MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009."

Transkripsi

1 MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh: NUURIYA SHOFA NIM: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 ABSTRAK Judul : Model Penerapan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak Tahun Ajaran 2008/2009. Penulis : Nuuriya Shofa NIM : Permasalahan skripsi ini adalah: 1) Bagaimanakah Model penerapan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Data di ambil menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan interview, setelah data terkumpul kemudian di analisa dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian di harapkan mampu mengungkap bagaimana Model Pengembangan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak, dan bagaimana pelaksanaan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak Tahun Ajaran 2008/2009. Adapun metode pengumpulan data yang di gunakan adalah : 1) Observasi, mengamati secara langsung kegiatan pengembangan pelaksanaan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak. 2) Interview, wawancara langsung dengan guru akidah akhlak dan pihak yang berkaitan dengan madrasah ( Kepala sekolah dan bagian kurikulum) Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak. 3) Dokumentasi, untuk mengetahui data tentang kelembagaan dan administrasi di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak. Analisa data yang di gunakan ada beberapa langkah, yaitu : 1) Menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, 2) Mengadakan redaksi data yang di lakukan dengan jalan abstraksi, 3) Menyusun data dalam mengorganisasikan pokok-pokok pikiran tersebut dengan cakupan fokus penelitian dan mengujikannya secara deskriptif, 4) Mengadakan pemeriksaan keabsahan hasil penelitian dengan menghubungkan teori, 5) Mengambil kesimpulan. Pengembangan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak di katakana belum secara nyata di kembangkan tetapi secara tidak sadar pendidikan akidah akhlak sudah menerapkannya dalam kurikulum yang sudah berlaku sekarang. Dalam pengembangannya menggunakan metode keteladanan dan pembiasaan dengan model pelaksanaannya berintegrasi dalam bidang studi yang lain dan di butuhkan peran para komponen pendidik. Di antaranya pendidik memberikan contoh yang baik dalam setiap perilakunya sehingga pembelajaran akidah akhlak lebih menekankan contoh konkret dari pada uraian. Dan pendidik akan mempengaruhi watak secara positif sehingga nilai-nilai tersebut tertanam dan terhayati dalam kehidupan peserta didik. Evaluasi yang di lakukan dengan cara melihat penilaian sehari-hari apakah sudah sesuai dengan akhlak yang di ajarkan agama islam dan akidah dilihat dari pengalaman sehari-hari. vi

7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena atas karunia dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-nya. Dengan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Suja i, M. Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, dosen-dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, atas segala didikan, bantuan, dan kerjasamanya. 3. Dosen Wali dan Pembimbing Bapak Drs. H. Djoko Widagdho, M. Pd. yang meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan, serta membagi ilmunya kepada penulis. 4. Drs. Darmuin, M. Ag. sebagai dosen pembimbing skripsi penulis, dengan kesabarannya dan keluasan wawasan keilmuannya banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini. 5. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan sayangi. Ayahanda H. Abdullah, yang banyak memberikan rasa optimisme yang tinggi. Ibunda Hj. Mastianah, sosok yang menawarkan kesabaran dalam hidup, bijak dalam bertindak, dan selalu memahami penulis dalam keadaan apapun sejak kecil sampai saat ini. Sehingga membuatku tetap tegar dalam menyongsong masa depan serta adik-adikku. vii

8 6. Kepala MA Al-Irsyad Gajah Demak, yang telah berkenan memberikan waktu dan bantuannya untuk memberikan informasi dalam penelitian ini kepada penulis. 7. Kepada Waka Kurikulum dan Guru Akidah Akhlak di MA Al-Irsyad Gajah Demak yang sudah meluangkan waktunya untuk penelitian ini. 8. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan ruang. Terima kasih telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kepada semuanya, penulis mengucapkan terima kasih disertai do a semoga segala kebaikannya diterima sebagai amal sholeh dan mendapatkan balasan berlipat dari-nya. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari, sebagai bekal mengarungi kehidupan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari segi substansial (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Semarang, 3 Januari 2010 Penulis Nuuriya Shofa viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR KEASLIAN... ii PENGESAHAN PENGUJI... iii NOTA PEMBIMBING... iv ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN... ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Penegasan Istilah... 5 C. Rumusan masalah... 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7 E. Kajian Pustaka... 7 F. Metode Penelitian... 9 BAB II : MODEL PENGEMBANGAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK A. Model Pengembangan Hidden Curriculum Pengertian Hidden Curriculum Kriteria Kurikulum Prinsip-prinsip Dasar Kurikulum Asas-asas Kurikulum B. Pembelajaran Akidah Akhlak Pengertian Akidah Akhlak Fungsi Mempelajari Akidah Akhlak Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak Strategi Pembelajaran Kurikulum Akidah Akhlak ix

10 5. Evaluasi Kurikulum Akidah Akhlak C. Model Pengembangan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak BAB III: GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL IRSYAD GAJAH DEMAK A. Profil MA Al Irsyad Gajah Demak B. Pengembangan Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah al Irsyad Gajah Demak C. Pengembangan Evaluasi Hidden Curriculum pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah al Irsyad Gajah Demak BAB IV : ANALISIS MODEL PENGEMBANGAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL IRSYAD GAJAH DEMAK BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel 1 : 3.1 Data Guru dan Karyawan MA Al-Irsyad Gajah Demak Tabel 2 : 3.2 Data Kesiswaan MA Al-Irsayad Gajah Deman Tabel 3 : 3.3 Data Sarana dan Prasarana MA Al-IRsyad Gajah Demak DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Al-Irsyat Gajah Demak Lampiran 2 : Data Guru dan Karyawan MA Al-Ursyad Gajah Demak Tahun Pelajaran 2007/2008 xi

12 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata sekolah, asosiasi orang langsung terarah pada istilah-istilah seperti ijazah, lulus, tidak lulus, naik, tidak naik, rapor, mata pelajaran dan lain-lain. Hal tersebut secara sadar mempengaruhi cara pandang yang sangat terbatas sebagian masyarakat tentang sekolah. Mereka memandang sekolah dengan pandangan yang sempit sehingga sekolah dipandangnya hanya sebagai tempat untuk mempelajari beberapa mata pelajaran yang tertera dalam buku rapor dan bila dilakukan sesuai dengan aturan yang ada serta siswa mampu memperoleh nilai sesuai dengan harapan maka siswa akan naik kelas dan akhirnya akan lulus dan memperoleh ijazah serta mendapat predikat lulus baik itu SMP, SMA atau sebagainya. Namun bila dipandang secara luas apa yang disajikan di sekolah adalah lebih jauh dan itu. Dalam undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diamanatkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mula, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Sebagai upaya untuk mencapai tujuan di atas, selanjutnya disediakanlah berbagai jenis lembaga pendidikan yang diantaranya dalam bentuk sekolah. Mengacu tujuan tersebut satuan-satuan pendidikan dan berbagai jenjang mulai dan TK sampai dengan SMA menyebutkan tujuantujuan institusional nya yang masing-masing mengutamakan pengembangan sikap, karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, (Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003), hlm. 12 1

13 kerja atau pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain, dalam menentukan arah ke mana siswa akan diarahkan dan harus ada pertimbangan yang proporsional antara pengembangan spiritual dan intelegensi. Merebak isu-isu moral di kalangan remaja seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar, pornografi dan sebagainya, sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana, karena tindakan-tindakan tersebut sudah menjurus kepada tindakan kriminal. Kondisi tersebut sangat memperhatikan masyarakat khususnya para orang tua dan guru, sebab pelakupelaku beserta korbannya kaum remaja, terutama pelajar. 2 Pendidikan umumnya, termasuk pendidikan di sekolah, perlu memberi perhatian pada pengembangan perilaku yang baik dalam diri subjek didik. Pendidikan moral merupakan bagian integral dan pendidikan, lebih-lebih pendidikan keluarga dan pendidikan di sekolah, diharapkan tidak hanya mengembangkan kecerdasan otak dan keterampilan subjek didik, tetapi tidak menumbuhkan kecerdasan moral dan menjadi anak yang berakhlak mulia. Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh nilai-nilai moral yang dihayati sebagai pemandu penentu sikap, perilakunya baik dalam hubungan dengan diri sendiri, orang lain, alam sekitar atau hubungan dengan sang pencipta (Tuhan). 3 Solusi awal perbaikan moral siswa yaitu pendidikan agama di sekolah. Pendidikan agama pada dasarnya sarat dengan nilai-nilai etika atau moral agama, namun demikian masih memerlukan integrasinya pendidikan budi pekerti. Hal tersebut dimaksudkan bahwa pendidikan agama masih belum berhasil untuk membangun sikap dan etika keberagamaan siswa. Pada dasarnya pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk siswa agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Pendidikan agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia 2004) hlm C. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), hlm.1 3 Tony D. Widiastono (eds), Pendidikan Manusia Indonesia, (Jakarta: Buku Kompas, 2

14 dengan visi mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif baik personal maupun sosial 4 sebagaimana firman Allah SWT surat An-Nahi ayat 125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dan jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. (An Nahl: 125). 5 Pendidikan agama Islam merencanakan program bagaimana masalahmasalah di atas, walaupun tergantung pada perkembangan kurikulum. Karena dalam suatu komponen pendidikan tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri melainkan harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan kontinyu. Untuk itu diperlukan kurikulum yang baik, sehingga pendidikan dapat berjalan sesuai arah tujuan pendidikan dan sasaran yang diinginkan. Perubahan kurikulum yang dilakukan dapat tercapai dengan hasil maksimal, sayang pada kenyataan setiap pergantian kurikulum masih menyisakan problem yang belum terpecahkan dan belum mencapai hasil yang diharapkan. Setelah diterapkan kurikulum yang baru para pelaksana lingkungan tidak sepenuhnya menerapkan. Hal tersebut disebabkan kurangnya perencanaan yang matang. Seharusnya perangkat yang mendukung keberhasilan penerapan kurikulum harus disiapkan sebelum pelaksanaan kurikulum, misalnya buku pendukung, media, sosialisasi dan pelatihan terhadap para pelaksana di lapangan. Sehingga kurikulum yang baru tidak menambah problem pendidikan yang baru. 4 Tim Redaksi Ma arif Press, Himpunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Semarang: PW LP Ma arif NU Jawa Tengah, 2006), hlm Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 41 3

15 Pada hakikatnya setiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota masyarakat yang produktif. Setiap kurikulum bagaimana polanya, selalu mempunyai komponen-komponen tertentu, yakni pernyataan tentang tujuan sasaran, seleksi, organisasi bahan isi pelajaran, bentuk kegiatan belajar mengajar yang terakhir evaluasi hasil belajar. Perbedaan kurikulum terletak pada penekanan unsur-unsur tertentu. 6 setiap kali orang berbicara mengenai pembaharuan pendidikan perhatian pertama tertuju pada perubahan kurikulum itu sendiri. Selanjutnya kalau ada upaya pembatasan untuk menyelidiki kekurangan, yang dilakukan hanya sebatas pada usaha memperbaiki atau menyempurnakan Buku Kurikulum tersebut, tersusunlah buku baru yang dianggap lebih baik dan sempurna. Situasi di atas menunjukkan bahwa para pelaku pendidikan Indonesia hanya memperhatikan pada kurikulum yang tertulis Stated Curriculum atau Manifested Curriculum, tetapi aspek lain yang penting justru terabaikan. 7 Satu hal yang penting bahwa dalam suatu proses pendidikan terdapat hal-hal yang tidak terdapat pada kurikulum tertulis, proses tersebut dimaksudkan agar siswa lebih terarah sikap dan perilakunya. Kurikulum tersebut biasa dinamakan hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) atau disebut Unstudied Curriculum. 8 seperti telah dijelaskan di atas keadaan siswa yang mempunyai perilaku tidak sesuai dengan harapan masyarakat, diharapkan dengan adanya hidden curriculum yang diterapkan pada pembelajaran akidah akhlak, diharapkan dapat membantu hasil pembelajaran siswa, sehingga mempunyai perilaku yang baik. Adanya hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak guru dapat mengembangkannya sesuai dengan keadaan siswa yang kemungkinan dapat menuju ke arah positif, seperti dengan interaksi secara langsung di luar proses pembelajaran dan mungkin didukung oleh selain guru akidah akhlak, 6 Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 7 7 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: Raja Grafmdo Persada, 1993), hlm S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 6 4

16 yaitu setiap guru diharapkan memasukkan materi akhlak kepada siswa, sehingga masalah-masalah kenakalan dan sebagainya dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Deskripsi yang penulis paparkan di atas, mengkaji tema MODEL PENGEMBANGAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian skripsi ini, penting penulis menegaskan istilah-istilah yang digunakan dalam skripsi ini, antara lain: 1. Model diartikan Pola (contoh, acuan ragam) dan sesuatu yang akan di buat atau dihasilkan. Adapun yang dimaksud dengan model disini adalah pelaksanaan hidden curriculum dalam pembelajaran akidah Pengembangan diartikan Proses, cara, perbuatan mengembangkan. Pengembangan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mencari perubahan dalam kurikulum akidah akhlak agar menjadi lebih baik dengan cara memunculkan hidden curriculum Hidden curriculum merupakan segala sesuatu yang dapat berpengaruh di dalam berlangsungnya proses pendidikan dan pembelajaran yang mungkin dapat meningkatkan atau mendorong serta bisa juga melemahkan usaha pencapaian pendidikan. 11 Hidden curriculum merupakan segala macam aspek pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah yang sangat berpengaruh terhadap karakter siswa, khususnya dalam pengembangan pembelajaran akidah akhlak agar mengena pada siswa. 9 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm Ibid., hlm Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 25 5

