai tanggung jawab penuh dalam keluarga. Demikian Islam memerintahkan agar para orang tua berlaku sebagai kepala dan pimpinan dalam keluarga, serta berkewajiban untuk memelihara keluarga dari api neraka. Sebagaimana firman Allah : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka pada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakn apa yang diperintahkan ( QS. At Tahrim : 6) (Syaamil Depag RI: 2006)

6 Kewajiban yang harus dipikul orang tua tersebut, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu orang tua berfungsi sebagai pemelihara dan pendidik keluarga. Menurut Arifin (1977: 84) sebagai berikut : 1. Kekuasaan pendidikan dipergunakan untuk memelihara anak atau kekuasaan membimbing hingga anak menjadi manusia dewasa yang dapat hidup sendiri dan memiliki rasa tanggung jawab. 2. Kekuasaan keluarga, ayah dan ibu sebagai kepala keluarga bertanggung jawab atas keselamatan keluarga. Untuk keselamatan ini masing-masing anggota keluarga harus mematuhi peraturan dalam keluarga itu. Orang tua mempunyai dua kekuasaan atau tugas penting dan merupakan amanah Tuhan. Pertama, melindungi keluarga yakni orang tua harus memelihara keselamatan kehidupan keluarganya baik moral maupun material. Kedua, orang tua juga memiliki kekuasaan dan tugas dalam pendidikan anak-anaknya. Orang tua sebagai pemelihara keselamatan kehidupan atau jaminan material bagi kelangsungan hidup keluarganya, dituntut untuk bekerja atau mencari nafkah demi keluarganya, dan pada saat sekarang ini tampaknya ada semacam gejala persaingan suami istri cenderung bekerja lebih giat diluar jam yang lazim. Tentu saja ini dilaksanakan atas berbagai pertimbangan. Misalnya untuk menambah penghasilan atau untuk memenuhi kebutuhan-

7 kebutuhan dalam kesehariannya dan juga kesibukan karena adanya tugas rangkap yang membuat waktu diluar jam banyak tersita. Bekerja keras dalam dalam mencari nafkah akan memupuk sikap yang istikomah dan tidak sembarangan dalam memperoleh suatu karunia. Ia akan mencari dengan cara yang baik dan halal. Dengan mencari rizki secara halal, seorang muslim dalam hidupnya akan tenang, lebih terhormat dihadapan Allah hususnya dan dihadapan manusia pada umumnya. Kemudian seorang pekerja harus dapat mempersiapakan diri atau menyelesaikan dalam pekerjaannya. Orang tua, di sisi lain mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya, disini orang tua memiliki peran yang sangat menentukan untuk berhasil tidaknya pendidikan, khususnya dalam pendidikan agama Bila orang berbicara tentang pendidikan yang langsung teringat adalah sekolah. Karena sekolah merupakan suatu lembaga yang memusatkan pada pendidikan, pendidikan sekolah biasa berlangsung secara formal artinya seluruh kegiatannya telah ditata secara jelas, tujuannya telah dirumuskan secara tandas materi dan bahan ajarannya telah digariskan secara rinci, cara dan metodenya diprogram secara jelas. Peran lembaga pendidikan sekolah ini, Sangat penting akan tetapi peran orang tua pun juga penting karena orang tua adalah pusat pertumbuhan anak sejak dini. Dan pentingnya peranan orang tua dalam memperhatikan pendidikan keagamaan anak disekolah sangat

8 menentukan pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan seorang anak dalam kehidupan masa depanya. Oleh karena itu prestasi pendidikan keagamaan khususnya mata pelajaran Fiqih bab sholat harus benar-benar memerlukan perhatian yang baik antara orang tua, anak, dan sekolah, sehingga akan membentuk kepribadian anak pada waktu dewasa. Anak tidak akan mudah tergugah oleh gejolak yang bertentangan dengan agama maupun norma-norma sosial di masyarakat. Zakiyah Darajat (1975:20) Berkurangnya pegangan manusia pada agama membawa manusia pada hidup yang tidak mengenal kepuasan, hidup berlomba-lomba dan bersaing selalu mengejar sesuatu, karena hatinya belum puas dengan apa yang dicapainya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KESIBUKAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS II MI KETAPANG, KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana variasi waktu kerja orang tua pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010? 2. Bagaimana peran orang tua dalam peningkatan prestasi pendidikan anak? 3. Bagaimana variasi prestasi Mata Pelajaran Fiqih anak pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010?