17 4. Pembelajaran akidah akhlak Pembelajaran dalam pendidikan berasal dan kata instruction yang berarti pengajaran. 12 Menurut Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Nana Sudjana memberi pengertian pembelajaran adalah instruction is a set of events which effect learners in such a way that warning facilitated, 13 sedangkan menurut E. Mulyasa bahwa proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi para peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku yang baik. Interaksi tersebut banyak diketahui oleh faktor internal yang dipengaruhi oleh diri sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dan lingkungan pembelajaran, tugas seseorang guru yang utama pembelajaran ialah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik. 14 Pembelajaran akidah akhlak merupakan usaha sadar untuk membimbing menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak kebiasaan yang baik sesuai dengan aturan akal manusia syariat agama Islam. Akhlak sendiri merupakan kebiasaan dan sikap yang ada dalam jiwa, yang muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dalam pembentukannya tergantung pada faktor-faktor keturunan lingkungan. 15 Jadi dalam hal ini penekanan pada hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, masalah pokok yang dikaji skripsi ini, yaitu: 1. Apakah model penerapan hidden curriculum dapat meningkatkan pembelajaran akidah akhlak di MA Al Irsyad Gajah Demak? 12 John M. Echols dan Hasan Sadili, Kamus Inggris Indonesia, (dan Engglis Indonesia Dictionari), (Jakarta: Gramedia, 1992) hlm Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000) cet 5, hlm E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), cet 3, hlm Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Al-Husna, 1998), hlm. 58 6

18 D. Tujuan dan manfaat Penelitian Adapun tujuan yang akan penulis capai, untuk mengetahui pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara metodologi hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bernilai bagi pengembangan ilmu pengetahuan; dan 2. Secara pragmatis penelitian ini berguna untuk memberikan kontribusi yang bernilai strategis bagi para praktisi pendidikan baik pada pihak orang tua, masyarakat, maupun pihak sekolah menjalin kerjasama untuk membantu sekolah merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas sekolah. E. Kajian Pustaka Tahapan ini penulis berusaha menyeleksi data-data yang ada relevansinya dengan permasalahan di atas, diantaranya sebagai berikut: Selama ini buku-buku yang berkaitan dengan kurikulum banyak ditemukan, di antaranya: M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka setia, 1998). A. Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1996), Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993). 16 Buku-buku di atas tersebut secara garis besar membahas landasan teoritis dan kurikulum bagaimana upaya pengembangannya. Buku-buku yang beredar di Indonesia yang membahas hidden curriculum sebagai tema pokok yang dikaji secara lengkap dan rinci penulis belum menemukan. Penelitian skripsi tentang hidden curriculum penulis temukan yaitu tentang pelaksanaan hidden curriculum pada sistem pendidikan di SMU Muayyad Surakarta, membahas tentang aspek-aspek hidden curriculum apa saja yang ada dalam sistem pendidikan Islam tentu saja di dalamnya terkait 16 S. Nasution. Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) 7

19 orang. 20 Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan apa adanya di dengan aktor dan perangkat lunak dan perangkat keras dan unsur pendidikan ada pada pesantren tersebut. 17 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipilih yaitu kualitatif. 18 Ciri khas penelitian ini menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, yang bersifat deskriptif analitik, menekankan pada proses bukan hasil, bersifat induktif serta mengutamakan makna. Jadi sasaran kajiannya berupa polapola yang berlaku berdasarkan atas perwujudan dan gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia. Pendekatan kualitatif ini dapat dipandang sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dan orang-orang dan perilaku dapat diamati. 19 Sementara itu gejala-gejala tersebut sebagai satuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri, melainkan satu sama lainnya saling berkaitan, merupakan satu kesatuan bulat, menyeluruh, hal ini teori dasar dipakai oleh pendekatan fenomenologi berupa memahami gejala aspek subjektif dan perilaku lapangan, hal tersebut merupakan gambaran yang dikembangkan didasarkan atas kenyataan-kenyataan empirik sebagaimana dipahami dan rumusan. 2. Objek Penelitian Objek yang menjadi penelitian ini adalah model pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak. 17 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996). 18 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru offset, 1989), hlm Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hlm Ibid., hlm

20 3. Metode Pengumpulan Data Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Observasi Observasi yaitu suatu penyelidikan dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian-kejadian langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. 21 Dan mengamati pembelajaran akidah akhlaq di sekolah. Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena fenomena/kejadiankejadian di selidiki. b) Wawancara Interview merupakan metode pengumpulan data menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau responden. 22 Dan wawancara langsung dengan guru akidah akhlaq dan pihak yang berkaitan (kepala sekolah) dan bagian kurikulum. Dalam pelaksanaan interview pewawancara membawa pedoman hanya garis besarnya saja, tentang hal-hal akan ditanyakan. Metode ini dilakukan dengan komunikasi langsung untuk memperoleh informasi data yang berkaitan dengan hidden curriculum yang di fokuskan pada pembelajaran PAT di MA Al Irsyad Gajah Demak. c) Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, dan lainnya. 23 Metode ini untuk mengumpulkan data dibutuhkan misalnya data tentang sejarah berdirinya, keadaan siswa, guru serta 21 Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: SIC, 1996), hlm Bimo Waigito, Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah, (Yogyakarta: Andi offset, 1995), hlm Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm

21 karyawan, struktur organisasi, dan tentang pembelajaran PAT serta sumber data terkait dengan hidden curriculum. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data, mula-mula peneliti sajikan adalah temuan deskriptif, interpretasi, pembahasan dan terakhir adalah simpulan. 24 Itu, analisis data menempuh tiga langkah utama, yaitu reduksi data, display atau sajian data, dan verifikasi/penyimpulan data. Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data kasar kedalam catatan lapangan. Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan tindakan yang diusulkan. Adapun verifikasi data adalah penjelasan tentang makna data dalam suatu konfigurasi jelas menunjukkan alur kausalnya sehingga dapat diajukan proposisi-proposisi terkait dengannya. 25 Berdasarkan tujuan pendidikan yang dicapai, makna teknik analisis data dalam penelitian ini deskriptif analitik yaitu mendeskripsikan model pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di MA Al Irsyad Gajah Demak. Menjamin kepercayaan data yang diperoleh melalui penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas dengan triangulasi sumber yaitu suatu pengecekan data dengan cara memperbandingkan dan mengecek data yang diperoleh melalui informasi lain. Secara teknik kegiatan triangulasi dilaksanakan dengan dua cara, pertama: mengadakan cek silang dengan informan lain seperti waka kurikulum, kepala sekolah, guru PAI, pihakpihak yang berkompeten. Kedua: melakukan pengetahuan data, yaitu untuk mengetahui secara pasti data kongkret melalui kegiatan observasi. Selain cara triangulasi, untuk menjaga keabsahan data adalah dilakukan pengamatan dan pencarian data dengan ketekunan dan ketelitian, yaitu dengan jalan mencermati kejanggalan-kejanggalan dan keterangan yang saling bertentangan antar informan. 24 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm

22 BAB II MODEL PENGEMBANGAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK A. Model Pengembangan Hidden Curriculum 1. Pengertian Hidden Curriculum Sebelum berbicara tentang pengembangan hidden curriculum lebih luas, maka perlu terlebih dahulu dijelaskan tentang konsep dasar dan hakikat kurikulum itu sendiri. David Pratt dalam Curriculum Design and Development mendefinisikan: curriculum is an organized set of formal education and or training intention. 26 Kurikulum adalah suatu bentuk satuan yang diorganisir dalam pendidikan formal atau pelatihan. Sedangkan menurut Peter F. Olivia dalam Developing the Curriculum bahwa: equated curriculum with the educational program, and olivine it into four basic element: (1) the program of studies, (2) the program of experience, (3) the program of services, and (4) the hidden curriculum. 27 Kurikulum dalam program pendidikan terbagi menjadi empat unsur: (1) program studi (2) program pengalaman (3) program layanan dan (4) kurikulum tersembunyi. Sedangkan Abdul Alim Ibrahim dalam Al Mumakhah al Lati Al Mudaris al Lighoh al Arabiyah mengatakan: ومعنى المنهاج هو خطة العمل هو فى الميران المدرسى يستمل على انواع الخبرات التى توصلها المدرسة الى الت لاميد 28 Kurikulum adalah rencana kerja di dalam lingkup madrasah yang memuat berbagai macam materi pembelajaran yang disampaikan madrasah peserta. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan 26 David Pratt, Design and Development Curriculum, (New York: Harcourt Brace Javanovich Publishers,1980), hlm.4 27 Peter F Olivia, Developing and Development Curriculum, (New York: Harcourt Brace Javanovich Publishers, 1980), hlm.4 28 Abdul Aiim Ibrahim dalam Al-Mumakhat Al Lati Al Mudaris Al Lughor Al Arobiyah, (Dahar: Ma arif, U), hlm.32 11

23 pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 29 Kurikulum merupakan suatu alat yang amat penting dalam rangka merealisasikan dan mencapai tujuan pendidikan sekolah. 30 Berdasarkan pada definisi-definisi para ahli tersebut, menunjukkan bahwa kurikulum diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi luas daripada itu. Sehingga dapat dipahami bahwa kurikulum merupakan aktifitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya kegiatan pembelajaran, pengaturan strategi dalam pembelajaran. cara evaluasi program pengembangan pembelajaran dan lain-lain. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, tujuan pendidikan tidak dapat di tinggalkan karena tanpa tujuan yang jelas pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Pengalaman pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus dikelola dengan baik. Tempat pendidikan disediakan dengan melihat kondisi lapangan, jangan sampai karena salah memilih tempat pelaksanaan pembelajaran jadi terganggu. Waktu pembelajaran juga harus di atur, karena mata pelajaran yang sulit membutuhkan pemikiran dan menguras tenaga hendaklah diberi prioritas, misalnya waktunya harus jam pertama, karena kondisi siswa masih segar. Disamping itu, mata pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi anak didik dengan metode yang sesuai. Dan untuk mengetahui bahwa tujuan pendidikan sudah tercapai atau belum, maka perlu adanya evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik berupa peningkatan aktifitas dan kreatifitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, maupun peningkatan belajar. Istilah hidden curriculum menunjukkan kepada segala sesuatu yang dapat berpengaruh di dalam berlangsungnya proses pembelajaran 29 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) cet 2, hlm Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, (Yogyakarta: Media Wacaria Press, 2003), hlm.1 I 12

24 yang mungkin bisa mendorong, meningkatkan atau bahkan melemahkan usaha pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kata lain hidden curriculum menunjukkan pada praktek dan hasil persekolahan yang tidak diuraikan dalam kurikulum terprogram atau petunjuk kurikulum kebijaksanaan sekolah. 31 Hidden curriculum disebut juga kurikulum tersembunyi. yang merupakan kegiatan atau pengalaman yang terjadi karena adanya proses interaksi siswa dengan lingkungan selama proses pembelajaran. 32 Hasil yang dapat di serap oleh peserta didik tentu saja tidak hanya berasal dan materi pelajaran saja, yang direncanakan secara nyata dalam rencana pelajaran dan sumber belajar, tetapi adanya keadaan peserta didik yang heterogen, fasilitas yang tersedia. sistem dan strategi mengajarnya, hubungan guru dan peserta didik, dan lainnya yang terjadi di lingkungan sekolah. Penyerapan ini seringkali tidak disadari oleh para pelaksana pendidikan di sekolah maupun oleh perencana pendidikan, arahnya tidak dapat diramalkan dengan pasti tergantung pada peserta didik secara individu, juga pada pemahaman guru tentang materi pelajaran yang kadang-kadang sering di rubah sehingga hal ini bisa jadi ke arah positif tetapi juga tidak menutup kemungkinan ke arah negatif. 2. Kriteria Kurikulum Ada beberapa kriteria kurikulum. 33 a. Perumusan dan Penilaian Tujuan Tujuan kurikulum dibuat untuk mendefinisikan penilaian terhadap tujuan suatu program, tujuan bukan saja merupakan standar dalam rangka pengembangan kurikulum secara menyeluruh. Juga menjadi sari pemilihan komponen-komponen kurikulum untuk menentukan prioritas pada suatu institusi. hlm Subandijah, Pengembangan dan Inovasi, (Jakarta: Raja Grafmdo Persada, 1996), 32 Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1996) hlm Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm

25 b. Pemilihan dan Pembimbingan (Advising) Siswa Pengajaran adalah sesuatu yang kompleks. suatu profesi yang menuntut/meminta banyak waktu dan tenaga dalam rangka persiapan dan mempersiapkan para komponen sekolah. Kerumitan pengajaran pada gilirannya membutuhkan design kurikulum yang tepat. c. Pemilihan Isi Kurikulum Efektifitas suatu program pendidikan ditentukan oleh banyak unsur. Dua unsur yang penting adalah (1) pemilihan isi dan (2) pemilihan dan penggunaan prosedur instruksional dan alat bantu. Hubungan antara isi dan metode lebih bermakna dalam rangka mempersiapkan guru. d. Pemilihan dan Penggunaan alat-alat Instruksional Unsur-unsur alat instruksional, yakni teknik, metode, media, proses, bahan, dan organisasi yang digunakan oleh guru dalam merangsang kegiatan belajar. e. Pengorganisasian Kurikulum Pengorganisasian kurikulum diharapkan dapat mempersiapkan siswa menjadi lebih baik dan menjadi pribadi yang matang. 3. Prinsip-.prinsip Dasar Kurikulum Kurikulum yang dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip berorientasi pada tujuan, relevansi pendidikan, efisiensi dan efektifitas, keluwesan, berkesinambungan, dan pendidikan seumur hidup. Adapun prinsip-prinsip kurikulum yaitu: 34 a. Prinsip berorientasi pada tujuan, merupakan prinsip utama dalam kerangka kurikulum akibat pentingnya fungsi dan peranan sekolah dalam pembinaan siswa b. Prinsip efisiensi dan efektifitas menunjukkan pada keharusan penggunaan dana, daya dan waktu yang ada secara maksimal untuk mencapai hasil secara optimal 34 Oemar Hamalik, Perencanaan.., op.cit, hlm