9 4. Adakah pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah yang diuraikan diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui variasi kesibukan orang tua pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Untuk mengetahui peran orang tua dalam peningkatan prestasi anak. 3. Untuk mengetahui variasi prestasi mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi Mata Pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang D. Rumusan Hipotesis Hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut : Makin sibuk pekerjaan orang tua, makin makin rendah prestasimata pelajaran Fiqih, atau makin tambah jam kerja orang tua, makin kurang perhatian terhadap pendidikan keagamaan pada mata pelajaran Fiqih anak di sekolah. E. Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil dari penelitian ini akan memberikan masukan kepada diri saya sendiri sebagai penulis dan sebagai guru madrasah Ibtida iyah,

10 para pendidik Madrasah, khususnya Madrasah Ibtida iyah (MI) Ketapang, kecamatan Susukan, kabupaten Semarang. F. Penjelasan Istilah Suatu istilah sering kali menimbulkan perbedaan penafsiran. Maka untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami permasalahan yang penulis teliti terlebih dahulu akan menjelaskan istilah-istilah yang ada pada judul diatas adalah 1. Kesibukan kerja orang tua a. Istilah kesibukan kerja menurut Drs Suharso dan Dra Ana Retnoningsih (2005:489) adalah: kegiatan mencari nafkah, mencari penghasilan, dan mata pencaharian pada dimensi keluarga. b. Orang tua adalah ayah ibu kandung. (WJS. Purwadarminto (1984:942) Adapun yang penulis maksudkan dengan kesibukan kerja orang tua adalah suatu pekerjaan atau kegiatan orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan tambahan, sehingga orang tua dapat dikategorikan sangat sibuk, cukup sibuk, sibuk, atapun tidak sibuk. 2. Prestasi pendidikan keagamaan Prestasi berasal dari prestatie. Yang dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi. Prestasi memiliki arti hasil usaha. Menurut Purwadarminto (1983:108) prestasi adalah hasil yang telah dicapai,setelah melakukan pekerjaan.

11 Jadi yang dimaksud prestasi pendidikan keagamaan disini khusus prestasi pada mata pelajaran Fiqih Kelas II masalah tata cara sholat dan pelaksanaannya yang ditunjukkan dengan nilai (angka) dari hasil test tertulis. G. Metode Penelitian 1. Populasi Penelitian ini adalah penelitian populasi. Artinya penelitian ini melibatkan seluruh populasi yang ada untuk diteliti. Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998:112) adalah keseluruhan objek atau individu yang akan di teliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua wali murid dan semua siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, yang berjumlah 23 anak. 2. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggabungkan dua model pengumpulan data. Pertama, metodelogi survei untuk memetakan variasi pekerjaan orang tua dan pekerjaan sampingan yang dilakukan, waktu kerja orang tua, dan alokasi perhatian mereka, pada pendidikan anak. Survai dilakukan dengan menggunakan tehnik angket. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya dari dirinya atau hal-hal yang diketahuinya. Sutrisno hadi (1987:124)