26 c. Prinsip fleksibilitas program berdasarkan pada pertimbangan ekosistem dan pengadaan fasilitas belajar yang ada di sekolah d. Prinsip berkesinambungan berkenaan dengan penyusunan urutan program dan pemakaian hasil lulusan, baik secara vertikal maupun secara horisontal. e. Prinsip pendidikan seumur hidup berlandaskan pada pemikiran bahwa pendidikan tidak cukup hanya dilaksanakan di sekolah tetapi juga harus dilanjutkan dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Asas-Asas Kurikulum Pengembangan kurikulum pada hakekatnya sangat kompleks karena banyak faktor yang terlibat didalamnya. Setiap kurikulum didasarkan atas asas-asas tertentu yaitu: 35 a. Asas filosofis, pada hakekatnya menentukan tujuan umum pendidikan. Pengembang kurikulum perlu menyelaraskan filosofi tertentu untuk menyelaraskan berbagai macam kepentingan sesuai harapan masyarakat, hal itu dikarenakan masyarakat menuntut standar kualitas yang tinggi dalam pendidikan. b. Asas sosiologis. yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mempersiapkan diri anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti norma-norma, nilainilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan keadaan masyarakat. 36 c. Asas organisatoris, memberikan dasar-dasar, dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun, bagaimana luas dan urutannya. d. Psikologis, yang memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicernakan dan dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangannya. 35 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hlm Burhanuddin Nurgiyanto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE, 1988), hlm.14 15

27 hlm.74 Untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik, dalam kegiatan pengembangan kurikulum dalam proses pendidikan harus diperhatikan yaitu: 37 a. Falsafah hidup bangsa, sekolah dan guru itu sendiri, dalam hal ini negara indonesia adalah negara pancasila., jadi segala kegiatan sekolah yang diselenggarakan harus diarahkan pada pembentukan pribadi peserta didik ke arah manusia yang berjiwa pancasila b. Pertimbangan harapan. kebutuhan dan permintaan masyarakat akan produk pendidikan. c. Kesesuaikan kurikulum dengan kondisi peserta didik, pada dasarnya kurikulum untuk peserta didik harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. d. Memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan kurikulum sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, kemudian disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Mengembangkan kurikulum merupakan suatu keharusan dan tuntutan, sehingga kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang tidak statis akan tetapi sesuatu yang dinamis, sehingga harus dikembangkan terus. Pengembangan kurikulum mempunyai beberapa fungsi yaitu: a. Menyesuaikan kurikulum dengan potensi lingkungan masyarakat peserta didik, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi b. Pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peserta didik c. Perbaikan dan penyempurnaan kurikulum secara bertahap d. Rekonstruksi kurikulum (sebagai feedback). 38 Model pengembangan Hidden Curriculum merupakan sebuah pengalaman yang tidak direncanakan, karena yang dilihat adalah segala sesuatu yang terjadi pada peserta didik di sekolah baik dalam proses pembelajaran atau diluar proses pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda dalam belajar di sekolah, sehingga 37 Subandijah op.cit lm Muslam, Pengembangan Kurikulum, Teoritis dan Praktis, (Semarang: PKPI2, 2004), 16

28 peserta didik mempunyai aturan-aturan sendiri sebagai reaksi terhadap kurikulum formal seperti kurikulum tentang mencontek. membuat pekerjaan rumah, menjadi juara kelas, sikap terhadap guru dan sebagainya. Hidden Curriculum lebih mengutamakan pada pengembangan sikap, karakter, kecakapan dan ketrampilan yang kuat, untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial atau bisa juga melengkapi kekurangan yang belum ada di kurikulum formal sehingga peserta didik berkembang sesuai harapan masyarakat. B. Pembelajaran Akidah Akhlak 1. Pengertian akidah akhlak Kata akidah akhlak dan segi etimologi berasal dan bahasa arab yaitu aqada - ya qidu - agdan - aqidatun. Kata aqdan memiliki arti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk kata akidah memiliki arti keyakinan. 39 Sedangkan Ibnu Taimiyah mengemukakan: العقيدة ا مرله ما يرده يجب ان يصد ق به القلب وتطمي ن اليه الن فس حت ى يكون يقين ا ثابت ا لايمازجه ريب ولا يخالطه شك 40 Akidah adalah sesuatu yang dibenarkan oleh hati dan menjadi tenang karenanya, sehingga menjadi keyakinan yang mantap, tidak tercampur oleh subjek prasangka dan tidak terpengaruh oleh keraguan. Berdasarkan pengertian tersebut di alas dapat disimpulkan bahwa akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seseorang, atau dengan kata lain akidah adalah sesuatu yang dibenarkan oleh hati dan menjadi tenang karenanya, sehingga menjadi keyakinan yang menatap, tidak tercampur oleh subjek prasangka dan tidak terpengaruh oleh keraguan. Jadi akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dan ajaran Islam yang 39 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm Ibnu Taimiyah, al-a qidat al-was itiyah, (Beirut: Dar A1-Arabiyah, tt), hlm.5 17

29 wajib di pegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Akhlak secara etimologi berasal dan bahasa arab jama dan bentuk mufrodnya خلق yang artinya budi pekerti, tingkah laku atau tabiat. 41 Sedangkan akhlak menurut Imam al Ghozali adalah: الاخلاق هي الصفات التى جزء لا يتجز ا فى النفوس الذي يسبب على هذه الا عمال هن دون الحاجة ا لى التفكبر والنظر 42 Akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segala perbuatan tanpa memerlukan fikiran dan pertimbangan. Pada hakikatnya akhlak ialah suatu sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Dan hal tersebut berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa di buat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak merupakan perilaku yang timbul dan hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu dan membentuk satu kesatuan tingkah laku akhlak yang dihayati dalam hidup kesehari-harian. Akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber dan a! qur an dan hadits. Mata pelajaran akidah akhlak tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai pengetahuan tentang akidah dan akhlak, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat memahami, menghayati. dan meyakini kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran akidah akhlak berfungsi untuk mengajak peserta didik dalam berperilaku sesuai ajaran Islam. hlm Ahmad Warson Munawir, Kamus Al Munawir, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1989), 42 Imam Al Ghazali. Ihya Iliumal-Din Juz III, (Beirut: Darul Kutubul Ilmiah, tt). hlm.56 18

30 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 125: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dan jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An Nahl: 125). 43 Mata pelajaran akidah akhlak menekankan keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih menekankan pada pembentukan ranah afektif dan psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif. Oleh sebab itu seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran akidah akhlak harus senantiasa memberi teladan yang baik bagi peserta didik saat berada di lingkungan sekolah atau di luar sekolah. Dengan demikian pembelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru dapat di terima oleh peserta didik semaksimal mungkin, sehingga tujuan yang telah di programkan dapat tercapai. Keteladanan merupakan metode yang paling berpengaruh dalam mempersiapkan dan membentuk akidah akhlak. Jadi, contoh akhlak yang paling dekat yaitu guru atau pendidik, sehingga diharapkan peserta didik akan meniru pendidik dengan di sadari atau tidak. Hal tersebut dikarenakan subjek didik tidak begitu saja lahir sebagai pribadi bermoral atau berakhlak mulia, tetapi perlu di didik, untuk itu bantuan dan berbagai pihak sangat diharapkan, baik oleh guru atau orang tua. 44 Dan adanya ha! tersebut guru harus mempunyai akhlak yang baik sehingga menjadi teladan bagi peserta didik, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab ayat 2l: 43 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm Tonny D.Widiastono, (eds), Pendidikan Manusia Indonesia, (Jakarta: Buku Kompas, 2004), hlm142 19

31 Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al Ahzab: 21) Fungsi Mempelajari Akidah Akhlak Mempelajari sesuatu tentunya tidak lepas dan kegunaan dan fungsi yang dipelajari. Adapun fungsi mempelajari akidah akhlak di Madrasah Aliyah sebagai penunjang program pendidikan adalah: 46 a. Pengembangan Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga, sekolah berfungsi untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sehingga nilai-nilai keimanan dan ketakwaan tersebut terus berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. b. Perbaikan Perbaikan yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, sekolah berfungsi memberikan kesempatan dan dorongan untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada peserta didik. c. Pencegahan Pencegahan yaitu untuk menjaga hal-hal yang negatif dan lingkungan peserta didik atau dan budaya lain yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangannya dalam bentuk manusia indonesia seutuhnya. Peserta didik diberikan contoh tentang hal-hal yang negatif dan akibat dan pengaruh lingkungannya atau 45 Departemen Agama RI, op.cit, hlm Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit, hlm

32 budaya asing yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan kepribadian bangsa indonesia. d. Pengajaran Pengajaran yaitu penyampaian informasi dan pengetahuan tentang keimanan dan akhlak, penjelasan guru kepada peserta didik tentang keimanan yang tepat menurut ajaran Islam sangat penting. e. Penyaluran Penyaluran yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. f. Penyesuaian Penyesuaian yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungan sesuai dengan ajaran agama Islam. g. Sumber Nilai Sumber nilai yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 3. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak Secara garis besar materi pembelajaran akidah akhlak berisi: 47 a. Hubungan Manusia Dengan Allah SWT Hubungan vertikal antara manusia dengan khalik-nya mencakup segi akidah, meliputi iman kepada Allah SWT, malaikatmalaikat-nya, kitab-kitab-nya, rosul-rosul-nya, hari akhir, dan qadarqadarnya. b. Hubungan Manusia Dengan Manusia Materi yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama manusia, membiasakan akhlak yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain serta menjadi akhlak yang buruk. 47 Ahmad Sapari, Kurikulum Berbasis Kompetensi, /1 2pinLphtml, hlm.2. 21

33 c. Hubungan Manusia Dengan Alam Lingkungan Materi yang dipelajari meliputi akhlak manusia terhadap alam lingkungan, baik lingkungan dalam arti luas maupun terhadap mahluk hidup selain manusia yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan. 4. Strategi Pembelajaran Kurikulum Akidah Akhlak Strategi pelaksanaan kurikulum tidak lain ialah cara bagaimana melaksanakan kurikulum sebagai program belajar, agar program tersebut dapat mempengaruhi para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan kurikulum dan lebih jauh lagi dapat mencapai tujuan pendidikan. 48 Berhasil atau tidaknya kurikulum pendidikan yang telah direncanakan, kuncinya adalah terletak pada proses pembelajaran sebagai ujung tombak dalam mencapai sasaran. Oleh karena itu proses pembelajaran yang terencana, terpola. dan terprogram secara baik merupakan ciri dan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh peserta didik dan guru. Karena itu penyusunannya berdasarkan perilaku awal peserta didik. Dalam hal ini, ada tiga alternatif pendekatan yang dapat digunakan yakni: a. Pendekatan Yang Berpusat Pada Mata Pelajaran Penyampaiannya dilakukan melalui komunikasi antara guru dan peserta didik. Dalam hal ini digunakan berbagai metode pembelajaran. b. Pendekatan Yang Berpusat Pada Peserta Didik Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan peserta didik. Dalam pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dalam rangka individualisasi pembelajaran, seperti belajar mandiri. 48 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), hlm.7 22

34 c. Pendekatan Yang Berorientasi Pada Kehidupan Masyarakat Bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat serta untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dengan mengundang masyarakat ke sekolah Evaluasi Kurikulum Akidah Akhlak Evaluasi merupakan hal yang penting yang sifatnya fundamental, sebab untuk terwujudnya keputusan-keputusan yang baik (tepat dan bijaksana), diperlukan adanya data dan informasi yang tepat dan relevan melalui atau dengan cara melakukan evaluasi. Evaluasi juga untuk mengetahui tingkat efisiensi metode yang digunakan dalam proses pembelajaran akidah akhlak dalam jangka waktu tertentu, serta untuk mengetahui seberapa jauh tujuan dan kurikulum akidah akhlak dapat tercapai. Evaluasi dalam kurikulum akidah akhlak merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dan seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius peserta didik. Karena sosok pribadi yang diinginkan oleh pendidikan Islam bukan hanya pribadi yang bersikap religius, tetapi juga memiliki ilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal serta mempunyai akidah yang kuat dan berakhlakul karimah. Evaluasi dalam kurikulum akidah akhlak tidak semestinya bersifat materialistis, artinya ganjaran materi itu jangan terlalu di utamakan, kalaupun dipergunakan harus ditunjukkan bahwa materi hanyalah sebagai alat bukan tujuan. 50 C. Model Pengembangan Hidden Curriculum Pada Pembelajaran Akidah hlm.358 Akhlak Muatan isi kurikulum harus mampu mendorong perkembangan pribadi anak didik yang meliputi perkembangan minat, pikir, dan kemampuan 49 Oemar Hamalik, Prosedur Belajar Mengajar, (Jakarta: Andi Offset, 1990), hlm Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta: Al Husna Zikra, 2000), 23