12 Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung berdasarkan angket multiple choise dengan lima option kepada orang tua, dan soal test multiple choice dengan 4 option kepada siswa. Kedua, metode dokumen juga dilakukan dalam penelitian ini. Suharsimi Arikunto (1998:136), mengatakan bahwa. Metode documenter sebagai teknik utama, dimaksudkan sebagai pengambilan data dengan cara melalui pungutan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dekumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data tentang nama-nama siswa, indeks / nilai prestasi siswa, orang tua siswa, pekerjaan orang tua, alamat siswa, keadaan sekolah, struktur organisasi sekolah. 3. Analisis data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan., (Masri Sangarimbun dkk, 1989:263) Dari pengertian diatas, adalam menganalisa data hasil penelitian penulis menggunakan analisa sebagai berikut : a. Analisa Pendahuluan Dalam analisis pendahuluan penulis menggunakan tabel distri busi frekuensi sederhana untuk setiap variable yang diteliti didalam mengukur variable kesibukan kerja orang tua sebaga variable X, dan Prestasi pendidikan keagamaan anak sebagai variabel Y b Analisis lanjut

13 Analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisa pendahuluan. yaitu menguji variable yang ada. Dalam analisis lanjut ini, penulis menggunakan rumus korelasi product moment : ( ) ( ) ( ) ( ) rxy Adalah koefisien korelasi antara gejala x dan y xy Adalah jumlah product dari x dan y x2 Adalah product x2 y2 Adalah jumlah product dari y2 c. Analisis Uji hipotesis Uji Hipotesis dilakukan setelah hasil dari analisis lanjut diketahui, yaitu memberi interpretasi terhadap rxy dalam penguji signifikansi korelasi dilakukan terhadap hipotesis nihil Ho dan adapun Ho berbunyi: Tidak ada korelasi antara variable x dengan variable y, Ho ditolak, jika r sama atau melebihi harga kritik r, dan diterima apabila lebih kecil dari harga kritik r ( Sutrisno Hadi, 1981:359). Harga kritik r pada N disajikan dalam tabel harga kritik dari r product moment H. Sistematika Penulisan Laporan BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang meliputi :

14 A.Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Penjelasan Masalah G. Metode Penelitian H. Sistematika penulisan skripsi. BAB II : Kerangka Teoritik a. Kesibukan Kerja Orang Tua dan Peranan Orang tua Terhadap Prestasi Anak 1. Pengertian Bekerja Dan Orang Tua 2. Kesibukan Kerja dan Pembinaan Pribadi Anak 3. Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi 4. Peranan Orang Tua Terhadap Prestasi Pendidikan Keagamaan Anak b. Mata Pelajaran Fiqih 1. Latar Belakang Fiqih 2. FungsiDan Tujuan Fiqih 3. Ruang Lingkup 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar c. Hubungan Kesibukan Kerja Orang Tua dengan Prestasi Mata Pelajaran Fiqih BAB III: Hasil Penelitian

15 A. Gambaran umum tentang MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. i. Sejarah Berdirinya MI Ketapang ii. Letak Geografis MI Ketapang iii. Struktur Organisasi MI Ketapang` iv. Keadaan Siswa v. Keadaan Guru vi. Keadaan Sarana Prasarana B. Data Penelitian 1. Data Nama Responden 2. Penyajian Data Penelitian a. Hasil Angket terhadap responden tentang Nilai Kesibukan Kerja Orang Tua b. Hasil Angket terhadap responden tentang prestasi Mata Pelajaran Fiqih. c. Bentuk Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa BAB IV : Analisis data Angket A. Analisis Pendahuluan B. Uji Hipotesis C. Analisis lanjut BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan

16 B. Saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA

17 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kesibukan Kerja Orang Tua dan Peranan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Penulis membahas kesibukan orang tua dalam bekerja dan peranan orang tua terhadap prestasi anak. Agar lebih jelasnya penulis paparkan pengertian bekerja dan orang tua serta kesibukan orang tua dan pembinaan pribadi anak. 1. Kesibukan Kerja dan Pembinaan Pribadi Anak a. Kesibukan Kerja Setiap individu wajib mempersiapkan diri untuk hidup wajar.dengan hidup wajar ia dapat melaksanakan perintah-perintah Allah, sanggup menghadapi tantangan hidup, mampu melindungi dirinya dari bahaya, sengsara, hina, payah, dan miskin. Tidak dibenarkan menurut pandangan Islam seseorang hidup di tengah-tengah masyarakat Islam sekalipun ahli dzimah menderita lapar, telanjang, menggelandang dan membujang serta tidak membina rumah tangga. pekerjaan merupakan hal yang harus diemban dalam hidup, namun dalam kenyataannya manusia tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankannya, malah menganggap pekerjaan sebagai sampingan atau hobbi. Sudah menjadi dasar pokok dalam syariat Islam bahwa setiap individu harus memerangi kemiskinan dengan mengunakan senjatanya yaitu bekerja dan berusaha, karena bekerja disamping untuk menutupi atau

18 memenuhi kebutuan hidup yang primer juga sebagai senjata utama untuk memerangi kemiskinan. Karena kemiskinan sangat berbahaya bagi individu dan masyarakat, aqidah, kepercayaan, pikiran dan kebudayaan. demikian pula terhadap keluarga dan bangsa seluruhnya. Demikianlah pentingnya bekerja bagi individu menurut syariat Islam dan mengenai kesibukan kerja sebagaimana yang telah penulis sebutkan di awal pembahasan bahwa kesibukan kerja adalah suatu pekerjaan atau kegiatan orang tua yang menyita waktu di luar jam kerja yang semestinya, kadang-kadang waktu orang tua untuk memberikan perhatian terhadap prestasi anak-anaknya berkurang. Bilamana orang tua jauh dari anak-anaknya menyebabkan anak-anak akan mencari perhatian kepada pihak lain secara sembarangan. Hal yang semacam ini akan mengakibatkan mereka mudah menerima pengaruh yang tidak mendidik dari lingkungan pergaulannya. di sinilah peranan ayah dan ibu sangat penting dalam membina anak-anaknya. Bagaimanapun bekerja keras itu tetap penting,karena pada hakekatnya manusia itu sendiri harus giat bekerja. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Al Maidah:105 : Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan

19 ( Syaamil Qur an, Depag RI, 2007:298) Dari fiman Allah dan hadits nabi tersebut penulis menyimpulkan bahwa: 1) Bekerja adalah merupakan kegiatan manusia itu sendiri. 2) Bekerja sebagai manifestasi ibadah kepada Allah 3) Bekerja dengan landasan kejujuran dan berhati-hati mencari keadilan 4) Bahwa harta benda tidak datang dengan sendiri tanpa di landasi dengan usaha Demikian firman Allah yang menganjurkan untuk bekerja.akan tetapi betapapun giat bekerja atau sibuk dalam bekerja dan berusaha ada satu sisi yang tidak kalah pentingnya yaitu ibadah kepada Allah agar kita mendapatkan kedua-duanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Qashas:77: Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Syaamil Qur an, Depag RI 2007:394) Selanjutnya mengapa kita tidak boleh mengabaikan kebahagiaan yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat, sangat erat hubungannya dengan kecukupan dan kesejahteraan hidup di dunia ini, dari satu segi lain ia

20 membuka kesempatan untuk menafkahkan harta dijalan Allah kepentingan umum dan sebagaimya, yang menambah pahala sebagai bekal dalam kehidupan akhirat. Inilah pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Bagi seorang muslim yang baik adalah orang yang memperoleh kedua kepentingan itu secara serentak, artinya bekerja dan berusaha untuk kepentingan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Diantara sekian banyak ibadah, menjaga amanah adalah bagian dari ibadah tersebut yang penulis maksudkan disini adalah memelihara anak dan mendidiknya agar nantinya menjadi anak yang tumbuh dan berkembang menjadi anak yang saleh. Karena memelihara anak adalah merupakan amanah Allah yang harus dilaksanakan, dan menyianyiakannya tidaklah disebut seorang mukmin. Sampai di sini dapat penulis simpulkan bahwa pada hakekatnya bekerja atau kesibukan itu perlu dan penting, selama tidak mengurangi waktu untuk ibadah dan memperhatikan anak-anaknya, terutama pada pendidikannya. b. Pembinaan Pribadi Anak Setiap orang tua dan guru ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan ahlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik melalui penglihatan, pendengaran maupun perlakuan