35 praktis. 51 akhir-akhir ini timbul lagi perdebatan mengenai kurikulum yang relevan. Kalau berbicara tentang kurikulum untuk peserta didik di Indonesia, yang didalamnya selain ada jadwal juga ada silabus, sehingga kurikulum yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan indonesia adalah kurikulum yang sesuai dengan para peserta didik. 52 proses pembelajaran sendiri ialah proses menjadikan yang diajar belajar. Jadi tugas pokok sekolah adalah mengajar dan lewat mengajar membentuk pribadi yang berintelektual maupun bermoral dewasa, sesuai kemampuan belajarnya. Proses ini berlangsung dengan memakai kurikulum yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. 53 Seiring dengan tujuan pendidikan, pemerintah telah mencanangkan dilaksanakannya program broad-based education atau secara harfiah bisa di terjemahkan pendidikan berbasis luas disetiap satuan pendidikan. Hal ini mengingatkan bahwa sekolah bukan hanya lembaga yang menawarkan mata pelajaran yang di tandai oleh perolehan ijazah belaka, namun banyak sekali hal-hal yang bisa diperoleh dan sekolah yang secara alami terkemas dalam apa yang diistilahkan hidden curriculum. Hidden curriculum merupakan segala macam aspek pengalaman yang di peroleh peserta didik dan sekolah yang sangat berpengaruh terhadap karakter peserta didik, karakter tersebut bisa terwujud baik karakter positif atau negatif. Misalnya cara mengajar guru di sekolah yang mengintegrasikan unsur kerja sama dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kolaboratif cooperative learning, tentu akan memberikan pengalaman kepada peserta didik tentang kerja sama. Sikap empaty terhadap sesama serta kecakapan terinteraksi juga dapat bersumber dan penerapan pendekatan pembelajaran tersebut. Tata tertib sekolah yang di bangun secara demokratis akan mengajarkan kepada peserta didik bagaimana cara berdemokrasi dalam kehidupan. Hasilnya akan memberikan pengalaman kepada peserta didik aturan main dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh yang baik dalam perilaku tutur kata yang santun dan pendidik maupun 51 Ali Maksum dan Luluk Yunan R, Paradigma, (Jakarta: IRCISOD, 2004) hlm P.J. Suwarno, (eds), Sekolah: Mengajar atau Mendidik?, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), hlm B. Rahmanto, (ed), Dari KBK sampai MBS, (Jakarta: Buku Kompas, 2005), hlm

36 karyawan sekolah lainnya tentu akan ikut mewarnai pola sikap peserta didik dalam kehidupan di masyarakat. Sebaliknya apabila lembaga pendidikan melupakan keberadaan hidden curriculum, tentu pengalaman yang tidak diinginkan akan tercema oleh peserta didik yang selanjutnya akan membawa dampak yang merugikan. 54 Di sekolah-sekolah ada kurikulum muatan lokal yang keberadaannya sangat membantu hidden curriculum, pada setiap sekolah muatan lokal mempunyai jenis mata pelajaran berbeda. 55 Hal tersebut seperti yang terjadi pada sekolah berbasis madrasah yang kebanyakan muatan lokalnya berisi mata pelajaran agama seperti nahwu/shorof, baca al-qur an, ushul fiqih, dan aswaja. Pengembangan hidden curriculum sangat tergantung pada pendidik karena pendidik harus benar-benar se-profesional mungkin dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, mengutip uraian Mochtar Buchori, mantan rektor Universitas Muhammadiyah di Jakarta, disebutkan 5 ciri profesional pendidik antara lain, (1) sikapnya yang altruistik, (2) tingkat keahlian melakukan hal-hal yang biasa dengan cara yang luar biasa, (3) tidak pernah menyebut dirinya profesional, tetapi memperoleh pengakuan dan masyarakat, (4) hidup berlandaskan nilai-nilai etis yang di junjung tinggi bersama kelompoknya, (5) melakukan pekerjaannya itu mencari nafkah (membedakan dengan amatir). 56 tetapi pada zaman sekarang sulit untuk menemukan sosok pendidik yang mempunyai profesionalisme tinggi, untuk itu dalam pengembangan hidden curriculum yang mempunyai nilai positif banyak membutuhkan dukungan dan berbagai pihak. Hidden curriculum merupakan pengalaman peserta didik yang tidak direncanakan atau kurikulum yang tersembunyi. sebagai reaksi terhadap kurikulum yang formal seperti tentang perilaku di sekolah, mencontek, 54 Suflyan Tsauri S. Ag, Hidden Curriculum Dalam Sistem Pendidikan Islam, (Yogyakarta: 2003) 55 Darmaningtyas, Pendidikan Yang Memiskinkan, (Yogyakarta: Galang Press, 2004), hlm ), hlm Andreas Herefa, Pembelajaran di Era Serba Otonomi, (fery), (Jakarta: Buku Kompas, 25

37 pekerjaan rumah, menjadi juara kelas, sikap terhadap guru 57 yang paling menonjol dalam pengembangan hidden curriculum yaitu mengenai akhlak atau moral peserta didik. Moral sendiri dipilih karena di sekolah seringnya terjadi penyimpangan-penyimpangan moral peserta didik yang tidak hanya menjadi tanggung jawab pendidikan agama, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh pengajar/pendidik di sekolah. Jika pendidikan moral dibebankan hanya kepada guru agama maka moralitas yang akan tumbuh hanya sebatas hafalan terhadap doktrin-doktrin agama. 58 Pada sekolah berbasis madrasah pengembangan moral peserta didik menjadi tanggung jawab pendidik akidah akhlak. Dalam pelaksanaannya sangat tergantung pada pendidik dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah pendidik menjadi contoh peserta didik dalam berperilaku. Pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak lebih di fokuskan pada moral peserta didik. Pendidik harus menciptakan suasana yang demokratis dan pendidik harus jeli serta kreatif melihat setiap peluang pada setiap pembelajaran berlangsung tanpa mengurangi porsi materi bidang yang direncanakan untuk di kuasai peserta didik. Jadi pengembangan akhlak ini tidak semata-mata tanggung jawab pendidik agama Islam, tetapi semua pendidik di sekolah. Kalau pendidik mau melakukan pendidikan akhlak semburi mengajarkan bidang studinya, sebaiknya mampu merumuskan proses pembelajarannya ke tingkat pemahaman akhlak peserta didik. 59 Peran pendidik akidah akhlak dalam pengembangan hidden curriculum adalah sebagai berikut: 1. Sebagai contoh atau teladan dan sebagai figur yang di senangi dan di ambil teladan. 2. Sebagai pihak yang melaksanakan pembiasaan yaitu menanamkan kebiasaan peserta didik untuk melakukan hal yang positif, menjunjung tinggi nilai kesopanan terhadap pendidik, sesama teman dan selalu bersikap jujur. 57 S. Nasution, op. cit, hlm C.Asri Budiningsih, op.cit, hlm.2 59 Tonny D. Widiastono, op.cit., hlm

38 3. Pihak yang melakukan pembinaan yaitu usaha menguatkan norma-norma positif dalam rangka mengurangi nilai-nilai negatif yang di terima oleh peserta didik dan madrasah. Dalam pelaksanaannya, pendidik akidah akhlak di bantu pendidik BK yang mempunyai peran khusus yaitu sebagai tindak lanjut dan peran pendidik akidah akhlak diantaranya: 1. Sebagai pihak yang mengidentifikasi para peserta didik yang bermasalah khususnya yang berkaitan dengan akhlak peserta didik. 2. Sebagai pihak yang memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap peserta didik yang bermasalah dan peserta didik yang tidak bermasalah (dalam hal akhlak pada khususnya) 3. Sebagai koordinator dalam pelaksanaan kredit point (bentuk hukuman yang diberikan kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib madrasah yaitu berupa angka). Pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak sebisa mungkin menciptakan pengalaman peserta didik yang bersifat positif, sehingga suasana yang tergambar di sekolah selalu mengarah kepada hal-hal yang mempunyai nilai moral dengan begitu secara bertahap akan mencetak karakter peserta didik yang berakhlak mulia dengan dukungan komponen sekolah. Dalam pengembangan hidden curriculum dilaksanakan tanpa mengganggu tatanan kurikulum yang sudah ada. Jadi, peran hidden curriculum disini sebagai pendukung pembelajaran akidah akhlak yang sangat penting sehingga apa yang diharapkan masyarakat mengenai peserta didik yang mempunyai nilai yang baik akan terwujud, dan mengurangi sedikit permasalahan tentang kenakalan remaja. 27

39 BAB III GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL 1RSYAD GAJAH DEMAK A. Profil MA Al Irsyad Gajah Demak 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah adalah lembaga pendidikan Islam menengah atas dalam naungan Departemen Agama yang dikelola oleh pengurus Perguruan Islam Al Irsyad desa Gajah Kecamatan Demak sejak tanggal 10 Januari 1982 yang dipelopori oleh Drs. H. Abdul Choliq, K.H Amir Mahmud, H. Abdur Rahman, H. Abdul Wakhid, B.A, H.A. Djazeri, B.A dan Soekarno yang kesemuanya berdomisili di Gajah Kabupaten Demak. Pada awal berdirinya Madrasah Aliyah swasta dengan status terdaftar berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor Wk.5d/90/Pgm.MA/1984 tanggal 17 Januari 1984 ini di pimpin oleh Drs. H. Abdul Choliq, MT. yang di bantu oleh beberapa tenaga guru yaitu: a. K.H Amir Mahmud b. A. Djazeri, B.A c. Djuwadi Djamari d. Soedjono Nama Perguruan Islam Al Irsyad, yang akhirnya berubah status menjadi Yayasan Pendidikan Islam Al Islam Al Mubarok dengan akta notaris nomor 18 Tahun 1992 ini, menurut keterangan para perintisnya, diambilkan dan nama seorang ulama besar pendiri masjid Jami Gajah dan tokoh penyiar agama Islam di Gajah dan sekitarnya yang bernama kyai H. Irsyad, sedangkan kata Al Mubarok di kandung maksud agar lembaga pendidikan ini selalu diberkahi oleh Allah SWT dan juga untuk membedakan dengan organisasi Islam yang telah lahir lebih dahulu yang bernama Al Irsyad yang berpusat di Jakarta Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 8 Juni

40 Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah, sejak berdirinya sampai sekarang, telah membuka tiga jurusan yaitu program IPA, IPS, dan Bahasa. Dan dalam perkembangannya mengalami beberapa perubahan yang bervariasi, diantaranya: a. Tahun dengan status 100% swasta di pimpin oleh Drs. H. Abdul Choliq, MT. b. Tahun beralih status menjadi MAN Filial dari MAN Semarang, dengan pimpinan Drs. H. Abdul Choliq, MT. guru Departemen Agama, tetapi pada awal tahun pelajaran 1986/1 987 beralih menjadi MAN Filial dari MAN Kendal sampai dengan akhir tahun pelajaran 1991/1992. c. C. Tahun 1989 dengan status MAN Filial dari MAN Kendal, estafet kepemimpinan beralih kepada Drs. MR Sholeh Anwar, guru Departemen Agama. d. Tahun pelajaran 1992/1993, kembali menjadi swasta murni dengan pimpinan Drs. MH. Sholeh Anwar di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Islam Al Mubarok Gajah dan bulan Pebruari 1993, mengikuti akreditasi dalam rangka menaikkan status Terdaftar menjadi Diakui dan pada bulan Agustus 1993, status Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah adalah diakui dengan SK Menteri Agama nomor B/E/IV/MA/O 1 32/1 993 tanggal 21 Agustus I 993. e. Tahun dengan status swasta kepemimpinan beralih kepada Drs. Firdaus Faisal (KMS Departemen Agama). f. Tahun 1998 sampai tahun 2005 estafet kepemimpinan beralih di pegang oleh Drs. Zulaikhah (KMS Departemen Agama). g. Pada bulan Juni tahun 2005 MA Al Irsyad Gajah beralih status akreditasi menjadi terakreditasi A dengan nomor Kw.1 1.4/4/PP.03.2/ /

41 h. Tahun 2005 sampai sekarang kepemimpinan masih di pegang oleh H. Fachrurozi, S.Pd. 61 Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah sampai dengan tahun ajaran 2007/2008 dengan 3 (tiga) program jurusan tersebut diharapkan mampu memenuhi tuntutan zaman yang serasi dengan kebutuhan masyarakat yang semakin komplek. Saat ini MA Al Irsyad sedang dalam proses mengembangkan program keterampilan workshop bordir konveksi, mewujudkan ruang perpustakaan dan kegiatan ekstra lainnya dalam menyongsong perkembangan zaman dan teknologi yang maju guna mencetak kader-kader yang ilmiah, amaliah, bertakwa, dan beriman, terampil, slap di masyarakat global. Yayasan Pendidikan Islam Al Irsyad Al Mubarok sejak tahun 1993 berubah menjadi Yayasan Al Irsyad Al Mubarok Gajah artinya kedepan yayasan ini tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, tetapi mengemban ke sektor sosial keagamaan, ekonomi, maupun pondok pesantren. Adapun kepengurusan yayasan Al Irsyad Al Mubarok Gajah 1997 sampai sekarang adalah sebagai berikut: a. Pelindung : Kepala Desa Gajah b. Penasehat : Moh. Yusuf c. Ketua : Drs. H. Abdul Choliq, MT, M.Ag. d. Wakil Ketua : A. Djazeri, B.A. e. Sekretaris : H. Fachrurrozi, S.Pd. f. Bendahara : K.H Amir Mahmud g. Seksi-seksi 1) Pembangunan : H. Ja far 2) Pendidikan : Drs. Munjahid 3) Humas : H.M. Agus Sudono 62 Pada perkembangan selanjutnya, guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di yayasan ini sebagaimana visi dan misi terutama 61 Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 6 Juni Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal I Juli

42 berakhlaqul karimah dan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang berhaluan ahlusunnah Waljamaah maka pada tahun 1993 merealisasikan gagasan gemilang dengan berdirinya asrama dan sekaligus pondok pesantren yang diberi nama pondok pesantren Al Irsyad Al Mubarok yang pengelolaannya diserahkan kepada KR Amir Mahmud. Kyai dan ulama desa Gajah serta dibantu oleh para pengasuh dan para dewan guru, alumni, dan siswa yang senior. Menjadi jelas bahwa secara histories kelahiran pondok pesantren Al Irsyad Al Mubarok tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan Madrasah Aliyah Al Irsyad yang sama-sama naungan dalam yayasan Al Irsyad Al Mubarok Gajah, yang saling terkait dan terkoordinasi baik pengelolaan materi kurikulum, siswa maupun santri. Sehingga diharapkan akan lahir alumni MA yang matang dalam pengalaman ajaran agama (MTAQ) dan menguasai sains dan teknologi (IPTEK) Letak Geografis a. Letak Daerah Madrasah Aliyah Al Irsyad Al Mubarok terletak di Jl. Raya GajahDempet No. 11 Gajah Demak. b. Batas Areal 1) Sebelah barat sawah 2) Sebelah utara MTs Al Irsyad 3) Sebelah timur pertokoan 4) Sebelah selatan perumahan c. Luas Wilayah Luas bangunan seluruhnya. Jumlah tanah yang dimiliki: 3.972m 2, jumlah tanah yang telah bersertifikat: Struktur Organisasi Sebuah organisasi yang baik adalah individu melakukan fungsi dan tugas masing-masing dan dapat melakukan kerja sama dengan teratur dan 63 Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 6 Juni Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 1 Juli