21 yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. (Zakiyah Darajat, 1970:56) Walaupun ayah telah memberikan perhatian terhadap pendidikan anak-anak,tetapi ibulah yang pertama memegang tanggung jawab. Ibu yang memelihara dan mengasuhnya, yang paling tahu keadaan anakanaknya. Oleh karena itu Ibulah yang pertama bertanggung jawab dan dapat menguasai perhatian anak. Karena orang tua yang membina pribadi anak unsur. Perlakuan keras akan lain akibatnya dari pada perlakuan yang lembut dalam pribadi anak. Bila seorang tumbuh atas dasar menyimpang dan terdidik atas dasar pembangkangan dan kemungkaran, maka kepribadian anak akan hancur jiwanya dan fisiknya akan mudah terkena berbagai penderitaan dan penyakit.(abdullah Nasih Ulwan, 1996 : 14) Menurut Ny. Aisyah Dahlan dalam bukunya Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama menyatakan: Orangtua berkewajiban mengasuh dan membimbing anak, memberinya makanan, menjaga dari segala macam bahaya, menjaga keselamatan dan kesehatan lahir batin, jasmaniah dan rohaniah. Mendidiknya agar menjadi manusia berguna,bahagia dunia akhirat, memberi pelajaran dan ilmu-ilmu bermanfaat ilmu agama dan ilmu umum agar ia menjadi manusia sempurna berilmu dan beragama, beramal dan ibadat dan dapat pula berdiri sendiri mengarungi hidup dengan penuh keyakinan.

22 Pendidikan menentukan hari depan seseorang apakah mereka nanti akan bahagia atau sengsara, jawabanya tergantung pada macam perlakuan dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil sampai remaja. Apalagi perlakuaan orang tua pada tahun-tahun pertama sangat mnentukan. Tahun pra sekolah anak-anak hanya kenal ibu, bapak, dan keluarga terdekat, maka tidak mengherankan kalau tahun-tahun itu pengaruh keluarga sangat menentukan keadaan anak. Hubungan orang tua mereka sangat berpengaruh terhadap perumbuhan jiwa anak, hubungan serasi, penuh perhatian, kasih dan sayang, akan membawa pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah terdidik. Karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang. tapi hubungan yang tidak serasi sering berselisih, akan membawa anak kepada pertumbuhan yang sukar dibentuk, karena tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang, sebab terganggu oleh suasana orang tuanya. Adapun cercaan dan penghinaan merupakan faktor terburuk yang menyebabkan penyimpangan jiwa anak, bahkan merupakan faktor terbesar yang memperkuat rasa rendah diri pada anak kecil (Abdullah Nasih Ulwan, 1996 : 125) Pendapat di atas menperkuat oleh Aisah Dahlan bahwa Ibu Bapak yang tak rukun sering berselisih dan tidak ada pengertian satu sama lain, rumah tangga kacau, si Ibu selalu gelisah dan tidak tenang, akan membuat anak-anaknya murung, gelisah kadang-kadang menyusahkan orang lain.

23 Ibu bapak yang hidup rukun dan damai, setia dan harmonis pasti membuat anaknya tenang, tidak gelisah melahan menjadikan anak-anak itu riang gembira penuh penghargaan untuk hari depan. Ketentraman dan ketenangan lahir batin yang harus dapat diciptakan dalam keluarga dalam belaian kasih sayang ibu bapak. Apalagi dalam keluarga anak-anak dapat merasakan kecintaan orang tua, saling pengertian dan saling menghargai maka akan terciptalah suasana tenang dan damai, tetapi kalau dirumah perasaan terganggu, tidak ada ketenangan dan saling mencintai, maka terjadilah perselisihan antara keluarga yang menyebabkan suasana keruh dan suram.(aisyah Dahlan, 1969 : 20) Banyak lagi faktor tidak langsung dalam keluarga yang mempengaruhi pembinaan pribadi anak. Di samping itu tentunya banyak pula pengalaman-pengalaman anak yang mempunyai nilai pendidikan lainya yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang di lakukan orang tua terhadap anak, baik melalui latian-latian perbuatan, seperti kebiasaan dalam makan dan minum, buang air, mandi, tidur dan lain-lain. Semua itu termasuk unsur pembinaan pribadi anak. Jadi kesan-kesan yang diperoleh dari hasil pendidikan orang tua sangat berpengaruh pada sikap dan pandangan hidup yang puncaknya nanti dituangkan berupa tingkah laku sehari-hari dalam berinteraksi dalam masyarakat. Sikap dan pandangan akan positif bila kondisi rumah tangga dapat memberikan kesejahteraan mental. Kendati yang demikian akan dapat tercipta apabila hubungan dalam rumah tangga menunjukkan

24 keharmonisannya, suasana seperti itu akibat dari tumbuhnya rasa kesadaran masing-masing anggota keluarga terhadap posisi yang disandangnya dalam keluarga. Jika tiap-tiap anggota keluarga sudah tahu menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing,akan terjadilah ketertiban dan kesenangan serta ketentraman. Di sinilah orang tua dituntut harus mampu bertindak sebagai sentral figur dari keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengkajian contoh yang berbentuk kebijaksanaan maupun perilaku yang baik merupakan modal utama dari perkembangan anak dan dapat membendung pengaruh-pengaruh buruk dari luar. Sebagai mana yang dikatakan oleh James Colmen yang di kutip oleh Jalaludin Rahmat : Bahwa Hak Seorang anak adalah mendapatkan kasihsayang dari orang tuanya, demi pertumbuhan dan kejiwaan mereka. Dan kekurangan kasih sayang dapat menghambat aktualisasi potensi kecerdasan yang dimilikinya sehingga anak menjadi sukar belajar disebut sebagai communicable disease ( penyakit menular ), (2001 : 187) Di sini pentingnya pendidikan anak dalam rumah tangga oleh orang tua, tanpa adanya pendidikan rumah tangga tidak akan tumbuh secara wajar baik mental maupun jasmani. Karena pendidikan yang dilakukan dalam rumah tangga untuk membina, membimbing dan mengarahkan anak ketujuan yang mulia. Hal ini sesuai pendapat Arifin bahwa pendidikan agama adalah pendidikan yang harus diberikan dalam dirinya.pendidikan ini dalam prakteknya lebih sukar daripada pelaksanaan lainnya karena beberapa sebab antara lain :

25 1) Sifat pendidikan ini sangat halus sekali, karena berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan anak serta keimanan pendidika sendiri. Padahal iman adalah termasuk sikap jiwa yang lebih berdasarkan pada hidayah Tuhan daripada faktor ihtiariyah. 2) Belum ada ilmu jiwa khusus agama Islam sehingga belum dapat diciptakan metodologi pendidikan agama Islam yang tepat dapat disesuaikan dengan tinkst-tingkt hidup kejiwaan atau perasaan keagamaan anak. 3) Anak didik ( terutama pada tingkat SLTP, SLTA ) telah merasakan bahwa mereka sedang hidup dalam tingkat kemajuan tehnologi serta bidang hidup kebendaan lainnya yang lebih besar. Kemajuan bidang material kuat sekali mempengaruhi jiwa didik anak kita untuk berkecenderungan lebih memilih dan memanfaatkan studi terhadapnya dari pada bidang-bidang lainnya yang bersifat spiritual seperti etika agama dan sebagainya. Kecenderungan yang demikian justru kadangkadang mendorong anak didik untuk berusaha menghindari pendidikan agama yang harus mereka ikutidi sekolah, (Arifin, 1977:51). Adapun menurut Aisah Dahlan bahwa anak-anak harus dididik : 1) Supaya mengenal Tuhan dan beriman kepada-nya serta beramal saleh, untuk itu harus diajarkan ilmu pengetahuan yang menyangkut iman dan ibadah, serta dianjurkan semua yang wajib dierjakan dan yang haram dijauhi.