43 harmonis guna menciptakan situasi pendidikan yang harmonis dan koordinasi dengan rapi. 65 Sebagaimana terlampir I 4. Keadaan Guru dan Karyawan Telah diketahui bersama guru adalah penanggung jawab pendidikan di sekolah. Jumlah tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Al Irsyad sangatlah cukup, karena di ampu oleh guru-guru yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing dan mempunyai karyawan pada masing-masing tugas yang diembannya. 66 Sebagaimana terlampir 2. TABEL 1 Data Guru dan Karyawan MA Al Irsyad Gajah Demak. 67 a. Jumlah Guru TIDAK BEK DPK DPK TETAP NO BIDANG TETAP DEPAG DEPAG DIKBUD KET L P L P L P L P L P 1 UMUM AGAMA OLAHRAGA b. Jumlah Karyawan TIDAK TETAP NO BIDANG TETAP JUMLAH KET L P L P 1 ADMINISTRASI PENJAGA 2 2 JUMLAH Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 8 Juni Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 1 Juli Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 8 Juni

44 5. Keadaan Peserta Didik Pada tahun ajaran 2007/2008, peserta didik di MA Al Irsyad Gajah demak berjumlah 552 peserta didik. TABEL 2 Data Kesiswaan MA Al Irsyad Gajah Demak. 68 NO KELAS AKTIF JML A B C D JUMLAH SEMUA L P L P L P L P L P JML 1 X X.1 IPA X.II IPS X.I BHS X.II IPA X.II IPS JUMLAH Keadaan Sarana dan Prasarana Dan penelitian yang dilakukan terdapat beberapa sarana dan prasarana yang ada di MA Al Irsyad Gajah Demak. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di MA Al Irsyad Gajah Demak dapat di lihat pada tabel di bawah ini: 68 Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 1 Juli

45 TABEL 3 Data Sarana dan Prasarana MA Al Irsyad Gajah Demak Tahun Pelajaran 2007/ a. Ruang dan Gedung No Jenis Lokal M 2 Kondisi Baik Rusak Ket 1 Gedung Ruang kelas Ruang kepala Ruang guru Ruang tata usaha Ruang keuangan Ruang tamu Ruang Perpustakaan Ruang alat olah raga Ruang lab. Komputer Ruang mushola Ruang WC Ruang UKS Ruang BK Ruang ketrampilan menjahit Ruang keterampilan Ruang koperasi Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 1 Juli

46 b. Data Peralatan dan Inventaris Kantor No Jenis Unit Kondisi Baik Sedang Rusak Ket 1 Komputer Telepon Stensil Mesin Ketik TV c. Data Buku No Jenis Eks Kondisi Asal Baik Rusak Droping Swadaya 1 Komputer Telepon Stensil Mesin Ketik TV B. Pengembangan Hidden Curriculum Pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Al Irsyad Gajah Demak Pembelajaran dalam suatu sekolah tenth memiliki strategi yang berbeda dalam mempersiapkan segenap komponen yang berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan pendidikannya. Sekolah akan berusaha memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya. Usaha yang dilakukan akan terasa bermakna bila mempertimbangkan kepentingan peserta didik di masa yang akan datang. Strategi ini bisa meliputi proses penentuan kebijakan-kebijakan pendidikan yang dijalankan, penyusunan kurikulum, penentuan kelas serta proses belajar mengajar di kelas atau di lingkungan sekolah, pendidik memegang peranan sentral sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum. Sebagaimana diketahui MA Al Irsyad memberikan materi agama yang lebih dibandingkan dengan sekolah menengah umum, disamping mated agama 35

47 seperti Qur an hadits, bahasa arab, akidah akhlak, fiqih, ushul fiqih, SKI, juga ditambah pelajaran agama seperti khitobah, kitab kuning, nahwu shorof, balaghoh, hafalan al Qur an, dan kenu-an. Pembelajaran yang berlangsung adalah kompilasi antara pendidikan pesantren dengan pendidikan agama secara umum. Materi pendidikan agama yang akan diberikan kepada peserta didik dirumuskan terlebih dahulu oleh pengurus yayasan, dengan pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum, serta guru yang bersangkutan. Kesepakatan ini tidak harus di capai dalam sebuah rapat khusus, tetapi bisa berupa percakapan-percakapan informal di antara mereka. Kebijakan ini juga terkait dengan kebebasan guru untuk memilih buku pegangan yang digunakan sebagai rujukan mencari bahan dan peserta didik menjadi manusia yang berguna, khususnya pada pembelajaran akidah akhlak, pendidik di tuntut untuk lebih intensif mengarahkan peserta didiknya agar mempunyai akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. 70 Pertimbangan terhadap materi yang diberikan yaitu diharapkan dengan materi tersebut nantinya mampu menempatkan peserta didik yang terampil menjawab kebutuhan masyarakat setelah lulus. Oleh karena itu, materi pendidikan agama Islam yang diajarkan semaksimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. 71 Materi yang telah dipersiapkan dengan baik tersebut akan mencapai tujuan yang diharapkan apabila pendidik dalam menyampaikan materi oleh peserta didik. Tidak semua pendidik memiliki kemampuan yang bagus dalam menyampaikan materi. Setiap pendidik memiliki cara yang berbeda-beda dalam menempatkan kemandirian peserta didik di kelas, menghadapi peserta didik dalam pembelajaran pendidik dituntut untuk mampu berimprovisasi dengan baik agar anak bisa aktif dalam kegiatan di kelas. Kemampuan 70 Wawancara dengan Bapak H. Fachrurrozi, S.Pd, Kepala Sekolah MA Al-Irsyad, tanggal 1 Juli Wawancara dengan Bapak Nur Fauzi, S.Ag, Waka Kurikulum MA Al Irsyad, tanggal 1 Juli

48 pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran ini dapat berpengaruh pada kecintaan peserta didik terhadap pelajaran yang disampaikan. 72 Pada pembelajaran akidah akhlak selain di kelas dengan penyampaian materi juga dilakukan dalam tingkah laku keseharian di dalam kelas dan di luar kelas. sehingga pendidik dalam penyampaian materi diterapkan juga bagaimana peserta didik bersikap termasuk kepada teman-teman yang ada di sekitarnya. Perilaku peserta didik dimulai sejak masuk kelas sampai di lingkungan sekolah. Untuk menanamkan perilaku yang sesuai dengan akhlak rosul maka pendidik menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, mulai dan cara berbicara, bersikap, dan berperilaku baik dengan guru ataupun dengan teman sebaya di sekolah. 73 Penerapan model tersebut diharapkan dapat mempermudah perubahan sikap para peserta didik yang kalau di lihat sekarang banyak peristiwaperistiwa yang jauh dan nilai-nilai agama dan moral, seperti pertengkaran, perkelahian dan sex bebas yang tidak terkendali dalam dunia remaja se usia anak-anak SMU/SMA. Seperti yang sudah dilaksanakan yaitu menciptakan nuansa Islami dan pengembangan kultur religi, meliputi: 1. Semua petunjuk bertuliskan bahasa arab, dan bahasa inggris semua guru dan peserta didik membiasakan sholat dzuhur, saat dzuhur dikumandangkan adzan. 2. Jamaah sholat dzuhur dilaksanakan bagi peserta didik sesuai jadwal dengan muadzin dan imam yang terjadwal. 3. Diperbanyak kaligrafi arab pada tempat-tempat tertentu. 4. Guru dan murid senantiasa mengedepankan budaya uswatun khasanah dan ibda binafsih dalam aktivitas serta pribadi yang di contoh dalam berpakaian Islami. 5. Meningkatkan budaya saling mushofahah dan ucapan salam saat berjumpa. 72 Wawancara dengan ibu Siti Muzdalifah, S.PdJ, guru Akidah Akhlak MA Al 1ya tanggal 8 Juli Wawancara dengan ibu Siti Muzdalifah, S.Pd.1, guru Akidah Akhlak MA Al Irsyad, tanggal 8 Juli

49 6. Mengedepankan budaya tebayyun dan silaturrahim dalam setiap ada permasalahan. 74 Program tersebut secara langsung atau tidak langsung sangat mendukung pembelajaran, karena dengan program tersebut di atas secara tidak langsung peserta didik akan terbiasa dengan kegiatan tersebut dan diharapkan perilaku peserta didik dapat tertata sesuai dengan nilai-nilai Islami. Telah banyak diketahui pembelajaran akidah akhlak selama ini masih berbasis hanya teori saja dan kurikulum yang diberlakukan juga lebih banyak penyampaian materi saja, pendidik akidah akhlak masih berpegang pada kurikulum tertulis saja tanpa mengembangkan sayap dan mencari solusi bagaimana agar pembelajaran akidah akhlak dapat bermanfaat pada peserta didik. 75 Adanya program tersebut secara tidak langsung MA Al Irsyad telah menerapkan hidden curriculum dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya akidah akhlak. Hidden curriculum di MA Al Irsyad bertujuan supaya peserta didik mempunyai kualitas diri karena di samping teori yang diberikan oleh pendidik di dalam proses pembelajaran di kelas juga penerapan perilaku sehari-hari peserta didik di pupuk secara kontinue. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi MA Al Irsyad Gajah Demak, yaitu: 1. Visi madrasah mewujudkan generasi Islam yang bertaqwa, berakhlakul karimah, berkualitas dan terampil. Ikhtiar madrasah untuk menuju visi yaitu membekali para peserta didik agar mampu hidup di masyarakat modem, kuat agamanya, mandiri serta terampil bermasyarakat. 2. Misi madrasah antara lain: a. Menyediakan lingkungan yang mendukung terciptanya pembelajaran yang Islami. b. Senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas madrasah. c. Memberikan modal pembelajaran yang berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi. Juni Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 6 Juni Wawancara dengan Bapak Nur Fauzi, S.Ag, Waka Kurikulum.4A Al Irsyad, tanggal 6 38

50 d. Menyelenggarakan berbagai kegiatan dan pelatihan untuk meningkatkan keahlian peserta didik. e. Berupaya keras untuk menegakkan kedisiplinan di lingkungan madrasah. Ikhtiar madrasah untuk menuju misi yaitu dengan menanamkan iman yang kuat, taat beribadah lewat semboyan dan hafalan serta amalan madrasahku IDOLAKU yakni pengelolaan madrasah berlandasan: I (Iman dan Taqwa), D (Dedikasi tinggi), L (Loyalitas tinggi), K (Keterbukaan), U (unggul dalam Prestasi) dan berupaya: 1) Meningkatkan kualitas kelembagaan sehingga misi madrasah bisa terlaksana dengan baik. 2) Meningkatkan mutu pendidikan melalui ikhtiar program pengembangan baik fisik maupun non fisik. 3) Melengkapi jurusan kebutuhan masa kini dan masukan masyarakat dan peserta didik. 4) Menanamkan 3 D (Disiplin Belajar, Disiplin Waktu, disiplin Ibadah). 76 Untuk dapat mewujudkan vlsi dan misi, MA mengadakan program tadarus Al-Qur'an. Program tadarus Al-Qur'an tersebut masuk dalam hidden curriculum. Program tadarus Al-Qur'an yang dilakukan oleh semua peserta didik guna membiasakan diri agar bacaan Al- Qur'annya lancar dan fasih karena sudah terbiasa di baca, program tersebut antara lain: 1. Pukul WIB semua peserta didik sudah masuk kelas dan membaca at Qur an bersama-sama dengan di pandu tutor sebaya mulai membaca juz satu dan kelas X dan melanjutkan bagi kelas Xl dan XII. 2. Pendidik mengampu mata pelajaran baca al Qur an menunjuk pendidik yang menjadi tutor sebaya setelah di seleksi. 76 Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 6 Juni

51 3. Setiap peserta didik memiliki al Qur an masing-masing yang diletakkan di dalam kelas. 4. Pendidik yang masuk pada jam pelajaran pertama ikut tadarus dan mendampingi di kelas. Program tersebut secara tidak langsung membuat peserta didik bias melafalkan ayat-ayat a! Qur an dengan baik. 77 Harapannya dengan setiap hari membaca al Qur an perilaku dan fikiran peserta didik dapat terjaga, sehingga orang tua tidak terlalu khawatir seperti yang telah terjadi dalam kebanyakan anak remaja, seperti tawuran, narkoba atau yang lainnya. Seseorang tanpa dibekali ilmu agama yang kuat di khawatirkan yang ditakutkan seperti yang terjadi di masyarakat akan terjadi juga pada peserta didik di MA Al Irsyad Gajah. Pengembangan pondok pesantren merupakan contoh hidden curriculum yang dilakukan di MA Al Irsyad Gajah Demak, 78 dengan maksud mengawasi peserta didik lebih dekat sehingga benar-benar kualitas yang akan dihasilkan mempunyai nilai lebih. Seperti telah diketahui pondok pesantren merupakan wadah dalam mencetak generasi muda yang mempunyai akhlakul karimah dan diharapkan dalam melakukan sesuatu selalu berpegang pada nilai-nilai ajaran Islam. Adapun pengembangan pondok pesantren Al Irsyad Gajah Demak, meliputi: 1. Peserta semua peserta didik 1akilaki yang mendaftarkan diri. 2. Para santri wajib mengikuti ekstra wajib seperti ngaji, jamaah sholat dan memilih ekstra pilihan yang dilaksanakan setelah KBM, hafalan Qur an. 3. Menggunakan ruang aula/mushola sebagai sarana belajar dan mengajar. 77 Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 6 Juni Wawancara dengan Bapak H. Fachrurrozi, S.Pd, Kepala Sekolah MA Al Irsyad, tanggal 1 Juli

52 4. Pukul WIB kajian kitab kuning dilanjutkan jama ah sholat maghrib. 5. Ba da Isya belajar (mudzakaroh) secara kelompok sesuai dengan kelas. 6. Ba da shubuh ngaji dan tadarus al Qur an. 79 Pengembangan pondok pesantren sementara hanya menerima santri putra, tetapi diharapkan dapat menjadi dasar kemajuan ke depan. Dengan peserta didik bertempat tinggal di pondok pesantren perkembangan perilaku dapat terkontrol dan pengaruh dunia globalisasi yang negatif dapat sedikit mungkin diminimalisir. 80 Lebih jelasnya, dalam pengembangan hidden curriculum tidak akan berhasil dengan baik tanpa factor-faktor pendukung di dalamnya. Faktor- faktor pendukung tersebut antara lain: 1. Pendidik atau Guru Pendidik sangat menentukan dalam pengembangan hidden curriculum akidah akhlak. Menurut Nur Fauzi latar belakang pendidikan tidak bias menjamin 100% keberhasilan dan suatu proses pendidikan itu sendiri. Misalnya seorang pendidik yang berlatarbelakang pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan semasa kuliahnya, tidak menjamin bahwa sistem pengajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas yang dipilihnya akan selalu baik. Demikian pula pendidik yang berlatarbelakang non kependidikan pun belum tentu kreatifitas mengajarnya jelak. Lebih lanjut menurut beliau, kelebihan seorang pendidik yang lulusan FKIP atau IKIP hanya pada teori mengajar yang di miliki terlebih pada penguasaan proses penyusunan program pembelajaran. Sementara untuk persoalan proses pembelajaran yang lebih berpengaruh adalah pengalaman guru yang bersangkutan Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 8 Juni Wawancara dengan Bapak H. Fachrurozi, S.Pd Kepala Sekolah MA Al Irsyad, tanggal I Juli Wawancara dengan Bapak Nur Fa, S.Ag, aka Kurikulum M2id, tanggal 1 Juli

53 Juli 2008 Senada dengan pendapat tersebut, menurut bapak Mutadi, bahwa pengalaman pendidik yang bersangkutanlah yang berpengaruh bersama terhadap proses pembelajaran. Apa yang dihadapi oleh pendidik, sama dengan apa yang dihadapi oleh para pendidik non kependidikan. Pada awalnya mereka tetap akan nervous dalam menghadapi murid. Kemudian hal ini akan berkembang terus sesuai dengan pengalaman serta keterampilan yang di terima dan dikembangkan guru. 82 Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik di lingkungan sekolah, pihak sekolah aktif mengirimkan delegasinya pada loka karya, kursus ataupun pelatihan. Pelatihan oleh pemerintah bidang pendidikan, sehingga menambah pengalaman bagi pendidik serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Hal tersebut tidak berlebihan mengingat MA Al Irsyad Gajah sebagai sekolah swasta, tentunya peningkatan kualitas pendidikan merupakan tuntutan yang harus di penuhi agar eksistensi sekolah tetap diakui oleh masyarakat maupun oleh pemerintah. 83 Pengembangan hidden curriculum dalam pembelajaran akidah akhlak menuntut kompetensi pendidik yang tinggi. Untuk dapat meningkatkan dan membiasakan kedisiplinan atau etos kerja pendidik pihak sekolah membuat peraturan yang harus di patuhi semua pendidik dalam kegiatan di sekolah antara lain: a. Agar tidak terjadi kekosongan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar disusun jadwal piket guru, dan mempunyai tanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan belajar mengajar. b. Mengurangi budaya NGOBROL antar pendidik di kantor saat ada tugas mengajar dan TERLAMBAT. c. Pendidik yang tidak masuk wajib izin dan diizinkan kepala madrasah serta memberi tugas tertulis di sampaikan kepada guru piket. 82 Wawancara dengan Bapak Mutadi, Bagian HumasAl Irsyad, tanggal 6 Juni Wawancara dengan Bapak H. Facbrurrozi, S.Pd, Kepala Sekolah Al I yad, tanggal 1 42

54 d. Dalam pergantian jam mengajar, pendidik langsung masuk ke kelas berikutnya dengan sudah membawa administrasi pelajaran yang dibutuhkan. e. Apabila masih ada pendidik di dalam kelas, di mohon untuk menunggu di dekat pintu dan tidak diperkenankan masuk kantor. 84 Kedisiplinan yang diberlakukan mulai dan pendidik, diharapkan menjadi contoh bagi para peserta didik. Dan kalau sistem peraturan tersebut dilaksanakan dengan tertib kegiatan di sekolah akan selalu bermanfaat karena tidak ada waktu yang terbuang percuma dan sia-sia. 2. Peserta Didik Komunitas peserta didik sebenarnya merupakan masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok anak didik yang saling terikat oleh tradisi dan system,. Satu gejala hidden curriculum yang menarik dalam pendidikan di madrasah Aliyah adalah motivasi orang tua dalam memasukkan anak-anaknya ke madrasah yang berbasis agama Islam. Alas an orang tua pada dasarnya cukup di terima, karena basis Islam, anak-anak mampu menguasai ilmu pengetahuan umum. Orang tua tidak menginginkan anak-anaknya tidak memperoleh dasar yang kuat dalam bidang agama, hal tersebut mengingat kondisi lingkungan sekarang yang banyak menjurus kepada pergaulan yang jauh dan nilainilai Islam seperti kriminalitas, narkoba, dan anarkis. Dengan alasan tersebut orang ma lebih banyak menjatuhkan pilihan pada Madrasah Aliyah. Sehingga anak yang bersekolah di Madrasah Aliyah mempunyai motivasi belajar yang rendah, begitu juga peserta didik yang tinggal di pesantren karena paksaan dan orang tua peserta didik malas dalam belajar. Permasalahan tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak. Di satu sisi, orang tua berkeinginan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang baik, tetapi di sisi lain 84 Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 6 Juni

55 orang ma tidak mendukung anak untuk disiplin dalam pendidikannya. Hal tersebut menjadi tugas pendidik dalam membelajarkan peserta didiknya. Penanaman akhlak yang baik dapat sedikit memberi pengertian betapa pentingnya pendidikan agama Islam. Karena akhlak merupakan pembelajaran yang efektif dalam mengubah perilaku peserta didik agar lebih menghormati orang lain. Dengan adanya hal tersebut pendidik akidah akhlak harus mengembangkan pembelajaran agar tercipta situasi pembelajaran yang bagus dan kondusif. Adapula hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak, bisa di mulai dan pendidik membiasakan diri dengan percakapan yang sopan, hubungan antar perseorangan baik dengan pendidik atau dengan teman-teman. Kedisiplinan para peserta didik sangat menentukan terciptanya situasi pembelajaran yang kondusif. 85 Pendidik akidah akhlak lebih intens dalam mengawasi peserta didiknya, pergaulan di lingkungan sekolah lebih memudahkan pendidik dalam menerapkan hidden curriculum. Metode pembiasaan dalam berakhlak selalu akan di ingat dan menjauhkan diri dan perilaku yang menyimpang. Pergaulan yang semakin pesat menyebabkan peserta didik sangat dekat dengan ha1ha1 yang berbau negatif. Seperti, berpacaran antar peserta didik dan cara berpakaian yang modelnya seperti pakaian zaman sekarang bermacam-macam model. Tetapi dengan adanya hidden curriculum pada akidah akhlak melalui metode pembiasaan dalam pembelajaran akan dapat membantu perbaikan perilaku peserta didik. 86 Interaksi peserta didik dengan para komponen pendidik (kepala sekolah, pendidik, karyawan dan lainnya) sangat terbuka. Kegiatankegiatan yang dilakukan senantiasa mendasarkan pada konsensus lewat dialog dan diskusi yang tidak harus formal, terbuka dan seimbang, 85 Wawancara dengan ibu Siti Muzdalifah, S.Pd.I, guru Akidah Akhlak MA Al Irsyad, tanggal 8uni Wawancara dengan ibu Siti Muzdalifah, S.Pd.I, guru Akidah Akhlak MA Al Irsyad, tanggal 6 Juni

56 yang saling menghormati sesuai dengan posisi masing-masing di lingkungan sekolah Strategi Pembelajaran Setiap sekolah tentu memiliki strategi yang berbeda dalam mempersiapkan segenap komponen yang berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan pendidikannya. Sekolah akan berusaha memerikan yang terbaik bagi peserta didiknya sebagai subjek didik. Usaha yang dilakukan akan terasa bermakna apabila mempertimbangkan kepentingan peserta didik di masa yang akan datang. Strategi ini bisa meliputi proses penentuan kebijakan-kebijakan pendidikan yang dijalankan. Penyusunan kurikulum, penentuan kelas serta proses pembelajaran di kelas dan guru memegang sentral sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum. Sebagaimana diketahui, MA Al Irsyad Gajah memberikan materi pelajaran agama yang lebih dijabarkan secara terperinci seperti Qur an hadits, fiqih, akidah dan akhlak, bahasa arab, SKI, dan tambahan pada muatan lokal yang meliputi nahwu/balaghoh, baca al Qur an, ushul fiqih, kitab kuning, khitobah dan aswaja. Mata pelajaran muatan lokal masuk dalam raport yang berbentuk nilai kuantitatif pada kolom muatan lokal. 88 Dalam meningkatkan keterampilan anak dalam bidang agama, di MA Al Irsyad Gajah mempunyai ekstra kurikuler dalam rangka pengembangan potensi bakat dan minat, seperti ekstra kurikuler seni baca a! Qur an, dan rebana modern. 89 Melakukan pengaturan penempatan kelas yang tidak sembarangan pada peserta didik, penempatan kelas dengan baik akan mempengaruhi situasi pembelajaran. Madrasah melakukan penempatan kelas bagi peserta didik secara heterogen. Dengan latar Juni Wawancara dengan Bapak Mutadi, Bagian Hum I Irsyad, tanggal 6 Juni Dokumen Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah Demak pada tanggal 6 Juni Wawancara dengan Bapak Subkhan, S.Ag, Kesiswaan MA Allrsyad, pada tanggal 8 45

57 belakang peserta didik yang bermacam-macam tersebut akan menjadikan pendidik semakin tertantang untuk mampu menyampaikan materi yang dapat di terima dengan baik oleh seluruh anggota kelas. Semakin heterogen peserta didik, pendidik di tuntut untuk mampu mencari solusi terbaik dalam penyajian bahan pelajaran. Kelas yang heterogen juga bisa menutup kelebihan dan kepandaian tertentu sejumlah siswa dalam kelas, serta mengantisipasi timbulnya rasa rendah diri pada anakanak yang memiliki kemampuan pas-pasan, karena anak tidak merasa dinomorduakan. 90 Pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak meliputi segala kegiatan yang dilakukan peserta didik. Pada waktu pembelajaran akidah akhlak dan kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak seperti muatan lokal, kegiatan keagamaan, dan kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak dimaksudkan untuk lebih mengarahkan perilaku peserta didik agar terarah sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Dan yang terpenting peran hidden curriculum yaitu sebagai pelengkap kurikulum akidah akhlak yang berlaku atau kurikulum tertulis, yang lebih banyak menekankan pada teori saja. Tetapi dengan pengembangan hidden curriculum hash yang diperoleh dan proses pembelajaran akidah akhlak lebih di rasakan baik oleh pendidik, peserta didik, dan orang tua serta masyarakat pada umumnya. C. Pengembangan Evaluasi Hidden Curriculum Pembelajaran Akidah Akhlak Di MA Al Irsyad Gajah Demak Evaluasi merupakan bagian dan sistem pembelajaran. Bentuk evaluasi dapat berupa tertulis maupun tidak tertulis. Dalam model pengembangan hidden curriculum pembelajaran akidah akhlak, tidak ada aturan khusus, hal 90 Wawancara dengan ibu Siti Muzdalifah, S.Pd, guru Akidah Akhlak MA Al lrsyad, tanggal 6 Juni

58 tersebut seharusnya berlaku pada kurikulum sekarang, karena sangat sulit menilai akidah akhlak seseorang. Untuk itu evaluasi yang dilakukan hanya berdasarkan penilaian masyarakat, apakah peserta didik selama mengalami proses pembelajaran akidah akhlak ada perubahan sikap, meskipun tidak secara total, dan yang perlu digarisbawahi setelah proses pembelajaran ada perubahan yang perlahan-lahan membaik, sehingga budaya kenakalan remaja dapat sedikit hilang diimej masyarakat khususnya orang tua. 91 Adapun Hidden curriculum akidah akhlak yang diterapkan di MA Al- Irsyad gajah antara lain: 1. Kedisiplinan Sikap kedisiplinan yang diterapkan di MA Al-Irsyad dimulai dan cara berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam serta dimulai dan tata cara masuk kelas yang semua peserta didik harus melepas sepatu sebelum masuk kelas untuk melatih peserta didiknya lebih lanjut setelah doa belajar ada pembacaan asmaul husna dan membaca al-qur an. Peserta didik harus sudah di dalam kelas sebelum pendidik datang sehingga sebelum pelajaran dimulai semuanya sudah tertib dan rapi. Peserta didik yang akan keluar kelas harus dengan diharapkan izin pendidik dan peserta didik tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Dengan adanya kedisiplinan yang diterapkan sejak masuk sekolah di MA Al-Irsyad akan berlanjut ke jenjang sampai peserta didik lulus serta dapat diterapkan di rumah atau masyarakat. 2. Komunikasi Hubungan yang terjalin di sekolah sudah dimulai sejak peserta didik masuk yaitu dengan bimbingan konseling yang diberikan secara kontinu. Dalam keseharian komunikasi yang terjadi tidak hanya masalah pelajaran tetapi juga masalah perkembangan peserta didik. Pendidik dalam berhubungan dengan peserta didik ada etika tersendiri yaitu apabila ada peserta didik yang akan berbicara dengan pendidik harus dengan kata-kata yang sopan dan kebanyakan memakai Juni Wawancara dengan Bapak Subhan, S.Ag. Waka Kesiswaan MA Al Irsyad, tanggal 8 47