26 2) Ahlak, tugas utama orang tua ialah mendidik anak supaya berahlak mulia dan berbudi luhur, pandai hidup bermasyarakat, tolang menoloang, berlaku adil, kasih sayang, dapat memelihara diri dari perbuatan tercela, mencintai tanah air, bangsa negara dan agama. 3) Menjaga kesehatan dan kebesihan yang menyangkut dengan keindahan dan kerapian diri, lingkungan dan tempat tinggal. 4) Dapat berdiri sendiri Hidup menghendaki banyak kebutuhan, mak orang tua harus mendidik anak supaya kelak dapat berdiri sendii memenuhi kebutuhan dan keluarganya, tidak memberatkan dan mengganggu orang lain (Aisyah Dahlan, 1969:128 ) Walaupun bermacam-macam pendapat tentang tujuan pendidikan namun maksud tujuan pendidikan ialah menjadikan anak menjadi manusia yang cerdas dan berguna, cakap menghadapi hidup dan kehidupan dalam agama islam ditambah dengan mengapdi hidup kepada Allah dan berbakti kepada masyarakat. Anak-anak dilahirkan ke dunia bersih, orang tuanyalah yang mula-mula mengisi dan menjadikan beragama, mengenal Tuhan dan beramal dengan pengalaman-pengalaman agama semenjak kecil anak-anak harus dibiasakan mengamalkan ajaranajaran agama karena jika tidak demikian sulitlah membiasakan di waktu anak sudah menjadi dewasa.

27 Pendidikan agama tidak cukup dengan pelajaran-pelajaran yang diberikan secara sengaja dan teratur disekolah atau tempat lain, tetapi yang penting adalah menanamkan jiwa agama sejak kecil sehingga jiwa agama itu dapat berakar dan mendarah daging dalam dirinya, menjiwai dan mempengaruhi cara hidup dan cara berfikir baik waktu suka atau duka, waktu senang atau menderita, yang umpama kepada anak-anak harus dibiasakan sifat-sifat dan ahlak yang baik, berkata benar dan jujur, terus terang dan tidak berdusta, kebiasaan menghargai hak milik orang lain dan sebagainya. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Keadaan fisik dan psikis siswa, yang ditunjukkan oleh IQ (kecerdasan Intelektual), EQ (Kecerdasan emosi), kesehatan, motivasi, ketekunan, ketelitian, keuletan dan minat. Hal penting lain yang harus diperhatikan, Seorang anak tidak akan berprestasi tanpa adanya belajar. Maka dari itu akan kami kemukakan faktorfaktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar : 1. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : a. Faktor faktor non sosial b. Faktor faktor sosial

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 11 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila dan Implementasinya Bagian I Pada Modul ini kita akan mempelajari mengenai keterkaitan sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dengan Prinsip pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu pernikahan, kehadiran seorang bayi mungil tentu dinantikan, sebab merekalah lambang cinta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa yang sangat penting (urgent) sepanjang hidup. Sebab pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk membina keluarga yang bahagia maka semua anggota keluarga harus menunaikan hak dan kewajiban. Hak harus di terima sedang kewajiban harus ditunaikan. Jika ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena diciptakan oleh Allah swt dalam bentuk yang paling sempurna yaitu mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi yang luar biasa oleh Sang Pencipta, baik aspek-aspek yang berkaitan dengan jasmaniah maupun rohaniah. Kenyataannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik anaknya terutama dalam pendidikan agamanya. Pendidikan. pondasi atau landasan dalam diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik anaknya terutama dalam pendidikan agamanya. Pendidikan. pondasi atau landasan dalam diri seseorang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat Allah yang diberikan kepada setiap orang tua, dan orang tua inilah orang yang paling berkewajiban untuk membimbing dan mendidik anaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin Contoh Proposal Disertasi KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin A. Latar Belakang Masalah Telah menjadi pendapat umum bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