59 bahasa krama meskipun selanjutnya memakai bahasa Indonesia. Dalam menjawab pertanyaan dan peserta didik, pendidik juga dengan bahasa yang mudah dimengerti dan harus menjaga hubungan baik antara pendidik dan peserta didik. 92 Komunikasi yang terjadi di MA Al-Irsyad antara pendidik, peserta didik, dan komponen sekolah lainnya sangat komunikatif dan terbuka untuk menciptakan suasana kondusif dalam pembelajaran. 3. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler di antaranya pramuka, PMR, menjahit, rebana modem, taekwondo, bola voly, teater dan otomotif. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik, khususnya dalam hal kemandirian sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ekstra peserta didik mempunyai nilai lebih dan setelah lulus nantinya dapat berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Kegiatan ko-kurikuler yang berlangsung di MA Al-Irsyad lebih mengarah pada keagamaan yang biasanya dilakukan menjelang tes atau ujian sekolah, selain itu yang terpenting yaitu adanya hafalan juz amma yang menjadi nilai lebih bagi peserta didik disamping tadarus al-qur an setiap masuk kelas. Harapan sekolah dengan adanya ekstrakurikuler peserta didik lebih siap terjun di masyarakat termasuk ekstrakurikuler menjahit dan otomotif, sekolah benarbenar mempersiapkan bekal yang cukup untuk peserta didiknya Pembiasaan Proses pembelajaran penuh dengan pembiasaan yang mempunyai tujuan agar peserta didik mempunyai akhlak yang baik di antaranya shalat dhuhur berjamaah yang wajib dilaksanakan peserta didik. Dengan kegiatan diharapkan akan mempunyai efek yang positif di lingkungan luar sekolah. 92 Wawancara dengan Bapak Subhan, S.Ag. Waka Kesiswaan MA Al Irsyad, tanggal 8 Juni Wawancara dengan Bapak Subhan, S.Ag. Waka Kesiswaan MA Al Irsyad, tanggal 8 Juni

60 sopan. 94 Perilaku yang dilakukan oleh pendidik diharapkan dapat dicontoh Selain shalat berjamaah dan tadarus yang dilakukan setelah baru masuk, sehingga setelah lulus dan MA Al-Irsyad Gajah peserta didik sudah hafal juz Amma dan fasih membaca asmaul husna. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar peserta didik mempunyai bekal cukup dalam hal keagamaan dan dapat menghindari diri dan perbuatan yang tidak baik. 5. Keteladanan Sikap keteladanan dimulai dan para pendidik yang memberi contoh cara bersikap, seperti waktu berangkat sekolah pendidik datang lebih awal sehingga peserta didik dapat mencontoh pendidik. Selain itu juga dalam bertutur kata pendidik membiasakan diri dengan ucapan yang baik dan oleh peserta didik dan dapat dipraktekkan di lingkungan masyarakat dan menjadi bekal di masa depan. Pengembangan evaluasi hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di lihat dari tingkah laku keseharian peserta didik dan dengan bantuan pendidik bimbingan konseling peserta didik diberikan bimbingan dan diharapkan peserta didik bercerita perubahan apa saja dengan proses pembelajaran akidah akhlak yang selama ini di alami oleh peserta didik. Dengan adanya konseling tersebut pendidik akan mengetahui apa yang di alami oleh peserta didik dan kalau belum ada perubahan atau masih sama perilakunya, pendidik bisa melakukan perubahan metode atau strategi pembelajaran, sampai terjadi adanya perubahan pada peserta didik. 1 Juli Wawancara dengan Bapak Nur Fauzi, S.Ag, Waka Kurikulum MA Al Irsyad, tanggal 49

61 BAB IV ANALISIS MODEL PENGEMBANGAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MA AL IRSYAD GAJAH DEMAK Sebelum melakukan analisis, kembali ke pengertian akidah akhlak yaitu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan dan pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, dan pembiasaan. Dalam masyarakat majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk dapat mengembangkan hidden curriculum dibutuhkan peran berbagai pihak, dimulai dan peran kepala sekolah, pendidik dan lingkungan sekolah. Peran kepala sekolah semakin sentral terutama menentukan kebijakan pengembangan sekolah di masa akan datang dan menyiapkan kualitas peserta didik yang berkompeten memasuki dunia kerja. 95 Mengembangkan hidden curriculum akidah akhlak di MA Al Irsyad Gajah Demak kepala sekolah sangat antusias menerapkan perilaku yang akan di contoh peserta didiknya, hal tersebut dibuktikan dan ketertiban yang tercipta baik di lingkungan sekolah dan di dalam kelas, selain itu kepala madrasah mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh dalam kaitannya dengan perencanaan program madrasah, pembelajaran, pengelolaan sarana dan sumber belajar, pelayanan peserta didik, hubungan sekolah dengan masyarakat dan menciptakan iklim di madrasah. Dengan demikian, visi, misi, tujuan dan sasaran madrasah dapat tercapai. Untuk meningkatkan mum pembelajaran madrasah oleh kepala sekolah guru diberi kewenangan mengembangkan kurikulum yang sudah ada sehingga 95 Dokumen MA Al-Iryad Gajah Demak 50

62 potensi yang ada pada peserta didik muncul. Selain itu guru juga diberi keleluasaan untuk berkreasi dalam mengolah pembelajaran baik dalam pengembangan kompetensi, pengembangan materi pembelajaran, pemilihan strategi pembelajarannya maupun dalam pemilihan sistem penilaian agar menjadi inovatif dan dinamis. Serta memberikan kesempatan se1uas1uasnya kepada pendidik akidah akhlak untuk melakukan kontekstualisasi dengan memperhatikan karakteristik peserta didik. 96 Pada hakikatnya penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang dan satuan pendidikan di tentukan oleh faktor pendidik. Dalam pengembangan hidden curriculum kreatifitas pendidik sangat dibutuhkan, karena pendidik sebagai sumber yang di tim peserta didik. Segala tingkah laku yang berkenaan dengan akidah akhlak sangat atau harus di miliki oleh seorang pendidik. Sehingga peserta didik akan memperoleh hasil pengembangan hidden curriculum tidak salah jalan. Hidden curriculum yang dikembangkan di MA Al Irsyad Gajah Demak masih banyak perlu dukungan dan berbagai pihak agar dapat terlaksana dengan baik. Kalau di lihat dan mutu sudah cukup bagus, apalagi menyandang madrasah terakreditasi A. Adapun yang perlu diperhatikan adalah hubungan antar para komponen pendidik di sekolah yang masih diperbaharui atau perbaikan. Hal tersebut dapat mempengaruhi iklim dalam pengembangan hidden curriculum. Harapan untuk menciptakan suasana yang baik sehingga pengembangan hidden curriculum dapat terlaksana dibutuhkan peran dan berbagai elemen di madrasah. 97 Kalau di lihat dari kurikulum yang sudah ada materi pembelajaran agama islam yang mendukung hidden curriculum akidah akhlak sudah cukup membantu dalam pengembangan hidden curriculum seperti adanya pelaksanaan khitobah, kitab kuning, nahwu shorof, balaghoh, hafalan al qur an dan ke-nuan. Semua mata pelajaran tersebut dapat menjadi pembiasaan pada diri peserta didik untuk lebih mendalami agama islam dan dapat memupuk rasa keislaman. Karena 96 Wawancara dengan Bapak H. Fahrurrozi, S.Pd. Kepala Sekolah MA Al-Irsyad Gajah Demak, tanggal 1 Juli Wawancara dengan Bapak H. Fahrurrozi, S.Pd. Kepala Sekolah MA Al-Irsyad Gajah Demak, tanggal 1 Juli

63 pembelajaran akidah akhlak sendiri yaitu menciptakan peserta didik yang mampu meyakini apa yang telah di yakini yaitu al islam dan dapat merealisasikannya dalam kehidupan nyata. Metode yang digunakan pendidik dalam mengembangkan hidden curriculum akidah yaitu dengan metode pembinaan kesadaran beragama dan bimbingan serta latihan dan pendidik seiring dengan perkembangan peserta didik, dengan adanya hat tersebut peserta didik dapat memahami agama dan menjalankannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di agama islam. Di MA Al Irsyad Gajah sedikit telah membantu terlaksananya program diatas dengan cara melakukan sholat berjamaah dan melafalkan ayat-ayat al qur an pada setiap pagi anak-anak sudah masuk kelas tetapi yang masih perlu ditertibkan adalah kurangnya tugas-tugas tersebut. Hal tersebut dikarenakan kurang tugasnya pendidik kepada peserta didik yang terlambat berangkat sekolah dan terlambat dalam sholat berjamaah. Hidden curriculum akhlak pendidik harus benarbenar mempunyai wibawa dan kredibilitas yang tinggi dalam proses pembelajaran akidah akhlak, selain hal tersebut juga harus mempunyai metode atau strategi supaya peserta didik benarbenar memahami apa yang baik dilakukan dan apa yang tidak baik dilakukan. Ada yang biasa dilakukan pendidik akidah akhlak yaitu: 1. Metode Keteladanan Peserta didik biasanya mempunyai kecenderungan atau sifat meniru yang sangat besar, maka metode keteladanan atau biasa disebut uswatun khasanah sangat menentukan akhlak peserta didik, di madrasah peserta didik cenderung terpengaruh oleh pendidiknya. 98 Dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan lingkungan madrasah pendidik harus benar-benar menjaga sikap. Sikap tersebut bisa di mulai dan ketertiban waktu. Apabila pendidiknya berangkat terlambat secara tidak langsung peserta didik akan meniru atau mengkritik perilaku pendidik tersebut. Dengan pengembangan hidden curriculum sebisa mungkin menjaga tingkah laku dan benar-benar membawa Wawancara dengan Bapak Subhan, Waka Kesiswaan MA Al-Irsyad, tanggal 8 Juni 52

64 suasana di lingkungan madrasah menjadi baik sehingga peserta didik akan bersikap lebih ke arah positif. 2. Metode Pembiasaan Kebiasaan mengambil peran penting dalam membentuk pribadi seseorang menjadi lebih baik atau tidak baik, banyak contoh pola kehidupan yang terjadi dalam keluarga menjadi dasar-dasar pembentukan pola kehidupan anak selanjutnya. Seperti yang terjadi di pondok pesantren. Kalau dan rumah sudah mempunyai akhlak yang kurang baik dan sudah menjadi kebiasaan di rumah bersikap tidak sopan atau kurang menghargai sesama teman, hal tersebut akan di bawa sampai di pondok pesantren. Maka dari itu pendidik harus benar-benar merubah secara perlahan agar ada perubahan. Di pondok pesantren perilaku individu bisa di kontrol tetapi dalam madrasah tidak bisa di kontrol satu per satu individu. Dengan adanya pembiasaan tersebut diharapkan akan mengubah kebiasaan yang tidak baik sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Rasulullah. 99 Di MA Al Irsyad Gajah Demak pengembangan hidden curriculum lebih ditekankan pada akhlak. Hal tersebut dilihat dan situasi di lapangan yang mengarahkan para peserta didiknya untuk lebih berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama islam pembelajaran akidah akhlak tersebut lebih mengarah pada nilai-nilai moral berlaku. Dengan pengembangan hidden curriculum diharapkan dapat membentuk sikap hati dan melatih kehendak subjek didik untuk membiasakan diri bertindak sesuai prinsip, norma, dan aturan moral yang berlaku dalam masyarakatnya dengan kata lain pembelajaran ini memiliki aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Diharapkan dalam pengembangan hidden curriculum ini tidak jatuh kedalam proses indoktrinasi sistem tingkatan sosial. Dalam nilai-nilai moralnya. Tetapi mengembangkan otonomi subjek didik, maka pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak ini perlu menumbuhkan sikap kritis dan reflektif dalam diri subjek didik atas praktik Wawancara dengan Bapak Subhan, Waka Kesiswaan MA Al-Irsyad, tanggal 8 Juni 53

65 yang terjadi berdasarkan sistem nilai dan pola perilaku yang umum berlaku dalam masyarakatnya. Pendidik juga membantu peserta didik melakukan tindakan4indakan terpuji yang belum pernah diajarkan oleh orang tua. Meskipun di MA Al Irsyad Gajah demak ada pondok pesantren yang hanya menerima peserta didik laki-laki tetapi harapannya dapat menunjang pengembangan hidden curriculum. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang bertempat tinggal di pondok pesantren lebih banyak memperoleh pelajaran-pelajaran berharga dan kehidupan yang dijalankan selama dalam pondok pesantren. Kehidupan di pondok pesantren mengharuskan para penghuninya mempunyai perilaku yang baik dan dapat diterapkan nantinya dalam diri sendiri dan orang lain. Pada kenyataannya peserta didik tidak berhasil dalam menyerap dan mengaplikasikan nilai-nilai akhlak yang dicontohkan peserta didik. Hal tersebut dikarenakan dalam kenyataannya peserta didik hanya melakukan pendidik tanpa disertai kesadaran pribadi mengapa peserta didik melakukannya atau melakukannya hanya karena diperintahkan atau diwajibkan oleh figur otoritas yang ditakutinya, yaitu pendidik akidah akhlak. Hal tersebut juga terjadi pada peserta didik yang tinggal di pondok pesantren. Peserta didik bersikap sopan apabila masih di lingkungan pondok pesantren tetapi kalau sudah keluar dan pondok pesantren akan bersikap sebaliknya. Sebenarnya kalau disadari dalam sebuah institusi pendidikan tanggung jawab pembentukan akhlak akhirnya tidak terletak pada satu prosedur atau kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, tetapi terletak pada pendidik. Untuk lebih mensukseskan pengembangan hidden curriculum diharapkan adanya lingkungan yang kondusif seperti kebersamaan, hubungan personel antara peserta didik dan pendidik dapat berkembang. Tanpa persahabatan ragam itu kesadaran akan nilai-nilai akhlak yang ditanamkan pendidik ke peserta didik mustahil tercapai. Perlu ditekankan, seorang 54

66 pendidik harus mengenal para peserta didik terlebih dahulu. Dianjurkan pendidik berkenalan baik dan para peserta didik. 100 Pengembangan hidden curriculum membutuhkan peran aktif pendidik agar tercipta pembelajaran akidah akhlak. Pendidik perlu mengetahui latar belakang keluarga para pendidik. Ketika proses pembelajaran pendidik harus sabar dalam menunjukkan kesalahan-kesalahan peserta didik, mampu mencari waktu yang tepat untuk menegur peserta didik. Lebih cepat memuji daripada mencela. Bila teguran diperlukan, tidak pernah dengan nada membenci. Suasana akrab yang di ciptakan lewat pergaulan di kelas akan membantu. Beberapa butir nasehat ini dimaksudkan untuk menggarisbawahi konsep hakiki komunitas sekolah dan peran pendidik sebagai yang paling menentukan. Teladan pribadi pendidik lebih penting sebagai sarana guna membantu peserta didik berkembang lebih pada bidang nilai dan pada pelajaran atau uraian. Dalam komunitas sekolah pendidik akan mempengaruhi pembentukan watak secara positif atau negatif lewat hidupnya sendiri sebagai teladan. Diantara model pengembangan hidden curriculum dalam pembelajaran akidah akhlak yaitu menggunakan model terintegrasi semua bidang studi, maka semua pendidik adalah pengajar nilai-nilai akhlak tanpa kecuali. Kelebihan model ini adalah pendidik ikut bertanggung jawab dan pembelajaran tidak selalu bersifat informatif, kognitif melainkan bersifat terapan pada tiap bidang studi. Perlu digarisbawahi model ini bisa dilakukan di luar jam pelajaran. Model ini lebih mengutamakan pengolahan dan penanaman akhlak melalui suatu kegiatan untuk membahas dan mengupas nilai-nilai akhlak. Peserta didik mendalami nilai-nilai akhlak melalui pengalaman-pengalaman konkret, sehingga nilai-nilai tersebut tertanam dan terhayati dalam hidupnya. Pengembangan Hidden Curriculum di MA Al-Irsyad Gajah di antaranya: Wawancara dengan Bapak Nur Fauzi, Waka Kurikulum MA Al-Irsyad, tanggal 8 Juni 55

67 1. Sikap kedisiplinan Sikap kedisiplinan yang diterapkan di MA Al-Irsyad Gajah dimulai dan cara berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam serta dimulai dan tata cara masuk kelas yang semua peserta didik harus melepas sepatu sebelum masuk kelas. 101 Hal ini untuk melatih peserta didiknya lebih lanjut. Setelah doa belajar ada pembacaan asmaul husna dan membaca al-qur an. Pendidik dalam berhubungan dengan peserta didik ada etika tersendiri yaitu apabila ada peserta didik yang akan berbicara dengan pendidik harus dengan kata-kata yang sopan dan kebanyakan memakai dengan bahasa krama meskipun selanjutnya memakai bahasa Indonesia. Dalam menjawab pertanyaan dan peserta didik, pendidik juga menjawab dengan bahasa yang mudah dimengerti dan harus menjaga hubungan baik antara pendidik dan peserta didik. Kegiatan ekstra di antaranya pramuka, PMR, menjahit, rebana modem, taekwondo, bola voly, teater dan otomotif. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik, khususnya dalam hal kemandirian. Adanya hafalan juz Amma yang menjadi nilai lebih bagi peserta didik disamping tadarus al-qur an setiap masuk kelas. Dalam proses pembelajarannya penuh dengan pembiasaan yang mempunyai tujuan agar peserta didik mempunyai akhlak yang baik, di antaranya shalat dhuhur berjamaah yang wajib dilakukan peserta didik, diharapkan akan mempunyai efek yang positif di lingkungan luar sekolah. Sikap keteladanan dimulai dan para pendidik yang memberi contoh cara bersikap seperti waktu berangkat sekolah pendidik datang lebih awal sehingga peserta didik dapat mencontoh pendidik. Selain itu juga dalam bertutur kata pendidik membiasakan diri dengan ucapan yang baik dan sopan. Pengembangan hidden curriculum dalam aqidah akhlak diharapkan dapat memberikan efek positif pada peserta didik. Untuk bekal masa depan di masyarakat sehingga terhindari dan hal-hal yang bersifat negatif Wawancara dengan Bapak Nur Fauzi, Waka Kurikulum MA Al-Irsyad, tanggal 8 Juni 56

68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dalam rangka pembahasan skripsi berjudul Mode Pengembangan Hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di MA Al Irsyad Gajah Demak dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Hidden curriculum pembelajaran akidah akhlak di MA Al Irsyad Gajah Demak dan menutup kekurangan kurikulum akidah akhlak yang selama ini masih bersifat teori, dengan menggunakan model terintegrasi dengan bidang studi lain dan performance pendidik yang telah di tentukan diharapkan dalam diri peserta didik tertanam nilai-nilai akhlak yang baik. Penerapan hidden curriculum lebih dilaksanakan atau dikembangkan dalam kegiatan peserta didik di luar kelas. Untuk peserta didik laki-laki dapat juga dilakukan di dalam pondok pesantren, sehingga diharapkan dapat terbentuk nilai-nilai akhlak yang sesuai dengan ajaran islam. Peran pendidik sangat diperlukan yaitu dengan cara memberikan contoh dalam setiap perilakunya. Dengan pendidik mengetahui latar belakang peserta didik akan lebih mudah memberikan arahan-arahan ke hal-hal yang bersifat positif. Karena perlu diketahui hidden curriculum ada yang bersifat negatif. Sehingga cara yang efektif hal-hal yang negatif dengan cara penanaman secara perlahan-lahan. Dan melakukan teguran kepada peserta didik dengan cara sehalus mungkin tidak memojokkan peserta didik. Dan pendidik harus selalu berpikiran positif pada diri peserta didik B. Saran-Saran Saran yang dimaksud adalah sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan dalam pengembangan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di MA Al Irsyad Gajah Demak. Saran-saran tersebut adalah: 57

69 1. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran diharapkan lebih pro aktif dalam berhubungan dengan peserta didik dan memberikan contoh secara nyata penerapan hidden curriculum dalam pembelajaran akidah akhlak. 2. Pendidik akidah akhlak diharapkan dapat lebih melakukan pembiasaan sikap yang mengarah kepada hal-hal yang positif dan lebih berhati-hati dalam bersikap sehingga dapat mencerminkan nilai-nilai akhlak yang baik. Tanpa meninggalkan nilai-nilai ajaran islam. 3. Pengembangan hidden curriculum ini lebih ditekankan pada akhlak saja. Sedangkan kalau di lihat efektifnya seharusnya akidah juga diperlukan guna menunjang akhlak peserta didik. Jadi diharapkan dalam pengembangan hidden curriculum menekankan akidah akhlak sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. C. Penutup Puji syukur alhamdulillah rabb al- amin, hanya Allah SWT yang berhak memperoleh pujian atas limpahan nikmat, hidayah, taufik serta inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada banyak pihak yang telah mendukung dan membantu dengan tulus ikhlas dalam menyusun skripsi ini semoga memperoleh imbalan yang berlipat dan menjadi amal shaleh di sisi Allah SWT. Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin, namun skripsi yang penulis susun masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Oleh karenanya, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dan siapa saja demi terwujudnya kebaikan skripsi ini. Semoga atas izin Allah SWT penyusunan skripsi ini membawa manfaat yang berlimpah bagi penulis pada khususnya dan semua pembaca pada umumnya. 58

70 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta, Budiningsih, C. Asri, Pembelajaran Moral, Jakarta: Rineka Cipta, Dep. Dik Nas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed ke-3, Jakarta: Balai Pustaka, Depag RI, Al Qur an dan Terjemahannya Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran, Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, cet.2. Ibrahim, Abdul Alim dalam Al Mumakhat, Al Lati Al Mudaris Al Lughot Al Arobiyah, Dahar: Maarif, tth. Langgulung, Hasan, Asas-asa Pendidikan Islam, Jakarta: Al Husna: M. Echols, John, dan Hasan Sadili, Kamus Inggris Indonesia (dan Inggris Indonesia Dictionari), Jakarta: Gramedia, Majid, Abdul dan Dian Andayani, PAI Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosda Karya, Moleong, Lexy J., Metodologi Peneleitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, Mulyasa, E., KBK, Bandung: Remaja Rosda Karya, Munawir, Ahmad, Warson Kamus Al Munawir, Yogyakarta: Pustaka Progresif, Muslam, Pengembangan Kurikulum, Teoritis dan Praktis Semarang: PKP 12, Nasution, S., Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara,

71 Nurgiyantoro, Burhanuddin, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, Yogyakarta: BPFE, Olivia, Peter F, Developing and Development Curriculum, New York: Harcourt Brace Javanovich Publishers, Pratt, David, Design and Development Curriculum, New York: Harcourt Brace Javanovich Publishers, Rianto, Yatim, Metodologi Peneltian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, Surabaya: SIC Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Sudjana, Nana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Offset, Sudjana, Nana, Dasar-Dasar PBM, Bandung: Sinar Baru Algesindo, Syarif, A. Hamid Pengembangan Kurikulum, Surabaya: Bina Ilmu, Taimiyah, Ibnu, al Aqidat al-wastiyah, Beirut: Dar al Arabiyah, tth. Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Semarang, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Tim Redaksi Maarif Press, Himpunan KTSP, Semarang: PWLP Maarif NU Jawa Tengah, UU Sis. Pen. Nas No. 20 Tahun 2003, Yogyakarta:Media Wacana Press, Walgito, Bima, Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset, Widiastono, Tony D., (ed), Pendidikan Manusia, Jakarta: Buku Kompas,

72 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama : Nuuriya Shofa 2. Tempat & Tanggal Lahir : Demak, 10 Agustus NIM : Alamat Rumah : Ds. Gajah RT 05 RW 05 Gajah Demak HP : B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal : a. SD N 01 Gajah Demak lulus tahun 1998 b. MTs Al Irsyad Gajah Demak lulus tahun 2001 c. MA Al Irsyad Gajah Demak lulus tahun 2004 d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2004 Semarang, Mei 2011 Nuuriya Shofa NIM:

73 62

74 63

75 64

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata sekolah, asosiasi orang langsung terarah pada istilah-istilah seperti ijazah, lulus, tidak lulus, naik, tidak naik, rapor, mata pelajaran dan lain-lain.

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009.

MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009. MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk menjamin. prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk menjamin. prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia untuk memiliki suatu pengetahuan tertentu. Peranan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi terhadap pencapai belajar siswa adalah kegiatan wajib bagi setiap guru atau pengajar. Dikatakan wajib karena pengajar dapat menginformasikan kepada

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memeperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme guru berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern, hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilaksanakan secara teratur dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui latihan agar mereka dapat berperan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari makna lazimnya, pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge dari seorang guru kepada murid, namun ketika dicermati dari subtansi pendidikan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar. Pendidikan di sekolah mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam sebagai suatu disiplin ilmu, mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat mungkin berbeda sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam suatu lembaga, maka diperlukan kerja yang sungguh-sungguh serta berdasarkan peraturan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari

BAB I PENDAHULUAN. Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Cita-cita ini ditindaklanjuti dengan menempatkan pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA CHARTA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (STUDI KOMPARASI ATAS HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI MAN KENDAL TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu hal yang sangat mendasar bagi suatu bangsa karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian.

BAB III METODE PENELITIAN. dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekaan kualitatif dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bentuk pemberdayaan potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk perkembangan tersebut. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam sebuah kehidupan. Hasbullah mengatakan Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif- Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi. subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi. subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan juga menjadi tolak ukur kemajuan yang menjadi cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Untuk itu, masalah pendidikan sejak dahulu hingga sekarang mendapat perhatian sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua

Lebih terperinci

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas manusia yang senantiasa tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan. Disadari atau tidak dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju dewasa, interaksi sosial diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan IPTEK yang terus menerus berkembang membawa manusia pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus mengembangkan diri agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era informasi dan komunikasi yang kian maju telah mempengaruhi kehidupan manusia di segala bidang tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah negara. 2 Sementara fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut the process of training and developing the knowledge,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pendidikan memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pengertian modern, kurikulum meliputi segala aspek kehidupan dan lapangan hidup manusia dalam masyarakat modern ini yang dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan, karena manusia tidak bisa menjalankan kehidupannya secara normal tanpa memiliki pendidikan. Dengan pendidikan, maka manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari pendidikan. Baik secara informal atau non formal, seperti pendidikan dalam lingkungan keluarga. Di samping secara formal, seperti di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah benar. 1 Khusus kemampuan menulis al-qur an bagi anak merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baca Tulis Al-Qur an (BTQ) adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi suatu bangsa, peningkatan kualitas pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas pertama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, sebab hanya manusia

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun

Lebih terperinci