REKREASI. "Segala sesuatu ada masanya. Page 1

REKREASI. Segala sesuatu ada masanya. Page 1 REKREASI "Segala sesuatu ada masanya. Page 1 Perbedaan Rekreasi & Hiburan Ada perbedaan yang nyata antara rekreasi dan hiburan. Bilamana sesuai dengan namanya, Rekreasi cenderung untuk menguatkan dan membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia memiliki arti penting dari sejak zaman daulu hinga kini, keberadaannya telah mempengaruhi perkembangan kelangsungan hidup manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara luas dan umum sebagai dasar yang diajarkan oleh pendidik melalui bimbingan dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses kemajuan kearah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat menjalankan nilai-nilai sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai 69 BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai Rehabilitasi Data hasil penelitian lapangan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa pada awal anak tuna netra

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang tua. Tujuan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa seluruh Indonesia secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini ditegaskan pada pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar terutama pendidikan dari tingkat dasar dan menengah. Bahkan ranah pendidikan saat ini menuai berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allah. Sebab, disembah maupun tidak disembah Allah tetaplah Allah. Esensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan pondasi-pondasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL 71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan beberapa hal tentang: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar dan hipotesis, (5) kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya, yang seimbang sesuai dengan tujuan pembangunan bangsa. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis SUKSES HIDUP DALAM ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen PERLUNYA HIDUP SUKSES Dalam setiap doa, kita sering meminta kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak proses menuju perkembangan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. BAB II TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA A. Tinjauan Umum Fikih MTs. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. Mata pelajaran fikih dalam kurikulum MTs. adalah salah satu bagian mata

Lebih terperinci

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Artikel MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Sunartiningsih, SE Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA 4.1. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Di Panti Wredha Sultan Fatah Demak Panti

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa anak adalah potensi serta penerus cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesadaran akan pentingnya internalisasi nilai-nilai agama pada anak sejak dini mulai meningkat. Kondisi ini disebabkan orangtua sangat menyadari bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Program pendidikan menempati posisi yang strategis dalam pembangunan sumber daya manusia untuk mengisi dan memaknai pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 Bab ketentuan umum pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH I. Pendahuluan Allah SWT menurunkan Agama Islam sebagai rahmatan lil alamin, Agama Islam merupakan tuntunan dan petunjuk bagi umat dalam memelihara hubungan dengan Allah, hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial,

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan realitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial, dalam arti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim : STUDI KORELASI ANTARA PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA SIDOKUMPUL GUNTUR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika

Lebih terperinci

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 117 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini berisikan uraian kesimpulan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu diajukan beberapa rekomendasi yang telah berpedoman pada hasil penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang memprihatinkan, yang terjadi dikalangan anak didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi bangsa Indonesia yang sudah pada tingkat mengkhawatirkan seperti sekarang ini tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya. Didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996), BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam proses pembelajaran komponen utama adalah guru dan peserta didik. Agar pembelajaran dapat memperoleh hasil sebaik-baiknya maka guru harus dapat membangkitkan minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN 90 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis implementasi bimbingan sosial pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang Bimbingan sosial dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Hakikat Ibadah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. DAMPAK PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT WALI YANG TIDAK SEBENARNYA TERHADAP ANAK DAN HARTA BERSAMA MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA KEDIRI (Zakiyatus Soimah) BAB I Salah satu wujud kebesaran Allah SWT bagi manusia

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. Bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas karena suatu jabatan profesional. Profesi guru tidak dapat dipegang oleh sembarang orang yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan dan nilai-nilai luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram. Masalah pendidikan merupakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berbagai fenomena pendidikan dewasa ini, sebagai akibat globalisasi yang kian merambah berbagai dimensi kehidupan, kehadiran Pendidikan Agama khususnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b) 156 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b) Pengaruh Perhatian

Lebih terperinci

Islami. Pernikahan Dalam Islam

Islami. Pernikahan Dalam Islam Islami Pernikahan Dalam Islam Pernikahan merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci